• Tidak ada hasil yang ditemukan

APPLICATION OF VISUAL AUDIO MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE IN SMP NEGERI 1 BATANGHARI CLASS VIII EAST LAMPUNG PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APPLICATION OF VISUAL AUDIO MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE IN SMP NEGERI 1 BATANGHARI CLASS VIII EAST LAMPUNG PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

APPLICATION OF VISUAL AUDIO MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE IN SMP NEGERI 1 BATANGHARI

CLASS VIII EAST LAMPUNG by

GRACIA GESTA NAWANGSASI

The purpose of this study was to describe the application of visual audio media on learning sigeh penguten dance in SMP Negeri 1 Batanghari East Lampung. This research method uses a descriptive qualitative. Data collection techniques used in this study is the method of observation, interview and documentation. Sources of data used in this study were eighth grade students participated in extracurricular dance SMP Negeri 1 Batanghari in East Lampung totaling 15 students. The instrument in this study using the observation guide, interview guides, documentation guide, guide student activity assessment, and assessment guides practice test. Data analysis techniques used in this study is data reduction, data display, and verification. The theory used learning and visual audio media theory. Visual audio media as defined in this study is sound and image equipment which is used as the interaction and delivery of information about sigeh penguten dance.

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

Oleh

GRACIA GESTA NAWANGSASI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten di kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seni tari di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur berjumlah 15 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan panduan observasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi, panduan penilaian aktivitas siswa, dan panduan penilaian tes praktik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Teori yang digunakan adalah teori pembelajaran dan media audio visual. Media audio visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peralatan suara dan gambar yang digunakan sebagai interaksi dan penyampaian informasi tentang tari sigeh penguten.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Gracia Gesta Nawangsasi dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 20 Agustus 1991, putri ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Petrus Sudarwanto dan Ibu Dra. Yuri Astusti (†)

(8)

MOTO

Aku tahu, bahwa Engkau sanggup

melakukan segala sesuatu, dan tidak ada

rencanaMu yang gagal

(Ayub 42:2)

Aku memang pejalan kaki yang lambat,

tetapi aku tidak pernah mundur.

(9)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini kepada:

o Tuhan Yesus Kristus, Thankyou Jesus For Your Blessing

o Bapakku Petrus Sudarwanto dan Ibuku Petra Yuri Astuti (†) yang selama

hidupnya selalu memberi doa, perhatian, semangat, mendukung, serta melimpahkan cinta kasih dalam kehidupanku

o Gracia Gesti Nawangsasi, my twin. You are so rock!

o Masku dan Mbakku, Donatus Dimas Aditya, Maria Riaswati terimakasih

atas doa dan motivasinya

o Antonius Adhi Prabowo yang dengan setia mendampingiku, dan senantiasa memberi doa, semangat, dan perhatiannya untukku

(10)

Puji Syukur kepada Allah Bapa bersama PutraNya Yesus Kristus dan roh Kudus, yang memberikan daya serta pencerahan hidup saya sehingga dapat

menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Penerapan Media Audio Visual

Dalam Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

Batanghari Lampung Timur.”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. I Wayan Mustika, S.Sn., M.Hum sebagai Pembimbing I yang telah membantu penyusunan dan memberi masukan pada skripsi ini dari awal hingga akhir;

2. Susi Wendhaningsih S.Pd., M.Pd., sebagai Pembimbing II yang turut membantu mengoreksi dan memberikan masukan untuk menyelesaikan skripsi ini;

3. Agung Kurniawan S.Sn.,M.Sn., sebagai Pembahas dan Penguji yang telah memberikan banyak kritik dan saran yang membangun bagi penulis;

(11)

5. H. Suroso, S.Pd, M.Si selaku Kepala Sekolah Menengah 1 Batanghari Lampung Timur, terimakasih telah memberikan izin untuk penelitian dan atas kerjasamanya dalam menyelesaikan skripsi ini;

6. Siti Nurlela sebagai guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan skripsi ini;

7. Dr. Muhammad Fuad M.Hum., sebagai ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

8. Dr. Bujang Rahman M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

9. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan universitas Lampung yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan selama penulis menjalani masa perkuliahan;

10. Bapak dan Ibuku (†) tercinta yang selama hidupnya telah memberikan doa, perhatian, semangat, dukungan moral dan material, kesabaran, serta melimpahkan cinta kasih sayang yang tak habis dicurahkan dalam penulisan skripsi ini, Love You so much Bapak dan Ibu yang sudah berbahagia bersama Bapa di surga, doakan aku selalu Bu;

11. Masku dan Mbakku, Donatus Dimas Aditya, Maria Riaswati terimakasih atas doa dan motivasinya;

(12)

13. My Beloved, Antonius Adhi Prabowo yang dengan setia telah

mendukung, mendoakan, memberi semangat serta memotivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini;

14. Teman-teman Seni Tari angkatan 2009 Dian A, Dian Y, Dewi, Nia, Kiki, Ratna, Wita, Icha, Fenny, Meita, Era, Nova, Frenny, Jeje, Febry, Novita dan Devi,terimakasih untuk suka duka dan kebersamaanya; 15. Kakak tingkat Seni Tari 2008, serta seluruh adik tingkat Seni Tari,

terima kasih atas dukungannya;

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran ... 7

2.2.4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 17

2.3. Media Audio Visual ... 18

(14)

4.2.1 Hasil dan Pembahasan Setiap Pertemuan ... 54

4.2.2 Penyajian Data Tes Praktik ... 101

4.3. Pembahasan Penelitian... 104

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 107

5.2. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 22

3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 44

3.2 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima ... 45

3.3 Panduan Wawancara Terhadap Guru Pembina Tari ... 45

3.4 Instrumen Penilaian Setiap Pertemuan ... 46

3.5 Instrumen Penerapan Media Audio Visual ... 46

3.6 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima ... 47

4.1 Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Pertama ... 60

4.2 Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Kedua ... 67

4.3 Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Ketiga ... 75

4.4 Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Keempat ... 84

4.5 Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Kelima ... 91

4.6 Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Kedelapan ... 100

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Perkenalan dan pengenalan tari sigeh penguten ... 56

4.2 Pemanasan dan olah tubuh sebelum mulai pembelajaran ... 57

4.3 Pemberian ragam gerak seluang mudik yang diikuti siswa ... 59

4.4 Siswa sedang melihat tayangan video dari layar LCD ... 63

4.5 Siswa mempraktekkan gerak tari bersama-sama ... 65

4.6 Siswa menyimak video tari sigeh penguten melalui media pembelajaran audio visual ... 70

4.7 Secara bergantian siswa memimpin pemanasan ... 71

4.8 Siswa melakukan gerakan tari sigeh penguten didampingi peneliti .. 73

4.9 Peneliti membantu siswa dalam mengingat gerakan tari sigeh penguten ... 74

4.10 Siswa kembali menonton video tari sigeh penguten melalui media pembelajaran audio visual ... 81

4.11 Siswa kembali melakukan pemanasan sebelum memulai menarikan tari sigeh penguten ... 81

4.12 Siswa berkonsentrasi melakukan gerakan seluang mudik ... 82

4.13 Siswa melakukan gerak belah hui ... 83

4.14 Siswa bersama-sama menonton video tari sigeh penguten ... 88

4.15 Setelah menonton dan menyimak video tari sigeh penguten seluruh siswa kembali melakukan pemanasan ... 88

4.16 Pada sesi pertama, gerak siswa tanpa diiringi musik pengiring ... 89

4.17 Pada sesi kedua, gerak siswa diiringi musik pengiring ... 90

4.18 Seluruh siswa melakukan ragam gerak ngetir ... 94

4.19 Siswa dibenahi teknik gerak dalam menari tari sigeh penguten ... 94

4.20 Pertemuan ketujuh tidak lagi menggunakan media audio visual ... 96

4.21 Siswa mengulang ragam gerak tari sigeh penguten ... 96

4.22 Ekspresi salah satu kelompok dalam menarikan tari sigeh penguten ... 98

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara dekat dalam kehidupan masyarakat. Proses pembelajaran dalam pendidikan bertugas mengarahkan peserta didik agar dapat tujuan yang diinginkan (Oemar Hamalik, 1994: 3).

Proses pembelajaran akan sangat mempengaruhi moral dan kepribadian siswa dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran akan sampai pada siswa bila didukung dengan unsur-unsur yang terdapat dalam proses

pembelajaran. Unsur tersebut meliputi materi pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, evaluasi dan tujuan pembelajaran. Unsur-unsur tersebut saling mendukung apabila terjadi suatu komunikasi yang dipahami oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

(18)

tercapai. Salah satu unsur terpenting adalah materi pembelajaran, pemilihan materi dalam setiap pelajaran telah diatur dalam kurikulum. Berbagai pengetahuan diberikan kepada siswa untuk dipelajari, salah satunya adalah pelajaran seni. Melalui pelajaran seni, kepekaan seseorang terhadap keindahan, kesopanan, sikap saling menghargai yang ada dalam bidang seni maupun bidang lainnya akan cukup berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik. Juju masunah mengungkapkan bahwa:

Tujuan dari pendidikan seni adalah untuk menumbuhkan kemampuan mengapresiasi seni dan budaya bagi peserta didik. Melalui pendidikan seni fisik dan psikis siswa dapat dibantu perkembangkannya secara

seimbang.selain itu diharapkan sikap apresiatif masyarakat, khususnya generasi muda dapat tumbuh terhadap segala sesuatu mengenai seni dan budaya Indonesia. (2003)

Sikap apresiatif siswa dapat ditumbuhkan salah satunya dengan pembelajaran pendidikan seni. Di dalam pelajaran pendidikan seni terdapat unsur- unsur seni yang dipelajari diantaranya adalah seni tari, seni rupa, seni musik, dan seni drama atau teater, yang saling berhubungan. Bila semua unsur dipelajari dengan baik maka dapat membantu terwujunya keseimbangan perkembangan fisik dan psikis siswa. Dengan pembelajaran seni tari yang terpadu, siswa dapat dilatih

perkembangan fisik dan psikisnya.

Melalui pembelajaran seni tari, guru dapat mengembangkan bakat dan

kemampuannya dalam hal bergerak maupun berfikir, pada akhirnya siswa akan mengerti dan memahami materi yang diberikan, tetapi guru tidak hanya

(19)

3

Kenyataan di lapangan proses pembelajaran yang telah dirancang dengan baik tidak sepenuhnya dapat menjamin keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satunya guru kurang memahami dalam mengajar, sarana dan prasarana yang mendukung pada proses pembelajaran. Kondisi tersebut tentu saja akan membuat kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang dapat menumbuhkembangkan segala potensi yang dimiliki oleh siswa.

Pada proses pembelajaran seni tari guru cenderung mendemontrasikan gerak-gerak pokok saja dan siswa mengikutinya tanpa mengetahui makna dan tujuan dari tari tersebut. Oleh karena itu perlu adanya suatu cara yang baru untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran salah satunya menggunakan metode pembelajaran, bahan ajar dan evaluasi yang dilakukan.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan proses pembelajaran seni tari yang menyenangkan, salah satunya adalah melalui penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru harus dapat memilih media pembelajaran yang tepat untuk menciptakan proses pembelajaran yang tepat.

(20)

Dari sekian banyak ragam dan bentuk tari tradisonal yang hidup dan berkembang di daerah Lampung, tari sigeh penguten dikembangkan sekaligus merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus dipelihara, dibina dan dikembangkan. Tari sigeh penguten merupakan tarian Lampung yang

dipentaskan dalam acara-acara untuk penyambutan tamu. Tarian ini berfungsi untuk penghormatan tamu yang hadir dengan pemberian sirih untuk tamu yang hadir dalam acara. Tari sigeh penguten merupakan sekelompok tari yang penarinya berjumlah ganjil. Ada tujuh belas ragam gerak dalam tari sigeh penguten yakni lapah tebeng, seluang mudik, jong silo ratu, jong sumbah, merunduk, jong simpuh, samber melayang, ngerujung, ngetir, makhukaccang,

gubuh gakharang, ngiyau bias, ngerujung, sabung melayang, mempam bias,

belah hui, tolak tebing, lipetto, ngerujung (I Wayan Mustika 2012: 40-41).

Kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur mengadakan pendidikan seni yang salah satunya adalah seni tari . Salah satu tari yang diajarkan adalah tari sigeh penguten. Di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur,

pelajaran seni tari diberikan pada siswa kelas VII dan VIII. Adapun tarian yang diberikan pada siswa kelas VIII adalah tari sigeh penguten dan beberapa tari Lampung lainnya. Masing-masing tarian diberikan selama satu semester.

(21)

5

pembelajaran audio visual yang digunakan yaitu media berupa laptop, audio, dan LCD untuk membantu siswa dalam mempelajari tari sigeh penguten. Dengan sarana dan prasarana media audio visual yang baik ini serta untuk menjawab

latarbelakang permasalahan diatas maka peneliti mengangkat judul “Penerapan

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang timbul sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh

penguten di kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

2. Bagaimana hasil belajar tari sigeh penguten dengan menerapkan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dijelaskan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan penerapan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten di kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur. 2. Mendeskripsikan hasil belajar tari sigeh penguten dengan menerapkan media

(22)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menarikan tari sigeh penguten dengan menggunakan media audio visual

2. Mahasiswa seni tari agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan pengetahuan tentang penggunaan media audio visualpada kegiatan pembelajaran tari sigeh penguten siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur

3. Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian untuk mengetahui penggunaan media audio visual pada kegiatan pembelajaran tari untuk meningkatkan kemampuan menari tari sigeh penguten siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi:

1. Subjek penelitian adalah siswa putri kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur yang mengikuti ekstrakulikuler berjumlah 15 orang. 2. Objek penelitian adalah penerapan media audio visual dalam pembelajaran

tari sigeh penguten kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur. 3. Tempat dari penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung

Timur, yang beralamatkan di Jl. Kapten Harun 46B desa Banarjoyo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. (Rusman, 2012: 1) Belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling mempengaruhi dan saling

menjunjung satu sama lain. Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandangannya masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan (Hamalik, 2009:57)

(24)

juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). (Arief dkk, 1984: 2)

Menurut Richard Pratte, bahwa teori mempunyai sifat logis, deskriptif, dan menerangkan. Bersifat logis karena tersusun atas dasar pemikiran yang runtun, lurus, dan benar. Dalam hal ini, adanya sarana berpikir logis perlu mewarnai rumusan tentang teori tersebut sehingga perlu dipertimbangkan istilah yang tepat untuk digunakan, seperti proposisi, yang selanjutnya secara logis dipersatukan dengan menggunakan asumsi, hipotesis, aksioma, dan secara koresponden dengan sejumlah data atau fakta (Barnadib, 1996:5)

Cooper and Schindler (2003), mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Cooper and Schindler juga menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah:

1. Teori mempersempit kisaran sebenarnya yang perlu dipelajari.

(25)

9

3. Teori menyarankan sistem penelitian untuk memaksakan dalam data dan rangka mengklasifikasikan mereka dalam cara yang paling bermakna. 4. Teori yang merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan

menyatakan keseragaman yang berada diluar pengamatan langsung.

5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lanjut yang harus ditemukan.

Haditono Siti (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Dalam penelitian ini teori yang digunakan menggunakan teori pembelajaran dan teori fungsi.

Teori pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Implikasi dari pengertian ini adalah tujuan pembelajaran yaitu mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya, kegiatan

pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat, siswa belajar secara aktif, guru juga bertugas sebagai komunikator (Hamalik,2009:58).

2.1.1. Definisi Pembelajaran

(26)

penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik, 2009:57)

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu (Sanjaya,2009:26).

2.1.2.Strategi Pembelajaran

Ada 4 strategi pembelajaran yang pantas disajikan dan diketahui oleh guru/ calon guru, yaitu:

1. Pembelajaran Penerimaan (reception learning)

Pendukung utama pendekatan ini adalah Ausubel. Pendekatan ini dapat disebut dengan proses informasi. Pendekatan pembelajaran ini dikembangkan menjadi strategi ekspositif, dengan langkah-langkah pokok sebagai berikut: a. Penyajian informasi yang diberikan melalui penjelasan simbolik atau

demonstrasi yang praktis.

b. Mengetes penerimaan, ungkapan dan pemahaman siswa.

c. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan prinsip umum sebagai latihan.

(27)

11

2. Pembelajaran Penemuan (discovery learning)

Pendukung utama pendekatan ini adalah Piaget dan Bruner. Pendekatan pembelajaran penemuan dikembangkan menjadi strategi inquiry-discovery. Langkah-langkah pokok strategi ini ialah:

a. Menyajikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk melakukan tindakan/perbuatan dan mengamati konsekuensi dari tindakan tersebut. b. Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab-akibat dengan

cara mempertanyakan atau mengamati reaksi-reaksi siswa.

c. Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji susunan prinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan.

d. Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saji dipelajari ke dalam situasi atau masalah-masalah yang nyata (Hamalik, 1994:132).

