• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM IPA TERPADU TEMA MIKROSKOP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING BERMUATAN KARAKTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM IPA TERPADU TEMA MIKROSKOP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING BERMUATAN KARAKTER"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

IPA TERPADU TEMA MIKROSKOP

BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

BERMUATAN KARAKTER

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

oleh Parmin 4001409098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

ii

PERNYATAAN

(3)
(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema Mikroskop Berbasis Inkuiri Terbimbing Bermuatan Karakter

disusun oleh Parmin 4001409098

telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas Negeri Semarang pada tanggal 28 Agustus 2013.

Panitia,

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Sudarmin, M.Si.

196310121988031001 196601231992031003

Ketua Penguji

Arif Widiyatmoko, M.Pd 198412152009121006

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. Dr. Lisdiana, M.Si.

(5)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

1. Keridhaan Allah SWT. bergantung pada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT. bergantung pada kemurkaan kedua orang tua pula (HR Tirmidzi).

2. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada jalan menuju kemudahan (QS. Al-Insyirah: 6).

3. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS. Al-Insyirah: 7).

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Bapak dan ibuku

2. Istri dan anakku

(6)

vi

PRAKATA

Syukur, saya sampaikan ke hadirat Allah SWT. yang telah melipahkan rahmat, taufiq, dan petunjuk-Nya, sehingga skripsi berjudul Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema Mikroskop Berbasis Inkuiri Terbimbing Bermuatan Karakter telah diselesaikan dengan baik. Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penghargaan dan ucapan terima kasih secara mendalam disampaikan kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi;

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk penelitian ini;

3. Dr. Sudarmin, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan IPA S1 Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi;

4. Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Dr. Lisdiana, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan, saran, dan bimbingan dengan sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

5. Muhyiddin, M.Pd., Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak yang telah memberikan izin penelitian;

6. Sugihartono, S.Pd., guru mata pelajaran IPA MTs Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak yang telah banyak membantu dalam tindakan penelitian ini; 7. Keluarga besar MTs Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak yang telah

banyak membantu pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir penelitian ini; 8. Rekan-rekan Prodi IPA angkatan 2009 yang selalu memberikan motivasi dan

bantuan dalam penelitian ini;

(7)

vii

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan penyusunan berikutnya.

(8)

viii

ABSTRAK

Parmin. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema Mikroskop Berbasis Inkuiri Terbimbing Bermuatan Karakter. Skripsi, Program Studi Ilmu Pendidikan Alam. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. Pembimbing Pendamping Dr. Lisdiana, M.Si.

Kata Kunci: petunjuk praktikum, inkuiri terbimbing, karakter.

(9)

ix

ABSTRACT

Parmin. 2013. Development of Integrated Science Lab Manual Microscopy Scene Guided Inquiry-Based Character Charged. Thesis, Education Natural Science Program. Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Semarang State University. Main supervisor Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. Assistant Supervisor Dr. Lisdiana, M. Si.

Keywords: lab instructions, guided inquiry, character.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL. ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... . xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Batasan Masalah... 4

1.5 Tujuan Penelitian... 4

1.6 Manfaat Penelitian... 4

1.7 Penegasan Istilah... 5

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2006 ... 7

2.2 Inkuiri Terbimbing ... 10

2.3 Pendidikan Karakter... 13

2.4 Materi dalam Tema Mikroskop... 15

2.5 Penelitian yang Relevan... 18

2.6 Kerangka Berpikir... 19

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

3.2 Subyek Penelitian ... 20

3.3 Obyek Penelitian ... 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.5 Prosedur Penelitian ... 21

(11)

xi

3.7 Indikator Keberhasilan ... 26

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.2 Pembahasan ... 39

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA... ... 48

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Perpaduan SK dan KD Tema Miroskop………... 3.1 Kriterian Persentase Skor Penilaian……….. 4.1 Rekapitulasi Nilai Validasi Desain Tahap I……….. 4.2 Rekapitulasi Nilai Validasi Ahli Materi dan Kebahasaan Tahap I…… 4.3 Rekapitulasi Nilai Validasi Ahli Desain Tahap II……… 4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi dan Kebahasaan Tahap II…… 4.5 Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru terhadap Buku Petunjuk

Praktikum………. 4.6 Hasil Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen……….. 4.7 Hasil Skor Keaktifan Siswa setiap Pertemuan.……… 4.8 Hasil Skor setiap Karakter Siswa setiap Pertemuan ………... 4.9 Rata-rata Persentase Seluruh Karakter Siswa dalam 3 Pertemuan……...

16 26 30 31 32 33

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Skema Perpaduan Tema Mikroskop dengan model webbed………

2.2 Skema Kerangka Berpikir………..

3.1 Model Pengembangan dalam Penelitian Menurut Sugiyono (2010)…….

4.1 Sampul Depan………..

4.2 Halaman Kata Pengantar……….

4.3 Halaman Daftar Isi………..…

4.4 Sampul Belakang………

4.5 Format Nomor Halaman Sebelum Validasi Ahli Desain Tahap I……….. 4.6 Format Nomor Halaman Setelah Validasi Ahli Desain Tahap I……….. 4.7 Kajian Materi Petunjuk Praktikum sebelum Validasi Materi dan

Kebahasaan Tahap I………... 4.8 Kajian Materi Petunjuk Praktikum sebelum Validasi Materi dan

Kebahasaan Tahap I………... 4.9 Grafik Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen……….. 4.10 Grafik Rata-rata Persentase Skor Keaktifan Siswa……… 4.11 Grafik Persentase Pencapaian Masing-masing Karakter pada setiap

Pertemuan………... 4.12 Grafik Hasil Rata-rata Skor Observasi Karakter Siswa………...

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Hasil Wawancara dengan Guru IPA………

2. Kisi-Kisi Penilaian Ahli/Pakar………. 3. Validasi Desain Buku Petunjuk Praktikum Tahap I………. 4. Validasi Materi Buku Petunjuk Praktikum Tahap I.……… 5. Validasi Materi Buku Petunjuk Praktikum Tahap II……… 6. Validasi Materi Buku Petunjuk Praktikum Tahap II………... 7. Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli……….. 8. Rekapitulasi Data Penilaian Uji Skala Kecil terhadap Buku Petunjuk

Praktium………

9. Contoh Angket Uji Skala Kecil………

10. Rekapitulasi Tanggapan Siswa terhadap Buku Petunjuk Praktikum Tema Mikroskop………. 11. Sampel Angket Tanggapan Siswa terhadap Buku Petunjuk Praktikum…... 12. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru terhadap Buku Petunjuk Praktikum

13. Data Siswa Kelas Ekperimen………...

14. Data Siswa Kelas Kontrol……….

15. Daftar Hadir Pre-test dan Post-test……….. 16. Nilai Pre-test Praktikum Tema Mikroskop Kelas Eksperimen………….... 17. Nilai Pre-test Praktikum Tema Mikroskop Kelas Kontrol………... 18. Nilai Post-test Praktikum Tema Mikroskop Kelas Eksperimen…………... 19. Nilai Post-test Praktikum Tema Mikroskop Kelas Kontrol………. 20. Uji-t Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ……….... 21. Uji-t Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ………... 22. Uji-t Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol dengan Rumus……... 23. Perbandingan Hasil Belajar Kelas Control dan Kelas Eksprimen…………

24. Contoh Lembar Jawab Siswa………...

25. Rubrik Observasi Keaktifan Siswa dalam Praktikum……….. 26. Contoh Data Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan I……….

27. Contoh Data Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan II……...

(15)

xv

28. Contoh Data Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan III………. 29. Rekapitulasi Data Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan I………. 30. Rekapitulasi Data Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan II……… 31. Rekapitulasi Data Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan III……….. 32. Rekapitulasi Ketercapaian Skor Keaktifan Siswa………

33. Rubrik Observasi Karakter ………..

34. Contoh Data Observasi Karakter Siswa Pertemuan I………. 35. Contoh Data Observasi Karakter Siswa Pertemuan II…...………. 36. Contoh Data Observasi Karakter Siswa Pertemuan III….………. 37. Rekapitulasi Observasi Karakter Siswa Pertemuan I………... 38. Rekapitulasi Observasi Karakter Siswa Pertemuan II……….. 39. Rekapitulasi Observasi Karakter Siswa Pertemuan III………. 40. Rekapitulasi Rata-rata Persentase Masing-masing Karakter setiap Pertemuan………... 41. Rekapitulasi Rata-rata Persentase Seluruh Karakter setiap Pertemuan……

42. RPP………...

43. Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test……….

44. Soal Pre-test dan Post-test………

45. Kunci Jawaban Soal ……….

46. Contoh Hasil Kerja Siswa ………

47. Surat-Surat Penelitian………...

48. Dokumen Foto Penelitian……….

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembanagn kurikulum. BSNP (2006) dalam panduan penyusunan KTSP menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan kurikulum 2004 (KBK). Dalam kurikulum ini pemerintah hanya sebagai pengembang kompetensi standar isi dan kelulusan. Selanjutnya sekolah diberi kebebasan untuk menyusun kurikulum sesuai dengan keadaan peserta didik dan sekolah.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang suatu konsep dan fakta yang ada di alam. Berdasar objek kajiannya IPA dipisahkan menjadi 3 disiplin ilmu, yaitu fisika, biologi dan kimia. Hal itu karena keterbatasan manusia dalam mengkaji alam. IPA untuk SD dan SMP masih berupa ilmu yang disederhanakan, karena itu peninjauan objek/fenomena dari segi fisika, biologi dan kimia masih mungkin untuk dilakukan. Penyederhanaan ilmu IPA itulah yang kemudian membuat pelaksanaan pembelajaran IPA di tingkat SD maupun SMP dilaksanakan secara terpadu yang kemudian dikenal dengan nama IPA Terpadu.

Pembelajaran IPA terpadu belum dapat berjalan lancar karena masih minimnya lulusan pendidikan IPA. Kebanyakan guru IPA SMP/MTs merupakan lulusan Pendidikan Fisika, Biologi maupun Kimia. Maka guru-guru tersebut dalam sekolah harus bekerjasama dalam menyusun kurikulum dan pembagian waktu mengajar, agar tidak terjadi persoalan.

(17)

Dalam BSNP (2006) dijelaskan bahwa seharusnya pembelajaran IPA berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA dilaksanakan secara scientific inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya dalam berbagai aspek kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Pembelajaran berbasis inkuiri dapat dijadikan satu pendekatan pembelajaran yang memberikan penekanan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar baik secara fisik maupun mental. Menurutnya, inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan semua jawaban dari masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2009).

Pembelajaran inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti tanya jawab, diskusi, demonstrasi, termasuk kegiatan laboratorium atau praktikum. Inkuiri yang dilakukan dengan kegiatan laboratorium memposisikan seolah-olah peserta didik sebagai scientist yang melakukan suatu eksperimen dalam upaya mencari hubungan antar gejala alam. Akan tetapi apabila kegiatan ini dilakukan tanpa adanya tahapan-tahapan tertentu dapat dipastikan akan menemui kegagalan. Maka dalam pelaksanaannya perlu adanya bimbingan atau petunjuk untuk peserta didik.

(18)

Masa globalisasi menyediakan seluruh fasilitas yang dibutuhkan manusia, negatif maupun positif. Ada indikasi kuat akan hilangnya nilai-nilai luhur yang melekat dalam bangsa seperti kejujuran, kesopanan, dan kebersamaan yang cukup membuat keprihatinan.. Salah satu upaya untuk mengembalikan perilaku baik tersebut itu adalah memperbaiki sistem pendidikan yang menekankan pada pendidikan karakter. Peserta didik harus diberi pendidikan khusus yang membawa misi inti dari pembinaan karakter atau nilai-nilai moral. Pembangunan karakter merupakan bagian penting kinerja pendidikan. Karakter adalah kepribadian yang melekat pada diri seseorang. Manusia pada dasarnya memiliki potensi cinta kebajikan, tetapi jika tidak disertai dengan potensi pendidikan dan sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka orang bisa berubah menjadi hewan, bahkan lebih buruk (Kamaruddin, 2012). Permasalahan karakter ini seringkali ditemukan dalam dunia pendidikan seperti banyaknya terjadi tawuran antar pelajar.

Bertolak dari hal tersebut internalisasi pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan. Salah satu yang berperan dalam pembentukan karakter peserta didik di sekolah adalah guru. Guru merupakan sosok yang menjadi idola bagi anak didik. Guru bersifat multifungsi. Menurut Ahmadi (2011) guru tidak hanya sebagai pendidik, tapi juga sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, komunikator, pekerja administrasi dan manifestasi kesetiaan terhadap lembaga. Sebagai seorang pendidik dan pembimbing, guru harus mangarahkan peserta didik agar menjadi manusia yang susila, cakap, mandiri serta dapat membedakan nilai yang baik dan nilai yang buruk. Guru juga memiliki tugas untuk mendidik peserta didik bukan saja kemampuan kognitifnya saja seperti yang dilakukan saat ini, akan tetapi juga membentuk tingkah laku peserta didik sebab hasil belajar itu bukan saja dalam bentuk nilai yang tertulis di daftar nilai akan tetapi juga perubahan tingkah lakunya.

(19)

1.2

Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang beberapa masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA di SMP sebagian besar belum terpadu.

2. Buku petunjuk praktikum kebanyakan masih spesifik pada salah satu disiplin ilmu.

3. Buku petunjuk praktikum kebanyakan belum menyisipkan muatan karakter.

1.3

Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana prototype buku petunjuk praktikum hasil pengembangan? 2. Bagaimana kevalidan buku petunjuk praktikum hasil pengembangan?

3. Apakah buku petunjuk praktikum IPA terpadu yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran?

4. Apakah buku petunjuk yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan pemahaman materi, mengaktifkan peserta didik, dan menanamkan karakter peserta didik?

1.4

Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, batasan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Petunjuk praktikum yang akan dikembangkan dalam penelitian ini hanya pada tema mikroskop.

2. Keefektifan buku petunjuk praktikum dilihat dari 3 aspek, yaitu peningkatan pemahaman materi, keaktifan siswa dan penanaman karakter siswa.

3. Karakter yang diobservasi adalah berpikir kritis, saling menghargai dan bertanggung jawab.

4. Karakter berpikir kritis yang diobservasi dalam penelitian ini meliputi sikap mau bertanya, memiliki ide baru dan mampu menjawab pertanyaan.

5. Karakter saling menghargai meliputi sikap santun dalam berbicara, memberi kesempatan kepada teman dan tidak memaksakan kehendak.

(20)

1.5

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan sebuah produk berupa buku petunjuk praktikum IPA Terpadu tema mikroskop berbasis inkuiri terbimbing bermuatan karakter yang dapat digunakan sebagai media praktikum.

1.6

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi peneliti, peserta didik, guru maupun bidang pendidikan, sebagai berikut:

1. Peneliti

Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dari peneliti untuk menciptakan media pembelajaran yang baru untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. 2. Peserta didik

Peserta didik karena peserta didik merupakan subyek langsung dari penelitian ini. Peserta didik yang dikenai tindakan semestinya terdapat perubahan-perubahan dalam diri terutama dalam segi keaktifan dan penanaman karakter. 3. Guru

Penelitian ini dapat menjadi referensi yang kemudian dapat dimodifikasi oleh pendidik untuk dapat menyampaikan pengetahuan IPA pada peserta didik agar lebih tepat sasaran (efektif).

4. Lembaga pendidikan

Memberikaan sumbangan pemikiran sebagai alternatif peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas belajar IPA dan dunia pendidikan pada umumnya.

1.7

Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut: 1. Pengembangan

(21)

2. Petunjuk praktikum

Menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36/D/O/2001 pasal 5 petunjuk praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. Pedoman tersebut disusun dan ditulis oleh kelompok staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah. Buku petunjuk praktikum dimaksudkan sebagai kumpulan petunjuk-petunjuk praktikum yang dijilid sehingga menjadi buku.

3. IPA terpadu

Dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Trianto (2007) menyatakan bahwa pembelajaran IPA terpadu dikemas dengan tema dan topik. Melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.

4. Pendekatan inkuiri terbimbing

Dalam pendekatan inkuiri terbimbing, peserta didik dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru. Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa penjelasan-penjelasan atau pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing.

5. Pendidikan karakter

(22)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1

Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2006

Menurut BSNP (2006) IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Agar proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Secara umum IPA di SMP/MTs, meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat

(23)

suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMP/MTs merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

2.1.1 Konsep pembelajaran IPA terpadu

Pembelajaran Terpadu meliputi pembelajaran yang terpadu antar disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran maupun terpadu lintas peserta didik. Melalui pembelajaran terpadu diharapkan peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan serat menerapakan konsep yang telah dipelajari. Dengan demkian peserta didik terlatih untuk menemukan sendir berbagai konsep dalam materi secara menyeluruh (holistic), bermakna, autentik dan aktif.

Menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu yaitu: fragmented, connected, nested, secuenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed dan networked.

2.1.2 Karakteristik IPA terpadu

(24)

kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip sains secara holistik dan otentik.

Pembelajaran IPA terpadu ini relevan dalam satu tema tertentu (pembelajaran tematik). Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Melalui pembelajaran ini, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk mencari, menyimpan dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian peserta didik terlatih untuk menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna, otentik, dan aktif. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian IPA yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga peserta didik memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar IPA serta kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam dapat direfleksikan melalui pembelajaran IPA terpadu.

2.1.3 Tujuan pembelajaran IPA terpadu

Menurut Depdiknas (2007) sesuai dengan Hakiim (2008) tujuan pembelajaran IPA Terpadu adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. b. Meningkatkan minat dan motivasi.

Pembelajaran terpadu memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaan yang utuh, menyeluruh, dinamis, dan bermakna sesuai dengan harapan dan kemampuan guru, serta kebutuhan dan kesiapan peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran terpadu memberikan peluang bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tema yang disampaikan.

c. Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus.

(25)

adanya proses pemaduan dan penyatuan sejumlah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan langkah pembelajaran yang dipandang memiliki kesamaan atau keterkaitan.

2.2

Inkuiri Terbimbing

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah. Mince (2011) menjelaskan model inkuiri merupakan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dalam Alberta (2004) disebutkan bahwa inkuiri adalah proses dinamis yang terbuka untuk mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan hal yang membingungkan yang ada untuk mengetahui dan memahami dunia. Menurut Sanjaya (2011) penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru bahkan antara peserta didik dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri: (1) Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal

untuk mencari dan menemukan, artinya peserta didik jadikan subyek belajar. (2) Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan

(26)

ini menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator, bukan sebagai sumber belajar yang menjelaskan saja.

(3) Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.

Strategi pembelajaran inkuri dapat efektif apabila :

(1) Guru mengharapkan peserta didik dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.

(2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian. (3) Jika proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu peserta didik terhadap

sesuatu.

(4) Jika akan mengajar pada sekelompok peserta didik yang rata-rata memiliki kemampuan dan kemampuan berpikir.

(5) Jika peserta didik yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.

(6) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada peserta didik.

Menurut Sumiati (2008) inkuiri ada tiga, yaitu: a. Inkuiri terbimbing (terpimpin)

Dalam proses belajar mengajar dengan metode inkuiri terbimbing, peserta didik dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru. Metode inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi peserta didik-peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan metode inkuiri. Pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi (Sumiati, 2008).

(27)

Menurut Sanjaya (2011) langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi:

1) Orientasi

Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran dengan memberikan arahan dan petunjuk. 2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada persoalan yang mengandung teka-teki yang perlu dicari jawabannya. Proses pencarian jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut peserta didik akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga.

3) Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. 4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6) Merumuskan simpulan

(28)

b. Inkuiri bebas

Metode ini digunakan bagi peserta didik yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan peserta didik seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Peserta didik diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

c. Inkuiri bebas modifikasi

Metode ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua strategi inkuiri sebelumnya, yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan. Artinya, dalam metode ini peserta didik tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun peserta didik yang belajar dengan metode ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari inkuiri terbimbing.

2.3

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sangat penting untuk diberikan kepada generasi muda saat ini untuk menghadapi kehidupan di masa depan. Mereka dibombardir dengan pengaruh negatif dari media yang ada sekarang. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan sekolah yang bersama-sama mendorong pengembangan karakter dan menyampaikannya dalam pembelajaran (Pala, 2011).

(29)

Pendidikan karakter mulai mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan ahli pendidikan. Hal ini berlandaskan pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Menurut Kemendiknas (2010) nilai-nilai untuk IPA SMP/MTs yang dapat dikembangkan antara lain: rasa ingin tahu, kerja keras, jujur, disiplin, demokratis, mandiri, senang membaca, berani, kreatif dan peduli lingkungan. Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, jujur, dan tanggung jawab (Kemdiknas, 2010). Menurut Sugiyarto (2008) sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang pengamat antara lain sebagai berikut:

a. Mencintai kebenaran

Sikap ini mendorong seseorang berlaku jujur dan objektif. b. Tidak purba sangka

Tidak berpikir secara prasangka tidak baik dan tidak masuk akal. c. Bersifat toleran terhadap orang lain

Pengetahuan tidak mutlak sempurna, maka menghargai pendapat orang lain dapat digunakan untuk memperbaiki, melengkapi, menyempurnakan pengetahuan dan tidak memaksa orang lain.

d. Ulet

Tidak putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran walaupun sering tidak memperoleh apa-apa.

e. Teliti dan hati-hati

(30)

f. Ingin tahu

Rasa ingin tahu merupakan titik awal dari pengetahuan dengan didorong untuk ingin tahu lebih banyak dalam melakukan sesuatu.

g. Optimis

Selalu optimis karena terbiasa dengan percobaan atau eksperimen.

Sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA merupakan bagian dari sikap pada umumnya, dan sikap adalah sebuah nilai, yaitu nilai kehidupan. Apabila penanaman nilai karakter terjadi berulang-ulang dan akhirnya dikuasai oleh peserta didik maka akan terjadi internalisasi nilai-nilai IPA yang dapat menjadi nilai kehidupan para peserta didik. Proses pembelajaran IPA di dalamnya terdapat ruang untuk pembelajaran karakter, yaitu dimensi sikap ilmiah dan metode ilmiah yang di dalamnya terdapat kerja ilimah. Aspek-aspek pendidikan karakter dapat dipadukan dalam media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi maupun instrumen penilaian.

2.4

Materi dalam Tema Mikroskop

[image:30.595.135.472.476.648.2]

Perpaduan materi dalam tema mikroskop pada pembelajaran IPA terlihat dalam skema Gambar 2.1. sebagai berikut.

Gambar 2.1. Skema perpaduan tema mikroskop dengan model webbed. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan tema mikroskop, sebagai berikut:

Tema mikroskop Mikroskop

dan

penggunaan Organisasi kehidupan

(31)
[image:31.595.122.516.130.316.2]

Tabel 2.1. Perpaduan SK dan KD tema mikroskop

SK dan KD Biologi SK dan KD Fisika

Standar Kompetensi:

5.Memahami gejala alam melalui pengamatan.

6.- Memahami keanekaragaman makhluk hidup. .

- Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Kompetensi Dasar:

5.3 Menggunakan mikroskop dan peralatan pendukung lainnya untuk mengamati gejala-gejala kehidupan.

6.3 Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.

6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari.

2.4.1. Pengamatan gejala alam

2.4.1.1 Mikroskop dan cara penggunaannya

Mikroskop mula-mula dikembangkan oleh Antonie Van Leuwenhoek (1632–1723). Mikroskop pertama ini susunannya masih sangat sederhana, yaitu hanya terdiri dari sebuah lensa cembung. Perbesaran yang dihasilkan maksimum 300 kali. Mikroskop modern disusun minimal oleh dua buah lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Perbesaran yang dihasilkan mikroskop optik modern mencapai 1.250 kali. Mikroskop yang tersedia di laboratorium sekolah biasanya berupa mikroskop cahaya biasa.

Bagian-bagian mikroskop cahaya terdiri dari (1) tubus/tabung mikroskop, (2) lensa objektif, (3) lensa okuler, (4) revolver, (5) makrometer (tombol pengatur kasar), (6) mikrometer (tombol pengatur halus), (7) lengan mikroskop, (8) meja preparat, (9) penjepit objek, (10) diafragma, (11) kondensor (pemusat cahaya), (12) cermin, dan (13) kaki mikroskop.

2.4.1.2 Pembuatan preparat

(32)

Silet berfungsi untuk menyayat benda yang akan diamati. Gelas benda berfungsi untuk meletakkan objek gelas yang akan diamati. Penutup gelas berfungsi untuk menutup benda yang diletakkan pada gelas benda. Pewarna digunakan untuk memudahkan dalam pengamatan, misalnya lugol, metilen biru, dan eosin.

Preparat dapat diamati secara melintang maupun membujur.Preparat melintang dibuat dari hasil sayatan secara melintang, sedangkan preparat membujur dibuat dengan sayatan arah membujur. Langkah-langkah untuk membuat preparat melintang batang meliputi:

(1) Menyiapkan batang yang akan diamati.

(2) Menyayat batang dengan silet secara melintang ke arah tubuh setipis mungkin.

(3) Meletakkan hasil sayatan pada objek gelas dan tetesi dengan air. Jika diperlukan, dapat menambahkan pewarna untuk memperjelas objek.

(4) Menutup dengan gelas penutup perlahan-lahan dan mengusahakan agar tidak terbentuk gelembung udara.

(5) Mengeringkan air yang berlebihan di sekitar kaca penutup dengan kertas isap. (6) Preparat siap untuk diamati dengan mikroskop.

2.4.2. Organisasi kehidupan

Semua makhluk hidup tubuhnya tersusun atas kumpulan sel-sel. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Semua kegiatan hidup dari makhluk hidup adalah perwujudan dari proses yang terjadi di dalam sel. Pada organism uniseluler sebuah sel merupakan satu individu. Jadi segala aktivitasnya dilakukan dengan satu sel itu, misalnya respirasi, mencerna makanan, dan berkembang biak. Pada organisme multiseluler, sel-sel saling bekerja sama membentuk jaringan.

(33)

parenkim spons, jaringan pengangkut, dan jaringan epidermis. Beberapa organ kemudian bersatu membentuk sistem organ. Sebagai contoh sistem pernapasan tersusun atas laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Tubuh organisme tersusun atas beberapa system organ. Urutan organisasi dari sel membentuk jaringan, jaringan membentuk organ, organ membentuk system organ inilah yang disebut organisasi kehidupan (Wasis, 2008).

2.4.3. Alat optik (mikroskop)

Mikroskop digunakan untuk mengamati benda-benda renik, misalnya bakteri dan klorofil daun. Alat ini terdiri dari lensa objektif, berupa lensa cembung dan lensa okuler, juga berupa lensa cembung. Lensa objektif adalah lensa yang dekat dengan objek dan lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata (oculus).

Agar benda yang diamati dapat kelihatan besar sekali dan mikroskop tidak terlalu panjang, f objektif dibuat lebih pendek dari f okuler (lensa objektif lebih kuat daripada lensa okuler). Benda yang akan diamati diletakkan di depan lensa objektif antara titik F dan 2F atau (f < s < 2f). Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa objektif ini diterima dan dianggap benda oleh lensa okuler yang berfungsi sebagai lup yang memiliki sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar. Dengan demikian bayangan yang terbentuk dalam mikroskop adalah maya, terbalik dan diperbesar (Henry, 2009)

2.5

Penelitian yang Relevan

1. Riyanti Sholihah (2011) dengan judul: Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Berbasis Pendidikan Karakter untuk Pembelajaran IPA Bertema Perjalanan Makanan pada Tumbuhan. Hasil penelitian adalah petunjuk praktikum hasil pengembangan layak digunakan dan dapat menanamkan nilai karakter peserta didik.

(34)
[image:34.595.110.453.126.524.2]

2.6

Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Skema kerangka berpikir

Pengembangan buku petunjuk praktikum IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing bermuatan karakter.

Berpengaruh positif terhadap keaktifan dan karakter siswa dalam praktikum.

Buku petunjuk praktikum IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing bermuatan karakter dapat diterapkan di MTs Miftahul Ulum.

a. Validasi pakar b. Uji coba pemakaian Potensi dan masalah di sekolah:

1. Dalam praktikum hanya menggunakan buku paket atau lembaran-lembaran dan belum dibukukan.

2. Siswa kelas VII masih memerlukan banyak bimbingan dalam menemukan jawaban berbagai permasalahan.

(35)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 - 28 Mei 2013, bertempat di MTs Miftahul Ulum Desa Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

3.2

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah petunjuk praktikum IPA Terpadu, guru-guru IPA dan peserta didik MTs Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak.

3.3

Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah prototype, kevalidan, kelayakan, dan keefektifan penggunaan petunjuk praktikum IPA terpadu.

3.4

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data pengembangan buku petunjuk praktikum IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing bermuatan karakter pada penelitian ini diperlukan alat (instrumen) pengumpulan data sebagai berikut.

3.4.1 Metode wawancara

Wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah wawancara terpimpin (guided interview). Wawancara terpimpin adalah wawancara yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu (Suharsimi, 2007). Metode wawancara ini digunakan untuk analisis kebutuhan media yang digunakan dalam pembelajaran. 3.4.2 Metode kuesioner (angket).

Angket digunakan untuk uji kelayakan dan uji validitas petunjuk praktikum, tanggapan guru dan peserta didik. Jenis angket untuk uji kelayakan dan uji validitas buku petunjuk praktikum adalah daftar cocok (check list) yaitu deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat) dimana responden tinggal membubuhkan check list (√) di tempat yang disediakan (Suharsimi, 2007).

(36)

3.4.3 Metode observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Dalam metode observasi ini digunakan lembar pengamatan keaktifan siswa yang digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses praktikum dengan menggunakan media buku petunjuk praktikum hasil pengembangan. Metode observasi juga digunakan untuk mengamati karakter siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembaran observasi yang berisi instrumen-instrumen pengamatan dan mengacu pada rubrik pengamatan yang telah disiapkan. Instrumen ini diisi oleh pengamat yang duduk di tempat yang memungkinkan untuk mengikuti dan mengamati seluruh pembelajaran dari awal hingga berakhirnya proses pembelajaran.

3.4.4 Metode tes

Tes yang diberikan berupa pretest dan posttest yang nantinya akan berpengaruh terhadap tercapainya keefektifan belajar siswa setelah menggunakan produk buku petunjuk praktikum yang dikembangkan.

3.5

Prosedur Penelitian

Pengembangan buku petunjuk praktikum IPA terpadu melalui tahap-tahap sebagai berikut:

3.5.1 Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan metode wawancara dengan peserta didik dan guru mata pelajaran tentang hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu khususnya praktikum.

3.5.2 Persiapan penelitian

Persiapan penelitian meliputi proses :

(1) observasi awal bahan ajar yang telah digunakan; (2) perijinan penelitian dari pihak fakultas;

(37)

3.5.3 Pelaksanaan penelitian

[image:37.595.141.486.183.425.2]

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini mengadaptasi dari Sugiyono (2010) yang telah dikembangkan. Pelaksanaan penelitian meliputi tahap-tahap seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Model pengembangan dalam penelitian menurut Sugiyono (2010). Pelaksanaan penelitian pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 3.5.3.1Potensi dan masalah

Potensi dan permasalahan yang ada di madrasah tempat penelitian, terutama mengenai praktikum IPA diteliti dengan metode wawancara dengan guru mapel IPA dan peserta didik.

3.5.3.2Pengumpulan data

Dari hasil wawancara dengan guru mapel IPA dan siswa MTs Miftahul Ulum tentang praktikum dikumpulkan sebagai dasar dalam melakukan pengembangan sebuak produk berupa petunjuk praktikum IPA terpadu.

3.5.3.3Desain produk

Langkah-langkah dalam mendesain petunjuk praktikum IPA terpadu yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :

(1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pada materi-materi tema mikroskop;

Potensi dan

masalah Pengumpulan data Desain buku petunjuk praktikum

Uji coba skala

kecil Revisi Desain Buku Desain Buku Validasi

Revisi akhir buku petunjuk

praktikum Uji coba

pemakaian Revisi produk

buku

(38)

(2) merumuskan tujuan yang akan dicapai peserta didik dengan menggunakan petunjuk praktikum ipa terpadu;

(3) pembuatan desain halaman depan (cover);

(4) pembuatan halaman kata pengantar dan daftar isi (content); (5) penulisan bagian penyajian petunjuk praktikum;

(6) penulisan glosarium dan daftar pustaka; dan (7) pembuatan sampul belakang.

3.5.3.4Validasi desain

Produk awal/draft petunjuk praktikum diserahkan kepada ahli untuk dievaluasi dan divalidasi. Ahli yang mengevaluasi dan memvalidasi adalah dosen FMIPA Unnes dan guru IPA MTs Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen.

3.5.3.5Perbaikan desain

Setelah produk/draft awal petunjuk praktikum divalidasi oleh ahli, dilakukan revisi produk sebelum produk diujicobakan dalam kelompok kecil. 3.5.3.6Uji coba produk

Uji coba produk dilakukan di kelas VII MTs Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen. Pada uji coba ini diambil 10 peserta didik secara acak sebagai subyek uji coba. Peserta didik-peserta didik tersebut diberikan draft petunjuk praktikum IPA terpadu untuk dipelajari. Setelah itu peserta didik diminta mengisi angket dan diminta pendapat mengenai kesulitan-kesulitan yang ditemukan saat membaca draf petunjuk praktikum IPA terpadu tersebut. Pelaksanakan uji coba produk awal ini dilakukan sebelum praktikum dilaksanakan.

3.5.3.7Merevisi produk

Pada tahap ini dilakukan evaluasi hasil uji coba dan mengkaji setiap kekurangan. Dari hasil evaluasi, kemudian dilakukan penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Setelah itu, mempersiapkan petunjuk praktikum IPA terpadu hasil revisi untuk ujicoba pemakaian.

3.5.3.8Uji coba pemakaian

(39)

diberi pembelajaran praktikum dengan buku petunjuk praktikum hasil pengembangan. Kelas VII D sebagai kelas kontrol diberi pembelajaran praktikum dengan petunjuk praktikum yang sudah biasa digunakan. Setelah uji coba pemakaian ini, guru dan peserta didik di kelas eksperimen diberi angket tanggapan tentang petunjuk praktikum IPA terpadu di akhir pembelajaran.

3.5.3.9Revisi akhir produk

Pada tahap ini, hasil ujicoba pemakaian yang telah dilakukan kemudian dievaluasi dan diadakan penyempurnaan akhir produk.

3.6

Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini merupakan analisis data kualitatif. Data yang dianalisis adalah sebagai berikut.

3.6.1 Validitas petunjuk praktikum

Validitas petunjuk praktikum diolah dari angket penilaian dan validasi ahli yang terdiri dari 2 aspek, yaitu aspek materi dan bahasa serta aspek fisik atau penyajian.

3.6.2 Kelayakan petunjuk praktikum

Kelayakan petunjuk praktikum ditentukan melalui tanggapan peserta didik dan tanggapan guru melalui angket yang diberikan.

3.6.3 Keefektifan petunjuk praktikum

Keefektifan petunjuk praktikum dalam penelitian ini ditentukan dengan 3 aspek, yaitu peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi-materi dalam tema mikroskop, tercapainya keaktifan peserta didik, dan tampaknya karakter pada peserta didik.

3.6.3.1Aspek peningkatan pemahaman

(40)

(Suharsimi, 2007)

Apabila hasil thitung > ttabel maka kelas eksperimen lebih baik daripada kelas

kontrol.

Selain dengan rumus t-test tersebut, hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen juga diolah dengan Microsoft office excel 2007. Apabila p-value ≥ α, maka kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Apabila p-value < α, maka kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

3.6.3.2 Ketercapaian skor keaktifan peserta didik

Penilaian keaktifan peserta didik dilihat dari data atau catatan aktivitas selama pembelajaran yang dilakukan melalui observasi menggunakan instrument-instrumen yang telah disiapkan. Data-data observasi dianalisis menggunakan sistem deskriptif persentase Ali (1993) menggunakan rumus sebagai berikut :

dengan % = persentase skor n = skor yang diperoleh N = Jumlah seluruh skor (Ali, 1993)

Hasil skor dijabarkan dalam 4 kriteria, yaitu sangat aktif, aktif, kurang aktif dan sangat tidak aktif.

3.6.3.3Pencapaian skor karakter peserta didik

Untuk mengetahui sejauh mana karakter peserta didik dilakukan melalui pengamatan selama praktikum menggunakan instrumen-instrumen yang telah dipersiapkan. Data-data observasi diolah menggunakan rumus sebagai berikut :

dengan :

M = nilai rata-rata hasil per kelompok N =banyaknya subyek

x = deviasi setiap nilai x2 dan x1

(41)

Hasil skor dijabarkan dalam 4 kriteria, yaitu sangat tampak, tampak, kurang tampak dan tidak tampak.

Kriteria persentase skor yang diperoleh dari validasi pakar, tanggapan siswa, tanggapan guru, observasi keaktifan maupun observasi karakter terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kriteria persentase skor penilaian

(Sofiana, 2011)

3.7

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a) Hasil validasi ahli/pakar mencapai persentase skor >62,50%.

b) Hasil tanggapan guru dan peserta didik mencapai persentase skor >62,50%. c) Keefektifan buku petunjuk praktikum:

1) Rerata hasil post test > pre test.

2) Hasil observasi keaktifan mencapai persentase skor >62,50%.

3) Hasil observasi karakter peserta didik mencapai persentase skor >62,50%. Interval % skor Kriteria

81,25% <skor≤100% 62,50% <skor≤81,25% 43,75% <skor≤62,50% 25%<skor≤43,75%

Sangat baik, sangat aktif, sangat tampak Baik, aktif, tampak

(42)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Dalam bab ini, hasil penelitian disajikan secara berurutan sesuai dengan paradigma penelitian Research and Development. Hasil penelitian ini disajikan dalam 4 bagian sesuai dengan rumusan masalah penelitian, yaitu: 1) prototype buku petunjuk praktikum IPA Terpadu, 2), analisis kevalidan buku petunjuk praktikum IPA Terpadu 3), analisis kelayakan buku petunjuk praktikum IPA Terpadu, dan 4) analisis keefektifan penggunaan buku petunjuk IPA terpadu untuk meningkatkan pemahaman, keaktifan, dan karakter siswa.

4.1.1 Prototype buku petunjuk praktikum IPA terpadu tema mikroskop Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan buku petunjuk praktikum IPA terpadu. Awal mula penelitian dilakukan dengan tahap observasi kebutuhan di madrasah tempat penelitian dengan metode wawancara. Dari hasil observasi tersebut didapatkan bahwa dalam pembelajaran praktikum, siswa menggunakan petunjuk praktikum yang masih berupa lembaran-lembaran dan belum dibukukan. Lembaran petunjuk praktikum tersebut kebanyakan hanya terdiri dari judul praktikum, tujuan, langkah kerja, dan pertanyaan-pertanyaan, tanpa kajian materi. Selain itu petunjuk praktikum juga belum mencerminkan pembelajaran terpadu dan masih minim dengan muatan karakter.

Dari hasil observasi tersebut maka peneliti berupaya untuk mengembangkan sebuah buku petunjuk praktikum IPA terpadu tema mikroskop yang berbasis inkuiri terbimbing dan di dalamnya diberi muatan karakter. Draft buku petunjuk praktikum kemudian mendapatkan validasi oleh 3 pakar dan kritik serta saran. Pakar menilai dari 2 komponen, yaitu komponen desain buku, dan komponen isi materi serta kebahasaan.

Buku petunjuk praktikum ini terdiri dari 34 halaman, yang meliputi: (1) 1 halaman sampul depan;

(2) 1 halaman judul dan penulisan identitas siswa;

(43)

(3) 1 halaman prakata penulis; (4) 1 halaman daftar isi;

(5) halaman bab I yang berisi pengenalan mikroskop;

(6) 21 halaman bab II tentang petunjuk praktikum yang terbagi menjadi petunjuk praktikum I, praktikum II dan praktikum III;

(7) 1 halaman glosarium;

(8) 1 halaman daftar pustaka; dan (9) 1 halaman sampul belakang .

Halaman buku petunjuk praktikum sengaja tidak dibuat bolak-balik dengan tujuan agar siswa memilki banyak tempat untuk memberikan atau menambah catatan yang diperlukan saat melakukan praktikum. Contoh layout halaman buku petunjuk praktikum hasil pengembangan dapat dilihat pada gambar - gambar berikut ini.

[image:43.595.117.491.378.626.2]
(44)

Gambar 4.3. Halaman daftar isi Gambar 4.4. Sampul belakang

Karakteristik buku petunjuk praktikum yang membedakan dengan petunjuk-petunjuk praktikum yang telah biasa digunakan di sekolah adalah adanya kata pengantar dan daftar isi, uraian langkah kerja yang terperinci, dan adanya penekanan nilai-nilai karakter dalam setiap langkah kerja dengan font tebal. Di samping itu, setelah menggunakan buku petunjuk praktikum hasil pengembangan ini, siswa tidak perlu lagi mencari kertas lain untuk menulis laporan praktikum, karena analisis data, pembahasan, simpulan, pertanyaan, dan tempat untuk menjawab pertanyaan telah disediakan. Hal ini dimaksudkan agar siswa kelas VII dapat berlatih untuk menulis laporan praktikum dengan rapi.

4.1.2 Analisis kevalidan buku petunjuk praktikum

Tahap validasi terhadap buku petunjuk praktikum dilakukan 2 kali. Komponen yang divalidasi adalah komponen desain dan penyajian materi. Untuk validasi tahap pertama, draf petunjuk praktikum diberikan kepada 2 dosen FMIPA Unnes sebagai validator. Skor validasi tahap pertama dapat dilihat pada Tabel 4.1.

(45)
[image:45.595.109.534.125.380.2]

Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai validasi ahli desain tahap I

Sumber : Lampiran 3

Pada validasi desain tahap I, validator memberikan saran perbaikan untuk memindahkan nomor halaman dari pinggir ke tengah halaman dan diformat dengan menarik.

[image:45.595.119.490.443.717.2]

Gambar 4.5. Format nomor halaman sebelum validasi desain tahap I

Gambar 4.6. Format nomor halaman setelah validasi desain tahap I

No Indikator Skor

1. Layout cover/sampul depan (tata letak teks dan gambar) proporsional. 4

2. Desain cover menarik. 3

3. Judul buku jelas. 3

4. Pemilihan jenis font (jenis huruf dan angka) sesuai. 3 5. Pemilihan ukuran font (ukuran huruf dan angka) sesuai. 3 6. Tampilan gambar (pemilihan gambar) sesuai tema mikroskop. 3

7. Proporsi warna (keseimbangan warna) sesuai. 3

8. Ukuran buku sesuai (menggunakan kertas ukuran A4 80 gr). 4

9. Buku petunjuk praktikum mudah digunakan. 3

10. Halaman buku mudah dicari. 3

11. Warna, gambar, huruf (cetak tebal, miring, garis bawah, dsb) menarik. 3 12. Tampilan petunjuk praktikum secara umum menarik. 4

Skor yang dicapai 39

Skor maksimal 48

Persentase 81,25

Kriteria Valid

Nomor halaman ada di pojok kanan bawah

(46)
[image:46.595.114.538.126.452.2]

Tabel 4.2 Rekapitulasi nilai validasi ahli materi dan kebahasaan tahap I

No Indikator Skor

1. Kedalaman materi dalam tema mikroskop sesuai untuk tingkat SMP. 3 2. Materi praktikum sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar. 3

3. Waktu pembelajaran sesuai dengan materi pokok. 4

4. Kalimat yang digunakan dalam petunjuk praktikum jelas. 4 5. Kalimat yang digunakan dalam petunjuk praktikum mudah dipahami. 4 6. Konsep materi yang terdapat dalam petunjuk praktikum mudah

dipahami. 4

7. Penyajian materi runtut dan sistematis. 3

8. Tidak terdapat kesalahan konsep dalam petunjuk praktikum. 3

9. Langkah kerja dalam petunjuk praktikum jelas. 3

10. Langkah kerja dalam petunjuk praktikum menyertakan nilai karakter. 3 11. Langkah kerja dalam petunjuk praktikum membimbing siswa

menemukan konsep materi. 3

12. Pertanyaan-pertanyaan dalam petunjuk praktikum sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan. 4

13. Komponen-komponen dalam buku petunjuk praktikum lengkap. 3

Jumlah 44

Skor maksimal 52

Persentase 84,62

Kriteria Sangat valid

Sumber : Lampiran 4

Pada validasi materi dan kebahasaan tahap I, validator memberikan saran agar memperbaiki kata pengantar dan memasukkan daftar referensi pada setiap kajian teori petunjuk praktikum.

Gambar 4.7. Kajian materi petunjuk praktikum sebelum validasi materi dan kebahasaan tahap I

[image:46.595.121.497.523.681.2]
(47)

Gambar 4.8. Kajian teori petunjuk praktikum setelah validasi materi dan kebahasaan tahap I.

[image:47.595.120.498.111.264.2]

Validasi tahap kedua dilakukan setelah adanya revisi sesuai saran validator pada validasi tahap pertama. Pada validasi kedua ini, draf buku petunjuk praktikum diberikan kepada 2 dosen FMIPA Unnes dan 1 Guru IPA MTs Negeri Mranggen. Hasil skor validasi tahap II dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Tabel 4.3 Rekapitulasi data nilai penilaian/validasi ahli desain tahap II

No Indikator Skor

1. Layout cover/sampul depan (tata letak teks dan gambar)

proporsional. 4

2. Desain cover menarik. 4

3. Judul buku jelas. 3

4. Pemilihan jenis font (jenis huruf dan angka) sesuai. 4 5. Pemilihan ukuran font (ukuran huruf dan angka) sesuai. 3 6. Tampilan gambar (pemilihan gambar) sesuai tema mikroskop. 4

7. Proporsi warna (keseimbangan warna) sesuai. 3

8. Ukuran buku sesuai (menggunakan kertas ukuran A4 80 gr). 4

9. Buku petunjuk praktikum mudah digunakan. 4

10. Halaman buku mudah dicari. 4

11. Warna, gambar, huruf (cetak tebal, miring, garis bawah, dsb)

menarik. 3

12. Tampilan petunjuk praktikum secara umum menarik. 4

Skor yang dicapai 44

Skor maksimal 48

Persentase 91,67

Kriteria Sangat valid

Sumber : Lampiran 5

Hasil validasi desain tahap II menunjukkan pencapaian skor 44 dari skor maksimal 48. Dengan demikian persentase skor yang dicapai adalah 91,67%.

[image:47.595.122.522.401.669.2]
(48)

Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil validasi tahap II untuk komponen materi dan kebahasaan.

No Indikator Validator 1 2

1. Kedalaman materi-materi dalam tema mikroskop sesuai

untuk tingkat SMP. 4 4

2. Materi praktikum sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar. 3 4

3. Waktu pembelajaran sesuai dengan materi pokok. 4 4 4. Kalimat yang digunakan dalam petunjuk praktikum jelas. 4 4 5. Kalimat yang digunakan dalam petunjuk praktikum mudah

dipahami. 4 4

6. Konsep materi yang terdapat dalam petunjuk praktikum

mudah dipahami. 4 3

7. Penyajian materi runtut dan sistematis. 3 4

8. Tidak terdapat kesalahan konsep dalam petunjuk

praktikum. 3 4

9. Langkah kerja dalam petunjuk praktikum jelas. 3 4 10. Langkah kerja dalam petunjuk praktikum menyertakan

nilai karakter. 3 4

11. Langkah kerja dalam petunjuk praktikum membimbing

siswa menemukan konsep materi. 3 3

12. Pertanyaan-pertanyaan dalam petunjuk praktikum sesuai

dengan kegiatan yang dilakukan. 4 4

13. Komponen-komponen dalam buku petunjuk praktikum

lengkap. 3 4

Jumlah 45 50

Jumlah total skor yang dicapai 95

Skor maksimal 104

Persentase 91,35

Kriteria Sangat valid

Sumber: Lampiran 6.

Validasi materi dan kebahasaan tahap II yang dilakukan oleh dua validator mendapatkan rata-rata skor 47,5. Persetase rata-rata skor yang didapatkan adalah 91,35%.

[image:48.595.113.520.147.557.2]
(49)

4.1.3 Analisis kelayakan penggunaan buku petunjuk praktikum

Uji kelayakan dilakukan dengan metode angket. Angket diberikan pada siswa dan guru IPA di MTs Miftahul Ulum. Angket yang dianalisis adalah angket tanggapan siswa pada uji skala kecil, angket yang diberikan kepada siswa pada uji pemakaian dan angket tanggapan guru.

4.1.3.1Hasil skor pada uji skala kecil

Uji skala kecil dilakukan sebelum uji pemakaian. Pada uji skala kecil ini, draf buku petunjuk praktikum diberikan kepada 10 responden yang merupakan siswa kelas VII MTs Miftahul Ulum secara acak. Hasil rata-rata persentase skor yang didapat pada uji skala kecil terhadap buku petunjuk praktikum hasil pengembangan adalah 91% dengan kriteria sangat layak. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

4.1.3.2Hasil skor angket siswa setelah uji pemakaian

Hasil tanggapan siswa diambil menggunakan angket tanggapan siswa yang diambil pada akhir pembelajaran di pertemuan 5. Data diambil terhadap 36 siswa di kelas 7 A sebagai kelas eksperimen. Hasil dari angket uji pemakaian menunjukkan bahwa secara umum siswa kelas eksperimen memberikan tanggapan yang positif terhadap media buku petunjuk praktikum. Secara klasikal skor yang diperoleh mencapai 1002 dari skor maksimal 1152, yang berarti siswa menunjukkan tanggapan yang positif dengan persentase 86,98%. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 10.

4.1.3.3Hasil skor tanggapan guru

(50)
[image:50.595.118.524.134.430.2]

Tabel 4.5 Rekapitulasi angket tanggapan guru terhadap buku petunjuk praktikum

No Item Skor

1. Buku petunjuk praktikum dapat membantu guru dalam

menyampaikan materi. 4

2. Buku petunjuk praktikum mempermudah siswa memahami materi. 4 3. Gambar dan keterangan dalam petunjuk praktikum mudah dipahami. 4 4. Pertanyaan-pertanyaan dalam petunjuk praktikum mudah dipahami. 4 5. Langkah kerja dalam petunjuk praktikum membimbing siswa

memahami konsep materi. 4

6. Petunjuk praktikum dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

praktikum. 4

7. Petunjuk praktikum menanamkan karakter yang bagi pada siswa. 3 8. Buku petunjuk praktikum dapat melatih siswa untuk berpikir kritis,

saling menghargai, dan bertanggung jawab. 3

9. Soal/evaluasi yang digunakan sesuai untuk tingkat SMP. 3 10. Saya tertarik menggunakan buku petunjuk praktikum dalam kegiatan

pembelajaran. 4

Jumlah 37

Skor maksimal 40

Persentase 92,5

Kriteria Sangat layak

Sumber: Lampiran 12

Dari tanggapan guru didapatkan hasil persentase skor sebesar 92,5% dengan kriteria sangat layak.

4.1.4 Analisis keefektifan buku petunjuk praktikum untuk meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dan menampakkan karakter siswa.

Keefektifan buku petunjuk praktikum IPA terpadu hasil pengembangan ini diukur dengan 3 aspek, yaitu peningkatan pemahaman siswa, ketercapaian skor keaktifan siswa dan ketercapaian skor karakter siswa.

4.1.4.1 Peningkatan pemahaman siswa

[image:50.595.114.529.139.435.2]
(51)
[image:51.595.107.529.134.197.2]

Tabel 4.6 Hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

Sumber: Lampiran 24

[image:51.595.115.511.291.524.2]

Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen mengalami peningkatan yang sebesar 37,3 sedangkan pada kelompok kontrol hanya mengalami peningkatan 26,7. Grafik hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Grafik hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol maupun eksperimen juga dianalisis menggunakan rumus t-test berikut ini:

(Suharsimi, 2010) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Ke la s K on tro l ( K) Ke la s E ks pe rim en (E ) Ke la s K on tro l ( K) Ke la s E ks pe rim en (E ) Ke la s K on tro l ( K) Ke la s E ks pe rim en (E )

Pretest Posttest Peningkatan

Hasil pretes posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol

Rata-rata nilai

Komponen Kontrol Pretest Posttest Peningkatan

(K) Eksperimen (E) Kontrol (K) Eksperimen (E) Kontrol (K) Eksperimen (E)

Rata-rata nilai 40,8 44,3 67,5 81,6 26,7 37,3

dengan :

M = nilai rata-rata hasil per kelompok N =banyaknya subyek

x = deviasi setiap nilai x2 dan x1

(52)

Pada uji t-test tersebut didapatkan harga thitung = 3,54. Untuk t tabel dengan

dk = 69 dan α = 0,05 adalah 1,69, sehingga t hitung > dari t tabel. Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman kelompok eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk data lebih lengkap mengenai peningkatan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 16 sampai dengan Lampiran 24.

4.1.4.2 Keaktifan siswa

Untuk mengetahui keaktifan siswa dilakukan observasi yang dilakukan oleh ketua masing-masing kelompok kelas eksperimen. Setiap ketua kelompok diberi angket berisi beberapa instrument yang diisi setiap pertemuan praktikum. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kelas eksperimen mengalami perbedaan ketercapaian keaktifan setiap pertemuan. Hasil persentase skor keaktifan siswa disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel. 4.7. Hasil skor keaktifan siswa setiap pertemuan

Pertemuan Rata-rata persentase keaktifan 3 pertemuan Pertemuan

I Pertemuan II Pertemuan III Persentase

keaktifan 71,92% 87,60% 96,33% 85,28%

Sumber : Lampiran 32

[image:52.595.142.504.499.727.2]

Hasil skor keaktifan siswa digambarkan dengan grafik pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10. Grafik persentase rata-rata skor keaktifan siswa 0,00%

20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00%

Pertemuan

I Pertemuan II Pertemuan III persentase Rata-rata keaktifan 3 pertemuan

Persentase rata-rata skor keaktifan siswa

(53)

4.1.4.3 Ketercapaian skor karakter siswa

[image:53.595.112.484.299.389.2]

Karakter yang diteliti dalam penelitian ini adalah berpikir kritis, saling menghargai dan bertanggung jawab dalam praktikum. Untuk mengetahui peningkatan karakter ini peneliti dibantu oleh guru pengampu mapel IPA di MTs Miftahul Ulum dan salah satu teman mahasiswa peneliti. Masing-masing observer mengamati 2-3 kelompok. Hasil observasi menunjukkan bahwa masing-masing kelompok mengalami peningkatan karakter pada pertemuan berikutnya. Data skor karakter masing-masing karakter setiap pertemuan disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Pencapaian skor setiap karakter siswa setiap pertemuan

No Karakter Pert I Pert II Pert III

1 Berfikir Kritis 57,64% 84,72% 94,44%

2 Saling Menghargai 63,19% 84,72% 94,44%

3 Bertanggung Jawab 67,36% 89,58% 95,14%

Rata-Rata Per Pertemuan 62,73% 86,34% 94,67%

Sumber : Lampiran 40

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa skor karakter yang dicapai oleh seluruh siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan pembelajaran. Grafik persentase pencapaian masing-masing karakter seluruh siswa dalam 3 pertemuan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11. Grafik persentase pencapaian masing-masing karakter setiap pertemuan.

Dari hasil observasi masing-masing karakter selama 3 pertemuan dapat diambil rata-rata persentase skor pencapaian seluruh karakter sebagaimana disajikan pada Tabel 4.9. 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

PERT I PERT II PERT III

[image:53.595.114.492.433.684.2]
(54)
[image:54.595.116.496.138.223.2]

Tabel 4.9. Rata-rata persentase seluruh karakter siswa dalam 3 pertemuan

NO Pertemuan Rata-rata persentase Seluruh karakter

1 Pertemuan I 62,73%

2 Pertemuan II 86,34%

3 Pertemuan III 94,67%

Rata-rata persentase seluruh karakter 3 pertemuan 81,30% Sumber : Lampiran 41

[image:54.595.140.507.281.455.2]

Grafik rata-rata persentase skor seluruh karakter siswa dapat dilihat pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12. Grafik hasil rata-rata skor observasi karakter

4.2

Pembahasan

Buku petunjuk adalah buku yang berisikan k

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 2.1. Skema perpaduan tema mikroskop dengan model webbed.
Tabel 2.1. Perpaduan SK dan KD tema mikroskop
+7

Referensi

Dokumen terkait

Izinkan saya pamit untuk mengajak orang tua saya datang melamar secara resmi.” Si pemuda pun berdiri dan berpamitan kepada sang ayah dan juga sang gadis yang hanya bisa membisu

bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen ( dividen payout ratio ).(Suharli, 2007) menyatakan bahwa profitabilitas memiliki korelasi positif

Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Taruna Tingkat II terhadap Taruna Tingkat III Akademi Kepolisian (AKPOL) telah memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 170 subsider 351 ayat 3

Ada beberapa maxim yang dianalisis dalam prinsip kesantunan yaitu tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim, agreement maxim, dan simpathy

Selanjutnya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sidoarjo diharapkan dapat memberikan masukan dan tanggapan terhadap rekam jejak Calon Anggota Panitia Pemilihan

2.1 Ringkasan Rekonsiliasi Total Lifting Minyak untuk Tahun 2015 (KKKS - SKK Migas) dalam Ribuan USD.. 2.2 Ringkasan Rekonsiliasi Total Lifting Gas untuk Tahun 2015 (KKKS -

Metode Lowest Supply Lowest Cost (LSLC) merupakan salah satu metode untuk menentukan solusi optimal masalah transportasi yang dilakukan tanpa menggunakan tahapan

Hasil ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, free cash flow dan profitabilitas