ABSTRAK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SURAT EDARAN WALIKOTA TENTANG KEDISIPLINAN PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Studi Di Dinas Tata Kota Bandar Lampung) Oleh
JOSUA ELIE TAMPUBOLON
Setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin PNS, sebagai wujud apresiasi dalam meningkatkan
kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil, Walikota Bandar Lampung
mengeluarkan Surat Edaran Walikota (Nomor 800/1871/I.03/2011)
tentang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintahan
Kota Bandar Lampung. Dalam Lampung Ekspres News pada Rabu, 15
September 2010, bahwa pada hasil sidak yang dilakukan oleh Komandan
Polisi Pamong Praja, Inspektorat, dan Humas. Prestasi terbanyak PNS
bolos berhasil dibukukan Dinas Tata Kota Bandar Lampung. Tujuan
peneliti ingin mengetahui Proses Implementasi Kebijakan Surat Edaran
Walikota tersebut di Dinas Tata Kota Bandar Lampung.
Tipe penelitian adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan
untuk membuat deskripsi, gambaran atau fenomena secara sistematis,
fenomena yang diselidiki, dengan pendekatan penelitian kualitatif. Fokus
penelitian ini adalah komunikasi, sumber daya, disposisi, serta struktur
birokrasi yang berkenaan dengan Implementasi Kebijakan Surat Edaran
Walikota. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan membahas atau menceritakan semua data
yang diteliti dengan prosedur analisis yaitu reduksi data, display
(penyajian data) dan verifikasi (menarik kesimpulan). Instrumen
pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian di Dinas Tata Kota Bandar Lampung didapatkan bahwa
dari 4 indikator dari model kebijakan Edward III yaitu komunikasi sudah
dapat dikatakan kateogri baik, sumber daya sudah dapat dikatakan kategori
baik, Disposisi masuk dalam kategori buruk, struktur birokrasi sudah dapat
dikatakan kategori baik.
THE POLICY IMPLEMENTATION OF THE MAYOR CIRCULAR REGARDING THE DISCIPLINE OF CIVIL SERVANTS IN THE ENVIRONMENT OF BANDAR LAMPUNG CITY GOVERNMENT
(Study at City Planning Department of Bandar Lampung ) By
JOSUA ELIE TAMPUBOLON
After the issuance of Government Regulation Number 53 Year 2010
regarding the discipline of civil servants, as a form of appreciation in
increasing the discipline of Civil Servants, Mayor of Bandar Lampung
issued a Mayor Circular (Number. 800/1871/I.03/2011) regarding the
discipline in the environment of Bandar Lampung City Governement.
In Lampung Express News on Wednesday, September 15th, 2010, the
Service Police, Inspector, and Public Relations. The most achievement of
the truancy civil servants is succeed to be recorded by the City Planning
Department of Bandar Lampung. The purpose of the researcher is to find
out the policy implementation of the mayor circular at The City Planning
Department of Bandar Lampung.
The research type is a descriptive, it is a research aims to make an
description, illustration, or phenomenon systematically, factual, and
accurate about the facts, properties, and the relationship between the
investigated phenomenon, with the qualitative approach. The focus of this
research is a communication, resources, disposition, and bureaucratic
structures regarding to the Policy Implementation of the Mayor Circular.
The data collection technique through the interview and documentations.
Data Analysis is done by discuss or telling all the examined data with
analysis procedure ie data reduction, display (data presentation) and
verification (draw the conclusions). Data collection instruments are
interview and documentations.
The results of the research at The City Planning Department of Bandar
Lampung found that from 4 indicators of Edward III policy model is that
the communication is in a good categories, the resources is in a good
categories, the disposition is in a bad categories, the bureaucratic
structures is in a good categories.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SURAT EDARAN WALIKOTA TENTANG KEDISIPLINAN PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Studi Di Dinas Tata Kota Bandar Lampung)
Oleh
JOSUA ELIE TAMPUBOLON (0816021036)
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Proses Implementasi ……….….. 12
2. Model Implementasi Kebijakan C.Edward III………... 21
3. Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle………... 23
4. Model Kebijakan Analisis Deliberatif ……… 25
5. Model Implementasi Kebijakan Van Metter dan Van Horn ….…. 27 6. Model Implementasi Kebijakan Sabatier dan Mazmanian……….. 29
7. Tahapan Kebijakan Publik Ripley dan David ………..…………. 31
8. Kerangka Pikir ………... 36
9. Analisis Data Kualitatif ………. 52
10.Struktur Organisasi Dinas Tata Kota Bandar Lampung ………… 74
DAFTAR PUSTAKA
Admodiwirjo, Hadi. 2000. Membentuk Kedisiplinan Kerja., Bina Cipta. Bandung
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta.
Dunn, William N. 2003.Pengantar Analisis Kebijakan Publik edisi kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
H. Nainggolan. 1992. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Badan Administrasi kepegawaian. Jakarta.
Handayaningrat, Soewarno. 1986. Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen. Pustaka Obor. Jakarta.
Hariandja. 2002. Disiplin Pegawai: Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys. Gava Media : Yogyakarta.
Islamy, M. Irfan. 2000. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara
Meter, Van. 1975. Model implementasi Kebijakan. Jakarta.
Miles, Matthew B. dan Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. University Indonesia Press. Jakarta.
Nazir, Moh. PH. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Alfabeta. Bandung.
Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2012. Implementasi Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Gava Media. Yogyakarta.
Sedarmayanti. 2001. SDM dan Produktivitas Kerja. Bumi Aksara. Bandung.
Steer, Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Erlangga. Jakarta.
Suharto, Edi. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Alfabeta. Bandung.
Surachmad, Winarno. 1992. Dasar dan Teknik Ride. Tasrito. Bandung.
Uchyana Effendy, Onong. 1992. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Remaja Rosda Karya. Bandung
Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara. Jakarta
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Media Prestindo. Yogyakarta
Sumber lain-lain
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2008 Tentang
http://diskominfo.kaltimprov.go.id/downlot.php?file=KMenpan_63_2003.pdf http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/lt4c3c2dab8bea4/parent/1890 http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-penilaian-pns.html
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ……… iii
DAFTAR TABEL ………. iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Rumusan Masalah………... 7
C. Tujuan Penelitian………. 7
D. Kegunaan Penelitian……….... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Implementasi Kebijakan ……… 9
B. Proses Implementasi Kebijakan ………. 11
C. Permasalahan Dalam Proses Implementasi Kebijakan ………….. 12
D. Disiplin Pegawai Negeri Sipil ……… 13
E. Implementasi Kebijakan Surat Edaran Walikota (Nomor :800/1871/I.03/2011) Tentang Kedisiplinan PNS………. 16
F. Model Implementasi Kebijakan………...…….. 17
G. Kerangka Pikir………... 34
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian……….... 37
B. Fokus Penelitian………. 40
C. Lokasi Penelitian……….... 44
D. Jenis Data………... 45
E. Penentuan Informan ……….. 46
F. Teknik Pengumpulan Data ………. 47
H. Teknik Analisis Data………. 49
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dinas Tata Kota Bandar Lampung ……… 53
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Implementasi kebijakan Surat Edaran Walikota Bandar Lampung tentang kedisiplinan PNS (Nomor : 800/1871/I.03/2011) …….. 73
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ………... 100
B. Saran ……….. 102
DAFTAR PUSTAKA……… 103
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel Aplikasi Konseptual Model Kebijakan Edward III ……….. 35 2. Sarana Dan Prasarana Dinas Tata Kota Bandar Lampung ……… 75 3. Aplikasi Terapan Model Edward III Dalam Kebijakan Surat Edaran
Walikota Bandar Lampung ……….. 78
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara tugas
pemerintahan dan pembangunan sangat menentukan guna mencapai tujuan
suatu pemerintahan. PNS pada suatu instansi pemerintah yang merupakan
suatu masyarakat dalam bentuk suatu usaha kerjasama untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dalam bidang kenegaraan. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, maka kerjasama yang demikian dilakukan oleh penguasa atau
aparatur negara yang terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk
menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.
