• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI SUKU SUNDA DALAM PEMBANGUANAN DESA KOTA JAWA KECAMATAN WAY KHILAU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTISIPASI SUKU SUNDA DALAM PEMBANGUANAN DESA KOTA JAWA KECAMATAN WAY KHILAU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2014/2015."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI SUKU SUNDA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA KOTA JAWA KECAMATAN WAY KHILAU

KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015.

Oleh

AHMAD ROFA’I

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PARTISIPASI SUKU SUNDA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA KOTA JAWA KECAMATAN WAY KHILAU

KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015.

(Skripsi)

Oleh AHMAD ROFA’I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan dan Kegunan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan penelitian ... 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 6

2. Ruang Lingkup Objek ... 7

3. Ruang Lingkup Subjek ... 7

4. Ruang Lingkup Wilayah ... 7

5. Ruang Lingkup Waktu... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Deskripsi Teori ... 8

a. Pengertian Partisipasi ... 8

b. Syarat Tumbuhnya Partisipasi Masyarakat ... 10

c. Masalah-masalah Partisipasi Masyarakat ... 11

d. Pembangunan ... 12

(4)

viii

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Partisipasi ... 13

2.2 Pengertian Suku Sunda ... 15

2.3 Sistem Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan ... 16

1. Sistem sosial ... 16

2. Organisasi sosial/kemasyarakatan ... 16

2.4 Kesenian Budaya Sunda ... 18

2.5 Bahasa ... 21

2.6 Religius ... 22

2.7 Mata Pencaharian ... 22

2.8 Kerangka Pikir ... 23

III. METODE PENELITIAN ... 25

3.1Metode Penelitian... 25

3.2 Populasi dan Sampel ... 25

3.2.1. Populasi ... 25

3.2.2. Sampel ... 26

3.3 Variabel Penelitian ... 26

a. Variabel Bebas (X) ... 26

b. Variabel Terikat (Y) ... 26

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5.1. Teknik Angket. (kuisioner) ... 27

3.5.2. Teknik Wawancara ... 28

3.5.3. Teknik Observasi ... 28

3.5.4. Teknik Dokumentasi ... 28

3.6 Uji Persyaratan Instrumen ... 29

3.6.1. Uji Validitas ... 29

3.6.2. Uji Reliabilitas Angket ... 29

3.6.3. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 31

3.8. Teknik Ananlisis Data. ... 36

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 37

4.1 Langkah-angkah Penelitian. ... 37

1.Persiapan Pengajuan Judul. ... 37

2.Penelitian Pendahuluan. ... 38

3.pengajuan Rencana Penelitian. ... 38

4.Pelaksanaan Penelitian. ... 39

a. Persiapan Administrasi ... 39

b. Penyususnan Alat Pengumpulan Data. ... 39

c. Penelitian di Lapangan ... 40

4.2 Gambaran Lokasi Penelitian ... 40

2 Daftar Luas Wilayah Menurut Penggunaan ... 41

3. Daftar Tanah Sawah. ... 42

4. Daftar Jumlah Mata Pencarian. ... 42

5. Jumlah Kepala Keluarga. ... 43

(5)

ix

1. Pengumpulan Data ... 43

2. Penyajian Data... 43

4.3 Pembahasan ... 58

V.KESIMPULAN DAN SARAN. ... 68

5.1Kesimpulan... 68

5.2Saran. ... 69

(6)

ABSTRAK

PARTISIPASI SUKU SUNDA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA KOTA JAWA KECAMATAN WAY KHILAU

KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015.

Oleh AHMAD ROFA’I

Tujuan penelitian tentang Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2014/2015 adalah untuk mendeskripsikan bagai manakah partisipasi suku sunda dalam pembangunan Desa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah masyarakat di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran. Untuk mengumpulakan data penelitian ini menggunakan tehnik angket, teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan uji validitas menggunakan logical validity dan uji reliabilitas dengan produck moment.

Hasil penelitian ini adalah Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran. Kurang berpartisipasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan yang di sajikan pada pembahasan dalam skripsi ini.

(7)
(8)
(9)
(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Kota Jawa, pada tanggal 17 Juli

1992, anak ke tiga dari empat bersaudara buah cinta kasih

dari pasangan Bapak H. Rasman dengan Ibu H.j Nurafiah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri

I Kota Jawa pada tahun 2005, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Mada Jaya Kapupaten Pesawaran 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Kedondong Kabupaten Pesawaran pada tahun 2011.

Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan

tercatat sebagai mahasiswa Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur

Mandiri. Penulis mengikuti organisasi tingkat jurusan Himapis sebagai anggota

bidang pengembangan organisasi dan keanggotaan periode 2012/2013, anggota

Fordika periode 2012/2013.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan

Jogjakarta-Bandung- Jakarta Tahun 2012 serta melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Banjar Negara Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, dan melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP 2 Banjar Negara Kecamatan

(11)

MOTO

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha

Pengasih dan Penyayang”

“Tidak Ada Jaminan Kesuksesan, Namun

Tidak Mencoba adalah Jaminan Kegagalan”

(Bill Clinton)

“Kesulitan dan Rintangan Janganlah

Dijadikan Penghalang, Karena Di Dalam

Kesulitan Ataupun Rintangan Adalah Kunci

Dari Segala Keberhasilan Serta

Kebahagiaan”

(12)

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Segala

ketulusan hati, ku persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan

cinta kasihku kepada :

Kedua orang tua tercinta, bapak dan ibu yang selalu memberikan do’a serta

dukungan dan harapan di setiap tetes keringatmu demi tercapainya

cita-citaku.

Kakak-kakakku tercinta dan keluarga besar ku, sahabat-sahabat

Almamater tercinta

(13)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan

Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2014”. Skripsi ini dibuat guna

memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana pendidikan di Universitas

Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa

pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan

skripsi ini dari awal sampai akhir terutama kepada Bapak Hermi Yanzi,

S.Pd.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi PPKn, Pembimbing Akademik

sekaligus sebagai Pembimbing I dan Ibu Yunisca Nurmalisa S.Pd., M.Pd., selaku

Pembimbing II, serta ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si.Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja

Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum

(14)

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung terimakasih atas

segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan

yang diberikan.

7. Bapak Rusli selaku Lurah Desa Kota Jawa yang telah memberi izin

penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak H. Rasman dan Ibu Hj.

Nurafiah terimakasih atas doa, senyum, airmata, bahagia, dukungan, kasih

sayang yang telah diberikan dan semua pengorbanan kalian untukku yang

tiada terkira benilaianya dari segi apapun.

9. Kakak tercinta Arohimah, Marfuah, dan Adikku tercinta Tuti Ambar Wati

yang telah mendoakan keberhasilanku kelak.

10.Seluruh keluarga besar dari Ayah dan Ibu, terimakasih atas doa dan

dukungannya.

11.Seluruh Bapak Ibu Guruku terimakasih atas segala ilmu yang telah kalian

(15)

12.Temanku Sobri, terimaksih atas bantuannya selama kuliah dan dalam

penyusunan skripsi ini. Sahabat-sahabat terbaikku seperjuangan (Koko,

Viki, Wayan, Tora, Haris, Randi, Wegi, Zai, Rio, Aan) serta

rekan-rekanku semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu

memberikan masukan dan motivasi serta tempat untuk mengadu dikala

gundah gulana.

13.Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2011 baik ganjil

maupun genap serta Kakak tingkat dan adik tingkat, dari angkatan 2008 –

2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas

dukungan yang kalian berikan.

14.Sahabat-sahabat seperjuangan KKN/PPL Citra, Endang, Kerida, Heri,

Siska, Tata, Umu, Nurul dan Sabila

15.Adik Tingkat saya sekaligus pengurus Laboratorium PPKn, Ridho dan

Yanda.

16.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaanya skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis,

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Daftar Jumlah Kepala Keluarga Di Desa Kota Jawa

Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran ... 4

Tabel 3.1 Jumlah Masyarakat Yang Ada Di Desa Kota Jawa ... 23

Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden Mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2015 Untuk Item Ganjil (X) ... 33

Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden Mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2015 Untuk Item Genap (Y) ... 34

Tabel 4.3 Distribusi Antara Item Ganjil (X) dan Item Genap (Y) Hasil Uji Coba Angket pada 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2015 ... 35

Tabel 4.4 Data Lokasi Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran ... 38

Tabel 4.5 Daftar Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tahun 2014/2015 ... 39

Tabel 4.6 Daftar Tanah Sawah ... 39

Tabel 4.7 Daftar Orbitasi ... 40

Tabel 4.8 Daftar Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2014/2015 ... 40

Tabel 4.9 Distribusi Skor Angket Indikator Pemikiran atau Ide-ide ... 42

(17)

viii

Tabel 4.10 Distribusi Skor Angket Indikator uang atau dana ... 45

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Indikator uang atau dana ... 47

Tabel 4.11 Distribusi Skor Angket Indikator Matrial atau barang ... 49

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Matrial atau barang ... 51

Tabel 4.12 Distribusi Skor Angket Indikator Fisik atau Tenaga ... 52

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

1.Surat Keterangan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama

2.Surat Izin Penelitian Pendahuluan

3.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Pendahuluan

4.Surat Izin Penelitian

5.Surat Keterangan Telah Melaksanakan penelitian

6.Angket

7.Distribusi Hasil Angket Partisipasi Suku Sunda Dalam Pembangunan di

Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun

(20)

I .PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tujuan pembangunan suatu negara dilaksanakan untuk mensejahterakan

masyarakat, dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 menyatakan

bahwa, tujuan pembangunan nasional bangsa indonesia adalah untuk

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk

mensejahterakan umum bagi kehidupan bangsa, oleh krenanya pembangunan

di Indonesia sangat diperlukan bagi wilayah-wilayah yang kerap kali dijumpai

oleh masyarakat-masyarakat yang menempati wilayah tersebut, dalam

pembangunan ini tentu memerlukan partisipasi baik dari pemerintah maupun

masyarakat sangatlah penting dalam menjalankan pembangunan. Pemerintah

harus mensupot program pembangunan dalam segi Instansi-instansi vertikal di

daerah.

Dalam program pembangunan ini tentu membutuhkan material dalam

mendirikan pembangunan tersebut, serta membutuhkan partisipasi aktif dari

masyarakat itu sendiri dalam menunjang suksesnya pelaksanaan program

pembangunan. Selain itu dana yang di butuhkan untuk mendirikan

pembangunan di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten

Pesawaran, melibatkan partisipasi masyarakat setempat demi melancarkan

(21)

2

atau kurang sempurna dikrenakan, dana yang dibutuhkan dalam pembangunan

ini masih memerlukan dana yang lebih dikarnakan, dalam partisipasi

masyarakat yang ada tidak mencukupi dalam program pembangunan desa.

Disebabkan masyarakat di Desa Kota Jawa sebagian besar ptani dan buruh

tani, itupun dalam penarikan dana dari partisipasi masyarakat dilakukan satu

tahun dua kali dari hasil panen padi, dalam penarikan dana pembangunan

mempunyai tiga golongan a,b dan c.

Golongan (a) dianggap sebagai ptani sukses atau dianggap sebagai orang kaya

itu dekenakan biyaya sebesar 250 ( Dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Golongan (b) dianggap sebagai golongan tengah, dikenakan biyaya sebesar

150 ( Seratus lima puluh ribu rupiah )

Golongan (c) dianggap sebagai orang yang tidak mampu, bagi masyarakat

yang kurang mampu hanya memberikan seiklasnya saja.

Oleh krenanya pembangunan yang ada di Desa Koata Jawa Kecamatan Way

Khilau Kabupaten Pesawaran masih membutuhkan dana. Hasil dari program

pembangunan ini yang terlihat dari hasil partisipasi masyarakat yaitu:

1. Bendungan air

2. Balai Desa

3. Masjid

4. Mushola

5. Sokolahan madrasah,

yang masih membutuhkan dana pembangunan di Desa Kota Jawa yaitu:

1. pembangunan jalan.

(22)

3

3. Sekolahan madrasah

4. Balai desa

Dari hasil partisipasi masyarakat setempat bisa kita lihat bahwa kegigihan

masyarakat dalam berpartisipasi sangatlah aktif hanya saja dalam program

pembangunan yang ada di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau

Kabupaten Pesawaran masih banyak membutuhkan dana.

Hasil wawancara dengan masyarakat desa suku sunda yang bekerja sebagai

ptani pada tanggal 12 Januari 2015 menyatakan bahwa:

Partisipasi dalam pembangunan di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau

Kabupaten Pesawaran, dalam realitasnya tidak sepenuh nya masyarakat di

desa kota jawa ikut serta berpertisipasi, baik dari masyarakat Suku Sunda,

Suku Jawa maupun Suku Lampung disebabkan adanya beberapa faktor yang

menghambat dalam berpartisipasi yaitu: faktor usia, pekerjaan dan

penghasilan, jarak antar desa, dan lamanya tinggal. Dalam program

pembangunan ini tidak hanya membutuhkan dana saja akan tetapi dalam

program pembangunan juga membutuhkan partisipasi masyarakat dalam

bentuk tenaga, pemikiran, dan material.

Masyarakat suku sunda tentunya ikut berpartisipasi dalam pembangunan

hanya saja tidak sepenuhnya masyarakat susu sunda ikut serta dalam

berpartisipasi baik dalam segi pikiran, tenaga, maupun dana dikarnakan faktor

usia yang sudah melemah serta kebanyakan masyarakat suku sunda lebih

banyak perempuan di bandingkan dengan laki-laki serta sebagian masyarakat

(23)

4

program pembangunan ini bukan hanya kurang dana tetapi kurang tenaga

yang di butuh kan. Sedangkang masyarakat suku jawa lebih sedikit dari

jumlah suku sunda, dalam prtisipasi pembangunan desa hanya beberapa orang

saja yang ikut berpartisipasi. Masyarakat suku lampung lebih banyak di

bandingkan dengan suku sunda dan suku jawa, akan tetapi dalam partisipasi

pembangunan ini tidak semua masyarakat suku lampung ikut dalam

partisipasi. Oleh karnanya peran masyarakat desa kota jawa kurang

berpartisipasi dalam pembangunan.

Dalam pertisipasi pembangunan di desa kota jawa banyaknya faktor-faktor

penghambat dalam berpartisipasi jumlah penduduk masyarakat desa

kotajawa.

Tabel 1. Daftar Jumlah Kepala Keluarga di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran.

Sumber: Data Primer, Tahun 2014.

berjumlah 321 kepala keluarga. Sedangkan yang mengikuti partisipasi dalam

pembangunan hanya sebagian saja sekitar kurang lebih 135 kepala keluarga.

Berdasarkan uraiyan di atas maka penulis mengambil judul dalam penelitian No. Penduduk Desa Kota

Jawa

Kepala Keluarga (KK)

1 Suku Sunda 109

2 Suku Lampung 119

3 Suku Jawa 93

(24)

5

adalah: Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kotajawa

Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2014-2015

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Suku Sunda yang mengikuti partisipasi dalam pembangunan

2. Dalam partisipasi pembangunan suku sunda ikut serta dalam berpartisipasi

baik dari segi dana, tenaga, pikiran.

3. Faktor partisipasi suku sunda dalam pembangunan.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut maka

pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada Partisipasi Suku

Sunda dalam Pembangunan Desa Kotajawa Kecamatan Way Khilau

Kabupaten Pesawaran Tahun 2014-2015

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah;

1. Apa sajakah bentuk-bentuk partisipasi Suku Sunda dalam Partisipasi

Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten

(25)

6

1.5Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan:

Bentuk-bentuk Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa

Kotajawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun

2014-2015

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan

konsep-konsep ilmu pendidikan kewarganegaraan terutama pendidikan nilai

dan moral pancasila yang mengkaji pembentukan dari warga negara

yang memiliki jiwa nasianalisme terhadap lingkungan masyarakat.

b. Kegunaan peraktis

Secara peraktis penelitian ini berguna untuk memberikan imformasi

bagi masyarakat desa kota jawa untuk saling membantu satu sama lain

dalam rangka gotong royong membangun desa menjadi lebih baik

demi kepentingan bersama, dan untuk mensejahterakan umum bagi

kehidupan bersama.

1.6Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu

pendidikan khususnya pendidikan kewarga negaraan dengan wilayah

kajian pendidikan kewarga negaraan sebagai pendidikan nilai moral

(26)

7

2. Ruang Lingkup Obyek.

Ruang lingkup obyek penelitian ini dilihat dari partisipasi Suku Sunda di

Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaraan Dalam

Pembangunan Desa.

3. Ruang Lingkup Subyek

Ruang lingkup subyek penelitian ini adalah Partisipasi Suku Sunda di Desa

Kotajawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran yang ikut

berpartisipasi dalam pembangunan Desa.

4. Ruang Lingkup Tempat atau Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitian ini dilaksanakan di Desa Kota Jawa

Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran.

5. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu penelitian ini yaitu sesuai dengan surat izin

penelitian pendahuluan oleh pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

(27)

II. TUJUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Teoritis a. Pengertian Partisipasi

Istilah partisipasi sebenarnya diambil dai bahasa asing yaitu participation,

yang artinya mengikut sertakan pihak lain. Partisipasi atau peran serta

masyarakat dalam pembangunan amat penting karena masyarakat akan

terlibat, turut berpartisipasi apabila telah mencoba, dan jika berhasil

menerima hal-hal yang baru yang dikomunikasikan kepada mereka dan

kemudian melaksanakan pesan-pesan yang terkandung di dalam

komunikasi itu, keterlibatan itu lebih mendalam jika dilakukan atas

inisiatif sendiri.

Secara umum dapat ditangkap dari istilah partisipasi adalah keikutsertaan

seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan.

Pengertian seperti itu, nampaknya selaras dengan pengertian yang di

kemungkakan oleh beberapa kamus bahasa sosiologi. Bornby (1974)

mengartikan partisipasi sebagai tindakan untuk “mengambil bagian” yaitu

kegiatan atau peryataan untuk mengambil bagian dari kegiatan dengan

maksud memperoleh manfaat (webster, 1976). Sedangkan di dalam kamus

sosiologi disebutkan bahwa, partisipasi merupakan keikutsertaan

(28)

9

masyarakatnya, di luar pekerjaan atau potensinya sendiri (theondorson,

1969).

