Oleh
NENGAH SEKARINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 8
2.3 Media Pembelajaran ... 8
2.3.1 Kedudukan Media Dalam Pembelajran ... 11
2.3.2 Prinsip – prinsip Penggunaan Media ... 12
2.4 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar ... 13
2.5 Pemilihan Media Untuk Pembelajaran ... 14
2.6 Media ... 15
2.7 Media Audio Visual ... 17
2.8 Tari ... 19
2.9 Tari Sigeh penguten ... 20
3.1 Pendekatan Penelitian ... 51
4.1 Sejarah singkat SMP Negeri 1 Tanjung Raya... 66
4.2 Keadaan Guru ... 67
4.3 Keadaan Siswa ... 67
4.4 Visi dan Misi SMP Negari 1 Tanjung Raya ... 68
4.5 Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Tanjung Raya ... 68
4.6 Situasi dan Kondisi SMP Negeri 1 Tanjung Raya ... 69
4.7 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 70
4.7.1 Pertemuan Pertama ... 71
4.9 Hasil Pengumpulan Data Wawancara ... 147
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 149
5.1 Kesimpulan ... 149
5.2 Saran ... 151
DAFTAR PUSTAKA ... 152
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan persoalan yang penting untuk mengembangkan manusia
yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah. Perubahan dalam arti perbaikan mutu pendidikan pada semua
tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada umumnya tujuan pendidikan
dapat dimasukan ke dalam salah satu dari tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan prilaku yaitu
perubahan dalam tiga ranah tersebut.
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Pencapaian standar proses untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap
komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran.
Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan
langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Idealnya kurikulum
pendidikan serta lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi
dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan
kurang bermakna (Sanjaya, 2011 : 13).
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar.
Praktiknya media audio visual yang digunakan yakni berupa video tari sigeh
penguten. Penggunaan media audio visual ini dianggap penting dalam
pembelajaran tari khususnya tari sigeh penguten, karena dengan video siswa tidak
hanya bisa melihat gerakannya saja akan tetapi siswa juga bisa sekaligus melihat
ekspresi penari dan mendengarkan iringan tari tersebut. Penggunaan video
diharapkan akan bisa membantu siswa agar lebih tertarik dengan pembelajaran
tari sigeh penguten(Nana Sudjana : 2013)
Seni budaya memberikan sumbangan kepada peserta didik, agar berani dan
bangga akan budaya bangsa sendiri. Pembelajaran seni budaya khususnya seni tari
disekolah mengarahkan peserta didik agar lebih mengenal kebudayaan mereka
dalam bidang seni tari. Salah satu tarian yang dimiliki daerah Lampung yaitu tari
sigeh penguten merupakan tari selamat datang atau sekapur sirih yang
menggambarkan kegembiraan, tari sigeh penguten salah satu aset budaya
Lampung yang selalu dimunculkan dari setiap acara baik lokal, nasional atau pun
internasional (I Wayan Mustika, 2013).
Untuk bisa mengenalkan dan melestarikan tari sigeh penguten maka tarian ini
diajarkan kepada siswa di sekolah. Selain itu, tari sigeh penguten ini masuk ke
siswa lebih di tuntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini ditandai dengan
sikap aprisiatif siswa dalam mempelajari seni tari yang dimiliki masyarakat
setempat khususnya tari sigeh penguten, itu lah sebabnya tari sigeh penguten
dijadikan sebagai tarian yang diteliti. Salah satu sekolah yang mengajarkan tari
sigeh penguten dalam pembelajaran seni budaya yaitu SMP Negeri I Tanjung
Raya.
SMP Negeri I Tanjung Raya merupakan sekolah yang berada di Kabupaten
Mesuji. Sekolah yang didirikan pada tahun 1983 ini memiliki 18 kelas atau
kelompok belajar. Terdiri dari kelas VII sebanyak 6 kelas, kelas VIII sebanyak 6
kelas, kelas IX sebanyak 6 kelas. Selain ruangan kelas SMP Negeri I Tanjung
Raya memiliki ruangan lain, diantaranya ruang kantor, laboratorium IPA,
laboratorium komputer, aula latihan tari, perpustakaan, dan mushola. Selain itu
fasilitas yang dimiliki sekolah ini sudah cukup baik seperti sarana dan prasarana
yang sudah cukup lengkap, serta dapat memudahkan dalam pengambilan data.
Guru yang mengajarakan pembelajaran seni budaya bukan guru yang memiliki
latar belakang pendidikan seni tari melainkan guru mata pelajaran lain, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian disekolah SMP Negeri I Tanjung
Raya.
Penelitian ini akan meneliti mengenai seni tarinya dengan KD
3.1 Mengidentifikasi keunikan gerak tari tradisional dan tari kreasi tradisional
4.1 Merangkai gerak tari tradisional berdasarkan pola lantai dengan menggunakan
unsur pendukung tari
4.2 Memperagakan gerak tari tradisioanal berdasarkan pola lantai dengan
Siswa tidak hanya dituntut dalam penguasaan teori mengenai sejarah dan asal
mula tarian tersebut, melainkan harus bisa juga memperagakan gerak tari dan
bentuk tari dengan tepat dan benar. Tari sigeh penguten termasuk dalam
pembelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri I
Tanjung Raya baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan karena tari sigeh
penguten termasuk dalam pembelajaran seni budaya. Proses pembelajaran tari
sigeh penguten di SMP Negeri I Tanjung Raya sudah menggunakan alat bantu
berupa media audio visual.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah penggunaan media
audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas VIII.A di SMP Negeri 1
Tanjung Raya Mesuji Lampung ?”.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu :
1. Mendiskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan media
audio visual pada pembelajaran di SMP Negeri 1 Tanjung Raya Mesuji
Lampung.
2. Mendiskripsikan penggunaan media audio visual pada pemebelajaran tari
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan manfaat yang akan
dijabarkan sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu strategi
pembelajaran yang efektif dalam kegiatan belajar di dalam kelas .
2. Sebagai referensi dalam bidang seni budaya, yaitu memberikan referensi
penelitian dalam bidang seni tari dan bagi guru dalam menggunakan
metode pembelajaran seni tari.
3. Menambah dan memberi pengetahuan kepada peneliti mengenai
penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di
SMP Negeri I Tanjung Raya Mesuji.
4. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan dan membantu memfasilitasi
media belajar dan alat belajar secara berkualitas maupun berkuantitas.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dipaparkan, maka
perlu adanya ruang lingkup penelitian yaitu :
1. Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari menggunakan media audio
visual pada pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas VIII.A di SMP
Negeri I Tanjung Raya Mesuji Lampung.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.A SMP Negeri I Tanjung Raya.
3. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 1 Tanjung Raya Mesuji Lampung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang
terkait. Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai
peninjauan kembali pustaka ( laporan penelitian dan sebagainya) tentang masalah
yang berkaitan tidak harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang
dihadapi, tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan.
Pustaka yang mendukung penelitian ini dan relevan diantaranya :
1. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung, ditulis oleh I Wayan Mustika,
menyatakan tari Lampung memiliki dasar-dasar gerak tarian yang
berbeda-beda dari setiap daerahnya. Keunikan dalam tarian Lampung adalah bentuk
dan teknik gerak tarinya. Pada buku Teknik Dasar Gerak Tari Lampung ini
ada beberapa tarian yang di muat diantaranya tari sigeh penguten, tari
bedana, tari halibambang, dan tari piring dua belas.
2. Sigeh Penguten (1990), buku Dinas P dan K Propinsi Daerah Tingkat 1
Lampung, menyatakan tari sigeh penguten adalah tari tradisional klasik
cakupan-cakupan tentang unsur dan ragam gerak tari, waktu dan musik pengiring,
busana tari, serta peralatan dan pendukung tari.
3. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2003:2)
menyatakan penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara
ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut diatas yang berjudul Penggunaan Media
Audio Visual pada Pembelajaran tari sigeh pengunten di SMP Negeri 1 Tanjung
Raya belum ada yang meneliti sebelumnya sehingga penelitian ini dianggap masih
orisinil.
2.1 Teori Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur–unsur
manusiawi material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Sistem pembelajaran dapat digunakan dengan cara membaca buku,
belajar di kelas atau sekolah, media pembelajaran, karena diwarnai oleh
organiasasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk
membelajarkan peserta didik (Hamalik 2011:57)
Pengajaran meliputi tiga langkah yaitu langkah perencanaan, pelaksanaan, dan
perencanaan program pengajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab
menentukan langkah perencanaan dan evaluasi. Keterpaduaan pengajaran sebagi
sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses belajar mengajar tetapi
juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya ( Ibrahim, 2010: 55 ).
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang
berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi,
dengan catatan siswa sendiri. Model Pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk
saling berinteraksi. Dalam sistem ini, siswa belajar bekerja sama dengan anggota
lain. Terdapat empat hal dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu adanya
peserta didik dalam kelompok, adanya aturan dalam kelompok, adanya upaya
belajar dalam kelompok dan adanya kompetensi yang dicapai dalam kelompok
(Rusman, 2013:201). Dipilihnya model pembelajaran kooperatif dalam penelitian
ini sangat tepat karena dalam tari sigeh penguten penari posisi dalam
berkelompok yang mempunyai kesamaan gerak dan adanya upaya belajar melalui
media audio visual yang di fasilitasi oleh guru.
2.3Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun
non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam
Materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat
siswa untuk belajar lebih lanjut. Media juga merupakan alat bantu yang digunakan
guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
(Musfiqon, 2011 : 28).
Peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar
mengajar melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan lebih
menjadi kongkret. Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan:
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu peristiwa-peristiwa penting
atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam
melalui video atau audio. Contohnya guru dapat menjelaskan video
pertunjukan tari dalam suatu acara di daerah Lampung.
2. Memanifulasi keadaan, peristiwa-peristiwa atau obyek tertentu melalui
media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pembelajaran yang
bersifat abstrak menjadi konkret sehingga menjadi mudah dipahami dan
dapat menghilangkan verbalisme contohnya, guru dapat menjelaskan
tentang makna tarian melalui video.
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa penggunaan media dapat
menambah motivasi belajar siswa hingga perhatian siswa terhadap materi
pembelajaran dapat lebih meningkat contohnya, sebelum guru menjelaskan
tentang pelajaran, maka guru memutar film tentang pertunjukan tari atau
Selain memiliki fungsi, media pembelajaran memiliki nilai praktis:
1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
2. Media dapat mengatasi batas ruang kelas.
3. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta
dengan lingkungan.
4. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat.
6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk
belajar dengan baik.
7. Media dapat membangkitan keinginan dan minat baru.
8. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
Secara menyeluruh, keuntungan dan kelemahan dari media audio visual ini
dikemukakan sebagai berikut:
1. Keuntungan
Keuntungan dari media audio visual ini pada umumnya ialah dapat
memberikan suasana yang lebih “hidup” penampilannya lebih menarik,
dan disamping itu dapat pula digunakan untuk memperlihatkan suatu
proses tertentu secara lebih nyata.
2. Kelemahan
Kelemahan media audio visual, terutama terletak dalam segi teknis dan
juga biaya. Penggunaan media ini memerlukan dukungan sarana dan
prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan/bahan-bahan khusus yang
itu, pengadaan maupun pemeliharaannya cenderung menutut biaya yang
mahal (Ibrahim, 2010 : 118)
Media pembelajaran juga dapat membantu siwa meningkatkan pemahaman,
menyajiakan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
dan mendapatkan informasi.
Dari berbagai fungsi media tersebut tujuan akhir dari media pembelajaran adalah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini dibangun
melalui komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif hanya terjadi jika
menggunakan alat bantu sebagai perantara interaksi antara guru dengan siswa.
Oleh Karena itu, fungsi media adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan indikator semua materi tuntas disampaikan dan peserta didik memahami
secara lebih mudah dan tuntas.
