• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Tingkat Kebisingan dan Pengendalian Kebisingan pada Lantai Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Tingkat Kebisingan dan Pengendalian Kebisingan pada Lantai Produksi"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR PUSTAKA

Blourchian Mahdi Jahangir. 2015. Determination of Noise Level and Its Sources in the Neonatal Intensive Care Unit and Neonatal Ward. Iran : Guilan

University of Medical Science.

David Abbey E. 1972. Some Estimator of Sub Universe Means For Use With Lattice Sampling. University Of California : Los Angles.

Satwiko, Prasasto. 2008. Fisika Bangunan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Suma’mur.1991.Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta: CV Hajin Masagung.

T.S.S. Jayawardana, dkk. 2014. Analysis and control of noise in a textile factory. University of Moratuwa.

(3)

BAB III

rentang frekuensi antara 20-20.000 Hz. Kepekaan telinga manusia terhadap rentang ini semakin menyempit sejalan dengan pertambahan umur.3Ada 3 aspek yang diperlukan dalam waktu bersamaan agar bunyi dapat didengar manusia, yaitu:

1. Sumber bunyi

2. Medium penghantar gelombang bunyi 3. Telinga dan saraf pendengaran yang sehat

3.2. Kebisingan4

Kebisingan (noise) adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau mengganggu. Gangguan bunyi hingga tingkat tertentu dapat diadaptasi oleh fisik, namun syaraf dapat terganggu. Ambang bunyi (threshold of audibility) adalah intensitas bunyi sangat lemah yang masih dapat didengar telinga manusia, berenergi 10-12 W/m2. Ambang bunyi ini disepakati mempunyai tingkat bunyi 0

2

Satwiko, Prasasto. 2008. Fisika Bangunan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal 264

3

Mediastika, Christina E. 2009. Material Akustik Pengendali Kualitas Bunyi pada Bangunan. Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal 3

4

Satwiko, Prasasto, Op.cit, Hal 265-266

(4)

dB. Ambang sakit (threshold of pain) adalah kekuatan bunyi yang menyebabkan sakit pada telinga manusia, berenergi 1 W/m2.

3.3. Gangguan Kebisingan Terhadap Kesehatan

5

Pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan pada

indera-indera pendengaran, yang menyebabkan ketulian progresif, dan akibat ini telah

diketahui dan diterima umum untuk berabad-abad lamanya.

Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan

pemulihan terjadi secara cepat sesudah dihentikan kerja di tempat bising. Tetapi kerja

di tempat bising secara terus-menerus berakibat kehilangan daya dengar yang

menetap dan tidak pulih kembali.

Sebagai pegangan, risiko potensil kepada pendengaran terjadi, apabila

komunikasi pembicaraan harus dijalankan dengan berteriak. Gangguan komunikasi

ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjaid kesalahan,

terutama pada peristiwa penggunaan tenaga baru.

3.4. Pengukuran Bunyi

6

Tingkat bunyi (sound level) adalah perbandingan logaritmis energi suatu sumber bunyi dengan energi sumber bunyi acuan, diukur dalam decibel (dB). Setiap penggandaan jarak, tingkat bunyi berkurang 6 dB. Setiap penggandaan sumber bunyi, tingkat bunyi akan bertambah 3 dB(A). Setiap penggandaan massa dinding, tingkat bunyi akan berkurang 5 dB(A). Setiap penggandaan luas bidang

5Suma’mur.1991.

Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta: CV Hajin Masagung. Hal 61-65

6

Satwiko, Prasasto. 2009. Fisika Bangunan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal 272

(5)

dengan: Li = Tingkat Intensitas Bunyi

I = intensitas bunyi pada jarak r dari sumber bunyi (watt/m2) I0 = Intensitas Bunyi Acuan, diambil 10-12 W/m2

7

Apabila dinyatakan dalam skala logaritmis, tingkat bunyi ekuivalen dapat diperoleh dengan persamaan.

Leq : Tingkat bunyi equivalen (dB)

Ld/s : Tingkat bunyi pada siang hari (dB)

Ln/m : Tingkat bunyi pada malam hari (dB)

T : Lama waktu pengukuran

f : Fraksi waktu dengan pengukuran 5 hari (yaitu = 1/5)

7

Saenz, A. Lara, dkk. 1986. NoisePollution (Editing). Paris: ICSU&SCOPE , Hal. 85

8

Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996

(6)

SEL/L : Single Event Level / tingkat bunyi pada suatu kejadian (dB)

3.5. Daily Noise Dose (DND)9

Daily Dose Noise merupakan istilah paparan kebisingan harian yang

diterima seseorang. Daily Noise Dose menyatakan perbandingan jumlah waktu untuk kebisingan tertentu dengan lama waktu yang diizinkan untuk tingkat kebisingan tersebut. Dosis kebisingan dihitung dengan persamaan:

...(7)

Dimana :

D = dosis kebisingan (harus ≤ 1)

Ci = waktu paparan kebisingan

Ti = waktu yang diizinkan untuk tingkat kebisingan tertentu.

Apabila dosis kebisingan > 1, maka kondisi tersebut sangat berisiko (berbahaya) bagi pendengaran operator.

Sedangkan Ti dihitung menggunakan rumus berikut : ...(8)

Occupational Safety and Health Administration (OSHA)

10

Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996

(7)

Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi db (A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik.

2. Cara Langsung

Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai fasilitas pengukuran LTMS, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit.

Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada

siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS) pada selang

waktu 06.00 - 22.00 WIB dan aktifitas dalam hari selama 8 jam (Lm) pada selang 22.00 - 06.00 WIB.

3.8 Nilai Ambang Batas Kebisingan11

Nilai Ambang Batas ( NAB) adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

Nilai Ambang Batas (NAB) ini akan digunakan sebagai (pedoman) rekomendasi pada praktek higene perusahaan dalam melakukan penatalaksanaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk mencegah dampaknya terhadap kesehatan.

11

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011

(8)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada lantai produksi di PT. XYZ yang berlokasi

di Jln. Pulau Pini, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan mulai bulan hingga Desember 2016.

4.2. Jenis Penelitian12

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif karena penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan yang ada pada lantai produksi dan memberikan usulan perbaikannya. Berdasarkan analisis dan jenis data, penelitian ini termasuk dalam penelitian gabungan karena penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif dan kualitiatif.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah tingkat kebisingan pada lantai produksi di PT. XYZ

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah

1. Dimensi ruangan merupakan ukuran dari ruang kerja atau area produksi.

12

Sukaria Sinulingga. 2013. Metode Penelitian. Edisi 3. Medan: USU Press. Hal 31

(9)

2. Intensitas bunyi biasanya diukur dengan satuan desibel (dB) yang menimbulkan besarnya arus energi persatuan luas.

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka berpikir menunjukkan hubungan logis antara variabel-variabel yang telah diidentifikasi yang penting dan menjadi fondasi dalam melaksanakan

4.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengukuran secara langsung selama penelitian. Data primer pada penelitian adalah tingkat kebisingan di sembilan titik pengukuran.

4.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah

1. Data tingkat kebisingan diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung di lantai produksi dengan menggunakan alat 4 in 1 Multi Function Environment Meter.

2. Data perusahaan diperoleh dengan meminta langsung data historis perusahaan kepada manajer perusahaan.

(10)

4.8. Instrumen yang digunakan

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah 1. 4 in 1 Multi Function Environment Meter

Penggunaan Alat:

a. Operator berdiri di titik yang telah ditentukan b. Tekan tombol ON/OFF pada alat.

c. Tekan tombol Sound level.

d. Arahkan sensor suara ke sumber suara. 2. Meteran

Spesifikasi alat:

Merk : Stanley Power Lock Panjang max : 8 meter

Warna : Putih

Fungsi : Untuk mengukur pengambilan jarak setiap titik pengukuran tingkat kebisingan.

4.9. Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun dari file record perusahaan diolah secara kuantitafif agar diperoleh gambaran data yang representatif untuk mendukung penyelesaian permasalahan kebisingan pada lantai produksi. Uraian pengolahan data sebagai berikut:

1. Membuat rekapitulasi tingkat kebisingan 2. Menghitung tingkat kebisingan ekivalen (Leq)

Menghitung tingkat kebisingan ekivalen (Leq) dengan rumus:

(11)

3. Perhitungan intensitas bunyi

Intensitas bunyi dihitung dengan rumus:

Li = dB

I I Log

0 10

4. Uji Regresi tingkat kebisingan dan paparan bising (DND)

(12)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Tingkat Kebisingan pada Beberapa Titik Pengukuran

Pengukuran dilakukan selama empat hari pada tanggal desember 2016 mulai pukul 08.00 - 16.00 wib

L: Pengukuran yang mewakili selang waktu tertentu.

Rekapitulasi hasil pengukuran tingkat kebisingan pada titik ke-1 sampai titik ke-9 untuk setiap jam 09.00 wib, 11.00 wib, 13.00 wib dan 15.00 wib dapat dilihat pada Tabel 5.1 sampai Tabel 5.4.

Tabel 5.1. Tingkat Kebisingan (dB) pada Pukul 09.00 wib

No Tanggal

Pengukuran

Tingkat Kebisingan (dB)

Pada Titik

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 25-Okt-16 90,1 94,5 93,8 89,1 92,6 94,2 87,3 89,8 90,2

2 26-Okt-16 92,1 93,3 91,9 88,1 91,3 94,6 88,1 89,2 91,2

3 27-Okt-16 92,4 92,2 92,5 87,9 93,8 93,2 88,4 89,1 91,5

4 28-Okt-16 91,3 93,2 91 87,6 92,1 94,1 87,4 89,6 90,7

(13)

Tabel 5.2. Tingkat Kebisingan (dB) pada Pukul 11.00 wib

Tabel 5.4. Tingkat Kebisingan (dB) pada Pukul 15.00 wib

No. Tanggal

Berdasarkan data tersebut dilakukan perhitungan rata-rata tingkat kebisingan pada lantai produksi. Melihat seberapa besar tingkat kebisingan pada lingkungan kerja dan selanjutnya digunakan pada perhitungan tingkat kebisingan ekivalen (Leq) dan tingkat kebisingan pada shift I (Ls). Rata-rata tingkat kebisingan yang diperoleh pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Rata-rata Tingkat Kebisingan (dB)

(14)

7 87,8 88,0 89,2 87,5

8 89,4 89,3 89,0 88,8

9 90,9 90,9 91,2 91,2

Diagram rata-rata tingkat kebisingan terhadap waktu pengukuran dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Rata-rata Tingkat Kebisingan Terhadap Waktu

Dari perhitungan nilai regresi diatas nilai ttabel dengan df (9-1= 8) adalah

sebesar nilai thitung > ttabel (1298,7846 > 1,8595 ), sehingga dapat disimpulkan

bahwa tingkat kebisingan berpengaruh secara signifikan terhadap paparan bising.

(15)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Tingkat Kebisingan

Lantai produksi memiliki tingkat kebisingan sebesar 87,1 – 94,5 dB yang berarti melebihi nilai ambang batas yaitu sebesar dari 85 dB untuk 8 jam kerja per hari. Dosis kebisingan yang ditetapkan oleh OSHA (Occupational Safety and Health), yaitu DND ≤ 1 atau 100%. Sehingga kebisingan yang melebihi 1 atau 100% adalah kondisi kebisingan yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan operator. Berdasarkan pengolahan yang dilakukan diperoleh persentase nilai DND sebesar 213% - 600%. Ini menunjukkan bahwa dosis kebisingan pada area pada lantai produksi telah melebihi standar yang telah ditetapkan.

6.1.2. Analisis Noise Mapping

Berdasarkan luas ruangan, titik yang diambil untuk pemetaan kebisingan adalah 9 titik. Nilai equivalen dari setiap titik pengukuran yang mewakili dari setiap bagian waktu kemudian digunakan untuk membuat peta kebisingan dengan menggunakan SoftwareSurfer 11.0.

6.2. Pembahasan Hasil

6.2.1. Penanggulangan Kebisingan Secara Engineering Control

(16)

Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) proses penanggulangan kebisingan dapat dilakukan secara engineering control. Salah satu metode dalam engineering control adalah dengan menambahkan barrier.

Pemasangan barrier yang telah dirancang tidak mengganggu kegiatan proses produksi maupun tata letak mesin pada lantai produksi.

6.2.2. Usulan Jam Kerja Operator di Setiap Titik

Berdasarkan lama paparan bising maksimum operator, maka diusulkan jam

kerja operator di setiap titik sehingga operator tidak terpapar kebisingan melebihi dosis paparan bising maksimum.

Sehingga lamanya waktu paparan operator tanpa ear muff / ear plug hanya sampai jam 09.40 wib. Kemudian operator diperkirakan menggunakan ear muff / ear plug selama 5 menit. Setelah itu operator dapat melanjutkan pekerjaan dengan

menggunakan ear muff / ear plug sampai jam kerja selesai yaitu jam 16.00 wib.

(17)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kebisingan pada stasiun polish telah melewati nilai ambang batas kebisingan 2. Pemetaan kebisingan dengan menggunakan software surfer 11.0

menunjukkan bahwa seluruh area kerja lantai produksi berada pada zona tidak aman. Warna ungu menunjukkan tingkat kebisingan 88 – 88,4 dB.

7.2. Saran

Saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, apabila hendak menerapkan pemasangan barrier pada sumber bising di lantai produksi maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai bahan barrier, biaya pemasangan, bentuk barrier, dan posisi barrier untuk mendapatkan hasil reduksi yang lebih maksimal.

(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Penanggung jawab usaha serta kegiatan dalam peusahaan ini ditangani oleh Bapak Freddy Chandra dan disahkan dengan akte notaris No. 4 oleh notaris Goenawan Hadiwibowo, SH dengan status penanaman modal PT. Jui Shin adalah berstatus penanaman modal asing. PT Jui Shin memiliki sebuah gudang yang cukup luas untuk menyimpan persediaan keramik dan granit yang diproduksi PT Jui Shin untuk melayani daerah Sumatera dan sekitarnya.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Jui Shin bergerak dalam usaha produksi keramik di pulau Sumatera dengan merk dagang Garuda, dimana produk keramik menjadi produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini. PT. Jui Shin terus meningkatlan mutu agar dapat menjadi market leader keramik dalam bidang industri keramik. Jumlah produksi PT. Jui Shin adalah 9.000.000 m2/tahun.

Dalam setiap proses produksi dan distribusinya PT. Jui Shin selalu menjaga kualitas produk dan pelayanannya sebagai komitmen dalam menjamin kepuasan pelanggan. Bahan baku produk berupa pasir kuarsa (bahan galian yang terdiri atas kristal silika), tanah liat, felspar (sebagai mineral silikat pembentuk batuan). PT. Jui Shin menghasilkan produk keramik yang akan dipasarkan di dalam negeri (lokal) 70% maupun di luar negeri (interlokal) 30%. Adapun daerah

(19)

pemasaran lokal dari produk tersebut meliputi daerah Aceh, Medan, P. Siantar, Padang Sidempuan, Dumai, Pekan Baru, Padang, Jambi, Palembang, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Bali. Untuk pemasaran ke luar negeri meliputi negara Malaysia, Taiwan, dan Singapura.

2.4. Proses Produksi

Proses produksi adalah upaya untuk menciptakan atau menambah nilai suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada yaitu material, tenaga kerja, mesin, metode dan lainnya. Sistem produksi yang dillakukan perusahaan ialah make to stock, dimana kegiatan produk dilakukan untuk mengisi persediaan yang jumlahnya ditentukan berdasarkan peramalan terhadap potensi permintaan pelanggan terhadap produk jadi.

2.4.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan pada produksi minuman di PT. Jui Shin adalah:

1. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal silika (SiO2) dan

mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir tanah berfungsi sebagai penguat struktur tanah liat. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan

(20)

kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi sungai, danau, atau laut. Pasir kuarsa memp[unyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau

warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, berat jenis 2,65 , titik lebur 1.7150C. sebagai bahan baku utama misalnya digunakan dlam industri gelas kaca, semen, tegel, silikon, carbide, bahan arbasit (ampelas dan sand blasting).

2. Felspar sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar secara kimiawi dibagi menjai 4 kelompok mineral, yaitu kalium felspar (KalSi3O8) natrium

felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar

(BaAl2Si2O8).

2.4.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan sebagai pelengkap produk saja. Adapun bahan penolong yang digunakan adalah: 1. CaCo3 (batu gamping)

Merupakan mineral lempung yang mengandung campuran kaolinit. 2. Air

Merupakan bahan penolong di dalam produksi sebagai pencampuran senyawa kimia lainnya.

2.4.3. Bahan Tambahan

(21)

Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah staim, frit, koalin, ziremium, dan kardus.

2.5. Uraian Proses

Tahapan proses pembuatan granit di PT. Jui Shin adalah: 1. Proses penimbangan dan pengisian Ball mill

Untuk proses penimbangan bahan ditimbang sesuai dengan sesuai formula, tutup ball mill diangkat hingga ke lantai, sampah yang berada di dalam ball mill dibuang, air dan water glass diset sesuai kebutuhan, debu yang berada di

konveyor terlebih dahulu dibuang dengan cara menjalankan konveyor, corong dipasang untuk pengisian ball mill.

2. Proses granulasi

Proses ini ditujukan untuk memisahkan tanah liat dari kandungan air menjadi bubuk powder yang memiliki kandungan air 0,2 – 6%. Pada proses ini juga dilakukan pengendalian kualitas.

3. Proses pengepresan

Dilakukan untuk memadatkan powder dan keluarannya disebut green tile. Bahan baku yang semula tidak memiliki bentuk tersendiri harus dipres agar mempunyai bentuk geometri tertentu seperti bujursangkar.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan yang bisa memengaruhi psikologis dan fisiologis. Berbagai efek samping dari kebisingan seperti detak jantung yang semakin kencang, kurangnya pendengaran, dan penyampaian informasi yang kurang jelas.

Hasil wawancara menunjukkan berbagai keluhan karyawan, seperti telinga berdengung, pusing, pendengaran berkurang, sulit berkomunikasi, dan sulit untuk berkonsentrasi yang mengakibatkan pekerja bekerja tidak optimal.

Kondisi lingkungan tempat bekerja harus mampu memberikan jaminan keamanan dan kesehatan bagi seluruh karyawannya. Tingkat kebisingan yang melebihi nilai ambang batas dapat mendorong timbulnya gangguan pendengaran dan risiko kerusakan pada telinga. Upaya pengendalian kebisingan meliputi identifikasi masalah kebisingan di pabrik dan menentukan tingkat kebisingan yang diterima oleh karyawan.1

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian adalah tingkat kebisingan di stasiun polish melebihi standar yang ditetapkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia No.Per.13/MEN/X/2011, yaitu 85 dB untuk 8 jam kerja/hari.

1

(23)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1.Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah menganalisa tingkat kebisingan di stasiun polish. Pengedalian dilakukan agar tingkat kebisingan dilingkungan kerja sesuai

dengan standar Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Per.13/MEN/X/2011.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

1. Menganalisis tingkat kebisingan pada stasiun polish dan membandingkannya dengan nilai ambang batas kebisingan yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

1.3.2.Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah : 1. Bagi Mahasiswa

a. Menyelesaikan tugas sarjana serta dapat menerapkan keilmuan teknik industri dalam dunia industri yang sebenarnya.

b. Mampu mengaplikasikan ilmu ergonomi dan prinsip ergonomi dalam upaya perbaikan paparan kebisingan.

2. Bagi Perusahaan

a. Sebagai pedoman bagi pekerja yang bekerja di lingkungan yang bising untuk mengantisipasi terjadinya pengaruh kebisingan di tempat kerja. 3. Bagi Departemen Teknik Industri

(24)

Sebagai bahan rujukan dan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk mencari solusi pengendalian kebisingan di tempat kerja.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

1.4.1.Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah.

1. Standar kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Repbulik Indonesia No.Per.13/MEN/X/2011 dan Occupational Safety and Health (OSHA).

2. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan berdasarkan interval waktu pada siang hari

3. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah 4 in 1 environment meter.

1.4.2.Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

1. Metode dan prosedur kerja operator tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

2. Proses produksi tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung 3. Tidak terjadi perubahan tempat kerja dan susunan fasilitas kerja.

4. Tidak terjadi pergantian operator selama penelitian berlangsung.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Penulisan tugas sarjana ini disajikan dalam beberapa bagian berikut.

(25)

Pada bab I diuraikan mengenai latar belakang permasalahan dalam penelitian di perusahaan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan laporan penelitian/laporan tugas sarjana.

Pada bab III berisi tinjauan pustaka yang berisi uraian teori-teori yang relevan dalam mendukung pengolahan data hasil penelitian, seperti teori mengenai terjadinya bunyi, perambatan bunyi, bunyi dan kebisingan, pengukuran bunyi, jenis-jenis kebisingan, jarak tempuh gelombang bunyi, ambang batas kebisingan, dosis kebisingan, waktu paparan yang diizinkan, program pencegahan, noise mapping, pengenalan software surfer.

Pada bab IV menjelaskan tentang metodologi penelitian terdiri dari lokasi

dan waktu penelitian, jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konsep penelitian, instrumen penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan dan analisis proses penelitian.

Pada bab VI berisikan tentang analisis dan pembahasan dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori-teori yang relevan. Di samping itu diupayakan untuk dapat diberikan perbandingan kondisi kerja aktual dengan kondisi kerja yang diusulkan.

Pada bab VII berisi kesimpulan dan saran terkait hasil identifikasi permasalahan yang diperoleh selama penelitian serta saran-saran yang diusulkan untuk mendukung kinerja perusahaan maupun bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini.

(26)

ABSTRAK

Pekerja mengeluhkan berbagai hal seperti detak jantung yang semakin kencang, kurangnya pendengaran, dan penyampaian informasi yang kurang jelas. Daily Noise Dose (DND) dikategorikan tidak aman karena melebihi dosis aman yaitu ≤

100%. Upaya pengendalian untuk mereduksi kebisingan di lantai produksi dilakukan secara engineering control dengan pemasangan barrier dan pengaturan waktu kerja operator Material pembuatan barrier adalah glasswool lapis aluminium yang memiliki daya kedap suara yang baik dan tahan panas. Pengaturan waktu kerja operator disesuaikan dengan lamanya paparan bising maksimum di 9 titik pengukuran di lantai produksi.

Kata kunci : Pengendalian Kebisingan, Engineering Control, Pabrik

Keramik

(27)

V-1

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN DAN PENGENDALIAN

KEBISINGAN PADA LANTAI PRODUKSI

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh

Marissa Christina

110403136

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 7

(28)

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN DAN PENGENDALIAN

KEBISINGAN PADA LANTAI PRODUKSI

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

Marissa Christina

110403136

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Anizar, M. Kes) (Erwin Sitorus, ST, MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 7

(29)
(30)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini. Tugas sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Teknik Industri sebelum melaksanakan riset dan laporan tugas sarjana yang sebenarnya.

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini, terutama kepada Ibu Ir. Anizar, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Erwin Sitorus, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II dalam penyelesaian tugas sarjana.

Proposal tugas sarjana disusun berdasarkan Buku Pedoman Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan meskipun telah diusahakan semaksimal mungkin untuk meminimalisasi kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga proposal ini dapat berguna bagi para pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, SEPTEMBER 2016 Marissa Christina

(31)

ABSTRAK

Pekerja mengeluhkan berbagai hal seperti detak jantung yang semakin kencang, kurangnya pendengaran, dan penyampaian informasi yang kurang jelas. Daily Noise Dose (DND) dikategorikan tidak aman karena melebihi dosis aman yaitu ≤

100%. Upaya pengendalian untuk mereduksi kebisingan di lantai produksi dilakukan secara engineering control dengan pemasangan barrier dan pengaturan waktu kerja operator Material pembuatan barrier adalah glasswool lapis aluminium yang memiliki daya kedap suara yang baik dan tahan panas. Pengaturan waktu kerja operator disesuaikan dengan lamanya paparan bising maksimum di 9 titik pengukuran di lantai produksi.

Kata kunci : Pengendalian Kebisingan, Engineering Control, Pabrik

Keramik

(32)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan penelitian tugas sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat diberikan kesehatan dan kemudahan selama pengerjaan laporan tugas akhir.

2. Teristimewa kedua orangtua Bapak M. Tampubolon dan Ibu D. Sitorus atas doa, nasehat, bimbingan, dan dukungan moril dan materil yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi penulis untuk tetap semangat dalam perkuliahan dan peulisan laporan tugas sarjana ini.

3. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri. 5. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc selaku

koordinator Tugas Akhir.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku koordinator bidang keilmuan Ergonomi yang memberikan arahan terhadap judul Tugas Akhir ini. 7. Ibu Ir. Anizar, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan, motivasi, serta kepercayaan kepada penulis untuk mengerjakan laporan tugas sarjana ini.

(33)

UCAPAN TERIMA KASIH ( LANJUTAN)

8. Bapak Erwin Sitorus, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan. Motivasi, serta kepercayaan kepada penulis untuk mengerjakan laporan tugas sarjana ini. 9. Bapak Chandra selaku Pembimbing lapangan dan seluruh staff di lingkungan PT. Jui Shin yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian tugas sarjana.

10. Abang-abang tercinta, Yoshica Tampubolon, Yan Tampubolon, Yose Tampubolon, dan Yon Tampubolon yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam pengerjaan laporan tugas sarjana ini.

11. Rekan-rekan seperjuangan di PT. Jui Shin, Juliani Febiyanti dan Renida Hikmana yang selalu mendukung dalam penulisan laporan tugas sarjana ini. 12. Seluruh Dosen di Departemen Teknik Industri USU atas segala ilmu dan

bimbingan yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan, serta seluruh Staff Administrasi yang ada di Departemen Teknik Industri USU.

13. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri angkatan 2011 (GIELAS) yang telah berjuang sama-sama dari awal masuk hingga sekarang.

14. Sahabat-sahabat seperjuangan di Departemen Teknik Industri USU, Reni Linda, Martha Pasaribu, Hilda Nababan, Debora Purba, dan Maria Monica yang telah memberikan semangat selama penulisan laporan tugas sarjana ini.

(34)

UCAPAN TERIMA KASIH ( LANJUTAN)

15. Samuel Nababan, yang selalu memberikan semangat, arahan, dan dukungan selama penulisan tugas sarjana ini.

(35)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

ABSTRAK ... iv 1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-6

(36)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Organisasi dan Manajemen Persahaan ... II-2 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.3.2. Jam Kerja ... II-4 3.3. Gangguan Kebisingan Terhadap Kesehatan ... III-2 3.4. Pengukuran Bunyi ... III-3 3.5. Daily Noise Dose (DND) ... III-5 3.6. Metode Pengukuran ... III-6 3.7. Penentuan Titik Pengukuran Kebisingan ... III-7 3.8. Nilai Ambang Batas Kebisingan ... III-8

(37)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.9. Pengendalian Kebisingan ... III-9 3.10. Noise Reduction (NR) Oleh Penghalang Exterior ... III-10 3.11. Noise Mapping ... III-10 3.12. Pengenalan Software Surfer ... III-10

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-1 4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.6. Jenis dan Sumber Data ... IV-2 4.7. Metode Pengumpulan Data ... IV-3 4.8. Instrumen yang digunakan ... IV-4 4.9. Metode Pengolahan Data ... IV-6 4.10.Analisis Pemecahan Masalah ... IV-7 4.11.Penarikan Kesimpulan dan Saran ... IV-8 4.12. Blok Diagram Prosedur Penelitian... IV-8

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Tingkat Kebisingan pada Beberapa Titik Pengukuran ... V-1

(38)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2. PerhitunganTingkat Kebisingan Equivalen ... V-4 5.2.1. Tingkat Kebisingan Equivalen Pada Setiap Titik

Pengukuran ... V-4 5.2.2. Tingkat Kebisingan Shift I (Ls) ... V-6 5.3. Pemetaan Kebisingan (Noise Mapping) ... V-8 5.4. Intensitas Bunyi ... V-10 5.5. Waktu Paparan Maksimum yang Diizinkan ... V-20 5.6. Daily Noise Dose (DND) ... V-22 5.7. Uji Regresi ... V-24

5.7.1. Uji Regresi Tingkat Kebisingan dengan Paparan

Bising ... V-24

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH ... VI-1

6.1 Analisis……….. VI-1

6.1.1. Analisis Tingkat Kebisingan ... VI-1 6.1.2. Analisis Noise Mapping ... VI-2 6.2 Pembahasan Hasil ... VI-2

6.2.1. Penanggulangan Kebisingan Secara Engineering

Control ... VI-2

6.2.2. Usulan Jam Kerja Operator di SetiapTitik... VI-5

(39)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran……….……… VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(40)
(41)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.16. Energi Sumber Bunyi Pukul 15.00 wib Pada Setiap Titik

Pengukuran ... V-19 5.17. Waktu Paparan Maksimum yang Diizinkan ... V-21 5.15. Daily Noise Dose (DND) ... V-23 5.16. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... V-24 5.17. Perhitungan Regresi Linier ... V-25 5.18. Persamaan Regresi dan Nilai Korelasi antara Tingkat Kebisingan

dengan Paparan Bising ... V-25 6.1. Tingkat Kebisingan dan Lama Paparan Bising Maksimum di

Setiap Titik ... VI-6 6.2. Usulan Jam Kerja Operator di Setiap Titik Pengukuran ... VI-6

(42)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Pabrik Es Siantar... II-3 3.1. Pengurangan Tingkat Kebisingan Akibat Jarak ... III-3 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Layout Titik Pengukuran Tingkat Kebisingan pada Lantai

Produksi ... IV-3 4.3. 4 In 1 Environment Meter ... IV-4 4.4. Meteran ... IV-5 4.5. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-8 5.1. Digram Rata-rata Tingkat Kebisingan Terhadap Waktu ... V-3 5.2. Diagram Tingkat Kebisingan Equivalen ... V-6 5.3. Diagram Tingkat Kebisingan Shift I (Ls) ... V-8 5.4. Peta Tingkat Kebisingan pada Lantai Produksi ... V-9 5.5. Waktu Paparan Maksimum yang Diizinkan ... V-21 5.6. Hasil Perhitungan Daily Noise Dose (DND) ... V-23 5.7. Regresi Paparan Bising Terhadap Tingkat Kebisingan ... V-26 6.1. Rancangan Barrier ... VI-4 6.2. Mesin Polish Sebelum Penambahan Barrier... VI-5 6.3. Mesin Polish Setelah Penambahan Barrier ... VI-5

Gambar

Tabel 5.1. Tingkat Kebisingan (dB) pada Pukul 09.00 wib
Tabel 5.2. Tingkat Kebisingan (dB) pada Pukul 11.00 wib
Gambar 5.1. Rata-rata Tingkat Kebisingan Terhadap Waktu
GAMBAR

Referensi

Dokumen terkait

Upaya pengendalian kebisingan yang telah diterapkan adalah penggunaan alat pelindung telinga (APT) dan pengendalian secara administratif, diantaranya pemasangan rambu/ sign

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan

operator, karena di lantai produksi perusahaan belum terdapat exhausted fan, maka perlu adanya pemasangan exhausted fan pada lantai produksi agar terjadi pertukaran

Berdasarkan pemetaan tingkat kebisingan di area produksi, maka dilakukan perhitungan pada titik pengukuran yang dikelompokkan berdasarkan intensitas tingkat

operator, karena di lantai produksi perusahaan belum terdapat exhausted fan, maka perlu adanya pemasangan exhausted fan pada lantai produksi agar terjadi pertukaran

Dengan diterapkan rotasi kerja ini akan mengurangi waktu paparan kebisingan operator unit produksi guard shop secara signifikan. Dalam kondisi tersebut akan

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan

Simpulan yang didapat adalah dalam mengurangi tingginya tingkat kebisingan yang diterima perlu dilakukan sebagai berikut: penggunaan barrier pada area yang menggunakan mesin Welding