IKLAN DAN BRAND AWARENESS SISWA
(Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Diajukan Oleh :
FITRI DWINANDA SARI NASUTION 090922059
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul IKLAN DAN BRAND AWARENESS SISWA (Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran dalam mengingat suatu merek (brand awareness) sera apa saja faktor yang mempengaruhi murid untuk sadar kenal terhadap suatu merek produk yang diiklankan di televisi.
Penelitian ini dimulai pada bulan April 2011 dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid kelas VI SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan yang berjumlah 56 Orang. Peneliti langsung mendapatkan jumlah sampel dari populasi yang ada karena peneliti mengambil total sampling dimana populasi ada di bawah 100. Variable X dalam penelitian ini adalah Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim dan Variabel Y adalah Brand Awareness (Kesadaran dalam mengingat Merek).
Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan untuk memperoleh data dari kuesioner serta penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan. Teknik analisis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah analisis table tunggal dengan menggunakan piranti lunak SPSS 15.0.
Hasil penelitian diperoleh bahwa pada umumnya responden mendapat banyak informasi tentang cara mengingat suatu merek. Sebahagian besar responden cukup mampu bahwa cara melihat suatu merek dilihat dari bintang atau model yang dipakai oleh iklan produk tersebut agar mudah dipasarkan oleh khalayak.
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanhirrahim
Segala puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana senantiasa
melimpahkan rakhmat dan hidayahNya pada penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
Dimana skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan dan
memperoleh gelar kesarjanaan (S1) pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.
Pada sedikit ruang di bagian kata pengantar ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak
pada penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Adapaun rasa terima kasih tersebut
penulis tujukan kepada:
1. Ayahanda M.Nasution dan Ibunda Syahrida Lubis S.Pd yang telah memberikan kasih
sayang, dukungan dan segala sesuatu yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata, dari
penulis lahir hingga sekarang. Sungguh, kasih sayang orang tua tak dapat terbalas
jasanya.
2. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
3. Dra. Fatma Wardi Lubis, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Drs. Safrin, M.Si selaku dosen pembimbing penulis, yang telah banyak membantu
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Mulai dari meluangkan waktu, memberikan
masukan yang berharga dan tentunya berkenan untuk berdiskusi dengan penulis.
5. Seluruh Staf Dosen dan administrasi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU, yang telah
memberikan pendidikan pelajaran dan bimbingan pada penulis dari semester awal hingga
menamatkan perkuliahan.
6. Kepada kakakku tersayang Elia Novira Nst S.Pd serta seluruh keluarga besar penulis,
7. Kepada Abangnda tersayang M.Arief wahyudi Lubis, terima kasih atas perhatian,
bantuan serta dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh teman-teman penulis di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Ekstensi angkatan
2009, terutama buat Maya, Putri, Dessy, Yanti, Yani, Monic, Amie, Agatha, Eva,
Elisabeth, Hafiz, Ikhsan, Frengki, Bang Imam, Bang Hendra, Bang Zaki. Terima Kasih
atas semua dukungan dan semangatnya. Termasuk untuk Kak Riris, Astri, Ira, Indah
anak-anak bimbingan Pak Safrin yang saling membantu guna kelancaran penulisan
skripsi ini.
Akhir kata, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya pada semua pihak
yang secara langsung atau tidak langsung membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun atas bantuan semua pihaklah skripsi
ini bisa diselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rakmat dan hidayahNya pada
semua orang yang banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dan dalam penyusunan
skripsi ini. Amin.
Medan, Juni 2011
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ……….. ……….. i
KATA PENGANTAR ………. ii
DAFTAR ISI ………. iv
DAFTAR TABEL ……… vii
BAB I : PENDAHULUAN ……….. 1
1.1Latar Belakang ……….. 1
1.2Perumusan Masalah ……….. 8
1.3Pembatasan Masalah ……….. 8
1.4Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ………... 9
1.4.1 Tujuan Penelitian ………... 9
1.4.2 Manfaat Penelitian ………... 9
1.5Kerangka Teori……….…... 9
1.6Kerangka Konsep………... 16
1.7Model Teoritis………... 18
1.8Operasional Variabel………..……... 18
1.9Hipotesis……….………... 19
BAB II : LANDASAN TEORITIS………... 20
2.1Pengertian Komunikasi………. 20
2.2Komunikasi Massa………... 23
2.3Komunikasi Pemasaran……….... 27
2.4.1 Sejarah Periklanan ………... 30
2.4.2 Pengertian Iklan ………... 32
2.4.3 Jenis Iklan ………..…………. 32
2.4.4 Fungsi Periklanan ………... 35
2.4.5 Tujuan Periklanan ………... 36
2.5Pengertian Merek………..……... ………37
2.6Televisi Sebagai Media Iklan……….. ……... 38
2.7Brand Awareness……….. 44
2.8Teori S-O-R………... 46
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ……….. 50
3.1Sejarah Singkat SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan ………...…… 50
3.2Visi, Misi dan Tujuan SD Negeri 106837………..………. 50
3.3Struktur Organisasi……….. 51
3.4Metodologi Penelitian………... 53
3.4.1 Metode Penelitian……… 53
3.4.2 Lokasi Penelitian………. 53
3.4.3 Populasi dan Sampel……… 53
3.4.3.1Populasi……… 53
3.4.3.2Sampel……….. 54
3.4.4 Teknik Pengumpulan Data………. 54
3.4.5 Teknik Analisis Data……….. 54
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN……… 57
4.2 Proses Pengolahan Data……… 58
4.3 Analisis Deskriptif………. ………... 59
4.3.1 Karakteristik Responden……… 59
4.3.2 Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim……….. 61
4.3.3 Brand Awareness (kesadaran Suatu Merek) Khalayak……… 74
4.4 Uji Hipotesis……… 80
4.5 Pembahasan………. 83
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………. 87
5.1 Kesimpulan………..………. 87
5.2 Saran………..……… 89
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Jenis Kelamin……….. 59
Table IV.2 Usia……… 60
Table IV.3 Tingkat Keseringan Menonton Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim… 61 Table IV.4 Intensitas Menonton Iklan Pocari Sweat dalam Seminggu……… 62
Table IV.5 Waktu yang sering dalam menayangkan iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim……….. 63
Table IV.6 Waktu Penayangan Iklan yang paling disukai……… 64
Tabel IV.7 Bahasa yang digunakan dalam menarik perhatian………. 65
Table IV.8 Bahasa yang digunakan dalam Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim…… 66
Table IV.9 Ketertarikan Responden kepada model Iklan Pocari Sweat……… 67
Table IV.10 Model Iklan membuat responden lebih ingat pada iklan……… 68
Table IV.11 Kejelasan isi pesan Iklan Pocari Sweat………. 70
Table IV.12 Kemudahan dalam memahami isi pesan……….. 71
Table IV.13 Tata Artistik dalam iklan pocari sweat………. 72
Table IV.14 Isi pesan membuat responden terpengaruh untuk membeli pocari sweat…… 73
Table IV.15 Kemampuan dalam mengingat Iklan……… 74
Table IV.16 Kemampuan mengingat Iklan Pocari Sweat adalah iklan yang dibintangi Irfan Bachdim……… 75
Table IV.17 Pemunculan Iklan mempengaruhi responden untuk tertarik pada iklan………76
Table IV.18 Melihat iklan Pocari Sweat mampu mengingat merek produk…… ……... 77
diiklankan diTelevisi……….. 78
Table IV.20 kemampuan responden dalam mengingat slogan iklan pocari sweat………… 79
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul IKLAN DAN BRAND AWARENESS SISWA (Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran dalam mengingat suatu merek (brand awareness) sera apa saja faktor yang mempengaruhi murid untuk sadar kenal terhadap suatu merek produk yang diiklankan di televisi.
Penelitian ini dimulai pada bulan April 2011 dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid kelas VI SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan yang berjumlah 56 Orang. Peneliti langsung mendapatkan jumlah sampel dari populasi yang ada karena peneliti mengambil total sampling dimana populasi ada di bawah 100. Variable X dalam penelitian ini adalah Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim dan Variabel Y adalah Brand Awareness (Kesadaran dalam mengingat Merek).
Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan untuk memperoleh data dari kuesioner serta penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan. Teknik analisis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah analisis table tunggal dengan menggunakan piranti lunak SPSS 15.0.
Hasil penelitian diperoleh bahwa pada umumnya responden mendapat banyak informasi tentang cara mengingat suatu merek. Sebahagian besar responden cukup mampu bahwa cara melihat suatu merek dilihat dari bintang atau model yang dipakai oleh iklan produk tersebut agar mudah dipasarkan oleh khalayak.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan-perubahan yang begitu cepat di bidang ekonomi,
sosial, budaya. Hal ini dengan sendirinya membawa perubahan pada kebutuhan dan kepentingan
manusia sebagai konsumen yang semakin kompleks, sehingga membawa dampak pada usaha
dan pola pemasaran suatu produk. Oleh karena itu, produsen harus merubah dan menyesuaikan
strategi dan pola pemasaran produknya sesuai dengan situasi, kondisi dan tuntutan konsumen
pada saat ini. Hal ini jelas terlihat pada konsep pemasaran yang semula hanya berorientasi pada
produk dan penjualan (product concept and sales concept), kini berkembang dengan tujuan
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen (consumer oriented). Dalam
upaya pencapaian tujuan tersebut maka kegiatan pemasaran terkandung unsur-unsur marketing
mix (bauran pemasaran) yang terdiri dari product, price, place dan promotion.
Pemasaran harus dibarengi dengan kegiatan promosi. Promosi merupakan sarana komunikasi
yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Melalui promosi konsumen menyadari
adanya suatu produk (Product) dengan harga tertentu (Price). Serta mendapatkan informasi
mengenai tempat dimana produk tersebut dapat diperoleh (Place). Dan melalui promosi pula
kebutuhan konsumen dibangkitkan oleh berbagai stimulus dengan menanamkan citra, mulai dari
citra merek produk (brand image), citra perusahaan (corporate image). Dengan tujuan untuk
mempengaruhi khalayak agar menerima informasi dan kemudian membeli produk yang di
Iklan dapat disebut sebagai bagian ujung tombak pemasaran. Iklan adalah segala bentuk
pesan tentang suatu produk/jasa yang disampaikan oleh media masa dan ditujukan kepada
sebagian/seluruh masyarakat. Pesan dalam hal ini diartikan sebagai hal-hal yang diterjemahkan
baik dalam wujud gambar, rangkaian kata-kata maupun warna dengan tujuan membangkitkan
kesadaran dan kebutuhan konsumen akan suatu produk serta menanamkan citra ke dalam bentuk
konsumen. Wright mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang
mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membentu menjual
barang, memberikan pelayanan serta gagasan, ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk
informasi yang persuasive (Liliweri, 2001:20).
Pada zaman sekarang ini konsumen lebih sering mengkonsumsi minuman kemasan yang
praktis. Biasanya kita lihat lebih sering konsumen mengkonsumsi minuman untuk sebagai
penambah daya tahan tubuh. Kita mengetahui minuman kemasan bisa dikonsumsi oleh siapa
saja, tidak mengenal usia, dari muda sampai tua bisa mengkonsumsi minuman tersebut.
Pocari Sweat adalah minuman kesehatan dan minuman olahraga seperti bintang iklan
yang menjadi model dalam iklan Pocari sweat adalah pesepak bola yang sangat terkenal saat ini
yaitu Irfan Bachdim. 60 % berat badan kita adalah cairan, terdiri dari air dan elektrolit. Elektrolit
adalah uraian dari garam mineral yang secara alami sudah ada dalam tubuh kita. Elektolit adalah
gabungan dari ion positif (kation) & ion negatif (anion), berguna untuk membantu kelancaran
fungsi cairan tubuh. Pocari Sweat mengandung elektrolit dengan komposisi mirip dengan cairan
tubuh. Pocari sweat adalah minuman isotonik. Minuman Isotonik dapat membantu menggantikan
cairan dan elektrolit yang hilang melalui keluarnya keringat. Minuman isotonik dengan cepat
untuk membantu menggantikan cairan tubuh. Minum pocari sweat ini, sangat terasa gunanya
kalau sedang merasa kekurangan cairan. Entah itu karena kepanasan atau kecapean. Tetapi yang
paling dirasakan berguna jika sedang terkena diare. Rasanya membantu proses penyembuhan.
Terlebih-lebih rasanya yg cukup segar jika dibandingkan hanya minum garam & gula, minuman
yg dianjurkan jika sedang kena diare. Pocari Sweat tidak mengandung pengawet dan tidak
menggunakan pemanis buatan, tidak mengandung soda ataupun kafein, sehingga tidak
menimbulkan iritasi lambung ataupun ketagihan, rendah kalori, sehingga tidak menyebabkan
kegemukan. Oleh karena itu Pocari Sweat dapat dinikmati oleh siapa saja. Mulai dari
anak-anak usia 1 tahun keatas, hingga usai lanjut. Bahkan bisa juga dinikmati oleh ibu hamil, setelah
melahirkan ataupun selama masa menyusui. Pocari Sweat juga dapat dinikmati kapan saja.
Jadi tidak perlu menunggu habis sakit atau habis olahraga. Kapan saja tubuh memerlukan
pengganti cairan tubuh (http://www.pocarisweat.co.id/#/home).
Pocari Sweat menggandeng Irfan Bachdim untuk mendongkrak penjualan. Ada banyak cara
untuk mendongkrat popularitas dan penjualan produk di suatu perusahaan. Salah satunya yang
dilakukan Pocari Sweat melalui ajang futsal championship 2011 di Jakarta. Acara olahraga ini
merupakan bentuk perwujudan komitmen Pocari Sweat dalam memberikan edukasi kepada
masyarakat akan pentingya menjaga keseimbangan cairan tubuh untuk hidup sehat. Pocari Sweat
menyewa bintang sepak bola Indonesia Irfan Bachdim untuk menjadi bintang iklan sekaligus
yang membuka ajang pertandingan ini. Pocari Sweat juga menjadikan Irfan sebagai bintang iklan
di televisi tahun ini. Irfan Bachdim mulai menginjak karier sebagai bintang iklan dan brand
ambasador minuman isotonic. Untuk pertama kalinya Pesepak bola berdarah Malang-Belanda,
pengganti cairan tubuh yaitu Pocari Sweat. Irfan mengaku bersedia menjadi menjadi model iklan
ini karena ingin menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya, ia mengetahui bahwa minuman
kemasan ini menunjang untuk kesehatan, Irfan mendukung anak-anak kecil untuk meminum
minuman olahraga seperti Pocari Sweat. Pocari sweat juga untuk mengedukasi masyarakat
mengenai pentingnya cairan tubuh untuk kesehata
(http://industri.kontan.co.id/v2/read/industri/57982/Pocari-Sweat-gandeng-Irfan-Bachdim-untuk-dongkrak-penjualan).
Iklan kerap menjadi suatu elemen yang membuat iklan itu mudah diingat oleh orang yang
melihat atau mendengar. Untuk mencapai brand awareness (sadar kenal terhadap suatu merek)
yang diinginkan oleh konsumen. Dapat dikatakan keberhasilan kegiatan yang di promosikan
yang pertama adalah tersebarnya informasi (iklan) yang ditopang oleh kualitas dan kuantitas
penayangannya iklan media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah. Hal ini tidak
terlepas dari spesifikasi masing-masing media. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan
kelemahan, serta mempunyai segmen pasar yang berbeda terhadap konsumennya. Peneliti
berpikir iklan sebagai fokus penelitian karena belanja iklan yang paling besar adalah di televisi.
Selain itu dampak atau pengaruh yang paling kuat oleh televisi yang tidak hanya mengeluarkan
suara tetapi juga visualisasi gambar. Perpaduan suara dan gambar yang dimunculkan pada
televisi membuat televisi lebih memberikan dampak yang lebih kuat bagi pemirsanya.
Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian tentang iklan dalam merangsang sadar kenal
suatu merek (Brand Awareness) khalayak, peneliti mengambil iklan “Pocari Sweat” Versi Irfan
Bachdim dan seluruh murid kelas VI yang bersekolah di SD Negeri No.106837 Melati II
Iklan Pocari Sweat di televisi diharapkan mampu memberi pengaruh kepada setiap
penontonnya. Pengaruh atau efek yang didapatkan dan dirasakan oleh penonton berbeda satu
dengan yang lainnya, hal itu dipengaruhi oleh berbagai hal. Semenjak kehadiran pertandingan
piala AFF, masyarakat di Indonesia merasakan demam bola, tidak hanya dari kalangan dewasa
bahkan anak-anak pun merasakan demam bola piala AFF, hal ini ditandai seperti anak-anak yang
memiliki pemain idolanya yang ditunjukkan dengan membeli baju bola dengan nama pemain dan
menirukan gaya pemain bola setelah mencetak gol. Tidak hanya dalam masyarakat demam bola
juga melanda sekolah-sekolah, hal ini ditandai dengan Dinas Pendidikan mengadakan
pertandingan sepak bola antar sekolah, seperti yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Serdang
Bedagai untuk kecamatan Perbaungan melakukan pertandingan sepak bola antar sekolah. Dalam
kesempatan ini murid-murid SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan memiliki kesempatan
untuk ikut berpartisipasi mengikuti pertandingan sepak bola antar sekolah tersebut dan
memenangkan pertandingan tersebut dengan memperoleh peringkat pertama. Dalam penelitian
ini, peneliti memilih lokasi penelitian di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan, hal ini
dikarenakan peneliti ingin mengetahui tingkat sadar kenal terhadap suatu merek produk yang
ditayangkan di televisi yang bisa disampaikan anak-anak SD tersebut, sehingga tidak
membedakan daya pikir antara anak-anak di pedesaan dengan anak-anak SD yang bersekolah
dikota. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah seluruh murid kelas VI SD
Negeri No.106837 Melati II Perbaungan karena sesuai produk Pocari Sweat yang tidak ada
batasan usia yang dapat mengkonsumsi minuman kesehatan ini, peneliti menilai anak SD kelas
VI karena pemikiran anak SD tersebut sudah mulai berkembang dan peneliti ingin mengetahui
seberapa jauhkan anak SD dipedesaan sadar kenal suatu merek yang ditayangkan di televisi,
dan sesuai dengan Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim adalah minuman olahraga, mereka
akan beranggapan dengan minum Pocari Sweat bisa menjadi sehebat Irfan Bachdim.
Produsen umumnya mengiklankan produknya pada media massa yang sesuai dengan target
pasar mereka. Keefektifan suatu iklan tidak hanya ditentukan oleh keberadaan iklan itu sendiri di
media akan tetapi ada faktor lain yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu iklan untuk
menarik perhatian konsumen, memberi informasi / membujuk khalayak untuk memberi respon
terhadap iklan. Dalam kondisi iklan yang heterogen kesamaan kerangka pikir antara satu dengan
yang lain mempunyai perbedaan. Dalam menstimuli suatu pesan (iklan) bisa saja seseorang
hanya mengenal merek suatu produk dengan menyebut nama produk (merek), sedangkan orang
lain mampu menerangkan bagian-bagian mana saja yang menarik perhatian konsumen dari iklan
produk tanpa ada menyebutkan nama merek produk tersebut.
Dari ilustrasi diatas, dapat ditegaskan bahwa kerangka berpikir dan tingkat kemampuan
manusia berbeda-beda dalam menstimulus pesan (iklan). Menurut Effendy (2003:318-319),
berdasarkan ilmu psikologi ada 3 tingkat dalam kerangka berpikir manusia:
1. Tingkat kognitif adalah terjadi bila ada perubahan apa yang diketahui, dipahami, dan
dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan, atau informasi.
2. Tingkat afektif adalah timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirahasiakan, disenangi,
atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai.
3. Tingkat behavioral adalah merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi
Pada tingkat kognitif, perubahan cara berpikir manusia melewati tahap-tahap perhatian
(attention), kesadaran (awareness), pemahaman (comprehension) dan keyakinan (believe). Dan
keberhasilan suatu iklan diukur dengan pernyataan tingkat sadar kenal dalam suatu merek (brand
awareness) yang merupakan hasil proses pemikiran pada tingkat kognitif dari daya pikir
manusia.
Brand Awareness (Kesadaran dalam suatu iklan ) yaitu segala iklan untuk menciptakan untuk
menarik minat dan perhatian masyarakat. Yang mana tahap awalnya masyarakat harus
menyadari kehadiran yang akan ditawarkan lewat iklan tersebut. Biasanya keberhasilan dalam
suatu iklan adalah tingkat kesadaran masyarakat dalam mengetahui suatu merek. Dan itu tujuan
utama dalam pembentukan iklan.
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dimana pun iklan ditempatkan, tujuan
utamanya adalah membangkitkan tingkat sadar kenal terhadap suatu merek (Brand Awareness)
khalayaknya. Melalui media televisi, keefektifan terhadap sadar kenal khalayak tentang merek
dari produk yang diiklankan erat kaitannya dengan bintang iklan (model) yang akan
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan dari penelitian ini, yakni:
“ Bagaimanakah hubungan iklan “Pocari Sweat” versi Irfan Bachdim yang ditayangkan di
televisi terhadap tingkat kesadaran kenal dalam suatu merek (Brand Awareness) khalayak pada
murid-murid SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan?
1.3Pembatasan Masalah
Untuk menghindari salah pengertian dan memperjelas masalah yang akan di bahas dalam
penelitian, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah. Masalah dalam
penelitian ini terbatas pada:
1. Penelitian terbatas pada iklan “ Pocari Sweat” yang ditayangkan di stasiun televisi. Penelitian
hanya terbatas pada brand awareness murid-murid.
2. Objek penelitian adalah murid-murid kelas 6 yang mengetahui produk “Pocari Sweat”
tersebut di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan.
3. Objek penelitian terbatas pada murid-murid yang sudah menonton iklan Pocari Sweat selama
3 kali menonton atau lebih.
1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Iklan Pocari Sweat terhadap Brand Awareness murid-murid
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa dalam Iklan Pocari Sweat yang mempunyai Brand
Awareness Murid.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti mengenai
periklanan sebagai salah satu bidang Ilmu Komunikasi.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas ruang lingkup penelitian dalam
bidang Ilmu Komunikasi, khususnya periklanan.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pengiklanan
dalam menentukan bintang iklan (model) dalam suatu iklan.
1.5Kerangka Teori
Menurut Nawawi (1995:39) suatu penelitian memerlukan kejelasan titik tolak landasan
berpikir dalam memecahkan masalahnya. Untuk itu disusun kerangka teori yang memuat pokok
pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disorot.
Teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah: Komunikasi dan Komunikasi
1. Komunikasi dan Komunikasi Massa
Menurut pengertian sederhana, komunikasi adalah proses pengoperasian lambang oleh
komunikator kepada komunikan dengan tujuan agar terjadi persamaan arti antara komunikator
dengan komunikan. Maka proses komunikasi mengandung unsur-unsur yaitu source
(komunikator), pesan (message), channel (saluran/media), receiver ( penerima pesan), effect
(efek).
Komunikasi mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Thomas M Scheidel mengemukakan
bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk
membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita dan mempengaruhiorang lain, merasa
berpikir atau berperilaku yang seperti kita inginkan.
Hakikatnya proses komunikasi itu adalah proses pernyataan anatarumat manusia. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurnya. Dengan kata lain komunikasi pada hakikatnya adalah suatu
penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) pada orang lain (komunikan),
dimana pikiran itu bisa berupa gagasan, informasi dan opini (Effendy, 1990: 11).
Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam
(Liliweri,1991), merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam
menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat
tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Sedangkan
definisi Gebner, tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa
terus menerus dalam jarak waktu yang tetap. Komunikasi massa adalah komunikasi yang
ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa
khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang
menonton televisi.
Komunikator ini dilakukan dengan menggunakan media massa disebut komunikasi massa.
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan pada khalayak yang
tersebar, heterogen dan melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan dapat diterima
secara serentak dengan sesama.
2. Komunikasi Pemasaran
Pemasaran menurut Philip Kotler adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menciptakan dam mempertukarkan produk atau
nilai dengan individu dan kelompok lain. Dari penelitian diatas, komunikasi pemasaran adalah
proses untuk membalikkan pesan-pesan yang dibutuhkan serta yang diinginkan oleh suatu
kelompok atau individu. Atau komunikasi pemasaran adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikan dengan komunikator yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
kedua belah pihak melalui media yang ditimbulkan efek. Komunikasi pemasaran yang dilakukan
oleh perusahaan adalah untuk membantu pengambilan keputusan, mengarahkan pertukaran
kebutuha dan keinginan serta menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik, dan salah satu
3. Periklanan
Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media
ditujukan sebahagian/seluruh masyarakat. Sedangkan periklanan keseluruhan proses yang
meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan. Defenisi
iklan menurut AMA (American Marketing Association) adalah setiap bentuk pembayaran
terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan dan layanan yang bersifat
non personal atau tanggungan sponsor tertentu (Liliweri,2001:21).
Iklan tidak mutlak diperlukan bagi jalannya perekonimian yang efisien, karena biasanya
penawaran akan selalu mengimbangi permintaan. Hanya jika permintaan yang diinginkan
produsen begitu tinggi, atau jika penawaran begitu jauh sekali melebihi permintaan, maka iklan
menjadi sangat penting. Dalam situasi ini produsen tahu batasan operasinya, yakni bahwa
pertumbuhannya tergantung pada kapasitas produksinya. Namun begitu memasuki pasar,
pertumbuhannya lebih ditentukan oleh kapasitasnya dalam menjual suatu barang atau jasa
(Wiliam L. Rivers – Jay W. Jensen:182).
Tugas iklan menyampaikan informasi tentang produk atau jasa sekaligus menawarkan
kepada konsumen. Iklan bahkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat menurut ukuran
dunia modern. Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non
personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dimuat di media massa lainnya.
Fungsi iklan antara lain yaitu sebagai pemasaran, komunikasi, pendidikan, ekonomi dan sosial
4. Televisi
Televisi berasal dari kata Yunani yaitu tele dan visi. Tele berarti jauh dan visi yang berarti
penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik
yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, music dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang
lain yaitu visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi
pemirsanya (Effendy, 2004:192).
Televisi dirintis oleh para ahli sejak awal abad 19 dan berkembang dengan pesat pada akhir
abad 20. Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi elektronika, yang banyak
mendukung perkembangan dunia pertelevisian itu sendiri. Televisi tumbuh dan berkembang
menjadi salah satu bentuk media audiovisual dengan cirri dan sifatnya yang khas. Ciri dan
sifatnya inilah yang memedakan dengan media massa yang telah ada sebelumnya, yaitu media
massa cetak (surat kabar, majalah) dan media massa elektronika (film, radio). Televisi
merupakan jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu
berlangsung satu arah, sasarannya menimbulkan kesepakatan dan komunikatornya heterogen.
Seperti halnya media massa lainnya, televisi mempunyai fungsi penerangan, pendidikan dan
hiburan. Masing –masing media baik cetak maupun elektronik mempunyai kelebihan dan
kelemahan (Kasali :1995).
Adapun kelebihan dari televisi yaitu (Kasali:1995) :
1. Efisiensi biaya
2. Dampak yang kuat
Sedangkan kelemahan televisi yaitu (Kasali:1995) :
1. Biaya yang besar
2. Khalayak yang tidak selektif
3. Kesulitan teknis
5. Brand Awareness
Aio Liliweri mengemukakan segala iklan yang diciptakan bertujuan untuk menarik minat dan
perhatian manusia, yang mana tahap awalnya adalah menyadari kehadiran yang ditawarkan lewat
iklan tersebut. Umumnya keberhasilan suatu iklan pertama sekali diukur dari pernyataan tingkat
kesadaran dalam suatu merek dalam sebuah iklan (brand awareness) yang sekaligus merupakan
tujuan dari periklanan.
Sadar kenal adalah permulaan atau pendahuluan yang dirangkai dengan tahu dan mengerti
atau teringat kembali. Tingkat kesadaran dalam suatu merek merupakan tingkatan yang paling
awal dalam upaya mencapai tujuan dariperiklanan, pada tingkat kesadaran dalam suatu merek ini
biasanya ditandai dengan mulainya individu menyadari kehadiran suatu produk tetapi belum
menyerap cukup banyak informasi mengenai suatu produk.
Unsur-unsur yang terdapat dalam kesadaran merek (Brand Awareness) adalah sebagai berikut:
1. Brand Opinion
Yang berarti orang memiliki pendapat tentang suatu merek, baik itu keunggulan maupun
2. Brand Knowledge
Pengetahuan tentang merek lebih pada tahap internalisasi terhadap merek itu sendiri.
3. Brand Dominance
Keberadaan merek tertentu di-recall.
4. Top of mind
Merek yang disebut pertama, merek dari katagori apapun akan mengindikasikan melekatnya
merek tersebut di benak seseorang.
5. Brand Recall
Didasarkan pada pertanyaan seseorang tentang merek dari kelas produk tanpa bantuan atau
dalam benak konsumen sudah terdapat merek dari produk tertentu dan ini sangat diperlukan
pada saat hendak melakukan pembelian suatu produk.
6. Brand Recognition
Diberikan sejumlah merek dari kelas produk tertentu dan diminta untuk mengidentifikasikan
apa yang mereka telah dengar sebelumnya.
6. Teori S-O-R
Dari uraian –uraian diatas maka teori yang mendekati permasalahan penelitian ini adalah
teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial
dapat dimengerti mengenai suatu analisi dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi
teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy,
2003:254).
Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuain pesan dan reaksi
komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah:
1. Pesan (Stimulus, S) adalah pesan yang disampaikan Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim
kepada murid.
2. Komunikan (Organism, O) dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas VI SD Negeri
No.106837 Melati II Perbaungan.
3. Respon (Response, R) adalah tanggapan atau respon murid kelas VI SD Negeri No.106837
Melati II Perbaungan terhadap Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim sebagai Brand
Awareness Murid.
Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dinama efek
merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan
dan memperkirakan suatu ikatan yang erat antara pesan-pesan atau reaksi audiens.
1.6Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan
hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya.
menggambarkan secara abstrak atau fenomena sosial. Merumuskan kerangka konsep sebagai
hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian
yang akan dicapai.
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya, kerangka konsep yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Independent Variabel / Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan sejumlah gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lainnya. Dengan kata lain variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (variabel terikat/Y). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim”, diwakili notasi X.
b. Dependent Variabel / Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada muncul dipengaruhi
atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Ada atau munculnya variabel ini adalah karena
adanya variabel bebas bukan karena adanya variabel lain (Nawawi. 1995). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah tingkat kesadaran kenal suatu merek (Brand Awareness) yang
diwakili notasi Y.
c. Intervening Variabel / Variabel Antara (Z)
Variabel antara adalah variabel yang menghubungkan variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden dan diwakili oleh notasi
1.7Model Teoritis
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk suatu
model teoritis sebagai berikut:
1.8Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dijelaskan diatas, untuk lebih
memudahkan operasionalisasi masalah maka perlu dibuat operasionalisasi variabel.
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel Bebas (X)
Iklan Pocari Sweat Versi Irfan
Bachdim
1. Frekuensi menonton
2. Waktu penayangan
3. Frekuensi penayangan
4. Daya tarik pesan
5. Bintang iklan
6. Kejelasan isi pesan Variabel Bebas (X)
Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim
Karakteristik Responden Variabel Terikat (Y)
2. Variabel Terikat (Y)
Brand Awareness (sadar kenal suatu
merek)
Tahapan dalam mencapai tingkat kesadaran
dalam suatu merek.
1. Perhatian khalayak
2. Kemampuan mengenal produk
(Brand Recognition)
3. Kemampuan mengingat produk
(Brand recall)
3. Variabel Antara (Z)
Karakteristik Responden
1. Jenis kelamin
2. Usia
1.9Hipotesis
Menurut (Rakhmat, 1991:14) hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai penelitian tersebut mengumpulkan data.
Karenanya hipotesis adalah pernyataan sementara hal-hal yang oleh peneliti ingin didukung atau
ditolak.
Berdasarkan konsep dan teori sebagaimana yang telah peneliti kemukakan diatas maka
peneliti akan coba mengemukakan hipotesis penelitian, yakni:
Ho : Tidak terdapat hubungan “iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” terhadap brand
awareness khalayak di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan.
Ha : Terdapat hubungan antara iklan “Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim” terhadap brand
BAB II
LANDASAN TEORITIS II.1 Pengertian Komunikasi
Manusia merupakan makhluk hidup yang bermasyarakat. Semakin besar suatu
masyarakat berarti semakin banyak masalah yang akan timbul akibat dari perbedaan – perbedaan
dalam pikiran, perasaan, kebutuhan, keinginan, sifat, tabiat, perspektif dan kepercayaan antara
individu dengan individu yang lain. Karena itu manusia harus berinteraksi sehingga terjadilah
pengungkapan pikiran dan perasaan dalam bentuk percakapan. Hakikat komunikasi adalah
proses pernyataan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurnya.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin yang
berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to
make common). Istilah pertama communis paling sering digunakan sebagai asal kata komunikasi,
yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang hampir mirip. Komunikasi menyarankan
bahwa suatu pikiran,makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana,2007:46).
Melalui komunikasi orang berusaha mendefenisikan sesautu termasuk istilah
“komunikasi” itu sendiri. Sampai saat ini terdapat banyak defenisi komunikasi yang berasal dari
banyak ahli. Menurut Bernard Berelson dan Gary A.Steiner, komunikasi adalah transmisi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol,
kata-kata, gambar, figure, grafik dan sebagainya. Tindakan atau transmisi itulah yang biasanya
Menurut Carl I Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistemastis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan
sikap. Defenisi ini menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja
penyampaian informasi, melainkan juga bentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap
publik (public attitude). Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah
prilaku orang lain “communication is the process to modify the behavior of other individuals”
(Effendy,2006:10).
Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila
komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan diatas. Untuk dapat memahami
pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, maka dapat mengutip
paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik
untuk mengemukakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Who says
what in which channel to whom with what effect?” atau “Siapa mengatakan dengan saluran apa
kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?” (Mulyana, 2007:69). Paradigma Laswell ini
menunjukkan bahwa komunikasi melewati 5 unsur, yakni komunikator (communicator, source,
sender), pesan (message), media (channel, media), komunikan (communicant, communicate,
receiver, recipient), efek (effect, impact, influence). Jadi berdasarkan paradigma Laswell
tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy,2006:10).
Berdasarkan defenisi-defenisi diatas, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, dengan mengandung tujuan
tertentu, memeberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung,
Dalam proses komunikasi, paling sedikit terdapat tiga unsur pokok yaitu komunikator, pesan
dan komunikan (Effendy, 1999:11). Proses komunikasi pada dasarnya menjadi dua tahap:
1. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu merupakan proses penyampaian pesan oleh
sesorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan
media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya
berada ditempat yang relatif jauh dan berjumlah banyak.
2. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambng sebagai media
dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang
secra langsung mampu menerterjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada
komunikannya.
Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan (Drs. Widjaja, 2002:10-11) antara lain:
a. Untuk mengubah sikap (to change the attitude)
Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai komunikator kita harus
menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga
mereka dapat mengerti apa yang kita maksudkan.
b. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to the change the opinion)
Memahami orang lain maksudnya kita sebagai komunikator harus mengetahui apa yang
diinginkan masyarakat.
c. Untuk mengubah perilaku (to change the behavior)
Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita
d. Untuk mengubah masyarakat (to the change society)
Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
II.2 Komunikasi Massa
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud komunikasi massa ialah
komunikasi melalui media massa modern. Dan media massa ini adalah surat kabar, film, radio
dan televisi (Effendy, 1992:20). Jadi yang diartikan dengan komunikasi massa adalah
penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada masyarakat yang abstrak,
yakni sejumlah orang yang tidak diketahui oleh si penyampai pesan.
Komunikasi massa adalah sebagai keterampilan, sebagai seni, dan sebagai ilmu. Ia adalah
keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat
dipelajari seperti menfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat
ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian ia meliputi tantangan-tantangan kreatif
seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan
majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu
dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya
komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi
lebih baik (Effendi, 1992:21).
Defenisi komunikasi massa (Effendi, 1992:20-24) yaitu:
1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang
luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau
semua orang membaca atau semua orang yang menonton televisi. Ini berarti bahwa
2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio
dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefenisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita.
Jadi media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan
bertempat tinggal jauh. Sedangkan media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, rekreasi. Keuntungan komunikasi
dengan menggunakan media massa ialah, bahwa media massa menimbulkan keserempakan
(simultaneity) artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak
saat yang sama secara bersama-sama (Effendy, 1992:10).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka Effendi (1992:20) mengemukakan ciri-ciri dari
komunikasi massa adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari
komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain perkataan komunikator tidak mengetahui
tanggapan para pembacanya, komunikan terhadap pesan yang disiarkan, tidak mengetahui
dalam hal ini maksudnya ialah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu
berlangsung.
2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Media massa sebagai saluran komunikasi
massa lembaga yakni suatu instansi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya
melembaga. Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya
dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang lain.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Pesan yang disebarkan melalui media massa
4. Media komunikasi massa menimbulkan keseramakan.
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.
Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Joseph R. Dominick terdiri atas
(Effendy, 2006: 29-31):
1. Pengawasan peringatan (Surveillance)
Fungsi pengawasan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pengawasan Peringatan (warning of beware surveillance)
Pengawasan jenis ini jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai
ancaman angin topan, letusan gunung berapi, kondisi ekonomi yang mengalami depresi,
meningkatnya inflasi atau serangan militer. Informasi ini dapat diinformasikan segera dan
serentak program televisi diinterupsikan untuk memeberitakan peringatan bahaya tornado), dapat
pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis (berita surat kabar
atau majalah secara bersambung mengenai polusi udara atau masalah pengangguran).
b. Pengawasan instrumental (instrumental surveillance)
Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan
sehari-hari. Juga fungsi pengawasan dapat dijumpai pada isi media yang dimaksudkan untuk
menghibur.
2. Interpretasi (Interpretation)
Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta
interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah
interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, adakalanya juga berbentuk kartun atau gambar
lucu yang bersifat sindiran.
3. Hubungan (Linkage)
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang
tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Misalnya kegiatan periklanan
yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual.
4. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada
cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media
massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca, mendengarkan dan
menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa
yang penting.
5. Hiburan (Entertainment)
Fungsi ini jelas tampak pada televisi dan radio, dimana sebahagian besar programnya bersifat
menghibur (to entertain)
Ada satu ketika media massa dipandang sangat berpengaruh tetapi ada saat lain ketika media
massa dianggap sedikit bahkan hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali. Perbedaan pandangan
ini tidak saja desebabkan karena perbedaan latar belakang teoritis atau historis, tetapi juga
perbedaan mengartikan efek. Seperti yang dinyatakan oleh Donald K. Robert ada yang
beranggapan bahwa efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media
massa. Karena fokus pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh
Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa (Rakhmat,
1993:219) yaitu:
1. Efek kognitif adalah terjadi bila ada perubahan apa yang diketahui, dipahami, dan
dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan, atau informasi.
2. Efek afektif adalah timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirahasiakan, disenangi,
atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai.
3. Efek Konatif (behavioral) adalah merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang
meliputi pola-pola tindakan, keinginan, atau kebiasaan berperilaku.
II.3 Komunikasi Pemasaran
Akhir-akhir ini konsep pemasaran atau pasar telah banyak berkembang. Pasar adalah
gagasan kuat yang memiliki arti luas. Barang, jasa, komoditi ada dipasar dan tunduk kepada
hukum penawaran dan permintaan. Dan hal yang paling utama dalam pasar adalah gagasan
tentang pelanggan. Barang, jasa, komoditi dihasilkan untuk memasok dan memuaskan
konsumen. Inilah perlunya biro iklan menentukan, menemukan, mempertahankan pelanggan dan
memenuhi kebutuhannya.
Kekuatan yang menghubungkan sebuah organisasi dengan pelanggannya adalah kekuatan
pemasaran. Pemasaran menurut Philip Kotler adalah suatu proses sosial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan individu dan kelompok lain.
Fungsi pemasaran sangat penting bagi keseluruhan tugas untuk melayani dan
sedemikian luas dari barang-barang konsumen, ke jasa, pendidikan. Sejalan dengan
berkembangnya gagasan mengenai pelanggan berkembang juga gagasan mengenai merek. Faktor
kunci dalam proses pemasaran dalam pengembangan ini adalah periklanan atau lebih tepat lagi
komunikasi pemasaran secara umum.
Komunikasi pemasaran adalah proses untuk membalikkan pesan-pesan yang dibutuhkan
serta diinginkan oleh suatu kelompok /individu. Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan adalah untuk membantu pengambilan keputusan, mengarahkan pertukaran,
memenuhi kebutuhan dan keinginan serta menyadarkan semua pihak untuk berbuat baik dan
salah satu dari bauran komunikasi pemasaran adalah iklan.
William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication And Promotion,
mendefenisikan komunikasi pemasaran adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan
secara persuasive sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien
(Purba,2006:126).
Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu
komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antarindividu atau antar organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan
kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara
mereka dengan pelanggannya. Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada
komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas komunikasi.
Juka digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran mereka yang memfasilitasi terjadinya pertkaran dengan menciptakan suatu arti
II.3.1 Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Bauran
pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan yang dipadukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran
pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan produknya. Dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal
sebagai 4P yaitu Product, Price, Place, and Promotion (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi)
1. Product (Produk)
Product (Produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada pasar sasaran. Yang mencerminkan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran.
2. Price (Harga)
Price (Harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh /
mendapatkan produk. Keputusan harga harus dihubungkan dengan keputusan rancangan
produk, distribusi dan promosi untuk program pemasaran yang efektif. Harga merupakan
faktor penempatan produk yang amat penting yang menentukan pasaran produk, persaingan
dan rancangan produk. Perusahaan harus bisa menegosiasikan harga dengan setiap
pelanggan, menawarkan diskon, melakukan penjualan tukar-tambah dan menawarkan kredit
untuk menyesuaikan dengan situasi persaingan yang berlangsung dan mempertimbangkan
harga sesuai dengan persepsi pembeli.
3. Place (Distribusi)
Place (Distribusi) mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi
konsumen, tidak terbatas pada pendistribusian produk nyata (tangible), dimana para
penyalur mendemonstrasikan produk kepada para pembeli terkhusus pembeli potensial,
mengasosiasikan harga, melakukan layanan purna-jual.
4. Promotion (Promosi)
Secara sederhana promosi dapat diartikan sebagaimana diungkapkan Rendra Widyatama
dalam buku pengantar periklanannya, upaya menyampaikan suatu pesan tentang hal yang
kurang dikenal menjadi dikenal oleh publik (Kotler, 2002:61).
Promotion (Promosi) berarti aktifitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Konsep yang secara umum sering
digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi
(promotion mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan
berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi
produk. Terdapat 5 (lima) jenis promosi yang biasa disebut sebagai bauran promosi yaitu
iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public relation) serta
pemasaran langsung (direct marketing).
II.4 Periklanan
II.4.1 Sejarah Periklanan
Iklan berasal dari bahasa Arab “iqlama” yang dalam bahasa Indonesianya artinya
pemberitahuan, sementara kata “Advertensi” berasal dari bahasa Inggris “Advertising” atau
yang berarti berulang-ulang. Sebenarnya semua istilah diatas mempunyai pengertian yang sama
yaitu member informasi tentang suatu barang/jasa kepada khalayak.
Iklan muncul sejak tahun 3000 tahun SM dan sudah dikenal dalam peradaban
bangsa-bangsa Mesopotamia dan Babilonia. Pada zaman Mesopotamia, para pedagang menyewa
perahu-perahu dan mengutus pedagang keliling untuk mengantar hasil produksi rumah tangganya
kepada para konsumen yang membutuhkan. Sistem pengendaraannya masih door to door. Sistem
tersebut masih bertahan sampai dengan sekarang. Pendapat lain mengatakan iklan berasal dari
zaman ERomawi kuno pada tahun 600 SM oleh Thales, seorang piawai dalam ilmu politik,
matematika dan astronomi mengadu nasib sebagai ahli tujuan untuk meramal terjadinya gerhana
matahari. Ramalan yang dihubungkan dijuluki Town Cries. Dimana ia berseru berulang-ulang
dimuka keramaian. Town Cries juga digunakan para pedagang untuk memeriahkan barang
dagangan dan mendapatkan upah. Mereka inilah yang dianggap sebagai cikal bakal dunia iklan.
Iklan yang dibuat dalam bahasa Inggris dan dicetak lebih modern terbit di London pada
tahun 1472 yang dibuat oleh William Caxton. Pada tahun 1704 iklan dicetak muncul di Amerika
oleh Benyamin Franklin. Menjelang akhir abad ke-18 iklan dicetak mulai merambah ke seluruh
penjuru dunia termasuk di Indonesia. Iklan cetak yang muncul di Indonesia bernama “Hindia
Belanda” pada tahun 1774 adalah surat kabar Vendu Nieuws, Koran terbitan pemerintah Belanda
yang cukup ramai dengan iklan-iklan tentang penawaran barang milik VOC, iklan pribadi, dan
pengumuman pemerintah. Iklan di Indonesia yang dibuat modern pada zaman setelah
II.4.2. Pengertian Iklan
Iklan adalah bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media kepada
sebagian /seluruh masyarakat. Sedangkan periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi
penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.
Menurut Wright bahwa iklan adalah suatu proses yang mempunyai kekuatan yang sangat
penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta
gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi persuasif. Iklan adalah
informasi tentang barang ataupun gagasan yang menggunakan media non personal yang dibayar
(Liliweri, 2001:20).
Pengertian seperti ini menerangkan bahwa kegiatan periklanan mengandung unsur
penyewaan ruang dan waktu dari sudut media massa karena ruang dan waktu memang
dipergunakan oleh pengiklanan untuk menyebarkan informasi. Penyebaran informasi melalui
media itulah yang membawa sifat iklan non professional atau tidak bertatap muka.
Defenisi iklan menurut AMA (American Marketing Association), bahwa iklan adalah
setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan
dan layanan yang bersifat non personal atas tanggungan sponsor tertentu (Liliweri 2001;21).
Masyarakat periklanan Indonesia mendefenisikan iklan sebagai bentuk pesan tentang
suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat.
II.4.3 Jenis Iklan
Menurut Bittner dalam bukunya Mass Communication an Introduction, secara umum
iklan terdiri dari dua jenis, yaitu (Liliweri, 2001:31-32) pertama iklan standard dan kedua iklan
1. Iklan standar (Komersil)
Yang dimaksud iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan
mengenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media. Tujuan
iklan standar adalah merangsang motif dan minat para pembeli atau para pemakai.
2. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak
mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Hal ini berbeda dengan
iklan standar yang mengharapkan dari pemasangan iklan yang mendapatkan keuntungan
atas penjualan barang produksinya. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan
memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif
terhadap pesan yang akan disampaikan.
Adapun jenis-jenis media iklan adalah sebagai berikut:
1. Iklan media cetak: surat kabar, majalah, jurnal, tabloid dan lain-lain.
2. Iklan media elektronik: televisi, radio (jingle dan sound) dan lain-lain.
3. Iklan media online: internet.
4. Poster, papan reklame, dan media ruang lainnya.
5. Brosur, booklet, catalog dan lain-lain.
6. Surat penawaran melalui direct mail.
7. Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran dan periklanan.