2.3.1 Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri dari berbagai komponen dalam
pembelajaran terdapat komponen tujuan, komponen materi atau bahan, komponen
strategi, komponen alat dan media, serta komponen evaluasi. Media merupakan
salah satu komponen dalam proses pembelajaran, sehingga kedudukannya tidak
hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai integral dalam proses
pembelajaran. Kedudukan media pembelajaran sangat penting sebab sebagai
media penunjang keberhasilan pembelajaran. Bahkan jika dikaji lebih jauh, media
tidak hanya sebagai penyalur pesan yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh
sumber berupa orang, tetapi juga dapat menggantikan sebagai tugas guru dalam
Bagan 2.1 Kedudukan Media dalam Pembelajaran
(Musfiqon, 2011 : 37)
Pada proses pembelajaran antara materi, guru, strategi dan media, dan siswa
menjadi rangkaian mutual yang saling mempengaruhi sesuai kedudukan masing–
masing. Guru berkedudukan sebagai penyalur pesan dan siswa berkedudukan
sebagai perantra dalam pemebelajaran. Media yang digunakan tanpa didukung
metode yang tepat dan guru yang terampil menggunakan media pastilah media
tersebut menjadi tidak efektif. Keberhasilan dalam penggunaan media juga di
pengaruhi faktor lain yang merupakan komponen pembelajaran.
2.3.2 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media
Prinsip pokok yang harus diperhatiakan dalam penggunaan media setiap
belajar-mengajar adalah bahwa media digunakan akan diarahkan untuk mempermudah
siswa belajar dalam upaya memahami pelajaran.
1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran serta sesuai dengan materi pembelajaran. Materi Pelajaran
Guru Strategi dan
Media Siswa
Proses
2. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi
siswa serta memperhatiakan efektivitas dan efisien.
3. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoprasikannya.
Penggunaan media pembelajaran guru harus menyadari bahwa pengguaan media
tersebut untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran dan memotivasi
belajar siswa. Bukan untuk menutupi kekurangan guru yang kurang menguasai
bahan pelajaran yang akan diajarkan, contohnya dalam pembelajaran tari guru
dapat memutarkan video tarian yang akan diajarkan agar siswa dapat tertarik dan
untuk memiliki kenginginan untuk mempelajarinya.
Media visual dan audio visual pada proses pembelajara akan memudahkan siswa
untuk mengerti dan memahami materi yang diajarkan, selain itu siswa tidak akan
merasa bosan dan jenuh karena media audio visual dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong dalam proses
pemebelajaran. Dalam proses pembelajaran tari penggunaan media audio visual
dapat membantu siswa dalam memahami gerak, dengan adanya musik yang
didengar siswa akan memudahkan siswa untuk menghafal gerakan yang telah di
perhatikannya.
2.4Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sangat
berpengaruh terhadap penyusunan implementasi srategi pembelajaran melalui
kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi. Dalam sustu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen
pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerimaan pesan
(siswa) dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.
1. Konsep dasar media
Media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara atau
pengantar. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau
pendidikan atau media pembelajaran.
2. Pentingnya media pembelajaran
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman.
Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman
tidak langsung. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang
diperoleh melalui aktivitas itu sendiri pada situasi yang sebenarnya.
Contohnya, agar siswa belajar bagaimana menari yang benar, maka guru
memberikan teknik dan gerak tari pada siswa tersebut. Dengan begitu
proses pembelajaran akan lebih bermanfaat karena dengan mengalami
atau melakukan secara langsung kemungkinan kesalahan persepsi akan
dapat dihindari.
2.5Pemilihan Media Untuk Pembelajaran
Media pada dasarnya adalah “bahasa guru’’ yang artinya dalam proses
penyampaian pesan pembelajaran, guru harus pandai memilih bahasa yang paling
bahasa verbal, bahasa visual atau bahasa non verbal lainnya, apakah pesan itu
disalurkan melalui peralatan atau melalui pengalaman langsung.
2.6Media
Pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, fotogarafis atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Dengan kata lain, media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Hamdani, 2011:
243).
2.6.1 Jenis Media
Jenis media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Media grafis seperti gambar, foto, grafis, bagan, diagram, poster, kartun,
dan komik. Media grafis sering juga disebut media dua demensi, yaitu
media yang mempunyai ukuruan dan lebar.
2. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model
penampang, model susun, model kerja dan model diorama.
3. Media proyeksi seperti slide, film strips, film, dan OHP.
Menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran perlu diketahui terlebih
dahulu jenis-jenis media yanga ada. Ada juga yang memisahkan jenis media
sebagai berikut:
1. Media grafis
Termasuk didalamnya media visual, yakni pesan yang akan disampaikan
dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual ( menyakut
indera pengelihatan). Media grafis ini meliputi gambar/foto, seketsa,
diagram, bagam, grafik, kartun, foster, peta atau globe, papan panel dan
papam buletin.
2. Media audio
Media ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang
disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang auditif, baik verbal
maupun nonverbal. Media audio meliputi radio, alat perkan pita
magnetik, piringan hitam dan laborataorium bahasa.
3. Media proyeksi diam
Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media garafis dalam arti
menyajikan rangsangan - rangsangan visual. Perbedaannya, media
grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang
bersangkutan pada media proyeksi diam, pesan tersebuat harus
diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Media
proyeksi diam antara lain film bingkai, film rangkai, overhead
(Smaldino, 2011:7) Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi
belajar yang memiliki enam kategori dasar media yaitu teks, audio, visual, video,
perekayasa, orang.
a) Teks
Teks merupakan karakter yang mungkin ditampilkan dalam format
apapun seperti buku, poster, papan tulis, layar komputer dan
sebagainya.
b) Audio
Mencakup apa saja yang bias didengar seperti suara manusia, musik,
suara mekanis, suara berisik, dan sebagainya.
c) Visual
Visual meliputi diagaram pada sebuah foter, gambar pada sebuah papan
tulis, foto, gambar pada sebuah buku, kartun dan sebagainya
d) Video
Merupakan media yang menampilkan gerakan termasuk DVD, rekaman
video, animasi komputer dan sebagainya.
e) Perekayasa
Bersifat tiga dimensi dan bisa disentuh serta dipegang oleh para siswa
f) Orang – orang
Media ini berupa guru, siswa, atau ahli bidang studi.
2.7Media Audio Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau
biasa disebut media pandang dengar. Audio visual akan menjadikan penyajian
batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Sebab
penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator
belajar (Hamdani, 2011: 249).
