THE ANALYSIS OF PRODUCT DIFFERENTIATION AT
STEAK RANJANG BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran
Oleh:
TITA ADI SUKMA 21409013
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
Windi Novianti, SE., MM
Perusahaan dituntut untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi apa yang diharapakan oleh konsumen dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan strategi diferensiasi produk. Seperti yang dilakukan Steak Ranjang Bandung sebagai lokasi penelitian, Steak Ranjang menciptakan produk steak yang berbeda dibanding dengan steak pada umumnya, yaitu keunikan berupa rasa dengan level kepedasan yang bisa disesuiakan dengan selera konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tanggapan konsumen mengenai diferensiasi produk pada Steak Ranjang Bandung.
Metode yang digunakan didalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan keadaan didalam perusahaan yang sebenarnya. Unit analisis dalam penelitian ini pengunjung Steak Ranjang Bandung yang berjumlah 50 orang sebagai sampel pendukung dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi lapangan (observasi, wawancara, dan kuesioner), dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan responden mengenai diferensiasi produk pada Steak Ranjang Bandung secara keseluruhan termasuk dalam kriteria baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 1621 (72%).
iv
Novianti, SE., MM
Companies are required to always pay attention to the needs and desires of consumers and trying to fulfill what is expected by the consumer in a more satisfying than those made by competitors. Therefore the company should conduct a product differentiation strategy.As performed Steak Ranjang Bandung as a research location, Steak Ranjang creates a different product than the steak in general, the uniqueness of taste to the level of spiciness can be adjusted to the tastes of consumers.
The purpose of this study was to determine how the responses of consumers on product differentiation on Steak Ranjang Bandung.
The method used in the preparation of this final project is to use a descriptive method that is a study that describes the actual situation within the company. The unit of analysis in this study Steak Ranjang Bandung visitors who account for 50 people as supporters of the sample and data collection techniques by using a field study (observation, interviews, and questionnaires), and literary study.
The result showed that the responses of product differentiation at Steak Ranjang Bandung as a whole is included in the criteria with the value obtained for 1621 (72%).
ix
LEMBAR PENGESAHAN ……….. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ……….…….. ii
MOTTO ………..………. iii
ABSTRACT ……….... iv
ABSTRAK ……….………..…...... v
KATA PENGANTAR ……… vi
DAFTAR ISI ………... ix
DAFTAR GAMBAR ……….………... xiv
DAFTAR TABEL ………... xv
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xix
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ………. 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ………... 5
1.2.1 Identifikasi Masalah ……….. 5
1.2.2 Rumusan Masalah ………. 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….. 6
1.3.1 Maksud Penelitian ………. 6
x
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 8
1.5.1 Lokasi Penelitian ……… 8
1.5.2 Waktu Penelitian ……… 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ………. 10
2.1 Kajian Pustaka ………... 10
2.1.1 Pengertian Diferensiasi Produk ………. 10
2.1.1.1 Tahap-tahap Membangun Diferensiasi…..………… 12
2.1.1.2 Tahap-tahap Mempertahankan Diferensiasi yang Sudah Terbentuk………..…. 13 2.1.2 Macam-macam Diferensiasi Produk ………. 14
2.1.2.1 Manfaat Diferensiasi Produk ………. 18
2.1.2.2 Tujuan Diferensiasi Produk ………..…... 20
2.1.3 Hasil Penelitian Terdahulu ……….... 21
xi
3.2.1 Desain Peneltian ………...………. 25
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ……….. 28
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ……….. 30
3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder) ………. 30
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ………. 31
3.2.3.2.1 Populasi ……….. 31
3.2.3.2.2 Sampel ……… 31
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data (observasi, kuesioner, wawancara, dokumentasi) ………. 33
3.2.5 Rancangan Analisis ………... 35
3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskiptif /Kualitatif ………….. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 38
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………... 38
4.1.1 Sejarah Perusahaan ……… 38
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ………. 43
4.1.3 Job Description/Deskripsi Jabatan ………. 45
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……….... 80
5.2 Saran ……….…. 81
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan masyarakat semakin kian padat sehingga kebutuhan pun
semakin meningkat ditambah lagi yang namanya persaingan hidup akan semakin
ketat, masyarakat kita pada umumnya mencari solusi membenahi dan mensiasati
perkembangn jaman yang semakin maju, banyak contoh masyarakat kita yang
memilih membuka usaha sendiri dengan berwirausaha dibanding bekerja di
perusahaan-perusahaan besar, misalnya usaha yang kini sedang banyak digandrungi
para pembisnis ialah menjamurnya usaha-usaha kuliner, baik dari kalangan pedagang
kaki lima, mahasiswa, pegawai paruh waktu bahkan sampai kalangan pejabat pun ada
yang memiliki sampingan mengelola usaha kuliner dibalik kesibukannya
mengabdikan diri untuk negara.
Di Indonesia perkembangan usaha kuliner berlangsung cukup pesat meskipun
keadaan perekonomian di Indonesia sedang mengalami masa yang cukup sulit pada
saat sekarang ini. Seiring dengan meningkatnya usaha-usaha dibidang kuliner,
menyebabkan terjadinya persaingan diantara pengusaha-pengusaha yang bergerak
dibidang yang sama. Setiap pengusaha berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas
produknya maupun manajemen pemasarannya dengan tujuan memaksimalkan
Berbagai strategi disusun oleh para pengusaha guna memenangkan atau
mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Untuk mewujudkan hal tersebut
pengusaha dituntut untuk bersikap lebih agresif dan aktif membaca pasar dalam
rangka mempertahankan dan mewujudkan tujuan perusahaan. Hal tersebut dapat
terealisasi dengan melakukan tindakan-tindakan nyata seperti mencari pelanggan
baru, mengembangkan atau meningkatkan pelayanan penjualan baik sebelum maupun
sesudah terjadinya transaksi.
Diferensiasi adalah aktivitas untuk mendesain produk agar memiliki ciri khas
yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam pemasaran, diferensiasi produk
adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini
memerlukan penelitian pasar yang cukup serius agar dapat benar-benar berbeda maka
diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk biasanya hanya
mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan atau tema promosi tanpa
mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.
Ada banyak usaha-usaha kuliner yang sedemikian rupa merubah,
memodifikasi, tampilan usahanya dari mulai memberi nama, memberi warna bahkan
memadukan dengan gambar visual pada tampilan dagangannya, hal ini pun menjadi
modal utama untuk menciptakan ciri khas agar produk mudah diingat di benak
pelanggannya, selain memodifikasi tampilan dagangannya, tidak hanya itu biasanya
Jika berbicara mengenai keunikan-keunikan dan modifikasi tampilan
dagangan, di kota Bandung tepatnya di daerah Dipatiukur ada satu kedai steak yang
unik dan menarik untuk dikenal lebih dalam, namanya STEAK RANJANG dengan
tagline NIKMAT MENGGELINJANG !! Memang unik terdengarnya, mengapa
demikian karena selain namanya yang unik, kedai Steak Ranjang ini juga menyajikan
sajian steak yang berbeda.
Pada umumnya kedai steak lain hanya memberi nama secara objektif saja,
berbeda dengan Steak Ranjang, selain memiliki rasa yang khas, Steak Ranjang
memiliki nama kiasan yang unik misalnya nama level kepedasan seperti, PDKT,
HTS, TTM, PLUS-PLUS lalu nama-nama menu steak seperti, Sirloin Telanjang
Panas, Tenderloin Telanjang Bebas, Chicken Steak Telanjang Puas, Sirloin Selimut
Nakal, Tenderloin Selimut Binal, Chicken Crispy Selimut Centil, dan Nasi Chicken
Muncrat Menggelinjang dan ada menu minuman unik seperti, teh cewe manis, teh
susu montok, teh neng lemon genit, jeruk perez remez, kopi item panjang puas, kopi
susu semok, white coffe sexy, cappucinno dan mochacinno.
Keistimewaan nama Steak Ranjang lengkap dengan nama-nama menunya
yanǧnyeleneh̍tidak jarang orang yang melihat atau yang membacanya
berpendapat negatif. Dibalik kenyelenehannya ini, membuat pengunjung penasaran
dan datang untuk makan di Steak Ranjang, disini pengelola memiliki peluang untuk
merauk keuntungan yang besar. Dilihat dari kendalan Steak Ranjang memiliki harga
Rp. 16.000.00- sedangkan untuk menu minuman dibandrol kisaran Rp. 3.000.00- s/d
Rp. 5.000.00-. Tetapi harga tersebut terkadang berubah-ubah sesuai dengan harga
bahan baku yang ada di pasaran. Ini membuat pengelola harus menentukan lebih
memilih mempertahankan harga yang murah dengan mengurangi porsi ataukah
mempertahankan porsi dengan harga yang dinaikkan, sehingga pelanggan yang
datang tidak berkurang.
Menurut Hermawan Kartajaya (2010:29) yang harus diperhatikan untuk
memperkuat diferensiasi produk, membuat penilaian konsumen secara umum adalah
suatu keberhasilan membangun prospektif konsumen akan suatu produk merupakan
cara atau bentuk keberhasilan strategi ini. Hal ini terjadi karena melalui proses
bagaimana sebuah produk yang berbeda kemampuannya mampu mempengaruhi
keinginan konsumen untuk membeli atau bereksperimen untuk memakainya.
Menciptakan produk yang susah ditiru, merupakan salah satu keberhasilan dari
diferensiasi.
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada sebuah kedai
steak, yaitu Steak Ranjang yang berlokasi di Jl. Dipati Ukur tepat di seberang
Kampus Universitas Padjadjaran Bandung. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis
menganalisis diferensiasi produk Steak Ranjang. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif, yang digunakan untuk menjelaskan atau memaparkan
Jika perusahaan atau produsen tidak melakukan strategi diferensiasi produk
terhadap produk yang ia produksi, maka akan dengan mudah kompetitor penghasil
produk yang sama untuk masuk ke dalam pasarnya. Hal ini dapat menyebabkan
persaingan yang semakin sengit dan upaya untuk mencapai target penjualan akan
menjadi sulit. Jadi, untuk membuat keunggulan dalam melakukan diferensiasi maka
perusahaan harus berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya dan juga
harus mampu bersaing dengan produsen lain yang menghasilkan produk sejenis.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
suatu penelitian dengan mengangkat judul : ” Analisis Diferensiasi Produk pada
Steak Ranjang Bandung.”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Didalam melakukan penelitian ini, berdasarkan dari uraian latar belakang
yang telah dijelaskan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah yang terdapat di
Steak Ranjang Bandung adalah :
1. Masih banyaknya konsumen yang bertanya tentang arti nama Steak Ranjang dan
nama-nama menu yang dianggap “nyeleneh” sehingga pengelola harus selalu
2. Adanya keluhan yang disampaikan oleh konsumen tentang harga steak yang
sering berubah-ubah membuat pengelola mencari cara untuk mengatasi masalah
tersebut.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan konsumen atas diferensiasi produk pada Steak Ranjang
Bandung.
2. Bagaiamana upaya perbaikan yang dilakukan pengelola menghadapi
permasalahan pada Steak Ranjang.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang diperlukan
sebagai sumber informasi untuk dianalisis dalam rangka menyusun Tugas Akhir
untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian sidang guna memperoleh gelar
Ahli Madya Universitas Komputer Indonesia dan untuk menganalisis diferensiasi
1.3.2 Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan rumusan masalah yang telah ada, maka yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen atas diferensiasi produk pada Steak
Ranjang Bandung.
3. Untuk mengetahui upaya perbaikan yang dilakukan pengelola menghadapi
permasalahan pada Steak Ranjang.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu Steak Ranjang dalam
mempertahankan diferensiasi produk, sehingga dapat bersaing dengan produk
pesaing.
2. Bagi Pihak Lain
Sebagai sumber informasi dan menjadi bacaan yang dapat membantu dalam
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Ilmu Manajemen
Bagi pengembangan ilmu manajemen semoga hasil penelitian ini penulis
dapat memberikan bahan masukan pengetahuan khususnya mengenai
diferensiasi produk.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi peneliti lain, khususnya yang berminat pada
diferensiasi produk dan dapat dijadikan bahan literatur untuk
penilaian-penilaian lainnya.
3. Bagi Penulis
Mengetahui dan menambah pengetahuan yang penulis peroleh selama di
bangku kuliah dan bagaimana penerapannya khususnya di bidang pemasaran.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis melaksanakan penelitian
pada Steak Ranjang yang berlokasi di Jl. Dipati Ukur tepat di seberang Kampus
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang akan dilaksanakan dan ditempuh , penulis gambarkan
dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Penelitian
Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Pengajuan Proposal
Penelitian
2.
Pelaksanaan Penelitian
3. Pengumpilan Data
4.
Pengolahan Data dan
Analisis Data
5. Penyusunan Laporan
10
2.1 Kajian Pustaka
Seperti yang telah diketahui, untuk menjadikan suatu produk agar selalu
tetap diteima di masyarakat dan kehadiran berbagai macam-macam merek yang
dipasarkan agar tidak mempengaruhi daya beli konsumen terhadap barang yang
sama, diperlukan suatu upaya dalam inovasi produk. Inovasi tersebut harus dapat
dipertahankan oleh perusahaan, keadaan setiap saat bisa berubah seiring
berjalannya waktu serta apa saja yang terjadi pada waktu itu, tinggal bagaimana
perusahaan membaca dan memanfaatkan perubahan yang terjadi serta upaya apa
yang harus dilakukan agar perencanaan kerja terus berjalan, sehingga omset
penjualan tidak menurun melainkan terus meningkat dan perusahaan dapat
memberikan kepuasan yang berkelanjutan kepada konsumen.
2.1.1 Pengertian Diferensiasi Produk
Pengertian produk menurut Kotler yang dikutip dalam buku Buchari Alma
(2011:139) adalah:
Produk bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti
makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud
seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan
keinginan (need and wants) dari konsumen.
Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan
(need), akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants). Misalnya
membeli bentuk sepatu, gaya, warna, merek, dan harga yang
menimbulkan/mengangkat prestise.
Agar meraih keunggulan yang kompetitif banyak cara bisa dilakukan.
Salah satu alternatif strateginya adalah pendiferensiasian penawaran secara efektif
terhadap para pelanggan sasaran (target customer). Perusahaan akan melakukan
diferensiasi terhadap para pesaingnya apabila dia berhasil menampilkan keunikan
yang dinilai penting oleh konsumen.
Ada beberapa pengertian diferensiasi produk menurut para ahli yang akan
dikemukakan di bawah ini adalah sebagai berikut :
Pengertian diferensiasi produk menurut Kotler yang dikutip Bobby
Yudhiarina (2009:2292) adalah :
”Diferensiasi adalah kegiatan merancang serangkaian keunikan yang
berarti untuk membedakan apa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan apa yang ditawarkan oleh pesaing”.
Sedangkan menurut Kasumbogo Untung yang dikutip Bobby Yudhiarina
(2009:2292) mendefinisiskan diferensiasi produk sebagai berikut :
“Diferensiasi produk yang bersifat inovasional biasanya ditanggapi positif
oleh pihak pembeli karena dianggap mempunyai mutu lebih baik dan lebih
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi produk
merupakan strategi yang membuat produk berbeda dengan kompetitor bahkan
melebihinya, sehingga hasil yang dapat dinilai oleh konsumen dan nilai yang
diharapkan dapat mempengaruhi pilihan dan kepentingan konsumen yang paling
istimewa.
Dengan demikian perbedaan yang diciptakan dapat menambah nilai yang
bermanfaat bagi konsumen atau penggunanya. Sehingga produk yang diciptakan
oleh perusahaan mempunyai nilai lebih dimasyarakat sebagai konsumen sehingga
perusahaan yang memiliki diferensiasi yang kuat akan mendapatkan kinerja yang
baik diantara para pesaingnya.
2.1.1.1 Tahap-tahap Membangun Diferensiasi
Menurut Hermawan Kartajaya (2010:30), diferensiasi tidak hanya
dibangun dari sisi produk saja, tapi juga melibatkan aspek strategi pemasaran
seperti segmentasi, targeting dan positioning. Berikut adalah tahapan yang
dilakukan untuk membangun diferensiasi yang solid antara lain :
1. Melakukan segmentasi dan targeting yang kemudian diikuti perumusan
positioning produk, merek dari perusahaan.
2. Menganalis sumber – sumber deferensiasi yang memungkinkan, baik yang
telah ada saat ini maupun memiliki potensi untuk menjadi basis diferensiasi
dimasa yang akan datang.
3. Menguji diferensiasi perusahaan, apakah sustainable atau tidak. Beberapa hal
tidak mudah ditiru dan memiliki keunikan. Apabila produk dan merek perusahaan
memiliki keunikan maka akan bertahan karena tidak mudah untuk disamakan
dengan pesaing.
4. Mengkomunikasikan diferensiasi yang dimiliki. Produk yang baik tidak berarti
akan menjadi pemenang, yang paling penting adalah persepsi yang lebih baik.
Untuk itu perusahaan harus mampu mengkomunikasikan diferensiasinya dengan
baik. Berikut ini adalah beberapa kriteria untuk mengkomunikasikan diferensiasi :
a) Simple, komunikasikanlah diferensiasi yang perusahaan tawarkan dalam
bahasa yang sederhana serta kata – kata yang singkat.
b) Meaningful, pilihlah kata – kata yang singkat tapi bermakna.
c) Focus, komunikasi yang disampaikan harus benar – benar menuju pada suatu
titik, dimana perusahaan tampil beda dan meninggalkan pesaing.
2.1.1.2 Tahap-tahap Mempertahankan Diferensiasi yang Sudah Terbentuk
Membangun diferensiasi dari sisi konten, konteks, dan infrastruktur agar
menjadi kokoh menjadi penting bagi perusahaan. Namun kebutuhannya tidak cukup
hanya sampai membangun diferensiasi yang kokoh saja, tapi yang terpenting adalah
bagaimana mepertahankan diferensiasi tersebut. Menurut Hermawan Kartajaya
(2010:32) berikut adalah teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
diferensiasi yang solid :
1. Fokus pada core differentiation
Perusahaan boleh melakukan cara-cara untuk „menancapkan‟ eksistensi merek
untuk mengeksploitasi pasar tapi harus tetap bersumber pada diferensiasi utama
2. Be consistent
Konsistensi di sini maksudnya adalah konsisten dalam hal pesan yang
disampaikan ke pasar serta konsisten juga dalam hal operasional perusahaan
sehari-hari.
3. Evolve your differentiation
Perkuat diferensiasi yang sudah dimiliki dari waktu ke waktu sehingga tetap
unggul di pasar.
2.1.2 Macam-macam Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk merupakan cara perusahaan untuk memenangkan
persaingan dengan perusahaan pesaing melalui daya pembeda atau keunikan produk
sehingga dipersepsikan sebagai produk yang memiliki nilai lebih oleh konsumen.
Diferensiasi produk merupakan titik tolak penciptaan diferensiasi karena
produk merupakan factor utama yang menjadi focus perhatian konsumen. Produk
perusahaan berperan sebagai penarik minat konsumen.
Menurut Kotler (2007 : 385), diferensiasi produk dapat dibedakan
menjadi:
1. Bentuk
Bentuk produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau
struktur fisik sebuah produk.
2. Keistimewaan (feature)
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, yakni
yang pertama dalam memperkenalkan keistimewaan baru yang berharga
merupakan salah satu dari cara yang paling efektif untuk bersaing.
3. Mutu Kinerja
Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat level kinerja:
rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Mutu kinerjamengacu pada level di mana
karekteristik dasar produk itu beroperasi.
4. Mutu Kesesuaian
Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian (conformance
quality) yang tinggi. Kualitas kesesuaian adalah tingkat di mana semua unit
yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang
dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah adalah
bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa pembeli.
5. Daya Tahan (durability)
Daya tahan (durability), suatu ukuran usia operasi yang diharapkan dalam
kondisi normal dan/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk
produk-produk tertentu.
6. Keandalan
Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk produk yang lebih dapat
diandalkan. Keandalan (realibility) adalah ukuran kemungkinan suatu produk
7. Mudah diperbaik
Mudah diperbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu
produk yang rusak atau gagal.
8. Gaya (style)
Gaya (style) menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh
produk itu bagi pembeli. Pembeli biasanya bersedia membayar harga
tambahan untuk produk –produk yang diberi gaya menarik.
Gaya memiliki keunggulan menciptakan perbedaan produk yang sukar untuk
ditiru. Di sisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu berarti kinerja yang
tinggi.
9. Rancangan (design)
Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara
yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan
jasa perusahaan. Rancangan adalah totalitas keistimewaan yang
mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan
pelanggan. Bagi perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah
produk yang mudah diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk
yang dirancang dengan baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat
Sedangkan menurut Djaslim Saladin dan Herry Achmad Buchory
(2010:106-108), diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi :
1. Keistimewaan (feature) adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar atau kegunaan utama suatu produk.
2. Kualitas Kinerja (Performance quality) merupakan tingkatan atau level di mana karakteristik-karakteristik primer produk bekerja. Jadi, pembeli bersedia
membayar lebih mahal untuk kinerja lebih baik, asalkan harga tidak
melampaui nilai tambah kinerja tersebut. Ada tiga strategi relevan untuk
melakukan performance yaitu :
1) Manufaktur terus-menerus dengan cara meningkatkan mutu produk, sering
memperoleh pengembalian, dan pangsa pasar yang tinggi.
2) Memepertahankan kualitas produk.
3) Menurunkan strategi tersebut di atas, harus dipertimbangkan secara
mantap, karena terkait dengan profit yang akan dicapai dan kelangsungan
hidup perusahaan.
3. Kualitas Kesesuaian (conformance quality) adalah parameter yang menunjukkan sejauh mana desain dan karakteristik operatif produk mendekati
kadar sasaran (standars target).
4. Daya tahan (durability) adalah ukuran umur pakai harapan (expected operating life) suatu produk. Bisa umur teknis, bisa juga umur ekonomis tetapi
biasanya umur teknis.
6. Mudah diperbaiki (repairability) adalah tingkat kemudahan memperbaiki suatu produk.
7. Gaya (style) adalah ukuran keelokan dan kenyamanan produk di mata pembeli. Sebuah perusahaan mempunyai reputasi yang hebat karena gaya
(style) daripada produknya.
8. Desain (design) adalah daya integratif yang dapat mengagumkan pandangan pembeli.
Setelah membandingkan antara pendapat Kotler dengan Djaslim Saladin
dan Herry Achmad Buchory, pada penelitian ini penulis menggunakan referensi
dari Kotler yang digunakan sebagai indikator dikarenakan lebih banyak sumber,
lebih lengkap, terperinci serta mudah dipahami.
2.1.2.1 Manfaat Diferensiasi Produk
1. Diferensiasi akan memperpanjang siklus hidup produk
Suatu produk pasti akan mengalami siklus decline atau penurunan.
Jadi, pada prinsipnya sebelum terjadi penurunan di dalam pemasaran produk
atau jasa kita, perlu dilakukan diferensiasi supaya penjualan di dalam
pemasaran kita meningkat kembali.
2. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih diingat oleh
konsumen
Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih melekat di
benak konsumen. Sebagai informasi, perbedaan yang ada pada produk
produk atau jasa yang kita pasarkan karena adanya point of interest yang kita
miliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.
Pada dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh
produk maupun jasa lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing
rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan
tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan
biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba
mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.
3. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita terlihat lebih baik dibandingkan dengan produk atau jasa yang lain
Dengan adanya keunikan yang kita miliki, maka produk kita akan
terlihat lebih baik dibandingkan produk lain, karena keunikan tersebut adalah
nilai tambah dari produk atau jasa yang kita pasarkan.
Suatu produk atau jasa yang memiliki bentuk dan keunggulan yang
relatif sama dengan produk atau jasa lain biasanya akan terlihat biasa saja di
mata konsumen, karena pada prinsipnya, konsumen sering merasa jenuh
dengan penawaran produk atau jasa yang keunggulannya relatif sama dengan
yang lain.
Dengan adanya keunikan atau perbedaan yang menarik dari produk
atau jasa kita, maka hal tersebut akan membuat konsumen memiliki persepsi
yang lain. Dengan persepsi tersebut, maka pada konsumen juga akan lebih
tertarik untuk mencoba menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan kita dibandingkan produk atau jasa yang lain.
4. Diferensiasi akan membuat nilai jual dari produk atau jasa yang kita pasarkan menjadi lebih tinggi
Keunikan produk atau jasa yang dimiliki bisa merupakan asset yang
berharga bagi kita. Dengan keunikan produk atau jasa tersebut, kita dapat
menjual produk atau jasa kita dengan harga yang lebih tinggi. Dikatakan
bahwa kita dapat menjual produk kita dengan harga yang lebih tinggi karena
dengan keunikan yang kita miliki, kita dapat dengan percaya diri mengatakan
kepada konsumen bahwa hal yang dimiliki oleh kita tidak dimiliki oleh
produk atau jasa yang lain.
2.1.2.2 Tujuan Diferensiasi Produk
Tujuan dilakukannya diferensiasi produk adalah untuk meningkatkan
keuntungan dengan cara menghasilkan lini produk baru agar mendapatkan laba
yang maksimal serta meminimalisir risiko kerugian dari produk yang terdahulu
yang mengalami penurunan.
Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu
mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik
produk,strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari
2.1.3 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan
1. Rina Rifqie
Adapun persamaan dan perbedaan namun tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan bukti nyata dan hasil yang maksimal.
Banyak ahli mengatakan
2.2 Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan tentu memiliki berbagai macam strategi untuk menjual
produk yang dihasilkan agar sampai dan diminati oleh konsumen. Baik
perusahaan kecil ataupun besar semuanya berorientasi pada kebutuhan, keinginan,
dan kepuasan yang akan diberikan kepada konsumen
Diferensiasi merupakan strategi yang membuat produk berbeda dengan
kompetitor bahkan melebihinya, sehingga hasilnya dapat dinilai oleh konsumen.
Langkah-langkah yang diambil oleh suatu perusahaan untuk mendiferensiasikan
diri dari pesaing, apabila perusahaan tesebut memiliki keunikan yang dapat dinilai
oleh konsumen.
Keistimewaan atau keunikan atau ciri adalah sifat yang menunjang fungsi
dasar produk. Kebanyakan produk dapat ditawarkan dengan berbagai
keistimewaan. Perusahaan dapat mulai dengan versi dasar produk dan membuat
versi lain dengan menambahkan keistimewaan baru.
Diferensiasi dipengaruhi oleh proses desain sebuah produk yang
mempunyai keunikan, peranan desain sebagai alat diferensiasi produk sedang
meningkat seperti sulitnya untuk menahan keuntungan kompetitif melalui
teknologi. Proses ini tidak dapat diabaikan karena sangat penting bagi pembuatan
Dari kerangka pemikiran diatas dapat dibuat bagan kerangka pemikiran
sebagai berikut :
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Diferensiasi Produk
1. Bentuk
2. Keistimewaan (feature) 3. Mutu Kinerja
4. Mutu Kesesuaian
5. Daya Tahan (durability) 6. Keandalan (reliability) 7. Mudah Diperbaiki 8. Gaya ( Style)
9. Rancangan (design)
27
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Umi Narimawati yang dikutip dari Husein Umar
(2010 : 29) mengemukakan bahwa : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan
atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian
dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Penulis melakukan penelitian untuk mengumpulkan data yang dijadikan
bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul ”Analisis Diferensiasi Produk
pada Steak Ranjang Bandung.” Sedangkan objek penelitian ini adalah mengenai
Diferensiasi Produk pada Steak Ranjang Bandung yang terletak Jl. Dipati Ukur tepat
di seberang Kampus Universitas Padjadjaran Bandung. sebagai perusahaan yang
diteliti oleh penulis utuk melengkapi data.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Umi Narimawati (2010 : 29) mengemukakan bahwa : Metode
penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk
mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Sugiono (2011 : 2) mengemukakan bahwa :Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut
Sugiono (2010 : 29) dalam buku Umi Narimawati : “Metode Deskriptif adalah
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar
penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2010 : 30) dalam buku Umi Narimawati bahwa :
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian”.
Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk menuntun dalam
proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
Menurut Sugiyono (2008:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Sumber Masalah
Peneliti melakukan survei awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk
dijadikan sebagai sumber masalah sebagai dasar penelitian. Fenomena dalam
penelitian ini adalah munculnya steak unik yang memiliki level pedas yang dapat
disesuaikan dengan selera konsumen.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian Sumber Masalah
Rumusan Masalah
Metode penelitian
Menyusun instrument penelitian
yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah
penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika
masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana tanggapan konsumen atas diferensiasi produk pada Steak Ranjang
Bandung.
3. Metode Penelitian
Peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk
memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten
yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana,
waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang
digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan
metode analisis deskriptif.
4. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner dan data dari perusahaan
terkait. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab
rumusan masalah. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel
untuk melakukan penelitian mengenai : Analisis Diferensiasi Produk yang
5. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiono (2011 : 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan topik yang telah dibahas maka pada penyusunan Tugas Akhir ini
adalah Analisis Diferensiasi Produk pada Steak Ranjang Bandung. Dalam penelitian
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber
Diferensiasi
-Tingkat ketebalan daging
steak
-Tingkat keawetan jika
dibawa pulang
-Tingkat harga terjangkau
-Tingkat jaminan
penggantian produk baru
bila terjadi kegagalan
produk.
-Tingkat menu pelengkap
yang disajikan
-Tingkat keunikan yang
memenuhi kebutuhan
pelanggan
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan pengelompokkan ke dalam dua golongan yaitu :
1. Data primer adalah data segala informasi yang diperoleh, diamati, dan dicatat
oleh peniliti langsung dari perusahaan yang menjadi obyek penelitian.
Menurut Sugiono (2010 : 37) dalam buku Umi Narimawati, data primer
adalah : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data”.
2. Data Sekunder adalah data atau informasi yang berasal dari media cetak
lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Menurut Sugiono (2010 : 37) dalam buku Umi Narimawati data sekunder
adalah : “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
3.2.3.2.1 Populasi
Menurut Sugiono (2011 : 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang
datang ke Steak Ranjang untuk melakukan transaksi pembelian, serta dijadikan
sasaran untuk memperoleh data. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Steak
Ranjang Bandung bahwa pengunjung yang datang adalah kurang lebih sekitar 50
orang perhari. Pengunjung adalah konsumen tetap yang berbelanja secara rutin,
sehingga berdasarkan data dari pengelola secara umum pengunjung tetap sekitar 150
orang. Jadi diasumsikan jumlah populasi adalah 150 orang.
3.2.3.2.2 Sampel
Menurut Sugiono (2011 : 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jenis yang akan digunakan adalah
probability dengan teknik random sampling, yaitu teknik dimana sedemikian rupa
sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai teknik yang sama untuk
dipilih sebagai sample dengan kata lain populasi dianggap homogeny.
Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan penelitian ini dengan
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e =Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan (1%,
5%, 10%)
Dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% maka pada kasus penelitian Steak
Ranjang Bandung ukuran sampel penelitian dapat dihitung sebagai berikut :
n = 43 dibulatkan menjadi 50
Maka jumlah populasi yang diambil peneliti pada kasus Steak Ranjang
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Studi Lapangan ( Field Research )
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer yang akurat,
merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dengan
menggunakan usaha–usaha khusus, diantaranya dengan terjun langsung ke
perusahaan melalui:
a. Observasi
Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap kegiatan perusahaan sebagai objek penelitian dimana dalam hal
ini diteliti dengan baik secara langsung dan menunjang pengumpulan
data-data yang berhubungan dengan pembahasan dan kemudian
pencatatan langsung dari sumber tertulis pada lokasi penelitian kuesioner.
b. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara
berkomunikasi langsung dengan pemilik Steak Ranjang dan konsumen
c. Kuesioner
Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
membagikan lembaran kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
akan di isi oleh responden, yang kemudian lembaran-lembaran kertas
tersebut akan dikumpulkan dan hasilnya akan diolah menjadi materi yang
akan dibahas.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi Kepusakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari buku-buku (literature) dan pemilihan teori-teori yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Cara yang dilakukan untuk
memperoleh data sekunder yang menjadi landasan teori guna mendukung data
yang diperoleh selama penelitian:
a. Studi Dokumentasi
Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang
berkenan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen mengenai
sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan
b. Studi Literatur
Yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku, makalah
dan tugas akhir untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan
teori dan konsep yang sedang dibahas, yaitu tentang diferensiasi produk.
3.5.2 Rancangan Analisis
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan kuesioner. Penelitian
deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan
melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya.
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data. Setelah
data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan
tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang
ditetapkan.Scoring dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu 5, 4, 3, 2, 1.
3.5.2.2 Analisis Deskriptif atau Kualitatif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil survey dan
menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian dalam hal ini
yaitu diferensiasi produk pada Steak Ranjang Bandung. Mendeskripsikan hasil survey
pada setiap variabel penelitian terutama untuk melihat gambaran secara umum
penelitian responden atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat
Analisis deskriptif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi
untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk
dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Menurut Rendi Panuju (2000 : 45) menyatakan bahwa “untuk menentukan
kategori tertinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks
minimum, maksimum dan intervalnya serta jarak intervalnya” sebagai berikut:
1. Nilai indeks minimum adalah nilai skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali
jumlah responden.
2. Nilai indeks maksimum adalah nilai skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali
jumlah responden.
3. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks
minimum.
4. Jarak interval adalah interval ini dibagi jumlah jenjang yang diinginkan.
Penentuan kategori dalam ukuran persentase dilakukan dengan perhitungan sebagai
berikut:
Skor minimum dalampersentase =
=
Skormaksimumdalampersentase =
=
= 100 %
Interval dalampersentase = skormaksimum- skor minimum
= 100 % - 20 %
= 80 %
Panjang interval dalampersentase =
=
= 16 %
Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing item
penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kriteria Presentase Tanggapan Responden
No. % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00% - 36.00% Tidak Baik
2 36.01% - 52.00% Kurang Baik
3 52.01% - 68.00% Cukup
4 68.01% - 84.00% Baik
5 84.01% - 100% Sangat Baik
80
5.1 Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanggapan responden terhadap diferensiasi produk yang dilakukan Steak
Raanjang Bandung termasuk dalam kategori baik. Ini terlihat dari persentase
skor untuk diferensiasi produk adalah sebesar 72%. Hal ini mengindikasikan
bahwa produk Steak Ranjang Bandung sudah baik. Dimana indikator yang
menonjol dari hasil penelitian diferensiasi produk adalah indikator keistimewaan
yaitu sebesar 79.6% dikarenakan konsumen menyukai keistimewaan berupa
level kepedasan yang diciptakan Steak Ranjang yang belum pernah ada pada
steak lain. Dan yang paling rendah adalah indikator keandalan yaitu sebesar
64.8% yang disebabkan karena harga yang ditawarkan murah tetapi konsumen
harus menunggu lama untuk mendapatkan sajian steak ini.
2. Perbedaan yang ada pada produk maupun jasa kita, akan membuat konsumen
lebih mudah untuk mengingat produk atau jasa yang kita pasarkan karena
adanya point of interest yang kita miliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki
oleh produk atau jasa yang lain. Dengan adanya keunikan yang kita miliki,
maka produk kita akan terlihat lebih baik dibandingkan produk lain, karena
keunikan tersebut adalah nilai tambah dari produk atau jasa yang kita
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan
beberapa saran untuk Steak Ranjang Bandung, yaitu :
1. Perusahaan harus lebih meningkatkan kualitas dari produknya dengan
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Berdasarkan hasil kuesioner,
masih terdapat respon negatif terhadap Steak Ranjang Bandung seperti dari
bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, mutu kesesuaian, daya tahan, keandalan,
mudah diperbaiki, gaya dan rancangan. Maka dari itu penulis menyarankan
untuk meningkatkan lagi keunggulan-keunggulan yang dimiliki dengan terus
melakukan inovasi-inovasi untuk perkembangan dan kesempurnaan
Penerbit Alfabeta.
Hermawan Kartajaya.2010.Brand Operation The Official MIM Academy course book. Jakarta : Esesnsi Erlangga Group.
Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin. 2010. Manajemen Pemasaran (Teori, Aplikasi dan Tanya Jawab). Bandung : Penerbit Linda Karya
Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. PT. Indeks
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Umi Narimawati, Dewi Anggadini & Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi : Genesis.
Nama : Tita Adi Sukma
Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 5 Agustus 1989
Alamat : Kp. Babakan Sukarame Rt/Rw 021/008
Desa Cisayong- Kec. Cisayong, Tasikmalaya 46153
Golongan Darah : A
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan
1995 – 2001 : SD Negeri Sukarame, Tasikmalaya
2001 - 2004 : SMP Negeri 1 Cisayong, Tasikmalaya
2004 - 2007 : SMA Negeri 6 Tasikmalaya
2009- 2012 : Penulis diterima di Fakultas Ekonomi jurusan
Manajemen Pemasaran dan masih tercatat sebagai
Mahasiswi Program Studi Manajemen Pemasaran
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia