• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESIDUAL INCOME MODEL, OPERATIONAL CASH FLOW AND SHARE VALUE BOOK AS ALTERNATIVES TO PREDICT STOCK PRICES (A Study at Corporations Listed in LQ45 Index in 2009-2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESIDUAL INCOME MODEL, OPERATIONAL CASH FLOW AND SHARE VALUE BOOK AS ALTERNATIVES TO PREDICT STOCK PRICES (A Study at Corporations Listed in LQ45 Index in 2009-2011)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

i

VALUE BOOK AS ALTERNATIVES TO PREDICT STOCK PRICES (A Study at Corporations Listed in LQ45 Index in 2009-2011)

By

Wahyu Laily Sani

The objective of this research is to find out correlations of residual income model, operational cash flow, and share book value to stock prices. Samples in were corporations listed in LQ45 index in 2009-2011. 17 corporation samples were taken using purposive sampling method. This research used data panel model analysis and e-views 6 software to analyze data.

The research results proved that simultaneously the residual income model, operational cash flow, and share book value had significant influences to stock prices. Based on t-test results, residual income and operational cash flow partially did not significantly influence stock prices, while share book value had a significant influence to stock prices.

(2)

ii

MODELRESIDUAL INCOME, ARUS KAS OPERASI DAN NILAI BUKU SAHAM SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MEMPREDIKSI

HARGA SAHAM

(Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

Oleh

Wahyu Laily Sani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan model residual income,arus kas operasi dan nilai buku saham terhadap harga saham. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 selama periode 2009-2011. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 perusahaan yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis model data panel dengan menggunakan program e-views 6.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan model residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji t, secara parsial model residual income dan arus kas operasi berpengaruh tidak signifikan dengan harga saham dan nilai buku saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Kata Kunci: Residual Income,Arus Kas Operasi, Nilai Buku Saham, Harga

(3)

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dengan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat liquid (mudah berubah). Dalam melakukan investasi, khususnya investasi saham para investor menginginkan pengembalian (return) berupa capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih antara harga jual dan harga beli. Sedangkan besarnya dividen ditentukan dari laba yang didapat perusahaan, sehingga laba perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang dapat mempengaruhi investor dalam berinvestasi.

(4)

perusahaan. Sedangkan faktor internal seperti kebijakan dividen, kebijakan menajemen serta publikasi laporan keuangan juga dapat mempengaruhi harga saham. Untuk meminimalisir risiko yang akan ditanggung, investor dapat melakukan analisis saham yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal dilakukan dengan mengamati harga saham sebelumnya, sedangkan analisis fundamental dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan.

Dalam analisis kinerja perusahaan (analisis fundamental perusahaan) kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasinya merupakan fokus utamanya, karena laba perusahaan juga merupakan elemen yang dapat menunjukkan prospek perusahaan di masa datang. Untuk melakukan investasi, sebaiknya calon pemodal (investor) mengetahui bagaimana kinerja dan kondisi keuangan perusahaan yang akan dilakukan investasi. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan melihat laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan menggunakan model Residual Income. Residual Income merupakan kelebihan laba yang dapat dihasilkan perusahaan. Residual incomedihitung dari mengurangkan laba bersih perusahaan dengan pembebanan atas investasi. Nilai residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkanresidual incomenegatif menunjukkan perusahaan tidak mampu menutupi biaya modalnya.

(5)

kas yaitu arus kas operasi, investasi dan pembiayaan. Kegiatan yang melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih dalam laporan laba rugi adalah arus kas operasi. Arus kas operasi merupakan indikator akuntansi keuangan yang memberikan informasi tentang pendapatan dan pengeluaran yang diterima perusahaan dari berbagai kegiatan operasinya.

Untuk melihat laba yang didapatkan dari investasi calon investor dapat menggunakan metode nilai buku saham. Nilai buku saham merupakan gambaran tentang seberapa besar aset atau kekayaan yang dimiliki investor. Nilai buku saham dipengaruhi oleh tingginya laba suatu perusahaan pada periode tertentu. Semakin tinggi laba perusahaan, maka nilai buku saham juga akan semakin meningkat. Metode-metode yang tersebut diatas dapat digunakan investor sebagai pertimbangan atas investasi yang dilakukan karena metode-metode tersebut memberikan informasi tentang seberapa besar laba yang didapatkan dari investasi yang dilakukan.

(6)

dianggap mampu mengoperasikan perusahaan dengan baik dan laba yang diperoleh perusahaan juga akan semakin meningkat.

Sedangkan nilai buku saham yang tinggi menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki investor sebagai jaminan investasinya. Nilai buku saham juga memiliki hubungan dengan laba perusahaan. Meningkatnya nilai buku saham dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan laba dan seberapa besar perusahaan mampu meningkatkan kepemilikan aset yang dimiliki investor. Dengan adanya peningkatan residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham diharapkan akan mampu meningkatkan permintaan akan saham sehingga harga saham akan semakin meningkat.

(7)

Efek Taheran tahun 1999-2005. Pradhono dan Christiawan (2004) melakukan penelitian mengenai EVA, residual income, earnings dan arus kas operasi dan melihat pengaruhnya terhadap harga saham dengan sampel perusahaan manufaktur barang konsumsi. Dalam penelitian tersebut, disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh paling signifikan terhadap harga saham, kemudian disusul dengan earnings, sedangkan EVA dan residual income tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang tersebut diatas, beberapa variabel ada yang memiliki hubungan yang signifikan dan ada pula yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham dengan perbedaan sampel yang diteliti dimasing-masing penelitiannya. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini mencoba meneliti kembali beberapa variabel yang telah diteliti sebelumnya untuk membuktikan apakah variabel-variabel tersebut masih relevan digunakan pada objek yang berbeda. Penelitian ini akan menggunakan sampel perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45, yaitu salah satu indeks yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yang didalamnya terdapat saham-saham terpilih yang mengacu pada likuiditas perdagangan pasar dan kapitalisasi pasar. Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini akan mengambil judul Model Residual Income, Arus Kas Operasi dan Nilai Buku Saham sebagai Alternatif Dalam Memprediksi Harga Saham (Studi pada Perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

1.2 Permasalahan

(8)

1. Apakah Residual Income (RI) berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

2. Apakah arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham? 3. Apakan nilai buku saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham? 4. Apakah Residual Income, arus kas operasi dan nilai buku saham secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruhResidual Incometerhadap harga saham. 2. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham. 3. Untuk mengetahui pengaruh nilai buku saham terhadap harga saham. 4. Untuk mengetahui pengaruh Residual Income, arus kas operasi dan nilai

buku saham terhadap harga saham.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi manajemen perusahaan, hasil ini dapat dijadikan pertimbangan atau masukan dalam menentukan kebijakan perusahaan dan pengambilan keputusan.