3. Pembelajaran penguasaan (mastery learning)

Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, yang memadukan teori behavioristik dan humanistik. Belajar tuntas adalah strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group-based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu yang cukup, dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan.

Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:

(28)

b. Memberi tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran;

c. Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif;

d. Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu (Hamalik, 1994:133). 4. Pembelajaran Terpadu (unit learning)

Pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh Dr. J. Dewey, dan orang pertama yang menggunakan salah satu unit adalah Marrison. Pendekatan pembelajaran terpadu (atau pengajaran unit) berpangkal pada teori psikologi Gestalt. Pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah atau proyek, yang dipelajari/dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna mengembangkan pribadi secara utuh dan terintegrasi.

Langkah-langkah melaksanakan strategi pengajaran unit ialah:

a. Mengorientasikan siswa kepada masalah/topik yang akan dipelajari dalam kelas, secara langsung atau melalui media pembelajaran yang relevan; b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan mengumpulkan

informasi (kelompok atau mandiri) untuk memecahkan masalah;

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan informasi dalam praktik penerapan di lapangan;

(29)

13

e. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa, baik oleh guru, mandiri, dan kelompok;

f. Membicarakan tinda lanjut untuk kegiatan unit selanjutnya (Hamalik, 1994:134).

2.2. Media Pembelajaran

Berikut ini akan dipaparkan mengenai pengertian media pembelajaran, ciri-ciri media pembelajaran, fungsi dan manfaat media pembelajaran, kriteria pemilihan media, dan media audio visual.

2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah alat bantu yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran (Sanaky, 2011: 4). Pengadaan media pembelajaran oleh guru merupakan unsur yang penting karena media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat

meningkatkan hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media pembelajaran juga dapat membantu guru menciptakan metode mengajar yang lebih bervariasi.

(30)

digunakan sebagai alat komunikasi dan interaksi guru dalam proses pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan sebagai berikut.

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual serta auditori.

5. Memberi rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

Media merupakan alat yang efektif untuk menyampaikan sebuah pesan. Penyampaian pesan dalam arti lain bersifat komunikasi, karena mencakup dua aspek, yaitu pengirim pesan dan penerima pesan sehingga menimbulkan sebuah interaksi.

2.2.2. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Tidak semua alat atau benda dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam rangka mempermudah proses belajar mengajar. Media pembelajaran tersebut jangan sampai membebani atau mempersulit guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Gerlach dan Ely (1971) sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2007:12) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media

(31)

15

Berikut ini adalah ciri-ciri media pembelajaran: 1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media menyimpan, merekam,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tipe, audio tipe, cd komputer dan film. Suatu objek yang sudah diambil gambarnya (direkam) dengan mudah dapat direproduksi. Ciri fiksatif

memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransformasikan tanpa mengenal waktu.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit teknik pengambilan gambar time-lapse-recording. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam

pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman akan menghemat waktu.

3. Distributif (Distributive Property)

(32)

terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah disuatu wilayah tertentu, tetapi media tersebut (rekaman video, audio, film, dll) dapat disebarkan keseluruh penjuru.

Guru hendaknya memperhatikan ketiga ciri media diatas dalam pemilihan media, sehingga penggunaan media tersebut dapat mendukung proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Penelitian ini menggunakan ciri fiksafit sebagai dasar pemilihan media pembelajaran yang digunakan.

2.2.3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dua unsur yang penting dalam suatu proses pembelajaran adalah metode

pembelajaran dan media pembelajaran. Kedua aspek ini berkaitan satu sama lain. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan media. Hal yang harus diperhatikan antara lain tujuan

pembelajaran, respon yang diharapkan dan karakter siswa. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Menurut Kemp dan Dayton (1985) yang dikutip oleh Arsyad (2007: 19) fungsi dari media pembelajaran diantaranya sebagai berikut.

1. Memotivasi minat atau tindakan. 2. Menyajikan informasi.

(33)

17

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa menurut Sudjana dan Rivai (2005) yang dikutip oleh Arsyad (2007: 24-25) adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih diapahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui kata-kata penuturan dari guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

2.2.4. Kriteria Pemilihan Media

Dalam pemilihan media pembelajaran diperlukan perencanaan yang baik dan memperhatikan kriteria dalam pemilihan media. Beberapa kriteria perlu diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu sebagai berikut.

1. Ekonomis

(34)

2. Praktis dan Sederhana

Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sederhana artinya tidak memerlukan pelayanan khusus yang mensyaratkan keterampilan yang rumit dan kompleks. 3. Mudah Diperoleh

Mudah diperoleh artinya sumber belajar ini mudah didapatkan dan bukan merupakan sesuatu yang sulit diperoleh.

4. Bersifat Fleksibel (Luwes)

Fleksibel artinya bahwa sumber belajar ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan dapat dipertahankan dalam berbagai situasi dan pengaruh.

5. Komponen-komponen Sesuai dengan Tujuan

Sumber belajar sangat ideal, akan tetapi salah satu bahkan keseluruahan komponen ternyata justru menghambat.

(Rohani, 1997: 112)

2.3.Media Audio Visual

Audio visual adalah sebagai alat-alat yang mempunyai dua sifat dasar, yakni audible artinya yang dapat didengarkan dan visible yang dapat dilihat

(35)

19

Keberadaan dua sifat dasar audio visual diatas, menurut Sanjaya Wina (2006: 80) menjadikan alat tersebut lebih tepat dan menarik dijadikan media dalam proses belajar mengajar. Dalam dunia pendidikan, audio visual sering dijadikan sebagai

sensori aids” atau alat-alat pembantu panca indera dalam ruang belajar sehingga

akan mempermudah dalam memahami kata-kata yang ditulis maupun diungkapkan.

Pembelajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Biasanya bersifat linear

b. Biasanya menyajikan visual yang dinamis

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak e. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behavioristik, psikologi kognitif,

dan konstruktivisme (Arsyad, 2002: 30-31)

(36)

diberikan, sehingga diharapkan setelah menyaksikkannya siswa mempunyai gambaran dan pemahaman pada materi yang diberikan.

Media audio visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peralatan suara dan gambar dalam satu unit yang digunakan sebagai interaksi dan penyampaian

informasi tentang tari sigeh penguten. Dengan didasari pada instrumen

pembelajaran media audio visual yang dikemukakan oleh Rusman, maka proses penyampaian informasi materi pembelajaran dapat dipelajari sendiri oleh siswa.

2.4 Definisi Tari

Tari adalah seni, maka walaupun substansinya adalah gerak, tetapi gerak-gerak di dalam tari itu bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif. Gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia (Sudarsono, 1977:16).

Seni tari merupakan bagian dari betuk seni, dan seni (kesenian) merupakan bagian dari kebudayaan manusia. Seni tari tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan seni lainnya, karena di dalam seni tari terdapat unsur seni lain yang menunjang pada keberadaan seni tari. Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh manusia (Sekarningsih 2006: 3).

(37)

21

Unsur-unsur itu didefinisikan sebagai berikut:

a. Wiraga: raga atau tubuh, yaitu gerak sampai kepala, merupakan media pokok gerak tari. Gerak tari dirangkai sesuai dengan gerak tubuh yang tepat.

b. Wirama: ritme (tempo) atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis. Seberapa lama tarian yang ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama.

c. Wirasa: tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang diekspresikan lewat raut wajah dan gerak.

2. 5 Tari Sigeh Penguten

2.5.1 Sejarah tari sigeh penguten

Tari sigeh penguten berasal dari daerah Lampung, tari ini mempunyai fungsi sebagai tari pembuka, ucapan selamat datang, dan terima kasih dari tuan rumah kepada tamu yang hadir pada acara yang diselenggarakannya. Tari sigeh penguten merupakan tari kelompok putri yang berjumlah ganjil. Selain jumlah penari, ada aspek lain yang menjadi ciri utama tari ini yang tidak terdapat pada tari tradisi lainnnya yang ada di daerah Lampung, yaitu properti tepak. Tepak adalah kotak berwarna keemasan yang dibawa oleh salah seorang penari yang posisinya berada paling depan. Properti ini berisi daun sirih yang akan diberikan pada salah seorang tamu yang dianggap penting dan mewakili keseluruhan tamu yang hadir.

(38)

aksesoris pendukung lainnya (papan jajar, buah jukum, gelang kano, gelang pipih, gelang burung, tanggai). (Djuwita,2009)

2.5.2 Ragam gerak tari sigeh pengunten

Tabel 2.1. Ragam gerak tari sigeh pengunten

No. Nama Gerakan

Deskripsi

Gerakan Gambar

1. Lapah ujung jari tengah menempel dengan ibu jari. Gerak ini dipakai pada saat memasuki dan keluar area pertunjukan. Iringan yang dipakai untuk mengiringi penari masuk dan keluar area pentas memiliki tempo yang cepat atau disebut gupek.

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2

Hitungan ke-3 Hitungan ke-4 Gambar 2.1 Ragam gerak lapah tebeng

(39)

23 gerak ini iringan terdengar lirih.

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2

Hitungan ke-3 Hitungan ke-4 Gambar 2.2 Ragam gerak seluang mudik

(Foto: Adhi, 2013)

3. Jong silo ratu

Pada gerak ini posisi badan

(40)

Hitungan ke-5 Hitungan ke-6-7

Hitungan ke-8

Gambar 2.3 Ragam gerak jong silo ratu (Foto: Adhi, 2013)

4. Jong sumbah

Pada gerak ini posisi badan duduk, kaki kanan

membentuk siku dan kaki kiri bersimpu, kedua tangan disatukan di depan dada dan pindah ke kanan dan ke kiri.

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2

Hitungan ke-3

(41)

25

5. Merunduk Pada gerak ini posisi duduk, tangan didepan dada, ujung jari tengah

menempel dengan ujung jari, kepala merunduk.

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2-4

Hitungan ke-5-8

Gambar 2.5 Ragam gerak merunduk (Foto: Adhi, 2013)

6. Jong simpuh

Pada gerak ini posisi duduk, tangan kanan diletakan diatas paha depan dan tangan kiri di paha belakang diukel, dan tangan membentuk pose.

Hitungan ke-1-4 Hitungan ke-5-8 Gambar 2.6 Ragam gerak jong simpuh

(42)

7. Samber

melayang terdiri dari dua level, yang pertama

Hitungan ke-1-2 Hitungan ke-3-4

Hitungan ke-5-6 Hitungan ke-7-8 Gambar 2.7 Ragam gerak samber

melayang dengan posisi duduk (Foto: Adhi, 2013)

(43)

27

Hitungan ke-5-6 Hitungan ke-7-8 Gambar 2.7 Ragam gerak samber

melayang dengan posisi berdiri (Foto: Adhi, 2013)

8. Ngerujung Ngerujung adalah gerak

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2-3

Hitungan ke-4 Hitungan ke-5

(44)

Hitungan ke-6 Hitungan ke-7

Hitungan ke-8 Hitungan 1x8 pertama

Hitungan ke-1-2 Hitungan ke-3-4

(45)

29 dan tangan kiri sejajar dengkul dengan jari-jari ngecum posisi kaki mendak.

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2

Hitungan ke-3 Hitungan ke-4 Gambar 2.9 Ragam gerak ngetir

(Foto: Adhi, 2013)

10. Makukhaccang Pada gerak ini posisi berdiri, tangan kiri lurus sejajar, tangan kanan di depan perut pada posisi mendak, tangan kiri sejajar diatas lutut dan tangan kanan di depan pinggang kanan, posisi berdiri tangan kiri membentuk siku, tangan kanan di depan dada.

(46)

Hitungan ke-3 Hitungan ke-4

Hitungan ke-5 Gambar 2.10 Ragam gerak

makukhaccang (Foto: Adhi, 2013) 11. Gubuh ke kiri, posisi tangan

Hitungan ke1-4 Hitungan ke-5-8 Gambar 2.11 Ragam gerak

(47)

31

12. Ngiyau bias Ngiyau bias adalah gerak yang dilakukan dengan

memutar bagian pergelangan tangan, posisi badan

menghadap ke kanan

kemudian ke kiri. Gerak ini menyerupai orang yang sedang

mencuci beras

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2

Hitungan ke-3 Hitungan ke-4

Hitungan ke-5 Hitungan ke-6

Hitungan ke-7 Hitungan ke-8 Gambar 2.12 Ragam gerak

(48)

13 Ngerujung Ngerujung

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2

Hitungan ke-3 Hitungan ke-4

Hitungan ke-5 Hitungan ke-6

(49)

33

Hitungan ke-1-2 Hitungan ke-3-4

Hitungan ke-5-6 Hitungan ke-7-8 Hitungan 1x8 kedua

Gambar 2.13 Ragam gerak ngerujung level tinggi

( Foto: adhi, 2013)

14. Sabung melayang

Pada gerak ini posisi tangan kanan dan kiri di depan dada dan dibuka lurus sejajar.

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2 Gambar 2.14 Ragam gerak

(50)

15. Mempam bias Mempam bias

Hitungan ke-1-2 Hitungan ke-3-4

Hitungan ke-5-6 Hitungan ke-7-8 Gambar 2.15 Ragam gerak

mempam bias (Foto: Adhi, 2013) 16. Belah hui Belah hui kedua tangan di

depan dada. Hitungan ke-1-2 Hitungan ke-3-4

Hitungan ke-5-6 Hitungan ke-7-8 Gambar 2.16 Ragam gerak

(51)

35

17. Tolak tebing Tolak tebing dilakukan dengan teknik ngegiser sambil berpindah tempat ke sisi kanan dan kiri. Arah posisi

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2 Gambar 2.17 Ragam gerak

tolak tebing (Foto: Adhi, 2013)

(52)

Hitungan ke-7 Hitungan ke-8 Hitungan 1x8 pertama

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2

Hitungan ke-3 Hitungan ke-4

(53)

37

Hitungan ke-7 Hitungan ke-8

Hitungan 1x8 kedua

Gambar 2.18 Ragam gerak lipetto (Foto: Adhi, 2013)

19. Ngerujung Pada gerak ini, posisi badan mendak diam di tempat, kedua tangan direntangkan dan diukel (tangan kanan serong ke kanan atas dan tangan kiri ke depan dada).

Hitungan ke-1 Hitungan ke-2

(54)

Hitungan ke-5 Hitungan ke-6

Hitungan ke-7 Hitungan ke-8 Hitungan 1x8 pertama

(55)

39

Hitungan ke-5-6 Hitungan ke-7-8 Hitungan 1x8 kedua

Gambar 2.19 Ragam gerak ngerujung level sedang

(Foto: Adhi, 2013)

2.5.3 Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten Nama Alat Musik: Talo balak (Kulintang) Nama Tabuhan: Gupek dan Tarei.

Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tarei adalah iringan yang memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari (Ismail,

2012:82).

2.5.4 Busana Tari Sigeh Penguten

Busana Tari Sigeh Penguten meliputi, pakaian yang dikenakan untuk badan dan aksesoris yang digunakan pada bagian kepala dan tangan (Ismail 2012:58).

1. Siger

(56)

4. Ronce kembang melati

5. Sumbang Giwir (anting)

6. Peneken

7. Tapis Pucuk Rebung

8. Baju Kurung

9. Bebe

10. Selendang Tapis 11. Bulu Serettei

12. Kalung Buah Jukum 13. Kalung Papan Jajar 14. Gelang Burung 15. Gelang Kano

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Dalam hal ini, metode penelitian ini diperlukan untuk mengetahui proses pembelajaran tari sigeh penguten siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis (Genzuk,2003:7).

Hal yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah penerapan media audio visual dalam pebelajaran tari sigeh penguten siswa serta mengevaluasi hasil

(58)

3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek dimana data diperoleh. (Arikunto, 2002). Jadi sumber data dalam penelitian ini adalah guru

pembina tari yang ada di SMP Negeri 1 Batanghari serta seluruh siswa kelas VIII yang mengikuti ekstrakulikuler tari sigeh penguten yang berjumlah 15 orang.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Observasi

(59)

43

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan

berlandaskan kepada tujuan penelitian. Tanya jawab sepihak berarti bahwa peneliti yang aktif bertanya secara sistematis, telah terencana dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan, sementara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. (Lerbin, 1992 dalam Hadi, 2007). Pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan diajukan kepada guru pembina tari yaitu Siti Nurlela dan 5 orang siswa kelas VIII yang mengikuti ekstarakulikuler tari sigeh penguten.

3.3.3 Dokumentasi

(60)

3.3.4 Tes Praktik

Perolehan data tentang hasil belajar yang digunakan untuk menilai hasil menari sigeh penguten siswa kelas VIII yaitu tes kemampuan menari sigeh penguten oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Batanghari Lampung Timur. Tes ini menggunakan lembar penilaian sebagai indikator hasil evaluasi kegiatan pembelajaran.

Tabel: 3.1 Lembar pengamatan tes praktik No Aspek yang

dinilai Deskriptor Skor

1. Teknik Gerak (wiraga)

1. Siswa dapat menarikan 17 motif gerak tari sigeh penguten dengan teknik yang benar

2. Siswa dapat menarikan 14 motif gerak tari sigeh penguten dengan teknik yang benar

3. Siswa dapat menarikan 10 motif gerak tari sigeh penguten dengan teknik yang benar

4. Siswa dapat menarikan 5 motif gerak tari sigeh penguten dengan teknik yang benar 5. Siswa dapat menarikan 3 motif gerak tari

sigeh penguten dengan teknik yang benar 5

1. Gerakan dan musik sesuai dengan sangat baik

2. Gerakan dan musik sesuai dengan cukup baik

3. Gerak terlalu cepat dari musik 4. Gerak terlalu lambat dari musik

5. Tidak sesuai antara musik dan gerakan

5

1. Siswa dapat menari dengan baik, yaitu dengan senyuman dari awal sampai akhir 2. Siswa menggunakan ekspresi dengan

baik dari awal hingga akhir, namun masih terlihat gugup.

3. Siswa tersenyum tidak sampai akhir gerakan atau tidak semua gerakan siswa tersebut tersenyum

4. Siswa tersenyum terlalu kurang dan terlalu berlebihan

5. Siswa tidak tersenyum sama sekali

5 4

3

(61)

45

Hasil belajar tari sigeh penguten siswa yang diukur dengan lembar pengamatan tes praktik yang diakumulasikan dengan total skor keseluruhan berjumlah 15 sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan presentase untuk skala lima, sebagai berikut.

Tabel 3.2 Penentuan patokan dengan penghitungan persentase untuk skala lima

Interval persentase tingkat penguasaan Keterangan

85%-100% Baik Sekali

75%-84% Baik

60%-74% Cukup

40%-59% Kurang

0%-39% Gagal

(Nurgiyantoro, 1988:363)

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, mengelola,

menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis dan objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis (Rosidi, 2011). Berikut ini instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.3. Panduan wawancara terhadap guru pembina tari

No Daftar Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1.

Apa sajakah materi tarian yang akan diberikan kepada siswa dalam

ekstrakurikuler tari di SMP SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur?

2.

Bagaimanakah jika tari sigeh penguten

(62)

3.

Bagaimanakah kira-kira respon dan tanggapan siswa dengan diadakannya pembelajaran tari sigeh penguten

menggunakan media audio visual di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur?

Tabel 3.4. Instrumen penilaian setiap pertemuan No Aspek yang

dinilai Deskriptor

Skor Maksimal 1. Wiraga Gerakan raga atau tubuh sampai kepala

sesuai dengan gerakan tari

5

2. Wirama Mengharmonisasikan gerak dengan

ritme (tempo) pada iringan musik 5 3. Wirasa Penghayatan dan penjiwaan dalam

setiap ragam gerak. 5

Tabel 3.5. Instrumen penerapan media audio visual

No Aspek

kemampuan Deskriptor

1. Pengetahuan (knowledge)

Dengan media pembelajaran audio visual siswa dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tentang materi yang dipelajari

2. Pemahaman (comprehension)

Dengan media pembelajaran audio visual siswa dapat memahami atau mengerti tentang materi yang disampaikan dan dapat

memanfaatkannya tanpa harus

menghubungkannya dengan hal-hal lain.

3. Penerapan (application)

Dengan media pembelajaran audio visual siswa dapat menggunakan ide-ide umum, tata cara maupun metode, prinsip, dan teori-teori yang ada pada pembelajaran.

(63)

47

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori. Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analissi memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual tinggi (Nasution,1992:126).

Langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Menganalisis hasil tes gerak tari sigeh penguten yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar; 2. Memberi nilai hasil tes praktik siswa dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

NS = Skor siswa x Skor ideal % Skor Maksimum

3. Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan kemudian diukur kualitas hasil menarinya menggunakan tolak ukur sebagai berikut:

Tabel 3.6 Penentuan patokan dengan penghitungan persentase untuk skala lima

Interval Persentase Tingkat Penguasaan Keterangan

85%-100% Baik Sekali

75%-84% Baik

60%-74% Cukup

40%-59% Kurang

0%-39% Gagal

(64)

3.5.1. Analisis Data

Analisis data kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan. Tujuan akhir analisis data kualitatif adalah memperoleh makna, menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep serta mengembangkan hipotesis atau teori baru. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan, 1984).

Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification).

3.5.2. Reduksi Data (Data Reduction)

(65)

49

CATATAN HASIL

LAPANGAN REDUKSI

2!1d2#3$4 Reduksi AABECDE

Ab%5cA%B 212345

E&aC*eD*E dbcae

3.5.3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian (Surya, 2008:14). Berikut ini penyajian data (data display) dalam penelitian ini:

Catatan Lapangan

1. Situasi dan kondisi SMP Negeri 1 Batanghari

2. Keadaan guru dan siswa 3. Sarana dan prasarana sekolah 4. Penerapan media audio visual 5. Pembelajaran tari sigeh penguten

6. Aspek penilaian (wiraga, wirama, wirasa)

7. Kostum tari

8. Panduan wawancara

9. Lembar pengamatan tes praktik 10.Hasil penerapan media audio

visual dalam pembelajaran tari

sigeh penguten

Hasil Reduksi 1. Hasil penerapan media audio

visual dalam pembelajaran tari

sigeh penguten

2. Aspek penilaian (wiraga, wirama, wirasa)

3. Penerapan media audio visual 4. Panduan wawancara

5. Pembelajaran tari sigeh penguten

(66)

3.5.4. Verifikasi Data (Conclusion Drawing)

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik

kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel (Surya, 2008:16).