PNS berkedudukan sebagai pegawai negara, abdi negara dan abdi
masyarakat yang dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD
1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan
pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan pegawai
negara. PNS sebagai unsur utama sumber daya manusia pegawai negara.
PNS sebagai unsur utama sumber manusia pegawai negara mempunyai
peran yang sangat strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan
Menurut H. Nainggolan (1992:103) menyatakan bahwa untuk
mewujudkan penyelenggaraan tugas dan pemerintahan dan
pembangunan,diperlukan pembinaan kualitas Pegawai Negeri Sipil yang
memperoleh bahan-bahan pertimbangan obyektif.
Upaya agar keluaran, manfaat, dan dampak dari program instansi
pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan dapat
dicapai apabila PNS sebagai pelaksana organisasi pemerintah bekerja
dengan penuh disiplin. Pegawai yang disiplin bekerja ditunjukkan oleh
tingginya tingat kehadiran mereka dalam menaati jadwal datang dan
pulang dari kantor untuk melaksanakan tugasnya.
Permasalahan yang melatar belakangi adalah masih kurang optimalnya
disiplin kerja pegawai. Untuk saat ini kinerja PNS di Kota Bandar
Lampung masih terlihat rendah. Seperti yang telah di ungkap dalam
Lampung Ekspres News pada Rabu, 15 September 2010, bahwa pada hasil
sidak yang dilakukan oleh komandan polisi pamong praja, inspektorat, dan
Humas. Tim menyusuri sebanyak 18 dinas/instasi, Hasilnya dari 805
jumlah pegawai di berbagai instansi tersebut, sebanyak 77 diantaranya
tidak masuk tanpa keterangan. Prestasi terbanyak PNS bolos berhasil
dibukukan Dinas Tata Kota Daerah Bandar lampung, dari total PNS yang
Kemudian bersamaan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang disiplin PNS, Walikota Bandar Lampung
mengeluarkan Surat Edaran Walikota (Nomor 800/1871/I.03/2011)
tentang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kota
Bandar Lampung dan dalam rangka mengimplementasikan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 diberlakukannya beberapa peraturan
diantaranya kelengkapan atribut kedinasan, pengisian daftar hadir pagi
sore, pengisian daftar hadir peserta upacara/bulanan, dan pengisian daftar
hadir apel pagi dan sore bagi seluruh pegawai yang bekerja di instansi
pemerintah daerah provinsi lampung. Sehingga diharapkan kebijakan yang
mengacu kepada PP Nomor 53 Tahun 2010 tersebut dapat meningkatkan
tingkat kedisiplinan kerja PNS di Lingkungan Instansi Pemerintah Kota
Bandar Lampung.
Berdasarkan riset dari hasil wawancara penulis dengan Sekretaris dari
Dinas Tata Kota Bandar Lampung, Sapriyani, SH, (Kamis, 21 juni 2012,
Pukul 08.30 WIB) mengatakan bahwa dalam proses komunikasi/sosialisasi
kepala dinas dalam menginstruksikan surat edaran walikota sering ada
beberapa hal yang terlupakan dalam sebuah rpat, seperti contohnya dalam
implementasi surat edaran walikota Bandar lampung tentang Kedisiplinan
Pegawai, beliau lupa menegaskan dan mengharuskan penggunaan
kelengkapan atribut dinas yang merupakan salah satu isi dari Surat Edaran
Walikota Bandar Lampung tentang Kedisiplinan Pegawai Di Lingkungan
Kemudian berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Tata Kota Bandar Lampung,
Herlinawati, SH, mengatakan bahwa dalam proses sumber daya manusia
yang ada di Dinas Tata Kota masih kurang sesuai antara posisi jabatan
dengan kemampuan/keahlian yang dimiliki oleh yang bersangkutan,
sehingga dalam menjalankan tugas dan fungsinya seringkali mendapatkan
kesulitan dan hambatan.
Untuk meraih apa yang menjadi tujuan dari surat edaran walikota tersebut,
maka perlu diperlukan Komunikasi yang baik dengan semua bagian, yang
dalam hal ini di Dinas Tata Kota Bandar Lampung, baik antara Kepala
Dinas, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan
staff pegawai tetap maupun Honor. Menurut Effendy (1992:122) Proses
komunikasi organisasi maupun birokrasi salah satunya adalah komunikasi
internal, komunikasi internal dibagi mejadi tiga dimensi, yaitu:
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas kebawah, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbale balik (two ways trafficcommunication). Dalam komunikasi vertikal terbagi atas dua, yaitu :
a) Komunikasi vertical ke bawah (downward communication) Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Komunikasi yang mengalr dari satu tingkat ke tingkat dibawahnya merupakan komunikasi vertical kebawah, yaitu komunikasi antara atasan dengan bawahannya.
b) Komunikasi vertical keatas (upward communication)
2. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah ketika komunikasi terjadi antara anggota organisasi/pegawai dalam satuan kerja, antara manajer/pejabat pada level yang sama, diantara setiap personel yang secara horizontal ekivalen, maka pola ini dinamakan komunikasi horizontal.
3. Komunikasi diagonal
Hal lainnya dibutuhkan sumber daya manusia yang mendukung dalam
pemahaman makna dan tujuan dari adanya kebijakan surat edaran walikota
Bandar Lampung tersebut. Serta komitmen (disposisi) yang konsisten
dalam menjalankan instruksi surat edaran walikota tersebut. Struktur
birokrasi yang baik juga mendukung dalam mengimplementasikan surat
edaran walikota mengingat kebijakan ini berada dalam ranah instansi/
badan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung, khususnya Di Dinas
Tata Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan pra riset yang dilakukan penulis pada tanggal 23 Mei 2012,
hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas Tata Kota, Sapriyani, S.H bahwa
dalam proses komunikasi/sosialisasi, Kepala Dinas Tata Kota dalam
menginstruksikan surat edaran walikota dalam sebuah rapat, seperti
contohnya beliau lupa menegaskan dan mengharuskan salah satu isi dari
surat edaran walikota tersebut yaitu adanya kewajiban kelengkapan atribut
dinas. Dan untuk proses komunikasi selanjutnya Kepala Dinas Tata Kota
hanya memberikan pengarahan untuk menempelkan surat edaran walikota
tersebut di papan pengumuman
Kemudian dengan hasil wawancara dan kepegawaian, Herlinawati, S.H
manusia ada yang di dinas tata kota ini masihlah kurang sesuai antara
posisi jabatan dengan kemampuan/keahlian yang dimiliki oleh yang
bersangkutan, sehingga dalam menjalankan tugas dan fungsinya sering
kali ditemui kesulitan dan hambatan. Selain itu menurut KasubbagUmum
dan Kepegawaian Dinas Tata Kota mengatakan bahwa Dalam pelaksanaan
absensi pegawai, sering terjadi kecurangan/penyimpangan yang
disebabkan rendahnya karakter/komitmen masing-masing pegawai dan
tidak adanya sanksi yang tegas dari Kepala Dinas yang membuat jera para
pegawai, sehingga penyimpangan ini terus berlanjut.
