PACKAGING TAKE AWAY BOX
PADA UKM BAKPAO KAPAS
PROYEK AKHIR
Nama
: ANDRI YULIAWAN
NIM
: 09.39090.0005
Nama
: REZA FANTISNA PUTRA
NIM
: 09.39090.0013
ProgramStudi
: DIII Komputer Grafis dan Cetak
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
iv
1. 1 Latar Belakang Masalah.………1
1.2 Perumusan Masalah.………...………...3
1.3 Batasan Masalah..………...3
1.4 Tujuan..………3
1.5 Manfaat..………..4
BAB II LANDASAN TEORI.……….………..5
2.1 Desain.……….…………...5
2.2 Kemasan………...………...6
2.3 Perkembangan Kemasan Di Indonesia………....6
2.4 Jenis-jenis Kemasan...………...………..7
2.5 Fungsi Kemasan.………...………. 8
2.6 Daya Tarik Dalam Kemasan.………...……….10
v
4.2 Tahap Implementasi Konsep ke dalam Desain ………...41
4.3 Proses Pembuatan Plat ………...44
4.4 Proses Cetak ………...44
4.5 Tahap Finishing ………45
4.6 Kalkulasi ……….. 48
BAB V PENUTUP ………..50
5.1 Kesimpulan ………...50
5.2 Saran ……….50
DAFTAR PUSTAKA ………..52
vi
Halaman
Gambar 2.1 Kardus Susu UHT Juara ……… 20
Gambar 2.2 Contoh Kardus Gelombang ……….……… 21
Gambar 2.3 Kardus gelombang pada kemasan lampu ………... 22
Gambar 2.4 Canisters Poppycoce ….………... 22
Gambar 2.5 Shampo Packaging Design …….………. 23
Gambar 2.6 Kemasan Blizter …….………. 24
Gambar 2.7 Packaging Kaca Juice ……….. ………... 25
Gambar 2.8 Kemasan Logam ……….. ……… 25
Gambar 3.1 Contoh Sketsa Desain ………..…... 34
Gambar 4.1 Kerangka kemasan Bakpao Kapas... 45
Gambar 4.2 Desain Bakpao Kapas...……… 46
Gambar 4.3 Desain yang telah digabungkan dengan kerangka kemasan...…… 46
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kita telah mengetahui banyak makanan ringan atau yang sering disebut dengan snack mulai bermunculan di pasaran. Keanekeragaman serta cirikhas rasa dari makanan ringan tersebut, menjadi serbuan para penggemar yang doyan jajan. Berapapun usianya dan dari kalangan manapun tak pernah lepas mengkonsumsinya, bahkan bisa menjadi teman pada saat perjalanan jauh sebagai peganjal perut di saat lapar menyerang. Setiap daerah pasti mempunyai jajajan yang bermacam–macam mulai dari penampilan, rasa, bahkan dari segi harga turut serta ikut meramaikan pasar–pasar tradisional atau pasar modern dan pusat oleh–oleh yang terdapat di seluruh nusantara ini. Tak heran jika kita berpergian ke luar kota banyak orang berburu oleh–oleh atau sekedar mencicipi makanan–makanan khas dari asal daerah tersebut.
Dari analisa di atas, maka penulis berkeinginan menciptakan sebuah kemasan yang mudah dibawa, serta biaya produksi yang ekonomis tanpa mengurangi dari segi visualisasi desain dari merk produk tersebut. Ide ini muncul setelah penulis mengamati dari beberapa pedagang penjual bakpao keliling yang sekedar membungkus produknya dengan kertas kue sebagai kemasan primer dan kantong plastik trasnparant sebagai kemasan sekunder. Dalam proyek akhir ini penulis menciptakan kemasan yang dapat memuat produk bakpao ini berisi 2 buah dalam satu kemasan. Kemasan primer yang penulis pakai tidak jauh berbeda dengan konsep sebelumnya mengggunakan bahan material kertas kue. Mengapa kertas kue penulis pergunakan dalam hal ini karena unsur dari material tersebut mudah dilipat, mudah didapatkan dan harganya ekonomis. Untuk selanjutnya pada kemasan sekunder penulis pergunakan bahan material kertas berjenis art paper dengan ketebalan 120 gsm. Alasan yang penulis unggulkan dari material ini adalah permukaan kertasnya yang mengkilap serta ramah terhadap lingkungan karena material tersebut dapat di daur ulang, beda dengan kemasan pedagang penjual bakpao keliling pada umumnya yang menggunakan kantong plastik trasnparant sebagai kemasan sekunder yang dapat berdampak buruk pada lingkungan karena limbah plastik
butuh proses 10 hingga 20 tahun untuk dapat mengurai. (http://lapar.com/makanplus/fakta-lama-waktu-urai -sampah-2/).
desain, bentuk kemasan dan yang terakhir biaya produksi yang ekonomis karena kemasan ini hanya di cetak menggunakan satu warna saja. Untuk produk kemasan, penulis mengambil judul Packaging Take Away Box dari produk Bakpao Kapas sebuah usaha kecil menengah (UKM) penjual bakpao yang berada di Jakarta.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka di ambil rumusan masalah untuk, bagaimana membuat kemasan/packaging Take Away Box di produk Bakpao Kapas yang mudah dibawa serta ekonomis dalam biaya produksinya.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan–batasan masalah pada sistem informasi penggajian ini adalah sebagai berikut :
1. Perancangan desain dibatasi hanya pada produk Bakpao Kapas. 2. Tidak membahas resep atau pengolahan pembuatan bakpao. 3. Tidak membahas pada jenis kemitraan UKM.
4. Tidak membahas bisnis plan serta pemasaran produk.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh para penulis dari kegiatan Proyek Akhir pembuatan desain kemasan produk Bakpao Kapas ini adalah sebagai berikut:
2. Sebagai syarat penerapan ilmu yang selama ini dipelajari di perkuliahan untuk diterapkan demi membantu kemajuan usaha kecil menengah (UKM) dalam pengembangan kemasan untuk produknya.
3. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang desain kemasan untuk produk Bakpao Kapas khususnya di tingkat usaha kecil menengah (UKM) dan franchise.
4. Untuk menambah pengetahuan tentang berbagai macam material yang sesuai dan sebaiknya digunakan untuk mengemas produk makanan ringan berjenis bakpao.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan proyek akhir ini adalah:
a. Untuk pribadi/kelompok.
1. Dapat menambah pengalaman dalam mendesain serta melakukan proses cetak (baik mulai dari prepress, press, postpress).
2. Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang selama ini sudah didapatkan semasa perkuliahan.
3. Dapat menambah pengalaman dalam melakukan usaha di bidang usaha kecil menengah (UKM) dan melakukan negoisasi.
b. Untuk usaha kecil menengah (UKM).
1. Dapat memperoleh nilai tambah untuk produknya lewat desain kemasan yang baru.
5
LANDASAN TEORI
2.1 Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, baik seni rupa dan berbagai pencapain kreatif lainnya. Dalam sebuah kalaimat, kata “desain” bisa
digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”.
Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. (http: //id.wikipedia.org/wiki/desain, 2007).
Desain adalah Rencana atau skema yang dibuat manusia yang akan direalisasikan. (English Oxford Dictionary, 1588)
Desain adalah kerangka bentuk atau rancangan. (Kamus Besar Bahasa Indoneisa, Cetakan Ketiga Balai Pustaka, 1993)
Secara umum desain memiliki arti sebagai suatu rancangan yang
dilahirkan dari konsep pemikiran seseorang atau lebih, berdasarkan daya kreatifitas cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya dan dituangkan atau disusun
2.2 Kemasan
Desain kemasan menjadi salah satu sarana untuk mengkomunikasikan isi produk secara visual. Sebenarnya mengemas dan kemasan memiliki arti yang
berbeda. Mengemas adalah tindakan membungkus atau menutup suatu barang atau sekelompok barang. Sedangkan kemasan mengacu pada objek fisik itu sendiri (Klimchuk and Krasovec 34).
Kemasan memiliki pengertian yang sangat luas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemasan adalah bungkus pelindung barang dagangan. Menurut
(Klimchuck and Krasovec 33) desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen- elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarakan.
Menurut Didit Widiatmoko (2007), seorang dosen ITB, kemasan merupakan upaya manusia untuk mengumpulkan sesuatu yang berantakan ke
dalam suatu wadah, serta melindungnya dari ganguan cuaca.
2.3 Perkembangan Kemasan di Indonesia
Di Indonesia, perkembangan industri kemasan berjalan seiring dengan perkembangan produk. Sekalipun dunia periklanan berkembang pesat di
Indonesia dewasa ini, perkembangannya masih belum diikuti perkembangan desain kemasan.
Tak satu pun desain kemasan yang dapat bertahan selamanya, karena pada suatu masa tiba juga saatnya desain kemasan tersebut diperbaharui. Sebuah kemasan yang terlihat menarik dan segar, lambat laun akan kelihatan ketinggalan
produk yang dijual. Gejala tersebut disebabkan berubahanya kondisi sosial dan
gaya hidup konsumen, perkembangan teknologi pengemasan, ataupun munculnya para pesaing dengan kemasan yang lebih unggul, dan berbagai kemungkinan
sesuai dengan kondisi pada masa yang sedang berjalan.
Inovasi kemasan memang perlu dilakukan, asalkan tetap mempertahakan beberapa unsur lama. Jangan melakukan perombakan secara drastis yang dapat
menyebabkan menjauhnya loyalitas merek dan memberi kesan kepada konsumen adanya perubahan produk secara keseluruhan. Juga perubahan jangan dilakukan
sesering mungkin, karena dapat mengaburkan citra merek.
Margaret H. Widelock, yang ikut merancang identitas baru Bakrie Group mengatakan, “Anda tidak perlu khawatir untuk mengubah dan menyegarkan
identitas merek anda agar tetap berada di depan pesaing”.
Selama ini produsen yang menaruh perhatian besar pada kemasan adalah
mereka yang bergerak dalam industri skala menengah hingga skala besar. Sedangkan bagi industri kecil dan industri rumah tangga, kemasan hanyalah sebagai pembungkus dan penyedia informasi isi.
2.4 Jenis-jenis Kemasan.
Menurut Kotler (119), kemasan dapat dibagi menjadi tiga tingkatan jenis bahan sesuai dengan kebutuhan pemgemasan produk, yaitu :
1. Kemasan Dasar (Primary Package)
2. Kemasan Tambahan (Secondary Package)
adalah bahan yang melindungi kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan digunakan, seperti contoh kotak karton.
3. Kemasan Pengiriman (Shipping Package)
adalah setiap kemasan yang diperlukan waktu penyimpanan, pengangkutan, dan identifikasi.
Klasifikasi kemasan ditinjau dari segi bahan yang digunakannya dibagai sebagai berikut :
1. Kemasan Fleksibel (Flexible Packaging)
Kemasan fleksibel adalah kemasan yang tidak keras dan tidak kaku, melainkan mudah dilipat dan dibentuk sesuai dengan keinginan,. Bahan
yang digunakan adalah alumunium foil, film plastik, kertas. 2. Kemasan Rigid (Rigid Packaging)
Kemasan rigid atau biasa disebut dengan kemasan kaku adalah kemasan yang bersifat kuat dan kokoh. Contoh kemasan rigid adalah botol kaca, kaleng, dan peti kayu.
3. Kemasan Semi Fleksibel (Semi flexible Packaging)
Kemsasan semi fleksibel adalah kemasan yang memiliki karakteristik
antara kemasan fleksibel dan rigid packaging. Contohnya adalah kertas karton dan kardus.
2.5 Fungsi Kemasan.
Hermawan Karatajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan
bahwa “ Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual)”.
Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi)”. Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah
tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran, fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor penting sebagai berikut :
1. Faktor Pengamanan :
Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi peyebab timbulnya kerusakan barang, seperti : Cuaca, sinar, jatuh,
tumpukan, kuman, serangga, dll. 2. Faktor Ekonomi :
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.
3. Faktor Komunikasi :
Sebagai media komunikasi yang mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat,
dipahami, dan diingat. 4. Faktor Estetika :
Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencangkup pertimbangan
penggunaan warna, bentuk, merek/logo, ilustrasi, huruf, dan tat letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
5. Faktor Identitas :
dengan produk-produk yang lain. Sebuah kemasan yang buruk akan
memberikan citra jelek terhadap suatu produk yang baik dan tidak akan dapat menolong menjual produk apa pun.
2.6 Daya Tarik dalam Kemasan
Daya tarik kemasan tidak terlepas dari pengertian persepsi. Yakni suatu pengertian yang sangat erat hubungannya dengan daya tarik itu sendiri. Persepsi
dapat didefinisikan sebagai proses di mana manusia mengadakan kontak dengan lingkungannya dan bagaimana manusia berinteraksi pada bentuk dan visual suatu
objek tertentu.
Rangsangan indrawi tersebut dapat melalui indera pengelihatan, pendengaran, peraba, penciuman, ataupun pengecap. Tetapi menurut penyelidikan
para ahli, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 persen adalah penginderaan yang dilakukan melalui pengelihatan atau kasat mata. Dengan
begitu unsur grafis dari kemasan yaitu : warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak, merupakan unsur visual yang memegang porsi terbesar dalam penyampaian pesan kemasan secara kasat mata.
Menurut Iwan Wirya (10), daya tarik kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual dan daya tarik praktis.
2.6.1 Daya Tarik Visual
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu
2.6.2 Daya Tarik Praktis
Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi yang terdapat pada
suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya berbagai kemudahan sehingga kemasan dapat mudah dipajang, dibawa, dibuka,
dan lain sebagainya. Beberapa daya tarik praktis lain, misalnya : 1. Kemasan yang menjamin dan melindungi produk.
2. Kemasan yang mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan.
3. Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman, atau
dengan alternatif volume untuk pembelian eceran. 4. Kemasan yang dapat digunakan kembali.
5. Kemasan yang mudah dibawa, dijinjing, atau dipegang.
6. Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan atau mengambil isinya dan mengisi kembali untuk jenis produk yang dapat diisi
ulang.
7. Dan lain-lain berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan sifat produk itu
sendiri.
2.6.3 Aspek Visual dalam Desain Kemasan
Menurut Iwan Wirya (25), untuk mendapatkan daya tarik visual yang optimal dan mendukung pemasaran terdapat beberapa aspek visual dalam desain kemasan. Berikut adalah beberapa aspek visual yang perlu diperhatikan dalam
A. Warna
Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari
suatu objek ke mata manusia. Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warna lah yang pertama kali terlihat bila produk
berada di tempat penjualan. Warna dengan daya pantul tinggi akan lebih terlihat dari jarak jauh dan direkomendasikan bagi sebagian besar kemasan, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar. Tetapi, selain unsur keterlihatan harus dipertimbangkan juga faktor kekontrasan terhadap warna-warna
pendukung lainnya. Warna dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Warna Terang
Disukai oleh muda-mudi, membuat kemasan kelihatan lebih besar dan lebih dekat ke mata, banyak disukai pada aplikasi pengemasan karena memiliki dampak yang lebih besar pada retina mata. Sangat cocok dan
kontras dengan warna gelap. 2. Warna Keras
Memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar terutama merah dan orange. Sangat tepat untuk aplikasi yang menuntut perhatian lebih.
3. Warna Lembut
Kurang dinamis jika dibanding dengan warna keras, tetapi cocok untuk produk-produk tertentu. Tidak diperkenankan menggunakan warna lembut
di atas latar belakang warna keras. 4. Warna Muda
Tampak ringan dan kurang berdaya tarik bagi muda-mudi, jarang
5. Warna Sedang
Bersifat umum, dan sangat serasi bila dikomposisikan dengan warna yang memiliki nilai pantul lebih tinggi.
6. Warna Gelap
Memiliki nilai pantul yang lebih rendah, untuk produk-produk tertentu memang cocok, tapi harus dikomposisikan dengan warna yang nilai
pantulnya tinggi dan kondisi pemajangan pada rak penjualan harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah
terlihat. Warna tua membuat produk kelihatan lebih berat.
B. Bentuk
Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu
terciptanya seluruh daya tarik visual. Namun, tidak ada prinsip baku yang menentukan bentuk fisik dari sebuah kemasan karena ini biasanya ditentukan oleh
sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, serta cara penggunaan kemasan tersebut.
C. Merk & Logo
Desain kemasan melibatkan pula keputusan yang berkenaan dengan
tanda-tanda identifikasi, terutama merek dagang dan logo perusahaan. Sering seseorang membeli merek, terutama barang-barang yang dipandang dapat menaikkan gengsi atau statusnya di lingkungan sekitar. Dengan demikian, merek dagang dan logo
Dilihat dari sudut bentuk suatu merek dagang sebaiknya :
1. Mengandung keaslian.
2. Mudah dibaca atau diucapkan.
3. Cocok dengan produknya. 4. Mudah diingat.
5. Sederhana dan ringkas.
6. Mudah disisipkan pada media mana pun.
7. Tidak mengandung konotasi yang kurang menyenangkan.
8. Tidak sulit digambarkan
D. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan, karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditumbulkan oleh perbedaan bahasa
manapun. Ilustrasi seperti fotografi dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan lebih efektif dari pada teks.
Menurut (Klimchuk & Krasovec 123) ilustrasi dengan menggunakan fotografi dapat digunakan sebagai :
1. Medium Pencitraan
Citra fotografi bisa hitam putih atau satu warna, duotone, screen, atau full color. Ketika dikombinasikan dengan cetakan kata-kata, citra memperluas
2. Penggugah Selera Makan
Fotografi dapat menggugah selera makan, sedangkan Ilusrasi dapat mencantumkan saran penyajian dari produk. Tipe pencitraan ini tidak
hanya mengajarkan presentasi yang benar kepada konsumen, tetapi juga menarik perhatian karena tampak berbeda di rak penjualan.
3. Sebagai Karakter
Karakter dapat dikembangkan untuk mendukung komunikasi merek, mempromosikan atribut produk, dan menjadi perwujudan kepribadian
merek.
4. Perangkat Grafis
Elemen desain dasar seperti garis, bentuk, warna , tekstur, dan tipe huruf
menyediakan kemungkinan desain yang tak terbatas. Pembuatan perangkat grafis tertentu, dapat membantu mengorganisasi informasi visual suatu
desain kemasan. 5. Simbol dan Ikon
Simbol dan ikon dapat berupa diagram grafis yang sederhana atau tata
letak yang detail. 6. Violator
Violator adalah istilah bagi elemen visual yang umumnya diletakkan di bagian atas kemasan dan digunakan untuk menarik perhatian atau mengumumkan fitur khusus suatu produk atau kemasan.
E. Tipografi
Tipografi berasal dari bahasa Yunani, typos (impresi) dan graphein
secara visual suatu bahasa lisan (Klimchuk and Krasovec 87). Bentuk tipgrafi bisa
berupa huruf atau karakter individual, kata-kata, bentuk- bentuk, atau simbol-simbol.
Tipografi di dalam desain kemasan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran pada media tiga dimensi. Dan awalnya terlihat dari kejauhan oleh konsumen masyarakat dari berbagai latar budaya, sosial, dan etnis yang
berbeda, dalam waktu yang singkat. Tipografi untuk desain kemasan haruslah :
1. Mudah dipahami serta bentuk tulisannya mudah dibaca dari jarak
beberapa kaki jauhnya.
2. Didesain pada skala dan bentuk struktur dua dimensi (2D) atau tiga
dimensi (3D). ilutrasi, tipografi, menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan
pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu. Pertimbangan bagi pengembangan tata letak adalah :
4. Perbandingan (propotion) 5. Kesatuan (untiy)
G. Struktur dan Material.
Struktur dan material digunakan sebagai tempat penyimpanan, perlindungan, transportasi produk dan menyediakan permukaan fisik bagi desain
kemasan. Pemilihan struktur ditentukan oleh keputusan pengguna akhir, di mana struktur melakukan tugas ergonomisnya, termasuk membuka dan menutup dengan baik.
Keputusan struktur dan material bisa menjadi isu yang paling penting karena keputusan ini mengarah pada perlindungan dan transportasi produk yang
efektif, dan pada akhirnya kepuasan konsumen. (Klimchuk dan Krasovec 139) struktur dan material bisa dibagi ke dalam beberapa kategori umum, yaitu :
1. Kardus
Kardus bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah, dan dapat didaur ulang. Sifat fungsional kardus kemungkinan kreativitas struktur dan bahan
karton lipat sederhana bisa menjadi solusi baik. Berikut adalah variasi kardus yang paling umum : a) SBS (Solid Bleached Sulfate)
Dibuat dengan kandungan utama berupa serat murni yang diputihkan. Kardus ini adalah yang paling mahal, biasanya dilapisi dengan tanah liat
b) SUS (Solid Unbleached Sulfate)
Dibuat dengan kandungan utama berupa serat murni yang diputihkan. Kardus kraft alami ini tersedia dalam bentuk permukaan yang dilapisi dan
tanpa dilapisi. Kekuatan material ini membuat SUS menjadi pilihan umum bagi kemasan minuman, produk hardware, dan perlengkapan kantor. c) Daur Ulang (Recycled)
Adalah material multilapis yang 100% terbuat dari kertas dan kardus daur ulang dan tersedia dalam lembaran yang sudah dilapisi dan tanpa dilapisi.
Kardus berlapis digunakan untuk kemasan makanan kering termasuk biscuit, kue serta barang peralatan rumah tangga lainnya, misalnya produk kertas dan deterjen bubuk. Sedangkan kardus tanpa dilapisi digunakan
untuk tabung komposit dan drum serat. d) Plain Chipboard (Shirtboard)
Tebuat dari kertas limbah dan biasanya berwarna abu-abu atau sawo matang. Kertas ini digunakan untuk kotak jadi, karton lipat, karton latar pada kemasan blister, kemasan kelas bawah (murah), dan untuk struktur
bagian kemasan yang tidak terlihat di rak.
2. Kardus Gelombang
Kardus gelombang sebagai medium yang dilapis dan disisipkan pada
lapisan kardus yang rata
Gambar 2.2. Berbagai Contoh Kardus Gelombang
3. Karton Lipat
Karton lipat biasanya di desain dengan kontruksi selembar kardus atau kardus gelombang yang di press, kemudian ditindas atau alur untuk di lipat, dan
di jahit kawat atau di lem untuk menghasilkan sebuah bentuk struktur. Ada dua gaya melipat karton yang umum adalah :
a) Reverse Tuck : Lidah atas berseberangan dengan lidah bawah, sehingga lidah atas membuka dari depan ke belakang, sementara lidah bawah membuka dari belakang ke depan. Tepi yang keras dari Reverse Tuck harus berada di belakang.
Gambar 2.3. Contoh Kardus Gelombang Pada Kemasan Lampu
4. Canisters
Canisters adalah gulungan spiral kardus sehingga membentuk silinder dan diproduksi dalam variasi tebal dan panjang. Contoh dari canisters yang ringan
adalah silinder di dalam gulungan kertas tisu. canisters juga dapat diproduksi dalam lapisan dengan plastik pelingdung, film, logam, atau lapisan penahan berupa kertass foil dan umumnya digunakan sebagai struktur kemasan untuk
makanan ringan, oatmeal, konsetrat jus beku, dan donat beku.
5. Plastik
Jenis-jenis plastik yang paling umum digunakan sebagai kemasan adalah
sebagai berikut :
a) Low Density Polyethylene (LDPE), digunakan untuk konstainer, tas, pakaian, dan makanan, dalam bentuk film pembungkus yang
disusutkan maupun diregangkan.
b) High Density Polyethylene (HDPE), digunakan untuk susu, diterjen , cairan pembersih rumah tangga, produk perawatan.
c) Poly Ethylene Terephtalete (PET), permukaannya bening seperti kaca dan digunakan untuk produk air dan mminuman berkarbonasi.
d) Polyprophylene, digunakan untuk botol , tutup botol, dan pembungkus yang tahan kelembaban.
e) Polystyrene (PS), diproduksi dalam berbagai bentuk. Kristal polyestyren digunakan untuk membuat kotak tempat CD dan botol pil.
Struktur plastik yang kaku mempertahankan bentuk dan menyimpan produk.
6. Kemasan Blister
Kemasan blister adalah jenis lain struktur kemasan plastik kaku, struktur
ini dibentuk dalam suhu dan tekanan tinggi dan ditempatkan di depan produk, sehingga memungkinkan produk tersebut untuk terlihat melalui plastik yang
transparan. Contoh produk yang dijual dalam kemasan blister, yaitu : mainan, kosmetik, obat bebas, baterai, elektronik, dan hardware.
Gambar 2.6. Contoh Kemasan Blister
7. Kaca
Kaca dapat dicetak menjadi bentuk yang beraneka ragam dengan bagian
bukaan dan ornament emboss yang bervariasi, dan pelengkap lainnya dapat meningkatkan desain kemasan secara keseluruhan. Desain botol yang inovatif
menggunakan pelebelan dan teknik cetak yang berbeda-beda adalah sarana untuk mencapai desain kemasan yang sesuai.
8. Logam
Kemasan logam dibuat dari timah, aluminium, dan baja. Ketersediaan bahan baku produksi telah membuat material kemasan ini sebagai struktur
berbiaya rendah untuk dapat diproduksi.
Gambar 2.8. Contoh Kemasan Logam
9. Kemasan Fleksibel
Kemasan Fleksibel mencakup beragam struktur dan material. Umumnya kertas dan plastik yang tidak kaku. Bentuk kemasan fleksibel yang umum adaah tas, kantung , tabung, atau pembungkus dari film.
2.7 Mendesain Identitas Merek
Menurut (Klimchuk & Krasovec 98) dalam desain kemasan, identitas
2.7.1 NamaMerek/Produk
Terkadang nama merek dan nama produk adalah satu dan sama. Umumnya, nama produk adalah tipografi yang paling penting dalam desain
kemasan. Nama ini adalah visual apa yang akan konsumen identikkan dengan produk, sama dengan tanda tangan seseorang. Pilihan tipe huruf, skala, penempatan posisi, tata letak, warna, dan desain semuanya harus berfungsi untuk
mengkomunikasikan kepribadian produk.
2.7.2 Teks Sekunder
Penempatan posisi dan pengurutan teks sekunder tergantung pada hakiki elemen yang lebih besar dominan dan lebih didahulukan. Tes sekunder pada
umumnya mengikuti nama merek dan nama produk. Pemilihan tipe huruf untuk teks sekunder harus melengkapi dan kontras dengan nama produk.
2.7.3 Penjelasan Produk
Penjelasan produk biasanya mendefinisikan isi kemasan yang spesifik dan
meliputi ragam, rasa, fitur, dan manfaat produk. Teanaga pemasaran menggunakan penjelasan produk untuk mendefinisikan perbedaan yang terlihat antara produk mereka dan produk pesaing. Penjelasan produk yang unik bisa
menjadi merek dagang.
2.7.4 Teks Romantis
Seringkali ukuran teks romantis lebih kecil daripada tipe huruf elemen lain pada
panel display utama (PDP). Kepribadian produk dan ukuran kemasan sering menentukan pemakaian teks romantis.
2.7.5 Teks Wajib
Di seluuruh dunia terdapat banyak badan pemerintahan yang mengawasi pelabelan produksi konsumsi. Peraturan- peraturan pelabelan meliputi peraturan
untuk makanan, minuman, perawatan kesehatan, obat-obatan yang dijual bebas dan banyak kategori yang tercantum produk lainnya. Terdapat pula rekomendasi untuk kemudahan pembacaan, juga ketentuan wajib untuk kategori tertentu.
Informasi nutrisi, komposisi, berat, ukuran, dan nilai (dosis) produk wajib dan harus dicantumkan.
2.7.6 Fakta Nutrisi
Semua tipe huruf yang mudah dibaca dapat digunakan. Tulisan “Fakta Nutrisi” haruslah ukuran tipe huruf terbesar yang digunakan dalam label nutrisi.
2.7.7 Berat, Ukuran, dan Pernyataan Berat Bersih
Berat bersih menyatakan banyaknya produk di dalam kemasan. Peraturan
umumnya adalah teks ini tidak boleh kurang dari 3mm dari bawah, dan ketinggian huruf besarnya tidak kurang dari 3 mm. Tipe huruf harus jelas dan mudah dibaca.
2.7.8 Teks Komposisi
2.8 Spesifikasi
1. Ukuran kemasan jadi Tinggi : 19,7 cm Panjang : 10,5 cm
Lebar : 6 cm
2. Kertas
Produksi : PT. Tjiwi Kimia
Jenis : Art Paper Gramatur : 120 gsm
Ukuran Asli : 79 cm x 109 cm
27
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Studi Eksisting
Maksud dari studi eksisting ini adalah sebagai acuan atau tolak ukur bagi
penulis untuk mengerjakan Proyek Akhir. Adapun studi eksiting meliputi wawancara
pemilik usaha, kompetitor dan analisa S.W.O.T.
3.1.1 Wawancara Pemilik usaha
Wawancara dengan pemilik usaha kecil menengah (UKM) merupakan cara
untuk mengetahui keinginan pemilik usaha mengenai kemasan yang diinginkan,
dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemilik
usaha kecil menengah (UKM menginginkan kemasan dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Kemasan mempunyai bentuk yang inovatif dan unik sehingga
meningkatkan selera konsumen untuk membeli produk Bakpao Kapas.
2. Kemasan mempunyai bentuk yang mudah untuk dibawa oleh konsumen yang
diharapkan tidak menyusahkan konsumen saat akan mengkonsumsi produk
Bakpao Kapas.
3. Kemasan mempunyai identitas usaha produk Bakpao Kapas yang menonjol
dengan warna yang kontras.
3.1.2 Kompetitor
Kompetitor yang kami jadikan tolak ukur dalam studi kasus ini adalah
produk dari Bakpao Telo. Mengapa kita mengambil keputusan tersebut guna
menjadikan acuan, karena produk dari Bakpao Telo memiliki keunikan tersendiri
dalam segi bahan baku. Pembuatan produknya mengguanakan bahan baku ubi jalar
sehingga menjadikan rasa bakpao yang dihasilkan lain dari pada yang lain. Seperti
umbi-umbian lainnya, ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang baik. Selain
itu juga kaya akan protein, lemak, kalori, serat, kalsium, fosfor, zat besi, karotin,
vitamin B1, B2, C, asam nikoninat, dan antioksidan. Selain itu ketersediaannya
cukup melimpah di Indonesia. Varian rasa yang ditawarkan dari produk tersebut
cukup beragam mulai dari coklat, keju, kacang tanah, daging ayam, cornet,
bersaing dengan kemasan dari kompetitor Bakpao Kapas yang berjualan di daerah
sekitar usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas ini. Dari segi desain, desain
baru dari Bakpao Kapas memiliki desain yang simple dan tidak banyak
menggunakan gambar serta font yang terlalu berlebihan. Sehingga para konsumen
tidak bingung dalam menangkap informasi yang ada dalam kemasan mengenai isi
yang unik dan inovatif, karena kemasan yang baru ini memudahkan konsumen jika
ingin mengkonsumsi Bakpao Kapas secara langsung. Selain itu jika ingin dibawa
pulang dapat digenggam, karena kemasan yang baru ini mempunyai handle seperti
model shopping bag sehingga sangat praktis dan memudahkan konsumen untuk
dibawa kemana-mana.
B. Weakness
Dari segi kelemahan, kemasan Bakpao Kapas yang baru ini adalah
karena material dari kemasan ini menggunakan kertas art paper. Yang notabennya
adalah kertas ini dapat dengan mudah menyerap uap air yang terkandung dalam isi
bakpao, maka dari itu dibutuhkan kemasan primer guna memberikan ketahanan
yang lebih baik dan menghindari kontak langsung antara material dengan produk.
C. Opportunities
Dari segi peluang, kemasan Bakpao Kapas yang baru ini diharapkan
dengan lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas. Dan mampu bersaing dengan
produk-produk yang lain di pasaran.
D. Threaths
Dari segi ancaman, kemasan yang diproduksi ini hanya menggunakan
1 warna dan menggunakan material kertas art paper yang mempunyai gramutur
kertas tipis. Pada suatu saat kedepan, tidak menutup kemungkinan bahwa akan
bermunculan pesaing-pesaing baru dari produk Bakpao Kapas yang akan
berinovasi dan memanfaatkan kelemehan kami dengan menciptakan kemasan yang
lebih unggul dengan menggunakan desain dengan warna yang lebih
3.2 Ide dan Konsep
Ide dari kemasan Bakpao Kapas yang baru ini, terinspirasi dari kemasan take
away yang lagi booming pada saat ini seperti halnya kemasan yang dimiliki oleh
produk Breadtalk dan Rotiboy. Kemasan take away tersebut menggunakan kertas
berwarna putih yang menyatakan kesan mewah dan elegant serta mengugulkan dari
visualisasi desain yang simple seperti style desain-desain asal Eropa dengan dominan
warna merah yang kontras. Dengan menggunakan desain yang simple serta dominan
warna merah mereka dapat menciptakan sebuah kemasan yang enak untuk dipandang.
Oleh karena itu kemasan Bakpao Kapas yang baru ini mengaplikasikan referensi yang
didapat dari kemasan take away tersebut. Penggunaan warna merah solid ini
berformulasi dari pencampuran antara warna magentha 100% dengan warna yellow
100% mengapa warna merah dan kuning kami gunakan, menurut Feng Shui Cina
warna tersebut mendeskripsikan warna lapar. Warna merah dipilih karena warna
merah lebih cocok dengan material yang akan kami pergunakan yaitu, kertas art
-paper yang memiliki warna dasar putih. Kertas art paper sendiri dipilih karena
permukaan kertasnya yang mengkilap serta ramah terhadap lingkungan karena
material tersebut dapat di daur ulang.
Konsep yang dipakai pada kemasan Bakpao Kapas ini yaitu, pada bagian
depan menampilkan logo dari Bakpao Kapas dengan pilihan varaian rasanya yaitu
tiramitsu, strawberry, chocolate, cheese, peanut, dan blueberry. Sedangkan pada
bagian belakang hanya menampilkan logo Bakpao Kapas yang ukurannnya dibuat
lebih besar daripada logo yang ada pada bagian depan disertakan juga pemberian logo
halal yang memberikan keterangan bahwa produk ini halal untuk di konsumsi. Selain
itu pada bagian samping juga ditambahkan alamat facebook dari produk usaha kecil
Konsep pada bentuk kemasan dikembangkan dengan bentuk yang menyerupai paper -
bag dengan penambahan lubang untuk pegangan pada bagian atas, sehingga sangat
memudahkan konsumen untuk membawa produk Bakpao Kapas tersebut. Kemasan
ini disertai pengunci yang terdapat pada bagian atas kemasan yang berfungsi sebagai
pemanis visualisasi desain. Dan terdapat pula lipatan untuk membentuk seperti bentuk
paper bag serta digunakannya lem untuk menyambungkan tiap bagian yang terdapat
pada kemasan ini.
3.2.1 Logo
Untuk Logo yang digunakan pada kemasan Bakpao Kapas ini menunjukkan
karakter seperti ilustrasi bakpao. Dengan identik warna merah yang melambangkan
kesan semangat dalam usaha. Ilustrasi karakter yang tersenyum memberikan kesan
logo tersebut selalu ramah kepada konsumen dalam segi layanan yang diberikan. Dan
terdapat tiga garis yang berbentuk horisontal yang berposisi lebih tinggi dari karakter
logo berbentuk besar mengecil yang menunjukan produk tersebut selalu hangat.
3.2.2 Font
Untuk Font yang digunakan pada kemasan Bakpao Kapas ini adalah berjenis
“scarppy ledoot” dengan ukuran 14 point yang berwarna dasar background putih.
Mengapa penulis mengambil font tersebut, karena beralasan font yang digunakan
pada kemasan Bakpao Kapas ini berbentuk unik dan masih sangat jelas dapat dibaca
oleh semua usia. Selanjutnya untuk font dari Bakpao Kapas itu sendiri penulis
membuat font baru dengan basis vector pada software coreldraw. Terciptanya font
Bakpao Kapas ini beralasan dari pihak UKM menginginkan mempunyai master logo
3.2.3 Lain – Lain
Untuk Komponen lainnya yang terdapat pada isi kemasan Bakpao Kapas ini
terdapat logo halal yang memberikan keterangan bahwa produk ini halal untuk di
konsumsi. Ditambahkan alamat facebook dari produk UKM Bakpao Kapas yang
bermaksud sebagai hotline dari usaha tersebut. Terdapat pula kotak kolom varian rasa
yaitu terdiri dari rasa tiramitsu, strawberry, chocolate, cheese, peanut, dan blueberry
yang berfungsi sebagai penanda rasa produk yang terdapat pada kemasan tersebut.
3.3 Analisa
Analisa berikut merupakan penyesuaian dengan data yang dikumpulkan
diantaranya terdapat analisa proses pracetak, analisa proses cetak, analisa proses akhir
dan analisa biaya produksi.
3.3.1 Analisa Order
Dari data yang dikumpulkan dalam hal ini order kemasan diperoleh
data sebagai berikut :
1. Jumlah order : 500 / pcs
2. Formulasi Warna : Merah Solid (formulasi antara magentha 100%
dengan yellow 100%)
Proses produksi kemasan Bakpao Kapas diproduksi melalui tahap ide
dan konsep kemudian dilanjutkan pada pengembangan ide dengan proses awal
yang disebut proses pracetak. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Proses pembuatan desain dengan peralatan :
A. Apple Macbook White
B. Mouse Epraizer
C. Operating Sistem Lion
2. Pembuatan Kerangka kemasan menggunakan Corel Draw X5
3. Pembuatan desain vektor dan penambahan atribut cetak seperti color bar
dikerjakan di Corel Draw X5
4. Desain kemasan yang dipilih adalah desain dengan warna dominan dan
menjadi warna tunggal yaitu warna merah. Untuk materialnya digunakan
kertas Art Paper yang berwarna putih, sehingga saat desain dengan warna
merah dicetak bersamaan maka akan tercipta kombinasi warna yang kontras.
1. Untuk desain kerangka kemasan mengacu kepada kemasan paper bag dengan
tujuan agar memudahkan konsumen untuk membawanya.
2. Setelah desain dirasa telah siap untuk dicetak, langkah berikutnya adalah print
out ke digital printing sebagai contoh untuk proofing desain kemasan ke
pemilik usaha kecil menengah (UKM) Bakpao Kapas.
3. Setelah proofing selesai dan diberikan kepada pemilik usaha kecil menengah
(UKM) Bakpao Kapas dan dilakukan beberapa revisi diantaranya desain logo
yang perlu pengeditan font, serta penambahan varian rasa Bakpao Kapas, dan
pemilihan font yang lebih cocok.
4. Setelah proses proofing kepada pemilik usaha kecil menengah (UKM) Bakpao
Kapas, langkah berikutnya adalah mengganti desain kemasan sesuai dengan
revisi yang sudah diberikan oleh pemilik usaha. Selain itu juga dilakukan
penambahan atribut cetak.
5. Dilakukan pengecekan informasi kemasan dengan benar dan
pengecekan ketepatan bentuk kemasan hingga benar.
6. Pembelian kertas Art Paper 120 gsm serta diptotong sesuai ukuran cetak
7. Pembuatan plat CTCP (Computer To Convantional Plate) warna Black
3.3.3 Analisa Proses Cetak
Setelah proses pracetak telah dilakukan sampai dengan pembuatan
plate. Maka proses selanjutnya adalah proses cetak.
1. Pengumpulan bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya plat, kain majun,
tinta cetak magenta dan yellow, plate cleaner,RWA, ketas.
2. Pencampuran formulasi tinta magentha dengan yellow dengan kadar 100%
agar mendapatkan warna merah.
3. Penyesuain setelan mesin
4. Proses cetak dengan mesin GTO-52
5. Proses cetak mulai awal hingga akhir membutuhkan waktu 1 hari
6. Cetakan kering dan sortir untuk menuju proses plong
7. Order pisau plong.
3.3.4 Analisa Proses Plong
Proses plong merupakan proses tahap akhir. Dimana proses ini
keadaan cetakan masih kotor, serta masih terdapat kertas yang diluar area cetak
dan tidak terpakai sebagai kemasan.
1. Penyetoran cetakan ke jasa plong yang sekaligus tempat pembuatan pisau
diecut yang berfungsi untuk potong dan lipat kemasan.
2. Proses jasa plong pertama kali adalah penyesuaian pisau dengan cetakan,
proses ini membutuhkan waste, untuk proses pembuatannya sendiri
memerlukan waktu 2 hari.
3.3.5 Analisa Kebutuhan Kertas
Untuk mengetahui kebutuhan material yang akan digunakan
memproduksi maka dilakukan analisa kebutuhan material menurut analisa order
1. Untuk mencetak dengan order 500 pcs kemasan maka
disesuaikan dengan kebutuhan kertas yang nantinya akan dipakai
Spesifikasi:
- Jenis kertas : Art Paper
- Ukuran : 79 cm x 109 cm
- Arah serat : LG (Long Grain) arah 109
2. Luas kertas Art Paper dalam ukuran plano dengan
panjang 109 cm dan lebar 79 cm maka didapat pembagian
up per plano menjadi 8 up.
3. Dengan diperoleh jumlah up maka kebutuhan kertas plano
dengan jumlah:
- Order 500 + waste 10% = 550 biji / 8up =69 lembar
ketras plano.
3.3.6 Analisa Kebutuhan Tinta
Kebutuhan tinta yang diperlukan berdasarkan luas kertas cetakan.
Telah diketahui area luas kertas cetak berdasarkan analisa order yaitu :
1. Luas kertas cetak kemasan : 38,5 cm x 26 cm = 1001 cm2
2. Diketahui rumus tinta yang dipakai dengan standart blok
warna raster 100% yaitu tinta 2 gram/m2
3. Rumus tinta diaplikasikan dengan luas kemasan besar
0,1001 m x 2grm/m = 0,2002 grm/m
4. Hasil kebutuhan tinta kemasan dijumlah dengan total order
0,2002 grm/m2 x 550 biji = 110,11 gram atau 0,11011 kg
tinta / warna.
3.3.7 Analisa Kebutuhan Plat Cetak
Kebutuhan plate CTCP (Computer To Conventional Plate ) dianalisa
berdasarkan analisa order adalah sebagai berikut :
1. Jumlah warna cetakan = 1 warna dengan formulasi pencampuran
anatara warna Magentha 100% dengan Yelow 100%.
2. Jumlah plate yang dibutuhkan = 1 plat CTCP black
3.3.8 Analisa Kebutuhan Plong
Kebutuhan plong berdasarkan kerangka kemasan. Pisau potong untuk
memotong kertas dan pisau creasing untuk memberi garis tekuk.
1. Kebutuhan pisau cutting kemasan Bakpao Kapas
23 cm x 2 = 46 cm
34,5 cm x 1 = 69cm
Total = 223,83 cm
2. Kebutuhan pisau creasing kemasan
19 cm x 4 biji = 76 cm
34,9 cm x 2 = 69,8 cm
Total = 145,8 cm
3. Kebutuhan pisau potong kemasan kecil
21,1 cm x 1 = 21,1 cm
9,8 cm x 2 = 19,6 cm
4. Kebutuhan papan plong kemasan
Harga tinta /kg = Magenta Cemani toka Rp. 82.000,-
Yellow Cemani toka Rp. 78.200,-
Total harga tinta = Magenta Rp. 10.742,-
Yellow Rp. 10.244,-
Total = Rp. 20.986,2
5. Biaya Plat
Harga/plat = Rp. 20.000,-
Banyak plat = 1
Total = Rp. 20.000,-
6. Biaya pisau Plong
Total panjang pisau potong = 145,8 cm
Total panjang creasing kemasan besar = 223,83 cm
Total panjang creasing + pisau potong = 369,63 cm
Jasa buat plong tiap cm = Rp. 175,-
Total biaya buat plong Rp 175 x 369,63 cm = Rp. 64.685,25,-
7. Jasa plong/model = Rp. 60.000,-
Total model = 1
Total harga jasa = Rp. 60.000,-
Total pemakaian bahan pembantu cetak (Gum, RWA, Corector Plate,
8. Harga pokok produk (HPP)
Kemasan = Kertas + potong + cetak + tinta +
plat + buat plong + jasa plong +
bahan pembantu
Total = Rp 89.700 + Rp 8.000 + Rp 3.900 +
Rp 150.200 + Rp 20.000 +
Rp 70.000 + Rp 60.000 + Rp 11.000
= Rp 412.800,-
9. Harga Jual/pcs
Kemasan Jadi = HPP + 15%
= Rp. 825.6 + Rp 123.84
= Rp 949.44
Tiap biji kemasan = Rp 949.44,-
Presantase = Rp 950 : Rp 8000 x 100 % = 11,84%
41
IMPLEMENTASI DESAIN
Dalam implementasi desain, kegiatan yang dilakukan terdiri dari tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap Pesiapan,
2. Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain,
3. Pembuatan Plate menggunakan CTCP,
4. Tahap Mencetak,
5. Tahap Finishing
6. Kalkulasi
4.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah :
1. Pengumpulan data kemasan pada usaha kecil menengah (UKM) Bakpao
Kapas.
2. Proses penyusunan data dari data usaha kecil menengah (UKM) Bakpao
Kapas dan data yang sekira dibutuhkan.
4.2 Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain
1. Setelah membuat konsep dan ide dalam bentuk sketch kasar di kertas,
langkah berikutnya adalah mengimplementasikan desain kasar tersebut ke
akan dilakukan proses cetak. Pembuatan desain dalam bagian ini
menggunakan sotware Desain Grafis Corel Draw X5.
Berikut adalah tahap pembuatan desain yang siap untuk dicetak:
1. Pembuatan kerangka kemasan
Kerangka kemasan Bakpao Kapas mempunyai bentuk seperti paper
bag, dengan pemberian pegangan pada bagian atas kemasan. Dengan
desain kemasan seperti ini akan memudahkan konsumen untuk
membawa produk Bakpao Kapas.
Gambar 4.1 Kerangka kemasan Bakpao Kapas
2. Setelah proses pembuatan kerangka kemasan selesai, maka tahap
selanjutnya adalah pembuatan desain berdasarkan ilustrasi desain yang
Gambar 4.2 Desain Bakpao Kapas
3. Setelah tahap pembuatan kerangka dan pembuatan desain selesai,
maka tahap berikutnya adalah penggabungan kerangka kemasan
dengan desain.
Gambar 4.3 Desain yang telah digabungkan dengan kerangka kemasan
4. Setelah tahap pembuatan desain kemasan selesai, tahap berikutnya
adalah proses print out di digital printing, untuk nantinya dibawa ke
pwmilik UKM untuk dilakukan proofing desain dan bentuk kemasan.
4.3 Proses Pembuatan Plat
Untuk Proses pembuatan plat CTCP (Computer To Convenyional Plate) ini
perlu diperhatikan agar file yang nantinya akan dibawah ke jasa pembuatan plate
sudah melalui tahap koreksi yaitu:
1. Pemeriksaan font sudah dalam bentuk curve agar tidak missing font.
2. Pemeriksaan gambar agar gambar tidak missing image, atau bisa juga
mencantumkan gambar pada folder yang sama dengan desain.
3. Pemeriksaan format bitmap atau gambar lainya untuk menjadi format
CMYK .
4. Pemeriksaan atribut cetak.
5. Pemeriksaan area bebas object diluar area cetak
6. Pemeriksaan permberian overprint dan overlap pada area potong
4.4 Proses Cetak
Proses cetak adalah proses mentransfer image yang terdapat pada plate untuk
ditransfer pada acuan cetak dalam material kertas sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Caranya yaitu dengan memasang plate terlebih dahulu ke dalam mesin
dan diatur sesuai dengan keinginan.
1. Proses penyetelan sebelum dilakukan cetak :
- Menyetel meja fider pada bagian depan mesin cetak.
- Menyetel unleg
- Menyetel Stopper
- Menyetel double sheet detector
- Menyetel / memasang plate cetak
- Menyetel inkzone tinta
2. Langkah-langkah sebelum dilakukan cetak
- Mengocok kertas
- Percampuran formulasi tinta magentha dengan tinta yellow untuk
mendapatan warna merah solid.
- Jalan kertas (untuk mengecek apakah ada kertas yang double atau
tidak).
- Tuas rol air di tempelkan pada silinder plate supaya tidak
kotor.
- Drug tinta ditempelkan
- Pengeluaran pada delivery
3. Prinsip cetak
Round to Round (bundar ke bundar)
- Prinsip cetak menggunakan sistem cetak putar
- Baik pembawa materi cetak maupun bahan.
cetakannya di letakan di media silinder.
- Plat yang digunakan positif terbaca
4.5 Tahap Finishing
Tahap finishing merupakan tahap akhir dimana pada tahap ini dilakukan tahap
plong atau disebut die cut, proses ini memberikan garis lipatan dan plong kertas
1. Pada proses plong Bakpao Kapas ini, menggunakan mesin degel sistem galey.
2. Degel sistem galey, sitem jenis ini menggerakkan degelnya dengan
poros kiri dan kanan, sebelum mencapai bidang cetaknya degel tersebut
akan sejajar dan menempel pada bidang cetaknya dengan rata, tanpa ada
bagian yang tiba lebih dulu. Ukurannya 48 x 65 cm.
3. Bahan yang digunakan pada proses ini:
- Pisau plong
- Pisau creasing
- Karet
- Papan kayu
4. Papan kayu lokal.
Jenis ini digunakan sebagai papan plong jika order plong tidak terlalu
banyak dan bukan merupakan cetakan yang repeat order. Kemampuan dari
papan jenis ini kurang lebih dapat di gunakan untuk memproses plong dengan
kapasitas sebanyak kurang lebih 10000 pcs. Jika kayu jenis ini digunakan
untuk order yang lebih banyak, dikhawatirkan pada saat proses dilakukan,
kayu tidak kuat menahan tekanan yang berlebihan dan akan berujung pada
rusaknya papan.
5. Papan kayu India.
Jenis ini lebih kuat dari jenis papan lokal. Bisa digunakan untuk plong
lebih dari kapasitas papan plong lokal. Tetapi jika digunakan untuk
6. Papan kayu finlandia.
Merupakan papan yang paling bagus diantara kedua jenis papan diatas.
Bisa digunakan untuk plong dengan kapasitas yang jauh lebih banyak dari
Penggunaan karet pada papan plong ditujukan untuk memberikan efek
pentalan pada kertas ketika proses plong pisau menancap pada kertas dan
fungis dari keret ini adalah memberikan efek dorongan pada kertas sehingga
kertas terpental dan lepas dari pisau.
8. Pisau
Secara umum pisau yang digunakan pada saat proses plong atau die cut di
bedakan menjadi 2 jenis atau bentuk pisau. Dimana ketiga jenis tersebut
memiliki fungsinya masing–masing.
Berikut adalah jenis atau bentuk pisau yang dimaksud :
- Model tumpul.
Pisau dengan model seperti ini digunakan sebagai pisau creasing
yang berfungsi untuk membuat lipatan pada kemasan.
- Model Runcing.
Pisau dengan model seperti ini digunakan sebagai pisau cuting
yang berfungsi untuk memotong bagian pada kemasan yang dibuat
9. Pembuatan kerangka pisau ini mengacu pada kerangka yang kami buat, hanya
tinggal menempatkan pisau sesuai dengan tempat garis creasing dan
cutingnya. Pemberian karet dilakukan oleh pembuat kerangka sesuai dengan
ilmu yang mereka miliki.
Berikut adalah gambar kerangka pisau yang siap dipakai :
Gambar 4.4 Papan plong yang telah jadi
4.6 Kalkulasi
Cetak : 500 / pcs + 10 % waste = 550 biji
Waktu penyelesaian desain : 1 minggu
Waktu penyelesaian cetak : 1 hari
Plat ctcp : 1 buah
Kalkulasi pengeluaran :
Kertas Art Paper 120gr 79 x 109 LG : 69 plano X @ Rp. 1.600,- = Rp. 110.400
Tinta : Rp. 11.000,-
Plat : 1 biji x Rp. 20.000,- = Rp. 20.000,-
Jasa pembuat pisau plong : Rp. 64.000,-
Papan plong : Rp. 70.000,-
Jasa plong : Rp. 60.000,-
50
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengerjaan Proyek Akhir pembuatan kemasan usaha kecil menengah
(UKM) Bakpao Kapas didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya kemasan Bakpao Kapas ini, bakpao yang dikemas lebih
memiliki nilai jual dan memiliki ciri khas yang diharapkan konsumen
senang melihatnya.
2. Dengan adanya kemasan Bakpao Kapas ini, memudahkan pembeli untuk
mengetahui varian rasa yang akan dipesan, karena penjual tinggal memberi
tanda varian rasa pada kotak kolom yang sudah tersedia di kemasan.
Diharapkan dengan adanya kemasan yang baru ini akan meningkatkan
minat konsumen dan menambah konsumen untuk membeli produk Bakpao
Kapas.
5.2 Saran
1. Koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pemilik usaha kecil
menengah (UKM) Bakpao Kapas harus dilakukan, demi mendapatkan agar
informasi yang didapat maksimal dan kemasan yang dibuat sesuai dengan
2. Pengecekan secara cermat dan teratur terhadap setiap proses, mulai dari
pre press, press, sampai dengan post press agar tercipta suatu kemasan
yang baik.
3. Pengontrolan terhadap biaya bahan material, karena harga material setiap
waktu tidak menentu, sehingga dapat membantu pada saat menentukan
anggaran cetak.
4. Efisisensi waktu produksi dan material yang dibutuhkan.
5. Memberikan antisipasi pada anggaran biaya dan waktu pengerjaan karena
52
Wattimena, Kristian.S. 2009. Materi Kuliah Pengantar Teknologi Grafis dan
Cetak, STIKOM. Surabaya.
http://lapar.com/makanplus/fakta-lama-waktu-urai-sampah-2/
Nugroho, Teodorus.S. 2010. Materi Kuliah Pracetak I, STIKOM. Surabaya.
(http://halomalang.com/peta-malang/detail/bakpia-dan-bakpao-telo).
http: //id.wikipedia.org/wiki/desain, 2007
( Kamus Besar Bahasa Indoneisa, Cetakan Ketiga Balai Pustaka, 1993 )
(http: //id.wikipedia.org/wiki/desain, 2007 ).
( English Oxford Dictionary, 1588 )
Didit Widiatmoko 2007, Buku Desain Grafis Indonesia
Margaret H. Widelock 2009, Displaying Item with packaging
Kotler 2005, Book of Faculty School of Management
Hermawan Karatajaya 2010, Kliping Nilai Kemasan Di Indonesia
Iwan Wirya 2008, Desain Kemasan yang menjual