• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENGAMBILALIHAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI LAMPUNG PASCA PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PENGAMBILALIHAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI LAMPUNG PASCA PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PENGAMBILALIHAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI LAMPUNG PASCA

PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945

Oleh :

BENETTA OKTA VIOLETTA

Pada tanggal 24 Agustus 1945, Disampaikan secara resmi berita mengenai Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Mr. Abbas di hotel Juliana Tanjung Karang, dengan demikian maka diadakanlah usaha Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang yang pada saat itu masih mengusai wilayah Keresidenan Lampung. Semangat juang yang tinggi dikalangan rakyat Lampung guna Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia tercermin dari upaya menghimpun kekuatan-kekuatan dengan membentuk Laskar-Laskar Perjuangan seperti : API(Angkatan Pemuda Indonesia), PKR (Penjaga Keamanan Rakyat), Barisan Pelopor dan PKR Laut . Laskar-Laskar tersebut melakukan Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang secara terorganisir meliputi : Perundingan, Penyerbuan dan Pelucutan Senjata. Adapun Hal tersebut bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

(2)

Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan, minyak bumi, serta tenaga manusia guna keperluan bantuan perang sewaktu-waktu Jepang memerlukan. (Proyek penelitian dan pencatatan kebudayaan daerah ,pusat penelitian sejarah dan budaya depdikbud. 1977/1978 :131)

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

daerah Lampung tak mengalami banyak kesulitan karena sebagian besar tentara

Belanda telah mengungsi ke Bintuhan yang terletak di Bengkulu selatan atau naik

kapal laut melalui pelabuhan Panjang untuk meninggalkan Lampung.

Jepang memasuki daerah Lampung dari arah Palembang, pertahanan Belanda dihancurkan oleh angkatan udara maupun angkatan darat , dan setelah pertahanan terakhir Belanda di Tulung Buyut dihancurkan oleh Jepang, maka sejak saat itu seluruh Lampung jatuh dan diambilalih oleh Jepang dari tangan Belanda. (Proyek penelitian dan pencatatan kebudayaan daerah, pusat penelitian sejarah dan budaya depdikbud. 1977/1978 :132)

Berhasilnya Pemerintahan Militer Jepang menduduki daerah Lampung maka

dimulailah masa dimana rakyat Lampung benar-benar mengalami penderitaan.

Hal ini terus terjadi hingga Menyerahnya kaisar Hiroto yang merupakan suatu

simbol menyerahnya Jepang terhadap Sekutu pasca bom atom di Hiroshima dan

Nagasaki pada tanggal 14 Agustus 1945. Hal ini menyebabkan kekosongan

kekuasaan dan mendorong para pemuda Indonesia untuk mengadakan

perundingan pada tanggal 16 Agustus 1945 yang bertempat di Pegangsaan Timur

(3)

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945

menandakan bahwa bangsa Indonesia telah berada dalam suasana bebas dan

merdeka. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea pertama

yang berbunyi “ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa

dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak

sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Maka Kemerdekaan Republik

Indonesia akan terus dipertahankan sekuat tenaga begitupun di daerah Lampung.

Masalah pertahanan merupakan masalah pertama yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia, yaitu mempertahankan kemerdekaan yang baru ditegakkan terhadap

pihak- pihak yang hendak mengembalikan Indonesia ke status jajahan yang

meliputi banyak unsur, mulai dari unsur pasukan angkatan perang Sekutu yang

mendarat di Indonesia untuk melucuti Pemerintahan militer Jepang, unsur

Belanda beserta NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dan

Pemerintahan Militer Jepang yang belum bisa menerima instruksi dari tentara

Sekutu agar sebagai pihak yang kalah perang sepenuhnya tunduk kepada

ketentuan yang telah ditetapkan oleh Sekutu.

Jepang seolah menutup-nutupi kekalahannya terhadap Sekutu dan ingin terus

mengusai tanah air Indonesia. Hal ini dapat di buktikan dengan usaha Jepang

mempersulit komunikasi yaitu dengan penyegelan radio-radio dan Pemerintahan

Militer Jepang masih berkuasa di Indonesia. Demikian juga di daerah Lampung,

radio-radio disegel oleh pihak Jepang sehingga berita Proklamasi Kemerdekaan

(4)

“Menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia belum secara merata dikalangan rakyat ramai, karena selain pada waktu itu Jepang masih berkuasa, juga komunikasi dipersulit oleh Jepang”. Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung baru secara resmi diumumkan oleh Mr.Abbas pada tanggal 24 Agustus 1945 dalam pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat daerah Lampung di hotel Juliana Tanjung Karang. maka daerah Lampung khususnya yakin akan Kemerdekaan Repubik Indonesia (Anhar gonggong.1993 : 16).

24 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia secara resmi

dikumandangkan di Lampung oleh Mr.Abbas di hotel Juliana Tanjung Karang,

pada hari yang sama diadakan rapat raksasa di lapangan Enggal untuk

mengumumkan Kemerdekaan Republik Indonesia kepada khalayak ramai. Maka

rakyat Indonesia khususnya rakyat Lampung menyambut Kemerdekaan Republik

Indonesia dengan khidmad dan penuh semangat juang yang tinggi.

Semangat juang yang tinggi tersebut tercermin pada keinginan rakyat Lampung

untuk mengusai kembali segala unsur sarana prasarana umum baik yang

menyangkut pemerintahan yang selama ini dikuasai oleh Pemerintahan

Pendudukan Militer Jepang. Berdasarkan hal di atas maka dilakukanlah usaha

Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang di

Lampung yang dilakukan dengan beberapa tahapan/proses. Tahapan-Tahapan

tersebut terdiri dari upaya rakyat Lampung menghimpun kekuatan dengan

membentuk Laskar-Laskar Perjuangan untuk melakukan upaya Pengambilalihan

Kekuasaan dengan cara Damai, Penyerbuan dan aksi Pecutan Senjata.

(5)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap bapak Hendra

Cahyo W seorang Kapten INF Korem 043 Gatam, beliau mengatakan bahwa “

Dalam ilmu kemiliteran, kegiatan Pengambilalihan Kekuasaan terbagi dalam

beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut berdasarkan atas komando atau instruksi

dari pimpinan. Yang pertama adalah persiapan ( personil, senjata dan

Kelengkapan alat bantu perang), kedua pelaksanaan dari Pengambilalihan

Kekuasaan berupa Penyerangan atau Penyerbuan dan kegiatan yang terakhir

adalah Pelucutan Senjata. Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut tentunya telah

terorganisir dengan baik”.

