• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA

Oleh

TIYAS ABROR HUDA

Siswa sering dihadapkan pada konsep pembelajaran kimia yang abstrak dan cen- derung dihadapkan pada penyelesaian masalah secara matematis. Untuk mengata-si masalah yang sering dialami para mengata-siswa tersebut, maka peneliti melakukan pengembangan e-book interaktif pada materi termokimia berbasis representasi kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan e-book

interaktif, mendeskripsikan karakteristik e-book interaktif, tanggapan guru dan siswa, kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan, serta faktor-faktor pendukung dalam pengembanganini. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).

(2)

Produk yang dihasilkan peneliti kemudian divalidasi oleh validator untuk menge-tahui kesesuaian isi dengan kurikulum, konstruksi dan keterbacaan dari e-book

interaktif yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Belitang untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap e-book

interaktif yang dikembangkan. E-book interaktif berisi video, gambar-gambar dan soal evaluasi interaktif yang disajikan dalam ketiga level representasi kimia secara bersamaan. Berdasarkan validasi pada aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, kostruksi dan keterbacaan memiliki persentase 86%, 100% dan 97,33% secara berurutan dengan kriteria sangat baik.

Untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap e-book interaktif, dilaku-kanlah uji coba terbatas. Berdasarkan uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Belitang, diperoleh kesimpulan bahwa e-book interaktif yang dikembangkan layak diguna-kan sebagai sumber belajar dengan persentase 94% pada aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, 92% pada aspek grafika dan 89,08% pada aspek keterbacaan.

(3)
(4)
(5)

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA

Oleh

TIYAS ABROR HUDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)
(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

Halaman

xiv

xv

I I. PENPENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Manfaat Penelitian ...

E. Ruang Lingkup Penelitian ...

1

9

9

10

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sumber Belajar……….. ...

B. Buku Elektronik………. ...

C. Pembelajaran Interaktif………... ...

D. Representasi Kimia………...

E. Analisis Konsep Termokimia...

13

14

17

18

22

III. METODOLOGI PENELITIAAN

A. Metode Penelitian ………...

B. Subjek dan Lokasi Penelitian……...

36

(8)

C. Data Penelitian ...

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...

E. Instrumen Penelitian ...

F. Teknik Pengumpulan Data ...

G. Teknik Analisis Data Angket……...

37

37

43

45

48

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Kebutuhan………...

B. Hasil Pengembangan E-book Interaktif... C. Tanggapan Guru dan Siswa……...

D. Keunggulan E-book Interaktif Hasil Pengembangan…... E. Faktor Pendukung Dalam Pengembangan E-book Interaktif…… F. Kendala-Kendala Dalam Pengembangan E-book Interaktif...

54

DAFTAR PUSTAKA

85

87

LAMPIRAN

1. Analisis SKL-KI-KD……...

2. Silabus ...

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...

4. Instrumen Analisis Kebutuhan Pedoman Wawancara Guru……

5. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan pada Guru...

6. Instrumen Analisis Kebutuhan Pedoman Wawancara Siswa…..

(9)

7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan pada Siswa……….

8. Instrumen Validasi Konstruksi……….

9. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ...

10.Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Konstruksi……...

11.Instrumen Validasi Aspek Kesesuaian Isi………

12.Hasil Validasi Kesesuaian Isi………

13.Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Kesesuaian Isi………….

14.Instrumen Validasi Keterbacaan………..

15.Hasil Validasi Aspek Keterbacaan………..

16.Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Keterbacaan………

17.Rekam Jejak Produk Pengembangan………...

18.Instrumen Angket Uji Coba Terbatas Guru Aspek Grafika

Kemenarikan………

19.Hasil Angket Uji Coba Terbatas Guru Aspek Grafika

Kemenarikan……….

20.Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Grafika

Kemenarikan – Guru………

21.Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi Pada Guru..

22.Hasil Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi pada

Guru………...

23.Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Aspek

Kesesuaian Isi – Guru……….….

24.Paduan Wawancara pada Uji Coba Terbatas untuk Guru………

(10)

25.Hasil Wawancara pada Uji Coba Terbatas untuk Guru………..

26.Instrumen Angket Uji Coba Terbatas Siswa keterbacaan………

27.Tabulasi Jawaban, Presentase, dan Kriteria Hasil Uji Coba

Terbatas Angket Kemenarikan Desain e-book interaktif berbasis

representasi kimia pada materi termokimia………..

28.Daftar Hadir Seminar Proposal……….

29.Daftar Hadir Seminar Hasil………..

30.Surat Izin Penelitian Pendahuluan ...

253

254

259

263

265

(11)

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia, memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas

sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi

Asean) 2015 dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Aspek pendidikan menjadi

sebuah landasan digagasnya program Indonesia Emas 2045 yang bertepatan

dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu pendidikan berkarakter yang

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran aktif (Prayitno, 2011).

Berdasarkan Permendikbud No.54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi

Lulusan, dijelaskan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional pendidikan telah

ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan kriteria

kemam-puan lulusan yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Untuk

mewujudkan tujuan tersebut diperlukanlah proses pembelajaran yang banyak

me-libatkan siswa. Berdasarkan dengan yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013

bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Tim

penyusun, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah salah

(12)

Sumber belajar yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013 dapat diperoleh dari

berbagai sumber, dari yang berbentuk cetakan maupunsoft file.Aneka sumber

tersebut tentunya memiliki berbagai keunggulan yang saling mendukung dalam

peningkatan pembelajaran. Sesuai amanat Pasal 1 ayat 9 Peraturan Pemerintah RI

No.32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun

2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penggunaan teknologi

infor-masi dan komunikasi merupakan salah satu standar sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.

Selama ini, sumber belajar yang digunakan oleh sebagian besar guru adalah buku

cetak dari penerbit tertentu.Buku cetak ini memiliki kecenderungan bersifat

informatif sehingga hanya terjadi komunikasi searah dan cenderung pasif, tetapi

buku cetak masih menjadi sumber belajar utama yang dianggap paling efektif

sebagai pendukung pembelajaran selain guru.Buku cetak yang berkembang saat

ini di sekolah, banyak konsep kimia disajikan dalam levelsimboliksehingga

banyak yang menganggap kimia hanya sebatas konteks matematik atau

perhitung-an saja. Padahal secara umum, para ilmuwperhitung-an menggambarkperhitung-an kimia dalam tiga

level representasi (Chittleborough, 2004). Ketiga level tersebut adalah level

makroskopik, level sub-mikroskopik dan level simbolik. Sumber belajar kimia

yang saat ini berkembang belum sepenuhnya menampilkan ketiga level tersebut

secara bersamaan, sehingga siswa kurang memperoleh ilmu kimia secara baik.

Di sekolah, ilmu kimia diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk

mem-pelajari diri sendiri dan alam sekitar, siswa dibekali dengan berbagai kemampuan

(13)

do) yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam

dan mendukung kemampuan pemecahan masalah (keterampilan berpikir tingkat

tinggi).

Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan inovasi sumber belajar yang dapat

melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi dan melibatkan siswa, sehingga

pem-belajaran tidak monoton dan dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam

me-mahami konsep kimia dengan memunculkan ketiga level representasi secara

ber-samaan, khususnya materi termokimia.

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah sebuah cara yang

efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi. Komputer/laptop merupakan

alat berteknologi informasi yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran. Pembelajaran kimia saat ini dapat didukung oleh sumber

belajar yang berdasarkan pada sistem komputerisasi sepertie-learning,e-book,

media pembelajaran dengan animasi, media pembelajaran dengan permainan,et al.

Komputer sebagai alat pembelajaran digunakan agar proses belajarlebih

ber-variasi (Eskawati dan Sanjaya, 2012).Dengan penggunaan TIK ini, diharapkan

proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan mendorong minat belajar siswa

khususnya dalam mata pelajaran kimia.

E-bookadalah salah satu inovasi dari sumber belajar yang dapat dijadikan solusi

dalam pembelajaran kimia di sekolah. Namun, e-bookyang sekarang banyak

berkembang di dunia pendidikan adalah versi digital atausoft filedari buku yang

umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang berisi teks atau gambar baik dalam

(14)

dijelaskan di atas, pada faktanyae-book yang berkembang saat ini belum

sepenuhnya menampilkan ketiga level representasi kimia secara bersamaan.

Seperti padae-bookkarangan Harnanto dan Ruminten (2009), Kalsum,et al.

(2009), Sunarya dan Setiabudi (2009) yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Nasional Departemen Pendidikan Nasional dapat disimpulkan bahwa ketiga

e-booktersebut belum menampilkan ketiga level representasi kimia khususnya

pada materi termokimia.

Dengan berkembangnya TIK yang telah dijelaskan di atas, e-bookyang

diharap-kan adalah yang memenuhi ketiga level representasi kimia dan dapat melibatdiharap-kan

siswa dalam penggunaannya atau dapat dikatakan interaktif, sehingga dapat

memenuhi apa yang diamanatkan dalam Pasal 19 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI

No.32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun

2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada

satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Sehingga

e-bookyang dibuat dapat dan memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan

e-booktersebut.

Menurut Djan (2003),e-bookinteraktif berisi jaringan unit informasi digital yang

terdiri dari teks, grafik, video, animasi atau suara dan soal-soal yang semuanya

dikemas dalam bentuk visualisasi animasiflashyang dipadukan dalam satu

(15)

didalam program akan memperjelas materi yang ada didalame-booktersebut,

pokok bahasan tertentu diberi tanda untuk mengetahui pokok bahasan yang ada

penjelasan tambahan dalam program interaktif. Ketika unit-unit

informasiter-sebut digunakan disediakanlinkopsional untuk unit informasi lainnya.Link

tersebut dapat memberikan konteks berbasis nonlinear navigasi antara unit

infor-masi. Melaluie-bookinteraktif siswa dapat belajar secara aktif dan ketiga level

representasi kimia dapat disajikan secara bersamaan sehingga dapat berperan aktif

dalam memahami materi termokimia.

Penelitian pendahuluan penting dilakukan untuk mengumpulkan data tentang

pengembangane-bookinteraktif pada pembelajaran termokimia.Penelitian

pendahuluan dilakukan di empat SMA Kota Metro.Dalam penelitian

pendahulu-an ini, dilakukpendahulu-an wawpendahulu-ancara terhadap guru dpendahulu-an siswa.Berdasarkpendahulu-an wawpendahulu-ancara

guru di empat SMA tersebut diketahui bahwa 75 % guru belum pernah

meng-gunakane-book, hanya 25 % guru yang sudah pernah menggunakane-bookdan

e-bookyang digunakan adalahe-bookyang diunduh dari internet dane-book

tersebut bukan merupakane-bookinteraktif. Dari hasil tersebut dapat diketahui

bahwa sebagian besar guru masih menggunakan buku teks dari penerbit

tertentu.Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa semua

guru belum pernah membuate-book.

Menurut guru yang diwawancarai, saat ditanya tentang perlunya pengembangan

terhadape-bookmenjadie-bookyang bersifat interaktif semua guru menyatakan

perlu dikembangkan sebuahe-bookyang bersifat interaktif karena dengan adanya

(16)

bertambah wawasan, sumber belajar lebih lengkap, lebih tertarik untuk belajar dan

lebih praktis. Para guru mengharapkane-bookyang akan berkembang nantinya

memuat gambar yang sesuai dengan materi, memiliki bahasa yang mudah

di-pahami, sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan inteakrif. Selanjutnya saat

ditanya tentang pembelajaran yang berbasis representasi kimia, semua guru

menyatakan belum mengetahui tentang representasi kimia. Kemudian saat

ditanya tentang kendala yang dihadapi saat menggunakane-bookdalam

pelak-sanaan pembelajaran semua guru menyatakan kendalanya adalah sarana dan

prasarana yang terbatas.

Berdasarkan hasil pengisian angket siswa yang berjumlah 40 responden dari 4

SMA di kota Metro, dapat diketahui bahwa 85 % siswa menggunakan sumber

belajar berupa buku teks dari penerbit tertentu, dan sebanyak 75 % siswa

menyatakan bahwa mereka menemui kesulitan dalam memahami materi dalam

pembelajaran kimia, dan sebanyak 72,5 % responden menyatakan sumber belajar

yang digunakan harus diperbaiki. Kemudian saat ditanya apakah perlu dibuat

sebuah pengembangan sumber belajar berupae-bookinteraktif, 85 % menjawab

perlu, mereka mengharakane-bookyang mempunyai gambar menarik, memiliki,

memiliki bahasa yang mudah dipahami, dan memuat soal evalusi yang menarik.

Sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh (1) Kurniawati (2011)

mengembang-kane-bookinteraktif pada materi pokok larutan asam basa kelas XI menghasilkan

e-bookinteraktif yang layak digunakan sebagai sumber belajar dalam materi

larutan asam basa. (2) Eskawati dan Sanjaya (2012)e-bookinteraktif yang

di-kembangkan berformatwebdengan menggunakan program MacromediaFlash8

(17)

materi sifat-sifat koligatif larutan. Pada pengembangane-bookinteraktif ini

memiliki indikator penilaian pada angket meliputi dua kriteria yaitu kriteria

format dan kualitase-book. Untuk kriteria formate-bookaspek yang dinilai

adalah sistematika penyajian materi, kesesuaian materi dengan indikator

pem-belajaran, kesesuaian gambar dan animasi dengan materi yang diajarkan,

ke-sesuaian soal yang terdapat padae-bookinteraktif dengan indikator pembelajaran,

kesesuaiane-bookinteraktif dengan kemampuan siswa SMA. Untuk kriteria

kualitase-book, aspek yang dinilai adalah kualitas bahasa yang digunakan (mudah

dipahami), kualitas tampilan konsep, kualitas audio, keselarasan warna teks dan

background, dan kemudahan menjalankane-bookinteraktif.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (3)Restiyowatidan Sanjaya(2012)

me-nyatakan bahwa masih adanya kekurangan darie-bookinteraktif yang mereka

kembangkan yaitu ukuran huruf padae-bookkurang besar serta kurangnya

gambar, animasi dan video yang mendukung materi larutan asam basa,

stoikio-metri, larutan penyangga, hidrolisis larutan, kelarutan dan hasil kelarutan dan

sistem koloid. (4) Imani dan Sanjaya (2012) tahap perancangane-bookyang dia

buat memiliki tampilan yang memungkinkan siswa dapat memilih program yang

diinginkan dengan mengeklik tombol yang disediakan. Isie-bookini secara

umum terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar, daftar isi, uraian

materi, soal latihan, proyek dan percobaan, studi kasus, evaluasi, rangkuman,

glosarium dan referensi tentang materi kimia unsur.

Kemudian menurut (5) Shiratuddin (2003) yang meneliti tentang teknologi

(18)

e-bookdapat meningkatkan interaksi antara pendidik dan siswa dalam

pem-belajaran jarak jauh serta siswa lebih tertarik menggunakane-bookdalam

pem-belajaran. Dalam pengembangannyae-booktelah banyak perubahan menjadi

lebih interaktif. (6) Mahyudin (2008) mengembangkan tentang media interaktif

berbasise-bookpada pokok bahasan sistem koloid yang menghasilkan sebuah

e-bookinteraktif yang layak digunakan sebagai sumber belajar dalam materi

sistem koloid. (7) Rachmawati (2010) mengembangkane-bookinteraktif yang

pada materi pokok asam basa dan garam yang menghasilkan e-bookinteraktif

yang layak digunakan sebagai sumber belajar materi pokok larutan asam basa.

Sebagaimana telah diuraikan bahwa pembelajaran kimiaharus didukung dengan

sumber belajar yang aneka sumber, salah satu sumber belajar yang berbasis ICT

dapat menjadi suatu inovasi untuk memberikan pembelajaran interaktif. Inovasi

yang dapat dikembangkan adalahe-bookinteraktif. E-bookInteraktif yang

di-maksud adalahe-bookyang disertai animasi, video praktikum/video yang

ber-kaitan dengan materi termokimia, soal latihan di tiap akhir bab yang interaktif,

dan tersedia tombol yang memungkinkan siswa untuk mengekliknya. Sehingga

sumber belajar tersebut dapat membantu siswa dalam memahamikonsep kimia

yang kompleks dan abstrakyang dapat mendukung dalam penjelasan konsep

tersebut. Sumber belajar yang melibatkan ketiga level representasi kimia yaitu

makroskopis, sub-mikroskopis, dan simbolik.

Sesuai dengan hasil penelitian pendahuluan dan studi pustaka yang telah

dilaku-kan,e-bookinteraktif belum secara luasdikembangkanpada materi termokimia,

(19)

materitermokimia. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukanlah

Pengembang- anE-BookInteraktif Pada Materi Termokimia Berbasis

Representasi Kimia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristike-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis

representasi kimiayang dikembangkan?

2. Bagaimanapandangan guru mengenaiaspek kesesuaian isi dan aspek grafika

padae-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?

3. Bagaimanarespon atau tanggapan siswa mengenai aspek keterbacaanpada

e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?

4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi selama proses pengembangan

e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?

5. Apa saja faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses

pengembang-ane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan

tuju-an menghasilktuju-ane-bookinteraktifpada materi termokimiaserta :

1. Mengembangkane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi

(20)

2. Mendeskripsikan karakteristik darie-bookinteraktifpada materi termokimia

berbasis representasi kimiayang dikembangkan.

3. Mendeskripsikan respon guru mengenai aspek kesesuaian isi dan grafika dari

e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang

dikembangkan.

4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap aspek keterbacaan/bahasa dari

e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang

dikembangkan.

5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan

e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang

dikembangkan.

6. Mengetahui faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses

pengem-bangane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis

representasi kimia dan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peserta didik

a. Sebagai bahan belajar mandiri siswa untuk lebih dapat memahami materi

termokimia.

b. Sebagai sumber belajar tambahan dalam memahami materi termokimia

c. Mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi dasar pada pembelajaran

(21)

2. Manfaat bagi guru

a. Sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dan dapat

mem-bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar.

b. Sebagai sumber referensi mengenai representasi kimia dalam pembelajaran

kimia, khususnya pada materitermokimia.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Menjadi sumber informasi, literatur dalam upaya meningkatkan mutu

pem-belajaran kimia di sekolah.

b. Mengembalikan disiplin ilmu kimia ke bidang kajiannya sehingga dapat

di-terapkan dalam pembelajaran untuk mencapai keberhasilan mengajar kimia di

sekolah.

c. Membantu sebagai alat pendidikan, sarana dan prasarana sekolah dalam

kegiatan belajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

1. Pengembangane-bookinteraktifyang dimaksudkan adalah buku digital yang

diinovasi dengan gambar yang menarik, bahasa yang mudah dipahami,

evaluasi, video atau animasi yang interaktif berkaitan dengan materi

termo-kimia yang nantinya memenuhi ketiga level representasi.

2. Level makroskopis didefinisikan sebagai sesuatu yang riil dan dapat dilihat;

seperti video atau animasi fenomena kimia yang terjadi dalam kehidupan

(22)

3. Level sub-mikroskopis didefinisikan sebagai segala sesuatu yang didasarkan

pada observasi riil tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa

yang terjadi pada level molekuler dan menggunakan representasi model

teoritis, seperti partikel mikroskopis yang tidak dapat dilihat secara

langsung.

4. Level simbolik didefinisikan sebagai representasi dari suatu kenyataan,

seperti representsi simbol dari atom, molekul, dan senyawa, baik dalam

(23)

A. Sumber Belajar

Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran,

guru seharusnya mendesain atau memodifikasi suatu pembelajaran yang

memak-simalkan siswa untuk lebih berinteraksi dengan sumber belajar, sehingga siswa

dapat lebih mandiri dalam memahami konsep kimia. Tanpa sumber belajar yang

memadai, sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada

tercapai-nya hasil belajar yang optimal. Menurut AECT (Assosiation of Educational

Communications and Technology) (1997), sumber belajar didefinisikan sebagai

berikut :

Sumber belajar adalah sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar. Dalam hal ini sumber belajar me-liputi pesan, orang, material, alat, teknik, dan lingkungan. Sumber belajar bahkan berubah menjadi komponen sistem instruksional apabila sumber belajar itu diatur sebelumnya (prestructured), didesain dan dipilih lalu dikombinasikan menjadi suatu sistem instruksional yang lengkap sehigga berdampak pada pembelajaran yang bertujuan dan terkontrol.

Menurut Warsita (2008), sumber belajar adalah semua komponen sistem

instruk-sional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat

dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Mulyasa (2004)

(24)

dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah

infor-masi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.

Selain itu, menurut Sudjana dan Rivai (2009), sumber belajar adalah suatu daya

yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara

langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sumber belajar merupakan aspek penting dalam proses

pem-belajaran yang menunjang siswa dalam memahami suatu ilmu yang akan

dipe-lajari.

☎✆ ☎uu✞ ✟✠✝tronik (e -book)

1. Pengertiane-book

Buku elektronik (e-book) atau buku digital adalah bentuksoftfiledari buku cetak

yang selama ini berkembang. Dalam kamus The Oxford Dictionary of English,

e-bookdidefinisikan sebagai berikut :

The e-book as an electronic version of a printed book, but e-books can and do exist without any print equivalent. E-books are usually read on

dedicated hardware devices known as e-Readers or e-book devices. Personal computers and some cell phones can also be used to read e-books.

Saat ini banyak sumber belajar berupa buku yang awalnya berbentuktext book

berkembang menjadi manfaatnya dalam dunia pendidikan, penggunaane-book

dapat meningkatkan interaksi antara pendidik dengan siswa dalam pembelajaran

jarak jauh. Menurut Shiratuddin (2003),e-bookdidefinisikan sebagai berikut :

(25)

daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku.

Dalam proses pembuatannya, e-booktetap harus memenuhi syarat pembuatan

modul/buku ajar yaitu sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP). Syarat tersebut meliputi tiga kriteria, yaitukriteria kelayakan isi,

ke-bahasaan dan penyajian (Tim BSNP, 2006).Dalam pengembangannyae-book

telah banyak perubahan menjadi lebih interaktif, yang kemudian disebute-book

interaktif.E-Bookdikatakan interaktif apabila terjadi bentuk komunikasi dua arah

yang berlangsung antarae-bookdan pembaca (Munir, 2008).Dengan

meng-gunakan media interaktif sepertie-bookmemungkinkan kegiatan pembelajaran

berpusat pada siswa dan memberikan interaksi antara siswa dengane-book

(Zhang, 2005).

2. Manfaate-book

Keuntungan dan manfaat jika menulis, membuat dan mempublikasikan e-book

menurut Haris (2011), adalah sebagai berikut :

1. Ukuran fisik kecil, sehingga dapat disimpan dalam harddisk, CD atau

flashdisk

2. Mudah dibawa

3. Tidak lapuk

4. Gampang diproses

5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu membaca

6. Mudah digandakan

(26)

8. Interaktif

9. Kecepatan publikasi

10. Ragame-Reader

11. Mendukung penghijauan

3. Formate-book

Formate-booksangat bergantung padae-Reader, karenasetiape-Reader

men-dukung format tertentu. Format yang banyak berkembang saat ini adalah .pdf. Di

bawah ini adalah beberapa contoh format yang umum dipakai oleh penulise-book

(Haris, 2011) :

1. Plain Text (ASCII) - .txt

2. Open Electronic Package - .opf

3. Tome Raider -.tr2, .tr3

4. Argosh Diffusion -.aeh

5. FictionBook -.fb2

6. Microsoft CHM - .chm

7. Miscrosoft Worddan RTF - .doc, .rtf

8. Portable Document Format - .pdf

9. DjVu - .djvu

10.Microsoftreader -.lit

11.EReader -.pdb

12.Desktop Reader -.dnl, .exe

13.Mobipocket -.prc

(27)

15.E-book Multimedia - .exe

16.Hyper Markup Languagedan XML - .Htm, .html

✡☛ ☞✌mbelajaran Interaktif

Dalam menyajikan bahan pelajaran, guru adalah pemeran utama dalam

men-ciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa,

siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran yang menunjang proses

pembelajaran. Menurut Gagne dan Brigs (1979), pembelajaran adalah suatu

sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar mahasiswa, yang berisi

serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mem-pengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar mahasiswa yang bersifat

internal, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

pem-belajaran diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata ajar yang

ber-arti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah

dengan awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran , yang berarti

proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau

belajar.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya

inovasi dalam proses pembelajaran, dari pembelajaran yang monoton menjadi

lebih menarik atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran interaktif. Menurut

Syah (1998), pembelajaran interaktif adalah sebagai berikut:

(28)

media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan/tanggapan sehingga dialog kreatif menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan membuat penemuan-penemuan

baru antara lain penggunaan sumber belajar yang berbasis ICT atau multimedia.

Dengan berkembangnya teknologi tersebut dapat menyajikan informasi dalam

bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti. Informasi yang akan

mudah dimengerti karena melibatkan semua indera, terutama telinga dan mata

untuk menyerap informasi. Menurut Suyanto (dalam Lucky, 2011) Multimedia

didefinisikan sebagai berikut :

Pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks-teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabung-kanlinkdantoolyang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, ber-interaksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Pendapat Suyanto dapat

disimpulkan bahwa multimedia dapat digunakan sebagai sumber belajar yang dapat digunakan siswa secara mandiri.

✍✎ ✏✑✑✒✑pr ✓✒ ✔nt Kimia

Para ahli kimia dan pendidik kimia membagi kimia ke dalam tiga (3) level

repre-sentasi seperti yang dikemukan oleh Johnstone (Chittleborough, 2004) yakni level

makroskopis, level sub-mikroskopis, dan level simbolik. Karena materi kimia

meliputi tentang partikel dasar, materi yang tidak dapat dilihat secara langsung

oleh siswa (level sub-mikroskopis) maka banyak siswa yang menganggap bahwa

kimia itu abstrak dan sulit dipahami. Penelitian yang dilakukan oleh Gabelet.al

(Wu, 2003) menunjukkan bahwa level sub-mikroskopis dan simbolik sulit untuk

(29)

sedangkan pemahaman siswa terhadap kimia biasanya bergantung pada perolehan

informasi yang dapat dilihat.

Umumnya pembelajaran kimia hanya membatasi pada dua level representasi,

yaitu makroskopik dan simbolik. Level berpikir mikroskopik dipelajari terpisah

dari dua tingkat berpikir lainnya, siswa diharapkan dapat mengintegrasikan sendiri

dengan melihat gambar-gambar, animasi/video yang ada dalam buku tanpa

pengarahan dari guru. Selain itu, siswa juga lebih banyak belajar memecahkan

soal matematis tanpa mengerti dan memahami materi yang dikerjakan dalam

soal.Keberhasilan siswa dalam memecahkan soal matematis dianggap bahwa

siswa telah memahami konsep kimia.Padahal, banyak siswa yang berhasil

memecah-kan soal matematis tetapi tidak memahami konsep kimianya karena

hanya meng-hafal algoritmanya. Siswa cenderung hanya menghafalkan

representasi sub-mikroskopik dan simbolikyang bersifat abstrak (dalam bentuk

deskripsi kata-kata) akibatnya tidak mampu untuk membayangkan bagaimana

proses dan struktur dari suatu zat yang mengalami reaksi.

Pemahaman seseorang terhadap kimia ditunjukkan oleh kemampuannya

menyampaikan kembali dan menghubungkan antara fenomena makroskopik,

dunia sub-miskroskopik dan representasi simbolik.Kemampuan pemecahan

masalah kimia sebagai salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi

meng-gunakan kemampuan representasi secara ganda (multiple) atau kemampuan

pembelajar bergerak antara berbagai mode representasi kimia.Representasi

sub-mikroskopik merupakan faktor kunci pada kemampuan

(30)

kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena

makroskopik dan representasi simbolik (Chittleborough & Treagust, 2007).

Representasi konsep-konsep dalam sains yang memang merupakan konsep ilmiah,

secara inheren melibatkan multimodal, yaitu melibatkan kombinasi lebih dari satu

modus representasi.Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran sains meliputi

konstruksi asosiasi mental diantara tingkat makroskopik, sub-mikroskopik, dan

simbolik dari representasi fenemomena sains dengan menggunakan modus

repre-sentasi yang berbeda.

Berdasarkan karakteristik konsep-konsep sains, mode-mode representasi sains

di-klasifikasikan dalam level representasi makroskopik, sub-mikroskopik, dan

sim-bolik. Selanjutnya, mendeskripsikan bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan

dengan tiga level representasi yang berbeda, yaitu makroskopis, sub-mikroskopis

dan simbolik (Johnstone, 1982).

✕✖ ✗ ✘vel makroskopis

Representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu

fe-nomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh panca indra atau dapat berupa

pengalaman sehari-hari pebelajar maupun yang dipelajari di laboratorium menjadi

bentuk makro yang dapat diamati. Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu,

pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat diobservasi ketika suatu

reaksi kimia berlangsung. Seorang pembelajar dapat merepresentasikan hasil

pengamatan dalam berbagai mode representasi, misalnya dalam bentuk laporan

(31)

b. Level sub-mikroskopis

Pada kenyataannya level sub-mikroskopis sangat sulit diamati karena ukurannya

yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan suatu yang

nyata. Representasi kimia yang menjelaskan mengenai struktur dan proses pada

level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati.

Representasi sub-mikroskopik sangat terkait erat dengan model teoritis yang

me-landasi eksplanasi dinamika level partikel. Mode representasi pada level ini

di-tunjukkan secara simbolik mulai dari yang sederhana hingga menggunakan

tek-nologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga

dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi.

c. Level simbolik

Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif,

yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan

perhi-tungan matematik (Sunyono, 2012).

Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi tersebut saling berhubungan

dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi) seperti yang terlihat pada

Gambar 1. Menjelaskan bahwa level sub-mikroskopis merupakan suatu hal yang Submikroskopis

Kimia

Makroskopis

Simbolik

(32)

nyata sama seperti level makroskopis. Kedua level tersebut hanya dibedakan oleh

skala ukuran. Pada kenyataannya level sub-mikroskopis sangat sulit diamati

karena ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini

merupakan suatu yang nyata. Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi

tersebut saling berhubungan dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi)

seperti yang terlihat pada Gambar 1 di atas.

✙✚ ✛n✜ ✢✣✤ ✣s Konsep Termokimia

Herronet al.dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi

ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep

disama-kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisidisama-kan

kon-sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satu pun

de-finisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu

analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus

menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut

la-gi, Herronet al.dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep

merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam

me-rencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah

digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemeret al. Analisis

konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label

kon-sep, definisi konkon-sep, jenis konkon-sep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konkon-sep,

(33)

23 KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KD 3.4 : Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi.

KD 3.5 : Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.

Nama / Label Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat

Termokimia Cabang dari ilmu

kimia yang

 Sistem dan

lingkungan

 Sistem

terbuka,

tertutup, dan

terisolasi

 entalpi molar

 penentuan

 entalpi reaksi

 energi bahan

bakar

Jenis-jenis

system

Kimia  Azas

kekekalan

energi

 Sistem dan

lingkungan

 Kalor dan

kerja

 Energi

dalam

 Kalor reaksi

 Energi

(34)

24 Sistem Sistem adalah

reaksi atau proses

yang sedang

Segala sesuatu

yang menjadi

Sistem  Sistem

tertutup

dan gelas kopi

terbuka adalah

sistem terbuka

-Sistem terbuka Sistem yang

mengalami

pertukaran materi

dan energi dengan

lingkungan

Sistem Sistem tertutup

(35)

25

Sistem Sistem terbuka

(36)

26 Sistem

terisolasi

Sistem yang tidak

dapat mengalami

pertukaran materi

dan energi dengan

lingkungan

System Sistem terbuka

dan sistem

berada di sekitar

sistem, yaitu

dengan apa sistem

tersebut

Konsep

konkret

Lingkungan

Segala sesuatu

yang berada di

(37)

27 berinteraksi

Kalor energi yang

berpindah dari

suhu tinggi ke

suhu rendah

Konsep

konkret

Menerima

kalor

melepas kalor

Termokimia

Kerja Suatu bentuk

pertukaran energi

antara sistem dan

lingkungan di luar

kalor

Energi dalam Energi yang

dimiliki oleh

suatu zat atau

sistem yang

nilainya tidak

dapat ditentukan

dengan pasti,

namun perubahan

energi dalam lah

Konsep

konkret

-

-Termokimia Energi kinetik,

energi potensial

-

-Energi

(38)

28 yang dapat

ditentukan

Kalor reaksi Jumlah kalor yang

menyertai suatu

Kalor reaksi yang

berlangsung pada

volume tetap

 Volum tetap

 tidak

melakukan

kerja

 kalor

-Kalor reaksi Perubahan

enntalpi

Jumlah kalor yang

diserap atau

dilepaskan oleh

sistem pada reaksi

kimia yang

 Jumlah kalor

yang

oleh jumlah zat,

suhu, tekanan,

dan keadaan

fisis dari zat

tersebut.

Kalor reaksi Perubahan

(39)

29

entalpi molar

 Entalpi

Reaksi yang

membebaskan

Entalpi sistem

(40)

30

Reaksi yang

menyerap

Entalpi sistem

(41)

31 entalpi

pereaksi.

Entalpi Jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap

Simbol sistem

energi

pereaksi Entalpi molar Perubahan entalpi

Sistem

energi

Q = 367,5 kJ

Sistem Reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian

Konkrit reaksi Komposisi

Jenis

entalpi Lingkungan Reaksi Campuran pita magnesium dan larutan HCl

Gelas Kimia

Energi Kemampuanuntuk melakukan usaha

Abstrak Usaha Reaksi kimia Termokimia Kalor Energi kalor

Energi bebas

Energi ikatan

peristiwa

Reaksi kegiatan (aksi, protes) yg timbul akibat suatu gejala atau suatu peristiwa

Abstrak  Komposisi sistem Reaksi

Eksoterm

(42)

32

Abstrak  Entalpi

Kalor reaksi

Persamaan reaksi

termokimia Kalor reaksi Perubahan entalpi ( H)

Abstrak Hukum hess

Entalpi pemben-tukan

Energi ikatan

Persamaan reaksi

termokimia H reaksi Kalor pembentukan air sebanyak 2 liter yang berada di sebelah kiri suatu raksi.

simbol Unsur

Senyawa

Jenis senyawa Persamaan reaksi

Zat zat produk

 C + O2 yang berada di sebelah kanan suatu raksi.

Simbol Unsur

Senyawa

Jenis senyawa Persamaan reaksi

Zat-zat peraksi ... CO C + O

2

...

Ikatan kimia Ikatan yang terjadi antara dua unsur atau lebih membentuk suatu senyawa.

Simbol Unsur

senyawa

unsur Molekul - Ikatan

hidrogen

Ikatan kovalen

Ikatan ion

Ikatan kovalen koordinasi

(43)

33 mol zat langsung dari unsur-unsurnya

abstrak Perubahan entalpi

Pereaksi Entalpi molar Entalpi pembaka-ran

Entalpi peruraian

Entalpi penetralan

Entalpi peleburan

Entalpi pengua-pan yang diukur pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm (keadaan standar)

simbol tekanan

suhu

perubahan entalpi

Reaksi Entalpi pembentukan

Entalpi peru-raian standar

Entalpi pem-bakaran standar

tekanan besarnya gaya yang berhubungan

Suhu suatu besaran yang menyatakan

 Sistem Besaran Tekanan

Volume yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur

simbol mol

senyawa

unsur

Reaksi entalpi Entalpi pem-bakaran standar

(44)

34 yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar

simbol mol Reaksi entalpi Entalpi

pem-bentukan standar

Entalpi pem-bentukan

Kalorimetri Cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter

konkrit kalor reaksi

kalorimeter

Jenis senyawa kalorimeter

kalor reaksi

kalorimeter titik didih air

Kalorimeter Suatu sistem terisolasi (tidak

konkrit lingkungan Jenis calorimeter

Kalorimetri Kalor reaksi Kalorimeter bom

Gelas kimia

Lingkungan Segala sesuatu yang berada disekitar sistem, dengan apa sistem tersebut

berinteraksi

Konkrit sistem Komposisi

Jenis

entalpi System reaksi Gelas Kimia,

Tabung

Desain dari suatu contoh

kalorimeter yang biasa digunakan

konkrit kalor

 reaksi pem-bakaran

Jenis reaksi pembakaran

Kalorimeter Sebuah bom

(wadah tempat berlangsungny a reaksi

(45)

35 untuk menentukan

kalor dari reaksi-reaksi

pembakaran

pembakaran, terbuat dari stainless steel)

Energi ikatan Energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas

simbol molekul

gas

mol

energi

ikatan

Jenis ikatan entalpi Kalor reaksi Energi ikatan rata-rata sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas (molekul biner) menjadi atom-atom gas

simbol ikatan

gas

molekul biner

Banyaknya ikatan dalam molekul

Energi ikatan Ikatan

(46)

✥ ✥ ✥✦✧ ★ ✩ODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

pengembanganatauResearch and Development.Menurut Borg, W.R & Gall, M.D.

(dalam Sukmadinata, 2011), penelitian dan pengembangan atauResearch and

Developmentmerupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu

produk.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalahe-bookinteraktif pada materi

termokimiaber-basisrepresentasi kimia.Lokasi pada penelitian pendahuluan atau studi lapangan

adalah di kota Metro.Pada tahap studi lapangan ini dilakukan di SMANegeri 1

Metro, SMANegeri 5 Metro, SMA Muhammadiyah 1 Metro, dan SMA

Muham-madiyah 2 Metro, kemudianpada tahap uji coba terbatas dilakukan di salah satu

SMA/MA, pada penelitian ini dilaksanakan di SMANegeri1Belitang, kabupaten

(47)

C. Data Penelitian

Data penelitian pada tahap studi pendahuluan yaitu hasil analisis kebutuhan, hasil

studi pustaka dan kurikulum, hasil validasi, hasil uji coba terbatas.Pada tahap

studi pendahuluan, yang menjadi sumber data adalah 4 guru kimia dan 40

siswa-siswi kelas XII IPA yang tersebar di empat SMA di Kota Metro baik negeri

maupun swasta.Pada tahap uji coba terbatas, data penelitian yangdigunakan

berupa kuisioner atau angket.Sumber data pada tahap uji coba terbatas ini terdiri

dari satu orang guru kimia dan 20 siswa kelas XI IPA yang telah menerima materi

termokimia dalam pembelajarandi salah satu SMA/MA, pada penelitian ini

dilak-sanakan di SMANegeri1Belitang, kabupaten OKU Timur.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan pengembangan. Pertama, studi

pendahuluan, mengkaji teori dan mengamati produk atau kegiatan yang ada.

Ke-dua, melakukan pengembangan produk atau program kegiatan baru. Ketiga,

me-nguji atau memvalidasi produk atau program kegiatan yang baru. Kegiatan

pe-ngembangan dilakukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan

sampel lebih luas. Langkah penelitian dalam pengembangane-bookinteraktif

me-liputi tahap studi pendahuluan, yang terdiri dari studi kepustakaan dan kurikulum

serta studi lapangan, tahap selanjutnya perancangan serta pengembangan produk,

dan menguji coba produk secara terbatas.Alur atau tahapan penelitian yang dalam

hal ini digunakan untuk pengembangane-bookinteraktif dijabarkan melalui

(48)

Gambar 2.Alur dalam pengembangane-bookinteraktif

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan

Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan.

Pengembang-Studi Kepustakaan & Kurikulum

- Wawancara guru dan siswa di dua SMA Negeri dan dua SMA Swasta di Kota Metro mengenai penggunaanbahan ajar/e-book

yang digunakan dalam proses pembelajaran. - Analisisbahan ajar/e-bookyang digunakan

oleh guru dan siswa.

- Analisise-bookyang dibuat sebelumnya oleh peneliti terdahulu

-- Analisis KI dan KD - Pengembangan Silabus - Analisis literaturBahan Ajar

- Analisis literature-book

- Representasi Kimia

Analisis Kebutuhan

Angket

Revisie-book interaktifhasil tanggapan guru dan siswa

e-book interaktifhasil revisi Pengembangan produk

- Penyusunanstory board/rancangane-book interaktifberbasis representasi kimia - Pembuatan analisis konsep

- Pembuatan RPP

Penyusunan instrumen penilaian terhadap produk (angket)

Rancangane-book interaktif

berbasis representasi kimia

Validasi angket

Validasi ahli oleh M.Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc.

Revisi angket

Revisi hasil validasi

(49)

Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan

atau perbandingan dalam mengembangkan produk.Tahap studi pendahuluan

ter-diri atas tiga langkah yaitu studi kepustakaan,studi lapangan, dan penyusunan

produk awal atau draf model (Sukmadinata, 2011).

a. Studi kepustakaan dan kurikulum

Sukmadinata (2011) mengatakan bahwa studi kepustakaan dan kurikulum

merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsepatau teori-teori yang

ber-kenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan.Dalam studi

kepus-takaan ini, dilakukan analisis pada materi kimia SMA tentang termokimiadengan

mengembangkan silabus kimia SMA tentang materi termokimiayaitu berdasarkan

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).Selanjutnya, menganalisis

literatur tentang konstruksi bahan ajar,e-book,dan representasi kimia.Hasil dari

kajian tersebut dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan produk.

b. Studi lapangan

Dalam penelitian ini, studi lapangan dilakukan di SMANegeri 1 Metro,

SMANegeri 5 Metro, SMA Muhammadiyah 1 Metro, dan SMA Muhammadiyah

2 Metro.Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah pedoman

wawancara dan angket.Angket disebarkan kepada 40 orang siswa kelas XII dan

pedoman wawancara diberikan kepada 4 orang guru bidang studi kimia di empat

SMA tersebut.Lalu menganalisis bahan ajar kimia yang beredar, bahan ajar yang

digunakan oleh guru dan siswa khususnya pada materi termokimia.Analisis yang

(50)

tersebut terkait dengan sumber belajarberbasis representasi kimia.

Tujuan dari penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui keadaan di lapangan,

kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan

penggunaan serta penyusunane-bookinteraktif, serta untuk mengetahui

kekurang-an dkekurang-an kelebihkekurang-an darie-bookinteraktif yang dikembangkan.

2. Perancangan dan pengembangan produk

a. Perancangan dan penyusunane-bookinteraktif

Setelah dilakukannya studi pendahuluan dan memperoleh hasil analisis kebutuhan

dari angket dan pedoman wawancara, maka tahap selanjutnya yaitu perancangan

dan pengembangan produk.Hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan

pada studi pendahuluan diolah terlebih dahulu yang merupakan acuan dalam

pe-rancangan dan pengembangane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis

representasi kimia.Untuk menghasilkansuatue-bookinteraktif yang sesuai dengan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka pembuatane-bookharus di-lakukan

secara sistematismelalui prosedur yang benar dan sesuai kaedah-kaedah yang

baik.Sebelum menyusun perangkat menjadie-book,terlebih dahulu kita membuat

bahan ajar sebagai rancangan awal. Widodo dan Jasmadi (Asyhar, 2011)

menyebutkan beberapa kaedah-kaedah umum atau langkah-langkah kegiatan

dalam proses penyusunan bahan ajaryaitu penyusunan naskah/draft

e-bookinteraktif.Pada tahap ini sesungguhnya merupakan kegiatan pemilihan,

penyusunan dan pengorganisasian materi pembelajaran, yaitu mencakup judul

media, judul bab, sub bab, materi pembelajaranyang mencakup

(51)

pustaka.Draftdisusun secara sistematis dalam satukesatuan sehingga dihasilkan

suatu bahan ajar yang dikembangkan kedalame-bookinteraktif yangsiap diujikan.

b. Validasi produk dan revisi produk

Sebelum proses uji coba terbatas dilakukan, sebaiknya terlebih dahulue-book

(draft 1)yang sudah dilengkapi dengan program tertentu untuk menunjang

ke-interaktifane-booktersebut diserahkan kepada tim ahli untuk divalidasi tentang

konten materi, konstruksi dan keterbacaan khususnya bahasa dalame-bookuntuk

dilihat keinteraktifannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara

produk hasil pengembangan dengan rancangane-bookinteraktif yang telah dibuat.

Setelah divalidasi ahli, kemudiandraft 1tersebut direvisi sesuai dengan saran

yang diberikan oleh ahli, kemudian mengkonsultasikan hasil revisi produke-book

interaktifpada materi termokimiaberbasis representasi kimia kepada dosen

pem-bimbing.Setelah itu produk hasil revisi yang sudah dikemas dalam bentuk

e-bookinteraktif tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.

c. Tahaprespon atau tanggapan guru

Setelah dihasilkane-bookinteraktif termokimiaberbasis representasi kimia yang

telah divalidasi oleh ahli dan telah dilakukan revisi, maka dilakukan tahap uji coba

terbatas untuk mengetahui tanggapan gurudan siswa terhadapproduk

pengem-bangan.E-bookinteraktif tersebut diberikan atau ditunjukkan kepada satu orang

guru kimiadi salah satu SMA/MA yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan

e-bookinteraktif, mengevaluasikelengkapan materi, kebenaran materi, sistemati-ka

materi, dan berbagai hal yang berkaitan dengan materi seperti contoh-contoh,

(52)

tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isimaterie-bookdengan kurikulum dan

aspek grafika dengan prosedur sebagai berikut:

a) Memperlihatkane-book interaktif yang telah dikembangkan kepada guru.

b) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek kesesuaian isi materi dengan

kurikulum, lalu memberikankritikdan saran terhadap aspek tersebut.

c) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek grafikauntuk mengetahui

tanggapan guru mengenai kecocokan desaine-bookinteraktif tersebut.

d. Tahap respon atau tanggapan siswa

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah memberikan angket respon atau

tang-gapan terhadape-bookinteraktif yang dikembangkan kepada siswa di salah satu

SMA/MA yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa pada tingkat

ke-mudahan, kemenarikan, dan keterbacaa dari isie-bookinteraktif yang

dikembang-kan. Tahap ini menggunakan lembar kuisoner atau angket tanggapan siswa pada

aspek keterbacaan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:

a) Memperlihatkane-bookyang telah dikembangkan kepada siswa.

b) Siswa membaca dan menganalisis kelebihandan kekurangane-book.

c) Siswa mengisi angket tentang aspek keterbacaane-bookyang dikembangkan.

d) Siswa menulis sejumlah kata atau kalimat yang kurang dipahami.

e) Revisi produk setelah tahap tanggapan guru dan siswa

Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang dilakukan pada

penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaane-bookinteraktif. Revisi

(53)

E. Instrumen Penelitian

Selain menyusun bahan ajar sebagai bahan dasar pengembangane-book, disusun

juga instrumen penelitian yang digunakan untuk menilaie-bookyang

dikembang-kan. Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian divalidasi.Validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berdasarkan pada

tujuan penelitian, dirancang dan disusun instrumen sebagai berikut:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

Pada tahap studi pendahuluan, instrumen yang digunakan adalah instrumen

analisis kebutuhan untuk guru dan siswa. Penjelasan dari kedua instrumen

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru.

Instrumen ini berbentuk pedoman wawancara terhadap guru yang disusun untuk

mengetahuie-bookseperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi

untuk memberi masukan dalam pengembangane-bookinteraktif pada materi

termokimiaberbasis representasi kimia.Data diperoleh dengan melakukan

wawancara kepada guru untuk mengetahui fakta dilapangan dan kebutuhane-book

interaktif dalam pembelajaran.Instrumen analisis kebutuhan guru terlampir dalam

lampiran 4.

b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa.

(54)

mengetahuie-bookyang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk

memberi masukan dalam pengembangane-bookinteraktif pada materitermokimia

berbasis representasi kimia.Data diperoleh dengan melakukan pengisian angket

serta melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui fakta dilapangan dan

kebutuhane-bookinteraktif dalam pembelajaran.Instrumen analisis kebutuhan

siswa terlampir dalam lampiran 6.

2. Instrumen untuk validasi ahli

a. Instrumen validasi aspek konstruksi.

Instrumen ini berbentuk angket validasi yang disusun untuk mengetahui

penyusunane-bookinteraktif apakah sesuai dengan bahan ajaryang baik dan layak

digunakan. Instrumen validasi aspek konstruksi terlampir dalam lampiran 8.

b. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum.

Instrumen ini berbentuk angket validasi aspek kesesuaian isi materi dengan

kurikulum yang disusun untuk mengetahui apakah isie-booktelah sesuaidengan

KI-KD yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum.Instrumen validasi aspek

kesesuaian isi materi dengan kurikulum terlampir dalam lampiran 11.

c. Instrumen validasi aspek keterbacaan.

Instrumen ini berbentuk angket validasi aspek keterbacaan yang disusun untuk

mengetahui keterbacaane-bookinteraktif pada materitermokimia yang berkaitan

dengan kemudahan, kemenarikan dan keterpahaman, serta berfungsi untuk

mem-beri masukan dalam pengembangane-booktermokimia berbasis representasi

(55)

3. Instrumen tanggapan guru

a. Instrumen tanggapan aspek grafika.

Instrumen ini berbentuk angket dengan beberapa pernyataan yang disusun untuk

mengetahui aspek grafika meliputi aspekdesain luar (ukuran huruf pada judul,

gambar, warna gambar, danhuruf yang digunakan), dan aspek desain komponen

isie-bookinteraktif (penempatan unsur tata letak, gambar dan keterangan

gambar,penggunaan variasi huruf tebal, miring, kapital , ukuran huruf dan

warnayang digunakan).Instrumen tanggapan aspek grafika terlampir dalam

lampiran 18.

b. Instrumen tanggapan aspek kesesuaian isi materi dan materi.

Instrumen ini berbentuk angket yang disusun dan terdiri atas beberapa pernyataan

yang ditujukan untuk mengetahui apakah komponen isie-booktelah sesuai

dengan KI-KD yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Instrumen tanggapan

aspek kesesuaian isi materi dan materi terlampir dalam lampiran 21.

4. Instrumen tanggapan siswa

Instrumen tanggapan siswa disusun untuk menanggapi aspek keterbacaan pada

e-bookinteraktif yang dikembangkan. Instrumen ini berbentuk angket dengan

beberapa pernyataan yang disusun untuk mengetahui tanggapan siswa pada

tingkat kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman dari isie-bookinteraktif.

Instrumen tanggapan siswa terlampir dalam lampiran 26.

F. Teknik Pengumpulan Data

(56)

mengguna-kan pedoman wawancara untuk empat orang guru kimiadanangket (kuisioner)

untuk 40 orang siswa kelas XII IPA.Sedangkan pada uji coba terbatas,

meng-gunakan angket uji coba terbatas yang diberikan kepada satu orang guru kimia

dan 20 siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan guru dansiswa terhadap

e-bookinteraktif pada materi termokimia berbasis representasi kimia yang telah

dikembangkan. Kuisioner (angket) digunakan pada validasi ahlie-bookinteraktif

pada materi termokimiaberbasis representasi kimia.Validasie-book

interaktiftersebutterdiri dari validasi kesesuaian isi materi dengan kurikulum,

konstruksi, dan keterbacaan oleh validator.

Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket dengan jawaban

ter-tutup yaitu jawaban sangat setuju (SS), setuju (ST), kurang setuju (KS), tidak

setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) serta ditanggapi dengan memberi saran

pada kolom yang sudah tersedia.

Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut:

1. Aspek konstruksi

Pengumpulan data pada aspek konstruksi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Ahli memeriksasusunan bahan ajar dalam bentuke-bookapakah sudah sesuai

dengan unsur-unsur yang terdapat panduan penyusunane-book.

b. Ahli memeriksa isie-bookyang dikembangkan apakah sudah sesuai dengan

tujuan penyusunan pengembangane-bookinteraktif.

c. Ahli memeriksa isie-bookinteraktif yang dikembangkan apakah sudah dibagi

(57)

2. Aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum

Pengumpulan data pada aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulumdilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Guru/ahli memeriksadan membacaisie-bookapakah terdapat kejelasan KI-KD

telah sesuai.

b. Guru/ahli memeriksa dan membacaisie-bookapakah indikator pembelajaran

di-rumuskan secara jelas dan dapat diukur.

c. Guru/ahli memeriksa dan membacaisie-bookapakah materi yang disampaikan

dalame-bookinteraktifsudah dirancang untuk mencapai indikator

pembelajar-an.

d. Guru/ahli memeriksadan membacaisie-bookapakah materi yang disampaikan

sudah berbasis representasi kimia.

3. Aspek grafika

Pengumpulan data pada aspek grafika dilakukan dengan cara gurumenilai aspek

berikut ini:

a. Desain covere-book

1) Kesesuaian antara ukuran font yang digunakan pada judul,

2) Gambar sampule-book dalam menggambarkan isi/materi ajar.

3) Kesesuaian dan kemenarikan warna gambar pada judul desain terluar.

4) Kejelasan huruf yang digunakan.

b. Desain isie-book

(58)

gambar, nomor halaman) apakah sudah proporsionalatau belum.

2) Aspek gambar dan keterangan gambar yang terdapat pada semuahalaman

apakah mampu memperjelas penyajian materi atau tidak.

3) Penggunaan variasi huruf (tebal, miring, kapital) apakah berlebihanatau

tidak.

4) Ukuran huruf yang digunakan apakah proporsional atau tidak.

5) Warna yang digunakan apakah menarik atau tidak.

6) Kombinasi warna yang dipilih apakah serasi atau tidak.

4. Aspek keterbacaan

Pengumpulan data pada aspek keterbacaan dilakukan oleh siswa dengan

carasebagai berikut:

a. Siswa mengisi angket yang berisi beberapa pernyataan mengenai aspek

ke-mudahan isi, kemenarikan dan keterpahaman dalame-bookinteraktif.

b. Siswa menuliskan kosakata dan kalimat yang tidak dipahamiserta

meng-ungkapkan alasannya.

G. Teknik Analisis Data Angket

1. Teknik analisis data angket analisis kebutuhan

Setelah dilakukannya studi pendahuluan dengan melakukan penyebaran angket

analisis kebutuhan di empat SMA di Kota Metro.Hasil jawaban pada angket

tersebut akan dikelola untuk memperoleh hasil jawaban keseluruhan dari jawaban

siswa dan guru. Adapun teknik analisisdata padaangket analisis kebutuhan

(59)

a) Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

tiap butir pertanyaan pada angket (kuisoner).

b) Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang

kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dan guru dalam setiap butir

pertanyaan pada angket (kuisoner).

c) Menghitung persentase jawaban guru dan siswa, bertujuan untuk melihat

besar-nya persentase setiap jawaban dari pertabesar-nyaan sehingga data yang diperoleh

dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung

persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

% 100

% 

N J

Jin i

(Sudjana, 2005)

Keterangan :

in

J

%

= Persentase pilihan jawaban tiap butir pertanyaan pada

angkete-bookinteraktif termokimia

Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i

N

= Jumlah seluruh responden

d) Menafsirkan persentase tiap butir pertanyaan pada angket secara keseluruhan

dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997).

Tabel 2. Tafsiran persentase

Persentase Kriteria

80,1%-100% Sangat baik

60,1%-80% Baik

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Kurang

(60)

2. Teknik analisis data angket

a. Analisis angket validasi dan angket tanggapanguru

Adapun teknik analisisdata angket pada aspek konstruksi, kesesuaianisi materi

dengan kurikulum,dan keterbacaane-bookinteraktifpada materi termokimia

berbasisrepresentasi kimia dilakukan dengan cara:

1) Memberi skor jawaban responden.Penskoran jawaban responden dalam

tanggapan aspek konstruksi, kesesuaianisi materi dengan kurikulum,dan

keterbacaan,berdasarkan skala Likert.

Tabel 3. Pedoman penskoran pengisian pada angket

No Pilihan Jawaban Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

2) Menghitung jumlah skor jawaban responden secara keseluruhan

3) Menghitung persentase jumlah skor jawabanresponden pada angket dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100

% 

maks in

S S

X (Sudjana, 2005)

Keterangan :

in

X

%

= Persentase skor jawaban padaangkete-bookinteraktif

termokimia berbasisrepresentasi kimia

S= Jumlah skor jawaban

maks

(61)

4) Menafsirkan persentase skorjawaban pada angket secara keseluruhan dengan

menggunakan tafsiran Arikunto (1997) pada Tabel 2.

b. Analisis angket tanggapansiswa

Adapun teknik analisisdata angket pada aspek keterbacaane-bookinteraktifpada

materi termokimia berbasisrepresentasi kimia dilakukan dengan cara:

a) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban

berdasarkan pertanyaan angket.

b) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).

c) Memberi skor jawaban responden.Penskoran jawaban responden dalam uji

kesesuaian dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert pada Tabel 3.

d) Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor (

S) jawaban tiap butir pernyataan pada angket

adalah sebagai berikut:

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS),

Skor = 5 x jumlah responden

2) Skor untuk pernyataan Setuju (S)

Skor = 4 x jumlah responden

3) Skor untuk pernyataan kurang setuju (KS)

Skor = 3 x jumlah responden

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)

Skor = 2 x jumlah responden

Gambar

Gambar 1.  Tiga dimensi pemahaman Kimia (Johnstone, 1982)
Tabel 1. Analisis konsep termokimia
Gambar 2. Alur dalam pengembangan e-book interaktif
Tabel 2. Tafsiran persentase
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dapat diketahui bahwa dalam implementasi kebijakan penanganan anak jalanan dan pengemis Dinas Sosial sendiri melakukan beberapa pendekatan penanganan, antara lain d

cerminan bahwa gaya hidup mereka yang sederhana namun sangat kental akan budaya dan hangat dengan lingkungannya. Ibu-ibu yang berada di daerah Kabupaten Bandung

Hasil redesain kompor briket berbasis sistem kontrol menggunakan Kansei Engineering adalah kompor briket portable menggunakan sensor suhu berbasis arduino dan uji daya

Faktor risiko yang secara mandiri berhubungan dengan kejadian stoke pada usia muda adalah tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, ada riwayat hipertensi,

Alternatif lain dalam teknologi budidaya yang dapat diterapkan untuk lahan pantai Alternatif lain dalam teknologi budidaya yang dapat diterapkan untuk lahan pantai adalah

penuduh? Seperti Injil palsu Barnabas? Atau seperti Quran? Bila seperti Quran, tentu tidak cocok karena ajaran-ajaran Yesus berisi banyak narasi perumpamaan-perumpamaan yang indah

Pada awal kegiatan, narasumber (Zulbahri dan Yuni Astuti) menyajikan materi pelatihan berupa pengetahuan tentang daya tahan aerobik dan bentuk latihan