2. Bagi investor, hasil ini dapat digunakan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

(9)

2.1 Saham

2.1.1 Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu jenis investasi yang menjanjikan keuntungan bagi investor. Saham yang diperoleh melalui pembelian atau dengan cara lain, yang memberikan hak kepada pemegang saham atas deviden dan yang lain sesuai dengan investasi yang ada pada perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa definisi saham menurut para ahli dalam Satria (2008) antara lain :

1. Menurut Gitman (2001) definisi atau pengertian saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan.

2. Menurut Mishkin (2001) definisi atau pengertian saham merupakan suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan aset sebuah perusahaan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah suatu tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan usaha atas suatu perusahaan.

2.1.2 Harga Saham

Pengertian harga saham menurut Jogiyanto (2010), adalah:

(10)

ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. Menurut Widoatmojo (1996) dalam Satria (2008) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):

1. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya imtuk menentukan harga perdana.

3. Harga pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

(11)

Menurut Weston dan Brigham (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:

1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

1) Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. 2) Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya,

semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.

3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

(12)

meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. 4. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

5. Tingkat Risiko dan Pengembalian

Apabila tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

Sedangkan menurut Alwi (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara lain:

1. Faktor Internal (Lingkungan mikro)

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

2) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

(13)

4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5) Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dandividen per share(DPS),price earning ratio, net profit margin, return on assets(ROA), dan lain-lain.

2. Faktor eksternal (Lingkungan makro) Diantaranya adalah:

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.

(14)

5) Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

2.1.4 Analisis Saham

Sebelum membeli saham diperlukan suatu analisis saham untuk menentukan apakah saham tersebut layak untuk dibeli atau tidak dan untuk mengetahui harga saham tersebut mahal atau tidak. Menurut Syamsudin (2004), ada dua metode yang biasa digunakan oleh para analis untuk menganalisis harga saham, yaitu:

1. Analisis Fundamental/Fundamental Analysis

Analisis Fundamental adalah analisa yang mempelajari hubungan antar harga saham dengan kondisi perusahaan, dengan melihat pada indikator ekonomi terutama yang berkaitan dengan penampilan perusahaan seperti volume penjualan, kekayaan, keuntungan, dan sebagainya. Analisa fundamental dilakukan dengan tujuan pada aspek-aspek yang fundamental dari suatu perusahaan yang terjun ke pasar modal. Secara garis besar, pendekataan fundamental analysis menilai investasi dalam bentuk deviden dan prospek perusahaan. Pada dasarnya pendekatan ini memberikan penekanan pada nilai atau harga suatu saham yang didasarkan pada nilai atau harga suatu saham yang didasarkan pada tingkat pendapatan (return) yang akan diperoleh dari saham tersebut. Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan perhitungan atas laporan keuangan perusahaan sehingga akan didapat rasio-rasio keuangan yang merupakan informasi dari emiten.

2. Analisa Teknikal/Technical Analysis

(15)

mempengaruhi naik turunnya harga saham serta naik turunnya permintaan dan penawaran saham. Cara yang digunakan untuk menganalisa saham yaitu dengan cara megamati harga saham selama beberapa periode, kemudian dibuat suatu grafik/tabel. Pendekatan seperti ini berpendapat bahwa harga saham dipengaruhi oleh suatu alur mode tertentu, tanpa mengesampingkan faktor-faktor eksternal perusahaan, seperti kebijakan ekonomi dan lain sebagainnya.

2.1.5 Menghitung Harga Saham

Harga saham menurut Rusdin (2006) dalam Mulya (2012) merupakan harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran di pasar saham. Harga saham dihitung dengan cara melihat harga saham penutupan pada tanggal pengumuman laporan keuangan.

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Definisi Laporan Keuangan

Sebelum melakukan investasi saham, sebaiknya investor melakukan analisis bagaimana kondisi perusahaan yang menjadi tujuan investasi. Salah satunya adalah melakukan analisis fundamental dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan. Berikut ini beberapa definisi laporan keuangan menurut para ahli, dari beberapa buku referensi antara lain:

(16)

2. Laporan keuangan menurut Sundjaja dan Barlian (2001). Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan perusahaan adalah hasil dari proses akuntansi yang menghasilkan sebuah laporan berupa data aktivitas dan keuangan perusahaan.

2.2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Skousen, dkk (2001) menyebutkan tiga laporan keuangan yang utama, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Berikut pengertian dari masing-masing laporan keuangan tersebut:

1. Laporan neraca (laporan posisi keuangan) adalah laporan sumber-sumber dari suatu perusahaan (harta), kewajiban perusahaan (utang) dan perbedaan antara yang dimiliki (harta) dan apa yang dipinjam (utang) yang disebut ekuitas. 2. Laporan laba rugi (laporan dari pendapatan) adalah laporan jumlah laba yang

didapat oleh suatu perusahaan selama satu periode dengan laporan laba rugi tahunan dan kwartalan pada umumnya. Laporan laba rugi menggambarkan usaha akuntan yang terbaik untuk mengukur kinerja ekonomi dari suatu perusahaan.

3. Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yang dikumpulkan dan dibayarkan oleh suatu perusahaan dalam tiga jenis kegiatan sebagai berikut: operasi, investasi dan pembelanjaan.

(17)

Menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1, tujuan dan manfaat laporan keuangan adalah:

1. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lainnya yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional.

2. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor, kreditor, dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan.

3. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal. 4. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan

selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.

2.3 Residual Income(RI)

2.3.1 PengertianResidual Income

(18)

yang diinvestasikan. Residual Income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth (kekayaan) bagiresidual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknnya, residual income yang negatif berarti penurunan wealth bagi pemegang saham (Pradhono dan Christiawan, 2004).

Menurut Djinarti (2000) dalam Sari (2009) residual income (RI) yang dihitung dengan cara mengurangi laba neto sebelum pajak dengan cost of capital lalu dibandingkan dengan jumlah investasi perusahaan. Sarikhani dan Ebrahimie (2011) berpendapat bahwaresidual incomeditentukan berdasarkan perbedaan dari laba periode terkait dan keuntungan minimal yang diharapkan. Sedangkan Wild, Subramanyam dan Halsey (2005) mengatakan laba sisa (residual income) pada waktu tertentu sebagai laba bersih komprehensif dikurangi pembebanan pada nilai buku awal. Maka dapat disimpulkan bahwa residual income adalah laba bersih perusahaan dikurangi pembebanan atas investasi. Menurut Wild, Subramanyam dan Halsey (2005)residual incomedapat dihitung dengan rumus:

RIt= NIt (kx BVt 1) ... (2.1)

Dimana:

RIt = Nilairesidual incomepada waktu tertentu NIt =Net Incomepada waktu tertentu

k = ( )

BVt-1 = nilai buku waktu sebelumnya

(19)

Mulyadi (2001) mengemukakan beberapa keunggulan dariresidual income,yaitu:

1. Penggunaan residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba mengakibatkan semua pusat laba memiliki sasaran yang sama untuk investasi yang sebanding.

2. Residual income dapat menggunakan tarif beban modal yang berbeda untuk aktiva yang memiliki resiko yang berbeda.

Sedangkan menurut Supriyono (2001) dalam Sari (2009) residual income memiliki keunggulan seperti:

1. Divisi yang investasinya sebanding mempunyai sasaran laba yang sama 2. Aktiva yang berbeda dapat dibebani presentase biaya modal yang berbeda. 3. Jenis aktiva tertentu dapat dibebani presentase biaya yang sama, tanpa

memadang divisi yang menggunakan aktiva tersebut diinvestasikan.

4. Jadi pengukuran konsisten disetiap divisi mendorong manajer divisi untuk melakukan investasi yang dapat menghasilkan RI sebesar mungkin.

2.3.3 KelemahanResidual Income

Selain memiliki kelebihan, residual income juga memiliki kekurangan. Mulyadi (2001) mengemukakan beberapa kelemahanresidual income,yaitu:

(20)

2. Residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.

3. Residual income berupa angka absolut yang tidak dapat digunakan untuk membandingkan kemampuan berbagai pusat laba dalam menghasilkan laba.

2.4 Arus Kas Operasi 2.4.1 Pegertian Arus Kas

Salah satu bentuk dari laporan keuangan perusahaan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas juga dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Berikut beberapa pengertian arus kas dari berbagai literatur, yaitu:

1. Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005) dalam bukunya Financial Statement Analysis mengemukakan bahwa arus kas melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu.

2. Baridwan (2004) menyebutkan arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa arus kas merupakan laporan yang menyajikan kas masuk dan kas keluar untuk aktivitas operasi, investasi dan pendanaan pada suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

(21)

Arus kas operasi adalah kegiatan penghasil utama pendapatan perusahaan dan kegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan investasi dan pembelanjaan (Baridwan, 2004). Dalam PSAK No.2 dijelaskan bahwa arus kas dari kegiatan operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktifitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Kegiataan ini melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih dalam laporan laba rugi. Adapun arus kas yang masuk dan keluar dari kegiatan operasi mencakup antara lain:

1. Arus kas yang masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan bunga, dan penerimaan operasi lainnya;

2. Arus kas yang keluar untuk pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran kepada karyawan, bunga yang dibayarkan atas hutang perusahaan, pembayaran pajak, dan pengeluaran operasi lainnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi adalah laporan yang mencatat arus kas yang keluar dan masuk yang mempengaruhi kegiatan operasionalnya yang merupakan sumber utama pendapatan perusahaan pada periode tertentu.

2.4.3 Pengukuran Arus Kas Operasi

Menurut Rusdin dalam Almilia dan Sulistyowati (2007) pengukuran arus kas operasi dapat dilakukan dengan membagi hasil arus kas operasi yang terdapat dilaporan keuangan perusahaan dengan jumlah saham yang beredar pada suatu periode akuntansi. Perhitungan arus kas operasi dapat dirumuskan dengan:

(22)

2.5 Nilai Buku Saham

2.5.1 Pengertian Nilai Buku Saham

Nilai buku ialah nilai aset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan (Jogiyanto, 2010). Nilai buku saham dapat dijadikan acuan pertimbangan investasi karena dengan melihat nilai buku calon investor dapat mengetahui berapa aset yang ia miliki. Berikut beberapa definisi niali buku saham menurut beberapa ahli yang dikutip dari berdagai sumber:

1. Baridwan (2004) mengatakan yang dimaksud nilai buku saham adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham pada modal perusahaan. Nilai buku ini adalah jumlah yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu likuidasi.

2. Menurut Jogiyanto (2010) nilai buku saham hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nilai buku saham adalah seberapa besar modal saham yang diinvestasikan pada suatu perusahaan.

2.5.2 Menghitung Nilai Buku Saham

(23)

pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi jumlah lembar saham yang beredar.

Nilai Buku Saham

=

Jumlah Lembar Saham yang BeredarTotal Ekuitas ... (2.3)

2.6 Grand TheoryPenelitian

Penelitian ini menggunakan dua grand theory yang memiliki hubungan dengan variabel residual income, arus kas operasi, nilai buku saham dan harga saham. Keduagrand theorytersebut adalah nilai perusahaan dan teori CAPM.

2.6.1 Nilai Perusahaan

Teori ini menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Fana, 1978 dalam Susanti, 2010).

(24)

2.6.2 Capital Asset Pricing Model

CAPM dikembangkan secara independen oleh Profesor William Sharpe dari Universitas Standford dan Jhon Lintner dari Universitas Harvard. Wild, Subramanyam dan Halsey (2005) merumuskan model CAPM sebagai berikut:

( ) = ( ) + [ ( ) − ( )] × ... (2.4)

Formula ini menyatakan bahwa dalam kondisi ekuilibrium, tingkat pengembalian yang diharapkan sebuah efek (atau aktiva apapun) sama dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dari efek bebas risiko E(R0), ditambah premium

untuk risiko. Premium risiko terdiri atas sebuah konstanta didefinisikan sebagai selisih antara tingkat pengembalian yang diharapkan pasar dan tingkat pengembalian efek bebas risiko─ yang diharapkan dengan risiko sistematik efek

i). CAPM menyatakan bahwa pengembalian yang diharapkan tiap efek berkaitan dengan risikonya. Hal ini berarti bahwa saham yang memiliki risiko yang tinggi juga harus bisa memberikaan pengembalian yang tinggi daripada saham yang memiliki risiko rendah.

2.7 Penelitian Terdahulu

(25)

2. Mulya (2012) dengan penelitian yang berjudul Analisis Relevansi Informasi Laba Akuntansi, Nilai Buku Ekuitas Dan Arus Kas Operasi Dengan Harga Saham. Penelitian ini menggunakan sampel 64 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2008. Penilitian ini mengggunakan teknik analisis regresi berganda untuk pengujian hipotesisnya. Dari hasil penelitian, secara parsial nilai buku berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dimungkinkan karena nilai buku merupakan proksi yang lebih baik untuk memprediksi harga saham di masa datang terutama jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dimungkinkan karena investor tidak menggunakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Namun secara simultan variabel nilai buku ekuitas dan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

(26)

efek mencerminkan harapan atau ekspektasi pasar terhadap saham perusahaan yang bersangkutan. Harapan investor bisa dihasilkan dari informasi yang diterimanya.

4. Yolanda (2009) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi Dan Nilai Buku Ekuitas Terhadap Harga Saham. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2007. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan ketiga variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini diakibatkan ada fakor lain diluar ketiga variabel independen tersebut yang mempengaruhi struktur keuangan sehingga tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (harga saham).

(27)
(28)
(29)

6. Almilia dan

Dalam menanamkan modalnya investor harus berhati-hati dalam menilai kinerja perusahaan yang akan menjadi tujuan berinvestasi khususnya bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Saham merupakan surat tanda kepemilikan seseorang terhadap suatu perusahaan penerbit saham. Harga saham memiliki sifat yang fluktuatif, sehingga investor perlu menganalisis sebelum melakukan investasi. Saham juga memiliki sifat high-risk, high-return, investor bisa saja mendapatkan laba yang banyak dalam waktu singkat namun juga bisa mengalami kerugian yang besar dalam waktu yang singkat pula. Untuk menganalisis harga saham dapat dilakukan dengan melakukan analisis fundamentalyaitu dengan melihat laporan keuangan tahunan perusahaan.

(30)

semakin tinggi. Residual income digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dari penilaian ekuitasnya. Nilai residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkanresidual incomenegatif menunjukkan perusahaan tidak mampu menutupi biaya modalnya. Dengan meningkatnya nilai residual income pada setiap periodenya akan mengakibatkan permintaan akan saham semakin tinggi dan harga saham akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai residual income menurun maka permintaan akan saham akan berkurang dan harga saham akan menurun.

(31)

Nilai buku saham merupakan gambaran tentang seberapa besar aset atau kekayaan yang dimiliki investor. Nilai buku saham juga merupakan ukuran jaminan investasi bagi para investor pada saat perusahaan dilikuidasi. Nilai buku saham memiliki hubungan dengan laba perusahaan, karena semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan maka nilai buku akan meningkat dalam setiap periodenya, sehingga jaminan bagi investor saat perusahaan dilikuidasi akan semakin besar. Setidaknya meskipun merusahaan mengalami likuidasi investor masih memiliki jaminan atas investasinya. Saat nilai buku saham semakin tinggi yang berarti jaminan bagi investor juga semakin besar, diharapkan permintaan atas saham yang ditawarkan semakin meningkat yang mengakibatkan harga saham semakin tinggi.

Sejalan dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba bagi para pemegang modalnya, metode-metode tersebut memiliki hubungan dengan laba yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan yang dapat terus meningkatkan labanya menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki pengelolaan modal yang baik, sehingga pasar dapat mengetahui bahwa perusahaan tersebut dapat memberikan pengembalian sesuai dengan yang mereka harapkan. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas, model dalam penelitian ini dapat terlihat dari gambar 2.1 berikut:

(X1) Residual Income

(X2) Arus Kas Operasi

(X3)

Nilai Buku Saham

(Y) Harga Saham (X1)

(32)

Gambar 2.1 Bagan Model Penelitian

2.9 Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang telah dijelaskan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Residual incomeberpengaruh signifikan terhadap harga saham Ho1 : Residual Incomeberpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham Ha2 : Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham Ho2 : Arus Kas Operasi berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham Ha3 : Nilai Buku saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham Ho3 : Nilai Buku Saham berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham Ha4 : Residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Ho4 : Residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham secara bersama-sama berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham

(33)

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanasi (explanatory research). Penelitian eksplanasi merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel atau lebih dengan variabel yang lain, karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis (Bungin, 2006). Variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu harga saham dan variabel independen, yaitu residual income,arus kas operasi dan nilai buku saham melalui pengujian hipotesis.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003). Sedangkan sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dri unit populasi (Kuncoro, 2003). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tergabung dalam indeks LQ 45 selama periode 2009-2011.

(34)

kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut pada periode 2009-2011.

2. Perusahaan non keuangan, karena perusahaan keuangan memiliki karakteristik tersendiri dalam pelaporan keuangannya.

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap selama periode tahun 2009-2011.

4. Data yang dimiliki perusahaan tersebut lengkap dan sesuai dengan variabel yang diteliti.

Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan tersebut jumlah sampel perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011 adalah sebanyak 17 perusahaan.

Tabel 3.1

(35)

No. Perusahaan

Kode Kriteria

1 2 3 4

1 Astra Internasional, Tbk AALI

2 Aneka Tambang, Tbk ANTM

3 Astra Internasional, Tbk ASII 4 International Nickel Indonesia, Tbk INCO 5 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF

6 Indosat, Tbk ISAT

7 Indo Tambang Raya Megah, Tbk ITMG 8 Lipo Karawaci Baru, Tbk LPKR 9 PP London Sumatra, Tbk LSIP 10 Medco Energi International, Tbk MEDC 11 Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk PGAS 12 Tambang Batu Bara Bukit Asan, Tbk PTBA 13 Holcim Indonesia, Tbk SMCB 14 Semen Gresik (persero), Tbk SMGR 15 Telekomunikasi Indonesia, Tbk TLKM 16 Bakerie Sumatra Platantion, Tbk UNSP

17 United Tractor, Tbk UNTR

Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan jenis data yang digunakan adalah kombinasi antara time seriesdan cross section data, yang disebut pooling data (Kuncoro, 2003). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun sejak 2009-2011. Diperoleh dari browsing dari internet, website Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) periode 2009-2011.

(36)

Data dapat dikumpulkan dari sumber-sumber sekunder. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai pusat data yang ada antara lain pusat data di perusahaan, badan-badan penelitian dan sejenisnya yang memiliki pool data. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan atau dokumen perusahaan (data sekunder), data yang diperoleh langsung dari sumber (data primer) dan dari hasil browsing melalui internet atas beberapa sumber antara lainwww.idx.co.iddanwww.finance.yahoo.com.

3.5 Definisi Konseptual

Definisi konseptual yaitu penegasan penjelasan suatu konsep dengan mempergunakan konsep-konsep (kata-kata) lagi, yang tidak harus menunjukkan sisi-sisi (dimensi) pengukuran (tanpa menunjukkan deskriptor dan indikatornya dan bagaimana mengukurnya). Definisi konseptual merupakan pemikiran dari konsep yang digunakan dalam peneliti untuk mengoperasikan konsep-konsep tersebut.

Harga saham merupakan harga yang terdapat pada perdagangan saham di pasar modal pada saat tertentu. Harga saham yang terjadi pada saat tertentu terjadi akibat adanya permintaan dan penawaran atas suatu saham sekuritas. Semakin banyak permintaan maka harga saham akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin banyak penawaran maka harga saham menjadi semakin rendah.

(37)

modal yang dibebankan disebut residual income. Residual income digunakan sebagai perhitungan atas investasi untuk melihat seberapa besar kelebihan laba yang diperoleh dari aktiva operasional. Apabila nilai residual income positif menunjukkan kelebihan laba yang dihasilkan oleh perusahaan dan perusahaan dianggap mampu menutupi biaya modalnya sehingga mengakibtkan permintaan akan saham akan semakin meningkat dan harga saham akan naik.

Arus kas yang menggambarkaan bagaimana perusahaan menggunakan kasnya untuk kegiatan operasionalnya disebut arus kas operasi. Arus kas operasi mencatat seberapa besar pendapatan yang dihasilkan dan seberapa besar pengeluaran perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi nilai arus kas operasi maka akan menunjukkan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan permintaan saham.

Ukuran kekayaan yang dimiliki investor dapat dilihat dari nilai buku saham. Nilai buku saham merupakan jaminan bagi para investor apabila perusahaan mengalami likuidasi. Nilai buku saham juga dipengaruhi oleh kenaikan laba perusahaan, dimana saat laba meningkat maka ekuitas perusahaan bertambah sehingga nilai buku saham juga meningkat. Meningkatnya nilai buku saham bisa mengakibatkan permintaan saham semakin tinggi.

3.6 Definisi Operasional

(38)

indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur indikator-indikator-indikator-indikator yang bersangkutan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Pengertian Pengukuran Satuan

1. Harga

Harga saham pada penutupan periode

akuntansi Rupiah

NIt= Laba sebelum pajak pada tahun berjalan

k = ( )

BVt-1= Nilai Buku tahun sebelumnya

Rupiah

Jumlah Saham yang Beredar Rupiah

4. Nilai

Jumlah lembar saham yang beredar Rupiah

3.7 Teknik Analisis Data

(39)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, karena data yang diperoleh dalam jumlah besar dan mudah diklasifikasikan dalam kategori-kategori atau diubah dalam bentuk angka-angka.

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda model panel data, yaitu alat statistik yang dipergunakan untuk meramalkan pengaruh antara dua variabel bebas (X) atau lebih terhadap satu variabel terikat (Y). Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham dapat memprediksi harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2011. Adapun model persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e ... (3.1) Keterangan:

Y = Harga Saham

a = konstanta

b1 b3 = koefisien regresi dari tiap-tiap variabel independen

X1 =Residual Income

X2 = Arus Kas Operasi X3 = Nilai Buku Saham

e = faktor pengganggu (error)

(40)

individu. Kedua, kemampuan mengontrol heterogenitas individu ini selanjutnya menjadikan data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks. Ketiga, data panel mendasarkan diri pada observasi cross-section yang berulang-ulang (time series), sehingga metode data panel cocok untuk digunakan sebagaistudy of dynamic adjustment. Keempat, tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, lebih variatif, kolinearitas antar variabel yang semakin berkurang, dan peningkatan derajat bebas atau derajat kebebasan (degrees of freedom-df), sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien. Kelima, data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks. Keenam, data panel dapat meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu.

Alat analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan program Eviews 6. Eviews dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berbentuk time series, cross section, maupun panel data. Ada tiga metode yang bisa digunakan untuk bekerja dengan data panel, sebagai berikut:

1. Pooled least square (PLS). Mengestimasi data panel dengan metode OLS. Pendekatan PLS secara sederhana menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross-section. Persamaan model ini menurut Gujarati (2003) dalam Ajija dkk (2011) adalah sebagai berikut:

Yit 1 2 3X3it nXnit+ µit ... (3.2)

(41)

regresor yang sama. Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy). Pendekatan dengan memasukkan variabel boneka dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least Squares Dummy Variables (LSDV). Keputusan untuk memasukkan variabel boneka dalam model efek tetap tak dapat dipungkiri akan dapat menimbulkan konsekuensi (trade off). Penambahan variabel boneka ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Persamaan model ini menurut Winarno (2009) adalah sebagai berikut:

Yit 0i 1.X1it 2.X2it 3.D1i 4.D2i 5.D3i+ eit...(3.3)

3. Pendekatan Efek Acak (Random Effect).Pendekatan efek acak(random effect) digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Model ini lebih

dikenal sebagai model generalized least squares (GLS). Tanpa menggunakan

(42)

Yit 0i 1.X1it 2.X2it n.Xnit+ eit ... (3.4)

4. Pengujian Model. Untuk memilih model yang tepat, ada beberapa uji yang perlu dilakukan. Pertama, menggunakan uji signifikansi fixed effect uji F atau Chow-test. Kedua, dengan uji Hausman. Chow test atau likelihood ratio test adalah pengujian F Statistics untuk memilih apakah model yang digunakan Pooled Least Square(PLS) ataufixed effect.Sedangkan uji Hausman adalah uji untuk memilih modelfixed effectataurandom effect.

1) Uji chow-test(pool vs fixed effect)

Uji signifikansifixed effect(uji F) atau Chow-test adalah untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan fixed effect lebih baik dari model regresi data panel tanpa variabel dummy atau OLS. Adapun uji F statistiknya sebagai berikut (Gujarati, 2003, Wibisono, 2005 dalam Ajija dkk, 2011): = R2modelfixed effect m = Jumlahrestricated variable n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel penjelas

Dasar pengambilan keputusan menggunakanchow-test ataulikelihood ratio test,yaitu:

(43)

b. Jika H0ditolak, maka modelfixed effect

Jika hasil uji chow menyatakan H0 diterima, maka teknik regresi data panel menggunakan modelpool (common effect)dan pengujian berhenti sampai di sini. Apabila hasil uji chow menyatakan H0ditolak, maka teknik regresi data panel menggunakan model fixed effect dan untuk selanjutnya dilakukan uji hausman.

2) Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk memilih antara fixed effectatau random effect, uji Hausman didapatkan melaluicommand eviewsyang terdapat pada direktori panel (Winarno, 2009). Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistikChi Squaredengandegree of freedomsebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model fixed effect. Sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah modelrandom effect.

Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji Hausman (Random Effect vsFixed Effect), yaitu:

a. Jika H0: diterima, maka modelrandom effect b. Jika H0: ditolak, maka modelfixed effect

3.7.2 Uji Hipotesis

3.7.2.1 Koefisien Determinasi

(44)

makin besar pula nilai variabel 2. Korelasi negatif mengartikan bahwa makin besar nilai vaiabel 1 makin kecil nilai variabel 2. Sedangkan korelasi nol mengartikan bahwa tidak ada atau tidak menentunya hubungan dua variabel.

Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Gujarati (2006) R2dapat dirumuskan sebagai berikut:

R2 = b1 +b2 +b3 6)

Keterangan:

b1 = Koefisien regresi variabelResidual Income

b2 = Koefisien regresi variabel Arus Kas Operasi

b3 = Koefisien regresi variabel Nilai Buku Saham x = Residual Income

x = Arus Kas Operasi

x = Nilai Buku Saham y = Harga Saham

Tabel 3.3

Pedoman memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.001 0.200 Sangat lemah

(45)

0.401 0.600 Cukup kuat

0.601 0.800 Kuat

0.801 1.000 Sangat kuat

Sumber: Triton, (2006)

3.7.2.2 Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji secara parsial residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham terhadap harga saham.

Formula hipotesis:

1. Ho2 Variabel residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.

2. Ha2 Variabel residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

2. Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan adalah :

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

3.6.2.3 Uji Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan uji F.

(46)

1. Ho2 Variabel residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham secara bersama-sama berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.

2. Ha2 Variabel residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak

2. Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan adalah :

(47)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hipotesis yang diperoleh maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial residual incomeberpengaruh tidak signifikan dan memiliki arah hubungan yang negatif terhadap harga saham, hal ini disebabkan oleh perhitungan residual incomehanya menghitung kelebihan laba yang diperoleh perusahaan saja.

2. Secara parsial arus kas operasi berpengaruh tidak signifikan dan memiliki arah hubungan yang negatif terhadap harga saham, hal ini disebabkan terlalu tinggi perputaran kas operasi tidak menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. 3. Secara parsial nilai buku saham berpengaruh signifikan dan memiliki arah

hubungaan yang positif terhadap harga saham, hal ini disebabkan oleh nilai buku saham menunjukkan kepemilikan atas perusahaan yang sesungguhnya. 4. Secara simultan residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini menunjukkan bahwa para investor lebih memperhatikan informasi akuntansi sebagai dasar pengambilan keputusan pembelian saham.

(48)

Berdasarka analisis daan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi investor saham sebaiknya lebih mempertimbangkan nilai buku saham sebagai kebijakan investasinya disamping faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi harga saham di pasar modal.

2. Bagi perusahaan sebaiknya terus meningkatkan laba perusahaan yang dapat mempengaruhi modal saham perusahaan karena pada penelitian ini nilai buku saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sehingga semakin tinggi nilai buku saham maka investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi.

(49)

(Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

(Publikasi Ilmiah)

Oleh:

WAHYU LAILY SANI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(50)

Judul Artikel : Model Arus Kas Operasi Dan Nilai Buku Saham Sebagai Alternatif Dalam Memprediksi Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

Penulis : Wahyu Laily Sani

NPM : 0916051017

Jurusan dan Fakultas : Ilmu Administrasi Bisnis / Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Soewito, M.M K. Bagus.W., S.Sos., M.A.B.

NIP. 19690226 199903 1001 NIP. 19800117 200312 1002

(51)

Nama Mahasiswa : Wahyu Laily Sani

NPM : 0916051017

Judul Artikel Ilmiah : Model Residual Income, Arus Kas Operasi Dan Nilai Buku Saham Sebagai Alternatif Dalam Memprediksi Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

NO Tanggal Saran Pembimbing Paraf

Masuk Keluar

Bandar Lampung, Februari 2013 Pembimbing I

Drs. Soewito, M.M

NIP. 19571229 198603 1002

(52)

Buku Saham Sebagai Alternatif Dalam Memprediksi Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

NO Tanggal Saran Pembimbing Paraf

Masuk Keluar

Bandar Lampung, Februari 2013 Pembimbing II

(53)

(Studi pada Perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

(Skripsi)

Oleh

WAHYU LAILY SANI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(54)

(Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

Oleh

WAHYU LAILY SANI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(55)

viii

Gambar

(56)

Ajija, Shochrul R; Sari, Dyah W; Setianto, Rahmat H dan Primanti, Martha R. 2011.Cara Cerdas Menguasai Eviews.Salemba Empat. Jakarta

Almilia, Luciana Spica dan Sulistyowati, 2007. Analisis Terhadap Relevansi Nilai Laba, Arus Kas operasi dan Nilai Buku Ekuitas Pada Periode di Sekitar Krisis Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Proceeding Seminar Nasional, Juni 2007.

Alwi, Syafaruddin. 2003.Alat-Alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Peercetakan Andi Ofsset: Yogyakarta.

Baridwan, Zaki. 2004.Intermediate Accounting.BPFE: Yogyakarta

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Penerbit Kencana: Jakarta.

Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi ketiga. Jilid Ketiga. Erlangga: Jakarta.

Halim, Abdul Drs. 2005.Analisis Investasi. Salemba Empat: Malang. Idx. Laporan Keuangan Tahunan

http://114.57.38.118/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/01_lapo ran_keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan/.Diakses 18 Oktober 2012. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba

Empat: Jakarta.

Jogiyanto, H. 2010.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE: Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Erlangga:

Yogyakarta.

(57)

Pradhono dan Christiawan, Yulius Jogi. 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). JURNAL AKUNTANSI & KEUANGAN VOL. 6, NO. 2, NOPEMBER 2004.

Sari, Ika Yusita. 2009.Penggunaan Return on Investment dan Residual Income sebagai Alat Pengukur dalam Meinlai Kinerja Keuangan Perusahaan (Skripsi). Universitas Islam Negeri Malang. Malang.

Sari, Ratna Candra dan Zuhrotun. 2006. Keinformatifan Laba Di Pasar Obligasi dan Saham: Uji Liquidation Option Hypotesis. Simposium Nasional Akuntansi. Padang

Sarikhani, Mekhdi and Ibrahimi, Fahime. 2011.An empirical evaluation of using the residual income model for prediction of stock price. African Journal of Business Management Vol. 6(5) pp. 2043-2047,8 February.

Satria, 2008.Pengertian Saham dan Jenis Saham. 24 Oktober 2012.

http://id.shvoong.com/business-management/investing/2184083-pengertian-saham-dan-jenis-saham/

Skousen, K.Fred dkk 2001. Akuntansi Keuangan. Konsep dan Aplikasi. Salemba Empat: Jakarta.

Sugiono. 2003.Metode Penelitian Bisnis.Alfabeta: Bandung

Sundjaja, Ridwan.S dan Barlian, Inge. 2001. Manjemen Keuangan II. Edisi Kelima, Penerbit PT. Intan Sejati: Klaten

Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan(Skripsi). Universitas Diponegoro: Semarang.

Syamsudin, Lukman Drs. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit Raja Grafindo Persada: Jakaarta.

Triton. 2006. SPSS 13.0: Terapan Riset Statistik Parametrik. Penerbit Andi: Jogjakarta.

(58)

Winarno, Wing Wahyu. 2009.Analisis Ekonometrika Dan Statistika Dengan Eviews. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN: Yogyakarta.

Yahoo.Finance.

http://finance.yahoo.com.Diakses . 18 Oktober 2012.

(59)

1

(Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

Wahyu Laily Sani, Soewito, K.Bagus Universitas Lampung

ABSTRACT

The objective of this research is to find out correlations of residual income model, operational cash flow, and share book value to stock prices. Samples in were corporations listed in LQ45 index in 2009-2011. 17 corporation samples were taken using purposive sampling method. This research used data panel model analysis and e-views 6 software to analyze data.

The research results proved that simultaneously the residual income model, operational cash flow, and share book value had significant influences to stock prices. Based on t-test results, residual income and operational cash flow partially did not significantly influence stock prices, while share book value had a significant influence to stock prices.

Keywords: Residual Income, Operational Cash Flow, Share Book Value, Stock Prices

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dengan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifatliquid (mudah berubah). Dalam melakukan investasi, khususnya investasi saham para investor menginginkan pengembalian (return) berupa capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih antara harga jual dan harga beli. Sedangkan besarnya dividen ditentukan dari laba yang didapat perusahaan, sehingga laba perusahaan dapat dikatakan sebagai

salah satu indikator yang dapat mempengaruhi investor dalam berinvestasi.

(60)

2 mempengaruhi harga saham. Untuk meminimalisir risiko yang akan ditanggung, investor dapat melakukan analisis saham yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal dilakukan dengan mengamati harga saham sebelumnya, sedangkan analisis fundamental dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan.

