• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SOSIALISME TERHADAP PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MASA PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA 1913-1927

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SOSIALISME TERHADAP PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MASA PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA 1913-1927"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SOSIALISME TERHADAP PERJUANGAN

BANGSA INDONESIA MASA PEMERINTAHAN

KOLONIAL BELANDA 1913-1927

Oleh:

Guskannur

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH SOSIALISME TERHADAP PERJUANGAN

BANGSA INDONESIA MASA PEMERINTAHAN

KOLONIAL BELANDA 1913-1927

Oleh Guskannur

Marxisme adalah paham yang memuat pemikiran-pemikiran tentang sosialisme, yang terus dierjuangkan untuk membela kaum buruh. Perkembangan sosialisme di Eropa telah menemukan jalannya ke Indonesia. ajaran sosialisme inipun menyebar di kalangan masyarakat Indonesia dan telah membangkitkan pemikiran para pejuang bangsa Indonesia terutama di kalangan kaum buruh. Gagasan-gagasan sosialisme telah mempengaruhi perjuangan kaum buruh bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah pengaruh sosialisme terhadap perjuangan kaum buruh bangsa Indonesia masa pemerintahan kolonial Belanda 1913-1927. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh sosialisme di Indonesia sehingga menimbulkan perjuangan kaum buruh Bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda 1913-1927. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan analisis data kualitatif.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil. ... 30 1. Gambaran Umum Tentang Sosialisme di Indonesia. ... 30 a. Para Penganjur Sosialisme di Indonesia Awal Abad Ke 20... 33 b. Keadaan Masyarakat Indonesia ketika Masuknya Sosialisme.. 35 2. Munculnya Organisasi-Organisasi Sosialisme Di Indonesia Pada

Awal Abad Ke 20 ... 37 a. Organisasi ISDV. ... 37 b. Partai Komunis Indonesia (PKI). ... 40 3. Pengaruh Sosialisme Terhadap Perjuangan Kaum Buruh Bangsa

Indonesia ... 46 a. Bertumbuhnya Semangat Militansi Kaum Buruh VSTP ... 49 b. Terjadinya Pemogokan-Pemogokan Kaum Buruh Tahun

1920-1923 ... 54 c. Perjuangan Kaum Buruh Tahun 1926-1927 Semakin Militan 62 B. Pembahasan ... 66

1. Pengaruh Sosialisme Terhadap Perjuangan Kaum Buruh Bangsa Indonesia ... 66 a. Bertumbuhnya Semangat Militansi Kaum Buruh VSTP ... 67 b. Terjadinya Pemogokan-Pemogokan Kaum Buruh Tahun

1920-1923 ... 69 c. Perjuangan Kaum Buruh Tahun 1926-1927 Semakin Militan 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Karl Marx Sebagai Pelopor Sosialisme ... 83 2. Gambar 2. Sneevliet Seorang Tokoh Penyebar Sosialisme Di Indonesia ... 84 3. Gambar 3. Poto sneevliet bersama kawan-kawan pengurus ISDV pada

tahun 1917 ... 85 4. Gambar 4. Semaoen Seorang Tokoh SI Pertama Yang Terpengaruh Oleh

Sosialisme ... 86 5. Gambar 5. H. Mibach Seorang Tokoh Organisasi Muhammadiyah Yang

Juga Terpengaruh Oleh Ajaran-Ajaran Sosialis-Komunis ... 87 6. Gambar 6. Tan Malaka tokoh sosialis-komunis. seorang tokoh revolusioner

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia adalah munculnya ide-ide baru yang berkembang di Indonesia. seperti Nasionalisme, Islam, dan Sosialisme. Perkembangan paham Sosialis yang banyak menganut ajaran Marxis dan menentang penjajahan (anti kapitalis). Perkembangan sosialisme merupakan embrio berkembangnya partai komunis di Indonesia, ini yang menjadi salah satu perubahan yang terjadi di Indonesia sehingga sejarah Indonesia modern memasuki zaman baru dan memperoleh kosa kata baru.

(10)

Pengaruh sosialisme atas serikat-serikat buruh di Indonesia membawa penyebarluasan konsep kaum buruh sebagai sebuah kelas yang teraniaya, dan mengajarkan perlawanan-perlawanan berdasarkan teori perjuangan kelas. Serikat-serikat buruh yang berafiliasi berdasarkan pandangan mereka pada azas-azas marxis dan Leninis, termasuk doktrin mengenai perjuangan kelas. walaupun mereka tidak mengatakan seutuhnya berhaluan Marxis dan Leninis karena memang melihat kecocokan bagi kondisi-kondisi bangsa Indonesia (Tedjasukmana, 2008 :94).

