• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA PADA SISWA SSB RIVER NATAR 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA PADA SISWA SSB RIVER NATAR 2015"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA

SEPAK BOLA PADA SISWA SSB RIVER NATAR.

Oleh

Gatot Widya Anggara

Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan kemampuan shooting ke gawang pada cabang olahraga pada siswa SSB River Natar

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang siswa SSB River Natar dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol dengan teknik ordinal pairing. Kelompok

eksperimen diberikan perlakuan berupa latihan dengan model pendekatan taktis sedangkan kelompok kontrol tidak.

Hasil penelitian dengan perhitungan independen sampel t-test diketahui bahwa hasil tes awal kemampuan shooting ke gawang pada kedua kelompok 32,65 tidak berbeda secara signifikan atau sama. Selanjutnya diberikan perlakuan dengan model pendekatan taktis untuk kelompok eksperimen dan hasil tes akhir menunjukan bahwa kemampuan shooting ke gawang kedua kelompok berbeda secara signifikan (berarti) dengan rata rata kelompok eksperimen 53, 20 dan kelompok kontrol 47,80. Sedangkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,23 < 0,05 menunjukan ada perbedaan yang signifikan.

(2)

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA

SEPAK BOLA PADA SISWA SSB RIVER NATAR

2015

Oleh

GATOT WIDYA ANGGARA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA PADA SISWA SSB

RIVER NATAR 2015

(SKRIPSI)

Oleh

GATOT WIDYA ANGGARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xii

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

(5)

xiii

C. Variabel Penelitian... 52

1. Variabel Bebas ... 52

2. Variabel Terikat ... 53

D. Desain Penelitian ... 53

E. Prosedur Penelitian ... 54

F. Definisi Operasional ... 55

1. Pendekatan Taktis ... 55

2. Shooting ... 55

G. Instrumen Penelitian ... 55

H. Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

I. Teknis Analisis Data ... 59

1. Uji Homogenitas ... 59

2. Uji Normalitas ... 60

3. Uji Hipotesis ... 61

4. Analisis Uji Pengaruh ... 62

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Hasil Penelitian ... 63

1. Deskripsi Data ... 63

2. Hasil Analisis Data ... 66

B. Pembahasan ... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(6)

xv

4. Teknik Menendang Bola Dengan Punggung kaki ... 25

5. Teknik Menendang Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 25

6. Teknik Menendang Bola Dengan Kaki Bagian Luar ... 26

7. Pendekatan Taktik Untuk Mengajar Permainan ... 34

8. Menembak Dengan Kura-kura kaki ... 37

15.Permainan Dengan Gawang Tengah ... 47

16.Permainan Tembakan Jarak Jauh ... 48

17.Permainan Tembakan Volley ... 49

18.Skema Pembagian Kelompok Ordinal Pairing ... 54

19.Instrumen Skema Gawang Tes Shooting ... 57

20.Sebaran Usia Siswa SSB River Natar ... 63

21.Data Akhir Kemampuan Shooting Ke Gawang Siswa SSB River Natar ... 65

(7)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain Penelitian Eksperimen... 53

2. Kesahihan Tes ... 58

3. Tabel Norma Penilaian ... 59

4. Rangkuman Data Tes Awal Kemampuan Shooting ... 64

5. Rangkuman Uji Independent Sampel T-Test Data Tes Awal ... 67

(8)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Tes Awal Kemampuan Shooting Kelompok Eksperimen ... 74

2. Data Tes Awal Kemampuan Shooting Kelompok Kontrol ... 74

3. Data Tes Akhir Kemampuan Shooting Kelompok Eksperimen ... 75

4. Data Tes Akhir Kemampuan Shooting Kelompok Kontrol ... 76

5. Uji Normalitas Tes Awal Kemampuan Shooting Siswa SSB River 77 6. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemampuan Shooting Siswa SSB River ... 78

7. Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal Kemampuan Shooting Siswa SSB River ... 79

8. Uji Normalitas Data Akhir Kemampuan Shooting Siswa SSB River 81 9. Uji Homogenitas Data Tes Akhir Kemampuan Shooting Siswa SSB River ... 82

10.Uji Beda Rata-Rata Data Akhir Kemampuan Shooting Siswa SSB River ... 83

11.Uji Hipotesis manual ... 85

12.Uji Pengaruh Kemampuan Shooting Kelas Eksperimen ... 86

13.Uji Pengaruh Kemampuan Shooting Kelas Kontrol ... 87

14.Uji Perbandingan Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 88

15.Program Latihan ... 89

16.Foto Kegiatan Penelitian ... 107

17.Surat Izin Penelitian ... 115

18.Surat Balasan Penelitian ... 116

(9)

viii

MOTO

Tuhan tidak akan mengubah nasib umatnya jika umatnya tersebut tidak

berusaha untuk mencoba mengubah nasibnya sendiri

( Bambang Pamungkas)

Jangan pernah berhenti untuk berusaha karena dengan berhenti berusaha,

maka kita tidak lebih baik dari seorang pengecut !

(10)
(11)
(12)
(13)

ix

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya,

serta kepada Nabi Muhammad SAW atas cinta dan kasih sayang kepada seluruh umatnya.

Penulis persembahkan pula karya kecil ini kepada:

Ibundaku Partini dan Ayahanda Wiyoto tercinta yang telah membesarkan ku dengan penuh

kasih sayang, menjaga dan melindungi ku meskipun nyawa sebagai taruhannya, susah payah

demi menata kehidupan ku, terima kasih atas seluruh jasa dan pengorbanan mulia yang telah

kalian berikan untuk ku, dengan apapun tak akan mampu untuk ku membalasnya. Serta

kakakku tercinta Menik Widyastuti yang selalu memberikan dorongan motivasi sampai

skripsi ini terselesaikan dan seseorang yang sepesial yang terus mendampingi dari awal hingga

akhir.

Kepada teman-teman PPL/KKN Fiky, Leni, Icha, Yogi, Reni, Laili, Ocni, Dita, Praba.

yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.

semua teman seperjuangan keluarga besar Penjaskesrek 2011 tanpa terkecuali. Kalian telah

mengajarkanku tentang arti persahabatan sesungguhnya.

Semua pihak yang terlibat di dalam penulisan karya ini

serta almamaterku tercinta

Universitas Lampung.

(14)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Gatot Widya Anggara lahir di Bandar Lampung Kelurahan Sidodadi Kecamatan Kedaton Provinsi Lampung pada tanggal 11 Mei 1993. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Wiyoto Mulyadi dan Ibu Partini Saptowati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Sejahtera IV diselesaikan pada tahun 2005, kemudian Sekolah Menengah Pertama Al-Azhar 3 Way Halim pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandar Lampung pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Ujian Mandiri.

(15)

x

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pendekatan Taktis Untuk Meningkatkan Kemampuan Shooting Ke Gawang Pada Cabang Olahraga Sepak Bola Pada Siswa SSB River Natar” dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Di dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis memiliki banyak hambatan, baik dari luar maupun dari dalam diri penulis sendiri. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ketua Program Studi Penjaskes yang telah membantu melancarkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(16)

xi

5. Drs. Suranto, M.Kes pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

6. Drs. Wiyono, M.Pd.Pembahas atas kesediaanya untuk memberikan

bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

9. Popo Doneta Faza pelatih yang telah memberi izin dan membantu penulis dalam melakukan penelitian, serta siswa SSB River Natar yang telah membantu penulis melakukan penelitian hingga proses penelitian terselesaikan.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi banyak pihak yang membacanya.