Dalam analisis kinerja perusahaan (analisis fundamental perusahaan) kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasinya merupakan fokus utamanya, karena laba perusahaan juga merupakan elemen yang dapat menunjukkan prospek perusahaan di masa datang. Untuk melakukan investasi, sebaiknya calon pemodal (investor) mengetahui bagaimana kinerja dan kondisi keuangan perusahaan yang akan dilakukan investasi. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan melihat laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan menggunakan model Residual Income. Residual Income merupakan kelebihan laba dari apa yang diharapkan oleh investor. Residual income dihitung dari mengurangkan laba bersih perusahaan dengan pembebanan atas investasi. Nilairesidual income yang positif menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan pengembalian lebih dari apa yang diharapkan investor.

Selain dengan menghitung menggunakan model residual income, calon pemodal (investor) juga dapat melihat kemampuan

kas pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan. Terdapat tiga jenis arus kas yaitu arus kas operasi, investasi dan pembiayaan. Kegiatan yang melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih dalam laporan laba rugi adalah arus kas operasi. Arus kas operasi merupakan indikator akuntansi keuangan yang memberikan informasi tentang pendapatan dan pengeluaran yang diterima perusahaan dari berbagai kegiatan operasinya.

Untuk melihat laba yang didapatkan dari investasi calon investor dapat menggunakan metode nilai buku saham. Nilai buku saham merupakan gambaran tentang seberapa besar aset atau kekayaan yang dimiliki investor. Nilai buku saham dipengaruhi oleh tingginya laba suatu perusahaan pada periode tertentu. Semakin tinggi laba perusahaan, maka nilai buku saham juga akan semakin meningkat. Metode-metode yang tersebut diatas dapat digunakan investor sebagai pertimbangan atas investasi yang dilakukan karena metode-metode tersebut memberikan informasi tentang seberapa besar laba yang didapatkan dari investasi yang dilakukan.

(61)

3 dapat memberikan pengembalian lebih dari yang mereka harapkan. Nilai arus kas operasi yang positif menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan lebih besar dari pembayaran kegiatan operasinya. Saat pendapatan perusahaan dari kegiatan operasinya semakin tinggi, perusahaan dianggap mampu mengoperasikan perusahaan dengan baik dan laba yang diperoleh perusahaan juga akan semakin meningkat.

Sedangkan nilai buku saham yang tinggi menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki investor sebagai jaminan investasinya. Nilai buku saham juga memiliki hubungan dengan laba perusahaan. Meningkatnya nilai buku saham dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan laba dan seberapa besar perusahaan mampu meningkatkan kepemilikan aset yang dimiliki investor. Dengan adanya peningkatan residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham

diharapkan akan mampu

meningkatkan permintaan akan saham sehingga harga saham akan semakin meningkat.

Ditemukan dalam tiga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mulya (2012), Sarikhani dan Ebrahimi (2011) dan Pradhono dan Christiawan (2004) menunjukkan bahwa adanya hubungan antara residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham dengan harga saham. Penelitian Mulya (2012) dengan sampel perusahaan manufaktur, membuktikan bahwa variabel nilai buku saham (ekuitas) berpengaruh positif secara parsial

(62)

4 yang tergabung dalam indeks LQ 45, yaitu salah satu indeks yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yang didalamnya terdapat saham-saham terpilih yang mengacu pada likuiditas perdagangan pasar dan kapitalisasi pasar. Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini akan mengambil Model Residual Income, Arus Kas Operasi dan Nilai Buku Saham sebagai Alternatif dalam Memprediksi Harga Saham (Studi pada Perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2011)

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh

Residual Income terhadap harga saham.

2. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham.

3. Untuk mengetahui pengaruh nilai buku saham terhadap harga saham.

4. Untuk mengetahui pengaruh Residual Income, arus kas operasi dan nilai buku saham terhadap harga saham.

2. KERANGKA PEMIKIRAN Saham merupakan surat tanda kepemilikan seseorang terhadap suatu perusahaan penerbit saham. Harga saham memiliki sifat yang fluktuatif, sehingga investor perlu menganalisis sebelum melakukan investasi. Saham juga memiliki sifat high-risk, high-return, investor bisa saja mendapatkan laba yang banyak dalam waktu singkat namun juga bisa mengalami kerugian yang besar

analisis fundamental yaitu dengan melihat laporan keuangan tahunan perusahaan.

Residual income adalah laba bersih perusahaan dikurangi pembebanan atas investasi. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka nilai residual incomenya akan semakin tinggi. Residual income digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dari penilaian ekuitasnya. Nilai residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan residual income negatif menunjukkan perusahaan tidak mampu menutupi biaya modalnya.

Arus kas operasi merupakan indikator akuntansi keuangan yang memberikan informasi tentang pendapatan dan pengeluaran yang diterima perusahaan dari berbagai kegiatan operasinya. Semakin besar angka arus kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi, maka perusahaan tersebut dinilai mempunyai pendapatan yang besar dari kegiatan operasionalnya. Selain itu, angka arus kas operasi yang semakin besar juga akan berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.

(63)

5 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanasi (explanatory research). Penelitian eksplanasi merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel atau lebih dengan variabel yang lain, karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis (Bungin, 2006). Variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu harga saham dan variabel independen, yaitu residual income, arus kas operasi dan nilai buku saham melalui pengujian hipotesis. 3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003). Sedangkan sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dri unit populasi (Kuncoro, 2003). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tergabung dalam indeks LQ 45 selama periode 2009-2011.

(purposive sampling), yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003). Teknik ini ditentukan untuk memilih anggota sampel secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang tergabung dalam

indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut pada periode 2009-2011.

2. Perusahaan non keuangan, karena perusahaan keuangan memiliki karakteristik tersendiri dalam pelaporan keuangannya.

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap selama periode tahun 2009-2011.

4. Data yang dimiliki perusahaan tersebut lengkap dan sesuai dengan variabel yang diteliti. Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan tersebut jumlah sampel perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011 adalah sebanyak 17 perusahaan. Tabel 3.1

Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria

No. Perusahaan

Kode Kriteria

1 2 3 4

1 Astra Internasional, Tbk AALI

2 Aneka Tambang, Tbk ANTM

Gambar

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
Tabel 3.2Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait