• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Adat Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hukum Adat Bekasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BEKASI

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan merupakan pertautannya satu dengan lainnya sangat berkaitan.Dalam bermukim penduduk dalam suatu wilayah/ kawasan tertentu dalam waktu tertentu, memungkinkan untuk membentuk masyarakat di kawasan tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk. Sudah barang tentu penduduk disini yang dimaksud adalah kelompok manusia, dan berkembang biak pada suatu daerah tertentu. Keberadaan masyarakat dengan segala perilaku dan kegiatannya melahirkan kebudayaan yang merupakan hasil budi daya kehidupan yang dikerjakannya dari hasil cipta dan karya mereka.

Pada penugasan softskill kali ini, saya akan mengambil objek pengamatan yaitu wilayah Bekasi, Jawa Barat,Indonesia. Asal Mula nama Bekasi, Menurut Prof.Purbatjaraka, nama Bekasi berasal dari kata “Chandrabagha”. Kata “bagha” berasal dari bahasa sansekerta. “baghasin” yang berarti bahagia. Dan dari kata Baghasin tersebutlah yang memunculkan nama Bekasi.

SEJARAH BEKASI, pada abad ke 5 Bekasi termasuk kedalam kerajaan Tarumanegara. Dan menginjak ke zama Pajajaran.Kota Bekasi merupakan salah satu kota pelabuhan yang si anggap penting. Bekasi menjadi jalan darat untuk lalu lintas kerajaan Pajajaran (Bogor) dan Galuh(Ciamis).

Semenjak berdirinya Batavia oleh VOC pada tanggal 30 Mei 1619 wilayah Bekasi dan Karawang menjadi wilayah berkumpulnya para pejuang di setiap daerah untuk melawan Belanda.Pada zaman Sultan Agung yang berasal dari kerajaan Mataram, Bekasi dan Karawang pun menjadi tempat ,persediaan bahan makanan untuk para pejuang. Dan para penjajah Belanda, Bekasi menjadi salah satu wilayah Meestercomelis(Kabupaten) Jatinegara. Dan waktu masih di jajahan oleh Jepang,Bekasi menjadi wilayah kabupaten yang pisah dengan kabupaten Karawang.

(2)

pemerintah pusat agar Bekasi dan Karawang menjadi satu kabupaten yang berdiri mandiri. Berdasarkan UU No.14/1950 , tanggal 15 Agustus 1950 Kabupaten Bekasi mula-mula berdiri.

Seiring dengan berkembangnya pembangunan dan bertambahnya penduduk yang terus bertambah, Wilayah Bekasi pada tahun1996 menjadi 1 wilayah administrative, 4 Kelurahan, 23 kecamatan, 1 perwakilan kecamatan, dan 273 desa. Pada tanggal 10 maret 1997 , kota adminstratif Bekasi resmi menjadi kota Madya Bekasi, wilayah Kecamatan nya meliputi Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Rawa Lumbu, Pondok Gede, Jatiasih, Bantargebang, dan kecamatan Jatiampurna.dan di luar kecamatan yang tadi sudah disebutkan termasuk ke wilayah Kabupaten Bekasi yang memiliki 23 Kecamatan. Yaitu Tambun Utara, Tambun Selatan, Babelan, Setu, Tambelang, Sukawangi, Sukakarya, Tarumajaya, Sukatani, Pebayuran, Cabangbungin, Muara Gembong, Kedungwaringin, Cibitung, Cikarang Pusat, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Cikarang Selatan, Cikarang Timur, Karang Bahagia, Serang Baru, Cibarusah, dan Bojongmanggu. Dan pusat pemerintahannya terdapat di kecamatan Cikarang Pusat.

Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:

• Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi

• Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok • Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta

• Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi

Letak geografis : 106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’ Lintang Selatan. Bekasi mengalami proses asimilasi dan akulturasi kebudayaan dari berbagai daerah seperti Bali, Melayu, Bugis, dan Jawa. Pengaruh etnis tersebut tersebar di wilayah Bekasi, antara lain :

1. Suku Sunda banyak bermukim terutama di wilayah Lemahabang; Cibarusah, Setu sebagian Pebayuran dan sebagian Pondik Gede.

(3)

3. Suku bangsa Melayu banyak bermukim di Kecamatan Bekasi (daerah kota), Cilincing (sekarang masuk Jakarta), Pondok Gede, Babelan, Tambun, Cikarang, Cabang Bungin, dan Setu.

4. Suku Bali terdapat di sebuah kampung di Kecamatan Sukatani, bahkan sampai sekarang namanya masih Kampung Bali.

Keberadaan penduduk yang berasal dari berbagai etnis tersebut, telah mempengaruhi pola hidup dan bahasa. Dan mengenai Bahasa, karena Bekasi termasuk kedalam provinsi Jawa Barat maka menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa yang digunakan, namun karena begitu banyak dan bertambahnya penduduk Bekasi yang berasal dari berbagai daerah serta wilayah Bekasi yang dekat dengan Jakarta, maka penggunaan bahasa sunda menjadi sedikit sekali menggunakannya terkecuali penduduk yang Asli berasal dari Jawa Barat sendiri. Maka pemerintah ikut menaruh perhatian terhadap kebahasaan ini, sehingga pemerintah menjadikan Bahasa Sunda masuk kedalam kurikulum pelajaran di tingkat SD,SMP, dan SMA. Dan semoga salah satu perhatian ini mampu meminimalisir dan teroganisir permasalahan yang dihadapi oleh kota Bekasi dan kota-kota lainnya.

A. Adat istiadat masyarakat Bekasi

Walaupun Bekasi memiliki penduduk Non-Islam, namun kehidupan Islami sangat kental dalam budaya masyarakat Bekasi. Sikap toleransi pun menjadi ciri khas Kota Bekasi, bentuk toleransi tersebut diwujudkan dengan sikap konkrit berupa keramahtamahan, misalnya:

a) gaya hidup sederhana, tidak berlebihan b) solidaritas dan gotong royong

c) mengamalkan asas mufakat untuk pengambilan keputusan.

Semua ini secara langsung atau tidak terkait dengan nilai ketakwaan kepada Tuhan YME, termasuk ajaran agama Islam (Suparlan, 1985).

1. Tradisi Pantangan dan Kuwalat

(4)

1. dilarang membuang sampah ke sungai, jka ada buaya yang memangsanya itu adalah kuwalat baginya karena telah mencemarkan sungai.

2. untuk mencegah sepasang buaya putih penunggu sungai marah, masyarakat Melayu Betawi ”nyugu” dengan membawa sesajen kembang tujuh rupa, telor ayam mentah, bekakak ayam, dan nasi kuning.

3. tradisi menghormati sepasang buaya putih, masih tercermin dalam adat perkawinan Melayu Betawi yang mengharuskan dalam pinangan pihak mempelai laki-laki membawa sepasang roti buaya.

4. sampah harus ditabun, maka nabun atau membakar sampah merupakan kebiasaan orang Melayu Betawi dan menebang pohon pun tidak boleh sembarangan, karena dalam pohon kayu yang besar terdapat penunggu yang akan marah bila pohon kayu itu ditebang secara sembarangan.

kuwalat dan ketulah sangat sulit dibedakan artinya. kuwalat atau kewalat berarti kena walat. ketulah berarti kena tulah, walat dan tulah adalah kena bencana, kesialan (istilaha bahasa Melayu-Betawi “sial dangkalan”)

Dalam sistem kepercayaan lama, kekuasan yang maha tinggi dipercaya adalah berupa para dewa-dewa dan dewa-dewa itu mempunyai kepala dewa (dewa tertinggi). Kebiasaan ‘nyuguin’ dan ‘ngukup’ adalah kebiasaan untuk menghormati dewa-dewa.nyuguin (berupa sesajen dalam masyarakat Jawa) dan diungkupin (yaitu dengan membakar kemenyan yang asap-asapnya dibawa ke setip sudut rumah).

2. Kesenian

(5)

masyarakat serta mahasiswa juga diharapkan dapat membantu meminimalisir permasalahan ini. Selain itu Bekasi memiliki Kesenian antaralain Kesenian Gotong Singa(Odong-odong) dan Topeng Bekasi. Berikut ulasannya.

Kesenian Gotong Singa

(6)

Seni Topeng Bekasi

Seni Topeng Bekasi sudah ada sejak Indonesia Merdeka. Berdasarkan pada sejarah berdirinya Topeng Bekasi masih sama dengan Topeng Betawi. Bedanya hanya pada Bahasa pengantar pada saat pementasan.Topeng Bekasi memakai bahasa Betawi dan bercampur dengan bahasa Bekasi.

Unsur seni yang terdapat di Topeng Bekasi ini adalah unsur Seni, Musik, suara, lawak dengan percampuran drama. Unsur tari di langsungkan pada saat pembukaan acara yang di isi tarian.Unsur seni musiknya diperdengarkan pada awal hingga akhir acara.Unsur Seni suara terdapat di tengah-tengah acara. Dan unsur lawaknya di bungkus oleh unsur drama yaitu muncul secara spontan di setiap babak acara pementasan. Alat yang dipakai dalam pementasan antara lain : kendang, rebab, goong, saron, boning, dan kecrek.Runtutan acara pada pagelaran topeng di mulai dengan tatalu, lalu Tari Kreasi Dasar.Sesudah itu barulah pemain/wanita muda memakai topeng bunga-berupa topi lebar sebesar tampah yang kecil serta sisinya dihias – yang menyanyi dan yang menari. Sudah keluarnya topeng bunga ini menandakan bahwa acara puncak topeng ini akan dimulai. Dan yang hanya memakai topeng kembang lah menjadi pemain dalam pementasan acara ini.

Referensi

Dokumen terkait

GIOTTA CIPTA PERSADA 24.00 10 tidak masuk dalam daftar pendek. 11 Penyusunan Rencana Peruntukan Wilayah Perairan Laut (RPWP)

[r]

Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Gap Analysis yang bertujuan untuk melakukan analisis dan perbandingan terhadap teknologi yang

kelayakan usaha yang diajukan mahasiswa dalam skema di bawah ini Usulan Proposal PMW TIDAK YA Proposal PMW Didanai Pembekalan PMW Program Magang ke Mitra Usaha PMW

DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN SEKSI KESEHATAN DASAR SEKRETARIAT SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SEKSI

Bagian ini merupakan modul yang relatif sulit tetapi menarik, karena Anda berhadapan dengan sejumlah mekanisme yang mungkin terjadi untuk menerangkan proses

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran angka pemakaian air dan angka kebutuhan air di kota Padang, dengan objek penelitian adalah kelompok sambungan