• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SURAT EDARAN WALIKOTA TENTANG KEDISIPLINAN PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SURAT EDARAN WALIKOTA TENTANG KEDISIPLINAN PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SURAT EDARAN WALIKOTA TENTANG KEDISIPLINAN PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

KOTA BANDAR LAMPUNG

(Studi Di Dinas Tata Kota Bandar Lampung) Oleh

JOSUA ELIE TAMPUBOLON

Setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

tentang Disiplin PNS, sebagai wujud apresiasi dalam meningkatkan

kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil, Walikota Bandar Lampung

mengeluarkan Surat Edaran Walikota (Nomor 800/1871/I.03/2011)

tentang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintahan

Kota Bandar Lampung. Dalam Lampung Ekspres News pada Rabu, 15

September 2010, bahwa pada hasil sidak yang dilakukan oleh Komandan

Polisi Pamong Praja, Inspektorat, dan Humas. Prestasi terbanyak PNS

bolos berhasil dibukukan Dinas Tata Kota Bandar Lampung. Tujuan

peneliti ingin mengetahui Proses Implementasi Kebijakan Surat Edaran

Walikota tersebut di Dinas Tata Kota Bandar Lampung.

Tipe penelitian adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan

untuk membuat deskripsi, gambaran atau fenomena secara sistematis,

(2)

fenomena yang diselidiki, dengan pendekatan penelitian kualitatif. Fokus

penelitian ini adalah komunikasi, sumber daya, disposisi, serta struktur

birokrasi yang berkenaan dengan Implementasi Kebijakan Surat Edaran

Walikota. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi.

Analisis data dilakukan dengan membahas atau menceritakan semua data

yang diteliti dengan prosedur analisis yaitu reduksi data, display

(penyajian data) dan verifikasi (menarik kesimpulan). Instrumen

pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian di Dinas Tata Kota Bandar Lampung didapatkan bahwa

dari 4 indikator dari model kebijakan Edward III yaitu komunikasi sudah

dapat dikatakan kateogri baik, sumber daya sudah dapat dikatakan kategori

baik, Disposisi masuk dalam kategori buruk, struktur birokrasi sudah dapat

dikatakan kategori baik.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

THE POLICY IMPLEMENTATION OF THE MAYOR CIRCULAR REGARDING THE DISCIPLINE OF CIVIL SERVANTS IN THE ENVIRONMENT OF BANDAR LAMPUNG CITY GOVERNMENT

(Study at City Planning Department of Bandar Lampung ) By

JOSUA ELIE TAMPUBOLON

After the issuance of Government Regulation Number 53 Year 2010

regarding the discipline of civil servants, as a form of appreciation in

increasing the discipline of Civil Servants, Mayor of Bandar Lampung

issued a Mayor Circular (Number. 800/1871/I.03/2011) regarding the

discipline in the environment of Bandar Lampung City Governement.

In Lampung Express News on Wednesday, September 15th, 2010, the

(14)

Service Police, Inspector, and Public Relations. The most achievement of

the truancy civil servants is succeed to be recorded by the City Planning

Department of Bandar Lampung. The purpose of the researcher is to find

out the policy implementation of the mayor circular at The City Planning

Department of Bandar Lampung.

The research type is a descriptive, it is a research aims to make an

description, illustration, or phenomenon systematically, factual, and

accurate about the facts, properties, and the relationship between the

investigated phenomenon, with the qualitative approach. The focus of this

research is a communication, resources, disposition, and bureaucratic

structures regarding to the Policy Implementation of the Mayor Circular.

The data collection technique through the interview and documentations.

Data Analysis is done by discuss or telling all the examined data with

analysis procedure ie data reduction, display (data presentation) and

verification (draw the conclusions). Data collection instruments are

interview and documentations.

The results of the research at The City Planning Department of Bandar

Lampung found that from 4 indicators of Edward III policy model is that

the communication is in a good categories, the resources is in a good

categories, the disposition is in a bad categories, the bureaucratic

structures is in a good categories.

(15)
(16)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SURAT EDARAN WALIKOTA TENTANG KEDISIPLINAN PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

KOTA BANDAR LAMPUNG

(Studi Di Dinas Tata Kota Bandar Lampung)

Oleh

JOSUA ELIE TAMPUBOLON (0816021036)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Proses Implementasi ……….….. 12

2. Model Implementasi Kebijakan C.Edward III………... 21

3. Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle………... 23

4. Model Kebijakan Analisis Deliberatif ……… 25

5. Model Implementasi Kebijakan Van Metter dan Van Horn ….…. 27 6. Model Implementasi Kebijakan Sabatier dan Mazmanian……….. 29

7. Tahapan Kebijakan Publik Ripley dan David ………..…………. 31

8. Kerangka Pikir ………... 36

9. Analisis Data Kualitatif ………. 52

10.Struktur Organisasi Dinas Tata Kota Bandar Lampung ………… 74

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Admodiwirjo, Hadi. 2000. Membentuk Kedisiplinan Kerja., Bina Cipta. Bandung

Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta.

Dunn, William N. 2003.Pengantar Analisis Kebijakan Publik edisi kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

H. Nainggolan. 1992. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Badan Administrasi kepegawaian. Jakarta.

Handayaningrat, Soewarno. 1986. Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen. Pustaka Obor. Jakarta.

Hariandja. 2002. Disiplin Pegawai: Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys. Gava Media : Yogyakarta.

Islamy, M. Irfan. 2000. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara

Meter, Van. 1975. Model implementasi Kebijakan. Jakarta.

Miles, Matthew B. dan Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. University Indonesia Press. Jakarta.

(19)

Nazir, Moh. PH. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Alfabeta. Bandung.

Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2012. Implementasi Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Gava Media. Yogyakarta.

Sedarmayanti. 2001. SDM dan Produktivitas Kerja. Bumi Aksara. Bandung.

Steer, Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Erlangga. Jakarta.

Suharto, Edi. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Alfabeta. Bandung.

Surachmad, Winarno. 1992. Dasar dan Teknik Ride. Tasrito. Bandung.

Uchyana Effendy, Onong. 1992. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Remaja Rosda Karya. Bandung

Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara. Jakarta

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Media Prestindo. Yogyakarta

Sumber lain-lain

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2008 Tentang

(20)

http://diskominfo.kaltimprov.go.id/downlot.php?file=KMenpan_63_2003.pdf http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/lt4c3c2dab8bea4/parent/1890 http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-penilaian-pns.html

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ……… iii

DAFTAR TABEL ………. iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 7

C. Tujuan Penelitian………. 7

D. Kegunaan Penelitian……….... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Implementasi Kebijakan ……… 9

B. Proses Implementasi Kebijakan ………. 11

C. Permasalahan Dalam Proses Implementasi Kebijakan ………….. 12

D. Disiplin Pegawai Negeri Sipil ……… 13

E. Implementasi Kebijakan Surat Edaran Walikota (Nomor :800/1871/I.03/2011) Tentang Kedisiplinan PNS………. 16

F. Model Implementasi Kebijakan………...…….. 17

G. Kerangka Pikir………... 34

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian……….... 37

B. Fokus Penelitian………. 40

C. Lokasi Penelitian……….... 44

D. Jenis Data………... 45

E. Penentuan Informan ……….. 46

F. Teknik Pengumpulan Data ………. 47

(22)

H. Teknik Analisis Data………. 49

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Dinas Tata Kota Bandar Lampung ……… 53

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Implementasi kebijakan Surat Edaran Walikota Bandar Lampung tentang kedisiplinan PNS (Nomor : 800/1871/I.03/2011) …….. 73

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ………... 100

B. Saran ……….. 102

DAFTAR PUSTAKA……… 103

(23)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Aplikasi Konseptual Model Kebijakan Edward III ……….. 35 2. Sarana Dan Prasarana Dinas Tata Kota Bandar Lampung ……… 75 3. Aplikasi Terapan Model Edward III Dalam Kebijakan Surat Edaran

Walikota Bandar Lampung ……….. 78

(24)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara tugas

pemerintahan dan pembangunan sangat menentukan guna mencapai tujuan

suatu pemerintahan. PNS pada suatu instansi pemerintah yang merupakan

suatu masyarakat dalam bentuk suatu usaha kerjasama untuk mencapai

suatu tujuan tertentu dalam bidang kenegaraan. Untuk melaksanakan tugas

tersebut, maka kerjasama yang demikian dilakukan oleh penguasa atau

aparatur negara yang terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk

menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.