Pemikiran Marxisme dijadikan pelopor sosialisme yang tidak hanya mampu mempengaruhi golongan-golongan dari kaum buruh saja akan tetapi juga banyak pejuang-pejuang bangsa yang juga terpengaruh oleh ajaran-ajaran ini, seperti: Tan Malaka, Haji. Misbach, dan lain-lain termasuk Soekarno, seperti yang banyak

diceritakan dari buku yang berjudul “Nasionalis Agama dan Komunis”

(Nasakom) Soekarno tidak seutuhnya berhaluan sosialis komunis akan tetapi banyak ajaran-ajaran marxis ini yang kemudian membawa pemikirannya dalam perjuangannya terhadap imperialisme dan kolonial Belanda.

Sosialisme hadir merupakan salah satu paham untuk mejawab perntentangan-pertantangan yang terjadi dalam masyarakat yang selalu didominasi oleh kalangan kapitalisme maupun borjuis, hal ini berarti masyarakat tidak mengalami keadilan baik dibidang ekonomi, maupun dalam bidang politik, sehingga bisa dikategorikan belum ideal. seperti yang pernah diungkapkan Karl Marx bahwa;

(11)

hanya mungkin akan tercipta jika masyarakat sudah mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya secara merata (Soyomukti, 2008: 23).

Masuknya paham sosialis di Indonesia mempengaruhi pemikiran masyarakat Indonesia akan kesadaran mereka terhadap bumi pertiwinya. Penindasan dan penjajahan dari imperialisme dan kolonialisme yang begitu nyata, pengurasan dan perampasan aset-aset rakyat mulai dari kekayaan alamnya hingga berbagai sumber ekonomi lainnya yang ini menguasai hajat hidup orang banyak.

Saat orang-orang barat datang ke Indonesia dan membawa ajaran sosialisme, kondisi mayarakat Indonesia masih terbelakang, yang mana keterbelakangan itu disebabkan karena terlalu didominasi oleh kolonial Belanda, sehingga merekapun mencabut hak-hak kaum pribumi. Hal ini mengakibatkan tingkat kesejahteraan penduduk pribumi berada pada titik kritis. Karena kaum pribumi bercocok tanam ditanah yang mengharuskan membayar sewah tanah yang tinggi.

(12)

Pemilik modal Belanda adalah kekuatan yang datang ke nusantara dengan tindakan penjajahan yang sangat lama. Indonesia adalah wilayah kolonialnya dan dapat dikatakan pusat Industri Belanda, namun pusat-pusat strategisnya ada di Belanda, seperti pusat perdagangan dan keuangan ada di negeri Belanda. Karenanya, tingkat penderitaan yang dialami oleh rakyat juga telah bersifat akumulatif. Mulai dari jauhnya mereka dari alat produksi yang menyebabkan mereka untuk bertahan hidup saja sulit, sampai yang mengakibatkan jauhnya pengetahuan dan pemikiran maju dari mereka.

Penjajahan dan penindasan, selain menginginkan rakyat yang ditindas miskin dan dapat dihisap, juga harus membuat mereka bodoh, karena kalau bodoh tidak dapat berpikir dan tidak mengetahui kalau mereka ditindas, sebab kalau si tertindas mengetahui kalau mereka ditindas, mereka pasti akan melawan atau minimal benci pada si penindas.

Hal ini memberikan keyakinan pada kita bahwa pengetahuan adalah tenaga penggerak ampuh bagi manusia utuk bangkit dan melawan. kah pengetahuan modern itu muncul Salah satunya tentu dari Barat, bahkan dari kekuatan yang datang untuk menjajah itu sendiri.

(13)

media, yang salah satunya buku. Karena orang sudah dapat mencetak tulisan untuk memperbanyak ilmu pengetahuan, yakni setelah mesin cetak ditemukan.

Melalui pengetahuan dari berbagai media ini yang kemudian menyebabkan rakyat bangkit. Kebohongan dan penindasan feodal dilawan buruh, tani, dan para pedagang serta kaum cendekiawan dengan membangun aliansi untuk merobohkan sistem lama, yaitu kerajaan (monarki absolut). Dimana pusat kekuasaannya terdapat sumber-sumber kebohongan tentang manusia dan hubungannya dengan manusia lainnya. Maka kata kesamaan, kebebasan, dan keadilan adalah lagu baru yang mudah diterima oleh rakyat. Dalam wilayah yang lebih kongkret, mereka yang telah ditindas mulai bangkit melawan (Soyomukti, 2008: 45-46).

