• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 2 UUD 1945 Asli vs Pasal 2 UUD 194

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pasal 2 UUD 1945 Asli vs Pasal 2 UUD 194"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

FAKLULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL

Nama : Ezrah Ariandy Macpal

NPM : 113112350750022

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Politik

“ Pasal 2 UUD 1945 Asli vs Pasal 2 UUD 1945 Amandemen”

Indonesia merupakan sebuah negara yang dibentuk berdasarkan kesepakatan para pendiri bangsa yang menginginkan kesatuan dalam keragaman yang ada di Indonesia. Sejarah Perjuangan Bangsa sendiri menjadi sebuah landasan bagi pembuatan konstitusi negara. Sebuah konstitusi merupakan landasan hukum tertinggi suatu negara yang menjadi cerminan kepribadian bangsa itu sendiri. Konstitusi dibuat agar sebuah negara memiliki sebuah keteraturan (order) yang mana keteraturan diberlakukan bagi setiap masyarakat yang menempati wilayah tersebut . konstitusi menjadi sebuah pembatas atau rambu-rambu yang menjadi patokan bagi setiap nilai yang berlaku dalam sistem Sosial masyarakat. Indonesia sendiri secara resmi memiliki konstitusi pada tanggal 18 Agustus 1945 yakni ketika dibentuknya Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang kemudian disingkat UUD 1945. Kamus oxford memberikan definisi terhadap konstitusi sebagai : a body of fundamental principles or established precedents according to which a state or other organization is acknowledged to be governed. Berkaitan dengan hal tersebut, definisi konstitusi dapat dibagi menjadi bagian yaitu : (a) Kontitusi adalah mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.jadi mengandung pengertian politis dan sosiologis. (b) Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat.jadi mengandung penngertian yuridis, dan (c) Kontitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.

(2)

FAKLULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL

Seperti kita ketahui, UUD 1945 sebagai sebuah konstitusi tertinggi telah beberapa kali mengalami perubahan (amandemen). Setidaknya UUD 1945 telah mengalami 4 kali amandemen yaitu pada tahun 1999,2000,2001,dan 2002. Alasan diubahnya UUD 1945 untuk memperbaiki “kesalahan-kesalahan” yang ada di UUD 1945 asli untuk mengurangi penyimpangan kekuasaan (abuse of power) para penguasa negara dalam rangka mempertahankan kekuasaanya seperti yangt terjadi pada era pemerintahan presiden Soehato. Salah satu pasal yang perubahan yang sangat signifikan terjadi pada pasal 2 UUD 1945. Bunyi UUD 1945 pasal 2 asli adalah :

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun

di ibukota negara

(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak

Sedangkan setelah diamandemen, bunyi pasal 2 UUD 1945 yaitu :

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum, dan diatur lebih lanjut oleh undang-undang.

Jika dibandingkan, terdapat hal-hal yang sangat berbeda dari pasal asli dan pasal amandemen. Yang pertama ialah adanya utusan golongan yang tertulis dalam pasal asli namun dihilangkan pada pasal amandemen. Utusan Golongan adalah mereka yang berasal dari organisasi atau badan yang bersifat nasional, mandiri dan tidak menjadi bagian dari suatu partai politik serta yang kurang atau tidak terwakili secara proporsional di DPR dan terdiri atas golongan ekonomi, agama, sosial, budaya, ilmuwan, dan badan-badan kolektif lainnya. (Pasal 1 Angka 5 UU Nomor 4 Tahun 1999). Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 asli yaitu “ Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Perwakilan Rakat”. Adanya utusan golongaan dapat memperkuat fungsi “kedaulatan rakyat”.

(3)

FAKLULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL

merupakan salah satu utusan golongan yang mewakili fraksi TNI/POLRI yang pada saat itu sangat berat dukungannya kepada penguasa orde baru. Kehadiran ABRI sendiri sebagai sebuah konsekuensi yang dijalani karena ABRI juga merupakan salah satu golongan yang persentasinya cukup mewakili golongannya. Namun, disi lain “kekuatan” yang dimiliki oleh ABRI juga sangat besar sehingga tidak ada satupun golongan masyarakat biasa yang dapa membungkam kekuatan ABRI. Ditambah sikap ABRI yang begitu represif dan kasus-kasus penculikan masyarakat yang akhirnya dirasa perlu dilakukan melakukan amandemen UUD 1945 Pasal 2 khususnya ayat 1 tentang utusan golongan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan kajian ini dijalankan adalah untuk mengenalpasti tahap minat pelajar terhadap matematik dan faktor penguasaan kefahaman konsep di kalangan pelajar Fakulti

Tanaman Sutra Bombay poliploid memiliki jumlah kromosom 2n=4x=36, panjang dan lebar stomata yang lebih tinggi, kerapatan stomata yang lebih rendah, serta morfologi yang lebih besar

Platform electronic word of mouth (E-WOM) Female Daily sendiri dilihat dari empat construct atau dimensi, yaitu concern for others, expressing positive

Kamar Mandi/ WC Pelelangan Umum 1 Paket Bitung 150,000,000 DAU 3 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Rumah Dinas Sekretaris Daerah Pelelangan Umum 1 Paket Bitung 500,000,000 DAU

Bank )ndonesia diatur dalam Bab V))) UUD 9 yang berjudul (al Keuangan yang terdiri atas lima pasal. Bank )ndonesia tidak secara jelas disebutkan (tersirat bukan

Daerah penyelesaian dari keempat pertidaksamaan adalah daerah yang paling banyak arsirannya yang jika hanya daerah penyelesaiannya saja yang digambar terlihat seperti gambar di

Langkah-langkah untuk mengolah data jawaban butir soal adalah sebagai berikut. Memberikan skor pada setiap jawaban pretest dan posttest sesuai dengan kriteria

 12% wartawan tidak mengajukan pertanyaan yang tepat dan kurangnya kemampuan menulis dan bahasa (Media Baru dan Masa Depan Jurnalisme, Arya Gunawan, 2009) Dalam kasus