• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA, PENGEMBANGAN KARIR, KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEPUASAN KERJA, PENGEMBANGAN KARIR, KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACTS

CORRELATION OF JOB SETISFACTION, CAREER DEVELOPMENT, ORGANIZATIONAL COMITMENT WITH EMPLOYEE PERFORMANCE IN DISTRICT DEVELOPMENT PLANNING AGENCY OF TULANG BAWANG

USING APPROACH PATH ANALISIS By

RESY APRILA DJS

Quality improvement is a way to achieve a purpose in any organizations or institutions. Its success is determined by many factors, one of these important factors is human resource. Human resource is essential in gaining this aim. Thus job setisfaction, career development, and organizational comitment are very determining in the quality improvement.

This Study aims to determine The correlation of Job Satisfaction to Employee Performance, Career Development to Employee Performance, Career Development to Organizational Commitment, jobSatisfaction on Organizational Commitment and Organizational Commitment to Employee Performance this research conducted in District Development planningAgency of Tulang Bawang. The number of population is 71 respondents this research use 71 respondents as the sample. Data Collection techniques using direct interview with questionnaire listing guidelines, Hypothesis testing use Structural Equation Model (SEM)

The results directly indicate that job Satisfaction has positive correlation to Employee Performance. Career Development has positive correlation to Employee Performance. there is a Positive correlation between Career Development and Organizational Commitment. job Satisfaction has Positive correlation to Organizational Commitment and Organizational Commitment has positive correlation to Employee Performance. Indirectly correlation shows that Job Satisfaction variable has more correlation to Employee Performance than Career Development.

(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA, PENGEMBANGAN KARIR, KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULANG

BAWANG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR

Oleh RESY APRILA DJS

Peningkatan kinerja merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia (SDM) peranan SDM sangat menentukan berhasil tidaknya organisasi dalam mencapai tujuannya. Masalah yang dapat mempengaruhi kinerja SDM yaitu kepuasan kerja pengembangan karir dan komitmen organisasi. Dalam rangka peningkatan kinerja maka penting untuk diupayakan peningkatan kepuasan kerja, pengembangan karir dan komitmen organisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepuasan kerja dengan kinerja pegawai, pengembangan karir dengan kinerja pegawai, pengembangan karir dengan komitmen organisasi, kepuasan kerja dengan komitmen organisasi dan komitmen organisasi dengan kinerja pegawai. Penelitian dilaksanakan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang. Jumlah populasi adalah 71 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara langsung dengan panduan daftar kuesioner. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM).

Hasil penelitian secara langsung menunjukkan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan positif dengan kinerja pegawai. Pengembangan karir mempunyai hubungan positif dengan kinerja pegawai. Terdapat korelasi positif pengembangan karir dengan komitmen organisasi. Kepuasan kerja mempunyai hubungan positif dengan komitmen organisasi dan komitmen organisasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja pegawai. Hubungan secara tidak langsung menunjukkan bahwa variable kepuasan kerja memiliki hubungan yang lebih besar dengan kinerja pegawai dibandingkan dengan pengembangan karir.

(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh response atas pertanyaan pada varaiabel kepuasan kerja secara umum dinyatakan setuju dan sangat setuju oleh 66% pegawai di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang. Untuk variabel karir dinyatakan sangat setuju dan setuju oleh 62% pegawai, variable kinerja pegawai dinyatakan setuju dan sangat setuju oleh 66% dan hanya varaibel komitmen organisasi yang dijawab sangat setuju dan setuju hanya sebesar 47%.

2. Berdasarkan hasil penelitian secara langsung menunjukkan bahwa variable kepuasan kerja, pengembangan karir dan komitmen organisasi memiliki hubungan positif dengan kinerja pegawai.

(4)

4. Hubungan secara tidak langsung menunjukkan bahwa variable kepuasan kerja memiliki hubungan yang lebih besar dengan kinerja pegawai dibandingkan dengan variable pengembangan karir.

B. Saran

1. Kepuasan kerja pegawai dilingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang perlu lebih ditingkatkan lagi. Hal ini disebabkan variable kepuasan kerja memiliki hubungan yang lebih besar baik secara langsung maupun tidak langsung jika dibandingkan dengan variable pengembangan karir. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan:

a. Meningkat hubungan kekeluargaan antara pegawai. Peningkatan hubungan ini diharapkan mampu meningkatkan suasana dan gairah kerja sehingga dampak akhirnya pada peningkatkan kinerja pegawai.

(5)

2. Variabel pengembangan karir juga perlu diperhatikan, hal-hal yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Kesempatan pengembangan karir harus diberikan secara merata kepada setiap pegawai. Pegawai diberikan informasi dan kesempatan untuk mengikuti diklat-diklat jabatan maupun penugasan untuk memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti kuliah S2 dan S3.

b. Jenjang karir dan peningkatan jabatan sebaiknya didasarkan atas pertimbangan prestasi yang telah dicapai pegawai. Peningkatan jabatan sebaiknya dihindari pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif dari seorang pemimpin.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi organisasi baik profit maupun non profit untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Faktor manusia menjadi pemegang peranan penting dalam mencapai tujuan maupun dalam menjaga kelangsungan sebuah organisasi. Dukungan dana, peralatan dan prasarana lainnya menjadi tidak berarti ketika organisasi tersebut mengabaikan faktor manusianya.

Apabila kita menilik definisi dari organisasi mungkin akan lebih mempermudah dalam mencerna sedikit uraian di atas. Organisasi diartikan sebagai hubungan berpola antara manusia yang terlibat aktivitas saling tergantung untuk mencapai tujuan bersama, baik tujuan perseorangan maupun tujuan kelompok. Pada dasarnya suatu organisasi merupakan totalitas berbagai unsur, tujuan organisasi mungkin tercapai apabila organisasi tersebut mampu menyinergikan unsur-unsur tersebut.

(7)

pelaksanaan kegiatan organisasi. Tuntutan organisasi untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.

Uraian di atas memberi gambaran bahwa sumber daya manusia yang berkualitas, mampu mengadaptasi kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi untuk menghasilkan produk yang terkini (up to date), menjadi kebutuhan mutlak sebuah organisasi, tidak terkecuali dalam sebuah organisasi pemerintahan. Dalam organisasi pemerintahan, sumber daya manusia memiliki kedudukan dan peranan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

(8)

organisasional yang hendak dicapai oleh Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang. Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung oleh 71 pegawai yang terdiri dari 1 orang Kepala Badan, 1 orang Sekretaris, 2 orang Kepala Sub Bagian, 4 orang Kepala Bidang, 6 orang Kepala Sub Bidang, 51 orang staf dan 6 orang honorer.

Dalam era otonomi daerah, peran pemerintah daerah semakin meningkat. Pemerintah daerah dan masyarakat di daerah semakin luas memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri berdasarkan kemampuan sendiri. Pemberian kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah tersebut tentunya akan membawa konsekuensi terhadap lembaga-lembaga di dalamnya tidak terkecuali Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang untuk berperan lebih dalam rangka peningkatan dan pemberdayaan potensi daerahnya.

(9)

prestasi kerja, berpikir, dan ketrampilan lain. Untuk meningkatkan kualitas fisik dapat diupayakan melalui program kesehatan gizi, untuk meningkatkan kualitas nonfisik dapat melalui pendidikan dan pelatihan. (Retno dan Gunarsih, 2005:2)

(10)
[image:10.595.64.563.372.452.2]

Menurut Narwodo dan Wajdi (2005: 3) salah satu dari lima faktor dalam penilaian kinerja adalah faktor kehadiran, table berikut akan disajikan rekapitulasi daftar absensi pegawai Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang mulai dari bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Juli 2010:

Tabel 1. Rekapitulasi Daftar Absensi Pegawai Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Bulan Januari s/d Juli 2010.

Sumber: Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang2010 Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan jumlah absensi pada bulan Januari sebanyak 11,3 % menjadi 14,1 % pada bulan februari dan pada bulan Maret meningkat lagi menjadi 16,9 %. Pada bulan April-Mei terjadi penurunan jumlah absensi dari 15,5% menjadi 8,5%, yang kemudian terjadi peningkatan lagi pada bulan Juni-Juli yaitu 15.5% dan 16.9%. Meskipun tidak ada standar yang menunjukkan tingkat absensi dikatakan tinggi atau rendah namun peningkatan absensi pada tabel diatas dapat mengindikasikan gejala awal dari penurunan kinerja pegawai.

Faktor-faktor penilaian kinerja secara obyektif erat kaitannya dengan kepuasan kerja (job satisfaction), Menurut Sunarno (2008:1) kepuasan kerja (job

Keterangan Jan % Feb % Mar % Apr % Mei % Juni % Juli %

Ijin 2 2.8% 1 1.4% 3 4.2% 2 2.8% 1 1.4% 2 2.8% 2 2.8%

Sakit 2 2.8% 3 4.2% 3 4.2% 5 7.0% 3 4.2% 4 5.6% 1 1.4%

Cuti 1 1.4% 2 2.8% 0 0.0% 2 2.8% 0 0.0% 0 0.0% 1 1.4%

Tanpa keterangan 3 4.2% 4 5.6% 6 8.5% 2 2.8% 2 2.8% 5 7.0% 8 11.3%

(11)

satisfaction) merupakan sikap individu dalam menjalani pekerjaannya, seseorang

dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaannya. Menurut Ramlan (2005:17) gejala kepuasan atau ketidakpuasan kerja pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek diantaranya:

a. Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran.

b. Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan. c. Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan.

d. Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.

e. Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab. f. Tingkat motivasi para pegawai yang tercermin dalam perilaku pekerjaan. g. Reaksi positif atau negatif terhadap kebijakan organisasi.

h. Unjuk rasa atau perilaku destruktif lainnya.

(12)

barang milik organisasi, sering absen, datang terlambat dan menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka.

Selain kepuasan kerja, pengembangan karir juga mempunyai kaitan erat dengan pengembangan sumber daya manusia, di mana dalam pengembangan karir mengarah pada perbaikan atau peningkatan kinerja pribadi yang diusahakan oleh individu maupun organisasi untuk memilih tujuan dan jalur karir untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Handoko (2000:123) pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir.

(13)

yang tinggi agar dapat menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing, mampu memenuhi kebutuhan organisasi dan bersaing diluar organisasi tempat mereka bekerja secara nasional maupun internasional.

Pengembangan karir dan pemanfaatan sumber daya manusia merupakan kebutuhan organisasi, pegawai adalah aset yang paling berharga, namun demikian pegawai yang ditempatkan di posisi yang tidak tepat dan mengalami frustasi untuk tumbuh dan berkembang sehingga tidak akan mencapai kinerja optimal sesuai dengan standar organisasi. Kebutuhan, keinginan dan ketidakpuasan yang ditunjukkan dalam pengembangan karir merupakan suatu masalah bagi organisasi kecuali bila organisasi dapat memberikan pekerjaan dan karir yang lebih menarik serta memberi tantangan, karena itu tidak mengherankan jika pengembangan dan perencanaan karir menjadi persoalan besar dalam organisasi selama beberapa tahun terakhir.

Di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) senioritas masih sering menjadi acuan, di samping itu juga ada yang disebut dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang dikenal dengan DP3, padahal kalau dilihat DP3 tolok ukurnya kurang jelas. Apabila mengamati di instansi pemerintah, meskipun sudah ada peraturan yang mengatur tetapi masih terjadi penyimpangan-penyimpangan. Bahkan peraturan sendiri kadang-kadang menjadi momok bagi pegawai.

(14)

kepentingan, yaitu kelompok yang diuntungkan dan kelompok yang dirugikan. Dalam kelompok yang diuntungkan peraturan itu dianggap adil, karena kelompok ini menikmatinya dengan kenaikan pangkat yang diperoleh manakala menduduki jabatan eselon. Tetapi bagi kelompok yang kurang beruntung, meskipun pangkatnya memenuhi syarat untuk menduduki jabatan namun karena untuk mendudukkan seseorang sebagai pejabat merupakan hak prerogatif pengambil kebijakan maka tidak secara otomatis ia dapat jabatan sehingga kepangkatannya

masih tetap “jalan ditempat” kelompok ini menganggap peraturan itu tidak adil.

Realitas ini hampir terjadi pada setiap instansi pemerintah sehingga kadang-kadang terjadi pengaburan asal-usul perolehan kenaikan pangkat.

(15)

Pengelolaan dan pengembangan karir secara tepat akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang diyakini dapat menumbuhkan komitmen kuat terhadap organisasi dan meningkatkan kinerjanya dalam upaya mendukung organisasi untuk mencapai tujuannya. Konsep komitmen muncul dari studi yang mengeksplorasi kaitan atau hubungan antara pegawai dengan organisasi. Motivasi untuk melakukan studi tentang komitmen didasari suatu keyakinan bahwa pegawai yang berkomitmen akan menguntungkan bagi organisasi karena kemampuan potensialnya akan meningkatkan kinerja. McNeese-Smith (1996) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berhubungan signifikan positif terhadap kinerja karyawan.

(16)

organisasi.

Dari paparan - paparan di atas, penelitian ini memfokuskan diri untuk menganalisis kinerja Pegawai Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang ditinjau melalui variabel kepuasan kerja dan pengembangan karir serta variabel komitmen organisasi dengan pendekatan analisis jalur.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kepuasan kerja memiliki hubungan dengan kinerja pegawai. 2. Apakah pengembangan karir memiliki hubungan dengan kinerja pegawai. 3. Apakah pengembangan karir memiliki hubungan dengan komitmen

organisasi.

4. Apakah kepuasan kerja memiliki hubungan dengan komitmen organisasi. 5. Apakah komitmen organisasi memiliki hubungan dengan kinerja.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tesis ini untuk mengetahui: 1. Hubungan kepuasan kerja dengan kinerja pegawai

(17)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini untuk:

1. Bahan masukan kepada Pegawai Negeri Sipil khususnya Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang dalam merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Daftar Absensi Pegawai Badan Perencana Pembangunan

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa peneliti telah menerapkan bagan kendali dengan model runtun waktu diantaranya yaitu Choirotunnisa (2014) meneliti pengaruh autokorelasi pada bagan kendali ̅

Pada putusan nomor 0753/Pdt.G/2018/PA.Kab.Kdr, majelis hakim memutus bagian harta bersama berupa satu bidang tanah sawah seluas kurang lebih 698 m2, yang terletak di

Kasus bullying pada anak mengalami peningkatan setiap tahun. Bullying pada anak memberikan berbagai dampak negatif yang berbeda-beda dan dapat menjadi sangat

[r]

dari negara pihak peserta seperti yang diatur dalam pasal 13 Statuta

Dasar Privasi ini terpakai ke atas penggunaan mana-mana perkhidmatan kami, termasuk apabila anda memohon sebarang maklumat daripada kami atau menggunakan perkhidmatan

Untuk mendiskripsikan strategi guru sejarah kebudayaan Islam dalam memotivasi belajar melalui pendekatan individual, pemberian sangsi, dan pemberian bimbingan siswa Kelas

Kesimpulan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan ini adalah ada peningkatan prestasi belajar Teknologi Perkantoran pada siswa kelas X OTKP 1 SMK Negeri 2