• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PERENCANAAN APARTEMEN SOLO PARAGON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PERENCANAAN APARTEMEN SOLO PARAGON."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, maka penggunaan

lahan juga makin bertambah. Penggunaan lahan tersebut antara lain digunakan

untuk memenuhi keperluan manusia seperti tempat tinggal, pertokoan,

perkantoran dan rumah sakit. Ketersediaan lahan yang terbatas harus diimbangi

dengan pemanfaatan lahan secara optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan

mambangun gedung bertingkat. Struktur suatu bangunan harus dirancang secara

teliti dan matang sesuai dengan syarat fungsi bangunan (beban kerja), estetika

bangunan (arsitektural), dan keamanan struktural (disain elemen struktur). Dengan

demikian akan dihasilkan struktur yang ekonomis, nyaman, dan dapat memikul

beban – beban rencana yang bekerja padanya.

Struktur suatu gedung dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu

struktur atas dan struktur bawah. Elemen – elemen struktur yang membentuk

struktur atas suatu gedung terdiri dari balok, plat lantai, kolom dan dinding geser

(dinding struktural). Elemen – elemen pembentuk struktur harus dirancang agar

dapat menahan beban – beban rencana yang bekerja pada suatu gedung.

Berdasarkan arah kerjanya, beban – beban yang bekerja pada suatu gedung dapat

dikelompokkan menjadi beban vertikal (beban gravitasi) dan beban horizontal.

(2)

2

yang ada di dalamnya yang direncanakan sesuai dengan fungsi bangunan. Beban

horizontal adalah beban – beban yang bekerja secara lateral (tegak lurus) tinggi

bangunan. Beban horizontal diakibatkan oleh angin dan gempa. Perencanaan

terhadap beban gempa mutlak diperlukan karena Indonesia merupakan daerah

rawan gempa baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik.

Struktur yang akan ditinjau dalam tugas akhir ini adalah struktur Gedung

Apartemen Solo Paragon yang berlokasi di Jalan Yosodipuro, Solo. Gedung ini

terdiri dari 24 (dua puluh empat) lantai dan 1 (satu)basement.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan struktur atas gedung

Apartemen Solo Paragon terhadap beban–beban gravitasi dan beban gempa.

Elemen – elemen struktur yang akan dirancang terdiri dari balok, kolom, plat,

dinding geser dan tangga. Batasan–batasan masalah yang diambil untuk

menyederhanakan tugas akhir ini adalah :

1. Perencanaan hanya dibatasi pada struktur atas yang terdiri dari 24 (dua

puluh empat lantai).

2. Perancangan elemen struktur dilakukan sesuai dengan pedoman Tata

Cara Perhitungan Beton Bertulang SK SNI 03-2847-2002.

3. Digunakan beton konvensional pada perancangan elemen struktur.

4. Perancangan ketahanan gempa dilakukan sesuai dengan Tata Cara

(3)

3

5. Struktur direncanakan dengan sistem ganda, SRPMM dengan daktilitas

parsial SK SNI 03-1726-2002.

6. Analisa beban mati, beban hidup, dan beban gempa dilakukan dengan

Peraturan Pembebanan Untuk Gedung 1983.

7. Proses analisa struktur terhadap beban hidup, beban mati dan beban

gempa dilakukan dengan menggunakanETABS Non Linier.

8. Struktur dimodelkan sebagai struktur 3 (tiga) dimensi dengan portal

rangka terbuka.

9. Spesifikasi material :

a. Digunakan beton dengan mutu f’c = 35 MPa

b. Digunakan baja dengan mutu :

- fy = 240 MPa untuk tulangan dengan diameter≤12 mm

- fy = 400 MPa untuk tulangan dengan diameter > 12 mm

1.3 Tujuan Tugas Akhir

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk lebih memahami tata cara

perancangan struktur dengan menerapkan dasar – dasar teori yang telah diterima

selama kuliah berdasarkan data denah dan data yang ada. Dengan demikian

diharapkan akan didapat tambahan wawasan sebagai dasar untuk masuk di dunia

(4)

4

1.4 Keaslian Tugas Akhir

Menurut referensi tentang Tugas Akhir yang ada di Universitas Atma Jaya

Yogyakarta, perancangan struktur Gedung Apartemen Solo Paragon belum pernah

Referensi

Dokumen terkait

lingkungan menjadi kotor. Dengan demikian, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Oemasi tentang hidup sehat melalui media komunikasi kesehatan

Berbeda dengan kajian yang disebutkan di atas, kajian ini merekonstruksi secara bersama memori kolektif dan identitas kultural antar komunitas umat beragama Kristen

Kegiatan yang dilakukan terkait dengan program ini adalah mengobservasi inversi data menggunakan contoh dataset yang sudah ada, kemudian mengubah beberapa komponen di dalamnya

sistem memproses pola jawaban yang terpilih Referensi ke entitas yang cocok Pencocokan pola Interpretasi dan jawabannya interpretasi Pencocokan Contoh data Pertanyaan

Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Shiddiq (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku tidak

Subekti (2005) menyebutkan bahwa perhatian investor sering kali hanya terpusat pada informasi laba yang diberikan oleh perusahaan dan bukan prosedur yang digunakan perusahaan

Ketika kulit kelapa dibuat serat dan digabungkan dengan bahan lain akan menghasilkan material yang memiliki kekuatan lebih besar.. Serat kelapa dengan kelembaban 0,2%

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan hasil bahwa, persentase pelatihan karyawan yang baik akan menambah pengetahuan dan wawasan karyawan didalam