Libur Panjang Dan Kebersamaan
Saat sesudah ujian, tepatnya bulan 12 atau setahun yang lalu. Saya pergi liburan dengan sekeluarga. Pertama kami ke pekanbaru untuk berbelanja, yaitu ke mol pekanbaru. Kami membawa banyak barang belanjaan seperti, asesoris, peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. Tak pernah terpikir oleh kami pergi ke sumatra barat. Dan pada siang harinya kami makan di rumah makan, lalu berbicaralah orang tua saya tentang sumatra barat. Kota yang begitu indah dan lengkap pemandangannya.
Dan kami pun sekeluarga merubah pikiran kami pergi ke sumatra barat. Kami berangkat setelah makan, yaitu tepatnya jam 13.00 wib. Di perjalanan banyak sekali orang yang menuju sumatra barat. Maklum, saat itu natal dan mendekati tahun baru. Bermacam-macam orang pergi ke sana, di perjalanan kami diberikan dengan pemandangan yang sangat indah. Walaupun saya sering ke sumatra barat,tapi sumatra barat selalu membuat para pengunjungnya selalu membuat sumatra barat itu indah. Sumatra barat, kota yang tradisional berbeda dangan pekanbaru,kota metropolitan dengan gedung-gedungnya yang tinggi.
Setelah itu, kami sampai di kelok 9 pada pukul 18.30 wib. Sayang sekali memang sampai di sana kami tidak di diberikan pemandangan yang terang. Yang kami lihat pemandangan yang gelap, dan lampu mobil dari bawah. Kami di sana ada yang makan sate,jagung bakar. Sampailah jam 21.00 wib.
Setelah itu kami pergi ke bukit tinggi untuk mencari penginapan. Susah sekali kami mencari penginapan, karena penginapan semuanya penuh, sampai kami memutar-mutar bukit tinggi, sampai jam 00.00 wib, kami belum bisa
mendapatkan penginapan. Dengan patah semangat,kami berencana tidur di rumah makan, karena penginapan sudah penuh.
Barulah bapak saya di telpon oleh temannya ada tempat kosong di tempat penginapannya. Kami pun tanpa berpikir panjang, kami pun lansung pergi ke sana. Sesampai di sana kami dengan sangat kelelahan, kamipun lansung tidur karena sangat capek. Memang kota sumatra barat begitu sangat di minati para pengunjung di sumatra.
Setalah sampai pukul 09.00 wib, kami sekeluarga pergi ke kebun binatang, tidak terlalu ramai memang orang di sana. Tetapi tidak juga terlalu sedikit. Kami di sana menghabiskan waktu dengan melihat binatang-binatang. Mulai binatang buas, sampai dengan binatang yang menyukai manusia.
Kami di sana berfoto, untuk mengabdikan setiap momen-momen indah. Disana kami melihat anak harimau yang yang di bawa jalan-jalan, sewaktu kecil anak harimau tidak berbahaya, tetapi kalau sudah besar semua makhluk takut padanya.
Setelah melihat anak harimau, kami pergi melihat ular yang luar biasa besarnya. Entah dimana kebun binatang ini mendapatkan ular yang besar itu. Di situlah saya melihat kegarangan sang ular,saat diberi makan oleh seorang penjaga kebun bintang itu. Yaitu dia diberi makanan seekor itik hidup. Kejam sekali.
Setalah kami bosan, kami berencana pergi ke danau singkarak. Karena dekat lansung dengan jalan pulang yaitu kami tinggal di kota teluk kuantan tepatnya kabupaten kuantan singingi. Kota yang terkenal dengan budaya pacu jalurnya sampai ke mancanegara.
Setelah sampai di danau singkarak, sekitar 3 jam dari bukit tinggi, kami beristirahat di sana. Di sana kami makan siang, karena tepat pukul 12.30 kami sampai di sana. Saat menyantap makanan kami, kami di sungguhi dengan pemandangan danau yang hijau. Memang setiap tahun mungkin kami kesini. Namun, kami tetap tidak bosan melihat pemandangan yang sangat luar biasa ini.
Setelah itu, kami pulang ke rumah dengan perjalanan yang sangat
menyenangkan tepatnya kami pulang sebelum tahun baru. Karena kami tahu kalau tahun baru kami di sana, terlalu sempit sumatra barat, karena di penuhi dengan lautan manusia.
Setelah sampai di rumah, kami membuka barang belanjaan kami yang di beli di pekanbaru. Sangat menyenangkan berlibur,apalagi berlibur dengan keluarga kita tercinta.
Malamnya tahun baru telah tiba, saya dan teman-teman saya pergi ke luar rumah untuk melihat bagaimana indahnya kabupaten kami di tahun baru. Seperti dugaan, banyak sekali orang di malam itu. Mulai dari orang tua, remaja, sampai anak kecil yang bermain sepeda.
Kami memulai malam tahun baru kami di cafe, tepatnya di tepi sungai kuantan. Kami bercerita ria tentang masa depan, kemana kami akan pergi. Karena sebentar lagi, kami akan memasuki ujian nasional yang mana, ujian nasional adalah ujian yang menentukan kelulusan.
Kami tertawa bersama, yang jelas aku bahagia saat itu, karena saya berkumpul dengan teman-teman yang luar biasa. Yang membuat saya tertawa, dan membuat hal-hal gila. Yang saya tahu, mereka orang-orang yang hebat.
Setelah itu, kami mengelilingi kota taluk kuantan yang indah, dimana saya yakin, orang dari kecamatan lain, pergi ke kota teluk kuantan, untuk melihat keindahannya. Banyak sekali orang berpacaran di jalan dengan pasangan masing-masing, kami hanya melihat saja, karena belum punya pacar pada saat itu.
Setelah kami mengelili kota taluk kuantan, kami melihat pesta kembang api di kantor bupati, sungguh indah malamnya tahun baru. Dan saya berharap lebih baik lagi tahun ke depannya. Satu hal yang tak terlupakan, saya bersama teman-teman terbaik saya, dan yang paling saya sedihkan, saya yakin di tahun depan kami tidak akan bersama-sama di tahun baru yang akan datang, karena kami akan menatap masa depan,seperti kuliah.
Paginya di tahun yang baru, ada berita bahwa besok ada seleksi untuk porkab kecamatan, yaitu seleksi sepakbola. Ini berita bagus, karena saya sangat hobi bermain bola. Di hari itu saya mencari informasi di mana tempat seleksinya.
Keesokan harinya, saya mencoba untuk seleksi dan mencoba lulus atau tidaknya saya. Pertama saat saya datang ke lapangan, saya lansung tidak percaya diri, karena ada pemain psps junior yang ikut seleksi juga.
Dan inilah yang membuat saya gugup. Tapi saya mencoba meyakinkan hati saya, bahwa saya akan lulus seleksi ini. Dan seleksi pun di mulai, saya mencoba bermain sebaik mungkin, apa yang saya bisa.
Dan keesokan harinya. Seleksi tahap ke dua di mulai, yaitu seleksi fisik, mengelilingi lapangan 10 kali dan alhamdulillah saya lulus juga, dan di lanjutkan dengan seleksi ketiga, tentang teknik bermain bola.
Saya terus berjuang di tahap ketiga ini, menyerahkan apa yang saya bisa, dengan sungguh-sungguh. Saya mulai benar yakin, kalau saya akan benar-benar lulus, karena tidak akan ku sia-sia kan, karena ini sudah tahap ketiga. Seleksi pun selesai dan akan di umumkan via sms besok paginya oleh pelatih.
Dan keesokan harinya, hari yang aku tunggu telah datang. Saya benar-benar berharap saya lulus, karena sepakbola adalah saya sangat-sangat hobi dan sangat gila karenanya, hampir setiap hari saya bermain bola. Dan waktu saya kecil saya bercita-cita menjadi pemain bola yang hebat.
Dan akhirnya sms datang dan saya dinyatakan lulus, dan di situlah saya benar-benar bersyukur sekali. Tidak sia-sian perjuangan saya, karena setiap keyakinan di situlah kita akan bisa melakukannya. Dan perintah sms itu, saya di suruh latihan nanti sore di lapangan.
Saya tidak tahu siapa-siapa saja yang lulus, dan setelah tiba di lapangan, saya melihat pemain psps, dia juga lulus. Jadi di dalam pikiran saya sekarang, saya harus kembali bersaing dengannya untuk merebutkan posisi di tim inti.
Setelah kami berkali-kali latihan, dan pertandingan sebentar lagi akan datang. Pelatih memutuskan saya bersama-sama main dengan pemain psps junior itu, saya di kanan dan dia di tengah, yaitu posisi kami adalah pemain bertahan.
Senang sekali rasanya kami tidak ada di cadangkan dan saya bergembira bisa bersama-sama bermain dengannya dan mendapat pengalaman yang lebih banyak lagi. Karena ada yang terbaik di atas yang terbaik, saya merasa saya yang terbaik tapi masih ada orang yang lebih terbaik dari saya.
Waktu pertandigan semakin dekat, kami berlatih sangat keras. Tim kami bernama sentajo raya. Nama ini sudah di segani banyak orang, jadi kami harus mempertahankannya, bahkan harus lebih baik lagi dari pendahulu kami.
Hari pertandingan telah tiba, kami pergi ke tempat pertandingan tepatnya di kota teluk kuantan. Ramai sekali orang yang mau menonton kami. Lawan kami yang pertama, yaitu bomber. Saat memasuki lapangan pertandingan orang
Di dalam pikiran saya tak ada kata kalah kecuali menang, kami harus menang, dan gol demi gol lahir dari kaki pemain kami. Aku merasa bermain sangat baik saat itu. Dan akhirnya kami menang dengan skor 4-0. Kebahagian tiada lawannya bagi saya.
Dan tampa saya sadari, kami bukan hanya sekedar main saja. Tetapi kami di gaji dengan uang 50 ribu sekali main, mungkin bagi sebagian orang itu kecil. Tapi di gaji dengan keringat sendiri itu sangat besar. Saya bersyukur sekali dengan uang itu.
Pertandingan demi pertandingan kami lewati sampai lah tim kami
menjejaki semifinal yaitu lawan kami juara bertahan tahun lalu. Dan saya sangat benar-benar semangat saat itu untuk melawan mereka. Peluit awal di bunyikan kami berhasil unggul 1-0 sampai babak pertama habis.
Dan di babak kedua mereka membalasnya dan kedudukan menjadi 1-1. Aku merasa kami tidak bermain terlalu baik saat itu. Sampailah babak kedua habis dan di lanjutkan dengan adu penalti. Saya ikut serta dalam menendang pinalti. Dan apa yang terjadi, saya adalah penendang terakhir. Dan bolanya tidak masuk oleh saya. Semua teman saya melakukan tugasnya dengan baik. Kecuali saya.
Dan di saat itulah saya benar-benar sedih. Saya merasa tim saya kalah itu penyebabnya karena saya. Luar biasa perasaan di dalam hati saya. Saya merasa benar-benar salah. Walaupun teman-teman saya dan pelatih terus memberi saya semangat kalau itu bukan salah saya.
Sampai sekarang saya masih di hantui dengan perasaan itu. Sampai sekarang perasaan itu belum hilang. Tetapi saat saya berjumpa sekali-sekali dengan pelatih saya dulu, dia tetap melihat saya pemain yang hebat, itu yang membuat ku sangat tersanjung.