Kaum buruh yang semula menjadi barisan garda depan penghancuran tatanan lama, kini malah berada dalam belenggu tatanan ekonomi baru yang bernama kapitalisme modern. Kaum borjuis berhianat. Dulu mereka menyerang masyarakat feodal dengan janji kebebasan, kesetaraan, dan keadilan. Kini setelah tatanan industri stabil, mereka justru berkuasa dengan menghisap kaum buruh dan rakyat.

(14)

Marxisme memang datang belakangan namun sebagai salah satu pergerakan dalam perjuangan kebangsaan sebagai ciri kesadaran nasional. Upaya membangun kesadaran nasional dengan pendirian organisasi sudah lama dilakukan. Kesadaran akan keadilan itu sendiri juga sudah lama berdengung. Perlawanan-perlawanan tradisional dari perang-perang kecil melawan Belanda hingga perang besar dan lama, seperti perang Diponegoro sebagai bagian perjuangan untuk mencari muara kesadaran nasionalisme, kebangsaan, dan keadilan sebagai ukuran-ukuran universal kemanusiaan.

Situasi baru juga diwarnai dengan adanya pertumbuhan serikat-serikat buruh yang memiliki pengaruh besar dari ajaran-ajaran sosialisme. Dari sinilah perlawanan terhadap kolonialisme mulai masuk kepada sector-sektor rakyat. Dengan demikian, nuansa perlawanan menjadi radikal, karena tidak lagi bersandar pada gerakan elitis saja, namun sudah berbasis pada massa yang meluas. Kaum buruh yang masih sulit mendapatkan pendidikan juga mulai mengenal istilah-istilah baru untuk menjelaskan posisi mereka di tengah-tengah ketertindasan yang menimpa mereka (Soyomukti, 2008:55).

(15)

Bacaan-bacaan itu oleh pemerintah kolonial belanda disebut sebagai “bacaan liar”, karena dianggap berbeda dengan bacaan-bacaan secara resmi oleh pemerintah kolonial. Bacaan liar ini dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami rakyat dan bertujuan untuk melontarkan kata-kata yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan dan cara pandang rakyat.

Gerakan rakyat dengan pendidikan politik serta dibangunnya “sekolah rakyat” oleh kaum progresif, juga mempercepat kebangkitan Indonesia sebagai bangsa. Hal itu untuk membuat agar tidak hanya para keturunan priyai saja yang mendapatkan pendidikan, tetapi juga bagi rakyat kecil. Sekolah-sekolah ini tentu berguna untuk mensosialisasikan pemikiran baru dari barat, karena pada waktu itu Indonesia masih dikuasai oleh zaman kegelapan, di mana rakyat harus tunduk patuh pada para raja dan bangsawan yang dianggapnya kepada merekalah rakyat harus mengabdikan hidupnya (Soyomukti, 2008: 56).

Tersebarnya bacaan-bacaan yang meluas dikalangan rakyat, terutama kaum buruh yang oleh Belanda disebut “bacaan liar” dipengaruhi oleh sosialisme. Hal itu

terbukti Karena Semaun adalah tokoh yang pertama memperkenalkan istilah literatur sosialis di Indonesia.

B. Analisis Masalah

1. Identifikasi masalah

(16)

2. Sosialisme memberikan pengaruh terhadap perjuangan propoganda bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda

3. Sosialisme memberikan pengaruh terhadap perjuangan radikalisme bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas maka permasalahan dalam penulisan dibatasi dalam satu masalah yaitu, sosialisme memberikan pengaruh terhadap perjuangan kaum buruh bangsa Indonesia masa kolonial Belanda 1913-1927

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identitifikasi dan pembatasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apa sajakah pengaruh sosialisme terhadap perjuangan kaum buruh bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda 1913-1927?

C. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(17)

2. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pengetahuan sejarah, terutama dalam bidang sejarah perjuangan bangsa sebagai bagian dari ilmu sejarah yang harus dipahami. 2. Menjadi bahan pengetahuan sebagai literatur dalam keilmuan sejarah,

terutama dalam sejarah Indonesia modern

3. Sebagai bahan ajar bagi guru sejarah SMA kelas XI pada pokok bahasan Muncul dan Berkembangnya Pergerakan Nasional Indonesia. Sub pokok bahasan; Muncul dan Berkembangnya Ideologi bagi perkembangan pergerakan Indonesia.

3. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat masalah tersebut cukup umum dalam penelitian ini, maka dalam hal ini penulis memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan peneliti mencakup : 1. Subjek Penelitian : Sosialisme

2. Objek Penelitian : Perjuangan Kaum Buruh Bangsa Indonesia 1913-1927

3. Tempat Penelitian : Perpustakaan Unila dan Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.

(18)

REFERENSI

Iskandar Tedjakusumana. 2008. Watak politik gerakan serikat buruh indonesia. Jakarta. Turc. Halaman 94

Nurani Soyomukti. 2008. Soekarno dan Nasakom. Garasi. Jakarta. Halaman 23

Ibid. Halaman 45-46

Ibid. Halaman 48-49

Ibid. Halaman 55

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan.

1. Konsep Pengaruh

Setiap manusia dalam kehidupan bermasyarakat tentunya pernah terpengaruh, baik oleh lingkungannya, keluarganya maupun oleh guru-gurunya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti kata pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Depdikbud, 1990:664).

(20)

Dari dua pernyataan diatas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa pengaruh merupakan daya yang timbul dari suatu orang atau benda yang ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang, benda atau kelompoknya.

Dalam hal ini perjuangan kaum buruh bangsa Indonesia telah dipengaruhi oleh sosialisme sehingga semangat militansi perjuangan dalam hal pemogokan-pemogokan sampai pada tuntutan-tuntutan kaum buruh bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda seringkali dipandu oleh ide-ide sosialis.

2. Konsep Sosialisme

Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorang-orangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.

(21)

sosialisme bukanlah sebuah masyarakat dimana individu tersubornisasikan oleh negara, oleh mesin dan birokrasi. sekalipun seluruh modal sosial dikuasai oleh satu pemilik modal atau satu perusahaan kapitalis, yang demikian ini bukanlah sosialisme (Erich Fromm, 2001:77).

dari pernyataan ini bisa dinyatakan, sosialisme adalah masyarakat secara bersama (kolektif) dimana individu tidak lagi dikuasai oleh pemilik modal, tidak ada penganiayaan dan keteraniayaan, tetapi dimana masyarakat bisa hidup rukun dan saling menghargai.

Dalam teori lapisan masyarkat, setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan atau penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materiil dari pada kehormatan, misalnya, mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan materiil akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal (Soekanto, 1982:197).

Beranjak dari lapisan masyarakat tersebut, sosialisme hadir dalam bentuk pertentangan, memperjuangkan masyarakat yang telah banyak mengalami keteraniayaan (kelompok masyarakat kelas bawah) dan menginginkan masyarakat tanpa kelas. Sebagai mana diungkapkan Karl Marx bahwa;

(22)

adalah resolusi definitif pertentangan antara manusia dan alam, dan antara manusia dan manusia. Ini adalah solusi yang benar dari konflik antara eksistensi dan esensi, antara kebebasan dan keharusan, antara individu dan spesies. Ini adalah solusi dari teka-teki sejarah dan mengetahui dirinya. sosialisme berarti tatanan sosial yang memungkinkan kembalinya manusia kepada dirinya sendiri, identitas antara eksistensi dan esensi, perlawanan terhadap keterpisahan dan antagonisme antara subjek dan objek, humanisasi alam, itu berarti sebuah dunia di mana manusia tidak lagi asing di kalangan orang asing (Erich Fromm, 2001:90).

Dalam hal ini Sosialisme hadir dalam perjuangan membela masyarakat tertindas, yang tidak lain adalah untuk kesejahteraan rakyat secara kolektif, dimana manusia tidak lagi saling menguasai satu sama lainnya.

3. Konsep Perjuangan Bangsa

Setiap manusia maupun mahkluk yang lainnya tentu pernah melakukan persaingan untuk memperebutkan sesuatu, atau terhadap apa yang dia inginkan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti kata perjuangan adalah perkelahian atau peperangan untuk memperebutkan sesuatu sehingga segala usaha dilakukannya (depdikbud, 1990:367).

Arti kata bangsa adalah kesatuan orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri (depdikbud, 1990:76).

