• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL ZMIJEWSKI (X-SCORE) DAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) DALAM MEMPREDIKSI GEJALA FINANCIAL DISTRESS (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN MODEL ZMIJEWSKI (X-SCORE) DAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) DALAM MEMPREDIKSI GEJALA FINANCIAL DISTRESS (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL ZMIJEWSKI (

X-SCORE

) DAN

MODEL ALTMAN (

Z-SCORE

) DALAM MEMPREDIKSI GEJALA

FINANCIAL DISTRESS

(Studi Pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya yang

Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

BAHTIAR FERDIYANTO

NIM: 201010170311140

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat

dan ridho-Nya lah, sehingga skripsi dengan judul: ANALISIS PERBANDINGAN

MODEL ZMIJEWSKI (X-SCORE) DAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE)

DALAM MEMPREDIKSI GEJALA FINANCIAL DISTRESS (Studi Pada

Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya yang Terdaftar di BEI

Tahun 2009-2012) ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa

terlimpah kepada rasul kita yang telah menyampaikan risalah kebenaran,

Rasulullah Muhammad SAW, juga bagi keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya

hingga akhir zaman nanti.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

guna menyelesaikan studi pada program strata satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Malang. Penyusunan skripsi ini

telah memberikan penulis suatu pelajaran hidup, bahwa setiap masalah yang

dihadapi harus dirubah menjadi sebuah tantangan yang harus dilewati. Penulis

berharap, skripsi ini dapat memberikan inspirasi bagi penulis sendiri dan para

pembaca untuk terus menghasilkan karya dalam bentuk tulisan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian

(4)

v

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap. selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Siti Zubaidah., M.M., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Dr. Ahmad Juanda, MM., Ak. Selaku Dosen Pembimbing I dan Drs.

A.Waluyo Jati, MM. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu serta dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Adi Prasetyo, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik Kelas

C angkatan 2010 yang telah banyak membantu peneliti dalam kegiatan

akademik.

6. Segenap Ibu dan Bapak Dosen Fakultas Ekonommi khususnya Program Studi

Akuntansi dan Staf Tata Usaha FEB-UMM atas didikan dan bimbingannya

selama peneliti menempuh studi.

7. Papa dan mama tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat,

motivasi dan do’a yang selalu menyertai penulis dalam menempuh studi.

8. Terimakasih untuk sahabat-sahabatku Rizky Dwi Hernanda, Maya Anggita

dan Meylanti Ritex atas waktu yang sangat berharga yang telah kalian

luangkan untuk kebersamaan ini. Ingatlah perpisahaan ini bukan akhir dari

(5)

vi

9. Terimakasih untuk seluruh teman-teman Jurusan Akuntansi Angkatan 2010

yang telah bersama-sama menitih ilmu tanpa lelah untuk masa depan yang

lebih baik di kampus tercinta Universitas Muhammadiyah Malang.

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang

telah peneliti sampaikan dalam skripsi ini dan semoga penulisan skripsi ini

bermanfaat bagi peneliti khususnya dan semua pihak pada umumnya. Akhirnya,

saran dan kritik yang membangun selalu peneliti harapkan dalam rangka

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Malang, 15 Februari 2014

Penulis

(6)

viii DAFTAR ISI

Halaman

SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KARTU KENDALI BIMBINGAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAKSI... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Literatur Review/Tinjauan Pustaka ... 11

1. Laporan Keuangan ... 11

(7)

ix

3. Analisis Ratio Keuangan ... 24

4. Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan ... 29

5. Prediksi Kebangkrutan ... 34

C. Kerangka Pikiran ... 39

BAB III. METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian... 42

C. Populasi dan Sampel... 46

D. Jenis dan Sumber Data ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

F. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Gambaran Umum Penelitian ... 51