Kemudian penuturan dari Kepala Evaluasi Rencana dan Pengembangan
Kota, Tony Ferdinansyah, S.T,M.T, mengatakan bahwaSampai saat ini
dalam pelaksanaan surat edaran walikota tentang kedisiplinan PNS ini
masih jg sering pelanggaran, tapi dalam hal ini pelanggaran yang
dimaksud masih dalam kategori pelanggaran ringan, seperti diantaranya
adalah adanya pegawai yang pulang terlebih dahulu sebelum jam kerja
selesai, tidak mengisi daftar absensi, keluar kantor diluar jam kantor
menggunakan pakaian seragam dinas, dll hal ini terjadi karena memang
terkadang pada hari-hari tertentu masing-masing pegawai di bagian
bidangnya, sering tidak memiliki tugas yang harus dikerjakan Serta
berbagai macam alasan lainnya seperti izin pulang untuk mengambil
barang yang ketinggalan, izin ingin menengok orang sakit dll.”
Berdasarkan pemaparan diatas serta ditemukan adanya sedikit
penyimpangan aturan, penulis ingin meneliti tentang proses Implementasi
kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tata Kota Daerah Bandar
Lampung melalui perspektif model kebijakan edward III yang memiliki 4
variabel diatas yakni, komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur
birokrasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah proses
Implementasi Kebijakan Walikota (Surat Edaran Nomor :
800/1871/I.03/2011) tentang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil Pada
Dinas Tata Kota Daerah Bandar Lampung ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses implementasi
kebijakan Surat Edaran Walikota (nomor 800/1871/I.03) di Dinas Tata
Kota Bandar Lampung dari perspektif model kebijakan Edward III.
D. Manfaat penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
1) Secara Praktis, hasil penelitian ini sebagai Pedoman bagi Kepala
Dinas Tata Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan sebuah
proses implementasi kebijakan yang baik, terutama dari segi
2) Untuk menciptakan disposisi/karakter yang baik bagi Pegawai
Negeri Sipil diharapkan agar setiap Kepala Dinas di SKPD
masing-masing, agar memberikan sanksi/hukuman yang lebih
tegas berupa adanya penundaan gaji secara berkala, diskors dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan PP 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS, kemudian adanya reward atau penghargaan bagi
pegawai yang disiplin. Serta menggunakan mesin finger print yang
lebih efektif, professional, serta menghindari terjadinya kecurangan
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Moh. Nazir (1988:63) mendefinisikan penelitian deskriptif
sebagai suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau tulisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Menurut mari singarimbun (1987:4) penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan secara terperinci tentang fenomena sosial tertentu.
Metode analisis deskriptif kualitatif merupakan prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
objek penelitian berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
secara utuh. M. Hadari dan Martmi Hadari (1992:60) menyatakan bahwa
analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan hasil
penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas
permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini sering dikenal
dengan istilah penelitian kualitatif, sebab data-data yang akan
dikumpulkan dilapangan nantinya adalah data-data yang bersifat kualitatif
tolak hal itu maka penelitian kualitatif berusaha melihat, mengetahui,
serta serta menggambarkan apa adanya, sesuai dengan kenyataan yang
terjadi. Pendekatan kualitatif nantinya dapat diharapkan dapat
mengungkapkan peristiwa riil di lapangan dan metode kualitatif
menempatkan peneliti sebagai instrument kunci dalam penelitian ini
(Lincoln dan Guba 1985:198).
Dalam Moelang (2005:3) metode kualitatif yang didefinisikan oleh
Bogdan adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.
Suripan Hadi Hutomo (dalam Burhan Bungin, 2001:56-57) menyatakan
bahwa ciri-ciri penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif diantaranya
adalah :
1) Sumber data bersifat ilmiah, artinya peneliti harus berusaha memahami fenomena sosial secara langsung dalam kehidupan sehari-hari masyarakat;
2) Peneliti sendiri merupakan instrument penelitian yang paling penting di dalam pengumpulan data dan penginterpretasian data; 3) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, artinya mencatat secara teliti
segala fenomena yang dilihat dan didengar serta dibacanya (via wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto, video, tape recorder, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi atau bukan, dan lain-lain) dan peneliti harus membanding-bandingkan, mengkombinasikan, mengabstraksikan, dan menarik kesimpulan; 4) Peneliti harus digunakan untuk memahami bentuk-bentuk tertentu
(shaping), atau kasus (studi kasus); 5) Analisis bersifat induktif;
6) Di lapangan, peneliti harus berperilaku seperti masyarakat yang ditelitinya;
7) Data dan informan harus berasal dari tangan pertama;
9) Orang (atau sesuatu) yang dijadikan subjek penelitian tersebut, partisipan (buku dapat dianggap sebagai partisipan), dan konsultan, teman juga dapat dijadikan partisipan;
10) Titik berat perhatian harus pada pandangan emik, artinya peneliti
harus menaruh perhatian pada „masalah penting yang diteliti dari
orang yang diteliti‟, dan bukan dari etik (dari kacamata peneliti);
11) Dalam pengumpulan data menggunakan „purposie sampling‟
(sampel yang sengaja dipilih sendiri oleh peneliti dengan alasan-alasan tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan), dan bukan probabilistic statistic;
12) Dapat menggunakan data kualitatif maupun data kuantitatif.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, antara
lain adalah :
1) Menentukan masalah yang dijadikan pokok-pokok pembahasan.
2) Menentukan ruang lingkup penelitian.
3) Mengumpulkan data yang digunakan guna menjawab permasalahan
penelitian.
4) Menarik kesimpulan dari data-data yang berhasil dikumpulkan dan
diolah.
5) Menyusun laporan hasil penelitian secara tertulis.
Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah proses implementasi kebijakan
Surat Edaran Walikota tentang kedisiplinan PNS pada Dinas Tata Kota
Bandar Lampung. Dalam penelitian ini, data yang berhubungan dengan
pokok bahasan yang akan dikumpulkan dengan melakukan wawancara
kepada informan yang berkompeten dan berkaitan dalam masalah ini.
Setelah data dikumpulkan akan diperiksa sehingga dapat ditarik
B. Fokus Penelitian
Menurut Lexy J. Maleong (2007:237), fokus penelitian ditentukan dengan
tujuan :
1) Membatasi studi, berarti bahwa dengan adanya fokus penentuan
tempat, penelitian menjadi layak.
2) Secara efektif untuk menyaring informasi yang mengalir masuk,
jika data tidak relevan maka data tersebut dapat dihiraukan.
Surat Edaran Walikota (Nomor : 800/1871/I.03/2011) tentang
Kedisiplinan PNS ini disebarkan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung, yang
berjumlah 41 SKPD. Untuk membatasi analisis dalam penelitian ini, yang
menjadi inti perumusan masalah dan tujuan penelitian, penulis
memfokuskan penelitian ini pada proses Implementasi Kebijakan Surat
Edaran Walikota Tentang Kedisiplinan PNS Pada Dinas Tata Kota Bandar
Lampung, hal ini dikarenakan Dalam Lampung Ekspres News pada Rabu,
15 September 2010, bahwa pada hasil sidak yang dilakukan oleh
komandan polisi pamong praja, inspektorat, dan Humas, Prestasi
terbanyak PNS bolos berhasil dibukukan Dinas Tata Kota Daerah Bandar
lampung, dari total PNS yang ada sebanyak 71 Pegawai Negeri Sipil
didapati tidak hadir di lokasi kerja masing-masing instansi/dinas, 25 orang
Dalam Dwiyanto Indiahono (2009:136-137), mengatakan bahwa
faktor-faktor dari rencana proses implementasi kebijakan yaitu diperlukan
adanya sosialisasi, dukungan kelompok sasaran, dan dukungan aktor
pelaksana (implementor) yang bila dikaitkan dalam penelitian ini adalah
bahwa dalam sosialisasi, itu perlu dilakukan komunikasi terhadap adanya
Surat Edaran Walikota Bandar Lampung tentang kedisiplinan serta
adanya dukungan dari kelompok sasaran kebijakan yaitu para Pegawai
Negeri Sipil di Dinas Tata Kota Bandar Lampung dan yang terakhir
adanya dukungan aktor pelaksana yaitu dalam penelitian ini adalah kepala
dinas beserta kepala bagian kepala bidang serta kepala seksi yang menjadi
implementor kebijakan surat edaran walikota terhadap para kelompok
sasaran. Kemudian berdasarkan latar belakang yang didapati ada
permasalahan dari segi komunikasi, sumber daya serta disposisi, maka
peneliti mempersempit ruang lingkup penelitian dengan model kebijakan
yang terkait yaitu model Edward III yang terdiri dari variabel komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur birokrasinya.
Penelitian tentang proses implementasi kebijakan surat edaran walikota
Bandar lampung tentang kedisiplinan PNS ini pada Dinas Tata Kota
Bandar Lampung. Berdasarkan Surat Edaran Walikota Bandar Lampung
tentang kedisiplinan PNS tersebut, penulis juga memperkecil ruang
lingkup penelitian ini, yakni berdasarkan dari model kebijakan Edward III
antara lain komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi dari
Surat Edaran Walikota (Nomor : 800/1871/I.03/2011) tentang kedisiplinan
1. Penggunaan kelengkapan atribut kedinasan pegawai negeri sipil
2. Pelaksanaan pengisian daftar hadir absensi pagi sore
3. Pelaksanaan pengisian daftar hadir apel mingguan/bulanan
4. Pelaksanaan pengisian daftar hadir apel pagi dan sore
berdasarkan Surat Edaran Walikota Bandar Lampung (Nomor :
800/1871/I.03/2011) tentang kedisiplinan PNS ini, penulis hanya meneliti
proses implementasi kebijakan dari segi komunikasi, sumber daya,
disposisi, dan struktur birokrasinya.
Model implementasi George C. Edward III yang antara lain terbagi
menjadi 4 aspek dengan ruang lingkupnya masing-masing sebagai berikut:
1) Komunikasi
a. Siapakah implementor dan kelompok sasaran dari
program/kebijakan ?
b. Bagaimana sosialisasi program/kebijakan efektif dijalalankan ?
- Metode yang digunakan
- Intensitas komunikasi
2) Sumber daya
a. Kemampuan implementor
- Tingkat pendidikan
- Tingkat pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta aplikasi
detail program
b. Ketersediaan dana
- Berapa dana yang dialokasikan
- Prediksi kekuatan dana dan besaran biaya untuk implementasi
program/kebijakan
3) Disposisi
a. Karakter pelaksana
- Tingkat komitmen dan kejujuran: dapat diukur dengan tingkat
konsistensi antara pelaksanaan kegiatan dengan guideline yang telah ditetapkan. Semakin sesuai dengan guideline semakin tinggi komitmennya.
- Tingkat demokratis, dapat diukur dengan intensitas pelaksana
melakukan proses sharing dengan kelompok sasaran, mencari solusi dari masalah yang dihadapi dan melakukan diskresi yang
berbeda dengan guideline guna mencapai tujuan dan sasaran
program.
4) Struktur birokrasi
a. Ketersediaan SOP yang mudah dipahami
b. Struktur birokrasi
- Seberapa jauh rentang kendali antara pucuk pimpinan dan
bawahan dalam struktur organisasi pelaksana. Semakin jauh
berarti semakin rumit, birokratis dan lambat untuk merespon
C. Lokasi Penelitian
Penetapan lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan tujuan penelitian. Purposive adalah lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan
diambil berdasarkan tujuan penelitian.
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Dinas Tata Kota yang
beralamat di Jalan Dr. Susilo No.2 Bandar Lampung. Alasan dijadikannya
Dinas Tata Kota Di Bandar Lampung sebagai lokasi penelitian antara lain
karena :
1. Dalam Lampung Ekspres News pada Rabu, 15 September 2010,
bahwa pada hasil sidak yang dilakukan oleh komandan polisi pamong
praja, inspektorat, dan Humas. Tim menyusuri sebanyak 18
dinas/instasi, Hasilnya dari 805 jumlah pegawai di berbagai instansi
tersebut, sebanyak 77 diantaranya tidak masuk tanpa keterangan.
Prestasi terbanyak PNS bolos berhasil dibukukan Dinas Tata Kota
Daerah Bandar lampung, dari total PNS yang ada sebanyak 71
Pegawai Negeri Sipil didapati tidak hadir di lokasi kerja
masing-masing instansi/dinas, 25 orang diantaranya alpa.
D. Jenis Data
Menurut Pasolong (2012:70), jenis data yang digunakan dalam metode
penelitian kualitatif dibagi menjadi dua yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data
(peneliti) dari objek penelitiannya. Jadi data primer yaitu data yang
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkan atau
menggunakannya. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui
proses wawancara mendalam secara langsung berdasarkan panduan
melalui daftar pertanyaan/wawancara, dengan informan di lingkungan
Dinas Tata Kota di Bandar Lampung. Data primer yang digunakan
antara lain hasil wawancara, dokumen/buku Rencana Strategis Dinas
Tata Kota Bandar Lampung Periode 2010-2014,
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung
dari objek penelitian. Jadi data sekunder adalah data yang
dikumpulkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.
Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data pelengkap dan
penunjang dari data primer. Data sekunder yang digunakan antara lain,
PP NO. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, Perda Kota Bandar
Lampung Nomor 03 Tahun 2008, Daftar absensi pagi sore, daftar apel
E. Penentuan Informan
Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan maka dalam penelitian ini
diperlukan sumber data. Dalam menyebutkan identitas sumber data primer
dalam penelitian ini digunakan istilah “informan” untuk menjaga identitas
asli responden. Menurut Pasolong (2012:107-108), Teknik Purposive Sampling/Sampling Bertujuan adalah suatu teknik penarikan sampel yang digunakan dengan cara sengaja atau menunjuk langsung kepada orang
yang dianggap dapat mewakili karakteristik-karakteristik populasi.
Penggunaan purposive sampling bertujuan untuk mengambil sampel secara subjektif, dengan anggapan bahwa sampel yang diambil itu
merupakan keterwakilan (representatif) bagi peneliti, sehingga
pengumpulan data yang langsung pada sumber dapat dilakukan secara
proporsional demi keakuratan penelitian.
Sedangkan menurut Arikunto (2010:83), sampel bertujuan dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau
daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tetapi ada
syarat-syarat yang harus dipenuhi.
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau
karakteristik tertentu, yang merupakan cir-ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan
subjek yang paling banyak mengandung cirri-ciri yang terdapat
pada populasi (key subjectis)
1) Kepala Dinas Tata Kota
2) Sekretariat Dinas Tata Kota :
a. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, Monitoring, Dan
Evaluasi;
b. Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian
c. Kepala Sub Bagian Keuangan
3) Kepala Bidang Dinas Tata Kota
4) Kepala Seksi Dinas Tata Kota
5) Staff pegawai tetap/honorer
Alasan dipilih dan ditunjuknya informan diatas adalah bahwa penelitian
ini adalah untuk mengetahui proses implementasi kebijakan, oleh karena
itu penulis memilih para pimpinan/kepalanya atau implementor yang
memiliki wewenang dalam melaksanakan proses implementasi kebijakan
surat edaran walikota dan dianggap memahami betul mengenai hal
tersebut.
F. Teknik Pengumpulan Data
Hasil dari setiap penelitian menurut data yang benar dan
dipertanggungjawabkan secara kebenarannya, informasi yang akurat
sangat menunjang hasil yang akan diperoleh.
Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data primer untuk
kebutuhan suatu penelitian. Pengumpulan data harus menggunakan
prosedur yang sistematik dan terstandar untuk memperoleh data yang
Metode kualitatif akan menghasilkan data deskriptif yang akan
memungkinkan peneliti untuk melihat obyek penelitian, pemahaman
dalam metode kualitatif juga dapat dilakukan dengan Wawancara secara
Langsung, Studi Dokumentasi, dan teknik pengamatan/observasi
Pengkajian dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
berupa :
1) Wawancara Secara Langsung
Diartikan sebagai suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka di antara
pewawancara dengan informan (Nazir, 1988:23-40). Wawancara
dilakukan dengan para informan untuk mendapatkan data primer
sebagaimana terurai pada sub bab sebelumnya yang berkaitan dengan
proses Implementasi Kebijakan Surat Edaran Walikota Tentang
Kedisiplinan PNS Pada Dinas Tata Kota Bandar Lampung.
2) Teknik Dokumentasi
Teknik pengumpulan dokumentasi dalam penelitian ini berupa Data
Struktur Organisasi, arsip/buku daftar hadir pegawaian, buku
monografi, data kepegawaian, Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah,. Dokumentasi dalam penelitian ini,
dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan merupakan teknik
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari penelitian dari lapangan dikumpulkan dan setelah
itu data tersebut diolah. Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah:
1) Editing, yaitu cara yang digunakan untuk meneliti kembali data yang
telah diperoleh dari lapangan baik yang diperoleh melalui wawancara
maupun yang diperoleh melalui dokumentasi. Teknik editing data
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyalin ulang hasil dari
wawancara dengan informan yang berupa data mentah yang berkaitan
dengan proses implementasi kebijakan surat edaran walikota tentang
kedisiplinan PNS pad Dinas Tata Kota Bandar Lampung ke dalam
bentuk tulisan dan berupa lampiran dalam skripsi ini.
2) Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran atau penjabaran atas hasil
penelitian untuk dicari makna yang lebih luas dengan menghubungkan
jawaban yang diperoleh dengan data yang lain. Adapun proses
interpretasi atas hasil penelitian dalam skripsi ini berupa
menghubungkan hasil dari wawancara terhadap informan dengan
tinjauan pustaka.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan ke dalam bentuk yang
lebih mudah untuk dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk menganalisis data dengan
penelitian dengan kata-kata dan kalimat sebagai jawaban atas
permasalahan yang diteliti. Adapun analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara memaparkan hasil wawancara ke dalam lampiran,
mengelola data ke dalam bentuk lampiran, menggambarkan proses
penelitian dan hasil wawancara ke dalam pembahasan dalam skripsi ini
dan terakhir adalah menafsirkan hasil penelitian ini dengan
menghubungkan teori-teori dan data yang ada dengan hasil wawancara
dengan informan pada pada Dinas Tata Kota Bandar Lampung.
Proses analisis data kualitatif menurut Milles dan Huberman (1992) yang
dikutip dalam Basrowi dan Suwandi (2008:209-210) melalui tiga proses
yaitu pada halaman berikut:
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari catatan
tertulis dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian
dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. pada tahap awal :
melalui kerangka konseptual, permasalahan, pendekatan
pengumpulan data yang diperoleh. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan/interpretasi finalnya
dapat ditarik dan diversifikasi. Cara yang dipakai dalam reduksi
menggolongkan ke dalam suatu pola yang lebih luas, dan
sebagainya. Dalam proses reduksi, peneliti mencari data yang
benar-benar valid. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran data
yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa
peneliti lebih mengetahui.
2) Display (Penyajian Data)
Adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif,
matriks, grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk
memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu,
sajiannya harus tertata secara apik. Dalam tahap ini peneliti juga
melakukan display (penyajian) data secara sistematik, agar lebih
mudah untuk dipahami interaksi antar bagian-bagiannya dalam
konteks yang utuh bukan segmental atau fragmental terlepas satu
dengan lainnya.
3) Verifikasi (menarik kesimpulan)
Yaitu peneliti berusaha mencari arti benda-benda, mencatat
keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi dan alur
sebab akibat dan proposisi. Kesimpulan diversifikasi selama
penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data yang
diuji kebenaran, kekokohan dan kesesuaiannya yang merupakan
serta jelas kebenaran dan kegunaannya. Dalam tahap ini peneliti
membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika,
mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan
dengan mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian
dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data
yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan
proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yang
terakhir yaitu melaporkan hasil penelitian dengan lengkap.