(23)

Nusantara merupakan peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional Indonesia (Yudi Setianto, 2011:1).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perjuangan bangsa merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan. Dalam hal ini, perjuangan masyarakat Indonesia telah terdapat banyak kelompok-kelompok yang muncul dalam perjuangan kebangsaan Indonesia, diantaranya adalah perjuangan kaum buruh yang merupakan bagian dari perjuangan masyarakat Indonesia dalam perjuangannya melawan kolonial Belanda.

Setiap bangsa tentunya terdapat masyarakat yang senantiasa memiliki lapisan masyarakat. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut dapat digolongkan sebagai berikut;

1). Raja (penguasa)

2). Bangsawan dari macam-macam tingkatan. 3). Pegawai tinggi (sipil dan militer).

4). Orang-orang kaya, pengusaha dan sebagainya. 5). Pengacara.

6). Tukang dan pedagang. 7). Buruh tani dan budak.

(Martini 5osial wordpress, 2011:3)

Dari pernyataan di atas lebih jauh akan diteliti mengenai perjuangan kaum buruh

sebagai bagian dari kelompok masyarakat kelas bawah, dan yang perlu dilihat

(24)

memberikan kontribusi terhadap perjuangan kaum buruh bangsa Indonesia sehingga semangat militansi perjuangan kaum buruh telah dipengaruhi oleh paham sosialis.

Perjuangan serikat buruh Indonesia telah banyak dipengaruhi oleh sosialisme dan komunisme. Hal ini mengakibatkan pergerakan serikat buruh Indonesia seringkali dipandu oleh ide-ide sosialis dalam perjuangannya melawan kolonial Belanda.

4. Konsep Penjajahan

Penjajahan merupakan perluasan daerah kekuasaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti kata jajah atau menjajah adalah bepergian keluar masuk suatu daerah negeri dan sebagainya dari kota ke kota, dari desa ke desa, ia melakukan perjalanan menguasai dan memerintah suatu negeri tersebut (depdikbud, 1990:344).

Dalam hal ini perjuangan kaum buruh bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda merupakan suatu usaha yang dilakukan demi kebebasan dari belenggu kolonial Belanda yang terlalu mendominasi bangsa Indonesia, penjajahan kolonial Belanda tidak hanya menguasai wilayah dan perekonomiannya saja tetapi juga banyak melakukan penindasan terhadap rakyat Indonesia.

(25)

Pengaruh sosialisme terhadap Perjuangan kaum buruh bangsa Indonesia merupakan usaha demi mewujudkan masyarakat yang adil tanpa peganiayaan antara satu sama lainnya.

B. Kerangka Pikir

Berkaitan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengaruh dan perkembangan sosialisme terhadap perjuangan kaum buruh Bangsa Indonesia. Jiwa dan mental bangsa yang telah dibentuk oleh sejarah yang panjang. Dalam hal ini sejarah ditinjau dari pengaruh sosialisme masuk ke indonesia yang kemudian menimbulkan kesadaran, sebagai bangsa yang tertindas. Marxisme-sosialisme adalah ajaran dan ideologi yang dilandaskan pada kepentingan untuk menjawab kontradiksi yang muncul dari pertarungan dan pertentangan material dalam sejarah yang lahir pada saat penindasan yang terjadi dan meluas. Para pemimpin muncul untuk membimbing rakyat melakukan berbagai macam perlawanan dan pemberontakan, sehingga perjuangan pun dilakukan dalam bentuk pemogokan-pemogokan, propoganda sampai pada pemberontakan.

Perlawanan-perlawanan rakyat miskin merupakan gejala yang bermunculan dizaman feodal, yang awalnya perlawanan-perlawanan itu masih bernuansa lokal dan menggunakan ideologi-ideologi yang belum modern, yang belum dilandaskan pada pemikiran rasoional dan bersifat spontan.

(26)

modern pula. Pemikiran rasional modern masuk setelah penjajahan asing (kolonialisme) terpaksa memodernisasi masyarakat Indonesia dalam rangka untuk meningkatkan pendapatannya dari mengeruk kekayaan alam yang ada dan membangun administrasi modern agar kerja-kerja eksploitasi tersebut juga semakin mudah.

Para pemimpin gerakan rakyat tampil kedepan, menjelaskan apa yang sedang terjadi, juga mengobarkan perlawanan secara terus menerus terhadap kaum penjajah. Jika Bung Karno tercatat sebagai salah satu pemimpin massa yang paling merasuk kedalam jiwa rakyat, tentu ia memiliki kelebihan sendiri dibanding pemimpin-pemimpin lainnya. Bung Karno tentu memahami bagaimana psikologi dan jiwa masyarakat Indonesia, sehingga kata-kata dan penjelasannya begitu merasuk pada rakyat.

(27)

C. Paradigma

Keterangan

: Garis Pengaruh : Garis Perjuangan : Garis Bentuk

sosialisme

Perjuangan bangsa

Perjuangan kaum buruh pada tahun 1926-1927

Memperjuangkan kaum buruh

Semangat militansi kaum buruh VTP

(28)

REFERENSI

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1900. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Halaman 664

RA Ginanjar. 2007 dalam

httpdspace.widyatama.ac.idjspuibitstream103645074bab2.pdf diakses jum’at. 31 Mei 20:50. Halaman 1

Erich Fromm. 2001. Konsep manusia Menurut Marx. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Halaman 77

Soerjono Soekanto.1982. Sosiologi Suatu Penghantar. PT Raja Graindo Persada. Jakarta. Halaman 197

Erich Fromm. Op Cit. Halaman 90

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Op Cit. Halaman 367

Ibid. Halaman 76

Yudi Setianto. dalam http://asosiasiwipknips.wordpress.com/2011/10/24/konsep-perjuangan-dalam-dimensi-sejarah-nasional-indonesia/ diakses sabtu. 8 novermber 2012 19:25. Halaman 1

Martini 5osial wordpress. dalam http://5osial.wordpress.com/tag/kelas-kelas-masyarakat/ diakse minggu. 1 september 2013. Halaman 3

(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode yang digunakan

Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. “Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat tertentu” (Winarno Surakhmad, 1982: 121).

Menurut Husin Sayuti (1989: 32) menegaskan bahwa “metode merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan”.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa metode adalah cara kerja yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode historis

Menurut Romie Gottschalk ( 1986: 32) metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu”.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa:

(30)

dari keadaan masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa lalu, selanjutnya kerap kali juga hasilnya dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang (Hadari Nawawi, 2001: 79).

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, maka metode historis adalah suatu cara dalam proses mengumpulkan, menganalisa, dan memahami data-data historis, serta diinterprestasikan secara kritis untuk dijadikan bahan dalam penulisan sejarah kemudian merekontruksi fakta dan menarik kesimpulan secara tepat. Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan metode historis adalah:

1. Heuristik, yakni kegiatan menyusun jejak-jejak masa lampau.

2. Kritik sejarah, yakni menyelidiki apakah jejak-jejak itu sejati, baik bentuk maupun isi.

3. Interpretasi, yakni menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh.

4. Historiografi, menyimpulkan sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah (Nugroho Notosusanto, 1984: 84).

Berdasarkan langkah penelitian historis seperti di atas, maka langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah :

1. Heuristik

(31)

bangsa indonesia terutama perjuangan kaum buruh pada masa pemerintahan kolonial Belanda 1913-1927

2. Kritik

Setelah data terkumpul, kegiatan penelitian selanjutnya adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang telah didapat untuk menguji apakah data tersebut valid atau tidak serta layak menunjang kegiatan penelitian yang dilakukkan. Jenis kritik yang dilakukan dengan kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern adalah mengkritik dengan melihat apakah data yang didapat itu asli atau palsu. Kritik intern adalah mengkritik yang bertujuan untuk meneliti kebenaran isi data dari sumber data yang sudah didapat.

3. Interpretasi

Peneliti melakukan penafsiran terhadap data-data yang telah didapatkannya dan selanjutnya berusaha untuk melakukan analisis data atau peneliti mulai melakukan pembentukan konsep dan generalisasi sejarah.

4. Historiografi

Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah melakukan penyusunan atau penulisan dalam bentuk laporan hingga menjadi sebuah konsep sejarah yang sistematis.

(32)

B. Variabel Penelitian

“Menurut pendapat Mohammad Nazir, Variabel dalam arti sederhana adalah suatu konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai”(Mohammad Nazir,1988; 149). Sedangkan menurut Pendapat Sumadi Suryabrata bahwa Variabel sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Sumadi Suryabrata, 2000; 72). “Sedangkan variabel penelitian sebagai faktor- faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000; 72).

“Variabel penelitian ini adalah merupakan konsep dari gejala yang bervariasi yaitu objek penelitian. Variabel adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti” (Ari Kunto, 1989; 78).

Menurut Hadari Nawawi (1996; 55). variabel adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki beberapa aspek atau unsur di dalamnya yang dapat bersumber dari kondisi objek penelitian, tetapi dapat pula berada di luar dan berpengaruh pada objek penelitian. Variabel adalah obyek penelitian/atribut, atau apa yang menjadi variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik.

(33)

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik, yaitu teknik kepustakaan dan dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan lebih akurat. Teknik pendukung dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Teknik Kepustakaan

Menurut Koentjaraningrat “studi pustaka adalah suatu cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat diruangan perpustakaan, misalnya koran, catatan-catatan, kisah-kisah sejarah, dokumen, dan sebagainya yang relevan dengan penelitian” (Koentjaraningrat, 1997: 8).

Menurut pendapat lain teknik studi kepustakaan dilaksanakan dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh dari perpustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. (Nawawi, 1993: 133).

(34)

2. Teknik Dokumentasi

“Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui sumber tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku, teori, hukum-hukum dan lain-lain, yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti” (Nawawi, 1993: 134).

Menurut Suharsimi Arikunto (1989: 188) “dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, majalah, surat kabar, agenda, dan sebagainya”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dengan mengunakan teknik dokumentasi peneliti berusaha untuk mengumpulkan buku-buku, surat kabar, dan film dokumenter tentang pengaruh sosialisme terhadap perjuangan bangsa masa kolonialisme Belanda 1913-1927.

D. Teknik Analisis Data

Langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data yaitu analisis data. Analisis data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah, karena analisis data digunakan untuk memecahkan masalah penelitian.

(35)

Analisis data menurut Moeleong yaitu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moeleong, 2007 : 280).

Dalam hal ini, analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah anlisis data kualitatif mengingat data tersebut berupa fenomena-fenomena yang terjadi yang dikumpulkan dalam bentuk laporan dari karangan para sajarawan sehingga memelukan pemikiran yang tepat dalam menyelesaikan masalah penelitian tersebut.

Menurut Kirk dan Miller, dalam Moeleong (2004 :3) penelitian kualitaif adalah tradisi tertentu dalam lmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya.

Sedangkan menurut Bodgan dan Biklen, 1982 dalam Moeleong (2007 : 248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data kualitatif menurut Muhammad Ali (1985 : 151) yaitu:

(36)

Penyusunan data ini merupakan usaha dari peneliti dalam memilih data yang sesuai dengan data yang akan diteliti dari data yang diperoleh.

2. Klasifikasi Data

Merupakan usaha dari peneliti untuk menggolongkan data berdasarkan jenisnya.

3. Pengolahan Data

Setelah data digolong-golongkan berdasarkan jenisnya kemudian peneliti mengolahnya kedalam suasana kalimat secara kronologis sehingga mudah dipahami.

4. Penyimpulan

Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka langkah terakhir dari

(37)

REFERENSI

Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito: Bandung. Halaman 121

Husin Sayuti. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Fajar Agung: Jakarta. Halaman 32

Romie Gottschalk. penerjemah Nugroho Noto Susanto. 1986. Mengerti Sejarah.

Universitas Indonesia Press: Jakarta. Halaman 32

Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. 1993. Penelitian Terapan. Gajah Mada Press: Yogyakarta. Halaman 79

Nugroho Notosusanto. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer (Suatu Pengalaman). Inti Dayu: Jakarta. Halaman 84

Hadari Nawawi. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.halaman 55

Ibid. Halaman 133

(38)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh sosialisme terhadap perjuangan bangsa Indonesia masa pemerintahan kolonial belanda 1913-1927, dapat diambil kesimpulan yakni:

(39)

2. Terjadinya pemogokan pemogokan kaum buruh pada tahun 1920-1923. Ajaran-ajaran sosialisme serta gagasan-gagasannya telah memberikan pengaruh yang cukup besar dalam pergerakan dan perjuangan mayarakat Indonesia melawan kolonial Belanda, sehingga perjuangan-perjuangan dalam bentuk propoganda, pemogok-pemogokan yang terjadi sekitar tahun 1920-1923, di Semarang, Surabaya, Madiun dan lain-lainya. Tuntutan-tuntutan dan aksi-aksi yang dilakukan kaum buruh sehingga menjadi pertimbangan yang luar biasa bagi pihak Kolonial Belanda.

3. Pemberontakan kaum buruh 1926-1927 semakin militan. Ketika golongan kaum buruh yang masuk dalam organisasi sosialis-komunis memperoleh massa yang cukup besar dikalangan masyarakat Indonesia, maka perjuangan untuk memperoleh kebebasan yang menandai pemberontakan yang terjadi 1926-1927. Seperti didaerah Banyumas, Pekalongan, Periangan, Solo, dan lain-lain. Dalam hal ini memang bukan lagi disandarkan pada tuntutan perekonomian, namun usaha perjuangan untuk memperoleh kebebasan dari hegemoni Kolonial Belanda. Pemberontakan tersebut telah digolongkan dalam organisasi kepartaiaan, yaitu dari PKI, akan tetapi di dalam tubuh PKI itu sendiri kebanyakan adalah massa dari golongan kaum buruh tersebut.

B. Saran

(40)

1. Dalam mempelajari sosialisme yang disandarkan pada pemikiran-pemikiran filsafat Karl Marx, yang berujung pada komunisme hendaknya dapat dipaghami secara menyeluruh, karena pengaruh dari ajaran-ajaran ini dapat merasuk di setiap bidang kehidupan modern, pemikiran-pemikiran Marx tidak hanya di sandarkan pada kehidupan ekonomi saja, akan tetapi juga pada sosiologi, politik, agama dan filsafat. Sehingga diharapkan dengan mempelajarinya kita dapat memahami apa yang terkandung didalamnya dan dapat mengambil sikap yang bijaksana dalam kehidupan kita.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Suparman. 2007. Gerak Sejarah Dalam Pandangan Filsafat Karl Marx.

(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 203 Halaman

Bambang Sulistyo. 1995. Pemogokan Buruh Sebuah Kajian Sejarah. PT Tiara Wacana Yogya. Yogjakarta. 202 Halaman

Berman, Marshall. 2002. Bertualang Dalam Marxisme.( terjemahan). Pustaka Promathea. Surabaya. 340 Halaman

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1982. Sejarah kebangkitaan nasional daerah jawa timur. Jakarta. 354 Halaman

---. 1900. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 954 Halaman

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1994. Gerakan 30

september pemberontakan partai komunis Indonesia. PT. Ghalia

Indonesia. Jakarta. 232 Halaman

Fromm, Erich. 2001. Konsep manusia Menurut Marx. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 352 Halaman

Gottschalk, Romie. penerjemah Nugroho Noto Susanto. 1986. Mengerti Sejarah.

Universitas Indonesia Press: Jakarta 182 Halaman

Giddens, Anthony. 1986. Kapitalisme Dan Teori Sosial Modern. Universitas Indonesia. Jakarta. 312 Halaman

Gie, Soe Hok. 1999. Di Bawah Lentera Merah. Yayasan Benteng Budaya. Yogyakarta. 68 Halaman

Kusumandaru, Ken Budha. 2004. Karl Marx Revolusi dan Sosialisme. Resis Book. Yogyakarta 346 Halaman

Nawawi, Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. 246 Halaman

(42)

--- 1993. Sejarah Nasional Indonesia Jilid V. Balai Pustaka. Mada University Prees. 354 Halaman

Sandra. 2007. Sejarah Pergerakan Kaum Buruh Indonesia.PT Pustaka Rakyat. Jakarta 176 Halaman

Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Fajar Agung: Jakarta. 139 Halaman

Soekanto, Soerjono.1982. Sosiologi Suatu Penghantar. PT Raja Graindo Persada. Jakarta. 403 Halaman

Soyomukti, Nurani. 2008. Soekarno dan Nasakom. Garasi. Jakarta. 262 Halaman Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito: Bandung. 187

Halaman

Suseno, Franz Magnis. 2005. Pemikiran Karl Marx. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 263 Halaman

Suriaji, Yos Rizal. 2010. Tan Malaka Bapak Republik Yang Terlupakan. PT Gramedia. Jakarta. 185 Halaman

Wahyuni, Sri. 2010. Tinjauan Historis Tentang Kontribusi ISDV dalam organisasi perjuangan kebangsaan di Hindia Belanda tahun 1913-1918.

(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 54 Halaman

Tedjakusumana, Iskandar. 2008. Watak politik gerakan serikat buruh indonesia. Jakarta. Turc. 218 Halaman

Sumber Lain

Ginanjar, RA. 2007 dalam

(43)

novermber 2012 19:25.

Martini 5osial wordpress. dalam http://5osial.wordpress.com/tag/kelas-kelas-masyarakat/ diakse minggu. 1 september 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Henk_Sneevliet. diakses sabtu 04 Mei 23:02). http://filsafat.kompasiana.com/2011/08/27/penjajahan-391298.html. diakses

Referensi

Dokumen terkait