• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PONDASI TELAPAK KOMBINASI TIANG PADA BANGUNAN PENGUAPAN KARET PTP VII BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN PONDASI TELAPAK KOMBINASI TIANG PADA BANGUNAN PENGUAPAN KARET PTP VII BANDAR LAMPUNG"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINJAUAN PONDASI TELAPAK KOMBINASI TIANG PADA BANGUNAN PABRIK PENGUAPAN KARET PTPN VII

BANDAR LAMPUNG Oleh

ANDRE PRATAMA

Pondasi Telapak adalah suatu pondasi yang mendukung bangunan secara langsung pada tanah pondasi, bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan kualitas yang baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit di bawah permukaan tanah. Tinjauan skripsi ini bertujuan untuk menganalisa perhitungan kapasitas daya dukung pondasi telapak kombinasi tiang yang aman dan kuat dengan memperhatikan hasil penelitian tanah dan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi dalam menentukkan jenis pondasi yang akan digunakan dalam sebuah bangunan konstruksi dan pengenalan tentang pemakaian pondasi kepada masyarakat.

Analisis ini diawali dengan pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi Analisa Daya Dukung Pondasi Telapak dan Pondasi Tiang serta proses pengumpulan data diperoleh dari lokasi proyek Pembangunan Pabrik Penguapan Karet PTPN VII Bandar Lampung.

Dari hasil perhitungan penulis mendapatkan hasil kapasitas daya dukung pondasi yang berbeda disetiap kolomnya. Hasil yang di dapat dari hasil perhitungan ini, bahwa kapasitas daya dukung pondasi telapak yang terbesar ada pada kolom Tipe 1 yaitu 69,346 t/m2 dan yang terkecil ada pada kolom Tipe 2 yaitu 46,078 t/m2. Jadi dapat di ambil kesimpulan yang berarti bahwa semakin besar luas penampang atau diameter pondasi telapak ini maka semakin besar pula daya dukung yang dapat di tahan oleh pondasi tiang tersebut dan semakin panjang atau semakin dalam pondasi telapak tersebut maka semakin besar pula daya dukung yang dapat di tahan dari pondasi tiang tersebut.

(2)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF PAD FOUNDATIONS WITH COLUMN COMBINATION IN RUBBER BOILING FACILITY BUILDING STRUCTURE IN PTPN VII IN BANDAR LAMPUNG

By

ANDRE PRATAMA

Foot Plate Foundation is a foundation which supports a structure directly on a foundation soil when the soil layer is thick enough and has good quality to support any structure in the soil surface or a little below the soil surface. The objective of this research was to analyze capacity estimation of load bearing of a strong and safe foot plate foundation with column combination by considering results of soil analysis and this research result was expected to benefit as a reference for determining types of foundations to use for a construction and introduction to foundation use for public.

This analysis was started with collecting required data to evaluate analysis of load bearing of pad foundation and column foundation. Data were collected from project location of rubber boiling facility building construction in PTPN VII in Bandar Lampung.

The estimations results showed different foundation load bearing for each column. The biggest load bearing capacity of pad foundation was in column type 1 69.346 t/m2 and the smallest load bearing capacity was in column type 2 46.078 t/m2. The conclusion was that the wider the diameter of foot plate foundation, then the bigger the load bearing capacity that could be supported by column foundation. The longer or deeper the foot plate foundation, then the bigger the load bearer capacity that could be supported by the column foundation.

(3)

TINJAUAN PONDASI TELAPAK KOMBINASI TIANG PADA BANGUNAN PABRIK PENGUAPAN KARET PTPN VII

BANDAR LAMPUNG

Oleh ANDRE PRATAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 07 Juli 1988, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Syafei Muryani dan Ibu Fauziah.

Penulis menempuh pendidikan di TK Al Munawarah, Kec. Tanjung Karang Barat, diselesaikan pada tahun 1994, pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Suka Jawa Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2000, pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 17 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2003, pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Utama 2 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2006.

(8)

MOTO

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna”

~ (Einstein) ~

“Musuh terbesar kita ada di dalam diri kita sendiri”

~ (Chandra Dwi Putra) ~

“Belajarlah menjadi kecil, agar bisa melihat gambar besarnya. Karna ketika kamu kecil kemudian menjadi besar, kamu tidak akan melupakan tiap detailnya.”

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin...

Teriring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT yang mencintaiku dan

membimbingku dalam menjalani hidup ini.

 Ku persembahkan tugas akhir ini untuk Mamaku tercinta Fauziah dan

Ayahandaku Syafei Muryani terima kasih atas segenap cinta dan kasih sayang,

do’a yang tak terputus, tulus, dan ikhlas. Terima kasih telah membesarkan,

mendidik, dan berkorban dalam segala hal tanpa lelah.

 Adik - Adik Ku, Wulan Indria Sari, SE. dan Febby Mayang Sari yang

melimpahkan dukungan serta motivasi yang bermakna.

 Teman - teman Seperjuangan Irene, Hadi, Chandra, dan siapapun yang pernah

kukenal dan ikut membantu. Terima kasih telah memberikan dukungan,

motivasi

dan menemani dalam segala keaadaan. I love you all.

 Teristimewa Sahabat – sahabatku yang selalu memberikan semangat dan

dukungan yang tak terhingga selama penyelesaian studi ini serta para

Pendidikku, Dosen, dan Guru – Guruku. Semoga kalian selalu menjadi

(10)

SANWACANA

Assallamualaikum Wr Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Sang Penguasa Alam Semesta, karena atas izin dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Tinjauan Pondasi Telapak Kombinasi Tiang Pada Bangunan Pabrik Penguapan

Karet PTPN VII Bandar Lampung ”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang

harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan pada jurusan Teknik Sipil di Universitas Lampung.

Skripsi ini tidak akan terwujud dan berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan dari pihak-pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung.

(11)

untuk hadir diruang sidang menguji dan memberikan masukan serta saran dan kritiknya selama proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Ir. Setyanto, M.T., selaku pembimbing utama atas segala bimbingan, saran dan perhatian yang luar biasa selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Iswan, S.T., M.T., selaku pembimbing kedua atas wawasan pengetahuan, bimbingan dan sarannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku, Syafei Muryani dan Fauziah yang paling kucintai, untuk segala do’anya, nasehat, dukungan serta semangat yang diberikan.

6. Adik - adikku, Wulan Indria Sari, SE. dan Febby Mayang Sari yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis baik bantuan moril maupun materil, nasehat, serta wawasan pengetahuan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Fitri Aprilia, atas segala dukungan serta semangat yang telah luar biasa diberikan. 8. Seluruh rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan 2006: Iren, Hadi, Chandra,

Huga, Kadek, Asep, Irul, Mirza, Rino, Citra, Fadly, Qodry, Bosong, Oi, Welly, Andri, atas segala dukungan, bantuan, dan kebersamaannya.

(12)

10.Afterskool Brother, Bang Jap, Bang Adjam, Bang Edo, Sonic, Rajib, Wahyu, Armen, Gendus, Fady, Chandra ABK, CB, untuk segala dukungan serta do’a yang telah diberikan.

11.Freak Family Brother, Andika Galau, Maykes, Kuple, Jedink, Cikiber, Ijul, Eza, Vicky, Irvan, Ricol, untuk dukungan yang telah diberikan.

12.Cokins Brother, Byon, Jendol, Boncu, Johnky, untuk dukungan dan do’a yang telah diberikan.

13.Almamater tercinta Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis masih mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Teknik Sipil.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 13 Januari 2015 Penulis,

(13)

i

3 Kapasitas Daya Dukung Tiang Dari Hasil Sondir ... 18

4 Analisis Daya Dukung Menurut Terzaghi... 19

5 Analisis Daya Dukung Menurut Meyerhof... 20

III. METODELOGI PENELITIAN A Lokasi Penelitian ... 22

B Data Yang Dieperlukan ... 22

(14)

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A Data Tanah Yang Diperoleh Hasil Uji Tanah ... 24

B Perhitungan Pondasi Cerucuk Menurut Meyerhof ... 25

1 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 1 ... 25

2 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 2 ... 28

3 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 3 ... 30

4 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 4 ... 33

5 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 5 ... 35

6 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 6 ... 38

7 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 7 ... 40

8 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 8 ... 43

9 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 9 ... 45

10 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 10... 48

11 Perhitungan Cerucuk Pada Titik Sondir 11... 50

C Data Pembebanan Pondasi Telapak ... 53

D Perhitungan Pondasi Telapak ... 54

E Pembahasan Perhitungan Hasil Percobaan Dilapangan ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan ... 60

B Saran ... 61

(15)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Beban Lateral Ijin Pada Tiang Vertikal ... 15

Tabel 2.2 Gaya Horizontal Ijin Bekerja Pada Kepala Tiang Beton dan Kayu ... 16

Tabel 2.3 Gaya Lateral Ijin Bekerja Pada Kepala Tiang Beton dan Kayu ... 16

Tabel 4.1 Hasil Uji Sondir ... 24

Tabel 4.2 Nilai Kdtanδ Yang Disarankan Oleh Broms (1976) ... 25

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Pondasi Cerucuk ... 58

(16)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Pondasi Dangkal ... 7

Gambar 2.2 Pondasi Dalam ... 8

Gambar 2.3 Peralihan Gaya Pada Pondasi ... 9

Gambar 2.4 Pondasi Cerucuk ... 11

Gambar 2.5 Daya Dukung Batas Dari Tanah Pondasi ... 14

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 23

Gambar 4.1 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 1 ... 26

Gambar 3.1 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 2 ... 28

Gambar 3.2 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 3 ... 31

Gambar 4.4 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 4 ... 33

Gambar 4.1 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 1 ... 26

Gambar 4.2 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 2 ... 28

Gambar 4.3 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 3 ... 31

Gambar 4.4 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 4 ... 33

Gambar 4.5 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 5 ... 36

Gambar 4.6 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 6 ... 38

Gambar 4.7 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 7 ... 41

Gambar 4.8 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 8 ... 43

(17)

v

Gambar 4.10 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 10 ... 48

Gambar 4.11 Pondasi Cerucuk Titik Sondir 11 ... 51

Gambar 4.12 Pondasi Telapak Tipe 1 ... 54

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan material konstruksi yang memegang peranan penting sebagai dasar pondasi, tanah juga merupakan tempat perletakan yang langsung memikul suatu konstruksi, oleh karenanya stabilitas konstruksi pondasi akan sangat dipengaruhi oleh prilaku tanah baik sebagai bahan yang berdiri sendiri maupun tanah sebagai bagian dari lapisan kerak bumi.

Komposisi tanah secara umum terdiri dari tiga bagian yaitu : Butiran tanah , air dan udara yang terdapat dalam ruang antar butir-butir tanah. Oleh karena itu bila mana suatu lapisan tanah mengalami pembebanan di atasnya maka air pori yang ada di dalamnya akan keluar dari lapisan tanah tersebut. Yang pada gilirannya akan menyebabkan berkurang nya volume lapisan tanah ini disebut konsolidasi.

(19)

2 Dalam perencanaan suatu konstruksi bangunan di harapkan agar selama proses pelaksanaan konstruksi, proses penurunan sudah berjalan pada waktu pelaksanaan konstruksi selesai, proses settlement sudah dianggap selesai. Oleh karena itu untuk melaksanakan pembangunan stabilitas pada pembangunan pabrik penguapan karet PTPN Bandar Lampung diperlukan perencanaan yng menyeluruh terutama dari aspek Daya dukung tanah.

B. Identifikasi Masalah

Kapasitas dukung tanah merupakan kemampuan tanah dalam memdukung beban pondasi yang bekerja di atasnya tanpa terjadi keruntuhan geser ( shear failure ). Jenis dan besar kecilnya ukuran pondasi ditentukan oleh kekuatan / daya dukung tanah di bawah pondasi tersebut, Sebaliknya semakin lemah daya dukung tanah, semakin besar ukuran pondasi yang akan direncanakan. Struktur bawah dari suatu bangunan disebut pondasi yang bertugas untuk memikul bagunan di atasnya, seluruh muatan dari bangunan, termasuk beban yang bekerja pada bangunan itu dan berat pondasi itu sendiri , yang harus dipindahkan atau diteruskan oleh pondasi ke tanah dasar dengan sebaik-baiknya. Maka penulis ingin meninjau Daya dukung Tanah pada Pembangunan Pabrik Penguapan Karet PTPN VII Bandar Lampung.

C. Perumusan Masalah

(20)

3 pelaksanaan nya yang dapat mengakibatkan perbedaan perilaku tanah di bawah pembebanan sehingga masalah yang terjadi begitu kompleks, maka penulis membuat batasan masalah sesuai judul bahan dan data-data yang diperoleh yaitu tanah dilapangan, dan hasil pengujian di laboratprium. Yang dianalisis adalah daya dukung pondasi telapak kombinasi tiang, yang telah dilaksanakan dilapangan.

D. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini meninjau daya dukung tanah yang dijadikan fondasi pada pekerjaan Pembangunan Pabrik Penguapan Karet PTPN VII Bandar Lampung. Adapun tujuan dari penulisan ini diharapkan dapat merencanakan suatu struktur bawah (pondasi) yang aman.

E.Batasan Masalah

Untuk menghasilkan pemahaman dalam masalah ini maka diperlukan adanya batasan-batasan masalah.

1. Hanya ditinjau untuk pondasi Telapak Kombinasi Tiang pada konstruksi Proyek Pembangunan Pabrik Penguapan Karet PTPN VII Bandar Lampung.

(21)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Umum

Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar bangunan yang kuat yang terdapat dibawah konstruksi. Pondasi dapat didefinisikan sebagai bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Dalam perencanaan pondasi untuk suatu struktur dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan pondasi berdasarkan fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut, besarnya beban dan beratnya bangunan atas, keadaan tanah dimana bangunan tersebut didirikan dan berdasarkan tinjauan dari segi ekonomi.

(22)

5 Pemilihan jenis struktur bawah (sub-structure) yaitu pondasi, menurut Suyono (1984) harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- Keadaan tanah pondasi

Keadaan tanah pondasi kaitannya adalah dalam pemilihan tipe pondasi yang sesuai. Hal tersebut meliputi jenis tanah, daya dukung tanah, kedalaman lapisan tanah keras dan sebagainya.

- Batasan-batasan akibat struktur di atasnya

Keadaan struktur atas akan sangat mempengaruhi pemilihan tipe pondasi. Hal ini meliputi kondisi beban (besar beban, arah beban dan penyebaran beban) dan sifat dinamis bangunan di atasnya (statis tertentu atau tak tentu, kekakuannya, dll.)

- Batasan-batasan keadaan lingkungan di sekitarnya

Yang termasuk dalam batasan ini adalah kondisi lokasi proyek, dimana perlu diingat bahwa pekerjaan pondasi tidak boleh mengganggu ataupun membahayakan bangunan dan lingkungan yang telah ada di sekitarnya.

- Biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan

(23)

6 B. Macam-macam Pondasi

Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi. Pondasi

dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B) dan dapat

digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah.

Pondasi dapat digolongkan berdasarkan kemungkinan besar beban yang harus dipikul oleh pondasi :

1. Pondasi dangkal

Pondasi dangkal disebut juga pondasi langsung, pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relatif dekat dengan permukaan tanah).

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung : a. Pondasi telapak

(24)

7 b. Pondasi rakit (raft foundation)

Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat disemua arahnya, sehingga bila menggunakan pondasi telapak, sisi-sisinya berhimpit satu sama lainnya. (Gambar 2.1c)

2. Pondasi dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti :

a. Pondasi sumuran (pier foundation)

Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatif dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (Df) dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama dengan 4, sedangkan pondasi dangkal Df/B ≤ 1.

(25)

8 b. Pondasi tiang (pile foundation)

Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan pondasi sumuran. (Gambar 2.2e)

Untuk membantu memilih jenis pondasi, Peck (1953) memberikan rumus yaitu :

1. Untuk pondasi dangkal

≤ 1

2. Untuk pondasi dalam > 4

Gambar 2.2. Pondasi Dalam

D B

(26)

9 Gambar 2.3. Peralihan gaya pada pondasi

a. Pondasi dangkal b. Pondasi dalam

Pemilihan jenis pondasi yang tepat, perlu diperhatikan apakah pondasi tersebut sesuai dengan berbagai keadaan tanah :

1. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi telapak.

2. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi tiang apung.

(27)

10 diizinkan dapat menggunakan tiang geser dan apabila tidak boleh terjadi penurunannya, biasanya menggunakan tiang pancang. Tetapi bila terdapat batu besar pada lapisan antara pemakaian kaison lebih menguntungkan.

4. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter dibawah permukaan tanah dapat menggunakan kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang dicor di tempat. Tetapi apabila tekanan atmosfir yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm2 maka digunakan kaison tekanan.

Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 40 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini maka menggunakan tiang baja dan tiang beton yang dicor ditempat. (Bowles J.E, 1993).

3. Pondasi Cerucuk

(28)

11 Perlunya pemberian pondasi cerucuk didasarkan atas :

1. Daya dukung tanah yang cukup rendah.

2. Kesulitan saat konstruksi, dimana untuk mengerjakan pondasi dalam saat konstruksi akan mengalami kesulitan oleh ketinggian elevasi muka air tanah yang cukup tinggi.

3. Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan tanah.

(29)

12 Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan pondasi cerucuk dapat dibagi atas :

1. Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang sudah direncanakan.

2. Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik kayu dan kedalaman yang direncanakan.

3. Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.

Kadang dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu dimana sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai dengan kedalaman yang direncanakan, dan setelah itu baru dilakukan penancapan kayu cerucuk.

Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga kayu akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.

(30)

13 1. Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm,

dimana pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak melebihi 15 cm

2. Kayu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan juga daya dukung yang makin besar.

3. Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada pembebanan.

Jenis kayu yang sering dipergunakan adalah : 1. Kayu Gelam

2. Kayu Medang 3. Kayu Betangor 4. Kayu Ubah 5. Kayu Dolken

C. Daya Dukung Tanah

(31)

14 Gambar 2.5. Daya Dukung Batas Dari Tanah Pondasi

Gambar diatas menunjukkan bahwa apabila beban bekerja pada tanah pondasi dinaikkan maka penurunan akan meningkat dengan cepat setelah gaya telah mencapai gaya tertentu dan kemudian penurunan akan terus berlanjut, meskipun beban tidak ditambah lagi.

D. Pondasi Telapak

(32)

15 E. Landasan Teori

1. Gaya Lateral Ijin

Perancangan pondasi tiang yang menahan gaya lateral, harus memeperhatikan dua kriteria, yaitu:

1. Faktor aman terhadap keruntuhan ultimit harus memenuhi.

2. Defleksi yang terjadi akibat beban yang bekerja harus masih dalam batas- batas toleransi.

Tabel 2.1 Beban lateral ijin pada tiang vertikal, untuk defleksi meksimum 6 mm dan faktor aman F = 3 (McNulty 1956)

Tipe tiang Kepala tiang Tipe tanah

(33)

16 Tabel 2.2 Gaya horizontal ijin bekerja pada kepala tiang beton dan kayu di dalam tanah lempung, pada kondisi jangka pendek (Pelekomite,1973)

Luas tampang tanah lempung pada kondisi jangka panjang (Pelekomite,1973)

Luas

2. Tiang Ujung Jepit dan Tiang Tjung Bebas

Dalam analisisi gaya lateral, tiang-tiang perlu dibedakan menurut model ikatannya dengan pelat penutup tiang. Karena, model ikatan tersebut sangat mempengaruhi kelakuan tiang dalam mendukung beban lateral. Sehubungan dengan hal tersebut tiang- tiang dibedakan menurut 2 tipe, yaitu:

(34)

17

Metode Broms

a. Tiang dalam tanah kohesif

Tahanan tanah ultimit tiang yang terletak pada tanah kohesif atau lempung (ø = 0) bertambah kedalaman, yaitu dari 2cu dipermukaan tanah sampai 8-12cu pada kedalam kira-kira 3 kali diameter tiang. Tahanan tanah dianggap sama dengan nol di permukaan tanah sampai kedalaman 1,5 kali diameter tiang (1,5d) dan konstan sebesar 9cu untuk kedalam yang lebih besar dari 1,5d tersebut.

b. Tiang ujung bebas

Mekanisme keruntuhan tiang ujung bebas untuk tiang panjang (tiang tidak kaku) dan tiang pendek (tiang kaku)

Mmak = Hu (e + 3d/2 + f) - ½ f (9cudf) = Hu (e + 3d/2 + f) - ½ fHu = Hu (e + 3d/2 + ½ f)

Momen maksimum dapat pila dinyatakan oleh persamaan : Mmak = (9/4) dg2 cu

c. Tiang ujung jepit

Pada tiang ujung jepit Broms mengganggap bahwa momen yang terjadi pada tubuh tiang yang tertanam di dalam tanah sama dengan momen yang terjadi di ujung atas tiang yang terjepit oleh pelat penutup tiang (pile cap). Dapat dihitung tahanan tiang ultimit terhadap beban lateral :

(35)

18 Untuk tiang dengan panjang sedang dimana tiang akan mengalami keluluhan atas terjepit dapat digunakan untuk menghitung My, yaitu dengan mengambil momen terhadap permukaan tanah:

My = (9/4) cud g2– 9 cud f (3d/2 = f/2) Untuk tiang panjang berlaku persamaan : Hu = 2M y

3d / 2 + f / 2

3. Kapasitas Daya Dukung Tiang Dari Hasil Sondir

Diantara perbedaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test (CPT) seringkali sangat dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT atau sondir ini test yang sangat cepat, sederhana, ekonomis dan test tersebut dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus menerus dari permukaan tanah – tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengkalsifikasikan lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam perencanaan pondasi tiang pancang (pile), data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari tiang pancang sebelum pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari tiang pancang. Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

Qu = Qb + Qs = qb.Ab + f . As Dimana :

(36)

19 Qs = Kapasitas tahanan kulit

qb = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas. Ab = Luas di ujung Tiang.

F = Satuan tahanan kulit persatuan luas. As = Luas kulit tiang.

4. Analisis Daya Dukung Menurut Terzaghi (1943)

Df ≤B (1)

dengan :

Df = Kedalaman pondasi dangkal dari permukaan tanah (m) B = Lebar pondasi (m)

Persamaan daya dukung untuk pondasi memanjang menurut Terzaghi (1943) dinyatakan sebagai berikut :

qu = cNc + Df . γ . Nq+ 0,5 γB . Nγ (2)

dengan :

qu = Daya dukung ultimit pada pondasi memanjang (kN/m2) c = Kohesi tanah

Df = Kedalaman pondasi (m)

Γ = Berat volume tanah (kN/m3)

Nc,Nq,Nγ= Faktor daya dukung Terzaghi

(37)

20 Untuk bentuk-bentuk pondasi yang lain, Terzaghi (1943) dalam Das, (2004) memberikan pengaruh faktor bentuk terhadap daya dukung ultimit yang didasarkan pada analisis pondasi memanjang, sebagai berikut :

Pondasi bujur sangkar

qu = 1,3 cNc + Df . γ . Nq + 0,4 γ. B . Nγ (3)

Pondasi lingkaran

qu= 1,3 cNc + Df. γ . Nq+ 0,3 γ. B . Nγ (4)

Pondasi empat persegi panjang qu= cNc (1 + 0,3 B/L)+ Df . γ . Nq+ 0,5 γ.B

Nγ(1 – 0,2 B/L) (5)

Daya Dukung Ultimit

qu = ��

Dimana:

qu= Daya Dukung Ultimit ��= Beban Ultimit

A= Luas Pondasi

5. Analisis Daya Dukung Meyerhof

Meyerhof (1951, 1963) dalam Bowles (1992)menyarankan persamaan daya dukung yangmirip dengan rumus Terzaghi tetapi memasukkansuatu faktor bentuk

(38)

21

Beban vertikal

qu= c Nc sc dc + DfγNq sq dq + 0,5γ B Nγ sγdγ (6)

Beban miring

(39)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian : PTPN VII WAY BERULU – GD. TATAN – PESAWARAN.

B. Data Yang Diperlukan

Untuk kelancaran penelitian maka di perlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian.

1. Data tiang pancang (tiang beton prategang) sepesifikasi sebagai berikut: b. Diameter luar

c. Tebal tiang pancang d. Luas penampang e. Mutu beton

(40)

23 C. Bagan Alir Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara pelaksanaan penelitian dalam rangka mencari penyelesaian atas masalah penelitian yang akan dilakukan.

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

MULAI

Pengumpulan Data

Studi Kepustakaan

Mendapatkan Data Tanah

Menghitung daya dukungHorizontal Tiang

kesimpulan Dan Saran Pembahasaan

(41)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan dari penulisan ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Di dalam tugas akhir ini, direncanakan perhitungan daya dukung pondasi terhadap beban vertikal dan perhitungan dengan mengunakan data tanah berdasarkan dari data hasil uji sondir dan data pembebanan diperoleh dari perhitungnan dengan menggunakan program SAP 2000.

2. Perhitungan kapasitas daya dukung pondasi telapak kombinasi tiang akibat beban vertikal dengan banyak faktor-faktor beban yang mempengaruhinya dapat diselesaikan dengan hasil perhitungan manual.

B.Saran

Pada tugas ahir ini, penulis juga bermaksud memberikan saran yang berkaitan dengan perencanaan pondasi telapak kombinasi tiang Bangunan Pabrik Penguapan Karet PTPN Bandar Lampung :

(42)
(43)

DAFTAR PUSTAKA

Hardiyatmo, H.C. 1996. Teknik Pondasi 1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hardiyatmo, H.C. 2006. Teknik Pondasi 2 : Edisi Ketiga. Beta Offset, Yogyakarta Bowles, J. E. 1991. Analisa dan desain Pondasi : Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Bowles, J. E. 1993. Analisa dan desain Pondasi : Edisi Keempat Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Sosrodarsono, suyono. 1994. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. PT Pradya Paramita, Jakarta.

Pamungkas, Anugrah. 2013. Desain Pondasi Tahan Gempa. Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Chandra, 2006. Analisis Daya Dukung Pondasi Sumuran Pada Proyek Pembangunan Tahap I Gedung Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Khedanta. “Pondasi Cerucuk”.10 Oktober 2011.

Gambar

Gambar 2.1. Pondasi Dangkal
Gambar 2.2. Pondasi Dalam
Gambar 2.3. Peralihan gaya pada pondasi
Gambar 2.4. Pondasi Cerucuk
+5

Referensi

Dokumen terkait