PARTISIPASI SUKU SUNDA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA KOTA JAWA KECAMATAN WAY KHILAU
KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015.
Oleh
AHMAD ROFA’I
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PARTISIPASI SUKU SUNDA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA KOTA JAWA KECAMATAN WAY KHILAU
KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015.
(Skripsi)
Oleh AHMAD ROFA’I
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
MOTTO ... viii
SANWACANA ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan dan Kegunan Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian ... 6
2. Kegunaan penelitian ... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 6
1. Ruang Lingkup Ilmu ... 6
2. Ruang Lingkup Objek ... 7
3. Ruang Lingkup Subjek ... 7
4. Ruang Lingkup Wilayah ... 7
5. Ruang Lingkup Waktu... 7
II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Deskripsi Teori ... 8
a. Pengertian Partisipasi ... 8
b. Syarat Tumbuhnya Partisipasi Masyarakat ... 10
c. Masalah-masalah Partisipasi Masyarakat ... 11
d. Pembangunan ... 12
viii
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Partisipasi ... 13
2.2 Pengertian Suku Sunda ... 15
2.3 Sistem Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan ... 16
1. Sistem sosial ... 16
2. Organisasi sosial/kemasyarakatan ... 16
2.4 Kesenian Budaya Sunda ... 18
2.5 Bahasa ... 21
2.6 Religius ... 22
2.7 Mata Pencaharian ... 22
2.8 Kerangka Pikir ... 23
III. METODE PENELITIAN ... 25
3.1Metode Penelitian... 25
3.2 Populasi dan Sampel ... 25
3.2.1. Populasi ... 25
3.2.2. Sampel ... 26
3.3 Variabel Penelitian ... 26
a. Variabel Bebas (X) ... 26
b. Variabel Terikat (Y) ... 26
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 27
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.5.1. Teknik Angket. (kuisioner) ... 27
3.5.2. Teknik Wawancara ... 28
3.5.3. Teknik Observasi ... 28
3.5.4. Teknik Dokumentasi ... 28
3.6 Uji Persyaratan Instrumen ... 29
3.6.1. Uji Validitas ... 29
3.6.2. Uji Reliabilitas Angket ... 29
3.6.3. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 31
3.8. Teknik Ananlisis Data. ... 36
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 37
4.1 Langkah-angkah Penelitian. ... 37
1.Persiapan Pengajuan Judul. ... 37
2.Penelitian Pendahuluan. ... 38
3.pengajuan Rencana Penelitian. ... 38
4.Pelaksanaan Penelitian. ... 39
a. Persiapan Administrasi ... 39
b. Penyususnan Alat Pengumpulan Data. ... 39
c. Penelitian di Lapangan ... 40
4.2 Gambaran Lokasi Penelitian ... 40
2 Daftar Luas Wilayah Menurut Penggunaan ... 41
3. Daftar Tanah Sawah. ... 42
4. Daftar Jumlah Mata Pencarian. ... 42
5. Jumlah Kepala Keluarga. ... 43
ix
1. Pengumpulan Data ... 43
2. Penyajian Data... 43
4.3 Pembahasan ... 58
V.KESIMPULAN DAN SARAN. ... 68
5.1Kesimpulan... 68
5.2Saran. ... 69
ABSTRAK
PARTISIPASI SUKU SUNDA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA KOTA JAWA KECAMATAN WAY KHILAU
KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015.
Oleh AHMAD ROFA’I
Tujuan penelitian tentang Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2014/2015 adalah untuk mendeskripsikan bagai manakah partisipasi suku sunda dalam pembangunan Desa.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah masyarakat di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran. Untuk mengumpulakan data penelitian ini menggunakan tehnik angket, teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan uji validitas menggunakan logical validity dan uji reliabilitas dengan produck moment.
Hasil penelitian ini adalah Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran. Kurang berpartisipasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan yang di sajikan pada pembahasan dalam skripsi ini.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Kota Jawa, pada tanggal 17 Juli
1992, anak ke tiga dari empat bersaudara buah cinta kasih
dari pasangan Bapak H. Rasman dengan Ibu H.j Nurafiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri
I Kota Jawa pada tahun 2005, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Mada Jaya Kapupaten Pesawaran 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kedondong Kabupaten Pesawaran pada tahun 2011.
Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan
tercatat sebagai mahasiswa Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur
Mandiri. Penulis mengikuti organisasi tingkat jurusan Himapis sebagai anggota
bidang pengembangan organisasi dan keanggotaan periode 2012/2013, anggota
Fordika periode 2012/2013.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan
Jogjakarta-Bandung- Jakarta Tahun 2012 serta melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Banjar Negara Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, dan melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP 2 Banjar Negara Kecamatan
MOTO
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih dan Penyayang”
“Tidak Ada Jaminan Kesuksesan, Namun
Tidak Mencoba adalah Jaminan Kegagalan”
(Bill Clinton)
“Kesulitan dan Rintangan Janganlah
Dijadikan Penghalang, Karena Di Dalam
Kesulitan Ataupun Rintangan Adalah Kunci
Dari Segala Keberhasilan Serta
Kebahagiaan”
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Segala
ketulusan hati, ku persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan
cinta kasihku kepada :
Kedua orang tua tercinta, bapak dan ibu yang selalu memberikan do’a serta
dukungan dan harapan di setiap tetes keringatmu demi tercapainya
cita-citaku.
Kakak-kakakku tercinta dan keluarga besar ku, sahabat-sahabat
Almamater tercinta
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan
Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2014”. Skripsi ini dibuat guna
memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana pendidikan di Universitas
Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa
pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan
skripsi ini dari awal sampai akhir terutama kepada Bapak Hermi Yanzi,
S.Pd.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi PPKn, Pembimbing Akademik
sekaligus sebagai Pembimbing I dan Ibu Yunisca Nurmalisa S.Pd., M.Pd., selaku
Pembimbing II, serta ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si.Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja
Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum
4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung terimakasih atas
segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan
yang diberikan.
7. Bapak Rusli selaku Lurah Desa Kota Jawa yang telah memberi izin
penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.
8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak H. Rasman dan Ibu Hj.
Nurafiah terimakasih atas doa, senyum, airmata, bahagia, dukungan, kasih
sayang yang telah diberikan dan semua pengorbanan kalian untukku yang
tiada terkira benilaianya dari segi apapun.
9. Kakak tercinta Arohimah, Marfuah, dan Adikku tercinta Tuti Ambar Wati
yang telah mendoakan keberhasilanku kelak.
10.Seluruh keluarga besar dari Ayah dan Ibu, terimakasih atas doa dan
dukungannya.
11.Seluruh Bapak Ibu Guruku terimakasih atas segala ilmu yang telah kalian
12.Temanku Sobri, terimaksih atas bantuannya selama kuliah dan dalam
penyusunan skripsi ini. Sahabat-sahabat terbaikku seperjuangan (Koko,
Viki, Wayan, Tora, Haris, Randi, Wegi, Zai, Rio, Aan) serta
rekan-rekanku semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu
memberikan masukan dan motivasi serta tempat untuk mengadu dikala
gundah gulana.
13.Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2011 baik ganjil
maupun genap serta Kakak tingkat dan adik tingkat, dari angkatan 2008 –
2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
dukungan yang kalian berikan.
14.Sahabat-sahabat seperjuangan KKN/PPL Citra, Endang, Kerida, Heri,
Siska, Tata, Umu, Nurul dan Sabila
15.Adik Tingkat saya sekaligus pengurus Laboratorium PPKn, Ridho dan
Yanda.
16.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaanya skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandar Lampung, April 2015 Penulis,
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Daftar Jumlah Kepala Keluarga Di Desa Kota Jawa
Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran ... 4
Tabel 3.1 Jumlah Masyarakat Yang Ada Di Desa Kota Jawa ... 23
Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden Mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2015 Untuk Item Ganjil (X) ... 33
Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden Mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2015 Untuk Item Genap (Y) ... 34
Tabel 4.3 Distribusi Antara Item Ganjil (X) dan Item Genap (Y) Hasil Uji Coba Angket pada 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2015 ... 35
Tabel 4.4 Data Lokasi Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran ... 38
Tabel 4.5 Daftar Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tahun 2014/2015 ... 39
Tabel 4.6 Daftar Tanah Sawah ... 39
Tabel 4.7 Daftar Orbitasi ... 40
Tabel 4.8 Daftar Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2014/2015 ... 40
Tabel 4.9 Distribusi Skor Angket Indikator Pemikiran atau Ide-ide ... 42
viii
Tabel 4.10 Distribusi Skor Angket Indikator uang atau dana ... 45
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Indikator uang atau dana ... 47
Tabel 4.11 Distribusi Skor Angket Indikator Matrial atau barang ... 49
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Matrial atau barang ... 51
Tabel 4.12 Distribusi Skor Angket Indikator Fisik atau Tenaga ... 52
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
1.Surat Keterangan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama
2.Surat Izin Penelitian Pendahuluan
3.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Pendahuluan
4.Surat Izin Penelitian
5.Surat Keterangan Telah Melaksanakan penelitian
6.Angket
7.Distribusi Hasil Angket Partisipasi Suku Sunda Dalam Pembangunan di
Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun
I .PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tujuan pembangunan suatu negara dilaksanakan untuk mensejahterakan
masyarakat, dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 menyatakan
bahwa, tujuan pembangunan nasional bangsa indonesia adalah untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
mensejahterakan umum bagi kehidupan bangsa, oleh krenanya pembangunan
di Indonesia sangat diperlukan bagi wilayah-wilayah yang kerap kali dijumpai
oleh masyarakat-masyarakat yang menempati wilayah tersebut, dalam
pembangunan ini tentu memerlukan partisipasi baik dari pemerintah maupun
masyarakat sangatlah penting dalam menjalankan pembangunan. Pemerintah
harus mensupot program pembangunan dalam segi Instansi-instansi vertikal di
daerah.
Dalam program pembangunan ini tentu membutuhkan material dalam
mendirikan pembangunan tersebut, serta membutuhkan partisipasi aktif dari
masyarakat itu sendiri dalam menunjang suksesnya pelaksanaan program
pembangunan. Selain itu dana yang di butuhkan untuk mendirikan
pembangunan di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten
Pesawaran, melibatkan partisipasi masyarakat setempat demi melancarkan
2
atau kurang sempurna dikrenakan, dana yang dibutuhkan dalam pembangunan
ini masih memerlukan dana yang lebih dikarnakan, dalam partisipasi
masyarakat yang ada tidak mencukupi dalam program pembangunan desa.
Disebabkan masyarakat di Desa Kota Jawa sebagian besar ptani dan buruh
tani, itupun dalam penarikan dana dari partisipasi masyarakat dilakukan satu
tahun dua kali dari hasil panen padi, dalam penarikan dana pembangunan
mempunyai tiga golongan a,b dan c.
Golongan (a) dianggap sebagai ptani sukses atau dianggap sebagai orang kaya
itu dekenakan biyaya sebesar 250 ( Dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Golongan (b) dianggap sebagai golongan tengah, dikenakan biyaya sebesar
150 ( Seratus lima puluh ribu rupiah )
Golongan (c) dianggap sebagai orang yang tidak mampu, bagi masyarakat
yang kurang mampu hanya memberikan seiklasnya saja.
Oleh krenanya pembangunan yang ada di Desa Koata Jawa Kecamatan Way
Khilau Kabupaten Pesawaran masih membutuhkan dana. Hasil dari program
pembangunan ini yang terlihat dari hasil partisipasi masyarakat yaitu:
1. Bendungan air
2. Balai Desa
3. Masjid
4. Mushola
5. Sokolahan madrasah,
yang masih membutuhkan dana pembangunan di Desa Kota Jawa yaitu:
1. pembangunan jalan.