Merunjuk dari wacana diatas maka penulis mengartikan bahwa dalam suatu

kegiatan Pengambilalihan Kekuasaan tentunya memiliki strategi dan kegiatan

yang terorganisir dalam proses kegiatannya. Dimulai dari persiapan, pelaksanaan

hingga hasil akhir dari suatu kegiatan penyerangan. Demikian pula yang terjadi di

Lampung pada tahun 1945 dimana rakyat Lampung membuat strategi

Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang dengan

membentuk satuan-satuan Laskar teroganisir dengan bagian-bagian tugasnya

dalam melakukan upaya Pengambilalihan Kekuasaan baik itu dengan upaya damai

(6)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalahnya adalah :

1. Persiapan Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer

Jepang Di Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

Tanggal 17 Agustus 1945.

2. Pelaksanaan Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer

Jepang Di Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

Tanggal 17 Agustus 1945.

3. Hasil Dari Upaya Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan

Militer Jepang Di Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945.

C. Pembatasan Masalah

Karena ketiga identifikasi masalah dianggap perlu untuk dikaji lebih dalam maka

penulis mengambil seluruh identifikasi masalah untuk dijadikan pokok bahasan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalah

(7)

1. Bagaimanakah Persiapan Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan

Pendudukan Militer Jepang Di Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945.

2. Bagaimanakah Pelaksanaan Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan

Pendudukan Militer Jepang Di Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945.

3. Apasajakah Hasil Dari Upaya Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan

Pendudukan Militer Jepang Di Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian ini Adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakanakah persiapan pengambilalihan

kekuasaan pemerintahan pendudukan militer Jepang Di Lampung pasca

proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan pengambilalihan kekuasaan

pemerintahan pendudukan Militer Jepang Di Lampung pasca proklamasi

kemerdekaan Republik Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945.

3. Untuk mengetahui apasajakah hasil dari upaya pengambilalihan kekuasaan

pemerintahan pendudukan militer Jepang Di Lampung pasca proklamasi

(8)

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai sejarah perjuangan

kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Lampung.

2. Menambah dan membuka wawasan pengetahuan yang luas dalam

mencermati tentang peranan serta tindakan yang dilakukan oleh Laskar

dalam merebut dan menguasai kembali segala unsur – unsur sarana dan

prasarana umum maupun yang bersifat pemerintahan di Lampung.

G. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup ilmu :

Ruang lingkup ilmu dalam Penelitian ini adalah Perjuangan mempertahankan

kemerdekaan Di Lampung.

Ruang Lingkup Objek :

Objek penelitian ini adalah Proses Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan

Pendudukan Militer Jepang Di Lampung.

Ruang Lingkup Subjek :

Yang menjadi ruang lingkup subjek pada penelitian ini adalah Peran Laskar Di

(9)

Ruang Lingkup Waktu :

Waktu penelitian ini berlangsung tahun 2011.

Ruang Lingkup Lokasi atau Tempat Penelitian :

Tempat atau lokasi penelitian dilakukan di Perpustakaan Unila dan Perpustakaan

(10)

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

runtutan peristiwa yang didalamnya terdapat bagian- bagian tertentu yang saling

berhubungan dalam suatu perubahan.

Pengambilalihan Kekuasaan adalah perebutan kekuasaan (Pemerintah) secara

paksa. Fuad Hasan (1988 :27) mendefinisikan Pengambilalihan Kekuasaan berasal

dari kata ambil alih yang berarti menggantikan suatu kepemimpinan. Sedangkan

Peter Salim mengartikan Pengambilalihan Kekuasaan adalah Proses perubahan

sesuatu yang menjadi lain dari semula (Dalam Kepemimpinan). Dari kedua

pendapat diatas maka Pengambilalihan Kekuasaan dapat diartikan sebagai

Proses/usaha menggantikan suatu kepemimpinan.

Dari beberapa pendapat diatas maka yang dimaksud Proses Pengambilalihan

Kekuasaan adalah tahapan-tahapan peristiwa yang dilakukan dalam upaya merebut

dan menggantikan kekuasaan suatu pemerintahan atau golongan yang berkuasa.

Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang terjadi di

Lampung pasca diproklamirkannya berita kemerdekaan bangsa Indonesia di

Lampung oleh Mr.Abbas yang dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 1945

bertempat di hotel Juliana Tanjung Karang. Adapun usaha pertama yang dilakukan

oleh militer di Lampung pada saat itu adalah dengan membentuk Laskar seperti :

pembentukan API (Angkatan Pemuda Indonesia), Pembentukan Penjaga Keamanan

Rakyat, Pembentukan Barisan Pelopor dan Pembentukan TKR-Laut. Maka dengan

(11)

dilakukan untuk dapat melakukan Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan

Pendudukan yang selama ini dikuasai oleh Militer Jepang.

D. Konsep Laskar

Laskar bermakna satuan bersenjata di luar tentara reguler, yang secara umum

berafiliasi pada kepentingan politik tertentu. Anton M Moeliono (1988:501)

mendefinisikan Laskar berarti Tentara, Kelompok, Serdadu. Sedangkan Prof. Dr.

Suhartono W Pranoto mengartikan Laskar sebagai “Pemuda yang memiliki

kekuatan fisik dan diorganisasikan secara rapi dan sangat efektif, baru muncul

pada masa Pendudukan Militer Jepang”. Dari pengertian di atas maka yang

dimaksud dengan Laskar adalah kelompok bersenjata yang merupakan satuan

semangat juang untuk melawan golongan tertentu.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan penulis terhadap bapak Anhar

Gonggong pada tanggal 8 juni 2011 bertempat di Museum Kebangkitan Nasional

(Stovia), beliau menyebutkan “ Apapun latar belakang, apapun namanya, entah

itu eks Giyugun, Heiho, Peta dsb mereka adalah Laskar-Laskar yang Teroganisir

Heroik yang nantinya menjadi Cikal Bakal Tentara yang sebenarnya”.

E. Konsep Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang

Pemerintahan adalah sistem menjalankan wewenang dalam kekuasaan mengatur

(12)

Alwi,2002:723). Adapun yang dimaksud Pemerintah dalam penelitian ini adalah

Pemerintahan Militer. Pemerintahan Militer adalah pemerintahan yang dikuasai

oleh golongan militer atau pemerintah yang mengatur negara secara militer. Sifat

Pemerintah Militer adalah keras dan disiplin. Sedangkan pendapat lain mengatakan

bahwa Pemerintahan Militer adalah pelaksanaan yurisdiksi militer di suatu daerah

atau daerah pendudukan baik secara langsung oleh orang-orang militer maupun

secara tidak langsung oleh orang-orang sipil yang diangkat oleh pemegang

kekuasaan (Depdibud,1991 : 2247)

Upaya mengontrol dan mengelola daerah pendudukan agar tujuan pendudukan

dapat tercapai maka dibentuk Pemerintahan Militer yaitu suatu bentuk

pemerintahan yang dipimpin oleh seorang tentara. Pemerintahan Militer di

Lampung dipimpin oleh kolonel Kurita sebagai kepala pemerintahan/keresidenan.

“Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu :1) Pemerinahan mIliter Angkatan Darat (Tentara Kedua Puluh Lima) untuk wilayah Sumatera dengan pusatnya di Bukit Tinggi. 2) Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Keenambelas) untuk Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta. 3) Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Armada Selatan Kedua) untuk daerah yang meliputi Sulawesi, Kalimantan dan Maluku dengan pusatnya di Makasar”.(Marwati Djoned Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993:5)

Pemerintahan Militer Jepang di Lampung menguasai segala aspek pemerintahan

serta sarana dan prasarana umum sehingga memiliki kewenangan penuh dalam

menentukan segala bentuk kebijakan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

(13)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pemerintahan Militer adalah kelompok atau lembaga

yang menyelenggarakan kekuasaan. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah

Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang yang menguasai daerah Lampung pada

masa pendudukan setelah peperangan dangan pemerintah Kolonial Belanda sebagai

penguasa Lampung sebelumnya.

Pendudukan adalah dalam hukum perang, penempatan satuan angkatan perang, di

suatu tempat atau daerah yang direbut untuk keperluan pertahanan, atau untuk

menjaga tata tertib dan keamanan di masa perang. Biasanya pemerintah beralih ke

tangan panglima- panglima tentara musuh. Hak- hak kekuasaan tentara serta

pemerintah pendudukan diatur dalam peraturan- peraturan perang darat.

(Depdikbud, 1991:26-29). sedangkan W.J.S. Poerwadarminta (1984:731)

mendefinisikan Pendudukan merupakan perbuatan yang menyangkut hal dan

sebagainya menduduki suatu daerah dengan menggunakan tentara.

Jadi yang dimaksud dengan Pendudukan adalah penguasaan suatu wilayah secara

paksa untuk keperluan pertahanan yang dilakukan oleh militer pada masa perang.

dalam hal ini wilayah yang dimaksud adalah wilayah Lampung

“Militer adalah suatu kelompok atau organisasi yang diorganisir dengan disiplin

untuk melakukan pertempuran pada medan peperangan yang dibedakan dari

orang-orang sipil” (Yahya A Muhaimin,1982:1). Sedangkan Amos Perlmutter (2000 :2)

mendefinisikan Militer adalah sebuah organisasi yang paling sering melayani

(14)

usaha-usaha organisasi itu. Militer adalah suatu profesi sukarela arena setiap individu

bebas memilih suatu pekerjaan didalamnya, namun ia juga bersifat memaksa karena

para anggotanya tidak bebas untuk membentuk suatu perkumpulan sukarela

melainkan terbatas kepada situasi hirarki birokrasi. Dari kedua konsep yang

dipaparkan oleh para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa Militer merupakan

sebuah institusi dan komponen yang melayani kepentingan umum, dan dalam hal

ini mereka bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara.

Abdoel Fattah (2005 : 41) menyatakan bahwa peranan militer adalah sebagai alat

negara yang menjaga keutuhan dan kedaulatan negara untuk mensejahterakan

kehidupan bangsa. Hal ini berarti bahwa militer memiliki peranan sebagai

pertahanan keamanan yang menjaga kedaulatan dan keutuhan negara dari ancaman

serta gangguan dari bangsa dan negara lain, termasuk adanya pergolakan dan

pemberontakan.

Jadi dimaksud dengan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang dalam penelitian

ini adalah usaha penguasaan suatu wilayah secara paksa dan disiplin yang

dilakukan oleh militer Jepang pada masa pendudukannya di wilayah Lampung.

F. Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi adalah pemberitahuan resmi kepada rakyat/permakluman (W.J.S

Poerwadarminta 1982 :521). Proklamasi adalah kata perjuangan yang universal,

(15)

kemerdekaan bangsa dari tangan penjajah. Khalid Rasyidi (1979:30) menyatakan

bahwa “Proklamasi 17 Agustus 1945 tidaklah datang dengan sendirinya.

Proklamasi Kemerdekaan kemunculannya bukan merupakan suatu spontanitas juga

bukan suatu monumen historik yang dalam meraihnya dapat terjadi secara implisit

tidak melalui gelombang proses sebelumnya”, sedangkan C.S.T kansil (1985:44)

mendefinisikan Proklamasi adalah pernyataan kemerdekaan Republik Indonesia

pada tanggal 17 Agustus 1945 pada hakekatnya adalah jembatan emas

kemerdekaan.

Adapun arti daripada proklamasi itu dalam garis besarnya ialah :

a. Saat pencetusan revolusi rakyat Indonesia yang terus bergejolak. b. Lahirnya negara kesatuan Republik Indonesia.

c. Dasar dan dorongan revolusi yang membawa kebenaran atas dan tujuan.

d. Puncak perjuangan rakyat yang menyatakan kematangan pemikiran,

Pengorganisasian setelah berjuang berpuluh-puluh tahun sebelum 17 Agustus 1945.

e. Titik tolak daripada pelaksanaan amanat rakyat. (C.S.T Kansil 1984 : 45-46)

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia barulah dapat dilaksanakan setelah pemuda

membawa calon-calon pertama presiden dan wakil presiden Republik Indonesia ke

daerah pengasingan ( B.M Diah.1987:52). Setelah melalui proses yang panjang

dengan puncak kegiatan sebelum Proklamasi yaitu peristiwa Rengas Dengklok

maka para tokoh pergerakan nasional kemudian berkumpul di kediaman

Laksamana Muda Tadashi Maeda. Di kediaman perwira militer Jepang inilah suatu

peristiwa sejarah terjadi, yaitu perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Teks proklamasi itu dirumuskan tiga orang pemimpin golongan tua yaitu

Ir.Soekarno, Drs. Moh Hatta dan Mr.Ahmad Subardjo yang disaksikan beberapa

(16)

Jepang. Setelah naskah teks proklamasi disusun , maka timbullah perdebatan

tentang siapa yang menandatangani naskah proklamasi tersebut, maka Sukarni

bersama pemuda-pemuda lainnya dapat meyakinkan peserta rapat bahwa

penandatanganan proklamasi ialah cukup Ir.Soekarno dan Drs.Moh Hatta sebagai

wakil bangsa Indonesia. Dari usul Sukarni tersebut tampak jelas bahwa peranan

golongan muda memang cukup signifikan dalam proses menuju proklamasi

kemerdekaan. Tepat pada hari jum’at 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib, proklamasi

kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir.Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56

Jakarta dan disambut dengan rasa haru oleh seluruh rakyat Indonesia. Berita akan

Proklamasi Kemerdekaan Indonsia kemudian disebarluaskan keseluruh nusantara

dan penjuru dunia oleh para pemuda melalui radio, surat kabar, famflet, dan lain

sebagainya. Peristiwa Proklamasi tersebut berlangsung kurang lebih hanya satu jam

dengan suasana penuh rasa khidmat sekalipun sangat sederhana namun peristiwa

tersebut telah membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa

Indonesia.

Kemerdekaan adalah kebebasan, dimana sebuah negara meraih hak kendali penuh

atas seluruh wilayah bagian negaranya. Maka dapat disimpulkan bahwa Proklamasi

Kemerdekaan adalah simbol atau pernyataan yang menandakan suatu negara telah

memasuki suasana yang bebas dan merdeka tanpa jajahan dari negara lain dalam

(17)

G. Kerangka pikir

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945

merupakan simbol yang menandakan bahwa bangsa Indonesia telah berada dalam

suasana yang bebas dan merdeka. Demikian pula yang terjadi di daerah Lampung,

berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia baru secara resmi diumumkan

oleh Mr.Abbas pada tanggal 24 Agustus di hotel Juliana Tanjung Karang, namun

Jepang tidak dengan mudah meninggalkan wilayah pendudukan pemerintahannya.

Hal ini dapat di buktikan dengan usaha Jepang mempersulit komunikasi yaitu

dengan penyegelan radio-radio dan Pemerintahan Militer Jepang masih berkuasa

di daerah Lampung.

Berdasarkan hal di atas maka dilakukanlah Pengambilalihan Kekuasaan

Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang di Lampung yang dilakukan dengan

beberapa tahapan . pertama, tahap persiapan yang meliputi pembentukan

Laskar-Laskar perjuangan seperti : API (Angkatan Pemuda Indonesia), PKR (Penjaga

Keamanan Rakyat), Barisan Pelopor dan TKR- Laut . kedua, tahap pelaksanaan

Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang yang

meliputi Perundingan, Penyerbuan dan Pelucutan Senjata. Ketiga adalah hasil-hasil

yang didapatkan dalam upaya pengambilalihan kekuasaan meliputi segala

prasarana umum maupun yang menyangkut pemerintahan yang pada saat itu

dikuasai oleh Pemerintahan Militer Jepang. Adapun Hal tersebut bertujuan untuk

mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan

(18)

H. Paradigma

Keterangan :

a. garis Pengaruh

b. garis Akibat

c. garis Tujuan

Proses Pengambilalihan Kekuasaan Pendudukan Militer Jepang di Lampung

A.Persiapan

1. Pembentukan Angkatan Pemuda Indonesia (API) 2. Pembentukan Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) 3. Pembentukan Barisan Pelopor

4. Pembentukan PKR Laut B. Pelaksanaan

1. Perundingan 2. Penyerbuan

3. Pelucutan Senjata C. Hasil

Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia

(19)

A. Metode yang digunakan

Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data

yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

lampau.

Adapun maksud dari metode Historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan, baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu ,terlepas dari keadaan masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa sekarang dalam hubungannya dengan kejadian atau keadaan masa lalu, untuk kemudian hasilnya juga dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang. (Hadari Nawawi, 1993 : 78-79)

Dalam hal ini metode Penelitian Historis sangat tergantung pada data-data masa

lalu. Pendapat lain menyatakan bahwa :

Metode penelitian historis adalah sekumpulan prinsip-prinsip aturan yang sistematis yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan bagi sejarah, menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu sintesa daripada hasil-hasilnya (biasanya dalam bentuk tertulis).(Nugroho Notosusanto, 1984 : 11)

Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penelitian

Historis adalah cara yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan

mengumpulkan data yang sistematis dan evaluasi yang objektif dari data yang

berhubungan dengan kejadian masa lampau untuk memahami kejadian atau suatu

(20)

Metode Historis lebih memusatkan pada masa lalu yang berupa

peninggalan-peninggalan, dokumen-dokumen, arsip-arsip, dan tempat-tempat yang dianggap

keramat. Data tersebut tidak hanya sekedar diungkapkan dari sudut kepentingan

sejarahnya, namun untuk memahami berbagai aspek kehidupan masa lalu seperti

adat istiadat, kebudayaan, hukum, pemerintah, pendidikan dan lain-lain. Masalah

yang diselidiki oleh peneliti pada dasarnya terbatas pada data yang sudah ada.

Tujuan Penelitian Historis adalah membuat rekontruksi masa lampau

secara objektif dan sistematis dengan cara mengumpulkan,

Memverifikasikan, Mengintegrasikan bukti-bukti untuk memperoleh hasil serta penafsiran yang baik. Dalam penelitian Historis, Validitas dan Reabilitas hasil yang dicapai sangat ditentukan oleh sifat data yang ditentukan pula oleh sumber datanya. Sifat data Historis diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu data Primer dan data Sekunder, adapun data Primer adalah data autentik atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan. Secara sederhana data ini disebut juga data asli. Sedangkan data Sukunder, adalah data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan selanjutnya, dengan demikian data ini ini disebut juga data tidak asli”.(Budi Koesworo dan Basrowi, 2006 : 122)

Pengertian yang disampaikan dalam kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan

bahwa dalam setiap penelitian, harus dilihat sifat- sifat penelitian yang dipakai.

Maka dengan demikian sifat Penelitian Historis adalah sifat data yang ditentukan

oleh sumber yang diperoleh seperti data Primer dan data Sekunder. Data-data ini

dikumpulkan lalu di klasifikasikan, tidak hanya itu saja dalam setiap penelitian

(21)

Langkah-langkah penelitian historis menurut Nugroho Notosusanto, 1984 : 11)

adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil penelitian.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian Historis tersebut, maka langkah-langkah

kegiatan penelitian adalah :

Heuristik adalah proses mencari untuk menemukan sumber- sumber sejarah. Proses

yang dilakukan penulis dalam heuristik adalah mencari sumber-sumber sejarah

berupa buku, arsip dan dokumen di perpustakaan daerah Lampung dan

perpustakaan Unila sesuai dengan tema penulisan.

Kritik adalah menyelidiki apakah jejak-jejak sejarah itu asli atau palsu dan apakah

dapat digunakan atau sesuai dengan tema penelitian. Proses ini dilakukan penulis

dengan memilah-milah dan menyesuaikan data yang penulis dapatkan dari heuristik

dengan tema yang akan penulis kaji, dan arsip atau data yang diperoleh penulis

telah diketahui keasliannya.

Interpretasi pada bagian ini setelah mendapat fakta-fakta yang diperlukan maka kita

merangkaikan fakta-fakta itu menjadi keseluruhan yang masuk akal. Dalam hal ini

penulis berupaya untuk mengananilisis data dan fakta yang telah diperoleh dan

dipilah yang sesuai dengan kajian penulis.

Historiografi adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil penelitian.

Dalam hal ini penulis membuat laporan hasil penelitian berupa penulisan skripsi

(22)

skripsi disusun berdasarkan metode penulisan karya ilmiah yang berlaku di

Universitas Lampung.

B. Variabel penelitian

Dalam suatu penelitian variabel merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan

begitu saja karena dengan variabel kita lebih dapat memfokuskan apa yang

menjadi objek penelitian kita sehingga akan lebih mempermudah cara kerja.

Menurut Mohammad Nazir (1984 : 149) “Variabel dalam arti sederhana adalah

suatu konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai”, sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto (1989 : 91) mendefinisikan Variabel sebagai suatu objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

Variabel Penelitian adalah sebuah objek yang mempunyai nilai dan menjadi pusat

perhatian dalam sebuah penelitian. Berdasarkan pengertian variabel di atas, maka

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal dengan

fokus penelitian pada Proses Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan

Pendudukan Militer Jepang Di Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan

(23)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan.

pengumpulan data selalu memiliki hubungan dengan dengan masalah yang

hendak dipecahkan atau diteliti dan hasil-hasil pengumpulan data menjawab

pertanyaan dari suatu masalah penelitian.

Tekhnik pengumpulan data adalah suatu prosedur data yang diperlukan

(Muhammad Nazir.1993:211). Oleh sebab itu diharapkan dengan adanya

penggunaan teknik-teknik tertentu yang sistematis dan standar akan dapat

diperoleh data-data yang akan dapat menjawab dari apa yang menjadi

permasalahan dari penelitian yang direncanakan.

Teknik Kepustakaan

“Teknik kepustakaan adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara

lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah

penting dalam kegiatan ilmiah (Joko Subagyo 1997:109)”, sedangkan

Kontjaraningrat (1983:133) menyatakan bahwa “Teknik kepustakaan merupakan

cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi

yang terdapat diruang perpustakaan, misalnya dalam bentuk koran, naskah,

catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen dan sebagainya yang relevan dengan

(24)

Sementara itu teknik kepustakaan juga dapat diartikan sebagai “studi penelitian

yang dilaksanakan dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh

diperpustakaan yaitu melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.(Hadari Nawawi 1993:133).

Jadi teknik kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan

metode pengumpulan data pustaka, membaca, mempelajari dan menelaah buku-

buku untuk memperoleh data-data dan informasi berupa teori- teori atau argumen-

argumen yang dikemukakan para ahli yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

Manfaat dari penggunaaan teknik kepustakaan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah topik penelitian kita telah diteliti oleh orang lain

sebelumnya, sehingga penelitian kita bukan hasil duplikasi.

2. Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain yang ada kaitannya dengan

penelitian kita, sehingga kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan

referensi tambahan.

3. Untuk memperoleh data yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis

tentang masalah dalam penelitian kita.

4. Untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah

(25)

Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, notulen, lengger, agenda dan

sebagainya (Suharsimi Arikuto.1989:188). Sedangkan menurut Hadari Nawawi

dokumentasi adalah cara atau pengumpulan data melalui peninggalan tertulis,

terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku-buku lain dan berhubungan

dengan masalah penelitian (Hadari Nawawi.1991:133)

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka teknik dokumentasi dapat

dipergunakan untuk mendapatkan data dan informasi secara tertulis, terutama

berupa arsip-arsip dan termasuk buku-buku lain yang berhubungan dengan

masalah yang akan diteliti.

Dokumentasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan

data dengan cara penelusuran literatur atau dokumen yang berkaitan dengan

sejarah daearah Lampung di perpustakaan Universitas Lampung maupun

perpustakaan daerah Lampung.

Teknik Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data, merupakan cara yang

(26)

atau pendirian secara lisan dari seseorang responden dengan cara bercakap-cakap

berhadapan muka dengan orang tersebut (Koentjaraningrat, 1983:81)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara

dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat atau interview guide

(Panduan wawancara) (Moh.Nazir,1985:234)

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tetapi

dengan pertanyaan yang semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman

informasi. Dalam hal ini peneliti dapat bertanya kepada responden tentang

Laskar-Laskar Perjuangan pada Zaman Jepang di Lampung.

D. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh maka langkah peneliti selanjutnya adalah

mengolah dan mengananlisis data untuk diinterpresentasikan dalam menjawab

permasalahan penelitian yang telah diajukan. Dengan demikian teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Hal

(27)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam Teknik analisis data kualitatif

menurut Muhammad Ali (1985 : 151) yaitu:

1. Penyusunan data

Penyusunan data ini merupakan usaha dari peneliti dalam memilih data yang

sesuai dengan data yang akan diteliti dari data yang diperoleh.

2. Klasifikasi Data

Merupakan usaha dari peneliti untuk menggolongkan data berdasarkan

jenisnya.

3. Pengolahan Data

Setelah data digolong-golongkan berdasarkan jenisnya kemudian peneliti

mengolahnya kedalam suasana kalimat secara kronologis sehingga mudah

dipahami.

4. Penyimpulan

Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka langkah terakhir dari

penelitian ini adalah menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga akan

(28)

A. SARAN

Pendudukan Militer Jepang di Indonesia sejak bulan Maret 1942 hingga Agustus

1945 merupakan suatu pengalaman yang berat dan pahit bagi Rakyat Indonesia

khususnya Rakyat Lampung. Perampasan hak, penyiksaan, penggemblengan yang

dilakukan oleh Militer Jepang menyulut semangat juang rakyat Lampung untuk

bebas dan merdeka. Oleh sebab itu penulis memberikan saran-saran antara lain :

1. Sebagai Generasi Penerus Bangsa, menikmati manisnya perjuangan

kemerdekaan yang dilakukan para pendahulu kita dengan mengorbankan

jiwa dan raga supaya menghargai jerih payah pejuang, meningkatkan jiwa

Patriotisme dan jiwa Nasionalisme serta menyambung kemerdekaan

dengan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik.

2. Isi kemerdekaan Republik Indonesia ini dengan perjuangan-perjuangan

yang baik, baik itu dalam bidang IMTAQ dan IPTEK demi mewujudkan

(29)

PROSES PENGAMBILALIHAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN

PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI LAMPUNG PASCA

PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK

INDONESIA 17 AGUSTUS 1945

(Skripsi)

Oleh

Benetta Okta Violetta

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(30)

PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945

Oleh

Benetta Okta Violetta

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(31)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Organisasi Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang ... 41

2. Bagan Penjaga Kemanan Rakyat Tahun 1945 ... 106

3. Struktur Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang ... 107

3. Sketsa Kota Tanjung Karang ... 108

4. Tanda Kepangkatan TKR ... 109

5. Peta Provinsi Lampung ... 110

6. Peta Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang di Lampung Tahun 1942-1945 ... 111

7. Peta Strategi Pendudukan Militer Jepang di Lampung ... 112

8. Pembagian Wilayah Kewedanan di Lampung Masa Pendudukan Jepang .... 113

9. Heiho ... 114

10. Seinendan dan Fu Jin Kai ... 115

11. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ... 116

12. Gyugun dan Barisan Pelopor ... 117

13. Romusha... 118

14. Latihan Gyugun Di Pagaralam ... 119

15. Pembentukan PKR Lampung Di Bawah Pimpinan Emir Moh Noer ... 119

16. Rapat Raksasa Menyabut Proklamasi Di Lapangan Enggal ... 120

17. Serah Terima Pemerintahan Keresidenan Lampung Dari Syucokan Kobayashi Kepada Mr.A.Abbas ... 120

18. Pangeran Emi Moh Noer ... 121

(32)

Halaman

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka ... 10

B. Konsep Proses Pengambilalihan Kekuasaan ... 10

C. Konsep Laskar ... 12

D. Konsep Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang ... 12

E. Konsep Proklamasi Kemerdekaan ... 15

F. Kerangka Pikir ... 18

G. Paradigma ... 19

METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan ... 21

B. Variabel Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data... 25

(33)

DAFTAR LAMPIRAN

Data Halaman

1. Lembar Pengajuan Judul ... 81

2. Pengesahan Komisi Pembimbing ... 82

3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 83

4. Surat Penelitian ke KUPT Perpustakaan Unila ... 84

5. Surat Penelitian ke Perpustakaan Daerah Lampung ... 85

6. Surat Penelitian ke KOREM 043 GATAM ... 86

7. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi ... 87

8. Pedoman Wawancara ... 90

9. Daftar Pertanyaan ... 91

10. Informan ... 92

11. Susunan Komite Nasional Daerah Lampung Tahun 1945 ... 93

12. Lagu Wajib Yang Diajarkan Militer Jepang ... 95

13. Gyugun Laskar Rakyat ... 96

(34)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Peserta pendidikan Gyugun Pagaralam Dari Lampung ... 49

2. Tabel Hasil Pengambilalihan Kekuasaan (Instansi/Kantor/Jawatan) ... 70

3. Tabel Hasil Pengambilalihan Kekuasaan (Sarana Dan Prasarana Umum) ... 71

4. Tabel Hasil Pengambilalihan Kekuasaan (Perusahaan) ... 72

5. Tabel Hasil Pengambilalihan Kekuasaan (Pelabuhan) ... 72

6. Tabel Hasil Pengambilalihan Kekuasaan (Alat Transportasi Dan Senjata) .. 73

7. Daftar Nama Residen Lampung ... 98

8. Daftar Nama Sekretaris Residen Lampung ... 98

9. Daftar Nama Sekwilda Keresidenan Lampung ... 99

10. Daftar Nama Walikota Keresidenan Lampung ... 99

11. Nama Perwira Gyugun Keresidenan Lampung ... 100

12. Daftar Istilah ... 102

(35)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Iskandar Syah, M.H ...

Sekretaris : M.Basri, S.Pd.,M.Pd. ...