Bandar Lampung, 30 September 2015 Penulis

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional tahun 2005 sepak bola masuk ke dalam olahraga prestasi, Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

Untuk memperoleh prestasi yang baik dalam permainan sepak bola tentu saja harus didukung oleh penguasaan teknik dasar sepak bola. salah satu teknik dasar yang harus dikuasai para pemain sepak bola adalah teknik dasar

tendangan ke gawang (shooting). Permainan sepak bola sangat identik dengan

shooting dan tujuan shooting bola adalah memasukan bola ke dalam gawang lawan untuk mendapatkan poin. Untuk menyempurnakan teknik tersebut, sangat dibutuhkan ketepatan dalam shooting bola.

(18)

2

dan mempunyai fisik yang bagus, serta dapat menyalurkan minat dan bakat, sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang dituangkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1

disebutkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya” .

Untuk itu pembinaan sejak usia dini tentu saja sangat penting, hal tersebut salah satunya bisa melalui pelatihan di SSB (sekolah sepak bola) yang saat ini sudah mulai ada di banyak tempat. SSB River Natar adalah salah satu SSB yang ada di Lampung. Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti selama satu minggu, pada saat shooting siswa SSB River Natar masih banyak ditemukan kekurangan pada teknik shooting. Pada saat dilakukan tes pendahuluan peneliti melihat hanya sebagian kecil yang dapat memenuhi semua kriteria, sehingga peneliti menyimpulkan kemampuan teknik dasar

shooting bola Siswa SSB River Natar kurang baik.

Berdasarkan pendapat di atas dan hasil survey peneliti, maka kemampuan

shooting siswa SSB River Natar perlu ditingkatkan menjadi baik. Kesimpulan yang diambil peneliti di atas didasarkan pada persentasi kesalahan yang dilakukan oleh siswa SSB River Natar antara lain, pada saat melakukan

(19)

sepak bola sehingga kemampuan shooting siswa SSB River Natar menjadi lebih baik. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut diperlukan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan teknik tersebut. Dalam hal ini, latihan yang dapat meningkatkan kemampuan shooting yaitu dengan Pendekatan taktis.

Mencermati permasalahan di atas, peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian tentang “Pendekatan Taktis Untuk Meningkat Kemampuan Shooting Ke Gawang Pada Cabang Olahraga Sepak bola Pada Siswa SSB River Natar.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut di atas terdapat permasalahan-permasalahan tentang :

1. Kemampuan melakukan shooting siswa SSB River Natar masih kurang 2. Belum ada model pendekatan taktis pada kemampuan shooting pada Siswa

SSB River Natar

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah metode pendekatan taktis berpengaruh terhadap kemampuan

shooting permainan sepak bola?

2. Apakah metode pendekatan taktis berpengaruh terhadap peningkatan

(20)

4

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan taktis terhadap kemampuan shooting permainan sepak bola pada siswa SSB River Natar.

E. Manfaat Penelitian

1. Mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh pendekatan taktis terhadap kemampuan

shooting permainan sepak bola

2. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, memberikan masukan bagi para calon pelatih.

3. Pelatih, mengetahui pengaruh pendekatan taktis terhadap kemampuan

shooting permainan sepak bola untuk meningkatkan prestasi atletnya khususnya atlet usia anak-anak..

4. FKIP UNILA, dapat menjadi salah satu referensi bagi Mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subyek penelitian adalah siswa SSB River Natar

2. Lokasi penelitian ini bertempat di Lapangan PTPN Natar, Lampung Selatan 3. Obyek yang diamati adalah pengaruh pendekatan taktis terhadap

(21)

G. Penjelasan Judul 1 Pendekatan Taktis

Model pendekatan taktis adalah model pendekatan yang memberikan kepada siswa untuk dapat mengekspresikan diri melalui tugas-tugas belajar yang menyerupai permainan yang sesungguhnya penekanannya pada pengembangan pengetahuan taktikal yang memfasilitasi aplikasi keterampilan dalam permainan. Subarjah (2000)

2 Shooting

Shooting adalah tendangan ke arah gawang dengan tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan. Tendangan ke arah gawang atau

shooting menurut Sugiyanto (2003)

3 SSB ( Sekolah Sepak Bola )

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Olahraga

Sebelum kita jauh membahas tentang Pendidikan Olahraga alangkah baiknya kita bahas dulu tentang pengertian pendidikan dan tujuan pendidikan. Berikut Pengertian Pendidikan menurut para ahli, Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Idris (2005)

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan, pertandingan, dan

kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas. Mutohir (2008)

B. Hakikat Olahraga

(23)

umumnya orang memiliki pengertian yang berbeda tentang olahraga walaupun mereka menganalisis bagian-bagian konsep tetapi tetap mengandung banyak kebimbangan karena adanya perbedaan-perbedaan pendapat tersebut. Mutohir (2008)

Mungkin aspek yang paling mengacaukan orang adalah hubungan antara konsep-konsep yang serupa. Kita ketahui bahwa pendidikan jasmani adalah salah satu dari konsep-konsep yang mempunyai hubungan erat. Sekurang-kurangnya ada dua konsep lain yang tidak dapat dihindari hubungannya dengan olahraga, yang mempunyai sumbangan besar dalam membawa konsep olahraga kearah focus yang lebih jelas .

Gambar 1. Konsep Olahraga, Heru Suranto (2001:3)

Ada: bermain (play) dan permainan (games). Sesungguhnya sukar sekali membicarakan olahraga tanpa berfikir tentang bermain dan permainan baik satu persatu maupun kedua-duanya secara bersamaan. Konsep-konsep yang akan dibahas dalam bab ini, ialah bermain sebagai hal yang paling umum dan mendasar. Olahraga memperoleh nilai sentralnya dari bermain. Permainan adalah bermain yang telah mempunyai bentuk atau peraturan-peraturan. Namun demikian, kesemuanya itu tidak sederhana seperti nampaknya. Karna

Olahraga

Bermain (play)

(24)

8

itu perlu adanya analisis tentang bermain, permainan dan olahraga sebelum kita dapat memulai menetapkan apa hakikat olahraga, dan bagaimana menentukan hubungan antara olahraga dengan konsep-konsep lain yang ada itu.

1. Olahraga Sebagai Perluasaan Bermain

Di dalam kertas kerjanya, Kenneth Schmitz berpendapat bahwa olahraga adalah suatu perluasaan dari bermain. Pendapatnya tersebut dibahas dan dikemukakan secara deskriptis, singkat dan jelas tentang hal-hal yang membedakan antara olahraga dan bermain yang sampai saat ini kita jumpai. Menurut Schmitz olahraga memperoleh nilai-nilai sentralnya dari bermain. Ini dapat pula diinterprestasikan bahwa sekurang-kurangnya olahraga memiliki semangat dan jiwa bermain.

Apabila olahraga dipandang sebagai perluasaan bermain, maka dapat diletakkan keduanya pada satu garis kesinambungan, dimulai dari ujung bermain menuju ke ujung olahraga. Seperti halnya pada saat kita

membandingkan bermain dengan kerja, di sini kita tidak dapat

menggolongkan berbagai macam kegiatan sebagai bermain yang murni atau olahraga yang murni.

(25)

2. Faktor Yang Cenderung Mengurangi Ciri-ciri Kegembiraan Olahraga

Salah satu faktor yang menyebabkan olahraga dianggap sebagai perluasaan bermain, karena dalam olahraga ada beberapa hal tertentu yang

bertentangan dengan semangat murni bermain. Dalam olahraga Schmitz mengkatagorisasikan perbedaan-perbedaan ini sebagai yang tidak baik dan salah. Schmitz mengatakan bahwa mereka membunuh semangat bermain di dalam olahraga, kemudian ia menyatakan bahwa olahraga menjadi sesuatu yang kurang dapat memberikan kemungkinan–kemungkinan yang manusiawi.

Untuk mengatakan bahwa faktor-faktor ini merupakan hal yang salah dan dapat mengurangi makna olahraga sebagai sesuatu yang kurang

mempunyai mengembangkan kemungkinan yang manusiawi. Olahraga dapat berupa perluasaan dari bermain karena faktor-faktor ini, tetapi dalam hal-hal tertentu olahraga dapat sah dalam bentuknya sendiri-sendiri.

Yang dikatakan salah oleh Schmitz adalah:

a. Membesar-besarkan pentingnya kemenangan.

b. Rasionalisasi teknik-teknik bila didorong oleh pengertian berlebih-lebihan tentang nilai daya guna.

c. Hadirnya penonton.

Masing-masing dari penggunaan salah itu, atau faktor-faktor itu

(26)

10

sebaliknya kemenangan dan kekalahan tidak nyata dalam bermain. Jadi ada semacam kekurangan langsung antara olahraga dan kemenangan. Tetapi pada umumnya bentuk-bentuk olahraga semacam itu tidak mengutamakan pentingnya suatu kemenangan secara berlebih-lebihan. Sifat berlebih-lebihan biasanya terjadi pada olahraga yang memerlukan organisasi tinggi.

3. Ciri Khas Olahraga

Ciri-ciri yang terdapat dalam olahraga menurut Lutan (2002) menjelaskan tentang ciri khas yaitu :

1. Olahraga ditekankan pada kegiatan jasmani yang berwujud

keterampilan gerak, daya tahan, kekuatan, kecepatan. Jadi olahraga yang lebih dominan adalah kegiatan jasmani.

2. Olahraga sebagai realitas, olahraga dilakukan dalam suasana yang tidak sebenarnya, tetapi keterlibatan seseorang dalam melakukan olahraga merupakan sesuatu yang nyata.

3. Prinsip prestasi dalam olahraga, mengenai tanda-tanda prinsip prestasi dalam olahraga

Ciri-ciri hakiki olahraga menurut Ateng (2003) menjelaskan bahwa “ciri -ciri hakiki olahraga adalah: (1) aktivitas fisik, (2) permainan, (3)

pertandingan.

C. Fungsi dan Manfaat Olahraga

(27)

setiap hari. Banyak gerakan olahraga yang sederhana yang dapat kita lakukan setiap hari seperti:

1. Olahraga di Sekolah

Olahraga yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan, di sekolah khususnya, adalah dalam rangka pelaksanaan pendidikan, sehingga pendidikan yang dilakukannya bukan pendidikan yang menyebelah. Olahraga itu dilakukan, bukan saja karena olahraga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, melaikan olahraga itu sendiri adalah bagian integral dari pendidikan, kerena olahraga itu sendiri merupakan salah satu muka, salah satu sisi dari pendidikan.

Kalau membicarakan pendidikan jasmani di sekolah maka tidak dapat kita mengesampingkan tujuan utama pendidikan pada umumnya, yaitu

membantu setiap anak agar dapat berkembang penuh dengan potensi masing-masing. Yang dimaksud potensi di sini, termasuk perkembangan keterampilan kognitif pada pemikiran anak tadi, belajar serta ide yang kreatif.

2. Olahraga dan Pemuda

Pemuda adalah penerus cita-cita bangsa penentu masa depan. Ucapan itu berisikan suatu kebenaran dan kita harus insyaf dan sadar, kea rah

manakah hendak kita bimbing pemuda masa depan juga berarti nasib nusa dan bangsa. Masa muda adalah masa perkembangan jasmaniah dan

(28)

12

berlimpah-limpah tenaganya yang ingin disalurkan dalam perbuatan. Banyak kemungkinan yang terkandung dalam pemuda itu. Banyak cita-cita yang dapat diwujudkannya.

3. Olahraga dan Masyarakat

Olahraga sungguh besar fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat, karena olahraga memperluas hubungan sosial dan merupakan jembatan antara berbagai lapisan masyarakat.

Disini jelas bahwa olahraga sangat sesuai dengan berbagai kebutuhan manusia dan masyarakat. Dengan melihat betapa pentingnya olahraga bagi masyarakat, maka di negara telah banyak upaya dilakukan antara lain:”

Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”.

Usaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat merupakan salah satu usaha pokok dalam usaha pembinaan yang sehat, maka tumbuhlah kegiatan olahraga di lingkungan masyarakat sehingga berkembang menjadi gerakan olahraga nasional yang berkesinambungan.

D. Fair Play dan Pembinaan Olahraga

1. Pembinaan Olahraga

Pembinaan adalah usaha kegiatan yang dilakukan secara berdaya dan guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pada pola pembinaan ada dua aspek yang harus diperhatikan, dan yang pertama adalah latihan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

(29)

a. Latihan dari cabang olahraga dari spesialisasi harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan atlet.

b. Perhatian harus difokuskan pada kelompok otot, keleturan persendian, stabilitas dan penggiatan anggota tubuh, yang berhubungan dengan salah satu syarat cabang olahraga spesialisasi.

c. Pengembangan kemampuan fungsional dan morfologis sampai tingkat tertinggi yang akan diperlukan untuk membangun tingkat keterampilan teknik dan taktik yang tinggi secara efisien.

Pola pembinaan dengan menggunkan sistem bertahap. Keterampilan gerak dapat mulai diperbaiki dari gerakan yang besar sampai gerakan yang sulit terpadu. Kecenderungan perkembangan dari yang sederhana menuju perkembangan yang kompleks dan dari perkembangan yang kasar sampai halus. Dari kegiatan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan prestasi diperlukan tahap persiapan yaitu dengan adanya pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat pemain agar dapat dihasilkan bibit-bibit pemain yang berprestasi secara profesional.

(30)

14

Apabila salah satu komponen terpenting tersebut, tidak dilaksanakan dengan benar maka tidak akan dihasilkan atlet andalan yang berkualitas dan berprestasi. Tahap prestasi akan berada pada tahap selanjutnya dimana pelatih telah memiliki program-program latihan untuk meningkatkan prestasi, sehingga dengan berjalanya tahapan-tahapan tersebut diharapkan dapat mampu menghasilkan atlet yang berkulitas dan berprestasi.

Sedangkan tahapan berikutnya adalah tahapan evaluasi dimana seorang pelatih mengadakan evaluasi untuk menganalisa dan menilai kinerja atlet dan tim secara keseluruhan, sesaat setelah pertandingan maupun pasca kejuaraan atau kompetisi berakhir, hal tersebut sangat diperlukan guna melihat kekurangan dan kelebihan atlet maupun tim secara lengkap dan terperinci, sehingga setelah evaluasi dilakukan, mereka (atlet) mengerti kesalahan masing-masing, dan diharapkan dapat diperbaiki sedini mungkin, agar tercipta prestasi yang lebih baik.

2. Pengertian Fair Play

Orang yang banyak berkecimpung dalam olahraga kiranya tidak asing lagi dengan kata Fair Play, walaupun kita mengakui bahwa tidak setiap

olahragawan mengerti dan memahami arti sebenarnya dari fair play itu sendiri sebagai semangat yang harus dimiliki oleh setiap insan

olahragawan.