Media audio visual ini dapat dibagi menjadi dua jenis:
a. Media audio visual yang dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar
dalam satu unit atau disebut media audio visual murni. Contohnya: film
gerak bersuara, televisi dan video tari.
b. Media audio visual tidak murni seperti slide, OHP dan peralatan visual
lainnya bila diberi suara dari kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan
dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran.
Langkah-langkah penggunaan audio visual yaitu :
1. Menjelaskan kepada siswa bagaimana proses pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual
2. Guru menerangkan pelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dibantu
seperangkat media audio visual tersebut
3. Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sehingga menimbulkan semangat siswa untuk
mengikuti selama pelajaran berlangsung
4. Guru memperkenalkan media yang akan di pakai yaitu komputer yang
berfungsi untuk mengoperasikan materi pelajaran dan LCD proyektor
untuk menampilkan materi pelajaran yang berupa gambar bersuara agar
5. Memutar video dan menyuruh siswa untuk menyaksikannya dengan
seksama
6. Meminta siswa untuk menyimpulkan tentang video yang disaksikannya.
Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatakan indera dan
organ tubuh seperti telinga (audio), mata (visual) dan tangan (kinetik) yang
memberikan informasi atau pesan yang mudah dimenger ti berupa gambar dalam
bentuk video dan musik. Video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa
untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.Siswa dapat secara interaktif
mengikuti kegiatan praktik sesuaidengan yang diajarkan dalam video.
Guru juga harus mengenal program video yang tersedia, adakalanya saat program
video diputar guru memperhatikan siswa secara detail untuk memperhatikan
aspek–aspek tertentu. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media
hiburan, sebelumnya guru harus menugaskan siswa untuk memperhatikan bagian–
bagian tertentu pada gerak tari sigeh penguten. Setelah itu perlu dillakuakan tes
berapa banyak yang dapat mereka tanggap dari program video itu.
2.8 Tari
Tari merupakan seni yang tertua dalam masalah pembuatan dokumentasinya tari
mengalami perjalanan sejarah yang paling pendek. Sistem notasi tari yang
mestinya secara handal berkenaan dengan tiga elemen seperti gerak dalam ruang,
gerak dalam waktu serta ragam gaya dan ciri khasnya yang disebut pertunjukan.
Di samping itu makna tari merupakan komunikasi dari prilaku tari dengan media
terucap atau tertulis. Kapasitas ekspresi tari yang terkadang-kadang membuatnya
menjadi paling efektif sebagai pembawa makna (Widaryanto,2007:42).
Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna.
Penjelasan yang bagaimanapun adanya tentang keberadaan “seni tari”, baik tari
yang berasal dari perkembangan budaya primitif, perkembangan tari tradisional
yang berkembang dilingkungan istana yang disebut tari klasik. Perkembangan
dilingkungan pedesaan yang disebut tarian rakyat, maupun tarian berkembang
dimasyarakat perkotaan yang sering mendapat predikat tarian “pop”, serta tari
“modern” atau kreasi baru (Hadi, 2007:13).
Saat ini dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga formal, seni tari sangat
diminati oleh para guru dalam mata pelajaran seni budaya dan Keterampilan
(SBK). Guru mencoba memperkenalkan tarian-tarian yang ada dinusantara
khususnya tarian Lampung. Namun karena belum terdapat guru yang terlatar
belakang seni tari, banyak guru mencoba cara alternantif dengan menggunakan
media pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat menunjang kemampuan
siswa.
2.9 Tari Sigeh Penguten 2.9.1 Sejarah
Sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang yang patut dihormati dan
disungguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui
Prinsip ini didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyapur yang
artinya adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari sigeh
pengunten diacara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat
Lampung. Mesuji wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak disebelah utara
Propinsi Lampung. Wilayah ini sebagaian besar penduduknya berasal dari darerah
Sumatra selatan, perpindahan penduduk tersebut terjadi pada tahun 1886.
Saat itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirah yang bernama pangeran
Muhamad Ali. Di wilayah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut tari tepak.
Tari tepak inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah kemudian dikenal sebagai
tari sigeh pengunten. dari dahulu yang menarikan hanya keluaraga pangeran
Muhamad Ali. Tari ini dihadirkan pada saaat perkawinan upacara perkawinan
adat, pengangkatan seorang pesirah dan penyambutan tamu agung. Setelah
kemerdekaan Indonesia tahun 1945 tari ini dibenahi kembali disesuaikan dengan
situasi dan kondisi adat budaya daerah Lampung (Habsary, 2003: 27).
2.9.2 Jenis dan Fungsi
Tari merupakan ekspresi jiwa indivindu yang pada akhirnaya akan menjadi
ekspresi dari suatu kelompok budaya yang akan menjadi ciri budaya tersebut yang
akan membedakannya dengan budaya lain. Tari sigeh penguten termasuk jenis tari
klasik, dan berfungsi mempersembahkan sekapur sirih seulas pinang kepada
kedua mempelai, pesiarah dan tamu agung.
2.9.3 Ragam Gerak
5-6
Selanjutnya mengalir tangan kanan diukel dibawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang
7-8
Tangan kanan diukel kembali didepan dada dengan kanan kiri berada dibawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuh dengan sikap sikut diangkat
3. Merunduk
1-2
Sikap badan duduk tegak denagn
bersimpuh didua kaki, lalu kedua tangan diukel didepan dada dengan tangan kanan berada diatas tangan kiri
3-4
5-6
Posisi simpuh dan merundukan badan dengan posisi tangan diletakan kebawah tempat didepan kaki serta kepala
merunduk kebawah
7-8
Badan kembali duduk tegap dengan arah pandang kedepan
4. Jong ippek
1
2
Kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya disebelah kiri
3
Kaki kanan diangkat kearah depan
4
Lanjutakan proses hitungan ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan
5
Kedua tangan berdiri kearah depan sejajar dengan dada
6
Kedua tangan melakukan proses ukel diputar kearah bawah
7
8
Kedua tanagn diputar dan diletakan diatas lutut
5. Sembah
1 – 2
Diawali dengan posisi badan duduk tegap jong silo ratu, lalu kedua tangan diangkat dengan bentuk tangan sembah
3 – 4
Tangan melakuakan proses gerak kearah kanan dengan
5 – 6
Tangan melakukan proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan
7
Kedua tangan ditekuk kedalam
8
6. Kilat
mundur
1-2
Posisi penari berdiri medehak menghadap kedepan dengan kaki kanan ditarik
kebelakang, lalu kedua tangan diayunkan kearah kanan
3-4
Selanjutnya kedua tangan diayunkan ke arah kiri
5-6
7-8
Kedua tangan diayun keatas dengan kedua tangan menengadah, tangan kiri berada diatas sejajar dengan kepala dan tangan kanan sejajar dengan dada
7. Samber
melayang
1
Kedua tangan disilangkan di depan perut dengan posisi jari kearah bawah
2
3-4
Kedua tangan melakukan proses ayun kekanan dan kekiri
5-6
Kedua tangan membuka selembar dada dan posisi jari ditekuk
7-8
Kedua tangan berada disamping kanan dan kiri diangkat setingi bahu dengan posisi jari berdiri
8. Gubuh
Gakhang
1-2
Posisi penari
3-4 kearah sudut kiri
5-6 kearah sudut kiri
5-8
Arah badan berpindah kerah kiri dengan sikap badan
mendahak dan kedua telapak kaki
menghadap kearah kiri, lalu kedua tangan diletakan diatas paha dan melakukan proses ukel. setelah diukel tangan kembali diletakan di atas paha
10. Kenui
melayang
1-2
Posisi badan berdiri mendahak dan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk kearah dalam
3-4
5-6
Kedua kaki dijinjit dan kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk kedalam
7-8
Setelah diukel kedua tangan kembali diangkat setinggi bahu
11. Ngerunjung
level tinggi
1-2
Posisi badan penari berdiri mendahak dengan arah badan menghadap kesudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan, lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada didepan dahi dan tangan kiri
3-4
Kedua tangan
melakukan gerak ukel keluar
5-6
Kedua tangan
melakukan gerak ukel keluar kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah
7-8
12. Sabung melayang
1-2
Posisi menari
mengahadap kedepan dengan sikap badan mendhak, lalu kedua jari tangan saling bertemu didepan dada
3-4
Kedua tangan dibentangkan kesamping dengan kaki kiri membuka
5-6
Kaki kanan
melangkah dengan posisi silang lalu kedua jari tangan bertemu didepan dada
7-8
13. Mempan bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan
14. Tolak
Kedua ibu jari kaki saling ketemu dan posisi dimana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu
7-8
15. Belah hui
1-2
Penari berada pada posisi saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan kedepan dan kedua tangan disilangkan kedepan
3-4
Badan kembali ditarik tegak,dan kedua tangan direntangkan kesamping
5-6
Sikap badan kembali menjorok kedepan dengan kedua tangan kembali disilangkan
7-8
7-8
Tangan kanan kemabali diukel dengan telapak tangan menengadah dan kepala digerakan menghadap kegerakan tangan
17. Ngerunjung levelsedang
1-2
Sikap badan setengah berdiri dengan lutut kaki menempel dilantai. Tangan kanan berada diatas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada didepan dada
3-4
Kedua tangan
5-6
Saat tangan
melakukan gerak ukel kepala menghadap kesamping bawah
7-8
Tangan melakukan gerak ukel kepala menghadap kegerakan tangan
18. Lipeto 1 Sikap badan mendhak
2
Sikap badan bergerak kearah sudut kanan dengan kedua kanan diukel keluar
3
Sikap badan mengahadap kesamping kanan dengan kaki kiri membelakangi kaki kanan dan kedua tangan menengadah melakukan proses ukel
4
8
Kedua tangan diukel ditekuk kedalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)
2.9.4 Busana Pada Tari Sigeh Penguten
1. Kepala/Aksesoris:
a. Siger/mahkota oleh penari
b. Gaharu/gembang goyang
c. Sanggul belatung tebak
d. Kembang melati
e. Anting
2. Badan
a. Tapis pucuk rebung/bintang perak/sinjang betupal/tapis cucuk
pinggir
b. Baju kurung brokat
c. Bebe usus ayam
d. Selendang tapis
e. Bulu sertei/pending/bebadang
g. Kalung papan jajar
h. Kalung kembang melati
i. Gelang burung
j. Gelang kano
k. Gelang duri
l. Gelang pipih
m. Tanggai
2.9.5 Pendukung Tari
1. Penari
Jumlah penari dalm tarian ini berjumlah 5 orang
2. Durasi
Tari sigeh pengunten ini membuntuhkan waktu 5-7 menit.
3. Peralatan tari
Tarian ini menggunakan properti tepak
4. Iringan tari
Musik pengiring tari ini adalah talo balak irama dalam tarian menjadi
dua bentuk yaitu, gupek (iringan yang temponya cepat) dan tarei (yang
2.9.6 Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Tari Sigeh Penguten
Peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan
belajar-mengajar. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan lebih
menjadi konkret, dengan digunakannya bahan-bahan visual dan audio visual pada
proses pembelajaran akan memudahkan siswa untuk mengerti dan memahami
materi yang diajarkan, selain itu siswa tidak akan merasa bosan dan jenuh karena
media audio visual dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siwa sehingga dapat terdorong dalam proses pembelajaran.
Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatkan indera dan
organ tubuh dan memberikan informasi atau pesan yang mudah dimengerti berupa
gambar dalam bentuk video dan musik. Video bersifat interaktif tutorial
membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa
dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan
dalam video. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk
hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan
memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi seperti, pengamatan terhadap
gerak tari yang ditarikan oleh penari dan mengajarkan makna yang terkandung
dalam sebuah tarian.
Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlibatkan
contoh kerterampilan gerak seperti, gerak pada tari sigeh pengunten saat gerak
lapah tebeng duduk simpuh sebagai penghormatan kepada tamu agung. Melalui
media ini siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap
teknik dan efek, video dapat menjadi media yang tepat untuk mempengaruhi
siskap dan emosi.
2.10 Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
ditulis oleh Septi Hidayati dengan judul skripsinya yaitu“ Penggunaan
Media Audio Visual dan Kemampuan Mendemonstrasikan Tari Piring
Dua Belas Siswa SMA Negeri I Kalirejo Lampung Tengah”. Persamaan
penelitian ini dengan yang ditulis oleh Septi Hidayati adalah media dan
teori pembelajaran yang dipakai yaitu media audio visual dan teori
pembelajaran. Namun terdapat perbedaan pada subjek dan objek
penelitiannya, yaitu subjek penelitian ini adalah siswa SMP sedangkan
pada penelitian Septi Hidayati adalah siswa SMA. Pada penelitian ini
objeknya adalah pembelajaran tari sigeh penguten sedangkan pada
penelitian Septi Hidayati objek penelitiannya adalah tari Piring dua belas.
2. Penelitian yang ditulis oleh Marlina Zulkarnain dengan judul skripsinya
yaitu “Penggunaan Media Audio Visual Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Tari Bedana”. Persamaan penelitian ini dengan yang ditulis
oleh Septi Hidayati adalah media dan teori pembelajaran yang dipakai
yaitu media audio visual dan teori pembelajaran, namun terdapat
perbedaan pada subjek dan objek penelitiannya, yaitu subjek penelitian
ini adalah siswa SMP, sedangkan pada penelitian Marlina Zulkarnain
adalah siswa SMA. Pada penelitian ini objeknya adalah pembelajaran tari
penelitiannya adalah tari bedana. Pada penelitian Marlina penelitiannya
sampai hasil belajar, sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian
Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara utuh dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Maleong, 2010: 6).
Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti
secara statistik atau cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan, tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati. Melalui
penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan pengalaman
mereka dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif didasarkan upaya
membangun pandangan mereka yang teliti secara terperinci dan dibentuk dengan
kata-kata, gambaran, dimana penelitian kualitatif ini memandang suatu upaya
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,
menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis (Genzuk,
2003:7). Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan
media audio visual dan hasil belajar siswa pada pembelajaran siswa pada
pembelajaran tari sigeh penguten kelas VIII.A SMP Negeri 1 Tanjung Raya
Mesuji.
3.1Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Dipilihnya
pendekatan penelitian diskriptif kualitatif karena gejala-gejala informasi atau
keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung
mencirikan naturalistik yang menunjukan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi
secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan
dan kondisinya. Kemudian dikumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang
wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja
(Nasution,1992:18).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan tari sigeh penguten menggunakan media audio visual pada
3.2Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek dimana data diperoleh.
(Arikunto, 2002). Sumber data dalam penelitian ini adalah pembelajaran ragam
gerak tari sigeh penguten yang berjumlah 18 ragam gerak. Subjek yang menjadi
sumber data adalah guru tari dan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 1 Tanjung Raya
yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten yang berjumlah 30 siswa.
3.3Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik kondisi yang dialami, sumber data primer dan lebih banyak
pada teknik observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui.
3.3.1 Penelitian Kepustakaan
Kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis yamg mendukung keabsahan
penelitian. Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan
dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian. Kepustakaan berarti
materi penunjang, disini kepustakaan yang digunakan “Teknik Dasar Gerak Tari
Lampung” yang ditulis oleh I Wayan Mustika dan “Tari Sembah (Sigeh
Penguten)” yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan TK. I
3.3.2 Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong, 2010:186). Dalam penelitian ini dilakukan wawancara mengenai
penggunaan media audio visual pada proses pembelajaran tari sigeh penguten
kepada guru seni budaya dan siswa kelas VIII.A di SMP Negeri I Tanjung Raya
Mesuji.
3.3.3 Observasi
Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah titik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan
dan perasaan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan, yaitu
pengamatan ikut serta dalam kegitan yang sedang berlangsung (Ghony, 2012:
165).
3.3.4 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya. Dokumentasi sudah
lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,
bahkan untuk meramalkan (Arikunto, 2010:274 ). Dalam penelitian ini
menggunakan dokumentasi berupa catatan lapangan, foto dan vedio. Contoh
wawancara mengenai penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari
sigeh penguten di SMP Negeri I Tanjung Raya Mesuji.
3.3.5 Tes Praktik (perbuatan)
Jenis tes yang digunakan yaitu tes kemampuan mempraktikan tari sigeh penguten
dari hasil penggunaan media audio visual berupa pengamatan yang dilakukan oleh
siswa selama mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten. Perolehan data tentang
hasil belajar tari sigeh penguten menggunakan data kemampuan tes praktik siswa
menggunakan media audio visual dengan instrumen yang berupa lembar
pengamatan tes Praktik, seperti di bawah ini.
Tabel 3.1. Lembar Pengamatan Tes Praktik
No Aspek Indikator Skor Skor sesui dengan video tari sigeh penguten kesalahan 1 dari 5 bentuk gerak kepala
4
c) Siswa memperagakan gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 2 dari 5 bentuk gerak kepala
3
sesuai dengan video tari
a) Siswa memperagakan 4 bentuk gerak tangan dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten dari 4 bentuk gerak tangan
4
c) Siswa memperagakan gerak tangan namun masih mengalami kesalahan 2 dari 4 bentuk gerak tangan
3
d) Siswa memperagakan gerak tangan
namunmsih mengalami kesalahan dari 4 bentuk gerak tangan
2
e) Siswa tidak mampu memperagakan 5 bentuk gerak tangan sesuai dengan video tari sigeh penguten
1
Bentuk gerak kaki 1. kaki kebelakang 2. kaki jinjit 3. kaki menghadap kesamping
4. kaki menyilang
a) Siswa memeragakan 4 gerak kaki dengan tepat sesui dengan video tari sigeh penguten
5
5
b) Siswa memperagaakan gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 1 dari 4 bentuk gerak kaki
4
c) siswa memperagakan gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 2 dari 4 bentuk gerak kaki
3
d) siswa memperagakan gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 3 dari 4 bentuk gerak kaki
2
e) siswa tidak mampu memperagakan4 gerak kaki sesua dengan video tari sigeh
penguten
2. Hafalan urutan gerak
a) siswa mampu
memperagakan ragam gerak tari dari ragam gerak pertama hingga akhir sesuai dengan video tari sigeh penguten
5
5 b) siswa memperagakan
delapan belas ragam gerak tari akan tetapi masih mengalami kesalahan 1-2 kali
4
c) Siswa memperagakan delapan belas ragam gerak tari akan tetapi tingkat kesalahan3-4 kali
3
d)siswa memperagakan delapan belas ragam gerak tari akan tetapi tingakat kesalahan 5-6 kali
2
e) siswa tidak hafal urutan gerak tari sesui dengan video tari sigeh penguten sehingga siswa terlihat tidak tertib dan tidak
1
3.. Ketepatan gerak dengan musik
a) siswa mampu
memperagakan gerakan tari mengikuti irama dan tempo video dan tempo sehingga sesuai dengan iringan musik yang ada dalam vidiotari sigeh penguten
5
5 b) siswa memperagakan
gerak tari 1- 2 kali terlambat atau mendahuli musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak
4
c) siswa memperagakan gerak tari 3- 4 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak
3
d)siswa memperagakan gerak tari 5-6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak
sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak
e) siswa melakukan gerak tari lebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak
1
Total skor maksimum 25
Hasil belajar gerak tari sigeh penguten siswa dapat diukur dengan lembar
pengamatan tes praktik dengan total skor 25 hasil belajar siswa dapat dilihat
menggunakan patokan dengan perhitungan persentase untuk skla lima.
Tabel 3.2. Penentuan Patokan Perhitungan Nilai untuk Skala Lima Interval Presentase Tingkat
Setelah nilai dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan empat aspek yang
akan dijadikan indikator penilaian yaitu teknik gerak kepala, teknik gerak tangan,
teknik gerak kaki, hafalan urutan gerak, dan ketepatan gerak dengan musik
dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada table lembar pengamatan tes
Nilai Siswa = Skor Siswa x 100 % ……….rumus (1). Skor maksimum
3.4 Nontes
Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data tentang penggunaan media
audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten yang berupa aktivitas siswa
dan guru dalam mempraktikannya tari sigeh penguten menggunakan media audio
visual.
Tabel 3.3. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa
No. Aspek Deskriptor Penilaian Skor Kriteria
1 Visual activities a) Seluruh siswa
memperhatikan video tari sigeh penguten pada saat guru menayangkan video
5 Baik
sekali
b) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat 5 siswa tidak
memperhatikan
3 Cukup
d) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat lebih dari 7 jumlah siswa tidak memperhatikan
2 Kurang baik
e) Seluruh siswa tidak memperhatikan video tari sigeh penguten pada saat guru menyangkan video sehingga siswa tidak dapat memperagakan gerak dengan baik atau
tidak sesuai dengan video tari sigeh pengunten
2 Listening activities a) Seluruh siwa
mendengarkan urutan urutan gerak akan tetapi terdapat 3 siswa kurang memahami pelafalan urutan gerak
4 Baik
c) Siswa mendengarkan urutan gerak akan tetapi terdapat 5 dari siswa kurang memahami pelafalan urutan gerak
3 Cukup
d) Siswa mendengarkan urutan gerak akan tetapi terdapat lebih dari 7 siswa kurang memahami
pelafalan urutan gerak
2 Kurang baik
e) Seluruh siwa tidak mendengarkan urutan gerak yang ada dalam video tari sigeh penguten
1 Gagal
3 Motor activities a) Seluruh siswa melakukan
percobaan gerak tari sigeh pengunten sesuai dengan gerakan yang ada dalam video tari sigeh penguten
5 Baik
sekali
b) Siswa melakukan
percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 3 siswa yang tidak
melakukan percobaan gerak
4 Baik
c) Siswa melakukan
percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 10 dari siswa yang tidak melakukan percobaan gerak
3 Cukup
percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat lebih 7 siswa yang tidak melakukan percobaan gerak
baik
e) Seluruh siswa tidak
melakukan percobaan 1 Gagal
Total Skor maksimum 15
Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk
mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator
penilaian aktivitas siswa yaitu visual activities, listening activities, dan motor
activities pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang
sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki
skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka
diolah menjadi nilai dengan rumus (1).
Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat
kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan aktif dalam
penggunaan audio visual pada pelajaran tari sigeh penguten.
Tabel 3.4. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
No Instrument Kegiatan Guru P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 1. Memberi apersepsi dan
motiasi
2. Memberitahukan KD dalam pembelajaran hari ini 3. Memberitahukan indikator/
tujuan pembelajaran 4. Menjelaskan kegiatan tugas
5. Menggunakan metode demonstrasi
6. Memberikan klarifikasi bentuk gerak yang benar 7. Melibatkan peserta didik
secara aktif dalam pembelajaran
8. Memfasilitasi peserta didik untuk berfikir kritis,
menganalisis, memecahkan masalah dan bertindak tanpa rasa takut
9. Memfasilitasi peserta didik berkopetensi untuk
meningkatkan prestasi siswa 10. Member kompermasi
melalui berbagai sumber terhadap hasil pembelajaran menggunakan media audio visual
11. Berperan sebagai nara sumberdan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan, dengan bahasa yang baik dan santun
12. Member motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
13. Guru mengajukan
pertanyaan untuk mengecek ketercapaian tujuan
pendidikan
14. Menyimpulkan hasil belajar
15. Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya
(Sumber: Instrumen Supervisi Akademik Sertifikasi Guru)
Ketarangan
P.1 = Peretemuan pertama P.5 = Pertemuan kelima
P.2 = Pertemuaan kedua P.6= pertemuan keenam
P.4 = Pertemuan keempat P.8=pertemuan kedelapan
Instrumen tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru
pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila
guru telah melakukan instrumen tersebut maka kolom akan diberi tanda check list
sebagai penanda.
Tabel 3.5. Instrumen Penggunaan Media Audio Visual Tari Sigeh Penguten
No. Instrumen Penggunaan P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8
1 Siswa mengamati vidio tari sigeh penguten
2
Penggunaan media audio visual dapat membantu siswa untuk melihat ragam gerak tari sigeh penguten
3
Guru perlu menugaskan siswa untuk memperhatikan ragam grak yang terdapat dalam vidio tari sigeh penguten
4
Dilakukan tes beberapa banyak ragam gerak yang dapat siswa tangkap dari penayangan vidio
5
Guru melakukan evaluasi terhadap gerakan tari sigeh penguten
3.5 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada
observasi, dokumentasi, tes praktik dan nontes dilakukan oleh peneliti itu sendiri.
1. Panduan Observasi
Lembar pengamatan (observasi) dugunakan peneliti pada saat pengamatan,
2. Panduan Dokumentasi
Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto – foto
dan video yang menggunakan alat bantu kamera foto ataupun handphone.
