• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL REVITALISASI KAWASAN KOTA LAMA DITINJAU DARI ASPEK KEPARIWISATAAN UNTUK MEMACU DAYA TARIK WISATA DAN MENUMBUHKEMBANGKAN WISATA BUDAYA - SEJARAH: KASUS DI SEMARANG, JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL REVITALISASI KAWASAN KOTA LAMA DITINJAU DARI ASPEK KEPARIWISATAAN UNTUK MEMACU DAYA TARIK WISATA DAN MENUMBUHKEMBANGKAN WISATA BUDAYA - SEJARAH: KASUS DI SEMARANG, JAWA TENGAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Semarang merupakan salah satu daerah yang memiliki kawasan cagar budaya (KCB) dan bermacam benda cagar budaya (BCB) yang bernilai sangat penting sebagai upaya untuk mendukung potensi kepariwisataan. Mengacu sejarah, Kota Semarang memiliki suatu kawasan yang ada di abad 18 menjadi pusat perdagangan dan kawasan itu saat ini disebut Kawasan Kota Lama.

Persoalan tentang KCB dan BCB, termasuk untuk kasus seperti di kawasan kota lama Semarang sangat kompleks, yaitu tidak hanya dari aspek teknis ancaman banjir – rob yang terjadi setiap tahun, tapi juga melibatkan persoalan tentang tata ruang, sementara di sisi lain, kawasan ini telah tumbuh dan berkembang sebagai kawasan bisnis, meski tidak bisa terlepas dari ancaman terjadinya banjir dan rob. Terkait hal ini, maka acuan revitalisasi kawasan kota lama Semarang harus memadukan semua aspek yang terkait, tidak hanya dari sisi teknis arsitektur dan geografis saja, tapi juga mempertimbangkan aspek lain misalnya sektor kepariwisataan dan sosial – budaya, serta ekonomi – bisnis, termasuk juga tata ruang perkotaan dalam konteks pembangunan kota.

Komitmen terhadap revitalisasi kawasan kota lama Semarang juga tidak bisa terlepas dari konflik kepentingan dengan pembangunan perkotaan dan modernitasnya. Selain itu tuntutan pemenuhan lahan untuk perumahan dan pemukiman secara tidak langsung juga mempengaruhi agenda revitalisasi kawasan kota lama Semarang, selain ancaman urbanisasi yang cenderung terus ada. Kota-kota lama tidak lagi mampu menampung urbanisasi yang tumbuh 3% (Sunardi, 2006). Terkait ini, diakui di semua perkotaan di Indonesia memiliki identitas kota-kota lama yang cenderung bernilai klasik dengan ciri utama yaitu keberadaan berbagai bangunan klasik (Sedyawati, 1996). Di satu sisi, hal ini sangat penting, tapi di sisi lain keberadaan kota lama terabaikan (Sutomo, dkk., 1999). Selain itu, modernitas pembangunan perkotaan juga memicu terjadinya proses penghancuran kawasan kota-kota lama menjadi bangunan baru, pertokoan atau sentra pusat perbelanjaan modern yang mematikan simbol-simbol pariwisata (Rahayu, 2006). Selain itu, banyak juga terjadi kasus aset wisata budaya yang tidak terurus oleh daerah dengan dalih keterbatasan dana (Subiyono dan Muttaqin, 2003). Hal ini bisa terlihat dari keberadaan museum yang terbengkalai (Manik, 2002).

(2)

2 pendidikan (Kuswara, 2006). Oleh karena itu, revitalisasi kota-kota lama bermanfaat ganda, yaitu selain melestarikan peninggalan bersejarah, juga dapat memacu daya tarik wisata yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata.

Riset Adi dan Hakim (2010) sebagai hasil tahun pertama menunjukan bahwa Kota Lama Semarang sangat berkepentingan dengan agenda program revitalisasi, terutama ini terkait dengan keberadaan Kota Lama secara historis yaitu sebagai daerah bisnis – perdagangan, termasuk juga aspek makro yang ada di masa lalu, kini dan mendatang. Revitalisasi Kota Lama juga sangat terkait dengan peran sebagai cagar budaya, yaitu orientasi terhadap: (1) sinergi dengan pembangunan perkotaan secara menyeluruh, (2) sinergi dengan kehidupan sosial - budaya, (3) sinergi dengan isu global wisata sejarah - budaya dan (4) sinergi dengan program pengembangan kepariwisataan. Revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang sangat terkait dengan banyak aspek misal lingkungan sosial - ekonomi - bisnis karena keberhasilan revitalisasi itu sendiri berdampak makro terhadap semua aspek yang ada di sekitar Kota Lama, termasuk relevansinya dengan aspek pemberdayaan masyarakat di sekitar Kota Lama melalui kegiatan ekonomi kreatif. Revitalisasi Kota Lama dilakukan dengan mengacu aspek: pertimbangan yang mendasari, harapan atas pencapaian dan orientasi hasil yang memberikan kemanfaatan semua pihak, tidak hanya masyarakat di sekitar Kota Lama, tetapi pemkot Semarang dan pemprov Jawa Tengah.

2. Perumusan Masalah

(3)

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

MODEL REVITALISASI KAWASAN KOTA LAMA DITINJAU DARI ASPEK KEPARIWISATAAN UNTUK MEMACU DAYA TARIK WISATA DAN

MENUMBUHKEMBANGKAN WISATA BUDAYA - SEJARAH: KASUS DI SEMARANG, JAWA TENGAH

Oleh:

Suyatmin Waskito Adi, SE, MSi Lukman Hakim, SE, MSi

DIBIAYAI OLEH KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN NOMER: 004/O06.2/PP/SP.HB/2011

TERTANGGAL 11 APRIL 2011

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011

(4)
(5)

PRAKATA

Assalamu'alaikum wr.wb.

Alhamdulillah. Akhirnya penelitian ini selesai sesuai jadwal yang ditetapkan. Terlepas dari kekurangan - kelemahan yang ada dari penelitian ini, yang jelas penelitian tentang revitalisasi Kota Lama Semarang sangat penting, yaitu tidak saja terkait pengembangan wisata sejarah – budaya di era otda, tetapi juga dalam konteks memacu kebangkitan sektor riil serta penyerapan tenaga kerja, terutama yang pada industri kepariwisataan.

Konsekuensi dari hasil penelitian ini tentu menjadi suatu pemicu bagi para peneliti lainnya untuk lebih mengembangkan berbagai celah penelitian yang nantinya akan memberikan kontribusi optimal bagi proses perekonomian dan atau kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain kelemahan dari penelitian ini menjadi stimulus untuk pengembangan penelitian lainnya.

Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini dan semoga hasil penelitian ini ada nilai manfaatnya bagi semua pihak.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Surakarta, Oktober 2011

(6)

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……….. i

Halaman Pengesahan ………... ii

Halaman Prakata ……….. iii

Halaman Daftar Isi ………... iv

Halaman Daftar Tabel ……….. v

Halaman Daftar Gambar ……….. vi

Halaman Daftar Lampiran ……… vii

Bab I Pendahuluan ………... 1

1. Latar Belakang ………. 1

2. Perumusan Masalah ………. 3

Bab II Tinjauan Pustaka ………... 4

1. Kota Lama Semarang: Sejarah dan Perkembangannya ………... 4

2. Pelestarian Cagar Budaya dan Kawasan Budaya ………. 5

3. Kota Lama: Revitalisasi dan Dampak Simultan ……….. 6

4. Penelitian Sebelumnya ………. 11

Bab III Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 14

1. Tujuan Penelitian ………. 14

2. Manfaat Penelitian ………... 14

Bab IV Metodologi Penelitian ………. 16

1. Lokasi Penelitian ……….. 16

2. Fokus Penelitian ………... 16

3. Data dan Pengumpulan Data ……… 17

4. Kerangka Pemikiran dan Analisa Data ……… 17

Bab V Hasil dan Pembahasan ……….. 20

1. Peserta FGD ………..………... 20

2. Regulasi Terkait Kota Lama ………...………. 21

3. Kota Lama dan Peran BPK2L ……….. 22

4. Kota Lama dan Problem Kompleks ...……….. 26

5. Analisis SWOT Kota Lama Semarang ……… 35

Bab VI Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran ……….. 41

1. Kesimpulan ……….. 41

2. Keterbatasan ………. 43

3. Saran ………. 44

Daftar Pustaka ……….. 45

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Daftar Peserta FGD ……….. 21

Tabel 5.2 Kepengurusan BPK2L Periode 2007 – 2010 …...……… 25

Tabel 5.3 Kepengurusan BPK2L Periode 2010 – 2013 …...……… 26

Tabel 5.4 Isu dan Problem Kawasan Kota Lama Semarang ………... 33

Tabel 5.5 Pertimbangan terkait revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang ………... 34

Tabel 5.6 Karakteristik kawasan Kota Lama Semarang ………...………... 34

Tabel 5.7 Aspek Makro Strategi untuk kawasan Kota Lama Semarang …...………... 37

Tabel 5.8 Matrik SWOT kawasan Kota Lama Semarang ……….………... 38

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen pengembangan wisata ……… 10

Gambar 4.1 Kerangka pemikiran ………. 19

Gambar 5.1 Struktur Organisasi BPK2L ……...……….. 24

(9)

RINGKASAN DAN SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

MODEL REVITALISASI KAWASAN KOTA LAMA DITINJAU DARI ASPEK KEPARIWISATAAN UNTUK MEMACU DAYA TARIK WISATA DAN

MENUMBUHKEMBANGKAN WISATA BUDAYA - SEJARAH: KASUS DI SEMARANG, JAWA TENGAH

Oleh:

Suyatmin Waskito Adi, SE, MSi Lukman Hakim, SE, MSi

DIBIAYAI OLEH KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN NOMER: 004/O06.2/PP/SP.HB/2011

TERTANGGAL 11 APRIL 2011

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011

(10)

2

RINGKASAN

MODEL REVITALISASI KAWASAN KOTA LAMA DITINJAU DARI ASPEK KEPARIWISATAAN UNTUK MEMACU DAYA TARIK WISATA DAN

MENUMBUHKEMBANGKAN WISATA BUDAYA - SEJARAH: KASUS DI SEMARANG, JAWA TENGAH

Oleh:

Suyatmin Waskito Adi dan Lukman Hakim

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kota Semarang memiliki kawasan yang pada abad 18 menjadi pusat perdagangan dan kini

disebut Kota Lama atau Outstadt dan mendapat julukan “Little Netherland”. Di kawasan

ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dan mempunyai sejarah kolonialisme.

Kota Lama Semarang adalah daerah yang sangat berpotensi dikembangkan untuk bidang

kebudayaan ekonomi serta wilayah konservasi (http://www.semarang.go.id). Persoalan di

Kota Lama sangat kompleks. Terkait hal ini, acuan revitalisasi kawasan Kota Lama harus

memadukan semua aspek yang terkait, selain juga tidak bisa lepas dari konflik kepentingan

dengan pembangunan perkotaan dan modernitasnya.

Urgensi dari revitalisasi Kota lama, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu: bagaimana

identifikasi semua persoalan terkait keberadaan kawasan kota lama, baik ditinjau dari tata

kota, fungsi, peruntukan dan kondisi fisik bangunan, termasuk juga integrasi dengan fungsi

sosial - ekonomi - budaya. Tujuan penelitian: mengetahui karakteristik, potensi pariwisata

serta revitalisasi Kota Lama Semarang ditengah persaingan global kepariwisataan. Manfaat

penelitian: memberikan gambaran detail - spesifik tentang karakteristik potensi pariwisata

Kota Lama sehingga diharapkan dapat diformulasikan suatu pola strategi pengembangan

industri pariwisata berskala nasional yang secara konkret dapat memacu perbaikan kinerja

sektor pariwisata lokal, regional dan nasional, terutama dikaitkan revitalisasi kawasan Kota

Lama di semua kota.

Fokus riset mengarah aspek kajian tentang eksistensi Kota Lama dikaitkan kepariwisataan

(11)

tujuan wisata di Semarang. Data penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Analisa data

terfokus pada penelusuran karakteristik Kota Lama dikaitkan sejarah, eksistensi dan peran

– fungsi secara sosial – ekonomi – budaya sehingga alat analisis yang digunakan adalah

pendekatan kualitatif. Kesimpulannya bahwa Kota Lama berkepentingan dengan program

revitalisasi, terutama terkait dengan keberadaan Kota Lama secara historis - cagar budaya.

Keterbatasan riset ini adalah: (1) Pendekatan utama riset ini terfokus pariwisata, bukan

arkeologi – arsitektural. (2) Orientasi utama hasil riset terfokus pada pendekatan ekonomi,

dan (3) Kajian riset ini belum mengacu sinergi dengan aspek lain.

Temuan hasil FGD menunjukan bahwa keberadaan Badan Pengelola Kawasan Kota Lama

(BPK2L) merupakan salah satu aspek penting yang mendukung terhadap pengelolaan Kota

Lama. Persoalan terkait pengelolaan tersebut terkendala legalitas kepemilikan. Identifikasi

kepemilikan bangunan di kawasan Kota Lama adalah salah satu prioritas untuk

mendukung konservasi - revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang. Pendanaan juga

menjadi problem untuk dapat mendukung revitalisasi dan ini terkait dengan sifat

kunjungan wisatawan yang bersifat insidentil, belum bersifat kontinu atau menciptakan

kunjungan ulang. Temuan yang ada menunjukan ada tiga aspek penting terkait revitalisasi

Kota Lama yaitu: pemeliharaan, perlindungan dan pemanfaatan. Oleh karena itu,

membangun sinergi antara 3 industri yaitu industri terkait, industri inti dan industri

pendukung di sekitar kawasan Kota Lama menjadi sangat penting karena implikasinya

bersifat makro.

Identifikasi temuan juga menunjukan kawasan Kota Lama terkait dengan isu strategis dan

karakteristik makro yang melingkupi sehingga perlu upaya lebih maksimal terhadap unsur

penunjang dan juga unsur pokok – utama. Kedua unsur ini harus didukung dengan rencana

aksi jangka pendek dan jangka panjang yang berdampak positif terhadap agenda

revitalisasi sehingga berpengaruh terhadap pencitraan dan kunjungan wisatawan.

(12)

4

SUMMARY

A REVITALIZATION MODEL OF OLD CITY AREA IN A VIEW OF TOURISM ASPECT FOR ATTRACTING TOURISTS AND PROMOTING

HISTORICAL-CULTURE TOURISM: A CASE OF SEMARANG, CENTRAL JAVA

by:

Suyatmin Waskito Adi dan Lukman Hakim

Economics Faculty - Muhammadiyah University of Surakarta

In the eighteenth century, Semarang City was an old area as the trade center. Nowadays, it

is called Old City or Outstad and termed as Little Netherlands. The area has around 50

ancient buildings that reflect the colonial remains. It is a very potential area for expanding

economic culture and a conservation area (http://www.semarang.go.id) but its problem is

very complex. For this, the revitalization of old city must integrate all related aspects and

interest conflict in developing urban area and its modernity.

The problem statement in this study is how to identify all problems related to the existence

of old city area in terms of city design, function, intention and condition of building

physic, and integration with socio-economic and culture function. This study aims to

examine the characteristics, tourism potency, and revitalization of Semarang old city in

competition of tourism globalization era. The study is useful for describing the

characteristics, tourism potency, and revitalization of Semarang old city specifically and in

details; therefore, it can be used for formulating a strategic pattern of national-tourism

industrial development that can really improves a performance of local, regional, and

national tourism sector, primarily related to the revitalization of Semarang old city.

The research focuses on the analysis of the old city existence related to tourism and on

how the old city existence as one of the destinations in Semarang. The data were primary

and secondary. The analysis of the data focused on the observation of the old city

characteristics associated with historical, existent and socio-economic and culture role or

(13)

It could be concluded that the old city needs a revitalization program, primarily related to

the old city existence historically. The research is limited to 1) the research approach

focused on tourism, but not archeology – architectural; 2) research orientation focused on

economic approach; and 3) the analysis not referred to synergy with other aspects.

The results of the FGD stated that the existence of the Management Agency of Old City

Area (BPK2L) is one of the important aspects to manage the city. The problem is related to

ownership legality. Identifying the ownership is said to be a priority for supporting

conservation – revitalization of the Semarang Old City. The other problem is associated

with funding. It is close to visiting tourists continually. The findings showed that there are

three aspects in relation to the revitalization of the Old City, namely maintenance,

preservation and utilization. For this, building a synergy among three industries - related,

core and supporting industries - in the circumstance of Old City is very essential because

of the macro implication.

The findings also indicated that the Old City area is strategically and characteristically

macro so that it is necessary to optimize primary and secondary elements. The tow must be

supported with a short- and long-action having an impact on revitalization agenda affecting

and tourists’ image and visit.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang positif dan

Fokus dari penelitian yuridis normatif ini dalam menjelaskan dan menjawab pokok permasalahan yang diajukan dengan melihat kepada perlindungan yang dapat diberikan

[r]

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah (Winanda, 2010).Untuk melihat keuntungan

Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat nilai- nilai kebersamaan dan kedisiplinan dalam seni karawitan, nilai-nilai tersebut dapat menumbuhkan dan meningkatkan

11 Juni 2013 tentang Penetapan Penyedia Barang / Jasa Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2013 Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi Kabupaten Labuhanbatu Selatan1. Nomor Paket

Berdasarkan perhitungan dengan metode center of gravity maka alternatif lokasi yang terpilih sebagai lokasi gudang akhir rumput laut optimal, ditinjau dari pemilihan koordinat

Jika kita ingin melihat bank-bank mana saja yang mempunyai kinerja terbaik dari hampir semua rasio yang diteliti, maka bank BPD dan bank Campuran yang mempunyai kinerja yang