NASIONAL··
qponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
:...
i
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
l~~Llt;~l<..!.luutl 'UtLlUt:-l" llu,-='u ....
'Ult; l\:.Utlt;
uu, duluui 1
L:'
·
1i
udtuiu
PROS ID
ING
Seminar
Nasional Pengelolaan Sumberdaya
dan Lingkungan 2013
"Optimasi Pengelolaan Sumberdaya Alam dart Lingkungan dalam Mewujudkan
Pembangunan Berkelanjutan".
Editor:
Prof. Dr. Sudharto P. Hadi, MES
Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA
Dr. Henna Rya Sunoko, MES
Dr. Hartuti Purnaweni, MPA
Penyunting:
Ferdianto Budi Sarnudra; Maria P. WidiantiqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Mukhlisi,
Silvia Lucyanti, Su~sesi Wicahyani
Layout Design:
Bazar Ristyawan
I Putu Gar] ita
Program Studi IImu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro (UNDIP)
Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Riau (UNRI)
Program StudiMagister
Ilmu Lingkungan Universitas Padjadjaran
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(U l'W A D )Diterbitkan o!eh:
Program Studi I1mu Lingkungan
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
11.
Imam Bardjo, SH No.5 Semarang 50241 TeiplFax. (024)8453635, 8452770
Email: milundip@yahoo.com
ISBN 97e-b02-1700~-~-~
Prosiding Seminar Nasiona/ Pengelolaan Sumberdaya A/amdan Linglamgan 2013
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
DAFTAR (SI
HALAMAN JUDUL i
KA TA PENGANT AR... ii
DAFT AR ISI iii
LAPORAN KETUA PANITIA... viii
S~UTAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO... ix
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
K E Y N O T E S P E A K E R : MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN... xiSUBTEMA:
L
Kebijakan Pengelelaan SDA dan Llngkungan _.._._.••_..•..._.._. __ ._._•••.•_._.
•.••..
1
1. SVLK; Salah Satu Jenis Eco Label Untuk Mengontrol Pergerakan Kayu pada Industri Fum itur di Jepara
Ahmad S u b u la s Salam, PUlWa1tlO, don Suherman .
2. Peranan Implementasi Kebijakan Karantina Ikan dalam Pembangunan Perikanan Berkelanjutan
Bazar Ristiyawan; Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto. 6
3. Pengelolaan Cendana di Desa Asumanu, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTI)
Maria P. Widiyanti, H a m a l Purnaweni, Tri R. Soeprobowati
13
4.
Tingkat Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan pada Budidaya Padi Sawah (Studi KasusDi Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen)
/stiantoro, Azis Nur Bambang, Tri Retnaningsih Soeprobowati . 19 5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan DAS (Studi
Kasus diSub DAS Padas, Kabupaten Sragen)
Nur Ainun J a riy a ll... 26 6. Perencanaan Pertanian Berlcelanjutan di Kecamatan Selo
Sasongko Putra; Purwanto, Kismartini.... 33
7.
Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu di Kabupaten Rembang Propinsi Jawa TengahKismartini
QPONMLKJIHGFEDCBA
4 18. Kajian Pemanfaaan dan Daya Dukung Perairan Oanau Teluk Kota Jambi untuk Budidaya Ikan Sistem Karamba Jaring Apung (KJA)
Kristianto, J.D., Sunardi, Is k a n d a r ;... 48
9. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dalam Pandangan Masyarakat Samin
Jumari, Dede Setiadi, Y. Purwanto, Edi Guhardja 6 4
n.
Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan ...•... _...•...._...•.•_...
70
I . Aspek Kualitas Bakteriologi dan Hygiene Sanitasi Fisik Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu)di Kecamatan Cimareme Kabupaten Bandung Barat
Ari Khoeriyah; Henna Rya Sunoko, Anies 70
2. Hubungan Pengetahuan Karyawan tentang Lingkungan dengan Motivasi Karyawan dalam Pengelolaan Lingkungan di Rumah Sakit Siti Asiyah Bumiayu
Faisal Amri, Azis Nur Bambang. Azrul Azwar. H e n n a Rya
Sunolco... 76 3. Upaya Pengelolaan Lingkungan Usaha Petemakan Sapi di Kawasan Usaha Tani Terpadu
Bangka Botanical Garden Pangkalpinang
Fianda Revina Widyastuti, Purwanto, H a d iy a n to ... 80
4.
Kajian Pengelolaan Sampah Perkotaan di Tempat Pembuangan Akhir: Studi Kasus TPA Hutan Panjang Banjarbaru Kalimantan SelatanPranatasari Dyah Susanti 85
5.
Kajian Water Borne Disease Oleh Bakteri Secara SpasialDi
Kecamatan Kampung Laut Kabupaten CilacapRissa Nurohmah; A. Haris Budi Widodo, Agatha Sih Piranti "... 91 6. Pengelolaan Air Limbah Domestik Komunal Berbasis Masyarakat di Kota ProboIinggo
Yusdi VariA fa n d i, H e n n a Rya Sunoko, Kismartini... 96 7. Kualitas Udara dalam Ruangan di Laboratorium Quality Control (Qc) Divisi Concentrating
PT Freeport Indonesia
Arif Susanto, David Suryanegara, Ed; Putro 102
rrosiatng seminar tvastonat rengelolaan :Wmberdaya
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
A la m clan Lingkllngan 2013Lebrina Ivantry Bolich, Supriharyono, Ign Boedi Hendrarto...
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
368 11. Pengaruh Penerapan Wanamina di Kota Semarang terhadap Kualitas Lingkungan Tambakdan Pertumbuhan Udang
Rini Budihastuti... 314 12. Potensi Lestari Sumberdaya Dean Demersal (Analisis Hasil Tangkapan Cantrang yang
Didaratkan di TPI Wedung Demak)
Rochmah Tri Cahyani, Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto 378
13. Indeks Keberlanjutan Ekologi Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vanname) di Beberapa Desa Kawasan Minapolitan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Sri Wahyuni
Sitorus,
Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto... 384t4.
Pengelolaan Lingkungan Perairan Sui Bakau Besar Laut AkibilpengafUh
Leachate terhadap Saprobitas Perairan (Model Prakiraan Sebaran Dampak Lingkungan Terjauh BerdasarlcanPasang Surut
QPONMLKJIHGFEDCBA
& Arus dengan Formula Wolinsky, 2005 )Wartiniyati, Budi Hendrarto, Henna Rya Sunoko, Sutrisno Anggoro... 390
15. Kondisi
Intrusi Air Laut terhadap Air Tanah pada Akuifer di Kota SemarangEdy Suhartono, Purwanto, Suripin 396
VII.Peogelolaao
Tata Roaog Berwawasao Lingkoogao dan
Green B u lld in g ._ ._ •._ • • •_ • • • • •_ .. 4 0 2l . Perencanaan & Perancangan Kota Postmodem Berdasarkan Kearifan Lokal Menuju Kota-Hijau Berkelanjutan
A. Rticfydhto Soesilo 402
2.
Analisis terhadap Kendala Utama serta Perubahan yang Dimungkinkan dari Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Ziarah Umat Katholik Gua Maria Kerep AmbarawaAri Wibowo, Boedi H e n d r a r to , Agus Hadiyarto """."" " .. " ...•.. "... 409 3. Pengembangan Hutan Rakyat: Upaya Mewujudkan Tata Ruang Berwawasan Lingkungan
Nana Haryanti ~... 415 4. Kajian Green Building Berdasarkan Kriteria Tepat Guna Laban (Appropriate Site
Development) pada Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro Semarang
Rahayu Indah Komalasari, Purwanto, Suharyanto 422
. 5. Kajian Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Pemukirnan di Kampung Brambangan dan . Perumahan Sambak Indah, Purwodadi
Yakub Prihatiningsih, Imam Buchori, Hadiyanto... 427 6. Kajian Emisi CO2 Berdasarkan Penggunaan Energi Rumah Tangga sebagai Penyebab
Pemanasan Global (Study Kasus Perumahan Sebantengan, Gedang Asri, Susukan RW 07. Kab. Semarang)
Mira Tri Wulandari, Hermawan, Purwanto 432
VIll.
Peogeodaliao
Pencemaran dan Perusakan Liagkungan ..•....•.•_•••••.••
_••••_._ .•_••_...
439
l. Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Teluk Ambon dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Pesisir .
AdiMtilyanlo... 439
2.
Hubungan Koefisien Biokinetik pada Proses Lumpur Aktif Completely Mixed Menggunakan atau Tanpa ResirkulasiAI/en Kurniawan dan Yanuar Chandra Wirasembada 445
3. Konsep Kesetimbangan Massa dan Aliran Hidrolik Model Completely Mixed pada Unit Pengolahan Air Limbah Industri
Allen Kurniawan... 452 4. Kualitas Air Sungai Jiglong di Kabupaten Pari Jawa Tengah
Arieyanti Dwi Astuti 460
5. Efisiensi Pengolahan Amonium Berkonsentrasi Tinggi dalam Lindi pada Sistem Evapotranspirasi Anaerobik secara Kontinyu
Badrus Zaman, Purwanto, Sarwoko Mangkoedihardjo 466
6. Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan Belanak di Perairan Segara Anakan Cilacap
Cahyadi, Moh. Husein Sastranegara; Agung Dhamar Syakii 471
7.
Potensi Keberadaan Polutan Kloroanilin di Sungai Citarum Akibat Biotransformasi Pewama A:ZAJ dari Air Limbah TekstilEdward Suhendra, Purwanto, Edwan Kardena... 475
8.
Pengolahan Limbah Cair Industri Kerupuk dengan Sistem Subsurface Flow Constructed Wetland Menggunakan Tanaman Typha Angustifolia Studi Kasus Limbah Cair Sentra Industri Kerupuk Desa Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu Jawa BaratPresiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya A/am dan Lingkungan 20/3
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Hubungan
Koefisien Biokinetik Pada Proses Lumpur Aktif CompletelyMixed
Menggunakan atau Tanpa Resirkulasi
Allen Kurniawan
I,·dan Yanuar Chandra Wirasembada
2QPONMLKJIHGFEDCBA
IStaf Pengajar Program Studi Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
2Mahasiswa Magister Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia • Emai1:a1lenJcumiawan@gmail.c.om
A B S T R A K
Koefisien biokinetik berguna untuk mengkarakterisasi setiap saat konsentrasi senyawa kimia yang tersisa pada air limbah, memberikan rekomendasi bcrupa prediksi level lingkungan saat ini dan di kernudian hari, dan mengeliminasi adanya kontaminan berbahaya sebelum memasuki komponen lingkungan yang rentan. Tujuan dati penelitian ini adalah mengetahui bentuk persamaan yang digunakan untuk mencari nilai optimum waktu tinggal air limbah dan volume bak dengan dipengaruhi adanya koefisien biokinetik terhadap reaktor lumpur aktif completelymixed dengan sistem sirkulasi atau tanpa sirkulasi, Pengambilan contob air Iimbah dilakukansalahsatuindustri di Jakartapada 5 titik surnber dengan sistem tercampur.Data primer diperoleh dari hasil perhitungan kesetimbangan massa dan aliran hidrolik, sehingga konsentrasiBiochemicalOxygenDemand (BOD) influen unit lumpur aktif diperoleh sebesar 418,76 mglLdan Total Suspended Solid (TSS) influensebesar 129,96 mgIL, sertadebit sebesar 103 10.4 mJ/hari. Salah satu unit pengolaban yang akan dirancang adalah lumpur aktif. Model yang akan dibandingkan dalam menentukan koefisien biokinetik berupa unit pengolahan menggunakan dan tanpa adanya resirkulasi.Koefisien biokinetik meliputi nilai konstanta saturasi(KsJ, kecepatan pertumbuban spesifik maksimum bakteri (pmaJ, microbialyield[Y) dan koefisien kernatian mikroba
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( k J . Dua model tersebut diperoleh pendekatan yang identik untuk memperoleh koefisien biokinetik, kecuali penentuan waktu detensi. Untuk menghasilkan volume reaktor yang kecil, nilai Ks kecil diikuti dengan nilai Ji""",yang besar, sehingga mikroorganisme memiliki afinitas yang tinggi terhadap substrat yang diberikan .. Kata kunci: completelymix, koefisien biokinetik, lumpur aktif, resirkulasi.
1 . P E N D A H U L U A N
Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi balm mutu limbah, sehingga kualitas lingkungan menurun. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri hams menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi dan setelah proses produksi. Pengolahan air limbah dibuat guna menghilangkan material tersuspensi dengan terlarut, mengolah bahan organik biodegradable, menghilangkan organisme patogen, mereduksi kornponen organik toksik dan menghilangkan kontaminan lainnya.
. Jenispengolahan air limbah terdiri dari pengolahan kimia, fisika, dan biologis. Pengolahan biologis adalah metode yang digunakan untuk menghilangkan atau menyisihkan kontarninan dengan memanfaatkan aktivitas biologis (Metcalf dan Eddy, 2003). Pengolahan biologis terutama dilakukan untuk menyisihkan kandungan bahan organik untuk diuraikan menjadi lumpur biologis dan gas. Walau jenis tipe pengo!ahan biologis terus berkembang hingga kini, namun pengolahan lumpur aktif (activated sludge) merupakan jenis yang umum digunakan karena biaya yang dikeluarkan rendah (Hammaini etal, 2007), terutama model completely mixed. Jenis pengolahan lumpur aktif ini rnerupakan modifikasi lumpur aktif konvensional yang menghasilkan mikroorganisme aktif (Iumpur aktif) untuk rnenstabilkan air limbah secara aerobik di dalam suatu reaktor melalui pengadukan merata secara kontinu. Completely Mixed Activated Sludge (CMAS)dapat mengurangi tcrjadinya shock loading yang diakihatkan oleh senyawa toksik dan beban organik yang berlebihan.
Salah satu industri terkemuka di Jakarta yang memproduksi bahan kosmetik, sarnpo, sabun cuci piring dan lotion berencana untuk membuat lP AL guna mengirnplementasikan upaya-upaya yang sistematis dalam memperbaiki kualitas efluen, melakukan identifikasi dan karakterisasi air limbah, mengatur sistem pengaliran air limbah serta membuat rancangan instalasi pengolahan air limbah. Salah satu bagian dari unit pengolahan yang akan dibuat adalah pengolahan biologis lumpur aktif Setelah analisis kesetimbangan massa dan a1iran hidrolik dilaksanakan secara umum, unit pengolahan biologis perlu ditinjau lebih spesifik guna mengembangkan kesetimbangan massa di dalam set mikroorganisme dan substrat dengan adanya pengaruh koefisien biokinetik.
Koefisien biokinetik merupakan dasar penting dalam merancang pengolahan biologis, seperti lumpur aktif Koefisien biokinetik berguna untuk mengkarakterisasi setiap saat konsentrasi senyawa kimia yang tersisa pada air limbah, memberikan rekomendasi berupa prediksi level lingkungan saat ini dan di kemudian hari, dan mengetiminasi adanya kontaminan berbahaya sebelum memasuki komponen lingkungan yang rentan. Konstanta utama yang perlu diperhatikan adalah laju pertumbuhan mikroorganisme maksimum(,ununJ, konstantasaturasi setengah jenuh (KsJ,
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013
QPONMLKJIHGFEDCBA
- .
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
koefisien produksi sintesis sel
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
m
dan laju kematian endogenous mikroorganisme (le,) untuk menentukanwaJetu tinggal biomassa minimum dan volume bak. Melalui model reaktor dengan sirkulasi dan tanpa sirkulasi, pengaruh kinetika biokinetik akan dilihat terhadap nilai waktu tinggal air limbah dan volume bak.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk persamaan yang digunakan untuk mencari nilai optimum waktu tinggal air limbah dan volume bak dengan dipengaruhi adanya koefisien biokinetik terbadap reaktor lwnpur aktif completelymixed dengan sistem sirkulasi atau tanpa sirkulasi. Pendekatan rumus yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah menggunakan pendekatan persamaan Michaelis-Mentem dan Monod.
2.
METODOLOGI
Penelitian dilakukan di sebuah industri yang memproduksi bahan kosmetik, sbampo, sabun cud piring dan lotion di Jakarta dari bulan Maret hingga Juli 2013. Hasil akhir dari penelitian ini berupa perencanaan rancangan unit IP AL skala industri, sehingga topik ini merupakan bagian dari penelitian dalam skala yang lebih besar. Komponen yang diamati adalah air lirnbah yang keluar dari basil produksi ataupun pencucian alat-alat produksi,
Penelitian diawali dengan penentuan debit puncak. air limbah, serta pengambilan contoh (sampel) air limbah pada lima titik inlet saluran air limbah untuk dicampur menjadi satu gun a mengetahui karakteristik kimia, fisika dan biologi. Dalam kesetimbangan massa, parameter terpilih adalah Biochemica/OxygenDemand (BOD) sebagai nilai konsentrasi substrat dan Total Suspended Solid (TSS) sebagai nilai konsentrasi padatan.Langkah selanjutnya adalah membuat diagram alir kesetirnbangan massa untuk menentukan debit aliran, konsentrasi substrat dan konsentrasi padatan. Dengan melacak keseimbangan debit aliran, padatan dan substrat pada setiap unit pengolahan secara keseluruhan, hubungan antara komponen-komponen yang mendukung mekanisme proses pengolahan dapat diperoleh.Data primer hasil dari perhitungan analisis kesetimbangan massa dan aliran hidrolik untuk unit lwnpur aktif tersaj i pada T abel I.
Tabel I.Data primer variabel kesetimbangan massa dan debit aliran air limbah pada unit lumpur aktif
Notasi Deskripsi Nilai
Debit aliran supernatan eflueri sedimentasi primer (rrr'zhari) Konsentrasi TSS supernatan efluen sedimentasi primer (mgfL) Konsentrasi BOD efluen sedimentasi primer (rng/L)
Debit aliran efluen aerasi-lumpur aktif(m3/hari) Konsentrasi BOD efluen aerasi-Iumpur aktif (mgfL)
Debit aliran supematan efluen sedimentasi sekunder (m3/hari) Konsentrasi TSS supematan efluen sedimeutasi sekunder (mgIL) Konsentrasi TSS aliran bawah (underflow) efluen sedimentasi sekunder (mgIL)
10310,4 129,96 418,76 13300,42
5 9766,66
10
7500
Konsentrasi analisis selanjutnya difokuskan pada pengolahan biologis jenis lumpur aktif completelymixed. Pendekatan kinetik terhadap reaksi biokimia berdasarkan PersamaanMichaelis-Mentendikombinasikan dengan Persamaan Monod:
d .X d 5
= p X = y
-dt dt
( I )
Keterangan:
dXldt = laju pertumbuhan sel mikroorganisme, massa/(volume)(waktu)
p =koefisien pertumbuhan mikroorganisrne, waktu'
Koefisien pertumbuban berdasarkan Persamaan Monod dikembangkan menjadi:
P
=
P m a x(K :
S)
s
(2) Keterangan:
Pmax = koefisien maksimum pertumbuhan mikroorganisme, waktu' K .
=
konsentrasi substrat dengan P=
i
fL m a xPresiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya A/am dan Lingkungan 2013
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
d X - = k X
dt
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e(3)
Ketiga persamaan di alas digunakan sebagai acuan dalam menetapkan kesetimbangan massa di dalam sel mikroorganisme dan substrat, sehingga diperoleh satu pendekatan dalam menghasilkan nilai waktu detensi dan volume bale unit lumpur aktif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hubungan
Koefisien Biokinetlk
CMASTanpa Resirkulasi
Ilustrasi reaktor pencampuran sempuma (completely mixed reactor)tanpa resirkulasi disajikan pada Gambar I. Untuk sistem pencampuran sempurna tanpa resirkulasi, kesetimbangan massa di dalam sel mikroorganisme yaitu:
[akumulasi]
=
[pertambahan pertumbuhan] - [pengurangan pembusukan endogen] - [output]Secara matematis, persam~n di atas berubah menjadi:
(4)
Q
Q
Si
Gambar l.Pencarnpuran sempuma (completely mixed) lumpur aktiftanpa resirkulasi
Persamaan (4) disederhanakan dengan membagiVdf,sehingga bentuk persamaan berubah menjadi:
(5)
Karena dXldl= 0pada kondisi steady state, dan waktu detensi ~berdasarkan laju influent yaituB; = VIQ, Persamaan (5) dapat disusun kembali menjadi:
1
. J1
=
e.
QPONMLKJIHGFEDCBA
+ keI
(6) Keseimbangan massa pada substrat yaitu:
[akumulasi]
=
[input] - [output] - [pengurangan pertumbuhan]Secara matematis, persamaan di atas berubah menjadi:
(7)
Penurunan substrat saar pertumbuhan mikroorganisme menggunakan Persamaan(l), sehingga [dS/]Growtb = (,ulY)(X/) dt. Persamaan tersebut disubtitusi kedalam Persamaan(7), sehingga:
(8)
Persamaan (8) disederhanakan dengan membagi Vdt,sehingga bentuk persamaan berubah menjadi:
(9) KarenadS/dt= 0 pada kondisi stady statedanB;= V/Q, Persamaan (9) dapat disusun kembali menjadi:
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(10)
Untuk sistem tanpa resirkulasi,
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
B r= Oe (waktu tinggal sell, sehingga Persamaan (6) dan PersamaanQPONMLKJIHGFEDCBA
( t o ) disusun kembali menjadi:( I ) )
Dengan menggunakan Persamaan (II) dan mengetahui para mater lain, nilai Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS), Xi, sangat mungkin untuk ditentukan.
Persamaanlain dapatdiberikanpadaPersamaan (6) dan Persarnaan (2) dengan mensubsitusie,
=
0/ dan S/= S, sehingga bentuk persam~n berubah menjadi:1
(S1'
)
e
=
l1max K +S
-
kec s 1
(12) Persamaan (12) dapat disusun kembali menjadi persamaan berikut:
(13) Persamaan (II), (12) dan (13) merepresentasikan persamaan yang digunakan untuk merancang kolam aerasi pada
sistem lumpur aktiftanpa resirkulasi. .
Untuk menentukan nilai Ydan k ~ ',Pers. (6) dan (10) dapat disusun kembali, sehingga: _
(14) Persamaan di atas membentuk persamaan linear.v = b + mx, Dengan menggunakan reaktor aliran kontinu atau beberapa reaktor aliran kontinu yang beroperasi pada beberapa laju aliran, data(S; - S )IX ,O / dapat diplotkan pada sumbu y, Jle i
pada sumbu x, kemiringan garis yaitu J /Y dan perpotongan pada sumbu y yaitu k /Y . Untuk menentukan K , dan 11m." , Persamaan(6)dan (2) dapat disusun kembali untuk membentuk persamaan:
(15)
Persamaan ini mernbentuk persamaan Iinear.y = b +- mx, sehingga niIai[e, 1 (1 + k ,O J J S J diplotkan pada sumbu Y. niIai..~Jpada sumbu x, kerniringan garis yaituJlPmar dan perpotongan pada sumbu
y
yaitux, II/mar:.Kelebihan penggunaan reaktor CMAS tanpa resirkulasi adalah fleksibiltas operasi yang tinggi, menghasilkan limbah lumpur sedikit, perawatan dan operasional cukup mudah, dapat dioperasikan menggunakan remote/jarak jauh (Hogyeet ai, 2003). membutuhkan lahan yang sedikit dan mampu memnghemat biaya operasional karena tidak memerlukan sedimentasi sekunder atau unit lain (EPA, 1999). Adapun kekurangan penggunaan reaktor jenis ini adalah konsumsi energi tinggi, sulit diterapkan untuk komunitas kecil (HogyeetaI, 2003), sistem ini sangat kompleks karena beberapa proses pengolahan digabungkan pada satu unit dan mernbutuhkan perawatan ekstra karena berkaitan dengan kontrol dan perangkat otomatis(EPA, 1999).
3.2 Hubungan Koefisien Biokinetik CMAS Dengau Resirkulasi
Ilustrasi reaktor pencampuran sempurna (completely mixed reactor)dengan resirkulasi disajikan pada Gambar 2. Untuk sistem pencampuran sempuma dengan resirkulasi, kesetimbangan massa di dalam sel mikroorganisme yaitu:
[akumulasi]
=
[pertambahanpertumbuhan] - [pengurangan pembusukan. endogen] - [output]Secara matematis, persamaan di atas berubah menjadi:
(16)
Presiding Seminar Nasiona/ Penge/o/aan Sumberdaya A/am dan Lingkungan 2013
QPONMLKJIHGFEDCBA
. . . .
Q Q-~
s;
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
S I
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
0
Recycle PumpGambar 2. Pencampuran sempuma (completely mixed )Iumpur aktif dengan resirkulasi
Karena dXldl= 0 untuk kondisi steady state dan d ib a g i Xi, Persamaan( 1 7 )dapat disusun kembali menjadi:
Be= (VXI)/{Q"Xj + (Q - Qw)XJ, Persamaan (18) berubah rnenjadi:
1 11
=
e
+ kec
Keseimbangan massa pada substrat yaitu:
[a k u m u la s i]
=
[in p u t] - [o u tp u t] - [p e n g u r a n g a n p e r tu m b u h a n ]Secara maternatis, persamaan di atas berubah menjadi:
Dengan memasukkan nilai{dSJ6-""rh= (plY)XI dt, Persamaan (20) menjadi:
Persamaan (21) disederhanakan dengan membagi Vdt, sehingga bentuk persamaan berubah menjadi:
d 51 Q Q J1. -= -5 --5
- > x
dt V I V 1 Y 1
Karena dS/dl = 0 untuk kondisi steady state dan Bj= V/Q, Persarnaan(22) dapat disusun kembali menjadi
Persamaan (23) digabungkan dengan Persamaan (l9), sehingga:
atau
(17)
( 1 8 )
( 1 9 )
( 2 0 )
(21)
( 2 2 )
(23)
(24)
Prosiding Se"}inar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(25)
Persamaan lain dapat diberikan pad a Persamaan (19) dan Persamaan (2) dengan mensubsitustS,
QPONMLKJIHGFEDCBA
= S,sehingga bentuk persamaan berubah menjadi:1
(
5 1 )(} =
Ilmcu K+
5
-
kec s 1
(26) Persamaan (26) identik dengan Persamaan (12) untuk sistem tanpa resirkulasi, Persamaan (26) dapat disusun kembali, sehingga:
(27) Persamaan (27) identik dengan Persamaan (13) untuk sistem tanpa resirkulasi.
Untuk menentukan nilai Y dan let , Persamaan (23) dan (19) dapat digunakan, sehingga persamaan berubah menjadi:
(28)
Persamaan di atas membentuk persamaan linear, y = b +
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
n I X . Dengan menggunakan reaktor aliran kontinu a ta u beberapa reaktor aliran kontinu yang beroperasi pada beberapa Iaju aliran, data is ; - S ) IX tl'~dapat diplotkan pada surnbuy,
l/Bcpada s u m b u x ,kemiringan garis yaitu l/Y dan perpotongan pada sumbu y yaitu k/Y. Untuk menentukan K,danlirnax,Persamaan{l9) dan (2) dapat disusun kernbali untuk membentuk persamaan:
(29) Persarnaan ini membentuk persamaan linearj- = b + n I X , sehingga nilai [0; / (1 + leA)) S I diplotkan pada sumbu
y.nilatS', pada sumbu x, kemiringan garis yaitu/lpmax dan perpotongan pada sumbu y
yaitux,
fpma,'Kelebihan penggunaan reaktor CMAS dengan resirkulasi adalah mudah dioperasikan, mudah diinstalasi atau dibangun, bebas dari ball, membutuhkan lahan yang kecil, dan menghasilkan limbah lumpur yang rendah. Selain itu, sistem ini menghasilkan efluen yang berkualitas tinggi untuk kemudahan operasional dan biaya perawatan, biaya konstruksi yang rendah dan mcmbutuhkan lahan relatif keci!. Adapun kekutangan penggunaan reaktor jenis ini adalah
tidak dapat menghilangkan fosfor atau melakukan denitrifikasi, tleksibilitas terbatas dalam mengubah kebutuhan efluen
dan membutuhkan energi yang besar (Hogyeetal, 2003).
3.3 Hubungan Koefisien Biokinetikdan Volume Reaktor
Sccara wnum, konsentrasi substrat di efluen, 5 1 , diketahui dan Pmax, Ks, Y, dan k ,ditentukan dari studi kinetik. Waktu tinggal sel rata-rata yang dibutuhkan, 00 dapat ditentukan dari Persamaan (12) atau (26). Dengan rnengetahui S }
dan mengasumsikan nilai X I, waktu detensi reaktor, Bj , dapat ditentukan dari Persamaan (25). Volume reaktor yang
dibutuhkan yaitu V = QB.. Kajian lapangan maupun laboratorium telah menunjukkan parameter Monod yang khusus
[image:10.545.45.486.649.737.2]untuk. air limbah perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Koefisien biokinetik dan pertumbuhan Monod untuk proses lumpur aktif
Koefisiec Satuan Rentang Nilai Tipikal
lima:<
K,<
day' \
mg/I BODs mg/ICOD
Y mg VSS'/mg BOD
k , d a t i
2 - 10 25 - 100
15 -70
0,4 -0,8
0,025 - 0,075
5 60
40
0,6 0,06
aMLVSS nilainyakuranglebih70-80% dari MLSS
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya A lam dan Lingkungan 20/3
vutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
'
QPONMLKJIHGFEDCBA
..Dari data primer pada Tabel 1 danPersamaan (25) dan (26), volume reaktor yang keeil dapat diperoleh dalam rangka efisiensi penggunaan lahan tersedia. Koefisien biokinetik perturnbuhan mikroorganisme berupa koefisien
/l,....danKs dibuat bervariasi pada rentang nilai yang tersaji pada Tabe12. Kedua koefisien merupakan parameter yang esensial di dalarn proses biodegradasi air limbah pada unit lumpur aktif. Untuk koefisien Y dan k; merupakan nilai tipikal sesuai dengan Tabel 2.Sesuai dengan kurva pada Gambar 3, nilai /lmar danKsberbanding terbalik. Semakin
kecil
nilai Ks, nilai/l ••••••.semakin besar. Kondisi tersebut sesuai dengan Persamaan
(I)
Monod, sehingga waktu detensi Btdiperoleh semakin keeil. Nilai Btberbanding lurus dengan volume reaktor.
9 90
8 80
7
m
::::--'1;: 65
60
;:r
'" 50 ~
~ 4 < , ~ . . 40 ~
~ 3 --- .•. - 30 ~
:::.. 2 ---.. 20
I 10
o
+---~---~---~---+---+
05000
o
1000 2000 3000 4000Volume reaktor (m']
--+--J.1max -+-KS
Gambar 3. Hubungan volume reaktor, Pmax danKs
Nilai Ks merupakan elemen yang sangat esensial di dalam proses biodegradasi, karena Ks menunjukkan
hubungan nilai afinltasdan laju pertumbuhan sel bakteri. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai
baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
K s yang rendah mengiudikasikan bahwa mikroorganisrne yang digunakan memiliki afinitas yang tinggi terhadap substrat y.angdiberikan, sehingga laju pertumbuhan bakteri tidak akan terpengaruh pada besar kecilnya konsentrasi substrat. Nilai Ks juga mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik bakteri. Karena konsentrasi substrat jauh lebih besar daripada nilai Ks maka laju pertumbuhan spesifik hampir mendekati atau sarna dengan laju pertumbuhan spesifik maksimum (p :::pmaJ. Menurut Grady (1999), proses ini diperkirakan akan mendekati orde nol karena apabila koefisien /l berada di bawah kondisi tersebut, maka p tidak akan dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
4. KESIMPULAN
Nilai koefisien biokinetik yaitu nilai konstanta saturasi(KsJ, kecepatan pertumbuhan spesifik maksimum bakteri (PmaJ, mierobialyield(Y) dan koefisien kematian mikroba (k.Jselalu identik antara CMAS resirkulasi dan tanpa resirkulasi.Semakin kecil waktu tinggal air Iimbah dan volume bak, semakin kecil nilai K ,dan niiai/l1rkJ.(semakin besar, sehingga rnikroorganisme memiliki afinitas yang tinggi terhadap substrat yang diberikan.
5. REFERENSI
Environmental Protection Agency, 1999.Wastewater Technology FaetSheet: Sequencing Bath Reactors,\\'ashington D.C.
Grady Jr.. C. P. L . ,Glen T. Daigger, Henry C. L u n , 1999. Bio[ogicaIWastewaterTreatment, MarcelDekker, New York.
Hammaini A. F. Gonzalez, A. Ballester, M. L . Blazquez, J. A. Munoz, 2007. "Biosorption of Heavy Metals by Activated Sludge and Their Desorption Characteristics" .J o u m a l of Environmental Management 84, p. 419-426.
Hogyc, S., Jennifer Hause, Ed Winant PE, Chris Metzgar, 2003. "Explaining the Activated Sludge Process",PipelineVol. 14(2),p.I-8.
Metcalfand Eddy, 2003.WastcwaJerEngineering: Treatment, Disposalandkeuse, McGraw-Hili, New York.
Reynolds. T. D., Paul A. Richards, 1996.Unit OperationsandProcessesinEnvironmentalEngineering, PWS Publishing Company, Boston.