• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN WORD OF MOUTH MAHASISWA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FISIP USU

TESIS

Oleh

AIDA WILFARINA BATUBARA 107019036 / IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN WORD OF MOUTH MAHASISWA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FISIP USU

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

AIDA WILFARINA BATUBARA 107019036 / IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN WORD OF MOUTH MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FISIP USU

Nama Mahasiswa : AIDA WILFARINA BATUBARA Nomor Pokok : 107019036 Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS)

Ketua Anggota

(Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 28 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MS Anggota : 1. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

2. Dr. Endang Sulistya Rini, SE,M.Si 3. Dr. Beby KF Sembiring, SE, MM

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth Mahasiswa

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara

jelas dan benar.

Medan, 28 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

(6)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN WORD OF MOUTH MAHASISWA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FISIP USU

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap word of mouth melalui kepuasan mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian adalah penelitian menjelaskan (deskriptif explanatory). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk mengambil data 100 responden. M e t o d e analisis data mempergunakan analisis jalur untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung kualitas pelayanan terhadap word of mouth melalui kepuasan mahasiswa, yang diolah dengan program software AMOS 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth mahasiswa melalui kepuasan mahasiswa, 2) kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth mahasiswa , 3) pengaruh tidak langsung (indirect effect) kualitas pelayanan terhadap word of mouth melalui kepuasan mahasiswa menghasilkan nilai 0.235, sedangkan pengaruh langsung (direct effect) kualitas pelayanan terhadap word of mouth mahasiswa menghasilkan nilai 0.394, yang berarti pengaruh langsung lebih besar daripada pengaruh tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kepuasan dapat menjadi variabel intervening antara kualitas pelayanan dan word of mouth, sehingga kepuasan mahasiswa perlu diperhatikan untuk meningkatkan word of mouth. Secara teori untuk membentuk word of mouth harus melalui kepuasan, kepuasan dapat dicapai dengan pemberian pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen, oleh karena itu pihak FISIP USU perlu meningkatkan kualitas pelayanannya.

(7)

THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY ON STUDENTS’ SATISFACTION AND WORD OF MOUTH IN DIPLOMA III OF TAXATION

ADMINISTRATION STUDY PROGRAM, FISIP USU

ABSTRACT

Te objective of the research was to know and to analyze the influence of service quality on students’ word of mouth through their satisfaction in the Diploma III of Taxation Administration Study Program, FISI USU. The type of the research was descriptive quantitative and its nature was descriptive explanatory. The samples consisted of 100 respondents, taken by using purposive sampling technique. The data were analyzed by using linear analysis in order to know the direct and indirect influence of service quality on students’ word of mouth through their satisfaction which was processed by using AMOS 18 software program. The result of the research showed that 1) service quality had positive and significant influence on students’ word of mouth through their satisfaction, 2) satisfaction had positive and significant influence on students’ word of mouth, and 3) there was indirect influence of service quality on students’ word of mouth through their satisfaction with the value of 0.235, while there was direct influence of service quality on students’ word of mouth with the value of 0.394 which indicated that direct influence was more dominant that indirect influence. This indicated that satisfaction could be an intervening variable between service quality and word of mouth so that students’ satisfaction should be paid attention in order to increase word of mouth. Theoretically, establishing word of mouth should be through satisfaction which can be achieved by giving service which is in line with consumers’ expectation. Therefore, the management of FISIP USU should improve their service quality.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Peneliti ucapkan hanya bagi Allah SWT karena atas segala

berkat dan karunia-Nya sehingga Peneliti dapat terus menuntut ilmu pengetahuan

serta akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini.

Dalam penulisan Tesis ini, Peneliti telah banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak, dan pada kesempatan ini Peneliti menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K)

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Magister

Ilmu Manajemen dan juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan mengarahkan peneliti dalam penulisan

Tesis ini.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., selaku Sekertaris Program Studi

Magister Ilmu Manajemen, sekaligus sebagai Anggota Komisi Pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan dan mengarahkan peneliti dalam

penulisan Tesis ini.

5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si selaku Komisi Pembanding I yang telah

(9)

6. Ibu Dr. Beby KF Sembiring, SE, MM selaku Komisi Pembanding II yang

telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan Tesis ini.

7. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Komisi Pembanding III yang telah banyak

memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

8. Bapak Prof. Badaruddin Rangkuti selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian.

9. Bapak Drs. H. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku ketua Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara beserta staf pegawai dan mahasiswa yang telah

banyak membantu Peneliti selama melakukan penelitian.

10. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis, serta membantu penulis selama

menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

11. Kedua orangtua Peneliti, Bapak Drs. H. Alwi Hashim Batubara, M.Si dan Ibu

drg. Hj. Elfrida Donni Nasution atas segala doa, perhatian, kasih sayang dan

semangat yang telah diberikan dalam penyelesaian tesis ini.

12. Kedua mertua Peneliti, Bapak. H. Batara Gultom dan Ibu Hj. Maskini

Aritonang atas segala doa, perhatian, kasih sayang dan semangat yang telah

(10)

13. Suami Peneliti, Dedek Kurniawan Gultom, S.E., M.Si atas segala doa,

pengertian, perhatian serta memberikan dorongan untuk menyelesaikan tesis

ini.

14. Rekan-rekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen Angkatan XIX, atas

bantuan dan dukungan selama Peneliti menempuh studi dan dalam penulisan

tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan serta doanya. Peneliti menyadari tesis ini

belum sempurna, namun harapan Peneliti semoga tesis ini bermanfaat bagi seluruh

pembaca khusunya bagi pengembangan dan penelitian dalam bidang Ilmu

Manajemen.

Medan, 28 Agustus 2013

Peneliti,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Aida Wilfarina Batubara, lahir di Medan Sumatera Utara pada tanggal 10

Agustus 1986, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda

Drs. H. Alwi Hashim Batubara, M.Si dan Ibunda drg. Hj. Elfrida Donni Nasution.

Pada 16 Juni 2012, Peneliti menikah dengan Dedek Kurniawan Gultom, S.E., M.Si.

Pendidikan Sekolah Dasar di SD. Taman Harapan Medan. Setelah Lulus SD

tahun 1998 melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri 13

Medan dan lulus pada tahun 2001. Selanjutnya pendidikan Sekolah Menengah Atas

di SMA Negeri 8 Medan dan lulus pada tahun 2004. Lalu pada tahun 2005

melanjutkan studi di Universitas Sumatera Utara (USU) pada Fakultas Ekonomi

Jurusan Manajemen dan lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan

di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara pada tahun 2010.

Medan, 28 Agustus 2013

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 12

2.1. Penelitian Terdahulu ... 12

2.2. Kualitas Pelayanan ... 15

2.2.1. Definisi Kualitas Pelayanan ... 15

2.2.2. Dimensi Kualitas Pelayanan ... 17

2.2.3. Analisis Kesenjangan Kualitas Jasa ... 19

2.3. Kepuasan Konsumen ... 22

2.3.1. Definisi Kepuasan Konsumen ... 22

2.3.2. Konsep Kepuasan Konsumen ... 23

2.3.3. Faktor Penentu Kepuasan Konsumen ... 26

2.3.4. Mengukur Kepuasan Konsumen ... 27

2.4. Word of Mouth (WOM)... 30

2.4.1. Pengertian Word of Mouth... 30

2.4.2. Dimensi Word of Mouth ... 33

2.5. Kerangka Konseptual ... 34

2.6. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 40

3.2. Lokasi dan waktu Penelitian ... 40

3.3. Populasi dan Sampel ... 41

3.3.1. Populasi ... 41

3.3.2. Sampel ... 41

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 43

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 43

3.6.1. Identifikasi Variabel ... 43

(13)

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 51

3.7.1. Uji Validitas... 51

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 54

3.8. Model Analisis Data ... 55

3.8.1. Metode Analisis Deskriptif ... 55

3.8.1.1. Distribusi Frekuensi ... 55

3.8.1.2. Nilai Indeks ... 57

3.8.2. Analisis Jalur ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1. Hasil Penelitian ... 65

4.1.1. Gambaran Umum ... 65

4.1.1.1. Sejarah Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan ... 65

4.1.1.2. Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan ... 66

4.1.2. Karakteristik Responden ... 69

4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69

4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk ... 70

4.1.3. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian ... 71

4.1.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas Pelayanan (X) ... 71

4.1.3.2. Penjelasan Responden atas Variabel Kepuasan (Y1) ... 78

4.1.3.3. Penjelasan Responden atas Variabel Word of Mouth (Y2) ... 80

4.1.4. Pengujian Asumsi ... 81

4.1.4.1. Assessment of Normality ... 81

4.1.4.2. Multivariate Outliers ... 82

4.1.5. Hasil Analisis Jalur ... 86

4.1.5.1. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total 86 4.1.5.2. Hasil Pengujian Model ... 88

4.1.5 3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 89

4.2. Pembahasan ... 90

4.2.1. Pembahasan Substruktur Pertama ... 90

4.2.1.1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 90

4.2.2. Pembahasan Substruktur Kedua ... 97

4.2.2.1 Pengaruh Kepuasan Terhadap Word of Mouth Mahasiswa ... 97

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

5.1. Kesimpulan ... 103

5.2. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Data Prasurvei Terhadap 30 Orang Mahasiswa Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan ... 8

3.1. Jumlah Mahasiswa Diploma Administrasi Perpajakan Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012 ... 41

3.2. Operasional Variabel : definisi, Indikator, Skala Pengukuran, dan Nomor Item Pernyataan ... 48

3.3. Hasil Uji Pertama Validitas Instrumen Bentuk Fisik ... 52

3.4. Hasil Uji Kedua Validitas Instrumen Bentuk Fisik ... 53

3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Kehandalan ... 53

3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Ketanggapan ... 53

3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Jaminan ... 53

3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Empati ... 53

3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan ... 54

3.10. Hasil Uji Validitas Instrumen Word of Mouth ... 54

3.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 55

3.12. Tabel Hubungan Antar Variabel ... 63

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk ... 70

4.3. Pendapat Responden terhadap Variabel Bentuk Fisik ... 71

4.4. Pendapat Responden terhadap Variabel Kehandalan ... 72

4.5. Pendapat Responden terhadap Variabel Ketanggapan ... 74

(16)

4.7. Pendapat Responden terhadap Variabel Empati ... 77

4.8. Pendapat Responden terhadap Variabel Kepuasan ... 78

4.9. Pendapat Responden terhadap Variabel Word of Mouth ... 80

4.10. Assessment of Normality ... 81

4.11. Descriptive Statistics ... 82

4.12. Mahalanobis Distance ... 83

4.13. Standardized Direct Effect ... 86

4.14. Standardized Indirect Effect ... 87

4.15. Standardized Total Effect ... 87

4.16. Squared Multiple Correlations ... 88

4.17. Hasil Nilai Variance ... 89

(17)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Analisis Lima Kesenjangan ... 19

2.2. Konsep Kepuasan Pelanggan ... 24

2.3. Berbagai Alternatif Tindakan Konsumen Akibat Ketidakpuasan ... 25

2.4. Kerangka Konseptual ... 39

3.1. Diagram Jalur ... 60

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Angket/Kuesioner ... 110

2. Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 113

3. Distribusi Frekuensi ... 117

4. Uji Asumsi ... 126

(19)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN WORD OF MOUTH MAHASISWA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FISIP USU

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap word of mouth melalui kepuasan mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian adalah penelitian menjelaskan (deskriptif explanatory). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk mengambil data 100 responden. M e t o d e analisis data mempergunakan analisis jalur untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung kualitas pelayanan terhadap word of mouth melalui kepuasan mahasiswa, yang diolah dengan program software AMOS 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth mahasiswa melalui kepuasan mahasiswa, 2) kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth mahasiswa , 3) pengaruh tidak langsung (indirect effect) kualitas pelayanan terhadap word of mouth melalui kepuasan mahasiswa menghasilkan nilai 0.235, sedangkan pengaruh langsung (direct effect) kualitas pelayanan terhadap word of mouth mahasiswa menghasilkan nilai 0.394, yang berarti pengaruh langsung lebih besar daripada pengaruh tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kepuasan dapat menjadi variabel intervening antara kualitas pelayanan dan word of mouth, sehingga kepuasan mahasiswa perlu diperhatikan untuk meningkatkan word of mouth. Secara teori untuk membentuk word of mouth harus melalui kepuasan, kepuasan dapat dicapai dengan pemberian pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen, oleh karena itu pihak FISIP USU perlu meningkatkan kualitas pelayanannya.

(20)

THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY ON STUDENTS’ SATISFACTION AND WORD OF MOUTH IN DIPLOMA III OF TAXATION

ADMINISTRATION STUDY PROGRAM, FISIP USU

ABSTRACT

Te objective of the research was to know and to analyze the influence of service quality on students’ word of mouth through their satisfaction in the Diploma III of Taxation Administration Study Program, FISI USU. The type of the research was descriptive quantitative and its nature was descriptive explanatory. The samples consisted of 100 respondents, taken by using purposive sampling technique. The data were analyzed by using linear analysis in order to know the direct and indirect influence of service quality on students’ word of mouth through their satisfaction which was processed by using AMOS 18 software program. The result of the research showed that 1) service quality had positive and significant influence on students’ word of mouth through their satisfaction, 2) satisfaction had positive and significant influence on students’ word of mouth, and 3) there was indirect influence of service quality on students’ word of mouth through their satisfaction with the value of 0.235, while there was direct influence of service quality on students’ word of mouth with the value of 0.394 which indicated that direct influence was more dominant that indirect influence. This indicated that satisfaction could be an intervening variable between service quality and word of mouth so that students’ satisfaction should be paid attention in order to increase word of mouth. Theoretically, establishing word of mouth should be through satisfaction which can be achieved by giving service which is in line with consumers’ expectation. Therefore, the management of FISIP USU should improve their service quality.

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan yang begitu kompetitif menuntut

perguruan tinggi harus mampu menyelenggarakan pendidikan secara profesional

sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Faktor sumber daya manusia

(SDM) yang memiliki kompetisi tinggi merupakan hal yang mutlak diperlukan

dalam era kompetisi persaingan pasar global dan pembangunan nasional

seutuhnya. Kondisi tersebut semakin mendorong dunia pendidikan termasuk

perguruan tinggi untuk segera menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi tinggi, mampu berinovasi dan kreatif.

Perguruan tinggi sebagai suatu lembaga penyedia jasa pendidikan dituntut

dapat memberikan pelayanan yang mampu menciptakan kepuasan maksimal

kepada masyarakat pengguna jasanya, yang pada gilirannya justru akan mampu

mendorong kemajuan Perguruan Tinggi tersebut (Prasetyaningrum, 2009 : 8).

Dalam hal ini, salah satu ukuran kinerja penting pada perguruan tinggi adalah

kepuasan yang dirasakan oleh mahasiswa terkait dengan program dan pelayanan

yang diberikan. Oleh karena itu, tantangan besar bagi setiap organisasi adalah

mencari terobosan agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan secara konsisten

kepada pelanggannya karena pelanggan yang puas akan menimbulkan minat

(22)

ukuran yang penting, apalagi jasa yang pembelian ulangnya relatif lama seperti

jasa pendidikan tinggi.

Kepuasan mahasiswa sebagai konsumen jasa perguruan tinggi yang tercipta

melalui pelayanan yang berkualitas akan memberi manfaat kepada lembaga

pendidikan karena mahasiswa merasa terpenuhi keinginannya sehingga

terciptanya loyalitas terhadap jasa pelayanan yang diterima. Selain itu mereka

akan lebih loyal akan menyebarkan berita baik dan memberikan rekomendasi dari

mulut ke mulut (word of mouth) kepada teman, keluarga bahkan masyarakat di

sekitarnya untuk menggunakan jasa tersebut dan hal itu tentu akan

menguntungkan bagi lembaga pendidikan. Sebaliknya, ketidakpuasan akan

direspon dengan segera dan cepat sebagai pengalaman yang buruk lalu

menceritakan pengalamannya secara negatif dalam mengkonsumsi jasa tertentu

ke banyak orang (word of mouth yang negatif).

Brown, et al. (Arbainah, 2009 : 1), Words of Mouth (WOM) terjadi ketika

pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu

merk, produk, layanan atau perusahaan tertentu pada orang lain. Apabila

pelanggan menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut

sebagai WOM positif, tetapi bila pelanggan menyebarkan opininya mengenai

keburukan produk maka disebut sebagai WOM negatif. Pada masa lalu perasaan

mahasiswa tidak menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh banyak

Perguruan Tinggi. Namun pada masa kini, perasaan menjadi hal yang utama.

Alasannya, bila melihat sumber yang berasal dari perasaan mahasiswa, setiap

(23)

kesan yang tidak terlupakan, baik kesan buruk maupun kesan baik. Kesan buruk

membuat mahasiswa menceritakan hal yang buruk kepada orang lain, sebaliknya

kesan yang baik membuat mahasiswa menceritakan hal yang baik pula kepada

orang lain. Kesan yang baik akan berdampak baik kepada Perguruan Tinggi yaitu

akan meningkatkan peminat pendidikan di Perguruan Tinggi tersebut.

Di Indonesia secara umum terdapat dua jenis Perguruan Tinggi yaitu yang

dikelola oleh pihak swasta atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan

Tinggi Negeri (PTN). Walaupun sampai saat ini upaya mendapatkan mahasiswa

bukan menjadi hal yang sulit bagi PTN karena dapat menarik

sebanyak-banyaknya pelamar yang meminati PTN tanpa harus melakukan promosi

segencar PTS. Faktanya pada saat ini PTN memang masih menjadi favorit karena

lebih diminati oleh calon mahasiswa dilihat dari jumlah peminat yang cenderung

meningkat setiap tahun dengan alasan status perguruan tinggi negeri yang masih

dikenal memiliki nama baik dan biaya perkuliahan yang dianggap lebih

terjangkau. Dari penelitian Abror (2008 : 1) dikemukakan bahwa di masa yang

akan datang seperti yang terjadi di luar negeri, perguruan tinggi swasta dapat

lebih diminati karena mampu memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Persaingan yang dihadapi Perguruan Tinggi baik berstatus negeri atau

swasta semakin ketat sejalan dengan semakin banyaknya penyelenggara

pendidikan tinggi di Indonesia dan semakin luasnya jaringan. Perguruan Tinggi di

tingkat internasional.Semakin banyaknya bermunculan Perguruan Tinggi Swasta

(24)

universitas menawarkan pendidikan dengan berbagai jenjang yang memberi

kemudahan prosedur akademik, menjanjikan masa perkuliahan yang lebih singkat

serta kelengkapan fasilitas kampus yang modern. Setiap perguruan tinggi juga

berlomba-lomba untuk menerapkan strategi pemasaran yang mempromosikan

kualitas lulusan, pengajar, maupun fasilitas kampus yang dapat menarik minat

para calon mahasiswa.

Kondisi persaingan yang semakin ketat dalam bidang pendidikan saat ini,

memaksa setiap perguruan tinggi ataupun penyelenggara pendidikan tinggi harus

memberikan pelayanan yang terbaik serta berbeda dengan para pesaingnya.

Realitas menunjukkan bahwa persaingan untuk merebut pasar yaitu mahasiswa,

tidak cukup hanya mengandalkan mutu akademik saja, tetapi juga harus disertai

dengan proses penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas kepada mahasiswa

sebagai konsumen. Dalam sektor jasa dikenal beberapa dimensi kualitas

pelayanan seperti yang dikemukakan oleh Parasuraman, et al. (1988 : 23) yaitu

dimensi berwujud (tangible), keandalan dalam menyampaikan jasa (reliability),

ketanggapan dalam memberikan jasa (responsiveness), jaminan (assurance) serta

kemampuan untuk memberikan perhatian tulus pada pelanggan (empathy).

Setelah memasuki perguruan tinggi, proses pelayanan menjadi bagian yang

interaksinya paling sering dilakukan dan dapat dirasakan langsung oleh

mahasiswa, dilihat dari penampilan fisik bangunan, kesopanan dan

keramahtamahan para pegawai dalam melayani kebutuhan mahasiswa, hingga

kesediaan pegawai untuk membantu mengatasi kesulitan yang berhubungan

(25)

industri pendidikan dinyatakan sebagai keseluruhan evaluasi pelayanan yang

diterimanya sebagai bagian dari pengalaman selama proses pendidikan, yang

meliputi aktivitas selama di luar maupun di dalam kelas seperti ruangan kelas

yang tersedia berdasarkan jenis kegiatan, interaksi pegawai dan mahasiswa,

ketersediaan fasilitas yang mendukung pembelajaran dan hubungan dengan para

pengajar.

Umumnya pada perguruan tinggi negeri, ketika mahasiswa menghadapi

masalah dengan pelayanan yang tidak baik, mereka tidak tahu kemana harus

melaporkan ketidakpuasan atas pelayanan yang diterimanya sehingga masalah

tersebut dianggap hal yang biasa tetapi mahasiswa dapat akan menceritakan

kualitas pelayanan yang tidak baik tersebut ke keluarga, teman, dan masyarakat.

Efeknya bagi universitas jika terus dibiarkan maka suatu bagian institusi tidak

akan mampu menilai dan memperbaiki kesalahan karena tidak adanya sarana

penyampaian keluhan bagi mahasiswa. Hal ini berbeda dengan Perguruan Tinggi

Swasta yang sering menyediakan angket penilaian di setiap kegiatannya atas

kualitas pelayanan yang dirasakan mahasiswa, baik yang diberikan staf

administrasi maupun staf pengajar serta kotak saran mahasiswa demi perbaikan

kualitas perguruan tinggi tersebut. Muhammaed, et al. (2010 : 2) menyatakan

bahwa bentuk fisik (tangible) dari fasilitas yang tersedia di suatu institusi

merupakan hal yang penting dalam menciptakan citra yang baik terhadap institusi

tersebut.

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu Perguruan Tinggi

(26)

bagi setiap orang ketika dapat masuk di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seperti

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara telah menghasilkan

lulusan dari berbagai strata yaitu Doktor (S3), Magister (S2), Sarjana (S1) dan

Diploma Empat (D4) setara S1, dan Diploma (D3). Dari tahun ke tahun USU

lebih meningkatkan orientasinya pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan

berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada

masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu menyelenggarakan

pendidikan, pengadaan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Bagian terkecil dari suatu perguruan tinggi adalah jurusan. Jurusan yang

berada dalam lingkup Fakultas memiliki interaksi yang paling tinggi dengan

mahasiswa. Pada jurusan harus disediakan pelayanan berkualitas yang dapat

memenuhi kebutuhan mahasiswa, sehingga mahasiswa diharapkan mau

merekomendasikan sebagai jurusan yang harus dipilih oleh orang lain karena

memiliki staf yang dapat memberikan pelayanan yang berkualitas. Administrasi

Perpajakan merupakan satu-satunya jurusan untuk tingkat Diploma III (D3) yang

berada dalam lingkungan Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP). Program

studi Diploma III merupakan jalur pendidikan professional yang diselenggarakan

dengan tujuan para tamatannya untuk siap bekerja. Keunggulannya adalah

sebagai salah satu program studi tingkat Diploma III dengan masa pendidikan

lebih singkat karena dapat ditempuh hanya dalam waktu 3 tahun, selain itu dilihat

dari statusnya yaitu berada di Perguruan Tinggi Negeri dengan biaya kuliah yang

(27)

Diploma III merupakan jalur penerimaannya yang dilakukan secara tersendiri

oleh universitas masing-masing sehingga biaya kuliahnya lebih mahal daipada

Sarjana (S1). Oleh karena itu, pengorbanan yang dikeluarkan oleh mahasiswa

berupa uang untuk membayar segala biaya pendidikan, waktu yang diperlukan

untuk melakukan proses pendidikan, dan jerih payah mereka selama mengikuti

perkuliahan harus diimbangi oleh pelayanan yang diberikan.

Bangunan utama gedung FISIP terletak di Jl. DR. Sofyan no.1 Kampus

USU. Di fakultas tersebut antara lain terletak bangunan untuk kantor departemen,

ruang administrasi, ruang dosen, ruang kuliah, mushala, kantin, perpustakaan,

laboratorium komputer dan komunikasi, kantor penyiaran radio, tempat parkir,

serta gedung B lantai II yang hanya digunakan sebagai ruang kuliah. Sebagian

besar gedung perkuliahan masih berada dalam lingkungan FISIP dan

dipergunakan secara bergantian dengan jurusan program studi Sarjana lainnya.

Namun berdasarkan hasil prasurvei yang telah dilakukan, peneliti mendapat

informasi keluhan mahasiswa atas fasilitas fakultas yang masih kurang memadai

antara lain untuk fasilitas fisik seperti : lapangan parkir yang kurang luas,

aspalnya tidak mulus dan banjir ketika hujan. Selain itu, ruang kuliah yang tidak

nyaman karena panas, kamar mandi yang kurang bersih dan kurang jumlahnya,

serta adanya letak gedung kuliah yang tidak strategis karena terpisah dari

lingkungan FISIP USU. Begitu juga halnya dengan media belajar yang

mendukung proses pembelajaran seperti alat pengeras suara dan OHP atau in

focus yang masih sangat kurang jumlahnya. Hal lain yang dikeluhkan mahasiswa

(28)

dalam bekerja dalam memberikan kejelasan informasi. Ada kelemahan pada

sistem lembaga pendidikan, yaitu pegawai bagian administrasi tidak mengetahui

bahwa mereka sebetulnya merupakan “trade mark” dari lembaga tersebut. Sikap

[image:28.595.115.513.251.476.2]

para pegawai akan menjadi sangat berkesan bagi yang menerima pelayanan.

Tabel 1.1. Data Prasurvei Terhadap 30 Orang Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

No. Aspek yang dinilai Respon Positif Respon Negatif

1. Penyediaan fasilitas fisik seperti : ruang kuliah dan peralatan di kelas, lapangan parkir,

labolatorium dan perpustakaan.

16 (53.3 %)

14 (46.7 %)

2. Penyediaan fasilitas elektronik : OHP, in focus, jaringan wifi, komputer.

13 (43.3 %)

17 (56.7%)

3. Sikap pegawai dalam melayani : profesionalisme, kemampuan, keramahan, ketanggapan serta kepedulian.

5 (16.7%)

25 (83.3%)

Jumlah (100 %) 30 (100 %) 30

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Respon negatif masih mendominasi tanggapan reponden untuk sikap

pegawai dalam melayani mahasiswa. Salah satu bentuk respon negatif tersebut

adalah keluhan yang disampaikan mahasiswa kepada Peneliti ketika melakukan

prasurvei yang merupakan bentuk ketidakpuasan mahasiswa karena mereka

merasa masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang mereka

alami dari kualitas pelayanan yang mereka terima. Ketidakpuasan ini dapat

diteruskan dengan menunjukkan sikap menginformasikan secara negatif

kekurangan fasilitas dan pelayanan yang tersedia di FISIP USU kepada orang

(29)

tidak ada bedanya kuliah di PTN maupun PTS karena untuk biaya kuliah program

Diploma III Administrasi Perpajakan termasuk mahal di USU dan hampir

sebanding dengan kuliah di PTS. Kristianto (2011 : 29) menyatakan dewasa ini

semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah

dengan memberikan nilai dan kepuasan kepada konsumen melalui penyampaian

produk dan jasa berkualitas dengan harga bersaing. Namun, dengan biaya kuliah

yang relatif lebih tinggi tersebut mahasiswa masih merasa adanya pelayanan yang

tidak baik yang diterima mahasiswa sehingga dapat menyebabkan

berkembangnya WOM negatif yang disampaikan mahasiswa ke masyarakat,

misalnya dengan menceritakan hal yang buruk tentang keadaan fakultas, jurusan

dan para personelnya, serta timbulnya sikap tidak bersedia merekomendasikan

jurusan ketika ada kerabat, teman dan masyarakat yang bertanya tentang jurusan,

atau sikap yang lebih ekstrim lagi yaitu memprovokatori untuk tidak memilih

jurusan tersebut.

Penjelasan di atas perlu dilakukan pembentukan lebih lanjut karena

prasurvei terhadap pendapat sebagian mahasiswa belum mewakili kenyataan

yang sebenarnya. Namun pemaparan latar belakang di atas dapat menjadi refrensi

permasalahan terhadap kualitas pelayanan yang masih dikeluhkan mahasiswa di

FISIP USU. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti

(30)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka masalah yang

diteliti adalah :

1. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU ?

2. Bagaimana pengaruh kepuasan terhadap word of mouth mahasiswa

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU ?

3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan secara tidak langsung terhadap

word of mouth mahasiswa melalui kepuasan mahasiswa Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

2. Pengaruh kepuasan terhadap word of mouth mahasiswa Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Pengaruh kualitas pelayanan secara tidak langsung terhadap word of mouth

mahasiswa melalui kepuasan mahasiswa Program Studi Diploma III

(31)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu sebagai

bahan masukan dan meningkatkan perbaikan terhadap kepuasan mahasiswa

melalui kualitas pelayanan, sehingga mahasiswa mengkomunikasikan word

of mouth yang positif ke masyarakat.

2. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara

adalah sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khasanah

penelitian.

3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang ilmu

manajemen pemasaran, khususnya dalam kualitas pelayanan.

4. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan refrensi dalam mengkaji

masalah yang berhubungan kualitas pelayanan, kepuasan konsumen dan

(32)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Terdahulu

Wei (2011) melakukan penelitian dengan judul “Student Satisfaction

toward the University : Does Service Quality Matters?”. Penelitian ini bertujuan

menganalisis kualitas pelayanan yang disediakan institusi perguruan tinggi dan

tingkat kepuasan mahasiswa di salah satu Universitas Terbuka di Malaysia.

Kuesioner yang disebarkan kepada responden sebanyak 250 kuesioner dengan

teknik pengambilan sampel secara convenient sampling, namun hanya 100

kuesioner yang kembali dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini

menggunakan dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliability,

responsiveness, assurance dan emphaty untuk mengukur kepuasan mahasiswa.

Untuk mengukur kualitas pelayanan terdiri dari 22 item pertanyaan yang dibagi

menjadi tangible (4 pertanyaan), reliability (5 pertanyaan), responsiveness (4

pertanyaan), assurance (4 pertanyaan) dan emphaty (5 pertanyaan), sedangkan

kepuasan diukur dengan 10 item pertanyaan. Teknik analisis data menggunakan

analisis korelasi. Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa dari kelima dimensi

kualitas pelayanan, hanya tiga dimensi yaitu dimensi responsiveness, assurance

dan emphaty yang secara signifikan berhubungan dengan kepuasan mahasiswa.

Ini berarti bahwa persepsi mahasiswa dibangun dari ketiga dimensi kualitas

pelayanan (responsiveness, assurance dan emphaty) yang lebih penting

(33)

dimensi tersebut, diperoleh bahwa mahasiswa menilai lebih tinggi untuk

pelayanan yang sifatnya tidak berwujud daripada pelayanan yang berwujud atau

memiliki bentuk fisik.

Susanto (2012) melakukan penelitan dengan judul “ Pengaruh Kualitas

Pelayanan Akademik dan Citra Merek Lembaga terhadap Kepuasan Mahasiswa

Universitas Negeri Padang”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

kualitas pelayanan akademik dan citra merek lembaga terhadap kepuasan

mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 220 responden. Data dianalisis dengan analisis regresi

berganda, dan untuk mengetahui besaran koefisien regresi dan korelasi

selanjutnya dituangkan dalam sebuah struktur analisis jalur (path analysis). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan akademik berpengaruh secara

signifikan terhadap citra merek lembaga dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,375

(37,5%). Selanjutnya kualitas pelayanan akademik berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan mahasiswa dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,425 (42,5%)

dan citra merek lembaga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa

dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,284 (28,4%).

Sudiasa (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Word Of Mouth Melalui Kepuasan Klaimen Pada PT. Jasa

Raharja (Persero) Cabang Nusa Tenggara Barat”. Penelitian ini bertujuan

menganalisis kualitas jasa terhadap word of mouth melalui kepuasan klaimen.

Responden dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 150 responden diambil

(34)

mengajukan klaim dan telah mendapatkan pembayaran klaim dari PT Jasa

Raharja (Persero) tahun 2009 dan 2010. Data diperodeh dengan penyebaran

kuesioner, kemudian diolah dengan menggunakan software AMOS dengan teknik

analisis Structural Equation Model (SEM). Hasil analisis menunjukkan bahwa

kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pelanggan. Nilai probablitas kualitas jasa adalah sebesar 0,026 lebih kecil

daripada nilai cut off value (0,05). Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap word of mouth. Nilai probabilitas kepuasan 0,033 lebih kecil

daripada nilai cut off value (0,05.) Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan

signifikan pada word of mouth. Nilai probabilitas kepuasan klaimen sebesar 0,007

lebih kecil dari pada nilai cut off value (0,05). Kualitas pelayanan berpengaruh

positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap word of mouth melalui

kepuasan klaimen. Nilai probabilitas kepuasan klaimen sebesar 0,030 lebih kecil

dari pada cut off value 0,05.

Palmer (2011) melakukan penelitian dengan judul “Predictors of Positive

and Negative Word of Mouth of University Student : Strategic Implications for

Institution of Higher Education”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

hubungan antara tingkat kepuasan mahasiswa dengan berbagai macam atribut di

universitas berdasarkan pengalamannya selama kuliah selanjutnya apakah

mahasiswa akan menyebarkan word of mouth yang positif atau negatif kepada

orang lain di luar institusi. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 109

mahasiswa yang mengambil jurusan bisnis di Midwestern University. Teknik

(35)

menunjukkan bahwa ketika kepuasan diukur dengan 15 atribut (layanan

penasehat akademik, keseluruhan kualitas fakultas, kualitas fakultas bisnis, materi

perkuliahan di setiap jurusan, ketersediaan instruktur, sikap para pegawai,

kualitas ruang pertemuan, layanan kantin, aktivitas ekstrakulikuler mahasiswa,

layanan komputer, tempat parkir, layanan karir, fasilitas perpustakaan, layanan

tutor/pengajar, dan fasilitas olahraga), hanya 7 atribut (kualitas fakultas bisnis,

ketersediaan instruktur, sikap para pegawai, kualitas ruang pertemuan, tempat

parkir, layanan tutor/pengajar dan fasilitas olahraga) yang paling mempengaruhi

secara signifikan membentuk word of mouth positif. Selain itu, kepuasan yang

diukur dengan 15 atribut menghasilkan 5 atribut (keseluruhan kualitas fakultas,

kualitas ruang pertemuan, pelayanan kantin, kegiatan mahasiswa, dan pelayanan

tutorial) yang paling mempengaruhi secara signifikan membentuk word of mouth

negatif. Namun dengan adanya word of mouth negatif mengarahkan universitas

untuk memperbaiki ketidakpuasan mahasiswa agar menjadi kepuasan dengan

memperbaiki atribut yang menyebabkan munculnya word of mouth negatif

sehingga di masa yang akan datang mahasiswa akan merasa puas dan

menyebarkan word of mouth yang positif.

2.2.Kualitas Pelayanan

2.2.1.Definisi Kualitas Pelayanan

Deming dalam Purnama (2006 : 10) mendefinisikan kualitas sebagai derajat

keseragaman produk yang bisa diprediksi dan tergantung pada biaya rendah dan

(36)

fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya

untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Sejalan dengan

definisi yang disampaikan oleh Kotler, Juran dalam Purnama (2006 : 10)

mempersingkat definisi kualitas yaitu kesesuaian dengan pengguna guna

memuaskan kebutuhan kosumen. Ini jelas merupakan definisi kualitas yang

berpusat pada konsumen, seorang produsen dapat memberikan kualitas bila

produk atau pelayanan yang diberikan dapat memenuhi atau melebihi harapan

konsumen. Kotler dan Keller (2009 : 136), menyatakan bahwa konsumen

menciptakan harapan-harapan jasa dari pengalaman masa lalu, komunikasi word

of mouth, dan iklan. Konsumen membandingkan jasa yang dipersepsikan dan

yang diharapkan. Setiap penelitian akademis yang dilakukan sebelumnya telah

mengidentifikasikannya sebagai faktor kualitas jasa dalam menjaga keunggulan

persaingan dan pengaruhnya dalam mempertahankan hubungan dengan

konsumen.

Wyckof dalam Lovelock (Purnama, 2006 : 19) memberikan pengertian

kualitas layanan sebagai tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan

pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.

Sedangkan Parasuraman, et al. Kualitas layanan merupakan perbandingan antara

layanan yang dirasakan (persepsi) konsumen dengan kualitas layanan yang

diharapkan konsumen. Jika kualitas layanan yang dirasakan sama atau melebihi

(37)

2.2.2. Dimensi Kualitas Pelayanan

Parasuraman, et al. dalam Lupiyoadi (2008 : 182) mengidentifikasi lima

dimensi pelayanan yang berkualitas, yaitu:

1. Bentuk Fisik (Tangibles)

Definisi bentuk fisik menurut Lupiyoadi (2008 : 182) yaitu kemampuan

suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensi kepada pihak eksternal.

Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bentuk nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain sebagainya) ,

perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan

pegawainya.

Sedangkan Kotler dalam Alma (2003 : 32) mengungkapkan bahwa bentuk

fisik yaitu berupa penampilan fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi.

2. Kehandalan (Reliability)

Kehandalan menurut Lupiyoadi (2008 : 182) adalah kemampuan

perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat

dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti

ketepatan waktu, pelayanan yang sama, untuk semua pelanggan tanpa kesalahan,

sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

Dan menurut Kotler dalam Alma (2003 : 32) mendefinisikan kehandalan

yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan

(38)

3. Ketanggapan (Responsiveness)

Menurut Lupiyoadi (2008 : 182) daya tanggap adalah suatu kemauan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada

pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen

menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang

negatif dalam kualitas pelayanan.

Dan menurut Kotler dalam Alma (2003 : 32) mendefinisikan ketanggapan

yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha unutk membantu pelanggan dan

memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan/complaint

yang diajukan konsumen.

4. Jaminan (Assurance)

Menurut Lupiyoadi (2008 : 182), jaminan adalah pengetahuan,

kesopansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan

rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen

antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan

(security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy)". Sedangkan

menurut Kotler dalam Alma (2003 : 32) jaminan adalah berupa kemampuan

karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang

telah dikemukakan kepada konsumen.

5. Empati (Empathy)

Lupiyoadi (2008 : 182) menerangkan empati yaitu memberikan perhatian

yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para

(39)

perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,

memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan". Menurut Kotler dalam Alma (2003

: 32) mendefinisikan empati kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih

peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada langganan.

2.2.3. Analisis Kesenjangan Kualitas Jasa (SERVQUAL)

Dimensi-dimensi kualitas jasa harus diramu dengan baik. Jika tidak, hal

tersebut dapat menimbulkan kesenjangan (gap) antara perusahaan dan pelanggan,

karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan. Lima kesenjangan

(gap) yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai kualitas jasa dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Kesenjangan 5

Pelanggan

Pemasar

Kesenjangan 3 Kesenjangan 4

Kesenjangan 1

Kesenjangan 2

[image:39.595.115.540.404.708.2]

Sumber : Lupiyoadi (2009 : 185)

Gambar 2.1. Analisis Lima Kesenjangan

Komunikasi dari mulut ke mulut

Kebutuhan pribadi

Pengalaman masa lalu

Jasa yang diharapkan

Jasa yang diterima

Komunikasi eksternal dengan konsumen

Persepsi manajemen tentang harapan konsumen

Penyampaian jasa

(40)

Kesenjangan 1 : Kesenjangan persepsi manajemen

Yaitu adanya perbedaan antara penilaian pelayanan menurut pengguna jasa

dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa. Kesenjangan itu

terjadi karena kurangnya orientasi penelitian pemasaran, pemanfaatan yang tidak

memadai atas penemuan penelitian, kurangnya interaksi antara pihak manajemen

dengan pelanggan, komunikasi dari bawah ke atas yang kurang memadai, serta

terlalu banyaknya tingkatan manajemen.

Kesenjangan 2 : Kesenjangan spesifikasi kualitas

Yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan pengguna

jasa dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan terjadi antara lain karena tidak

memadainya komitmen manajemen terhadap kualitas jasa, persepsi mengenai

ketidaklayakan, tidak memadainya standardisasi tugas, dan tidak adanya

penyusunan tujuan.

Kesenjangan 3 : Kesenjangan penyampaian jasa

Yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.

Kesenjangan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor (1) ambiguitas peran,

yaitu sejauh mana karyawan dapat melakukan tugas sesuai dengan harapan

manajer tetapi memuaskan pelanggan; (2) konflik peran, yaitu sejauh mana

karyawan meyakini bahwa mereka tidak memuaskan semua pihak; (3) kesesuaian

karyawan dengan tugas yang harus dikerjakannya ; (4) kesesuaian teknologi yang

digunakan karyawan; (5) sistem pengendalian dari atasan, yaitu tidak

memadainya sistem penilaian dan sistem imbalan; (6) kontrol yang diterima,

(41)

menentukan cara pelayanan; (7) kerja tim, yaitu sejauh mana karyawan dan

manajemen merumuskan tujuan bersama didalam memuaskan pelanggan secara

bersama-sama dan terpadu.

Kesenjangan 4 : Kesenjangan komunikasi pemasaran

Yaitu kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.

kesenjangan ini terjadi karena tidak memadainya komunikasi horizontal dan

adanya kecenderungan memberikan janji yang berlebihan.

Kesenjangan 5 : Kesenjangan dalam pelayanan yang dirasakan

Yaitu perbedaan persepsi antara jasa yang dirasakan dan yang diharapkan

oleh pelanggan. Jika keduanya terbentuk sama, maka perusahaan akan

memperoleh citra dan dampak positif. Namun jika yang diterima lebih rendah

dari yang diharapkan, maka kesenjangan ini akan menimbulkan permasalahan

bagi perusahaan.

Dari kelima kesenjangan tersebut yang paling berpengaruh dalam

menggambarkan tingkat kepuasan adalah kesenjangan yang ke 5 yaitu

kesenjangan antara kualitas pelayanan yang dirasakan dengan kualitas pelayanan

yang diharapkan pelanggan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan yang

mendasar dimana antara kesenjangan 1 sampai kesenjangan 4 , titik beratnya

pada organisasi pemberi layanan sedangkan pada kesenjangan ke 5 titik beratnya

(42)

2.3.Kepuasan Konsumen

2.3.1.Definisi Kepuasan Konsumen

Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk

anggapannya (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspetasi. Menurut Kotler

(2009 : 177), menyatakan bahwa “perasaan senang atau kecewa seseorang yang

timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil)

terhadap ekspentasi mereka. Menurut Sedangkan menurut Tse dan Wilton dalam

Tjiptono (2003 : 102) mendefinisikan kepuasan adalah respon pelanggan terhadap

evaluasi persepsi atas perbedaan anatar awal sebelum pembelian (atau standar

kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah

memakai atau mengkonsumsi produk yang bersangkutan. Sedangkan Engel, et al.

dalam Tjiptono (2003 : 102) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan

evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau

melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil

(outcome) tidak memenuhi harapan.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian

kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil

yang dirasakan. Seorang pelanggan dapat saja mengalami berbagai derajat

kepuasan. Jika kinerja produk kurang dari harapan, maka pelanggannya kecewa.

Jika kinerjanya sepadan dengan harapan, maka pelanggan puas. Jika kinerja

melebihi harapan, maka pelanggan sangat puas atau sangat senang. Harapan

didasarkan pada pengalaman pembelian masa lalu pelanggan, opini temaan dan

(43)

berhati-hati menetapkan tingkat harapan yang benar. Jika pemasar menetapkan harapan

terlalu rendah, mereka dapat memuaskan yang membeli tetapi gagal menarik

pembeli yang cukup. Sebaliknya, jika mereka meningkatkan harapan itu terlalu

tinggi, pembeli cenderung akan kecewa.

2.3.2. Konsep Kepuasan Konsumen

Kotler (2009 : 177) menyatakan kepuasan adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya

terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan

merupakan fungsi dari persepsi/kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja

memenuhi harapan, pelanggan tidak puas (dissatisfied). Jika kinerja berada

dibawah harapan, pelanggan puas (satisfaction). Jika kinerja melebihi harapan,

pelanggan amat puas senang, sehingga kepuasan pelanggan memerlukan

keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan (need and want) dengan apa yang

diberikan (given).

Terciptanya kualitas pelanggan akan memberi manfaat kepada perusahaan

karena pembeli merasa terpenuhi keinginannya dan kebutuhan akan membeli

ulang (repeat buying) dan terciptanya loyalitas terhadap jasa pelayanan yang

diterima, selain itu mereka akan lebih loyal terhadap harga, serta akan

menyebarkan berita baik dan memberikan rekomendasi dari mulut ke mulut

(word of mouth) kepada teman sekitarnya untuk menggunakan jasa tersebut dan

menguntungkan perusahaan. Kepuasan tinggi atau rasa sangat senang

(44)
[image:44.595.132.506.155.362.2]

tersebut. Secara konseptual konsep kepuasan konsumen digambarkan pada

Gambar 2.1.

Sumber : Alma (2003 : 34)

Gambar 2.2. Konsep Kepuasan Pelanggan

Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk akan

berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Hal ini ditunjukkan pelanggan

setelah terjadi proses pembelian. Apabila pelanggan merasa puas, maka dia akan

menunjukkan besarnya kemungkinan unutk membeli kembali produk yang sama.

Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan referensi yang baik

terhadap produk kepada orang lain. Sebaliknya, pelanggan yang tidak puas dapat

melakukan tindakan pengembalian produk, atau secara ekstrem bahkan dapat

mengajukan gugatan terhadap perusahaan melalui seorang pengacara. Hal

tersebut haruslah dapat diantisipasi oleh perusahaan, karena seorang pelanggan

yang tidak puas dapat merusak citra perusahaan. Perusahaan harus memiliki cara

untuk meminimalkan jumlah pelanggan yang tidak puas setelah proses pembelian

terjadi.

Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

(45)
[image:45.595.63.534.140.360.2]

Sumber : Lupiyoadi (2008 : 195)

Gambar 2.3. Berbagai Alternatif Tindakan Konsumen Akibat ketidakpuasan

Alma (2003 : 35) menyatakan sebab-sebab timbulnya ketidakpuasan antara

lain :

1. Tidak sesuai harapan dengan kenyataan yang dialami

2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan

3. Perilaku personil tidak/kurang menyenangkan.

4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang.

5. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang, dan

harga terlalu tinggi.

6. Promosi/iklan terlalu muluk, tidak sesuai dengan kenyataan. Terjadi

ketidakpuasan

Mengambil tindakan

Tidak mengambil

tindakan

Mengambil bentuk tindakan umum

Mengambil bentuk tindakan

pribadi

Menempuh jalur hukum utnuk memperoleh ganti rugi

Memutuskan untuk berhenti membeli produk atau merek atau

memboikot penjual Menuntut ganti rugi langsung

dari perusahaan

Mengadu ke perusahaan, lembaga pemerintah atau swasta

(46)

Kristianto (2011 : 33) menjelaskan bahwa adanya kepuasan maupun

ketidakpuasan yang disampaikan konsumen akan menyebabkan perusahaan

melakukan evaluasi atau produk dan layanan yang telah diberikan kepada

konsumen, sehinggga akan selalu diadakan perbaikan-perbaikan untuk lebih

memuaskan konsumen. Menurut Kotler (2009 : 57), kunci untuk

mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas

akan melakukan tindakan sebagai berikut :

1. Tetap setia lebih lama.

2. Membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan

memperbarui produk-produk yang ada.

3. Membicarakan hal-hal yang baik tentang perusahaan dan

produk-produknya.

4. Memberi perhatian lebih sedikit kepada merek atau iklan pesaing serta

kurang peka terhadap harga.

5. Menawarkan gagasan jasa atau produk kepada perusahan.

2.3.3. Faktor Penentu Kepuasan Konsumen

Lupiyoadi (2008 : 175) menyebutkan lima faktor utama yang perlu

diperhatikan dalam kaitannya dengan kepuasan konsumen, antara lain:

a. Kualitas Produk

Konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan berkualitas bagi

(47)

dua yaitu eksternal dan internal. Salah satu kualitas produk dari faktor eksternal

adalah citra merek.

b. Kualitas Pelayanan

Konsumen akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau

yang sesuai dengan harapan.

c. Emosional

Konsumen merasa puas ketika orang memuji dia karena menggunakan

merek yang mahal.

d. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi.

2.3.4. Mengukur Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler dalam Alma (2003 : 34) pengukuran kepuasan pelanggan

dapat dilakukan dengan empat sarana, yaitu :

1. Sistem keluhan dan usulan

Artinya, seberapa banyak keluhan atau komplain yang dilakukan nasabah

dalam suatu periode, makin banyak berarti makin kurang baik demikian pula

sebaliknya. Untuk itu perlu adanya system dalam menangani keluhan dan

usulan.

2. Survei kepuasan konsumen

Dalam hal ini bank perlu secara berkala melakukan survei baik melalui

(48)

dengan bank tempat nasabah melakukan transaksi selama ini. Untuk itu

perlu adanya kepuasan konsumen.

3. Konsumen samaran

Bank dapat mengirim karyawannya atau melalui orang lain untuk

berpura-pura menjadi nasabah guna melihat pelayanan yang diberikan oleh

karyawan bank secara langsung,sehingga terlihat jelas bagaimana karyawan

melayani nasabah sesungguhnya.

4. Analisis mantan pelanggan

Dengan melihat database konsumen yang pernah menjadi pelanggan kita

guna mengetahui sebab-sebab mereka tidak lagi membeli produk kita.

Tjiptono (2002 : 35) memaparkan metode survei merupakan metode yang

paling banyak digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan. Metode survei

dapat menggunakan berbagai macam cara sebagai berikut:

1. Directly reported satisfaction yaitu pengukuran dapat dilakukan secara

langsung dengan pertanyaan ungkapan tingkat kepuasan dengan skala sangat

tidak puas tidak puas, netral, puas, sangat puas.

2. Derived satisfaction yaitu respoden diberikan pertanyaan mengenai seberapa

besar mereka mengharapkan suatu atribut dan seberapa besar yang mereka

rasakan.

3. Problem analysis yaitu responden diminta menuliskan masalah-masalah

yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga

(49)

4. Importance-performance analysis yaitu responden dapat diminta unutk

meranking berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat

pentingnya elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam

masing-masing elemen.

Umar (2003 : 15) mengemukakan enam konsep yang dipakai untuk

pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu :

1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan

Caranya yaitu dengan menanyakan pelanggan mengenai tingkat kepuasan

atas jasa yang bersangkutan dan menilai dan membandingkan dengan tingkat

kepuasan pelanggan keseluruhan atas jasa yang mereka terima dari para

pesaing.

2. Dimensi Kepuasan Pelanggan

Prosesnya melalui empat langkah. Pertama, mengidentifikasi

dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai jasa

perusahaan berdasarkan item-item spesifik seperti kecepatan layanan atau

keramahan staf pelayanan terhadap pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan

menilai jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama. Keempat,

meminta pelanggan menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka ada

di kelompok penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.

3. Konfirmasi Harapan

Pada cara ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan

berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan

(50)

4. Minat Pembelian Ulang

Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan apakah mereka akan mengadakan

pembelian ulang atas jasa yang sama yang dikonsumsinya.

5. Kesediaan Untuk Merekomendasi

Cara ini merupakan ukuran yang penting, apalagi bagi jasa yang pembelian

ulangnya relatif lama, seperti jasa pendidikan tinggi.

6. Ketidakpuasan Pelanggan

Dapat dikaji misalnya dalam hal komplain, biaya garansi, word of mouth

yang negatif, serta defections.

2.4. Word of Mouth (WOM) 2.4.1 Pengertian Word of Mouth

Purnama (2006 : 33) mendefinisikan Word of mouth atau informasi dari

mulut ke mulut (getok tular) merupakan pernyataan yang disampaikan orang lain

di luar struktur perusahaan kepada orang lain (calon konsumen) tentang kualitas

layanan yang telah diterimanya dari perusahaan tertentu. Informasi ini lebih

efektif dan cepat menyebar karena orang yang menyampaikan biasanya orang

yang memiliki kedekatan hubungan yang bisa dipercaya, seperti teman atau

keluarga.

Hal senada juga dinyatakan oleh Tjiptono (2002 : 29), Word of mouth

merupakan pernyataan secara personal atau non personal yang disampaikan oleh

orang lain selain organisasi (service provider) kepada pelanggan. Word of mouth

(51)

mereka yang dapat dipercayainya, seperti para ahli, teman, keluarga, dan

publikasi media massa. Di samping itu, word of mouth juga cepat diterima

sebagai refrensi karena pelanggan jasa biasanya sulit mengevaluasi jasa yang

belum dibelinya atau belum dirasakannya sendiri.

Lupiyoadi (2008 : 122) menambahkan penjelasan WOM merupakan

informasi dari mulut ke mulut dengan menggunakan orang sebagai

pempromosian jasa dalam hal ini memiliki peranan yang sangat penting. Promosi

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.

Betapapun berkualitasnya suatu produk ataupun jasa, bila konsumen belum

pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut dapat berguna,

maka konsumen tidak akan pernah membeli produk tersebut. Salah satu alat

promosi yang paling ampuh adalah sistem Word of mouth (WOM). Pelanggan

sangat dekat dengan pengiriman jasa, dengan kata lain pelanggan tersebut akan

berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam

menerima jasa tersebut, sehingga word of mouth ini sangat besar pengaruhnya

dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas

komunikasi lainnya

Lovelock (2011 : 206) menyatakan bahwa rekomendasi dari pelanggan lain,

umumnya dipandang lebih kredibel (dapat dipercaya) daripada aktivitas promosi

perusahaan itu sendiri dan memiliki kekuatan terhadap pengambilan keputusan

orang lain untuk menggunakan atau melarang menggunakan suatu jasa. Semakin

aktif mereka mencari dan menyadari WOM, semakin menuntun mereka dalam

(52)

mempercayai WOM daripada konsumen yang ahli. WOM bahkan menarik

perhatian selama terjadi pertukaran jasa. Ketika pelanggan berbicara dengan

orang lain tentang beberapa aspek jasa, informasi ini dapat mempengaruhi

perilaku mereka dan kepuasan mereka terhadap jasa, sehingga menjadi prediktor

yang penting bagi pertumbuhan perusahaan.

Harrison-Walker dalam Brown et al. (Arbainah, 2010 : 29) menyatakan

bahwa words of mouth (WOM) merupakan sebuah komunikasi informal di antara

seorang pembicara yang tidak komersil dengan orang yang menerima informasi

mengenai sebuah merek, produk, perusahaan atau jasa. Word of Mouth dapat

diartikan sebagai aktifitas komunikasi dalam pemasaran yang mengindikasikan

seberapa mungkin customer akan bercerita kepada orang lain tentang

pengalamannya dalam proses pembelian atau mengkonsumsi suatu produk atau

jasa. Pengalaman pelanggan tersebut dapat berupa pengalaman positif atau pun

pengalaman negatif. Dari pernyataan Davidow dalam Trarintya (2011 : 20)

menyatakan bahwa sebenarnya hubungan dari mulut ke mulut berbentuk U,

dimana apabila seseorang puas maka ia akan menyebarkan berita positif dari

mulut ke mulut, tapi apabila mengeluh tidak puas maka ia akan menyebarkan

berita negatif dari mulut ke mulut. Pengalaman yang kurang memuaskan pada

customer dapat memunculkan beberapa respons terhadap perusahaan. Perusahaan

dapat menanggapi respon tersebut dengan berbagai cara yang dinamis. Peluang

meningkatnya aktivitas word of mouth dapat memberikan pengaruh yang hebat.

Suatu pengertian yang telah diterima secara luas dalam customer behavior

(53)

perilaku pelanggan. Hal ini dikemukakan oleh Reingen dan Walker dalam

Trarintya (2011 : 21) yaitu dari hasil penelitiannya menghasilkan penelitian yang

menunjukan WOM 7 kali lebih efektif dibandingkan iklan dimajalah dan koran, 4

kali lebih efektif dari personal selling serta 2 kali lebih efektif dari pada iklan

radio pada usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempengaruhi

pelanggan untuk beralih guna menggunakan produk perusahaan tersebut. sebuah

studi oleh US Office of Consumer Affairs (Kantor Urusan Pelanggan Amerika

Serikat) menunjukkan bahwa WOM memberikan efek yang signifikan terhadap

penilaian pelanggan.Dalam studitersebut disebutkan bahwa secara rata-rata, satu

pelanggan tidak puas akan mengakibatkan sembilan calon pelanggan lain yang

akan menyebabkan ketidakpuasan. Sedangkan pelanggan yang puas hanya akan

mengabarkan kepada lima calon pelanggan lain.

Komunikasi WOM yang positif telah diakui sebagai wahana yang berharga

untuk mempromosikan produk dan jasa dari sebuah perusahaan. Sebenarnya

dengan sifat yang non komersial, komunikasi WOM dipandang tidak terlalu

skeptis dari upaya-upaya promosi yang dilakukan perusahaan, walaupun

komunikasi WOM bisa menjadi faktor yang sangat mempengaruhi setiap

keputusan pembelian.

2.4.2 Dimensi Word Of Mouth

Word of mouth pada dasarnya adalah komunikasi informal tentang produk

atau jasa, berbeda dengan komunikasi formal, karena dalam komunikasi informal

pembicara cenderung bertindak sebagai seorang teman yang lebih persuasif.

(54)

sumber word of mouth relatif dipercaya dan terpercaya, selain itu bisa

mengurangi resiko dalam keputusan pembelian. Rosiana (2011 : 27) menyatakan

dimensi word of mouth yaitu :

1. Cerita positif, adalah keinginan konsumen untuk memberitakan atau

menceritakan hal-hal positif mengenai produk yang dikonsumsinya kepada

orang lain.

2. Rekomendasi, adalah keinginan konsumen untuk memberikan rekomendasi

kepada orang lain yang membutuhkan informasi mengenai produk yang

berkualitas.

3. Ajakan, adalah kesediaan konsumen untuk mengajak orang lain agar

menggunakan produk yang telah dikonsumsinya.

2.5.Kerangka Konseptual

Perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok jasa murni, di mana

pemberian jasa yang dilakukan didukung oleh personel dan fasilitas. Jasa yang

diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa yaitu mahasiswa, yang dalam

Gambar

Tabel 1.1. Data Prasurvei Terhadap 30 Orang Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
Gambar 2.1. Analisis Lima Kesenjangan
Gambar 2.1.
Gambar 2.3. Berbagai Alternatif Tindakan Konsumen Akibat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis di atas, maka akan terlihat bahwa penerapan maqa>s{id shari>’ah pada penyelesaian klaim sangatlah penting, karena dengan kandungan nilai-nilai maqa>s{id

Politik hukum (peraturan perundang-undangan) nasional merupakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan/lembaga negara atau pemerintahan untuk membentuk suatu

Besar persentase identifikasi karakteristik karir siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Jambi yang didasari minat, kepribadian, latar belakang sosial, dan citra

Meskipun ada kecenderungan bahwa siswa SMA masih belum memiliki ciri-ciri yang kuat sebagai manusia yang berkarakter karena masih dalam proses, akan tetapi siswa secara umum juga

Jenis batuan yang berbentuk dari batuan beku yang tererosi atau terkikis lalu mengalami proses pengangkutan dan diendapkan di tempat lain disebut.....

Hasil penelitian ini menunjukkan perencanaan suksesi yang telah dilakukan oleh pendiri (generasi pertama) Roti Gempol adalah dengan memisahkan dana, mengevaluasi

Dengan nama Retribusi Surat Izin Usaha Perdagangan dipungut retribusi atas penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan yang diberikan kepada orang pribadi atau

Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data penelitian aktivitas peserta didik dalam menerapkan nilai-nilai afektif pada pembelajaran tari bedana di SMA