3
3. Sekolahan madrasah
4. Balai desa
Dari hasil partisipasi masyarakat setempat bisa kita lihat bahwa kegigihan
masyarakat dalam berpartisipasi sangatlah aktif hanya saja dalam program
pembangunan yang ada di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau
Kabupaten Pesawaran masih banyak membutuhkan dana.
Hasil wawancara dengan masyarakat desa suku sunda yang bekerja sebagai
ptani pada tanggal 12 Januari 2015 menyatakan bahwa:
Partisipasi dalam pembangunan di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau
Kabupaten Pesawaran, dalam realitasnya tidak sepenuh nya masyarakat di
desa kota jawa ikut serta berpertisipasi, baik dari masyarakat Suku Sunda,
Suku Jawa maupun Suku Lampung disebabkan adanya beberapa faktor yang
menghambat dalam berpartisipasi yaitu: faktor usia, pekerjaan dan
penghasilan, jarak antar desa, dan lamanya tinggal. Dalam program
pembangunan ini tidak hanya membutuhkan dana saja akan tetapi dalam
program pembangunan juga membutuhkan partisipasi masyarakat dalam
bentuk tenaga, pemikiran, dan material.
Masyarakat suku sunda tentunya ikut berpartisipasi dalam pembangunan
hanya saja tidak sepenuhnya masyarakat susu sunda ikut serta dalam
berpartisipasi baik dalam segi pikiran, tenaga, maupun dana dikarnakan faktor
usia yang sudah melemah serta kebanyakan masyarakat suku sunda lebih
banyak perempuan di bandingkan dengan laki-laki serta sebagian masyarakat
4
program pembangunan ini bukan hanya kurang dana tetapi kurang tenaga
yang di butuh kan. Sedangkang masyarakat suku jawa lebih sedikit dari
jumlah suku sunda, dalam prtisipasi pembangunan desa hanya beberapa orang
saja yang ikut berpartisipasi. Masyarakat suku lampung lebih banyak di
bandingkan dengan suku sunda dan suku jawa, akan tetapi dalam partisipasi
pembangunan ini tidak semua masyarakat suku lampung ikut dalam
partisipasi. Oleh karnanya peran masyarakat desa kota jawa kurang
berpartisipasi dalam pembangunan.
Dalam pertisipasi pembangunan di desa kota jawa banyaknya faktor-faktor
penghambat dalam berpartisipasi jumlah penduduk masyarakat desa
kotajawa.
Tabel 1. Daftar Jumlah Kepala Keluarga di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran.
Sumber: Data Primer, Tahun 2014.
berjumlah 321 kepala keluarga. Sedangkan yang mengikuti partisipasi dalam
pembangunan hanya sebagian saja sekitar kurang lebih 135 kepala keluarga.
Berdasarkan uraiyan di atas maka penulis mengambil judul dalam penelitian No. Penduduk Desa Kota
Jawa
Kepala Keluarga (KK)
1 Suku Sunda 109
2 Suku Lampung 119
3 Suku Jawa 93
5
adalah: Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kotajawa
Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2014-2015
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Suku Sunda yang mengikuti partisipasi dalam pembangunan
2. Dalam partisipasi pembangunan suku sunda ikut serta dalam berpartisipasi
baik dari segi dana, tenaga, pikiran.
3. Faktor partisipasi suku sunda dalam pembangunan.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut maka
pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada Partisipasi Suku
Sunda dalam Pembangunan Desa Kotajawa Kecamatan Way Khilau
Kabupaten Pesawaran Tahun 2014-2015
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah;
1. Apa sajakah bentuk-bentuk partisipasi Suku Sunda dalam Partisipasi
Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten
6
1.5Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan:
Bentuk-bentuk Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa
Kotajawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun
2014-2015
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan
konsep-konsep ilmu pendidikan kewarganegaraan terutama pendidikan nilai
dan moral pancasila yang mengkaji pembentukan dari warga negara
yang memiliki jiwa nasianalisme terhadap lingkungan masyarakat.
b. Kegunaan peraktis
Secara peraktis penelitian ini berguna untuk memberikan imformasi
bagi masyarakat desa kota jawa untuk saling membantu satu sama lain
dalam rangka gotong royong membangun desa menjadi lebih baik
demi kepentingan bersama, dan untuk mensejahterakan umum bagi
kehidupan bersama.
1.6Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu
pendidikan khususnya pendidikan kewarga negaraan dengan wilayah
kajian pendidikan kewarga negaraan sebagai pendidikan nilai moral
7
2. Ruang Lingkup Obyek.
Ruang lingkup obyek penelitian ini dilihat dari partisipasi Suku Sunda di
Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaraan Dalam
Pembangunan Desa.
3. Ruang Lingkup Subyek
Ruang lingkup subyek penelitian ini adalah Partisipasi Suku Sunda di Desa
Kotajawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran yang ikut
berpartisipasi dalam pembangunan Desa.
4. Ruang Lingkup Tempat atau Wilayah
Ruang lingkup wilayah penelitian ini dilaksanakan di Desa Kota Jawa
Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran.
5. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu penelitian ini yaitu sesuai dengan surat izin
penelitian pendahuluan oleh pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
II. TUJUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Teoritis a. Pengertian Partisipasi
Istilah partisipasi sebenarnya diambil dai bahasa asing yaitu participation,
yang artinya mengikut sertakan pihak lain. Partisipasi atau peran serta
masyarakat dalam pembangunan amat penting karena masyarakat akan
terlibat, turut berpartisipasi apabila telah mencoba, dan jika berhasil
menerima hal-hal yang baru yang dikomunikasikan kepada mereka dan
kemudian melaksanakan pesan-pesan yang terkandung di dalam
komunikasi itu, keterlibatan itu lebih mendalam jika dilakukan atas
inisiatif sendiri.
