• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KARIR PADA KELAS AKSELERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KARIR PADA KELAS AKSELERASI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN

PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KARIR

PADA KELAS AKSELERASI

SKRIPSI

Oleh :

Siti Roudhotul Jannah 08810315

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KARIR

PADA KELAS AKSELERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Siti Roudhotul Jannah 08810315

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Identifikasi Permasalahan - Permasalahan Pendidikan

dan Bimbingan Karir Pada Kelas Akselerasi

2. Nama Peneliti : Siti Roudhotul Jannah

3. NIM : 08810315

4. Fakultas : Psikologi

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 29 Juni 2012

Dewan Penguji

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Roudhotul Jannah NIM : 08810315

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

(6)

KATA PENGANTAR

(7)

8. Teman-teman kos ku, Fatwa yang telah menemaniku selama 4 tahun, Ibah, Beby, Lia yang telah memberikan suasana ceria di kos, Bu kos ku (Mak Mi) yang sangat baik dan perhatian, Mas Didik, Mbak Ida, yang terakhir si kecil Hafiz yang memberikan keramaian di rumah kos melalui celotehan serta canda tawanya.

9. Teman-teman kelas E Psikologi 2008, Rita yang setia mendengarkan curhat-curhatku dan memberi motivasi, Khusnul teman seperjuanganku dalam proses bimbingan dan teman ngrumpi, Mbak Diana, Gilang, Mela, Sandra, serta kawanku di kos Rusun (Akang Zefri, Gareng, Kemin) dan temanku yang lain yang tak dapat disebutkan satu-persatu terimakasih atas semangat yang kalian berikan kepada penulis.

(8)

DAFTAR ISI A.Pendidikan Akselerasi... 7

1. Pengertian pendidikan akselerasi... 7

2. Karakteristik peserta didik sekolah akselerasi... 9

3. Pengembangan kurikulum sekolah akselerasi... 9

4. Kelebihan dan kelemahan program akselerasi... 10

B. Pendidikan Karir... 11

1. Pengertian pendidikan karir... 11

2. Pelaksanaan pendidikan karir... 12

3. Tujuan pendidikan karir... 13

4. Model-model pendidikan karir... 13

C. Bimbingan Karir... 14

1. Pengertian bimbingan karir... 14

2. Masalah pengembangan karir... 15

(9)

D.Pelaksanaan Pendidikan dan Bimbingan Karir

Pada Anak Berbakat... 19

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian... 22

B. Batasan Istilah... 22

C. Subyek Penelitian dan Informan... 23

D.Konteks Penelitian... 23

E. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data... 23

F. Prosedur Penelitian... 24

G.Analisis Data... 25

H.Keabsahan Data... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian... 27

1. Deskripsi subyek... 27

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Guide Wawancara... 47

Lampiran 2. a. Verbatim Subyek SH... 49

b. Verbatim Subyek AR... 55

c. Verbatim Subyek AA... 58

d. Verbatim Subyek NA... 61

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Skripsi... 64

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Coleman, Laurence J. 1995. Schooling the gifted. Menlo Park California: Addison-Wesley Publishing Company.

Emzir. 2010. Metodologi penelitian kualitatif: analisis data. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Hamidi. 2004. Metode penelitian kualitatif. Malang: UMM Press. Hawadi, Reni A. 2006. Akselerasi. Jakarta: PT. Grasindo.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

(13)

Sartinah, Endang P. 2006. Pengembangan model bimbingan karir siswa cerebral palsy di SLB-D YPAC Surabaya. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 7, No. 2. Universitas Negeri Surabaya.

Setyaningsih, Catur Baimi. 2010. Perspektif psikologi program akselerasi bagi anak berbakat akademik. Makalah Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Siregar, Hartatiyumi. 2012. Bimbingan konseling peduli siswa. Sumut Pos (Kamis, 07 Juni 2012). www.hariansumutpos.com. Diakses tanggal 16 Juni 2012. Soekarso, Ekodjatmiko. 2007. Penatalaksanaan psikologi program akselerasi.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan karir di sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sunardi. 2008. Hakekat karir. Makalah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. (B)

Sunardi. 2008. Karakteristik dan kebutuhan anak berbakat dan implikasi dalam layanan bimbingan karir dan konseling karir. Makalah Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. (A)

Supriatna, Mamat, & Nandang B. (dalam proses cetak). Bimbingan karier di SMK. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Diperoleh dari http: // file. upi. edu/ Direktori/FIP/JUR._ PSIKOLOGI_ PEND_DAN_BIMBINGAN/197102191998021-NANDANG_ BUDIMAN/ BIMBINGAN_KARIER_DI_SMK.pdf

Syaodih, Ernawulan. (dalam proses cetak). Bimbingan karir bagi anak berbakat. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Diperoleh dari http:// file .upi. edu/Direktori/ FIP/ JUR._PGTK/ 196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/Bimb_karir_anak_

berbakat__peb_05_.pdf

Tohirin. 2007. Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah pendidikan di Indonesia pada masa orde baru mengenai adanya hak bagi peserta didik untuk mendapatkan pelayanan khusus bagi anak berbakat belum maksimal meskipun undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional telah dikeluarkan untuk membantu memaksimalkan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, akan tetapi masih belum ada perubahan yang signifikan. Pada tahun 1983 dalam dunia pendidikan dasar dan menengah mulai diujicobakan pelayanan bagi anak berbakat yang berlokasi di perkotaan dan pedesaan. Para siswa diidentifikasi melalui prosedur tes dan nontes, dengan bentuk pelayanan program bimbingan dan kelas khusus diluar waktu sekolah. Namun, tujuan tersebut belum mendapatkan hasil yang maksimal karena terbatasnya anggaran dana untuk pengembangan sektor pendidikan.

Pada tahun ajaran 1994/1995 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dibawah Prof. DR. Wardiman Djojonegoro memperkenalkan konsep sekolah unggul, konsep ini untuk mengakomodasi kebutuhan siswa-siswi dalam kategori siswa berbakat (Giftet). Menurut Terman (Milgram, 1991) anak berbakat adalah anak yang memiliki skor IQ 140 dari hasil alat tes Standford-Binet dan menegaskan bahwa anak berbakat belum tentu anak jenius karena anak berbakat mungkin bisa menjadi anak jenius. Namun Menurut Guilford (Milgram, 1991), anak berbakat bukan hanya memiliki IQ tinggi namun memiliki kreatifitas yang tinggi. Menurut Milgram (1991), terdapat beberapa kategori untuk anak berbakat yaitu, kemampuan intelektual umum, kemampuan intelektual khusus, berfikir kreatif asli dari dalam diri, dan bakat kreatif khusus.

(15)

2

konsep-konsep dari bidang tertentu kegiatan-kegiatan dalam bidang lainnya, adanya keinginan untuk mencurahkan sebagian besar waktu dan usahanya untuk mencapai standar yang tinggi dalam suatu bidang akademik tertentu, adanya kemampuan kompetitif dalam bidang akademik tertentu dan motivasi untuk berbuat terbaik, kemampuan belajar cepat dalam bidang studi tertentu dan memiliki keajegan dan dikendalikan oleh tujuan dalam bidang tertentu (Wahab,2011).

Berdasarkan pendapat para pakar diatas, maka penting adanya pendidikan khusus bagi anak berbakat untuk memaksimalkan prestasi pendidikannya sebab orientasi pendidikan mereka berbeda dengan anak yang pada umumnya. Hal inilah yang mengawali adanya program pendidikan akselerasi yang dikhususkan pada siswa yang memiliki kriteria cepat dan berbakat.

Pendidikan akselerasi menurut Hawadi (2006) adalah pelayanan yang diberikan kepada anak berbakat dengan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas diatasnya (meloncat kelas). Model kurikulum yang diajarkan yaitu dengan mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu. Ada beberapa manfaat adanya sekolah akselerasi bagi anak berbakat yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajarnya meningkat serta meningkatkan waktu untuk berkarir karena adanya pengurangan (percepatan) waktu belajar akan menigkatkan produktifitas siswa, penghasilan dan kehidupan pribadinya pada waktu yang lain.

Karir menurut Natawidjaja (Sartinah, 2006) ialah gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya, menemukan gambaran dirinya tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaannya, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan dan memasukinya, serta membina karir dalam bidang tersebut.

(16)

3

suatu proses atau perkembangan yang bersifat seumur hidup. Hansen lebih menekankan pada pengertian diri dan perkembangan metode untuk bergerak maju kemudian memperoleh hasil yang memadai. Oleh sebab itu anak berbakat sangat penting diberikan pendidikan karir. Menurut Marland (Milgram, 1991), pendidikan karir seharusnya disertakan pada bagian kurikulum sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi. Pendidikan minat dan bakat juga dibutuhkan untuk menunjang pengembangan pendidikan karir. Maka dengan demikian pendidikan karir ikut menunjang proses perkembangan karir sehingga perlu diselenggarakan secara terpadu, sehingga sudah selayaknya lembaga pendidikan yang bersangkutan dengan dunia kerja diantaranya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan persiapan/pembinaan karir mendapatkan tempat yang terpenting dalam seluruh program pendidikannya salah satunya dengan memberikan bimbingan karir pada siswa berbakat.

Bimbingan karir adalah bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Winkel yang dikutip dalam Tohirin, 2011). Pada hakekatnya suatu bimbingan karir menghubungkan antara pembimbing dengan siswa untuk membantu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang menyangkut karir.

Hal diatas sejalan dengan pendapat Milgram (1991) bahwa perkembangan karir adalah proses kristalisasi sepanjang hayat dari suatu identitas pekerjaan, pendidikan karir adalah proses pembelajaran dengan penekanan pada informasi dunia kerja, persyaratan dan aktivitas pekerjaan khusus, pengetahuan tentang kemampuan diri, bakat, minat, dan nilai pekerjaan, sedangkan bimbingan karir memfokuskan pada penggunaan informasi yang diperlukan dalam proses pendidikan karir pada perencanaan pribadi dan pembuatan keputusan karir, karena itu baik pendidikan karir maupun bimbingan karir, kedua-duanya harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan.

