• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan jaringan wireless untuk menggantikan manual download pada vehicle health monitoring system di PT. Saptaindra sejati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan jaringan wireless untuk menggantikan manual download pada vehicle health monitoring system di PT. Saptaindra sejati"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh :

Dwi Wahyudi

104091002865

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Disusun Oleh :

Dwi Wahyudi

104091002865

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOG

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Ketua Program Studi Teknik Informatika

(4)

SKRIPSI Oleh :

Dwi Wahyudi NIM : 104091002865

Disetujui dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah tanggal 12 November 2010 serta diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknik (ST) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

Menyetujui,

Penguji I, Penguji II,

Herlino Nanang, MT Andrew Fiade, M.Kom

NIP. 19731209 200501 1002 NIP. 19820811 200912 1004

Pembimbing I, Pembimbing II,

______Arini, MT_______ Zulfiandri, S.Kom, MMSI

NIP. 19760131 200901 2001 NIP. 19700130 200501 1003

Mengetahui,

(5)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.

Jakarta, 7-10- 2010

(6)

Sejati. (Dibawah bimbingan ARINI dan ZULFIANDRI).

Proses download data unit berat dengan menggunakan Vehicle health monitoring system masih dilakukan dengan proses manual download dengan mendatangi tiap-tiap unit berat yang sedang parker. PT.Saptaindra Sejati merupakan perusahaan kontraktor batubara yang mempunyai beberapa jobsite yang tersebar di Kalimantan. Pengembangan jaringan wireless untuk download data health parameter pada unit berat ini di buat untuk mengatasi kendala pada manual download seperti keterbatasan manpower, efektifitas hasil dan waktu download, proses pengembangan ini menggunakan Metode Networking Development Life Cycle yang memiliki enam tahap yaitu analisis, design, simulasi prototype, implementasi, monitoring dan manajemen. Teknologi yang dipakai adalah wireless outdoor yang menghubungkan lokasi dan mendownload data dari unit yang sudah terpasang radio. Sistem jaringan wireless akan mendownload data dari unit berat yang sedang parkir maupun bergerak ketika melewati lokasi coverage area tower wireless dan akan mengirim data ke lokasi server sebagai tujuan akhir dari proses download. Manfaat dari pengembangan wireless sistem ini adalah proses download data menjadi lebih terjadwal dan bersifat otomatis sehingga mengurangi manpower yang digunakan ketika proses manual download selain itu data hasil donwload menjadi lebih terdistribusi di komputer server yang memudahkan pendistribusian untuk proses analisis dan maintenance unit berat.

(7)

islam, dan nikmat hidup sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah berhasil membawa manusia ke dalam dunia yang penuh peradaban. Amin. Skripsi merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejauh ini penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan pada skripsi ini, yang disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak DR. Yusuf Durrachman, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika

(8)

5.Staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi TI (Bu Ova, Pak Gun, mas Niki, Pak Rifo, Pak Samsul dan semuanya).

6.Direktur PT.Saptaindra Sejati, beserta seluruh staff yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian di lapangan.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya, sebagai manusia dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga pembaca memperoleh tambahan pengetahuan setelah membacanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 21-10-2010

(9)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dalam menyelesaikanpenelitian skripsi ini , diantaranya adalah :

1. Keluarga tercinta, Sutamto (ayah), Sabariah(ibu), Eka Budi Asih(kakak) yang telah membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, yang selalu memberikan nasehat, bimbingan dan motivasi. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada Ayahanda dan Ibunda. Amin 2. Om rahwadi sekeluarga yang mensupport penulis waktu kuliah dalam hal

materil maupun moril

3. Staf – staf Kantor Saptaindra Rahmat Firdaus, Aang, Andross, Taya, Fita yang telah memberi support dalam hal data maupun moril

4. Teman – teman UIN khususnya Syukrina, Rendy taufiq, Ahmad Fajarudin, Arie syuryadi, Razka Hadistra, Egi ramdhani yang telah member support yang execlent dalam membantu proses administrasi maupun penulisan skripsi penulis

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAH PERSEMBAHAN ... viii

(11)

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1Konsep Pengembangan wireless untuk menggantikan Manual download dengan vehicle health Monitoring system ... 9

2.2Teknologi Jaringan Wireless ... 11

2.3Definisi download vhms ... 40

4.1Analisis Penyelesaian Masalah ... 71

4.2Design (perancangan sistem) ... 91

4.3Simulation Prototype ... 99

4.4Implementation (Implementasi) ... 104

4.5Implementation (Implementasi) ... 106

4.6Management ... 171

4.7Monitoring ... 175

(12)
(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Pita ISM ... 22

Tabel 3.1 Tower infrastructure component ... 61

Tabel 4.1 Daftar hardware dan software manual download ... 75

Tabel 4.2 Hardware yang dipakaidalamVhms network ... 87

Tabel 4.3 Software yang dipakaidalam VHMS network ... 90

Tabel 4.4 Tabel infrastructure vhms ... 97

Tabel 4.5 Daftar mac address wireless ... 137

Tabel 4.6 Tabel filtering mac address mikrotik ... 139

(14)

Gambar 2.2 Acces point yang terhubung ke jaringan ... 19

Gambar 2.11 Jangkauan Directional Yagi Antena... 30

Gambar 2.12 Hubungan Point-to-Point Antenna Semi-Directional ... 31

Gambar 2.13 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Parabola ... 33

Gambar 2.14 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Grid ... 33

Gambar 2.15 Pola Radiasi Antenna Highly-Directional ... 34

Gambar 2.16 Frensel Zone ... 37

Gambar 2.17 Hubungan Data dan Informasi ... 46

Gambar 2.18 Tahapan pada metode NDLC ... 47

Gambar 3.1 Wireless Radio ... 59

Gambar 3.2 Server ... 60

(15)

Gambar 4.4 Koneksi controller VHMS dan serial RS232 ... 76

Gambar 4.22 Software design topologi ... 103

(16)

Gambar 4.27 Setting security wireless ... 110

Gambar 4.28 Setting SSID dan network type ... 111

Gambar 4.29 Tower UT rabusis ... 112

Gambar 4.30 Skema pemasangan antenna ... 113

Gambar 4.31 Wireless rabusis (190.168.10.13) ... 114

Gambar 4.32 Tower Sisworkshop ... 115

Gambar 4.33 wireless sisworkshop (190.168.10.12) ... 117

Gambar 4.34 Wireless Sisworkshop (190.168.10.11) ... 118

Gambar 4.35 Mikrotik wireless sisworkshop properties ... 119

Gambar 4.36 Mikrotik wireless sisworkshop interface list ... 119

Gambar 4.37 Solar system portable ... 121

Gambar 4.38 Tower vhms portable ... 121

Gambar 4.39 Tower Diagram Vhms portable ... 122

Gambar 4.40 Client Mikrotik 190.168.10.20 View Point Bridge ... 124

Gambar 4.41 Access Point Senao 190.168.10.21 View Point Bridge ... 125

Gambar 4.42 Access Point Senao 190.168.10.26 View Point Bridge ... 126

Gambar 4.43 Ad-Hoc 190.168.10.22 View Point Bridge ... 127

Gambar 4.44 Tower portable 1 ... 128

Gambar 4.45 wireless portable 190.168.10.18 portable 1 ... 130

(17)

Gambar 4.50 wireless 190.168.10.24 portable 2... 136

Gambar 4.51 Setting ip address mikrotik bridge ... 138

Gambar 4.52 Setting new filter ... 140

Gambar 4.53 Setting action pada mac address ... 141

Gambar 4.54 Mikrotik bridge 190.168.10.203 interface list ... 142

Gambar 4.55 Mikrotik bridge 190.168.10.203 filter list ... 143

Gambar 4.56 Mikrotik bridge 190.168.10.200 interface list ... 144

Gambar 4.57 Mikrotik bridge 190.168.10.200 filter list ... 145

Gambar 4.58 Mikrotik bridge 190.168.10.202 interface list ... 146

Gambar 4.59 Mikrotik bridge 190.168.10.202 filter list ... 146

Gambar 4.60 Mikrotik bridge 190.168.10.201 filter list ... 147

Gambar 4.61 Komodo radio ... 148

Gambar 4.62 Alcon radio ... 148

Gambar 4.63 Radio Omni ... 149

Gambar 4.64 Wireless status unit berat vhms ... 150

Gambar 4.65 Harness Cable ... 151

Gambar 4.66 Diagram pemasangan radio ke unit berat ... 151

Gambar 4.67 Mounting Radio ... 153

Gambar 4.68 PemasanganRJ45 harness ke port female radio ... 154

(18)

Gambar 4.72 Vhms download tool icon ... 159

Gambar 4.73 Vhms download tool login ... 160

Gambar 4.74 Vhms download tool scanning unit berat ... 160

Gambar 4.75 Unit yang terdeteksi di download tool ... 161

Gambar 4.76 Auto ftp client time setting ... 162

Gambar 4.77 Auto ftp client destination setting ... 163

Gambar 4.78 Auto ftp client other destination setting ... 163

Gambar 4.79 Ftp receiver data wacher ... 164

Gambar 4.80 Network sisworkshop configuration ... 165

Gambar 4.81 Wireless back up konfigurasi ... 166

Gambar 4.82 Wireless back up konfigurasi direktori ... 167

Gambar 4.83 Mikrotik Back up konfigurasi ... 168

(19)
(20)

DAFTAR LAMPIRAN

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi yang semakin maju ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bagian teknologi informasi. Kebutuhan akan informasi semakin cepat, tepat, dan akurat merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan saat ini. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa informasi memegang peranan penting dalam aktivitas kehidupan masyarakat terlebih lagi pada sebuah perusahaan. Perusahaan yang sedang maju dan berkembang sangat membutuhkan informasi yang terbaru guna menunjang suatu keputusan. Akan sia - sia jika suatu informasi tidak didukung oleh teknologi yang cukup memadai. Karena informasi merupakan salah satu asset berharga dalam suatu perusahaan. Informasi tersebut berupa data, dokumen – dokumen dan berita yang terjadi di dalam lingkungan perusahaan sehingga tidak sampai keluar lingkungan perusahaan (kerahasiaannya terjamin).

(22)

produksi batubara dari tiap-tiap Job site yang digunakan oleh Coal Costumer untuk di proses sebagai bahan bakar industri.

Dalam melakukan proses Download health parameter unit dengan menggunakan VHMS diharapkan dapat dilakukan secara maksimal sehingga tidak mengganggu kinerja tiap-tiap divisi. namun yang masih sering terjadi sekarang adalah saat proses download health parameter unit dengan menggunakan VHMS oleh user masih dilakukan secara manual dengan mendatangi tiap-tiap unit yang sedang parkir yang akan di lakukan maintenance dan monitoring. hal ini tentunya tidak efektif terlebih lagi proses download manual ini tidak dapat memenuhi kebutuhan daily monitoring dan maintenance karena keterbatasan man power dan donwload area tiap-tiap unit yang terus mobile dalam memenuhi kebutuhan produksi oleh karena itu adanya sistem wireless automatic download yang dapat mengirimkan hasil health parameter secara otomatis dari unit yang sedang parkir maupun bergerak ketika melewati coverage area tower wireless akan sangat berguna terlebih lagi Proses download yang dilakukan lebih terschedule dan data health parameter hasil donwload menjadi lebih terdistribusi di komputer server

(23)

mendatangi tiap unit untuk melakukan proses download karena tiap unit yang melewati tower-tower yang sudah dipasang akan secara automatic terdownload health paramaternya, setiap parameter yang terdownload sudah terdistribusi di server dan siap digunakan oleh pihak Plant dan engineering

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, penulis mengajukan pemecahan masalah dengan “Pengembangan Jaringan Wireless Untuk

Menggantikan Download Manual Pada Vehicle Helath Monitoring

System Di PT. Saptaindra Sejati”.

1.2 Rumusan Masalah

(24)

1.3 Batasan Masalah

Karena kompleknya masalah yang ada di lapangan, maka penulis perlu membatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Dalam merancang wireless automatic download vehicle heath monitoring system ini, ruang lingkupnya hanya sebatas Site Adaro Minning Operation PT. Saptaindra Sejati.

2. Penerapan VHMS automatic download sistem ini lebih kepada Wireless Solution System Teknologi

3. Karena keterbatasan tools, dalam simulasi yang dibuat ada beberapa device yang di gantikan fungsinya

1.4 Tujuan Penelitian

(25)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, diantaranya adalah sebagi berikut :

1. Penulis

a. Penulis dapat lebih mendalami dan memahami mengenai teknologi wireless pada Vehicle Healh Monitoring System di mana penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan teknologi tersebut.

b. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar S1 (Strata 1) pada Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang telah diperoleh masa kuliah.

b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya

dan sebagai bahan evaluasi. 3. Pengguna

(26)

b. Mengoptimalkan proses download Vehicle Helath Monitoring System dalam hal waktu dan download area dengan menggunakan wireless teknologi.

c. Memaksimalkan unit berat yang bekerja karena dengan vehicle health monitoring system semua unit berat sudah bisa di prediksi

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, ada beberapa metode yang penulis lakukan:

1. Metode Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam penelitian ini.

2. Metode Wawancara (interview)

Tindakan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula. Dalam hal ini, penulis mengadakan tanya jawab dengan para karyawan PT. Saptaindra Sejati

3. Metode Observasi

(27)

4. Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dalam penelitian ini penulis mengunakan Model Networking Development Life Cycle (NDLC). Perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi, Sehingga penggunaan metode dan pemahaman tentang internetworking requirement sangat dibutuhkan agar reliability dan internetworking bisa tercapai (Stiawan, Fundamental Internetworking Development & Design Life Cycle)

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, keseluruhan perancangan sistem ini dibagi menjadi lima bab dengan pokok pikiran dari tiap-tiap bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(28)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis mengemukakan dan membahas teori tentang wireless network teknologi, Vehicle health monitoring system download tools.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang metode yang digunakan penulis baik dalam pengumpulan data maupun metode untuk pengembangan sistem pada penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam Perancangan wireless untuk menggantikan download manual dengan menggunakan vehicle helath monitoring system

BAB V PENUTUP

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Pengembangan wireless untuk menggantikan manual

download dengan vehicle health monitoring sistem

2.1.1Definisi pengembangan system

Pengembangan sistem (systems development) adalah

menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem

yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah

ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan

karena beberapa hal, yaitu : ketidakberesan dalam sistem,

pertumbuhan organisasi, untuk meraih kesempatan, atau karena

adanya instruksi-instruksi (Jogiyanto, 2000 : 35).

2.1.2Definisi jaringan wireless

Jaringan wireless adalah jaringan yang memungkinkan orang

melakukan komunikasi dan mengakses aplikasi dan informasi tanpa

kabel (nirkabel), yang memberikan kebebasan bergerak dan

kemampuan memperluas aplikasi ke berbagai gedung, kota atau

hampir ke semua tempat di dunia (Geier, 2005 : 1)

Wireless LAN dapat di definisikan sebagai sebuah system

komunikasi data fleksibel yang dapat digunakan untuk menggantikan

(30)

tambahan fungsi dalam konsep jaringan computer pada umumnya.

Fungsi yang ditawarkan disini dapat berupa konektivitas yang andal

sehubungan dengan mobilitas user. (Hantoro, 2009 : 2)

2.1.3Manual Download VHMS Data

Setiap unit Komatsu yang dilengkapi dengan perangkat

VHMS technology selalu dilengkapi dengan satu atau dua port

khusus untuk VHMS Data Download dengan lokasi yang berbeda

sesuai Machine Model yang dijelaskan pada halaman berikut.

Download VHMS Data secara manual hanya bisa dilakukan

menggunakan kabel Download Komatsu P/N 799-688-3220 dan

Software Download Tools Komatsu yang hanya diperbolehkan untuk

Laptop Tools VHMS milik PT. United Tractors (Authorized

Distributor).Validitas VHMS Data yang tersimpan didalam VHMS

Controller ditentukan oleh pelaksanaan initial setting VHMS &

Download Data. (Manual Book VHMS Technology, 2008: 14)

2.1.4 Vehicle Helath Monitoring System (VHMS ) WirelessDownload

System

Vehicle Helath Monitoring System (VHMS) adalah sebuah

teknologi untuk monitoring keadaan unit berat komatsu seperti HD

Truck, dump truck, excavator PC 200, PC 300, Hydraulic truck

(31)

mesin-mesin tertentu dan VHMS merupakan program untuk melihat

parameter dari tiap bagian mesin berupa grafik diagram dan tabel

angka guna melakukan analisis sebelum dan sesudah terjadi

unscheduled breakdown . (Manual Book VHMS Technology, 2008:

19).

Sedangkan VHMS wireless download system adalah cara

mendownload VHMS melalui wireless baik langsung dengan laptop

atau automatic tower download jika unit berat tersebut melewati

tower jaringan pada sistem jaringan wireless pada PT. Saptaindra

Sejati, dengan cara mendownload beberapa informasi untuk

kebutuhan pertambangan. Tujuan Setting VHMS Controller adalah

untuk Set up Machine Identification (S/N Machine, S/N Engine, S/N

TransmisiTransmisi) ) kedalamVHMS controller VHMS dan set-up

time zone dimana disesuaikan dengan lokasi unit berada . (Manual

Book VHMS Technology, 2008: 24).

2.2. Teknologi Jaringan Wireless

2.2.1Referensi Model OSI

Model ini disebut OSI (Open System Interconnection)

Reference Model, Karena model ini ditujukan untuk pengkoneksian

open system, yang dikembangkan oleh International for

Standardization (ISO) pada tahun 1984. OSI menggambarkan

(32)

komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu

software aplikasi di komputer lain. OSI secara konseptual terbagi

terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing memiliki fungsi

jaringan yang spesifik. (Syafrizal , 2005 : 74-89)

Gambar 2.1 Model Referensi OSI (Syafrizal, 2005:75)

a. Physical Layer bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan

mengatur physical interface jaringan komputer. Pada lapisan ini,

hubungan antar interface-interface dari perangkat keras diatur

seperti hubungan antara DTE dan DCE. Interface yang di

definisikan pada lapisan ini antara lain 10BaseT, 100BaseTX,

V35, X.21 dan High Serial Interface (HSSI)

b. Data Link Layer Mengatur topologi jaringan, Error notification

dan Flow Control. Tugas utamanya adalah sebagai fasilitas

transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran

yang bebas dari kesalahan transmisi

c. Network Layer berfungsi untuk mengendalikan operasi subnet

(33)

jaringan. Masalah desain yang penting adalah bagaimana cara

menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya.

d. Transport Layer berfungsi Menerima data dari session layer,

memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu,

meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua

potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar.

e. Session Layer berfungsi untuk mengijinkan para pengguna untuk

menetapkan session dengan pengguna lainnya. Layer ini

membuka, mengatur, dan menutup suatu session antara

aplikasi-aplikasi.

f. Presentation Layer berfungsi untuk melakukan fungsi-dungsi

tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah

penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Selain memberikan

sarana-sarana pelayanan untuk konversi, format dan enkripsi data.

g. Application Layer berfungsi untuk memberikan sarana pelayanan

langsung ke user, yang berupa aplikasi-aplikasi dan mengadakan

komunikasi dari program ke program.

2.2.2Pengertian TCP/IP

TCP/IP adalah sekumpulan protocol yang terdapat di dalam

jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi

atau bertukar data antar komputer. TCP/IP merupakan protokol

(34)

komputer yang berbeda jenis mesin maupun sisten operasi agar dapat

berinteraksi satu sama lain. (Syafrizal, 2005 : 96)

2.2.3Kelebihan Wireless

Terdapat beberapa keuntungan yang di dapat dari

penggunaan WLAN, diantaranya : (Hantoro, 2009 : 5-7)

a. Mobilitas Tinggi

WLAN memungkinkan klien untuk mengakses informasi secara

real-time dimanapun dalam jangkauan WLAN sehingga

meningkatkan kualitas layanan dan produktifitas yang tidak

mungkin dapat diberikan oleh jaringan LAN bisa. Pengguna

dimanapun dia berada baik di area kantor bahkan di area publik

(hotspot) akan selalu dapat tersambung ke internet. Dengan

demikian akan mendukung komunikasi suara, data dan informasi

yang lebih cepat guna.

b. Kemudahan dan Kecepatan Instalasi

Instalasi WLAN sangat mudah dan cepat tanpa harus menarik

dan memasang kabel melalui dinding atau atap. Kabel digunakan

hanya untuk menghubungkan AP ( Akses Point) ke jaringan

(HUB/Switch/Router). Sedangkan koneksi dari station

(komputer) pelanggan terhubung ke jaringan via radio

(35)

tiap station (komputer) yang akan tersambung ke jaringan LAN

diperlukan penarikan kabel satu per satu ke HUB/Switch.

c. Fleksibel

Teknologi WLAN memungkinkan untuk membangun jaringan

pada area yang tidak mungkin atau sulit untuk dijangkau oleh

kabel. Seperti di kota-kota besar, di tempat-tempat yang tidak

tersedia infrastruktur kabel, WLAN dapat digunakan untuk

menggantikan teknologi Leased-Line.

d. Menurunkan Biaya Kepemilikan

Biaya investasi awal untuk perangkat keras WLAN lebih mahal

dari pada LAN konvesional, tapi biaya instalasi dan perawatan

jaringan WLAN lebih murah, sehingga secara total dapat

menurunkan besar biaya kepemilikan. Disamping itu sangat

cocok untuk lingkungan dinamis di mana sering terjadi

perpindahan, penambahan atau perubahan posisi kerja.

e. Scalable

WLAN dapat di gunakan dengan berbagai topologi jaringan

sesuai dengan kebutuhan instalasi atau spesifikasi, mulai dari

jaringan independent yang hanya terdiri dari beberapa klien saja,

(36)

f. Produktifitas

Kapabilitas dalam hal komputasi merupakan syarat mutlak untuk

suatu korporasi agar produktifitas karyawan dapat diandalkan.

Dengan dukungan teknologi WLAN maka karyawan (workers)

dapat selalu tersambung ke internet dalam keadaan mobile.

Teknologi jaringan wireless memungkinkan kita untuk

mempertahankan keindahan dan kenyamanan ruangan tanpa harus

terganggu banyaknya instalasi kabel jaringan, untuk membangun

sebuah jaringan wireless access point sederhana maka dibutuhkan

beberapa fitur utama diantaranya : (Ahmad Saefudin

Surapermana, http://blog.sivitas.lipi.go.id)

a. Mendukung IEEE802.11g, IEEE802.11b, IEEE802.3,

IEEE802.3u standards

b. Mengadopsi teknologi transmisi wireless LAN 2x to 3x extended

Range dan 108M Super G .

c. Mendukung kecepatan transfer wireless LAN data

108/54/48/36/24/18/12/9/6Mbps or 11/5.5/3/2/1Mbps wireless

LAN.

d. Menyediakan fasilitas sekuriti ekripsi WEPs 64/128/152-bit

WEP

e. Menyediakan fasilitas keamanan WPA/WPA2 dan

(37)

f. Built-in DHCP server yang mendukung distribusi alamat IP

dinamis.

g. Mendukung filtering alamat MAC.

h. Mendukung multi mode operasional wireless (Access Point,

Client, Repeater, Point to Point, Point to Multi-point)

i. Mendukung TCP/IP, DHCP, SNMP

j. Mendukung statistik trafik.

k. Mendukung upgrade firmware.

l. Mendukung Remote dan Web manajemen

2.2.4Standarisasi Wireless LAN

Wireless LAN mengirim menggunakan frekuensi radio,

wireless LAN diatur oleh jenis hukum yang sama dan digunakan

untuk mengatur hal-hal seperti AM/FM radio. Federal

Communications Commission ( FCC) mengatur penggunaan alat dari

wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN sekarang, menerima

beberapa standard operasional dan syarat dalam Amerika Serikat

yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic

Engineers (IEEE). Beberapa Standar wireless LAN :

a. IEEE 802.11 : standar asli wireless LAN menetapkan tingkat

perpindahan data yang paling lambat dalam teknologi transmisi

(38)

b. IEEE 802.11b : menggambarkan tentang beberapa transfer data

yang lebih cepat dan lebih bersifat terbatas dalam lingkup

teknologi transmisi.

c. IEEE 802.11a : gambaran tentang pengiriman data lebih cepat

dibandingkan (tetapi kurang sesuai dengan) IEEE 802.11b, dan

menggunakan 5 GHZ frekuensi band UNII

d. IEEE 802.11g : syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11

standard yang menguraikan transfer data sama dengan cepatnya

seperti IEEE 802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang

memungkinkan untuk lebih murah.

2.2.5Komponen Wireless LAN

Dalam membentuk suatu jaringan WiFi, maka diperlukan

beberapa perangkat agar komunikasi antara station dapat dilakukan.

Secara umum komponen wireless LAN itu terdiri atas perangkat

diantaranya : (Hantoro, 2009 : 19)

a. Accesss Point (AP)

(39)

satu access point manksimal menangani 30 user). Karena dengan

semakin banyaknya user terhubung ke AP maka kecepatan yang

diperoleh tiap user juga akan semakin berkurang

Gambar 2.2 Access Point yang Terhubung ke Jaringan (Hantoro, 2009:19)

b. Extension Point

Untuk mengatasi berbagai masalah khusus dalam topologi

jaringan desaigner dapat menambahkan extension point untuk

menambah cakupan jaringan. Extension point hanya berfungsi

layaknya repeater untuk client di tempat lebih jauh. Syarat AP

yang digunakan sebagai extension point ini adalah terkait dengan

(40)

terhubung langsung dengan LAN backbone) dan AP repeater

-nya harus memiliki frekuensi yang sama.

Gambar 2.3 Penggunaan Extension Point (Hantoro, 2009:21)

c. Antena

Terdapat beberapa tipe antenna yang dapat mendukung dalam

implementasi wireless LAN, ada yang tipenya omni, sectorized

serta directional. Khusus antenna directional umumnya

digunakan jika diinginkan jaringan antar-2 gedung yang

bersebelahan ( konfigurasi point to point).

d. Wireless LAN Card

Wireless LAN Card dapat berupa PCMCIA, ISA Card. USB

card atau Ethernet card dan sekarang banyak dijumpai sudah

embedded di terminal (notebook maupun HP). Bisaanya

PCMCIA digunakan untuk notebook sedangkan yang lain

(41)

berfungsi sebagai interface antara sistem operasi jaringan client

dengan format interface udara ke AP.

2.2.6Media Transmisi Wireless LAN

WLAN menggunakan standar protocol open system

interconnection (OSI). OSI memiliki tujuh lapisan dimana lapisan

pertama adalah lapisan fisik. Lapisan pertama ini mengatur segala

hal yang berhubungan dengan media transmisi termasuk di dalamnya

spesifikasi besarnya frekuensi, redaman, besarnya tegangan, daya

interface, media penghubung antar-terminal dan lain-lain. Media

transmisi data yang digunakan oleh WLAN adalah : (Hantoro, 2009 :

25)

a. Infra Red (IR)

Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat,

contohnya remote control untuk televisi. Gelombang IR mudah

dibuat, harganya murah dan lebih bersifat directional. WLAN

menggunakan IR sebagai media transmisi karena dapat

menawarkan data rate tinggi ( 00-an Mbps), komsumsi dayanya

kecil dan harganya murah

b. Radio Frekuensi (RF)

Radio frekuensi lebih popular untuk jarak jauh, bandwidth yang

(42)

saat ini menggunakan pita frekuensi 2.4 Gigahertz (GHz).

Jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung teknik

handoff, mobilitas yang tinggi dan meng-cover daerah yang

berjarak jauh.

Tabel 2.1 Tabel Pita ISM (Hantoro, 2009:27)

Frekuensi

Spesifikasi

915 MHz 2.4 GHz 5.8 GHz

Frekuensi 902-928 MHz 2400-2483.5 MHz 5725-5850MHz

Bandwidth 25 MHz 83.5 MHz 125 MHz

Jangkauan Transmisi Paling Jauh 5% < 915 MHz 205 < 915 MHz

Pemakaian Sangat Ramai Sepi Sangat Sepi

Delay Besar Sedang Kecil

Sumber Interferensi Banyak Sedang Sedikit

2.2.7Metode Akses Spread Spectrum Technology

Wireless LAN mentransfer data melalui udara dengan

memancarkan gelombang elektromagnetik yang menggunakan

teknologi Spread-Sprectrum Technology (SST). Teknologi ini terus

mengubah-ubah secara kontinu cara pengiriman datanya baik itu

mengubah frekuensi carrier-nya atau mengubah data pattern-nya.

SST merupakan salah satu pengembangan dari teknologi Code

Division Multiple Access (CDMA), Dengan urutan kode (code

sequence) yang unik. Data ditransfer ke udara dan diterima oleh

(43)

Channel

encoder Modulator Channel De-Modulator De-encoderChannel

Pseudonoise

Gambar 2.4 Model Umum dari Spread Spectrum Technology (Hantoro, 2009:31)

2.2.8Prinsip Antenna RF (radio frekuensi)

Antenna RF adalah peralatan yang digunakan untuk

menkonversikan sinyal frekuensi tinggi(RF) pada garis transmisi

(kabel atau waveguide) ke gelombang siaran di udara. Medan

elektrik dipancarkan dari antenna yang disebut beams atau lobes.

Dibawah ini adalah 3 kategori umum dari antenna RF, yaitu :

1. Omni – directional

2. Semi – directional

3. Highly – directional

Tiap kategori mempunyai bermacam-macam tipe antenna,

masing-masing mempunyai karakteristik RF yang berbeda dan penggunaan

yang tepat. Ketika penambahan antenna meningkat, lingkup area

menyempit sehingga antenna high-gain menawarkan lingkup area

lebih luas daripada antenna low-gain pada level masukan (input)

yang sama. Setelah mempelajari bagian ini, Anda akan mengerti

antenna mana dan berapa jumlah yang terbaik sesuai kebutuhan

(44)

2.2.9Antenna Omni – directional (Dipole)

Antenna wireless Lan yang paling umum adalah antenna dipole.

Sederhana dalam design, antenna dipole merupakan peralatan

standar pada kebanyakan access point. Dipole adalah antenna

omni-directional, karena ia memancarkan energinya secara bersamaan

pada semua arah sekitar porosnya. Antenna directional memusatkan

energinya dalam bentuk kerucut, dikenal dengan “beam”. Dipole

mempunyai element pemancaran hanya 1 inchi panjangnya yang

melakukan fungsi yang sama dengan antenna “rabbit ears” pada

seperangkat televise. Antenna dipole yang digunakan dengan

wireless LAN lebih kecil karena 80 frekuensi wireless LAN dalam

2,4 GHz spectrum microwave sebagai ganti dari 100 Mhz spectrum

TV. Bila frekuensinya meninggi, wavelength dan antennanya

(45)

Gambar 2.5 Energi Radiasi Dipole (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 78).

Gambar 2.5 menunjukkan bahwa energi radiasi dipole di

pusatkan pada daerah yang tampak seperti sebuah donat,

dengan dipole secara vertical melalui “lubang” dari “donat”.

Sinyal dari antenna omni-directional memancar dalam 360

derajat horizontal beam. Bila antenna memancar pada semua

arah secara bersamaan (membentuk sebuah bulatan), ini

disebut radiator isotropic. Matahari adalah contoh yang bagus

dari radiator isotropic. Kita tidak bisa membuat isotropic

radiator, yang mana secara teori merujuk pada antenna, meski

demikian, prakteknya antenna semua mempunyai beberapa

tipe gain over dari isotropic radiator. Semakin tinggi nilai

gain-nya (penambahan), semakin keras kita menekan donat

menjadi datar hingga ia mulai kelihatan seperti pancake, yang

(46)

tinggi. Pancaran dipole secara bersamaan pada semua arah

mengelilingi porosnya, tapi tidak memancar bersama dengan

panjang kabelnya, layaknya pola donat. Perhatikan tampak

samping dari pancaran dipole ketika ia memancarkan

gelombang pada gambar 2.5. gambar ini juga

mengilustrasikan bahwa antenna dipole membentuk pola

pancaran bila dilihat dari atas disamping antenna vertical.

Gambar 2.6 Pola pancaran dari Antenna Vertikal (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 79).

Bila antenna dipole ditempatkan di tengah-tengah satu lantai dari

banyak bangunan, kebanyakan energinya akan di pancarkan terus

pada lantai tersebut, dengan beberapa bagian penting kecil yang

dikirim ke lantai atas dan bawah access point. Gambar 2.6

(47)

omni-directional. Gambar 2.6 menunjukkan contoh dua-dimensi

dari tampak atas dan tampak samping antenna dipol

Gambar 2.7 Tipe dari Antenna Omni-Directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 80).

Gambar 2.8 Lingkup Area Antenna Omni-Directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 80).

Antenna high-gain omni-directional menawarkan

jangkauan yang lebih horizontal, namun jangkauan yang vertical

(48)

menjadi pertimbangan penting ketika memasang antenna omni

high-gain dalam ruangan pada langit-langit. Bila langit-langitnya

terlalu tinggi, jangkauannya bisa tidak mencapai lantai, dimana

user berada. Antenna omni-directional digunakan ketika

melingkupi semua arah sekitar poros horizontal dari antenna

dibutuhkan. Antenna omni-directional sangat efektif dimana

jangkauan besar dibutuhkan disekitar titik pusat. Sebagai

contohnya, menempatkan antenna omni-directional di

tengan-tengah sebuah ruangan terbuka dan besar akan melengkapi

lingkupan yang bagus. Antenna omni-directional umumnya

digunakan untuk design point-to-multipoint dengan bentuk bintang

(Lihat gambar 2.8). Penggunaan di luar ruangan, antenna

omni-directional harus diletakkan di atas dari struktur (misalnya

bangunan) pada pertengaha lingkup area. Contohnya, pada sebuah

kampus, antenna bisa saja ditempatkan di pusat kampus untuk

lingkup area yang terbesar. Ketika digunakan di dalam ruangan,

antenna harus ditempatkan di tengah bangunan atau lingkup area

yang diinginkan, dekat dengan langit-langit, untuk jangkauan yang

optimum. Antenna omnidirectional memancarkan jangkauan area

yang besar pada pola lingkaran dan

cocok untuk warehouse atau tradeshows dimana lingkupnya

(49)

Gambar 2.9 Sambungan point-to-multipoint (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 82).

2.2.10 Antenna semi-directional

Antenna semi-directional terdiri dari

bermacam-macam bentuk dan jenis. Beberapa tipe antenna semi-directional

yang sering digunakan bersama wireless LAN adalah antenna

Patch, Panel dan Yagi (dibaca “YAH-gee”). Semua antenna

tersebut umumnya berbentuk datar dan dirancang untuk dinding

gunung. Tiap tipe mempunyai karekteristik jangkauan yang

berbeda. Gambar 2.10 menunjukkan beberapa contoh dari antenna

semi-directional.

(50)

Gambar 2.10 Contoh antenna semi-directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007:83 ).

Antenna tersebut merubah energi dari pemancar lebih ke satu arah

khusus daripada kearah yang sama., pola lingkaran yang umum

dengan antenna omnidirectional. Antenna semi-directional sering

memancarkan pada bentuk hemispherical atau pola lingkup silinder

seperti bisa dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.10 Jangkauan Antenna Semi-Directional “Directional Patch

Antena” (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 84).

Gambar 2.11 Jangkauan Antenna Semi-Directional “Directional Yagi

(51)

Antenna semi-directional idealnya cocok untuk jembatan dengan

jarak pendek atau rata-rata. Sebagai contoh, dua bangunan kantor

yang bersebrangan jalan satu sama lain dan perlu membagi koneksi

jaringan akan menjadi scenario yang bagus untuk

mengimplementasikan antenna semi-directional. Pada ruang

tertutup yang luas, bila pemancar harus diletakkan di sudut atau

pada bagian belakang bangunan, koridor, atau ruangan besar,

antenna semi-directional akan menjadi pilihan yang baik untuk

menyediakan jangkauan yang tepat. Gambar 3.2 menggambarkan

hubungan antara dua bangunan yang menggunakan antenna

semi-directional.

Gambar 2.12 Hubungan Point-to-Point Menggunakan Antenna

Semi-Directional ( Sukaridhoto Sritrusta,2007: 86 ).

Seringkali, sebelum penelitian di tempat tertutup, para insinyur

akan secara terus-menerus berpikir pada bagaimana cara terbaik

(52)

antenna semi-directional menyediakan jangkauan yang amat sangat

luas sehingga mereka bisa menyingkirkan kebutuhan pada multiple

access point dalam bangunan. Sebagai contoh, pada gang yang

panjang, beberapa access point dengan antenna omni-directional

mungkin digunakan atau mungkin hanya satu atau dua accecc point

dengan penempatan antenna semi-directional yang sepantasnya –

menghemat sejumlah uang

pelanggan secara signifikan. Pada beberapa kasus, antenna

semi-directional mempunyai bagian belakang dan samping yang

berbentuk bola yang, bila digunakan secara efektif, akan

mengurangi kebutuhan akan penambahan access point lebih jauh.

Secara spesifik, antenna Yagi sangat cocok untuk sinyal yang

menjangkaun jalan kecil atau jalur di tempat duduk pada

warehouse, palang jalan, toko retail atau fasilitas manufaktur.

2.2.11 Antenna highly-directional

Dari namanya sudah bisa ditebak, antenna highly-directiona

memancarkan sinyal sinyal terbatas dari tipe antenna apapun dan

mempunyai gain terbesar dari ketiga group antenna. Antenna

highly-directional secara khusus berbentuk cekung, peralatan

berbentuk piringan, seperti bisa dilihat pada gambar 2.13 dan 2.14

antenna ini cocok untuk jarak jauh, hubungan wireless

(53)

mereka menyerupai piringan satelit kecil. Yang lainnya disebut

antenna grid karena design mereka yang bolong untuk pengisian

angin.

Gambar 2.13 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Parabola

(Sukaridhoto Sritrusta,2007: 87).

Gambar 2.14 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Grid

(54)

Gambar 2.15 Pola Radiasi Antenna Highly-Directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 89).

Antenna high-gain tidak mempunyai jangkauan area yang

peralatan klien bisa digunakan. Antenna ini digunakan untuk

hubungan komunikasi point-to-point dan bisa memancarkan pada

jarak hingga 25mil (42km). Kemampuan antenna

highly-directional adalah bisa menghubungkan dua bangunana

yang tepisah beberapa mil satu sama lain dan tidak punya

hambatan jarak penglihatan diantara mereka. Ditambah pula,

antenna ini bisa ditujukan secara langsung satu sama lain melalui

bangunan dengan tujuan untuk “meledak” melalui sebuah

hambatan. Susunan ini bisa digunakan dengan tujuan untuk

mendapatkan sambungan jaringan ke tempat yang tdak bisa

dilewati kabel dan dimana jaringan wireless normal tidak bisa

bekerja.

Note : antenna higly-directional mempunyai beamwidth yang

sangat terbatas dan harus ditujukan secara akurat satu sama lain.

(55)

Wireless LAN. Tidak penting bagi Wairless LAN untuk secara

detail untuk memahami desain antenna untuk mengadmintrasi

network. Sepasang point utama yang penting untuk dimengerti

untuk antenna adalah:

1. Antenna menkonversi energi listrik gelombang ke gelombang

RF. Dalam kasus antenna pentramisi, atau gelombang RF ke

energi elektik dalam kasus antenna penerima.

2. Dimensi fisik antenna seperti panjangnya berhubungan

langsung dengan frekuensi dimana antennanya dapat

menghambat gelombang atau menerima gelomang terhambat.

Beberapa point penting dalam memahami pengadmintrasian

werless LAN bebas lisensi adalah garis panjang, efek zona

fresnel (baca : fra-nel) dan penapaian antenna, dalam melalui

beamwidth terfokus. Point ini akan didiskusikan dalam bagian

ini.

Dengan cahaya tampak, visual LOSD (yang lebih sederhana

dikenal sebagai LOS) didefinisikan sebagai garis lurus dalam objek

dalam pandangan (transmiter) kemata pengamat. LOS merupakan

garis lurus karena gelombang cahaya bisa berubah-ubah karena

refraksi, defraksi, dan refleksi dengan cara yang sama dengan RF

refreksi. Gambar berikut mengilustrasikan LOS. RF bekerja mirip

dengan cahaya tampak pada wireless LAN dengan satu

(56)

zona Fresnel. Bayangkan jika anda melihat kearah sebuah pipa

sepanjang dua kaki kemudian obstruksi mengeblok dalam pipa.

Ilustrasi sederhana ini menunjukkan bagaimana RF bekerja ketika

benda mengeblok zona Fresnel, kecuali bahwa dengan pipa itu

anda dapat melihat ujung lainnya pada beberapa derajat. Dengan

RF kemampuan yang sama terbatasnya untuk melihat translasi

kekoneksi yang korup atau yang rusak, RF LOS penting karena RF

tidak sama seperti cahaya tampak berkerja.

2.2.12 Daerah Fresnel (Fresnel Zone)

Sebuah keputusan ketika merencanakan atau memperbaiki

RF LAN adalah zona Fresnel. Zona Fresnel menepati beberapa seri

dari area berbentuk elips konsentrik disekitar jalan LOS seperti

terlihat Gambar 2.10. Zona Fresnel penting dalam entergritas RF

link karena dapat memperbaiki area disekeliling LOS yang dapat

memngenali interferensi sinyal RF jika terblok. Objek dalam zona

Fesnel seperti pohon, bukit, dan bangunan dapat menyebarkan atau

dapat memantulakn sinyal utama keluar dari penerima, mengubah

RF LOS. Objek-objek ini juga dapat menyerap atau menyebarkan

(57)

Gambar 2.16 Frensel Zone(Sukaridhoto Sritrusta,2007: 90 ).

Radius fresnel zone dari titik terluarnya dapat dihitung dengan

menggunakan rumus r = 43.3 x √4d∕4f.

2.2.13 Obstruction

Mempertimbangkan pentingnya jarak jangkauan fresnel

zone, oleh karena itu penting juga mengukur derajat yang dapat

blok oleh fresnel zone. Sebuah Rf sinyal, ketika secara partial

di-blok akan membelok mengelilingi sebuah penghambat beberapa

derajat, beberapa halangan fresnel zone dapat terjadi tanpa adanya

gangguan link yang berarti. Secara khusus, 20-40% gangguan

fresnel zone memasukkan sedikit tanpa adanya campur tangan

kedalam link. Hal tersebut selalu menimbulkan kesan error/salah

pada sudut conservative yang membolehkan tidak lebih dari 20%

gangguan pada fresnel zone. Lebih jelasnya, jika pohon atau objek

lain adalah sumber dari gangguan, kemungkinan perlu

mempertimbangkan design sebuah link yang didasarkan pada 0%

(58)

yang dimaksud telah ter-blok, atau jika sebuah aktif link menjadi

ter-blok oleh bangunan baru atau pohon yang tumbuh, biasanya

dengan menaikkan ketinggian antenna akan mengurangi masalah.

Sebuah pertanyaan yang umum ditanyakan tentang fresnel zone

adalah ketika menggunakan peralatan indoor wireless LAN seperti

PC cards dan access point, yaitu tentang bagaimana gangguan pada

fresnel zone mampu mempengaruhi instalasi indoor. Pada sebagian

besar instalasi indoor, RF sinyal mampu menyambung jalur,

memantulkan, dan membelok mengelilingi dinding, perabotan, dan

gangguan yang lain. Fresnel zone dikatakan tidak melanggar batas

kecuali jika secara partial atau penuh sinyal ter-blok. Ini adalah

sebuah kasus yang kadang kala terjadi, tetapi jarang diperhatikan

oleh sebagian besar pengguna wireless mobile. Di lingkungan

mobile, fresnel zone secara terus-menerus berubah sehingga

pengguna secara normal membebaskan hal tersebut dan berpikir

bahwa coverage yang mereka tempati jelek, tanpa berpikir kenapa

coverage area yang tersebut menjadi tidak bagus(Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 93).

2.2.14 Antenna Gain (Penguatan Antena)

Sebuah element antenna yang secara tipikal tidak

diasosiasikan dengan amplifier dan filter disebut passive device.

Tidak ada proses pengkondisian, penguatan, atau manipulasi sinyal

(59)

mempengaruhi proses penguatan (amplification) dari bentuk

fisiknya. Proses pengguatan antenna merupakan hasil dari proses

pemusatan(focusing) radiasi RF kedalam sebuah penguat beam,

yang hanya sebagai bulb dari flashlight yang dapat difokuskan

kedalam penguat beam yang membuat sebuah sumber menyerupai

lampu penerang yang mengirimkan lampu selanjutnya. Focusing

radiasi diukur dengan cara beamwidth, dari derajat horizontal dan

vertical. Contohnya, sebuah omni-directional antenna memiliki 360

derajat horizontal beamwidth. Dengan membatasi 360 derajat

beamwidth kedalam beam yang difokuskan kembali, katakanlah

sebesar 3 derajat, pada daya yang sama gelombang RF akan

diradiasikan kembali. Hal ini tergantung bentuk design dari

antenna, patch, panel, dan yagi (yang kesemuanya termasuk

kedalam jenis semi-derectional antenna). Higly-directional antenna

meggunakan teori ini selangkah lebih maju dengan cara memfokus

kedua beamwidth baik horizontal maupun vertical secara kuat

untuk memaksimalkan jarak penyebaran gelombang pada low daya

(daya kecil) (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 100)..

2.3. Definisi download VHMS

Suatu proses untuk menyalin atau meng-copy data dari VHMS

controller ke dalam laptop yang betujuan untuk mengetahui data machine

(60)

snapshot), dan summary payload(khusus untuk dump truck) & trend data

operation(khusus bulldozer). (Manual Book VHMS Technology)

2.4. WirelessDownload VHMS Data

Wireless Download VHMS DATA adalah proses Download

VHMS DATA dari Unit tanpa Kabel (Nirkabel) menggunalan Fasilitas

Wireless Network yang tersedia di Laptop Tools VHMS UT dengan

jangkauan Maximal 150 Meter dan tidak boleh terhalang oleh Metal &

Bukit.Agar VHMS Data Download bisa dilakukan secara Wireless ,

maka disetiap Unit dengan Model sesuai List dibawah terlebih dahulu

dilengkapi dengan perangkat Wireless (Modem) melalui Service Division

yang merupakan Investasi Customer ( kecualiUnit FMC UT ).Software /

Tools Wireless Down load VHMS KOMATSU hanya diperbolehkan

digunakan untuk Lap Top Tools VHMS PT. United Tractors .Unit

Komatsu yang telah dikembangkan dan dilengkapi dengan WirelessType

VHMS Controller adalah HD465-7 , HD785/985-5 , HD785-7 ,

PC1250SP-7 & D375A-5 pada Machine Serial Number tertentu / terbaru.

(Manual Book VHMS Technology)

2.4.1VHMS WirelessTower Technology

Konsep VHMS wireless tower merupakan penerapan dari

jaringan wirelessdengan menggunakan tower untuk menghubungkan

(61)

tower-tower yang berada pada daerah operasi unit maka dilengkapi radio

dengan mode ad-hoc. Radio ini yang nantinya akan berhubungan

secara otomatis dengan unit-unit yang ada dilapangan. Berikut

gambaran infrastruktur yang sudah di terapkan di PT. Saptaindra

Sejati saat ini :

2.4.2VHMS Wireless Modem

Wireless Radio adalah perangkat standart yang gunakan

dilapangan saat ini. untuk instalasi di HD radio menggunakan radio

standard dan pancaran gelombangnya 70 derajat

2.4.3VHMS Server

VHMS server merupakan tempat penampungan data dari

unit-unit yang ada dilapangan yang nantinya akan dikirimkan ke

pusat untuk dilakukan pengecekan. Pada tahap instalasi ini relatif

mudah hanya saja ada sedikit pengeditan pada registri windows yang

ada.

2.4.4Penerapan VHMS wireless download pada model OSI

2.4.9.1 Physical Layer

physical layer mengirimkan dan menerima data

mentah pada media fisik contoh ketika unit berat

melakukan transfer data antar interface device seperti

(62)

wireless untuk selanjutnya di download oleh tower yang

tersedia

2.4.9.2 Data Link Layer

Menerima data dari layer yang lebih atas dan

merubahnya menjadi aliran bit untuk ditransmisikan oleh

layer fisik Menyediakan aliran data yang bebas kesalahan

bagi network layer, mendeteksi / mengkoreksi kesalahan

akibat transmisi sebagai contoh Medium access control

(MAC) yang digunakan untuk menyediakan aliran data dari

tiap ethernet LAN system dalam kasus ini wireless adapter

pada unit, wireless outdoor pada tower, ethernet adapter

pada server

2.4.9.3 Network Layer

Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan,

menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan

menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini

berbentuk paket. Contoh ketika data download dari unit

yang sudah terdonwload oleh tower akan diteruskan oleh

mikrotik bridge yang selanjutnya akan di filter berdasar

MAC untuk dilanjutkan paketnya menuju VHMS bagus

(63)

2.4.9.4 Transport Layer

Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen,

menjaga koneksi logika end-to-end antar terminal, dan

menyediakan penanganan error (error handling).Contoh

ketika data VHMS hasil download di server selanjutnya di

transfer melalui satelit ke Jakarta, paket data akan

diteruskan oleh router di Kalimantan sebelum ditransfer

melalui satelit ke router di Jakarta

2.4.9.5 Session Layer

Menentukan bagaimana dua terminal menjaga,

memelihara dan mengatur koneksi, bagaimana mereka

saling berhubungan satu sama lain. Contoh router di

Kalimantan yang tersambung dengan router di Jakarta dan

terus melakukan koneksi melalui satelit sehingga dapat

melakukan transfer data

2.4.9.6 Presentation Layer

Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan

diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text

ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer

ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan

konversi. Contoh data unit yang terdownload adalah digital

dan selanjutnya akan diproses oleh pogram VHMS Bagus

(64)

interface untuk diolah atau selanjutnya di konversi ke

dalam bentuk comma separated values untuk bisa dikirim

melalui ftp server

2.4.9.7 Application Layer

Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer

ini bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara

program komputer, seperti program e-mail, dan service lain

yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi

komputer lainnya. Contoh program yang terinstall di server

VHMS Bagus LT Global yang berbasis web based

application mampu membuat user berkomunikasi dengan

system yang ada.

2.5. Pengertian Data dan Informasi

2.4.1Data

Data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu

kenyataan yang dapat berupa angka-angka, huruf-huruf,

simbol-simbol khusus atau gabungan darinya. (Jogianto, 2000 : 2)

2.4.2Informasi

informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat

sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan pada

yang menerimanya. Intensitas dan lamanya kejutan dari informasi

(65)

karena rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluarsa (Witarto,

2004 : 9).

2.4.3Data dan Informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi,

penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu

keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu

tindakan yang lain akan membuat sejumlah data kembali (Jogianto,

2000 : 9).

2.4.4Hubungan Data dan Informasi

Hubungan data dan informasi model dan selanjutnya

membentuk suatu siklus, John Burch berpendapat siklus ini

dinamakan dengan siklus informasi. Dapat dilihat dalam gambar

berikut :

Gambar 2.17 Hubungan Data dan Informasi (Jogianto : 9)

(66)

2.6. Metode Pengembangan Sistem

2.5.1Metode Networking Development Life Cycle (NDLC)

Perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking

telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi,

Sehingga penggunaan metode dan pemahaman tentang

internetworking requirement sangat dibutuhkan agar reliability dan

internetworking bisa tercapai, Tahapan pada metode Network

Development Life Cycle (NDLC) adalah : (Stiawan, Fundamental

Internetworking Development & Design Life Cycle)

Gambar 2.18 Tahapan pada metode NDLC (Sumber : Applied Data

Communications, A business-Oriented Approach, James E. Goldman,Philips T.

Rawles, Third Edition, 2001, John Wiley & Sons : 470)

a. Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa

(67)

topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang bisaa

digunakan pada tahap ini diantaranya ;

1 Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari

struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator

agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus

di Komputer Engineering bisaanya juga melakukan

brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang

ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai

karakteristik yang berbeda

2 Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga

biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk

mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya

sebelum masuk ke tahap design, survey bisaa dilengkapi

dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan

untuk mengetahui detail yang dilakukan.

3 Menelaah setiap data yang didapat dari data-data

sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut

untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi

pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah ;

a) User / people : jumlah user, kegiatan yang sering

(68)

b) Media Hardware dan Software : peralatan yang ada,

status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari

peralatan, aplikasi software yang digunakan

c) Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem

keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.

d) Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,

b. Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap

Design ini akan membuatgambar design topology jaringan

interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini

akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada.

Design bisa berupa design struktur topology, design akses data,

design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan

memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun.

Bisaanya hasil dari design berupa ;

1 Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter,

storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)

(69)

c. Simulation Prototype : beberapa networkers akan membuat

dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang

network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan

sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari

network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan

sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan

perangkat lunak simulasi ini, banyak para networkers yang hanya

menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology

yang akan di design.

d. Implementation: di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama

dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan

menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design

sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat

menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun

dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk

menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa

Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini,

diantaranya ;

1 Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat,

2 Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan

(70)

4 Peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan

manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan

sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.

e. Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring

merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan

komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan

awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan

kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan

pengamatan pada ;

1 Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi

reliability / kehandalan system yang telah dibangun

(reliability = performance + availability + security)

2 Memperhatikan jalannya packet data di jaringan (pewaktuan,

latency, peektime, troughput)

3 Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan”

jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau

tersebar Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah

pendekatan Network Management, dengan pendekatan ini

banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di

monitor secara utuh.

f. Management : Manajemen atau pengaturan, salah satu yang

menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu

(71)

dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan

unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan

kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan

tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau

alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

2.7. Pertambangan

2.6.1Pengertian Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya

pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan

penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas).

(www.wikipedia.com)

Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah

mengacu pada konsep Pertambangan yang berwawasan Lingkungan

dan berkelanjutan, yang meliputi :

a. Penyelidikan Umum (prospecting)

b. Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci

c. Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi

amdal)

d. Persiapan produksi (development, construction)

e. Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan,

Penimbunan)

Gambar

Gambar 2.1 Model Referensi OSI (Syafrizal, 2005:75)
Gambar 2.2 Access Point yang Terhubung ke Jaringan (Hantoro, 2009:19)
Gambar 2.3 Penggunaan Extension Point (Hantoro, 2009:21)
Tabel 2.1 Tabel Pita ISM (Hantoro, 2009:27)
+7

Referensi

Dokumen terkait