• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PEKERJA DI PT. CARGILL INDONESIA CRUSHING PLANT AMURANGKABUPATEN MINAHASA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PEKERJA DI PT. CARGILL INDONESIA CRUSHING PLANT AMURANGKABUPATEN MINAHASA SELATAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PEKERJA

DI PT. CARGILL INDONESIA – CRUSHING PLANT AMURANGKABUPATEN

MINAHASA SELATAN

Johannis, Natasya J*, Nancy S.H Malonda*, Maureen I. Punuh*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Pembimbing

ABSTRAK

Latar Belakang: Kelelahan kerja yang terjadi pada seorang pekerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja, sehingga apabila produktivitas kerja terganggu maka produktivitas suatu perusahaan pun akan tergangu. Gizi pekerja mempunyai peran yang penting dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja bagi kesejahteraan pekerja itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pekerja di PT. Cargill Indonesia – Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Metode Penelitian: Rancangan penelitian bersifat cross sectional study dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu sebanyak 65 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi. Status gizi diukur dengan menggunakan metode IMT dan kelelahan kerja menggunakan kuesioner skala Likert. Analisa data menggunakan uji korelasi spearman. Hasil Penelitian: Hasil analisis diketahui bahwa sebanyak 35,4% status gizi pekerja termasuk kategori obesitas I dan sebanyak 44,6% tingkat kelelahan kerja termasuk kelelahan kerja rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. Cargill Indonesia – Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Hal ini dibuktikan dengan ρ value sebesar 0,000<0,05.

Kata kunci: Status Gizi, Kelelahan Kerja.

ABSTRACT

Background: Working fatigue that occurs in a worker can affect on work productivity, so if the work productivity is disrupted then the productivity of a company will be disrupted. Nutrition of workers has an important role in order to improve work productivity for the welfare of the workers themselves. Methods: The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status with worker fatigue at PT. Cargill Indonesia - Crushing Plant Amurang South Minahasa District. The research design is cross sectional study using quantitative research method. The sample used in this research is 65 respondents who have fulfilled the inclusion criteria. Nutritional status was measured using IMT method and work fatigue using a Likert scale questionnaire. Data analysis using spearman correlation test. Results:The results of the analysis revealed that as many as 35.4% of the worker's nutritional status included obesity category I and as much as 44.6% work fatigue rate including low work fatigue. Based on the research concluded that there is a relationship between nutritional status with worker fatigue at PT. Cargill Indonesia - Crushing Plant Amurang South Minahasa District. This is evidenced by ρ value of 0.000 <0.05

Keywords: Nutrition Status, Work Fatigue

PENDAHULUAN

Kelelahan kerja merupakan proses terjadinya penurunan efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus

dilakukan, selain itu kelelahan juga diartikan sebagai suatu keadaan tubuh baik fisik maupun mental yang berbeda dikarenakan suatu pekerjaan dan berakibat pada penurunan daya kerja serta ketahanan tubuh untuk bekerja (Suma’mur, 2009). Teori Therom dan Herden, menjelaskan bahwa

(2)

kelelahan kerja digolongkan kedalam dua kelompok yaitu kelelahan kerja yang berhubungan dengan pekerja (work related fatigue) yang terdiri dari jam lembur, shift kerja, rentang waktu sift, dan istirahat, dan kelelahan kerja yang tidak berhubungan dengan kerja (work non-related fatigue) yang terdiri dari waktu dan jarak ke tempat kerja, kewajiban keluarga dan sosial, community activities, isu emosional, umur serta tingkat kebugaran jasmani (Mulyani, 2012). Kelelahan kerja dalam dunia industri mengakibatkan kerugian. Kelelahan yang terjadi dapat mempengaruhi produktivitas kerja, sehingga apabila produktivitas kerja terganggu maka produktivitas suatu perusahaan pun akan tergangu. Kelelahan kerja dapat mengakibatkan menurunya kinerja sehingga kesalahan kerja meningkat sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja (Nurmianto, 2003).

Gizi pekerja mempunyai peran yang penting dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja bagi kesejahteraan pekerja itu sendiri. Gizi pada pekerja merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan karena tercukupinya gizi selama bekerja akan menurunkan kelelahan kerja dan meningkatkan kapasitas kerja serta produktivitas kerja yang baik. Gizi kerja merupakan zat-zat gizi atau kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma’mur, 1996). Banyak

penelitian menunjukkan bahwa status gizi mempunyai hubungan terhadap terjadinya kelelahan kerja, secara klinis terdapat hubungan antara status status gizi seorang pekerja dengan performa tubuh secara keseluruhan. Pekerja dengan kondisi gizi yang kurang baik maka akan lebih mudah mengalami kelelahan dalam melakukan suatu pekerjaan (Eraliesa, 2009).

PT. Cargill Indonesia-Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu perusahaan manufaktur dimana perusahaan mengelola bahan baku kopra menjadi minyak dan produk samping berupa bungkil.. PT. Cargill Indonesia-Crushing Plant Amurang mempekerjakan sebanyak 159 tenaga kerja yang terbagi dalam 3 sift. Sift pagi adalah pekerja yang didominasi oleh pekerja di bagian kantor ( back office), serta sift siang dan malam pada 4 departemen pengolahan yaitu Departemen Logistic, Departemen Production, Departemen Laboratorium dan Departemen Maintenance. Pembagian jadwal sift para pekerja yaitu selama 8 jam sehari selama 5 hari kerja. Dalam departemen-departemen tersebut, pekerja yang secara 24 jam mengontrol serta memproduksi hasil dari bahan baku kopra dan bungkil.

Kelelahan kerja dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor individu, faktor pekerjaan, faktor lingkungan, dan faktor psikologis yang meliputi pekerjaan, beban kerja, lama kerja, penerangan, kebisingan, aktifitas fisik dan status gizi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross

(3)

sectional study, dimana penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara status dua variabel penelitian yakni status gizi dengan kelelahan kerja. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017 – April 2018.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja di PT. Cargill Indonesia – Crushing Plant Amurang dengan jumlah 75 orang pada empat departemen yaitu Logistic, Production, Maintenance, dan Laboratory yang dibatasi hanya pada sift siang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak total populasi yaitu 65 orang yang termasuk dalam kriteria.

Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah status gizi dengan pengukuran Indeks Masa Tubuh dan kelelahan kerja dengan kuesioner skala International Fatigue Research Conference (IRFC).

Pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi dua yaitu data primer dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner dan penimbangan berat badan serta pengukuran tinggi kepada pekerja. Data sekunder berkaitan dengan data-data pendukung mencakup identitas pekerja, dan data jumlah pekerja yang ada di PT. Cargill Indonesia – Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.

Analisis data pada penelitian ini dilakukan berdasarkan tahap editing, coding, scoring, processing dan cleaning. Setelah melakukan tahapan diatas, data akan dianalisis secara univariat dan

bivariat. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah melihat gambaran karakteristik responden berupa jenis kelamin, umur, serta data variabel status gizi dan kelelahan kerja dan analisis bivariat adalah dengan menggunakan distribusi silang antara variabel, serta melakukan uji statistik antara variabel status gizi dengan kelelahan kerja menggunakan Uji Korelasi Spearman Ranks.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Data Jenis Kelamin Responden Penelitian Jenis Kelamin n % Laki-laki Perempuan 62 3 95,4 4,6 Total 65 100

Tabel 1 menjelaskan bahwa berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden penelitian adalah laki-laki dengan jumlah 62 orang (95,4%) sedangkan perempuan berjumlah 3 orang (4,6%).

Tabel 2. Data Umur Responden Penelitian

Umur n % < 30 Tahun > 30 Tahun 27 38 41,5 58,5 Total 65 100

Tabel 2 menjelaskan bahwa berdasarkan umur, sebagian besar responden penelitian berumur > 30 tahun dengan jumlah 38 orang (58,5%) sedangkan yang berumur < 30 tahun berjumlah 27 orang (41,5%).

(4)

Tabel 3. Data Status Gizi Responden Penelitian Status Gizi n % Underweight Normal Overweight Obesitas I Obesitas II 2 20 16 23 4 3,1 30,8 24,6 35,4 6,2 Total 65 100

Tabel 3 menjelaskan tentang data univariat status gizi, dimana sebagian besar responden penelitian mempunyai status gizi dengan kategori obesitas I dengan jumlah 23 orang (35,4%), kemudian status gizi normal berjumlah 20 orang (30,8%), status gizi overweight berjumlah 16 orang (24,6%), status gizi obesitas II dengan jumlah 4 (6,2%), sedangkan yang paling sedikit adalah underweight dengan jumlah 2 orang (3,1%).

Tabel 4. Data Kelelahan Kerja Responden Penelitian Kelelahan Kerja N % Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sekali 29 21 12 3 44,6 32,3 18,5 4,6 Total 65 100

Tabel 4 menjelaskan tentang data univariat kelelahan kerja, dimana sebagian besar

responden penelitian mempunyai kelelahan kerja dengan kategori rendah dengan jumlah 29 orang (44,6%), kemudian kelelahan kerja sedang berjumlah 21 orang (32,3%), kekelahan kerja tinggi berjumlah 12 orang (18,5%), sedangkan yang paling sedikit adalah kategori tinggi sekali dengan jumlah 3 orang (4,6%).

Tabel 5. Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja

Variabel ρ r α

Status Gizi

Kelelahan Kerja

0,000 0,446 0,05

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil analisis dengan menggunakan uji spearman rank untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja diperoleh hasil p = 0,000, dimana nilai p < 0,05 dengan koefisien korelasi yaitu r = 0,446 yaitu tingkat korelasi adalah sedang. Arah hubungan kedua variable adalah positif. Demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. Cargill Indonesia - Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.

Berdasarkan data tabulasi silang (cross tabulation) diperoleh bahwa sebagian besar pekerja dengan status gizi normal mempunyai kelelahan rendah sebesar 21,5%. Demikian juga dengan status obesitas I ternyata mempunyai kelelahan kerja 13,8%. Nilai ini yang mendukung hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. Cargil

(5)

Indonesia-Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Langgar dan Setyawati (2014), pada karyawan Perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji di Unggaran menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status status gizi dengan kelelahan kerja (p= 0,015) dengan uji statistik spearman ranks.

Dari analisis diatas bahwa banyaknya kalori yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan harus terpenuhi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Jika asupan tersebut tidak terpenuhi, kemampuan tenaga untuk bekerja akan berkurang dan lebih mudah untuk letih. Asupan energi yang kurang juga akan berdampak pada berkurangnya pasokan glikogen dan oksigen kepada jaringan otot, akibatnya otot akan sulit untuk melakukan kontraksi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Semakin banyak aktivitas fisik yang melibatkan fungsi otot, maka akan semakin banyak energi yang diperlukan. Seseorang yang bekerja pastilah memerlukan asupan energi yang baik secara kualitas mau pun kuantitas. Apabila pekerja tersebut kekurangan asupan energi, maka kapasitas kerja dapat terganggu. Semakin buruk status gizi pekerja wanita dengan status menikah, semakin tinggi kelelahan kerjanya. Apabila energi yang dikonsumsi tidak sejalan dengan energi yang dibutuhkan, maka akan menurunkan kemampuan fisik sehingga dapat menurunkan produktivitas pekerja.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pekerja di PT. Cargill Indonesia-Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Status gizi pada pekerja di PT. Cargil Indonesia – Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan adalah mempunyai status gizi obesitas I dengan jumlah 23 pekerja (35,4%), status gizi normal berjumlah 20 pekerja (30,8%), status gizi overweight berjumlah 16 pekerja (24,6%), status obesitas II berjumlah 4 orang (6,2%) dan status gizi underweight berjumlah 2 orang (3,1%).

2. Kelelahan kerja pada pekerja di PT. Cargil Indonesia – Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan adalah mempunyai tingkat kelelahan yang rendah dengan jumlah 29 pekerja (44,6%), tingkat kelelahan sedang sebanyak 21 orang (32,3%), tingkat kelelahan tinggi sebanyak 12 orang (18,5%) dan tingkat kelelahan tinggi sekali sebanyak 3 orang (4,6%0. 3. Terdapat hubungan antara status gizi dengan

kelelahan kerja pada pekerja di PT. Cargill Indonesia – Crushing Plant Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.

SARAN

1. Untuk Perusahaan

Perusahaan mampu memperhatikan asupan gizi bagi para pekerja dengan status gizi obesitas I serta dilakukan kegiatan latihan fisik ringan untuk meningkatkan performance pekerja pabrik.

(6)

2. Untuk Instansi Pendidikan

Dapat bekerjasama dengan perusahaan dalam memberikan edukasi tentang pentingnya status gizi dalam meningkatkan produktifitas kerja karyawan perusahaan. Selain itu dapat dijadikan acuan untuk dikembangkan dalam penelitian yang lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Adnani H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Nuha Medika. Yogyakarta.

Adriana M, Wirjatmadi B. 2016. Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. PT. Fajar Interpratama Mandiri. Jakarta.

Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. Cakrawati Dewi, Mustika NH. 2012.

Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan.Alfabeta. Bandung. Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2016. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Edisi:10. Raja Grafindo Perasada. Jakarta. Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk

Pengisian, Pengolahan, dan Penyajian Data Rumah

Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Depkes RI. 2009. Undang-undang No. 44 Tahun

2009 Tentang Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Destrianitas. 2017. Badan Pusat Statistik : Pekerja Masih Didominasi Laki-laki. www.bisnis.tempo.com. Artikel Edisi Mei 2017.

Diantini, I.D.A.I, 2006. Hubungan Kelelahan Kerja dengan Beban Kerja pada Perawat di Ruang Paviliun IV Rumah Sakit Sumber Waras. Skripsi. Prodi Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fisioterapi Universitas Indonusa Esa Unggul. Jakarta.

Firman. 2015. Obesitas di Tempat Kerja. CDK-231 Vol. 42 No. 8 Tahun 2015. www.kalbemed.com.

Handayani, D et al. 2015. Nutrition Care Process (NCP). Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hasan, Suroso dan Supriyadi. 2014. Relationship Between Shift Scheduling, Cost of Work and Time Management Working With Fatigue in The Special Care Hospital Banyumas. Artikel Penelitian FIKES Universitas Muhammadiyah. Volume XVII No. 2, Agustus 2014. Purwokerto. Herliani, Fury. 2012. Hubungan Status Gizi

Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Industri Pembuatan Gamelan Di Daerah Wirun Sukoharjo. SKRIPSI. Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta. Langgar D. P, Setyawati V. A. V. 2014.

(7)

Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji Di Unggaran. Jurnal Penelitian. Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. Pranoto Bayu Andi. 2014. Hubungan

Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving Di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Jurnal Penelitian. Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Surakarta

Rachmawati. 2007. Sebanyak 50,9 Persen Perawat Alami Stress Kerja. www.kompas.com. Diakses 17 April 2016.

Pranoto, 2014. Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Naskah Publikasi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gambar

Tabel  1  menjelaskan  bahwa  berdasarkan  jenis  kelamin,  sebagian  besar  responden  penelitian  adalah  laki-laki  dengan  jumlah  62  orang  (95,4%)  sedangkan perempuan berjumlah 3 orang (4,6%)
Tabel 4. Data Kelelahan Kerja Responden  Penelitian  Kelelahan  Kerja  N  %  Rendah  Sedang  Tinggi  Tinggi Sekali  29 21 12 3  44,6 32,3 18,5 4,6  Total  65  100

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendekatan nilai limpasan permukaan yang diperoleh dari model, besar debit di sub DAS Kuning selama 31 hari di bulan Januari 2009 memiliki rentang antara 0

Penganalisisan terhadap aspek pemikiran menunjukkan bahawa, pemikiran yang diungkapkan oleh penyair dalam sajak mereka sama ada berhubung dengan sosiobudaya, sosiopolitik

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif.Data di penelitian ini adalah struktur generik iklan lowongan kerja.Sedangkan sumber datanya adalah teks

Formulir Pengalihan Unit Penyertaan yang telah lengkap dan diterima secara baik (in complete application) sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak

1. System / Information engineering, merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pengerjaan suatu proyek, dimulai dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari

Table 1 menunjukkan bahwa kerusakan mesin perkakas yang terjadi di sekolah sampel besarnya mencapai 15.5%, kerusakan tersebut sifatnya kerusakan ringan. Artinya kerusakan tersebut

Penggunaan teknologi ini didasarkan pada penting- nya hasil perhitungan secara statistik dan hasil survei akustik untuk dapat dinikmati oleh masya- rakat luas melalui penyajian

Tahapan-tahaan tersebut harus dilakukan secara benar, agar model dapat di -running (proses perhitungan yang dilakukan olah komputer). Beban yang digunakan pada pemodelan