• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis desain, konstruksi dan kinerja fyke net untuk penangkapan ikan karang ramah lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis desain, konstruksi dan kinerja fyke net untuk penangkapan ikan karang ramah lingkungan"

Copied!
300
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DESAIN, KONSTRUKSI DAN KINERJA

FYKE NET

UNTUK PENANGKAPAN IKAN KARANG

RAMAH LINGKUNGAN

ANDI ASSIR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi

Analisis,

Desain,

Konstruksi dan Kinerja

Fyke Net

untuk Penangkapan Ikan Karang Ramah

Lingkungan

adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal dari atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Januari 2012

(3)
(4)

ABSTRACT

ANDI ASSIR,

Analysis of Design, Construction and Performance of Fyke Net

for Environmental Friendly Catching of Reef Fish. Supervised by ARI

PURBAYANTO, INDRA JAYA,

and

DANIEL R. MONINTJA.

Study on fishing operation of fyke net was conducted at reef waters at the

west coast of Selayar Island from November 2008 to October 2010. The main

objective of this research is to determine the best design and technical operation

for environmental friendly catching of reef fish. Fyke net is chosen as an

experimental fishing gear because its shape is a combination between basket

trapnet ”bubu”, traditional fishing gear which is cosidered as environmental

friendly fishing gear for catching coral reef fish and fence setnet (sero) shape. The

first design of the experimantal fyke net follows the original shape, support with 5

rectangular steel frames and surrounding by 0.75 inch of webbing 5 m in length,

1.8 m in width and 1.2 m in height. It has two 2 m fixed and 15 m flexible extended

wings. Unlike ”bubu”, fyke net has not use bait for attracting the fish, therefore

the entrance of fyke net should be large enough to make the fish entering freely. In

two months of operations the fyke net did not show satisfactory results because

the fish moved back and forward through the entrance of fyke net easily and the

main problem was bycatch of turtels, therefore the second fyke net was designed.

The new feature of the second fyke net was playground with rectangular vertical

opening. The size of the opening was 150 x 15 cm devided into seven small

entrances in order to protect the turtles entering the gear. To keep the fish inside

the playground some 40 cm cableties are tied at the frame of the entrance

functioning as shieves. In two months of operations the second fyke net was show

better results however the new problem was the weight of the gear became

heavier because of the increase of diameter of steelframe used, therefore, the third

fyke net was designed to find a lighter gear. The third fyke net was supported by a

rectangular polyvinil chloride (PVC) tube frames combined by polyethylene

ropes, covered by 1.25 inch of webbing. No more turtles was caught but more life

reef fish was caught. To evaluate which design and methods of operation was

better, three types of fyke nets and two methods of operations were examined.

RAPFISH (Rapid Appraisal of Fish Status) is used to analyze which type of fyke

net is the most suitable for reef fishing and to analyze the status of fyke net as an

environmental friendly fishing gear. RAPFISH applies a statistical ordination

technique called multi-dimensional scaling (MDS). Based on this analysis the

third fyke net, lighter gear with PVC tube frames, shows the best value for it

performance and technical operations, and fyke net is an environmental friendly

fishing gear (value >50.0 in the range of 0 - 100). Ecological asapects gave the

highest value for the status of fyke net as an environmental friendly fishing gear

followed by ethical, technological, social and economical aspects.

(5)
(6)

RINGKASAN

ANDI ASSIR, Analisis Desain, Konstruksi dan Kinerja

Fyke Net

untuk

Penangkapan Ikan Karang Ramah Lingkungan. Dibimbing oleh ARI

PURBAYANTO, INDRA JAYA dan DANIEL R. MONINTJA

(7)

yang disebut

Multi-Dymension Scaling

(MDS). Berdasarkan analisis ini

dibuktikan bahwa

fyke net

tipe ketiga yang menggunakan bahan yang lebih ringan

berupa pipa PVC menunjukkan performa desain dan teknik pengoprasian yang

lebih baik serta membuktikan bahwa

fyke net

merupakan alat penangkap ikan

yang ramah lingkungan (nilai > 50,0 dalam kisaran 0 - 100) dari setiap bidang

penilaian dan nilai tertinggi diperoleh dari penilaian bidang ekologi dan disusul

oleh bidang etika, teknologi, sosial/budaya dan ekonomi.

(8)

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2012

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.

(9)

N LISIS DES IN, KONSTRUKSI D N KINERJ

FYKE NET

UNTUK PEN NGK P N IK N K R NG

R M H LINGKUNG N

NDI SSIR

D

sert

Se

s

s

u s

r

untuk memperole

el

Doktor

p

Dep

temen Pem

faatan Sumberdaya Perikanan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)

viii

Penguji Luar Ujian Tertutup : 1. Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc

2. Prof. Dr. Ir. Bambang Murdiyanto, M.Sc

(11)

Judul Disertasi

: Analisis Desain, Konstruksi dan Kinerja

untuk

Penangkapan Ikan Karang Ramah Lingkungan

Nama

: Andi Assir

NIM

: C 561040041

Program Studi

: Teknologi Kelautan (TKL)

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof.Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc

Ketua

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc

Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja

Anggota

Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Teknologi Kelautan

Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

(12)
(13)

PR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

atas

segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini bisa diselesaikan. Penelitian ini

dilaksanakan sejak bulan Oktober 2008 hingga Nopember 2010 dengan judul

“Analisis Desain, Konstruksi dan Kinerja

! " #"

untuk Penangkapan Ikan

Karang Ramah Lingkungan”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto,

M.Sc sebagai ketua komisi pembimbing, Prof. Dr. Ir. Indr Jaya, M.Sc dan Prof.

Dr. Ir. Daniel R. Monintja sebagai anggota komisi pembimbing atas arahan dan

saran dalam penelitian dan penulisan disertasi ini. Terima kasih kepada Prof. Dr.

Ir. Ahmad Fauzi, M.Sc atas bantuannya dalam analisis

$ %&' (

. Terima kasih

kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc, Prof. Dr. Ir. Bambang

Murdiyanto, M.Sc, sebagai penguji luar komisi pada sidang ujian tertutup dan

juga kepada Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc dan Dr. Ir. Domu Simbolon M.Si atas

masukan dan sarannya. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Jamaluddin

Jompa, M.Sc, dan Ibu Dr. Ir. Diniah, M.Si. sebagai penguji luar komisi pada

sidang ujian terbuka dan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Muh. Fedy A. Sondita, M.Sc

atas koreksi dan sarannya.

Terimakasih kepada Dirjen Dikti Depdiknas RI atas bantuan beasiswa

pendidikan BPPS dan Hibah Penelitian Doktor. Kepada Universitas Hasanuddin

yang telah memberi izin dan bantuan dana pendidikan. Terimakasih kepada

COREMAP-KKP-RI, Pemda Prov. Sulawesi Selatan, Pemda Kab. Maros dan

Yayasan Gemilang atas bantuan dana penelitian. Terima kasih kepada Pemda

Kab. Kepulauan Selayar atas izin untuk melaksanakan penelitian.

Tidak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada Ibunda Hj. Deya

Opu Marimba yang terus berdoa untuk kesuksesan putranya, kepada istri tercinta

Andi Matahari,SE, ananda tersayang Andi Muhammad Raditya Ramadan dan

Andi Muhammad Indra Ashary atas segala dukungan, dorongan, kasih sayang dan

pengorbanannya selama mengikuti ayahnya sekolah di Bogor. Terima kasih

kepada seluruh keluarga besar Achmad dg Marimba dan keluarga besar Andi

Mappesangka. Terima kasih kepada teman-teman seangkatan: Alfa, Kohar, Desy,

Noni, Nusa, dan Jamal atas kerjasamanya selama mengikuti perkuliahan, juga

kepada Syawaluddin Soadiq, Hasmunandar, A. Muhtar, A. Rajuddin, A. Muh.

Natsir dan Latif (alm) yang membantu dalam pelaksanaan penelitian di lapangan,

juga kepada rekan di Wisma Pinus IPB, dan di Pondok Tanadoang dan dari

banyak pihak dan perorangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga disertasi ini bermanfaat bagi pengembangan perikanan di

Indonesia.

Bogor, Januari 2012

(14)

xii

RI

WAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 11 Juli 1962 sebagai anak

kedua dari ayah Achmad Dg. Marimba dan ibu Deya Opu. Pendidikan Sarjana

(S1) ditempuh di Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor dan lulus tahun

1986. Pendidikan Master (S2) ditempuh di Biology Department, Faculty of Pure

and Applied Science, Acadia University, Canada dan lulus tahun 1993. Penulis

mulai mengikuti pendidikan Program Doktor (S3) di Program Studi Teknologi

Kelautan (TKL), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

pada tahun akademik 2004/2005.

Penulis bekerja di Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin sejak

tahun 1988. Pernah menjabat sebagai Ketua di Sekolah Tinggi Teknologi

Kelautan Balik Diwa Makassar tahun 2002 – 2004.

Pada tahun 1994 - 2001

penulis aktif menjadi supervisor Kuliah Kerja Nyata mahasiswa Universitas

Hasanuddin.

Sejak tahun 1995 penulis aktif membantu Yayasan Gemilang

Makassar sebagai staf ahli dalam melaksanakan kegiatan pendampingan

masyarakat pada proyek COREMAP fase pertama di Kabupaten Selayar.

Penulis banyak melakukan survei penelitian bersama Pusat Studi Terumbu

Karang Universitas Hasanuddin dan Dinas Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan.

Selama mengikuti program S3, penulis telah menyusun dua karya ilmiah dengan

judul: “ Studi Performa Desain dan Pengoperasian

)*+ ,-,.

untuk Penangkapan

Ikan Karang “ yang akan diterbitkan di Jurnal “Torani” Volume 22, No. 1, April

(15)

D

/0 1 /2

ISI

H

3 43 53

n

DAFTAR TABEL ...

xviii

DAFTAR GAMBAR ...

xx

DAFTAR LAMPIRAN ...

xxvii

I

PENDAHULUAN UMUM...

1

1.1 Latar Belakang...

1

1.2 Perumusan Masalah...

5

1.3 Tujuan Penelitian ...

6

1.3.1 Tujuan umum ...

6

1.3.2 Tujuan khusus ...

7

1.4 Manfaat Penelitian ...

7

1.5 Hipotesis...

7

1.6 Kerangka Pemikiran...

7

1.7 Metodologi Umum...

10

1.7.1 Waktu dan tempat penelitian...

10

1.7.2 Tahapan Penelitian...

10

Daftar Pustaka...

12

2

RANCANG BANGUN PLATFORM PERALATAN UNTUK

OBSERVASI TINGKAH LAKU IKAN...

15

2.1 Pendahuluan...

15

2.2 Metode Perancangan...

17

2.2.1 Rancang bangun stasiun pengamatan...

17

2.2.2 Rancang bangun bingkai tempat pemasangan

kamera digital di dalam Air...

19

2.2.3. Rancang bangun ”

67 89 :6;< = >;? @:7 : A;9 ;8B

” (CCTV) ...

20

(16)

xiv

2.3.1

Rancang bangun stasiun pengamatan...

21

2.3.2 Rancang bangun bingkai berkaki tempat

pemasangan kamera di dalam air...

23

2.3.3 Teknik pengoperasian kamera digital di dalam air... 23

2.3.4

Pengamatan dengan kamera digital yang

dioperasikan seorang penyelam...

24

2.3.5 Pengamatan secara visual oleh pengamat dan

dengan kamera digital dari setasiun

pengamat di atas air...

24

2.3.6 Hasil observasi menggunakan kamera digital ...

25

2.3.7 Rangkaian ”Close Circuit Television” (CCTV)

saat pengoperasian...

33

2.3.8 Hasil observasi menggunakan ”

C DE FG C H I JKHLMGDGNHFHE O

” (CCTV) ...

33

2.4 Kesimpulan dan Saran ...

34

2.4.1 Kesimpulan ...

34

2.4.2 Saran ...

34

Daftar Pustaka...

35

3

POLA GERAK IKAN KARANG SEBAGAI DASAR

PERANCANGAN ALAT PENANGKAPAN IKAN...

37

3.1 Pendahuluan ...

37

3.2 Metode Penelitian ...

41

3.3 Hasil dan Pembahasan ...

44

3.3.1 Pola pergerakan ikan karang berdasarkan waktu

siang dan malam...

44

3.3.2 Pola pergerakan ikan karang secara acak...

48

3.3.3 Sifat ”

POQIG F F

” dan ”

RGSITHGDU

” pada ikan terhadap

TV WG OGL

...

56

3.4 Kesimpulan dan Saran ...

57

3.4.1 Kesimpulan ...

57

3.4.2 Saran ...

58

(17)

4

KONSTRUKSI DAN TEKNIK PENGOPERASIAN

X YZ [\[ ]

IKAN KARANG...

61

4.1 Pendahuluan...

61

4.2 Metode Penelitian...

63

4.2.1 Alat dan bahan...

63

4.2.2 Daerah pengoperasian

^_ `abac

di lokasi penelitian………..

65

4.3 Hasil dan Pembahasan...

65

4.3.1 Konstruksi dan teknik pengoperasian

^_`abac

desain pertama...

65

4.3.1.1 Rancangan desain rangka dan rinding

^_ `a\ac

...

66

4.3.1.2 Rancangan desain dinding

^ _`aba c

desain pertama………

68

4.3.1.3 Rancangan pintu masuk

^_ `abac

desain pertama...

72

4.3.1.4 Rancangan pintu pengambilan hasil

tangkapan

^_ `aba c

desain pertama...

74

4.3.1.5 Teknik pengoperasian

^_`aba c

desain pertama...

75

4.3.1.6 Evaluasi desain dan teknik pengoperasian

^ _`aba c

desain pertama...

76

4.3.2 Konstruksi dan teknik pengoperasian

^_`aba c

desain kedua...

78

4.3.2.1 Rancangan desain rangka dan dinding

^ _ `aba c

desain kedua...

79

4.3.2.2 Rancangan

def_gh ijbk

pada

^ _`aba c

desain kedua...

82

4.3.2.3 Performa

^_ `abac

desain kedua di dasar perairan..

85

4.3.2.4 Teknik pengoperasian

^ _`abac

desain kedua...

86

(18)

xvi

desain ketiga...

90

4.3.3.1 Rancangan desain rangka dan dinding

l mnopoq

desain ketiga...

90

4.3.3.2 Rancangan

r stmuv wx py

, dua pintu jebakan

dan pintu pengambilan hasil tangkapan pada

l mnopoq

desain ketiga...

94

4.3.3.3 Teknik pengoperasian

l mn op oq

desain ketiga...

96

4.3.3.4 Evaluasi performa desain alat dan teknik

pengoperasian

lmn opo qz

...

100

4.4 Kesimpulan dan Saran...

104

4.4.1 Kesimpulan...

104

4.4.2 Saran...

105

Daftar Pustaka...

105

5

MODEL SELEKTIVITAS PADA

{| }~ ~€

...

107

5.1 Pendahuluan...

107

5.2 Metode Penelitian...

109

5.3 Hasil dan Pembahasan...

111

5.3.1

~pwxpqo v‚o soqƒ„ƒq m

...

112

5.3.2

~pqo v‚osoqƒ„ƒqm

...

116

5.3.3

…o qtƒp‚o soqƒ„ƒq m

...

119

5.4 Kesimpulan dan Saran...

123

5.4.1 Kesimpulan...

123

5.4.2 Saran...

123

Daftar Pustaka...

123

6

TINGKAT KERAMAHAN FYKE NET...

127

6.1 Pendahuluan...

127

6.2 Metode Penelitian...

129

6.3 Hasil dan Pembahasan...

132

6.4 Kesimpulan dan Saran...

150

(19)

6.4.2 Saran...

150

Daftar Pustaka... ...

151

7

PEMBAHASAN UMUM...

155

7.1 Sifat-sifat ikan yang menjadi acuan dalam modifikasi

konstruksi

†‡ˆ‰Š‰ ‹

...

155

7.2 Konstruksi

†‡ˆ‰Š‰‹

...

159

7.3 Selektivitas pada

†‡ ˆ‰Š‰ ‹

...

160

7.4 Tingkat keramahan

†‡ ˆ‰Š‰‹

pada perikanan

terumbu karang...

163

7.5 Penelitian lanjutan...

165

7.6 Prospek penggunaan

†‡ˆ‰Š‰ ‹

dimasa datang...

165

8

KESIMPULAN DAN SARAN ...

166

8.1 Kesimpulan...

166

8.2 Saran...

166

DAFTAR PUSTAKA...

167

(20)

xviii

D

Œ ŽŒ 

T

Œ

EL

Nomor

Halaman

1

Waktu aktivitas dan kebiasaan makan beberapa jenis

ikan karang... 44

2

Hasil tangkapan

‘’ “”•”–

berdasarkan waktu

penangkapan...

45

3

Hasil tangkapan

‘’ “”•”–

berdasarkan daerah

penangkapan... 53

4

Bahan dan alat yang digunakan pada pembuatan

‘’“”• ”–

desain pertama...

63

5

Bahan dan alat yang digunakan pada pembuatan

‘’“”• ”–

desain kedua...

64

6

Bahan dan alat yang digunakan pada pembuatan

‘’“”• ”–

desain ketiga...

64

7

Perhitungan pemotongan jaring untuk dinding

‘’“”• ”–

desain

pertama dengan

—˜•™š•™› ˜–š œ

(E) 62 % dan ukuran mata

jaring (d) 1,9 cm...

70

8

Perhitungan pemotongan jaring untuk membuat corong jalan

masuk pada

‘’“”•”–

desain pertama dengan hanging ration 62%

dan diameter jaring 1,9 cm...

74

9

Perhitungan pemotongan jaring untuk dinding

‘’“”• ”–

desain

Kedua dengan

—˜•™š•™›˜–šœ

(E) 62 % dan ukuran mata jaring

(d) 2,5 cm... 63

10

Perhitungan pemotongan jaring untuk membuat corong jalan

Masuk pada

‘’“ ”•”–

desain kedua dengan hanging ration 62%

dan diameter jaring 2,5 cm...

83

11

Perhitungan pemotongan jaring untuk membuat corong jalan

masuk kedua dan ketiga pada

‘’“ ”• ”–

desain kedua dengan

hanging ration 62% dan diameter mata jaring 2,5 cm...

85

12

Perhitungan pemotongan jaring untuk dinding

‘’“”• ”–

desain

ketiga dengan

—˜•™š•™›˜–š œ

(E) 62 % dan ukuran mata jaring

(21)

Nomor

Halaman

13

Perhitungan pemotongan jaring untuk membuat corong pintu

masuk kedua dan ketiga pada

žŸ ¡  ¢

desain ketiga dengan

£ ¤¡¥ ¦¡¥§ ¤¢¦¨

(E) 62 % dan ukuran mata jaring (d) 3,125 cm...

96

14

Kelebihan dan kekurangan antara teknik pengoperasian secara

menetap dan berpindah...

100

15

Prinsip dasar dan alasan yang mendasari penilaian keramahan

žŸ ¡ ¢

pada lingkungan terumbu karang...

133

16

Nilai yang telah diurutkan untuk mencari nilai median untuk

(22)

xx

D

©ª « ©¬

G

©­ ® ©¬

Nomor

Halaman

1

Skema kerangka pemikiran penelitian...

9

2

Peta lokasi penelitian di perairan karang sebelah barat

Pulau Selayar...

11

3

Rancang bangun setasiun pengamatan menetap di atas air...

18

4

Rancang bangun setasiun pengamatan bergerak di atas air...

18

5

Rancang bangun bingkai penahan kamera untuk observasi

mendatar...

19

6

Rancang bangun bingkai penahan kamera untuk observasi

dari atas...

19

7

Rancang bangun peralatan observasi bawah air dengan kamera

digital...

20

8

Rangkaian alat ”Close Circuit Television” (CCTV)………

20

9

Setasiun pengamatan menetap dari rakit bambu...

21

10

Stasiun pengamatan menetap setelah menara pengawas

terpasang...

22

11

Perahu bercadik yang digunakan untuk stasiun pengamatan

bergerak...

22

12

Rancang bangun bingkai berkaki tempat pemasangan kamera

digital...

23

13

Hasil pemantauan

¯°±²³² ´

dari kamera digital secara vertikal

yang terpasang pada bingkai penahan kamera dari jarak 5 m

terhadap obyek dengan kondisi perairan cerah pada siang hari...

26

14

Hasil pemantauan

¯°±²³² ´

dari kamera digital secara horizontal

yang terpasang pada bingkai penahan kamera dari jarak 5 m

terhadap obyek dengan kondisi perairan sedikit keruh pada

pagi hari...

26

15

Hasil pemantaua terhadap

¯°±²³² ´

dari kamera digital dengan

program ”movie” yang dioperasikan oleh operator penyelam

dari jarak 1 m dengan kondisi perairan sedikit keruh

(23)

Nomor

Halaman

16

Pergerakan ikan (sudut kiri bawah) yang tidak tertangkap

secara visual oleh penyelam tetapi tertangkap oleh kamera...

29

17

Hasil pemantauan terhadap

µ¶·¸¹¸ º

5 m di bawah permukaan

air dengan kamera digital dari atas permukaan air dengan

kondisi perairan cerah pada pagi hari...

31

18

Sketsa pemasangan CCTV pada bingkai penahan kamera dari

setasiun pengamatan bergerak...

33

19

Lokasi penempatan

µ¶ ·¸¹¸º

(titik merah) di perairan terumbu

karang Desa Parak...

42

20

Proporsi hasil tangkapan

µ¶ ·¸¹¸º

pada operasi penangkapan

siang hari...

46

21

Proporsi hasil tangkapan

µ¶ ·¸¹¸º

pada operasi penangkapan

malam hari...

46

22

Pola gerak acak beberapa jenis ikan karang secara horizontal

berdasarkan posisi tertangkap...

54

23

Pola gerak acak beberapa jenis ikan karang secara vertikal

berdasarkan hasil pengamatan pada siang hari...

54

24

Konstruksi dasar

µ¶ ·¸¹¸º

menetap dengan menggunakan tiang

pancang (Gebhards 1979; Welcomme 2001;

Hemingway dan Elliott 2002)... .

62

25

Konstruksi dasar

µ¶ ·¸¹¸º

berpindah dengan menggunakan tali

berjangkar (Gebhards 1979Liangming

¸º»¼½

2007)...

62

26

Daerah pengoperasian

µ¶ ·¸¹¸ º

di diantara terumbu karang dan

di luar area terumbu karang (laguna dan luar tubir karang)...

65

27

Konstruksi rangka

µ¶·¸¹¸ º

yang menggunakan pipa PVC...

67

28

Cara penyambungan pipa PVC pada sudut dan bercabang empat...

67

29

Konstruksi rangka

µ¶·¸¹¸ º

menggunakan besi baja pada

µ¶ ·¸¹¸º

desain pertama...

68

30

Sketsa dinding jaring

µ¶·¸¹¸º

desain pertama………

71

(24)

xxii

Nomor

Halaman

32

Konstruksi pintu masuk yang berbentuk corong pada

¾¿À ÁÂÁ Ã

desain pertama (a) tampak depan, (b) tampak samping... 73

33

Konstruksi perangkap jeruji bambu (a) tampak depan,

(b) tampak samping...

73

34

Konstruksi lubang dengan corong pelindung jaring untuk

pengambilan hasil tangkapan...

74

35

Teknik ”

ÄÅ ÆÇ ÈÂÉ

” pada

¾ ¿À ÁÂÁÃ

desain pertama yang dipasang

menetap pada ”tali tegak” sebagai pengganti tiang pancang...

75

36

Teknik pengambilan hasil tangkapan dari

¾¿ÀÁÂÁÃ

desain pertama...

76

37

Konstruksi rangka menggunakan besi beton pada

¾ ¿ÀÁÂÁ Ã

desain kedua...

79

38

Sketsa dinding jaring

¾ ¿ÀÁÂÁ Ã

desain kedua...

80

39

Desain

ÊÇÅ¿ÉË Ì ÆÂÍ

pada

¾¿À ÁÂÁ Ã

desain kedua...

82

40

Pintu masuk utama pada

¾ ¿À ÁÂÁÃ

desain kedua...

84

41

Pintu masuk kedua dan ketiga pada fyke net desain kedua...

84

42

Performa

¾ ¿À ÁÂÁ Ã

desain kedua di dasar perairan...

86

43

Teknik

ÄÅ ÆÇ ÈÂÉ

vertikal

¾¿ÀÁÂÁÃ

desain kedua (a), (b), dan (c)

yang dipasang menetap pada ”Tali tegak” sebagai pengganti

tiang pancang...

88

44

Teknik pengoperasian secara berpindah pada

¾ ¿À ÁÂÁ Ã

desain

kedua...

89

45

Konstruksi rangka

¾¿ÀÁÂÁÃ

desain ketiga dengan menggunakan

tali Polyethylene (PE) dan pipa PVC...

91

46

Teknik penyambungan pipa PVC menggunakan tali

ÎÌ Ç¿ ÁÃÄ¿ÇÁ ÂÁ

(PE)...

91

47

Sketsa dinding jaring

¾ ¿ÀÁÂÁ Ã

desain ketiga...

92

48

Konstruksi pintu utama

ÊÇ Å¿ÉË Ì ÆÂÍ

, pintu masuk kedua dan

(25)

Nomor

Halaman

49

Pintu

Ï ÐÑÒÓÔ Õ Ö×Ø

(a) Tampak samping; (b) Tampak depan... 95

50

Desain corong pintu (a) kedua dan (b) ketiga

ÙÒÚÛ×Û Ü

desain ketiga. 95

51

Sketsa dinding jaring pintu (a) kedua dan (b) ketiga

ÙÒÚÛ×ÛÜ

desain ketiga...

95

52

Teknik

ÝÑÖÐÞ ×Ó

vertikal

ÙÒÚÛ×ÛÜ

desain ketiga (a), (b) dan (c)

yang dipasang menetap pada ”Tali tegak” sebagai pengganti

tiang pancang...

97

53

Proses penurunan

ÙÒÚÛ×Û Ü

desain ketiga (a), (b), (c), (d) dan (e)

dengan metode pemasangan berpindah...

100

54

Hasil analisis

ßÑÏÙÞà Ý

yang menunjukkan (a) Hasil penilaian

performa dan (b) Teknik pengoperasian

ÙÒÚÛ×ÛÜ

desain 1, 2 dan 3...

101

55

Leverage

yang menunjukkan atribut yang paling

sensitif pada penilaian performa desain

fyke net

...

102

56

Leverage

yang menunjukkan atribut yang paling

sensitif pada penilaian teknik pengoperasian

fyke net

...

103

57

Paduan model sebaran frekuensi hasil tangkapan

fyke net

dan

gillnet

berdasarkan panjang tubuh ikan...

115

58

Model hipotesis kurva selektivitas pintu masuk

fyke net

dengan panjang vertikal maksimum 40 cm dan lebar 15 cm

dengan nilai hipotesis L

50

=50cm... 117

59

Model kurva selektivitas dinding jaring

fyke net

dengan

ukuran mata (d) 2,5cm dan hanging ratio (E) 62% dengan

nilai hipotesis L

50

= 0,75 cm...

121

60

Ikan damsel

Abudafduf vaigiensis

yang tertangkap oleh

fyke net

....

122

61

Ikan kardinal

Apogon margaritophorus

yang dapat lolos

melalui mata jaring………

122

62

Ikan barakuda

Sphyraena barracuda

yang sedang berusaha

meloloskan diri dari jeratan dinding jaring………..

123

63

Tingkat keramahan lingkungan pengoperasian

fyke net

di

(26)

xxiv

Nomor

Halaman

64

Hasil analisis

Leverage

pada semua atribut pada aspek

(a) ekologi, (b) sosial/ budaya, (c) ekonomi, (d) teknik dan

(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1

Daftar Istilah dan singkatan yang digunakan……….

179

2

Konversi ukuran……….

183

3

Contoh perhitungan dalam pemotongan jaring pada

áâãäåä æ

desain pertama...

184

4

Contoh perhitungan dalam pemotongan jaring pada

áâãäåä æ

desain kedua...

186

5

Contoh perhitungan dalam pemotongan jaring pada

áâãäåä æ

desain ketiga...

188

6

çèæèé êää æáâãäåä æ

desain pertama……….

192

7

çèæèé êä ä æáâãäå äæ

desain kedua……….

193

8

çèæèé êää æáâãäåä æ

desain ketiga……….

194

9

Harga per unit alat………

195

10

Gambar-gambar ikan hasil tangkapan……….

197

11

Gambar-gambar hasil tangkapan non ikan………..

202

12

Proses pembuatan titik acuan (reference points) untuk

penentuan rangking yang digunakan dalam analisis

ë ìí î ïðñ

untuk dasar penilaian performa desain dan teknik

pengoperasian

áâ ãäåä æ

yang terbaik………

203

13

Proses pembuatan

òóäéæôõååè ôöä

analisis

ëìí îïðñ

untuk

dasar penilaian performa desain dan teknik pengoperasian

áâãäåäæ

yang terbaik ……… ..

208

14

Tabulasi nilai dari responden untuk penggunaan analisis

ë ìí î ïðñ

dalam penilaian performa desain

áâãäåä æ

...

211

15

Tabulasi nilai dari responden untuk penggunaan analisis

ëìí îïðñ

dalam penilaian teknik pengoperasian

(28)

xxvi

Nomor

Halaman

17

ú ûü ý þÿ

untuk penilaian teknik pengoperasian

...

224

18

Proses Pembuatan titik acuan (reference points) untuk

penentuan rangking yang digunakan dalam analisis

úûüýþ ÿ

dalam menentukan tingkat keramahan

………..

225

19

Proses pembuatan questionnaire analisis

ú ûü ý þÿ

dalam

menentukan tingkat keramahan

………...

245

20

Tabulasi nilai dari responden untuk analisis

úûüýþÿ

…………

263

21

ú ûü ý þÿ

untuk penilaian tingkat keramahan

(29)

P

U

U

U

U

a

a

a

a

! "# # $% & $'( $) *# '* + "* #"#$ ) , #)

85.707

"

2

-#$% . '* *

# .#). ! . +* -# $%.'#+#. '*

95 %

+,# & $'( $) *#-# $% / ,# 0 $-#

17.500

!#0

,

. ! + $%0# ,# $% -#$% .'# +#. '* ! !# +# . +# . '* 1,# . 2# "#) )# '#$ 3# ,* #$.# $ *

,

. ! 4*$4 * $ # .# #.(, '* #"# 5 ($ # . '#$ 6 789 :;<8

=>:?@7A B A99@

” (Dahuri 2003).

Luas terumbu karang di Indonesia hanya sekitar

15 % dari luas terumbu karang dunia, sungguhpun demikian dengan melihat

tingkat keragaman jenis terumbu karang Indonesia yang sangat tinggi terutama

dikawasan Maluku dan Sulawesi menjadikan Indonesia sebagai pusat kawasan

terumbu karang dunia (Dahuri 2003; Tim penyusun Pedoman Umum COREMAP

II 2004).

Seperti halnya di negara-negara kepulauan di dunia, ekosistem terumbu

karang Indonesia menyediakan sumber makanan yang penting berupa ikan,

krustasea, dan moluska.

Produksi ikan karang Indonesia dapat mencapai 30

ton/km

2

/tahun (Tim penyusun Pedoman Umum COREMAP II 2004). Hal inilah

yang membuat perikanan terumbu karang merupakan salah satu sumber

penghidupan utama bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil (King 1995).

Ikan karang adalah sumberdaya yang dapat terbaharukan. Secara alami

ikan-ikan dapat memperbaharui kondisi stoknya dengan cara bereproduksi.

Seekor induk ikan karang dapat menghasilkan anak dalam jumlah yang cukup

besar, namun sifat ikan karang yang bertumbuh secara lambat, membuat stok

ikan karang sangat rentan terhadap upaya penangkapan berlebih (McManus

1996). Agar sumberdaya ikan karang dapat tetap lestari upaya pengelolaan yang

bertanggungjawab harus ditegakkan dengan cara menggunakan alat tangkap yang

ramah lingkungan.

(30)

2

(

CDE FG HI JK

) pada suatu ekosistem terumbu karang yang luas akibat kenaikan suhu

perairan yang berkepanjangan. Namun kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas

manusia jauh lebih besar dampaknya dibandingkan kerusakan yang terjadi secara

alamiah tersebut (Pet-Soede

ELF D

. 2001; Akimichi 2006).

Salah satu aktivitas terbesar manusia di perairan terumbu karang adalah

kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan berbagai alat penangkap ikan,

misalnya bubu,

KI DDJEL

,

M NO P FMI

, pancing, panah, dan sero. Selain itu ada dua

cara lain yang juga banyak digunakan secara tersembunyi adalah penggunaan

bahan peledak dan bahan beracun yang keduanya telah terbukti sangat merusak

habitat terumbu karang (Pet-Soede

ELFD

. 2001).

Dari sekian banyak alat penangkap ikan tersebut di atas,

M NO PFMI

atau di

Selayar dikenal dengan nama ”samba’” yang secara fisik hampir tidak

bersentuhan dengan terumbu karang, tetapi pada pengoperasiannya,

tongkat-tongkat para nelayan yang digunakan untuk menggiring ikan karang menuju alat

ini ternyata dapat menghancurkan terumbu karang terutama karang bercabang

sehingga alat ini dikategorikan sebagai alat yang tidak ramah lingkungan.

G

I D DJE

t

yang merupakan alat pasif dan selektif yang dikategorikan sebagai

alat yang ramah lingkungan. Namun

KIDD JE

t

menjadi tidak ramah lingkungan

apabila dioperasikan di perairan berkarang pada malam hari karena berpeluang

besar untuk berbeturan dengan karang (Kushima and Miyasaka 2003).

(31)

3

Saat ini bubu (

QR S T

) dan sero (

UV WXVQR ST

) adalah sejenis alat yang paling

banyak digunakan untuk menangkap ikan karang (Alcala dan Russ 2002) dan

telah banyak dioperasikan di Indonesia dengan hasil yang memuaskan. Akan

tetapi kedua alat ini memiliki banyak keterbatasan. Hasil tangkapan per unit bubu

relatif sangat terbatas dan pada pengoperasiannya umumnya menggunakan

terumbu karang untuk alat kamuflase. Oleh karena hasil tangkapan per unit bubu

terbatas akibat sifat kejenuhan alat (Jennings

VQ SY

. 2001), maka dioperasikan

sekaligus cukup banyak bubu yang diikatkan pada satu untaian tali. Dengan cara

ini pada saat penurunan dan penarikan alat sering terjadi benturan antara bubu

dengan dasar perairan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada dasar perairan

terutama apabila terdapat terumbu karang (Valdemarsen and Suuronen 2003).

Keterbatasan pada sero adalah hanya bisa dioperasikan di wilayah pesisir

yang dangkal di pesisir pantai sehingga alat ini dapat menghalangi alur pelayaran.

Selain itu dimensi alat yang besar membuat harganya juga mahal. Keterbatasan

lain sero pada beberapa tempat di wilayah perairan pesisir barat Pulau Selayar

adalah pada musim angin muson barat alat tersebut harus dibongkar agar tidak

hancur oleh hempasan gelombang dan terpaan batang kayu yang hanyut dibawa

gelombang.

Dengan melihat keterbatasan-keterbatasan pada kedua alat ini maka

diperlukan suatu alat penangkap ikan karang yang diharapkan mampu menutupi

keterbatasan-keterbatasan tersebut. Dari sekian banyak alat penangkap ikan yang

telah ada,

UZ [V WVQ

dianggap cocok berdasarkan penilaian dari bentuknya yang

serupa dangan sero juga serupa dengan bubu.

Kelebihan

UZ[V WV Q

terhadap bubu dilihat dari segi konstruksi

\Z[V W VQ

yang memiliki ruang penampungan ikan yang jauh lebih besar dibandingkan

dengan apa yang dimiliki oleh bubu sehingga kemampuan tangkapnya juga relatif

lebih besar dibandingkan dengan kemampuan bubu ditinjau dari segi kejenuhan

alat. Dengan demikian alat ini tidak perlu dioperasikan sekaligus dalam jumlah

yang banyak seperti pada bubu yang sering menimbulkan permasalah dengan

terbenturnya bubu pada terumbu karang.

(32)

4

ini membuat

^_`a bac

dapat dioperasikan di perairan yang lebih dalam

dibandingkan tempat pengoperasian sero. Dengan demikian pengoperasian

^_ `a

bac

tidak menghalangi alur pelayaran dan selain itu alat ini memiliki peluang yang

lebih besar untuk menangkap ikan-ikan karang dengan ukuran yang lebih besar.

Sungguhpun terlihat bahwa

^_ `a ba c

memiliki banyak kelebihan tetapi

apakah pada pengoperasian diperairan terumbu karang

^_`a ba c

akan mampu

menangkap ikan karang seperti yang diharapkan dan apakah teknik

pengoperasiannya akan memenuhi kriteria ramah lingkungan masih merupakan

hal yang perlu diuji. Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan serangkaian

pengujian terhadap alat tersebut karena

^_ `a bac

selama ini bukanlah alat yang

digunakan untuk menangkap ikan karang.

d_`a ba c

adalah sejenis perangkap ikan yang banyak dioperasikan oleh

para nelayan di seluruh dunia.

Menurut O’Neal (2006)

^_ `a ba c

berasal dari

Finlandia dan telah dioperasikan di laut untuk menangkap

ea ff g bh

,

ieg ca ^gje

dan

jk lmn b

. Alat ini merupakan modifikasi dari alat ”

jk lm n b i g bh ba c

” yang telah

digunakan beratus tahun yang lalu.

d_ `a bac

adalah alat penangkap ikan yang

banyak dioperasikan di perairan dangkal. Alat ini banyak digunakan pada

kegiatan penangkapan ikan di sungai karena dapat dioperasikan pada perairan

yang berarus. Dalam kondisi demikian alat ini biasa dioperasikan tanpa

menggunakan sayap atau penaju (Gebhards 1979). Pada daerah dengan arah arus

yang tidak tetap

^_ `a bac

memiliki sayap yang pendek sedangkan di perairan

pesisir dengan arus yang relatif lebih lemah,

^_ `a bac

dioperasikan dengan

menggunakan sayap yang panjang untuk menangkap

^ ln o bpa f

dan ikan demersal

lainnya. Pada kondisi seperti ini sayap

^_ `a ba c

diberi pemberat dan pelampung

agar bisa berdiri tegak tanpa harus ditopang oleh tiang patok. Di sungai yang

berarus,

^_ `a bac

biasanya banyak menangkap udang. Alat ini juga digunakan

untuk menangkap ikan peruaya misalnya sidat (

q bho gl lk

sp) (Rounsefell and

Everhart 1962; Schneider dan Merna 2000; O’Neal 2006).

(33)

5

sebagaimana halnya pada alat penangkapan ikan yang bersifat pasif yang

menjadikan ikan yang aktif bergerak sebagai target penangkapannya (Jennings

rs

tu

. 2001; Soadiq 2010). Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengamati

pola gerak ikan di sekitar

vwx r y rs

dalam proses penangkapan maupun proses

melepaskan diri untuk dapat mengetahui desain yang baik bagi alat ini untuk

menjadi alat yang lebih efektif dalam menangkap ikan.

Penelitian pola gerak ikan karang biasanya ditujukan untuk penemuan

jalur ruaya ikan-ikan tertentu untuk tujuan kegiatan penangkapan.

Selain itu

penelitian tersebut juga dapat ditujukan untuk dapat mencegah penempatan alat

tangkap di jalur ruaya ikan yang sedang menuju tempat pemijahannya agar upaya

plestarian ikan karang dapat dilakukan. Dalam penelitian ini pola gerak ikan yang

diamati tidak mencakup pola gerak migrasi menuju tempat pemijahan (pola gerak

musiman) tetapi hanya dibatasi pada pola gerak acak di sekitar alat tangkap uji

dan pola gerak aktif yang dipengaruhi oleh kondisi siang dan malam.

zwxr yrs

adalah alat tangkap uji dalam penelitian ini. Alat ini dipilih

berdasarkan hasil studi pustaka yang dilakukan selama 3 bulan untuk menelusuri

alat penangkap ikan yang ada di dunia saat ini yang secara hipotesis mampu

menangkap ikan karang dalam jumlah yang memadai dari segi ekonomis seperti

didaerah asalnya 5-8 kg perhari operasi (Hemingway dan Elliott 2002) namun

tidak merusak stok ikan karang maupun terumbu karang sebagai habitat ikan

tersebut.

{| }

P

~ €€ ‚

a

ƒ„

a

‚

a

…

a

†
(34)

6

Sungguhpun pada kegiatan perikanan di terumbu karang para nelayan

menggunakan alat tangkap tradisional dan berskala kecil yang dioperasikan untuk

menangkap ikan secara individu atau berkelompok, beberapa alat dikategorikan

sebagai alat yang tidak merusak lingkungan, misalnya pancing, ada yang

dikategorikan merusak karang yang rapuh, misalnya perangkap dan jaring insang

tetap dan ada yang dikategorikan sangat merusak, misalnya penggunaan bahan

peledak dan bahan beracun dalam kegiatan penangkap ikan. (Amar

‡ˆ ‰Š

. 1996;

Alcala dan Russ 2002).

Anggapan bahwa alat penangkap yang tergolong pasif misalnya pancing

sebagai alat yang tidak merusak lingkungan tetapi secara tidak langsung jangkar

yang digunakan untuk menahan perahu dalam pengoperasian pancing dapat

membentur terumbu karang hingga rusak. Bubu yang dianggap alat yang tidak

merusak lingkungan menjadi alat yang merusak karena nelayan menggunakan

karang sebagai pemberat dan untuk penyamaran alat tersebut.

‹ Œ Ž ‰‘

adalah

alat tangkap pasif yang hampir tidak bersentuhan dengan terumbu karang tetapi

benturan tongkat para nelayan saat menggiring ikan ke dalam kantong alat

tersebut dapat menghancurkan karang (McManus 1996).

Alat tangkap aktif misalnya pukat harimau, pukat cincin dan pukat pantai

dikategorikan sebagai alat yang sangat merusak terumbu karang. Menurut Bjordal

(2002) saat ini telah banyak paparan terumbu karang dunia yang telah dirusak

oleh trawl dan memerlukan lebih dari seratus tahun untuk dapat memulihkannya.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka sebetulnya yang menyebabkan suatu alat

tangkap menjadi alat yang merusak lingkungan sangat ditentukan oleh metode

pengoperasian yang digunakan oleh nelayan. Disinilah pentingnya penerapan

suatu manajemen dalam perikanan agar dampak negatif yang dapat timbul dari

kegiatan penangkapan ikan dapat diminimalkan.

’ “ ”

T

•

j

• –—

P

˜ —˜ ™š ›š–—

1.3.1

Tujuan umum

(35)

7

1.3.2

Tujuan khusus

(1) Mengkaji desain konstruksi dan teknik pengoperasian

œ žŸ  Ÿ¡

untuk

pengoperasian di perairan terumbu karang.

(2) Mengkaji tingkat keramahan model

œž Ÿ   Ÿ¡

berdasarkan kondisi hasil

tangkapan, selektivitas dan teknik pengoperasian alat.

¢£ ¤ ¥ ¦§¨ ¦¦ ©

p

ª§ ª«¬© ¬¦§

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan kemampuan

œž Ÿ  Ÿ¡

dalam menangkap ikan karang dan dapat menunjukkan tingkat keramahan alat

tersebut terhadap ekosistem terumbu karang sehingga dapat menjadi alat

penangkap alternatif dalam menangkap ikan karang.

¢£­ ®¬

p

¯©ª°¬°

(1)

± žŸ Ÿ¡

mampu menangkap ikan karang.

(2)

± žŸ   Ÿ¡

merupakan alat yang ramah lingkungan di perairan terumbu

karang.

¢£ ²

³ª´ ¦§µ ¶¦

p

ª·¬ ¶¬ ´ ¦§

Terumbu karang adalah habitat di laut yang memiliki tingkat kesuburan

tertinggi dengan berdasarkan pada kelimpahan biota yang menggantungkan hidup

padanya. Salah satu biota yang melimpah pada wilayah perairan tersebut yang

memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan adalah ikan karang.

(36)

8

merusak terumbu karang. Penggunaan bubu juga dapat mematikan karang batu

yang digunakan untuk menindih alat penangkap tersebut.

Studi pustaka dilakukan untuk mengkaji alat tangkap yang paling sesuai

untuk kondisi terumbu karang, yaitu bersifat pasif agar tidak membentur karang.

Selain itu juga alat tersebut harus dapat menangkap ikan cukup banyak sehingga

dari segi ekonomis cukup memberikan keuntungan. Ada sejenis alat baru yang

secara hipotesis memenuhi persyaratan tersebut, yakni

ÁÂÃÄ ÅÄ Æ

.

ÇÂ ÃÄÅÄÆ

adalah

alat penangkap ikan yang bersifat pasif dan lebih ramah lingkungn karena hasil

tangkapannya diperoleh dalam keadaan hidup sehingga keputusan untuk

pemanfaatan ikan tersebut berada pada nelayan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji teknik pengoperasian

ÁÂ ÃÄ Å ÄÆ

dalam menangkap ikan karang agar dapat dikembangkan sehingga tidak

menimbulkan dampak yang dapat merusak lingkungan terumbu karang dan

sekaligus dapat memberi hasil tangkapan yang memadai sehingga dapat

menggantikan pengguanan sianida dan bahan peledak dalam operasi penangkapan

ikan.

Dalam mengkaji teknik pengoperasian alat penangkap, informasi tentang

tingkah laku ikan merupakan hal yang terpenting karena keberhasilan suatu

operasi penangkapan untuk menangkap jenis ikan tertentu sangat ditentukan oleh

kesesuaian tingkah laku ikan. Ikan yang bersifat aktif beruaya ditangkap dengan

menggunakan alat penangkap yang dipasang pada jalur ruayanya. Ikan-ikan yang

bersifat bergerombol ditangkap dengan alat penangkap yang mampu mengurung

ikan di dalam area penangkapan. Ikan-ikan yang bersifat bersembunyi di dalam

liang batu ditangkap dengan menggunakan perangkap yang menyerupai lubang

persembunyiannya dan ikan yang bersifat membenamkan diri di dasar perairan

ditangkap dengan menggunakan alat yang dapat menyapu dasar perairan.

(37)

9

È ÉÊËÌ ÍÎÍÏÐÑ Í ÒÐÑ ÐÓ Ð Ô

P

ÊËÕ ÊÓ Ê ÑÐÍÐË

ÒÐÑ ÐÓ Ð Ô

ÖÊÌ×ÉÊ

ÌÍÉÐÏ Ì Í ÉÐÏ

Õ Ð

ØÐÑ Í Ó

Gambar 1 Skema kerangka pemikiran penelitian

PENANGKAPAN IKAN KARANG

KARANG

Penggunaan

bahan

peledak

Meningkatkan efektivitas alat tangkap

dan ramah lingkungan

Hipotesis alat dan metode

penangkapan yang ramah lingkungan

Pengggunaan

Bahan

Beracun

Efektif

tetapi

merusak

lingkungan

Efektif

tetapi

merusak

lingkungan

Penggunaan alat tangkap

Secara tidak

langsung

merusak karang

Hasil

tangkapan

terbatas

Modifikasi alat dan metode penangkapan

Kajian teoritis

pada tingkah

laku ikan

Hipotesis sifat ikan

yang dapat dimanfaatkan

Ujicoba di Lapangan

Alat penangkap ikan yang efektif

dan ramah lingkungan

Muro ami

Gillnet

Bubu

Pancing

Sero

Panah

Pengoperasian

terbatas

Ù ÚÛ ÜÝ ÜÞ

(alat tangkap alternatif)

Kajian teoritis pada

alat dan metode

penangkapan

(38)

10

ß à á

â ãäå æå çå èéêë ê ë

ß à á

.

ß

W

ì íä êæì îä ãë

p

ì ä

p

ã îãçé äéìî

Penelitian lapangan dilakukan selama dua tahun, yaitu bulan Nopember

2008 hingga Oktober 2010. Daerah yang menjadi lokasi penelitian ini adalah

perairan pesisir barat Pulau Selayar di bagian timur laut Pulau Pasi (06

o

05’ 21.4”

LS dan 120

o

27’ 34.0” BT) yang merupakan wilayah Desa Parak, Kecamatan

Bontomanai, Kabupaten Selayar, Propinsi Sulawesi Selatan. Pulau Selayar adalah

pulau yang dikelilingi oleh terumbu karang tepi di sepanjang pesisirnya. Panjang

pulau kira-kira 100 km dan lebar terbesar kira-kira 7 km. (Gambar 2) Pada sisi

sebelah barat pulau terdapat paparan lamun dan terumbu karang sejauh 100

hingga 500 m dari garis pantai dengan kedalaman saat air surut 0 s/d 100 cm.

Dibagian tepi luar padang lamun terdapat tubir karang yang curam hingga

kedalaman 5 s/d 25 m. Di pesisir timur pulau hanya terdapat sedikit paparan

karang dan yang selebihnya adalah tubir karang yang curam hingga ke kedalaman

3000 m.

Suhu perairan permukaan adalah 29

o

C s/d 31

o

C.

Perairan di lokasi

penelitian cukup cerah dengan kemampuan pantau secara visual hingga pada

kedalaman 10 m pada waktu pagi hingga siang hari. Menjelang sore hari jarak

pandang di dalam air semakin menurun terutama bila terjadi turbulensi air laut

oleh tiupan angin di siang hari.

ß à á

.

ï

T

ìðì ñì î

P

ã îãç éäéì î

Secara keseluruhan penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, yaitu :

(1)

Studi pustaka untuk mendapatkan jenis alat yang sesuai bagi

penangkapan ikan di terumbu karang dan studi pustaka tingkah laku ikan

(2)

Pengambilan data lingkungan dan geografis di lapangan

(39)

11

Gambar 2 Peta lokasi penelitian di perairan karang sebelah barat Pulau Selayar

(4)

Uji coba pengoperasian

ø ùúû üûý

untuk menangkap ikan karang yang

dikaitkan dengan tingkah laku ikan berdasarkan studi literatur.

(5)

Observasi bawah air dengan menggunakan program “

þÿ û

” pada

kamera digital untuk mengetahui jenis ikan yang berada di sekitar mulut

ø ùúûüû ý

.

(6)

Pengkajian hasil observasi tingkah laku ikan terhadap

ø ùú ûü ûý

.

(7)

Studi pustaka dan wawancara dengan para nelayan untuk mengatasi

temuan permasalahan di lapangan.

(40)

12

(9)

Uji coba alat yang telah dimodifikasi

(10) Observasi terhadap tingkah laku ikan lanjutan

(11) Pengkajian hasil observasi. Kalau hasilnya belum sesuai dengan hasil

yang diharapkan (hipotesis nol), maka dilakukan kembali studi pustaka,

modifikasi desain alat, uji coba alat, observasi tingkah laku ikan dan

evaluasi.

(12) Penulisan disertasi

PUST

Akimichi T. 2006. Inappropriate activities around coral reefs. P. 69 – 76.

:

Ministry of the Environment and Japaneese Coral Reef Society [eds].

. (

www.coremoc.go.jp.english/pub/coralreefjapan/

0206.pdf

; 21 Agustus 2007).

Alcala AC. and Russ GR. 2002. Status of Philippines coral reef fisheries.

s

.

. 15: 177 – 192.

Amar EC. Cheong MRT, and Cheong MVT. 1996. Small-scale fisheries of coral

reefs and the need for community-based resource management in

Malalison Island, Philipppines.

s

.

s.

25: 265 – 277.

Bjordal A. 2002. The use of technical measures ini responsible fisheries:

regulation of fishing gear. p. 21 – 47.

I

: Cochrane KL.

s

ry

r’s G

:

! "

u

r

s

t

r

"

.

FAO Fisheries Technical Paper 424, Rome.

Dahuri R. 2003.

K

!

H

#

t

$"

:

t

%!

B

r

&

u

t

I

s

. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 412

hal.

Gebhards S. 1979. Type and Operation of Inland Commercial Fishing Gear.

Idaho Department of Fish and Game 59 (5) 28 p. (https://research.

idfg.idaho.gov/Fisheries Research Report/Volume 059Article005.pdf; 15

Maret 2008)

King M. 1995.

s

r

s B

#

,

s

ss

! " ! "

. 2

nd

ed. Fishing

(41)

13

Kushima J-A and Miyasaka A. 2003. Report on the discussions to manage the

use of lay nets. State of Hawaii. Department of Land and Natural

Resources. Division of Aquatic Resources. 22 p. (hawaii.gov/

dlnt/dar/pubs/net_report02.pdf; 11 Maret 2008).

McManus JW. 1996. Social and economic aspects of reef fisheries and their

management. p. 249 – 281

' (

PoluninVC and Roberts CM (eds).

)* *+

, -. /*0 -*.

. Chapman and Hall.

O’Neal JS. 2006. Fyke Net (in Lentic Habitats and Estuaries). p. 411 – 424

' (

Johnson DH, Shrier BM, O’Neal JS, Knutzen JA, Augerot S, O’Neal TA

and Pearsons TN (eds).

123 45(-6,-*3 670 5 85953.:2(6;5 5<

:

=*9/(->?*.

+5 0 @. .*. . -(A

182 8? .

2(6 =0*(6. -( 12345( 2(6 =0 5? 8

75B?3 2 8 -5(.

.

American Fisheries Society in Association with State of the Salmon,

Portland, Oregon. (

www.Stateofthesalmon.org/field protocols/downloads/

SFPH_supp.pdf

; 14 Mei 2008).

Pet-Soede C, van Densen WLT, Pet JS, and Machiels MAM. 2001. Impact

of Indoensian coral reef fisheries on fish community structure and the

resultant catch composition.

,-. /C) *.C

51: 35-51

Rounsefell GA. and Everhart WH. 1962.

,-. /*0 D19 -* (9*E'8.F*8/5 6.2(6

@B B3 - 928-5(.

. John Wiley and Sons, Inc. Newyork. 444 p.

Schneider JC and Merna JW. 2000. Fishing Gear. Chapter 3

-(

Schneider JC.

(ed.) 2000.

F2(?23 5++-. /*0 -*.. ?0G*D 4*8/56 .''EH - 8/B*0 -56 - 9 ?B62 8*.

.

Michigan Department of Nature Science, Fisheries Special Report 25, Ann

Arbour.(www. Michigandnr.com/publications/…/ifr/ifrhome/manual/SMII

Chapter 03.pdf; 2 April 2008).

Soadiq S. 2010.

I< .B*0 - 4* ( 7* (2( A< 2B2( '< 2( J20 2(A 6* (A2( F* (AA?(2 <2(

, D<* K *8 F56-+-< 2. - 6 - < 2; ?B28* ( 1*32D 20

. Thesis. Institut Pertanian

Bogor. 72 hal.

Tim penyusun Pedoman Umum COREMAP II. 2004. Pedoman Umum

Pengelolaan Proyek COREMAP II. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Program Rehabilitasi

dan Pengelolaan terumbu Karang Tahap II. 185 hal.

(42)

2

LMNO MN PQ MNPRNST MUV WLXS Y LMT MU MN

RN URZWQ[ Y L\ M[ ]U] N PZM^T MZR]ZMN

_` a bc defg

u

lu

f d

hi ji kl mlnj mijmnjo ml jop n q kn p r l pnj sl nkn t ti t i u krpn j pin q kl n j snj

viunknmnjpq rw rwmi u rmn tnpnuijnxyzi pzn jon pnjs l klqnmyiun snslsn kn tn l usn j

vn sn pisn kn tnj znjo { rp rv yi w n u wi qljoon n pnj t ijltyr kpnj vi utnw nkn qn j

xki qn sn jzn mi pnjnj nl uzn j oyi w nuvn sn viunknmn jvitnjmnr snj vijziknt znjo

t ijox vi unw l pnjjzn w iumn p imi uynmnwnj { nqn zn sls n knt nlu znjo t i t y rnm xyzip

znjo s ln tnml prunjo |i kn w miukl qnm} ~i m xs xk xol zn j o rtrt s l or jnp n j s n knt

t i t x jl m xu npmll mnw lpn j sl qnylm nw kljzn€ t lw nk jzn sl miurty r p n un j o€ n snknq

sijon j tijoor jn pnj vij on tnmn j w i{nun kn j ow rjo x ki q vnun vijzikn t ‚uxj x

ƒ„… ƒ†

‡uxw yz s n j ˆi iwi ƒ „„‰ † Šit l j o‹n z s nj Œkkl xmm ŽŽ  }

hijon t nmnj w i {nun kn j ow rjo t iurvn pnj ti m xsi zn j o yn orw p n ui jn vijziknt snvn m

t ijoq l mr jo s n j t i j oi wml tn wl rp r un j lp n j znjo miuw i tyrjzl s l k rynjo snj sl

w ikn pnunjo zn jo w rkl m sl knprpnj s i j onj tij oorjnp n j pn ti un nmn r |n ul jo

Ši k tnjƒ„‘’}

~ijrur m Šikt n j ƒ„‘ ’ |ron Ši t l j o‹n z snj Œk kl x mm ŽŽ€ xywiun w l

kn j ow rjo “” • “– — s lor jn pnj rjm rp t ijijmrpn j slw m ul y rw l€ pikltvn qnj€ ylxt nw wn€

p xtvxw lw l w vi wliw€ pn unpmiu vx vrknw l€ npmll mn w sn j mljopn q kn p r l pnj zn l m r

t i tl|n q€ tn pnj€ yiuoiun p w iumn n p mllmn w znjo yiupn l mn j sijonj snw nu vi un lunj

nmnr w rn mr xyzip snknt n l u}

˜kiq wiyny lmr t i mxsi ljlkn q

znjo vnkl j o iip ml snkntti tvi kn|nulmljop nq knpr lpnj snjvi tnj nnmnjqnylmnmxki qlpnj}

~i m xsi xyw i un wl l w rnk yl nw njzn s l ynjm r si jon j viunkn mnj ™‡š› ‚€ w jx up kl jo€ pn t i un

l six h x umm œ–ž } ŽŽ‰€

pijsnunnj

yn‹n qn l u€

w mn w l r jvijont n msl n mnw nl uznjo

t n w l joŸt n w l jo nknmynjmr miuwiyrm ti t lkl pl pi pq rw rw n j mi uw ijs l ul} ™rjo orq v rj

t imxsi miuwiyrm zn jo mi u yn lp n pnj mimnvl vnsn |nun p znjo uiknml sipnm sijon j

xyzi p€ piyiun snnj vijzikn t np n j titvijonurql p xjs lw l nknt l sl k xpn wl

vijont nmnj miuwiyrm n pl ynm oikityr jo rsnun znjo sl pikrn up n j x ki q vi jzikn t

znjon pnjt ijn p rmll pnjw i ql j oonn pnjt ijoonjoorvijn t vl kn jjzn›unsyi i uœ–

ž } ŽŽ } ˜kiq

(43)

£ ¤¥ ¦¤ §¨ ©ª ¤«¨ ¬ ­¥ ¦¨®¨ ¥¦¨© ¤¥ ¯¯°¥ ¨ ­¨¥£ ¤±¨§¨ ²¨ ¥ª¥³± ­ §¬ ¥¯´µ ¤ §¶ ©¨ ¥¡· ¸¹º»¨¥

»¨ £¨ ²© ¤¥¯¯ °¥¨­¨ ¥­¨ ©¤±¨°¥ ² °­

©¤±¤­¨©¼

½¤²¤± «¨² ¨ª¨ ¥

­¤©¨ ©£ °¨¥ £¨¥»¨ ¥¯¨ ¥ »¬ »¨§¨© ¨¬ ± © ¤©« °¨² £ ¤ ©¨ ¥²¨ °¨¥

ª ¤¾¨ ±¨ ¿¬ª°¨ § ²¬»¨­ »¨£¨ ² ©¤ ©«¤±¬ ­¨¥ ¬¥ ¶³± ©¨ª¬ £ ¤¥ ²¬¥ ¯ ¦¨ ¥¯ §¤«¬® ¨­°± ¨²

´À±³¥³¿ ¡·Á¡º¼

§¤ ® ª¤«¨ « ¬² ° £¨»¨ £ ¤¥¤ §¬ ²¬ ¨¥ ¬¥ ¬ °¥²°­»¨£ ¨² ©¤¥¯¤²¨®°¬ £³§¨ £ ¤±¯¤±¨­¨ ¥ ¬­¨ ¥ ²¤± ®¨»¨£ à ÄÅ Æ Ç ÆÈ »¬ ¯°¥ ¨ ­¨¥ É « °¨® ­¨ © ¤±¨ »¬¯¬²¨§ ¦¨ ¥¯ »¬ « ¤± ¬

£ ¤ §¬ ¥ »°¥¯ ¨¥ ²¬ ¨¬ ± ¦¨ ¥¯ »¬£ ¨ ª¨ ¥¯ £¨»¨ £³ª¬ ª¬ ©¤¥»¨²¨ ± ´ ª¤Ê¨Ê¨ ± »¨ª¨± §¨ °²º »¨ ¥

¿¤±² ¬ ­¨§ ´²¤¯¨ ­ § °± ° ª »¨ ª¨ ± §¨°² º ¨¯¨± £¤¥ ¯¨©¨²¨¥ »¨ £¨ ² »¬§¨­°­¨¥ »¨± ¬ »°¨ ¨± ¨®

¦¨ ¥¯ « ¤± « ¤ »¨¼ ˨ ²¨ ¦¨¥¯ »¬ ®¨ ±¨ £ ­¨¥ ²¤±²¨ ¥¯ ­¨£ ³ §¤ ® ­¨ ©¤±¨ ²¤± ª ¤« °² ¨ »¨§¨®

¯¨©«¨ ± £±³ª¤ ª ² ¤±²¨¥¯­¨ £¥¦¨ ¬­¨ ¥ £¨»¨ à ÄÅÆ ÇÆÈÌ £±³ ª¤ ª £¤¥¯®¬¥ »¨±¨¥ ¬ ­¨¥

² ¤± ®¨ »¨£Ã ÄÅ ÆÇ ÆÈ»¨ ¥± ¤¨ ­ª¬¬ ­¨ ¥² ¤± ®¨»¨ ££¤¥¨Ê°»¨ ¥ª¨¦¨ £Ã ÄÅ ÆÇÆȼ

ͨ¨ ² ¬¥ ¬ ² ¤ §¨® « ¨¥¦¨­ »¬ ­¤ ©«¨ ¥¯­¨¥ £¤±¨§¨² ¨¥ ¦¨ ¥¯ ©¨©£° © ¤ ©¨¥²¨ °

³«¦¤­ »¬ »¨ §¨ © ¨¬ ± »¤¥¯¨¥ ®¨ ±¯¨ ¦¨ ¥¯ ± ¤ §¨ ²¬¶ ª¤ ©¨ ­¬ ¥ ²¤±Ê¨ ¥¯ ­¨ °¼

Í ¤§¨ ©¨ ¬ ¥¬ ¿¬»¤³ «¨ Ψ® ¨ ¬±©¤±°£¨ ­¨ ¥ £ ¤±¨ §¨ ²¨ ¥¦¨¥ ¯«¨ ¥ ¦¨ ­ »¬¯ °¥¨­¨ ¥ °¥² ° ­£¤¥¯¨ ©¨ ²¨¥

« ¤¥ »¨Ï«¤¥ »¨ ¦¨¥ ¯ «¤±¯ ¤±¨­ ¥ ¨ © °¥ ª¨ ¨² ¬¥ ¬ ­¨© ¤±¨ »¬ ¯¬ ²¨§ « ¨Î¨ ® ¨ ¬± »¤¥¯¨ ¥

­¤ ©¨©£ °¨¥ £¤¥¨¥¯ ­¨ £¨ ¥ ¯¨©« ¨± ¦¨¥ ¯ ª¤©¨ ­¬¥ ª¤ ©£ °±¥¨ »¨ ¥ »¤¥¯¨¥

© ¤¥ ¯¯°¥¨­¨¥ £±³ ¯±¨© ÐÑÒ Ó Æ »¨ £¨² © ¤¥¯®¨ª¬§­¨ ¥ ¯¨ ©«¨ ± ¦¨ ¥¯ «¤± ¯¤± ¨ ­

ª ¤ ®¬¥ ¯¯¨ ¯ ¤± ¨ ­¨¥ ¬­¨ ¥ »¬ »¨§¨© ¨ ¬± »¨ £¨² ²¤± ¤ ­¨©¼ §¤ ® ª¤«¨ « ¬²° °¥²°­

£ ¤¥ ¤ §¬ ²¬¨ ¥¦¨ ¥¯ª ¤ »¤±®¨ ¥¨»¨ ¥»¨§¨ © ʨ¥ ¯­¨

Ψ­² °¦¨ ¥ ¯ª¬¥¯­¨ ²£¤± ¨ §¨² ¨¥² ¤± ª ¤« °²

»¨ £¨ ²»¬¯ °¥¨­¨ ¥¼

Ô¤±¨§¨ ²¨ ¥ §¨¬ ¥ ¦¨ ¥¯ ª¨ ¨ ² ¬¥ ¬ ª ¤ ©¨­¬ ¥ « ¤± ­¤©«¨ ¥¯ »¨ ¥ « ¨¥¦¨­ »¬¯°¥¨­¨¥

°¥ ² °­ £ ¤ ©¨ ¥²¨ °¨¥ «¨ Ψ ® ¨ ¬± ¨ »¨ §¨ ® Õ ÖÑ ×Æ ÕÓ Ø ÙÚÓ È ÛÆ ÖÆÒÓ ×ÑÇ ´ÜÜ Ý Þºß ¥¨© °¥

®¨ ±¯¨ £ ¤±¨§¨ ²¨ ¥ ¬ ¥¬ ©¨ª¬® ¾°­ °£ ©¨ ®¨§ ª ¤ »¨¥¯­¨¥ ­¤ ©¨©£°¨ ¥ ¨ §¨ ² °¥ ² °­

© ¤¥»¨ £¨ ² ­¨ ¥ ®¨ ª¬§ ¦¨¥¯ ¾°­°£ «¨ ¯°ª ©¨ ª¬ ® ª¨¥¯¨² ² ¤±« ¨² ¨ ª¼ ਪ¬® »¬£¤± § °­¨¥

«¨ ¥ ¦¨­ £ ¤±¨§¨ ²¨ ¥ ²¨ ©«¨®¨ ¥ »¨ ¥ £ ¤¥¯¤ ©«¨ ¥¯¨ ¥ ² ¤ ­¥¬­ ¨¯¨±

Ü ÜÝ Þ »¨ £¨ ²

© ¤¥¯®¨ ª¬§­¨ ¥£ ¤ ©¨ ¥²¨ °¨¥¦¨ ¥¯§¤«¬ ®ª ¤©£ °±¥¨¼

Ô¨»¨ £¤¥ ¤§¬² ¬¨ ¥ ¬ ¥¬ »¬ ¯°¥¨­¨ ¥ ª²¨ª¬ °¥ £ ¤¥¯¨©¨² « ¤± °£¨ ±¨­¬ ² ¨ £ °¥¯ »¨ ¥

£ ¤±¨®° « ¤±¾¨ »¬ ­¼ À§¨² £¤ ©¨¥²¨° «¨ Ψ® ¨¬± »¬ ¯°¥ ¨ ­¨¥ ­¨© ¤±¨ »¬ ¯¬² ¨ § ᬠ­³ ¥

ܳ ³ §£ ¬â ±¤ª³ § °ª¬ ¸ßã ÐÆäåæÓ çÆ Ö »¨ ¥ ͳ ¥ ¦ ܦ« ¤± Ï ª ®³² » ¤¥ ¯¨ ¥ ± ¤ ª³ §°ª¬ ¡ ãß ¡

ÐÆ äåæ Óç ÆÖ ª¤± ²¨

ÕÖÑ × ÆÕÓØ Ù ÚÓÈÛÆÖÆÒ Ó ×Ó ÑÇ´Ü ÜÝÞº¼

Ý°Ê°¨ ¥ £¤¥¯¯°¥¨ ¨¥ £ ¤±¨ §¨ ²¨ ¥ ²¤±ª¤« °² »¬ ¨² ¨ª¨»¨§¨® °¥ ² °­ »¨£¨² © ¤§¬ ®¨²

(44)

êë ìë íêîïð íëñ òîóðñ îô õõëêë ìëíêîöëï òïëô ìð ÷ø ëîïëôøëîïìë êëïùôó í ÷òïóîú ë òìòô

í ðï ô îï

ì ðôõù ìð ÷ë ó îëôôûë

ó ðñ îô õõë ìð ÷ùöðñ ëô ñëóîö í ëôõï ë ìëô

ú ðôüë ìë î

íîô õïëí

ûëô õù ì íîú òúýý

2

þ

2

ÿ

t

r

2

þ

2

þ

1

st

u

ô í òï ê ëì ëí úðöëï òïëô ìðô õëú ëíëô øë ëñ ë î÷ ê î öùïëó î ì ðôðöîíî ëô

êî ìð ÷ö òï ëô ó í ëó îòô ìðôõëú ë íëô òôíòï úðô ë êî íð ú ìë í ìðôðö î íî úðö ëïòï ëô

ìðô õëú ë íëô ø ëîï êë ÷î ëíë ó ë î ÷ úëò ìòô êî êëöë ú ëî ÷ íðú ìë í òô í òï ì ë÷ ë ìðô ðöî íî

øð ÷î ó íî ÷ëñ ëí êëô í ðú ìë í ì ðôûîú ì ëô ëô ì ð÷ëö ëí ëô òô í òï ì ðô õëú ë íëôý íë ó îòô

ìðô õëú ë íëô ûëô õ êîìð ÷ö òï ëô ëêëö ëñ êòë øòëñ ûë îíò óí ëó î òô úðô ð íë ì ëú øë ÷

êëôóí ëó î òôøð ÷õð ÷ëï ëú øë÷ý íë óîòôú ðô ðíëì êî ìð ÷ö òï ëôòô í òï ìðô õëú ëíëô

ûëô õ êîöëïòï ëô êë ÷î ìë õî ñ îô õõë óù÷ð ñë÷ î êëô òõë ó ðø ëõëî íð úìëí øð ÷îó í î÷ëñ ëí

êëôíðúì ëíøð ÷ö îô êòô õê îï ëöëøëêëîý

ð êëô õïëô ó íë ó îòôøð ÷õð ÷ëïêî ìð ÷öòï ëôòôíòï ìðô õëú ë íëôì ëêë ûëôõêîù ìð ÷ë ó îï ëôóðüë ÷ëøð ÷ìîô êëñý

íë ó îòô ø ð÷õð÷ ëï ûëôõ êî õòô ëï ëô ë êëö ëñ ìð ÷ëñò øð ÷üëêîï ê ðôõëô íðô êë

ûëô õ

êë ìë í êîï ð ú øëôõï ëô ïð ó ëú ìîôõ

ûëôõ òòô õôûë

êî îï ë í ìë êë üë êîï

ìð ÷ëñ ò

ìë êë óë ëí ê îöëï òï ëô ìðôõëú ë íëô êëô ê ëìëí êîõòöòôõ êî ó ë ëí ëô õîô ï ðôüëô õ

øð ÷í îòìý ð÷ ëñò íð ÷ó ð øòíòõë ê îö ðô õï ëìîêðô õëô! "#$ # %&' òô íòï ú ðô êð íðïë óî

ï ð êëöë úëôêëôìùó î óîíð÷ò úø òï ë÷ëô õý

íë ó îòô ú ðô ðíëì ë íë ò ìð÷ú ëôðô ûëô õ êî õòôëïëô ë êëöëñ óðø òëñ ÷ ëï îí êë ÷î

øë ú øò êðô õëô òïò÷ëô é ( ) ú ê ëô ê îë ìòôõï ëô ù ö ðñ * ø òëñ ê÷òú ìöë ó íîï êëô

øò ëñ

ð ÷îõðôý

+î ë íë ó ó íë ó îòô íð ÷ó ð øòí êî øòëí ú ðô ë ÷ë ëöë òìòô ñëö îô î íî êëï

êî ó ðí òòî ù öðñ ìë ÷ë ôðöëûëô ïë ÷ðôë ê îïñ ëëíî÷ïëô ÷ëïîí í ð÷ óðø òí êë ìëí íð÷òô õï ëö

ùöðñëô õîô êëôê î øë ëñ ú ðô ë ÷ëíð ÷ó ð øòíêî ìë óëô õíðô êëûëôõ êë ìë íú ðöîôêòôõî

ìðô õëú ë í êë ÷î ó îô ë ÷ ú ëíëñë÷ î êëô ë õë ÷ ïîö ëò ìð ÷ú òïëëô ëî÷ í îêëï úðô õñ ëö ëô õî

(45)

./ 01 /23 4/56/5 71 /57859 :/9 ;85<=5 7/0 / :/50=5 =:/ <> ;/:/9/;2

(46)

2

C

2

C

2

DEFG EFHI EFH J FIKFHL EK

t

M NOE

t

OM N EP EFH EFL E NM

r

E QK HK

t

ERQK QE RE N EK

r

ST UVW XTYZ [\ Z U ] Z^TYZ _\V\ ` Za

[Tb Z YZ `T` Z X_\ _ZaZ ^ Z\Y_\ a Z ]c]ZU _TUVZ U bZYZ ^TUT^ XZ` ]Z U ]Z ^T Y Z `TY[T d c` XZ _Z d\UV] Z\ ef Z^dZ Y g _Z U hi jZUV ` T a Zk

_\ dTY\ XT ^dTYZ` ZVZ Y _Z XZ` _\a cUb c Y]Z U _Z Y\ [T d c Zk XT YZkc Z` Zc YZ ]\` _\

XTY^ c] ZZ UZ\ Y ]T XW [\ [\UjZ_\_T]Z`_Z [Z Ya Z c` _\_T ]Z`WdjT]j ZUV Z ]Z U_\Z^Z`\l

mZ ^T Y Z ` T Y [Tdc` _Z XZ` _\ ` Z Y\ ] ]T^d Za \ ]T Z`Z [ _TUVZ U ^TUVV cUZ ]Z U [Tc` Z [ ` Za\

jZ UV `T a Zk _\\ ]Z`]Z U XZ _Z d\ UV]Z\ ` T Y [Tdc` ef Z^d Z Y ni cU`c] XTUV Z^d\ a ZU _Z`Z

k Z [\a Wd [TYoZ [\l STUVWXT Y Z[\ ZU ]Z ^TYZ _\a Z ]c]Z U [Tb Z YZ kW Y\pW U`Za cU`c]

^TUVZ ^d\a VZ ^dZ Y [TbZYZ ^TU_Z`Z Y `T Yk Z _Z X _Z[ Z Y XTYZ\ Y ZU _Z U oT Y`\ ]Za cU` c]

^TUVZ ^d\aVZ ^d Z Y_Z Y\Z` Z[l

fZ ^d Z Yg qZ Ub ZUVdZ UV cUd \ UV ]Z\XT U ZkZ U]Z^TYZcU` c]Wd[TYoZ[\^TU_Z`ZY

(47)

t uv w uxy zu{ |u{ }wu{}~{€xuu‚u{ƒw „ €x …u„ †wu‡ uˆu †x‰€ {}u{Š uv € x u‰†}† ‚u 

2

‹

2

‹ Œ Ž Ž‘’ Ž‘ “

”• –— ˜”™š › œ™ž˜•˜Ÿ ™ —™– 

¡¢ ¢£ ¤¥

t uv w ux¦ z u{ }Š u †u{u u‚

§¨ ©ª«§¬ ­ ®¯¬°±« ¨«²¬ ª¬ ©³

” (CCTV)

(48)

¶· ¸¹º ¶»¼¹ ½ ·¼ ¾º ¿À Á ºÂ» ú ¼ ¹ ½·¼¹Ä»¶»¼¹Åº ¼ ź ½ · ¸º ÆÀ ¿· Ç ¿·¼ ¹º¼ Ⱥ ú¸

½Ç¼ À ÂÇ ¸Á · ¸ÂºÁ » ½ ¶·¸Â·¼º¹ºÈÀ Á ¸À ŠɺÊÊ»

µ ´ ËÌ

¿º¼

ÊÇ ¸Ç¼ ¹Í·½ º¼Âº »

¹º½¶º¸º ¹º ¸

¹º ½¶º¸ ͺ ¿º

È ºÃº ¸½Ç¼ÀÂǸ ¿ºÍºÂ

· ¸ÈÀ ĺÂÈ · ¶ÀÄ ¾·Èº ÁÎ

Ϻ½· ¸º Ð ÐÑ Ë Ãº ¼ ¹ ¿À ¹»¼º ź ¼ ͺ¿º Í·¼·ÈÀÂÀº¼ À¼ À ĺ ¼Ãº ¶ÀÁº

½·¼º½ÍÀÈź¼ ¹º ½¶º¸ Ä À º½Ò Í»ÂÀÄ ¿º ¼ ¶·È» ½ ¿À È ·¼ ¹Å ºÍÀ ¿·¼¹º ¼ Í·¸ºÈº º ¼

Í· ¸·Åº ½ ¹º ½ ¶º ¸ Á ·ÄÀ ¼ ¹¹º Í· ¸·Åº ½º¼ ¹º½¶º¸ ¿À Ⱥ Żź ¼ È º¼¹Á »¼ ¹ ͺ ¿º Ⱥ ú¸

½Ç¼ À ÂÇ ¸½·¼ ¹¹» ¼º ź ¼Åº ½·¸º¿À ¹À º ÈÓºÈ º»Í»¼ÄºÁ Àȼ úŻ ¸º¼¹¶º¹» Á· ºÍÀ º¸º Ä

Í· ¸¹·¸ºÅ º¼À ź ¼¿ºÍº ·¸Âº¼¹ÅºÍ¿·¼ ¹º ¼¾·È ºÁÇÈ ·Ä½ºÂºÍ·¼ ¹º ½º ÂÎ

2

Ô Õ

Ö ×Ø Ù

l

Ú ×ÛÜÝ Þß× à ×

s

×Û

áÔÕÔâ ã ×Ûä×Ûåß×Ûå æÛ

st

×Ø ÙÛ

u

p

ÝÛå×Þ ×ç× Û

èÀ È ÇÅ ºÁ À Í·¼·ÈÀÂÀ º¼é Ç ¶Á ·¸ ƺ ÁÀ ¶ºÓºÄ ºÀ¸ ¿ÀÈ ºÅ»Åº ¼ ¿º¸À Á º Á À»¼ ɸº ÅÀ Â

ºÍ»¼¹Ì ú ¼¹ · ¸ÍºÁ º ¼ ¹ Á ·Êº¸º Í· ¸½ º ¼·¼ ¿À ºÂºÁ êëì í î íï ú ¼ ¹ ¿ÀÇÍ·¸ºÁ À ź¼

½·¼ ·ÂºÍ É𺽶º¸ ñ ¿º¼ µòÌ ¿º ¼ ¿º¸À Á º ÁÀ»¼ ÉÍ· ¸º Ä» ¶· ¸Êº ¿ÀÅÌ Ãº ¼ ¹ ¿ºÍº Â

¶· ¸ÍÀ¼ ¿ºÄ »¼Â»Å ½ ·½º¼Âº » ê ëìí îíï ú¼¹  · ¸Íº Áº¼¹ Á ·Êº ¸º ¶· ¸ÍÀ ¼ ¿º Ä É𺠽¶º¸

µµÌÎ

󺿺

Á ºÁ À »¼ ¸ºÅÀ · ¸Á · ¶»  ¾ » ¹º

¿Àͺ Á º¼ ¹

½ ·¼º¸º

Í·¼ ¹º ½ºÂ »¼Â»Å

¿ºÍºÂ

½·¼ ¹º ½ º ÂÀÍ·¸ ¹· ¸º ź¼

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tes kosakata, ditemukan bahwa persentase skor dari penguasaan kosakata dengan menggunakan lagu tradisional pada siklus 2 yang mendapat 75 atau

• Makelar adalah perantara dengan tugas menutup persetujuan jual dan beli atas perintah dan atas nama orang – orang (prinsipal) dengan siapa ia tidak mempunyai hubungan kerja

Hasil penelitian menunjukkan : (1) tingkat efektivitas pelayanan publik masih terkategori sedang dan rendah dilihat dari tingkat kemampuan dalam menyusun, mengembangkan

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0.675, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kuat antara variabel harga (X1), pelayanan

Analisis univariat dalam penelitian ini adalah melihat gambaran karakteristik responden berupa jenis kelamin, umur, serta data variabel status gizi dan kelelahan

Penelitian aplikasi search engine berbasis semantic web menggunakan algoritma Rabin Karp pada tanaman di Indonesia ini memberikan kemudahan untuk penggunanya, yaitu dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Jangka waktu pelaksanaan pengiriman APHT dan warkah yang dibutuhkan untuk pendaftarannya pada Kantor Pertanahan cenderung tidak tepat waktu,