ABSTRAK
PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA
Oleh
TIYAS ABROR HUDA
Siswa sering dihadapkan pada konsep pembelajaran kimia yang abstrak dan cen- derung dihadapkan pada penyelesaian masalah secara matematis. Untuk mengata-si masalah yang sering dialami para mengata-siswa tersebut, maka peneliti melakukan pengembangan e-book interaktif pada materi termokimia berbasis representasi kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan e-book
interaktif, mendeskripsikan karakteristik e-book interaktif, tanggapan guru dan siswa, kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan, serta faktor-faktor pendukung dalam pengembanganini. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).
Produk yang dihasilkan peneliti kemudian divalidasi oleh validator untuk menge-tahui kesesuaian isi dengan kurikulum, konstruksi dan keterbacaan dari e-book
interaktif yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Belitang untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap e-book
interaktif yang dikembangkan. E-book interaktif berisi video, gambar-gambar dan soal evaluasi interaktif yang disajikan dalam ketiga level representasi kimia secara bersamaan. Berdasarkan validasi pada aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, kostruksi dan keterbacaan memiliki persentase 86%, 100% dan 97,33% secara berurutan dengan kriteria sangat baik.
Untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap e-book interaktif, dilaku-kanlah uji coba terbatas. Berdasarkan uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Belitang, diperoleh kesimpulan bahwa e-book interaktif yang dikembangkan layak diguna-kan sebagai sumber belajar dengan persentase 94% pada aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, 92% pada aspek grafika dan 89,08% pada aspek keterbacaan.
PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA
Oleh
TIYAS ABROR HUDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR ...
Halaman
xiv
xv
I I. PENPENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...
B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
D. Manfaat Penelitian ...
E. Ruang Lingkup Penelitian ...
1
9
9
10
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Belajar……….. ...
B. Buku Elektronik………. ...
C. Pembelajaran Interaktif………... ...
D. Representasi Kimia………...
E. Analisis Konsep Termokimia...
13
14
17
18
22
III. METODOLOGI PENELITIAAN
A. Metode Penelitian ………...
B. Subjek dan Lokasi Penelitian……...
36
C. Data Penelitian ...
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...
E. Instrumen Penelitian ...
F. Teknik Pengumpulan Data ...
G. Teknik Analisis Data Angket……...
37
37
43
45
48
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Kebutuhan………...
B. Hasil Pengembangan E-book Interaktif... C. Tanggapan Guru dan Siswa……...
D. Keunggulan E-book Interaktif Hasil Pengembangan…... E. Faktor Pendukung Dalam Pengembangan E-book Interaktif…… F. Kendala-Kendala Dalam Pengembangan E-book Interaktif...
54
DAFTAR PUSTAKA
85
87
LAMPIRAN
1. Analisis SKL-KI-KD……...
2. Silabus ...
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...
4. Instrumen Analisis Kebutuhan Pedoman Wawancara Guru……
5. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan pada Guru...
6. Instrumen Analisis Kebutuhan Pedoman Wawancara Siswa…..
7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan pada Siswa……….
8. Instrumen Validasi Konstruksi……….
9. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ...
10.Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Konstruksi……...
11.Instrumen Validasi Aspek Kesesuaian Isi………
12.Hasil Validasi Kesesuaian Isi………
13.Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Kesesuaian Isi………….
14.Instrumen Validasi Keterbacaan………..
15.Hasil Validasi Aspek Keterbacaan………..
16.Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Keterbacaan………
17.Rekam Jejak Produk Pengembangan………...
18.Instrumen Angket Uji Coba Terbatas Guru Aspek Grafika
Kemenarikan………
19.Hasil Angket Uji Coba Terbatas Guru Aspek Grafika
Kemenarikan……….
20.Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Grafika
Kemenarikan – Guru………
21.Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi Pada Guru..
22.Hasil Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi pada
Guru………...
23.Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Aspek
Kesesuaian Isi – Guru……….….
24.Paduan Wawancara pada Uji Coba Terbatas untuk Guru………
25.Hasil Wawancara pada Uji Coba Terbatas untuk Guru………..
26.Instrumen Angket Uji Coba Terbatas Siswa keterbacaan………
27.Tabulasi Jawaban, Presentase, dan Kriteria Hasil Uji Coba
Terbatas Angket Kemenarikan Desain e-book interaktif berbasis
representasi kimia pada materi termokimia………..
28.Daftar Hadir Seminar Proposal……….
29.Daftar Hadir Seminar Hasil………..
30.Surat Izin Penelitian Pendahuluan ...
253
254
259
263
265
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia, memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean) 2015 dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Aspek pendidikan menjadi
sebuah landasan digagasnya program Indonesia Emas 2045 yang bertepatan
dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu pendidikan berkarakter yang
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran aktif (Prayitno, 2011).
Berdasarkan Permendikbud No.54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan, dijelaskan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional pendidikan telah
ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan kriteria
kemam-puan lulusan yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Untuk
mewujudkan tujuan tersebut diperlukanlah proses pembelajaran yang banyak
me-libatkan siswa. Berdasarkan dengan yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Tim
penyusun, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah salah
Sumber belajar yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013 dapat diperoleh dari
berbagai sumber, dari yang berbentuk cetakan maupunsoft file.Aneka sumber
tersebut tentunya memiliki berbagai keunggulan yang saling mendukung dalam
peningkatan pembelajaran. Sesuai amanat Pasal 1 ayat 9 Peraturan Pemerintah RI
No.32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penggunaan teknologi
infor-masi dan komunikasi merupakan salah satu standar sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.
Selama ini, sumber belajar yang digunakan oleh sebagian besar guru adalah buku
cetak dari penerbit tertentu.Buku cetak ini memiliki kecenderungan bersifat
informatif sehingga hanya terjadi komunikasi searah dan cenderung pasif, tetapi
buku cetak masih menjadi sumber belajar utama yang dianggap paling efektif
sebagai pendukung pembelajaran selain guru.Buku cetak yang berkembang saat
ini di sekolah, banyak konsep kimia disajikan dalam levelsimboliksehingga
banyak yang menganggap kimia hanya sebatas konteks matematik atau
perhitung-an saja. Padahal secara umum, para ilmuwperhitung-an menggambarkperhitung-an kimia dalam tiga
level representasi (Chittleborough, 2004). Ketiga level tersebut adalah level
makroskopik, level sub-mikroskopik dan level simbolik. Sumber belajar kimia
yang saat ini berkembang belum sepenuhnya menampilkan ketiga level tersebut
secara bersamaan, sehingga siswa kurang memperoleh ilmu kimia secara baik.
Di sekolah, ilmu kimia diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk
mem-pelajari diri sendiri dan alam sekitar, siswa dibekali dengan berbagai kemampuan
do) yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam
dan mendukung kemampuan pemecahan masalah (keterampilan berpikir tingkat
tinggi).
Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan inovasi sumber belajar yang dapat
melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi dan melibatkan siswa, sehingga
pem-belajaran tidak monoton dan dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam
me-mahami konsep kimia dengan memunculkan ketiga level representasi secara
ber-samaan, khususnya materi termokimia.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah sebuah cara yang
efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi. Komputer/laptop merupakan
alat berteknologi informasi yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Pembelajaran kimia saat ini dapat didukung oleh sumber
belajar yang berdasarkan pada sistem komputerisasi sepertie-learning,e-book,
media pembelajaran dengan animasi, media pembelajaran dengan permainan,et al.
Komputer sebagai alat pembelajaran digunakan agar proses belajarlebih
ber-variasi (Eskawati dan Sanjaya, 2012).Dengan penggunaan TIK ini, diharapkan
proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan mendorong minat belajar siswa
khususnya dalam mata pelajaran kimia.
E-bookadalah salah satu inovasi dari sumber belajar yang dapat dijadikan solusi
dalam pembelajaran kimia di sekolah. Namun, e-bookyang sekarang banyak
berkembang di dunia pendidikan adalah versi digital atausoft filedari buku yang
umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang berisi teks atau gambar baik dalam
dijelaskan di atas, pada faktanyae-book yang berkembang saat ini belum
sepenuhnya menampilkan ketiga level representasi kimia secara bersamaan.
Seperti padae-bookkarangan Harnanto dan Ruminten (2009), Kalsum,et al.
(2009), Sunarya dan Setiabudi (2009) yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Nasional Departemen Pendidikan Nasional dapat disimpulkan bahwa ketiga
e-booktersebut belum menampilkan ketiga level representasi kimia khususnya
pada materi termokimia.
Dengan berkembangnya TIK yang telah dijelaskan di atas, e-bookyang
diharap-kan adalah yang memenuhi ketiga level representasi kimia dan dapat melibatdiharap-kan
siswa dalam penggunaannya atau dapat dikatakan interaktif, sehingga dapat
memenuhi apa yang diamanatkan dalam Pasal 19 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI
No.32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Sehingga
e-bookyang dibuat dapat dan memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan
e-booktersebut.
Menurut Djan (2003),e-bookinteraktif berisi jaringan unit informasi digital yang
terdiri dari teks, grafik, video, animasi atau suara dan soal-soal yang semuanya
dikemas dalam bentuk visualisasi animasiflashyang dipadukan dalam satu
didalam program akan memperjelas materi yang ada didalame-booktersebut,
pokok bahasan tertentu diberi tanda untuk mengetahui pokok bahasan yang ada
penjelasan tambahan dalam program interaktif. Ketika unit-unit
informasiter-sebut digunakan disediakanlinkopsional untuk unit informasi lainnya.Link
tersebut dapat memberikan konteks berbasis nonlinear navigasi antara unit
infor-masi. Melaluie-bookinteraktif siswa dapat belajar secara aktif dan ketiga level
representasi kimia dapat disajikan secara bersamaan sehingga dapat berperan aktif
dalam memahami materi termokimia.
Penelitian pendahuluan penting dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
pengembangane-bookinteraktif pada pembelajaran termokimia.Penelitian
pendahuluan dilakukan di empat SMA Kota Metro.Dalam penelitian
pendahulu-an ini, dilakukpendahulu-an wawpendahulu-ancara terhadap guru dpendahulu-an siswa.Berdasarkpendahulu-an wawpendahulu-ancara
guru di empat SMA tersebut diketahui bahwa 75 % guru belum pernah
meng-gunakane-book, hanya 25 % guru yang sudah pernah menggunakane-bookdan
e-bookyang digunakan adalahe-bookyang diunduh dari internet dane-book
tersebut bukan merupakane-bookinteraktif. Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa sebagian besar guru masih menggunakan buku teks dari penerbit
tertentu.Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa semua
guru belum pernah membuate-book.
Menurut guru yang diwawancarai, saat ditanya tentang perlunya pengembangan
terhadape-bookmenjadie-bookyang bersifat interaktif semua guru menyatakan
perlu dikembangkan sebuahe-bookyang bersifat interaktif karena dengan adanya
bertambah wawasan, sumber belajar lebih lengkap, lebih tertarik untuk belajar dan
lebih praktis. Para guru mengharapkane-bookyang akan berkembang nantinya
memuat gambar yang sesuai dengan materi, memiliki bahasa yang mudah
di-pahami, sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan inteakrif. Selanjutnya saat
ditanya tentang pembelajaran yang berbasis representasi kimia, semua guru
menyatakan belum mengetahui tentang representasi kimia. Kemudian saat
ditanya tentang kendala yang dihadapi saat menggunakane-bookdalam
pelak-sanaan pembelajaran semua guru menyatakan kendalanya adalah sarana dan
prasarana yang terbatas.
Berdasarkan hasil pengisian angket siswa yang berjumlah 40 responden dari 4
SMA di kota Metro, dapat diketahui bahwa 85 % siswa menggunakan sumber
belajar berupa buku teks dari penerbit tertentu, dan sebanyak 75 % siswa
menyatakan bahwa mereka menemui kesulitan dalam memahami materi dalam
pembelajaran kimia, dan sebanyak 72,5 % responden menyatakan sumber belajar
yang digunakan harus diperbaiki. Kemudian saat ditanya apakah perlu dibuat
sebuah pengembangan sumber belajar berupae-bookinteraktif, 85 % menjawab
perlu, mereka mengharakane-bookyang mempunyai gambar menarik, memiliki,
memiliki bahasa yang mudah dipahami, dan memuat soal evalusi yang menarik.
Sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh (1) Kurniawati (2011)
mengembang-kane-bookinteraktif pada materi pokok larutan asam basa kelas XI menghasilkan
e-bookinteraktif yang layak digunakan sebagai sumber belajar dalam materi
larutan asam basa. (2) Eskawati dan Sanjaya (2012)e-bookinteraktif yang
di-kembangkan berformatwebdengan menggunakan program MacromediaFlash8
materi sifat-sifat koligatif larutan. Pada pengembangane-bookinteraktif ini
memiliki indikator penilaian pada angket meliputi dua kriteria yaitu kriteria
format dan kualitase-book. Untuk kriteria formate-bookaspek yang dinilai
adalah sistematika penyajian materi, kesesuaian materi dengan indikator
pem-belajaran, kesesuaian gambar dan animasi dengan materi yang diajarkan,
ke-sesuaian soal yang terdapat padae-bookinteraktif dengan indikator pembelajaran,
kesesuaiane-bookinteraktif dengan kemampuan siswa SMA. Untuk kriteria
kualitase-book, aspek yang dinilai adalah kualitas bahasa yang digunakan (mudah
dipahami), kualitas tampilan konsep, kualitas audio, keselarasan warna teks dan
background, dan kemudahan menjalankane-bookinteraktif.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (3)Restiyowatidan Sanjaya(2012)
me-nyatakan bahwa masih adanya kekurangan darie-bookinteraktif yang mereka
kembangkan yaitu ukuran huruf padae-bookkurang besar serta kurangnya
gambar, animasi dan video yang mendukung materi larutan asam basa,
stoikio-metri, larutan penyangga, hidrolisis larutan, kelarutan dan hasil kelarutan dan
sistem koloid. (4) Imani dan Sanjaya (2012) tahap perancangane-bookyang dia
buat memiliki tampilan yang memungkinkan siswa dapat memilih program yang
diinginkan dengan mengeklik tombol yang disediakan. Isie-bookini secara
umum terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar, daftar isi, uraian
materi, soal latihan, proyek dan percobaan, studi kasus, evaluasi, rangkuman,
glosarium dan referensi tentang materi kimia unsur.
Kemudian menurut (5) Shiratuddin (2003) yang meneliti tentang teknologi
e-bookdapat meningkatkan interaksi antara pendidik dan siswa dalam
pem-belajaran jarak jauh serta siswa lebih tertarik menggunakane-bookdalam
pem-belajaran. Dalam pengembangannyae-booktelah banyak perubahan menjadi
lebih interaktif. (6) Mahyudin (2008) mengembangkan tentang media interaktif
berbasise-bookpada pokok bahasan sistem koloid yang menghasilkan sebuah
e-bookinteraktif yang layak digunakan sebagai sumber belajar dalam materi
sistem koloid. (7) Rachmawati (2010) mengembangkane-bookinteraktif yang
pada materi pokok asam basa dan garam yang menghasilkan e-bookinteraktif
yang layak digunakan sebagai sumber belajar materi pokok larutan asam basa.
Sebagaimana telah diuraikan bahwa pembelajaran kimiaharus didukung dengan
sumber belajar yang aneka sumber, salah satu sumber belajar yang berbasis ICT
dapat menjadi suatu inovasi untuk memberikan pembelajaran interaktif. Inovasi
yang dapat dikembangkan adalahe-bookinteraktif. E-bookInteraktif yang
di-maksud adalahe-bookyang disertai animasi, video praktikum/video yang
ber-kaitan dengan materi termokimia, soal latihan di tiap akhir bab yang interaktif,
dan tersedia tombol yang memungkinkan siswa untuk mengekliknya. Sehingga
sumber belajar tersebut dapat membantu siswa dalam memahamikonsep kimia
yang kompleks dan abstrakyang dapat mendukung dalam penjelasan konsep
tersebut. Sumber belajar yang melibatkan ketiga level representasi kimia yaitu
makroskopis, sub-mikroskopis, dan simbolik.
Sesuai dengan hasil penelitian pendahuluan dan studi pustaka yang telah
dilaku-kan,e-bookinteraktif belum secara luasdikembangkanpada materi termokimia,
materitermokimia. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukanlah
Pengembang- anE-BookInteraktif Pada Materi Termokimia Berbasis
Representasi Kimia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristike-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis
representasi kimiayang dikembangkan?
2. Bagaimanapandangan guru mengenaiaspek kesesuaian isi dan aspek grafika
padae-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?
3. Bagaimanarespon atau tanggapan siswa mengenai aspek keterbacaanpada
e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?
4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi selama proses pengembangan
e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?
5. Apa saja faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses
pengembang-ane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan
tuju-an menghasilktuju-ane-bookinteraktifpada materi termokimiaserta :
1. Mengembangkane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi
2. Mendeskripsikan karakteristik darie-bookinteraktifpada materi termokimia
berbasis representasi kimiayang dikembangkan.
3. Mendeskripsikan respon guru mengenai aspek kesesuaian isi dan grafika dari
e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang
dikembangkan.
4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap aspek keterbacaan/bahasa dari
e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang
dikembangkan.
5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan
e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang
dikembangkan.
6. Mengetahui faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses
pengem-bangane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis
representasi kimia dan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Sebagai bahan belajar mandiri siswa untuk lebih dapat memahami materi
termokimia.
b. Sebagai sumber belajar tambahan dalam memahami materi termokimia
c. Mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi dasar pada pembelajaran
2. Manfaat bagi guru
a. Sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dan dapat
mem-bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar.
b. Sebagai sumber referensi mengenai representasi kimia dalam pembelajaran
kimia, khususnya pada materitermokimia.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Menjadi sumber informasi, literatur dalam upaya meningkatkan mutu
pem-belajaran kimia di sekolah.
b. Mengembalikan disiplin ilmu kimia ke bidang kajiannya sehingga dapat
di-terapkan dalam pembelajaran untuk mencapai keberhasilan mengajar kimia di
sekolah.
c. Membantu sebagai alat pendidikan, sarana dan prasarana sekolah dalam
kegiatan belajar.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah
1. Pengembangane-bookinteraktifyang dimaksudkan adalah buku digital yang
diinovasi dengan gambar yang menarik, bahasa yang mudah dipahami,
evaluasi, video atau animasi yang interaktif berkaitan dengan materi
termo-kimia yang nantinya memenuhi ketiga level representasi.
2. Level makroskopis didefinisikan sebagai sesuatu yang riil dan dapat dilihat;
seperti video atau animasi fenomena kimia yang terjadi dalam kehidupan
3. Level sub-mikroskopis didefinisikan sebagai segala sesuatu yang didasarkan
pada observasi riil tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa
yang terjadi pada level molekuler dan menggunakan representasi model
teoritis, seperti partikel mikroskopis yang tidak dapat dilihat secara
langsung.
4. Level simbolik didefinisikan sebagai representasi dari suatu kenyataan,
seperti representsi simbol dari atom, molekul, dan senyawa, baik dalam
A. Sumber Belajar
Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran,
guru seharusnya mendesain atau memodifikasi suatu pembelajaran yang
memak-simalkan siswa untuk lebih berinteraksi dengan sumber belajar, sehingga siswa
dapat lebih mandiri dalam memahami konsep kimia. Tanpa sumber belajar yang
memadai, sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada
tercapai-nya hasil belajar yang optimal. Menurut AECT (Assosiation of Educational
Communications and Technology) (1997), sumber belajar didefinisikan sebagai
berikut :
Sumber belajar adalah sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar. Dalam hal ini sumber belajar me-liputi pesan, orang, material, alat, teknik, dan lingkungan. Sumber belajar bahkan berubah menjadi komponen sistem instruksional apabila sumber belajar itu diatur sebelumnya (prestructured), didesain dan dipilih lalu dikombinasikan menjadi suatu sistem instruksional yang lengkap sehigga berdampak pada pembelajaran yang bertujuan dan terkontrol.
Menurut Warsita (2008), sumber belajar adalah semua komponen sistem
instruk-sional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat
dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Mulyasa (2004)
dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah
infor-masi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, menurut Sudjana dan Rivai (2009), sumber belajar adalah suatu daya
yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara
langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sumber belajar merupakan aspek penting dalam proses
pem-belajaran yang menunjang siswa dalam memahami suatu ilmu yang akan
dipe-lajari.
☎✆ ☎u✝u✞ ✟✠✝tronik (e -book)
1. Pengertiane-book
Buku elektronik (e-book) atau buku digital adalah bentuksoftfiledari buku cetak
yang selama ini berkembang. Dalam kamus The Oxford Dictionary of English,
e-bookdidefinisikan sebagai berikut :
The e-book as an electronic version of a printed book, but e-books can and do exist without any print equivalent. E-books are usually read on
dedicated hardware devices known as e-Readers or e-book devices. Personal computers and some cell phones can also be used to read e-books.
Saat ini banyak sumber belajar berupa buku yang awalnya berbentuktext book
berkembang menjadi manfaatnya dalam dunia pendidikan, penggunaane-book
dapat meningkatkan interaksi antara pendidik dengan siswa dalam pembelajaran
jarak jauh. Menurut Shiratuddin (2003),e-bookdidefinisikan sebagai berikut :
daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku.
Dalam proses pembuatannya, e-booktetap harus memenuhi syarat pembuatan
modul/buku ajar yaitu sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Syarat tersebut meliputi tiga kriteria, yaitukriteria kelayakan isi,
ke-bahasaan dan penyajian (Tim BSNP, 2006).Dalam pengembangannyae-book
telah banyak perubahan menjadi lebih interaktif, yang kemudian disebute-book
interaktif.E-Bookdikatakan interaktif apabila terjadi bentuk komunikasi dua arah
yang berlangsung antarae-bookdan pembaca (Munir, 2008).Dengan
meng-gunakan media interaktif sepertie-bookmemungkinkan kegiatan pembelajaran
berpusat pada siswa dan memberikan interaksi antara siswa dengane-book
(Zhang, 2005).
2. Manfaate-book
Keuntungan dan manfaat jika menulis, membuat dan mempublikasikan e-book
menurut Haris (2011), adalah sebagai berikut :
1. Ukuran fisik kecil, sehingga dapat disimpan dalam harddisk, CD atau
flashdisk
2. Mudah dibawa
3. Tidak lapuk
4. Gampang diproses
5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu membaca
6. Mudah digandakan
8. Interaktif
9. Kecepatan publikasi
10. Ragame-Reader
11. Mendukung penghijauan
3. Formate-book
Formate-booksangat bergantung padae-Reader, karenasetiape-Reader
men-dukung format tertentu. Format yang banyak berkembang saat ini adalah .pdf. Di
bawah ini adalah beberapa contoh format yang umum dipakai oleh penulise-book
(Haris, 2011) :
1. Plain Text (ASCII) - .txt
2. Open Electronic Package - .opf
3. Tome Raider -.tr2, .tr3
4. Argosh Diffusion -.aeh
5. FictionBook -.fb2
6. Microsoft CHM - .chm
7. Miscrosoft Worddan RTF - .doc, .rtf
8. Portable Document Format - .pdf
9. DjVu - .djvu
10.Microsoftreader -.lit
11.EReader -.pdb
12.Desktop Reader -.dnl, .exe
13.Mobipocket -.prc
15.E-book Multimedia - .exe
16.Hyper Markup Languagedan XML - .Htm, .html
✡☛ ☞✌mbelajaran Interaktif
Dalam menyajikan bahan pelajaran, guru adalah pemeran utama dalam
men-ciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran yang menunjang proses
pembelajaran. Menurut Gagne dan Brigs (1979), pembelajaran adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar mahasiswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mem-pengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar mahasiswa yang bersifat
internal, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pem-belajaran diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata ajar yang
ber-arti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah
dengan awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran , yang berarti
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau
belajar.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya
inovasi dalam proses pembelajaran, dari pembelajaran yang monoton menjadi
lebih menarik atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran interaktif. Menurut
Syah (1998), pembelajaran interaktif adalah sebagai berikut:
media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan/tanggapan sehingga dialog kreatif menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif
Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan membuat penemuan-penemuan
baru antara lain penggunaan sumber belajar yang berbasis ICT atau multimedia.
Dengan berkembangnya teknologi tersebut dapat menyajikan informasi dalam
bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti. Informasi yang akan
mudah dimengerti karena melibatkan semua indera, terutama telinga dan mata
untuk menyerap informasi. Menurut Suyanto (dalam Lucky, 2011) Multimedia
didefinisikan sebagai berikut :
Pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks-teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabung-kanlinkdantoolyang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, ber-interaksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Pendapat Suyanto dapat
disimpulkan bahwa multimedia dapat digunakan sebagai sumber belajar yang dapat digunakan siswa secara mandiri.
✍✎ ✏✑✑✒✑pr ✓✒ ✔nt Kimia
Para ahli kimia dan pendidik kimia membagi kimia ke dalam tiga (3) level
repre-sentasi seperti yang dikemukan oleh Johnstone (Chittleborough, 2004) yakni level
makroskopis, level sub-mikroskopis, dan level simbolik. Karena materi kimia
meliputi tentang partikel dasar, materi yang tidak dapat dilihat secara langsung
oleh siswa (level sub-mikroskopis) maka banyak siswa yang menganggap bahwa
kimia itu abstrak dan sulit dipahami. Penelitian yang dilakukan oleh Gabelet.al
(Wu, 2003) menunjukkan bahwa level sub-mikroskopis dan simbolik sulit untuk
sedangkan pemahaman siswa terhadap kimia biasanya bergantung pada perolehan
informasi yang dapat dilihat.
Umumnya pembelajaran kimia hanya membatasi pada dua level representasi,
yaitu makroskopik dan simbolik. Level berpikir mikroskopik dipelajari terpisah
dari dua tingkat berpikir lainnya, siswa diharapkan dapat mengintegrasikan sendiri
dengan melihat gambar-gambar, animasi/video yang ada dalam buku tanpa
pengarahan dari guru. Selain itu, siswa juga lebih banyak belajar memecahkan
soal matematis tanpa mengerti dan memahami materi yang dikerjakan dalam
soal.Keberhasilan siswa dalam memecahkan soal matematis dianggap bahwa
siswa telah memahami konsep kimia.Padahal, banyak siswa yang berhasil
memecah-kan soal matematis tetapi tidak memahami konsep kimianya karena
hanya meng-hafal algoritmanya. Siswa cenderung hanya menghafalkan
representasi sub-mikroskopik dan simbolikyang bersifat abstrak (dalam bentuk
deskripsi kata-kata) akibatnya tidak mampu untuk membayangkan bagaimana
proses dan struktur dari suatu zat yang mengalami reaksi.
Pemahaman seseorang terhadap kimia ditunjukkan oleh kemampuannya
menyampaikan kembali dan menghubungkan antara fenomena makroskopik,
dunia sub-miskroskopik dan representasi simbolik.Kemampuan pemecahan
masalah kimia sebagai salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi
meng-gunakan kemampuan representasi secara ganda (multiple) atau kemampuan
pembelajar bergerak antara berbagai mode representasi kimia.Representasi
sub-mikroskopik merupakan faktor kunci pada kemampuan
kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena
makroskopik dan representasi simbolik (Chittleborough & Treagust, 2007).
Representasi konsep-konsep dalam sains yang memang merupakan konsep ilmiah,
secara inheren melibatkan multimodal, yaitu melibatkan kombinasi lebih dari satu
modus representasi.Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran sains meliputi
konstruksi asosiasi mental diantara tingkat makroskopik, sub-mikroskopik, dan
simbolik dari representasi fenemomena sains dengan menggunakan modus
repre-sentasi yang berbeda.
Berdasarkan karakteristik konsep-konsep sains, mode-mode representasi sains
di-klasifikasikan dalam level representasi makroskopik, sub-mikroskopik, dan
sim-bolik. Selanjutnya, mendeskripsikan bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan
dengan tiga level representasi yang berbeda, yaitu makroskopis, sub-mikroskopis
dan simbolik (Johnstone, 1982).
✕✖ ✗ ✘vel makroskopis
Representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu
fe-nomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh panca indra atau dapat berupa
pengalaman sehari-hari pebelajar maupun yang dipelajari di laboratorium menjadi
bentuk makro yang dapat diamati. Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu,
pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat diobservasi ketika suatu
reaksi kimia berlangsung. Seorang pembelajar dapat merepresentasikan hasil
pengamatan dalam berbagai mode representasi, misalnya dalam bentuk laporan
b. Level sub-mikroskopis
Pada kenyataannya level sub-mikroskopis sangat sulit diamati karena ukurannya
yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan suatu yang
nyata. Representasi kimia yang menjelaskan mengenai struktur dan proses pada
level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati.
Representasi sub-mikroskopik sangat terkait erat dengan model teoritis yang
me-landasi eksplanasi dinamika level partikel. Mode representasi pada level ini
di-tunjukkan secara simbolik mulai dari yang sederhana hingga menggunakan
tek-nologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga
dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi.
c. Level simbolik
Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif,
yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan
perhi-tungan matematik (Sunyono, 2012).
Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi tersebut saling berhubungan
dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi) seperti yang terlihat pada
Gambar 1. Menjelaskan bahwa level sub-mikroskopis merupakan suatu hal yang Submikroskopis
Kimia
Makroskopis
Simbolik
nyata sama seperti level makroskopis. Kedua level tersebut hanya dibedakan oleh
skala ukuran. Pada kenyataannya level sub-mikroskopis sangat sulit diamati
karena ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini
merupakan suatu yang nyata. Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi
tersebut saling berhubungan dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi)
seperti yang terlihat pada Gambar 1 di atas.
✙✚ ✛n✜ ✢✣✤ ✣s Konsep Termokimia
Herronet al.dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi
ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep
disama-kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisidisama-kan
kon-sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satu pun
de-finisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu
analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus
menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut
la-gi, Herronet al.dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep
merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam
me-rencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah
digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemeret al. Analisis
konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label
kon-sep, definisi konkon-sep, jenis konkon-sep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konkon-sep,
23 KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KD 3.4 : Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi.
KD 3.5 : Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
Nama / Label Definisi Konsep Jenis Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat
Ordinat Sub Ordinat
Termokimia Cabang dari ilmu
kimia yang
Sistem dan
lingkungan
Sistem
terbuka,
tertutup, dan
terisolasi
entalpi molar
penentuan
entalpi reaksi
energi bahan
bakar
Jenis-jenis
system
Kimia Azas
kekekalan
energi
Sistem dan
lingkungan
Kalor dan
kerja
Energi
dalam
Kalor reaksi
Energi
24 Sistem Sistem adalah
reaksi atau proses
yang sedang
Segala sesuatu
yang menjadi
Sistem Sistem
tertutup
dan gelas kopi
terbuka adalah
sistem terbuka
-Sistem terbuka Sistem yang
mengalami
pertukaran materi
dan energi dengan
lingkungan
Sistem Sistem tertutup
25
Sistem Sistem terbuka
26 Sistem
terisolasi
Sistem yang tidak
dapat mengalami
pertukaran materi
dan energi dengan
lingkungan
System Sistem terbuka
dan sistem
berada di sekitar
sistem, yaitu
dengan apa sistem
tersebut
Konsep
konkret
Lingkungan
Segala sesuatu
yang berada di
27 berinteraksi
Kalor energi yang
berpindah dari
suhu tinggi ke
suhu rendah
Konsep
konkret
Menerima
kalor
melepas kalor
Termokimia
Kerja Suatu bentuk
pertukaran energi
antara sistem dan
lingkungan di luar
kalor
Energi dalam Energi yang
dimiliki oleh
suatu zat atau
sistem yang
nilainya tidak
dapat ditentukan
dengan pasti,
namun perubahan
energi dalam lah
Konsep
konkret
-
-Termokimia Energi kinetik,
energi potensial
-
-Energi
28 yang dapat
ditentukan
Kalor reaksi Jumlah kalor yang
menyertai suatu
Kalor reaksi yang
berlangsung pada
volume tetap
Volum tetap
tidak
melakukan
kerja
kalor
-Kalor reaksi Perubahan
enntalpi
Jumlah kalor yang
diserap atau
dilepaskan oleh
sistem pada reaksi
kimia yang
Jumlah kalor
yang
oleh jumlah zat,
suhu, tekanan,
dan keadaan
fisis dari zat
tersebut.
Kalor reaksi Perubahan
29
entalpi molar
Entalpi
Reaksi yang
membebaskan
Entalpi sistem
30
Reaksi yang
menyerap
Entalpi sistem
31 entalpi
pereaksi.
Entalpi Jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap
Simbol sistem
energi
pereaksi Entalpi molar Perubahan entalpi
Sistem
energi
Q = 367,5 kJ
Sistem Reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian
Konkrit reaksi Komposisi
Jenis
entalpi Lingkungan Reaksi Campuran pita magnesium dan larutan HCl
Gelas Kimia
Energi Kemampuanuntuk melakukan usaha
Abstrak Usaha Reaksi kimia Termokimia Kalor Energi kalor
Energi bebas
Energi ikatan
peristiwa
Reaksi kegiatan (aksi, protes) yg timbul akibat suatu gejala atau suatu peristiwa
Abstrak Komposisi sistem Reaksi
Eksoterm
32
Abstrak Entalpi
Kalor reaksi
Persamaan reaksi
termokimia Kalor reaksi Perubahan entalpi ( H)
Abstrak Hukum hess
Entalpi pemben-tukan
Energi ikatan
Persamaan reaksi
termokimia H reaksi Kalor pembentukan air sebanyak 2 liter yang berada di sebelah kiri suatu raksi.
simbol Unsur
Senyawa
Jenis senyawa Persamaan reaksi
Zat zat produk
C + O2 yang berada di sebelah kanan suatu raksi.
Simbol Unsur
Senyawa
Jenis senyawa Persamaan reaksi
Zat-zat peraksi ... CO C + O
2
...
Ikatan kimia Ikatan yang terjadi antara dua unsur atau lebih membentuk suatu senyawa.
Simbol Unsur
senyawa
unsur Molekul - Ikatan
hidrogen
Ikatan kovalen
Ikatan ion
Ikatan kovalen koordinasi
33 mol zat langsung dari unsur-unsurnya
abstrak Perubahan entalpi
Pereaksi Entalpi molar Entalpi pembaka-ran
Entalpi peruraian
Entalpi penetralan
Entalpi peleburan
Entalpi pengua-pan yang diukur pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm (keadaan standar)
simbol tekanan
suhu
perubahan entalpi
Reaksi Entalpi pembentukan
Entalpi peru-raian standar
Entalpi pem-bakaran standar
tekanan besarnya gaya yang berhubungan
Suhu suatu besaran yang menyatakan
Sistem Besaran Tekanan
Volume yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur
simbol mol
senyawa
unsur
Reaksi entalpi Entalpi pem-bakaran standar
34 yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar
simbol mol Reaksi entalpi Entalpi
pem-bentukan standar
Entalpi pem-bentukan
Kalorimetri Cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter
konkrit kalor reaksi
kalorimeter
Jenis senyawa kalorimeter
kalor reaksi
kalorimeter titik didih air
Kalorimeter Suatu sistem terisolasi (tidak
konkrit lingkungan Jenis calorimeter
Kalorimetri Kalor reaksi Kalorimeter bom
Gelas kimia
Lingkungan Segala sesuatu yang berada disekitar sistem, dengan apa sistem tersebut
berinteraksi
Konkrit sistem Komposisi
Jenis
entalpi System reaksi Gelas Kimia,
Tabung
Desain dari suatu contoh
kalorimeter yang biasa digunakan
konkrit kalor
reaksi pem-bakaran
Jenis reaksi pembakaran
Kalorimeter Sebuah bom
(wadah tempat berlangsungny a reaksi
35 untuk menentukan
kalor dari reaksi-reaksi
pembakaran
pembakaran, terbuat dari stainless steel)
Energi ikatan Energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas
simbol molekul
gas
mol
energi
ikatan
Jenis ikatan entalpi Kalor reaksi Energi ikatan rata-rata sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas (molekul biner) menjadi atom-atom gas
simbol ikatan
gas
molekul biner
Banyaknya ikatan dalam molekul
Energi ikatan Ikatan
✥ ✥ ✥✦✧ ★ ✩ODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
pengembanganatauResearch and Development.Menurut Borg, W.R & Gall, M.D.
(dalam Sukmadinata, 2011), penelitian dan pengembangan atauResearch and
Developmentmerupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu
produk.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalahe-bookinteraktif pada materi
termokimiaber-basisrepresentasi kimia.Lokasi pada penelitian pendahuluan atau studi lapangan
adalah di kota Metro.Pada tahap studi lapangan ini dilakukan di SMANegeri 1
Metro, SMANegeri 5 Metro, SMA Muhammadiyah 1 Metro, dan SMA
Muham-madiyah 2 Metro, kemudianpada tahap uji coba terbatas dilakukan di salah satu
SMA/MA, pada penelitian ini dilaksanakan di SMANegeri1Belitang, kabupaten
C. Data Penelitian
Data penelitian pada tahap studi pendahuluan yaitu hasil analisis kebutuhan, hasil
studi pustaka dan kurikulum, hasil validasi, hasil uji coba terbatas.Pada tahap
studi pendahuluan, yang menjadi sumber data adalah 4 guru kimia dan 40
siswa-siswi kelas XII IPA yang tersebar di empat SMA di Kota Metro baik negeri
maupun swasta.Pada tahap uji coba terbatas, data penelitian yangdigunakan
berupa kuisioner atau angket.Sumber data pada tahap uji coba terbatas ini terdiri
dari satu orang guru kimia dan 20 siswa kelas XI IPA yang telah menerima materi
termokimia dalam pembelajarandi salah satu SMA/MA, pada penelitian ini
dilak-sanakan di SMANegeri1Belitang, kabupaten OKU Timur.
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan pengembangan. Pertama, studi
pendahuluan, mengkaji teori dan mengamati produk atau kegiatan yang ada.
Ke-dua, melakukan pengembangan produk atau program kegiatan baru. Ketiga,
me-nguji atau memvalidasi produk atau program kegiatan yang baru. Kegiatan
pe-ngembangan dilakukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan
sampel lebih luas. Langkah penelitian dalam pengembangane-bookinteraktif
me-liputi tahap studi pendahuluan, yang terdiri dari studi kepustakaan dan kurikulum
serta studi lapangan, tahap selanjutnya perancangan serta pengembangan produk,
dan menguji coba produk secara terbatas.Alur atau tahapan penelitian yang dalam
hal ini digunakan untuk pengembangane-bookinteraktif dijabarkan melalui
Gambar 2.Alur dalam pengembangane-bookinteraktif
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan
Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan.
Pengembang-Studi Kepustakaan & Kurikulum
- Wawancara guru dan siswa di dua SMA Negeri dan dua SMA Swasta di Kota Metro mengenai penggunaanbahan ajar/e-book
yang digunakan dalam proses pembelajaran. - Analisisbahan ajar/e-bookyang digunakan
oleh guru dan siswa.
- Analisise-bookyang dibuat sebelumnya oleh peneliti terdahulu
-- Analisis KI dan KD - Pengembangan Silabus - Analisis literaturBahan Ajar
- Analisis literature-book
- Representasi Kimia
Analisis Kebutuhan
Angket
Revisie-book interaktifhasil tanggapan guru dan siswa
e-book interaktifhasil revisi Pengembangan produk
- Penyusunanstory board/rancangane-book interaktifberbasis representasi kimia - Pembuatan analisis konsep
- Pembuatan RPP
Penyusunan instrumen penilaian terhadap produk (angket)
Rancangane-book interaktif
berbasis representasi kimia
Validasi angket
Validasi ahli oleh M.Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc.
Revisi angket
Revisi hasil validasi
Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan
atau perbandingan dalam mengembangkan produk.Tahap studi pendahuluan
ter-diri atas tiga langkah yaitu studi kepustakaan,studi lapangan, dan penyusunan
produk awal atau draf model (Sukmadinata, 2011).
a. Studi kepustakaan dan kurikulum
Sukmadinata (2011) mengatakan bahwa studi kepustakaan dan kurikulum
merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsepatau teori-teori yang
ber-kenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan.Dalam studi
kepus-takaan ini, dilakukan analisis pada materi kimia SMA tentang termokimiadengan
mengembangkan silabus kimia SMA tentang materi termokimiayaitu berdasarkan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).Selanjutnya, menganalisis
literatur tentang konstruksi bahan ajar,e-book,dan representasi kimia.Hasil dari
kajian tersebut dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan produk.
b. Studi lapangan
Dalam penelitian ini, studi lapangan dilakukan di SMANegeri 1 Metro,
SMANegeri 5 Metro, SMA Muhammadiyah 1 Metro, dan SMA Muhammadiyah
2 Metro.Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah pedoman
wawancara dan angket.Angket disebarkan kepada 40 orang siswa kelas XII dan
pedoman wawancara diberikan kepada 4 orang guru bidang studi kimia di empat
SMA tersebut.Lalu menganalisis bahan ajar kimia yang beredar, bahan ajar yang
digunakan oleh guru dan siswa khususnya pada materi termokimia.Analisis yang
tersebut terkait dengan sumber belajarberbasis representasi kimia.
Tujuan dari penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui keadaan di lapangan,
kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan
penggunaan serta penyusunane-bookinteraktif, serta untuk mengetahui
kekurang-an dkekurang-an kelebihkekurang-an darie-bookinteraktif yang dikembangkan.
2. Perancangan dan pengembangan produk
a. Perancangan dan penyusunane-bookinteraktif
Setelah dilakukannya studi pendahuluan dan memperoleh hasil analisis kebutuhan
dari angket dan pedoman wawancara, maka tahap selanjutnya yaitu perancangan
dan pengembangan produk.Hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan
pada studi pendahuluan diolah terlebih dahulu yang merupakan acuan dalam
pe-rancangan dan pengembangane-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis
representasi kimia.Untuk menghasilkansuatue-bookinteraktif yang sesuai dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka pembuatane-bookharus di-lakukan
secara sistematismelalui prosedur yang benar dan sesuai kaedah-kaedah yang
baik.Sebelum menyusun perangkat menjadie-book,terlebih dahulu kita membuat
bahan ajar sebagai rancangan awal. Widodo dan Jasmadi (Asyhar, 2011)
menyebutkan beberapa kaedah-kaedah umum atau langkah-langkah kegiatan
dalam proses penyusunan bahan ajaryaitu penyusunan naskah/draft
e-bookinteraktif.Pada tahap ini sesungguhnya merupakan kegiatan pemilihan,
penyusunan dan pengorganisasian materi pembelajaran, yaitu mencakup judul
media, judul bab, sub bab, materi pembelajaranyang mencakup
pustaka.Draftdisusun secara sistematis dalam satukesatuan sehingga dihasilkan
suatu bahan ajar yang dikembangkan kedalame-bookinteraktif yangsiap diujikan.
b. Validasi produk dan revisi produk
Sebelum proses uji coba terbatas dilakukan, sebaiknya terlebih dahulue-book
(draft 1)yang sudah dilengkapi dengan program tertentu untuk menunjang
ke-interaktifane-booktersebut diserahkan kepada tim ahli untuk divalidasi tentang
konten materi, konstruksi dan keterbacaan khususnya bahasa dalame-bookuntuk
dilihat keinteraktifannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara
produk hasil pengembangan dengan rancangane-bookinteraktif yang telah dibuat.
Setelah divalidasi ahli, kemudiandraft 1tersebut direvisi sesuai dengan saran
yang diberikan oleh ahli, kemudian mengkonsultasikan hasil revisi produke-book
interaktifpada materi termokimiaberbasis representasi kimia kepada dosen
pem-bimbing.Setelah itu produk hasil revisi yang sudah dikemas dalam bentuk
e-bookinteraktif tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.
c. Tahaprespon atau tanggapan guru
Setelah dihasilkane-bookinteraktif termokimiaberbasis representasi kimia yang
telah divalidasi oleh ahli dan telah dilakukan revisi, maka dilakukan tahap uji coba
terbatas untuk mengetahui tanggapan gurudan siswa terhadapproduk
pengem-bangan.E-bookinteraktif tersebut diberikan atau ditunjukkan kepada satu orang
guru kimiadi salah satu SMA/MA yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan
e-bookinteraktif, mengevaluasikelengkapan materi, kebenaran materi, sistemati-ka
materi, dan berbagai hal yang berkaitan dengan materi seperti contoh-contoh,
tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isimaterie-bookdengan kurikulum dan
aspek grafika dengan prosedur sebagai berikut:
a) Memperlihatkane-book interaktif yang telah dikembangkan kepada guru.
b) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek kesesuaian isi materi dengan
kurikulum, lalu memberikankritikdan saran terhadap aspek tersebut.
c) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek grafikauntuk mengetahui
tanggapan guru mengenai kecocokan desaine-bookinteraktif tersebut.
d. Tahap respon atau tanggapan siswa
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah memberikan angket respon atau
tang-gapan terhadape-bookinteraktif yang dikembangkan kepada siswa di salah satu
SMA/MA yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa pada tingkat
ke-mudahan, kemenarikan, dan keterbacaa dari isie-bookinteraktif yang
dikembang-kan. Tahap ini menggunakan lembar kuisoner atau angket tanggapan siswa pada
aspek keterbacaan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a) Memperlihatkane-bookyang telah dikembangkan kepada siswa.
b) Siswa membaca dan menganalisis kelebihandan kekurangane-book.
c) Siswa mengisi angket tentang aspek keterbacaane-bookyang dikembangkan.
d) Siswa menulis sejumlah kata atau kalimat yang kurang dipahami.
e) Revisi produk setelah tahap tanggapan guru dan siswa
Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang dilakukan pada
penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaane-bookinteraktif. Revisi
E. Instrumen Penelitian
Selain menyusun bahan ajar sebagai bahan dasar pengembangane-book, disusun
juga instrumen penelitian yang digunakan untuk menilaie-bookyang
dikembang-kan. Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian divalidasi.Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berdasarkan pada
tujuan penelitian, dirancang dan disusun instrumen sebagai berikut:
1. Instrumen pada studi pendahuluan
Pada tahap studi pendahuluan, instrumen yang digunakan adalah instrumen
analisis kebutuhan untuk guru dan siswa. Penjelasan dari kedua instrumen
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru.
Instrumen ini berbentuk pedoman wawancara terhadap guru yang disusun untuk
mengetahuie-bookseperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi
untuk memberi masukan dalam pengembangane-bookinteraktif pada materi
termokimiaberbasis representasi kimia.Data diperoleh dengan melakukan
wawancara kepada guru untuk mengetahui fakta dilapangan dan kebutuhane-book
interaktif dalam pembelajaran.Instrumen analisis kebutuhan guru terlampir dalam
lampiran 4.
b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa.
mengetahuie-bookyang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk
memberi masukan dalam pengembangane-bookinteraktif pada materitermokimia
berbasis representasi kimia.Data diperoleh dengan melakukan pengisian angket
serta melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui fakta dilapangan dan
kebutuhane-bookinteraktif dalam pembelajaran.Instrumen analisis kebutuhan
siswa terlampir dalam lampiran 6.
2. Instrumen untuk validasi ahli
a. Instrumen validasi aspek konstruksi.
Instrumen ini berbentuk angket validasi yang disusun untuk mengetahui
penyusunane-bookinteraktif apakah sesuai dengan bahan ajaryang baik dan layak
digunakan. Instrumen validasi aspek konstruksi terlampir dalam lampiran 8.
b. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum.
Instrumen ini berbentuk angket validasi aspek kesesuaian isi materi dengan
kurikulum yang disusun untuk mengetahui apakah isie-booktelah sesuaidengan
KI-KD yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum.Instrumen validasi aspek
kesesuaian isi materi dengan kurikulum terlampir dalam lampiran 11.
c. Instrumen validasi aspek keterbacaan.
Instrumen ini berbentuk angket validasi aspek keterbacaan yang disusun untuk
mengetahui keterbacaane-bookinteraktif pada materitermokimia yang berkaitan
dengan kemudahan, kemenarikan dan keterpahaman, serta berfungsi untuk
mem-beri masukan dalam pengembangane-booktermokimia berbasis representasi
3. Instrumen tanggapan guru
a. Instrumen tanggapan aspek grafika.
Instrumen ini berbentuk angket dengan beberapa pernyataan yang disusun untuk
mengetahui aspek grafika meliputi aspekdesain luar (ukuran huruf pada judul,
gambar, warna gambar, danhuruf yang digunakan), dan aspek desain komponen
isie-bookinteraktif (penempatan unsur tata letak, gambar dan keterangan
gambar,penggunaan variasi huruf tebal, miring, kapital , ukuran huruf dan
warnayang digunakan).Instrumen tanggapan aspek grafika terlampir dalam
lampiran 18.
b. Instrumen tanggapan aspek kesesuaian isi materi dan materi.
Instrumen ini berbentuk angket yang disusun dan terdiri atas beberapa pernyataan
yang ditujukan untuk mengetahui apakah komponen isie-booktelah sesuai
dengan KI-KD yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Instrumen tanggapan
aspek kesesuaian isi materi dan materi terlampir dalam lampiran 21.
4. Instrumen tanggapan siswa
Instrumen tanggapan siswa disusun untuk menanggapi aspek keterbacaan pada
e-bookinteraktif yang dikembangkan. Instrumen ini berbentuk angket dengan
beberapa pernyataan yang disusun untuk mengetahui tanggapan siswa pada
tingkat kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman dari isie-bookinteraktif.
Instrumen tanggapan siswa terlampir dalam lampiran 26.
F. Teknik Pengumpulan Data
mengguna-kan pedoman wawancara untuk empat orang guru kimiadanangket (kuisioner)
untuk 40 orang siswa kelas XII IPA.Sedangkan pada uji coba terbatas,
meng-gunakan angket uji coba terbatas yang diberikan kepada satu orang guru kimia
dan 20 siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan guru dansiswa terhadap
e-bookinteraktif pada materi termokimia berbasis representasi kimia yang telah
dikembangkan. Kuisioner (angket) digunakan pada validasi ahlie-bookinteraktif
pada materi termokimiaberbasis representasi kimia.Validasie-book
interaktiftersebutterdiri dari validasi kesesuaian isi materi dengan kurikulum,
konstruksi, dan keterbacaan oleh validator.
Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket dengan jawaban
ter-tutup yaitu jawaban sangat setuju (SS), setuju (ST), kurang setuju (KS), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) serta ditanggapi dengan memberi saran
pada kolom yang sudah tersedia.
Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut:
1. Aspek konstruksi
Pengumpulan data pada aspek konstruksi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Ahli memeriksasusunan bahan ajar dalam bentuke-bookapakah sudah sesuai
dengan unsur-unsur yang terdapat panduan penyusunane-book.
b. Ahli memeriksa isie-bookyang dikembangkan apakah sudah sesuai dengan
tujuan penyusunan pengembangane-bookinteraktif.
c. Ahli memeriksa isie-bookinteraktif yang dikembangkan apakah sudah dibagi
2. Aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum
Pengumpulan data pada aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulumdilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Guru/ahli memeriksadan membacaisie-bookapakah terdapat kejelasan KI-KD
telah sesuai.
b. Guru/ahli memeriksa dan membacaisie-bookapakah indikator pembelajaran
di-rumuskan secara jelas dan dapat diukur.
c. Guru/ahli memeriksa dan membacaisie-bookapakah materi yang disampaikan
dalame-bookinteraktifsudah dirancang untuk mencapai indikator
pembelajar-an.
d. Guru/ahli memeriksadan membacaisie-bookapakah materi yang disampaikan
sudah berbasis representasi kimia.
3. Aspek grafika
Pengumpulan data pada aspek grafika dilakukan dengan cara gurumenilai aspek
berikut ini:
a. Desain covere-book
1) Kesesuaian antara ukuran font yang digunakan pada judul,
2) Gambar sampule-book dalam menggambarkan isi/materi ajar.
3) Kesesuaian dan kemenarikan warna gambar pada judul desain terluar.
4) Kejelasan huruf yang digunakan.
b. Desain isie-book
gambar, nomor halaman) apakah sudah proporsionalatau belum.
2) Aspek gambar dan keterangan gambar yang terdapat pada semuahalaman
apakah mampu memperjelas penyajian materi atau tidak.
3) Penggunaan variasi huruf (tebal, miring, kapital) apakah berlebihanatau
tidak.
4) Ukuran huruf yang digunakan apakah proporsional atau tidak.
5) Warna yang digunakan apakah menarik atau tidak.
6) Kombinasi warna yang dipilih apakah serasi atau tidak.
4. Aspek keterbacaan
Pengumpulan data pada aspek keterbacaan dilakukan oleh siswa dengan
carasebagai berikut:
a. Siswa mengisi angket yang berisi beberapa pernyataan mengenai aspek
ke-mudahan isi, kemenarikan dan keterpahaman dalame-bookinteraktif.
b. Siswa menuliskan kosakata dan kalimat yang tidak dipahamiserta
meng-ungkapkan alasannya.
G. Teknik Analisis Data Angket
1. Teknik analisis data angket analisis kebutuhan
Setelah dilakukannya studi pendahuluan dengan melakukan penyebaran angket
analisis kebutuhan di empat SMA di Kota Metro.Hasil jawaban pada angket
tersebut akan dikelola untuk memperoleh hasil jawaban keseluruhan dari jawaban
siswa dan guru. Adapun teknik analisisdata padaangket analisis kebutuhan
a) Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan
tiap butir pertanyaan pada angket (kuisoner).
b) Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang
kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dan guru dalam setiap butir
pertanyaan pada angket (kuisoner).
c) Menghitung persentase jawaban guru dan siswa, bertujuan untuk melihat
besar-nya persentase setiap jawaban dari pertabesar-nyaan sehingga data yang diperoleh
dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung
persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
% 100
%
N J
Jin i
(Sudjana, 2005)
Keterangan :
in
J
%
= Persentase pilihan jawaban tiap butir pertanyaan padaangkete-bookinteraktif termokimia
Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-iN
= Jumlah seluruh respondend) Menafsirkan persentase tiap butir pertanyaan pada angket secara keseluruhan
dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997).
Tabel 2. Tafsiran persentase
Persentase Kriteria
80,1%-100% Sangat baik
60,1%-80% Baik
40,1%-60% Sedang
20,1%-40% Kurang
2. Teknik analisis data angket
a. Analisis angket validasi dan angket tanggapanguru
Adapun teknik analisisdata angket pada aspek konstruksi, kesesuaianisi materi
dengan kurikulum,dan keterbacaane-bookinteraktifpada materi termokimia
berbasisrepresentasi kimia dilakukan dengan cara:
1) Memberi skor jawaban responden.Penskoran jawaban responden dalam
tanggapan aspek konstruksi, kesesuaianisi materi dengan kurikulum,dan
keterbacaan,berdasarkan skala Likert.
Tabel 3. Pedoman penskoran pengisian pada angket
No Pilihan Jawaban Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (ST) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak setuju (TS) 2
5 Sangat tidak setuju (STS) 1
2) Menghitung jumlah skor jawaban responden secara keseluruhan
3) Menghitung persentase jumlah skor jawabanresponden pada angket dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
% 100
%
maks in
S S
X (Sudjana, 2005)
Keterangan :
in
X
%
= Persentase skor jawaban padaangkete-bookinteraktiftermokimia berbasisrepresentasi kimia
S= Jumlah skor jawabanmaks
4) Menafsirkan persentase skorjawaban pada angket secara keseluruhan dengan
menggunakan tafsiran Arikunto (1997) pada Tabel 2.
b. Analisis angket tanggapansiswa
Adapun teknik analisisdata angket pada aspek keterbacaane-bookinteraktifpada
materi termokimia berbasisrepresentasi kimia dilakukan dengan cara:
a) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
berdasarkan pertanyaan angket.
b) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban
ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).
c) Memberi skor jawaban responden.Penskoran jawaban responden dalam uji
kesesuaian dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert pada Tabel 3.
d) Mengolah jumlah skor jawaban responden
Pengolahan jumlah skor (
S) jawaban tiap butir pernyataan pada angketadalah sebagai berikut:
1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS),
Skor = 5 x jumlah responden
2) Skor untuk pernyataan Setuju (S)
Skor = 4 x jumlah responden
3) Skor untuk pernyataan kurang setuju (KS)
Skor = 3 x jumlah responden
4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)
Skor = 2 x jumlah responden