B. Kondisi Keuangan Perusahaan pertambangan ... 51

C. Penerapan Model Zmijewski (X-Score) pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya. ... 57

1. PT Aneka Tambang (Persero), Tbk. ... 58

2. PT Cita Mineral Investindo, Tbk. ... 59

3. PT Central Omega Resources, Tbk. ... 60

4. PT Vale Indonesia, Tbk ... 61

5. PT Timah (Persero), Tbk. ... 62

(8)

x

D. Penerapan Model Altman (Z-Score) pada Perusahaan Pertambangan

Logam dan Mineral Lainnya. ... 64

1. PT Aneka Tambang (Persero), Tbk. ... 65

2. PT Cita Mineral Investindo, Tbk. ... 66

3. PT Central Omega Resources, Tbk. ... 67

4. PT Vale Indonesia, Tbk. ... 68

5. PT Timah (Persero), Tbk ... 69

6. PT SMR Utama, Tbk. ... 70

E. Perbandingan Model Zmijewski dan Model Altman ... 71

1. PT Aneka Tambang (Persero), Tbk. ... 74

2. PT Cita Mineral Investindo, Tbk. ... 74

3. PT Central Omega Resources, Tbk. ... 75

4. PT Vale Indonesia, Tbk. ... 75

5. PT Timah (Persero), Tbk. ... 76

6. PT SMR Utama, Tbk. ... 76

F. Interpretasi Hasil Penelitian ... 77

BAB V. PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Altman., Edward I., 1968. Financial Ratio, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance, Vol. XXIII No. 4, pg. 589-609.

Beaver. 1966. Financial Ratios as Predictor of Failare, Empirical Research in Accounting: Selected Studies Suplement, Jurnal Of Accounting Research, Vol.5.

Brigham, Eugene F. 1993. Gapenski, Intermediate Financial Management, Third Edition, The Dydren Press, Chicago,

Dyah Ayu Novitasari. 2007. Analisis Diskriminan dengan Model Zavgren, Ohlson, dan Zmijewski untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Ritel yang Terdaftar Ddi Bursa Efek Jakarta periode 2001-2005, skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Hanafi dan Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi.Yogyakarta:UPP-AMP YKPM.

Hanafi dan Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Harianto dan Sudomo. 1995. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standart Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007, Jakarta:Salemba Empat.

Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Kurniawati Ladhifa. 2012. Analisis Estimasi Kebangkrutan Perusahaan dengan Pendekatan Zmijewski dan Altman periode 2009-2011, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Moeljadi, .2006. Manajemen Keuangan I - Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Malang: Bayumedia Publishing Anggota IKAPI.

Munawir, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4.Yogyakarta: Liberty.

Platt, H., dan M. B. Platt, 2002. Predicting Financial Distress. Journal of financial Service Professionals, page 12 of 15 pages.

(10)

Ross, A. Stephen et. al. 2005. Corporate Finance, 7th Edition, McGraw-Hill.

Sawir dan Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta:Gramedia Pustaka.

Syamsuddin, L. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta:PTGrafindo Persada.

Teng.2002.Corporate Turnaround (Merawat Perusahaan Sakit Menjadi Sehat).Jakarta:Prenhallindo.

Vivi Redya Ningrum. 2008. Analisis Diskriminan Dengan Menggunakan Model Zmijewski (X-Score) Dan Zavgren (Logit) Untuk Mengindikasi Gejala Kesulitan Keuangan (Financial Distress) Studi Kasus Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Emiten tambang sempat menjadi primadona di tahun 2006-2008 dimana

saat itu pertumbuhan ekonomi dunia sedang tinggi-tingginya dan buble kredit

belum pecah. Seiring dengan krisis ekonomi Eropa dan perlambatan ekonomi

China di 2012 harga komoditas tambang terus tertekan. Sebagai akibatnya kinerja

emiten tambang seperti batubara, nikel, timah, besi juga terpangkas drastis.

Berdasarkan laporan keuangan emiten tambang yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI), laba emiten tambang secara kesuluruhan di sepanjang tahun

2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga rata-rata mencapai

30,1%. Perolehan laba bersih emiten tambang sepanjang tahun 2012 hanya

mencapai Rp 17,124 triliun jauh lebih rendah dari tahun 2011 yang mencapai

sekitar Rp 24,508 triliun.

Bicara kondisi ekonomi 2013, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan

ekonomi Indonesia di kisaran 6%-6,4% dari tahun lalu 6,3%. Ada beberapa hal

yang meningkatkan ketidakpastian ekonomi tahun ini seperti kenaikan BBM, tarif

listrik dan juga kenaikan UMP. Dari sisi eksternal, ekonomi dunia belum

sepenuhnya pulih. Salah satu indikatornya adalah Dana Moneter Internasional

(IMF) menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% jadi 3,6%.

Perlambatan ekonomi kawasan Eropa dan Amerika akan menurunkan

(12)

2

harga komoditas tambang terangkat di tahun ini masih belum terlihat. Selain dari

sisi harga para emiten tambang juga menghadapi tantangan lain yaitu pemerintah

akan melarang ekspor hasil tambang mentah mulai 1 Januari 2014. Tujuannya

sebenarnya baik agar industri pengolahan hasil tambang di dalam negeri bisa

hidup. Namun, perusahaan tambang dalam negeri masih ragu-ragu dalam

membangun smelter (pabrik pengolahan tambang) walaupun batas waktunya

tinggal sedikit lagi. Biaya untuk membangun smelter sangat besar, salah satu

contohnya untuk membangun smelter nikel membutuhkan 150-300 megawatt.

Dari sisi listrik yang dibutuhkan jelas akan menjadi tantangan bila membangun

smelter di Indonesia timur. Kemudian investasi untuk smelter nikel menjadi

feronikel mencapai US$ 972 milliar atau Rp 9 triliun. Sedangkan untuk mengolah

nikel menjadi HPL (High Pressure Acid Leach) membutuhkan investasi US$

1.160 miliar.

Nilai investasi yang sangat besar tersebut membuat perusahaan tambang

sulit mengembangkan smelter. Para emiten harus mencari sumber dana baik dari

dalam negeri maupun luar negeri. Risiko yang ditanggung juga cukup besar

karena proyek sebesar ini akan melewati birokrasi yang berbelit. Faktanya dari

beberapa informasi, belum ada satu pun investor smelter yang bisa menyelesaikan

pembangunan pabriknya pada 2014.

Dari paparan diatas maka emiten pertambangan menghadapi tantangan dari

turunnya harga komoditas dunia dan juga harus mengeluarkan belanja modal yang

sangat besar sehingga masih belum menarik untuk dijadikan tumpuan investasi

(13)

3

kepada saham perusahaan pertambangan harus lebih berhati-hati dan jeli dalam

menilai kondisi perusahaan yang sebenarnya. Jika mereka salah dalam memilih

perusahaan, resiko yang paling besar uang yang mereka tanamkan akan hilang.

Investor harus memiliki kemampan manganalisis kondisi perusahaan terlebih

dahulu dengan melihat Laporan Keuangan yang disediakan perusahaan.

Dampak paling buruk akibat kesulitan keuangan (Financial distress) adalah

kebangkrutan yang merupakan suatu kondisi dimana hal ini sangat dihindari oleh

para pelaku bisnis. Bagi pengelola perusahaan, kebangkrutan sangat identik

dengan kegagalan. Sementara bagi investor hal ini berarti kehilangan dana yang

telah mereka investasikan dalam usaha tersebut. Bagi tenaga kerja, kebangkrutan

akan berdampak buruk yang pada akhirnya mereka akan kehilangan pekerjaan.

Bahkan lebih dari itu kebangkrutan suatu usaha bisa berdampak negatif pada

jaringan bisnis yang saling terkait.

Kesulitan keuangan (Financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan.

Model sistem peringatan untuk mengantisipasi adanya kesulitan keuangan

(Financial distress) perlu untuk dikembangkan, karena model ini dapat digunakan

sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum

sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan.

Menurut Platt dan Platt (2002), financial distress adalah tahap penurunan

kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum

terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Kondisi ini pada umumnya ditandai

antara lain dengan adanya penundaan pengiriman, kualitas produk yang menurun,

(14)

4

ini diketahui, diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi

tersebut sehingga perusahaan tidak akan masuk pada tahap kesulitan yang lebih

berat seperti kebangkrutan ataupun likuidasi.

Oleh karena itu kiranya akan sangat membantu apabila kebangkrutan dapat

dideteksi secara dini. Para investor pun bisa melihat resiko sebuah usaha dengan

menganalisis potensi kebangkrutan sebuah usaha. Jika kesulitan keuangan dapat

diketahui lebih awal, investor dapat memperoleh bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan. Karena itu, memperkirakan kebangkrutan semakin

menjadi perhatian baik dari kalangan akademisi maupun praktisi.

Analisis rasio keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan

bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap kebangkrutan.

Tingkat kesehatan sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi

dalam menjalankan usahanya, sehingga kemampuan untuk memperoleh

keuntungan dapat ditingkatkan dan pada akhirnya terhindar dari kemungkinan

terjadinya kebangkrutan. Analisis kesulitan keuangan ini dilakukan untuk

memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan).

Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut ditemukan, semakin baik bagi

pihak manajemen, karena dapat melakukan perbaikan sejak awal.

Analisis keuangan dapat dilakukan dengan cara analisis univariate dan

analisis multivariate. Analisa univariate menurut Hanafi (2004:655) dilakukan

dengan cara melihat variabel keuangan yang diperkirakan mempengaruhi atau

berkaitan dengan kebangkrutan dengan menganalisis terpisah. Sedangkan analisis

(15)

bersama-5

sama dalam satu persamaan. Salah satu contoh analisis multivariate yang cukup

terkenal adalah model kebangkrutan yang dikembangkan oleh Zmijewski dan

Altman.

Altman menganggap penerapan analisis rasio keuangan masih terbatas

karena dilakukan secara terpisah, artinya setiap rasio diuji secara terpisah. Untuk

mengatasi keterbatasan analisa rasio tersebut, Altman telah mengkombinasikan

beberapa rasio menjadi model prediksi dengan teknik statistik yaitu analisis

diskriminan yang digunakan untuk memprediksi kabangkrutan perusahaan.

Analisis diskriminan adalah analisis yang mengacu pada rasio-rasio keuangan

perusahaan.

Dalam penelitian ini peneliti hanya memakai dua model yaitu Model

Zmijewski (X-Score) dan Model Altman (Z-Score) dengan pertimbangan kedua

model ini cocok diaplikasikan untuk memprediksi gejala kesulitan keuangan

(Financial distress), disamping itu peneliti ingin mempopulerkan bahwa ada

banyak model prediksi kebangkrutan yang bisa dimanfaatkan oleh para peneliti

selain dari model-model prediksi kebangkrutan yang diatas.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan rasio-rasio yang

memberikan kontribusi dalam memprediksi kebangkrutan. Model-model prediksi

kebangkrutan telah diperkenalkan ke publik antara lain model yang telah

dikembangkan oleh Beaver (1966), Altman (1968;1973;1982;1993;2000), Ohlson

(1980), Zmijewski (1984), Zavgren (1985), Blocher dan Loebbecke (1993), dan

masih banyak lagi. Dari beberapa model tersebut, peneliti merasa tertarik untuk

(16)

6

Model Altman (Z-Score) karena perpaduan dari kedua model tersebut masih

jarang dilakukan.

Menurut Altman (2000) ketepatan dan keakuratan model ini telah diuji

beberapa kali dan secara umum menunjukkan hasil yang relatif dapat dipercaya

untuk memprediksi kegagalan perusahaan dalam jangka waktu kurang dari 5

tahun. Dalam penelitiannya, Altman membuktikan bahwa model yang

diciptakannya ini dapat memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keakuratan

95% untuk periode 1 tahun sebelum bangkrut, 72% untuk periode 2 tahun

sebelum bangkrut, 48% untuk periode 3 tahun sebelum bangkrut, 29% untuk

periode 4 tahun sebelum bangkrut dan 36% untuk periode 5 tahun sebelum

bangkrut. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan prediksi menurun

dari tahun ke tahun. Model Altman ini dikenal dengan istilah Z-Score yaitu skor

yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang

menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

Penelitian oleh Zmijewski (1984), menggunakan variabel bebas yang

meliputi ukuran, leverage, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan, Zmijewski

menggunakan sampel 40 perusahaan industri yang mengalami kebangkrutan dan

800 perusahaan yang tidak bangkrut, proporsi yang demikian akan dinilai lebih

valid. Model ini memiliki tingkat akurasi 98%.

Berdasarkan fenomena dan fakta yang terjadi pada perusahaan yang

bergerak di bidang pertambangan serta merujuk dari penelitian yang dilakukan

oleh Altman dan Zmijewski, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

(17)

7

sehingga judul dari penelitian ini adalah: “ANALISIS PERBANDINGAN

MODEL ZMIJEWSKI (X-SCORE) DAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE)

DALAM MEMPREDIKSI GEJALA FINANCIAL DISTRESS PADA

PERUSAHAAN PERTAMBANGAN LOGAM DAN MINERAL LAINNYA

YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2012”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan pertambangan logam dan mineral

lainnya yang terdaftar di BEI periode 2009-2012?

2. Bagaimana penentuan gejala financial distress dengan metode X-Score dan

metode Z-Score pada perusahaan pertambangan logam dan mineral lainnya

yang terdaftar di BEI periode 2009-2012?

3. Mendeskripsikan setiap perbedaan dari hasil penentuan gejala financial

distress dengan metode X-Score dan metode Z-Score?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan pertambangan logam dan mineral

lainnya yang terdaftar di BEI periode 2009-2012.

2. Mengetahui adanya gejala financial distress dengan metode X-Score dan

metode Z-Score pada perusahaan pertambangan logam dan mineral lainnya

(18)

8

3. Mengetahui penyebab perbedaan hasil penentuan gejala financial distress

dengan metode X-Score dan Z-Score.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi investor atau calon investor.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan keputusan investasi, karena hasil penelitian akan menunjukkan

perusahaan mana yang rentan terhadap kebangkrutan.

2. Bagi kreditor.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk menambah

alat analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan tentang dapat

tidaknya suatu perusahaan menerima pinjaman dari kreditor.

3. Bagi Perusahaan

a. Sebagai bahan perbandingan atas langkah-langkah yang telah, sedang,

dan akan diambil perusahaan dalam mencapai tujuannya.

b. Sebagai sarana identifikasi indikasi kebangkrutan di masa yang akan

datang.

4. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi untuk

Referensi

Dokumen terkait

Jikalau remaja sekarang mau memperlajari dan menambah ilmu tidak akan puna maka dari pada itu generasi muda harus meamotivasi remaja lain untuk menambah ilmu,Menurut pendapat

“PENERAPAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) DAN MODEL ZMIJEWSKI (X-SCORE) UNTUK MENGIDENTIFIKASI KONDISI KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Food

Analisis Penilaian Financial Distress Menggunakan Model Altman (Z-Score) Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015.. Jurnal Akuntansi,

Pada kenyataanya dari kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal tanggal 2 sampai 7 Juni 2014, menunjukkan bahwa banyak permasalahan-permasalahan dalam

Perda BG menjadi sangat penting karena pengaturan yang dimuat mengakomodasi berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung

Selanjutnya akan digunakan distribusi gaussian pada pemilihan gerakan tarung NPC dalam game tersebut sesuai dengan Gambar 6.. Game peperangan yang dibuat merupakan

Analisis Penilaian Financial Distress Menggunakan Model Altman (Z-Score) Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, Jurnal

Analisis Financial Distress dengan Menggunakan Metode Altman Z-score untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa