• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri Medan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. “Jofania. Dasar Serat Optik”, http://jofania.wordpress.com (diakses tanggal 12 Oktober 2013).

2. “Sistem Komunikasi Serat Optik”, http://repository.usu.ac.id (diakses tanggal 18 Oktober 2013).

3. Nugraha, Andi Rahman. 2006. Serat Optik. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

4. Hsu, Hwei P. 2004. Komunikasi Analog Dan Digital Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

5. Keisser, Gerd. 2004.Optical Fiber Communication Third Edition. MacGraw-Hill International Edition.

6. Holden, Chris. 2011. Fibre To The Home Council Europe Fourth Edition. D&O Committee.

7. “Mengenal GPON”, http://nurwidipriambodo.wordpress.com (diakses tanggal 28 Desember 2013).

8. Union, International Telecommunication (ITU). 2008. Recommendation G.984.1

Gigabit-capable passive optical networks (GPON): General characteristics

9. “GPON”, http://renzana.blogspot.com/2013/01/gpon.html (diakses tanggal 14 Januari 2014)

10. Muhamad Ramadhan M S, Perancangan Jaringan Akses Fiber The Home

(FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di Perumahan Setraduta Bandung”, Institut Teknologi Telkom, Bandung, 2013 11.“7501 GPON Optical Network Terminal”, http: //www. iphotonix.com (diakases

tanggal 6 Desember 2013).

12. Union, International Telecommunication (ITU). 2008. Recommendation L.36,

(2)

13.“Power budget dan loss budget”, http://www.thefoa.org/tech/lossbudg.htm (diakses tanggal 17 Februari 2014).

14.“Optical splitter forFTTX,http://www.samsungfiberoptics.com/Ch/Product/fttx09 (diakses tanggal 7 Desember 2013).

15.Union, International Telecommunication (ITU). 2005. Recommendation G.652.

Characteristics of a single-mode optical fibre cable.

16. Union, International Telecommunication (ITU). 2005. Recommendation G.657,

Characteristics of a bending-loss insensitive single-mode optical fibre and cable

for the access network.

17.Union, International Telecommunication (ITU). 2005. Recommendation G.651.

Characteristics of a 50/125 µm multimode graded index optical fibre cable. 18.“Jaringan Lokal Fiber Optik”,

(3)

BAB III

JARINGAN AKSES FTTH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON

3.1 Umum

Perkembangan kebutuhan layanan data dan aplikasi berbasis Internet Protocol

(IP) mendorong keperluan akan jaringan akses yang berkemampuan broadband yang memiliki kapasitas besar dan kecepatan tinggi. Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) sebagai f untuk memenuhi kebutuhan akan layanan Triple Play (data, suara dan video).

GPON (Gigabit Passive Optical Network) merupakan salah satu teknologi akses serat optik yang menggunakan PON (Passive Optical Network) sebagai media transport ke pelanggan dalam arsitektur FTTX. GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T G.984. Pada saat ini, GPON (Gigabit Passive Optical Network) sudah mulai banyak diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan layanan

triple play service (data, suara dan video). GPON menggunakan serat optik sebagai medium transmisi. Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan traffic Triple Play ke arah pelanggan. Yang menjadi ciri khas dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik distribusi trafiknya dilakukan secara pasif. Dari sentral hingga ke arah pelanggan akan didistribusikan menggunakan pasif splitter (1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, 1:64). GPON menggunakan TDMA sebagai teknik multiple access upstreamdan menggunakan

broadcastke arahdownstream.

(4)

sentral dengan ONT (Optical Network Termination) yang berada di pelanggan [7].

Adapun standar dari teknologi GPON ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Standar GPON Transmission Distance 10 km / 20 km

Number of Branches 64

Wavelength Up 1310 nm

Wavelength Down 1490 nm

Splitter Passive

GPON (Gigabit Passive Optical Network) merupakan salah satu teknologi memiliki layanan data, suara dan video yang memiliki standard ITU-T G.984[8].

(5)

nilai parameter tersebut harus disesuaikan dengan nilai yang sudah tetapkan oleh PT. Telkom.

3.1.1 Prinsip Dasar GPON

ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan pelanggan. Pada prinsinya, PON bekerja dengan sistempoint to multipoint, yang dimana menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time DivisionMultiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3. Prinsip kerja dari GPON dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1[9].

Gambar 3.1 Prinsip Kerja GPON

3.1.2 Perangkat dan Spesifikasi GPON

(6)

1. OLT (Optical Line Termination)

OLT merupakan perangkat yang menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon yang dihubungkan ke satu atau lebih ODN. Spesifikasi OLT dapat dilihat pada Table 3.2[10].

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat OLT.

2. ONT (Optical Network Termination)

ONT (Optical Network Termination) menyediakan interfaceantara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optic yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONT menjadi sinyal listrik yang diperlukan untuk pelayanan pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONT berada diletakkan di pelanggan. Perangkat ONT yang digunakan PT. Telkom yaitu ZXA10FN2X. Spesifikasi ONT dapat dilihat di Table 3.3[11].

(7)

Tabel 3.3 Spesifikasi ONT

3. Konektor

Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access Network dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan. Konektor yang digunakan digunakan pada bagian OLT, ODC, ODP dan ONT. Spesifikasi konektorsinglemode fiberdapat dilihat di Tabel 3.4[12].

Tabel 3.4 Spesifikasi KonektorSinglemode Fiber

Sedangkan spesifikasi konektormultimode fiberdapat dilihat di Tabel 3.5[13].

Parameter Spesifikasi Unit

Power Consumption 12–16 Watt

(8)

Tabel 3.5 Spesifikasi KonektorMultimode Fiber

4. Splitter

Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat.Splitterpada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga cara kerja splitternya membagi daya optik sama rata. PassiveSplitteratausplittermerupakanoptical fiber couplersederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapapath(multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu,splitterjuga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1 BPON standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem. Sentaralisasi dan Distribusi dapat dilihat di Gambar 3.2.

(9)

Gambar 3.2 Sentralisasi dan Distribusi Splitter

,Splitteryang akan digunakan ada 2 tipe yaitusplitter1:4 dansplitter1:8.Splitter

1:4 diletakan diOptical Distribution Cabinet(ODC), sedangkansplitter 1:8 diletakan di Optical Distribution Point (ODP). Spesifikasi splitter dapat dilihat di Tabel 3.6[14].

Tabel 3.6 Spesifikasisplitter

Parameter Spesifikasi Unit

Insertion Loss 1:2 4 dB

Insertion Loss 1:4 7,8 dB

Insertion Loss 1:8 10,1 dB

Insertion Loss 1:16 13,9 dB

(10)

5. Serat Optik

Serat optik yang digunakan adalah fiber optik yang sesuai dengan standar ITU-T G.652[15], ITU-T G.657(Singlemode Fiber)[16] dan ITU-T G.651(Multimode Fiber)[17]. Serat optik yang digunakan pada perancangan ini adalah perangkat dengan spesifikasi yang dapat dilihat di Tabel 3.7, 3.8 dan 3.9.

Tabel 3.7 Spesifikasi serat optik G.657

Tabel 3.8 Spesifikasi serat optik G.652

Tabel 3.9 Spesifikasi serat optik G.651

Parameter Spesifikasi Unit

Attenuation (850 nm) 2-2,5 dB/Km

Attenuation (1300 nm) 0,5-0,8 dB/km

Chromatic Dispersion (850 nm) 120 ps/(nm.km) Chromatic Dispersion (1300 nm) 6 ps/(nm.km)

Parameter Spesifikasi Unit

Attenuation (1310 nm) ≤ 0.35 dB/Km

Attenuation (1383 nm) ≤ 0.31 dB/Km Attenuation (1550 nm) ≤ 0.21 dB/Km Attenuation (1625 nm) ≤ 0.23 dB/Km

Parameter Spesifikasi Unit

Attenuation (1310 nm) ≤ 0.35 dB/Km

Attenuation (1550 nm) ≤ 0.21 dB/Km

Attenuation (1490 nm) ≤ 0.28 dB/Km

Chromatic Dispersion (1285nm-1330nm) ≤ 3.5 ps/(nm.km)

Chromatic Dispersion (1490nm) ≤ 13.64 ps/(nm.km)

(11)

3. 2 Jaringan Lokal Akses Serat Optik

Selama ini fiber hanya dipakai untuk transmisi antar sentral yaitu jaringan backbone juga digunakan untuk komunikasi jarak jauh. Lalu mulai dikembangkanlah suatu jaringan lokal bahkan sampai ke terminal pelanggan dengan media fiber. Sistem transmisi fiber optik yang digunakan pada jaringan lokal tersebut dinamakan Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf). Jarlokaf merupakan sebuah solusi strategis bagi jaringan akses pelanggan. Namun, ketepatan dalam segi perencanaan dan operasional, serta pemilihan arsitektur dan teknologi jaringan yang digunakan akan sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi, perawatan, efektivitas investasi, serta kemudahan pengembangan jaringan dan layanan jasa. Ruang lingkup Jarlokaf berdasarkan lebar pita yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu narrowband dan broadband.

Narrowband memiliki transmisi kurang dari 2 Mbps yang mampu memberikan layanan voice (telepon) sedangkan broadband memilki transmisi diatas 2 Mbps yang dapat memberikan layanan yang lebih beragam seperti voice, data, dan citra, baik diam maupun bergerak.

3.2.1 Arsitektur Jaringan Lokal Akses Serat Optik

Sistem jarlokaf setidaknya memiliki 2 buah perangkat yaitu satu perangkat opto

elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi

perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut titik konversi optik

(TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang

berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik.

(12)

Fiber To The Zone (FTTZ)

TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau bila infrastrukturductpada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga.

Fiber To The Curb (FTTC)

TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya terkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.

Fiber To The Building (FTTB)

(13)

Fiber To The Home (FTTH)

Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah triple play servicesyaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan. TKO terletak di dalam rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indor hingga beberapa puluh meter. Arsitektur jaringan lokal akses serat optik dapat di lihat di Gambar 3.3[18]

(14)

Untuk alur analisis jaringan akses FTTH di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri Medan dapat dilihat denganflowchartperancangan pada Gambar 3.4

(15)

BAB IV

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH

4.1 Umum

Setelah dilakukan perencanaan jaringan akses FTTH, untuk mengetahui link dapat diimplementasikan maka hasil perencanaan akan dianalisis, karena kualitas merupakan tingkat keberhasilan suatu sistem untuk memberikan layanan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Pada bab ini akan dibahas perhitungan perancangan antara STO Pulau Brayan ke pelanggan di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri. Parameter-parameter yang akan dihitung adalah power link budget dan rise time budget. Untuk konfigurasi FTTH menggunakan teknologi GPON yang akan dihitung terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Konfigurasi FTTH

Terlihat pada Gambar 4.1 bahwa STO Pulau Brayan (OLT) yang menggunakan kabel path cord ke Optical Distribution Frame (ODF) masuk ke ODC menggunakan

(16)

merupakan pembagi terakhir dalam arti setelah ODP kabel langsung ke ONT (Pelanggan). Jadi, teknologi ini melayani data, suara dan video.

Untuk perhitungan power link budget dan rise time budget penelitian ini mengambil jarak ONT terjauh dari STO Pulau Brayan sampai Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri tepatnya pada rumah No. 88 QQ karena jika pelanggan terjauh sudah layak (memenuhi standarisasi)linknya, maka pelanggan yang lebih dekat juga sudah memenuhi standarisasi. Untuk lebih jelasnya, adapun daftar perangkat yang digunakan dapat dilihat di Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Daftar perangkat yang digunakan

No. Perangkat Jumlah

1 OLT 1 unit

2 Kabel FO 1,946 km

3 ODC 1 buah

4 Passive Splitter 1:4 4 buah

6 ODP 10 buah

7 Passive Splitter 1:8 10 buah

9 ONT 80 buah

10 Konektor SC 190 buah

11 SambunganSplice 80 buah

(17)

Gambar 4.2 Konfigurasi Jaringan FTTH di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri Medan Dari Gambar 4.2 terlihat konfigurasi rancangan dari fiber to the home (FTTH) di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri Medan yang terdiri OLT, ODC, ODP, ONT,splitter

(18)

4.2 Perhitungan Jaringan Akses FTTH

Adapun beberapa parameter perhitungan untuk merancang jaringan akses FTTH dari STO Pulau Brayan Sampai ke pelanggan (Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri) yaitu

power link budget, power margin dan rise time budget.

4.2.1 Power Link Budget

Perhitungan power link budget bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang diperlukan sehingga level daya terima tidak kurang dari sensitivitas minimum. Untuk perhitungan power link budget diambil dari OLT yang berada di STO Pulau Brayan sampai ke pelanggan yang memiliki jarak 1,946 km. Dari Tabel 8 link dari STO ke pelanggan memiliki 4splitter1:4, 10spilitter1:8, 190connector, 80 splicedan kabel FO berjarak 1,946 km.Adapun parameter pendukung perhitunganpower link budgetadalah :

1. Daya keluarantransmitter : 5 dBm 2. Sensitivitasreceiver : -28 dBm

3. Panjang gelombang :1310nm(uplink) dan 1490nm(downlink) 850 nm (uplink) dan 1300 (downlink) nm

4. Redaman G.652 dan G.651 : 0,28 dB (1490 nm) dan 0,35 dB (1310 nm) 2 dB (850 nm) dan 0,5 dB (1300 nm)

5. RedamanSplitter : 7,8 dB (1:4), dan 10,1 dB (1:8) 6. Redamansplice : 0,1 dB/splice

7. Redaman konektor : 0,05 dB/km (singlemode ) dan 0,2 dB/km (multimode)

8. Panjang serat optik (jarak) : 1,946 km

9. Jumlahsplice : 1splice

(19)

Perhitungan dilakukan dengan berbagai panjang gelombang yaitu : 1310 nm, 1410 nm, 850 nm dan 1300 nm. Perhitungan redaman dan power margin dilakukan dengan menggunakan Persamaan 2.1 dan 2.2 untuk beberapa panjang gelombang yang berbeda, perhitungan dilakukan sebagai berikut.

a. panjang gelombang 1310 nm (uplink) yaitu : αtotal = L x αf + Nc x αc +Ns x αs + Nsp x αsp redaman tersebut dapat diimplementasikan. Setelah didapat nilai dari redaman totalnya makapower marginnya dapat dihitung dengan persamaan 2.2.

M = ( Ptx–Prx) -αtotal - Ms = 5 - (-28)–18,9–3 = 11,1 dB

Dari perhitungan didapat nilai marginnya 11,1 dB, nilai tersebut diisyaratkan di atas nol sehingga dapat diimplementasikan.

b. Panjang gelombang 1490 nm (downlink) yaitu : αtotal = L x αf + Nc x αc +Ns x αs + Nsp x αsp

= 1,946 x 0,28 + 0,05 x 5 + 1 x 0,1 + 7,8 x 1 + 10,1 x 1 = 0,54488+ 0,25 + 0,1 + 17,9

(20)

Redaman untuk panjang gelombang 1490 nm (downlink) bernilai 18,7 dB, sehingga nilai tersebut masih di bawah nilai maksimum redaman sebesar 28 dB sehingga dapat diimplementasikan.

Untuk perhitunganpower marginnyayaitu : M = ( Ptx–Prx) -αtotal - Ms

= 5 - (-28)–18,7 –3 = 11,3 dB

Dari perhitungan didapat nilai marginnya 11,3 dB, nilai tersebut diisyaratkan di atas nol sehingga dapat diimplementasikan.

c. Panjang gelombang 850 nm (uplink) yaitu : αtotal = L x αf + Nc x αc +Ns x αs + Nsp x αsp

= 1,946 x 2 + 0,2 x 5 + 1 x 0,1 + 7,8 x 1 + 10,1 x 1 = 3,892 + 1 + 0,1 + 17,9

= 22,8 dB

Untuk panjang gelombang 850 nm (uplink) redaman total bernilai 22,8 dB. Nilai tersebut masih dibawah nilai maksimum redaman sebesar 28 dB sehingga dapat diimplementasikan.

Untuk perhitunganpower marginnyayaitu : M = ( Ptx–Prx) -αtotal - Ms

= 5 - (-28)–22,8 –3 = 7,2 dB

(21)

d. Panjang gelombang 1300 nm (downlink) yaitu : αtotal = L x αf + Nc x αc +Ns x αs + Nsp x αsp

= 1,946 x 0,5 + 0,2 x 5 + 1 x 0,1 + 7,8 x 1 + 10,1 x 1 = 0,973 + 1 + 0,1 + 17,9

= 19,9 dB

Untuk panjang gelombang 1300 nm (downlink) redaman total bernilai 19,9 dB. Nilai tersebut masih dibawah nilai maksimum redaman sebesar 28 dB sehingga dapat diimplementasikan.

Untuk perhitunganpower marginnyayaitu : M = ( Ptx–Prx) -αtotal - Ms

= 5 - (-28)–19,9 –3 = 10,1 dB

Dari perhitungan didapat nilai marginnya 10,1 dB, nilai tersebut diisyaratkan di atas nol sehingga dapat diimplementasikan.

4.2.2 Rise Time Budget

(22)

Parameter-parameter data untuk perhitunganrise time budgetyaitu: 1. Panjang gelombang :1310nm(uplink) dan 1490nm (downlink)

850 nm (uplink) dan 1300 nm (downlink)

2. Lebar pektral (S) : 1 nm

3. Rise timetransmitter (ttx) : 150 ps 4. Rise time receiver(trx) : 200 ps 5. L (panjang serat optik) : 1,946 km

6. Bit rate pengkodean NRZ : 1310 nm(uplink) = 1,2 Gbps 1490 nm (downlink) = 2,4 Gbps 850 nm (uplink) = 45 Mbps 1300 nm (downlink) = 100 Mbps 7. Koefisien Chromatic (D) : 1310 nm(uplink) = 3,5 ps/(nm.km)

1490 nm (downlink) = 13,64 ps/(nm.km) 850 nm (uplink) = 120 ps/(nm.km) 1300 nm (downlink) = 6 ps/(nm.km)

Perhitunganrise time budgetdilakukan dengan menggunakan persamaan 2.5 dan 2.7 dengan terlebih dahulu dihitungan chromatic dispersion dan tr (bit ratenya terlebih dahulu yang memilki pengkodean NRZ.

a. Panjang gelombang 1310 nm (uplink). Perhitungandispersion chromaticyaitu:

tf = D x σλx L

(23)

Perhitungan tr(bit rate)yaitu : tr(bit rate) =

=

0,583 ns

Setelah didapat perhitungan dispersion chromatic dan tr (bit rate), maka mulai dihitungrise time sistemnya dengan menggunakan Persamaan 2.4 yaitu :

tsys =

=

= 0,25 ns

Dari perhitungan untuk 1310 nm (upink) didapat bahwa sehingga sistem dapat digunakan.

b. Panjang gelombang 1490 nm (downlink). Perhitungandispersion chromaticyaitu:

tf = D x σλx L

= 13,64 x10-3x 1 x 1,946 = 0,022654 ns

Perhitungan tr(bit rate)yaitu : tr(bit rate) =

(24)

Perhitunganrise time systemyaitu :

tsys =

=

= 0,251 ns

Dari perhitungan untuk 1490 nm (downlink) didapat bahwa sehingga sistem dapat digunakan.

c. Panjang gelombang 850 nm (uplink). Perhitungandispersion chromaticyaitu:

tf = D x σλx L

= 0,12 x 1 x 1,946 = 0,233 ns

Perhitungan tr(bit rate)yaitu : tr(bit rate) =

=

15,6 ns Perhitunganrise time systemyaitu :

tsys =

=

= 0,346 ns

(25)

d. Panjang gelombang 1300 nm (downlink). Perhitungandispersion chromaticyaitu:

tf = D x σλx L

= 0,006 x 1 x 1,946 = 0,0116 ns

Perhitungan tr(bit rate)yaitu : tr(bit rate) =

=

7 ns Perhitunganrise time systemyaitu :

tsys =

=

= 0,2503 ns

Dari perhitungan untuk 1300 nm (downlink) didapat bahwa sehingga sistem dapat digunakan.

(26)
(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa perhitungan power link budget, rise time budget dan margin daya untuksinglemode fiberdanmultimode fiberdapat disimpulkan bahwa:

1. Power link budget uplink dan downlink yang dianalisis masih dapat diimplementasikan karena niali redamannya masih dibawah 28 dB.

2. Margindaya yang dianalisis memiliki nilai diatas nol (M > 0).

3. Rise time total downlink dan uplink dalam rancangan ini dikategorikan layak dengan pengkodean NRZ karena masih dibawah waktu total bit rates masing-masing.

1.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk Tugas Akhir ini adalah:

1. Pada saat melakukan pengerjaan selanjutnya diharapkan penambahan analisis topologi dari jaringan akses FTTH sehingga penentuan kerusakan dapat diketahui. 2. Diharapkan selanjutnya bukan link ODN yang dianalisis akan tetapi teknologi

triple play yang menjadi karakter GPON, baik itu voice (VOIP), paket data ataupun video (IPTV).

3. Diharapkan selanjutnya menganalisis 2 atau lebih STO dan daerah yang sudah diimplementasikan GPON sehingga dapat dibandingkan hasilnya.

(28)

BAB II

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik

Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya. Dan wujud dari kabel serat optik dapat dilihat pada Gambar 2.1[1].

(29)

2.1.1 Bagian-Bagian Serat Optik

Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari serat optik yang dimana pengiriman sinar dilakaukan.Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke dalam. Buffer Coating adalah plastik pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan. Bagian-bagian yang tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.2[1].

Gambar 2.2 Bagian-bagian Fiber Optik 2.1.2 Prinsip Kerja Serat Optik

(30)

Gambar 2.3 Konfigurasi Sistem Transmisi Serat Optik

Sinar dalam serat optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari

cladding seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 dan hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama sekali tidak menyerap sinar dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal.

(31)

2.1.3 Jenis-Jenis Serat Optik

Jenis-jenis dari kabel serat optik dapat terbagi atas beberapa jenis. Adapun jenis-jenis dari kabel fiber optik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Single Mode Fibers

Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micro) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5Single mode Fiber

2. Multimode Fibers

Mempunyai inti yang lebih besar (berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micro) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6.

(32)

2.1.4 Tipe-Tipe Serat Optik

Ada beberapa tipe serat optik yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Serat OptikSingle Mode Step Index

Jenis fiber optik yang memiliki fiber tunggal dengan diamater antara 8.3 – 10 mikro yang mempunyai transmisi satumode.Single modedengan garis tengah (diameter) sempit hanya dapat menyebarkan antara 1310 – 1550 nanometer. Single mode dapat mentransmisikan di atas rata-rata dan 50 kali lipat jarak dibandingkan multimode. Fiber

single mode memilikicorelebih kecil dibandingkan multimode. Corekecil tersebut dan gelombang cahaya tunggal dapat mengurangi distorsi yang diakibatkan overlap cahaya, penyediaan sedikit sinyalatenuasi dan kecepatan transmisi yang tinggi.

Adapun ciri–ciri serat optiksingle mode step indexadalah sebagai berikut: a. Diametercorelebih kecil dibandingkan diametercladding.

b. Digunakan untuk transmisi jarak jauh, bisa mencapi 70 km, band frekuensi lebar, dan penyusutan transmisi sangat kecil.

Adapun karakteristik dari serat optik single mode step index dapat ditunjukkan pada Gambar 2.7.

(33)

2. Serat Optik Multi Mode Graded Index

Berisi sebuah core dimana refraksi indeks mengurangi secara perlahan -lahan dari poros pusat ke luar cladding. Refraksi indeks tertinggi pada pusat membuat cahaya bergerak lebih perlahan pada porosnya dibandingkan cahaya yang lebih dekat dengan

cladding. Alur yang dipendekkan dan kecepatan yang tinggi mengijinkan cahaya di bagian luar untuk sampai ke penerima pada waktu yang sama secara perlahan tetapi cahaya lurus langsung melalui inticore. Hasilnya sinyal digital mengalami distorsi yang sedikit. Adapun ciri–ciri darimultimode graded indexadalah sebagai berikut:

a. Diameter corenya antara 30 mm – 60 mm sedangkan diameter claddingnya 100 mm–150 mm

b. Merupakan penggabunganfiber single modedanfiber multimode step index

c. Biasanya untuk jarak transmisi 1-5 km.

Adapun karakteristik dari multimode graded index dapat ditunjukkan pada Gambar 2.8.

(34)

3.Step-Index Multimode

Berisi sebuah core besar dengan diameter lebih dari 100 mikro. Hasilnya, beberapa cahaya membuat sinyal digital melewati rute utama (direct route), sedangkan yang lainnya berliku-liku (zig zag) ketika sinar tersebut memantul cladding. Alternatif jalan kecil ini menyebabkan pengelompokan cahaya yang berbeda yang dikenal sebagai sebuah mode, tiba secara terpisah pada sebuah titik penerima. Kebutuhan untuk meninggalkan jarak antar sinyal untuk mencegah overlap batas bandwith adalah jumlah informasi yang dapat dikirim ke titik penerima. Sebagai konsekuensinya, serat optik tipe ini lebih cocok untuk jarak yang pendek/singkat. Adapun ciri – ciri dari serat optik

multimode step indexadalah sebagai berikut:

a. Ukuran intinya berkisar 50 mm-125 mm dengan diametercladding 125 mm-500 mm

b. Diametercoreyang besar digunakan agar penyambungan kabel lebih mudah c. Hanya baik digunakan untuk data atau informasi dengan kecepatan rendah dan

untuk jarak yang relatif dekat.

Adapun karakteristik dari serat optik multimode step index dapat ditunjukkan pada Gambar 2.9[1].

(35)

2.1.5 Keuntungan dan Kerugian Serat Optik

Sebagai salah satu media transmisi yang berkembang pesat saat ini, serat optik menjadi pilihan utama dalam pemakaian media transmisi. Adapun keuntungan dan kerugian dari serat optik yang akan dijelaskan sebagai berikut[3]:

Keuntungan dari serat optik yaitu:

1. Lebih murah: Pembuatan kabel serat optik memerlukan bahan-bahan yang relatif murah.

2. Lebih Tipis: Serat Optik memiliki ukuran diameter yang lebih kecil dari tembaga.

3. Kapasitas muatan lebih besar: Serat optik dapat membawa data-data yang besar.

2. Pada sistemrepeater, transmitterdanreceiverperlu mengubah energi listrik menjadi optik dan sebaliknya.

(36)

2.2 Line Coding

Dalam perencanaan link serat optik, perlu memperhatikan format sinyal transmisi optik. Ini digunakan agar tujuan sinyal yang diterima mampu mendekati waktu sinyal keseluruhannya. Adapun bentuk levelbinary line codesebagai berikut :

1. Non- return- to- zero (NRZ) 2. Return- to- zero (RZ) 3. Manchester

2.2.1 NRZ Code

Dalam NRZ code, Simbol 1 direpresentasikan oleh sebuah pulsa yang memiliki amplitudo konstan disepanjang waktu durasi bit, sedangkan simbol 0 direpresentasikan oleh ketiadaan pulsa (amplitudo pulsa nol). NRZ mengindikasikan bahwa didalam skema ini pulsa dipertahankan tetap selama durasi bit. Gambar 2.10 memperlihatkan bentuk NRZcode.

(37)

2.2.2 RZ Code

Dalam RZcode, simbol 1 direpresentasikan oleh sebuah pulsa yang amplitudonya bertahan konstan untuk beberapa lama dan kembali ke nol sesaat sebelum durasi bit berakhir. Sedangkan simbol 0 direpresentasikan oleh ketiadaan pulsa. Gambar 2.11 memperlihatkanformatRZcode.

Gambar 2.11 RZcode

2.2.3 Manchester Code

Dalam manchester code, simbol 1 direpresentasikan oleh sebuah pulsa positif yang diikuti oleh sebuah pulsa negatif, dimana masing-masing dari kedua pulsa ini memilki amplitudo yang sama dan panjangnya setengah durasi bit. Untuk simbol 0, polaritas dari pasangan pulsa ini dibalik. Gambar 2.12 memperlihatkan format

manchestercode.

(38)

Pada umumnya ketiga pengkodean ini yang digunakan tetapi untuk transmisi link serat optik hanya pengkodean NRZ dan RZ yang digunakan[4].

2.3 Parameter Untuk Menganalisis Kinerja Transmisi Serat Optik

Dalam melakukan perhitungan kinerja transmisi serat optik, parameter yang dilakukan untuk mendapatkan sistem yang layak sehingga hasil analisis yang diperoleh dapat diimplementasikan dilapangan. Adapun parameter untuk menganalisis kinerja transmisi serat optik yaitu:

1. Power Link Budget.

2. Rise Time Budget.

2.3.1 Power Link Budget

Optical power berasal dari photodetector yang bergantung dengan banyaknya cahaya yang terperangkap didalam serat dan dapat mengakibatkan rugi-rugi serat, konektor dan sambungan. Link loss budget terjadi karena rugi-rugi di setiap elemen sepanjanglink. Gambar 2.10 memperlihatkanpower link budget.

Gambar 2.13Power Link Budget

(39)

proses transmisi akan terjadi redaman. Perhitunganpower link budgetbertujuan untuk menghitung anggaran daya yang diperlukan sehingga level daya terima tidak kurang dari sensitivitas minimum. Untuk menentukan redaman total di tentukan dengan Persamaan 2.1[5].

Nilai redaman total maximum 28 dB, jadi dalam nilai perhitungan yang digunakan harus dibawah 28 dB[6].

Untuk menentukan redaman totalpower link budgetdigunakan Persamaan 2.1. αtotal = L x αf + Nc x αc +Ns x αs +Nsp xαsp (2.1)

Dimana :

αtotal = total redaman (dB) L = panjang kabel serat optik (km) αf = redaman serat optic (dB) Nc = jumlahconnector

αc = redamanconnector (dB/connector) Ns = jumlahsambungan

αs = redaman sambungan (dB/sambungan) Nsp = jumlahsplitter

αsp = redaman splitter (dB/splitter)

Margin daya adalah daya yang masih tersisa daripower transmitsetelah dikurangi dari loss selama proses pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver. Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih dari 0 (nol). Untuk menentukan margin daya digunakan Persamaan 2.2[5].

(40)

Dimana :

M = margin daya (dB)

Ptx =optical transmit power (dBm) Prx =sensitivitas receiver (dBm) αtotal = total redaman (dB)

Ms =safety margin (dB)

2.3.2 Rise Time Budget

Rise Time Budget merupakan metode untuk menentukan batasan dispersi suatu

linkserat optik yang bertujuan untuk mengetahui kerja jaringan secara keseluruhan telah tercapai dan mampu memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan. Umumnya degradasi total waktu transisi dari link digital tidak melebihi 70 persen dari satu periode bit NRZ

(Non-retum-to-zero) atau 35 persen dari satu periode bit untuk data RZ(return-to-zero).

Untuk menentukan pembatasan dispersi link serat optik, rise time sistem keseluruhan digunakan Persamaan 2.4.

(41)

tf = D x σλx L (2.5)

Dimana :

D = koefisiendispersi ( ps/(nm.km)

σλ = lebarspectrum (nm)

L = panjang serat optik (km)

Setelah perhitunganrise time totaldiperoleh, maka dibandingkan denganbit rates

( tr) dengan format NRZ seperti pada Persamaan 2.6.

(2.6) Dimana:

(2.7)

(42)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi telekomunikasi pada saat ini sudah mengalami kemajuan sangat pesat dan cepat sehingga banyaknya permintaan dan peningkatan kebutuhan akan informasi yang terus memacu para penyedia layanan untuk memberikan media transmisi yang dapat diandalkan dari segi kualitas sinyal, waktu akses (no delay), keamanan data, daerah cakupan yang luas, maupun harga jual yang kompetitif.

Keterbatasan jaringan akses tembaga yang dinilai belum dapat menampung kapasitas bandwidth yang besar serta kecepatan tinggi, maka PT. Telkom berusaha meningkatan kualitas layanan untuk membuat infrastruktur menggunakan serat optik sebagai media transmisinya. PT. Telkom untuk kota Medan sudah menargetkan tahun 2013 akan merombak jaringan akses tembaga menjadi jaringan akses fiber optik sampai ke rumah-rumah yang disebut fiber to the home (FTTH). Dalam pelaksanaan FTTH tersebut, PT.Telkom merekomendasikan dan menggunakan teknologi GPON untuk jaringan akses FTTH. Salah satu teknologi dari beberapa teknologi sistem komunikasi serat optik adalah GPON.

(43)

panjang gelombang 850 nm (uplink) dan 1300 nm (downlink) digunakanmultimode fiber

sedangkan 1310 nm (uplink) dan1490 nm (downlink) digunakan singlemode fiber

melalui jaringan ODN(Optical Distribution Network).

Optical Distribution Network (ODN) merupakan peralatan yang menyediakan transmisi optik antara OLT (STO) dan ONT (pelanggan) seperti kabel serat optik,splices,

connectordansplitter.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menganalisis kinerja jaringan akses FTTH dengan parameter

power link budget dan rise time budget yang menggunakan panjang gelombang 850 nm, 1300 nm, 1310 nm dan 1490 nm.

2. Bagaimana menentukan kelayakan sistem jaringan akses FTTH.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah mempelajari dan menganalisis parameter power link budget dan rise time budget agar dapat mengetahui apakah sistem layak atau tidak untuk diimplementasikan.

1.4 Manfaat Penulisan

(44)

1.5 Batasan Masalah

Untuk membatasi materi yang akan dibahas pada tugas akhir ini, perlu membuat batasan masalah yang akan dibahas. Hal ini diperbuat agar pembahasan dari tugas akhir ini menjadi lebih terfokus dan mencapai hasil yang diharapkan.

1. Perencanaan hanya membahas dari OLT sampai ONT.

2. Perencanaan hanya membahassingle mode fiberdanmultimode fiber

3. Perencanaan tidak membahas rugi-rugi serat optik, pengkodean, topologi, penguatan, QOS dan BER.

1.6 Metode Penulisan

Pada pengerjaan Tugas Akhir ini metode penulisan yang dilakukan ada beberapa metode yaitu :

a) Studi literatur

Berupa studi kepustakaan dan kajian dari berbagai sumber pustaka yang berhubungan dan mendukung penulisan tugas akhir ini.

b) Studi lapangan

Berupa melaksanakan pengukuran langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan.

c) Studi analisis

(45)

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan Tugas Akhir, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini.

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

Bab ini membahas tentang teori-teori yang mendukung jaringan akses serat optik meliputi dasar sistem komunikasi serat optik, bagian- bagian serat optik, prinsip kerja serat optik, jenis- jenis serat optik, tipe-tipe serat optik,

keuntungan dan kerugian serat optik,line code, parameter untuk menganalisis kinerja transmisi serat optik.

BAB III JARINGAN AKSES FTTH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON

(46)

BAB IV ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH

Pada bab ini membahas tentang analisis hasil perhitungan power link budget

danrise time budget

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(47)

ABSTRAK

Fiber to the home( FTTH) merupakan suatu bentuk penghantaran syarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran. Perkembangan teknologi ini digunakan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilahtriple play services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara dan video dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.

Tugas Akhir ini menganalisis kinerja jaringan FTTH (Fiber To The Home) menggunakan teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri. Dalam analisis kinerjanya, parameter yang dianalisispower link budget, power margindanrise time budget.

Hasil dari analisis kinerja FTTH di Jalan Lotus Perumhan Cemara Asri Medan, bahwa dari perhitungan untuk redamanuplink(1310 nm) menghasilkan sebesar 18,9 dB dan untuk downlink (1490 nm) sebesar 18,7 dB sedangkan redaman uplink (850 nm) menghasilkan sebesar 22,8 dB dan untuk downlink (1300 nm) sebesar 19,9 dB. Nilai

power margin menghasilkan nilai yang masih berada di atas nol dB (tidak negatif) sehingga mengindikasikan bahwalinkmemenuhi kelayakanpower link budget. Nilai rise time total untuk uplink (1310 nm) sebesar 0,25 ns yang masih di bawah waktu total bit rates sebesar 0,583 ns, sedangkan untuk downlink (1490 nm) sebesar 0,251 ns yang masih di bawah waktu total bit ratessebesar 0,292 ns. Nilai rise time total untukuplink

(850 nm) sebesar 0,346 ns yang masih di bawah waktu total bit rates sebesar 15,6 ns, sedangkan untukdownlink (1300 nm) sebesar 0,253 ns yang masih di bawah waktu total

(48)

ANALISIS KINERJA JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI

JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Oleh :

MUHAMMAD FACHRI NIM: 100402042

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(49)

ANALISIS KINERJA JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI

JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FACHRI

NIM : 100402042

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Sidang pada tanggal 20 bulan Agustus tahun 2014 di depan Penguji :

(50)

ANALISIS KINERJA JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI

JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FACHRI

NIM : 100402042

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Sidang pada tanggal 20 bulan Agustus tahun 2014 di depan Penguji : 1. Dr. Maksum Pinem, ST. MT. : Ketua Penguji

2. Ir. Arman Sani, MT. : Anggota Penguji

Diketahui oleh : Disetujui oleh :

Ketua Departemen Teknik Elektro, Pembimbing Tugas Akhir,

(Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si) (Ir. M. Zulfin, M.T)

(51)

ABSTRAK

Fiber to the home( FTTH) merupakan suatu bentuk penghantaran syarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran. Perkembangan teknologi ini digunakan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilahtriple play services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara dan video dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.

Tugas Akhir ini menganalisis kinerja jaringan FTTH (Fiber To The Home) menggunakan teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri. Dalam analisis kinerjanya, parameter yang dianalisispower link budget, power margindanrise time budget.

Hasil dari analisis kinerja FTTH di Jalan Lotus Perumhan Cemara Asri Medan, bahwa dari perhitungan untuk redamanuplink(1310 nm) menghasilkan sebesar 18,9 dB dan untuk downlink (1490 nm) sebesar 18,7 dB sedangkan redaman uplink (850 nm) menghasilkan sebesar 22,8 dB dan untuk downlink (1300 nm) sebesar 19,9 dB. Nilai

power margin menghasilkan nilai yang masih berada di atas nol dB (tidak negatif) sehingga mengindikasikan bahwalinkmemenuhi kelayakanpower link budget. Nilai rise time total untuk uplink (1310 nm) sebesar 0,25 ns yang masih di bawah waktu total bit rates sebesar 0,583 ns, sedangkan untuk downlink (1490 nm) sebesar 0,251 ns yang masih di bawah waktu total bit ratessebesar 0,292 ns. Nilai rise time total untukuplink

(850 nm) sebesar 0,346 ns yang masih di bawah waktu total bit rates sebesar 15,6 ns, sedangkan untukdownlink (1300 nm) sebesar 0,253 ns yang masih di bawah waktu total

(52)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan kemampuan dan ketabahan dalam menghadapi segala cobaan, halangan, dan rintangan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu ayahanda Rachmat dan ibunda Fauziah, serta kakak dan adik saya Lestari Utami, ST dan Suci Andriani yang senantiasa mendukung dan mendoakan dari sejak penulis lahir hingga sekarang.

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah :

“ANALISIS KINERJA JARINGANFIBER TO THE HOME (FTTH) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN”

Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. M. Zulfin, MT selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir saya, atas nasehat, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(53)

3. Bapak Dr. Maksum Pinem, ST. MT dan Bapak Ir. Arman Sani, MT selaku penguji seminar dan sidang Tugas Akhir saya.

4. Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara atas segala bantuannya.

5. Sahabat-sahabat angkatan 2010 di Elektro : Rhoby, Deni, Fatih, Willy, Benny, Pakwin, Ipin, Ranzhys, Ricky, Ryan, Dwi, Mayang, Dilla, Agil, Tari, Ola, Suwendri, Nazwi, Adi, Duha, Rimbo, Diky, Bambang, Djaka, Dewi, Angel, Andika, Rizky Andi, Chandra, Yahya, Fadlan, Irsyad, Kharisma, Lutphi, Agus dan segenap angkatan 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, semoga silaturahmi kita terus terjaga.

6. Senior dan junior : Bg Haditia, Bg Afid, Bg Uqi, Bg Rasyid, Bg Auliya, Bg Rumi, Kak Dina, Bg Ikbal, Bg Eko, Bg Nicholas, Bg Rudy, Bg Chandra, Kak Nisa, Kak Yuli, Oyan, Roso, Ridho, Syahrul, serta semua senior terutama yang menjadi asisten semua laboratorium yang saya jalanin, junior 2011, 2012 2013 dan seluruh praktikan Dasar Telekomunikasi stambuk 2012 yang telah membantu selama proses penulisan Tugas Akhir ini.

7. Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Teknik Elektro dan semua pengurus IMTE. 8. Keluarga Besar MME-GS yang telah memberikan banyak sekali pembelajaran. 9. Keluarga Besar ayah saya, ibu saya, SD Negeri ’52, SMP Negeri ‘28, SMA

Negeri ‘13 dan Sehati Lingkungan XIII.

10. Keluarga Besar PT. Telkom : Pak Ispan, Pak Asmin, Pak Warno, Ibu Hulda dan Bg Budi.

(54)

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik dengan tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berserah diri pada Allah SWT, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama bagi penulis sendiri.

Medan, 21 Maret 2014 Penulis

(55)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir ...3

1.4 Manfaat Penulisan Tugas Akhir ...3

1.5 Batasan Masalah ...3

1.6 Metode Penulisan...4

1.7 Sistematika Penulisan ...4

II. DASAR SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik ...6

2.1.1 Bagian- Bagian Serat Optik ...7

2.1.2 Prinsip Kerja Serat Optik ...7

2.1.3 Jenis-Jenis Serat Optik...9

2.1.4 Tipe-Tipe Serat Optik ...10

(56)

2.2 Line Coding ...15

2.2.1 NRZ Code ...15

2.2.2 RZ Code ...16

2.2.3 Manchester Code ...16

2.3 Parameter Kinerja Transmisi Serat Optik ...17

2.3.1 Power Link Budget ...17

2.3.2 Rise Time Budget ...20

III. JARINGAN AKSES FTTH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON 3.1 Umun ...22

3.1.1 Prinsip Dasar GPON ...24

3.1.2 Perangkat Dan Spesifikasi GPON...25

3.2 Jaringan Lokal Akses Serat Optik...30

3.2.1 Arsitektur Jaringan Lokal Akses Serat Optik ...31

IV. ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH 4.1 Umum ...35

4.2 Perhitungan Jaringan Akses FTTH...38

4.2.1 Power Link Budget...38

(57)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...48

5.2 Saran ...48

DAFTAR PUSTAKA...49

(58)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kabel Serat Optik…...7

Gambar 2.2 Bagian-bagian Fiber Optik...7

Gambar 2.3 Konfigurasi Sistem Transmisi Serat Optik...8

Gambar 2.4 Cara Kerja Fiber Optik...9

Gambar 2.5 Single Mode Fiber...9

Gambar 2.6 Multi-mode Fiber...10

Gambar 2.7 Karakteristik Serat OptikSingle mode Step Index...11

Gambar 2.8 Karakteristik Serat OptikMultimode Graded Index...12

Gambar 2.9 Karakteristik Serat OptikMultimode Step Index ...13

Gambar 2.10 NRZ Code ...15

Gambar 2.11 RZ Code ...16

Gambar 2.12 Manchester Code ...17

Gambar 2.13 Power Link Budget...18

Gambar 3.1 Prinsip Kerja GPON ...24

Gambar 3.2 Sentralisasi dan Distribusi Splitter...28

Gambar 3.3 Arsitektur Jaringan Lokal Akses Serat Optik ...33

Gambar 3.4 Langkah- Langkah Flowchart Perencanaan FTTH...34

Gambar 4.1 Konfigurasi FTTH ...35

(59)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Standard GPON ...23

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat OLT ...25

Tabel 3.3 Spesifikasi ONT...26

Tabel 3.4 Spesifikasi KonektorSinglemode Fiber...27

Tabel 3.5 Spesifikasi KonektorMultimode Fiber...27

Tabel 3.6 Spesifikasi Splitter ...29

Tabel 3.7 Spesifikasi serat optik G.657 ...29

Tabel 3.8 Spesifikasi serat optik G.652 ...30

Tabel 3.9 Spesifikasi serat optik G.651 ...30

Tabel 4.1 Daftar perangkat yang dirancang ...36

(60)

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar

Tabel 3.1 Standar GPON
Gambar 3.1 Prinsip Kerja GPON
Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat OLT.
Tabel 3.4 Spesifikasi Konektor Singlemode Fiber
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diagram hasil simulasi dengan Optisystem juga menunjukkan bahwa nilai dispersi pada link FTTH yang dirancang bernilai kecil, sehingga link FTTH ini dapat menampung

Proyek Akhir ini dianalisa kinerja jaringan FTTH di STO Telkom Cimahi ke perumahan Cipageran Indah dengan berdasarkan perhitungan parameter kelayakan jaringan yaitu Power

Untuk perhitungan power link budget menggunakan 3 skenario dimana data power transmit OLT dapat dilihat pada tabel 4.1 akan dihitung dengan persamaan 2 dengan hasil

Nilai parameter pendukung perhitungan power budget didapat dari spesifikasi perangkat, bukan dari hasil perhitungan power link budget, dilanjutkan perhitungan power

4.. Hal ini menunjukkan sistem hanya memenuhi rise time budget sinyal NRZ. Sedangkan hasil perhitungan nilai rise time total upstream setiap panjang gelombang

Dari hasil perhitungan redaman total splitter memenuhi syarat redaman PT TELKOM yaitu 27 dB, Untuk perhitungan power link budget mengambil salah satu dari hasil perhitungan yaitu

Pada tugas akhir ini akan dianalisis performansi terhadap teknologi jaringan FTTH pada STO Gegerkalong ke Perumahan Cipaku Indah dengan parameter uji berupa nilai Link Power

Analisis dilakukan setelah melakukan pengolahan data menggunakan metode perhitungan power link budget untuk mengetahui jarak dan jumlah sambungan yang mempengaruhi redaman pada