3. Tes Praktik
Tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari Sigeh
Penguten dengan menggunakan media audio visual. Lembar tes praktik yang
digunakan instrumen yang berupa aspek – aspek penilaian yang sudah ditentukan.
4. Nontes
Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penilaian tentang aktivitas siswa
dan guru dalam pembelajaran tari sigeh penguten melalui penggunaan media
audio visual.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau
interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau
katagori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian.
Dalam penelitian ini, data–data yang terkumpul selanjutnya dianalitis secara
deskriptif kualitatif. Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan pembelajaran
dan hasil pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan media audio visual pada
kegiatan pembelajaran di SMP Negeri I Tanjung Raya Mesuji.
Langkah–langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai
berikut:
1) Mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran tari sigeh
2) Menganalisis hasil gerak tari sigeh penguten dengan menggunakan media
audio visual yang di analisis dengan menggunakan lembar pengamatan tes
praktik.
3) Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus
presentasi sebagai berikut :
Nilai Siswa = Skor Siswa x 100 % Skor maksimum
4) Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur
hasil belajarsiswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan
tolak ukur sebagai berikut.
Tabel 3.6. Penentuan Patokan dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima
Interval Presentase Tingkat Penguasaan
Keterangan
85% - 100% Baik Sekali
75% - 84% Baik
60% - 74% Cukup
40% - 59% Kurang
0% - 39% Gagal
Sumber : (Nurgiyantoro, 1988:363)
5) Mengumpulkan, merangkum semua data dari hasil penelitian untuk di pilih
hal-hal paling pokok yang sesuai untuk dianalisis.
6) Memproses penyajian data dengan sekumpulan infornasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
7) Membuat kesimpulan dengan menganalisis data yang cukup valid dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Pada bagian akhir dibuat sebuah kesimpulan berdasarkan analisis data bagian bab
IV penelitian pada penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh
penguten siswa kelas VIII.A SMP N 1 Tanjung Raya. Adapun kesimpulannya
adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran diawali dengan memberikan materi tari sigeh penguten
kemudian penggunaan media audio visual dijadikan sebagai media belajar
berupa laptop, LCD, dan speaker yang menampilkan video tari sigeh
penguten sebagai sumber belajar siswa. Pada pertemuan pertama
pembelajaran tari sigeh penguten belum menggunakan media, pada
pertemuan ini guru hanya menyampaikan materi pengenalan tari sigeh
penguten. Media audio visual mulai digunakan pada pertemuan kedua
sampai ketujuh.
2. Berdasarkan hasil wawancara baik guru maupun siswa, penggunaan media
audio visual dianggap sangat membantu dalam proses belajar mengajar.
hanya beberapa ragam gerak sebatas mana pengetahuan yang dimiliki oleh
guru, pada saat penayangan video guru mengulang 3-4x video per ragam
gerak, dari penayangan video beberapa kali, siswa terlihat paham dan dapat
mempraktikan ragam gerak, siswa juga dapat mengulang kembali video
bila masih ada kesulitan pada ragam gerak tari sigeh penguten.
3. Kelebihan dalam penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari
sigeh penguten adalah pembelajaran lebih menarik karena siswa dapat
melihat penuh semua ragam gerak, ekspresi, kostum yang ditampilkan.
Kekurangan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh
penguten adalah siswa lebih terpaku pada video sehingga gerak tari yang
siswa peragakan hanya sebatas hafalan urutan ragam gerak, namun tidak
dengan teknik yang benar. Teknik benar yang dimaksud dalam hal ini
adalah penguasaan ekspresi dan ketepatan gerak dengan musik.
4. Penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran belum
maksimal hal ini ditandai dengan tidak adanya sound, guru hanya
menggunakan speaker sebagai alat pengeras suara sehingga suara yang
dihasilkan tidak terdengar jelas oleh siswa pada saat pembelajaran.
5. Hasil evaluasi pada pertemuan kedelapan, guru melakukan penilaian
secara individu walaupun pada saat pratiknya dilakukan bersama
kelompok. Berdasarkan hasil penilaian penggunaan media audio visual
pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas VIII.A di SMP N 1 Tanjung
Raya adalah baik, namun bila dilihat dari ketepatan teknik gerak siswa
belum sesuai dengan teknik yang benar hal ini disebabkan oleh kemampuan
5.2Saran
Dengan melihat kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian pegunaan media
audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di SMPN 1 Tanjung Raya,
maka saran dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Guru seni budaya khususnya bidang seni tari dalam penggunaan media
audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten sebaiknya setiap
pertemuan guru mengacu kepada rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) sehingga pembelajaran lebih efektif.
2. Pada saat pembelajaran tari siswa hendaknya memakai baju praktik
sehingga dapat bergerak lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju
seragam sekolah.
3. Demi kelancaran pembelajaran tari dengan menggunakan media audio
visual sebaiknya menggunakan sound sehingga suara yang dihasilkan
terdengar jelas.
4. Untuk peneliti selanjutnya semoga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
DAFTAR PUSTAKA
Amari, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam kurikulum 2013. Jakarta, Prestasi Pustakaraya
Dinas P dan K TK.I Lampung. 1990. Tari Sembah (Sigeh Penguten). Lampung: Dinas P dan K TK.I Lampung
Djamarah, Syaiful Bahari & Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta
Genzuk, Michel. 2003 . A Synthesis of Ethnographic Research.
Ghony, Djunaidi. 2012 .Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta, Ar-Ruzz Media
Habsary, Dwiyana. 2003. Fungsi Dan Peran Tari Sembah Di Daerah Lampung. Yogyakarta: UPT Perpustakaan Yogyakarta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar . Bandung, Pustaka Setia
Huda, Miftahul, 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang, Pustaka Pelajar
Kurniasih, Imas & Sani Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan kurikulum 2013. Kata Pena
Maryaeni. 2008 . Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta, Bumi Aksara
Moleong, Lexy. 2010 . Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset
Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung, AURA
Nasution. 1992 . Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Tarsito: Bandung
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta, Kencana
Smaldino, Sharen E. 2011 . Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sugioyono, 2003. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta, Rineka Cipta