• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN TEMPERATUR MATA PISAU (CUTTING EDGE) PAHAT PADA PROSES DRILLING BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN METODE EMBEDDED THERMOCOUPLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUKURAN TEMPERATUR MATA PISAU (CUTTING EDGE) PAHAT PADA PROSES DRILLING BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN METODE EMBEDDED THERMOCOUPLE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGUKURAN TEMPERATUR MATA PISAU (CUTTING EDGE) PAHAT PADA PROSES DRILLING BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN

METODE EMBEDDED THERMOCOUPLE

Oleh

Hengki Inata, Dr. Eng Suryadiwansa Harun, Dr. Yanuar Burhanuddin

Salah satu proses permesinan yang sering digunakan dalam industri manufaktur adalah proses gurdi (drilling) dimana hampir 40-60% dari proses permesinan merupakan proses gurdi. Dalam proses ini kualitas yang dibutuhkan adalah kehalusan permukaan dan akurasi dimensi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas proses gurdi adalah temperatur pemotongan. Temperatur pemotongan yang tinggi menyebabkan kerusakan permukaan benda kerja dan mempercepat keausan mata pahat sehingga berpengaruh terhadap ketelitian geometri dan biaya produksi. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh variabel pemotongan terhadap temperatur proses gurdi pada material AISI 1045. Tujuannya jelas dengan menguasai pengetahuan tersebut maka proses permesinan gurdi dapat direncanakan dengan baik.

Untuk mengukur temperatur mata pisau pada proses gurdi digunakan termokopel ditanam pada benda kerja. Penelitian ini menggunakan variasi pada kecepatan putaran spindel (443, 635 dan 970rpm), gerak makan (0,10mm/r, 0,18mm/r, 0,24mm/r) dan tanpa cairan pendingin.

Dari hasil penelitian temperatur pemotongan yang paling tinggi diperoleh sebesar 218,557oC pada kondisi pemotongan (V : 970rpm, f : 0,24mm/r), sedangkan temperatur yang terendah sebesar 131,071oC pada kondisi pemotongan (V : 443rpm, f : 0,10mm/r). Kecepatan putaran spindel dan kecepatan makan mempengaruhi temperatur pemotongan khususnya pada mata pisau seiring peningkatan kecepatan puataran spindel dan kecepatan makan. Berdasarkan warna geram peningkatan kecepatan mengakibatkan perubahan warna material benda kerja dari warna asli menjadi coklat atau biru. Hal ini mengindikasikan adanya kenaikan temperatur.

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah industri yang harus dapat berkembang dan bersaing secara global. Pada dasarnya seluruh elemen dalam sebuah industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri manufaktur yang mengharapkan produk hasil yang mengutamakan kualitas, kuantitas serta pencapaian target produksi dan biaya produksi yang ekonomis.

Sebuah industri manufaktur tidak lepas dari adanya proses pemesinan yang menjadi inti dari sebuah proses produksi. Keutamaan proses permesinan adalah hasil prosesnya (produk) mempunyai dimensi dan kehalusan permukaan yang lebih akurat/presisi dibandingkan dengan proses produksi yang lain seperti proses produksi pembentukan dan lain-lain. Disamping itu, sekitar 70 % dari total proses produksi industri menggunakan proses permesinan.

(3)
[image:3.595.124.477.80.248.2]

2

Gambar 1. Proses Gurdi

Dalam dunia industri khususnya dibidang manufaktur ketelitian dalam pembuatan lubang oleh proses permesinan gurdi pada sebuah material sangat dibutuhkan. Pada proses ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hasil akhir dari proses pemotongan benda kerja. Temperatur pemotongan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan selama proses permesinan karena temperatur penggurdian berpengaruh terhadap tingkat ketelitian geometri benda kerja dan selanjutnya keekonomian proses permesinan. Temperatur pemotongan yang tinggi yang dihasilkan selama proses permesinan dapat menyebabkan kerusakan permukaan benda kerja [Kalpakjian, 2001] dan mempercepat keausan pahat karena proses difusi [Trent, 2000 ; Kalpakjian 2001 ; Ren, 2000] yang memicu penurunan umur pahat secara drastis. Ketika keausan pahat meningkat, gaya pemotongan, getaran dan temperatur pemotongan akan meningkat, oleh karena itu, keausan pahat itu menyebabkan kerusakan integritas permukaan benda kerja dan rendahnya akurasi dimensi benda kerja.

Hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh variabel pemotongan terhadap temperatur pemotongan khususnya selama proses gurdi pada material AISI 1045. Tujuannya jelas bahwa karena

pahat

(4)

dengan menguasai pengetahuan tersebut proses permesinan gurdi dapat direncanakan dengan baik.

Beberapa peneliti tentang temperatur pemotongan gurdi selama proses permesinan telah dilakukan baik secara eksperimen maupun teoritis [Ueda et al. 2007] melakukan penelitian tentang pengukuran temperatur pada mata pisau (cutting edge) pahat dengan metode two-color pyrometer. Dalam penelitiannya, Ueda

menginvestigasikan pengaruh variabel pemotongan yaitu kecepatan potong dan feeding dalam kondisi pemotongan oil-mist. Ozcelik et al. (2005) juga melakukan

penelitian temperatur pemotongan pada daerah geram pahat. Pada penelitiannya, Ozcelik mengukur temperatur pemotongan dengan menggunakan metode termokopel yang ditanam kedalam lubang pendingin pahat drill. Pada penelitian yang lain, pengukuran temperatur pemotongan gurdi bisa juga dengan metode scanning electron microscope [Mills, 1981] dan termokopel sensitive paint [Koch,

1971]. Secara teoritis, temperatur pemotongan gurdi bisa dihitung dengan metode elemen hingga [Bone, 2002].

Dalam studi ini temperatur pemotongan pada daerah kontak antara mata pisau (cutting edge) pahat gurdi dan benda kerja diukur menggunakan termokopel yang ditanam pada benda kerja.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(5)

4

2. Menganalisa pengaruh parameter pemotongan yaitu kecepatan potong dan gerak makan terhadap temperatur pemotongan tanpa cairan pendingin utamanya pada daerah deformasi geser selama proses permesinan gurdi.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Benda kerja menggunakan baja karbon AISI 1045.

2. Termokopel yang digunakan pada penelitian adalah termokopel tipe K. 3. Mata bor yang digunakan menggunakan material jenis HSS.

4. Temperatur yang diukur adalah pada daerah kontak antara cutting edge dengan permukaan benda kerja yang dipotong.

5. Proses pemotongan dilakukan tanpa cairan pendingin.

D. Manfaat Penelitian

(6)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang dijadikan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian ini.

III. METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan metode tentang langkah-langkah, alat dan bahan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam penelitian ini.

IV. HASIL DAN ANALISA

Pada bab ini menguraikan hasil dan membahas yang diperoleh dari penelitian ini.

V. SIMPULAN DAN SARAN

(7)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh parameter pemotongan gurdi terhadap temperatur mata pisau (cutting edge) pahat maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Temperatur pemotongan yang paling tinggi yaitu sebesar 218,557°C pada kondisi pemotongan 970 rpm dan kecepatan makan 0,24 mm/rev, sedangkan temperatur yang paling rendah didapatkan yaitu sebesar 131,071oC pada kondisi pemotongan 443 rpm dan kecepatan makan 0,10 mm/rev.

2. Kecepatan potong (kecepatan putaran spindel) mempengaruhi temperatur pemotongan khususnya pada mata pisau (cutting edge) pahat dimana temperatur pemotongan meningkat seiring peningkatan kecepatan potong. Hal ini diakibatkan oleh peningkatan daya geser sehingga energi panas yang dihasilkan selama proses pemotongan gurdi meningkat.

(8)

semakin cepatnya kecepatan makan maka luas geser yang dihasilkan semakin besar sehingga temperatur yang dihasilkan meningkat.

4. Berdasarkan Investigasi warna geram, peningkatan kecepatan putaran spindel menghasilkan perubahan warna asli material menjadi coklat dan biru. Ini mengindikasikan terjadi peningkatan temperatur terhadap kenaikan kecepatan potong.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh kedalaman potong terhadap temperatur pemotongan.

Gambar

Gambar 1. Proses Gurdi

Referensi

Dokumen terkait

Otomasi selalu berkaitan dengan sistem kendali dankontrol dan semakin beragamnya sarana industri yang membutuhkan otomatisasi, oleh karena itu dalam penyusunan Jurnal

Seorang guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor harus melakukan tindakan untuk menjalankan tugasnya sebagai konselor, tindakan yang dilakukan di sekolah dasar yaitu

Interpretasi hasil pengamatan tanah memiliki dua sasa- ran utama, yaitu untuk mengevaluasi perilaku konsoli- dasi dan untuk menilai stabilitas tanah. Dalam men- capai dua

dan pH 9 muatan membran lebih negatif sehingga EDL terbentuk lebih pada kondisi tersebut. EDL ini akan menyebabkan fouling yang lebih besar pada tekanan yang

Namun berdasarkan wawancara dengan guru kelas XI SMA 1 Tengaran pada hari selasa tanggal 26 Juli 2016 jam 09.00 pagi mengenai prokrastinasi akademik, berdasarkan dari informasi yang

Pembiayaan modal ( capital expenditure ) akan mendorong penciptaan utang ( debt creation ), dan sesuai pendapat dari Jensen (1986) bahwa efek dari penggunaan utang adalah

Selanjuntya akan diberikan teorema yang menunjukkan syarat yang harus dipenuhi sebuah fungsi yang terintegral Lebesgue agar terintegral Riemann yaitu fungsi tersebut harus

Jumlah monosit, eosinofil dan basofil yang rendah merupakan normal pada mamalia (Harvey, 2012). Leukosit digolongkan menjadi dua kelompok, yakni: 1) granulosit: leukosit