Secara umum dapat ditangkap dari istilah partisipasi adalah keikutsertaan
seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan.
Pengertian seperti itu, nampaknya selaras dengan pengertian yang di
kemungkakan oleh beberapa kamus bahasa sosiologi. Bornby (1974)
mengartikan partisipasi sebagai tindakan untuk “mengambil bagian” yaitu
kegiatan atau peryataan untuk mengambil bagian dari kegiatan dengan
maksud memperoleh manfaat (webster, 1976). Sedangkan di dalam kamus
sosiologi disebutkan bahwa, partisipasi merupakan keikutsertaan
9
masyarakatnya, di luar pekerjaan atau potensinya sendiri (theondorson,
1969).
Sebagai suatu kegiatan, Verhangen (1979) menyatakan bahwa, partisipasi
merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang
berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab dan manfaat.
Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut dilandasi oleh adanya
kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan mengeni.
1. Kondisi yang tidak memuaskan, dan harus di perbaiki
2. Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau
masyarakatnya sendiri.
3. Kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat
dilakukan
4. Adanya kepercayaan diri, bahwa ia dapatmemberikan sumbangan
yang yang bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.
Pembangunan nasional sebagai proses peningkatan kemampuan manusia
untuk menentukan masa depannya, mengandung arti bahwa masyarakat
perlu dilibatkan dalam proses tersebut. Ini berarti bahwa masyarakat perlu
berperan serta berpartisipasi dalam proses pembangunan itu sendiri.
Partisipasi sesungguhnya merupakan sikap keterbukaan terhadap persepsi
dan prasana pihak lain, juga merupakan suatu perhatian mendalam
mengenai perubahan yang akan dihasilkan oleh suatu kegiatan yang
10
kesadaran mengenai kontribusi yang diberikan oleh pihak lain untuk suatu
kegiatan.
b. Syarat Tumbuhnya Partisipasi Masyarakat
Menurut Slamet (1985) menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya
partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sangat ditentukan oleh tiga
unsur pokok yaitu:
1. Adanya untuk berpartisipasi.
Dalam kenyataan, banyak program pembangunan yang kurang
memproleh partisipasi masyarakat karena kurangnya kesempatan yang
diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Di lain pihak, juga
sering dirasakan tentang kurangnya informasi yang disampaikan kepada
masyarakat mengenai kapan dan bentuk apa mereka dapat atau dituntut
unruk berpartisipasi.
2. Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi
a. Kemampuan untuk menemukan dan memahami
kesempatan-kesempatan untuk membangun, atau pengetahuan tentang peluang
untuk membangun (memperbaiki mutu hidupnya).
b. Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan, yang dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki
c. Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan
menggunakan sumberdaya dan kesempatan (peluang) lain yang
tersedia secara optimal
11
a. Sikap untuk mendinggalkan nilai-nilai yang menghambat
pembangunan
b. Sikap terhadap penguasa atau pelaksana pembangunan pada
umumnya.
c. Sikap untuk selalu memparbaiki mutu hidup dan tidak cepat puas
diri
d. Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah, dan
tercapainya tujuan pembangunan.
e. Sikap kemandirian atau keprcayaan diri atas kemampuan untuk
mamperbaiki mutu hidupnya.
Hal ini adanya kesempatan yang diberikan, seiring merupakan faktor
pendorong tumbuhnya kemauan, dan kemauan akan sangata menntukan
kemampuannya.
c. Masalah-masalah Partisipasi Masyarakat
Menurut Soetrisno (1995) mengidentifikasi beberapa masalah kaitanya
dengan pengembangan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
1. Pembangunan partisipasi masyarakat adalah belum dipahaminya
makna sebenarnya tentang partisipasi oleh pihak perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
2. Dengan dikembangkannya pembangunan sebagai idiologi baru yang
harus diamankan dengan dijaga ketat, yang mendorong aparat
pemerintah bersifat otoriter. Kondisi seperti itu, dapat menimbulkan
12
keengganan masyarakat untuk berpartisipasi karena dianggap asal
beda.
3. Banyaknya peraturan yang meredam keinginan masyarakat untuk
berpartisipasi.
d. Pembangunan.
Menurut Bintoro Tjokromidjojo, dkk. Teori strategi Pembangunan
Nasional (1983:1), mengungkapkan bahwa proses pembangunan
sebenarnya adalah :
“Merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustraining proses) tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya”.
1. Bentuk-Bentuk Partisipasi
Partisipasi pada kelompok masyarakat memiliki cara yang berbeda
seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli salah satunya menurut
pendapat Effendi, partisipasi ada dua bentuk, seperti yang beliau
kemukakan dibawah ini yatu:
a. Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.
13
Pendapat lain dikemukakan oleh Hami Joyo (2009:04) ada beberapa
bentuk partisipasi yang nyata, yaitu:
a. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk mempelancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan.
b. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau pekakas.
c. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.
d. Partisipasi keterampilan adalah memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya.
Partisipasi sebuah pikiran yang merupakan partisipasi berupa
sumbangan, ide, pendapat, atau sebuah pikiran konstruktif, baik untuk
menyusun program maupun untuk mempelancar pelaksanaan program
dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan
pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Partisipasi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat
dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung
suatu keberhasilan program, sifat faktor-faktor tersebut dapat
mendukung suatu keberhasilan program namuan ada juga yang sifatnya
dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya faktor usia,
14
Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang tumbuh
dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang
terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari
kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada
nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih
banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok
usia lainnya.
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa
mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan
perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan
tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser
dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan
yang semakin baik.
3. Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.
Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang
terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi
peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan
15
diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi
kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya
bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung
oleh suasana yang mapan perekonomian.
5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan
berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal
dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap
lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang
besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.
