• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi masyarakat Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau dalam menyalurkan zakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Preferensi masyarakat Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau dalam menyalurkan zakat"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PREFERENSI MASYARAKAT KECAMATAN RETEH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU DALAM MENYALURKAN ZAKAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Syarat-syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

ILHAM SAYUTI 107046302026

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Kepada Fakultas Syariah dan Hukum unfuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

ILHAM SAYUTI

107046302026

Di Bawah Bimbingan:

Dr. Hendra Kholid.M.A

KONSENTRASI

MANAJEMEN

ZAKAT

DAN

WAKAF

PROGRAM

STT]DI

MUAMALAT

(EKONOMI

ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH

DAN

HUKUM

UIN SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H

I

2014M

:rx

no

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Prefensi Masyarakat Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri

Hilir

Provinsi

Riau

Dalam Menyalurkan Zakat,, telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum

UIN Syarif

Hidayatullah Iakarta pada tanggal 26 Agustus 2014. Skripsi

ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1

(

SI ).pada Program Studi Muamalat (

Ekonomi Islam ).

NIP : 19691216199603 1001

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : AM. Hasan Ali,M.A.

NIP. 1975 120120050 1 1005

: Abdurrauf, Lc, M.A

NIP. 1 973 t2t52005011002 Sekretaris

Pembimbing : Dr. Hendra Kholid, M.A

Penguji I : Dr. Asmawi, M.A

NrP. 1 95507 06t99203100r

: Djaka Badrayana S,Ag.M.E NIP. 1 977 053020070 i 1 08

Jakafia,26 Agustus 2014

(4)

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.sy) di

Universitas Islam Negeri ruI.D Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua umber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di

Universitas Islam Negeri OIIiD

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karyaini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku

di Universitas

Islam Negeri

ODD

Syarif Hidayatullah

Jat<arta-Ciputat, 30 Syawal 1435H 26 Agustus 2014M

(5)

ABSTRAK

ILHAM SAYUTI Nim 107046302026. Preferensi Masyarakat Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Dalam Menyalurkan Dana Zakat .Program

Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1434 H / 2014 M.

Isi: xiii + 71 halaman + 10 lampiran, 30 literatur (1997-2011).

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Preferensi Masyarakat Kecamatan Reteh, dimana para muzakki di kecamatan Reteh membayar zakatnya apakah membayar secara individu, kemudian membayar kepada LAZ atau membayar kepada BAZ. Tujuannya yaitu sebesar mana preferensi masyarakat Kec. Rete dalam memilih atau menentukan tempat pembayaran zakat.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. analisis Diskriptif . data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner, Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode analisis deskriptif, dimana data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara tabulasi data, sehingga diperoleh jumlah dan persentase dari variable yang diteliti, kemudian dilakukan juga dalam bentuk analisis lain seperti : frekuensi.

Hasil penelitian ini menunjukkan, pertama, dalam menyalurkan zakat Kecamatan Reteh lebih memilih menyalurkan zakat kepada individu dibandingkan kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Badan Amil Zakat (BAZ). faktanya, 40 responden memilih membayarkan zakatnya secara Individu, lalu 17 Responden memilih membayar melalui Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan 7 responden memilih menyalurkan dana zakatnya kepada Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA). kedua, Dalam menentukan pembayaran zakat, aspek lokasi mempunyai dominan lebih besar dalam menentukan tempat pembayaran Zakat. Faktanya, ketika responden ditanya mengenai ke-empat aspek tersebut, 58 atau 89% responden lebih setuju terhadap aspek lokasi, mengingat efisiensi waktu dan tenaga.

Kata Kunci: Preferensi, Masyarakat. Menyalurkan Dana Zakat.

(6)
(7)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PENYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B.. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D Tinjauan Pustaka ... 8

E. Kerangka Teori... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II ZAKAT DAN PREFERENSI A. ZAKAT ... 15

1. Pengertian Zakat ... 15

2. Dasar Hukum Zakat... 16

3. Macam-Macam Zakat... ... 17

4. Golongan penerima Zakat ... 19

(8)

xii

4. Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup ... 38

B. Lokasi ... 38

C. Jenis dan Sumber Data ... 39

D. Tehknik Pemgumpulan Data... 39

E. Populasi Sampel ... 40

F. Alat Pengumpulan Data ... 41

G. Metode Analisis Data ... 43

BAB IV PREFERENSI MASYARAKAT DALAM MENYALURKAN ZAKAT A. Karakteristik Responden Masyarakat Kecamatan Reteh ... 45

B. Preferensi Masyarakat Kecamatan Reteh Dalam Menyalurkan Zakat ... 51

C. Penentuan Aspek Lokasi, Kemudahan, Pelayanan dan Kepercayaan dalam menyalurkan zakat ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTARPUSTAKA ... 66

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Zakat merupakan pranata keagamaan yang memiliki kaitan secara

fungsional dengan upaya pemecahan masalah-masalah kemanusiaan. Zakat

juga merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, individual dan sosialis.

Secara individu merupakan wujud komitmen keimanan kepada Tuhan dan

merupakan ketaqwaan seorang muslim secara sosial, memberi kontribusi yang

nyata bagi peningkatan kesejahteraan ummat melalui pemerataan karunia Allah

dan penciptaan bagi modal pengembangan ekonomi ummat.1

Dalam Al-Quran zakat seringkali digandang penyebutan dengan shalat. Ini

menunjukkan bahwa antara zakat dan shalat mempunyai kaitan yang sangat

erat, meskipun terdapat perbedaan antara keduanya. Zakat adalah suatu Ibadah

maliyah yang menjurus kepada aspek sosial kemasyarakatan (itjimaliyah).

Untuk mengatur hubungan kehidupan manusia dan hubungannya dengan Allah

SWT. Serta dalam hubungan dengan sesame manusia. Sedangkan shalat lebih

menjurus kepada kepribadian yang bersifat mulia dan bersifat personal

(fardiyah).2

1

Masdar Helmi, Pedoman Praktis Memahami zakat dan Cara Menghitungnya, (Bandung:

Al-Maarif 2001) Cet.1 h.1

2

Fakhrudin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia.(Malang: UIN Malang Press, 2008)

(10)

Sebagai salah satu syari’at dan pilar Islam,Zakat juga merupakan ibadah

yang memiliki dimensi ganda, individu dan sosial. Secara individu merupakan

wujud komitmen keimanan kepada Tuhan dan merupakan ketaqwaan seorang

muslim. secara sosial, memberi kontribusi yang nyata bagi peningkatan

kesejahteraan umat.

Setiap tahun potensi Zakat di Indonesia selalu mengalami peningkatan,

menurut hasil penelitian Pusat Bahasa dan Kebudayaan UIN Syarif

Hidayahtullah pada tahun 2004, menyebutkan bahwa potensi zakat di

Indonesia sebesar Rp 19,3 triliun. Sementara pada tahun 2010, hasil riset

Islamic Development Bank (IDB) disebutkan jika potensi zakat di Indonesia

mencapai Rp 100 triliun.

Pada tahun 2011, Hasil kajian yang dilakukan ADB (Asian Development

Bank) dan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) menyatakan, potensi

pengumpulan dana zakat Indonesia dapat mencapai Rp 217 Triliun. Namun

kenyataannya, realisasi penyaluran zakat melalui Baznas dan lembaga amil

zakat lainnya pada 2010 baru Rp1,5 triliun atau belum mencapai 1% dari

potensi zakat yang ada. Data belum mencakup penyaluran zakat secara pribadi

langsung ke mustahik atau penerima zakat.

Memang potensi zakat tidak sebesar dengan potensi Pajak di Indonesia,

penerimaan pajak pada tahun 2012 sebesar Rp 835.255.12 triliun. Namun,

pada tahun 2013 penyaluran dana untuk bantuan sosial sebesar Rp 92,1 triliun.

(11)

3

zakat diperlukan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Jumlah tersebut amat signifikan untuk mengatasi kemiskinan. Namun

kenyataannya, realisasi penyaluran zakat melalui Baznas dan lembaga amil

zakat lainnya pada 2010 baru Rp1,5 triliun atau belum mencapai 1% dari

potensi zakat yang ada. Data belum mencakup penyaluran zakat secara pribadi

langsung ke mustahik atau penerima zakat.

Kemiskinan merupakan permasalahan sosial yang hadir di

tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia per bulan Maret 2009 sebesar

32,53 juta orang, atau 14,15% dari total penduduk Indonesia. Tingginya

jumlah penduduk miskin tersebut antara lain disebabkan oleh (1) penyebaran

pembangunan yang kurang merata terutama di pedesaan; (2) terbatasnya akses

terhadap layanan dasar (kesehatan, pendidikan, perumahan, permukiman,

infrastruktur, permodalan/kredit, dan informasi) dan bantuan sosial bagi

masyarakat miskin; serta; (3) rendahnya kapasitas dan produktivitas usaha

serta keterbatasan akses terhadap sumber-sumber pendanaan.3

Secara garis besar, zakat dapat bagi menjadi dua macam, yaitu zakat zakat

mal(zakat harta) dan zakat nafs (zakat jiwa) yang dalam masyarakat sering

dikenal dengan zakat fitrah.4 Zakat mal (harta) adalah bagian dari harta

3

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Perlindungan Masyarakat Miskin

Terhadap Akses Kesehatan Pada Konteks Desentralisasi, (Pusat Kajian Kebijakan dan Hukum

Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah RI, 2009), h. 1.

4

Hasanusdin AF dalam Enksillopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT. Ichiar Baru Van

(12)

kekayaan seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk

golongan orang-orang tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu

dalam jumlah minimal tertentu. Sedangkan zakat fitrah adalah pengeluaran

wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kemampuan keluarga

yang wajar pada malam atau hari raya idul fitri.5

Dari rangkaian sejarah pengelolaan zakat pada zaman Nabi Muhammad

saw, dan Khualafa Rasyidin, bahwa pengelolaan zakat di zaman Rasulullah dan

Sahabat empat(Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali Ra). Benar-benar

fungsional dan prosedural serta dikelola oleh lembaga amil yang benar-benar

profesional, transparan, dan amanah. Sehingga, zakat sebagai salah satu

sumber ekonomi umat benar-benar mampu mensejahterakan masyarakat.6

Pada masa penjajahan dan masa awal kemerdekaan RI, pengelolaan zakat

hanya ditangani oleh amil dalam pengertian “orang- perorang” (figur ulama).

Tidak dalam bentuk organisasi seperti dicontohkan Rasulullah. Pemikiran yang

semacam itulah yang dipahami sehingga membudaya di kalangan umat,

dimana amil tidak dikenal. Zakat dilaksanakan secara individual, langsung

kepada Mustahik atau melalui para Ulama, Kiyai atau Ustadz sehingga zakat

kurang fungsional dan tidak potensial. Kalaupun ada amil yang terlembaga

hanya berada di Mesjid-Mesjid (lembaga pendidikan) yang bersifat tradisional

5

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,( Jakarta : UI Press, 1988) h. 42

6

(13)

5

dan temporer (Musiman). Karena dibentuk dan melaksanakan tugasnya hanya

pada saat bulan suci Ramadhan menjelang Idul Fitri dan bersifat pasif.7

Institusi zakat di Indonesia, pengelolaan zakat berlangsung dalam

beberapa model dan tahap. Pertama, dilakukan oleh perorangan, seperti kiyai

dan ustad. Hal ini didasari oleh pemikiran masyarakat yang masih sangat

terbatas tentang tujuan dan potensi zakat, yang kedua dilakukan oleh amil

dalam bentuk panitia atau pengurus yang berfungsi dalam waktu tertentu.

Biasanya merupakan seksi atau pengurus Masjid, lembaga dakwah atau

organisasi Islam. Ketiga, pengelolaan ZIS oleh Lembaga semacam BAZIS.8

Melalui pelayanan yang baik yang diperoleh seorang muzakki, maka

diharapkan muzakki akan tetap menyalurkan dana ZIS kembali ke lembaga

zakat tersebut. Faktor lokasi juga diyakini sebagai pendorong masyarakat untuk

menyalurkan dana ZIS pada suatu lembaga zakat. Jarak dan akses menuju

lokasi lembaga zakat dari tempat tinggal/kegiatan masyarakat dalam hal ini

muzakki diyakini cukup berpengaruh dalam hal menyalurkan dana ZIS secara

langsung pada kantor lembaga zakat tersebut. Begitu juga dengan metode

pengumpulan dana ZIS sebagai faktor yang ikut mendorong masyarakat untuk

menyalurkan dana ZIS tersebut.

Sampai saat ini, tidak sedikit muncul Badan Amil Zakat, yang berada

ditingkat pusat, wilayah, daerah dan bahkan tingkat desa, baik yang dibentuk

oleh pemerintah maupun organisasi keagamaan. Namun dalam praktiknya

7

Ibid. h. 77

8

Muhtar Sadili, Amru (ed).Problematika Zakat Kontemporer Artikulasi Proses Sosial

(14)

seringkali zakat kurang mencapai sasaran dan hasilnya pun tidak maksimal

dikarenakan dalam pengelolaannya tidak terorganisir dengan baik. Masyarakat

seringkali menyalurkan zakatnya secara langsung tanpa melalui amil, yang

dihadapi lembaga penerima adalah bahwa para muzakki lebih suka

menyerahkan zakatnya kepada mustahiq secara langsung. Mereka merasa

nyaman melakukan itu karena mereka memberikan langsung kepada yang

berhak. Jika diserahkan kepada lembaga, mereka ragu akan ke tersalurkan.

Namun dengan cara seperti itu justru tidak akan membantu kaum miskin,

karena lebih bersifat konsumtif, sehingga berapun uang yang dizakatkan akan

tidak bermanfaat banyak karena tidak produktif.

Untuk itu, rata-rata yang menjadi permasalahan dalam pemyaluran zakat

yaitu masalah aspek lokasi, kemudahan, pelayanan dan kepercayaan. Ke empat

aspek ini yang menjadi pertimbangan muzakki dalam menentukan tempat

penyaluran zakatnya. Jadi LAZ maupun BAZ harus membangun ke empat

aspek tersebut guna meratakan perkembangan zakat.

Reteh adalah salah satu Kecamatan di daerah kabupaten Indragiri Hilir

(Inhil) Riau dengan Ibukota Kecamatan yakni Pulau Kijang. Berada di aliran

sungai Gansal, memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Merupakan daerah

tempat tinggal masyarakat beraneka ragam suku, dimana suku pertama yang

mendiami Reteh yakni suku Melayu, kemudian ditempati oleh suku - suku lain

(15)

7

sekitar 17.000 Penduduk bermata pencarian Petani, Nelayan, Pedagang, dan

Pegawai Pemerintah.9

Pada tahun 2010, pengumpulan dana zakat di kecamatan Reteh mencapai

Rp.25.525.0009.10 memang pencapaian dalam pengnumpulan dana zakat ini

belum maksimal. Dengan lokasi kecamatan Reteh yang berada jauh dari pusat

kota, menyulitkan masyarakatnya menyalurkan zakatnya, jadi masyarakat

disana kebanyakan menyerahkan langsung zakatnya ke fakir miskin, atau BAZ

dan jarang memberikan zakatnya ke LAZ.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk

menganalisa permasalahan-pemasalahan yang di paparkan diatas dengan

melakukan penelitian yang mengangkat judul PREFERENSI MASYARAKAT

KECAMATAN RETEH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI

RIAU DALAM MENYALURKAN DANA ZAKAT.

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah

a. Pembatasan Masalah

Masalah yang akan diangkat dalam skripsi ini terlalu luas jika di teliti

secara menyeluruh, maka dari itu agar permasalahan bisa lebih terfokus dan

spesifik, serta untuk menghindari kemungkinan terjadi tumpang tindih,

maka penulis membatasi masalah dengan kajian tentang Preferensi

masyarakat dalam menyalurkan dana zakatnya. Dimana ada beberapa faktor

9

Profile Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri hilir, Provinsi Riau, di lihat pada www.

Reteh Online. Com, yang diakses pada tanggal 26 Mei 2014.

10

Penyuluhan dana zakat kementerian Agama Provinsi Riau, di lihat pada www. Kemenag

(16)

yang menpengaruhi keputusan dalam menyalurkan dana zakat. Faktor

tersebut adalah lokasi, kemudahan, pelayanan dan kepercayaan.

Ke empat faktor ini menjadi pembatasan permasalahan dalam skripsi ini

dimana setiap faktor mempunyai pengaruh muzakki dalam menyalurkan

zakatnya.

b. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Preferensi Masyarakat Kecamatan Reteh untuk menyalurkan zakat pada Individual atau lembaga?

2. Apakah aspek lokasi, kemudahan, pelayanan, dan kepercayaan menentukan tempat menyalurkan dana zakat?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan preferensi masyarakat Kecamatan Reteh dalam

menyalurkan dana zakatnya.

2. Untuk menjelaskan aspek lokasi, kemudahan, pelayanan dan kepercayaan

dapat menentukan tampat menyalurkan zakat di masyarakat Kecamatan

Reteh.

b. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

(17)

9

a. Manfaat akademis

1. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai

Preferensi Masyarakat dalam menyalurkan zakatnya.

2. Sebagai kontribusi pemikiran bagi jurusan Manajemen Zakat, Infaq

Shodaqoh, dan Wakaf (ZISWAF) khususnya dalam

mensosialisasikan zakat kepada masyarakat

3. Sebagai tambahan literatur terutama yang berkaitan dengan masalah

Preferensi masyarakat dalam menyalurkan zakat. Dan Sebagai

kontribusi pemikiran bagi masyarakat kelurahan kenanga dalam

menyalurkan zakatnya.

b. Manfaat praktis

1. Sebagai acuan dalam menentukan penyaluran dana zakat yang di

lakukan masyarakat.

2. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pengelola zakat untuk

menyadarkan masyarakat dan untuk menyalurkan zakat kepada

lembaga.

3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi

bagi masyarakat yang ingin menyalurkan dana zakatnya.

D.Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini, merujuk dari beberapa penelitian yang telah ada,

berikut ini kajian pustaka dari penelitian dan perbedaan dari penelitian

(18)

NO Nama Peneliti/ Judul Penelitian

Keterangan Penelitian/ Isi Penelitian

Perbedaan

1 Sebuah penelitian

yang berjudul

“Preferensi dan

Keputusan

Masyarakat dalam

Menyalurkan zakat

(studi pada

Kecamatan Karawaci Tangerang)” , pada

tahun 2011. Yang

ditulis oleh Lisna Nety

Herawati mahasiswa

fakultas Syariah dan

Hukum Konsentrasi

Perbankan Syariah,

UIN Jakarta.

Isi dari

penelitian ini adalah

bagaimana preferensi

dan keputusan

masyarakat kecamatan

Karawaci, Tangerang,

dalam menentukan

tempat pembayaran

zakat apakah ke

mustahiq langsung, ke

LAZ (Lembaga Amil

Zakat) maupun

BAZ(Badan Amil

Zakat).

Yang Membedakan

Dengan Penelitian

Ini Adalah Lokasi

Penelitian, Dimana

Lokasi Penelitian

Ini Di Kecamatan

Reteh , Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau

2 Sebuah penelitian

yang berjudul

“Analisis Faktor

-Faktor pendorong

Masyarakat dalam

Dalam penelitian ini

menjelaskan

faktor-faktor pendorong

masyarakat

menyalurkan dana ZIS

Yang membedakan

dari penelitian ini

adalah dimana

penelitian ini tidak

(19)

11

Menyalurkan dana

Zakat melalui BAZDA Sumatera Utara”

pada tahun 2012, yang

ditulis oleh Andi

Riswan Ritonga

Mahasiswa Fakultas

Ekonomi jurusan

ekonomi

pembangunan

Univesitas Sumatera

Utara.

mereka, faktor tersebut

yaitu lokasi, pelayanan,

dan teknik pengumpulan

(Fundraising) . serta

kendala-kendala baik

internal maupun

ekternal dari BAZDA.

strategi fundraising

BAZDA, penelitian

hanya mengetahui

preferensi

masyarakat dalam

menyalurkan dana

zakanya, apakah ke

mustahiq langsung,

LAZ dan BAZ

3 Sebuah penelitian

yang berjudul“

Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Pengumpulan Zakat,

Infaq dan Shoddaqoh

pada Badan Amil

Zakat Daerah

SUMUT” yang ditulis

oleh Rahmadhani

pada tahun 2011

Metode yang digunakan

dalam penelitian ini

adalah metode

deskriptif, yang

menunjukkan bahwa

perkembangan

pengumpulan zakat,

infaq dan shoddaqoh

mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun.

Sedangkan faktor-

Yang membedakan

dengan penelitian

ini adalah Lokasi

Penelitian yang

berada di kota

Kecamatan Reteh,

juga yang

membedakan dari

penelitian ini

menggunakan aspek

(20)

Mahasiswa Fakultas

Ekonomi jurusan

ekonomi

pembangunan

Univesitas Sumatera

Utara.

faktor yang

mempengaruhi

pengumpulan tersebut

adalah moment bulan

keagamaan,pendapatan

dan usia muzakki.

pelayanan, dan

kepercayaan,

penelitian ini tidak

menggunakan aspek

moment bulan

keagamaan.

E.Kerangka Teori

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Preferensi adalah suatu pilihan,

kencenderungan atau kesukaan, dalam hal ini preferensi adalah

kencenderungan masyarakat dalam menentukan tempat pembayaran zakat.

Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat

oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama, dalam hal ini, adalah

masyarakat yang mampu membayar zakatnya, atau yang sering disebut

Muzakki.

Zakat menurut bahasa berarti berkah, bersih dan berkembang. Dinamakan

berkah, karena dengan membayar zakat, hatinya akan bertambah baik,

sehingga akan menjadikan hartanya tumbuh laksana tunas – tunas pada

tumbuhan karena karunia dan keberkahan yang diberikan Allah SWT kepada

seorang muzakki.11

Reteh adalah salah satu Kecamatan di daerah kabupaten Indragiri Hilir

(Inhil) Riau dengan Ibukota Kecamatan yakni Pulau Kijang. Berada di aliran

11

Hikmah Kurnia, Panduan Pintar Zakat ( Jakarta : Qultum Media, 2008), Cet. Pertama,

(21)

13

sungai Gansal, memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Merupakan daerah

tempat tinggal masyarakat beraneka ragam suku, dimana suku pertama yang

mendiami Reteh yakni suku Melayu, kemudian ditempati oleh suku - suku lain

seperti suku Bugis, Jawa, Banjar, Minang dan Batak. Dengan jumlah penduduk

sekitar 17.000 Penduduk bermata pencarian Petani, Nelayan, Pedagang, dan

Pegawai Pemerintah.12

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini merujuk kepada buku pedoman skripsi

tahun 2012 yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syraif

Hidayatullah, berikut ini adalah sistematika penulisan :

Bab I Berisi pendahuluan, yang mencakup latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Kajian

Pustaka, Kerangka Teori, dan sistematika penulisan .

Bab II Berisi tentang gambaran umum tentang pengetian Zakat, golongan penerima zakat, dan pengertian tentang preferensi, serta pengertian

aspek lokasi, kemudahan, pelayanan dan kepercayaan.

12

Profile Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri hilir, Provinsi Riau, di lihat pada www.

(22)

Bab III Berisi tentang Metode Penelitian. Tentang Lokasi Penelitian , objek Penelitian Jenis Penelitian, teknik Pengumpulan Data, teknik

Pengambilan sample Metode Analisis data,

Bab IV Bab ini membahas tentang hasil penelitian. Preferensi masyarakat dalam menentukan pilihan masyarakat untuk memilih tempat

pembayaran zakat, dan pengaruh aspek lokasi, kemudahan,

pelayanan dan kepercayaan dalam menentukan tempat pembayaran

zakat.

(23)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

A. ZAKAT

1. Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa berarti berkah, bersih dan berkembang.

sedangkan Zakat menurut terminologi (syar’i) adalah sejumlah harta

tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada orang

yang berhak menerima zakat (mustahiq) di dalam Al –Qur’an.1

Sementara menurut Yusuf Al – Qaradhawi, Zakat dari segi bahasa

merupakan kata dasar dari zakat yang berarti berkah, tumbuh bersih dan

baik. Zakat berarti tumbuh dan berkembang dan apabila seseorang itu

berzakat, berarti orang itu baik.2 Zakat berarti menumbuhkan,

memurnikan, (mensucikan), memperbaiki, yang berarti pembersihan diri

yang didapatkan setelah pelaksanaan kewajiban membayar zakat.3

Jadi bisa disimpulkan antara pengertian zakat secara bahasa dan istilah,

yaitu setiap harta yang telah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci,

berkah besih dan berkembang.

1

Hikmah Kurnia, Panduan Pintar Zakat ( Jakarta : Qultum Media, 2008), Cet. Pertama, h. 2-3

2

Yusuf Qaradhawi, Hukum Zakat ( Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa, 2002), Cet. Ke-6, h. 34

3

(24)

2. Dasar Hukum Zakat

Perintah atau kewajiban membayar zakat disebutkan secara jelas dalam

al-Qur’an. Setidaknya ada 33 kali ayat dalam al-Qur’an berkaitan dengan

perintah zakat yang beriringan dengan perintah shalat. Seperti pada surat

al-Baqarah ayat 43 Allah SWT berfirman:























Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah

besertaorang-orang yang ruku”' ( QS 2: 43 )

Pada ayat lain Allah menjelaskan bahwasanya; dengan mengeluarkan

zakat dapat membersihkan dan mensucikan harta sebagaimana dalam

firmannya pada surat At-Taubah ayat 103. Allah berfirman:



























Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”( QS 9: 103 )

Pada ayat berikutnya dalam surat al-Baqarah ayat 110 Allah SWT

(25)

17







































Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. ( QS. 2: 110 )

Dengan demikian bisa kita simpulkan dari ketiga ayat di atas

pentingnya mengeluarkan zakat sebagai tanda rasa syukur dan ketaatan

kepada sang pencipta, selain itu zakat yang kita keluarkan sejatinya tidak

berkurang sedikitpun melainkan dapat tumbuh dan berkambang.

3. Macam-Macam Zakat

Zakat mempunyai dua macam jenisnya yaitu zakat fitrah (Zakat diri

sendiri) dan zakat mal (zakat harta). Berikut adalah uraian mengenai

macam-macam zakat:

a. Zakat Fitrah

Pengertian Zakat fitrah itu adalah zakat diri atau pribadi dari setiap

muslim yang dikeluarkan menjelang hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah

diwajibkan pada tahun kedua hijriah yaitu pada bulan ramadhan

diwajibkan untuk mensucikan diri dari orang yang berpuasa dari

perbuatan dosa, Zakat fitrah itu diberikan kepada orang miskin untuk

memenuhi kebutuhan mereka agar tidak sampai meminta-minta pada

saat hari raya4.

4

Ali Muhammad Hasan, Zakat dan Infaq: Salah Satu Salusi Mengatasi Problema Sosial di

(26)

Syarat-Syarat dan Nishab Zakat Fitrah Zakat fitrah adalah

kewajiban yang bersifat umum pada setiap pribadi dari kaum

muslimin tanpa membedakan antara orang merdeka dengan hamba

sahaya, antara laki-laki dan perempuan, antara anak-anak dan orang

dewasa, dan antara orang kaya dan orang miskin. Maka jelas zakat

fitrah itu tidak terikat pada nishab.ada pun ada dua cara dalam

membayar zakat fitrah yaitu dengan cara ,5

1. Zakat fitrah diserahkan langsung oleh yang bersangkutan kepada

fakir miskin. Apabila ini dilakukan maka sebaiknya pada malam

hari raya dan lebih baik lagi jika mereka diberikan pada pagi hari

sebelum shalat Idul Fitri dimulai agar dengan adanya zakat fitrah

itu lebih melapangkan kehidupan mereka.

2. Zakat fitrah diserahkan kepada amil (panitia) zakat. Apabila hal itu

dilakukan maka sebaiknya diserahkan beberapa hari sebelum hari

raya Idul Fitri agar panitia dapat mengatur distribusinya dengan

baik dan tertib kepada mereka yang berhak menerimanya.

b. Zakat Maal (Harta)

Pengertian Maal (Harta) menurut bahasa ialah segala sesuatu yang

diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan, memiliki dan

dimanfaatkan, sedangkan menurut syara’ adalah segala sesuatu yang

dapat dimiliki dan dapat digunakan menurut kebiasaannya.6

5

Kartika Elisa Sari. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf,(Jakarta PT.Grasindo, 2006) h. 23

6

(27)

19

Harta yang wajib di keluarkan zakatnya Dalam Undang-undang

Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pada pasal 4 ayat (2)

harta yang wajib dikenakan zakat meliputi : Emas, perak, dan logam

mulia lainnya, Uang dan surat berharga lainnya. Perniagaan.

Pertanian, perkebunan, dan kehutanan.,Peternakan dan perikanan.

Pertambangan. Perindustrian;. Pendapatan dan jasa, dan Rikaz.

Zakat maal adalah zakat yang dikeluarkan dari harta atau kekayaan

serta penghasilan yang dimiliki oleh seorang muslim yang telah

mencapai nishab dan haulnya. Perhitungan zakat maal menurut

nishab, kadar, dan haul yang dikeluarkan ditetapkan berdasarkan

hukum agama.

Apapun macam-macam jenis zakat. namun, tidak mengurangi nilai

dan tujuan dari zakat yaitu membantu sesama kaum muslimin yang tidak

mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sedangkan untuk diri

kita sendiri bertujuan untuk membersihkan atau mensucikan harta kita.

4. Golongan Penerima Zakat

Di dalam Al-Quran telah jelas golongan orang yang berhak menerima

zakat, yaitu pada surat At-Taubah ayat 60 :

(28)

Artinya :”sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.(QS At-Taubah :60)

Ayat diatas menerangkan bahwa terdapat delapan golongan (8

Ashnaf) yang berhak menerima zakat, karena telah tercantum di dalam

Al-quran, maka siapapun tidak boleh mengubah golongan penerima zakat ini,

berikut ini adalah penjelasan terhadap delapan ashnaf itu:

a. Fakir

Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan yang

halal, atau yang mempunyai harta yang kurang dari nishab zakat dan

kondisinya lebih buruk dari pada orang miskin.7

Berikut ini pandangan Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali

mengenai tentang arti fakir: 8

1. Imam Hanafi, orang fakir adalah orang yang mempunyai harta kurang

dari satu nishab.

2. Imam Maliki, orang fakir adalah orang yang mempunyai harta,

sedangkanhartanya tidak mencukupi untuk keperluannya selama satu

tahun.

7

Hikmat Kurnia, Ade Hidayat, Panduan Pintar Zakat (Jakarta: Qultum Media, 2008), h. 140

8

Abu bakar, Imam Taqiyudin bin Muhammad al Husaini.” Kifaytul Akhyar”. (Bina

(29)

21

3. Imam Syafi’I orang fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta

dan usaha atau mempunyai harta kurang dari ½ (seperdua)

keperluannya dan tidak ada orang yang menanggungnya.

4. Imam Hambali orang fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta

atau mempunyai harta kurang dari ½ (seperdua) keperluannya.

Dengan demikian, pengertian fakir adalah orang yang tidak bisa

memenuhi kebutuhan hidupnya atau tidak bisa memenuhi setengah dari

keperluan hidup mereka seperti sandang, pangan, dan papan.

b. Miskin

Miskin menurut mayoritas ulama adalah orang yang tidak memiliki

harta dan tidak mempunyai pencarian yang layak untuk memenuhi

kebutuhannya.9

Berikut ini pandangan Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali

mengenai tentang arti miskin: 10

1. Menurut Imam Hanafi orang miskin adalah orang yang tidak

mempunyai sesuatu apapun.

2. Imam Maliki orang miskin ialah orang yang tidak mempunyai sesuatu

apapun.

3. Imam Syafi’I orang miskin adalah orang yang mempunyai harta tetapi

tidak mencukupi kebutuhannya.

9

Hikmat Kurnia, Ade Hidayat, Panduan Pintar Zakat (Jakarta: Qultum Media, 2008), h. 141

10Makalah Syamsul Falah, “Mustahik Zakat”

, dilihat di www. .

(30)

4. Terakhir menurut Imam Hambali orang miskin adalah orang yang

mempunyai harta tetapi tidak mencukupi kebutuhannya.

Melihat pengertian diatas, antara Mazhab Hanafi dan Maliki

mendefinisikan orang miskin ialah orang yang keadaan ekonominya

lebih buruk dari orang fakir. Sedangkan menurut Mazhab syafi’I dan

Hambali sama orang yang mempunyai harta tetapi tidak mencukupi

kebutuhannya.

c. Amil

Amil zakat ialah mereka yang melaksanakan segala kegiatan yang

berkaitan dengan urusan zakat, mulai dari proses penghimpunan,

penjagaan, pemeliharaan, pengelolaan sampai ke proses

pendistribusiannya serta tugas pencatatan masuk dan keluarnya dana

zakat tersebut.11

Amil menurut kesepakatan semua Imam Madzhab, adalah orang yang

bertugas mengurus dan membagikan zakat kepada yang berhak

menerimanya.12

Adil bin Yusuf al „Azazi berkata, “Yang dimaksud dengan amil zakat

adalah para petugas yang dikirim oleh penguasa untuk mengunpulkan

zakat dari orang-orang yang berkewajiban membayar zakat. Demikian

pula termasuk amil adalah orang-orang yang menjaga harta zakat serta

orang yang membagi dan mendistribusikan zakat kepada

11

Salim Segaff Al Jufri, “Fiqh Amil Zakat” artikel diakses pada 20 Januari 2012 dari

www.pkpu.or.id

12

Muhammad Jawad Mughniyah. Fiqih Lima Madzhab.( Jakarta: Lentera Basritama,

(31)

23

orang yang berhak menerimanya. Mereka itulah yang berhak diberi zakat

meski sebenarnya mereka adalah orang-orang yang kaya.13

Syeikh Muhammad bin Sholih Al „Utsaimin mengatakan, “Golongan

ketiga yang berhak mendapatkan zakat adalah amil zakat. Amil zakat

adalah orang-orang yang diangkat oleh penguasa untuk mengambil zakat

dari orang-orang yang berkewajiban untuk menunaikannya lalu menjaga

dan mendistribusikannya. Mereka diberi zakat sesuai dengan kadar kerja

mereka meski mereka sebenarnya adalah orang-orang yang kaya.

Sedangkan orang biasa yang menjadi wakil orang yang berzakat untuk

mendistribusikan zakatnya bukanlah termasuk amil zakat. Sehingga

mereka tidak berhak mendapatkan harta zakat sedikitpun disebabkan

status mereka sebagai wakil. Akan tetapi jika mereka dengan penuh

kerelaan hati mendistribusikan zakat kepada orang-orang yang berhak

menerimanya dengan penuh amanah dan kesungguhan maka mereka

turut mendapatkan pahala. Namun jika mereka meminta upah karena

telah mendistribusikan zakat maka orang yang berzakat berkewajiban

memberinya upah dari hartanya yang lain bukan dari zakat.14

Oleh karena itu, amil zakat tidak bisa dikerjakan oleh sembarang

orang, petugas amil harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti dapat

dipercaya, taat pada Agama dan mengerti tentang seputar zakat

d. Muallaf

13

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani,”Tamamul Minnah fi Fiqh al Kitab wa

Shahih al Sunnah” (terbitan Muassasah Qurthubah Mesir) h.2/290

14

Majalis Syahri Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Sholih Al „Utsaimin, cet Darul

(32)

Orang yang niat keislamanya masih lemah atau orang tersebut

mempunyai pengaruh kekuasaan jika orang tersebut di beri zakat maka

dapat di harapkan untuk bisa menarik anggota yang lainya untuk masuk

Islam.15 Berikut ini pandangan Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan

Hambali mengenai tentang arti Muallaf:16

1. Imam Hanafi : Mereka tidak diberi zakat lagi sejak zaman kholifah

Abu Bakar As-Shiddiq.

2. Imam Maliki : Madzhab ini mempunyai dua pendapat tentang muallaf,

yaitu Orang kafir yang ada harapan masuk islam. Orang yang baru

memeluk islam.

3. Imam Syafi’i : Mempunyai dua pengertian tentang muallaf, Orang

yang baru masuk islam dan masih lemah imannya. Orang islam yang

berpengaruh dalam kaumnya dengan harapan orang disekitarnya akan

masuk islam.

4. Imam Hambali : Muallaf adalah orang islam yang ada harapan

imannya akan bertambah teguh atau ada harapan orang lain akan

masuk islam karena pengaruhnya.

Pada intinya muallaf adalah seseorang yang baru masuk Islam, namun

imannya masih lemah, sehingga perlu diberi uang zakat untuk orang

tersebut focus untuk memperkuat imannya, tidak perlu mengurusi harta

orang tersebut.

e. Riqab

15

.Sayyid Al-al Bakrī, I’anatuţālibīn,h. 215

16

(33)

25

Istilah ini digunakan untuk suatu proses pelepasan atau pembebasan

perbudakan karena perbudakan bagi manusia merupakan belenggu.

Membebaskan budak belian artinya sama dengan menghilangkan atau

melepaskan belenggu tersebut.17 Karena perbudakan telah tiada maka

Perkembangan pengertian riqab dapat diartikan dengan golongan atau

bangsa yang sedang membebaskan diri dari eksploitasi pihak lain atau

bangsa yang masih dalam penjajahan bangsa lain.18 Berikut ini

pandangan Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali mengenai tentang

arti riqab:

1. Imam Hanafi Riqab adalah hamba yang telah dijanjikan oleh tuannya

bahwa dia boleh menebus dirinya dengan uang atau dengan harta

lainnya.

2. Imam Maliki : Riqab adalah hamba muslim yang dibeli dengan uang

zakat dan dimerdekakan

3. Imam Syafi’i : Riqab adalah hamba (budak) yang dijanjikan oleh

tuannya bahwa dia boleh menebus dirinya.

4. Imam Hambali : Riqab adalah hamba yang dijanjikan oleh tuannya

bahwa dia boleh menebus dirinya dengan uang yang telah ditentukan

oleh tuannya.19

Untuk itu, pada saat ini rasanya riqab sudah jarang terjadi, darimana

dana zakat ini digunakan untuk menebus orang yang menjadi korban

17

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 578

18

Ibid., h. 592 19

(34)

perbudakan sehingga asnaf ini jarang digunakan oleh lembaga atau

badan.

f. Gharimin

Ialah orang yang karena kesulitan hidupnya terlilit hutang sehingga

tidak dapat membayar hutangnya yang mana hutangnya tadi tidak untuk

perbuatan maksiat.20 Pengertian ini berkembang pada orang yang

dinyatakan pailit dalam usahanya sehingga ia dalam kesulitan memenuhi

keperluan hidupnya di samping kewajiban hutang yang harus di bayar.

Berikut ini pandangan Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali

mengenai tentang arti gharimin:

1. Imam Hanafi : Ghorimin adalah orang yang mempunyai hutang,

sedangkan hartanya diluar hutang tidak cukup satu nishab. Dan ia

diberi zakat untuk membayar hutangnya.

2. Imam Maliki : Ghorimin adalah orang yang berhutang sedangkan

hartanya tidak mencukupi untuk membayar hutangnya. Dan diberi

zakat dengan syarat hutangnya bukan untuk sesuatu yang fasad

(jahat).

3. Imam Syafi’i : Mempunyai beberapa pengertian tentang ghorimin

yaitu, orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang

berselisih, orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya sendiri,

dan orang yang berhutang karena menjamin hutang orang lain.

20

(35)

27

4. Imam Hambali : Mempunyai beberapa pengertian tentang ghorimin

yaitu, orang yang berhutang untuk mendamaikan dua orang yang

berselisih. orang yang berhutang untuk dirinya sendiri pada pekerjaan

yang mubah atau haram tetapi dia sudah bertaubat.21

Dengan demikian, gharimin adalah orang yang mempunyai hutang

dan tidak mampu membayarnya atau bangkrut, sehingga orang tersebut

berhak mendapatkan dana zakat.

g. Fisabilillah

Berasal dari kata sabil/thariq yang berarti jalan. Jadi sabilillah artinya

jalan untuk menyampaikan pada ridho Allah, baik akidah maupun

perbuatan. golongan sabilillah sekarang ini adalah untuk menyiapkan

penyebar-penyebar agama Islam dan menyiapakan mereka ke

daerah-daerah yang minor agamanya termasuk didalamnya untuk membiayai

sekolah-sekolah yang mengajarkan pengetahuan agama dan lainya yang

dibutuhkan di masyarakat.22 Berikut ini pandangan Imam Hanafi, Maliki,

Syafi’I, dan Hambali mengenai tentang arti Fisabilillah:23

1. Imam Hanafi : Fisabilillah adalah bala tentara yang berperang pada

jalan Allah.

2. Imam Maliki : Fisabilillah adalah bala tentara, mata-mata dan

untukmembeli perlengkapan perang dijalan Allah.

21

Abu bakar, Imam Taqiyudin bin Muhammad al Husaini. Kifaytul Akhyar. (Bina Iman, 9 H). h. 446

22

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Bandung: Al-Ma’arif, 1996), jilid III, h.102

23

(36)

3. Imam Syafi’i : Fisabilillah adalah bala tentara yang membantu dengan

kehendaknya sendiri dan tidak mendapat gaji serta tidak mendapatkan

harta yang disediakan untuk berperang.

4. Imam Hambali : Fisabilillah adalah bala tentara yang tidak mendapat

gaji dari pemerintah.

Secara garis besar, fisabilillah adalah orang berjuang untuk

mempertahankan dan memaju Agama Allah yaitu Islam, atau orang yang

berjuang dijalan Allah.

h. Ibnu Sabil

Menurut jumhur ulama adalah kiasan untuk musafir, yaitu orang yang

melintas dari satu daerah ke daerah yang lain.24 Sedang menurut

golongan Syafi’i ibnu sabil itu ada dua macam pertama adalah orang

yang mengadakan perjalanan di negeri tempat tinggalnya, artinya di

tanah airnya sendiri. Kedua orang asing yang manjadi musyafir, yang

melintasi suatu negeri.25 Berikut ini pandangan Imam Hanafi, Maliki,

Syafi’I, dan Hambali mengenai tentang arti Ibnu Sabil:

1. Imam Hanafi : Ibnu Sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan,

yang putus perhubungan dengan hartanya.

2. Imam Maliki : Ibnu Sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan,

sedang ia butuh untuk ongkos pulang kenegerinya. Dengan syarat

perjalanannya bukan untuk maksiat.

24

Qardawi, Hukum Zakat, h. 645

25

(37)

29

3. Imam Syafi’i : Ibnu Sabil adalah orang yang mengadakan perjalanan

yang bukan maksiat tetapi dengan tujuan yang sah.

4. Imam Hambali : Ibnu Sabil adalah orang yang keputusan belanja

dalam perjalanan yang halal.

Jadi, Ibnu Sabil adalah orang yang dalam perjalanan namun ditengah

perjalanannya orang tersebut kehabisan perbekalan, dengan niatan orang

tersebut melakukan perjalanan yang mulia seperti menuntut ilmu,

sehingga ia berhak menerima dana zakat.

Demikianlah, teori mengenai golongan orang penerimana

zakat(Mustahiq), seperti yang diketahui terdapat 8 golongan penerima zakat

yaitu, fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu

sabil. Secara garis besar, pendapat para imam empat mazhab adalah sama,

namun yang menbedakannya hanya kreteria-kreteria dari delapan asnaf ini.

5. Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat

Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat Zakat sebagai sumber

dana yang potensial yang dapat digunakan dalam menunjang kesejahteraan

masyarakat, jelas memiliki manfaat dan hikmah tersendiri. Menurut Heri

Sudarsono dalam bukunya Bank dan lembaga Keuangan Syariah, manfaat

dan hikmah zakat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :26

a. Menghindari kesenjangan antara aghniyah dan dhu’afa.

b. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakaan orang jahat.

26

(38)

c. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam

distribusi. harta (social distribution) dan keseimbangan tanggung jawab

individu dalam masyarakat.

d. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang terdiri atas

prinsip-prinsip: ummat wahidan (umat yang satu), musawah

(persamaan derajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan

takaful ijti’ma (tanggung jawab bersama).

e. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa

dan menumbuhkan akhlaq mulia dan mengikis sifat bakhil (kikir).

Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial

ekonomi dan pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudan

solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan pengikat

kebersamaan umat dan bangsa sebagai pengikat batin antara golongan kaya

dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang pemisah antara golongan

yang kuat dengan yang lemah,

B.Preferensi

1. Pengertian Preferensi

Dalam kamus bahasa indonesia preferensi adalah hak untuk didahulukan

dan diutamakan dari pada lain : Prioritas, pilihan, kecenderungan,

kesukaan.27

27

(39)

31

Dalam penjelasan lain, preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai

sesuai atau mendekati kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki oleh

konsumen. 28.

Preferensi juga didefinisikan sebagai sebuah konsep, yang digunakan

Ilmu sosial, khususnya ekonomi. Ini mengasumsikan atas pilihan realitas

atau imajiner antara alternatif-alternatif dan kemungkinan dari peningkatan

alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasaan, gratifikasi,

pemenuhan, kegunaan yang ada. Lebih luas lagi, bisa dilihat sebagai sumber

motivasi. Di Ilmu Kognitif, Preferensi individual memungkin pemilihan

tujuan/ goal.29

Jadi preferensi adalah suatu kecenderungan atau perilaku seseorang

dalam memilih sesuatu baik barang, atau jasa yang dianggap baik untuk

mencapai tujuan mereka, atau kelompok dengan mempertimbangkan

faktor-faktor dan aspek-aspek tertentu.

2. Bentuk-Bentuk Preferensi

a. Preferensi Individu

Preferensi atas sekumpulan benda atau jasa apa saja itu terang saja

bisa berbeda-beda, di mana para ekonom (utamanya ekonom neoklasik)

dasar keputusan manusia atas pilihan –pilihan yang berbeda itu, adalah

sama.

28Titis Shinta Dewi, “

Analisis Penentuan posisi Merek Mobil Jenis City Car

Berdasarkan persepsi dan Preferensi konsumen di Kota Malang” Jurnal ekonomi dan Manajemen, Oktober, 2005.

29

(40)

Maksudnya, saat harus membuat atau mengambil keputusan,

manusia, baik tua atau muda,baik laki-laki atau perempuan, baik di kota

atau di desa, manusia hanya mengacu pada dirinya sendiri.

b. Preferensi Sosial

Kerjasama bersyarat itu patut digolongkan sebagai preferensi

sosial. Pokok yang disebut belakangan ini terkait dengan bagaimana

orang menyusun urutan atau ranking untuk dirinya sendiri dan untuk

orang lain, saat berhadapan dengan urusan pembagian materi yang

berbeda-beda. Dalam bahasa sehari-hari, ini soal bagi-membagi sesuatu

untuk diri seseorang dan untuk orang lain.30

Jadi preferensi bukan digunakan secara individu tapi juga secara

sosial atau masyarakat untuk menentukan pilihan, dan pada intinya

preferensi individu bermanfaat bagi diri sendiri seperti membeli barang

atau jasa, sedangkan preferensi sosial mengacu kepada diri sendiri dan

orang lain.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat a. Lokasi

Lokasi memang berpengaruh terhadap dimensi-dimensi pemasaran

strategis, sedangkan bagi konsumen sendiri pemilihan lokasi

dimaksudkan untuk kemudahan akses dalam menjangkau perusahaan jasa

30

Preferensi sosial, dilihat www.individusosial.blogspot.com diakses pada tanggal 15

(41)

33

tersebut.31 Faktor-faktor yang dianggap menjadi pertimbangan bagi

kedua belah pihak, yaitu :

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mudah dijangkau oleh transportasi

umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi dan tempat dapat dilihat dengan jelas dari

jarak pandangan yang normal.

3. Lalu lintas (traffic), misalnya kepadatan dan kemacetan lalu lintas

yang menjadi hambatan seseorang untuk menjangkau lokasi

perusahaan.

4. Tempat parkir yang luas, aman, dan nyaman baik untuk roda dua

maupun roda empat.

Kemudahan dalam mencapai lokasi menjadi prioritas, dari akses

visibilitas, lalu lintas dan tempat parkir. Agar para konsumen menghemat

waktu dan tenaga untuk mencapai lokasi.

b. Pelayanan

Prinsip-Prinsip Pelayanan Untuk terus dapat meningkatkan pelayanan

organisasi pengelolaan zakat kepada masyarakat terutama kepada para

muzakki, maka harus dilaksanakan dan dikembangkan prinsip-prinsip

pelayanan kepada muzakki pada OPZ, yaitu : .32

1. Memberikan kemudahan dan tidak dipersulit.

2. Memberikan informasi yang diperlukan sebagaimana yang diketahui.

31

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa,( Jawa Timur.Bayumedia Publishing, 2005) h.147 32

(42)

3. Tidak menanyakan sesuatu yang bersifat pribadi, kecuali atas

keinginan muzakki.

4. Jangan mendesak muzakki dengan sesuatu yang tidak disukai.

5. Jangan berjanji sesuatu yang diyakini tidak mudah untuk dipenuhi.

6. Jangan lupa mengucapkan terima kasih.

Inti dari konsep pelayanan bagi OPZ yaitu, pelayanan yang senan hati

melayani dengan ikhlas, tidak ada paksaan atau tekanan, para petugas juga

harus bersabar melayani muzakki yang menginginkan sesuai permintaan

mereka.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Preferensi

a. Faktor Budaya

Budaya adalah penyebab dasar dan perilaku konsumen. Perilaku

manusia sebagian besar merupakan hasil dari proses belajar. Sewaktu

tumbuh dalam masyarakat seorang anak belajar mengenai persepsi,

keinginan dan perilaku dasar dari keluarga dan lembaga penting

lainya. 33

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Budaya dapat didefinisikan sebagai

kreativitas manusia dari satu generasi berikutnya yang menentukan

bentuk perilaku dalam kehidupannya. Kebudayaan merupakan suatu

hal yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan,

33

Philip koster dan Gary Amstrong, “Dasar-Dasar Pemasaran Terjemahan” ( Jakarta :

(43)

35

seni, moral, adat, kebiasaan dan norma yang berlaku pada

masyarakat.34

b. Faktor Sosial

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti

kelompok kecil, keluarga, peran dan status yang melingkupi seseorang

tersebut.

Kelompok adalah orang-orang di sekeliling kita, baik secara

langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi sikap dan perilaku.35

Kelompo dibagi menjadi dua, yaitu kelompok primer seperti keluarga,

teman, tetangga dan teman sejawat. Sedangkan kelompok sekunder

cenderung pada interaksi yang kurang berkesinambungan.

C.Faktor Personal

Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karateristik

pribadi seperti :

1) Umur dan tahap siklus hidup Perilaku seseorang dibentuk oleh

tahapan siklus hidup keluarga. Orang dewasa biasanya mengalami

perubahan tertentu ketika mereka menjalani hidupnya.

2) Pekerjaan misalnya pegawai pemerintahan, kebanyakan mereka

mendukung segala bentuk usaha pemerintahan demi kesejahteraan

rakyat, tak terkecuali tentang pengaturan zakat.

34

Murai dan kencana, Ekonomi Manajeral dan Strategi Bersaing ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) h. 11

35

(44)

3) Situasi Ekonomi yang dimaksud dengan ekonomi seseorang terdiri

dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya.

4) Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan

lingkungan, juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial

seseorang.

5) Kepribadian dan konsep diri merupakan karateristik psikologis

yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya

terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

D.Faktor sikap dan Keyakinan

Sikap didefinisikan sebagai suatu penilaian seseorang terhadap

suka atau tidak, perasaan emosional yang dimana tindakannya lebih

cenderung pada objek atau ide. Sikap dapat pula diartikan sebagai

kesiapan seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitas.

Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, keyakinan berpengaruh pada

perilaku konsumen. Dimana sikap dan keyakinan sangat berpengaruh

menentukan suatu produk, merek dan pelayanan.

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi Preferensi Masyarakat

bisa terlihat bahwasanya mempunyai ikatan dengan perilaku-perilaku

manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Demikianlah teori-teori yang berkaitan dengan Zakat dan Preferensi.

Teori-teori ini diharapkan mampu menunjang metode penelitian dan hasil penelitian di

(45)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan

data atau informasi empiris yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan dan

menguji hipotesis penelitian. Akan tetapi tidak semua penelitian mempunyai hipotesis

sehingga pengujian tersebut tidak diperlukan.

A.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi masyarakat

dalam menyalurkan dana zakat. Dimana aspek-aspek yang mempengaruhi

preferensi masyarakat dalam menyalurkan zakat yaitu, aspek lokasi, aspek

kemudahan, aspek pelayanan, dan aspek kepercayaan. Dimana untuk mengetahui

seberapa besar aspek tersebut dapat mempengaruhi keputusan membayar zakat

serta menjelaskan alasan mereka memilih lokasi pembayaran zakat.

B. Lokasi Penelitian

Adapun tempat penelitian ini berada Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri

Hilir Provinsi Riau. Reteh berbatasan dengan daerah Kecamatan Tanah Merah di

sebelah Utara, Kabupaten Tanjung Jabung Jambi di sebelah Timur dan Selatan,

(46)

C.Jenis Dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu

organisasi atau perorangan langsung dari objeknya.1 merupakan data yang

diperoleh dari wawancara secara langsung yaitu kepada para masyarakat

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir melalui daftar Pertanyaan atau

kuesioner yang telah disediakan.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah

dikumpulkan.2 Dalam hal ini merupakan literatur ilmiah terdahulu dan data

dokumen organisasi yang diperlukan dan mendukun dalam penelitian.

Adapun untuk data sekunder, diperoleh dengan mengutip literatur ilmiah

terdahulu dan data dokumen organisasi yang diperlukan dengan mencantumkan

sumber data tersebut diperoleh.

D.Tehknik Pengumpulan Data

Tehknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Wawancara dan Kuesioner. Wawancara yaitu salah satu tehnik pengumpulan

data dan informasi dengan mewawancarai muzakki. Jawaban atas pertanyaan

tersebut digunakan sebagai data utama dalam mendukung kebenaran data-data

yang ada.

1

Muhammad.Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. (Jakarta: Rajawali Press, 2008). h. 101.

2Muhammad.Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.

(47)

40

2. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang

akan diteliti, dalam hal ini pengamatan langsung ke Masyarakat kuala tungkal

Kecamatan Reteh, untuk mengetahui perkembangan data jumlah muzakki,

jumlah dana ZIS yang berhasil dihimpun dan yang disalurkan oleh Masyarakat

Kecamatan Reteh.

3. Library research yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan

data-data melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah,

jurnal, artikel. laporan penelitian, dan data elektronik yang bersifat online

(Internet) yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

E. Populasi dan Pengambilan Sampel

Populasi adalah sekumpulan satuan pengamatan yang terdiri dari objek dan

subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.3Sedangkan sampel adalah

sebagian anggota populasi yang dipilih menggunakan prosedur tertentu sehingga

diharapkan dapat mewakili populasinya.4

Dalam penentuan sampel dikemukakan bahwa “apabila subjeknya kurang dari

100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat

diambil persentase antara 10%-15%, 20%-25%.5 Besarnya populasi dalam

3

Sugiyono.Metode Penelitian Bisnis.(Bandung: Alfabeta, 2009). h. 57.

4

Sugiyono.Metode Penelitian Bisnis. h. 57.

5

(48)

penelitian ini berjumlah 100 orang, yaitu masyarakat Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, yang sudah memiliki penghasilan yang memenuhi nisab dan haul

mengeluarkan zakat. peneliti mengambil sampel sebesar 10%, sehingga jumlah

sampelnya sebanyak 100 orang responden.

Dalam menentukan sampel, digunakan metode pengambilan sampel dengan

Simple Random Sampling yaitu salah satu metode sampel probabilitas dilakukan

dengan cara acak sederhana, sehingga setiap populasi memiliki kemungkinan yang

sama untuk dipilih sebagai sampel 6.

Dalam penelitian ini cara memilih sampel adalah dengan menggunakan

kelipatan ke-10 pada daftar muzakki yang tersedia, Sedangkan metode

pengumpulan data untuk variable di atas menggunakan self administered survey,

yaitu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Perihal

Keterbatasan waktu dan untuk meringankan beban penulis, populasi yang dipilih

oleh penulis yaitu para masyarakat Kecamatan Reteh , di Desa Pulau Kijang, Desa

seberang Pulau Kijang, Desa Sanglar dan sekitarnya.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data adalah suatu alat yang dipakai dalam sebuah

penelitian yang berguna untuk memperoleh data yang nantinya akan dianalisis.

Data yang diperoleh akan dikumpulkan menggunakan skala model likert.7

digunakan untuk mengetahui Preferensi Masyarakat dalam membayar zakat.

6

Muhammad Teguh,. Metode Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 1999) h.160 7

(49)

42

dengan menggunakan skala model likert yang dibuat berdasarkan teori Soerkanto

tentang indikator Preferensi yang terdri dari :

Di setiap karateristik dibuat indikator perilaku kemudian dibuat pernyataan

yaitu pernyataan yang memihak dan memberi isyarat dukungan permasalahan

yang sedang diteliti (favorabel).

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui

studi dokumentasi dan literatur lainnya. Untuk mendukung kelengkapan data

sekunder dilakukan kegiatan:

a. Wawancara, merupakan salah satu teknik pengambilan data dan informasi

melalui percakapan langsung kepada responden dengan menggunakan

format tanya jawab yang terencana.

b. Kuesioner, merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang bersifat tertutup

kepada Masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai Preferensi

Masyarakat dalam menyalurkan zakat. Kuesioner dalam penelitian ini

merujuk pada ”Skala Likert” sebagai alternatif jawaban. Skala Likert

adalah suatu pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap

seseorang responden terhadap suatu pernyataan. Skala ini dikembangkan

oleh Rensis Linkert, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:8

8

(50)
[image:50.612.116.530.167.555.2]

Table 1.1 Skala Liker

Alternative Jawaban Bobot/Nilai item

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

G.Metode Analisis dan Pengelolaan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengelolaan data dengan

menggunakan program komputer SPSS 16,0 descriptive analysis. Metode analisis

yang digunakan adalah dengan metode analisis deskriptif, dimana data-data yang

diperoleh kemudian dianalisis dengan cara tabulasi data, sehingga diperoleh

jumlah dan persentase dari variable yang diteliti, kemudian dilakukan juga dalam

bentuk analisis lain seperti : tabulasi silang (cross tab), table, frekuensi, dan grafik,

Demikianlah metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis data yang

(51)

44

dan relevan. Dan selajuntnya penulis akan membahas tentang preferensi Masyarakat

(52)

45

BAB IV

Preferensi Masyarakat

Dalam Membayar Zakat

Dalam bab ini, penulis menyajikan karakteristik responden yang diteliti,dan

preferensi masyarakat dalam membayar zakat ,dan memaparkan hasil analisis

penelitian dan berdasarkan dari analisis data yang telah diperoleh, sehingga dapat

membahas uraian mengenai temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian.

A.Karakteristik Responden

Di dalam Karakteristik responden ini berisi tentang gambaran umum

Kecamatan Reteh, kemudian identitas responden terdiri dari Jenis kelamin, umur,

pendidikan, pekerjaan, gaji dan tempat penyaluran zakat. Berikut uraiannya.

1. Gambaran Umum Kecamatan Reteh

Reteh adalah salah satu Kecamatan di daerah kabupaten Indragiri Hilir

(Inhil) Riau dengan Ibu

Gambar

Table 1.1 Skala Liker
Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 karateristik responden berdasarkan Umur
Tabel 4.4 karrateristik responden berdasarkan perkerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Jangkauan pelayanan: semua/ sebagaian besar/ sebagian kecil wilayah desa/ Tidak Terlayani.  Provider yang

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada kompetensi dasar menganalisis dan membuat surat

Hasil observasi diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer yang dilakukan oleh rekan guru peneliti dengan mengisi lembar observasi aktivitas anak

Parameter yang diamati terhadap telur asin rebus adalah kadar kolesterol menggunakan AAS, kadar garam metode titrasi, kadar kalsium menggunakan AAS, kadar lemak

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan knowledge management dan budaya organisasi berkonstribusi langsung secara positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja

lampiran Keputusan ini sebagai Pembimbing Akademik Mahasiswa Program Magister Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2020/2021.. Ketiga :

Rataan Income over feed cost P0 (Rp. 25.793 ±7.003) Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pemberian tepung ulat kandang (Alphitobius diaperinus) dengan taraf 1-3% pada pakan

Oleh karena hal itu kemudian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kepercayaan, Promosi, Citra Lembaga Dan Kelompok Acuan Terhadap Keputusan