Berdasarkan uraian diatas, langkah analisis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan pada halaman selanjutnya :
Koleksi Data Display Data
Reduksi Data
Penarikan/Pemaparan Kesimpulan
Gambar 9. Analisis Data Kualitatif Menurut Milles dan Huberman
Siklus interaktif ini menunjukkan adanya kemauan yang sungguh-sungguh
untuk memahami atau mendapatkan pengertian yang komprehensif dan
rinci mengenai suatu masalah, sehingga dapat melahirkan
Absensi Daftar Pagi Sore Dinas Tata Kota Bandar Lampung Hari :
Tanggal : Bulan :
No. Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan Tanda Tangan
Pagi Sore
1 Effendi Yunus, SH NIP. 19580823 198303 1 009
Pembina Utama Muda IV/C
Kepala Dinas Tata Kota 2 Sapriyani, SH
NIP. 19591215 198503 2 008
Pembina Tk. I IV/B
Sekretaris Dinas Tata Kota
3 Dra. Yuswinardi NIP. 19570419 198403 1 004
Pembina
NIP. 19620813 198402 1 002
Pembina NIP. 19691229 199103 1 007
Penata Tk. I
NIP. 19590104 198103 1 016
Penata Tk. I III/d
Kabid Penataan Bangunan
7 Muherwan, SE
NIP. 19590518 198607 1 001
Penata Tk. I III/d
Kasi Penelitian Fungsi Bangunan 8 Herlinawati, SH
NIP. 19710212 199703 2 005
Penata Tk. I
NIP. 19611211 198703 2 001
Penata Tk. I III/d
Staf
10 Kamil, SH
NIP. 19620820 199001 1 002
Penata Tk. I III/d
Staf 11 Ika Rawantika D.,SP,MT
NIP. 19720924 199803 2 003
Penata Tk. I
NIP. 19641002 199403 2 002
Penata Tk. I III/d
Kasubag Keuangan 13 Hi. Erwanuddin, ST
NIP. 19610511 198703 1 005
Penata Tk. I
NIP. 19741211 199503 1 002
Penata Tk. I
NIP. 19741014 199603 1 001
Penata Tk. I III/d
Kasi Penyuluhan Dan Pelaporan 16 Tony Ferdinansyah, ST., MT
NIP. 19760307 200003 1 003
Penata Tk. I
NIP. 19770702 199803 2 002
Penata Tk. I III/d
Kasi Penyusunan Rencana Rinci
18 Herwansyah, BA NIP. 19601015 198902 1 001
Penata III/c
Staf 19 Indra Gunawan, SH
NIP. 19700214 199402 1 002
Penata III/c
Kasi Pemetaan 20 Erwansyah, ST.,MM
NIP. 19711209 200003 1 001
Penata
NIP. 19740630 199403 1 001
Penata III/c
Staf
22 Yosi Floren, SE NIP. 19781117 199803 2 004
Penata III/c
Staf
23 Istuani
NIP. 195609258 198303 1 008
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 24 Indrawati S.
NIP. 19650623 198603 1 008
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 25 Amir Aidin, SE
NIP. 19690607 199005 1 001
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 26 Sukis Watoyo, ST.,MT
NIP. 19630126 199103 1 002
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 27 Drs. Anthoni Rozak
NIP. 19630923 198609 1 001
Penata Muda Tk.I III/b
Staf
28 Rifki
NIP. 19630118 198703 1 006
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 29 Ahba Bina, S.Sos
NIP. 19670727 199203 2 007
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 30 Ipriyanti, SE
NIP. 19700101 199503 2 003
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 31 Joko Sulistio, ST
NIP. 19750313 200501 1 009
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 32 Taufik Hidayat, S.Sos, MH
NIP. 19780821 200604 1 006
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 33 Desi Permulia, SH
NIP. 19761206 200312 2 003
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 34 Triyani, S.Sos
NIP. 19680812 200701 2 011
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 35 Desiana, SE., MM
NIP. 19720501 200701 2 034
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 36 Karlia Dirangga, ST., MT
NIP. 19830723 200804 2 002
Penata Muda Tk.I III/b
Staf
37 Kamaruddin
NIP. 19630120 198603 1 008
Penata Muda III/a
Staf 38 M. Riza Pahlevi, ST
NIP. 19760118 200902 1 004
Penata Muda III/a
Staf 39 Ari Oktara, ST
NIP. 19761009 200902 1 002
Penata Muda III/a
Staf 40 Tenni Oksowela, S.TP
NIP. 19851010 200902 2 011
Penata Muda III/a
Staf
41 Perita, ST
NIP. 19800212 201001 2 005
Penata Muda III/a
Staf 42 Ilmah Nahlani, ST
NIP. 19871019 201001 2 003
Penata Muda III/a
Staf 43 Nofy Nurmansyah, S.IP
NIP. 19761120 199503 1 001
Penata Muda III/a
Staf 44 Allen Saddeli, SE
NIP. 19760214 201101 1 002
Penata Muda III/a
45 Harry Gumanti, SE NIP. 19811011 201101 1 002
Penata Muda III/a
Staf 46 Yulianti, A.md
NIP. 19750129 199902 2 001
Penata Muda III/a
Staf
47 Sulastri
NIP. 19740717 20001 2 008
Pengatur Muda 49 Nining Suryatiningsih
NIP. 19780310 200701 2 007
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
50 Ropiah
NIP. 19770516 200701 2 009
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
51 Darmawan
NIP. 19720518 200701 1 008
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
52 Mardiana
NIP. 19720308 200701 2 010
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
53 Rantiyah
NIP. 19710703 200701 2 013
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
54 Aida Sari
NIP. 19700512 200701 2 013
Pengatur Muda
Kepala Dinas Tata Kota Kota Bandar Lampung
Effendi Yunus, SH
Absensi Daftar Apel Pagi Sore Dinas Tata Kota Bandar Lampung Hari :
Tanggal : Bulan :
No. Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan Tanda Tangan
Apel Pagi
Apel Sore
1 Effendi Yunus, SH NIP. 19580823 198303 1 009
Pembina Utama Muda IV/C
Kepala Dinas Tata Kota 2 Sapriyani, SH
NIP. 19591215 198503 2 008
Pembina Tk. I IV/B
Sekretaris Dinas Tata Kota
3 Dra. Yuswinardi NIP. 19570419 198403 1 004
Pembina
Hairul Akmal M. S.Sos NIP. 19620813 198402 1 002
Pembina NIP. 19691229 199103 1 007
Penata Tk. I
NIP. 19590104 198103 1 016
Penata Tk. I III/d
Kabid Penataan Bangunan
7 Muherwan, SE
NIP. 19590518 198607 1 001
Penata Tk. I NIP. 19710212 199703 2 005
Penata Tk. I
NIP. 19611211 198703 2 001
Penata Tk. I
III/d Staf
10 Kamil, SH
NIP. 19620820 199001 1 002
Penata Tk. I
III/d Staf
11
Ika Rawantika D.,SP,MT NIP. 19720924 199803 2 003
Penata Tk. I
NIP. 19641002 199403 2 002
Penata Tk. I NIP. 19610511 198703 1 005
Penata Tk. I
Yustam Effendi, SH., MH NIP. 19741211 199503 1 002
Penata Tk. I
NIP. 19741014 199603 1 001
Penata Tk. I III/d
Kasi Penyuluhan Dan Pelaporan 16
Tony Ferdinansyah, ST., MT NIP. 19760307 200003 1 003
Penata Tk. I
Farrah Nitasya M., SE., MM NIP. 19770702 199803 2 002
Penata Tk. I III/d
Kasi Penyusunan Rencana Rinci
18 Herwansyah, BA NIP. 19601015 198902 1 001
Penata
III/c Staf
19 Indra Gunawan, SH NIP. 19700214 199402 1 002
Penata
III/c Kasi Pemetaan 20
Erwansyah, ST.,MM NIP. 19711209 200003 1 001
Penata
NIP. 19740630 199403 1 001 Penata
III/c Staf
22 Yosi Floren, SE NIP. 19781117 199803 2 004
Penata
III/c Staf
23 Istuani
NIP. 195609258 198303 1 008
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 24 Indrawati S.
NIP. 19650623 198603 1 008
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 25 Amir Aidin, SE
NIP. 19690607 199005 1 001
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 26 Sukis Watoyo, ST.,MT
NIP. 19630126 199103 1 002
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 27 Drs. Anthoni Rozak
NIP. 19630923 198609 1 001
Penata Muda
Tk.I III/b Staf
28 Rifki
NIP. 19630118 198703 1 006
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 29 Ahba Bina, S.Sos
NIP. 19670727 199203 2 007
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 30 Ipriyanti, SE
NIP. 19700101 199503 2 003
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 31 Joko Sulistio, ST
NIP. 19750313 200501 1 009
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 32 Taufik Hidayat, S.Sos, MH
NIP. 19780821 200604 1 006
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 33 Desi Permulia, SH
NIP. 19761206 200312 2 003
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 34 Triyani, S.Sos
NIP. 19680812 200701 2 011
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 35 Desiana, SE., MM
NIP. 19720501 200701 2 034
Penata Muda
Tk.I III/b Staf 36 Karlia Dirangga, ST., MT
NIP. 19830723 200804 2 002
Penata Muda
Tk.I III/b Staf
37 Kamaruddin
NIP. 19630120 198603 1 008
Penata Muda
III/a Staf
38 M. Riza Pahlevi, ST NIP. 19760118 200902 1 004
Penata Muda
III/a Staf
39 Ari Oktara, ST NIP. 19761009 200902 1 002
Penata Muda
III/a Staf
40 Tenni Oksowela, S.TP NIP. 19851010 200902 2 011
Penata Muda
III/a Staf
41 Perita, ST
NIP. 19800212 201001 2 005
Penata Muda
III/a Staf
42 Ilmah Nahlani, ST NIP. 19871019 201001 2 003
Penata Muda
III/a Staf
43 Nofy Nurmansyah, S.IP NIP. 19761120 199503 1 001
Penata Muda
III/a Staf
44 Allen Saddeli, SE NIP. 19760214 201101 1 002
Penata Muda
45 Harry Gumanti, SE NIP. 19811011 201101 1 002
Penata Muda
III/a Staf
46 Yulianti, A.md NIP. 19750129 199902 2 001
Penata Muda
III/a Staf
47 Sulastri
NIP. 19740717 20001 2 008
Pengatur Muda 49 Nining Suryatiningsih
NIP. 19780310 200701 2 007
Pengatur Muda
Tk.I II/b Staf
50 Ropiah
NIP. 19770516 200701 2 009
Pengatur Muda
Tk.I II/b Staf
51 Darmawan
NIP. 19720518 200701 1 008
Pengatur Muda
Tk.I II/b Staf
52 Mardiana
NIP. 19720308 200701 2 010
Pengatur Muda
Tk.I II/b Staf
53 Rantiyah
NIP. 19710703 200701 2 013
Pengatur Muda
Tk.I II/b Staf
54 Aida Sari
NIP. 19700512 200701 2 013
Pengatur Muda
Kepala Dinas Tata Kota Kota Bandar Lampung
Effendi Yunus, SH
Absensi Daftar Peserta Upacara Mingguan Dinas Tata Kota Bandar Lampung
Hari : Tanggal : Bulan :
No. Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan Tanda Tangan
1 Effendi Yunus, SH NIP. 19580823 198303 1 009
Pembina Utama Muda IV/C
Kepala Dinas Tata Kota 2 Sapriyani, SH
NIP. 19591215 198503 2 008
Pembina Tk. I IV/B
Sekretaris Dinas Tata Kota 3 Dra. Yuswinardi
NIP. 19570419 198403 1 004
Pembina
NIP. 19620813 198402 1 002
Pembina
NIP. 19691229 199103 1 007
Penata Tk. I III/d
Kabid Pengukuran Dan Dokumentasi 6 Riduan A., SH
NIP. 19590104 198103 1 016
Penata Tk. I III/d
Kabid Penataan Bangunan
7 Muherwan, SE
NIP. 19590518 198607 1 001
Penata Tk. I III/d
Kasi Penelitian Fungsi Bangunan 8 Herlinawati, SH
NIP. 19710212 199703 2 005
Penata Tk. I III/d
Kasubag Umum Dan Kepegawaian 9 Diantina, S.Sos
NIP. 19611211 198703 2 001
Penata Tk. I III/d
Staf
10 Kamil, SH
NIP. 19620820 199001 1 002
Penata Tk. I III/d
Staf 11 Ika Rawantika D.,SP,MT
NIP. 19720924 199803 2 003
Penata Tk. I
NIP. 19641002 199403 2 002
Penata Tk. I III/d
Kasubag Keuangan 13 Hi. Erwanuddin, ST
NIP. 19610511 198703 1 005
Penata Tk. I
NIP. 19741211 199503 1 002
Penata Tk. I
NIP. 19741014 199603 1 001
Penata Tk. I III/d
Kasi Penyuluhan Dan Pelaporan 16 Tony Ferdinansyah, ST., MT
NIP. 19760307 200003 1 003
Penata Tk. I
NIP. 19770702 199803 2 002
Penata Tk. I
NIP. 19601015 198902 1 001
Penata III/c
Staf 19 Indra Gunawan, SH
NIP. 19700214 199402 1 002
Penata III/c
Kasi Pemetaan 20 Erwansyah, ST.,MM
NIP. 19711209 200003 1 001
Penata III/c
Kasi Konstruksi Dan Arsitektur Bangunan
NIP. 19740630 199403 1 001 III/c 22 Yosi Floren, SE
NIP. 19781117 199803 2 004
Penata III/c
Staf
23 Istuani
NIP. 195609258 198303 1 008
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 24 Indrawati S.
NIP. 19650623 198603 1 008
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 25 Amir Aidin, SE
NIP. 19690607 199005 1 001
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 26 Sukis Watoyo, ST.,MT
NIP. 19630126 199103 1 002
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 27 Drs. Anthoni Rozak
NIP. 19630923 198609 1 001
Penata Muda Tk.I III/b
Staf
28 Rifki
NIP. 19630118 198703 1 006
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 29 Ahba Bina, S.Sos
NIP. 19670727 199203 2 007
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 30 Ipriyanti, SE
NIP. 19700101 199503 2 003
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 31 Joko Sulistio, ST
NIP. 19750313 200501 1 009
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 32 Taufik Hidayat, S.Sos, MH
NIP. 19780821 200604 1 006
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 33 Desi Permulia, SH
NIP. 19761206 200312 2 003
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 34 Triyani, S.Sos
NIP. 19680812 200701 2 011
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 35 Desiana, SE., MM
NIP. 19720501 200701 2 034
Penata Muda Tk.I III/b
Staf 36 Karlia Dirangga, ST., MT
NIP. 19830723 200804 2 002
Penata Muda Tk.I III/b
Staf
37 Kamaruddin
NIP. 19630120 198603 1 008
Penata Muda III/a
Staf 38 M. Riza Pahlevi, ST
NIP. 19760118 200902 1 004
Penata Muda III/a
Staf 39 Ari Oktara, ST
NIP. 19761009 200902 1 002
Penata Muda III/a
Staf 40 Tenni Oksowela, S.TP
NIP. 19851010 200902 2 011
Penata Muda III/a
Staf
41 Perita, ST
NIP. 19800212 201001 2 005
Penata Muda III/a
Staf 42 Ilmah Nahlani, ST
NIP. 19871019 201001 2 003
Penata Muda III/a
Staf 43 Nofy Nurmansyah, S.IP
NIP. 19761120 199503 1 001
Penata Muda III/a
Staf 44 Allen Saddeli, SE
NIP. 19760214 201101 1 002
Penata Muda III/a
Staf 45 Harry Gumanti, SE
NIP. 19811011 201101 1 002
Penata Muda III/a
Staf 46 Yulianti, A.md
NIP. 19750129 199902 2 001
Penata Muda III/a
Staf
47 Sulastri
NIP. 19740717 20001 2 008
49 Nining Suryatiningsih NIP. 19780310 200701 2 007
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
50 Ropiah
NIP. 19770516 200701 2 009
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
51 Darmawan
NIP. 19720518 200701 1 008
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
52 Mardiana
NIP. 19720308 200701 2 010
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
53 Rantiyah
NIP. 19710703 200701 2 013
Pengatur Muda Tk.I II/b
Staf
54 Aida Sari
NIP. 19700512 200701 2 013
Pengatur Muda
Kepala Dinas Tata Kota Kota Bandar Lampung
Effendi Yunus, SH
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Implementasi Kebijakan
Hoogerwerf (1997:118) menjelaskan bahwa implementasi kebijakan
adalah penerapan tujuan-tujuan kualitas yang dipilih untuk sarana yang
dipilih dan dalam urutan waktu yang dipilih. Daniel A. Mazmanian ddan
Paul A. Sabatier (1979) dalam Wahab (2001:65) menjelaskan makna
implementasi ini dengan mengatakan bahwa :
“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadimistrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat atau dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian”.
Implementasi sebagian besar kebijakan pemerintah pasti akan melibatkan sejumlah pembuatan kebijaksanaan yang berusaha keras untu mempengaruhi perilaku birokrat/pejabat dalam rangka memberikan pelayanan/jasa tertentu kepada masyarakat atau mengatur perilaku 1 atau lebih kelompok sasaran. Dalam implementasi kebijakan, khususnya yang melibatkan banyak organisasi atau instansi pemerintah dan berbagai tingkatan struktur organisasi pemerintah sebenarnya dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu :
1. Pemrakarsa kebijakan
2. Pejabat-pejabat pelaksana di lapangan
3. Aktor-aktor pendorong di luar badan-badan pemerintah kepada siapa saja program itu ditujukan, yakni kelompok sasaran
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka fokus implementasi kebijakan itu
akan lebih jelas bagi mencakup usaha-usaha yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat atau lembaga dalam upaya mereka untuk memberikan pelayanan
atau untuk merubah perilaku masyarakat kelompok sasaran dari program
yang bersangkutan.
Abdul Wahab (1997) dengan tegas mengatakan bahwa pelaksanaan
implementasi kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin
jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Sedangkan menurut kamus
Webster dalam Wahab (1997:64) merumuskan bahwa untuk to implement
(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out
(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give practical
off to (menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Seperti dikutip oleh
van mater dan van horn (1990:25) rumusan implementasi adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau pejabat-pejabat atau
kelompok-kelompok pemerintah maupun swasta yang mengarah pada
tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijaksanaan. Lebih lanjut lagi Daniel A. Mazmaniar dan Paul A.
Sabatiar (1990:65) menjelaskan makna implementasi sebagai berikut :
“Memahami apa yang terjadi sesudah suatu program dinyatakan
mempengaruhi tingkah laki atau perilaku dari semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diarahkan atau
yang tidak diarahkan ada yang tidak diharapkan ”.
B. Proses Implementasi Kebijakan
Berbagai tujuan kebijakan tentu tidak akan tercapai dengan sendirinya
tanpa kebijakan tersebut diimplementasikan. Meskipun sebagai sebuah
konsep implementasi sering dipakai untuk menggambarkan bagaimana
upaya yang dilakukan oleh para implementor dalam mewujudkan tujuan
kebijakan, akan tetapi hanya dengan menyebut implementasi saja tidak
cukup menggambarkan bagaimana sesungguhnya berbagai upaya untuk
mewujudkan tujuan kebijakan itu dilakukan.
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2012:64-65) :
“realitasnya di dalam implementasi itu sendiri terkandung suatu proses
kompleks dan panjang. Proses implementasi sendiri bermula sejak kebijakan ditetapkan atau memiliki payung hukum yang sah. Setelah itu tahapan-tahapan implementasi akan dimulai dengan serangkaian kegiatan mengelola orang, sumber daya, teknologi, menetapkan prosedur, dan seterusnya dengan tujuan agar tujuan kebijakan yang ditetapkan dapat
diwujudkan.”
apabila disepakati bahwa cara melihat keberhasilan implementasi tidak
hanya berhenti pada kepatuhan para implementer saja namun juga hasil
yang dicapai setelah prosedur implementasi dijalani maka upaya untuk
memahami realitas implementasi kebijakan perlu dilihat secara lebih detil
dengan mengikuti proses implementasi yang dilalui para implementer
dalam upaya untuk mewujudkan tujuan kebijakan tersebut. Proses panjang
Gambar 1. Proses Implementasi
Gambar 1 diatas menjelaskan bahwa proses imlementasi berangkat dari
adanya suatu kebijakan atau program. Pada dasarnya suatu kebijakan atau
program diformulasikan dengan misi untuk mencapai tujuan dan sasaran
tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka suatu kebijakan
membutuhkan masukan-masukan kebijakan (policy input).
C. Permasalahan Dalam Proses Implementasi Kebijakan
Proses implementasi merupakan proses yang rumit dan kompleks. Hal ini
dipahami karena proses implementasi melibatkan interaksi banyak
variabel sekaligus merumuskan mekanisme delivery activities. Kompleksitas dalam proses implementasi sering memunculkan sejumlah
permasalahan.
“Menurut Edward III (1980) dalam Purwanto dan Sulistyastuti (20120:85),
menyebutkan bahwa mengidentifikasi ada empat critical factors yang mempengaruhi keberhasilan proses implementasi. Keempat faktor tersebut adalah : komunikasi, sumber daya, disposisi atau perilaku dan struktur
Kebijakan : tujuan dan
sasaran
Keluaran kebijakan
Implementer
Kelompok sasaran
Kinerja implementasi
Dampak jangka menengah Dampak jangka panjang
birokrasi. Makinde (2005) mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam proses implementasi disebabkan antara lain : (1) kelompok sasaran (target beneficiaries) tidak terlibat dalam implementasi program, (2) program yang diimplementasikan tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan politik, (3) adanya korupsi, (4) sumber daya manusia yang kapasitasnya rendah, serta (5) tidak adanya
koordinasi dan monitoring.”
D. Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dalam pasal 1
menjelaskan bahwa pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik
Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari rumusan tersebut
diatas, maka untuk dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil harus melalui
sebuah proses yaitu memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan diangkat
oleh pejabat yang berwenang.
Menurut Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010,
disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang bila tidak ditaati/dilanggar
dijatuhi hukuman disiplin.
Disiplin PNS terdiri atas kewajiban dan larangan bagi PNS. Menurut pasal 3 peraturan pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 kewajiban PNS adalah :
(3) Setia dan taat sepenuhnya Kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dan Pemerintahan;
(4) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
(6) Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah dan martabat PNS;
(7) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang ,dan/atau golongan;
(8) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;
(9) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara;
(10)Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil; (11)Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
(12)Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
(13)Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
(14)Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; (15)Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
(16)Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
(17)Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Larangan bagi PNS menurut pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 kewajiban PNS adalah :
(1) Menyalahgunakan wewenang
(2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain
(3) Tanpa izin pemerintah menjadi pengawal atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
(4) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;
(5) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak, atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah.