Suplemen yMajalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 202
Penanganan Cedera Tendon Achilles dengan Mersilene Tape
Na za r Mo e sb a r
Sub De p a rte me n O rtho p a e d i d a n Tra uma
De p a rte me n Ilmu Be d a h FK-USU/RSUP H. Ad a m Ma lik, Me d a n
Abstrak: Cedera tendon achilles sering spontan terjadi dimana sering sekali terdapat pada daerah proksimal 2 - 6 cm dari tempat insersi di kalkaneus. Penelitian ini dilakukan guna mengamati proses penanganan dan hasil dari cedera tendon achilles yang diperbaiki dengan mengunakan mersilene
tape. Penelitian dilakukan terhadap 14 kasus cedera tendon achilles selama 6 tahun dari Januari
1990 hingga April 1996 di RSUP. H. Adam Malik Medan dimana populasi yang dikumpulkan dengan mempertimbangkan aspek umur, riwayat trauma, gambaran klinis komplikasi sesudah operasi dan
fungsi aktivitas. Operasi dilakukan dengan menggunakan Mersilene Tape (Multi Filament Polyester
Mesh) . Setelah operasi, tidak dipasang gips dan tidak dilakukan peninggian lutut sewaktu weight bearing. Hasil dari operasi dimana penggunaan bahan Mersilene Tape ini aman dan dapat digunakan bahkan pada populasi dekade ke-5
Kata kunci: mersilene tape, tendon achiles
Abstract: Achilles tendon injury usually occurred spontaneously 2 – 4 cm proximal from its insertion at kalkaneus bone. The observation was performed in order to observe the result of repaired achilles
tendon with the mersilene tape.The observation included 14 cases in 6 years from January 1990 until
April 1996 at RSUP.H Adam Malik Medan The populations were gathered in consideration of age,
history of trauma, clinical overview after operation and functional activity. Operation was performed
using Mersilene tape (Multi Filament Polyester Mesh) After the operation, there were no immobilization performed (no cast); the knee was not raised upon weight bearing. The use of Mersilene tape is safe and can be adapted on older population above 50 years old.
Keywords: mersiline tape, achiles tendon
PENDAHULUAN
Tendon achilles adalah suatu tendon yang tebal dan kuat dari tendon yang ada pada tubuh manusia yang fungsinya sangat penting untuk stabilitias waktu berjalan. Winer dan Lipscomb melaporkan cedera tendon achiless adalah ketiga terbanyak dari cedera tendon yang sering dijumpai, dan ini banyak didapati pada usia dekade keempat.1,2,3,7.
Lipscomb melaporkan cedera tendon achiles adalah terbanyak secara spontan, baik sewaktu berolahraga, melompat atau jatuh dari ketinggian.3,7. Mendiagnosa suatu cedera tendon achilles adalah dengan pemeriksaan dimana kaki yang mengalami cedera di dorso fleksikan sehingga kita akan dapat meraba defek dari tendon yang mengalami cedera.1,3,5,7.
Lokasi cedera dari tendon achiles yang spontan umumnya terjadi antara 2 sampai 6 cm proksimal dari tempat insersi tendon Aahiles di kalkaneus. Menurut Lagergen dan Lindholm di daerah ini terjadi hipovaskularisasi dengan semakin meningkatnya usia dan juga di daerah ini sering mendapat trauma yang berulang –
ulang sehingga akan menyebabkan elastisistas dari tendon menjadi berkurang. 2,3,4,7,10.
Penanganan cedera tendon achiles masih merupakan isu yang kontroversial. Para penulis yang mengusulkan tindakan konservatif dengan memakai immobilisasi gips dengan alasan untuk menghindari bahaya dari komplikasi anastesi dan komplikasi operasi berupa infeksi dan parut.8. Sedangkan penulis lain menunjukan bahwa cedera tendon achiles yang ditangani secara operatif mempunyai kekuatan otot yang lebih kuat dari yang non operatif sehingga insiden untuk cedera kembali setelah intervensi bedah juga lebih sedikit.
Pada tindakan immobilisasi dengan gips yang berlama-lama pada tungkai bawah setelah reparasi tendon achiles ataupun hanya dengan tindakan konservatif saja akan menimbulkan banyak problem yaitu berupa atrofi dari otot betis, kekakuan sendi, memperlama waktu rehabilitasi dan kehilangan waktu kerja yang cukup lama.
Nazar Moesbar Penanganan Cedera Tendon Achilles...
Suplemen yMajalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 203 yang dicobakan pada hewan anjing dengan
memakai bahan Mersilene tape menjadi dasar dari teknik baru ini merepair cedera dari tendon achiles.
BAHAN DAN CARA
Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dari rekam medik selama 6 tahun dari Januari 1990 sampai dengan April 1996. Terdapat 14 kasus yang dicatat dan semuanya dilakukan tindakan operasi.
Infromasi dikumpulkan meliputi umur, riwayat trauma, gambaran klinik komplikasi sesudah operasi dan fungsi aktivitas setelah dilakukan operasi.
Operasi dilakukan dengan memakai bahan Mersilene Tape (Multi Filament Polyester Mesh) yang tebalnya 5 mm dan panjang 30 cm. Setelah operasi pada tungkai tidak dilakukan immobilisasi dengan memakai gips dan juga tanpa melakukan peninggian tumit sewaktu weight bearing. Pasien satu hari setelah operasi langsung dilakukan mobilisasi terutama pada pergelangan kaki.9
TEKNIK OPERASI
Dalam anastesi umum pasien posisi pronasi atau miring, dilakukan insisi longitudinal postero medial, mulai dari pertengahan betis sampai ke tuberositas kalkaneus. Fasia dibuka, kedua ujung fragmen tendon achiles yang mengalami cedera diidentifikasi dan dieksplorasi dan semua jaringan fibrous dibersihkan; kedua ujung tendon yang cedera dieksisi.
Kemudian dibuat lobang di tuberositas kalkaneus yang besarnya cukup untuk melewatkan bahan Mersilene tape yang diameternya 5 mm. Ujung dari Mersilene tape dilewatkan disamping tendon dengan memakai jarum yang besar sampai setinggi batas muskulotendineous, kemudian ujung dari masing-masing simpul dilewatkan ke bagian median dan memakai bahan Mersilene, sewaktu melakukan graft ini, kaki dalam posisi plantar fleksi dan lutut dalam keadaan fleksi 40 derajat.
Kemudian kedua ujung fragmen tendon yang cedera diaproksimasikan dengan menjahit secara matras. Luka operasi ditutup lapis demi lapis dan dipasang drain. Pada tungkai tidak dilakukan immobilisasi dengan gips.
Satu hari setelah operasi kaki (ankle joint) mulai digerakan secara aktif, hari kelima setelah operasi pasien dipulangkan. Selama 3 minggu pasien jalan dengan partial weight bearing
dengan bantuan tongkat untuk selanjutnya
penderita langsung jalan dengan full weight bearing .
HASIL
Dilakukan penanganan cedera tendon achilles terhadap 14 kasus yang sebagian besar adalah pria 12 kasus (85,7%) dan wanita 2 kasus (14,3%). Pria banding wanita adalah 6 berbanding 1 ini tidak jauh berbeda dengan yang dijumpai oleh J.F Kellam di mana pria banding wanita adalah 5 banding 1. 1.8
Ta b e l 1.
Distrib usi je nis ke la m in d a ri 14 ka sus c e d e ra te nd o n a c hille s
Je nis Ke la m in Jum la h Pe rse nta se
Laki - laki 12 85,7
Wanita 2 14,3 To ta l 14 100
Cedera tendon achilles lebih sering mengenai kaki kanan 9 kasus (64,3%) dan kaki kiri sebanyak 5 kasus (35,7%) .Hal ini berbeda dengan pengamatan H Kelikian dimana kiri lebih sering dari kanan. 1,7
Ta b e l 2.
Distrib usi le ta k c e d e ra te nd o n a c hille s
Lo ka si C e d e ra Jum la h Pe rse nta se
Kanan 9 64,3
Kiri 5 35,7
To ta l 14 100
Dari data yang dikumpulkan, umur yang tertinggi mendapat cedera tendon achiles adalah pada dekade ke – 5 sebanyak 5 kasus (35,8%) ini hampir sama dengan yang didapat para penulis-penulis lainnya dimana usia terbanyak mendapat cedera tendon adalah pada dekade ke 4 dan 5.12,3,5,7
Ta b e l 3.
Distrib usi um ur d a ri 14 ka sus c e d e ra te nd o n a c hile s
Um ur/ thn Jum la h Pe rse nta se
< 40 2 14,2
41 - 50 3 21,5
51-60 5 35,8 >60 4 28,5 to ta l 14 100
Karangan Asli
Suplemen yMajalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 204
Ta b e l 4.
Pe nye b a b te rja d inya c e d e ra te nd o n a c hille s
Pe nye b a b Jum la h Pe rse nta se
Spontan 12 85,7
Trauma langsung 2 14,3
to ta l 14 100
Dari semua cedera tendon achilles yang dilakukan operasi dengan memakai bahan Mersilene tape, tanpa gips dan tanpa meninggikan tumit sewaktu weight bearing sebagian besar berhasil dengan baik 13 kasus (92,9%) hanya 1 kasus yang dijumpai komplikasi setelah operasi berupa fistel (7,1%). Kemudian dilakukan debridemen ulang, luka sembuh tanpa mengangkat bahan Mersilene tape.
Ta b e l 5.
Ha sil tind a ka n o p e ra si c e d e ra te nd o n a c hile s d e ng a n m e rsile n ta p e
Ha sil Jum la h Pe rse nta se
Baik 13 92,9 Fistel 1 7,1 to ta l 14 100
DISKUSI
Telah dilakukan penanganan cedera tendon achilles dengan memakai bahan mersilene tape terhadap 14 kasus selama kurun waktu 6 tahun dari Januari 1990 hingga Mei 1996. Dilaporkan oleh beberapa penulis 4,6,8,9 bahwa penanganan cedera tendon achilles selama 8 minggu dan peninggian tumit rata – rata 6 minggu, ternyata mempunyai dampak tidak mengenakan bagi penderita, dimana waktu immobilisasi gips yang lama (14 minggu) menyebabkan otot – otot betis atrofi dan kekakuan sendi kaki yang tentunya memperlama waktu rehabilitasi dan penderita kehilangan kerja lama.
Kemampuan untuk sembuh sempurna merupakan kepentingan penderita. Dengan teknik baru Mersilene tape ini tidak diimobiliasasi dengan gips dan juga tidak dilakukan peninggian tumit waktu weight bearing dengan begini penderita akan cepat diimobilisasi dan beraktivitas
Keberhasilan dari penanganan ini disamping waktu immobilisasi yang cepat juga angka infeksi yang kecil hanya dijumpai 1 kasus (7,1%) dengan fistel tapi setelah dilakukan debridemen ulang luka menjadi sembuh tanpa mengangkat bahan Mersilene tapenya.
Prosedur teknik operasi cara ini cukup sederhana dan dapat dipakai untuk merepair cedera tendon yang baru maupun yang lama
Kemampuan untuk berjinjit dan ujung jari kaki yang cedera setelah operasi juga membuktikan cara ini baik dan aman dipakai
untuk tendon achilles dan harganya cukup murah.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan data deskriptif pengamatan selama 6 tahun mulai dari januari 1990 sampai mei 1996 penanganan cedera tendon achiles dengan memakai bahan mersilene tape didapati:
1. penderita terbanyak adalah laki-laki dengan perbandingan 6 banding 1.
2. umur terbanyak yang mendapat cedera achiles adalah dekade ke – 5
3. penyebab terbanyak dari cedera tendon achiles adalah diakibatkan cedera spontan 4. tindakan operatif dengan mersilene tapi
cukup baik dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
1. Allan E, Inglis MD, Thomas DS. Surgical repair of rupture of tendon achilles. Clinical Orthopaedic and Related Research, May 1981; 160 – 9.
2. Apley AG, Solomon L. Apley’s System of Orthopaedic and Fractures. 7th Ed. , New York :Butterworth 1993.p.491 – 2
3. Philips BB. Traumatic Disorders. In: Campbell’s Operative Orthopaedic: Vol 3. 8th ed. Pittsburg: Mosby 1987.p.1904 – 12. 4. Aldam CH. Repair of Calcaneal Tendon
Ruptures. J Bone and Joint Surg 1989; 71: 486 – 8.
5. Ramarutti CP. Orthopaedic and Primary Care.Baltimore: Lippincot 1979.p.278 – 80.
6. Wills CA, Washburn S. Achiles tendon rupture. Clinical Orthopaedi and Related Research 1986; 156 – 60.
7. Kelikian H, Kelikian AS. Disorders of the ankle. New York: WB Saunders Company 1985.p.770 – 82.
8. Kellam JF. Review of the operative treatment of achilles tendon rupture.Clinical Orthopaedic Related Research December 1985: 80 – 4
9. Levy M, Velkes S, Goldstein J, Rosner M. A methode of repair for achiles tendon rupture without cast immobilization. Clinical Orthopaedic and Related Research July 1984 ; 199 – 204