Sebagai suatu kegiatan, Verhangen (1979) menyatakan bahwa, partisipasi

merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang

berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab dan manfaat.

Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut dilandasi oleh adanya

kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan mengeni.

1. Kondisi yang tidak memuaskan, dan harus di perbaiki

2. Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau

masyarakatnya sendiri.

3. Kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat

dilakukan

4. Adanya kepercayaan diri, bahwa ia dapatmemberikan sumbangan

yang yang bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.

Pembangunan nasional sebagai proses peningkatan kemampuan manusia

untuk menentukan masa depannya, mengandung arti bahwa masyarakat

perlu dilibatkan dalam proses tersebut. Ini berarti bahwa masyarakat perlu

berperan serta berpartisipasi dalam proses pembangunan itu sendiri.

Partisipasi sesungguhnya merupakan sikap keterbukaan terhadap persepsi

dan prasana pihak lain, juga merupakan suatu perhatian mendalam

mengenai perubahan yang akan dihasilkan oleh suatu kegiatan yang

(29)

10

kesadaran mengenai kontribusi yang diberikan oleh pihak lain untuk suatu

kegiatan.

b. Syarat Tumbuhnya Partisipasi Masyarakat

Menurut Slamet (1985) menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya

partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sangat ditentukan oleh tiga

unsur pokok yaitu:

1. Adanya untuk berpartisipasi.

Dalam kenyataan, banyak program pembangunan yang kurang

memproleh partisipasi masyarakat karena kurangnya kesempatan yang

diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Di lain pihak, juga

sering dirasakan tentang kurangnya informasi yang disampaikan kepada

masyarakat mengenai kapan dan bentuk apa mereka dapat atau dituntut

unruk berpartisipasi.

2. Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi

a. Kemampuan untuk menemukan dan memahami

kesempatan-kesempatan untuk membangun, atau pengetahuan tentang peluang

untuk membangun (memperbaiki mutu hidupnya).

b. Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan, yang dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki

c. Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan

menggunakan sumberdaya dan kesempatan (peluang) lain yang

tersedia secara optimal

(30)

11

a. Sikap untuk mendinggalkan nilai-nilai yang menghambat

pembangunan

b. Sikap terhadap penguasa atau pelaksana pembangunan pada

umumnya.

c. Sikap untuk selalu memparbaiki mutu hidup dan tidak cepat puas

diri

d. Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah, dan

tercapainya tujuan pembangunan.

e. Sikap kemandirian atau keprcayaan diri atas kemampuan untuk

mamperbaiki mutu hidupnya.

Hal ini adanya kesempatan yang diberikan, seiring merupakan faktor

pendorong tumbuhnya kemauan, dan kemauan akan sangata menntukan

kemampuannya.

c. Masalah-masalah Partisipasi Masyarakat

Menurut Soetrisno (1995) mengidentifikasi beberapa masalah kaitanya

dengan pengembangan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

1. Pembangunan partisipasi masyarakat adalah belum dipahaminya

makna sebenarnya tentang partisipasi oleh pihak perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan.

2. Dengan dikembangkannya pembangunan sebagai idiologi baru yang

harus diamankan dengan dijaga ketat, yang mendorong aparat

pemerintah bersifat otoriter. Kondisi seperti itu, dapat menimbulkan

(31)

12

keengganan masyarakat untuk berpartisipasi karena dianggap asal

beda.

3. Banyaknya peraturan yang meredam keinginan masyarakat untuk

berpartisipasi.

d. Pembangunan.

Menurut Bintoro Tjokromidjojo, dkk. Teori strategi Pembangunan

Nasional (1983:1), mengungkapkan bahwa proses pembangunan

sebenarnya adalah :

Merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustraining proses) tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya”.

1. Bentuk-Bentuk Partisipasi

Partisipasi pada kelompok masyarakat memiliki cara yang berbeda

seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli salah satunya menurut

pendapat Effendi, partisipasi ada dua bentuk, seperti yang beliau

kemukakan dibawah ini yatu:

a. Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.

(32)

13

Pendapat lain dikemukakan oleh Hami Joyo (2009:04) ada beberapa

bentuk partisipasi yang nyata, yaitu:

a. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk mempelancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan.

b. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau pekakas.

c. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.

d. Partisipasi keterampilan adalah memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya.

Partisipasi sebuah pikiran yang merupakan partisipasi berupa

sumbangan, ide, pendapat, atau sebuah pikiran konstruktif, baik untuk

menyusun program maupun untuk mempelancar pelaksanaan program

dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan

pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Partisipasi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat

dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung

suatu keberhasilan program, sifat faktor-faktor tersebut dapat

mendukung suatu keberhasilan program namuan ada juga yang sifatnya

dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya faktor usia,

(33)

14

Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang tumbuh

dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:

1. Usia

Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang

terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari

kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada

nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih

banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok

usia lainnya.

2. Jenis kelamin

Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa

mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan

perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan

tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser

dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan

yang semakin baik.

3. Pendidikan

Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.

Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang

terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi

peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.

4. Pekerjaan dan penghasilan

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan

(34)

15

diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi

kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk

berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya

bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung

oleh suasana yang mapan perekonomian.

5. Lamanya tinggal

Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan

berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal

dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap

lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang

besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.

2.2 Pengertian Suku Sunda

Suku sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau jawa,

Indonesia, yang merupakan wilayah administratif Jawa Barat, Banten, Jakarta

dan Lampung. Berdasarkan data yang diperoleh dari.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sunda)

Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan “bahwa kata Sunda

berasal dari akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau

dan putih”. Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa suku sunda memiliki ciri khas yang

berbeda, dari segi bahasa maupun dari segi religius, suku sunda merupakan

(35)

16

2.3 Sistem Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan

Sistem sosial adalah merupakan sistem pengelompokan sosial berdasarkan

atas umur, jenis kelamin, dan hubungan kekerabatan. Sedangkan organisasi

kemasyarakatan adalah merupakan hubungan-hubungan yang terjadi antara

individu atau kelompok individu di dalam masyarakat yang telah terpolakan,

sehingga menjadi satu sistem hubungan.

1. Sistem sosial

Pengelompokan sosial berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

a) Orok: yaitu berumur sejak waktu lahir sampai dua belas (12) bulan

b) Budak: yaitu anak-anak yang berumur 1-1 tahun

c) Bujangan/mojang yaitu berumur 16-25 tahun.

d) Sawawa/dewasa yaitu berumur 26-40 tahun

e) Kolot yaitu berumur 41 tahun ke atas

Pengelompokan berdasarkan jenis kelamin. Perbedaan manusia

berdasarkan jenis kelamin merupakan kodrat alami yang justru

memungkinkan manusia terus berlanjut dari generasi ke generasi.

2. Organisasi sosial/kemasyarakatan

Dilihat dari sudut sejarah, organisasi sosial yang hidup dalam masyarakat

di jawa barat ada yang mempunyai ciri-ciri lembaga/organisasi tradisional

dan organisasi modern.

Organisasi tradisional yang masih banyak ditemui dan dilakukan

(36)

17

a) Organisasi tradisional yang merupakan ikatan hubungan antara

pemilik tanah dengan penggarap tanah seperti :

1) Memaro yaitu bagian hasil panen sama

2) Mertelu yaitu bagian hasil panen 1 berbanding 2

3) Melayang yaitu bagian hasil panen 10 sangga untuk 3 bau sawah

4) Hejoan yaitu peminjaman uang yang dibayar dengan hasil panen

b) Organisasi tradisional yang erat hubungannya dengan kehidupan desa

di Kota Jawa Kecamatan Way Khilau:

1) Hiras/ngahiras, biasanya ada dalam mendirikan ruah, tandur dan

hajatan

2) Liliuran yaitu saling tukar tenaga dalam sesuatu pekerjaan A : B

atau B : A

3) Kondangan/Ondangan/Uleman, biasanya terjadi dalam acara

syukuran.

c) Organisasi tradisional didasarkan atas kepentingan ekonomi, seperti :

1) Sistem ijon yaitu peminjaman padi pada musim paceklik dan di

bayar pada musim panen dengan bunga tinggi.

2) Sistem nyambat yaitu permintaan bantuan tenaga dari tetangga

dengan imbalan materi

3) Sistem ceblokan yaitu sistem kontrak penggarap sawah oleh satu

kelompok petani sampai panen dan hasil panen di bagi sesuai

kesepakatan.

(37)

18

5) Sistem sewa tanah yaitu menyewakan tanah kepada pemilik

modal karena kebutuhan tertentu.

2.4 Kesenian Budaya Sunda

Budaya sunda memiliki banyak kesenian, diantaranya adalah kesenian

sisingaan, tarian khas sunda, wayang golek, permainan anak kecil yang khas,

alat musik sunda yang bisanya digunakan pada pagelaran kesenian.

1) Sisingaan adalah kesenian khas sunda yang menampilkan 2-4 boneka

singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari sisingaan sering

digunakan dalam acara tertentu, seperti pada acara khitanan.

2) Wayang golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan

karakter tertentu dalam suatu cerita perwayangan. Wayang dimainkan

oleh seorang dalang yang menguasai berbagai karakter maupun suara

tokoh yang di mainkan.

3) Jaipongan adalah pengembangan dan akar dari tarian klasik . Tanah

Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan

menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari

daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian

yang sudah modern karena merupakan modifikasi atau pengembangan

dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.

4) Tarian Ketuk Tilu , sesuai dengan namanya Tarian ketuk tilu berasal

dari nama sebuah instrumen atau alat musik tradisional yang disebut

ketuk sejumlah 3 buah. Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan

(38)

19

perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara

khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di

masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral

tertentu tapi murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh

karena itu tari ketuk tilu ini banyak disukai masyarakat terutama di

pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.

5) Pencak Sialat Cikalong. Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan

menyebar, penduduk tempatan menyebutnya "Maempo Cikalong".

Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya,

hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya

dengan aliran ini.

6) Seni Musik dan Suara. Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal

dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang

penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan

yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan

Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang

dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru

dan dipelajari. Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda :

Bubuy Bulan, Es Lilin, Manuk Dadali, Tokecang, Warung Pojok.

7) Wayang Golek. Jepang boleh terkenal dengan 'Boneka Jepangnya',

maka tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya.

Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari

kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara

(39)

20

menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan

Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya.

Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta

pernikahan atau acara lainnya.

8) Alat Musik. Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe

dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara

digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memmukul batang

(wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut

titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Angklung adalah

sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang

ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal

penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local

atau tradisional.

9) Seni Bangreng. Seni Bangreng adalah pengembangan dari seni

"Terbang" dan "Ronggeng". Seni terbang itu sendiri merupakan

kesenian yang menggunakan "Terbang", yaitu semacam rebana tetapi

besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan

dua orang penabu gendang besar dan kecil.

10) Rengkong. Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang

diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964

di daerah Kabupaten Cianjur dan orang yang pertama kali

memunculkan dan mempopulerkannya adalah H. Sopjan. Bentuk

kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu

(40)

21

11) Kuda Renggong. Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu

jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang,

Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau

lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung

kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau

Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo,

takwa dan pakai kain serta selop.

12) Kecapi Suling. Kacapi Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda

yang memadukan suara alunan Suling dengan Kacapi (kecapi),

iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh mamaos (tembang)

Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda.

Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian

menyebar kepenjuru Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.

2.5 Bahasa

Bahasa Sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu unda-usuk

bahasa, untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain yaitu:

1) Bahasa Sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan

orang tua, orang yang dituakan atau disegani.

2) Bahasa Sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik

usia maupun status sosialnya.

3) Bahasa Sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau

(41)

22

Namun demikian, di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten

Pesawaran masih menggunakan tata bahasa sunda kasar

2.6 Religius

Sebagain besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada

pula yang beragama kristen, Hindu, Budha, dll. Mereka itu tergolong

pemeluk agama yang taat, karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah

prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat lima

waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai

adanya kekuatan gaib. Terdapat juga adanya upacara-upacara yang

berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan

rumah, menanam padi, dan lain-lainnya.

Terkhusus untuk Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten

Pesawaran seluruh masyarakat sunda menganut agama islam.

2.7 Mata Pencaharian

Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda di Desa Kota Jawa Kecamatan

Way Khilau Kabupaten Pesawaran adalah

1) Bidang perkebunan, seperti buah coklat, lada, kelapa, dan singkong.

Bidang pertanian, seperti padi, dan sayur-sayuran Selain bertani,

berkebun, ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang,

(42)

23

2.8 Kerangka Pikir

Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenernya partisipasi

adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu

perencanaan serta serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung

jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.

Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental

serta penentuan kebijaksanaan.

Bentuk-bentuk partisipasi yang nyata yaitu:

1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk mempelancar

usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan

bantuan.

2. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang

harta benda, biasanya berupa alat-alat keja atau perkakas.

3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk

tenaga untuk pelaksanan usaha-usaha yang dapat menunjang

keberhasilan suatu program.

4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui

keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang

membutuhkannya.

Kemampuan partisipasi merupakan kunci bagi tumbuh kembangnya suatu

kehidupan sosial yang menunjang kelangsungan hidup serta terjaganya

(43)

24

partisipasi pembangunan desa, sehingga desa tetap terjaga dari hal-hal yang

[image:43.595.129.522.162.330.2]

tidak di inginkan demi kesejahteraan bersama.

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Fikir Partisipasi Suku Sunda: (x)

 Pemikiran / Ide-ide

 Uang / Dana

 Materi / Barang

 Fisik / Tenaga

Ukuran Partisipasi (Y)

 Berpartisipasi

 Kurang berpartisipasi

(44)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif yaitu

metode yang dimulai dengan mengobservasikan sasaran penelitian secara

rinci menuju generalisasi dan ide-ide yang abstrak atau berawal dari suatu

fakta dan relita bukan dari suatu asumsi atau hipotesis. Oleh karna itu peneliti

ingin mengkaji mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan di

Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini

menggunakan teknik pokok angket dan teknik penunjang dokomentasi dan

wawancara.

3.2 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian, Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan

Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh data tentang jumlah penduduk

atau warga masyarakat adalah 4592 (Empat ribu limaratus sembilan

(45)
[image:45.595.143.442.112.254.2]

26

Tabel 3.1 Jumlah Masyarakat yang ada di Desa Kota Jawa

No Nama dan Suku Bahasa Jumlah Kepala Keluarga

1 Suku Lampung 119

2 Suku Sunda 93

3 Suku Jawa 109

Jumlah Total 321

Sumber: Data Perimer, Tahun 2014.

3.3.2 Sampel

Berdasarkan pada jumlah populasi sebagaimana hasil observasi

dikaitkan dengan keterbatasan kemampuan peneliti, baik dari segi

waktu dan tenaga maupun dari segi biaya, pengambilan data penelitian

sampel dari populasi, maka penulis menetapkan sampel secara

propesional yaitu menetapkan 10% dari seluruh warga masyarakat

(10% x 321 = 331). Jadi sampel penelitian adalah 32 orang.

3.3 Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Didalam penelitian ini terdapat dua kelompok veriabel yaitu:

a. Variabel bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Partisipasi Suku Sunda.

b. Variabel terikat (Y)

(46)

27

3.4Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan pengertian dari judul penelitian ini, maka penulis

membatasi dengan defenisi operasional dan konsep-konsep dasarnya :

a) Partisipasi Suku Sunda adalah partisipasi dalam penelitian dimaksudkan

sikap keterbukaan terhadap persepsi dari peranan pihak lain, juga

merupakan suatu perhatian mendalam mengenai perubahan yang akan

dihasilkan oleh suatu kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan

masyarakat.

b) Pembangunan adalah suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan

supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan

sendiri (self sustraining proses) tergantung kepada manusia dan struktur

sosialnya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

berikut :

3.5.1 Teknik Angket. (kuisioner)

Yaitu teknik pengumpulan data dilakukan melalui pemberian daftar

pertanyaan kepada responden dan pertanyaan tersebut dijawab atau diisi

sendiri oleh responden yang telah dijadikan sampel.

Teknik angket adalah suatu daftar nilai pertanyaan-pertanyaan untuk

memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden. Bentuk

angket yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk angket yang

(47)

28

sebanyak 5 buah dan variabel kinerja sebanyak 5 buah dengan

masing-masing item terdiri dari 5 pilihan dengan rentang nilai skor adalah dari

5 sampai 1 dengan uraian sebagai berikut :

1 Alternatif jawaban (a), bobot nilainya 3 (tiga). 2 Alternatif jawaban (b), bobot nilainya 2 (dua). 3 Alternatif jawaban (c), bobot nilainya 1 (satu).

Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan

informasi tentang tingkat pelaksanaan pengawasan dan data tentang

kinerja pegawai.

3.5.2 Teknik Wawancara.

Yaitu pengumpulan data dilakukan secara lisan dan tatap muka antara

pewawancara dengan responden. Wawancara yang digunakan disini

adalah wawancara berstruktur dengan cara memberikan pertanyaan yang

telah disusun sebelumnya.

3.5.3 Teknik Observasi. (pengamatan)

Teknik pengamatan yang digunakan adalah pengamatan terlibat, dimana

pengamat berperan sebagai bagian dari populasi yang ada di kantor

tersebut. Dalam pengamatan terlibat, pengamat berinteraksi langsung

dengan populasi.

3.5.4 Teknik Dokumentasi.

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengkaji

(48)

29

3.6Uji Persyaratan Instrumen 3.6.1 Uji Validitas

Guna menentukan validitas item soal dilakukan control langsung

terhadap teori-teori yang melarikan indikator-indikator yang dipakai.

Validitas yang digunakan yaitu logical validity dengan cara judment yaitu

dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing yang ada di

lingkungan Program Studi PKn Unila. Berdasarkan konsultasi tersebut

diadakan revisi atau perbaikan sesuai dengan keperluan.

3.6.2 Uji Reliabilitas Angket

Uji reliabilitas merupakan instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrument tersebut

sudah cukup baik sehingga mampu menggunakan data yang terpercaya.

Dalam penelitian ini untuk menentukan uji reliabilitas menurut Suharsimi

Arikunto (2006:180) Reliabilitas menunjukan bahwa instrumen dapat

dipercaya untuk dipergunakan sebagai data instrumen tersebut sudah

baik. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagi

berikut:

a. Menyebar angket untuk uji coba kepada responden.

b. Untuk menguji soal angket digunakan teknik dua ganjil-genap

c. Selanjutnya mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan

korelasi produck moment yaitu:

rxy =

−xy

x y N

x2−( x)2

N Y2−

( Y)2

(49)

30

Keterangan :

rxy = koefisien antara variabel X dan Y

X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat

N = Jumlah Responden

d. Untuk reliabilitas angket dengan menggunakan rumus Spearman

Brown, sebagai berikut

� =2 rgg

1+rgg

Keterangan :

� : Koefisien reaiabilitas seluruh item.

��� : Koefisien korelasi item genap dan ganjil.

(Manase Malo, 1985:139)

e. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas

dengan kreteria, sebagai berikit :

0,90-1,00 : Reliabilitas Tinggi.

0,50-0,89 : Reliabilitas Sedang

0,00-0,49 : Reliabilitas Rendah.

(50)

31

3.7Pelaksanaan Uji Coba Angket a. Analisis Validitas Soal Angket

Untuk Uji coba validitas angket tidak diadakan uji coba, namun peneliti

melakukan kontrol langsung terhadap indikator-indikator yang ada dalam

penelitian ini dengan jalan berkonsultasi kepada dosen pembimbing.

b. Analisis Uji Reliabilitas Angket

Suatu alat ukur akan dinyatakan baik, apabila ia mempunyai reliabilitas

yang baik, yakni ketepatan suatu alat ukur. Mengetahui reliabilitas yang

akan digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan uji coba

angket kepada 10 orang di luar responden pada tanggal 26 Maret 2015.

Pengelolaan data tentang uji coba angket ini digunakan rumus Product

Moment untuk membedakan item ganjil dan genap, kemudian dilanjutkan

dengan rumus Spearman Brown untuk dihubungkan dengan kriteria

reliabilitas tes. Adapun hasil uji coba angket tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden Mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam

Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2015. Untuk Item Ganjil (X).

Nomor

Nomor Item Ganjil (X)

Skor 1 3 5 7 9 1

1 1 3 1 5 1 7 1 9

1 2 3 3 1 3 3 3 3 2 1 24

2 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 23

3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 1 23

[image:50.595.153.491.523.757.2]
(51)

32

5 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 28

6 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 26

7 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 25

8 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 23

9 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 24

10 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 24

∑ = Jumlah 244

Sumber : Analisis Data Uji Coba Angket Penelitian

Tabel 4.1 di atas menjelaskan distribusi hasil uji coba angket

Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa

Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran untuk item ganjil (X)

dari 10 responden diluar populasi. Dengan Jumlah soal sebanyak 20

pertanyaan, diketahui jumlah skor yang diperoleh cukup bervariasi.

Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden Mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2015. Untuk Item Genap (Y).

Nomor

Nomor Item Genap (Y)

Skor 1 3 5 7 9 1

1 1 3 1 5 1 7 1 9

1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 26

2 3 2 1 2 1 3 3 3 3 1 22

3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 26

4 1 2 2 3 1 3 2 1 3 3 21

5 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28

6 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 27

[image:51.595.168.480.82.269.2] [image:51.595.167.481.512.740.2]
(52)

33

8 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 26

9 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 25

10 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 25

∑ = Jumlah 249

Sumber : Analisis Data Uji Coba Angket Penelitian

Tabel 4.2 di atas menjelaskan distribusi hasil uji coba angket

Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa

Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran untuk item genap (Y)

dari 10 responden diluar populasi. Dengan Jumlah soal sebanyak 20

[image:52.595.169.481.86.192.2]

pertanyaan, diketahui jumlah skor yang diperoleh cukup bervariasi.

Tabel 4.3 Distribusi Antara Item Ganjil (X) dan Item Genap (Y) Hasil Uji Coba Angket pada 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2015

Sumber : Analisis Data Uji Coba Angket Penelitian

No. X Y XY

1. 24 26 576 676 624

2. 23 22 529 484 506

3. 23 26 529 676 598

4. 24 21 576 441 504

5. 28 28 784 784 784

6. 26 27 676 729 702

7. 25 23 625 529 575

8 23 26 529 676 598

9. 24 25 576 625 600

10. 24 25 576 625 600

[image:52.595.157.516.414.723.2]
(53)

34

Berdasarkan data yang diperoleh di atas, maka untuk mengetahui

reliabilitas, selanjutnya dikorelasikan dan diolah dengan rumus Product

Moment sebagai berikut :

rxy

  

 

 

                   

N y N x N y x xy

y

x

2 2

2 2

Diket : x = 244 y = 249 xy = 6091

x2= 5979 y2 = 6245 n = 10

Dengan mengacu pada rumus tersebut diatas, maka data yang ada

dimasukkan dengan hasil sebagai berikut :

rxy               10 2 ) 249 ( 6245 10 2 ) 244 ( 5979 10 ) 249 )( 244 ( 6091

5979

5953

,

6



6245

6200

,

1

6

,

6075

6091

(54)

35

= 0,45

Mengetahui reliabilitas alat ukur ini, maka dilanjutkan dengan

menggunakan rumus Sperman Brown sebagai berikut :

rxy =

rgg

rgg

1

)

(

2

rxy =

45 , 0 1 ) 45 , 0 ( 2 

rxy =

45

,

1

9

,

0

= 0,6206897

= 0,62 (dibulatkan)

Berdasarkan hasil tersebut, kemudian penulis mengkonsultasikan

dengan kriteria reliabilitas sebagai berikut :

0,90 – 1,00 : reliabilitas tinggi

0,50 – 0,89 : reliabilitas sedang

0, 00 – 0,49 : reliabilitas rendah

Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari hasil analisis yang telah

dilakukan di atas menunjukkan bahwa item pertanyaan dan item

pernyataan mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa

Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran menunjukkan

angka koefisien reliabilitas 0,62 (reliabilitas sedang),oleh karena itu angket

(55)

36

3.8Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat gambaran

Deskriptif, Kuantitatif yaitu memberikan gambaran umum mengenai kondisi

responden penelitian. Analisis ini disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan

presentasenya.

Pengolahan secara persentase dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

P

=

N

F

x 100%

Keterangan :

P : Besar Presentase.

F : Jumlah Alternatif Jawaban. N : Jumalah responden

Hasil pengolahan persentase selanjutnya akan pengkategorian dengan

menngacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Sogiyono, 1991, dimana

dinyatakan bahwa :

1 Jika nilai persentase berkisar antara 85 s/d 100 adalah “sangat baik”.

2 Jika nilai persentase berkisar antara 70 s/d 84 adalah “baik”.

3 Jika nilai persentase berkisar antara 55 s/d 69 adalah “sedang”.

4 Jika nilai persentase berkisar antatra 40 s/d 54 adalah “kurang”.

5 Jika nilai persentase berkisar antara 25 s/d 39 adalah “buruk”.

(56)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dapat

disimpulkan bahwa, partisipasi suku sunda dalam pembangunan di Desa Kota

Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran PPKn adalah bentuk

partisipasi dalam kegiatan yang disenggarakan oleh kepala desa untuk

memajukan sekaligus mensejahterakan masyarakat sekitar dalam hal ini

masyarakat setempat diwajibkan untuk berpartisipasi dalam bentuk

menyumbangkan ide-ide atau pemikirannya untuk menjalankan peroses

pembangunan dalam partisipasi ini masyarakat kurang berpartisipasi

dikarnakan sibuk mencari ekonomi dan tidak bisa memberikan waktu untuk

berpartisipasi. Dalam partisipasi ini sangatlah dibutuh kan untuk membentuk

bangunan yang direncanakan, namun dalam partisipasi ini di samping faktor

jarak yang melibatkan masyarakat kurang berpartisipasi.

Selain itu bentuk partisipasi dalam perogram pembangunan desa masyarakat

setempat diwajibkan untuk berpartisipasi menyumbangkan uang atau dana

untuk sebagai dana tambahan untuk program pembangunan, setiap per kepala

keluarga harus ikut berpartisipasi namun halini kebanyakan masyarakat

(57)

69

Partisipasi material atau barang ini juga melibatkan masyarakat setempat

untuk berpartisipasi dalam bentuk barang seperti pasir, batu bata dan lain-lain,

dalam partisipasi ini masyarakat hanya sebagian kecil yang berpartisipasi

dikarnakan masyarakat kurang mampau untuk berpartisipasi.

Akan tetapi dalam partisipasi fisik atau tenaga masyarakat setempat siap

untuk berpartisipasi dalam menjalankan program pembangunan desa kota

jawa.

5.2Saran

1. Bagai kepala desa sebaiknya dapat memberikan lebih peluang

kewirausahaan merangkul dan mengajak warganya untuk berpartisipasi

dalam kegiatan yang sudah direncanakan demi kepentingan bersama, dan

kesejahteraan dan kenyamanan bersama. dan

2. Bagi warga masyarakat seharusnya bisa ikut berpartisipasi dalam

perogram pembangunan yang telah disepakati dan direncanakan bersama

harus lebih semangat dalam berpartisipasi baik dalam partisipasi ide-ide

atau pemikiran, partisipasi dana atau uang yang dibutuhkan, partisipasi

matrial atau barang, maupun dalam partisipasi fisik atau tenaga yang

sanagat dibutuhkan dalam perogram pembangunan ini demi kenyamanan,

keamanan dan kesejahteraan bersama, dalam perogram ini peran sebagai

masyarakat setempat sangat dibutuhkan agar dapat berjalan sesuai dengan

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara.

Aprillia Theresia, Krisnha S. Andini, Prima G.P. Nugraha, Totok Mardikanto. Mei 2014: Pembangunan Berbasis Masyarakat. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Ebisuhaibi, 15 oktober 2014. Tokoh Adat Desa Kotajawa : Pesawaran

http://andiedison.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses tanggal 12 02 2015

Masdi. 2014. Tokoh masyarakat Dusun Kelapa Dua: Pesawaran

Pujiana Komang Skripsi…….. 2012. Partisipasi Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kecamatan

Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

Rosidi, Ayip.2010. Revitalitas Dan Aplikasi Nilai-Nilai Budaya Sunda Dalam Pembangunan Daerah. Bandung. 2010.

Septaradita Recky diakses Jumat, 27 Desember 2013 Pukul 20.33

http://3gplus.wordpress.com/2008/04/10/kebudayaan-suku-sunda-2/

Suryani NS, Elis. 2011. Ragam Pesona Budaya Sunda Warung Nangka. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.

Gambar

Tabel 1. Daftar Jumlah Kepala Keluarga di Desa Kota Jawa Kecamatan
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Fikir
Tabel 3.1 Jumlah Masyarakat yang ada di Desa Kota Jawa
Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa timbulan, komposisi sampah, karakteristik dan potensi daur ulang sampah yang dihasilkan di Kawasan

To fmd out the application of Speech Act Theory in finding whether the utterances of Madras has met its appropriate functions, concerning with three elements of

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara model Tutorial Based Instruction terhadap kemampuan berpikir kritis

akan dijadikan studi kasus dalam tulisan ini, pada khususnya dapat dikategorikan sebagai teks naratif atau wacana naratif. Hal ini disebabkan karena salah satu

TABEL / TABLE : 10 SMA 17/18 PERSENTASE GURU LAYAK MENGAJAR TERHADAP KS DAN GURU MENURUT STATUS SEKOLAH TIAP PROVINSI PERCENTAGE OF QUALIFIED TEACHERS TO HEADMASTER AND TEACHERS

menyatakan bahwa skripsi saya ” UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING ATAS BOLA VOLI MINI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Metode sintesa ini dipilih karena oksida sederhana dengan mudah dapat dihasilkan dalam waktu yang pendek, sistem sederhana dan relaif tidak mahal untuk dioperasikan, dapat

K4 Saya selalu bekerja sama dengan rekan kerja untuk menghasilkan kinerja yang ditetapkan perusahaan. K5 Saya selalu