• Tidak ada hasil yang ditemukan

RASIONALITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI UNI EROPA MELAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK RUSIA-GEORGIA TAHUN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RASIONALITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI UNI EROPA MELAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK RUSIA-GEORGIA TAHUN 2008"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RASIONALITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI UNI EROPA MELAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK

RUSIA-GEORGIA TAHUN 2008

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh: Ferry Fadli 08260074

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Ferry Fadli

NIM : 08260074

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : RASIONALITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI UNI EROPA MELAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK RUSIA-GEORGIA TAHUN 2008

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc Nasrullah, M.Si

Mengetahui

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan

Hubungan Internasional

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ferry Fadli

NIM : 08260074

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Judul Skripsi :

RASIONALITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI UNI EROPA MELAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK RUSIA-GEORGIA TAHUN 2008

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Dan Dinyatakan LULUS

Pada hari : Senin Tanggal : 21 Januari 2013

Tempat : Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji:

1. Gonda Yumitro, M.A ( )

2. Dyah Estu Kurniawati, M.Si ( )

3. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc ( )

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ferry Fadli

Tempat Tanggal Lahir : Muara Jawa, 06 April 1990

NIM : 08260074

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :

RASIONALITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI UNI EROPA MELAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK RUSIA-GEORGIA TAHUN 2008

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 Januari 2013 Yang Menyatakan,

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI Nama : Ferry Fadli

NIM : 08260074

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul : RASIONALITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI UNI EROPA MELAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK RUSIA-GEORGIA TAHUN 2008

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur marilah kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia ilmu yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

Tulisan ini merupakan bagian dari aktivitas penulis untuk mengkaji dan menghasilkan penelitian dalam kajian Ilmu Hubungan Internasional, khususnya yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu studi kebijakan luar negeri dan kajian Eropa. Uni Eropa yang pada umumnya dipandang sebagai suatu regionalisme dan dalam penelitian ini dipandang dalam kebijakan luar negerinya, Uni Eropa memiliki rasionalitas layaknya kebijakan luar negeri suatu negara. Kajian mengenai Uni Eropa menjadi menarik karena kompleksitas yang ada di dalamnya, khususnya dalam pembuatan kebijakan Uni Eropa (oleh EU menber

states ) yang hasil akhirnya dieksekusi menjadi kebijakan tunggal Uni Eropa.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kontribusi ide dan saran untuk perbaikan tulisan ini dan penelitian-penelitian selanjutnya. Menjadi harapan besar bagi penulis yaitu tulisan ini dapat menjadi salah satu literatur yang bermanfaat bagi para pembaca untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dalam disiplin Ilmu Hubungan Internasional.

Terima Kasih.

Malang, 09 Februari 2013 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... ………. iii

Pernyataan Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v

Abstraksi ... vi

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xii

Daftar Skema ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian... 6

1.3.1.1 Tujuan Umum... 6

(8)

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

1.3.2.1 Manfaat Teoritik ... 7

1.3.2.2 Manfaat Praktis ... 7

1.4 Penelitian Terdahulu ... 7

1.5 Landasan Teori/ Konsep ... 13

1.5.1 Konsep Kebijakan Luar Negeri ... 13

1.5.1.1 Common Foreign and Security Policy………... 16

1.5.2 Konsep Mediasi ... 17

1.5.3 Rational Choice Theory ... 19

1.6 Metodologi Penelitian... 23

1.6.1 Metode Penelitian ... 23

1.6.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 23

1.6.2.1 Batasan Waktu Penelitian... 23

1.6.2.2 Batasan Materi Penelitian... 24

1.6.3 Metode Pengumpulan Data ... 24

1.6.4 Metode Analisa Data ... 25

1.7 Hipotesa ... 25

(9)

1.8 Sistematika Penulisan ... 26

BAB II SEJARAH KONFLIK RUSIA-GEORGIA HINGGA BERUJUNG PERANG PADA TAHUN 2008 2.1 Pola Interaksi Ossetia Selatan dan Georgia Pasca Runtuhnya Uni Soviet Tahun 1991 ... 28

2.2 Dinamika Hubungan Rusia dan Ossetia Selatan... 31

2.2.1 Aspek Geografis ... 32

2.2.2 Aspek Ekonomi dan Politik ...34

2.3 Rivalitas Rusia dan Georgia di Kawasan Kaukasus ... 36

2.4 Kronologi Pecahnya Perang Rusia-Georgia Pada Agustus 2008 ... 38

2.4.1 Respon Dunia Internasional Terhadap Perang Rusia-Georgia ... 41

BAB III KERJASAMA UNI EROPA-RUSIA DAN SIGNIFIKANSI KONFLIK RUSIA-GEORGIA TERHADAP UNI EROPA 3.1 Gambaran Umum Hubungan Kerjasama Uni Eropa-Rusia... 42

3.1.1 The Common Economic Spaces ... 44

3.1.2 Kerjasama Uni Eropa-Rusia di Bidang Perdagangan Melalui Kemitraan The Partnership and Economic Agreement (PCA) ... 46

3.2 Kerjasama Uni Eropa-Rusia di Bidang Energi ... 48

(10)

3.2.2 Project Pipa Gas “South Stream” ... 53

3.2.3 Shtokman Field ... 53

3.2.4 Project “Yamal-Europe Gas Pipeline” ... 54

3.3 Agenda Kerjasama EU-Rusia Dalam Bidang Energi Hingga Tahun 2050 .... 54

3.4 Agenda Kerjasama Uni Eropa-Georgia... 55

3.4.1 Article 1 of the Partnership and Cooperation Agreement ... 56

3.4.2 Kerjasama Uni Eropa-Georgia Dalam Aspek Perdagangan ... 57

3.4.2 Bantuan Uni Eropa ke Georgia ... 58

3.5 Siginfikansi Konflik Rusia-Georgia Terhadap Respon Uni Eropa ... 58

BAB IV RASIONALITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI UNI EROPA MENGELUARKAN OPSI MEDIASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK RUSIA-GEORGIA TAHUN 2008 ……….60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

Daftar Pustaka ... 71

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Posisi Penulisan ... 11

(11)

Tabel 2.1 Populasi Masyarakat Ossetia Selatan ... 29

Tabel 3.1 Imported Gas From Russia ... 51

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Wilayah Georgia, Rusia, dan Ossetia Selatan ... 33

Gambar 3.1 Aliran Gas Rusia Menuju Negara-Negara Eropa………...52

DAFTAR SKEMA

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Adams, Julia. Culture in Rational Choice Theories of State-Formation. Ithaca and London. Cornell University Press.

Baylis, Et all, 2010. The South Ossetian War. Oxford University Press

Colossov, Vladimir and John O`Loughlin, 2011. Violence in the Caucasus: Economic Insecurities and Migration in the “De Facto” States of

Abkhazia and South Ossetia. Moscow. Bellwether Publishing, Ltd

Garello, Pierre. 2007. Assesment of the Impact of Potential of Free Trade Agreement Between EU and Georgia. Georgia. UNDP Georgia.

Kirdar, Seda. 2008. Conflict Resolution in Georgia: An Analysis Applying the Intractable Conflict Theory and the Governmental Politics Model,

Perception

Leonard, Mark dan Nicu Popescu, 2007. A Power Audit of EU-Russia Relation. London. The European Council of Foreign Relation.

Mihalikova, Eva. 2010. Conflict Analysis of Georgia. Rocnik X. ISSN 1335-9096 M Shanahan, Noelle. 2007. Enemies Through the Gates : Russia Violations on

International Law in the Georgian/Abkhazia Conflict. Wake Forest

Universtity. Vol 40.

Oneal. John R. 2007.The Rationality of Decision Making during International

Crises. Polity, Vol. 20, No. 4. (Summer, 1988). McGill University

Perwita, Anak Agung Banyu and Yanyan Mochamad Yani. 2006. Pengantar Ilmu

(13)

Susann, Handke dan Jacques J. de Jong. 2007. Relation with Russia in the European and Dutch Context. Clingendael International Energy Programme

Toal. Gerard. 2008. Russia’s Kosovo: A Critical Geopolitics of the August 2008

War over South Ossetia. United States. Bellwether Publishing,Ltd.

Watts, Duncan. 2008. The European Union. Edinburrgh. Edinburgh University Press Ltd 22 George Square

Sumber Artikel dan Jurnal:

Belkin, Paul. 2008. The Europan Union`s Energy Security Challages. Congressional Research Service

Boonstra, Joss. 2008. Georgia and Russia: a short war with a long aftermath. Madrid : FRIDE.

Bueno de Mesquita, Bruce. Foreign Policy Analysis and Rational Choice Model. New York University. pdf

Carlsnaes, Walter. Where is the Analysis of European foreign policy going?. Uppsala University. e-book

Council of the European Union. 2009. Concept on Strengthening EU Mediation and Dialogue Capacities. Brussels. LIMITE EN.

Dominic, Fean. 2009. “Making Good Use of the EU in Georgia: the Eastern

Partnertship and Conflict Policy Dalam artikel Russie.Nei.Visions

(14)

Eckler, Petya and Yusuf Kalyango. 2012. Cross-national content analysis of the

coverage of the 2008 Russia-Georgia conflict. Journal of Media and

Communication Studies Vol. 4. United States Europe Report N 196, Russia Vs Georgia: the Fallout

European Union Committee, 2008. After Georgia The EU and Russia: Follow-Up Report. London. House of Lord

Expert Papers, 2011. Roadmap of the EU-Russia Energy Cooperation until 2050. EU-Russia Energy Dialogue, Progress Report. Hal:5 diakses melalui http://ec.europa.eu/energy/international/russia/doc/20110729_eu_russia_ro admap_2050_report.pdf

Foreign Policy. 2010. Chapter IV. The White House Oval Office

Guraziu, Rudy. 2008. European Union Foreign Policy Making Towards the

Western Balkans:Leason Learned?. School of Health and Social Sciences.

Gusev, Alexander. 2007. Energy Relations Between the European Union and Russia: Content, Problems, Prospect. Institut Europeen Des Hautes Etudes Internationales. Nice

Kocaman, Omer. 2007. Russia’s Relations With Georgia Within the Context of the Russian National Interests Towards the South Caucasus in the

Post-Soviet Era: 1992-200. OAKA

Margaryan, Sona. 2010. The European Union Intervention Policy in Ethnic Conflicts : The Cases of South Ossetia, Abkhasia, Nagorno-Karabakh,

Transnitria and Cyprus. Central European University Department of

(15)

Marti W. Lewis, 2009, South Ossetia gains Recognition, Geo Currents, diakses melalui http://geocurrents.info/geopolitics/south-ossetia-gains-recognition Petro, Nicolai N. 2008. Legal Case for Russian Intervention in Georgia. Fordham

International Law Journal: The Berkeley Electronic Press (bepress). Article 4.

Pursiainen, Christer. The Ambiguity of The Common European Economic Spaces: a strength or a weakness?. Chief Expert of EU-RF Relations Renata, Mantel. 2011. The EU and World Power: EU-Russia Reations.

Kazakhstan. KAFU Academic Journal. Diakses melalui http://www.kafu-academic-journal.info/journal/2/43/

Sajjadur Rahman, Mohammad. 2009. Georgia and Russia: What Caused the

August War? Identity, Culture & Politics: An Afro-Asian Dialogue.

Volume 10

Splidsboel, Flemming. 2009. Russian Power and the South Ossetian Conflict. Copenhagen. Royal Danish Defense College

Tezcan, Mehmet Y. The Eu Foreign Policy Governence As A Complex Adaptive

System. Free University of Brussels (VUB). Institute For European Studies.

Unpublished

Van Elsuwege, Peter. 2012. Towards a Modernization of EU-RussiaLegal Relations. Flanders. Center for EU-Russia Studies

(16)

Arini, Rizky Frisca. 2010. Dampak Hubungan Ekspor-Impor Energi Rusia-Uni

Eropa Terhadap Politik Keamanan Kawasan. Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Unpublished.

Musdalifah, Safa. 2012. Eksistensi Kerjasama Energi Uni Eropa-Rusia Seiring

Terjadinya Politik Energi Rusia atas Ukraina (2003-2009). Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Unpublished.

Sumber Internet:

BBC Indonesia. Com diakses melalui

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/08/080811_georgianrus sian.shtml

Day to Day Politics in Russian Dominated South Ossetia Now a Laughing Stock.

http://www.thecommentator.com/article/1079/day_to_day_politics_in _russian_dominated_south_ossetia_now_a_laughing_stock

Delegation of the European Union to Georgia , diakses melalui website http://eumm.eu/en/eu_in_georgia/delegation_of_the_eu_commission

Dyinkin, A.A. Analytics and Statistic Economic Cooperation Between Russia and European Union Amid Global Competition. Partnership and Success (P&S The European Uion and Russia) diakses melalui http://www.ruseu.com/stat/details_490.html

ESLaPorte. The European Union and the Russia-Georgia Conflict - as of August 21, 2008. Diakses melalui http://www.yellow-

(17)

European Commission-Trade diakses melalui http://ec.europa.eu/trade/creating-opportunities/bilateral-relations/countries/russia/

European Union External Action,

http://eeas.europa.eu/russia/common_spaces/economic_en.htm

EU-Russia Cooperation Programme, diakses melaui website http://eeas.europa.eu/delegations/russia/eu_russia/tech_financial_coop eration/index_en.htm

EU-Russia Energy Dialogue, diakses melalui

http://eeas.europa.eu/delegations/russia/eu_russia/fields_cooperation/e nergy/index_en.htm

Importance of Energy Economy for Developing Nations, diakses melalui

http://www.economywatch.com/energy-economy/developing-nations.html

Npr melalui http://www.npr.org/news/graphics/2009/jan/russia-pipeline/index.html

QandA: Conflict in Georgia. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/7549736.stm Romana Fransisca, Dunia Kecam Krisis Rusia-Georgia.

http://nasional.kompas.com/read/2008/08/12/06033828/dunia.kecam.k risis.rusia-georgia,

(18)

South Ossetia: Rise of a new Politics and Foreign Policy, diakses melalui http://www.crisisgroup.org/en/multimedia/podcasts/2012/georgia-turshavili-rise-of-a-new-politics-and-foreign-policy.aspx

Szandelsky, Bela. Russia-Georgia Conflict: Why Both Sides Have Valid

Points.the Christian Science Monitor News, melalui

http://www.csmonitor.com/World/Europe/2008/0819/p12s01-woeu.html

The European Union`s Energy Security Challenges, melalui http://www.policyarchive.org/handle/10207/2970

(19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dimulainya penyerangan oleh pihak militer Georgia ke daerah separatis Ossetia Selatan telah menjadi pemicu tergerak dan berkembangnya konflik bersenjata antara Rusia dan Georgia di mana hadirnya Rusia diklaim oleh Rusia sebagai bentuk respon penyerangan pemerintah Georgia di daerah Ossetia Selatan dan dimaksudkan sebagai penjaga keamanan “peacekeeper” untuk masyarakat Ossetia Selatan terhadap aksi serangan pihak militer Georgia.

Kawasan Georgia telah memanas sejak konflik berdarah pada permulaan tahun 1990, segera setelah hancurnya sistem Soviet. Malam hari pada tanggal 7 Agustus 2008, pihak militer Georgia memulai sebuah operasi militer secara besar-besaran untuk “Gain Constitutional Control”1 di daerah Ossetia Selatan dan daerah ibukota, Tskhinvali.

kekerasan telah meningkat di Ossetia Selatan, provinsi yang menginginkan berpisah dari Georgia. konflik yang tiba-tiba meluas ke arah perang dimulai sejak 8 Agustus 2008 dimana pasukan militer Georgia menyerang Tskhinvali, ibukota dari daerah konflik di Ossetia Selatan. Serangan yang memakan korban jiwa yaitu masyarakat sipil dan juga beberapa aparat Rusia, mendorong Rusia untuk menyerbu pasukan Georgia dan menekan dengan serangan militer agar pasukan

1

Gain Constitutional Control” dimaksudkan sebagai tujuan oleh Georgia untuk memulihkan

(20)

militer Georgia keluar dari daerah Ossetia Selatan.2 Georgia mendeklarasikan bahwa pihaknya berniat untuk mengembalikan tata tertib konstitusi dan meluncurkan banyak pasukan penyerang militer. Di sisi lain, Rusia mengirimkan pasukan militer tambahan ke Ossetia Selatan, dan mengatakan bahwa hal tersebut sebagai aksi menguatkan penjagaan keamanan oleh Russia yang sebelumnya telah ada pada tahun 1992 untuk memonitori gencatan senjata antara Georgia dan Ossetia Selatan.

Pihak Rusia menyatakan bahwa tindakan Rusia di Georgia merupakan suatu bentuk dari “Responsibility to Protect”. Rasionalitas dari intervensi Rusia dinyatakan pula oleh perwakilan Rusia di PBB, Vitaly Churkin melalui surat yang ditujukan untuk dewan keamanan PBB yang menyatakan bahwa “ aksi Rusia

tidak lepas dari aspek untuk menjaga keamanan di wilayah tersebut dan juga

warga Rusia itu sendiri di kawasan Ossetia Selatan”3

Agresi yang diluncurkan Georgia ke Ossetia Selatan. Pada malam hari tanggal 7 Agustus 2008, pasukan militer Georgia melancarkan sebuah serangan ke Ossetia Selatan. Serangan di Ossetia Selatan berjalan secara besar-besaran yang dimaksudkan untuk membawa keluar “pihak pemberontak” tetapi juga aksi serangan tersebut supaya Ossetia Selatan kembali bergabung dengan Georgia. Dampak penyerangan tersebut, ratusan masyarakat sipil terbunuh, termasuk 15 orang pasukan penjaga keamaanan dari Rusia. Dari kondisi inilah memicu Rusia untuk segera mengambil tindakan.

2

Francisca Romana. Dunia Kecam Krisis Rusia-Georgia, diakses melaui website: http://nasional.kompas.com/read/2008/08/12/06033828/dunia.kecam.krisis.rusia-georgia, diakses pada tanggal 27 April 2012

3

(21)

Rusia telah memberikan dukungan kepada kedua provinsi Ossetia Selatan dan Abkhazia dan secara ekonomi pun bergantung pada Rusia. 4 Hal ini disebabkan oleh posisi area Ossetia Selatan yang berada dekat dengan posisi negara Rusia yaitu Ossetia Utara sehingga banyak warga Rusia yang mendiami wilayah Ossetia Selatan yang pada intinya Rusia memberikan hak-hak istimewa seperti kebebasan warga Ossetia Selatan mengunjungi negara Rusia dan juga adanya penjagaan keamanan bagi warga Ossetia Selatan oleh pihak Rusia.

Lebih dari setengah warga di Ossetia Selatan yang berjumlah 70.000 Jiwa menawarkan diri untuk menjadi warga negara Rusia. 5 Kondisi perang ini kemudian dikatakan oleh Rusia bukan untuk mengganggu integritas teritorial Georgia akan tetapi ditekankan pada menjaga warga negara Rusia di Ossetia Selatan.

Konflik antara Rusia dan Georgia menimbulkan respon bagi negara-negara lain disekitarnya termasuk negara yang memiliki hubungan partnership dengan kedua negara tersebut di waktu lampau. negara yang cukup signifikan kekawatirannya terhadap konflik Rusia-Georgia yaitu Uni Eropa. Kekhawatiran Uni Eropa berangkat dari posisi salah satu mitra kerjasamanya yang cukup tinggi yaitu Rusia yang berkonflik dengan Georgia. Salah satu contoh hubungan kerjasama Uni Eropa-Rusia yaitu pada aspek sumber energi dimana secara fakta ketergantungan Uni Eropa dan pasokan energi yang transit melalui Rusia.6 Dalam konflik ini Rusia tidak menjadikan energi sebagai isu pemicu akan tetapi hal ini

4

Joss Boonstra. 2008. Georgia and Russia: a short war with a long aftermath. Madrid : FRIDE. Hal 2

5

QandA: Conflict in Georgia http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/7549736.stm,diakses pada tanggal 27 April 2012

(22)

menunjukkan timbulnya ketakutan dari para pemimpin negara-negara barat ( mitra Rusia dalam hal pasokan energi) dan juga investor mengenai penetapan harga kembali bagi energi dari Rusia.

Bagi Uni Eropa, baik Rusia maupun Georgia memiliki nilai strategis bagi Uni Eropa. Terlebih dari sisi Rusia, begitu besar hubungan saling ketergantungan antara Rusia-Uni Eropa yaitu dalam aspek ekonomi, politik, serta keamanan. Ditarik secara umum, karena posisi Rusia dan Georgia berada di belahan bumi Eropa tentu berdampak pada stabilitas keamanan kawasan Eropa, termasuk dampak ke Uni Eropa yang merupakan aktor yang memiliki pengaruh besar di kawasan Eropa.

Sebelum konflik Rusia-Georgia terjadi, Uni Eropa telah menjalin kerjasama terhadap kedua negara tersebut. Dari sisi hubungan Uni Eropa Georgia yaitu adanya kebijakan European Neighbourhood Policy (ENP) yaitu kebijakan Uni Eropa untuk mengatur kerjasama-kerjasama dengan negara perbatasan (Bordering States). Rencana kerjasama dengan Georgia ditanda tangani pada tahun 2006 yang untuk dijalankan hingga 5 tahun mendatang. Pada tahun 2008, European Council meneruskan dengan memberikan fasilitas visa dan kesepakatan perluasan kerjasama perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Georgia.7

Uni Eropa dan Rusia, sebagai mitra strategis jangka panjang berkomitmen untuk bekerja sama untuk mengatasi tantangan bersama (common challenges) dengan pendekatan yang seimbang dan berorientasi hasil, berdasarkan demokrasi

7

(23)

dan aturan hukum, baik di tingkat nasional dan internasional.8 Hubungan saling ketergantungan antara Uni Eropa dan Rusia dari berbagai macam aspek kerjasama (ekonomi, politik, dan keamanan) memicu kewaspadaan Uni Eropa untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk keberlangsungan hubungan Rusia dan Uni Eropa dalam konflik Rusia-Georgia. Dari sisi Rusia, kebutuhan energi dam kerjasama dibidang perdagangan menjadi faktor kuat pentingnya Rusia bagi Uni Eropa.

Secara kolektif, negara-negara anggota Uni Eropa mengimpor setengah dari kebutuhan energinya yang hingga saat ini minyak, gas alam, dan batu bara terhintung hingga 80% energi yang dikonsumsi Uni Eropa. Impor energi Uni Eropa utama datang dari Rusia dan Timur Tengah. Sejumlah negara anggota Uni Eropa tergantung akan pasokan gas alam dari rusia. Melihat tingginya tingkat kohesivitas antara Uni Eropa dan Rusia yang diwakili dari persentase di atas dari aspek kebutuhan energi Uni Eropa, maka Russia menjadi sangat penting bagi Uni Eropa.

Menghadapi konflik Rusia dan Georgia tentu memberikan posisi yang dilematis bagi Uni Eropa dimana kedua negara tersebut memiliki keterkaitan dan hubungan dengan Uni Eropa pada masa sebelum konflik terjadi. Tidak dapat dipungkiri bahwa antara Rusia dan Georgia, keduanya memiliki posisi yang terkait dengan Uni Eropa, akan tetapi Rusia menjadi faktor penting karena kerjasamanya dengan Uni Eropa sperti dalam hal kerjasama ekonomi , disamping itu ketergantungan Uni Eropa akan energi Rusia sehingga langkah rasional

8

Delegation of European Union to Russia, diakses melalui website:

(24)

merupakan suatu hal yang sangat penting bagi Uni Eropa dalam merespon konflik antara Rusia-Georgia.

Kebijakan yang dikeluarkan Uni Eropa sebagai responnya pada konflik Rusia-Georgia yaitu kebijakan mediasi. Tentunya, kebijakan tersebut telah dipertimbangkan dan melalui proses pengambilan keputusan internal Uni Eropa yang mana mediasi merupakan kebijakan yang bagi Uni Eropa sebagai kebijakan yang paling strategis.

1.2 Rumusan Masalah

Hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu mengapa Uni Eropa melakukan mediasi dalam penyelesaian konflik Rusia-Georgia pada tahun 2008?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1.3.1.1Tujuan Umum:

Untuk mengetahui kebijakan luar negeri Uni Eropa dalam merespon konflik antara Rusia-Georgia.

1.3.1.2Tujuan Khusus:

(25)

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoritik:

Manfaat dari aspek akademik yaitu menambah karya kajian fenomena internasional (khususnya kajian Eropa), dan sebagai sumbangan informasi dan pengetahuan bagi penstudi HI.

1.3.2.2 Manfaat Praktis:

Manfaat praktis yaitu menambah pengetahuan peneliti secara khusus mengenai fenomena internasional yang terjadi, khususnya pada kajian analisa kebijakan luar negeri Uni Eropa dalam merespon konflik.

1.4 Penelitian Terdahulu

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang rasionalitas kebijakan luar negeri Uni Eropa mengeluarkan opsi mediasi dalam konflik Rusia-Georgia tahun 2008, sebelumnya telah ada yang meneliti masalah yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya penelitian oleh Sona Margaryan, Rizky Frisca Arini, dan Rudy Guraziu.

Penelitian yang pertama oleh Sona Margaryan dengan judul The European Union Intervention Policy in Ethnic Conflicts : The Cases of South Ossetia,

Abkhasia, Nagorno-Karabakh, Transnitria and Cyprus.9Dalam penelitian Sona

menjelaskan kekuatan dari luar akan lebih memilih untuk mengambil satu sisi dari

9

(26)
(27)

Penelitian yang kedua yaitu oleh Rizky Frisca Arini dengan judul Dampak Hubungan Ekspor-Impor Energi Rusia-Uni Eropa Terhadap Politik Keamanan

Kawasan.10 Penelitian ini menjelaskan tentang kesepakatan dan kerjasama Uni

Eropa-Rusia dalam sektor energi sebagai importer dan eksporter. Dalam penelitian ini dijelaskan pula posisi Rusia sebagai penetrasi eksternal bagi Uni Eropa yang akan mempengaruhi keamanan kawasan dan kerjasama ekonomi Uni Eropa-Russia mengantarkan negara-negara Uni Eropa mengelola kepentingan bersama terkait masalah energi untuk menjaga stabilitas keamanan kawasan. Sehingga hasilnya semakin intens hubungan ekspor-impor energi Rusia-Uni Eropa maka semakin kecil ancaman bagi kawasan. Dari penelitian Rizky Frisca ini, penulis memposisikannya sebagai poin pertama dimana relevansinya dengan penelitian ini yaitu ketika salah satu mitra kerjasama dalam hal ini Rusia sebagai mitra Uni Eropa dan sedang dalam konflik, maka penelitian ini memberikan hasil lanjutan berupa langkah kebijakan apa yang diambil oleh Uni Eropa kerena konflik yang terjadi Rusia-Georgia memiliki signifikansi terhadap langkah atau kebijakan yang harus dibuat oleh Uni Eropa.

Penelitian ketiga yaitu oleh Rudy Guraziu yang berjudul European Union

Foreign Policy Making Towards the Western Balkans:Leason

Learned?.11penelitian ini menjelaskan tentang pembuatan kebijakan luar negeri

Uni Eropa sebelum dan sesudah perang Kosovo dan dalam penelitian ini menunjukkan alasan yang memaksa Uni Eropa merubah kebijakan luar negeri ke

10

Rizky Frisca Arini. 2010. Dampak Hubungan Ekspor-Impor Energi Rusia-Uni Eropa Terhadap Politik Keamanan Kawasan. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Unpublished

11

(28)

Western Balkans. Dengan mengadopsi pemahaman dasar kebijakan luar negeri yang digunakan untuk dapat menganalisa aktor-aktor yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan.

Negara anggota (member states) Uni Eropa masih merupakan aktor pusat dalam kebijakan luar negeri Uni Eropa ke Western Balkans akan tetapi hal ini tidak hanya satu-satunya. Pada kasus kemerdekaan Kosovo misalnya secara khsus menunjukkan bahwa beberapa negara anggota memberikan kekuatannya dan keinginannya, murni menunjukkan basis nasionanya.

(29)

Kesimpulan dalam penelitian Rudy ini menjelaskan bahwa pembuatan kebijakan luar negeri Uni Eropa ke Western Balkan tidak harus dibatasi dengan hanya menggunakan satu teori dan satu studi kasus. Beberapa kasus dalam penelitian Rudy tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Rasional dan beberapa dapat dijelaskan dengan konstraktivis, oleh karena itu melihat kebijakan luar negeri Uni Eropa dapat dianalisa tergantung pada konteks studi kasus yang terjadi dan bagaimana melihat kompleksitas Uni Eropa dalam proses pembuatan kebijakan luar negerinya. posisi penelitian Rudy ini dapat menjadi acuan terutama pada poin menganalisa studi kasus dengan menggunakan Teori Rasional yang mana penelitian ini juga akan menganalisa kebijakan luar negeri Uni Eropa dalam konflik Rusia-Georgia dengan Rational Choice Theory sehingga dapat memberikan tambahan informasi dalam studi kasus yang berbeda, yaitu dalam penelitian ini memfokuskan pada kebijakan luar negeri Uni Eropa dengan alat analisa Rational Choice Theory.

Tabel 1.1 Posisi Penulisan

No. Nama/Judul Metodologi Hasil

1 Sona Margaryan/

The European Union

Intervention Policy in Ethnic Conflicts : The Cases of

South Ossetia, Abkhasia,

(30)

2 Rizky Frisca Arini/

Dampak Hubungan Ekspor

Impor Energi Rusia-Uni

Eropa Terhadap Politik

Keamanan Kawasan

semakin intens hubungan ekspor-impor energi Rusia-Uni Eropa maka semakin kecil ancaman bagi kawasan (semakin meningkat keamanan kawasan Eropa).

3 Rudy Guraziu/

European Union Foreign Policy Making Towards the dalam fisheries zone dispute menunjukkan bahwa negara yang lebih kecil di Uni Eropa menggunakan

kepresidenan Uni Eropa

sebagai alat Eropa dalam perjanjian perdagangan sementara dengan Serbia, begitupun dengan kasus Greece yang dianalisa dengan rasionalist

4 Ferry Fadli/

Rasionalitas Kebijakan Luar

Negeri Uni Eropa

(31)

Eropa terhadap kebijakan yang paling sesuai atas konflik tersebut Begitu aktifnya Uni Eropa merespon konflik Rusia-Georgia dan melakukan mediasi merupakan kebijakan Uni Eropa yang paling rasional yang dapat menyelamatkan

kepentingan Uni Eropa terhadap kedua mitra kerjasamanya yang sedang berkonflik.

1.5 Landasan Teori / Konsep

Berkaitan dengan penelitian yang diangkat yaitu Rasionalitas Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Mengeluarkan opsi Mediasi dalam Penyelesaian konflik Rusia-Georgia pada tahun 2008 maka peneliti akan menjelaskan konsep CFSP sebagai penjelas bahwa Uni Eropa memiliki mekanisme pembuatan keputusan atau dasar dari kebijakan, kemudian memasukkan konsep kebijakan luar neger, konsep mediasi serta Rational Choice Theory sebagai kerangka menjelaskan rasionalitas dari kebijakan yang dikeluarkan Uni Eropa.

1.5.1 Konsep Kebijakan Luar Negeri

(32)

keputusan-keputusan untuk mencapai tujuan.12 Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.13

Definisi konsep kebijakan luar negeri Menurut Rosenau, yaitu :

kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu negara melalui keseluruhan

sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan

dari lingkungan eksternalnya”.14

Dalam tulisan Mehmet Y Tezcan terdapat pula definisi kebijakan luar negeri yang menyatakan bahwa:

foreign policy is for finding ways and means to preserve and promote

vital interests of those organized groups”.15

Dijelaskan dalam tulisan Mehmet bahwa kebijakan luar negeri yaitu ditujukan untuk menemukan cara dan sarana untuk menjaga (melestarikan) dan mempromosikan kepentingan vital dari perumus kebijakan.

Diimplementasikan dalam kebijakan luar negeri Uni Eropa sebenarnya dapat diartikan sebagai dihubungkannya hubungan luar negeri internal dan dengan kapasitas Uni Eropa untuk menghasilkan aksi kolektif pada lingkup Eksternal.16 Hal ini berarti ada perumusan kebijakan dalam internal Uni Eropa sebelum mewujudkannya menjadi kebijakan tunggal Uni Eropa.

12

Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani. 2006. Pengantar Ilmu Hubungan internasional. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Hal: 48

13 University of Brussels (VUB). Institute For European Studies. Unpublished Hal: 3

16

(33)

Dalam kebijakan luar negeri seringkali hanya negara yang diidentikan atau difokuskan sebagai subjeknya. Uni Eropa sebagai organisasi regional Eropa (supranasional) dapat dikatakan memiliki kebijakan luar negeri.

“the European does indeed have a foreign policy and that it can be analysed in pretty much the same way as we can analyse that of any

nation-state” (Smith, 2002:1).17

Sebelum mendefinisikan posisi Uni Eropa, sebelumnya Hazel Smith mengajukan pertanyaan tentang apakah Uni Eropa memiliki kebijakan luar negeri?. Hazel Smith kemudian memberikan tanggapan bahwa Uni Eropa memang memiliki kebijakan luar negeri dan hal tersebut dapat dianalisa dengan cara yang sama dengan menganalisa kebijakan luar negeri suatu negara.

Menurut Hazel, sudah sangat jelas bahwa kebijakan luar negeri merupakan kapasitas untuk membuat dan mengimplementasikan kebijakan dengan mengartikulasikan nilai, dan kepentingan domestic, sehingga hal ini terlihat bahwa Uni Eropa memiliki atribut yang ditandai dengan Uni Eropa mengembangkan eksistensinya berdasarkan filsafat demokrasi kapitalis liberal, kompetensi domestik, kebijakan mengenai isu-isu seperti dalam tujuan kebijakan luar negeri Uni Eropa yang terdiri dari promosi kerjasama regional, hak asasi manusia, demokrasi, tata pemerintahan yan\g baik, pencegahan konflik, memerangi kejahatan internasional, kesemu komponen tersebut menjelaskan bagaimana Uni Eropa berusaha memahami tujuannya sehingga menentukan pula identitasnya di dunia internaisonal sebagai aktor pembuat kebijakan luar negeri,

17

(34)

yang dalam hal ini sama halnya kebijakan luar negeri suatu negara pada umumnya.18

1.5.1.1Common Foreign and Security Policy

Common Foreign and Security Policy merupakan salah satu pilar atau

dasar pengambilan keputusan Uni Eropa dibidang luar negeri, isu-isu keamanan, keadilan (justice), dimana pilar lainnya yaitu Market Building Policy, dan pilar lainnya yaitu policy menaungi pilar kedua dan ketiga yaitu aspek luar negeri, isu keamanan, keadilan dan urusan dalam negeri, sehingga CFSP masuk dalam gabungan pilar kedua dan ketiga tersebut.

Dalam aspek Foreign and Security Policy berada dibawah naungan

Council of Minister ” negara anggota Uni Eropa.19 Di Mastricht, dimana

European Political Cooperation sebagai landasan kerjasama dan kebijakan Uni Eropa diganti dan lebih diperluas konsepsinya yaitu dengan pilar “ CFSP” sebagai

pilar kedua dari tiga pilar, dan dikatakan dengan symbol the New European

Union.20 Maksud dari kesepakatan tersebut yaitu ada kerjasama yang lebih dekat

dan mengeratkan lagi dalam kebijakan luar negeri dan kebijakan keamanan oleh Uni Eropa untuk menegaskan mengenai “the Community`s Identity” di dunia

Internasional. Perjanjian tersebut membangun pengaturan posisi dalam “single

European Act”, dimana disetujui bahwa Uni Eropa yang baru harus “ menemukan

dan mengimplementasikan “a common Foreign and Seucrity Policy” mencakup

untuk semua area.

18

Ibid 19

Duncan Watts. 2008. The European Union. Edinburrgh. Edinburgh University Press Ltd 22 George Square. Hal: 230

20

(35)

Dalam European Union Treaty of Amsterdam pada tahun 1997 dihasilkan emapat instrumen sebagai kerangka pertama CFSP yaitu Priciples and Guidelines yaitu mengenai arah politik secara general, Common Strategies yaitu mengenai objektivitas dan maksud, Joint Actions, dan Common Position yaitu mendefinisikan suatu pendekatan dalam masalah tertentu. Kemudian, pada Lisbos Treaty dimana dikonsep kembali mengenai instrument CFSP ke dalam empat jenis kebijakan, diantaranya : 1). pada objektivitas strategis dan kepentingan Uni Eropa, 2). Posisi bersama, 3). Joint Actions, 4). Pengimplementasian pengaturan untuk posisi bersama dan tindakan yang diambil Uni Eropa.21

Dalam setiap keputusan atau pengaturan kebijakan Uni Eropa selalu melalui mekanisme setiap pilar dimana adanya pembahasan dalam melalui “European Council” dan di dalamnya ada mekanisme bersama untuk merumuskan

kebijakan tunggal Uni Eropa. European Council dimana dapat terdiri dari kepala negara atau pemerintah negara anggota, dan Council of the European Union yang terdiri dari dewan menteri 27 negara anggota UE, dimana keduaanya memiliki peran dalam memformulasikan mekanisme CFSP.22

1.5.2 Konsep Mediasi

Mediasi merupakan instrumen yang efektif dan hemat biaya untuk pencegahan konflik, transformasi, dan resolusi. Mediasi juga didefinisikan sebagai suatu cara yang membantu perundingan antara pihak yang berkonflik dan

21

Derek E.Mix. 2011. The European Union: Foreign and Security Policy. Congressional Research Service. Hal: 6

22

(36)

transformasi konflik dengan dukungan pihak ketiga yang dapat diterima. Tujuan umum dari mediasi yaitu ditujukan pada pihak yang berkonflik dalam mencapai kesepakatan yang dapat memuaskan pihak yang berkonflik dan bersedia mengimplementasikan solusi tersebut. Tujuan utamanya yaitu mencegah dan menghentikan kekerasan melalui penghentian permusuhan dan kesepakatan penghentian gencatan senjata.23

Uni Eropa berusaha membangun dan dan mempromosikan penggunaan mediasi sebagai alat pertama menanggapi situai krisis yang muncul. Beberapa aktor dari Uni Eropa yang sering terlibat dalam aktivitas mediasi konflik Uni Eropa yaitu Precidency, European Comission, EUSRs, ESDP missions, dan

European Comission Delegation.24

Dalam beberapa aktivitas mediasi yang dijalankan Uni Eropa, Beberapa aspek penting dalam mediasi yaitu:

Promoting Mediation: berdasarkan pengalaman dan keinginan sendiri

sebagai suatu proyek perdamaian, keterlibatan hak asasi manusia, dan penegakan hokum. Uni Eropa merupakan promoter yang kredibel dalam dialog dan mediasi sebagai respon bebas dalam menanggapi ketegangan dan konflik.

Leveraging Mediation: memberian kekuatan politik dan sumber

finansial. Memberikan pengaruh diplomatik untuk proses mediasi.

Supporting Mediation: Uni Eropa dapat memfasilitasi proses mediasi

dengan efektif yang dipimpin oleh aktor-aktor lain melalui

23

Council of the European Union. 2009. Concept on Strengthening EU Mediation and Dialogue Capacities. Brussels. LIMITE EN. Hal 2

24

(37)

pengembangan kapasitas, training, dukungan logistik, dan ketentuan keahlian dari mediator dan aktor yang berkonflik.

Funding Mediation: Uni Eropa akan melanjutkan dengan menyediakan

dukungan finansial dalam formal, informal, dan proses mediasi pada akar permasalahan.25

1.5.3 Rational Choice Theory

Studi kebijakan luar negeri sebagai proses atau hasil piihan yang rasional mengalami suatu perubahan fokus dan dampak pada pemilihan suatu kebijakan. Paling tidak sejak berakhirnya perang dunia ke-II, kebijakan luar negeri dilandasi dari dominasi perspektif Realis atau neo-Realis yang mana negara digunakan sebagai unit yang relevan dari proses analisis.

Seperti yang diusulkan Herbert Simon menyatakan bahwa :

two use of term “rational” should be distinguished. Behaviour is substantively or objectively rational when it can be shown than an optimal dicision actually was made. “26

Penekanan dari asumsi Herbert Simon bahwa sikap secara sebenarnya dan secara objektif dikatakan rasional ketika tindakan yang diambil dapat menunjukkan bahwa suatu keputusan optimal telah benar-benar dibuat. Mengacu pada teori rational choice dimana ketika prilaku menunjukkan adaptasi terhadap kendala-kendala pada situasi eksternal dan kapabilitas pembuat keputusan, maka

25

Op.Cit Hal 6 26

(38)

dapat dikatakan Individu, Organisasi, atau negara dibatasi oleh rasionalitas.27 Menarik asumsi diatas ke dalam realitas Uni Eropa mengeluarkan kebijakan mediasi maka hal tersebut menunjukkan bahwa keputusan mengeluarkan opsi mediasi merupakan keputusan yang paling optimal bagi Uni Eropa berdasarkan kalkulasi dimana ada urgensi dari kepentingan nasional Uni Eropa.

Asumsi mengenai rasionalitas yaitu tidak membatasi pada tujuan atau identitas para aktor yang mengartikulasikan tujuan-tujuan tersebut, akan tetapi rasionalitas membatasi atau memfokuskan pada bagaimana aktor tersebut memilih tindakan yang berdasarkan keinginan atau keyakinan aktor tersebut Dalam hal ini tidak diwajibkan dan juga tidak dilarang, mengenai gagasan bahwa negara adalah aktor rasional, unitary actor.28 Dalam penelitian ini dimana Uni Eropa diposisikan layaknya sebuah negara yang memiliki kebijakan luar negeri sehingga mengacu pada asumsi diatas, maka posisi tulisan ini yaitu akan menjelaskan rasionalitas Uni Eropa sebagai unitary actor (aktor tunggal).

Untuk memperkuat asumsi diatas maka asumsi Kiser and Schneider (1994) begitu penting dalam perspektif “Rational Choice” yang menyatakan bahwa:

all actors are rational, self-interested wealth maximizers”.29

Asumsi diatas mengandung arti bahwa semua aktor adalah rasional, mementingkan diri sendiri untuk memaksimalkan kekuatan (kekayaan).

27

Ibid 28

Bruce Bueno de Mesquita. Foreign Policy Analysis and Rational Choice Model. New York University. pdf. Hal: 4

29

(39)

Negara-negara dapat dianggap sebagai aktor yang berupaya untuk memaksimalkan pencapaian tujuan mereka berdasarkan kalkulasi rasional di dalam kancah politik global. Fokus perhatiannya yaitu pada interaksi antara pihak-pihak yang terlibat. John P. Lovel menyatakan bahwa beberapa faktor utama yang mempengaruhi proses perumusan kebijakan luar negeri negara-bangsa, yaitu: struktur system internasional, persepsi elit, strategi negara-bangsa lain, dan kapabilitas yang dimiliki oleh negara tersebut.30

Untuk menjelaskan kebijakan luar negeri maka hal terpenting yaitu menjelaskan pembuatan kebijakannya. Sehingga, dalam penelitian ini yang sebagai fokus utama untuk menjelaskan rasionalitas kebijakan Uni Eropa megeluarkan kebijakan mediasi maka perlu dibahas “decision making” oleh Uni Eropa terlebih dahulu sehingga pada akhirnya akan terjawab mengenai rasionalitas kebijakan luar negeri Uni Eropa.

Negara mengambil suatu kebijakan karena elit-elit di pemerintahan

( people of governments)-pembuat keputusan, yang akhirnya memilih kebijakan

tersebut. Sebuah titik umum untuk mempelajari proses pengambilan keputusan adalah model rasional. Dalam model rasional, terdiri dari beberapa tahap yaitu : a). pembuat keputusan mengatur tujuan, dalam hal ini disesuakan dengan situasi yang terjadi; b) mengevaluasi relatif pentingnya keputusan; b). menghitung biaya dari manfaat dari masing-masing kemungkinan keputusan atau tindakan; b).

30

(40)

mengambil salah satu yang paling penting dan biayanya terendah (yang paling menguntungkan)31

Untuk mengetahui rasionalitas kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengelurkan kebijakan mediasi dalam Konflik Rusia-Georgia Tahun 2008, dengan mengidentifikasi pada pengambilan kebijakan di Uni Eropa dalam hal ini melalui mekanisme “Common Foreign and Security Policy” yang merupakan pilar pembuatan kebijakan luar negeri Uni Eropa dan kebijakan keamanan. Dalam penelitian ini juga ditekankan pada aspek-aspek penting dari Uni Eropa terhadap aktor diluarnya sehingga setelah itu ada penghitungan untung-rugi, dan pada akhirnya dikeluarkannya suatu kebijakan.

Mengaplikasikan Rational Choice Theory ke Uni Eropa dalam melihat aktor yang berkonflik yaitu Rusia dan Georgia, secara fakta bahwa Rusia memiliki posisi yang sangat penting bagi Uni Eropa khususnya dibidang hubungan ekonomi dan posisi Georgia sebagai negara tetangga timur Eropa sehingga memungkinkan adanya dilema pada Uni Eropa, kemudian Uni Eropa bergerak untuk menentukan posisi dan kebijakan yang terbaik bagi Uni Eropa itu sendiri, dimana kembali lagi ke asumsi dasar dalam penelitian ini yaitu memandang Uni Eropa sebagai aktor rasional yang memiliki arti kebijakan yang mendukung kepentingan nasional Uni Eropa.

31

(41)

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yaitu tipe penelitian eksplanatif dan jenis penelitian studi pustaka (library research). Mengacu pada metodologi dan disiplin Ilmu Hubungan Internasional, sehingga dalam penelitian ini menetapkan jenis level analisa “Induksionis” yaitu unit eksplanasinya berada

pada tingkat yang lebih tinggi. unit eksplanasinya berupa konflik Rusia-Georgia yang dipandang sebagai suatu sistem (regional tension) sedangkan Unit analisa atau variable dependen pada penelitian ini yaitu kebijakan luar negeri Uni Eropa mengeluarkan opsi mediasi ( Uni Eropa diposisikan layaknya sebagai negara atau aktor rasional) yang membuat suatu kebijakan luar negeri yaitu mediasi dalam merespon konflik Rusia-Georgia.

1.6.2 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.2.1 Batasan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan membatasi waktu penelitian yaitu pada awal Agustus sampai akhir tahun 2008. Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan konflik Rusia-Georgia dimulai pada tanggal 8 Agustus 2008 yang ditanda

(42)

mendukung proses analisa dalam penelitian ini dan juga penelitian ini memperhatikan dampak di masa yang akan datang sehingga dapat mendukung alasan mengapa Uni Eropa mengeluarkan opsi dalam penyelesaian konflik Rusia-Georgia tahun 2008.

1.6.2.2 Batasan Materi Penelitian

Hal yang akan dijelaskan dalam penelitian ini yaitu fokus pada kebijakan luar negeri Uni Eropa mengeluarkan opsi mediasi dalam penyelesaian konflik Rusia-Georgia pada Agustus tahun 2008. Hal yang dibahas pula yaitu pembatasan subjek yang akan diteliti yaitu Uni Eropa sebagai aktor pembuat kebijakan yang dalam penelitian ini diposisikan layaknya sebagai aktor tunggal dan rasional dan objek atau hal yang akan diteliti yaitu kebijakan Uni Eropa mengeluarkan opsi mediasi dalam penyelesaian konflik Rusia-Georgia.

1.6. 3 Metode Pengumpulan Data

(43)

1.6.4 Metode Analisa Data

Metode analisa data yang ditampilkan peneliti dalam penelitian ini yaitu metode analisis data kualitatif analisis isi, yaitu analisis yang menggunakan penggambaran persoalan berdasarkan fakta-fakta yang ada kemudian menarik suatu kesimpulan. Penggunaan data angka statistik dimaksudkan hanya sebagai data sekunder yang mendukung pembahasan dalam penelitian ini.

1.7 Hipotesa

Didukung oleh konsep dan teori yang relevan pada permasalahan yang diteliti maka peneliti menentukan hipotesa sebagai jawaban sementara mengenai rasionalitas kebijakan luar negeri Uni Eropa mengeluarkan opsi mediasi dalam penyelesaian konflik Rusia-Georgia pada tahun 2008 yaitu disebabkan hal :

(44)

mengupayakan agar konflik selesai dan hubungan kerjasama Uni Eropa terhadap kedua pihak yang berkonflik tetap harmonis.

1.8 Alur Pemikiran

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini yaitu terdiri dari beberapa bab yang digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan

Bab Bahasan Pokok

Bab I: Pendahuluan 1.1Latar Belakang 1.2Rumusan Masalah

Rusia Konflik Georgia

Mediasi

Uni Eropa

Mengapa?

Teori Rational Choice Kebijakan Luar Negeri

Uni Eropa

(45)

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian Bab II: Sejarah Konflik

Rusia-Georgia Hingga Berujung Perang Pada Tahun 2008

2.1 Pola Interaksi Ossetia Selatan dan Georgia Pasca Runtuhnya Uni Soviet Tahun 1991 2.2 Dinamika Hubungan Rusia dan Ossetia

Selatan

2.3 Rivalitas Rusia dan Georgia di kawasan Kaukasus

2.4 Kronologi Pecahnya Perang Rusia-Georgia pada Agustus 2008

2.5 Respon Dunia Internasional Terhadap Perang Rusia-Georgia

BAB III: Kerjasama Uni Eropa-Rusia dan Signifikansi Konflik Rusia-Georgia Bidang Energi Hingga Tahun 2050 3.4 Kerjasama Uni Eropa-Georgia

3.5 Signifikansi Konflik Rusia-Georgia Terhadap Respon Uni Eropa

BAB IV: Rasionalitas Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Mengeluarkan Opsi Mediasi Dalam Konflik Rusia-Georgia Tahun 2008

(46)

Gambar

Tabel 1.1 Posisi Penulisan
Tabel 1.2 Sistematika Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

hubungan yang baik dengan customer Sistem manajemen yang kokoh dan berkesinambungan Memiliki resource yang handal sebagai pendorong Leadership Mekanisme seleksi pimpinan yang

Keterampilan sosial dalam menghadapi era global juga mulai disadari oleh kalangan pendidik dan pengembang kurikulum di Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional , misalnya

Brainstorming atau yang biasa dikenal dengan istilah sumbang saran merupakan salah satu cara sejenis musyawarah untuk mengumpulkan ide-ide atau gagasan- gagasan terbaru dari

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi optimum pengukuran Fe(III), Co(III) dan Ni(II) dengan simultan secara voltammetri stripping adsorptif

Pengujian Peningkatan Produktivitas Menggunakan alat analisis statistik yaitu uji hipotesis, dilakukan dalam 2 tahap: Tahap I: untuk menguji apakah ada perbedaan

Baja merupakan campuran antara besi dan elemen pemadu utama besi yaitu karbon. Baja AISI 1045 merupakan baja karbon kelas menengah. Penelitian ini bertujuan untuk

Model yang dikembangkan dalam penelitian ini mengkaji intergrasi sumber daya strategis dan orientasi kewirausahaan sebagai dasar penerapan strategi bersaing untuk

Dari permasalahan y ang ada maka perlu dipikirkan j alan keluar untuk meningkatkan tarap hidup mas y arakat dengan menggali potensi y ang dimiliki oleh mas y arakat desa