(17)

4

diharapkan mempunyai prestasi karir yang signifikan. Untuk anak-anak harapan ini berfungsi sebagai sumber dorongan dan kekuatan. Untuk orang lain harapan-harapan positif dari orang tua, saudara, guru, teman sebaya, dan lainnya merupakan sumber tekanan untuk menyesuaikan diri. Besar harapan bahwa mereka akan memberikan kontribusi untuk masyarakat yang lebih luas. Hal itu dapat menciptakan konflik untuk anak-anak berbakat tentang apa yang orang lain anggap. Hal itulah yang mengharuskan adanya pendidikan dan bimbingan karir pada anak berbakat.

Sedangkan SunardiA (2008) mengemukakan bahwa pentingnya layanan pendidikan dan bimbingan karir pada anak berbakat berangkat dari asumsi:

1. Anak berbakat berpeluang besar untuk menjadi sumber daya manusia unggul untuk mengembangkan karir secara sukses dalam sejumlah jabatan penting bagi kemajuan bangsa.

2. Tantangan era globalisasi menuntut disiapkannya pekerja-pekerja ilmiah yang berbobot dan profesional dalam bidang-bidang yang semakin terspesialisasikan.

Dalam kaitan dengan perkembangan karir terdapat beberapa predisposisi yang cenderung melahirkan berbagai hambatan dalam perkembangan karir anak berbakat. Menurut Milgram (1991), anak berbakat cenderung dihadapkan pada dilema-dilema psikologis dalam menentukan putusan karir, yang bersumber kepada masalah-masalah diskontinuitas, multipotensi, displasia, kebosanan, stress, keragu-raguan- displasia, rasa ingin tahu - curiosity, kreativitas, serta idealisme-perfeksionisme, serta konflik-konflik yang berkaitan erat dengan keunggulan potensi versus kepuasan dalam melakukan aktivitas, antara keinginan menentukan pendidikan lanjutan versus masalah kesempatan, finansial dan dukungan orang tua, fasilitas, serta pertentangan antara pilihan karir versus gaya hidup sebagai konsekuensi pilihan karir.

(18)

5

Dari hasil wawancara awal dengan ketua Bimbingan Konseling (BK) SMA N 3 Malang didapatkan data awal yang menunjukkan adanya pendidikan dan bimbingan karir pada kurikulum sekolah namun program kurikulum pendidikan dan bimbingan karir yang diterapkan pada anak akselerasi memiliki kesamaan dengan yang diberikan pada siswa reguler, sekolah hanya memberikan pendidikan dan bimbingan karir untuk anak akselerasi sampai mengacu pada mendidik dan merencanakan saja tidak berupa praktek namun gambaran karir karena menurut BK siswa sudah mendapat gambaran dari alumni.

Jika diperhatikan dari permasalahan tersebut begitu kompleks persoalan anak berbakat akademik, sehingga kebutuhan layanan konseling merupakan suatu hal yang mutlak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pendidikan dan bimbingan karir pada anak berbakat sehingga dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang menjadi faktor penyebab munculnya masalah pendidikan dan bimbingan karir pada sekolah akselerasi serta usaha-usaha dari sekolah untuk mengatasinya. Dengan demikian manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adanya evaluasi untuk kemajuan sekolah dalam mengembangkan minat karir melalui bimbingan karir.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pendidikan dan bimbingan karir pada siswa di kelas akselerasi SMAN 3 Malang?

2. Permasalahan apa saja yang ada dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan karir pada siswa akselerasi?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan permasalahan pendidikan dan bimbingan karir pada siswa akselerasi?

(19)

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan dan bimbingan karir pada siswa di kelas akselerasi, serta permasalahan pendidikan dan bimbingan karir yang muncul pada sekolah akselerasi dan faktor-faktor penyebabnya serta usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi permasalahan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

perusahaan, semangkin tinggi Current Ratio maka semakin tinggi tingkat likuiditas yang tinggi akan menyebabkan banyak dana yang menganggur karena pemakaian yang

Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak, waktu yang relatif singkat, mempunyai sifat fisiologis dan morfologi sama

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor karakteristik pemerintah daerah yang mempengaruhi Belanja Operasi (Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja

c) Status spesi fi k tertentu. Status spesi fi k tertentu yang berhubungan dengan tujuan penelitian seperti peserta KB dan non peserta KB yang melaksanakan ANC di tenaga

Praktik pengalaman lapangan I (PPL I) merupakan kegiatan wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa program kependidikan di Universitas Negeri Semarang. PPL I

Sebagai Negara yang memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas penelitian mengenai keanekaragaman, karakteristik populasi maupun pola distribusi Jamur kelas Basidiomycetes

pembuatan sistem, peneliti telah melakukan komunikasi dengan ketua BUMDes, sekretaris dan bendahra yang akan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Badan Usaha Milik