PERSETUJUAN
Judul : DESKRIPSI KEADAAN DEMOGRAFI KOTA TEBING TINGGI
TAHUN 2013 BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2010
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : FEBRY RUSTIA WARDANI SIREGAR
NIM : 092407029
Program Studi : D3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2012
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing
Prof. Dr. Tulus,vordipl.Math.,M.Si.,Ph.D Drs. Henry Rani Sitepu,M.S
PERNYATAAN
DESKRIPSI KEADAAN DEMOGRAFI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2013
BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2010
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari
beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2012
FEBRY RUSTIA WARDANI SIREGAR
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada seluruh alam beserta seluruh isinya dan berkat kekuatan iman dari-Nya, maka Tugas
Akhir dengan judul “DESKRIPSI KEADAAN PENDUDUK KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2013 BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2010” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Kemudian seiring shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang benar dan kesejahteraan
hidup.
Penulis meyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan
dengan demikian penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih atas petunjuk dan bimbingan
yang telah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Henry Rani Sitepu,M.S selaku Pembimbing yang memberikan bimbingan,
arahan dan pengalaman kepada penulis.
2. Ayahanda Rusli Siregar dan Ibunda tersayang Teti Paryati, yang membesarkan dan
mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hinggga saat ini
telah memberikan motivasi dan restu serta materi yang tak ternilai dengan apapun.
3. Bapak DR. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku Ketua Pelaksana Program Studi Ilmu
Komputer dan Statistika FMIPA USU.
5. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo selaku Koordinator Program Studi DIII Satistika FMIPA USU.
6. Untuk adik saya Rio Gussanda Siregar, yang telah memberikan semangat dan do’a
7. Untuk saudara Rahmat Basyir yang telah memberikan semangat, motivasi, kasih
sayangdan do’a yang tulus kepada penulis.
8. Untuk saudari Dewi Purnama Sari Damanik, Nurul Tifanny Sitompul, Siti Maya
ramadhani, yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis.
9. Untuk sahabat-sahabatku dari kelas Statistika A 2009 terutama buat Dina S
Sihombing, Nadra khairunnisa, Wanda novia, Ristya Novalina, Samim Ahmad,
Muhammad Dana Wiyasa, Respati Nugraha dan semua rekan-rekan dari DIII
Statistika FMIPA USU yang telah membantu, memberi semangat, arahan dan
motivasi selama perkuliahan.
Atas segala bantuan dan budi baik semua pihak penulis ucapkan terima kasih, semoga
Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya
rabbal’alamin.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak yang memerlukan.
Medan, Juni 2012
Penulis
Febry Rustia Wardani Siregar
2.4.1 Angka Pertumbuhan Penduduk 14
2.4.2 Rasio Jenis Kelamin 14
Bab 3 Sejarah Singkat Kota Tebing Tinggi 16
3.1 Latar Belakang Terbentuknya Kota Tebing Tinggi 16
3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis 20
3.3 Iklim 21
3.4 Pemerintah 21
3.5 Penduduk 22
3.6 Tenaga Kerja 23
Bab 4 Analisa dan Pembahasan 25
4.1 Arti dan Kegunaan Data Statistika 25
4.2 Keadaan jumlah penduduk kota Tebing Tinggi 26
4.2.1 Rasio anak perempuan 29
4.2.2 Rasio beban tanggungan 30
4.2.3 Kepadatan penduduk 32
4.3 Proyeksi pertambahan penduduk di kota Tebing Tinggi tahun 2013 33
4.3.1 Presentase pertumbuhan penduduk menurut jenis kelamin 34
4.3.2 Perkiraan jumlah penduduk 37
4.4 Rasio Jenis Kelamin ( Sex Ratio ) 41
Bab 5 Impelementasi Sistem 42
5.1 Tahap Implementasi 42
5.2 Pengaktifan Excel 43
5.3 Jendela Lembar Kerja Excel 44
5.5 Pembuatan Grafik 47
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 49
6.1 Kesimpulan 49
6.2 Saran 50
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dari Tahun 2005-2010 26
Tabel 4.2 Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 28
Tabel 4.3 Presentase Pertumbuhan Jumlah Penduduk Laki-laki,
Perempuan dan Jumlah Keseluruhan Dari Laki-laki dan
Perempuan 35
Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2013 39
Tabel 4.5 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2005-2010 27
Gambar 4.2 Hasil Ramalan Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi
Tahun 2013 40
Gambar 5.1 Cara Pengaktifan Excel 44
Gambar 5.2 Jendela Lembar Kerja Excel 45
Gambar 5.3 Data Pertambahan Penduduk Kota Tebing Tinggi Pada Lembar
Kerja Excel 46
Gambar 5.4 Grafik Pertambahan Penduduk Kota Tebing Tinggi Pada Lembar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh
Negara – Negara yang sedang berkembang, tetapi juga oleh Negara - Negara maju karena banyak menyangkut segi kehidupan. Bahkan beberapa tahun belakangan ini ahli ekonomi
telah memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara pembangunan ekonomi dan
pertumbuhan penduduk. Perencanaan pembangunan yang sejalan dengan kebijaksanaan yang
dituangkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat baik di daerah perkotaan
maupun di daerah pedesaan dimana aspek kependudukan perlu dipertimbangkan sebagai
tolak ukur pembangunan masyarakat.
Penduduk merupakan objek yang sekaligus sebagai subjek dalam pembangunan
nasional. Kebijaksanaan dibidang kependudukan bukan saja hanya menyangkut jumlah dan
kepadatan penduduk, arus imigrasi, kelahiran serta kematian tetapi juga kebijakan dalam
mengendalikan pertumbuhan penduduk yang tinggi serta mengarahkan mobilitas dan sebaran
penduduk yang lebih merata, terutama didaerah yang jarang penduduknya, dengan
dengan kontrol untuk mengatur jumlah penduduk yang diinginkan akan disertai dengan
kontrol untuk mengatur jumlah penduduk yang diinginkan akan menimbulkan permasalahan
sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Pertambahan penduduk yang sangat besar akan
mempengaruhi sarana dan prasarana dibidang pendidikan, kesehatan, pemukiman,
kesempatan kerja dan hal sebagainya.
Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dewasa ini sangat
mempengaruhi demografi dimasa mendatang, masalah kependudukan erat kaitannya dengan
manusia sebagai anggota masyarakat maupun perorangan, karena itu pengetahuan tentang
kependudukan harus diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan tidak terbatas hanya
untuk para ilmuwan saja.
Pertambahan penduduk yang cukup besar setiap tahunnya memerlukan tambahan dan
sarana untuk menunjang kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan, lapangan
pekerjaan dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu saja merupakan hal yang sangat rumit bagi
pemerintah dalam usaha membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyat demi untuk
menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera sesuai cita-cita nasional bangsa
Indonesia.
Sesuai permasalahan penduduk tersebut diatas maka penulis memilih judul
“DESKRIPSI KEADAAN DEMOGRAFI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2013 BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2010”dengan maksud untuk memberikan masukan kepada pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam mengambil tindakan yang tepat untuk
dilakukan dimasa mendatang dalam mengatasi masalah kependudukan di Kota Tebing
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui keadaan demografi Kota Tebing Tinggi
serta bertujuan agar pemerintah pusat dan daerah, khususnya pemerintah daerah Kota Tebing
Tinggi dapat mengambil tindakan yang akan dilaksanakan untuk tahun-tahun berikutnya
dalam mengatasi pertambahan penduduk.
1.3 Perumusan Masalah
Untuk mengetahui keadaan demografi Kota Tebing Tinggi di butuhkan data dasar yang
menggambarkan keadaan demografi di masa lampau. Di mana keadaan demografi ini dapat
berubah setiap tahunnya.
Untuk membahas permasalahan yang dihadapi maka diperlukan perumusan masalah,
diantaranya:
1. Menghitung rasio jenis kelamin (sex ratio=SR).
2. Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio=CWR).
3. Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio=DR).
4. Kepadatan penduduk.
5. Menghitung laju pertambahan penduduk berdasarkan jenis kelamin .
6. Memperkirakan jumlah penduduk yang akan datang (2013) dengan menggunakan
1.4 Metode Penelitian
Penyusunan tugas akhir ini penulis memerlukan beberapa data yang bisa disajikan sebagai
penelitian. Adapun cara yang digunakan penulis untuk memperoleh data adalah :
1. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan penulis adalah data skunder yaitu data yang dikutip dari data
yang telah tersedia di dalam suatu perusahaan ( data yang berupa laporan yang
diterima oleh BPS dari pemerintah Kota Tebing Tinggi per periode ). Jadi penulis
tidak langsung memperoleh data dari sumbernya.
2. Penelitian Kepustakaan
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian kepustakaan yaitu untuk
mencari data dari buku-buku atau sumber terbitan lainnya yang bersifat teoritis
yang relevan dengan penelitian.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan “ Tugas Akhir “ secara garis besarnya dibagi dalam 6
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang pengambilan judul, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang mencakup
penyelesaian masalah dengan judul dan masalah yang diutarakan.
BAB 3 GAMBARAN UMUM KOTA TEBING TINGGI
Bab ini menjelaskan tentang sejarah dan struktur organisasi Kota Tebing
Tinggi.
BAB 4 ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang implementasi sistem yang digunakan dalam
menyelesaikan analisa pembahasan.
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan Excel pengisian data dan cara
membuat grafik.
BAB 6 PENUTUP
Bab ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian-pengertian
Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari
bahasa Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafien” yang berarti
menulis. Jadi demografi adalah tulisan–tulisan mengenai rakyat atau penduduk.
Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary ( USSP, 1982 ) defenisi
demografi adalah:Demografi is the scientific study of human population in primarily with the
respect to their size, their structur ( compotition ) and development ( chage ). Dalam bahasa
Indonesia apabila diterjemahkan maka artinya adalah sebagai berikut: Demografi
mempelajari penduduk ( suatu wilayah ) terutama mengenai struktur (komposisi) penduduk
dan perkembangannya (perubahannya).
Philip M.Hauser dan Dudley (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut:
Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta
Dua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa demografi adalah Ilmu yang
mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi
jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini sllau berubah – ubah, dan perubahan tersebut disebabkan oleh proses demografi, yaitu kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan penduduk dari
hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang didapat pada hari dilakukannya
sensus dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah hari sensus tersebut dilakukan
maka struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk tadi. Unsur–unsur kependudukan yang dapat merubah stuktur kependudukan tersebut merupakan unsur –unsur yanag dinamis yang terdiri dari kelahiran, kematian dan migrasi. Proses perubahan tersebut juga dengan
proses dinamis.
Masalah kependudukan sangat mempengaruhi kesejahteraan dan perkembangan suatu
daerah dan Negara. Pada tahun 1973 di Paris selama kongres masalah kependudukan
dilangsungkan, Adolphe Laundry telah membuktikan secara matematik adanya hubungan
antara unsur – unsur demografi secara kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur dan
sebagainya. Ia menyarankan penggunaan istilah “PURE DEMOGRAPHY” untuk cabang ilmu
demografi yang bersifat analitik matematik dan lain dari ilmu demografi yang bersifat
deskriptif.
Pure demografi (demografi umum) atau juga disebut demografi formal menghasilkan
Studi kependudukan (Population Studies) mempunyai kajian yang lebih luas dari
kajian demografi murni, karena dalam memahami struktur dan proses kependudukan di suatu
daerah, faktor–faktor non demografis ikut dilibatkan.
Kammeyer (1971) menjelaskan perbedaan antara demografi formal dengan studi
kependudukan lewat perbedaan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Jika
variabel pengaruh dan variabel terpengaruh kedua-duanya terdiri dari variabel demografi
maka tipe studi adalah demografi murni apabila salah satu variabelnya adalah variabel non
demografi, maka kajian tersebut adalah studi kependudukan.
2.1.1 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi kebutuhan penduduk di masa yang
akan datang. Misalnya dalam suatu negara terdapat penduduk umur tua (50 tahun keatas)
lebih dengan banyak, maka diharapkan negar tersebut mempunyai angka kelahiran yang
rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita , bisa
mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.
Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial, ekonomi dan
keluarga. Komposisi penduduk umur tua di gambarkan dalam piramida penduduk yang dapat
mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua dan muda. Sedangkan
pada penduduk umur muda dapat di pakai sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan
( umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang produktif
(umur 16-64 tahun).
2.1.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah.
Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan
dengan banyaknya penduduk per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
=
Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk
di wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti : penduduk daerah
perdesaan atau penduduk yang bekerja di sektor pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapt
berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian atau luas daerah perdesaaan.
Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian :
1. Kepadatan penduduk kasar (Crude Density of Population) atau sering pula disebut
dengan kepadatan penduduk aridmatika
2. Kepadatan penduduk fisiologis (physiological density)
3. Kepadatan penduduk agraris (Agricutural Density)
2.1.3 Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR)
Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR) adalah perbandingan antara anak, yaitu
jumlah penduduk di bawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan usia subur (usia
melahirkan atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun. Rasio anak
perempuan merupakan salah satu ukuran kelahiran yang sederhan yang datanya didapat dari
hasil sensus penduduk. Makin besar angka rasio anak perempuan memberikan gambaran
semakin tinggi tingkat kelahiran.
Dalam bentuk rumus rasio anak perempuan dinyatakan sebagai berikut :
CWR= ( )
( )
x k
Keterangan :
CWR = Rasio Anak Wanita (Child Women Ratio)
( ) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun
( ) = Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun
K = Angka, konstanta, dalam rumus ini biasanya 100
2.1.4 Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio = DR)
Kalau kelompok penduduk umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk belum
produktif secara ekonomis, kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagi kelompok
tidak lagi produktif, maka rasio beban tanggungan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Rasio Beban Tanggungan= ( )
( ) x k
Keterangan :
K = Angka Konstanta, dan dalam rumus ini besarnya 100.
2.2 Kegunaan Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas dan
migrasi dimasa yang akan datang. Pada decade akhir – akhir ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi
sosial ekonomi dari rakyatnya melalui pengembangan yang terencana.
Mengingat semua rencana-rencana pembangunan baik ekonomi maupun sosial,
menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karakteristik dari pada penduduk dimasa
mendatang, proyeksi mengenai jumlah serta struktur penduduk dianggap sebagai pernyataan
yang minimum untuk proses perencanaan pembangunan.
2.3 Teori-teori Kependudukan
Teori kependudukan dikembangkan oleh faktor yang sangat dominan. Pertama adalah
meningkatkan pertumbuhan penduduk terutama pada Negara-negara yang sedang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Faktor kedua adalah adanya masalah-masalah yang
bersifat universal, yang menyebabkan para ahli harus lebih banyak mengembangkan dan
menguasai kerangka teori untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana terjalin hubungan antara
penduduk dengan perkembangan penduduk ekonomi sosial.
2.4 Metode yang digunakan
Pada dasarnya ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam Demografi sama dengan
uuran-ukuran yang dipergunakan pada ilmu-ilmu yang lain yaitu uuran-ukuranabsolute dan ukuranrelatif.
Ukuran relative yang sering digunakan dalam demografi adalah perbandingan
rasio,proporsi,persentase dan tingkat (rate).
2.4.1 Angka Pertumbuhan Penduduk
Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk pertahu pada
periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam persen (%). Untuk menghitung
besarnya angka pertumbuhan penduuduk setiap tahunnya maka penulis menggunakan rumus
Exponential Growth, yaitu :
Dengan :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
r = Angka pertumbuhan (dinyatakan dalam %)
t = Jangka waktu dalam tahun
e = 2,718282
2.4.2 Rasio Jenis Kelamin
Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu.
Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan.
Secara umum rasio dapat dituliskan :
SR= (k)
Besar kecilnya rasio di suatu daerah dipengaruhi oleh :
1. Sex Ratio
Di beberapa Negara umumnya berkisar antara 103-105 bayi laki-laki per 100 bayi
2. Pola Mortalitas antara Penduduk laki-laki dan perempuan
Jika kematian laki-laki lebih besar dari pada jumlah kematian perempuan maka rasio
jenis kelamin semakin kecil.
BAB 3
SEJARAH SINGKAT KOTA TEBING TINGGI
3.1 Latar Belakang Terbentuknya Kota Tebing Tinggi
Kira-kira seratus tiga puluh enam tahun yang lalu Kota Tebing Tinggi sudah didiami suku
bangsa Indonesia. Hal ini dapat di buktikan dari Arsip lama, di mana dalam catatan tersebut
dinyatakan Tebing Tinggi telah menjadi tempat pemukiman, tepatnya pada tahun 1864. Dari
cerita-cerita rakyat yang di kisahkan oleh orang tua, dari sebuah bandar di Simalungun
berangkatlah seorang tua yang bergelar Datuk Bandar Kajum, meninggalkan kampung
halamannya yang di ikuti para penggawa dan inang pengasuhnya melalui kerajaan Padang
menuju Asahan. Dalam perjalanan ini tibalah beliau di sebuah desa yang pertma di
kunjunginya yang bernama tanjung Marulak yang sekarang menjadi perkebunan PN III
Kebun Rambutan.
Setelah beberapa Tahun Datuk Bandar Kajum tinggal di kampung Tanjung Marulak,
karena kelihaian Kolonialis Belanda dengan politik pecah belahnya maka timbul sengketa
dengan orang-orang dari Kerajaan Raya, yang berdekatan dengan Kerajaan Padang yang
letaknya di sebelah Selatan, dan akhirnya meluas menjadi perang saudara. Untuk
dataran tinggi di tepi sungai Padang, di sini dia membangun kampung yang di pagari dengan
benteng-benteng pertahanan. Kampung itu sekarang di sebut kampung Tebing Tinggi Lama.
Dari sinilah berkembang kampung itu menjadi tempat pemukiman sebagai asal usul
kota Tebing Tinggi. Pada tahun 1887, oleh pemerintah Hindia Belanda Tebing Tinggi di
tetapkan sebagai kota pemerintahn dimana pada tahn tersebut juga di bangun perkebunan
besar yang berlokasi di sekitar Kota Tebing Tinggi (Hinterland). Menjelang persiapan Tebing
Tinggi menjadi kota otonom, maka untuk melaksanakan roda pemerintahan pda tahun 1904
di dirikan sebuah Badan Pemerintahan yang bernamaPlaatselijkke Fonds oleh Cultuur Paad
Soematera Timoer. Dalam perundang-undangan yang berlaku pada di Dentralisasi ewet yang
di tetapkan pada tanggal 23 Juli 1903 (untuk selanjutnya dapat di sebut daerah Otonom Kota
kecil Tebing Tinggi, oleh pemerintah Hindia Belanda, pemerintahan kota Tebing Tinggi di
tetapkan sebagai daerah otonom dengan sistim desentralisasi). Pada tahun 1910, sebelum di
laksanakannya Zelf Bestuur Padang (Kerajaan Padang), maka telah di buat titik “Pole Gruth”
yaitu pusat perkembangan kota sebagai jarak ukur antara Kota Tebing Tinggi dengan kota
sekitarnya. Patok Pole Gruth tersebut terletak di tengah-tengah Taman Bunga di lokasi
Rumah Sakit Umum Herna. Untuk menunjang jalannya roda pemerintahan maka di adakan
kutipan-kutipan berupa Cukai Pekan, Iuran penerangan dan lain-lain yang berjalan dengan
baik.
Pada masa Tebing Tinggi menjadi Kota Otonom maka untuk melaksanakan
Pemerintahan selanjutnya di bentuk Badan Gementeraad Tebing Tinggi, yang beranggotakan
9 orang dengan komposisinya 5 orang Bangsa Eropa, 3 orang Bumiputera, dan 1 orang
Bangsa Timur Asing. Hal ini di dasarkan kepada Akte Perjanjian Pemerintah Belanda dengan
disamakan di tambah dengan orang-orang Timur Asing. Dengan adanya perbedaan golongan
Penduduk, dalam penguasaan tanah juga terdapat perbedaan hak yang mengaturnya. Untuk
mengadakan pengutipan-pengutipan yang di sebut setoran Retribusi dan pajak daerah, di
angkatlah pada waktu itu Penghulu Pekan. Tugas Penghulu Pekan ini juga untuk
menyampaikan perintah-perintah atau kewajiban-kewajiban kepada rakyat Kota Tebing
Tinggi yang masuk daerah Zelfbestuur. Dalam perkembangan selanjutnya Kota Tebing
Tinggi sebagi Kota Otonom dapat kita baca dari tulisan J.J.MENDELAAR, dalam “NOTA BERTREFENDE DEGEMENTE TEBING TINGGI” yang di buatnya sekitar bulan Juli 1930.
Dalm salah satu bab dari tulisan tersebut dinyatakan setelah beberapa tahun dalam keadaan
vakum mengenai perluasaan pelaksanaan Desentralisasi, maka pada tanggal 1 Juli 1917
berdasarkan Desentralisasiewet berdirilah Gementee Tebing Tinggi dengan Stelings
Ordanitie Van Statblaad 1917 yang berlaku 1 Juli 1917.
Jadi tanggal 1Juli inilah merupakan Hari jadi Kota Tebing Tinggi.
Pada masa pendudukan Jepang pelaksanaan pemerintah di Tebing Tinggi tidak lagi di
laksanakan oleh Dewan Kota yang bernama Gementeeraad. Pemerintah Jepang menggantikan
dengan nama Dewan Gementee Tebing Tinggi. Menjelang Proklamasi (masih pada masa
Jepang) pemerintahan kota Tebing Tinggi tidak berjalan dengan baik.
Pada tanggal 20 Nopember 1945 Dewan kota di susun kembali. Dalam Formasi ke
anggotanya suddah mengalami kemajuan, yang para Anggota Dewan Kota terdiri dari
pemuka Masyarakat dan Anggota Komite Nasional Daerah. Dewan Kota ini juga tidak
berjalan lama, karena pada tanggal 13 Desember 1945 terjadilah pertempuran dengan Militer
1945, yang di peringati setiap tahun. Kemudian pada tanggal 17 Mei 1946, Gubernur
Sumatera Utara menerbitkan suatu keputusan No.13 tentang pembentukan Dewan Kota
Tebing Tinggi kembali yang lebih ddi sempurnakan kembali dengan nama DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT, walaupun pada waktu itu ketua Dewan di rangkap Bupati Deli
Serdang. Ketika Agresi pertama Belanda yang di lancarkan pada tanggal 21 Juli 1947, Dewan
Kota Tebing Tinggi dibekukan, demikian pula keadaan pada waktu berdirinya Negara
Sumatera Timur, Kota Tebing Tinggi tidak lagi mempunyai Dewan Kota untuk
melaksanakan tugas pemerintahan. Peraturan Pemerintah kota pada masa RIS, Dewan kota
diadakan berdasarkan peraturan Pemerintah No.39 tahun 1950, tetapi dalam proses
pelaksanaannya panitia pemilihan belum sempat menjalankan tugasnya. Peraturan
Pemerintah No. 39 tersebut telah di batalkan. Menurut undang-undang no.1 tahun 1957,
pemerintah di daerah ini mengatur azas otonomi daerah yang seluasnya. Walaupun dalam
undang-undang tersebut di tetapkan, bahwa ini berhak mempunyai DPRD diambil dari hasil
pemilihan umum 1955 dari sini terlihat berdasarkan undang-undang darurat 1956 DPRD
PERALIHAN kota Tebing Tinggi hanya mempunyai 10 (seouluh) orang anggota.
Setelah keluarnya Undang-undang no. 5 tahun 1974, tentang pokok-pokok
Pemerintahan Didaerah, Pelaksanaan Pemerintahan di Kota Tebing Tinggi sudah jauh lebih
maju di bandingkan pada masa-masa sebelumnya. Pemerintahan Daerah mempunyai
perangkat yang cukup baik. Sebagai suatu Daerah Otonom yang berhak mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri Pemerintah kota Tebing Tinggi di dalam melaksanakan
dan menjalankan roda Pemerintahan di daerah ternyata masih banyak mengalami hambatan,
oleh karena terbatasnya kemampuan daerah dalam mendukung pengadaan dalam berbagai
fasilitas yang di butuhkan. Pada tahun 1980 Presiden Republik Indonesia telah
Kotamadya Dati II Tebing Tinggi sebagai penghargaan tertinggi atas hasil kerjanya dalam
melaksanakan pembanguna Lima Tahun Kedua, sehingga di nilai telah memberikan
kemampuan bagi pembangunan, demi kemajuan Negara Indonesia pada umumnya daerah
khususnya. Suatu hal yang tetap tercatat dan diabadikan di dalam Sejarah perkembangan
Pemerintah Kota Tebing Tinggi adalah bahwa sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia sampai dengan saat ini, kepala Daerah beserta Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat
telah silih berganti.
3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis
Kota Tebing Tinggi adalah satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yang
berjarak sekitar 78 kilometer dari Kota Medan. Kota Tebing Tinggi terletak pada 3019҆00”-30 21’00” LU dan 98011’- 980 21’ BT. Kota Tebing Tinggi berada dibagian tengah Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai yang dibatasi oleh PTPN III Rmabutan di
Sebelah Utara, PT. Soefindo Kebun Tanah Besih di sebelhan Timur, PTPN III Kebun Pabatu
di sebelah Selatan, dan PTPN III Kebun Gunung Pamela Bandar Bejambu di sebelah Barat.
Hingga desember 2010, Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kecamatan dan 35
keluharan dengan luas wilayah 38,438 km². Kecamatan Padang Hilir merupakan kecamatan
yang terluas dengan luas 11,441 km² atau 29,76 persen dari luas Kota Tebing Tinggi.
Sebagian besar (50,89 persen) lahan di Kota Tebing Tinggi digunakan sebagai lahan
3.3 Iklim
Kota Tebing Tinggi beriklim tropis, dan berada pada ketinggian rata-rata 26-34 m di atas
permukaan laut (dpl) serta memiliki topografi mendatar dan bergelombang , maka temperatur
udara di kota ini cukup panas yaitu berkisar 25° - 29° C. Sebagaimana kota-kota yang ada di
Propinsi Sumatera Utara, Kota Tebing tinggi mempunyai dua musim yaitu penghujan dan
kemarau.
3.4 Pemerintah
Visi dan Misi Pemerintah Kota Tebing Tinggi tahun 2011 - 2016
Visi : " Mewujudkan masyarakat Kota Tebing yang Beriman, Bertaqwa, Maju, Sejahtera,
Mandiri, Berkeadilan dalam kebhinekaan "
Misi :
1. Menyelenggarakan pembinaan mentak spiritual masyarakat, sumber daya aparatur
untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas secara terpadu, merata,
terjangkau, dan memiliki wawasan kebangsaan.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup untuk
mewujudkan masyarakat sehat, cerdas, dan berkualitas.
4. Melanjutkan pembangunan kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa yang memiliki
produktivitas, inovasi, kreatifitas dengan berorientasi pada pemberdayaan ekonomi
kerakyatan.
5. Menyelenggarakan pembangunan infrastrukturm sarana, dan prasarana secara
6. Melaksanakan Pembinaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) secara
terpadu menyeluruh dan mensejahterakan masyarakat melalui pemanfaatan usaha
yang memiliki prospek.
7. Menyelenggarakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan sumber daya
masyarakat untuk meningkatkan daya saing dan kesempatan kerja,
8. Menyelenggarakan pembangunan, pembinaan sosial kemasyarakatan secara
berkeadilan, taat azas, taat prosedur dengan menjungjung tinggi tertib hukum
3.5 Penduduk
Pada pertengahan 2010, jumlah penduduk kota Tebing Tinggi sebanyak 145.248 jiwa dengan
jumlah rumah tangga sebanyak 32.807 rumah tangga.
Dengan luas wilayah kota Tebing Tinggi yang hanya 38,438 km², tingkat kepadatan
penduduk kota Tebing Tinggi mencapai 3,78 jiwa/km². Jumlah penduduk laki-laki lebih
sedikit dari jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2009 jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 70.072 jiwa (49,10 persen) dan perempuan 72.645 (50,90 persen). Rasio jenis
kelamin (sex ratio) penduduk kota Tebing Tinggi sebesar 96,46 persen, yang berarti hanya
ada 96 laki-laki dalam 100 penduduk perempuan.
Sebagian besar penduduk kota Tebing Tinggi berdomisili di Kecamatan Bajenis
(21,72 persen), Kecamatan Tebing Tinggi Kota 21,36 persen, Kecamatan Rambutan 19,83
persen, sedangkan 19,67 persen Kecamatan Padang Hilir dan sisanya 17,41 persen tinggal di
Penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kota Tebing Tinggi mencapai 67,92 persen
dari total jumlah penduduk. Sementara penduduk usia non produktif (usia 0-14 tahun dan 64
tahun keatas) sebanyak 32,08 persen.
3.6 Tenaga Kerja
Pada tahun 2009, jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi pada usia 15 tahun ke atas sebanyak
98.915 orang, yang terdiri dari 59.717 orang angkatan kerja dan 39.198 orang bukan
angkatan kerja (penduduk yang masih sekolah dan mengurus rumah tangga).
Dari seluruh angkatan kerja, penduduk yang bekerja ada sebanyak 52.865 orang,
sedangkan yang mencari pekerjaan sebanyak 6.852 orang. Sebagian besar penduduk Kota
Tebing Tinggi bekerja di sektor perdagangan (40,02 persen) dan jasa-jas (23,52 persen), pada
sektor industri pengolahan (11,07 persen), dan sektor lainnya 20,38 persen.
Pada tahun 2009, berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Tebing Tinggi,
tercatat ada sebanyak 439 orang mencari pekerjaan, yang sebagian besar adalah tamatan
SLTA (33,49 persen), yang terdiri dari SMU sebanyak 90 orang, STM sebanyak satu orang,
dan SMEA sebanyak 56 orang.
Jumlah pencari kerja yang sudah di tempatka sebanyak 439 orang, yang terdiri dari 85
orang sarjana lengkap, 75 orang sarjana muda, 6 orang diploma, 90 orang tamatan SLTA.
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Arti dan Kegunaan Data Statistika
Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:
1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk mengetahui selisih atau
rasionya kemudian diambil kesimpulan.
2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau
komponen yang lebih kecil agar dapat :
a. Mengetahui komponen yang menonjol
b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen
yang lainnya
c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan
keseluruhan
3. Memperkirakan atau memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari
suatu kejadian terhadap suatu kejadian yang lain serta memperkirakan
meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan suatu perubahan nilai
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Dari tabel dan Grafik dilihat bahwa pada umumnya jumlah penduduk di Kota Tebing
Tinggi yang dirinci bedasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah antara penduduk
yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan jumlahnya cukup seimbang di setiap
tahunnya.
16 75+ 665 1.201 1.866
Jumlah 71.892 73.356 145.248
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut
4.2.1 Rasio Anak Perempuan
Rasio Anak Perempuan (Child Woman Ratio = CWR)adalah perbandingan antara anak, yaitu
jumlah penduduk di bawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan usia subur (usia
melahirkan atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan usia 49 tahun.
Rasio anak perempuan merupakan salah satu ukuran kelahiran yang sederhana dan
datanya didapat dari hasil sensus penduduk. Makin besar angka rasio anak perempuan
memberikan gambaran semakin tinggi tingkat kelahiran. Dalam bentuk rumus rasio anak
perempuan dinyatakan sebagai berikut :
CWR= ( )
( )
x k
Keterangan :
CWR = Rasio Anak Wanita (Child Women Ratio)
( ) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun
( ) = Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun
K = Angka, konstanta, dalam rumus ini biasanya 100
Dari tabel 4.2 didapat angka-angka sebagai berikut :
( ) = 14799
Bila angka-angka tersebut di distribusikan ke dalam rumus, didapat rasio anak perempuan
sebagai berikut :
CWR = ( )
( )
= 100
= 0,370392 x 100
= 37,0
Ini berarti rasio anak perempuan di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 cukup rendah. Hal
ini memberikan gambaran rendahnya tingkat kelahiran di Kota Tebing Tinggi. Rendahnya
rasio anak perempuan ini di sebabkan karena beberapa faktor, misalnya faktor genetika dan
faktor KB. Rendahnya rasio anak perempuan di Kota Tebing Tinggi mempengaruhi
kepadatan penduduk Kota Tebing Tinggi.
4.2.2 Rasio Beban Tanggungan
Rasio Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya
orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya
orang yang tidak produktif (umur antara 16-64).
Rasio Beban Tanggungan dapat digunakan sebagai indikator ekonomi suatu negara,
apakah tergolong negara maju atau tidak. Negara-negara yang sedang berkembang pada
besarnya proporsi anak-anak di dalam komposisi penduduk tersebut. Rasio beban tanggungan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Rasio Beban Tanggungan= ( )
( ) x k
dari tabel 4.2 didapat angka-angka sebagai berikut :
= 14328
= 6208
= 95431
Bila angka-angka di atas didistribusikan ke dalam rumus, didapat besarnya angka beban
tanggungan sebagai berikut :
Rasio Beban Tanggungan (DR) = x K
= x 100
= x 100
= 0,215192 x 100
= 21,5
= 22
Ini berarti setiap 100 orang yang produktif harus menanggung 22 orang yang tidak produktif.
Angka beban tanggungan ( DR ) Kota Tebing Tinggi rendah sehingga Kota Tebing Tinggi
tergolong sejahtera. Hal tersebut dikarenakan banyaknya penduduk produktif yang bekerja
Rendahnya angka beban tanggungan merupakan faktor pendorong pembangunan
ekonomi karena sebagian besar dari pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif
tidak harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif.
4.2.3 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk suatu daerah adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
daerah dalam kilometer persegi. Kepadatan penduduk yang berbeda-beda disebabkan oleh
berbagai faktor seperti lokasi daerah, keadaan alamnya serta sejarahnya.
Kepadatan penduduk di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
KP =
=
= 3,7797439
= 3,8 jiwa/kilometer persegi
Kepadatan penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 mencapai 3,8
jiwa/kilometer persegi. Dibandingkan dengan kota-kota besar seperti Medan, kepadatan
penduduk Kota Tebing Tinggi masih sangat jauh perbedaannya. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat lebih memilih tinggal di Ibu Kota karena di Kota besar tersebut jenis pekerjaan
bervariasi sesuai dengan tingkat pendidikan yang dicapai dan fasilitas di Kota Medan lebih
4.3 Proyeksi Pertambahan Penduduk di Kota Tebing Tinggi Tahun 2013
Pertambahan atau pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah
atau Negara yang bersangkutan. Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan model
matematis yang sesuai dipergunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk Kota Tebing
Tinggi. Model tersebut adalah model Eksponensial. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Pt=Po.ert………..(1)
r=
atau
r= ...(2)
dengan Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
r = Angka pertumbuhan ( dinyatakan dalam % )
t = Jangka waktu dalam tahunan
e = 2,718282
4.3.1 Persentase Pertumbuhan Penduduk menurut Jenis Kelamin
1.Persentase pertumbuhan jumlah penduduk laki-laki
r2006=
. .
r2007=
3.Persentase pertumbuhan jumlah penduduk secara keseluruhan
r2008=
Tabel 4.3 Persentase Pertumbuhan Jumlah Penduuduk Laki-laki, Perempuan dan Jumlah Keseluruhan dari Laki-laki dan Perempuan
Tahun
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah persentase pertumbuhan (r) jumlah
penduduk perempuan di Kota Tebing Tinggi mengalami perubahan / penurunan pada tahun
2009 dan 2010. Berkurangnya pertumbuhan penduduk perempuan di Kota Tebing Tinggi
disebabkan karena pada kaum perempuan secara biologis cenderung lebih cepat tua dari pada
kaum laki-laki, sehingga tingkat mortalitas lebih tinggi dan biasanya juga dikarenakan
Untuk persentase pertumbuhan jumlah penduduk keseluruhan perubahan juga terjadi
pada laki-laki. Selain penurunan jumlah penduduk tentu juga masa pertambahannya yaitu
untuk laki-laki pertambahan pada tahun 2010.
Dari perubahan angka-angka tersebut di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya
jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi mengalami bermacam perubahan. Ada yang
mengalami peningkatan dan juga mengalami penurunan. Keadaan seperti ini mungkin ada
keterkaitannya dengan program Keluarga Berencana ( KB ) yang telah disarankan
pemerintah. Dimana pemerintah mengambil kebijakan untuk berusaha menekan angka
kelahiran serendah mungkin, faktor-faktor penyebab lain adalah perpindahan penduduk (
mobilitas ), baik untuk menetap selamanya maupun hanya sementara waktu.
4.3.2 Perkiraan Jumlah Penduduk
Setelah diperoleh nilai dari setiap variable persentase pertumbuhan penduduk menurut jenis
kelamin Kota Tebing Tinggi, maka proyeksi ( ramalan ) jumlah penduduk Kota Tebing
Tinggi pada tahun 2013 mendatang dapat ditentukan dengan menggunakan rumus (1) yaitu :
Pt=Po.ert
1.Ramalan jumlah penduduk laki-laki di Kota Tebing Tinggi
= 71892 . 2,7182820.067
= 76866
P2012 =P2010.ert
= 71892 . 2,7182820,067.2
= 82184
P2013 =P2010.ert
= 71892 . 2,7182820,067.3
= 87870
2.Perkiraan jumlah penduduk perempuan di Kota Tebing Tinggi
P2011 =P2010.ert
= 73356 . 2,7182820,069
= 78635
P2012 =P2010.ert
= 84295 . 2,7182820,069.2
= 84295
P2013 =P2010.ert
= 73356 . 2,7182820,069.3
3.Perkiraan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kota Tebing Tinggi
Untuk lebih jelasnya,hasil ramalan ( proyeksi ) jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi dari
tahun 2011-2013 dapat dilihat dari pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2013
Dari data proyeksi da
bertambah dengan kata lain ti
perempuan. Pada tahun 2010
proyeksi jumlah penduduk pa
menunjukkan terjadinya pertam
Bila dilihat jumlah
sebelumnya, terlihat bahwa pa
ini bisa saja dikarenkan oleh t
melakukan migrasi ke Kota Te
dapat diketahui bahwa setiap tahun jumlah pe
tidak terjadi penurunan baik jumlah penduduk
2010 jumlah penduduk sekitar 145248 jiwa,
uk pada tahun 2013 diperkirakan berjumlah 178
tambahan penduduk sekitar 32981 jiwa.
h penduduk yang ada di Kota Tebing Ti
pada tahun 2013 jumlah penduduk mengalam
h tingkat kelahiran yang tinggi, besarnya juml
Tebing Tinggi dan lain sebagainya.
uk pada tahun 2013 dapat juga dilihat pada grafik be
malan Jumlah Penduduk Tebing Tinggi
an jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi Tah
4.4 Rasio jenis kelamin (Sex Ratio)
Setelah didapat hasil ramalan ( proyeksi ) jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun
2013, maka selanjutnya untuk mengetahui sex rasio dapat dicari dengan menggunakan
rumus:
SR= ( )
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa rasio kelamin penduduk Kota
Tebing Tinggi pada tahun 2011-2013 :
Tabel 4.5 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2011-2013
Tahun
Jumlah Penduduk
Laki-laki
Jumlah Penduduk
Perempuan
Sex Ratio
2011 76866 78635 97,8%
2012 82184 84295 97,5%
2013 87870 90362 97,2%
Jumlah 246920 253292 97,5%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio jenis kelamin ( sex ratio ) penduduk Kota
Tebing Tinggi tahun 2013 besarnya dibawah 100. Hal ini berarti dapat diramalkan pada tahun
2013 secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi
Tahapan Implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain yang tertulis dalam
programming ( coding ). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa
pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil
tertulis.
Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam
menuangkan hasil desain tertulis sehingga system yang dibentuk memiliki
kelebihan-kelebihan tersendiri ( contoh dalam hal efisien si pemakai memori maupun dalam waktu
proses mengakses data ). Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya
sehingga dapat diketahui kehebatannya dari system yang ada dan telah sesuai dengan apa
yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk, implementasi yang digunakan
Selain berfungsi sebagai pengolahan data, angka atau manipulasi angka, excel juga
dapat digunakan untuk memanipulasi teks computer, untuk dapat mendayagunakan excel
dengan maksimal, harus juga menguasai system operasi Microsoft Windows.
5.2. Pengaktifan excel
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkanwindows, pastikanMicrosoft excel
berada pada jaringan Microsoft windows. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Dari windows klik start pada taskbar, lalu klik program. Tampilkan item menu
program aplikasi yang telah diinstal.
2. Klik Microsoft excel, secara otomatis akan tampil jendela utama Excel dan
5.5. Pembuatan grafik
Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data terpisah pada lembar grafik
tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasa
menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang
diperlukan adalah :
1. Sorot sel ataurangeyang ingin dibuat grafik.
2. Klikicon chart wizardtampil kotak dialogChart Wizard
3. Klik type grafik yang diinginkan kemudian kli next. Tampil kotak dialog Chart
Sourcedata.
4. Pada tampilan terlihat range data yang telah disorot dan klik Radio Button Rows
dan pada kolom yang diinginkan kliknexttampil kotak dialogChart Option.
5. Pada chart option, ketik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog
Chart location.
6. Anda biasa memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, lalu klik finish. Maka
DAFTAR PUSTAKA
Ida Bagoes Mantra,Prof,P.hD.1985.Pengantar Studi Demografi.Jilid 1.Yogyakarta: Nur
Cahaya
Ida Bagoes Mantra,Prof,P.hD.2003.Demografi Umum.Jilid 2.Yogyakarta.Pustaka Pelajar.
BPS,2005-2010.Tebing Tinggi Dalam Angka.Badan Pusat Statistik,Medan.
Sudjana, Prof.DR.M.A.,M.Sc. 1992.Metode Statistika. Bandung. Edisi ke-5 : Tarsito