• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PENERAPAN TEKNOLOGI LTE DI INDONESIA BERDASARKAN PERSPEKTIF REGULATOR TELEKOMUNIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN PENERAPAN TEKNOLOGI LTE DI INDONESIA BERDASARKAN PERSPEKTIF REGULATOR TELEKOMUNIKASI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

LTE DI INDONESIA BERDASARKAN

PERSPEKTIF REGULATOR

TELEKOMUNIKASI

Daniel Sanov Tjokro

Binus University, Jakarta, daniel_nov01@yahoo.com

Bagus Ariono

Binus University, Jakarta, bagus281092@gmail.com

Yohan Kurniawan

Binus University, Jakarta, yohan051192@gmail.com

Ir. Fauzie Dahmir, M.Eng

Binus University, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK

Tujuan penelitian ialah untuk melakukan analisis teknologi telekomunikasi yang sedang berjalan saat ini di Indonesia dan juga teknologi LTE yang sedang dipersiapkan oleh regulator telekomunikasi yaitu Kementerian Komunikasi dan Informasi. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Gap Analysis yang bertujuan untuk melakukan analisis dan perbandingan terhadap teknologi yang sudah diterapkan dan yang akan diterapkan sehingga dapat diketahui kebutuhan-kebutuhan yang harus dipersiapkan pada teknologi mendatang. Hasil yang dicapai adalah analisis mengenai hasil-hasil trial yang sudah dilakukan oleh operator yang dapat membantu pengambilan keputusan bagi pihak regulator dalam implementasi teknologi LTE. Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan skripsi ini adalah teknologi LTE dapat memperbaiki kekurangan pada teknologi sebelumnya baik dari segi kecepatan dan latensi.

(2)

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the ongoing telecommunications technology currently in Indonesia and LTE technology that is being prepared by the telecom regulator, namely the Ministry of Communication and Information. The research method is to use Gap Analysis method which aims to conduct analysis and comparison of the technologies that have been implemented and to be implemented so that it can be seen that needs to be prepared in the future technology. The result achieved is the analysis of the trial results that have been carried out by operators who can assist decision-making on the part of regulators in the implementation of LTE technology. The conclusion that can be drawn from the making of this thesis is the LTE technology can improve the shortcomings on the previous technology in terms of both speed and latency.

Key words: LTE, Networks, Regulator, Implementation

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dan informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Di era globalisasi ini pertukaran data dan informasi yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan. Semakin berkembangnya teknologi mobile seperti smartphone semakin memacu teknologi jaringan untuk semakin berkembang.

Hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakan mobile internet untuk beraktifitas sehari-hari baik untuk urusan bisnis, jejaring sosial, komunikasi atau sekedar mencari informasi di internet dapat dilakukan dengan menggunakan ponsel pintar atau smartphone yang sedang berkembang pesat di masyarakat. Ponsel pintar umumnya mengharuskan pengguna untuk terkoneksi ke internet agar penggunaannya optimal. Ketika ponsel pintar belum berkembang, tentu teknologi 3G sudah mencukupi kebutuhan internet sehari-hari. Namun seiring berjalannya waktu banyak pengguna yang beralih menggunakan ponsel pintar ini. Sehingga traffic data teknologi 3G dapat dikatakan tidak dapat mengadopsi lagi kebutuhan pengguna akan internet yang cepat dan stabil. Oleh karena itu, dikembangkanlah teknologi generasi selanjutnya yang disebut dengan teknologi LTE (Long Term Evolution).

LTE ini sendiri mulai dikembangkan sejak tahun 2004. Faktor-faktor yang menyebabkan 3GPP mengembangkan teknologi LTE ini antara lain adalah permintaan dari para pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data dan kualitas pelayanan serta memastikan berlanjutnya daya saing sistem 3G pada masa depan.

(3)

LTE sendiri merupakan teknologi lanjutan dari generasi GSM. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh LTE adalah menawarkan kecepatan transfer data yang tinggi dibanding teknologi jaringan sebelumnya. Hal ini tentu akan sangat membantu perkembangan teknologi dan informasi yang sudah ada sekarang dan juga semakin memudahkan manusia dalam bekerja dan berkomunikasi.

LTE sendiri sudah diterapkan di beberapa negara sejak beberapa tahun silam, namun di Indonesia teknologi tersebut baru akan diimplementasikan.Tetapi saat ini LTE belum dapat diimplementasikan di Indonesia karena kurangnya sumber daya dan regulasi yang mengatur teknologi tersebut. Walaupun demikian di Indonesia sendiri sudah memiliki badan regulasi yang mengatur pengembangan teknologi LTE di Indonesia yaitu Ditjen SDPPI.

Saat ini pihak regulator dan operator di Indonesia tengah berusaha untuk mempercepat implementasi teknologi LTE di Indonesia. Ditjen SDPPI selaku regulator membuka kesempatan kepada perusahaan operator seluler untuk melakukan kajian dan uji coba terhadap jaringan LTE. Data uji coba yang kami peroleh untuk penyusunan laporan ini adalah dari Telkomsel. Perusahaan ini telah melakukan sejumlah uji coba di beberapa daerah seperti Jakarta dan Bali. Secara garis besar, pemerintah belum mengeluarkan ijin kepada semua operator seluler untuk meluncurkan produk LTE mereka, dikarenakan belum adanya kesiapan dari pemerintah itu sendiri.

METODE PENELITIAN

Penulisan karya ilmiah ini menggunakan beberapa metodologi yaitu : 1. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan informasi dari jurnal yang telah dipublikasikan baik dari buku maupun dari internet. Studi pustaka ini diharapkan dapat membantu penyelesaian penelitian ini.

b. Wawancara

Melakukan tanya jawab dengan pihak Ditjen SDPPI untuk mendapatkan informasi mengenai teknologi yang akan

(4)

diimplementasikan. c. Observasi Langsung

Melakukan analisa langsung di Ditjen SDPPI sehingga informasi yang didapatkan sesuai dengan kondisi terkini. Juga mengikuti rapat pemaparan laporan uji coba antara Ditjen SDPPI dan Telkomsel.

d. Kuisioner

Mendapatkan data dari responden mengenai kepuasan memakai jaringan 3G dan harapan dari implementasi jaringan LTE di Indonesia

2. Metode Gap Analysis

Metode yang digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan dari suatu program yang sedang berjalan dengan sistem standar. Setelah mendapatkan data-data yang akurat tentang jaringan LTE pada Kementerian Komunikasi dan Informatika, data dianalisis untuk mengetahui keadaan jaringan LTE yang ada agar didapatkan permasalahan mengenai jaringan LTE tersebut.

HASIL DAN BAHASAN

Selama percobaannya untuk implementasi jaringan LTE, Telkomsel sudah melakukan beberapa testing diantaranya adalah di daerah Universitas Indonesia dan Di daerah Bali pada acara APEC.

(5)

Gambar 1 Topologi trial LTE di Universitas Indonesia

Gambar diatas merupakan topologi yang digunakan oleh telkomsel selama trial di Universitas Indonesia berlangsung. Terdapat 2 site yang diletakkan di daerah Universitas Indonesia, dimana nantinya 2 site itu akan terhubung ke core LTE yang terletak di gedung TTC telkomsel di Buaran melalui backhaul Metro E yang disediakan oleh telkom.

Dalam percobaan LTE APEC, elemen jaringan LTE sudah ditempatkan di Jakarta dan Bali (Denpasar). Ke 39 eNodeB yang sudah diletakkan di Bali bersamaan dengan MME (Mobility Management Entity), SAE GW (System Architecture Evolution

Gateway), HSS (Home Subscriber Server) dan DRA (Dinamic Routing Agent) yang

mana terhubung ke Bali 2G/3G live network dan live HLR (Home Location Register) untuk memiliki interoperabilitas dan mobilitas dengan jaringan Telkomsel yang ada. Sementara elemen jaringan di Jakarta hanya iOMS untuk pemantauan, Netact untuk berlangganan database dan live HLR, PCRF (Policy and Charging Rules Function) dan gateway Internet yang ada.

(6)

Gambar 2 Topologi trial LTE di Bali

SIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis yang telah kami lakukan, maka kesimpulan yang kami dapat adalah sebagai berikut :

Dari hasil Trial yang dilakukan terbukti bahwa LTE memiliki performa yang

lebih baik di banding HSPA dari sisi kecepatan dimana Peak throughput HSPA hanya 14.4 Mbps sedangkan LTE mencapai 300 Mbps.

LTE memiliki efisiensi penggunaan Bandwith yang lebih baik dibanding 3G.

Untuk penggunaan bandwith yang sama LTE memberikan performa yang lebih baik dibanding 3G dari sisi latency, dan lain-lain.

● LTE dapat terkoneksi dengan baik dengan teknologi GSM baik 3G maupun

2G, dan juga teknologi lain seperti WiMAX dan CDMA.

● LTE memiliki kemampuan interoperability yang baik dengan sistem lain,

sehingga pengguna LTE dapat berinteraksi dengan teknologi lain seperti WiMAX, dan CDMA

Saran-saran untuk pengembangan berikutnya yaitu:

● Melaporkan kondisi terkini yang berasal dari data regulator dan operator

telekomunikasi lainnya.

● Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai teknologi LTE

karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal apa itu teknologi LTE.

(7)

banyak perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan.

● Saat ini penelitian masih belum masuk terlalu dalam sehingga penulis hanya

bisa melakukan analisa dari hasil - hasil trial dan data yang diberikan oleh pihak regulator. Sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitan lebih lanjut apabila terjadi perubahan dan informasi yang baru. Saran dari Kemkominfo:

● Agar dapat diteliti mengenai strategi implementasi teknologi LTE di negara-negara lain sebagai bahan perbandingan (benchmarking) dan pembelajaran dalam menyusun penyempurnaan terhadap rencana Kemkominfo yang telah ada saat ini.

REFERENSI

4G Americas. (2011). The benefits of using LTE in digital dividend spectrum. Retrieved 16 Desember 2013 from

http://www.4gamericas.com

Ahmad Saeed, Fahd. (2006). Capacity Limit Problem in 3G Networks. Retrieved 20 Desember 2013 from

http://www.ece.iupui.edu/~dskim/Classes/ECE695MWN/2006-saeed-Capacity_Limit_Problem_in_3G_Networks.ppt

Cox, C. (2012). An Introduction To LTE. England: John Wiley & Sons, Ltd.

Dahlman, Erik. Dkk. (2008). 3G Evolution HSPA and LTE for Mobile Broadband. Inggris: Elsevier Ltd.

Ergen, Mustafa. (2009). Mobile Broadband Including Wimax and LTE. USA: Berkeley, CA.

F, Khan. (2009). LTE for 4G Mobile Broadband – Air Interface Technologies and

Performance, Great

(8)

Forsberg, Dan, Günther Horn, Wolf-Dietrich Moeller, Valtteri Niemi. (2013). LTE

Security. England : John Wiley & Sons Ltd,.

Global mobile Suppliers Association. (2011). GSA Evolution to LTE report. Retrieved 20 Desember, 2013, from

http://www.gsacom.com/cgi/redir.pl5?url=http://www.gsacom.com/downloads/pdf/G SA_Evolution_to_LTE_report_120111.php4

Hontzeas, Antony. (2009). Long Term Evolution. Retrieved 20 Desember 2013 from https://archive.org/details/Mobile3gLongTermEvolutionlteEbook

Mishra, Ajay R. (2007). Advance Cellular Network Planning and Optimisation

2G/2.5G/3G…Evolution to 4G. England: John Wiley & Sons, Ltd.

Northstream. (2012). LTE and the 1800 MHz opportunity . Retrieved 18 Desember 2012 from

http://northstream.se/northstreamwp/wp-content/uploads/2012/03/LTE-and-the-1800-Mhz-opportunity.pdf

Qualcomm LTE presentation. (2011). Qualcomm presentation. Retrieved 04 Desember, 2013, from

http://www.gsmamobilebroadband.com/mwc/Presentations_Hall_2/5.Vieri_Vanghi_ Qualcomm_Hall_2_Seminar_Final.pdf

Usman, Uke K. dkk. (2012). Fundamental Teknologi Seluler Long Term Evolution

(LTE). Bandung: Rekayasa Sains.

Wigati, Sigit Puspito. (2013). LTE: Technology and Application. Seminar LTE Indonesia, Mastel, 16.07.2013.

Wikipedia. (2012). GSM frequency bands. Retrieved 12 December 2013 from http://en.wikipedia.org/wiki/GSM_frequency_bands

(9)

Wikipedia. (2012). LTE (Telecommunication). Retrieved 12 December 2013 from http://en.wikipedia.org/wiki/LTE_(telecommunication)

RIWAYAT PENULIS

Daniel Sanov Tjokro lahir di kota Jakarta pada 1 November 1992. Penulis

menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2014.

Bagus Ariono lahir di kota Jakarta pada 28 Oktober 1992. Penulis menamatkan

pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2014.

Yohan Kurniawan lahir di kota Bogor pada 5 November 1992. Penulis menamatkan

pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2014.

Gambar

Gambar 1 Topologi trial LTE di Universitas Indonesia
Gambar 2 Topologi trial LTE di Bali

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tersebut, diinterpretasikan bahwa variabel-variabel independen, yaitu struktur modal (X1), inflasi (X2), suku bunga (X2) dan nilai tukar (X3), memiliki

memuat paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan”, Pasal 55 ayat (2) yang isinya “Di dalam daftar bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam setiap

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengkaji peran aktor dalam melaksanakan pemberdayaan kelompok tani KRPL

Dalam ketentuan Pasal 28 ayat 1 Undang Undang tentang Advokat yang menyatakan bahwa Organisasi Advokat merupakan “satu-satunya wadah profesi Advokat yang bebas dan mandiri...”

Metode yang digunakan adalah siswa tampil bercerita secara individu sehingga banyak menyita waktu pembelajaran bahasa Indonesia.. Waktu pembelajaran yang hanya 80

Varietas IRAT112 (Gajah Mungkur) pada percoba- an ini mempunyai rata-rata 8 akar yang menembus lapisan lilin dengan panjang akar yang relatif panjang (25 cm) Frekuensi jumlah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari working capital turnover terhadap return on asset pada

As the project site is crossed over by multiple routes of transport modes, it is planned to design a multimodal terminal there.In this thesis project through