• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLAN OBAT BATUK DI TELEVISI TERHADAP PEMILIHAN OBAT SECARA SWAMEDIKASI (Studi Dilakukan pada Ibu Rumah Tangga di Desa Genukwatu Jombang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLAN OBAT BATUK DI TELEVISI TERHADAP PEMILIHAN OBAT SECARA SWAMEDIKASI (Studi Dilakukan pada Ibu Rumah Tangga di Desa Genukwatu Jombang)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

SKRIPSI

DARA DESINTA NURMASARI

PENGARUH IKLAN OBAT BATUK DI TELEVISI TERHADAP

PEMILIHAN OBAT SECARA SWAMEDIKASI

(Studi Dilakukan pada Ibu Rumah Tangga di Desa Genukwatu Jombang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji syukur penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk, karunia, rahmat serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklan Obat Batuk di Televisi Terhadap Pemilihan Obat Secara Swamedikasi (Studi Dilakukan

pada Ibu Rumah Tangga di Desa Genukwatu Jombang)” dengan tepat waktu.

Skripsi ini dikerjakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran dan dukungan dari berbagai pihak. Tidak ada kata-kata yang pantas untuk dikatakan selain rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak atas segala bimbingan, nasehat, bantuan, dukungan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom

2. Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang Naylis

Syifa’,S.Farm.,Apt.,M.Sc.

3. Dra. Liza Pristianty, M.Si.,M.M.,Apt selaku dosen pembimbing I yang telah sabar meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

(5)

v

v

6. Seluruh pengajar dan staf Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu, pengalaman serta bimbingan kepada penulis selama penulis menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak Margiatno dan Ibu Nur Ilmi Istiqomah yang telah memberikan doa, dukungan, kasih sayang, nasehat dan pengorbanan baik secara moral, spiritual maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adik-adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, kepercayaan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada teman-teman komunitas seperjuangan, Intan Ayu Pujiasti dan Kuntum Khoiro Ummah yang telah bekerjasama dengan baik, memberikan ide dan diskusi dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

9. Kepada Angga Prasetyo Adi yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi serta banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini

10. Kepada teman-teman Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012 yang saling suka duka dan pengalaman yang berharga selama menjalani perkuliahan.

11. Kepada teman-teman seperjuangan Rusdiana Dewi, Athirah Riandita, Ratna Septi Tristiana, Fani Rochmah, Ninuk Nurhandika, Syahilla, Novita Rizki, Nur Annisa dan yang lainnya, yang telah berbagi suka duka, pengalaman dan kebersamaan yang sangat berkesan bagi penulis selama menjalani perkuliahan.

12. Kepada teman-teman griya Galuh Candra Kirana dan griya Panji Asmoro Bangun yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Alhamdulillahi jaza kumullahulhoiro.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(6)

vi

vi

membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya penulis dan pembaca pada umumnya.

Malang, 25 Juni 2016

(7)

vii

vii

RINGKASAN

Kesehatan merupakan suatu kebutuhan manusia yang paling mendasar. Kondisi seseorang dapat dikatakan sehat apabila terhindar dari keluhan kesehatan. Hingga saat ini, masalah atau keluhan kesehatan seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan swamedikasi atau pengobatan sendiri. Definisi swamedikasi menurut WHO (World Health Organization) adalah pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2013, penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri sebesar 63,10%.

Pelaksanaan swamedikasi harus sesuai dengan kriteria penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat dosis, cara penggunaan, lama pemakaian, indikasi, diagnosis, kondisi pasien dan tepat dalam informasi terkait efek samping obat. Informasi obat tersebut diperoleh dari orang sekitarnya seperti keluarga, tetangga, teman dan juga diperoleh dari televisi yaitu berupa iklan. Salah satu contoh obat yang diiklankan di televisi adalah iklan obat batuk. Obat batuk merupakan salah satu obat OTC (Over The Counter) yang sering diiklankan dan dapat diperoleh tanpa resep dokter. Obat batuk tidak dapat disamakan penggunaannya untuk semua jenis batuk yang diderita. Oleh karena itu, informasi mengenai obat batuk sangatlah penting terutama bagi pasien yang melakukan pengobatan sendiri. Salah satu pelaku pengobatan sendiri adalah ibu rumah tangga.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan obat batuk di televisi terhadap pemilihan obat secara swamedikasi pada ibu rumah tangga di Desa Genukwatu Jombang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian inferensial yang dilakukan pada ibu rumah tangga di desa Genukwatu Jombang sebanyak 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling yang dilakukan di 7 dusun di wilayah desa Genukwatu Jombang dengan metode pengumpulan data secara survei melalui pendekatan Cross sectional. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan teknik analisis pada penelitian ini adalah regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ditunjukkan bahwa terdapat korelasi antara iklan obat batuk di televisi terhadap pemilihan obat secara swamedikasi yang ditunjukkan dengan nilai korelasi product moment rhitung > rtabel (0,298 > 0,195). Persamaan

(8)

x

x

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Hipotesis Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Iklan ... 6

2.1.1 Komunikasi ... 6

2.1.2 Iklan Obat ... 7

2.1.3 Pedoman Iklan Obat Batuk ... 14

2.2 Obat ... 15

2.2.1 Obat Bebas Terbatas ... 16

2.2.2 Obat Keras dan Psikotropika ... 18

(9)

xi

xi

2.3 Swamedikasi ... 19

2.4 Batuk ... 22

2.5.1 Patofisiologi Batuk ... 23

2.5.2 Klasifikasi Batuk ... 24

2.5.3 Terapi Batuk ... 25

2.5 Konsep Perilaku ... 28

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 32

BAB IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1 Jenis penelitian ... 34

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 34

4.2.1 Populasi Penelitian ... 34

4.2.2 Sampel Penelitian ... 34

4.2.3 Teknik Sampling ... 35

4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 35

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 35

4.5 Instrumen Penelitian ... 36

4.6 Variabel Penelitian ... 36

4.7 Definisi Operasional ... 37

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas... 39

4.8.1 Uji Validitas ... 39

4.8.2 Uji Reliabilitas ... 40

4.9 Teknik Analisis Data ... 41

4.9.1 Analisis Deskriptif ... 41

4.9.2 Analisia Regresi Linier Sederhana ... 41

4.10 Alur Pelaksanaan Penelitian ... 43

BAB V HASIL PENELITIAN ... 44

5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 44

5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

5.2.1 Uji Validitas ... 44

5.2.2 Uji Reliabilitas ... 45

5.3 Demografi Responden ... 46

(10)

xii

xii

5.3.2 Tingkat Pendidikan ... 47

5.3.3 Pekerjaan ... 48

5.3.4 Produk Obat Batuk ... 48

5.3.5 Frekuensi Melihat Tayangan Iklan Obat di Televisi dalam Sehari 50 5.4 Analisis Deskriptif Jawaban Responden ... 51

5.4.1 Kelengkapan Informasi Iklan ... 51

5.4.2 Kesesuaian Iklan Obat Batuk di Televisi dengan Kriteria Iklan Menurut Kepmenkes RI Nomor 386/MENKES/SK/ IV/1994 ... 52

5.4.3 Kesesuaian Iklan Obat Batuk di Televisi dengan Kriteria Iklan Menurut Kepmenkes RI Nomor 1787/MENKES/PER/ XII/2010 ... 54

5.4.4 Pemilihan Obat Batuk ... 55

5.4.4.1 Frekuensi Melihat Tayangan Iklan dan Keterpajanan Pesan Iklan Obat Batuk ... 55

5.4.4.2 Informasi Obat yang Jelas ... 56

5.4.4.3 Bentuk Penyajian Iklan ... 57

5.5 Analisa Regresi Linier Sederhana ... 58

BAB VI PEMBAHASAN ... 60

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

7.1 Kesimpulan ... 69

7.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(11)

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Penggolongan obat batuk yang beredar di pasaran ... 26

IV.1 Variabel penelitian dan indikator penelitian ... 36

IV.2 Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha... 41

IV.3 Tabel kategori kekuatan korelasi ... 43

V.1 Jumlah Sampel pada Masing-masing Dusun di Desa Genukwatu ... 44

V.2 Tabel Hasil Uji Validitas ... 45

V.3 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 46

V.4 Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 46

V.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ... 47

V.6 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden ... 48

V.7 Distribusi Frekuensi Produk Obat yang Dipilih oleh Responden Berdasarkan Iklan Obat di Televisi ... 49

V.8 Jawaban Responden Tentang Kelengkapan Informasi Iklan ... 51

V.9 Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Iklan Obat Batuk di Televisi dengan Kriteria Iklan Menurut Kepmenkes RI Nomor 386/MENKES/ SK/IV/1994 ... 52

V.10 Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Iklan Obat Batuk di Televisi dengan Kriteria Iklan Menurut Kepmenkes RI Nomor 386/MENKES/ SK/IV/1994 ... 54

V.11 Jawaban Responden Tentang Jawaban Responden Tentang Frekuensi Melihat Iklan dan Keterpajanan Pesan Iklan Obat Batuk ... 55

V.12 Jawaban Responden Tentang Informasi Obat yang jelas ... 56

V.13 Jawaban Responden Tentang Bentuk Penyajian Iklan Obat Batuk di Televisi ... 57

(12)

xiv

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Tanda khusus golongan obat ... 16

Gambar 2.2 Tanda peringatan nomor 1 sampai 6 pada obat bebas terbatas . 17 Gambar 2.3 Tanda khusus obat narkotika ... 18

Gambar 2.4 Fase batuk ... 23

Gambar 3.1 Kerangka konseptual ... 32

Gambar 4.1 Alur peaksanaan penelitian ... 43

Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 46

Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ... 47

Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden ... 48

Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Produk Obat yang Dipilih oleh Responden Berdasarkan Iklan Obat di Televisi ... 49

Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Melihat Tayangan Iklan Obat Batuk di Televisi dalam Sehari ... 50

Gambar 5.6 Jawaban Responden Tentang Kelengkapan Informasi Iklan ... 51

Gambar 5.7 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Kelengkapan Informasi Iklan Obat Batuk di Televisi ... 52

Gambar 5.8 Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Iklan Obat Batuk di Televisi dengan Kriteria Iklan Menurut Kepmenkes RI Nomor 386/MENKES/SK/IV/1994 ... 53

Gambar 5.9 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Iklan Obat Batuk di Televisi dengan Kriteria Iklan Menurut Kepmenkes RI Nomor 386/MENKES/SK/IV/1994 ... 53

Gambar 5.10 Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Iklan Obat Batuk di Televisi dengan Kriteria Iklan Menurut Kepmenkes RI Nomor 1787/MENKES/PER/XII/ 2010 ... 54

Gambar 5.11 Jawaban Responden Tentang Frekuensi Melihat Iklan dan Keterpajanan Pesan Iklan Obat Batuk ... 55

(13)

xv

xv

Gambar 5.13 Jawaban Responden Tentang Bentuk Penyajian Iklan Obat

Batuk di Televisi ... 57 Gambar 5.14 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Bentuk Penyajian Iklan

(14)

xvi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup... 78

2. Surat Pernyataan... 79

3. Surat Ijin Penelitian ... 80

4. Ethical clearance ... 81

5. Informed Consent ... 82

6. Lembar Kuesioner ... 83

7. Tabel Skor Jawaban Responden ... 85

8. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 88

9. Tabel r ... 89

(15)

xvii

xvii

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan

ADR = Adverse Drug Reactions

BPOM = Badan Pengawas Obat dan Makanan BPS = Badan Pusat Statistik

Depkes = Departemen Kesehatan DMP = Dekstrometorfan

DPI = Dewan Periklanan Indonesia ESO = Efek Samping Obat

OBH = Obat Batuk Hitam

Permenkes = Peraturan Menteri Kesehatan

PKRT = Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga PPOK = Penyakit Paru Obstruksi Kronis

SPSS = Statistical Product and Service Solutions WHO = World Health Organization

(16)

70

70

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, D. 2013. Profil Perilaku Swamedikasi Pasien di Apotek pada Terapi Batuk. Malang: Skripsi Program Sarjana.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta

Aryanti, N. 2002. Membentuk Komunikasi Efektif Dalam Dunia Kerja. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis. Volume 2 Nomor 1 ISSN: 1693-7619. http://www.manbisnis2.tripod.com/2_1_4.pdf. Diakses tanggal 9 Desember 2015.

Azwar. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Badan Pusat Statistik. 2013. Indikator Kesehatan 1995-2003. Badan Pusat Statistik. http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1559. Diakses tanggal 18 Oktober 2015

Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Daerah Kecamatan Ngoro Tahun 2015.

http://jombangkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kecamat an-Ngoro-2015.pdf. Diakses tanggal 18 Oktober 2015

Benih, A. 2014. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Blasio, F., et al. 2011. Cough Management: A Practical Approach. Cough. http://www.coughjournal.com/content/7/1/7. Diakses tanggal 29 November 2015.

BPOM. 2008. Konsumen (Obat) yang Berdaya, Sadar Akan Haknya Atas Informasi Obat. InfoPOM Volume 9 No 3Mei 2008. ISSN 1829-9334

BPOM. 2012. Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Badan POM RI.

(17)

71

71

Budiarti, dkk. 2007. Kerasionalan Penggunaan Obat Bebas dan Obat bebas Terbatas Common Cold dalam Upaya Swamedikasi Oleh Masyarakat di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Hal 16-18

Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Bandung: Refika Aditama.

Departemen Kesehatan RI. 1997. Kompendia Obat Bebas Edisi 2. Jakarta: Sarwono-Sagung Seto.

Dewan Periklanan Indonesia. 2007. Etika Pariwara Indonesia (Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia). Jakarta: Gedung Dewan Press.

Dewi, N.K., dkk. 2012. Pengaruh Iklan Citra Merek dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen dalam MenggunakanVaseline Hand and Body Lotion di Kota Padang. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 3 Nomor 2. ISSN: 2086-5031.

Dipiro, et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. New York: Mc Grow Hill Medical.

Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian

Estuningtyas, A. dan Azalia, A. 2007. Obat Lokal. In Farmakologi dan Terapi Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Fauzia, R., dkk. 2015. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pengobatan Sendiri pada Kelompok Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014. Prosiding Penelitian SpeSIA Tahun Akademik 2014-2015.

Gibson, et al. 2010. CICADA: Cough in Children and Adults. Diagnosis and Assessment Australian Cough Guidelines Summary Statement. MJA. Volume 192 Number 5.

Gitawati, R. 2008. Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya. Media Litbang Kesehatan. Volume XVIII No. 4 Tahun 2008, p. 175-184. http://ejournal. litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1086/532. Diakses tanggal 7 Desember 2015.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

(18)

72

72

Indriarto. 2006. Studi Mengenai Faktor Kekhawatiran Dalam Proses Penyampaian Pesan Iklan. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia Volume 5 No. 3 PP.234

IPMG. 2013. Kode Etik Tentang Praktik Pemasaran Produk Farmasi. Jakarta: International Pharmaceutical Manufactures Group

Irwansyah, E. dan Jurike. 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Deepublish.

Irwin, R.S dan Madison, J.M. 2000. The Diagnosis and Treatment of Cough. The England Journal of Medicine. Volume 343 Nomor 23. https://pedclerk.bsd.uchicago.edu/sites/pedclerk.uchicago.edu/files/uploads/ nejm_3.pdf. Diakses tanggal 5 Desember 2015.

Junaidi, I. 2010. Penyakit Paru dan Saluran Napas. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 347/MENKES/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek.

Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins, S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC.

Laksana, F. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Lee, K.K. dan Birring, S.S. 2012. Cough. Medicine. Volume 40 Issue 4. http://www.medicinejournal.co.uk/article/S1357-3039(12)00003-5/pdf. Diakses tanggal 20 Oktober 2015.

Lengkey, L.M.E., dkk. 2014. Peranan Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Minat Pengguna Iklan di Harian Komentar Manado. Journal

“Acta Diuma”. Volume III Nomor 3.

Lestari, P.W. 2014. Profil Pemilihan Obat Maag Secara Swamedikasi Berdasarkan Informasi Iklan Obat di Televisi. Malang: Skripsi Program Sarjana.

Liliweri, A. 2013. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pengajar.

(19)

73

73

Martin, E.A. 2007. Oxford Concise Medical Dictionary 7th Edition. New York: Oxford University Press.

Mecillia, S. 2015. Evaluasi Iklan Obat di Stasiun Televisi Swasta Nasional Tahun 2014 Berdasarkan Aturan WHO tahun 1988, Kepmenkes Nomor 386 Tahun 1994, DPI Tahun 2005. Yogyakarta: Skripsi Universitas Sanata Dharma

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1787/MENKES/PER/XII/2010 Tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan RI

Menteri Kesehatan. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep. Jakarta: Menteri Kesehatan.

Menteri Kesehatan. 1993. Peraturan Menteri Kesehtan Nomor 917/MENKES/PER/X/1993 Tentang Wajib Daftar Obat Jadi. Jakarta: Menteri Kesehatan

Menteri Kesehatan. 1994. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 386/MENKES/SK/IV/1994 Tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan-Minuman. Jakarta: Menteri Kesehatan RI

Menteri Kesehatan. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1787/MENKES/PER/XII/2010 Tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan RI

Meriati, N. M. E., Goenawi, L. R., Wiyono, W., 2013. Dampak Penyuluhan pada Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pemilihan dan Penggunaan Obat Batuk Swamedikasi di Kecamatan Malalayang. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT Vol. 2 No. 3, hal 100-103

Morissan, M.A. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana

Mubarak, dkk. 2007. PROMOSI KESEHATAN: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Rineka Cipta

Oktavia, N. 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish

(20)

74

74

Pratiwi, P.N., dkk. 2014. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid Oral Pada Etnis Thionghoa Di Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 1, No. 2, (2014) 36-40

Presiden Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan RI

Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan RI

Pujiyanto. 2003. Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan. NIRMANA Volume 1, Januari 2003: 96-109

Purwaningwulan, M.M. 2013. “SIHIR” Iklan Televisi dalam Menstimuli Perilaku

Konsumtif Anak-Anak. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi. Volume III Nomor 1

Purwoto, A. 2007. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta: Grasindo (Gramedia Widiasarana Indonesia)

Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan: Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rohima Press

Rahmanto, A.F. 2004. Peranan Komunikasi Dalam Suatu Organisasi. Jurnal Komunikologi. Volume 1 Nomor 2

Rubin, B.K. 2007. Mucolytics, Expectorant, and Mucokinetic Medication. Respiratory Care Volume 52 Number 7.

Ruiz, M. E., 2010. Risk of Self-Medication Practices. Current Drug Safety, Vol. 5 No. 4, p.315-23

Sarimanah, J., dkk. 2011. Analisa Pengaruh Tingkat Pendidikan Konsumen terhadap Perilaku Swamedikasi Influenza pada Konsumen Apotek Subur Surakarta pada Bulan Februari 2011. Prosiding Seminar Universitas Setiabudi

Sasetyo, S.A., dkk. 2012. Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap Pembentukan Citra Merek Pepsodent. eJurnal Mahasiswa Universitas Padjajaran. Volume 1 Nomor 1

(21)

75

75

Septyowati, P. 2009. Studi Pemilihan Dan Penggunaan Obat Bebas Dalam Upaya Swamedikasi Pada Kader Kesehatan Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009. Depok: Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia

Soedibyo, dkk. 2013. Profil Penggunaan Obat Batuk Pilek Bebas pada Pasien Anak di Bawah Umur 6 Tahun.Pediatri. Volume 14 Nomor, April 2013.

Somantri, I. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta

Sujianto, A.E. 2007. Aplikasi Statistik dengan SPSS Untuk Pemula. Jakarta: Prestasi Pustaka

Sulistiyawati. 2004. Hubungan Antara Penilaian Iklan Obat Salesma Di Televisi Dengan Pemilihan Obat Salesma Di Kalangan Pengunjung 11 Apotek Di Kota Yogyakarta Periode Maret-April Tahun 2004. Yogyakarta: Skripsi Universitas Sanata Dharma

Supardi, S. dan Notosiswoyo, M. 2005. Pengobatan Sendiri Sakit Kepala, Demam, Batuk, dan Pilek pada Masyarakat di Desa Ciwalen Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Majalah Ilmu Kefarmasian Volume 2 Nomor 3 Agustus 2015, 134-144.

Supriyanto, B., 2010. Batuk Kronik pada Anak. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol 60 No. 6, hal 285-288

Suryana, N. 2007. Iklan di Televisi: Dibenci Tapi Dinanti. Observasi. Volume 5 Nomor 2 Tahuh 2007. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Tan, T. dan Rahardja, K. 2010. Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-Hari. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Tumiwa, N.N.G., Yamlean, P.V.Y., dan Citraningtyas, G. 2014. Pelayanan Informasi Obat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien Geriatri Di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. R.D. Kandou Manado. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 3 No.3(2014) ISSN 2303-2493. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/

pharmacon/article/viewFile/5448/4955. Diakses tanggal 7 Desember 2015.

Turisno, B.E. 2012. Perlindungan Konsumen Dalam Iklan Obat. E-Journal Undip. ejournal.undip.ac.id. Diakses tanggal 16 Desember 2015.

(22)

76

76

Mandi Lifebuoy. SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis No 2 Juli 2008 http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/segmen/article/view/89. Diakses tanggal 24 Oktober 2015

Utami, S.A. 2015. Hubungan Tingkat Kepuasan Konsumen Dengan Standar Pelayanan Kefarmasian Apotek di Kabupaten Rembang Kota Rembang. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Widodo, I. 2009. Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pada Anak. Jakarta; EGC.

Wiedyaningsih, C.,dkk. 2011. Iklan Obat Bebas: Evaluasi dan Implementasi Metode CEMA-COMMUNITY METHOD. Majalah Farmasi Indonesia. Volume (22) 4, 268-292.

WHO. 1998. Role Pharmacist in Self Care and Self Medication. Canada: World Health Organization.

WHO. 1998. Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion. Geneva: World Health Organization

World Self-Medication Industry. 2015. About Self Care and Self Medication, WSMI (World Self-Medication Industry). http://www.wsmi.org/about-self-care-and-self-medication/what-is-self-medication/. Diakses tanggal 18 Oktober 2015.

Yabesi, Y.N. 2010. Pengaruh Tayangan Peringatan Aturan Pakai Pada Iklan Obat Bebas di Televisi Terhadap Sikap Pemirsa Dalam Mengonsumsi Obat Bebas. Bandar Lampung: Skripsi Universitas Lampung.

Yudiarti, S.I. 2009. Iklan Televisi Sebuah Produk Karya Seni dalam Komunikasi Massa. GELAR: Jurnal Seni Budaya ISI Surakarta. Volume 7 Nomor 1(2009). ISSN: 1410-9700

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu kebutuhan manusia yang paling mendasar. Kondisi seseorang dapat dikatakan sehat apabila terhindar dari keluhan kesehatan. Hingga saat ini, masalah atau keluhan kesehatan seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya untuk memperoleh kesehatan. Menurut Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan swamed ikasi. Swamedikasi dikenal juga dengan istilah self-medication, yaitu pemilihan dan penggunaan obat-obatan oleh individu (atau anggota keluarga individu) untuk mengobati kondisi atau gejala yang dikenali sendiri atau didiagnosa sendiri (Ruiz, 2010). Pengobatan sendiri atau swamedikasi merupakan upaya yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi keluhan dan gejala penyakit sebelum memutuskan mencari pertolongan kepada tenaga kesehatan. Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan informasi yang jelas, benar dan dapat dipercaya agar penentuan kebutuhan, jenis dan jumlah obat dapat diambil berdasarkan alasan yang rasional (Binfar, 2008).

(24)

2

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2013, penduduk yang mengalami keluhan kesehatan sebesar 27,70%, mengobati sendiri sebesar 63,10%, berobat jalan sebesar 48,83% dan rawat inap sebesar 2,30%. Data dari BPS untuk provinsi Jawa Timur menunjukkan penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan pada tahun 2014 sebesar 30,21%. Sedangkan yang melakukan pengobatan sendiri dan memilih menggunakan obat modern sebesar 89,42%, memilih obat tradisional sebesar 24,74% dan memilih obat lainnya sebesar 4,12%.

Pelaksanaan swamedikasi harus sesuai dengan kriteria penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat dosis, cara penggunaan, lama pemakaian, indikasi, diagnosis, kondisi pasien dan tepat dalam informasi terkait efek samping obat. Penggunaan suatu obat yang tidak rasional memungkinkan pasien mendapatkan dampak negatif yang lebih besar dibanding manfaatnya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai obat sangatlah penting terutama bagi masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri supaya tujuan self-medication dapat tercapai secara optimal (Binfar, 2011).

Pengertian obat berdasarkan Permenkes Nomor 917/MENKES/PER/X/1993 adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Obat merupakan sarana dalam pelaksanaan upaya kesehatan yang tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan melainkan juga dilakukan oleh masyarakat pada umumnya yaitu dengan cara swamedikasi. Salah satu obat yang sering digunakan untuk mengatasi keluhan kesehatan melalui cara swamedikasi adalah obat batuk.

(25)

3

penderita batuk kering akan mendapatkan pengobatan yang berbeda dengan penderita batuk berdahak. Oleh karena itu, informasi mengenai obat batuk sangatlah penting terutama bagi pasien yang melakukan pengobatan sendiri. Salah satu pelaku pengobatan sendiri adalah ibu rumah tangga (Meriati dkk., 2013).

Peran keluarga terutama seorang ibu sangat berpengaruh untuk mewujudkan hidup sehat. Seorang ibu rumah tangga memiliki banyak waktu untuk memperhatikan kondisi kesehatan anggota keluarganya. Sebuah studi menjelaskan bahwa sebesar 38% pembuat keputusan pemilihan obat dalam sebuah keluarga adalah ibu rumah tangga (Pratiwi dkk., 2014). Selain itu, penelitian lain menjelaskan bahwa sebesar 56.52% pelaku swamedikasi di salah satu apotek adalah ibu rumah tangga dan pada beberapa apotek menunjukkan bahwa 54,25% obat yang dibeli di apotek tersebut ditujukan untuk keluarganya (Utami, 2015).

Ibu rumah tangga terbiasa melakukan swamedikasi untuk mengatasi keluhan kesehatan anggota keluarganya. Ibu rumah tangga tersebut mengenal berbagai macam obat-obatan yang dapat digunakan untuk pengobatan sendiri. Informasi obat tersebut diperoleh dari orang sekitarnya seperti keluarga, tetangga, teman dan juga diperoleh dari televisi yaitu berupa iklan (Fauzia dkk., 2015).

Perilaku pengobatan sendiri sangat dipengaruhi oleh informasi terkait obat dari berbagai sumber, salah satunya yaitu iklan. Iklan adalah informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan (Menkes, 2010). Pada umumnya, golongan obat yang diinformasikan melalui iklan adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas yang pembeliannya tidak perlu resep dari dokter. Selain itu, obat yang diiklankan tersebut hanya untuk mengatasi keluhan kesehatan yang ringan seperti demam, batuk, flu, sakit kepala dan lain sebagainya.

(26)

4

menarik perhatian konsumen. Semakin menarik suatu iklan dan semakin sering dilihat, dibaca dan didengar maka konsumen semakin akrab dengan produk-produk yang diiklankan serta produk tersebut diharapkan menjadi pilihan utama bagi konsumen (Utami dan Kusmaryati, 2008).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 386/MENKES/SK/IV/1994 tentang pedoman periklanan obat menyatakan bahwa informasi mengenai obat produk obat dalam iklan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam pasal 41 ayat 2 Undang-undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan yaitu obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan. Obyektif berarti informasi yang diberikan harus sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat yang telah disetujui. Lengkap berarti informasi yang dicantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan, misalnya kontraindikasi obat dan efek samping. Sedangkan maksud dari tidak menyesatkan adalah informasi obat harus jujur, akurat dan bertanggung jawab serta tidak boleh memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dilakukan penelitian pengaruh iklan obat batuk di televesi terhadap pemilihan obat secara swamedikasi pada ibu rumah tangga Desa Genukwatu Jombang. Pemilihan tempat tersebut berdasarkan data kependudukan Desa Genukwatu pada tahun 2014 yang menunjukkan bahwa jumlah ibu rumah tangga yang mencapai 1.700 jiwa disertai dengan kemajuan teknologi komunikasi yang tinggi memungkinkan ibu rumah tangga wilayah Desa Genukwatu melakukan swamedikasi untuk mengatasi keluhan kesehatan yang dialami (BPS, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

(27)

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan obat batuk di televisi terhadap pemilihan obat secara swamedikasi pada ibu rumah tangga di Desa Genukwatu Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perilaku pemilihan obat batuk secara swamedikasi pada ibu rumah tangga di Desa Genukwatu Jombang

2. Untuk menganalisa pengaruh iklan obat batuk di televisi terhadap pemilihan obat secara swamedikasi pada ibu rumah tangga di Desa Genukwatu Jombang.

1.4 Hipotesis Penelitian

Iklan obat batuk di televisi berpengaruh terhadap pemilihan obat secara swamedikasi pada ibu rumah tangga di Desa Genukwatu Jombang.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

1. Mengetahui pengaruh iklan obat batuk di televisi terhadap pemilihan obat secara swamedikasi pada ibu rumah tangga di Desa Genukwatu Jombang. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat terkait keputusan memilih obat

batuk secara swamedikasi berdasarkan iklan di televisi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pernyataan di atas, yang bukan termasuk hikmah shalat sunnah iddain ditunjukkan pada nomor ... Amir adalah seorang pelajar kelas IX, dia

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Glasser dkk, Collin dkk dan Midena E dkk yang menemukan bahwa nilai photostressrecovery

Retinopathy Diabetic proliferatif ditandai dengan terbentuknya pembuluh darah baru (Neovaskularisasi). Dinding pembuluh darah baru tersebut hanya terdiri dari satu lapis

Berkaitan dengan masalah tersebut, penulis tertarik untuk membuat Program Aplikasi untuk menentukan Formulasi Ransum Ayam dengan Menggunakan Metode Simpleks Dua Fase pada

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi yang digunakan masyarakat Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dalam melestarikan

Assalamualaikum Wr. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua. Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah-Nya maka Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat 2020 dapat

Ruang lingkup dari permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah pengaturan dan pelaksanaan perjanjian lisensi novel terjemahan dalam edisi berbahasa Indonesia dikaitkan