Penguji : Drs.Maskun, M.H. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP.19600315 198503 1 003

(36)

Surah AN Nur Ayat 35

ﻲﻓ ُحﺎﺒْﺼِﻤْﻟا ٌحﺎﺒْﺼِﻣ ﺎﮭﯿﻓ ٍةﺎﻜْﺸِﻤَﻛ ِه ِرﻮُﻧ ُﻞَﺜَﻣ ِضْرَ ْﻷا َو ِتاوﺎﻤﱠﺴﻟا ُرﻮُﻧ ُ ٱ

ٍﺔﱠﯿِﻗْﺮَﺷ ﻻ ٍﺔَﻧﻮُﺘْﯾَز ٍﺔَﻛَرﺎﺒُﻣ ٍةَﺮَﺠَﺷ ْﻦِﻣ ُﺪَﻗﻮُﯾ ﱞي ِّرُد ٌﺐَﻛ ْﻮَﻛ ﺎﮭﱠﻧَﺄَﻛ ُﺔَﺟﺎﺟﱡﺰﻟا ٍﺔَﺟﺎﺟُز

ﻲﻀُﯾ ﺎﮭُﺘْﯾَز ُدﺎﻜَﯾ ٍﺔﱠﯿِﺑْﺮَﻏ ﻻَو ْﻤَﺗ ْﻢَﻟ ْﻮَﻟَو ُءﻰﻠَﻋ ٌرﻮُﻧ ٌرﺎﻧ ُﮫْﺴَﺴ ْﻦَﻣ ِه ِرﻮُﻨِﻟ ُﷲ يِﺪْﮭَﯾ ٍرﻮُﻧ

ْﻲَﺷ ِّﻞُﻜِﺑ ُﷲ َو ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ َلﺎﺜْﻣَ ْﻷا ُﷲ ُب ِﺮْﻀَﯾ َو ُءﺎﺸَﯾ ٌﻢﯿﻠَﻋ ٍء

“ allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya allah adalah

seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu

berada dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,

yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh berkah, (yaitu) pohon zaitun

yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang

minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api . Cahaya di

atas cahaya (berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-nya siapa yang dia

kehendaki, dan allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan allah

(37)

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah :

1.Nama : Benetta Okta Violetta

2.NPM : 0813033023

3.Program Studi : Pendidikan Sejarah

4.Jurusan : Pendidikan IPS

5.Alamat : Jl. Malahayati II no 1 Pramuka, Rajabasa Bandar Lampung.

Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “Proses Pengambilalihan Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang Di Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945” bukan hasil penjiplakan dan di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis

(38)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia Nnya.

Dengan kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :

Ayah Mulyadi M dan ibu Ida Gemilang tersayang, yang telah membesarkan, mendidik

dan mendo’akan ku dengan kasih sayangnya. Mohon maaf karena selama ini telah

banyak membuat ayah dan mami kecewa. Jasa ayah dan mami tak mungkin dapat

ananda balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat

membahagiakan dan dapat membuat kalian bangga telah melahirkanku.

Kembaranku tersayang, teman sejak dalam rahim hingga saat ini “ Benetty Okti

Violetti” dan adikku tercinta “Brisca Febria Dewantara” yang insyaallah tahun depan

menyusul menjadi mahasiswa Unila.

Nenekku tersayang, saudara-saudaraku, dan sahabat-sahabat sejatiku tak ada hal

yang lebih indah selain bersama kalian semua dalam hari-hariku.

(39)

JEPANG DI LAMPUNG PASCA PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945

Nama Mahasiswa : BENETTA OKTA VIOLETTA

No. Pokok Mahasiswa : 0813033023

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Sejarah

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Iskandar Syah, M.H. M.Basri, S.Pd.,M.Pd.

NIP. 19571011 198703 1 001 NIP.19731120 200501 1 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Sejarah

Drs. Iskandar Syah, M.H. Drs.Maskun, M.H.

(40)

Ali,Muhammad.1985.Penelitian Pendidikan Prosedur dan strategi. angkasa. Bandung.

Alwi,Hasan.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.

Arikunto,Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis.Bina aksara. Bandung.

Basri, MS. 2006. Metodologi Penelitian Sejarah. Restu Agung. Jakarta.

B.M Diah.1987.Meluruskan Sejarah.Pustaka Merdeka.Jakarta.

C.S.T Kansil dan Julianto.1984.Sejarah Perjuangan pergerakan Kebangsaan Indonesia.Erlangga.Jakarta.

Depdikbud.1991.Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka.Jakarta.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku I.Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Sejarah Perkembangan Pemerintahan di

Lampung buku II .Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku III.Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.

Djamhari,Saleh as’ad.1971.ichtisar sedjarah perdjuangan ABRI (1945- Sekarang). Departemen Pertahanan-Keamanan pusat sedjarah ABRI.

Gonggong,Anhar.1993.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung.Bahan Seminar Februari 1993.buku I

(41)

Depdikbud.1978. Ensiklopedi Nasional Indonesia Cipta Adi Pustaka.Jakarta.Halaman 131.

Ibid. Halaman 132.

(42)

Koenjaraningrat.1984.Kamus Istilah Antropologi.Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Jakarta.Halaman 24.

Ali,Muhammad.1985.Penelitian Pendidikan Prosedur dan strategi.angkasa. Bandung.Halaman 24.

Salim,Petter.2009.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.English Press.

Jakarta.Halaman 876.

Http://sejarahkita.blogspot.com/2008/06/dari-tkr-sampai-tri.html.

Wawancara dengan bapak Anhar Gonggong. 8 Juni 2011. Museum Kebangkitan Nasional.Jakarta.

Alwi,Hasan.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.Halaman 723.

Depdikbud.1991.Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka. Jakarta. Halaman 2247.

Poesponegoro,Marwati Djoned Dan Nugroho Notosusanto.1993.Sejarah Nasional Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.Halaman 5.

Op cit.1991.Halaman 26-29.

W.J.S. Poerwadarminta.1984.Kamus Umum Bahasa Indonesia .Gramedia. Jakarta.Halaman 731.

M. Moeliono, Anton.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.halaman 27.

Muhaimin,Yahya A.1982.Perkembangan Militer Dalam Politik di Indonesia.gajah Mada University press.Yogyakarta.Halaman 1.

Perlmutter,Amos.2000.Militer dan Politik.Jakarta.PT Grafindo Persada.Halaman 2. Op cit.halaman 521.

(43)

Basri, MS. 2006. Metodologi Penelitian Sejarah. Restu Agung. Jakarta. Halaman 1

Sayuti,Husin.1989.Pengantar Metodologi Riset.Fajar Agung.Jakarta.Halaman 32.

Nawawi,Hadari.1993.Metode Penelitian Bidang Sosial.Gajah Mada university Press.Yogyakarta.Halaman 78-79.

Notosusanto,Nugroho.1984.Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer.Inti Indayu. Jakarta.Halaman 11.

Koestoro, Budi Dan Basrowi.2006.Strategi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yayasan Kampusina. Jakarta.Halaman 122.

Op cit.Halaman 11.

Nazir, Muhammad.1984.Metode Penelitian.ghalia Indonesia.Jakarta.Halaman 149.

Arikunto,Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis.Bina aksara. Bandung.Halaman 91.

Nazir, Muhammad.1993.Metode Penelitian Masyarakat.Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.Halaman 211.

Subagyo,Joko.1997.Metode Penelitian.Jakarta.Halaman 109.

Koenjaraningrat.1983.Metode-Metode Penelitian Masyarakat.Gramedia.Jakarta. Halaman 133.

Log cit.Halaman 139.

Log cit.Halaman 97.

Log cit.Halaman 188,

Log cit.Halaman 133.

(44)

Poesponegoro,Marwati Djoned Dan Nugroho Notosusanto.1984.Sejarah Nasional Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.Halaman 5.

Ibid. Halaman 7.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Sejarah Perkembangan Pemerintahan di Lampung buku II .Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.halaman 100.

Iskandarsyah.2005.Sejarah Daerah Lampung. Universitas lampung.bandar lampung. Halaman 154.

Op.cit. Halaman 108.

Depdikbud.1983. Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka.Jakarta. Halaman 103

Log.cit. Halaman 155

Sudjono,dkk.1984. Halaman 38.

C.S.T Kansil dan Julianto.1984.Sejarah Perjuangan pergerakan Kebangsaan Indonesia. Erlangga.Jakarta.Halaman 42.

Op cit.Halaman 41.

Log cit. Halaman 60.

Mohammad Iskandar.2007.Halaman 138.

Dewan Harian Daerah Angkatan’45.1994.Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung buku III.Badan Penggerak potensi Angkatan ’45.Propinsi Lampung.Halaman 62.

Ibid.Halaman 150.

Ibid.Halaman 139

(45)

Penulis dilahirkan di Teluk Betung, Bandar Lampung pada tanggal 14 Oktober 1989, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan bapak Mulyadi M dan ibu Ida Gemilang.

Penulis mengawali pendidikan formalnya di Taman Kanak- Kanak (TK) Dharma Wanita yang diselesaikan

pada tahun 1994. Tahun 2001 menyelesaikan studi di SD Negeri 1 Lintik Kecamatan Pesisir Tengah Krui Lampung Barat. Tahun 2001 di terima di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 masuk SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat yang diselesaikan pada tahun 2007.

(46)

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan ridho

Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Proses Pengambilalihan

Kekuasaan Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang Di Lampung Pasca

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Toha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Ketua Jurusan dan

pembimbing I terima kasih atas segala kasih sayang tulus, nasehat serta

bimbingannya untuk membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Maskun, M.H selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

dan pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat

(47)

kesabarannya membantu penulis, memberikan motivasi dalam menyusun skripsi

ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

keluarga Pendidikan Sejarah.

8. Bapak Anhar Gonggong, Terimakasih atas kebaikannya karena telah

memberikan kesempatan bagi saya untuk melakukan wawancara mengenai

pendudukan Jepang di Lampung, Jakarta pusat tanggal 8 Juni 2011.

9. Bapak Mestika Zed, Terima kasih atas dukungannya dan banyak

memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada saya mengenai “Gyugun,

Cikal Bakal Tentara Nasional Indonesia di Sumatera”.

10.Bapak Sayuti Rachmad, Terima kasih atas segala informasi yang berguna

bagi penulis menemukan tempat-tempat/ lokasi dimana terjadi

pengambilalihan kekuasaan pada masa pendudukan militer Jepang.

11.Bapak Hendra Cahyo W, Terima kasih atas kesediannya meluangkan waktu

untuk melakukan wawancara dengan menulis mengenai kemiliteran dan

Strategi Pengambilalihan Kekuasaan/ Strategi Perang.

12.Among- among C’ CREW ( Aas Lailah, Esty Wulandini, Nur Indah Lestari,

Iin Purnama Sari, Lianovayanti Dan Diyana Sisca), Terima kasih banyak

(48)

berikan dan berguna dan berkah.amin. bagiku kalian lebih dari sekedar

sahabat, kalian adalah saudara sekaligus keluargaku sampai kapanpun.

13.Thayang-thayang G’Crew ( Edi Hartono, Jainal Abidin, Amerza Fransiska,

Solikin, Elly Alfes Jussa, Umar Sabiring, Ginanjar Saputro, Andrian Rifa’i,

Lian Pratama ), Terima kasih atas segala kebaikannya dan sumbangan

semangat bagi penulis semoga hati kita selalu bersama dan bersaudara.amiin.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, amin.

Bandar Lampung,Februari 2012 Penulis

Referensi

Dokumen terkait

and see the reality that development of contemporary music tends to change meaning, from contemplation of passion (sensation), from sense of being stimulus, then the need

Tahapan analisis sistem dilakukan untuk melihat kelemahan-kelemahan dari sistem yang lama sehingga diperlukan sebuah pengembangan sistem yang baru. Sistem yang

Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dengan arah yang sejajar dengan arah medan magnet homogen akan memiliki lintasan yang

manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengambilan keputusan merupakan sebuah kepompong yang tidur (tidak aktif) sampai pimpinan bertindak untuk

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2012 ini ialah pemuliaan mutasi, dengan judul Induksi Mutasi Iradiasi Sinar Gamma untuk Pengembangan

Setelah menerima materi pembelajaran, diharapkan tertanam nilai kewirausahaan kepada diri siswa. Khususnya, setelah melewati proses pembelajaran dan menerima materi

Bahan tanaman yang digunakan untuk analisis isozim adalah 8 klon bawang putih lokal, yaitu Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Krisik, Tawangmangu, Sanggah, NTT, Saigon,

Dengan demikian maka asap berpotensi untuk dapat dijadikan sebagai bahan pengawet terhadap iakn nila, dapat diindikasikan dari proses pengawetan yang dilakukan terhadap ikan nila