• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Diferensiasi Produk Pada Steak Ranjang Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Diferensiasi Produk Pada Steak Ranjang Bandung"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

THE ANALYSIS OF PRODUCT DIFFERENTIATION AT

STEAK RANJANG BANDUNG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Manajemen Pemasaran

Oleh:

TITA ADI SUKMA 21409013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

v

Windi Novianti, SE., MM

Perusahaan dituntut untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi apa yang diharapakan oleh konsumen dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan strategi diferensiasi produk. Seperti yang dilakukan Steak Ranjang Bandung sebagai lokasi penelitian, Steak Ranjang menciptakan produk steak yang berbeda dibanding dengan steak pada umumnya, yaitu keunikan berupa rasa dengan level kepedasan yang bisa disesuiakan dengan selera konsumen.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tanggapan konsumen mengenai diferensiasi produk pada Steak Ranjang Bandung.

Metode yang digunakan didalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan keadaan didalam perusahaan yang sebenarnya. Unit analisis dalam penelitian ini pengunjung Steak Ranjang Bandung yang berjumlah 50 orang sebagai sampel pendukung dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi lapangan (observasi, wawancara, dan kuesioner), dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan responden mengenai diferensiasi produk pada Steak Ranjang Bandung secara keseluruhan termasuk dalam kriteria baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 1621 (72%).

(5)

iv

Novianti, SE., MM

Companies are required to always pay attention to the needs and desires of consumers and trying to fulfill what is expected by the consumer in a more satisfying than those made by competitors. Therefore the company should conduct a product differentiation strategy.As performed Steak Ranjang Bandung as a research location, Steak Ranjang creates a different product than the steak in general, the uniqueness of taste to the level of spiciness can be adjusted to the tastes of consumers.

The purpose of this study was to determine how the responses of consumers on product differentiation on Steak Ranjang Bandung.

The method used in the preparation of this final project is to use a descriptive method that is a study that describes the actual situation within the company. The unit of analysis in this study Steak Ranjang Bandung visitors who account for 50 people as supporters of the sample and data collection techniques by using a field study (observation, interviews, and questionnaires), and literary study.

The result showed that the responses of product differentiation at Steak Ranjang Bandung as a whole is included in the criteria with the value obtained for 1621 (72%).

(6)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ……….. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ……….…….. ii

MOTTO ………..………. iii

ABSTRACT ……….... iv

ABSTRAK ……….………..…...... v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR GAMBAR ……….………... xiv

DAFTAR TABEL ………... xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xix

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ………. 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ………... 5

1.2.1 Identifikasi Masalah ……….. 5

1.2.2 Rumusan Masalah ………. 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….. 6

1.3.1 Maksud Penelitian ………. 6

(7)

x

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 8

1.5.1 Lokasi Penelitian ……… 8

1.5.2 Waktu Penelitian ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ………. 10

2.1 Kajian Pustaka ………... 10

2.1.1 Pengertian Diferensiasi Produk ………. 10

2.1.1.1 Tahap-tahap Membangun Diferensiasi…..………… 12

2.1.1.2 Tahap-tahap Mempertahankan Diferensiasi yang Sudah Terbentuk………..…. 13 2.1.2 Macam-macam Diferensiasi Produk ………. 14

2.1.2.1 Manfaat Diferensiasi Produk ………. 18

2.1.2.2 Tujuan Diferensiasi Produk ………..…... 20

2.1.3 Hasil Penelitian Terdahulu ……….... 21

(8)

xi

3.2.1 Desain Peneltian ………...………. 25

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ……….. 28

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ……….. 30

3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder) ………. 30

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ………. 31

3.2.3.2.1 Populasi ……….. 31

3.2.3.2.2 Sampel ……… 31

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data (observasi, kuesioner, wawancara, dokumentasi) ………. 33

3.2.5 Rancangan Analisis ………... 35

3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskiptif /Kualitatif ………….. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 38

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………... 38

4.1.1 Sejarah Perusahaan ……… 38

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ………. 43

4.1.3 Job Description/Deskripsi Jabatan ………. 45

(9)

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……….... 80

5.2 Saran ……….…. 81

DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER

(10)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan masyarakat semakin kian padat sehingga kebutuhan pun

semakin meningkat ditambah lagi yang namanya persaingan hidup akan semakin

ketat, masyarakat kita pada umumnya mencari solusi membenahi dan mensiasati

perkembangn jaman yang semakin maju, banyak contoh masyarakat kita yang

memilih membuka usaha sendiri dengan berwirausaha dibanding bekerja di

perusahaan-perusahaan besar, misalnya usaha yang kini sedang banyak digandrungi

para pembisnis ialah menjamurnya usaha-usaha kuliner, baik dari kalangan pedagang

kaki lima, mahasiswa, pegawai paruh waktu bahkan sampai kalangan pejabat pun ada

yang memiliki sampingan mengelola usaha kuliner dibalik kesibukannya

mengabdikan diri untuk negara.

Di Indonesia perkembangan usaha kuliner berlangsung cukup pesat meskipun

keadaan perekonomian di Indonesia sedang mengalami masa yang cukup sulit pada

saat sekarang ini. Seiring dengan meningkatnya usaha-usaha dibidang kuliner,

menyebabkan terjadinya persaingan diantara pengusaha-pengusaha yang bergerak

dibidang yang sama. Setiap pengusaha berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas

produknya maupun manajemen pemasarannya dengan tujuan memaksimalkan

(11)

Berbagai strategi disusun oleh para pengusaha guna memenangkan atau

mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Untuk mewujudkan hal tersebut

pengusaha dituntut untuk bersikap lebih agresif dan aktif membaca pasar dalam

rangka mempertahankan dan mewujudkan tujuan perusahaan. Hal tersebut dapat

terealisasi dengan melakukan tindakan-tindakan nyata seperti mencari pelanggan

baru, mengembangkan atau meningkatkan pelayanan penjualan baik sebelum maupun

sesudah terjadinya transaksi.

Diferensiasi adalah aktivitas untuk mendesain produk agar memiliki ciri khas

yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam pemasaran, diferensiasi produk

adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini

memerlukan penelitian pasar yang cukup serius agar dapat benar-benar berbeda maka

diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk biasanya hanya

mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan atau tema promosi tanpa

mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.

Ada banyak usaha-usaha kuliner yang sedemikian rupa merubah,

memodifikasi, tampilan usahanya dari mulai memberi nama, memberi warna bahkan

memadukan dengan gambar visual pada tampilan dagangannya, hal ini pun menjadi

modal utama untuk menciptakan ciri khas agar produk mudah diingat di benak

pelanggannya, selain memodifikasi tampilan dagangannya, tidak hanya itu biasanya

(12)

Jika berbicara mengenai keunikan-keunikan dan modifikasi tampilan

dagangan, di kota Bandung tepatnya di daerah Dipatiukur ada satu kedai steak yang

unik dan menarik untuk dikenal lebih dalam, namanya STEAK RANJANG dengan

tagline NIKMAT MENGGELINJANG !! Memang unik terdengarnya, mengapa

demikian karena selain namanya yang unik, kedai Steak Ranjang ini juga menyajikan

sajian steak yang berbeda.

Pada umumnya kedai steak lain hanya memberi nama secara objektif saja,

berbeda dengan Steak Ranjang, selain memiliki rasa yang khas, Steak Ranjang

memiliki nama kiasan yang unik misalnya nama level kepedasan seperti, PDKT,

HTS, TTM, PLUS-PLUS lalu nama-nama menu steak seperti, Sirloin Telanjang

Panas, Tenderloin Telanjang Bebas, Chicken Steak Telanjang Puas, Sirloin Selimut

Nakal, Tenderloin Selimut Binal, Chicken Crispy Selimut Centil, dan Nasi Chicken

Muncrat Menggelinjang dan ada menu minuman unik seperti, teh cewe manis, teh

susu montok, teh neng lemon genit, jeruk perez remez, kopi item panjang puas, kopi

susu semok, white coffe sexy, cappucinno dan mochacinno.

Keistimewaan nama Steak Ranjang lengkap dengan nama-nama menunya

yanǧnyeleneh̍tidak jarang orang yang melihat atau yang membacanya

berpendapat negatif. Dibalik kenyelenehannya ini, membuat pengunjung penasaran

dan datang untuk makan di Steak Ranjang, disini pengelola memiliki peluang untuk

merauk keuntungan yang besar. Dilihat dari kendalan Steak Ranjang memiliki harga

(13)

Rp. 16.000.00- sedangkan untuk menu minuman dibandrol kisaran Rp. 3.000.00- s/d

Rp. 5.000.00-. Tetapi harga tersebut terkadang berubah-ubah sesuai dengan harga

bahan baku yang ada di pasaran. Ini membuat pengelola harus menentukan lebih

memilih mempertahankan harga yang murah dengan mengurangi porsi ataukah

mempertahankan porsi dengan harga yang dinaikkan, sehingga pelanggan yang

datang tidak berkurang.

Menurut Hermawan Kartajaya (2010:29) yang harus diperhatikan untuk

memperkuat diferensiasi produk, membuat penilaian konsumen secara umum adalah

suatu keberhasilan membangun prospektif konsumen akan suatu produk merupakan

cara atau bentuk keberhasilan strategi ini. Hal ini terjadi karena melalui proses

bagaimana sebuah produk yang berbeda kemampuannya mampu mempengaruhi

keinginan konsumen untuk membeli atau bereksperimen untuk memakainya.

Menciptakan produk yang susah ditiru, merupakan salah satu keberhasilan dari

diferensiasi.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada sebuah kedai

steak, yaitu Steak Ranjang yang berlokasi di Jl. Dipati Ukur tepat di seberang

Kampus Universitas Padjadjaran Bandung. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis

menganalisis diferensiasi produk Steak Ranjang. Teknik analisis yang digunakan

adalah analisis deskriptif, yang digunakan untuk menjelaskan atau memaparkan

(14)

Jika perusahaan atau produsen tidak melakukan strategi diferensiasi produk

terhadap produk yang ia produksi, maka akan dengan mudah kompetitor penghasil

produk yang sama untuk masuk ke dalam pasarnya. Hal ini dapat menyebabkan

persaingan yang semakin sengit dan upaya untuk mencapai target penjualan akan

menjadi sulit. Jadi, untuk membuat keunggulan dalam melakukan diferensiasi maka

perusahaan harus berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya dan juga

harus mampu bersaing dengan produsen lain yang menghasilkan produk sejenis.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

suatu penelitian dengan mengangkat judul : ” Analisis Diferensiasi Produk pada

Steak Ranjang Bandung.”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Didalam melakukan penelitian ini, berdasarkan dari uraian latar belakang

yang telah dijelaskan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah yang terdapat di

Steak Ranjang Bandung adalah :

1. Masih banyaknya konsumen yang bertanya tentang arti nama Steak Ranjang dan

nama-nama menu yang dianggap “nyeleneh” sehingga pengelola harus selalu

(15)

2. Adanya keluhan yang disampaikan oleh konsumen tentang harga steak yang

sering berubah-ubah membuat pengelola mencari cara untuk mengatasi masalah

tersebut.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu

sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan konsumen atas diferensiasi produk pada Steak Ranjang

Bandung.

2. Bagaiamana upaya perbaikan yang dilakukan pengelola menghadapi

permasalahan pada Steak Ranjang.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang diperlukan

sebagai sumber informasi untuk dianalisis dalam rangka menyusun Tugas Akhir

untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian sidang guna memperoleh gelar

Ahli Madya Universitas Komputer Indonesia dan untuk menganalisis diferensiasi

(16)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah yang telah ada, maka yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen atas diferensiasi produk pada Steak

Ranjang Bandung.

3. Untuk mengetahui upaya perbaikan yang dilakukan pengelola menghadapi

permasalahan pada Steak Ranjang.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu Steak Ranjang dalam

mempertahankan diferensiasi produk, sehingga dapat bersaing dengan produk

pesaing.

2. Bagi Pihak Lain

Sebagai sumber informasi dan menjadi bacaan yang dapat membantu dalam

(17)

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Ilmu Manajemen

Bagi pengembangan ilmu manajemen semoga hasil penelitian ini penulis

dapat memberikan bahan masukan pengetahuan khususnya mengenai

diferensiasi produk.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan

dan ilmu pengetahuan bagi peneliti lain, khususnya yang berminat pada

diferensiasi produk dan dapat dijadikan bahan literatur untuk

penilaian-penilaian lainnya.

3. Bagi Penulis

Mengetahui dan menambah pengetahuan yang penulis peroleh selama di

bangku kuliah dan bagaimana penerapannya khususnya di bidang pemasaran.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis melaksanakan penelitian

pada Steak Ranjang yang berlokasi di Jl. Dipati Ukur tepat di seberang Kampus

(18)

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang akan dilaksanakan dan ditempuh , penulis gambarkan

dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Penelitian

Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Pengajuan Proposal

Penelitian

2.

Pelaksanaan Penelitian

3. Pengumpilan Data

4.

Pengolahan Data dan

Analisis Data

5. Penyusunan Laporan

(19)

10

2.1 Kajian Pustaka

Seperti yang telah diketahui, untuk menjadikan suatu produk agar selalu

tetap diteima di masyarakat dan kehadiran berbagai macam-macam merek yang

dipasarkan agar tidak mempengaruhi daya beli konsumen terhadap barang yang

sama, diperlukan suatu upaya dalam inovasi produk. Inovasi tersebut harus dapat

dipertahankan oleh perusahaan, keadaan setiap saat bisa berubah seiring

berjalannya waktu serta apa saja yang terjadi pada waktu itu, tinggal bagaimana

perusahaan membaca dan memanfaatkan perubahan yang terjadi serta upaya apa

yang harus dilakukan agar perencanaan kerja terus berjalan, sehingga omset

penjualan tidak menurun melainkan terus meningkat dan perusahaan dapat

memberikan kepuasan yang berkelanjutan kepada konsumen.

2.1.1 Pengertian Diferensiasi Produk

Pengertian produk menurut Kotler yang dikutip dalam buku Buchari Alma

(2011:139) adalah:

(20)

Produk bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti

makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud

seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan

keinginan (need and wants) dari konsumen.

Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan

(need), akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants). Misalnya

membeli bentuk sepatu, gaya, warna, merek, dan harga yang

menimbulkan/mengangkat prestise.

Agar meraih keunggulan yang kompetitif banyak cara bisa dilakukan.

Salah satu alternatif strateginya adalah pendiferensiasian penawaran secara efektif

terhadap para pelanggan sasaran (target customer). Perusahaan akan melakukan

diferensiasi terhadap para pesaingnya apabila dia berhasil menampilkan keunikan

yang dinilai penting oleh konsumen.

Ada beberapa pengertian diferensiasi produk menurut para ahli yang akan

dikemukakan di bawah ini adalah sebagai berikut :

Pengertian diferensiasi produk menurut Kotler yang dikutip Bobby

Yudhiarina (2009:2292) adalah :

”Diferensiasi adalah kegiatan merancang serangkaian keunikan yang

berarti untuk membedakan apa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan apa yang ditawarkan oleh pesaing”.

Sedangkan menurut Kasumbogo Untung yang dikutip Bobby Yudhiarina

(2009:2292) mendefinisiskan diferensiasi produk sebagai berikut :

“Diferensiasi produk yang bersifat inovasional biasanya ditanggapi positif

oleh pihak pembeli karena dianggap mempunyai mutu lebih baik dan lebih

(21)

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi produk

merupakan strategi yang membuat produk berbeda dengan kompetitor bahkan

melebihinya, sehingga hasil yang dapat dinilai oleh konsumen dan nilai yang

diharapkan dapat mempengaruhi pilihan dan kepentingan konsumen yang paling

istimewa.

Dengan demikian perbedaan yang diciptakan dapat menambah nilai yang

bermanfaat bagi konsumen atau penggunanya. Sehingga produk yang diciptakan

oleh perusahaan mempunyai nilai lebih dimasyarakat sebagai konsumen sehingga

perusahaan yang memiliki diferensiasi yang kuat akan mendapatkan kinerja yang

baik diantara para pesaingnya.

2.1.1.1 Tahap-tahap Membangun Diferensiasi

Menurut Hermawan Kartajaya (2010:30), diferensiasi tidak hanya

dibangun dari sisi produk saja, tapi juga melibatkan aspek strategi pemasaran

seperti segmentasi, targeting dan positioning. Berikut adalah tahapan yang

dilakukan untuk membangun diferensiasi yang solid antara lain :

1. Melakukan segmentasi dan targeting yang kemudian diikuti perumusan

positioning produk, merek dari perusahaan.

2. Menganalis sumber – sumber deferensiasi yang memungkinkan, baik yang

telah ada saat ini maupun memiliki potensi untuk menjadi basis diferensiasi

dimasa yang akan datang.

3. Menguji diferensiasi perusahaan, apakah sustainable atau tidak. Beberapa hal

(22)

tidak mudah ditiru dan memiliki keunikan. Apabila produk dan merek perusahaan

memiliki keunikan maka akan bertahan karena tidak mudah untuk disamakan

dengan pesaing.

4. Mengkomunikasikan diferensiasi yang dimiliki. Produk yang baik tidak berarti

akan menjadi pemenang, yang paling penting adalah persepsi yang lebih baik.

Untuk itu perusahaan harus mampu mengkomunikasikan diferensiasinya dengan

baik. Berikut ini adalah beberapa kriteria untuk mengkomunikasikan diferensiasi :

a) Simple, komunikasikanlah diferensiasi yang perusahaan tawarkan dalam

bahasa yang sederhana serta kata – kata yang singkat.

b) Meaningful, pilihlah kata – kata yang singkat tapi bermakna.

c) Focus, komunikasi yang disampaikan harus benar – benar menuju pada suatu

titik, dimana perusahaan tampil beda dan meninggalkan pesaing.

2.1.1.2 Tahap-tahap Mempertahankan Diferensiasi yang Sudah Terbentuk

Membangun diferensiasi dari sisi konten, konteks, dan infrastruktur agar

menjadi kokoh menjadi penting bagi perusahaan. Namun kebutuhannya tidak cukup

hanya sampai membangun diferensiasi yang kokoh saja, tapi yang terpenting adalah

bagaimana mepertahankan diferensiasi tersebut. Menurut Hermawan Kartajaya

(2010:32) berikut adalah teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mempertahankan

diferensiasi yang solid :

1. Fokus pada core differentiation

Perusahaan boleh melakukan cara-cara untuk „menancapkan‟ eksistensi merek

untuk mengeksploitasi pasar tapi harus tetap bersumber pada diferensiasi utama

(23)

2. Be consistent

Konsistensi di sini maksudnya adalah konsisten dalam hal pesan yang

disampaikan ke pasar serta konsisten juga dalam hal operasional perusahaan

sehari-hari.

3. Evolve your differentiation

Perkuat diferensiasi yang sudah dimiliki dari waktu ke waktu sehingga tetap

unggul di pasar.

2.1.2 Macam-macam Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk merupakan cara perusahaan untuk memenangkan

persaingan dengan perusahaan pesaing melalui daya pembeda atau keunikan produk

sehingga dipersepsikan sebagai produk yang memiliki nilai lebih oleh konsumen.

Diferensiasi produk merupakan titik tolak penciptaan diferensiasi karena

produk merupakan factor utama yang menjadi focus perhatian konsumen. Produk

perusahaan berperan sebagai penarik minat konsumen.

Menurut Kotler (2007 : 385), diferensiasi produk dapat dibedakan

menjadi:

1. Bentuk

Bentuk produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau

struktur fisik sebuah produk.

2. Keistimewaan (feature)

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, yakni

(24)

yang pertama dalam memperkenalkan keistimewaan baru yang berharga

merupakan salah satu dari cara yang paling efektif untuk bersaing.

3. Mutu Kinerja

Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat level kinerja:

rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Mutu kinerjamengacu pada level di mana

karekteristik dasar produk itu beroperasi.

4. Mutu Kesesuaian

Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian (conformance

quality) yang tinggi. Kualitas kesesuaian adalah tingkat di mana semua unit

yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang

dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah adalah

bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa pembeli.

5. Daya Tahan (durability)

Daya tahan (durability), suatu ukuran usia operasi yang diharapkan dalam

kondisi normal dan/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk

produk-produk tertentu.

6. Keandalan

Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk produk yang lebih dapat

diandalkan. Keandalan (realibility) adalah ukuran kemungkinan suatu produk

(25)

7. Mudah diperbaik

Mudah diperbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu

produk yang rusak atau gagal.

8. Gaya (style)

Gaya (style) menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh

produk itu bagi pembeli. Pembeli biasanya bersedia membayar harga

tambahan untuk produk –produk yang diberi gaya menarik.

Gaya memiliki keunggulan menciptakan perbedaan produk yang sukar untuk

ditiru. Di sisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu berarti kinerja yang

tinggi.

9. Rancangan (design)

Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara

yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan

jasa perusahaan. Rancangan adalah totalitas keistimewaan yang

mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan

pelanggan. Bagi perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah

produk yang mudah diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk

yang dirancang dengan baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat

(26)

Sedangkan menurut Djaslim Saladin dan Herry Achmad Buchory

(2010:106-108), diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi :

1. Keistimewaan (feature) adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar atau kegunaan utama suatu produk.

2. Kualitas Kinerja (Performance quality) merupakan tingkatan atau level di mana karakteristik-karakteristik primer produk bekerja. Jadi, pembeli bersedia

membayar lebih mahal untuk kinerja lebih baik, asalkan harga tidak

melampaui nilai tambah kinerja tersebut. Ada tiga strategi relevan untuk

melakukan performance yaitu :

1) Manufaktur terus-menerus dengan cara meningkatkan mutu produk, sering

memperoleh pengembalian, dan pangsa pasar yang tinggi.

2) Memepertahankan kualitas produk.

3) Menurunkan strategi tersebut di atas, harus dipertimbangkan secara

mantap, karena terkait dengan profit yang akan dicapai dan kelangsungan

hidup perusahaan.

3. Kualitas Kesesuaian (conformance quality) adalah parameter yang menunjukkan sejauh mana desain dan karakteristik operatif produk mendekati

kadar sasaran (standars target).

4. Daya tahan (durability) adalah ukuran umur pakai harapan (expected operating life) suatu produk. Bisa umur teknis, bisa juga umur ekonomis tetapi

biasanya umur teknis.

(27)

6. Mudah diperbaiki (repairability) adalah tingkat kemudahan memperbaiki suatu produk.

7. Gaya (style) adalah ukuran keelokan dan kenyamanan produk di mata pembeli. Sebuah perusahaan mempunyai reputasi yang hebat karena gaya

(style) daripada produknya.

8. Desain (design) adalah daya integratif yang dapat mengagumkan pandangan pembeli.

Setelah membandingkan antara pendapat Kotler dengan Djaslim Saladin

dan Herry Achmad Buchory, pada penelitian ini penulis menggunakan referensi

dari Kotler yang digunakan sebagai indikator dikarenakan lebih banyak sumber,

lebih lengkap, terperinci serta mudah dipahami.

2.1.2.1 Manfaat Diferensiasi Produk

1. Diferensiasi akan memperpanjang siklus hidup produk

Suatu produk pasti akan mengalami siklus decline atau penurunan.

Jadi, pada prinsipnya sebelum terjadi penurunan di dalam pemasaran produk

atau jasa kita, perlu dilakukan diferensiasi supaya penjualan di dalam

pemasaran kita meningkat kembali.

2. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih diingat oleh

konsumen

Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih melekat di

benak konsumen. Sebagai informasi, perbedaan yang ada pada produk

(28)

produk atau jasa yang kita pasarkan karena adanya point of interest yang kita

miliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.

Pada dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh

produk maupun jasa lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing

rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan

tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan

biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba

mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.

3. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita terlihat lebih baik dibandingkan dengan produk atau jasa yang lain

Dengan adanya keunikan yang kita miliki, maka produk kita akan

terlihat lebih baik dibandingkan produk lain, karena keunikan tersebut adalah

nilai tambah dari produk atau jasa yang kita pasarkan.

Suatu produk atau jasa yang memiliki bentuk dan keunggulan yang

relatif sama dengan produk atau jasa lain biasanya akan terlihat biasa saja di

mata konsumen, karena pada prinsipnya, konsumen sering merasa jenuh

dengan penawaran produk atau jasa yang keunggulannya relatif sama dengan

yang lain.

Dengan adanya keunikan atau perbedaan yang menarik dari produk

atau jasa kita, maka hal tersebut akan membuat konsumen memiliki persepsi

(29)

yang lain. Dengan persepsi tersebut, maka pada konsumen juga akan lebih

tertarik untuk mencoba menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan kita dibandingkan produk atau jasa yang lain.

4. Diferensiasi akan membuat nilai jual dari produk atau jasa yang kita pasarkan menjadi lebih tinggi

Keunikan produk atau jasa yang dimiliki bisa merupakan asset yang

berharga bagi kita. Dengan keunikan produk atau jasa tersebut, kita dapat

menjual produk atau jasa kita dengan harga yang lebih tinggi. Dikatakan

bahwa kita dapat menjual produk kita dengan harga yang lebih tinggi karena

dengan keunikan yang kita miliki, kita dapat dengan percaya diri mengatakan

kepada konsumen bahwa hal yang dimiliki oleh kita tidak dimiliki oleh

produk atau jasa yang lain.

2.1.2.2 Tujuan Diferensiasi Produk

Tujuan dilakukannya diferensiasi produk adalah untuk meningkatkan

keuntungan dengan cara menghasilkan lini produk baru agar mendapatkan laba

yang maksimal serta meminimalisir risiko kerugian dari produk yang terdahulu

yang mengalami penurunan.

Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu

mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik

produk,strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari

(30)

2.1.3 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1. Rina Rifqie

Adapun persamaan dan perbedaan namun tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan bukti nyata dan hasil yang maksimal.

Banyak ahli mengatakan

(31)

2.2 Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan tentu memiliki berbagai macam strategi untuk menjual

produk yang dihasilkan agar sampai dan diminati oleh konsumen. Baik

perusahaan kecil ataupun besar semuanya berorientasi pada kebutuhan, keinginan,

dan kepuasan yang akan diberikan kepada konsumen

Diferensiasi merupakan strategi yang membuat produk berbeda dengan

kompetitor bahkan melebihinya, sehingga hasilnya dapat dinilai oleh konsumen.

Langkah-langkah yang diambil oleh suatu perusahaan untuk mendiferensiasikan

diri dari pesaing, apabila perusahaan tesebut memiliki keunikan yang dapat dinilai

oleh konsumen.

Keistimewaan atau keunikan atau ciri adalah sifat yang menunjang fungsi

dasar produk. Kebanyakan produk dapat ditawarkan dengan berbagai

keistimewaan. Perusahaan dapat mulai dengan versi dasar produk dan membuat

versi lain dengan menambahkan keistimewaan baru.

Diferensiasi dipengaruhi oleh proses desain sebuah produk yang

mempunyai keunikan, peranan desain sebagai alat diferensiasi produk sedang

meningkat seperti sulitnya untuk menahan keuntungan kompetitif melalui

teknologi. Proses ini tidak dapat diabaikan karena sangat penting bagi pembuatan

(32)

Dari kerangka pemikiran diatas dapat dibuat bagan kerangka pemikiran

sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Diferensiasi Produk

1. Bentuk

2. Keistimewaan (feature) 3. Mutu Kinerja

4. Mutu Kesesuaian

5. Daya Tahan (durability) 6. Keandalan (reliability) 7. Mudah Diperbaiki 8. Gaya ( Style)

9. Rancangan (design)

(33)

27

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Umi Narimawati yang dikutip dari Husein Umar

(2010 : 29) mengemukakan bahwa : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan

atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian

dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Penulis melakukan penelitian untuk mengumpulkan data yang dijadikan

bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul ”Analisis Diferensiasi Produk

pada Steak Ranjang Bandung.” Sedangkan objek penelitian ini adalah mengenai

Diferensiasi Produk pada Steak Ranjang Bandung yang terletak Jl. Dipati Ukur tepat

di seberang Kampus Universitas Padjadjaran Bandung. sebagai perusahaan yang

diteliti oleh penulis utuk melengkapi data.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati (2010 : 29) mengemukakan bahwa : Metode

penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk

mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Sugiono (2011 : 2) mengemukakan bahwa :Metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

(34)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut

Sugiono (2010 : 29) dalam buku Umi Narimawati : “Metode Deskriptif adalah

metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar

penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.

Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2010 : 30) dalam buku Umi Narimawati bahwa :

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian”.

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian

merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk menuntun dalam

proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

Menurut Sugiyono (2008:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori

(35)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survei awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk

dijadikan sebagai sumber masalah sebagai dasar penelitian. Fenomena dalam

penelitian ini adalah munculnya steak unik yang memiliki level pedas yang dapat

disesuaikan dengan selera konsumen.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya

melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian Sumber Masalah

Rumusan Masalah

Metode penelitian

Menyusun instrument penelitian

(36)

yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah

penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika

masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana tanggapan konsumen atas diferensiasi produk pada Steak Ranjang

Bandung.

3. Metode Penelitian

Peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk

memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten

yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana,

waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang

digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan

metode analisis deskriptif.

4. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun

instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data.

Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner dan data dari perusahaan

terkait. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab

rumusan masalah. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel

untuk melakukan penelitian mengenai : Analisis Diferensiasi Produk yang

(37)

5. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa

jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan

masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai

dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiono (2011 : 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan topik yang telah dibahas maka pada penyusunan Tugas Akhir ini

adalah Analisis Diferensiasi Produk pada Steak Ranjang Bandung. Dalam penelitian

(38)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Diferensiasi

-Tingkat ketebalan daging

steak

-Tingkat keawetan jika

dibawa pulang

-Tingkat harga terjangkau

-Tingkat jaminan

penggantian produk baru

bila terjadi kegagalan

produk.

-Tingkat menu pelengkap

yang disajikan

-Tingkat keunikan yang

memenuhi kebutuhan

pelanggan

(39)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan pengelompokkan ke dalam dua golongan yaitu :

1. Data primer adalah data segala informasi yang diperoleh, diamati, dan dicatat

oleh peniliti langsung dari perusahaan yang menjadi obyek penelitian.

Menurut Sugiono (2010 : 37) dalam buku Umi Narimawati, data primer

adalah : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data”.

2. Data Sekunder adalah data atau informasi yang berasal dari media cetak

lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Menurut Sugiono (2010 : 37) dalam buku Umi Narimawati data sekunder

adalah : “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

(40)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

3.2.3.2.1 Populasi

Menurut Sugiono (2011 : 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang

datang ke Steak Ranjang untuk melakukan transaksi pembelian, serta dijadikan

sasaran untuk memperoleh data. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Steak

Ranjang Bandung bahwa pengunjung yang datang adalah kurang lebih sekitar 50

orang perhari. Pengunjung adalah konsumen tetap yang berbelanja secara rutin,

sehingga berdasarkan data dari pengelola secara umum pengunjung tetap sekitar 150

orang. Jadi diasumsikan jumlah populasi adalah 150 orang.

3.2.3.2.2 Sampel

Menurut Sugiono (2011 : 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jenis yang akan digunakan adalah

probability dengan teknik random sampling, yaitu teknik dimana sedemikian rupa

sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai teknik yang sama untuk

dipilih sebagai sample dengan kata lain populasi dianggap homogeny.

Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan penelitian ini dengan

(41)

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e =Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan (1%,

5%, 10%)

Dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% maka pada kasus penelitian Steak

Ranjang Bandung ukuran sampel penelitian dapat dihitung sebagai berikut :

n = 43 dibulatkan menjadi 50

Maka jumlah populasi yang diambil peneliti pada kasus Steak Ranjang

(42)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan ( Field Research )

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer yang akurat,

merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dengan

menggunakan usaha–usaha khusus, diantaranya dengan terjun langsung ke

perusahaan melalui:

a. Observasi

Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap kegiatan perusahaan sebagai objek penelitian dimana dalam hal

ini diteliti dengan baik secara langsung dan menunjang pengumpulan

data-data yang berhubungan dengan pembahasan dan kemudian

pencatatan langsung dari sumber tertulis pada lokasi penelitian kuesioner.

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara

berkomunikasi langsung dengan pemilik Steak Ranjang dan konsumen

(43)

c. Kuesioner

Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

membagikan lembaran kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

akan di isi oleh responden, yang kemudian lembaran-lembaran kertas

tersebut akan dikumpulkan dan hasilnya akan diolah menjadi materi yang

akan dibahas.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi Kepusakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mempelajari buku-buku (literature) dan pemilihan teori-teori yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Cara yang dilakukan untuk

memperoleh data sekunder yang menjadi landasan teori guna mendukung data

yang diperoleh selama penelitian:

a. Studi Dokumentasi

Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang

berkenan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen mengenai

sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan

(44)

b. Studi Literatur

Yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku, makalah

dan tugas akhir untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan

teori dan konsep yang sedang dibahas, yaitu tentang diferensiasi produk.

3.5.2 Rancangan Analisis

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan kuesioner. Penelitian

deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan

melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya.

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data. Setelah

data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan

tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang

ditetapkan.Scoring dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu 5, 4, 3, 2, 1.

3.5.2.2 Analisis Deskriptif atau Kualitatif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil survey dan

menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian dalam hal ini

yaitu diferensiasi produk pada Steak Ranjang Bandung. Mendeskripsikan hasil survey

pada setiap variabel penelitian terutama untuk melihat gambaran secara umum

penelitian responden atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat

(45)

Analisis deskriptif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi

untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk

dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Menurut Rendi Panuju (2000 : 45) menyatakan bahwa “untuk menentukan

kategori tertinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks

minimum, maksimum dan intervalnya serta jarak intervalnya” sebagai berikut:

1. Nilai indeks minimum adalah nilai skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali

jumlah responden.

2. Nilai indeks maksimum adalah nilai skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali

jumlah responden.

3. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks

minimum.

4. Jarak interval adalah interval ini dibagi jumlah jenjang yang diinginkan.

Penentuan kategori dalam ukuran persentase dilakukan dengan perhitungan sebagai

berikut:

Skor minimum dalampersentase =

=

(46)

Skormaksimumdalampersentase =

=

= 100 %

Interval dalampersentase = skormaksimum- skor minimum

= 100 % - 20 %

= 80 %

Panjang interval dalampersentase =

=

= 16 %

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing item

penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kriteria Presentase Tanggapan Responden

No. % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

(47)

80

5.1 Kesimpulan

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanggapan responden terhadap diferensiasi produk yang dilakukan Steak

Raanjang Bandung termasuk dalam kategori baik. Ini terlihat dari persentase

skor untuk diferensiasi produk adalah sebesar 72%. Hal ini mengindikasikan

bahwa produk Steak Ranjang Bandung sudah baik. Dimana indikator yang

menonjol dari hasil penelitian diferensiasi produk adalah indikator keistimewaan

yaitu sebesar 79.6% dikarenakan konsumen menyukai keistimewaan berupa

level kepedasan yang diciptakan Steak Ranjang yang belum pernah ada pada

steak lain. Dan yang paling rendah adalah indikator keandalan yaitu sebesar

64.8% yang disebabkan karena harga yang ditawarkan murah tetapi konsumen

harus menunggu lama untuk mendapatkan sajian steak ini.

2. Perbedaan yang ada pada produk maupun jasa kita, akan membuat konsumen

lebih mudah untuk mengingat produk atau jasa yang kita pasarkan karena

adanya point of interest yang kita miliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki

oleh produk atau jasa yang lain. Dengan adanya keunikan yang kita miliki,

maka produk kita akan terlihat lebih baik dibandingkan produk lain, karena

keunikan tersebut adalah nilai tambah dari produk atau jasa yang kita

(48)

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan

beberapa saran untuk Steak Ranjang Bandung, yaitu :

1. Perusahaan harus lebih meningkatkan kualitas dari produknya dengan

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Berdasarkan hasil kuesioner,

masih terdapat respon negatif terhadap Steak Ranjang Bandung seperti dari

bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, mutu kesesuaian, daya tahan, keandalan,

mudah diperbaiki, gaya dan rancangan. Maka dari itu penulis menyarankan

untuk meningkatkan lagi keunggulan-keunggulan yang dimiliki dengan terus

melakukan inovasi-inovasi untuk perkembangan dan kesempurnaan

(49)

Penerbit Alfabeta.

Hermawan Kartajaya.2010.Brand Operation The Official MIM Academy course book. Jakarta : Esesnsi Erlangga Group.

Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin. 2010. Manajemen Pemasaran (Teori, Aplikasi dan Tanya Jawab). Bandung : Penerbit Linda Karya

Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. PT. Indeks

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Umi Narimawati, Dewi Anggadini & Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi : Genesis.

(50)

Nama : Tita Adi Sukma

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 5 Agustus 1989

Alamat : Kp. Babakan Sukarame Rt/Rw 021/008

Desa Cisayong- Kec. Cisayong, Tasikmalaya 46153

Golongan Darah : A

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan

1995 – 2001 : SD Negeri Sukarame, Tasikmalaya

2001 - 2004 : SMP Negeri 1 Cisayong, Tasikmalaya

2004 - 2007 : SMA Negeri 6 Tasikmalaya

2009- 2012 : Penulis diterima di Fakultas Ekonomi jurusan

Manajemen Pemasaran dan masih tercatat sebagai

Mahasiswi Program Studi Manajemen Pemasaran

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 2.1
 Gambar 2.1                                      Skema Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1 Desain Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak rizoma temulawak 5%, ekstrak daun sirih hutan 5%, minyak cengkeh 0.5% dengan atau tanpa matriconditioning tidak berpengaruh negatif terhadap perkecambahan benih

This paper has presented a profit maximizing imperfect-quality inventory model for deteriorating items when supplier offers a certain fixed credit period that determines the

ekstrak etanol umbi Hati Tanah pada konsentrasi ekstrak terendah yaitu 1%, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pengujian konsentrasi yang lebih

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai

Motif tujuan atau dalam istilah Schutz in-order-to” (“untuk”/ tujuan) yang merujuk pada suatu keadaan pada masa yang akan datang (Ritzer 2008:373) yakni sebagai mekanisme

Results: Hasil penelitian pengaruh senam yoga terhadap depresi pada lansia didapatkan data nilai untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diketahui bahwa nilai

[r]

Prinsip-prinsip seperti kepengaruhan, pemilihan kata dan kesan sejajar dengan kajian ini yang akan menumpukan kepada dua konsep utama iaitu mesej pengarang yang boleh