8. Bentuk-bentuk iklan khusus, seperti tas belanja, balon udara dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis iklan media elektronik televisi yaitu iklan
Pembagian iklan secara umum (Liliweri, 1997:33)
a. Iklan tanggung jawab sosial
Adalah iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif,
penerangan, pendidikan agar membentuk sikap warga masyarakat sehingga mereka
bertanggung jawab terhadap masalah sosial dan kemasyarakatan tertentu. Sedangkan iklan
penggambaran sosial adalah iklan yang pesan-pesannya jelas memberikan gambaran tentang
peristiwa kejadian.
b. Iklan bantahan
Adalah iklan yang diajukan melalui media massa untuk membantah dan memperbaiki citra
suatu produk yang namanya sudah tercemar di kalangan masyarakat akibat suatu informasi
yang tidak benar.
c. Iklan pembelaan
Adalah mirip dengan iklan bantahan, namun iklan pembelaan merupakan iklan yang diajukan
untuk membela keberadaan suatu barang, jasa, ide atau gagasan tertentu dari pengajuan atau
klaim dari pihak lain terhadap suatu produk tertentu.
d. Iklan perbaikan/ralat
Adalah iklan yang memperbaiki pesan-pesan tentang suatu produk tertentu yang terlanjur
salah dan disebarluaskan melalui media massa.
e. Iklan keluarga
Adalah iklan yang pesan-pesannya merupakan pemberitahuan tentang terjadinya suatu
II.4.4 Fungsi Periklanan
Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal
secara teoritis melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang diembankan media massa lainnya
(Liliweri, 1997:47).
1. Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli
terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. Iklan merupakan
salah satu strategis pemasaran yang bertujuan untuk menambah penjualan dan keuntungan.
2. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media
berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri dari sekelompok orang yang
menjadi khalayak. Sebagai fungsi komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk
sehingga harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan.
3. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan merupakan sebagian fungsi komunikasi. Secara khusus sebenarnya dalam
setiap ulasan efek komunikasi maka efek pendidikan lebih diutamakan. Hal ini disebabkan
karena semua orang ingin menghindari terbentuknya suatu sikap negatif. Dalam periklanan
hal ini demukian sangat diperhatikan dan melalui fungsi pendidikan untuk pembentukan
sikap setiap orang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya. Kemudian aspek afeksinya
dan aspek psikomotor. Fungsi pendidikan dalam komunikasi harus memberikan pilihan yang
4. Fungsi Ekonomi
Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu, bentuk pelayanan
jasa, maupun kebutuhan serta memperluan ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial.
5. Fungsi Sosial
Iklan yang mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan standar
hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia diseluruh dunia. Misalnya melalui iklan dapat
digerakkan bantuan keuangan, bahan-bahan makanan. Melalui publikasi iklan mampu
menggugah pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi
yang positif dan diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.
II.4.5 Tujuan Periklanan
Sudarto Tjokrosisworo (suryadi, 2006:62), iklan merupakan padanan kiat dari advertising
dan advertentie, dengan pengertian penyampaian pesan yang kreatif dan persuasive melalui suatu
media penyampai.
Adapun tujuan dari periklanan, di antaranya adalah:
a. Iklan yang bersifat memberikan informasi (informative advertising)
Adalah iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk atau jasa dalam tahap
rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut.
b. Iklan membujuk (Persuasive advertising)
Iklan menjadi penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah
menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu.
Iklan ini sangat penting dalam tahap kedewasaan suatu produk untuk menjaga agar
konsumen selalu ingat akan produk tersebut.
d. Iklan pemantapan (reinforcement advertising)
Iklan dimana berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan
yang tepat.
Pada dasarnya tujuan periklanan adalah komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap
dan perilaku konsumen.
II.4.6 Pengertian Merek
Pengertian merek menurut Cooher adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasi
hal-hal tersebut yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan membedakan barang/layanan dari
suatu produsen.
Sedangkan pengertian merek secara umum adalah lambang dari suatu kualitas yang
menjamin konsumen bahwa jasa yang dibeli hari ini mempunyai kualitas yang sama dengan
mereka beli kemarin atau tahun lalu, berarti dalam komunikasi pemasaran merek merupakan
suatu syarat mutlak suatu produk.
Perbedaan iklan dengan merek adalah jika periklanan itu memelihara merek, sedangkan
merek membangun iklan. Awalnya, sebuah merek harus dibangun dengan iklan agar iklan
positioningnya jelas. Setelah itu baru kita membutuhkan iklan untuk mempertahankan posisinya
Ada 5 tingkatan pengertian merek produk:
1. Merek berhubungan dengan atribut
Atribut dalam suatu merek cara yang dilakukan oleh produsen untuk mengasosiasikan
dengan prduk mahal, higenis, dirancang untuk mengasosiasikan dengan rapi, tahan lama,
bergengsi tinggi. Contoh:Mercedes.
2. Merek berhubungan dengan manfaat
Produsen menawarkan aspek manfaat dari sebuah produk yang tahan lama. Contoh:
Tupperware.
3. Merek berhubungan dengan nilai.
Produsen memahami nilai apa yang terkandung pada suatu produk dan kelompok mana yang
berhubungan dengan produk.
4. Tingkat Kepribadian
Produsen yang bisa mencerminkan kepribadian.
5. Pemakai
Merek menunjukkan pemakai produk tersebut, seperti: kelas, usia, jenis kelamin dan sosial.
II.6 Televisi Sebagai Media Iklan
Salah satu media yang digunakan para pemasang iklan adalah televisi. Televisi berasal
dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu: tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi
(videre) bahasa Latin berarti penglihatan. Dengan demikian televisi dalam bahasa Inggrisnya
television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara
yang diproduksikan di suatu tempat (studio) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah
mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga
memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan
pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendi, 2004:192).
Sebagai media iklan, televisi merupakan salah satu alternatif karena televisi bersifat
auditif dan visual (dapat dilihat) sehingga mempunyai daya tarik pada tahun 1930-an yang
pertama kali dijajaki oleh Todd (1986). Dengan suara gambar yang bergerak media televisi
mampu menyampaikan secara langsung pesan yang ingin disampaikan.
Istilah televisi dicetuskan 25 Agustus 1900 di Paris saat berlangsung pertemuan ahli
bidang elektronika dari berbagai negara. Di Indonesia, pada tahun 1962 menjadi tonggak
petelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasi TVRI pada perkembangannya
TVRI menjadi alat strategis pemerintahan dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial
hingga kegiatan-kegiatan politik. Selanjutnya televisi berkembang ditandai banyaknya stasiun
swasta yang bermunculan. Televisi swasta yang pertama kali adalah Rajawali Citra Televisi
Indonesia (RCTI) yang beroperasi sejak bulan April 1989, kemudian ditetapkan secara resmi
tayang nasional tanggal 24 Agustus 1989. Hal ini diikuti oleh Surya Cipta Televisi (SCTV) pada
bulan Agustus 1989, TPI pada tanggal 23 Januari 1991, Anteve yang memulainya dengan siaran
percobaan peliputan SU MPR 1993 dan Indosiar Visual Mandiri tanggal 11 Januari 1995. Diikuti
stasiun swasta lainnya seperti Trans TV, Metro TV, TVOne, dan lain-lain.
Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi
terbagi menjadi dua yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin, 2006:79). Siaran
karya artistik merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika,
sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini. Sedangkan siaran