PNS berkedudukan sebagai pegawai negara, abdi negara dan abdi

masyarakat yang dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD

1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan

pembangunan. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan

pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan pegawai

negara. PNS sebagai unsur utama sumber daya manusia pegawai negara.

PNS sebagai unsur utama sumber manusia pegawai negara mempunyai

peran yang sangat strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan

(25)

Menurut H. Nainggolan (1992:103) menyatakan bahwa untuk

mewujudkan penyelenggaraan tugas dan pemerintahan dan

pembangunan,diperlukan pembinaan kualitas Pegawai Negeri Sipil yang

memperoleh bahan-bahan pertimbangan obyektif.

Upaya agar keluaran, manfaat, dan dampak dari program instansi

pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan dapat

dicapai apabila PNS sebagai pelaksana organisasi pemerintah bekerja

dengan penuh disiplin. Pegawai yang disiplin bekerja ditunjukkan oleh

tingginya tingat kehadiran mereka dalam menaati jadwal datang dan

pulang dari kantor untuk melaksanakan tugasnya.

Permasalahan yang melatar belakangi adalah masih kurang optimalnya

disiplin kerja pegawai. Untuk saat ini kinerja PNS di Kota Bandar

Lampung masih terlihat rendah. Seperti yang telah di ungkap dalam

Lampung Ekspres News pada Rabu, 15 September 2010, bahwa pada hasil

sidak yang dilakukan oleh komandan polisi pamong praja, inspektorat, dan

Humas. Tim menyusuri sebanyak 18 dinas/instasi, Hasilnya dari 805

jumlah pegawai di berbagai instansi tersebut, sebanyak 77 diantaranya

tidak masuk tanpa keterangan. Prestasi terbanyak PNS bolos berhasil

dibukukan Dinas Tata Kota Daerah Bandar lampung, dari total PNS yang

(26)

Kemudian bersamaan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010 tentang disiplin PNS, Walikota Bandar Lampung

mengeluarkan Surat Edaran Walikota (Nomor 800/1871/I.03/2011)

tentang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kota

Bandar Lampung dan dalam rangka mengimplementasikan Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 diberlakukannya beberapa peraturan

diantaranya kelengkapan atribut kedinasan, pengisian daftar hadir pagi

sore, pengisian daftar hadir peserta upacara/bulanan, dan pengisian daftar

hadir apel pagi dan sore bagi seluruh pegawai yang bekerja di instansi

pemerintah daerah provinsi lampung. Sehingga diharapkan kebijakan yang

mengacu kepada PP Nomor 53 Tahun 2010 tersebut dapat meningkatkan

tingkat kedisiplinan kerja PNS di Lingkungan Instansi Pemerintah Kota

Bandar Lampung.

Berdasarkan riset dari hasil wawancara penulis dengan Sekretaris dari

Dinas Tata Kota Bandar Lampung, Sapriyani, SH, (Kamis, 21 juni 2012,

Pukul 08.30 WIB) mengatakan bahwa dalam proses komunikasi/sosialisasi

kepala dinas dalam menginstruksikan surat edaran walikota sering ada

beberapa hal yang terlupakan dalam sebuah rpat, seperti contohnya dalam

implementasi surat edaran walikota Bandar lampung tentang Kedisiplinan

Pegawai, beliau lupa menegaskan dan mengharuskan penggunaan

kelengkapan atribut dinas yang merupakan salah satu isi dari Surat Edaran

Walikota Bandar Lampung tentang Kedisiplinan Pegawai Di Lingkungan

(27)

Kemudian berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Sub

Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Tata Kota Bandar Lampung,

Herlinawati, SH, mengatakan bahwa dalam proses sumber daya manusia

yang ada di Dinas Tata Kota masih kurang sesuai antara posisi jabatan

dengan kemampuan/keahlian yang dimiliki oleh yang bersangkutan,

sehingga dalam menjalankan tugas dan fungsinya seringkali mendapatkan

kesulitan dan hambatan.

Untuk meraih apa yang menjadi tujuan dari surat edaran walikota tersebut,

maka perlu diperlukan Komunikasi yang baik dengan semua bagian, yang

dalam hal ini di Dinas Tata Kota Bandar Lampung, baik antara Kepala

Dinas, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan

staff pegawai tetap maupun Honor. Menurut Effendy (1992:122) Proses

komunikasi organisasi maupun birokrasi salah satunya adalah komunikasi

internal, komunikasi internal dibagi mejadi tiga dimensi, yaitu:

1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas kebawah, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbale balik (two ways trafficcommunication). Dalam komunikasi vertikal terbagi atas dua, yaitu :

a) Komunikasi vertical ke bawah (downward communication) Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Komunikasi yang mengalr dari satu tingkat ke tingkat dibawahnya merupakan komunikasi vertical kebawah, yaitu komunikasi antara atasan dengan bawahannya.

b) Komunikasi vertical keatas (upward communication)

(28)

2. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal adalah ketika komunikasi terjadi antara anggota organisasi/pegawai dalam satuan kerja, antara manajer/pejabat pada level yang sama, diantara setiap personel yang secara horizontal ekivalen, maka pola ini dinamakan komunikasi horizontal.

3. Komunikasi diagonal

Hal lainnya dibutuhkan sumber daya manusia yang mendukung dalam

pemahaman makna dan tujuan dari adanya kebijakan surat edaran walikota

Bandar Lampung tersebut. Serta komitmen (disposisi) yang konsisten

dalam menjalankan instruksi surat edaran walikota tersebut. Struktur

birokrasi yang baik juga mendukung dalam mengimplementasikan surat

edaran walikota mengingat kebijakan ini berada dalam ranah instansi/

badan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung, khususnya Di Dinas

Tata Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan pra riset yang dilakukan penulis pada tanggal 23 Mei 2012,

hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas Tata Kota, Sapriyani, S.H bahwa

dalam proses komunikasi/sosialisasi, Kepala Dinas Tata Kota dalam

menginstruksikan surat edaran walikota dalam sebuah rapat, seperti

contohnya beliau lupa menegaskan dan mengharuskan salah satu isi dari

surat edaran walikota tersebut yaitu adanya kewajiban kelengkapan atribut

dinas. Dan untuk proses komunikasi selanjutnya Kepala Dinas Tata Kota

hanya memberikan pengarahan untuk menempelkan surat edaran walikota

tersebut di papan pengumuman

Kemudian dengan hasil wawancara dan kepegawaian, Herlinawati, S.H

(29)

manusia ada yang di dinas tata kota ini masihlah kurang sesuai antara

posisi jabatan dengan kemampuan/keahlian yang dimiliki oleh yang

bersangkutan, sehingga dalam menjalankan tugas dan fungsinya sering

kali ditemui kesulitan dan hambatan. Selain itu menurut KasubbagUmum

dan Kepegawaian Dinas Tata Kota mengatakan bahwa Dalam pelaksanaan

absensi pegawai, sering terjadi kecurangan/penyimpangan yang

disebabkan rendahnya karakter/komitmen masing-masing pegawai dan

tidak adanya sanksi yang tegas dari Kepala Dinas yang membuat jera para

pegawai, sehingga penyimpangan ini terus berlanjut.

Kemudian penuturan dari Kepala Evaluasi Rencana dan Pengembangan

Kota, Tony Ferdinansyah, S.T,M.T, mengatakan bahwaSampai saat ini

dalam pelaksanaan surat edaran walikota tentang kedisiplinan PNS ini

masih jg sering pelanggaran, tapi dalam hal ini pelanggaran yang

dimaksud masih dalam kategori pelanggaran ringan, seperti diantaranya

adalah adanya pegawai yang pulang terlebih dahulu sebelum jam kerja

selesai, tidak mengisi daftar absensi, keluar kantor diluar jam kantor

menggunakan pakaian seragam dinas, dll hal ini terjadi karena memang

terkadang pada hari-hari tertentu masing-masing pegawai di bagian

bidangnya, sering tidak memiliki tugas yang harus dikerjakan Serta

berbagai macam alasan lainnya seperti izin pulang untuk mengambil

barang yang ketinggalan, izin ingin menengok orang sakit dll.”

Berdasarkan pemaparan diatas serta ditemukan adanya sedikit

penyimpangan aturan, penulis ingin meneliti tentang proses Implementasi

(30)

kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tata Kota Daerah Bandar

Lampung melalui perspektif model kebijakan edward III yang memiliki 4

variabel diatas yakni, komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur

birokrasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah proses

Implementasi Kebijakan Walikota (Surat Edaran Nomor :

800/1871/I.03/2011) tentang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil Pada

Dinas Tata Kota Daerah Bandar Lampung ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses implementasi

kebijakan Surat Edaran Walikota (nomor 800/1871/I.03) di Dinas Tata

Kota Bandar Lampung dari perspektif model kebijakan Edward III.

D. Manfaat penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

1) Secara Praktis, hasil penelitian ini sebagai Pedoman bagi Kepala

Dinas Tata Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan sebuah

proses implementasi kebijakan yang baik, terutama dari segi

(31)

2) Untuk menciptakan disposisi/karakter yang baik bagi Pegawai

Negeri Sipil diharapkan agar setiap Kepala Dinas di SKPD

masing-masing, agar memberikan sanksi/hukuman yang lebih

tegas berupa adanya penundaan gaji secara berkala, diskors dalam

jangka waktu tertentu berdasarkan PP 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin PNS, kemudian adanya reward atau penghargaan bagi

pegawai yang disiplin. Serta menggunakan mesin finger print yang

lebih efektif, professional, serta menghindari terjadinya kecurangan

(32)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Moh. Nazir (1988:63) mendefinisikan penelitian deskriptif

sebagai suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran atau tulisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Menurut mari singarimbun (1987:4) penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan secara terperinci tentang fenomena sosial tertentu.

Metode analisis deskriptif kualitatif merupakan prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

objek penelitian berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya

secara utuh. M. Hadari dan Martmi Hadari (1992:60) menyatakan bahwa

analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan hasil

penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas

permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini sering dikenal

dengan istilah penelitian kualitatif, sebab data-data yang akan

dikumpulkan dilapangan nantinya adalah data-data yang bersifat kualitatif

(33)

tolak hal itu maka penelitian kualitatif berusaha melihat, mengetahui,

serta serta menggambarkan apa adanya, sesuai dengan kenyataan yang

terjadi. Pendekatan kualitatif nantinya dapat diharapkan dapat

mengungkapkan peristiwa riil di lapangan dan metode kualitatif

menempatkan peneliti sebagai instrument kunci dalam penelitian ini

(Lincoln dan Guba 1985:198).

Dalam Moelang (2005:3) metode kualitatif yang didefinisikan oleh

Bogdan adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.

Suripan Hadi Hutomo (dalam Burhan Bungin, 2001:56-57) menyatakan

bahwa ciri-ciri penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif diantaranya

adalah :

1) Sumber data bersifat ilmiah, artinya peneliti harus berusaha memahami fenomena sosial secara langsung dalam kehidupan sehari-hari masyarakat;

2) Peneliti sendiri merupakan instrument penelitian yang paling penting di dalam pengumpulan data dan penginterpretasian data; 3) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, artinya mencatat secara teliti

segala fenomena yang dilihat dan didengar serta dibacanya (via wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto, video, tape recorder, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi atau bukan, dan lain-lain) dan peneliti harus membanding-bandingkan, mengkombinasikan, mengabstraksikan, dan menarik kesimpulan; 4) Peneliti harus digunakan untuk memahami bentuk-bentuk tertentu

(shaping), atau kasus (studi kasus); 5) Analisis bersifat induktif;

6) Di lapangan, peneliti harus berperilaku seperti masyarakat yang ditelitinya;

7) Data dan informan harus berasal dari tangan pertama;

(34)

9) Orang (atau sesuatu) yang dijadikan subjek penelitian tersebut, partisipan (buku dapat dianggap sebagai partisipan), dan konsultan, teman juga dapat dijadikan partisipan;

10) Titik berat perhatian harus pada pandangan emik, artinya peneliti

harus menaruh perhatian pada „masalah penting yang diteliti dari

orang yang diteliti‟, dan bukan dari etik (dari kacamata peneliti);

11) Dalam pengumpulan data menggunakan „purposie sampling

(sampel yang sengaja dipilih sendiri oleh peneliti dengan alasan-alasan tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan), dan bukan probabilistic statistic;

12) Dapat menggunakan data kualitatif maupun data kuantitatif.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, antara

lain adalah :

1) Menentukan masalah yang dijadikan pokok-pokok pembahasan.

2) Menentukan ruang lingkup penelitian.

3) Mengumpulkan data yang digunakan guna menjawab permasalahan

penelitian.

4) Menarik kesimpulan dari data-data yang berhasil dikumpulkan dan

diolah.

5) Menyusun laporan hasil penelitian secara tertulis.

Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah proses implementasi kebijakan

Surat Edaran Walikota tentang kedisiplinan PNS pada Dinas Tata Kota

Bandar Lampung. Dalam penelitian ini, data yang berhubungan dengan

pokok bahasan yang akan dikumpulkan dengan melakukan wawancara

kepada informan yang berkompeten dan berkaitan dalam masalah ini.

Setelah data dikumpulkan akan diperiksa sehingga dapat ditarik

(35)

B. Fokus Penelitian

Menurut Lexy J. Maleong (2007:237), fokus penelitian ditentukan dengan

tujuan :

1) Membatasi studi, berarti bahwa dengan adanya fokus penentuan

tempat, penelitian menjadi layak.

2) Secara efektif untuk menyaring informasi yang mengalir masuk,

jika data tidak relevan maka data tersebut dapat dihiraukan.

Surat Edaran Walikota (Nomor : 800/1871/I.03/2011) tentang

Kedisiplinan PNS ini disebarkan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat

Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung, yang

berjumlah 41 SKPD. Untuk membatasi analisis dalam penelitian ini, yang

menjadi inti perumusan masalah dan tujuan penelitian, penulis

memfokuskan penelitian ini pada proses Implementasi Kebijakan Surat

Edaran Walikota Tentang Kedisiplinan PNS Pada Dinas Tata Kota Bandar

Lampung, hal ini dikarenakan Dalam Lampung Ekspres News pada Rabu,

15 September 2010, bahwa pada hasil sidak yang dilakukan oleh

komandan polisi pamong praja, inspektorat, dan Humas, Prestasi

terbanyak PNS bolos berhasil dibukukan Dinas Tata Kota Daerah Bandar

lampung, dari total PNS yang ada sebanyak 71 Pegawai Negeri Sipil

didapati tidak hadir di lokasi kerja masing-masing instansi/dinas, 25 orang

(36)

Dalam Dwiyanto Indiahono (2009:136-137), mengatakan bahwa

faktor-faktor dari rencana proses implementasi kebijakan yaitu diperlukan

adanya sosialisasi, dukungan kelompok sasaran, dan dukungan aktor

pelaksana (implementor) yang bila dikaitkan dalam penelitian ini adalah

bahwa dalam sosialisasi, itu perlu dilakukan komunikasi terhadap adanya

Surat Edaran Walikota Bandar Lampung tentang kedisiplinan serta

adanya dukungan dari kelompok sasaran kebijakan yaitu para Pegawai

Negeri Sipil di Dinas Tata Kota Bandar Lampung dan yang terakhir

adanya dukungan aktor pelaksana yaitu dalam penelitian ini adalah kepala

dinas beserta kepala bagian kepala bidang serta kepala seksi yang menjadi

implementor kebijakan surat edaran walikota terhadap para kelompok

sasaran. Kemudian berdasarkan latar belakang yang didapati ada

permasalahan dari segi komunikasi, sumber daya serta disposisi, maka

peneliti mempersempit ruang lingkup penelitian dengan model kebijakan

yang terkait yaitu model Edward III yang terdiri dari variabel komunikasi,

sumber daya, disposisi dan struktur birokrasinya.

Penelitian tentang proses implementasi kebijakan surat edaran walikota

Bandar lampung tentang kedisiplinan PNS ini pada Dinas Tata Kota

Bandar Lampung. Berdasarkan Surat Edaran Walikota Bandar Lampung

tentang kedisiplinan PNS tersebut, penulis juga memperkecil ruang

lingkup penelitian ini, yakni berdasarkan dari model kebijakan Edward III

antara lain komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi dari

Surat Edaran Walikota (Nomor : 800/1871/I.03/2011) tentang kedisiplinan

(37)

1. Penggunaan kelengkapan atribut kedinasan pegawai negeri sipil

2. Pelaksanaan pengisian daftar hadir absensi pagi sore

3. Pelaksanaan pengisian daftar hadir apel mingguan/bulanan

4. Pelaksanaan pengisian daftar hadir apel pagi dan sore

berdasarkan Surat Edaran Walikota Bandar Lampung (Nomor :

800/1871/I.03/2011) tentang kedisiplinan PNS ini, penulis hanya meneliti

proses implementasi kebijakan dari segi komunikasi, sumber daya,

disposisi, dan struktur birokrasinya.

Model implementasi George C. Edward III yang antara lain terbagi

menjadi 4 aspek dengan ruang lingkupnya masing-masing sebagai berikut:

1) Komunikasi

a. Siapakah implementor dan kelompok sasaran dari

program/kebijakan ?

b. Bagaimana sosialisasi program/kebijakan efektif dijalalankan ?

- Metode yang digunakan

- Intensitas komunikasi

2) Sumber daya

a. Kemampuan implementor

- Tingkat pendidikan

- Tingkat pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta aplikasi

detail program

(38)

b. Ketersediaan dana

- Berapa dana yang dialokasikan

- Prediksi kekuatan dana dan besaran biaya untuk implementasi

program/kebijakan

3) Disposisi

a. Karakter pelaksana

- Tingkat komitmen dan kejujuran: dapat diukur dengan tingkat

konsistensi antara pelaksanaan kegiatan dengan guideline yang telah ditetapkan. Semakin sesuai dengan guideline semakin tinggi komitmennya.

- Tingkat demokratis, dapat diukur dengan intensitas pelaksana

melakukan proses sharing dengan kelompok sasaran, mencari solusi dari masalah yang dihadapi dan melakukan diskresi yang

berbeda dengan guideline guna mencapai tujuan dan sasaran

program.

4) Struktur birokrasi

a. Ketersediaan SOP yang mudah dipahami

b. Struktur birokrasi

- Seberapa jauh rentang kendali antara pucuk pimpinan dan

bawahan dalam struktur organisasi pelaksana. Semakin jauh

berarti semakin rumit, birokratis dan lambat untuk merespon

(39)

C. Lokasi Penelitian

Penetapan lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan tujuan penelitian. Purposive adalah lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan

diambil berdasarkan tujuan penelitian.

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Dinas Tata Kota yang

beralamat di Jalan Dr. Susilo No.2 Bandar Lampung. Alasan dijadikannya

Dinas Tata Kota Di Bandar Lampung sebagai lokasi penelitian antara lain

karena :

1. Dalam Lampung Ekspres News pada Rabu, 15 September 2010,

bahwa pada hasil sidak yang dilakukan oleh komandan polisi pamong

praja, inspektorat, dan Humas. Tim menyusuri sebanyak 18

dinas/instasi, Hasilnya dari 805 jumlah pegawai di berbagai instansi

tersebut, sebanyak 77 diantaranya tidak masuk tanpa keterangan.

Prestasi terbanyak PNS bolos berhasil dibukukan Dinas Tata Kota

Daerah Bandar lampung, dari total PNS yang ada sebanyak 71

Pegawai Negeri Sipil didapati tidak hadir di lokasi kerja

masing-masing instansi/dinas, 25 orang diantaranya alpa.

(40)

D. Jenis Data

Menurut Pasolong (2012:70), jenis data yang digunakan dalam metode

penelitian kualitatif dibagi menjadi dua yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data

(peneliti) dari objek penelitiannya. Jadi data primer yaitu data yang

dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkan atau

menggunakannya. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui

proses wawancara mendalam secara langsung berdasarkan panduan

melalui daftar pertanyaan/wawancara, dengan informan di lingkungan

Dinas Tata Kota di Bandar Lampung. Data primer yang digunakan

antara lain hasil wawancara, dokumen/buku Rencana Strategis Dinas

Tata Kota Bandar Lampung Periode 2010-2014,

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung

dari objek penelitian. Jadi data sekunder adalah data yang

dikumpulkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data pelengkap dan

penunjang dari data primer. Data sekunder yang digunakan antara lain,

PP NO. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, Perda Kota Bandar

Lampung Nomor 03 Tahun 2008, Daftar absensi pagi sore, daftar apel

(41)

E. Penentuan Informan

Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan maka dalam penelitian ini

diperlukan sumber data. Dalam menyebutkan identitas sumber data primer

dalam penelitian ini digunakan istilah “informan” untuk menjaga identitas

asli responden. Menurut Pasolong (2012:107-108), Teknik Purposive Sampling/Sampling Bertujuan adalah suatu teknik penarikan sampel yang digunakan dengan cara sengaja atau menunjuk langsung kepada orang

yang dianggap dapat mewakili karakteristik-karakteristik populasi.

Penggunaan purposive sampling bertujuan untuk mengambil sampel secara subjektif, dengan anggapan bahwa sampel yang diambil itu

merupakan keterwakilan (representatif) bagi peneliti, sehingga

pengumpulan data yang langsung pada sumber dapat dilakukan secara

proporsional demi keakuratan penelitian.

Sedangkan menurut Arikunto (2010:83), sampel bertujuan dilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau

daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tetapi ada

syarat-syarat yang harus dipenuhi.

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan cir-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan

subjek yang paling banyak mengandung cirri-ciri yang terdapat

pada populasi (key subjectis)

(42)

1) Kepala Dinas Tata Kota

2) Sekretariat Dinas Tata Kota :

a. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, Monitoring, Dan

Evaluasi;

b. Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian

c. Kepala Sub Bagian Keuangan

3) Kepala Bidang Dinas Tata Kota

4) Kepala Seksi Dinas Tata Kota

5) Staff pegawai tetap/honorer

Alasan dipilih dan ditunjuknya informan diatas adalah bahwa penelitian

ini adalah untuk mengetahui proses implementasi kebijakan, oleh karena

itu penulis memilih para pimpinan/kepalanya atau implementor yang

memiliki wewenang dalam melaksanakan proses implementasi kebijakan

surat edaran walikota dan dianggap memahami betul mengenai hal

tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Hasil dari setiap penelitian menurut data yang benar dan

dipertanggungjawabkan secara kebenarannya, informasi yang akurat

sangat menunjang hasil yang akan diperoleh.

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data primer untuk

kebutuhan suatu penelitian. Pengumpulan data harus menggunakan

prosedur yang sistematik dan terstandar untuk memperoleh data yang

(43)

Metode kualitatif akan menghasilkan data deskriptif yang akan

memungkinkan peneliti untuk melihat obyek penelitian, pemahaman

dalam metode kualitatif juga dapat dilakukan dengan Wawancara secara

Langsung, Studi Dokumentasi, dan teknik pengamatan/observasi

Pengkajian dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

berupa :

1) Wawancara Secara Langsung

Diartikan sebagai suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka di antara

pewawancara dengan informan (Nazir, 1988:23-40). Wawancara

dilakukan dengan para informan untuk mendapatkan data primer

sebagaimana terurai pada sub bab sebelumnya yang berkaitan dengan

proses Implementasi Kebijakan Surat Edaran Walikota Tentang

Kedisiplinan PNS Pada Dinas Tata Kota Bandar Lampung.

2) Teknik Dokumentasi

Teknik pengumpulan dokumentasi dalam penelitian ini berupa Data

Struktur Organisasi, arsip/buku daftar hadir pegawaian, buku

monografi, data kepegawaian, Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Daerah,. Dokumentasi dalam penelitian ini,

dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan merupakan teknik

(44)

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari penelitian dari lapangan dikumpulkan dan setelah

itu data tersebut diolah. Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah:

1) Editing, yaitu cara yang digunakan untuk meneliti kembali data yang

telah diperoleh dari lapangan baik yang diperoleh melalui wawancara

maupun yang diperoleh melalui dokumentasi. Teknik editing data

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyalin ulang hasil dari

wawancara dengan informan yang berupa data mentah yang berkaitan

dengan proses implementasi kebijakan surat edaran walikota tentang

kedisiplinan PNS pad Dinas Tata Kota Bandar Lampung ke dalam

bentuk tulisan dan berupa lampiran dalam skripsi ini.

2) Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran atau penjabaran atas hasil

penelitian untuk dicari makna yang lebih luas dengan menghubungkan

jawaban yang diperoleh dengan data yang lain. Adapun proses

interpretasi atas hasil penelitian dalam skripsi ini berupa

menghubungkan hasil dari wawancara terhadap informan dengan

tinjauan pustaka.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan ke dalam bentuk yang

lebih mudah untuk dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data dalam

penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk menganalisis data dengan

(45)

penelitian dengan kata-kata dan kalimat sebagai jawaban atas

permasalahan yang diteliti. Adapun analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara memaparkan hasil wawancara ke dalam lampiran,

mengelola data ke dalam bentuk lampiran, menggambarkan proses

penelitian dan hasil wawancara ke dalam pembahasan dalam skripsi ini

dan terakhir adalah menafsirkan hasil penelitian ini dengan

menghubungkan teori-teori dan data yang ada dengan hasil wawancara

dengan informan pada pada Dinas Tata Kota Bandar Lampung.

Proses analisis data kualitatif menurut Milles dan Huberman (1992) yang

dikutip dalam Basrowi dan Suwandi (2008:209-210) melalui tiga proses

yaitu pada halaman berikut:

1) Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian,

pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari catatan

tertulis dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian

dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. pada tahap awal :

melalui kerangka konseptual, permasalahan, pendekatan

pengumpulan data yang diperoleh. Reduksi data merupakan suatu

bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara

yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan/interpretasi finalnya

dapat ditarik dan diversifikasi. Cara yang dipakai dalam reduksi

(46)

menggolongkan ke dalam suatu pola yang lebih luas, dan

sebagainya. Dalam proses reduksi, peneliti mencari data yang

benar-benar valid. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran data

yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa

peneliti lebih mengetahui.

2) Display (Penyajian Data)

Adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif,

matriks, grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk

memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu,

sajiannya harus tertata secara apik. Dalam tahap ini peneliti juga

melakukan display (penyajian) data secara sistematik, agar lebih

mudah untuk dipahami interaksi antar bagian-bagiannya dalam

konteks yang utuh bukan segmental atau fragmental terlepas satu

dengan lainnya.

3) Verifikasi (menarik kesimpulan)

Yaitu peneliti berusaha mencari arti benda-benda, mencatat

keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi dan alur

sebab akibat dan proposisi. Kesimpulan diversifikasi selama

penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data yang

diuji kebenaran, kekokohan dan kesesuaiannya yang merupakan

(47)

serta jelas kebenaran dan kegunaannya. Dalam tahap ini peneliti

membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika,

mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan

dengan mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian

dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data

yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan

proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yang

terakhir yaitu melaporkan hasil penelitian dengan lengkap.

Berdasarkan uraian diatas, langkah analisis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan pada halaman selanjutnya :

Koleksi Data Display Data

Reduksi Data

Penarikan/Pemaparan Kesimpulan

Gambar 9. Analisis Data Kualitatif Menurut Milles dan Huberman

Siklus interaktif ini menunjukkan adanya kemauan yang sungguh-sungguh

untuk memahami atau mendapatkan pengertian yang komprehensif dan

rinci mengenai suatu masalah, sehingga dapat melahirkan

(48)

Absensi Daftar Pagi Sore Dinas Tata Kota Bandar Lampung Hari :

Tanggal : Bulan :

No. Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan Tanda Tangan

Pagi Sore

1 Effendi Yunus, SH NIP. 19580823 198303 1 009

Pembina Utama Muda IV/C

Kepala Dinas Tata Kota 2 Sapriyani, SH

NIP. 19591215 198503 2 008

Pembina Tk. I IV/B

Sekretaris Dinas Tata Kota

3 Dra. Yuswinardi NIP. 19570419 198403 1 004

Pembina

NIP. 19620813 198402 1 002

Pembina NIP. 19691229 199103 1 007

Penata Tk. I

NIP. 19590104 198103 1 016

Penata Tk. I III/d

Kabid Penataan Bangunan

7 Muherwan, SE

NIP. 19590518 198607 1 001

Penata Tk. I III/d

Kasi Penelitian Fungsi Bangunan 8 Herlinawati, SH

NIP. 19710212 199703 2 005

Penata Tk. I

NIP. 19611211 198703 2 001

Penata Tk. I III/d

Staf

10 Kamil, SH

NIP. 19620820 199001 1 002

Penata Tk. I III/d

Staf 11 Ika Rawantika D.,SP,MT

NIP. 19720924 199803 2 003

Penata Tk. I

NIP. 19641002 199403 2 002

Penata Tk. I III/d

Kasubag Keuangan 13 Hi. Erwanuddin, ST

NIP. 19610511 198703 1 005

Penata Tk. I

NIP. 19741211 199503 1 002

Penata Tk. I

NIP. 19741014 199603 1 001

Penata Tk. I III/d

Kasi Penyuluhan Dan Pelaporan 16 Tony Ferdinansyah, ST., MT

NIP. 19760307 200003 1 003

Penata Tk. I

NIP. 19770702 199803 2 002

Penata Tk. I III/d

Kasi Penyusunan Rencana Rinci

(49)

18 Herwansyah, BA NIP. 19601015 198902 1 001

Penata III/c

Staf 19 Indra Gunawan, SH

NIP. 19700214 199402 1 002

Penata III/c

Kasi Pemetaan 20 Erwansyah, ST.,MM

NIP. 19711209 200003 1 001

Penata

NIP. 19740630 199403 1 001

Penata III/c

Staf

22 Yosi Floren, SE NIP. 19781117 199803 2 004

Penata III/c

Staf

23 Istuani

NIP. 195609258 198303 1 008

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 24 Indrawati S.

NIP. 19650623 198603 1 008

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 25 Amir Aidin, SE

NIP. 19690607 199005 1 001

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 26 Sukis Watoyo, ST.,MT

NIP. 19630126 199103 1 002

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 27 Drs. Anthoni Rozak

NIP. 19630923 198609 1 001

Penata Muda Tk.I III/b

Staf

28 Rifki

NIP. 19630118 198703 1 006

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 29 Ahba Bina, S.Sos

NIP. 19670727 199203 2 007

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 30 Ipriyanti, SE

NIP. 19700101 199503 2 003

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 31 Joko Sulistio, ST

NIP. 19750313 200501 1 009

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 32 Taufik Hidayat, S.Sos, MH

NIP. 19780821 200604 1 006

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 33 Desi Permulia, SH

NIP. 19761206 200312 2 003

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 34 Triyani, S.Sos

NIP. 19680812 200701 2 011

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 35 Desiana, SE., MM

NIP. 19720501 200701 2 034

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 36 Karlia Dirangga, ST., MT

NIP. 19830723 200804 2 002

Penata Muda Tk.I III/b

Staf

37 Kamaruddin

NIP. 19630120 198603 1 008

Penata Muda III/a

Staf 38 M. Riza Pahlevi, ST

NIP. 19760118 200902 1 004

Penata Muda III/a

Staf 39 Ari Oktara, ST

NIP. 19761009 200902 1 002

Penata Muda III/a

Staf 40 Tenni Oksowela, S.TP

NIP. 19851010 200902 2 011

Penata Muda III/a

Staf

41 Perita, ST

NIP. 19800212 201001 2 005

Penata Muda III/a

Staf 42 Ilmah Nahlani, ST

NIP. 19871019 201001 2 003

Penata Muda III/a

Staf 43 Nofy Nurmansyah, S.IP

NIP. 19761120 199503 1 001

Penata Muda III/a

Staf 44 Allen Saddeli, SE

NIP. 19760214 201101 1 002

Penata Muda III/a

(50)

45 Harry Gumanti, SE NIP. 19811011 201101 1 002

Penata Muda III/a

Staf 46 Yulianti, A.md

NIP. 19750129 199902 2 001

Penata Muda III/a

Staf

47 Sulastri

NIP. 19740717 20001 2 008

Pengatur Muda 49 Nining Suryatiningsih

NIP. 19780310 200701 2 007

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

50 Ropiah

NIP. 19770516 200701 2 009

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

51 Darmawan

NIP. 19720518 200701 1 008

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

52 Mardiana

NIP. 19720308 200701 2 010

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

53 Rantiyah

NIP. 19710703 200701 2 013

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

54 Aida Sari

NIP. 19700512 200701 2 013

Pengatur Muda

Kepala Dinas Tata Kota Kota Bandar Lampung

Effendi Yunus, SH

(51)

Absensi Daftar Apel Pagi Sore Dinas Tata Kota Bandar Lampung Hari :

Tanggal : Bulan :

No. Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan Tanda Tangan

Apel Pagi

Apel Sore

1 Effendi Yunus, SH NIP. 19580823 198303 1 009

Pembina Utama Muda IV/C

Kepala Dinas Tata Kota 2 Sapriyani, SH

NIP. 19591215 198503 2 008

Pembina Tk. I IV/B

Sekretaris Dinas Tata Kota

3 Dra. Yuswinardi NIP. 19570419 198403 1 004

Pembina

Hairul Akmal M. S.Sos NIP. 19620813 198402 1 002

Pembina NIP. 19691229 199103 1 007

Penata Tk. I

NIP. 19590104 198103 1 016

Penata Tk. I III/d

Kabid Penataan Bangunan

7 Muherwan, SE

NIP. 19590518 198607 1 001

Penata Tk. I NIP. 19710212 199703 2 005

Penata Tk. I

NIP. 19611211 198703 2 001

Penata Tk. I

III/d Staf

10 Kamil, SH

NIP. 19620820 199001 1 002

Penata Tk. I

III/d Staf

11

Ika Rawantika D.,SP,MT NIP. 19720924 199803 2 003

Penata Tk. I

NIP. 19641002 199403 2 002

Penata Tk. I NIP. 19610511 198703 1 005

Penata Tk. I

Yustam Effendi, SH., MH NIP. 19741211 199503 1 002

Penata Tk. I

NIP. 19741014 199603 1 001

Penata Tk. I III/d

Kasi Penyuluhan Dan Pelaporan 16

Tony Ferdinansyah, ST., MT NIP. 19760307 200003 1 003

Penata Tk. I

Farrah Nitasya M., SE., MM NIP. 19770702 199803 2 002

Penata Tk. I III/d

Kasi Penyusunan Rencana Rinci

(52)

18 Herwansyah, BA NIP. 19601015 198902 1 001

Penata

III/c Staf

19 Indra Gunawan, SH NIP. 19700214 199402 1 002

Penata

III/c Kasi Pemetaan 20

Erwansyah, ST.,MM NIP. 19711209 200003 1 001

Penata

NIP. 19740630 199403 1 001 Penata

III/c Staf

22 Yosi Floren, SE NIP. 19781117 199803 2 004

Penata

III/c Staf

23 Istuani

NIP. 195609258 198303 1 008

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 24 Indrawati S.

NIP. 19650623 198603 1 008

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 25 Amir Aidin, SE

NIP. 19690607 199005 1 001

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 26 Sukis Watoyo, ST.,MT

NIP. 19630126 199103 1 002

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 27 Drs. Anthoni Rozak

NIP. 19630923 198609 1 001

Penata Muda

Tk.I III/b Staf

28 Rifki

NIP. 19630118 198703 1 006

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 29 Ahba Bina, S.Sos

NIP. 19670727 199203 2 007

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 30 Ipriyanti, SE

NIP. 19700101 199503 2 003

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 31 Joko Sulistio, ST

NIP. 19750313 200501 1 009

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 32 Taufik Hidayat, S.Sos, MH

NIP. 19780821 200604 1 006

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 33 Desi Permulia, SH

NIP. 19761206 200312 2 003

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 34 Triyani, S.Sos

NIP. 19680812 200701 2 011

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 35 Desiana, SE., MM

NIP. 19720501 200701 2 034

Penata Muda

Tk.I III/b Staf 36 Karlia Dirangga, ST., MT

NIP. 19830723 200804 2 002

Penata Muda

Tk.I III/b Staf

37 Kamaruddin

NIP. 19630120 198603 1 008

Penata Muda

III/a Staf

38 M. Riza Pahlevi, ST NIP. 19760118 200902 1 004

Penata Muda

III/a Staf

39 Ari Oktara, ST NIP. 19761009 200902 1 002

Penata Muda

III/a Staf

40 Tenni Oksowela, S.TP NIP. 19851010 200902 2 011

Penata Muda

III/a Staf

41 Perita, ST

NIP. 19800212 201001 2 005

Penata Muda

III/a Staf

42 Ilmah Nahlani, ST NIP. 19871019 201001 2 003

Penata Muda

III/a Staf

43 Nofy Nurmansyah, S.IP NIP. 19761120 199503 1 001

Penata Muda

III/a Staf

44 Allen Saddeli, SE NIP. 19760214 201101 1 002

Penata Muda

(53)

45 Harry Gumanti, SE NIP. 19811011 201101 1 002

Penata Muda

III/a Staf

46 Yulianti, A.md NIP. 19750129 199902 2 001

Penata Muda

III/a Staf

47 Sulastri

NIP. 19740717 20001 2 008

Pengatur Muda 49 Nining Suryatiningsih

NIP. 19780310 200701 2 007

Pengatur Muda

Tk.I II/b Staf

50 Ropiah

NIP. 19770516 200701 2 009

Pengatur Muda

Tk.I II/b Staf

51 Darmawan

NIP. 19720518 200701 1 008

Pengatur Muda

Tk.I II/b Staf

52 Mardiana

NIP. 19720308 200701 2 010

Pengatur Muda

Tk.I II/b Staf

53 Rantiyah

NIP. 19710703 200701 2 013

Pengatur Muda

Tk.I II/b Staf

54 Aida Sari

NIP. 19700512 200701 2 013

Pengatur Muda

Kepala Dinas Tata Kota Kota Bandar Lampung

Effendi Yunus, SH

(54)

Absensi Daftar Peserta Upacara Mingguan Dinas Tata Kota Bandar Lampung

Hari : Tanggal : Bulan :

No. Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan Tanda Tangan

1 Effendi Yunus, SH NIP. 19580823 198303 1 009

Pembina Utama Muda IV/C

Kepala Dinas Tata Kota 2 Sapriyani, SH

NIP. 19591215 198503 2 008

Pembina Tk. I IV/B

Sekretaris Dinas Tata Kota 3 Dra. Yuswinardi

NIP. 19570419 198403 1 004

Pembina

NIP. 19620813 198402 1 002

Pembina

NIP. 19691229 199103 1 007

Penata Tk. I III/d

Kabid Pengukuran Dan Dokumentasi 6 Riduan A., SH

NIP. 19590104 198103 1 016

Penata Tk. I III/d

Kabid Penataan Bangunan

7 Muherwan, SE

NIP. 19590518 198607 1 001

Penata Tk. I III/d

Kasi Penelitian Fungsi Bangunan 8 Herlinawati, SH

NIP. 19710212 199703 2 005

Penata Tk. I III/d

Kasubag Umum Dan Kepegawaian 9 Diantina, S.Sos

NIP. 19611211 198703 2 001

Penata Tk. I III/d

Staf

10 Kamil, SH

NIP. 19620820 199001 1 002

Penata Tk. I III/d

Staf 11 Ika Rawantika D.,SP,MT

NIP. 19720924 199803 2 003

Penata Tk. I

NIP. 19641002 199403 2 002

Penata Tk. I III/d

Kasubag Keuangan 13 Hi. Erwanuddin, ST

NIP. 19610511 198703 1 005

Penata Tk. I

NIP. 19741211 199503 1 002

Penata Tk. I

NIP. 19741014 199603 1 001

Penata Tk. I III/d

Kasi Penyuluhan Dan Pelaporan 16 Tony Ferdinansyah, ST., MT

NIP. 19760307 200003 1 003

Penata Tk. I

NIP. 19770702 199803 2 002

Penata Tk. I

NIP. 19601015 198902 1 001

Penata III/c

Staf 19 Indra Gunawan, SH

NIP. 19700214 199402 1 002

Penata III/c

Kasi Pemetaan 20 Erwansyah, ST.,MM

NIP. 19711209 200003 1 001

Penata III/c

Kasi Konstruksi Dan Arsitektur Bangunan

(55)

NIP. 19740630 199403 1 001 III/c 22 Yosi Floren, SE

NIP. 19781117 199803 2 004

Penata III/c

Staf

23 Istuani

NIP. 195609258 198303 1 008

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 24 Indrawati S.

NIP. 19650623 198603 1 008

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 25 Amir Aidin, SE

NIP. 19690607 199005 1 001

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 26 Sukis Watoyo, ST.,MT

NIP. 19630126 199103 1 002

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 27 Drs. Anthoni Rozak

NIP. 19630923 198609 1 001

Penata Muda Tk.I III/b

Staf

28 Rifki

NIP. 19630118 198703 1 006

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 29 Ahba Bina, S.Sos

NIP. 19670727 199203 2 007

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 30 Ipriyanti, SE

NIP. 19700101 199503 2 003

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 31 Joko Sulistio, ST

NIP. 19750313 200501 1 009

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 32 Taufik Hidayat, S.Sos, MH

NIP. 19780821 200604 1 006

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 33 Desi Permulia, SH

NIP. 19761206 200312 2 003

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 34 Triyani, S.Sos

NIP. 19680812 200701 2 011

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 35 Desiana, SE., MM

NIP. 19720501 200701 2 034

Penata Muda Tk.I III/b

Staf 36 Karlia Dirangga, ST., MT

NIP. 19830723 200804 2 002

Penata Muda Tk.I III/b

Staf

37 Kamaruddin

NIP. 19630120 198603 1 008

Penata Muda III/a

Staf 38 M. Riza Pahlevi, ST

NIP. 19760118 200902 1 004

Penata Muda III/a

Staf 39 Ari Oktara, ST

NIP. 19761009 200902 1 002

Penata Muda III/a

Staf 40 Tenni Oksowela, S.TP

NIP. 19851010 200902 2 011

Penata Muda III/a

Staf

41 Perita, ST

NIP. 19800212 201001 2 005

Penata Muda III/a

Staf 42 Ilmah Nahlani, ST

NIP. 19871019 201001 2 003

Penata Muda III/a

Staf 43 Nofy Nurmansyah, S.IP

NIP. 19761120 199503 1 001

Penata Muda III/a

Staf 44 Allen Saddeli, SE

NIP. 19760214 201101 1 002

Penata Muda III/a

Staf 45 Harry Gumanti, SE

NIP. 19811011 201101 1 002

Penata Muda III/a

Staf 46 Yulianti, A.md

NIP. 19750129 199902 2 001

Penata Muda III/a

Staf

47 Sulastri

NIP. 19740717 20001 2 008

(56)

49 Nining Suryatiningsih NIP. 19780310 200701 2 007

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

50 Ropiah

NIP. 19770516 200701 2 009

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

51 Darmawan

NIP. 19720518 200701 1 008

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

52 Mardiana

NIP. 19720308 200701 2 010

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

53 Rantiyah

NIP. 19710703 200701 2 013

Pengatur Muda Tk.I II/b

Staf

54 Aida Sari

NIP. 19700512 200701 2 013

Pengatur Muda

Kepala Dinas Tata Kota Kota Bandar Lampung

Effendi Yunus, SH

(57)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Implementasi Kebijakan

Hoogerwerf (1997:118) menjelaskan bahwa implementasi kebijakan

adalah penerapan tujuan-tujuan kualitas yang dipilih untuk sarana yang

dipilih dan dalam urutan waktu yang dipilih. Daniel A. Mazmanian ddan

Paul A. Sabatier (1979) dalam Wahab (2001:65) menjelaskan makna

implementasi ini dengan mengatakan bahwa :

Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadimistrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat atau dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian”.

Implementasi sebagian besar kebijakan pemerintah pasti akan melibatkan sejumlah pembuatan kebijaksanaan yang berusaha keras untu mempengaruhi perilaku birokrat/pejabat dalam rangka memberikan pelayanan/jasa tertentu kepada masyarakat atau mengatur perilaku 1 atau lebih kelompok sasaran. Dalam implementasi kebijakan, khususnya yang melibatkan banyak organisasi atau instansi pemerintah dan berbagai tingkatan struktur organisasi pemerintah sebenarnya dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu :

1. Pemrakarsa kebijakan

2. Pejabat-pejabat pelaksana di lapangan

3. Aktor-aktor pendorong di luar badan-badan pemerintah kepada siapa saja program itu ditujukan, yakni kelompok sasaran

(58)

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka fokus implementasi kebijakan itu

akan lebih jelas bagi mencakup usaha-usaha yang dilakukan oleh

pejabat-pejabat atau lembaga dalam upaya mereka untuk memberikan pelayanan

atau untuk merubah perilaku masyarakat kelompok sasaran dari program

yang bersangkutan.

Abdul Wahab (1997) dengan tegas mengatakan bahwa pelaksanaan

implementasi kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin

jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Sedangkan menurut kamus

Webster dalam Wahab (1997:64) merumuskan bahwa untuk to implement

(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out

(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give practical

off to (menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Seperti dikutip oleh

van mater dan van horn (1990:25) rumusan implementasi adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau pejabat-pejabat atau

kelompok-kelompok pemerintah maupun swasta yang mengarah pada

tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijaksanaan. Lebih lanjut lagi Daniel A. Mazmaniar dan Paul A.

Sabatiar (1990:65) menjelaskan makna implementasi sebagai berikut :

“Memahami apa yang terjadi sesudah suatu program dinyatakan

(59)

mempengaruhi tingkah laki atau perilaku dari semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diarahkan atau

yang tidak diarahkan ada yang tidak diharapkan ”.

B. Proses Implementasi Kebijakan

Berbagai tujuan kebijakan tentu tidak akan tercapai dengan sendirinya

tanpa kebijakan tersebut diimplementasikan. Meskipun sebagai sebuah

konsep implementasi sering dipakai untuk menggambarkan bagaimana

upaya yang dilakukan oleh para implementor dalam mewujudkan tujuan

kebijakan, akan tetapi hanya dengan menyebut implementasi saja tidak

cukup menggambarkan bagaimana sesungguhnya berbagai upaya untuk

mewujudkan tujuan kebijakan itu dilakukan.

Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2012:64-65) :

“realitasnya di dalam implementasi itu sendiri terkandung suatu proses

kompleks dan panjang. Proses implementasi sendiri bermula sejak kebijakan ditetapkan atau memiliki payung hukum yang sah. Setelah itu tahapan-tahapan implementasi akan dimulai dengan serangkaian kegiatan mengelola orang, sumber daya, teknologi, menetapkan prosedur, dan seterusnya dengan tujuan agar tujuan kebijakan yang ditetapkan dapat

diwujudkan.”

apabila disepakati bahwa cara melihat keberhasilan implementasi tidak

hanya berhenti pada kepatuhan para implementer saja namun juga hasil

yang dicapai setelah prosedur implementasi dijalani maka upaya untuk

memahami realitas implementasi kebijakan perlu dilihat secara lebih detil

dengan mengikuti proses implementasi yang dilalui para implementer

dalam upaya untuk mewujudkan tujuan kebijakan tersebut. Proses panjang

(60)

Gambar 1. Proses Implementasi

Gambar 1 diatas menjelaskan bahwa proses imlementasi berangkat dari

adanya suatu kebijakan atau program. Pada dasarnya suatu kebijakan atau

program diformulasikan dengan misi untuk mencapai tujuan dan sasaran

tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka suatu kebijakan

membutuhkan masukan-masukan kebijakan (policy input).

C. Permasalahan Dalam Proses Implementasi Kebijakan

Proses implementasi merupakan proses yang rumit dan kompleks. Hal ini

dipahami karena proses implementasi melibatkan interaksi banyak

variabel sekaligus merumuskan mekanisme delivery activities. Kompleksitas dalam proses implementasi sering memunculkan sejumlah

permasalahan.

“Menurut Edward III (1980) dalam Purwanto dan Sulistyastuti (20120:85),

menyebutkan bahwa mengidentifikasi ada empat critical factors yang mempengaruhi keberhasilan proses implementasi. Keempat faktor tersebut adalah : komunikasi, sumber daya, disposisi atau perilaku dan struktur

Kebijakan : tujuan dan

sasaran

Keluaran kebijakan

Implementer

Kelompok sasaran

Kinerja implementasi

Dampak jangka menengah Dampak jangka panjang

(61)

birokrasi. Makinde (2005) mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam proses implementasi disebabkan antara lain : (1) kelompok sasaran (target beneficiaries) tidak terlibat dalam implementasi program, (2) program yang diimplementasikan tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan politik, (3) adanya korupsi, (4) sumber daya manusia yang kapasitasnya rendah, serta (5) tidak adanya

koordinasi dan monitoring.”

D. Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Undang-Undang Nomor 43

Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dalam pasal 1

menjelaskan bahwa pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik

Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dan digaji berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari rumusan tersebut

diatas, maka untuk dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil harus melalui

sebuah proses yaitu memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan diangkat

oleh pejabat yang berwenang.

Menurut Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010,

disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan

menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang bila tidak ditaati/dilanggar

dijatuhi hukuman disiplin.

Disiplin PNS terdiri atas kewajiban dan larangan bagi PNS. Menurut pasal 3 peraturan pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 kewajiban PNS adalah :

(62)

(3) Setia dan taat sepenuhnya Kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dan Pemerintahan;

(4) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

(5) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;

(6) Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah dan martabat PNS;

(7) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang ,dan/atau golongan;

(8) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;

(9) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara;

(10)Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil; (11)Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

(12)Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

(13)Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

(14)Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; (15)Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

(16)Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;

(17)Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Larangan bagi PNS menurut pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010 kewajiban PNS adalah :

(1) Menyalahgunakan wewenang

(2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain

(3) Tanpa izin pemerintah menjadi pengawal atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;

(4) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;

(5) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak, atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah.

Gambar

Gambar 9. Analisis Data Kualitatif Menurut Milles dan Huberman
Gambar 1. Proses Implementasi
Gambar 2. Model Implementasi Kebijakan C. Edward III
Gambar 3. Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan telah ditaatinya kebijakan ini oleh warga Kota Bandar Lampung, maka slogan Kota Bandar Lampung sebagai kota Tapis Berseri dapat terwujud, dikarenakan pada

Dengan telah ditaatinya kebijakan ini oleh warga Kota Bandar Lampung, maka slogan Kota Bandar Lampung sebagai kota Tapis Berseri dapat terwujud, dikarenakan pada

Dari adanya penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Sosial Politik melalui komunikasi

Dari adanya penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Sosial Politik melalui komunikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh KBIH Al-Ikhwan Bandar Lampung yaitu langsung

Faktor penghambat dalam pelaksanaan surat edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang pengurangan sampah plastik melalui program kantong plastik

Selama ini komunikasi yang dilakukan oleh pelaksana kepada penerima kebijakan hanya sebatas informasi yang kaitannya dengan pemungutan pajak air tanah saja,

Dari hasil wawancara dibeberapa informan diatas dapat disimpulkan bahwa sangat banyak konflik budaya yang terjadi pada tradisi-tradisi yang dilakukan oleh masyarakat