(31)

Fair play merupakan kesadaran yang selalu melekat, bahwa lawan bertanding adalah kawan bertanding yang diikat oleh persaudaraan olahraga. Lutan menjelaskan lebih rinci bahwa fair play adalah kebesaran hati terhadap lawan yang menimbulkan hubungan kemanusiaan yang akrab, hangat, dan mesra. Jadi, fair play merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat ksatria dalam olahraga. Lutan (2001)

3. Wujud Nyata Fair Play

Keating menjelaskan bahwa wujud nyata dari fair play adalah kesiapan dan kesediaan untuk mentaati peraturan, respek terhadap lawan,

menghargai keputusan wasit, menghormati ofisial dan penonton, berjiwa besar dalam kekalahan, dan tidak berlebihan dalam merayakan

kemenangan.

E. Kualitas Prestasi dan Keterampilan Teknik, Fisik, Taktik Dan Mental Pembinaan Prestasi adalah mengorganisasikan atau cara mencapai suatu tujuan, teori atau spekulasi terhadap suatu prestasi. Prestasi terbaik hanya akan dapat dicapai bila pembinaan dapat dilaksanakan dan tertuju pada aspek-aspek melatih seutuhnya mencakup kepribadian atlet, kondisi fisik, keterampilan taktik, keterampilan teknik dan kemampuan mental. Lutan (2000).

(32)

16

1. Aspek Fisik

latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, yaitu faktor yang amat penting bagi setiap atlet. Tanpa kondisi fisik yang baik tidak akan dapat mengikuti latihan, apalagi pertandingan dengan sempurna.

2. Latihan Teknik

latihan teknik bertujuan untuk mempermahir penguasaan ketrampilan gerak dalam suatu cabang olahraga, seperti misalnya teknik menendang, melempar, menangkap, menggiring bola, mengumpan dalam bolavoli, smash, menarik busur, teknik start, lari dan sebagainya. Penguasaan ketrampilan dsri teknik dasar amatlah penting karena menentukan kemahiran melakukan seluruh gerak dalam suatu cabang olahraga.

3. Latihan Taktik

latihan taktik bertujuan untukmengembangkan dan menumbuhkan

kemampuan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga yang bersangkutan. Yang dilatih ialah pola-pola permainan, strategi dan taktik pertahanan dan penyerangan.

4. Latihan Mental

latihan mental sama penting dengan ketiga tersebut di atas. Sebab betapa sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet apabila

(33)

menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) serta emosional atlet, seperti semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan emosi terutama bila dalam situasi stress, fair play, percaya diri, kejujuran, kerjasama, serta sifat-sifat positif lainnya.

Keempat aspek tersebut diatas harus diajarkan secara serempak dan tidak satupun boleh diabaikan. Keempat aspek tersebut juga harus dilatih dengan metode yang benar agar setiap aspek dapat berkembang semaksimal mungkin sehingga memungkinkan tercapainya peningkatan prestasi yang diinginkan. Harsono (2013).

F. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu

kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh. Sudjana (2006).

1. Hukum Kesiapan

Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas Pendidikan Jasmani guru

(34)

18

2. Hukum Latihan

Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan.

Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik.

3. Hukum Pengaruh

Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman yang memuaskan dari pada pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada Pendidikan Jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi. Perubahan itu dapat berupa penguasaan, sikap dan cara berpikir yang bersifat menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar.

G. Belajar Motorik

(35)

Belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam keterampilan yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar motorik mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan, bahwa objek dari upaya belajar dan

mengajar adalah perilaku yang nampak bergerak. Sebab pada dasarnya gerak secara batiniah atau internal terus berlangsung secara berkelanjutan.

Sugiyanto (2004)

H. Sepak Bola

(36)

20

olahraga yang bertujuan memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.

Sepak bola merupakan olahraga permainan, untuk itu supaya dapat bermain dengan baik dan benar maka keterampilan gerak dasar mengenai permainan sepak bola harus diketahui, dimengerti dan dipelajari terlebih dahulu. Oleh karena itu seorang pemain harus menguasai teknik dasar yang meliputi: 1). Menendang bola. Penerapan dan penguasaan gerak dasar

merupakan salah satu landasan yang sangat penting agar dapat meningkatkan prestasi dalam bermain sepak bola.

Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan

hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (outdoor) dan di dalam ruangan tertutup (indoor). Lebih lanjut dikatakan bahwa sepak bola adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerakan lari, lompat, loncat, menendang, menghentakkan dan menangkap bola bagi penjaga gawang.

(37)

Seorang pemain sepak bola yang tidak menguasai teknik dasar bermain sepak bola tidak akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka. Sasaran yang hendak dicapai dalam pembinaan ini ialah penguasaan gerak tubuh. Latihan dengan bola saja sudah banyak ragamnya. Ini akan nampak jika dilakukan latihan intensif dengan bola, dimana akan semakin menambah kegembiraan berlatih. Sukatamsi (2001)

1. Menendang Bola

Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepak bola yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak bola. Maka teknik dasar

menendang bola merupakan dasar dalam permainan sepak bola. Seorang pemain sepak bola yang tidak mengusai teknik menendang bola dengan sempurna tidak mungkin menjadi pemain yang baik.

Cepat di sini diartikan pemain harus menguasai semua gerakan-gerakan. bagian-bagian dan teknik dasar bermain sepak bola dan terampil

memainkan bola dalam segala situasi dan posisi di setiap permainan, tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu, kecuali

(38)

22

Guna menunjang hasil tendangan yang baik, maka perlu menguasai prinsip-prinsip teknik menendang bola. Mempunyai pandangan yang sama tentang prinsip-prinsip menendang bola yang terdiri dari: (1) pandangan mata, (2) kaki tumpu, (3) kaki yang menendang, (4) bagian bola yang ditendang, (5) sikap badan.

1) Pandangan mata

Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan

permainan. Pada waktu akan menendang bola, pandangan mata ke arah sasaran kemana bola akan, kemudian pandangan jalannya arah bola.

2)Kaki tumpu

Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu terhadap letak bola akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Lutut kaki tumpu sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut di luruskan merupakan kekuatan mendorong ke depan.

3) Kaki yang menendang

Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk

(39)

untuk menendang mengenai bagian bola yang ditendang. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan lanjutan ke depan dan seterusnya bergerak untuk mencari posisi.

4)Bagian bola yang ditendang

Bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola yang disebelah mana yang ditendang, ini akan menentukan arah jalannya bola dan tinggi rendahya lambungan bola.

5)Sikap badan

Sikap badan pada waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi atau letak kaki tumpu terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat disamping bola maka pada saat menendang bola badan berada tepat diatas bola dan sikap badan akan sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk tendangan bola menggulir rendah atau sedikit melambung sedang. Posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, maka badan berada di atas bola hingga sikap badan condong ke belakang, maka hasil tendangan bola melambung tinggi.

Tinggi rendahnya lambungan bola dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: 1) Tendangan bola rendah yaitu bola bergulir datar di atas permukaan tanah sampai lutut, 2) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang, 3) Tendangan bola melambung tinggi.

(40)

24

bagian dalam, (b) kura-kura penuh, (c) kura-kura bagian luar, (d) ujung jari, (e) kura-kura kaki bagian dalam, (1) dengan tumit. Untuk jelasnya lihat gambar 3.

Gambar 3

Bagian perkenaan kaki pada bola. Sukatamsi (2001:241)

Dilihat dan perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep). Sukatamsi (2001).

2. Shooting

Dalam suatu pertandingan jarang sekali bola ditembakkan pada saat diam. Karena itu anda harus dapat menembak sambil berlari.

(41)

dari belakang ke depan, secara mulus.

Sepak bola modern mengandalkan kecepatan. Pemain harus dapat berfikir dengan cepat kemana bola sebaiknya diarahkan. Keputusan harus cepat di ambil, baik saat bola di atas tanah maupun masih di udara. Terkadang keputusan untuk memvoli bola langsung ke arah gawang bisa

membuahkan gol-gol yang spektakuler. Tembakkan bola secepat mungkin kesempatan terbesar adalah melakukannya sambil berlari, baik saat bola ada di tanah maupun pada saat masih di udara. Harmiel (2001)

Gambar 4

Teknik menendang bola dengan punggung kaki Harmiel (2001:13)

Gambar 5

(42)

26

Gambar 6

Teknik menendang bola dengan kaki bagian luar Harmiel (2001:13)

I. Kondisi Fisik

Literatur pelatihan fisik dimanapun tidak ada yang merubah komponen-komponen kondisi fisik, tetap hanya kelenturan, kekuatan, Kecepatan, dan daya tahan. Tentu semua komponen kondisi fisik ini memiliki turunan statis-dinamis, kekuatan maksimal, aksi, reaksi, keceptan maksimal, dan aerobik dan anerobik.

(43)

J. Pendekatan Taktis

Taktik Pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan,

terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.

Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing pengajar, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe

kepribadian dari pengajar yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni.

Menerapkan keterampilan teknik ke dalam situasi permainan yang

sesungguhnya merupakan persoalan khusus. Karena itu, dari sini dedikatif dan motorik, perlu dirancang prosedur pembelajaran teknik yang di padukan dengan keputusan taktik dalam pendekatan pembelajaran tesebut, disebut pendekatan taktis. Subarjah (2000)

Tujuan utama dari pendekatan taktis dalam pengajaran permainan sepak bola adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain sepak bola. Dengan demikian penampilan siswa juga meningkat. Pendekatan taktis dimaksud untuk mendorong siswa untuk terampil memecahkan

(44)

28

Masalah ini pada hakikatnya berkenaan dengan penerapan beberapa

keterampilan teknik dalam situasi permainan. Keterampilan ini berlandaskan pada kesadaran dan pemahamannya tentang kaitan antara teknik dan taktik. Di tinjau dari sifat peserta didik pendekatan ini tepat untuk mengajarkan permainan sepak bola terutama pada shooting ke gawang.

Struktur kurikulum pendidikan jasmani di Indonesia bercorak kecabangan olahraga, dan berisi beberapa keterampilan cabang olahraga pendekatan taktis dalam pengajaran permainan sepak bola tepat digunakan, karena bukan hanya menekankan penguasaan teknik dasar, tetapi lebih menekakan pada

pembelajaran agar siswa memahami konsep bermain sepak bola khususnya pada shooting ke gawang.

Pendekatan taktis ini diperuntukkan bagi para pengajar pendidikan jasmani guna meningkatkan efektifitas pengajarannya, mengingat masalah waktu untuk pendidikan jasmani amat terbatas. Tujuan mengajar dengan pendekatan taktis bagi siswa adalah untuk mendorong tempo penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik dengan perkembangan

keterampilan. Atmosfir pembelajaran lebih menyenangkan, karena para siswa aktif melaksanakan tuga-tugas ajar. Sambil memecahkan masalah selama melakukan tendangan ke gawang. Sucipto (2014).

1. Memahami Pendekatan Taktis

(45)

kesehatan dan rasa percaya diri. Di tinjau dari manfaat yang di peroleh mengajarkan permainan olahraga harus tetap merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari kurikulum pendidikan jasmani. Karena itu, pendekatan taktis merupakan sebuah terobosan untuk mengoptimalkan nilai-nilai pendidikan di samping peningkatan performa dalam cabang olahraga itu sendiri.

Kesadaran taktik pada dasarnya berkenaaan dengan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang muncul selama dalam permainan. Bersamaan dengan itu pula, pemain mampu memilih respon yang tepat untuk memecahkannya. Respon tersebut mungkin terletak pada keterampilan menguasai bola, seperti umpan jauh dan langsung menembak bola, mungkin pola permainan seperti itu kurang efektif digunakan.

2. Dasar-dasar Untuk Pendekatan Taktis

Alasan utama mengapa kita menerapkan pendekatan taktis, aksi bersama proses pembelajaran permainan tradisional di banyak sekolah hingga saat ini hanya memberikan sedikit sumbangan bukan saja terhadap performa sesuai dalam bermain. Dengan pendekatan ini diharapkan akan dapat meningkatkan performa yang lebih besar untuk:

a. Minat dan Kegembiraan

(46)

30

dimulai dari model teknik yang baku, dan meniru hingga teknik dasar itu dikuasai. Sebagai contoh, dalam pembelajaran sepak bola, pemain sering berupaya mengembangkan teknik passing, heading, dribbling dan

shooting melalui latihan yang spesifik, tetapi terpilah-pilah, dan bahkan terlepas dari suasana bermain yang sebenarnya.

Pendekatan taktis merupakan sebuah alternative, satu jalan yang memungkinkan siswa dapat mempelajari teknik bermain sepak bola. Penelitian dan pengalaman lain menunjukan bahwa melalui pendekatan taktis, baik pelatih maupun siswa termotivasi untuk belajar keterampilan bermain sepak bola secara lebih baik.

b. Pengetahuan sebagai pemberdayaan.

Sekali waktu anda pasti berhadapan dengan siswa yang memiliki keragaman kemampuan. Ada yang tinggi kecakapannya ada pula yang rendah. Variasi semacam ini, memerlukan pelayanan yang sama. Banyak pelaksanaan keterampilan yang baik, di tampilkan oleh siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi, kualitas performa yang bagus itu, pada hakikatnya berkaitan erat dengan rangkaian keputusan yang jitu dalam bentuk pemilihan keterampilan untuk merespon situasi yang spesifik.

c. Transfer pemahaman dan penampilan

(47)

baru. Tentu saja yang diharapkan adalah transfer positif. Artinya, penguasaan dalam satu cabang, berdampak positif terhadap kecakapan.

Dalam pendekatan taktis, proses pembelajaran keterampilan teknik tidak diajarkan secara khusus dalam bagian-bagian teknik yang terpisah, tetapi sekaligus di dalam suasana bermain yang mirip dengan yang

sesungguhnya. Melalui pendekatan ini di harapkan terjadi proses transfer pemahaman dan keterampilan terhadap keterampilan bermain yang sesungguhnya.

Kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan pendekatan taktis dalam proses pembelajaran keterampilan bermain adalah sebagai berikut : 1 Melalui pendekatan latihan yang mirip dengan permainan yang

sesungguhnya. Secara khusus, bagi siswa yang memiliki kemampuan teknik rendah, pendekatan ini tepat karena tidak menekankan pada keterampilan teknik, tetapi kepada pengembangan taktik, atau pemecahan masalah.

2 Peningkatan pengetahuan taktis sangat penting bagi siswa untuk menjaga kualitas performa yang sudah dimilikinya.

Memperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan untuk mengalihkan pemahaman secara lebih efektif, dari penampilan ke permainan yang lainnya, dapat mempercepat penguasaan

(48)

32

3. Kerangka Kerja Pendekatan Taktis

Suatu hal yang penting untuk menerapkan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan sepak bola adalah mengembangkan kerangka kerja untuk mengidentifikasikan dan menguraikan masalah-masalah taktik yang relevan. Dengan memilih materi pembelajaran dari kerangka kerja, pelatih dapat memastikan bahwa siswa akan terbiasa dengan keterampilan bermain sepak bola dan juga keterampilan teknik.

Setiap masalah taktik termasuk relevansi bergerak ke segala arah dan keterampilan memainkan bola.sebagai contoh, untuk mempertahankan penguasaan bola pemain penyerang harus selalu berada pada posisi yang tepat agar waktu untuk menembak bola lebih akurat. Subroto (2010)

1. Definisi Luas Penampilan Bermain.

Untuk menguasai keterampilan bermain, tidak hanya cukup menguasai teknik bermain bola, namun meliputi juga keterampilan-keterampilan gerak lain untuk mendukung pemain yang membawa bola. Misalnya, bagi pemain yang sudah terampil mengoperkan bola secara tepat akan tidak berguna jika salah satu pemain yang akan menerima operan tersebut tidak bergerak ke daerah yang bebas dari pengawalan lawan.

(49)

berlangusng, siswa disibukkan oleh latihan-latihan keterampilan teknik berdasarkan kriteria teknik yang baku.

Yang menjadi masalah besar adalah jika bola dan lapangan terbatas. Banyak siswa yang menunggu giliran. Dari enam puluh menit waktu yang disediakan mungkin hanya empat atau lima menit waktu yang digunakan oleh seorang siswa untuk memainkan bola sehingga secara keseluruhan jumlah waktu aktif berlatih siswa relative rendah. Selain itu siswa kurang dibekali pengetahuan dan pemahaman cara-cara bermain yang

sesungguhnya.

2. Tingkat Kompleksitas Taktik.

Selanjutnya anda menghadapi tugas untuk meyakinkan bahwa

kompleksitas taktik permainan tersebut sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Hal ini terkait pula dengan pengembangan pembelajaran yang akan anda lakukan.

(50)

34

Gambar. 7

Pendekatan Taktik Untuk Mengajar Permainan. Subarjah (2000:45)

Siswa pemula tidak dapat bermain dalam bentuk permainan yang lebih kompleks, karena keterbatasan pemahaman taktik dan keterampilan. Bentuk permainan harus secara jelas di hubungkan dengan tingkat perkembangan siswa, dimensi daerah permainan jumlah partisipasi, dan peralatan yang akan mereka gunakan. Jika anda menentukan bentuk permainan yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan, pola permainan dapat di sajikan dalam bentuk yang lebih tinggi. Misalnya, lapangan diperkecil dan menggunakan gawang modifikasi yang lebih kecil. Subarjah (2000)

K. Sekolah Sepak Bola (SSB)

Sekolah sepak bola (SSB) merupakan sebuah organisasi olahraga khususnya sepak bola yang memiliki fungsi mengembangkan potensi yang dimiliki atlet. Selain itu juga untuk melatih atlet dengan teknik yang benar, mengantarkan atlet untuk meraih prestasi yang baik.

SSB merupakan merupakan wadah pembinaan sepak bola usia dini yang paling tepat, saat ini sekolah-sekolah sepak bola kebanjiran siswa. Hal ini merupakan fenomena bagus mengingat peran sekolah sepak bola sebagai akar

1. Bentuk Permainan

3. Pelaksanaan Keterampilan (Bagaimana melakukan) 2. Kesadaran Taktik

(51)

pembinaan prestasi sepak bola nasional yang mampu memasok pemain bagi klub yang membutuhkan.

Tujuan utama SSB sebenarnya untuk menampung dan memberikan

kesempatan bagi siswanya dalam mengembangkan bakatnya. Disamping itu juga memberikan dasar yang kuat tentang bermain sepak bola yang benar termasuk di dalamnya membentuk sikap, kepribadian dan perilaku yang baik. SSB merupakan detak jantung pembinaan pesepakbolaan usia muda di Indonesia. Putera (2010).

Latihan saat muda berkualitas yang sistematis, metodik serta

berkesinambungan merupakan harga mati dalam pembinaan menuju pesepakbola yang profesional dan handal Putera (2010:18). Dalam menuju menjadi pemain sepak bola anak-anak mengalami beragam tahapan-tahapan, layaknya proses bayi dari merangkak, berdiri hingga berjalan. Secara

biologis, fisiologis maupun psikologis anak-anak dan remaja di setiap level usia memiliki karakteristik dan ciri tersendiri. Sehingga dalam melatih, pelatih harus menyesuaikan dengan kondisi ini, demi efektifnya materi latihan yang diajarkan kepada pemain.

L. Permainan Untuk Latihan

Latihan yang digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan kemampuan

shooting ke gawang permainan sepak bola adalah :

(52)

36

3. Permainan adu tendangan menekan

4. Permainan melakukan serve dan menembak 5. Permainan menembak ikan di dalam tong 6. Permainan menembak kerucut dibidang aman 7. Permainan menembak untuk mencetak gol 8. Permainan dengan gawang tengah

9. Permainan dengan tembakan jarak jauh 10.Permainan tembakan volley

1. Menembak Dengan Kura-kura Kaki Menit : 15-20

Pemain : Bebas (beberapa, masing-masing 3)

Tujuan : Mengembangkan keterampilan menembak dengan keras dan cermat.

Persipan : Pasang gawang berukuran normal dengan menggunakan kerucut. Atau bendera untuk tiap grup. Tempatkan dua penembak 30 meter di depan gawang dengan sejumlah bola. Pemain ketiga berada di mulut gawang sebagai kiper netral.

(53)

berusaha menyelamatkan gawangnya.

Penilaian : Shooter mendapat dua poin untuk tiap gol yang di hasilkan dan satu poin untuk tembakan ke arah gawang tetapi berhasil diselamatkan kiper. Shooter dikenakan satu poin pinalti untuk tembakan yang melenceng atau

melampaui gawang. Pemain yang lebih dahulu berhasil mengumpulkan 20 poin dinyatakan menang. Lakukan tiga babak permainan.

Tip Latihan : Pemain bertukar posisi seusai tiap babak sehingga masing-masing mendapat giliran menjadi kiper. Untuk membuat permainan lebih menantang bagi pemain senior, hendaknya mereka melakukan tendangan keras dengan menggunakan instep bagian dalam.Sesuaikan jarak tembak dengan usia dan kemampuan

Gambar 8: Menembak dengan kura-kura kaki Harmiel (2001:65)

2. Adu Tembakan Satu Sentuhan Menit : 15

(54)

38

Tujuan : Mengembangkan kemampuan melakukan tembakan satu sentuhan (first-time) dengan keras dan cermat.

Persiapan : Tempatkan tim bersebelahan dalam barisan masing- masing kurang lebih 35 meter dari gawang. Tiap pemain membawa sebuah bola. Tempakan satu pemain dari tiap tim sebagai sasaran sekitar 20 meter dari gawang

menghadap tiap timnya masing-masing. Tempatkan kiper netral di mulut gawang.

Prosedur : Shooter pertama di Barisan-1 mengirim umpan kepada pemain sasarannya. Setelah bola diterima, pemain sasaran menggeser bola sekitar 1 meter ke samping. Shooter segera berlari ke depan melakukan tembakan

first-time dari jarak 18 meter atau lebih. Kiper berusaha

menyelamatkan gawangnya. Shooter hendaknya mengamati gerakan yang ditembaknya dan diperbolehkan mencetak gol lagi jika kiper gagal menangkap bola. Namun, begitu kiper berhasil menangkap bola atau jika tembakan melenceng atau melampaui gawang, shooter pertama di Barisan-2 mendapat giliran mengirim umpan kepada pemain sasarannya untuk ditembakkan ke gawang, berusaha mencetak gol.

(55)

untuk tiap gol yang dihasilkan. Tim dengan perolehan poin terbanyak dinyatakan menang.

Tip Latihan : Pilih satu pemain dari tiap tim untuk menghitung nilai. Teknik sentakan instep adalah teknik menembak bola yang paling disukai. Tembakan hendaknya diarahkan mendatar ke samping kiper.

Gambar 9: Adu tembakan satu sentuhan Harmiel (2001:66)

3. Adu Tendangan Menekan Menit : 20

Pemain : Bebas (beberapa grup, masing-masing 3)

Tujuan : Mengembangkan keterampilan menembak dengan simulasi permainan menekan, memperbaiki kebugaran

(56)

40

posisi membelakangi gawang. Server berhadapan dengan shooter pada jarak 5 meter dengan sejumlah bola (8 sampai 10).

Prosedur : Server melemparkan bola melampaui shooter, shooter segera berbalik arah mengejar bola lalu menembak untuk mencetak gol. Shooter harus melakukan tembakan dengan sekali tembak lalu cepat-cepat kembali ke posisi semula. Server kemudian melemparkan bola yang lain melampaui shooter. Permainan berlanjut hingga bola yang ada telah

digunakan semua. Kiper berusaha menyelamatkan gawangnya. Pemain bertukar posisi sesuai tiap babak. Lakukan dua babak penembakan untuk tiap pemain. Penilaian : Shooter memperoleh 1 poin untuk tiap tembakan ke arah gawang dan 2 poin untuk tiap gol yang

dihasilkan. Pemain yang mengumpulkan poin terbanyak dinyatakan pemenang.

(57)

Gambar 10: Adu tendangan menekan Harmiel (2001:67)

4. Melakukan Serve dan Menembak Menit : 2-3 tiap babak Pemain : 7

Tujuan : Mengembangkan kemampuan menembak dengan keras dan cermat, melatih kiper menggagalkan tembakan.

Persiapan : Letakkan sebuah kerucut dilingkran kotak penalti ditengah sumbu gawang berukuran normal.

Tempatkan 5 server masing-masing dengan sejumlah bola, di sekitar garis keliling kotak penalti tempatkan shooter di dekat kerucut di depan kotak penalti. Kiper berada di mulut gawang.

(58)

42

Penilain : Pemain mendapat satu poin untuk tiap tembakan ke arah gawang dan dua poin untuk tiap gol yang di hasilkan. Pemain yang mengumpulkan poin terbanyak dinyatakan menang.

Tip Latihan : Gunakan tembakan sekali tendangn (satu sentuhan) untuk membuat permainan lebih menantang.

Gambar 11: Melakukan serve dan menembak Harmiel (2001:68)

5. Menembak Ikan Di Dalam Tong Menit : 15-20

Pemain : Dua tim, masing-masing 3-5

Tujuan : Mengembangkan teknik menembak dengan instep kaki, melakukan praktek menyerang dan bertahan dalam kelompok kecil.

Persiapan : Letakkan secara merata 12 sampai 18 kerucut di dalam lingkaran tengah. Tempatkan kedua tim di luar lingkaran. Berikan bola kepada salah satu tim

(59)

Prosedur : Gol dihasilkan dengan menembak bola ke arah lingkaran dan mengenai kerucut atau lebih. Tim dengan bola menyerang, sedangkan tim lainnya bertahan. Tim segera bertukar peran saat terjadi pergantian bola.

Penilaian : Tim memperoleh satu poin untuk tiap kerucut yang dirobohkan. Tim yang memperoleh poin terbanyak dinyatakan menang. Lakukan lima babak permainan. Tip Latihan : Sebagai selingan, perbanyak jumlah pemain pada tiap tim dan gunakan dua bola.

Gambar 12: Menembak ikan dalam tong Harmiel (2001:69)

6. Menembak Kerucut di Bidang Aman

Menit : 15 (atau sampai semua kerucut dirobohkan) Pemain : Dua tim, masing-masing 4-7

Tujuan : Memperbaiki kecermatan mengumpan dan

menembak, mengembangkan taktik kelompok yang digunakan untuk menyerang dan bertahan,

(60)

44

Persiapan : Siapkan arena latihan seluas 30 kali 40 meter, tandai dengan garis. Buat bidang aman selebar 5 meter di tiap ujung arena. Letakkan 8 hingga 12 kerucut dalam arena berukuran 1,5 kali 3 meter di tengah tiap bidang aman. Kedua tim memakai kostum dengan warna berlainan. Salah satu tim membawa bola. Prosedur : Pemain berusaha merobohkan kerucut lawan dengan menembak atau mengumpan bola dari luar bidang aman. Pergantian bola terjadi jika lawan berhasil mencuri bola, jika bola keluar arena permainan, jika kerucut berhasil dirobohkan, atau jika bola melewati bidang aman lalu ke luar dari arena.

Penilaian : Tim memperoleh 1 poin tiap kali berhasil

merobohkan kerucut. Tim yang memperoleh poin terbanyak dinyatakan pemenang.

Tip Latihan : Sesuaikan ukuran arena dengan jumlah dan usia pemain. Sebagai selingan, perbanyak jumlah pemain tiap tim. Gunakan dua atau tiga bola sekaligus dalam permainan.

(61)

7. Menembak untuk Mencetak Gol Menit : 15-20

Pemain : 6 (Dua tim, masing-masing 2 plus 2 netral) Tujuan : Mengembangkan keterampilan menembak; Memperbaiki kebugaran; melatih kiper.

Persiapan : Tempatkan kedua tim di dalam kotak penalti di atas lapangan sepakbola. Tempatkan server (pemain netral) di ujung (depan) kotak penalti dengan dua belas bola. Kedua tim dibedakan dengan warna kostum.

Prosedur : Server melemparkan bola ke dalam kotak penalti lalu Kedua tim berebut menguasainya. Tim yang

menguasai bola berusaha mencetak gol sementara lawannya bertahan. Kedua tim segera bertukar peran saat terjadi pergantian bola.

Penilaian : Tim dengan perolehan gol terbanyak dinyatakan memenangkan permainan. Lakukan lima babak permainan.

(62)

46

Gambar 14: Menembak untuk mencetak gol Harmiel (2001:71)

8. Permainan Dengan Gawang Tengah Menit : 15-20

Pemain : Dua tim, masing-masing 3-5 plus 1 netral

Tujuan : Mengembangkan keterampilan menembak; melatih kiper menghadan tembakan; memperbaiki

kebugaran.

Persiapan : Siapkan arena latihan seluas 40 kali 40 meter.

Letakkan kerucut atau bendera di tengah arena untuk membuat sebuah gawang selebar 8 meter.

Tempatkan seorang kiper (pemain netral) di tengah gawang. Salah satu tim membawa bola.

Prosedur : Kedua tim boleh mencetak gol ke gawang tengah dari sisi mana saja. Kiper harus secara terus menerus mengatur posisinya untuk mengikuti arah gerakan bola.

(63)

menang.

Tip Latihan : Tim bertahan hendaknya menggunakan teknik penjagaan satu lawan satu untuk mempersempit kesempatan dan ruang gerak yang tersedia bagi pemain penyerang.

Gambar 15: Permainan dengan gawang tengah Harmiel (2001:72)

9. Permainan Tembakan Jarak Jauh Menit : 15-20

Tujuan : Mengembangkan kemampuan menembak dengan keras dan cermat dari luar kotak penalti, mengembangkan stamina dan melatih kiper.

(64)

48

Kedua tim mempertahankan gawangnya masing- masing dan berusaha mencetak gol ke arah gawang lawan.

Penilaian : Tim mendapatkan 2 poin untuk tiap gol yang dihasilkan dan 1 poin untuk tiap tembakan ke arah gawang tetapi berhasil diselamatkan kiper. Tim dengan perolehan terbanyak dinyatakan menang. Tip Latihan : Usahakan pemain menembak pada setiap

kesempatan.

Gambar 16: Permainan tembakan jarak jauh Harmiel (2001:73)

10.Permainan Tembakan Volley Menit : 20-25

Permainan : Dua tim, masing-masing 4-6

Tujuan : Memperbaiki keterampilan melakukan tembakan volley dan mengembangkan stamina

(65)

berlainan. Salah satu tim membawa bola. Tidak ada kiper.

Prosedur : Tiap tim mempertahankan gawangnya dan berusaha mencetak gol ke arah gawang lawan. Saling mengumpan di antara rekan dilakukan dengan melempar dan menangkap, bukan menendang gola. Pemain tidak diperbolehkan mengambil lebih dari lima langkah saat

membawa bola sebelum mengirimkannya kepada rekan.

Penilaian : Tim dengan perolehan gol terbanyak dinyatakan menang.

Tip Latihan : Pemain hendaknya mengirim umpan-umpan pendek dengan cermat, bukan lemparan jauh yang sering gagal. Sucipto (2000)

(66)

50

M. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Arikunto (2010).

Hipotesis adalah pernyataan yang lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya, jika hipotesis telah dibuktikan kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis melainkan suatu tessa. Hadi (2003).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

Berdasarkan asumsi dan latar belakang di atas, maka penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut,

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan antara pendekatan taktis dengan kemampuan shooting ke gawang.

(67)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri Sukardi (2013). Metodologi penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah yang tersusun secara sistematis untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Sugiono (2013).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(68)

52

peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan.

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian.dari pengertian populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SSB River Natar

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili dari populasi tersebut untuk diteliti.pengambilan sampel harus benar-benar representatif

dan mewakili. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, sebaliknya jika subyeknya lebih dari 100 dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25%. Berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil sampel seluruh siswa yang berjumlah 20 siswa. Arikunto (2010)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan himpunan beberapa gejala yang berfungsi sama dalam suatu masalah. Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Sugiono (2013).

1. Variabel bebas

(69)

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya dan dilambangkan dengan (Y).Dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan shooting ke gawang permainan sepak bola.

D. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 1. Desain penelitian eksperimen. Sugiono (2013:64)

Subjek Tes Awal Treatment Tes Akhir

Kelompok eksperimen A1 X A2

Kelompok kontrol B1 __ B2

Keterangan :

 A1 : tes awal kelompok eksperimen (sebelum diberi perlakuan)  B1 : tes awal kelompok kontrol

 X : treatment ( perlakuan)  : tanpa perlakuan

(70)

54

E. Prosedur Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mula-mula mengelompokan subjek menjadi dua kelompok setelah diadakan pretes yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan X1 (pendekatan taktis).dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan X2 (pendekatan taktis). Pembagian kelompok dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Ordinal Pairing.

pre test OP

Gambar 18. Skema Pembagian Kelompok Ordinal Pairing

Sugiono (2013:67)

1. Pertahankan semua kondisi kedua kelompok tersebut tetap sama, kecuali kelompok eksperimen dikenai perlakuan X1 (treatmen) untuk jangka waktu tertentu.

2. Berikan post test kepada kedua kelompok tersebut yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

KE X1 Post Test

KK X2 Post Test

Keterangan:

(71)

3. Hitung perbedaan hasil pre test dan pos test untuk masing-masing kelompok.

4. Bandingkan perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah X1 berkaitan dengan perubahan lebih besar pada kelompok eksperimen.

Perbedaan yang ada apakah cukup signifikan untuk menolah hipotesis nol (Ho).

F. Definisi Operasional

1. Pendekatan Taktis

Model pendekatan taktis adalah model pendekatan yang memberikan kepada siswa untuk dapat mengekspresikan diri melalui tugas-tugas belajar yang menyerupai permainan yang sesungguhnya penekanannya pada pengembangan pengetahuan taktikal yang memfasilitasi aplikasi

keterampilan dalam permainan. Subarjah (2000:12)

2. Shooting

Shooting adalah tendangan ke arah gawang dengan tujuan untuk memasukan bola kegawang lawan. Tendangan ke arah gawang atau

shooting menurut Sugiyanto (2003:17)

G. Instrumen Penelitian

(72)

56

Prosedur pelaksanaan tes: A. Sarana Dan Prasarana

1) Lapangan tempat pelaksanaan tes 2) Gawang ukuran 2 x 3 meter 1 buah 3) Bola kaki

4) Peluit

5) Alat pencatat

6) Tali plastik 1 gulungan besar 7) Cone (kun)

8) Meteran

B. Petugas

(73)

Instrument Tes:

5 meter

N = 10 N = 10

N = 5 2 m N = 9 N = 9

3 meter

10 m

Kaki kiri kaki bebas kaki kanan Gambar. 19

Instrumen Skema Gawang Tes Shooting. Fauzi (2009:16)

Keterangan:

N= 10 ( daerah sasaran yang mendapat nilai 10) N= 9 ( daerah sasaran yang mendapat nilai 9 ) N= 5 ( daerah sasaran yang mendapat nilai 5 )

Pelaksanaan tes :

1. Bola disusun pada garis serangan dengan komposisi 2 bola berada di kanan, 2 bola di kiri dan 2 bola berada di tengah.

(74)

58

3. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki kanan kearah sasaran gawang.

4. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki kiri kearah sasaran gawang.

5. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki yang paling disukai kea rah sasaran gawang.

Pencatatan hasil :

Hasil yang di ambil adalah jumlah dari 6 kali tendangan dikalikan dengan jumlah sasaran.

Kesahihan tes:

Tabel 2. Kesahihan Tes. Fauzi (2009:4)

No Butir tes Validitas Realibilitas

1 Shooting 0,82 0,76

Penilaian:

(75)

NO Interprestasi Skor 1 Baik sekali 59-60 2 Baik 46-58 3 Sedang 31-45 4 Kurang 16-30 5 Kurang sekali 0-15

Tabel. 3

Tabel Norma Penilaian. Fauzi (2009:30)

H. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama kurang lebih satu bulan setengah dengan perlakuan dua kali dalam seminggu. Jumlah latihan dalam seminggu sebaiknya dilakukan sebanyak dua kali. Harsono (2008)

I. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir kemampuan shooting permainan sepak bola.

maka digunakan teknik analisa data uji t. Adapun syarat dalam menggunakan uji t adalah :

1.Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (2005) untuk pengujian homgogenitas digunakan rumus sebagai berikut:

Terkecil Varians

Terbesar Varians

Gambar

Gambar 1. Konsep Olahraga, Heru Suranto (2001:3)
Gambar 2. Piramida Pembinaan                                       Syarifudin (2003:25)
Gambar 3
Gambar 5 Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdulillahirobbil’alamin , penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulisan tesis yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “ Analisis

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, pertolongan, karunia, dan kemudahan untuk penulisan skripsi ini yang berjudul

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

‘Âliyy al-‘Âdhîm, segala puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-NYa, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “ Mekanisme Klaim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Ekstrak

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Proposal Skripsi yang berjudul “FAKTOR YANG