2.2 Pengertian Suku Sunda
Suku sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau jawa,
Indonesia, yang merupakan wilayah administratif Jawa Barat, Banten, Jakarta
dan Lampung. Berdasarkan data yang diperoleh dari.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sunda)
Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan “bahwa kata Sunda
berasal dari akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau
dan putih”. Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa suku sunda memiliki ciri khas yang
berbeda, dari segi bahasa maupun dari segi religius, suku sunda merupakan
16
2.3 Sistem Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan
Sistem sosial adalah merupakan sistem pengelompokan sosial berdasarkan
atas umur, jenis kelamin, dan hubungan kekerabatan. Sedangkan organisasi
kemasyarakatan adalah merupakan hubungan-hubungan yang terjadi antara
individu atau kelompok individu di dalam masyarakat yang telah terpolakan,
sehingga menjadi satu sistem hubungan.
1. Sistem sosial
Pengelompokan sosial berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
a) Orok: yaitu berumur sejak waktu lahir sampai dua belas (12) bulan
b) Budak: yaitu anak-anak yang berumur 1-1 tahun
c) Bujangan/mojang yaitu berumur 16-25 tahun.
d) Sawawa/dewasa yaitu berumur 26-40 tahun
e) Kolot yaitu berumur 41 tahun ke atas
Pengelompokan berdasarkan jenis kelamin. Perbedaan manusia
berdasarkan jenis kelamin merupakan kodrat alami yang justru
memungkinkan manusia terus berlanjut dari generasi ke generasi.
2. Organisasi sosial/kemasyarakatan
Dilihat dari sudut sejarah, organisasi sosial yang hidup dalam masyarakat
di jawa barat ada yang mempunyai ciri-ciri lembaga/organisasi tradisional
dan organisasi modern.
Organisasi tradisional yang masih banyak ditemui dan dilakukan
17
a) Organisasi tradisional yang merupakan ikatan hubungan antara
pemilik tanah dengan penggarap tanah seperti :
1) Memaro yaitu bagian hasil panen sama
2) Mertelu yaitu bagian hasil panen 1 berbanding 2
3) Melayang yaitu bagian hasil panen 10 sangga untuk 3 bau sawah
4) Hejoan yaitu peminjaman uang yang dibayar dengan hasil panen
b) Organisasi tradisional yang erat hubungannya dengan kehidupan desa
di Kota Jawa Kecamatan Way Khilau:
1) Hiras/ngahiras, biasanya ada dalam mendirikan ruah, tandur dan
hajatan
2) Liliuran yaitu saling tukar tenaga dalam sesuatu pekerjaan A : B
atau B : A
3) Kondangan/Ondangan/Uleman, biasanya terjadi dalam acara
syukuran.
c) Organisasi tradisional didasarkan atas kepentingan ekonomi, seperti :
1) Sistem ijon yaitu peminjaman padi pada musim paceklik dan di
bayar pada musim panen dengan bunga tinggi.
2) Sistem nyambat yaitu permintaan bantuan tenaga dari tetangga
dengan imbalan materi
3) Sistem ceblokan yaitu sistem kontrak penggarap sawah oleh satu
kelompok petani sampai panen dan hasil panen di bagi sesuai
kesepakatan.
18
5) Sistem sewa tanah yaitu menyewakan tanah kepada pemilik
modal karena kebutuhan tertentu.
2.4 Kesenian Budaya Sunda
Budaya sunda memiliki banyak kesenian, diantaranya adalah kesenian
sisingaan, tarian khas sunda, wayang golek, permainan anak kecil yang khas,
alat musik sunda yang bisanya digunakan pada pagelaran kesenian.
1) Sisingaan adalah kesenian khas sunda yang menampilkan 2-4 boneka
singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari sisingaan sering
digunakan dalam acara tertentu, seperti pada acara khitanan.
2) Wayang golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan
karakter tertentu dalam suatu cerita perwayangan. Wayang dimainkan
oleh seorang dalang yang menguasai berbagai karakter maupun suara
tokoh yang di mainkan.
3) Jaipongan adalah pengembangan dan akar dari tarian klasik . Tanah
Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan
menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari
daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian
yang sudah modern karena merupakan modifikasi atau pengembangan
dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.
4) Tarian Ketuk Tilu , sesuai dengan namanya Tarian ketuk tilu berasal
dari nama sebuah instrumen atau alat musik tradisional yang disebut
ketuk sejumlah 3 buah. Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan
19
perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara
khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di
masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral
tertentu tapi murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh
karena itu tari ketuk tilu ini banyak disukai masyarakat terutama di
pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.
5) Pencak Sialat Cikalong. Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan
menyebar, penduduk tempatan menyebutnya "Maempo Cikalong".
Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya,
hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya
dengan aliran ini.
6) Seni Musik dan Suara. Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal
dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang
penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan
yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan
Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang
dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru
dan dipelajari. Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan, Es Lilin, Manuk Dadali, Tokecang, Warung Pojok.
7) Wayang Golek. Jepang boleh terkenal dengan 'Boneka Jepangnya',
maka tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya.
Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari
kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara
20
menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan
Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya.
Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta
pernikahan atau acara lainnya.
8) Alat Musik. Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe
dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara
digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memmukul batang
(wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut
titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Angklung adalah
sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang
ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal
penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local
atau tradisional.
9) Seni Bangreng. Seni Bangreng adalah pengembangan dari seni
"Terbang" dan "Ronggeng". Seni terbang itu sendiri merupakan
kesenian yang menggunakan "Terbang", yaitu semacam rebana tetapi
besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan
dua orang penabu gendang besar dan kecil.
10) Rengkong. Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang
diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964
di daerah Kabupaten Cianjur dan orang yang pertama kali
memunculkan dan mempopulerkannya adalah H. Sopjan. Bentuk
kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu
21
11) Kuda Renggong. Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu
jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang,
Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau
lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung
kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau
Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo,
takwa dan pakai kain serta selop.
12) Kecapi Suling. Kacapi Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda
yang memadukan suara alunan Suling dengan Kacapi (kecapi),
iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh mamaos (tembang)
Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda.
Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian
menyebar kepenjuru Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.
2.5 Bahasa
Bahasa Sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu unda-usuk
bahasa, untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain yaitu:
1) Bahasa Sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan
orang tua, orang yang dituakan atau disegani.
2) Bahasa Sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik
usia maupun status sosialnya.
3) Bahasa Sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau
22
Namun demikian, di Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten
Pesawaran masih menggunakan tata bahasa sunda kasar
2.6 Religius
Sebagain besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada
pula yang beragama kristen, Hindu, Budha, dll. Mereka itu tergolong
pemeluk agama yang taat, karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah
prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat lima
waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai
adanya kekuatan gaib. Terdapat juga adanya upacara-upacara yang
berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan
rumah, menanam padi, dan lain-lainnya.
Terkhusus untuk Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten
Pesawaran seluruh masyarakat sunda menganut agama islam.
2.7 Mata Pencaharian
Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda di Desa Kota Jawa Kecamatan
Way Khilau Kabupaten Pesawaran adalah
1) Bidang perkebunan, seperti buah coklat, lada, kelapa, dan singkong.
Bidang pertanian, seperti padi, dan sayur-sayuran Selain bertani,
berkebun, ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang,
23
2.8 Kerangka Pikir
Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenernya partisipasi
adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung
jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.
Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental
serta penentuan kebijaksanaan.
Bentuk-bentuk partisipasi yang nyata yaitu:
1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk mempelancar
usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan
bantuan.
2. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang
harta benda, biasanya berupa alat-alat keja atau perkakas.
3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk
tenaga untuk pelaksanan usaha-usaha yang dapat menunjang
keberhasilan suatu program.
4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui
keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang
membutuhkannya.
Kemampuan partisipasi merupakan kunci bagi tumbuh kembangnya suatu
kehidupan sosial yang menunjang kelangsungan hidup serta terjaganya
24
partisipasi pembangunan desa, sehingga desa tetap terjaga dari hal-hal yang
[image:43.595.129.522.162.330.2]tidak di inginkan demi kesejahteraan bersama.
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Fikir Partisipasi Suku Sunda: (x)
Pemikiran / Ide-ide
Uang / Dana
Materi / Barang
Fisik / Tenaga
Ukuran Partisipasi (Y)
Berpartisipasi
Kurang berpartisipasi
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif yaitu
metode yang dimulai dengan mengobservasikan sasaran penelitian secara
rinci menuju generalisasi dan ide-ide yang abstrak atau berawal dari suatu
fakta dan relita bukan dari suatu asumsi atau hipotesis. Oleh karna itu peneliti
ingin mengkaji mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan di
Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini
menggunakan teknik pokok angket dan teknik penunjang dokomentasi dan
wawancara.
3.2 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian, Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan
Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data tentang jumlah penduduk
atau warga masyarakat adalah 4592 (Empat ribu limaratus sembilan
26
Tabel 3.1 Jumlah Masyarakat yang ada di Desa Kota Jawa
No Nama dan Suku Bahasa Jumlah Kepala Keluarga
1 Suku Lampung 119
2 Suku Sunda 93
3 Suku Jawa 109
Jumlah Total 321
Sumber: Data Perimer, Tahun 2014.
3.3.2 Sampel
Berdasarkan pada jumlah populasi sebagaimana hasil observasi
dikaitkan dengan keterbatasan kemampuan peneliti, baik dari segi
waktu dan tenaga maupun dari segi biaya, pengambilan data penelitian
sampel dari populasi, maka penulis menetapkan sampel secara
propesional yaitu menetapkan 10% dari seluruh warga masyarakat
(10% x 321 = 331). Jadi sampel penelitian adalah 32 orang.
3.3 Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian
Didalam penelitian ini terdapat dua kelompok veriabel yaitu:
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Partisipasi Suku Sunda.
b. Variabel terikat (Y)
27
3.4Definisi Operasional Variabel
Untuk menjelaskan pengertian dari judul penelitian ini, maka penulis
membatasi dengan defenisi operasional dan konsep-konsep dasarnya :
a) Partisipasi Suku Sunda adalah partisipasi dalam penelitian dimaksudkan
sikap keterbukaan terhadap persepsi dari peranan pihak lain, juga
merupakan suatu perhatian mendalam mengenai perubahan yang akan
dihasilkan oleh suatu kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat.
b) Pembangunan adalah suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan
supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan
sendiri (self sustraining proses) tergantung kepada manusia dan struktur
sosialnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
3.5.1 Teknik Angket. (kuisioner)
Yaitu teknik pengumpulan data dilakukan melalui pemberian daftar
pertanyaan kepada responden dan pertanyaan tersebut dijawab atau diisi
sendiri oleh responden yang telah dijadikan sampel.
Teknik angket adalah suatu daftar nilai pertanyaan-pertanyaan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden. Bentuk
angket yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk angket yang
28
sebanyak 5 buah dan variabel kinerja sebanyak 5 buah dengan
masing-masing item terdiri dari 5 pilihan dengan rentang nilai skor adalah dari
5 sampai 1 dengan uraian sebagai berikut :
1 Alternatif jawaban (a), bobot nilainya 3 (tiga). 2 Alternatif jawaban (b), bobot nilainya 2 (dua). 3 Alternatif jawaban (c), bobot nilainya 1 (satu).
Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan
informasi tentang tingkat pelaksanaan pengawasan dan data tentang
kinerja pegawai.
3.5.2 Teknik Wawancara.
Yaitu pengumpulan data dilakukan secara lisan dan tatap muka antara
pewawancara dengan responden. Wawancara yang digunakan disini
adalah wawancara berstruktur dengan cara memberikan pertanyaan yang
telah disusun sebelumnya.
3.5.3 Teknik Observasi. (pengamatan)
Teknik pengamatan yang digunakan adalah pengamatan terlibat, dimana
pengamat berperan sebagai bagian dari populasi yang ada di kantor
tersebut. Dalam pengamatan terlibat, pengamat berinteraksi langsung
dengan populasi.
3.5.4 Teknik Dokumentasi.
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengkaji
29
3.6Uji Persyaratan Instrumen 3.6.1 Uji Validitas
Guna menentukan validitas item soal dilakukan control langsung
terhadap teori-teori yang melarikan indikator-indikator yang dipakai.
Validitas yang digunakan yaitu logical validity dengan cara judment yaitu
dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing yang ada di
lingkungan Program Studi PKn Unila. Berdasarkan konsultasi tersebut
diadakan revisi atau perbaikan sesuai dengan keperluan.
3.6.2 Uji Reliabilitas Angket
Uji reliabilitas merupakan instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrument tersebut
sudah cukup baik sehingga mampu menggunakan data yang terpercaya.
Dalam penelitian ini untuk menentukan uji reliabilitas menurut Suharsimi
Arikunto (2006:180) Reliabilitas menunjukan bahwa instrumen dapat
dipercaya untuk dipergunakan sebagai data instrumen tersebut sudah
baik. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagi
berikut:
a. Menyebar angket untuk uji coba kepada responden.
b. Untuk menguji soal angket digunakan teknik dua ganjil-genap
c. Selanjutnya mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan
korelasi produck moment yaitu:
rxy =
−xy
x y N
x2−( x)2
N Y2−
( Y)2
30
Keterangan :
rxy = koefisien antara variabel X dan Y
X = Variabel Bebas
Y = Variabel Terikat
N = Jumlah Responden
d. Untuk reliabilitas angket dengan menggunakan rumus Spearman
Brown, sebagai berikut
� =2 rgg
1+rgg
Keterangan :
� : Koefisien reaiabilitas seluruh item.
��� : Koefisien korelasi item genap dan ganjil.
(Manase Malo, 1985:139)
e. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas
dengan kreteria, sebagai berikit :
0,90-1,00 : Reliabilitas Tinggi.
0,50-0,89 : Reliabilitas Sedang
0,00-0,49 : Reliabilitas Rendah.
31
3.7Pelaksanaan Uji Coba Angket a. Analisis Validitas Soal Angket
Untuk Uji coba validitas angket tidak diadakan uji coba, namun peneliti
melakukan kontrol langsung terhadap indikator-indikator yang ada dalam
penelitian ini dengan jalan berkonsultasi kepada dosen pembimbing.
b. Analisis Uji Reliabilitas Angket
Suatu alat ukur akan dinyatakan baik, apabila ia mempunyai reliabilitas
yang baik, yakni ketepatan suatu alat ukur. Mengetahui reliabilitas yang
akan digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan uji coba
angket kepada 10 orang di luar responden pada tanggal 26 Maret 2015.
Pengelolaan data tentang uji coba angket ini digunakan rumus Product
Moment untuk membedakan item ganjil dan genap, kemudian dilanjutkan
dengan rumus Spearman Brown untuk dihubungkan dengan kriteria
reliabilitas tes. Adapun hasil uji coba angket tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden Mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam
Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2015. Untuk Item Ganjil (X).
Nomor
Nomor Item Ganjil (X)
Skor 1 3 5 7 9 1
1 1 3 1 5 1 7 1 9
1 2 3 3 1 3 3 3 3 2 1 24
2 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 23
3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 1 23
[image:50.595.153.491.523.757.2]32
5 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 28
6 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 26
7 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 25
8 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 23
9 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 24
10 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 24
∑ = Jumlah 244
Sumber : Analisis Data Uji Coba Angket Penelitian
Tabel 4.1 di atas menjelaskan distribusi hasil uji coba angket
Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa
Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran untuk item ganjil (X)
dari 10 responden diluar populasi. Dengan Jumlah soal sebanyak 20
pertanyaan, diketahui jumlah skor yang diperoleh cukup bervariasi.
Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden Mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Tahun 2015. Untuk Item Genap (Y).
Nomor
Nomor Item Genap (Y)
Skor 1 3 5 7 9 1
1 1 3 1 5 1 7 1 9
1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 26
2 3 2 1 2 1 3 3 3 3 1 22
3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 26
4 1 2 2 3 1 3 2 1 3 3 21
5 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28
6 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 27
[image:51.595.168.480.82.269.2] [image:51.595.167.481.512.740.2]33
8 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 26
9 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 25
10 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 25
∑ = Jumlah 249
Sumber : Analisis Data Uji Coba Angket Penelitian
Tabel 4.2 di atas menjelaskan distribusi hasil uji coba angket
Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa Kota Jawa
Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran untuk item genap (Y)
dari 10 responden diluar populasi. Dengan Jumlah soal sebanyak 20
[image:52.595.169.481.86.192.2]pertanyaan, diketahui jumlah skor yang diperoleh cukup bervariasi.
Tabel 4.3 Distribusi Antara Item Ganjil (X) dan Item Genap (Y) Hasil Uji Coba Angket pada 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2015
Sumber : Analisis Data Uji Coba Angket Penelitian
No. X Y X² Y² XY
1. 24 26 576 676 624
2. 23 22 529 484 506
3. 23 26 529 676 598
4. 24 21 576 441 504
5. 28 28 784 784 784
6. 26 27 676 729 702
7. 25 23 625 529 575
8 23 26 529 676 598
9. 24 25 576 625 600
10. 24 25 576 625 600
[image:52.595.157.516.414.723.2]34
Berdasarkan data yang diperoleh di atas, maka untuk mengetahui
reliabilitas, selanjutnya dikorelasikan dan diolah dengan rumus Product
Moment sebagai berikut :
rxy
N y N x N y x xyy
x
2 22 2
Diket : x = 244 y = 249 xy = 6091
x2= 5979 y2 = 6245 n = 10
Dengan mengacu pada rumus tersebut diatas, maka data yang ada
dimasukkan dengan hasil sebagai berikut :
rxy 10 2 ) 249 ( 6245 10 2 ) 244 ( 5979 10 ) 249 )( 244 ( 6091
5979
5953
,
6
6245
6200
,
1
6
,
6075
6091
35
= 0,45
Mengetahui reliabilitas alat ukur ini, maka dilanjutkan dengan
menggunakan rumus Sperman Brown sebagai berikut :
rxy =
rgg
rgg
1
)
(
2
rxy =
45 , 0 1 ) 45 , 0 ( 2
rxy =
45
,
1
9
,
0
= 0,6206897= 0,62 (dibulatkan)
Berdasarkan hasil tersebut, kemudian penulis mengkonsultasikan
dengan kriteria reliabilitas sebagai berikut :
0,90 – 1,00 : reliabilitas tinggi
0,50 – 0,89 : reliabilitas sedang
0, 00 – 0,49 : reliabilitas rendah
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari hasil analisis yang telah
dilakukan di atas menunjukkan bahwa item pertanyaan dan item
pernyataan mengenai Partisipasi Suku Sunda dalam Pembangunan Desa
Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran menunjukkan
angka koefisien reliabilitas 0,62 (reliabilitas sedang),oleh karena itu angket
36
3.8Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat gambaran
Deskriptif, Kuantitatif yaitu memberikan gambaran umum mengenai kondisi
responden penelitian. Analisis ini disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan
presentasenya.
Pengolahan secara persentase dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.
P
=N
F
x 100%
Keterangan :
P : Besar Presentase.
F : Jumlah Alternatif Jawaban. N : Jumalah responden
Hasil pengolahan persentase selanjutnya akan pengkategorian dengan
menngacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Sogiyono, 1991, dimana
dinyatakan bahwa :
1 Jika nilai persentase berkisar antara 85 s/d 100 adalah “sangat baik”.
2 Jika nilai persentase berkisar antara 70 s/d 84 adalah “baik”.
3 Jika nilai persentase berkisar antara 55 s/d 69 adalah “sedang”.
4 Jika nilai persentase berkisar antatra 40 s/d 54 adalah “kurang”.
5 Jika nilai persentase berkisar antara 25 s/d 39 adalah “buruk”.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dapat
disimpulkan bahwa, partisipasi suku sunda dalam pembangunan di Desa Kota
Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran PPKn adalah bentuk
partisipasi dalam kegiatan yang disenggarakan oleh kepala desa untuk
memajukan sekaligus mensejahterakan masyarakat sekitar dalam hal ini
masyarakat setempat diwajibkan untuk berpartisipasi dalam bentuk
menyumbangkan ide-ide atau pemikirannya untuk menjalankan peroses
pembangunan dalam partisipasi ini masyarakat kurang berpartisipasi
dikarnakan sibuk mencari ekonomi dan tidak bisa memberikan waktu untuk
berpartisipasi. Dalam partisipasi ini sangatlah dibutuh kan untuk membentuk
bangunan yang direncanakan, namun dalam partisipasi ini di samping faktor
jarak yang melibatkan masyarakat kurang berpartisipasi.
Selain itu bentuk partisipasi dalam perogram pembangunan desa masyarakat
setempat diwajibkan untuk berpartisipasi menyumbangkan uang atau dana
untuk sebagai dana tambahan untuk program pembangunan, setiap per kepala
keluarga harus ikut berpartisipasi namun halini kebanyakan masyarakat
69
Partisipasi material atau barang ini juga melibatkan masyarakat setempat
untuk berpartisipasi dalam bentuk barang seperti pasir, batu bata dan lain-lain,
dalam partisipasi ini masyarakat hanya sebagian kecil yang berpartisipasi
dikarnakan masyarakat kurang mampau untuk berpartisipasi.
Akan tetapi dalam partisipasi fisik atau tenaga masyarakat setempat siap
untuk berpartisipasi dalam menjalankan program pembangunan desa kota
jawa.
5.2Saran
1. Bagai kepala desa sebaiknya dapat memberikan lebih peluang
kewirausahaan merangkul dan mengajak warganya untuk berpartisipasi
dalam kegiatan yang sudah direncanakan demi kepentingan bersama, dan
kesejahteraan dan kenyamanan bersama. dan
2. Bagi warga masyarakat seharusnya bisa ikut berpartisipasi dalam
perogram pembangunan yang telah disepakati dan direncanakan bersama
harus lebih semangat dalam berpartisipasi baik dalam partisipasi ide-ide
atau pemikiran, partisipasi dana atau uang yang dibutuhkan, partisipasi
matrial atau barang, maupun dalam partisipasi fisik atau tenaga yang
sanagat dibutuhkan dalam perogram pembangunan ini demi kenyamanan,
keamanan dan kesejahteraan bersama, dalam perogram ini peran sebagai
masyarakat setempat sangat dibutuhkan agar dapat berjalan sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara.
Aprillia Theresia, Krisnha S. Andini, Prima G.P. Nugraha, Totok Mardikanto. Mei 2014: Pembangunan Berbasis Masyarakat. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Ebisuhaibi, 15 oktober 2014. Tokoh Adat Desa Kotajawa : Pesawaran
http://andiedison.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses tanggal 12 02 2015
Masdi. 2014. Tokoh masyarakat Dusun Kelapa Dua: Pesawaran
Pujiana Komang Skripsi…….. 2012. Partisipasi Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kecamatan
Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.
Rosidi, Ayip.2010. Revitalitas Dan Aplikasi Nilai-Nilai Budaya Sunda Dalam Pembangunan Daerah. Bandung. 2010.
Septaradita Recky diakses Jumat, 27 Desember 2013 Pukul 20.33
http://3gplus.wordpress.com/2008/04/10/kebudayaan-suku-sunda-2/
Suryani NS, Elis. 2011. Ragam Pesona Budaya Sunda Warung Nangka. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.