Dalam penelitian ini memiliki kesimpulan sementara yaitu hasil pembelajaran menggunakan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten memiliki kategori cukup (60-74). Akan tetapi setelah dilaksanakan proses

pembelajaran dan diverifikasi selama penelitian, diperoleh hasil penelitian bahwa penerapan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten memiliki

Hasil Reduksi 1. Hasil penerapan media audio

visual dalam pembelajaran tari

sigeh penguten

2. Aspek penilaian (wiraga, wirama, wirasa)

3. Penerapan media audio visual 4. Panduan wawancara

5. Pembelajaran tari sigeh penguten

6. Lembar pengamatan tes praktik

Data Display

1. Panduan wawancara

2. Penerapan media audio visual 3. Pembelajaran tari sigeh penguten

4. Lembar pengamatan tes praktik 5. Aspek penilaian (wiraga, wirama,

wirasa)

6. Hasil penerapan media audio visual dalam pembelajaran tari

(67)

51

(68)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan media pembelajaran audio visual dapat membantu siswa dalam mempelajari dan memahami gerakan-gerakan yang ada pada tari sigeh penguten. Dalam penerapan media pembelajaran audio visual, seluruh siswa terlebih dahulu menonton dan menyimak video tari sigeh penguten, setelah itu siswa mempraktikkan ragam gerak dengan didampingi oleh guru/pelatih. Tahapan seperti ini mampu memberikan stimulus yang baik kepada siswa dalam menarikan tari sigeh penguten.

Media pembelajaran audio visual yang diterapkan pada pembelajaran tari sigeh penguten, dari pertemuan awal hingga pertemuan kelima. Media pembelajaran audio visual ini tepat digunakan dalam pembelajaran tari sigeh penguten. Hal ini terlihat setelah seluruh siswa menonton dan menyimak video melalui media pembelajaran audio visual, siswa dapat lebih menghayati dalam melakukan ragam gerak yang dilakukan oleh peneliti. Walaupun ada beberapa siswa yang masih salah dalam melakukan ragam gerak, tetapi sebagian besar siswa dapat

(69)

108

Hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran audio visual pada tari sigeh penguten, menunjukan bahwa siswa telah mampu memeragakan tari sigeh penguten dengan baik (81,7). Hal ini terlihat dari penilaian yang dilakukan menggunakan tiga aspek, diantaranya rata-rata kemampuan gerak yang memiliki nilai sebesar 76,7 (baik), ketepatan gerak dengan musik iringan memiliki nilai rata-rata 86,5 (baik sekali) dan nilai rata-rata ekspresi sebesar 77,7 (baik).

Berdasarkan hasil tes praktik juga dapat diketahui bahwa kemampuan siswa yang mendapat kriteria baik sekali berjumlah 5 orang, kriteria baik berjumlah 7 orang, kriteria cukup berjumlah 3 orang.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Dengan pembelajaran seni tari menggunakan media pembelajaran audio

visual, dapat memberikan gambaran kepada siswa tentang tari sigeh penguten yang sesungguhnya melalui video yang ditonton. Hendaknya pembelajaran seni tari khususnya dalam tari sigeh penguten dapat menggunakan

pembelajaran seperti ini.

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bernadib, Sutari Imam. dalam

http://www.scrib.com/doc/18092793/kumpulan-teori-belajar. Tanggal: 04 Oktober 2008, oleh: Akhmad Sudrajat, M.Pd. Dagun, Save M. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga

Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Darwanto. 2005. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dharma, Surya. 2008. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian. Jakarta: ______ Fathurrohman. 2011. Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Nuha Litera.

Genzuk, Michel. 2003. A Synthesis of Ethnographic Research. __________ Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Reseacrh. Yogyakarta: Andi Offset. Haditono, Siti. 1999. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara. Ismail, Rizal. 2012. Cakrawala Seni Budaya dan Keterampilan Lampung Kelas

IX. Bandar Lampung: Bhaskara Cahya Bhuana.

Ismail, Rizal. 2012. Cakrawala Seni Budaya dan Keterampilan Lampung Kelas VII. Bandar Lampung: Bhaskara Cahya Bhuana.

(71)

Masunah, Juju. 2003. Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: P4ST UPI.

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication.

Mustika, I Wayan. 2012. Tari Muli Siger. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.

_______________. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja

Novrida, Djuwita. 2009. Deskripsi Tari Sigeh Penguten. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung.

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Pekerti, Widya. 2002. Pendidikan Seni Musik – Tari/Drama. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rusman, 2012. Model-Model Pemebelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ____________. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:

Alfabeta.

Sadiman, Arief S, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukata Dipantara. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Sekarningsih, Frahma. 2006. Pendidikan Seni Tari dan Drama. Bandung: UPI Press.

Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia (Anggota IKAPI). Suparman, Atwi. 1997. Garis-Garis Besar Program Pengajaran dan Satuan

Gambar

Tabel                                                                                                       Halaman
Gerakan Nama Deskripsi Gerakan Gambar
Gambar 2.2 Ragam gerak seluang mudik
Gambar 2.3 Ragam gerak jong silo ratu
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

mengenai prosedur pembayaran simpanan pihak ketiga pada Bank Perkreditan Rakyat yang tidak mampu memenuhi kewajibannya, akibat hukum dari perjanjian pembayaran antara

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Di samping itu, semua peserta perkhemahan perlu sentiasa menjunjung nilai permuafakatan dalam melaksanakan setiap aktiviti yang dijalankan bagi mencapai kejayaan yang cemerlang,

I Gusti Lanang Bagus Wirajaya (1608611031) Putri Puspadiningrum

Hal ini sesuai dengan Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan kedalam bahan

Magang yang berjudul “Pengelolaan Pemangkasan Paprika dan Karakterisasi Buah Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat” terinspirasi dari masih sedikitnya produksi paprika

Hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan sikap kerja antara karyawan di bawah pemimpin wanita dan di bawah pemimpin pria. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan