ANALISIS KEUNTUNGAN, RANTAI DISTRIBUSI DAN
EFISIENSI USAHA PERAJIN GULA AREN DI DESA
TLOGOPUCANG KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN
TEMANGGUNG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Yunita Situmorang 7111411060
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
SARI
Situmorang, Yunita. 2015. “Analisis Keuntungan, Rantai Distribusi dan
Efisiensi Usaha Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung”. Sarjana Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Prof. Dr. Etty Soesilowati, M.Si.
Kata Kunci: Keuntungan; Rantai Distribusi; Efisiensi Usaha
Desa Tlogopucang merupakan salah satu dari 16 desa yang ada di Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung yang menghasilkan produk gula aren terbanyak dan sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai perajin gula aren.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Berapa besar biaya produksi, penerimaan atas penjualan dan keuntungan perajin gula aren di Desa Tlogopucang, (2) Bagaimana mekanisme dan nilai rantai distribusi penyaluran produk gula aren di Desa Tlogopucang dan (3) Berapa besar tingkat efisiensi usaha perajin gula aren di Desa Tlogopucang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan perajin, mekanisme atau nilai rantai distribusi penyaluran produk gula aren dan besarnya tingkat efisensi usaha perajin gula aren di Desa Tlogopucang.
Lokasi penelitian ditentukan di tujuh dusun di Desa Tlogopucang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah 62 perajin gula aren, 37 pedagang pengecer dan 2 pengepul dengan teknik
Proporional Sampling Method. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya produksi gula aren di Desa Tlogopucang terbesar pada musim hujan sebesar Rp 121.214,76 per hari, total penerimaan yang diperoleh paling banyak pada musim kemarau sebesar Rp 141.400,00 per hari dan keuntungan yang diperoleh paling banyak pada musim kemarau sebesar Rp 35.325,56 per hari. Mekanisme dan nilai rantai distribusi pemasaran dilakukan mulai dari perajin menuju pedagang pengecer (80,65%) lalu ke pengepul (8,06%) dan berakhir di konsumen (11,29%). Tingkat efisiensi usaha gula aren di Desa Tlogopucang paling tinggi pada musim kemarau sebesar 1,33 yang berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan oleh perajin dalam proses produksi memberikan penerimaan sebesar 1,33 kali dari biaya yang dikeluarkan.
ABSTRACT
"Analysis of Profit, Chain Distribution and Efficiency Business Craftsmen of Palm Sugar in the Tlogopucang village Kandangan District, Temanggung Regency". Bachelor of Economics. Semarang State of University. Supervisor Prof. Dr. Etty Soesilowati, M.Sc. revenue and profits in Tlogopucang village craftsman of palm sugar, (2) What is the mechanism and value of product distribution in the Tlogopucang village palm sugar and (3) How large is the level of business efficiency craftsmen of palm sugar in the village Tlogopucang. The purpose of this study to determine the cost, revenue and profit craftsmen of palm sugar, mechanism or value product distribution of palm sugar and the level of efficiency of business craftsmen of palm sugar at the Village Tlogopucang.
The research location determined in seven hamlets in the Tlogopucang village. The experiment was conducted in April 2015. The sample in this experiment was 62 craftsmen of palm sugar, 37 retailers and 2 collectors by using
proportional sampling method. Data were analyzed descriptively percentage. The
results showed that the total cost of production of palm sugar in the village during the rainy season the biggest Tlogopucang Rp 121,214.76 per day, total revenues gained most during the summer reason of Rp 141,400.00 per day and gains most in the dry season Rp 35 325,56 per day. Mechanisms and marketing distribution value chain ranging from craftsmen made towards retailers (80.65%) and then to collectors (8.06%) and ends at consumers (11.29%). The level of business efficiency Tlogopucang palm sugar in the highest village in the summer season of 1.33 which means that every Rp 1,00 costs incurred by craftsmen in the production process gives admission at 1.33 times the costs incurred.
MOTTO
- Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh
harapannya pada TUHAN. (Yeremia 17:7)
- Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang.
(Amsal 23:18)
- Ditengah-tengah kesulitan selalu ada kesempatan. (Albert Einstein)
- Jangan pernah menyerah, terus arahkan hati dan pikiranmu ke sasaran.
(Tom Bradley)
- Pekerja keras tidak akan pernah berakhir dengan sia-sia.
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
1. Ayahanda Mangapul Markus Situmorang dan Ibunda Resni Br. Manalu
yang telah membesarkan dan menyayangiku dengan tulus
2. Alm. Ibunda Teresia Br. Manalu yang telah melahirkanku
3. Orangtua angkat Bapak Muroji dan Ibu Siti Ma’Onah atas segala motivasinya
4. Hariono Nainggolan yang selalu mendukung dalam doa dan motivasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, nikmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Keuntungan, Rantai Distribusi dan Efisiensi Usaha Perajin Gula
Aren di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten
Temanggung” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Lesta Karolina Br. Sebayang, S.E, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kemudahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Prof. Dr. Etty Soesilowati, M.Si. Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si., Dosen wali yang selalu memotivasi selama berada
6. Dosen penguji pertama Prof. Dr. Rusdarti, M.Si dan penguji kedua Deky Aji
Suseno, S.E., M.Si.
7. Bapak dan Ibu dosen Ekonomi Pembangunan yang telah membekali ilmu
dan motivasi untuk terus belajar.
8. Sahabat-sahabatku (Roslina, Nurmaya, Srihayati, Linda, Azizah, Budi, Abu,
Dyas, Yana, Ayu, Mifta dan Sri Mulyati) yang selalu memberi doa,
semangat dan motivasi.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan jurusan Ekonomi Pembangunan
angkatan 2011 yang bersama-sama menimba ilmu di kampus ini.
10. Seluruh teman-teman Qta Kost (Rina dan Icha) atas kebersamaan suka dan
duka selama ini.
11. Semua masyarakat dan perangkat desa Tlogopucang yang telah membantu
dan bersedia menjadi responden.
12. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh kesempurnaan.
Oleh karena itu, jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi
ini lebih baik maka akan penulis terima. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Semarang, 25 Juni 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL... ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
SARI... v
ABSTRACT ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Keuntungan Usaha ... 11
2.1.1 Biaya Produksi (cost) ... 11
2.1.2 Penerimaan (revenue) ... 12
2.1.2.1 Harga (price) ... 13
2.1.2.2 Produksi ... 13
2.1.3 Keuntungan (profit) ... 14
2.2. Efisiensi Usaha ... 14
2.3. Konsep Distribusi ... 16
2.3.1 Saluran Distribusi ... 16
2.3.2 Teori Rantai Distribusi ... 17
2.4. Teori Ekonomi Pembangunan ... 19
2.5. Penelitian Terdahulu ... 21
2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 26
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 26
3.2.1 Populasi ... 26
3.2.2 Sampel ... 27
3.3. Variabel Penelitian ... 29
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 30
3.4.1 Observasi ... 30
3.4.2 Kuesioner ... 30
3.5. Metode Analisis Data ... 31
3.5.1.Analisis Deskriptif Persentase ... 31
3.5.2.Analisis Keuntungan Perajin Gula Aren ... 32
3.5.3.Analisis Margin Pemasaran Gula Aren ... 34
3.5.4.Analisis Efisiensi Usaha Perajin ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 37
4.2. Hasil Penelitian ... 38
4.2.1 Deskripsi Responden ... 38
4.2.1.1 Karakteristik Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang ... 38
4.2.2 Bahan-bahan dalam Proses Produksi Gula Aren ... 45
4.2.2.1 Bahan Baku ... 45
4.2.2.2 Bahan Penolong ... 48
4.2.3 Peralatan dalam Proses Produksi ... 49
4.2.4 Proses Produksi Gula Aren ... 50
4.3 Pembahasan ... 54
4.3.1 Analisis Usaha Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang..54
4.3.2 Penerimaan (revenue) ... 57
4.3.3 Keuntungan (profit) ... 58
4.4. Pemasaran dan Nilai Rantai Distribusi Gula Aren ... 59
4.5. Efisiensi Usaha Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN ... 69
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Enam Besar Provinsi Penghasil Aren di Indonesia tahun 2006….2 Tabel 1.2 Luas Arel (Ha) dan Produksi (Ton) Aren Menurut Kabupaten/Kota
di Jawa Tengah Tahun 2013 ………...………. 3 Tabel 1.3 Nilai Produksi dan Industri Gula Aren per Kecamatan Kabupaten
Temanggung Tahun 2013 ……….5 Tabel 1.4 Jumlah Perajin Gula Aren per Desa di Kecamatan Kandangan
Kabupaten Temanggung Tahun 2013 ………. 6 Tabel 1.5 Hasil Observasi selama 3 hari di Desa Tlogopucang Kecamatan
Kandangan Kabupaten Temanggung pada bulan April 2015 …….7 Tabel 3.1 Jumlah Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang ……….………...27 Tabel 3.2 Sebaran Sampel Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang………..28 Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa
Tlogopucang……….…...………39 Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa
Tlogopucang……….. 40
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Desa Tlogopucang………....………41 Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga yang
Aktif di Desa
Tlogopucang……….. 41
Tabel 4.5 Deskripsi Lama Usaha yang dijalnkan di Desa Tlogopucang..….43 Tabel 4.6 Alasan Responden dalam Menjalankan Usaha Gula Aren di Desa
Tlogopucang ………..………43 Tabel 4.7 Status Usaha Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang...………44 Tabel 4.8 Sumber Modal Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang...…….45 Tabel 4.9 Jumlah Tanaman Aren yang dimiliki Perajin Gula Aren di Desa
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Kurva Biaya Total (Total Cost) ... 12
Gambar 2.2 Tingkat Saluran Pemasaran ... 17
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 25
Gambar 4.1 Proses Produksi Gula Aren di Desa Tlogopucang ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran Pengantar Angket ... 69
Lampiran Angket Untuk Perajin ... 70
Lampiran Angket Untuk Pedagang Pengecer ... 72
Lampiran Angket Untuk Pengepul... 73
Lampiran Surat Rekomendasi Penelitian dari KESBANGPOL Temanggung 74 Lampiran 1 Hasil Observasi ... 75
Lampiran 2 Identitas Responden Perajin ... 76
Lampiran 3 Karakterisitk Perajin Gula Aren ... 79
Lampiran 4 Pemasaran Gula Aren ... 81
Lampiran 5 Biaya Variabel ... 83
Lampiran 6 Biaya Penyusutan ... 86
Lampiran 7 Jumlah Produksi ... 92
Lampiran 8 Identitas Pedagang Pengecer dan Pengepul... 95
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan dan
mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama. Hal ini
menyebabkan sektor pertanian memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional. Sektor pertanian memiliki beberapa subsektor diantaranya
yaitu subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,
subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Salah satu subsektor dari sektor
pertanian tersebut yaitu perkebunan, merupakan salah satu subsektor yang cukup
penting dalam pembangunan, karena subsektor perkebunan di Indonesia memiliki
keterkaitan dengan aspek ekonomi, sosial, maupun ekologi.
Indonesia merupakan negara dengan lereng pegunungan, sungai dan
musim panas sehingga cocok untuk perkebunan. Salah satu komoditas subsektor
perkebunan yang banyak tumbuh di wilayah Indonesia adalah pohon aren yang
tumbuh secara alami di lereng-lereng sungai maupun pegunungan. Banyaknya
pohon aren dan produksi aren menjadikan banyak usaha rumah tangga atau
perajin yang mengolah nira dari pohon aren tersebut menjadi gula aren.
Menurut data statistik perkebunan Bank Indonesia (2006), terdapat enam
provinsi yang menghasilkan aren terbanyak di Indonesia, diantaranya yaitu Jawa
Barat (termasuk Banten), Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa
peringkat kelima sebagai penghasil aren di Indonesia sebesar 2.454 ton. (Dapat
dilihat pada tabel 1.1)
Tabel 1.1
Enam Besar Provinsi Penghasil Aren di Indonesia tahun 2006
Provinsi Luas Area (Ha) Produksi (ton)
Jawa Barat (termasuk Banten) 13.878 7.866
Sulawesi Utara 5.928 5.846
Sumatera Utara 4.708 3.752
Sulawesi Selatan 4.52 2.503
Jawa Tengah 2.638 2.454
Bengkulu 3.388 2.058
Sumber: Statistik Perkebunan tahun 2006
Gula aren sudah dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu tambahan
makanan atau pemanis untuk makanan dan minuman yang menjadi substitusi dari
gula pasir (gula tebu). Gula aren diperoleh dari proses penyadapan nira aren yang
kemudian dimasak untuk dikurangi airnya hingga menjadi padat. Gula aren
tersebut dapat berupa gula aren cetak dan gula aren semut. Gula aren cetak
diperoleh dengan cara memasak nira aren hingga menjadi kental kemudian
dicetak kedalam cetakan berbentuk setengah lingkaran. Sedangkan gula aren
semut proses memasaknya lebih panjang dibandingkan dengan gula aren cetak,
yaitu nira aren dimasak hingga gula aren mengkristal kemudian dikeringkan
(dijemur atau dioven) hingga kadar airnya dibawah 3%. Gula aren semut ini
memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan gula aren cetak yaitu berdaya tahan
lebih lama, lebih higienis dan praktis dalam penggunaannya (Bank Indonesia,
3
Tabel 1.2
Luas Areal (Ha) dan Produksi (Ton) Aren Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2013
No Kabupaten/Kota Luas (Ha) Produksi (ton)
1 Kab. Cilacap 264,75 325,18
26 Kab./Kota Pekalongan 300,09 106,33
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa Kabupaten Temanggung
merupakan salah satu kabupaten yang memproduksi aren terbesar di Jawa Tengah.
Luas lahan (Ha) tanaman aren cenderung meningkat dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2013 sedangkan untuk produksinya terlihat perubahan yang
fluktuatif, pada tahun 2009 mengalami peningkatan dari 3.764,80 ton menjadi
4.516,28 ton pada tahun 2010, kemudian menurun hingga tahun 2013 menjadi
3.486,86 ton.
Nira aren yang diperoleh dari penyadapan pohon aren di kabupaten
Temanggung lebih banyak diolah menjadi gula aren dan diolah oleh usaha rumah
tangga. Usaha rumah tangga atau sering juga disebut perajin gula aren yang
berada di Kabupaten Temanggung merupakan usaha rumah tangga yang telah ada
secara turun temurun dan dikerjakan dengan cara tradisional serta tenaga kerja
yang digunakan adalah tenaga kerja dari anggota keluarga sendiri. Proses produksi
dan pemasaran atau distribusi gula aren masih bersifat tradisional. Meskipun
usaha tersebut masih tergolong usaha rumah tangga dan tradisional, namun usaha
gula aren tersebut dapat bertahan ditengah persaingan dengan usaha sejenis dari
daerah lain.
Kabupaten Temanggung memiliki 20 kecamatan, namun tidak semua
kecamatan tersebut ditumbuhi pohon aren. Ada beberapa kecamatan yang
ditumbuhi pohon aren dan menjadikan aren sebagai komoditas potensi daerah atau
desa diantaranya yaitu Kecamatan Bejen, Candiroto, Gemawang, Kaloran,
5
Tabel 1.3
Nilai Produksi Dan Perajin Gula Aren Per Kecamatan Kabupaten Temanggung Tahun 2013
No Kecamatan Nilai produksi (Rp) Jumlah Perajin (unit)
1 Bejen 45.117.500 89
2 Candiroto 26.175.000 22
3 Gemawang 67.202.673 348
4 Kaloran 65.591.000 125
5 Kandangan 278.050.000 253
6 Kranggan 56.563.500 88
7 Pringsurat 9.270.000 90
8 Tretep 3.375.000 4
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Temanggung (diolah)
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan
UMKM Kabupaten Temanggung, nilai produksi gula aren pada tahun 2013 paling
tinggi terdapat di Kecamatan Kandangan yaitu sebesar Rp 278.050.000. Hal ini
dikarenakan banyaknya jumlah perajin gula aren di kecamatan tersebut meskipun
Kecamatan Gemawang memiliki perajin gula aren yang lebih banyak namun hasil
produksinya lebih sedikit dibandingkan dengan kecamatan Kandangan.
Kecamatan Kandangan memiliki 16 desa namun dari jumlah tersebut hanya
beberapa desa yang menjadikan gula aren sebagai salah satu potensi desa,
diantaranya yaitu Desa Kembangsari, Margolelo, Ngemplak, Tlogopucang,
Tabel 1.4
Jumlah Perajin Gula Aren per Desa di Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun 2013
No Desa Jumlah Perajin Aren Nilai Produksi Gula Aren (Rp)
1 Malebo 0 0
2 Kembangsari 14 13.366.000
3 Wadas 0 0
4 Baledu 0 0
5 Margolelo 37 42.784.000
6 Gesing 0 0
7 Samiranan 0 0
8 Ngemplak 20 15.904.000
9 Caruban 0 0
10 Kedungngumpul 0 0
11 Tlogopucang 158 177.002.000
12 Rowo 0 0
13 Banjarsari 10 7.966.000
14 Kandangan 0 0
15 Kedawung 2 3.780.000
16 Blimbing 12 17.248.000
Total 253 278.050.000
Sumber: DISPERINDAG, KOP dan UMKM Kecamatan Kandangan (diolah)
Berdasarkan tabel 1.4 tersebut, desa yang menghasilkan produksi gula aren
terbanyak adalah Desa Tlogopucang sebesar Rp 177.002.000 dengan jumlah
perajin sebanyak 158 perajin. Di samping itu Desa Tlogopucang merupakan desa
yang memiliki luas wilayah terluas dan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan
dengan desa yang lain.
Berikut ini adalah hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama 3 hari
di desa Tlogopucang sejak tanggal 11 sampai 13 April 2015. Dari beberapa
perajin gula aren yang telah diwawancarai, menurut Pak Faozan (50 tahun) salah
satu perajin gula aren di Dusun Wonosari Desa Tlogopucang mengatakan bahwa
7
nira dilakukan dua kali dalam sehari. Hasil nira yang diperoleh tergantung pada
musim dan pohon nira yang dimiliki tidak harus dirawat.
Tabel 1.5
Hasil Observasi selama 3 hari di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung April 2015
Sumber: Data Primer (diolah) dan diadopsi dari lampiran 1
Dari data observasi di atas terlihat perbedaan antara total produksi yang
diperoleh, penggunaan kayu bakar untuk mengolah nira aren menjadi gula aren,
jumlah pohon yang dimiliki, serta tenaga kerja yang digunakan dalam proses
produksi pembuatan gula aren setiap perajinnya. Untuk kayu bakar yang
digunakan sebagai bahan bakar oleh setiap perajin berbeda karena ada beberapa
perajin yang mencari dan mengambil kayu bakar dari ladang atau kebun sendiri
serta ada beberapa perajin yang membeli kayu bakar dari penjual kayu bakar.
Kayu bakar tersebut berupa ranting-ranting pohon maupun pohon yang sudah
Ketika melakukan observasi, ada beberapa kendala yang yang ditemukan
bagi para perajin gula aren diantaranya yaitu hasil penyadapan nira aren yang
tidak menentu setiap harinya, ketersediaan kayu bakar yang terbatas jika
memproduksi gula aren yang banyak, saluran distribusi gula aren yang masih
tradisional dan belum ada terbentuk kelompok perajin gula aren di Desa
Tlogopucang. Dengan kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai “Analisis Keuntungan, Rantai Distribusi dan Efisiensi
Usaha Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan
Kabupaten Temanggung”.
1.2 Rumusan Masalah
Perajin gula aren di Kabupaten Temanggung merupakan salah satu usaha
rumah tangga yang telah ada secara turun temurun dan masih bertahan hingga saat
ini. Dalam melakukan usaha gula aren ini para perajin mengalami beberapa
kendala yaitu hasil penyadapan nira aren yang tidak menentu, kesulitan dalam
mencari kayu bakar yang digunakan sebagai bahan bakar pada proses pembuatan
gula aren, saluran distribusi gula aren yang masih tradisional dan belum ada
kelompok perajin gula aren di Desa Tlogopucang.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa besar biaya produksi, penerimaan atas penjualan dan keuntungan
perajin gula aren di Desa Tlogopucang?
2. Bagaimana mekanisme dan nilai rantai distribusi penyaluran produk gula aren
9
3. Berapa besar tingkat efisiensi usaha perajin gula aren di Desa Tlogopucang?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan dari perajin gula
aren di Desa Tlogopucang.
2. Menganalisis mekanisme atau rantai nilai distribusi penyaluran produk gula
aren di Desa Tlogopucang.
3. Menganalisis besarnya tingkat efisiensi usaha perajin gula aren di Desa
Tlogopucang.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan berkaitan dengan perajin gula aren serta merupakan salah salah
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
1. Bagi perajin gula aren di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan
Kabupaten Temanggung, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi untuk pengembangan usaha yang lebih baik lagi.
2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan
yang lebih baik dimasa yang akan datang terutama dalam pengembangan
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
pengetahuan, informasi dan referensi dalam menyusun penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Keuntungan Usaha
2.1.1 Biaya Produksi (Cost)
Menurut Soekartawi (2001), biaya produksi adalah nilai dari semua faktor
produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses
produksi berlangsung. Adanya unsur-unsur produksi yang bersifat tetap dan tidak
tetap dalam jangka pendek mengakibatkan munculnya dua kategori biaya, yaitu
biaya tetap dan biaya variabel.
Menurut Suhartati dan Fathorrozi (2003), biaya dapat dibagi berdasarkan
sifatnya, artinya mengkaitkan antara pengeluaran yang harus dibayar dengan
produk atau output yang dihasilkan yaitu:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost) merupakan kewajiban yang harus dibayar oelh
suatu perusahaan per satuan waktu tertentu untuk keperluan pembayaran
semua input tetap dan besarnya tidak bergantung dari jumlah produk yang
dihasilkan.
b. Biaya Variabel (Variabel Cost) adalah kewajiban yang harus dibayar oleh
suatu perusahaan pada waktu tertentu untuk pembayaran semua input
variabel yang digunakan dalam proses produksi.
c. Biaya Total (Total Cost) merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variabel dalam proses produksi.
C TC
TVC
TFC
P
Sumber: Ekonomi Mikro (Sadono Sukirno, 2002)
Gambar 2.1
Kurva Biaya Total (Total Cost)
Keterangan:
TC : Total Cost
TVC : Total Variable Cost
TFC : Total Fixed Cost
C : Cost
P : Price
2.1.2 Penerimaan (revenue)
Menurut Soekartawi (2006), penerimaan merupakan perkalian antara jumlah
produksi yang dihasilkan dengan harga jual dari produk tersebut dan biasanya
produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan mengalami
penurunan ketika produksi berlebihan.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan:
TR (Total Revenue) = penerimaan total
Q (Quality) = jumlah produk yang dihasilkan
13
2.1.2.1Harga (price)
Harga (price) suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan,
ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang. Oleh karena itu untuk
menganalisis mekanisme penentuan harga dan jumlah barang yang
diperjualbelikan, secara bersamaan dianalisis permintaan dan penawaran terhadap
sesuatu barang yang berada di pasar dengan melihat keseimbangannya (Sukirno,
2002).
Keseimbangan atau equilibrium terjadi apabila jumlah barang atau jasa
yang ditawarkan para penjual pada harga tertentu sama dengan yang diminta oleh
pembeli pada tingkat harga tersebut. Dengan demikian harga suatu barang dan
jumlah barag yang diperjualbelikan dapat ditentukan dengan melihat keadaan
keseimbangan.
2.1.2.2Produksi
Teori produksi berfokus pada efisiensi, yaitu (1) memproduksi output
semaksimum mungkin dengan tingkat penggunaan input yang tetap atau (2)
memproduksi output pada tingkat tertentu dengan biaya produksi yang
seminimum mungkin.
Fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara
kombinasi-kombinasi penggunaan input dengan tingkat outputnya dan hal tersebut jika
dikombinasikan dengan harga-harga input akan menghasilkan fungsi biaya.
Fungsi biaya yang digunakan adalah fungsi biaya jangka pendek. Biaya
produksi jangka pendek yang akan digunakan adalah biaya tetap, biaya variabel,
dan biaya total.
2.1.3 Keuntungan (profit)
Menurut Ibrahim (2003), keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam
pembukaan usaha yang direncanakan. Semakin besar keuntungan yang diterima
maka semakin layak juga usaha yang sedang dijalankan.
Menurut Sunaryo sebagaimana dikutip dalam Praditya (2001), keuntungan
merupakan selisih dari penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
π = TR – TC
atau
π = (Q x P) – (TFC + TVC)
Keterangan:
π (Profit) = keuntungan
TR (Total Renenue) = penerimaan total
TC (Total Cost) = jumlah produksi
P (Price) = harga
TFC (Total Fixed Cost) = total biaya tetap TVC (Total Variable Cost) = total biaya variabel
2.2 Efisiensi Usaha
Efisiensi merupakan rasio antara output dan input, dan perbandingan antara
15
serta bagaimana angka perbandingan tersebut, akan tergantung dari tujuan
penggunaan tolak ukur tersebut. Secara sederhana efisiensi dapat berarti tidak
adanya pemborosan (Nopirin, 1997).
Menurut Soekartawi (1995), efisiensi usaha mempunyai pengertian yang
relatif. Suatu tingkat pemakaian korbanan dikatakan lebih efisien dari tingkat
pemakaian yang lain apabila ia memberikan output yang lebih besar. Apabila
dalam proses produksi yang menjadi tujuan utama adalah keuntungan maksimum
maka perlu adanya tindakan yang mampu mempertinggi output karena output
yang tinggi akan membentuk total penerimaan yang tinggi dan tentu saja laba
yang besar.
Menurut Soekartawi (1995), efisiensi usaha dapat dihitung dari
perbandingan antara besarnya penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
berproduksi, yaitu dengan menggunakan R/C rasio atau Return Cost Ratio. Dalam
perhitungan analisis sebaiknya R/C rasio dibagi dua, yaitu R/C yang
menggunakan biaya yang secara riil dikeluarkan pengusaha dan R/C yang
menghitung semua biaya, baik biaya yang riil dikeluarkan maupun biaya yang
tidak riil dikeluarkan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
R (Revenue) = penerimaan (Rupiah)
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, ketika R/C > 1
mempunyai arti bahwa usaha tersebut menguntungkan sehingga layak untuk
diteruskan, sedangkan nilai R/C < 1 maka usaha tersebut tidak menguntungkan
sehingga tidak layak untuk diteruskan dan apabila nilai R/C = 1 maka usaha
tesebut berada pada titik impas.
2.3Konsep Distribusi
2.3.1 Saluran Distribusi
Pandangan Ekonomi Mikro, distribusi berdampak pada
keputusan-keputusan yang dibuat dalam perumusan strategi perusahaan mulai pilihan metode
menjual dan cara menyelesaikan produk sampai ke konsumen akhir. Sedangkan
Tjiptono dalam Ariwibowo (2013) menjelaskan tentang pengertian distribusi
adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah
penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), Saluran distribusi adalah organisasi
yang saling bergantung satu sama lain yang dilibatkan dalam proses penyediaan
suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau
pengguna bisnis. Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang
menjembatani antara produsen dan konsumen. Sedangkan menurut Winardi
(1989), saluran distribusi adalah suatu kelompok perantara yang berhubungan erat
17
Dalam pemilihan saluran distribusi ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, diantaranya yaitu jenis barang yang dipasarkan, produsen, penyalur
yang bersedia ikut ambil bagian, pasar sasaran.
Saluran pemasaran dan panjangnya berbeda-beda sesuai tingkat saluran
pemasarannya, Kotler (2009), menjelaskan beberapa tingkatan dalam saluran
pemasaran sebagai berikut:
Menurut Soekartawi sebagaimana dikutip dalam Sutrisno (2009),
mengartikan fungsi pemasaran merupakan aktivitas-aktivitas yang terjadi selama
produk berpindah dari produsen ke konsumen dan juga aktivitas-aktivitas yang
memberi guna (utility) pada produk.
Produk hasil olahan pertanian pada umum tidak dapat langsung disalurkan
kepada konsumen. Pemasaran produk membutuhkan lembaga pemasaran dan
proses yang panjang bila dibandingkan dengan produk non pertanian. Hal tersebut
dikarenakan komoditas pertanian memiliki karakteristik yang khusus yang tidak
dimiliki oleh barang-barang non pertanian (Mubyarto, 1989).
Menurut Fajar Laksana (2008), Saluran pemasaran atau saluran distribusi
adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan
untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara
untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir. Perusahaan
menyerahkan sebagian tugas penjualannya kepada pihak lain, dikarenakan ada
alasan yang menguntungkan bagi perusahaan untuk memberikan tugas penjualan
produknya kepada organisasi perantara, alasan yang menguntungkan tersebut
yaitu:
1. Produsen memperoleh keuntungan dengan menggunakan jasa perantara.
2. Produsen kekurangan sumber keuangan untuk melaksanakan pemasaran
langsung.
3. Penggunaan perantara akan sangat mengurangi pekerjaan perusahaan
sehingga dapat mencapai efisiensi yang tinggi dalam berporduksi.
4. Dari sudut pandang ekonomi, peranan dasar perantara pemasaran adalah
mengubah bentuk supply yang heterogen menjadi berbagai barang yang
19
2.4 Teori Ekonomi Pembangunan
2.4.1 Teori Pembangunan Ekonomi
Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya
terbagi menjadi dua yaitu:
1. Perekonomian Tradisional
Lewis mengasumsikan bahwa di daerah perdesaan dengan perekonomian
tradisionalnya, mengalami surplus tenaga kerja. Surplus tersebut erat kaitannya
dengan basis utama perekonomian yang diasumsikan berada di perekonomian
tradisional bahwa tingkat hidup masyarakat berada pada kondisi subsisten akibat
perekonomian yang bersifat subsisten pula.
Lewis menggunakan dua asumsi utama untuk menjelaskan perekonomian
tradisional. Pertama, karena terjadi surplus tenaga kerja, maka nilai produk
marginal tenaga kerja bernilai nol. Kedua, semua tenaga kerja di perdesaan
memiliki sumbangan/pangsa yang sama terhadap output yang dihasilkan sehingga
upah tidak didasarkan pada produk marginal tetapi lebih pada produk rata-rata
dari tenaga kerja tersebut.
2. Perekonomian Industri
Perekonomian ini terletak di perkotaan, dimana sektor yang berperan
penting adalah sektor industri. Ciri pereokonomian ini adalah tingkat
2.4.2 Peranan Sektor Pertanian pada Pembangunan Ekonomi
Menurut Soekartawi (2002), pembangunan merupakan suatu proses yang
berkelanjutan dan berkesinambungan. Pembangunan pertanian yang berhasil
dapat diartikan apabila terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan
sekaligus terjadi perubahan kearah yang lebih baik.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan
keuntungan per kapita penduduk suatu negara meningkat secara terus menerus
dalam jangka panjang (Sukirno, 2002). Pembangunan ekonomi tersebut
dipandang sebgai suatu proses yang berkaitan dan memiliki hubungan antara
faktor-faktor yang menghasilkan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari
peningkatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat dari tahap pembangunan menuju
ketahap selanjutnya.
Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi di
negara Indonesia dikarenakan sektor tersebut menjadi titik berat dalam bidang
ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, meningkatkan ekspor,
meningkatkan keuntungan perajin, memperluas kesempatan kerja dan mendorong
pemerataan kesempatan berusaha. Dalam meningkatkan pembangunan ekonomi
Desa Tlogopucang memiliki potensi desa di salah satu bidang subsektor
perkebunan berupa gula aren, dengan kondisi wilayah yang berlereng cocok untuk
21
2.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti sebagai bahan
penelitian, yaitu sebagai berikut:
2.5.1 Efisiensi dan Keuntungan Usaha Gula Aren Cetak:Kasus pada Perajin Gula
Aren Cetak di Desa Cimenga, Kecamtan Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (Alludin, Setiawan Sariyoga, dan Anggraeni: 2011)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan faktor
produksi, nilai tambah, dan keuntungan usaha kerajianan gula cetak. Analisis yang
digunakan adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas, analisis nilai tambah
(added value) dan analisis keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan nira aren,
tenaga kerja, dan bahan bakar belum efisien karena kurang dari satu tetapi bernilai
positif. Keuntungan yang diperoleh perajin dalam satu kali proses produksi yaitu
sebesar Rp 29.823,81. Agar usaha gula aren cetak efisien diperlukan strategi
melalui usaha secara berkelompok, karena usaha berkelompok dapat terjadi
subtitusi antar faktor produksi dan berdampak pada eningkatan nilai tambah serta
keuntungan yang diperoleh perajin.
2.5.2 Studi Keuntungan Usaha Gula Aren Ditinjau dari Jenis Bahan Bakar di
Dusun Girirejo Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara (Dedi Sopiannur, Rita Mariati dan Juraemi: 2011)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya produksi dan keuntungan
usaha gula aren ditinjau dari bahan bakar dan perbedaan tingkat keuntungan usaha
gula aren ditinjau dari jenis bahan bakar. Analisis yang digunakan adalah analisis
keuntungan berupa biaya produksi dan penerimaan perajin gula aren. Hasil
dengan keuntungan perajin yang menggunakan briket batubara yaitu sebesar Rp
2.155.202,38. Biaya produksi yang dikeluarkan perajin yang menggunakan kayu
bakar sebesar Rp 1.606.110,06 sedangkan yang menggunakan briket batubara
yaitu Rp 1.444.797,62.
2.5.3 Analisis Usaha Industri Gula Jawa Skala Rumah Tangga di Kabupaten
Wonogiri (Sarjana, Maninggar Praditya: 2010)
Dalam Skripsi yang disusun oleh Maninggar Praditya menggunakan analisis
desktiptif yaitu menggunakan analisis keuntungan berupa biaya, penerimaan, dan
keuntungan, profitabilitas, risiko usaha (koefisien variasi), serta efisiensi (R/C
ratio). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan,
keuntungan, dan profitabilitas, risiko, serta efisiensi usaha pada industri gula jawa
skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian menunjukkan biaya
total rata-rata industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri
adalah sebesar Rp 34.120,02 per hari. Penerimaan rata-rata sebesar Rp 39.151,56
per hari, keuntungan rata-rata sebesar Rp 5.031,55 per hari. Profitabilitas sebesar
14,75% berarti industri gula jawa menguntungkan. Nilai CV 0,31 dengan nilai
batas bawah keuntungan sebesar Rp 1.894,91, dan R/C ratio 1,15 berarti industri
gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri yang dijalankan sudah
efisien.
2.5.4 Analisis Keuntungan Usaha Perajin Gula Aren Di Desa Tulo’a Kecamatan
Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango (Yanti Saleh: 2014)
23
variabel, total biaya, penerimaan, keuntungan, dan analisis R/C ratio. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan bersih/keuntungan yang
diperoleh perajin gula aren di Desa Tulo’a yaitu sebesar Rp 1.395.684/bulan atau Rp 16.748.208/tahun dan nilai R/C ratio sebesar 2,12. Berdasarkan kriteria nilai
R/C ratio lebih dari satu berarti dapat dikatakan usaha perajin gula aren di Desa Tulo’a menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
2.5.5 Kajian finansial usaha pengolahan gula aren di kecamatan padang batung
kabupaten hulu sungai selatan (Ani Yuliana, fardianah mukhyar dan Abdullah dja’far: 2011)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usaha pengolahan gula aren yang
dilaksanakan perajin responden di Kecamatan Padang Batung, menganalisis
besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, dan keuntungan yang diterima,
mengetahui titik impas dari usaha pengolahan gula aren oleh perajin (BEP),
mengetahui besar nilai tambah yang diperoleh dari usaha pengolahan gula aren
dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh perajin responden dalam
usaha pengolahan gula aren. Analisis data yang digunakan yaitu analisis
biaya-biaya, penerimaan, keuntungan, keuntungan, titik mpas (BEP) dan nilai tambah
usaha pengolahan gula aren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total
biaya sebesar Rp 191.444,70 per minggu, total penerimaan sebesar Rp 606.650,00
per minggu, keuntungan yang diterima oleh perajin sebesar Rp 415.208,3 per
perajin dalam per minggu, keuntungan yang diterima oleh perajin sebesar Rp
212.710,2 per minggu, titik impas sebesar 6,68 dan nilai tambah yang diperoleh
dari hasil pengolahan 1 liter nira menjadi 0,14 kg gula aren adalah sebesar Rp
2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran merupakan alur penelitian yang akan digunakan oleh
seorang peneliti. Kerangka pemikiran ini berisi gambaran mengenai penelitian
yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keuntungan, rantai
distibusi dan efisiensi usaha perajin gula aren di Desa Tlogopucang Kecamatan
Kandangan Kabupaten Temanggung. Keuntungan merupakan penerimaan yang
didapatkan oleh seseorang atas usaha yang sedang dijalankan.
Biaya produksi diperoleh dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap terdiri dari biaya penyusutan peralatan yaitu kenceng atau wajan untuk
memasak nira aren, nderes atau pisau sadap, saringan dan tenggok . Sedangkan
biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, bahan penolong, bahan bakar. Total
penerimaan atas penjualan diperoleh dari jumlah produksi gula aren yang akan
dijual dikali dengan harga jual pada saat itu. Keuntungan produksi diperoleh dari
total penerimaan yang diterima dikurangi total biaya yang dikeluarkan selama
produksi.
Distribusi penyaluran produksi gula aren mulai dari perajin gula aren
langsung ke pedagang, pengepul dan menuju pasar lalu sampai kepada konsumen.
Berangkat dari penjelasan diatas dan dilihat dari penelitian terdahulu, maka dapat
25
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Distribusi Gula Aren Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan
Proses Produksi
Biaya Variabel: Bahan Baku Bahan Penolong
Tenaga Kerja Bahan Bakar
Kemasan Transportasi
Output: Gula Aren
Penerimaan atas Penjualan
Analisis Usaha: Keuntungan
Efisiensi Biaya Tetap:
Penyusutan Peralatan
Total Biaya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang
menggambarkan pola distribusi pada setiap pelaku pendistribusian gula aren. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan langsung, wawancara dan
kuesioner dari perajin gula aren dan pelaku pemasaran yang terlibat dalam saluran
distribusi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, literatur-literatur
dari berbagai sumber seperti jurnal ilmiah dan penelitian terdahulu dan dari pihak
yang terkait seperti Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM
Kabupaten Temanggung, UPT Kecamatan Kandangan.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
perajin gula aren yang ada di 8 dusun dari 9 dusun dengan jumlah 158 perajin dan
pelaku pemasaran gula aren di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan
Kabupaten Temanggung.
27
Tabel 3.1
Jumlah Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang
No Dusun Jumlah Perajin
1 Tlogopucang Tengah 5
2 Karang Tengah 14
3 Wonosari 19
4 Dringo 6
5 Tlogopucang Selatan 0
6 Gerdu 7
7 Kedopokan 97
8 Tlogopucang utara 10
Total 158
Sumber: UPT Kecamatan Kandangan
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Jumlah sampel yang akan diambil dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan:
n = banyaknya sampel pada daerah penelitian N = banyaknya populasi pada daerah penelitian
e = batas toleransi kesalahan (tingkat signifikansi 10%)
Tingkat signifikansi menunjukkan peluang atau toleransi kesalahan yang
ditetapkan oleh peneliti dalam mengambil keputusan atau diartikan juga sebagai
tingkat kesalahan yang dapat ditolerir oleh peneliti. Tingkat signifikansi 10%
Berdasarkan jumlah populasi dari perajin gula aren yang ada di desa
Tlogopucang tersebut dengan tingkat toleransi kesalahan sebesar 10%, maka
dapat ditentukan sampel sebagai berikut:
Populasi = 158 perajin Batas Kesalahan = 10%
Setelah dihitung menggunakan rumus Slovin maka sampel yang didapat
adalah sebanyak 62 perajin.
Tabel 3.2
Sebaran Sampel Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang
No Dusun Pembagian Sampel
1 Tlogopucang Tengah 2
2 Karang Tengah 5
3 Wonosari 7
4 Dringo 2
5 Gerdu 3
6 Kedopokan 38
7 Tlogopucang Utara 4
Total 62
Sumber: UPT Kecamatan Kandangan
Selanjutnya pengambilan sampel perajin gula aren yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah Proportional Sampling Method yaitu teknik
pengambilan sampel proporsi atau sampel imbang dilakukan untuk
menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah.
29
Pengambilan sampel responden dapat dimulai dengan menyusun daftar
kerangka sampel (frame sampling) untuk semua perajin gula aren dari
masing-masing dusun yang terpilih, yaitu Dusun Tlogopucang Tengah sebanyak 2 perajin,
Dusun Karang Tengah sebanyak 5 perajin, Dusun Wonosari sebanyak 7 perajin,
Dusun Dringo sebanyak 2 perajin , Dusun Gerdu sebanyak 3 perajin, Dusun
Kedopokan sebanyak 38 Perajin dan Dusun Tlogopucang Utara sebanyak 4
perajin.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
(Sugiono, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Total biaya produksi yaitu nilai dari semua faktor produksi yang digunakan,
baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung.
2. Biaya tetap yaitu biaya yang dikeluarkan selama proses produksi
berlangsung dan besarnya tidak dipengaruhi oleh banyaknya produk yang
dihasilkan seperti biaya penyusustan peralatan.
3. Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang
besarnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.
4. Jumlah penjualan atau penerimaan yaitu perkalian antara jumlah produksi
dengan harga jual yang berlaku per satuan produk.
5. Keuntungan yaitu selisih antara total jumlah penjualan atau penerimaan
6. Rantai Distribusi, yaitu serangkaian organisasi yang terkait dalam semua
kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dari produsen kepada
konsumen akhir dan sub variabel rantai distribusi meliputi pola saluran
distribusi.
7. Efisiensi Usaha, yaitu perbandingan antara total penjualan atau penerimaan
dengan total pengeluaran atau biaya produksi untuk melihat keuntungan dan
kelayakan perajin gula aren.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Menurut Soekartawi (1995), Observasi merupakan suatu metode yang
dipakai untuk meneliti beberapa segi dari masalah yang menjadi sasaran untuk
memperoleh fakta-fakta yang diperlukan berdasarkan pengamatan meneliti.
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang berkaitan dengan perajin
gula aren di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung
sehingga mendapat gambaran yang jelas mengenai obyek yang dituju.
3.4.2 Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan sejumlah pertanyaan yang disusun
sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan respon (jawaban) sesuai
dengan kehendak, keadaan, maupun pendapatnya (Purwanto, 2011).
Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
31
3.5 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dan dianalisis
secara kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis desktiptif persentase, analisis keuntungan perajin gula aren, dan
efisiensi usaha. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau
memaparkan pola distribusi gula aren di Desa Tlogopucang Kecamatan
Kandangan Kabupaten Temanggung. Teknik analisis keuntungan dan efisiensi
usaha diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Analisis keuntungan
digunakan untuk mengetahui seberapa besar biaya produksi yang dikeluarkan,
penerimaan yang diterima serta keuntungan yang diperoleh perajin gula aren.
Sedangkan efisiensi usaha digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha
yang telah dijalankan.
3.5.1 Analisis Deskripsi Persentase
Analisis deskriptif merupakan metode analisa yang menggambarkan
keadaan suatu objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
ada pada tampak sebenarnya. Menurut Arikunto (2010) dalam penelitian
deskriptif apabila data telah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan kualitatif yang
dinyatakan dengan kata-kata atau simbol.
Prosedur ini digunakan untuk menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk
yang informatif agar lebih mudah dipahami, dengan mencari proporsi (persentase)
Dari data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh
kesimpulan (Purwanto, 2011)
Menurut Ali (1997) dalam pengolahan data persentase yang diperoleh
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
f = frekuensi relatif/angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah seluruh data
100% = konstanta
3.5.2 Analisis Keuntungan Perajin Gula Aren
Analisis keuntungan digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan dan
keuntungan yang diperoleh. Ada 3 variabel yang menjadi komponen dalam
analisis ini yaitu biaya, penerimaan dan keuntungan.
3.5.2.1. Biaya Produksi (cost)
Total biaya pada perajin gula aren di Desa Tlogopucang Kecamatan
Kandangan Kabupaten Temanggung adalah penjumlahan dari nilai total biaya
tetap (TFC) dan nilai total biaya variabel (TVC) yang digunakan dalam kegiatan
produksi gula aren. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
33
TC (Total Cost) = biaya total perajin gula aren (Rupiah)
TFC (Total Fixed Cost) = total biaya tetap perajin gula aren (Rupiah) TVC (Variable Cost Total) = total biaya variabel perajin gula aren (Rupiah)
3.5.2.2. Penerimaan atas hasil penjualan (revenue)
Untuk mengetahui besar penerimaan yang diperoleh perajin gula aren di
Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung yaitu dengan
cara mengalikan jumlah gula aren yang diproduksi dengan harga gula aren
tersebut. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan:
TR (Total Revenue) = penerimaan total dari perajin gula aren (Rupiah)
Q (Quantity) = jumlah gula aren yang diproduksi (Kg)
P (Price) = harga gula aren per kilogram (Rupiah)
3.5.2.3. Keuntungan (profit)
Keuntungan yang diperoleh adalah selisih antara penerimaan total (TR)
dengan biaya total (TC). Secara matematisnya dirumuskan sebagai berikut:
π = TR – TC
Keterangan:
π (Profit) = keuntungan perajin gula aren (Rupiah)
TR (Total Revenue) = peneriamaan total perajin gula aren (Rupiah)
TC (Total Cost) = biaya total perajin gula aren (Rupiah)
Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan
kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengatur berapa besarnya,
menentukan pasar-pasar target mana yang palng baik dilayani oleh organisasi,
menentukan berbagai produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar
tersebut. Maka pemasaran berperan sebagai penghubung antara
kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban industri yang bersangkutan (Kotler,
2008).
Menurut Sudiyono dalam Sutrisno (2009), margin pemasaran merupakan
selisih harga dari dua atau lebih tingkat rantai pemasaran atau antara harga di
tingkat produsen dan harga eceran ditingkat konsumen. Dalam penelitian ini
margin pemasaran dihitung dari selisih harga jual di tingkat produsen dengan
harga jual di tingkat pedagang pengecer dan pengepul. Untuk mengetahui nilai
margin pemasaran pada setiap pelaku pemasaran, maka digunakan rumus margin
pemasaran sebagai berikut:
Mp = Pr – Pf
Keterangan:
Mp : Marjin pemasaran Pr : Harga tingkat konsumen
Pf : Harga tingkat produsen (Sudiyono, 2001)
Keuntungan lembaga pemasaran:
Ki = Hji – Hbi – Bpi
35
Ki : Keuntungan
Hji : Harga jual lembaga pemasaran ke-i Hbi : Harga beli lembaga pemasaran ke-i Bpi : Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i
3.5.4 Analisis Efisiensi Usaha Perajin Gula Aren
Menurut Soekartawi (1995), analisis usahatani memiliki bermacam
analisis tergantung pada tujuan ingin dicapai. Analisis efisiensi yang digunakan
merupakan salah satu analisis parsial yaitu analisis R/C rasio.
Untuk mengetahui efisiensi perajin gula aren di Desa Tlogopucang
Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung yang sedang dijalankan selama
ini, dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan R/C (Return Cost) ratio.
Efisiensi perajin gula aren dapat dihitung dengan membandingkan besarnya
peneriaman perajin gula aren dengan biaya yang digunakan untuk produksi gula
tersebut. Secara matematis umusnya dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
R (Revenue) = penerimaan perajin gula aren (Rupiah)
C (Cost) = biaya total perajin gula aren (Rupiah) Kriteria penilaian efisiensi usaha adalah:
R/C > 1 berarti perajin gula aren yang dijalankan sudah efisien R/C ≤ 1 berarti perajin gula aren yang dijalankan tidak efisien
Dari analisis R/C rasio ini dapat menentukan apakah usaha perajin gula aren
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh perajin gula aren di Desa Tlogopucang pada musim hujan adalah sebesar Rp 121.214,76 per hari, sedangkan pada musim kemarau sebesar Rp 106.074,44 per hari. Maka pada kedua musim tersebut biaya yang paling besar dikeluarkan adalah pada musim hujan. Total penerimaan yang diperoleh oleh perajin gula aren pada musim hujan adalah sebesar Rp 138.141,00 per hari sedangkan pada musim kemarau memperoleh sebesar Rp 141.400,00 per hari. Penerimaan yang paling besar diperoleh pada musim kemarau dan keuntungan yang diperoleh pada musim hujan sebesar Rp 16.785,24 per hari sedangkan keuntungan pada musim kemarau diperoleh sebesar Rp 35.325,56 per hari. Maka keuntungan yang paling besar diperoleh perajin adalah pada musim kemarau.
64
adalah pedagang pengecer yaitu sebesar Rp 1.500,00/kg jika menjual langsung kepada konsumen.
3. Tingkat efisiensi usaha gula aren di Desa Tlogopucang pada musim hujan adalah sebesar 1,14 sedangkan pada musim kemarau tingkat edifiensi sebesar 1,33 sehingga dapat dikatakan bahwa usaha yang dijalankan oleh perajin pada musim hujan maupun musim kemarau telah efisien. Namun dilihat dari nilainya, lebih efisien pada musim kemarau karena nilai R/C rasionya lebih besar daripada nilai R/C rasio pada musim hujan dan lebih besar dari satu, yang memiliki arti bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan oleh perajin dalam proses produksi memberikan penerimaan sebesar 1,33 kali dari biaya yang telah dikeluarkan oleh perajin gula aren.
5.2 Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Perajin gula aren yang ada di Desa Tlogopucang sebaiknya membentuk
kelompok perajin gula aren agar rantai distribusi hasil produksi tidak
terlalu panjang dan dapat meningkatkan keuntungan pelaku disttribusi
selain perajin gula aren.
2. Perajin dapat melakukan diversifikasi produk seperti gula semut bubuk
untuk menambahkan nilai jual gula aren yang diproduksi oleh perajin gula
Aren di Desa Tlogopucang.
3. Perajin sebaiknya lebih memperhatikan proses penampungan nira aren
agar tidak banyak bercampur dengan air ketika musim hujan maka kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto,. 2014. Analisis Profit Marjin, Rantai Distribusi, dan Tingkat Efisiensi Distribusi Usaha Emping Melinjo di Kecamatan Limping Kabupaten
Batang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Aliudin, Sariyoga, Setiawan dan Anggraeni Dian. 2011 Efisiensi dan Keuntungan Usaha Gula Aren Cetak (Kasus pada Perajin Gula Aren Cetak di Desa
Cimenga, Kecamatan Cikaju, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Jurnal
Agro Ekonomi. Vol.29 No.1. Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Aren Indonesia. 2009. Aren. http://arenindonesia.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 9 Maret 2015
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Jawa Tengah 2013.
Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Pembuatan Gula Aren. Jakarta
Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UMKM. 2015. Daftar Perajin Industri Kecil Menengah di Kabupaten Temanggung: Provinsi
Jawa Tengah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UMKM.
Temanggung
Fajar, Laksana. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
Kuncoro, M. 2006. Ekonomika Pembangunan, Teori,Masalah, dan Kebijakan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Kotler, Philip dan Amstrong, Gray. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Terjemahan Bob Sabran. Jakarta: Erlangga
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES
Nopirin. 1997. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE
Praditya, Maninggar. 2010. Analisis Usaha Industri Gula Jawa Skala RUmah
Tangga di Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas
66
Priadana, Moh Sidik dan Muis, Saludin . 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi
dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Purwanto dan Sulistyastuti. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media
Saleh, Yanti. 2014. Analisis Keuntungan Usaha Perajin Gula Aren di Desa Tulo’a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Perspektif Pembiayaan dna Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4 ISSN:2338-4603. Gorontalo: Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Setiawan, A. 2011. Usaha Membuat Gula Aren. Jakarta Timur: Prima Cipta
Soekartawi. 2003. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada
Sopiannur, Dedi, Mariati, Rida dan Juraemi. 2011. Studi Keuntungan Usaha Gula Aren Ditinjau dari Jenis Bahan Bakar di Dusun Girirejo Kelurahan
Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Jurnal EPP. Vol.8 No.2. 2011:
34-40. Samarinda: Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suhartati, Tati, Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada
Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga.
Syahza, Almasdi. 2003. “Paradigma Baru: Pemasaran Petani Melalui Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis”. Jakarta: Jurnal Ekonomi, TH. VIII/01/Juli, PPD & I Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara.
Tasman, Aulia dan Havidz Aima. 2014. Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan
Matematis. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada
Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yuliana, Ani, Mukhyar, Ferdianah dan Dja’far, Abdullah. 2011. Kajian Finansial Usaha Pengolahan Gula Aren di Kecamatan Padang Batung Kabupaten
Hulu Sungai Selatan. Jurnal Agribisnis Perdesaan Vol. 01 No. 03.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
FAKULTAS EKONOMI (FE)
Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunung Pati Semarang.
Telp/Fak (024) 8508015, Website : fe.unnes.ac.id.
Yth. Bapak/Ibu Warga Desa Tlogopucang
Di Tempat
Dengan Hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi untuk memenuhi tugas akhir sebagai mahasiswi program strata satu (S1) dan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, yang berjudul “Analisis Keuntungan, Rantai Distribusi dan Efisiensi Usaha Perajin Gula Aren di Desa Tlogopucang Kecamatan
Kandangan Kabupaten Temanggung” dimohon Bapak/Ibu bersedia mengisi
kuesioner terlampir.
Kuesioner ini semata-mata hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak untuk dipublikasikan. Karenanya saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab dengan jujur dan sungguh-sungguh. Seperti layaknya penelitian ilmiah, saya menjamin kerahasiaan identitas dan semua pendapat/opini/jawaban dari Bapak/Ibu. Kesediaan Bpak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini adalah bantuan yang tidak ternilai bagi saya.
Demikian surat ini saya sampaikan. Atas kesediaan Bapak/Ibu luangkan dalam mengisi kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
YUNITA SITUMORANG
69
ANGKET UNTUK PERAJIN
ANALISIS KEUNTUNGAN, RANTAI DISTRIBUSI DAN EFISIENSI USAHA PENAJIN GULA AREN DI DESA TLOGOPUCANG KENCAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG 5. Jumlah Anggota keluarga (orang) : 6. Jumlah Anggota Keluarga yang aktif
dalam proses Poduksi :
7. Lama Usaha (tahun) :
8. Alamat :
B. Daftar pertanyaan dengan mencentang (√) salah satu
1. Apa status usaha gula aren Utama
Sampingan
2. Apa alasan membangun usaha gula aren: warisan
C. Daftar pertanyaan dengan mengisi kolom yang kosong
1. Jumlah tanaman aren yang dimiliki
Jumlah Tanaman Aren Jumlah yang dimiliki (batang)
3. Jumlah kebutuhan bahan penolong
Bahan Penolong Musim Penghujan Musin Kemarau
Kapur Sirih (kg)
Tatal Nangka (bungkus)
4. Jumlah hasil gula aren yang diperoleh rata-rata perhari
Jumlah produksi
Jenis Biaya Tetap Rata-rata per hari (Rp)
Penyusutan Peralatan Bunga Modal Invetasi
b. Biaya Variabel (variable cost)
Jenis Biaya
Uraian Musim Penghujan Musim Kemarau