• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KUNI SYARIFAH

STUDI PENGGUNAAN INSULIN PADA PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE 2

(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarga dan para sahabatnya.

Dengan terselesainya skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ini, penulis tidak lupa menyampaikan rasa terimahkasih yang luar biasa kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nailis Syifa’., S.Farm., M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi, dan Ibu Dra. Uswatun Chasanah., Apt selaku dosen wali yang selalu memberikan arahan dan nasehat selama penulis menuntut ilmu di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Drs. Didik Hasmono., M.S., Apt selaku pembimbing I dan Ibu

Nailis Syifa’., S.Farm., Apt selaku pembimbing II, yang selaku

menyediakan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan-arahan dan masukan yang terbaik kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini. 4. Ibu Hidajah Rachmawati., S.Si., Apt., Sp.FRS dan Dra. Lilik Yusetyani.,

Apt., Sp.FRS selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Ibu dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan penulis banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.

(5)

7. Untuk semua staf Diklit dan Rekam Medik RSUD Sidoarjo yang telah membantu penulis selama penelitian di RSUD Sidoarjo.

8. Orang tua tersayang, Bapak Abdullah Shodiq dan Ibu Anis Anisah, yang tiada hentinya mendoakan dan memberikan dukungan dalam segala hal untuk kebaikan dan kesuksesan anak-anaknya. Terimah kasih atas didikan, kasih sayang dan kerja keras demi membuat anak-anaknya bahagia dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

9. Saudara tersayang Afi dan Ulin yang selalu memberikan semangat dalam segala hal.

10.Teman sepenelitian dike, rini, sindy, terimah kasih atas kebersamaan, bantuan, serta kerja samanya saat penelitian sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

11.Keluarga sigura barat I (nia, dike, intan) dan semua teman-teman Farmasi A 2011, terimah kasih atas keceriaan, semangat, masukan, motivasi, nasehat dan perhatiaannya selama ini.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimah kasih atas bantuan dan dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis masih menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian. Semoga Allah SWT memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……….ii

LEMBAR PENGUJIAN………iii

KATA PENGANTAR………iv

RINGKASAN………..vi

ABSTRAK……….viii

DAFTAR ISI………x

DAFTAR TABEL……….xiii

DAFTAR GAMBAR………xiv

DAFTAR SINGKATAN………...xv

DAFTAR LAMPIRAN……….xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pankreas ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Struktur dan Anatomi Pankreas ... 5

2.1.3 Fungsi Pankreas ... 6

2.2 Diabetes Melitus ... 6

2.2.1 Definisi ... 6

2.2.2 Epidemiologi... 7

2.2.3 Klasifikasi ... 8

(7)

2.2.5 Faktor Resiko ... 10

2.2.6 Patofisiologi ... 10

2.2.7 Manifestasi Klinik ... 12

2.2.8 Diagnosa ... 13

2.2.9 Komplikasi Diabetes Melitus ... 13

2.2.10 Penatalaksanaan Terapi pada Diabetes Melitus ... 16

2.2.11 Penggunaan Obat Oral Antidiabetika ... 17

2.3 Insulin ... 18

2.3.1 Definisi ... 18

2.3.2 Mekanisme Insulin ... 19

2.3.4 Komplikasi Terapi Insulin ... 22

2.3.5 Dosis ... 24

2.3.6 Penggunaan Insulin Pada Diabetes Tipe 2 ... 24

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 26

3.1 Kerangka Konseptual... 27

3.2 Kerangka Operasional ... 28

BAB IV METODE PENELITIAN ... 29

4.1 Rancangan Penelitian ... 29

4.2 Populasi dan Sampel ... 29

4.3 Bahan Penelitian ... 29

4.3.1Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 29

4.4 Instrumen Penelitian ... 30

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.6 Definisi Operasional Penelitian ... 30

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 31

4.8 Analisis data ... 31

5.1 Data Demografi Pasien ... 33

5.1.1 Jenis Kelamin ... 34

5.1.2 Usia ... 34

(8)

5.3 Penggunaan Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2... 35

5.4 Distribusi dan Pola Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 ... 39

5.5 Lama Penggunaan Insulin………41

5.6 Lama Masuk Rumah Sakit ... 42

5.7 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien... 42

BAB VI PEMBAHASAN ... 44

BAB VII PENUTUP ... 54

7.2 Kesimpulan... 54

7.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA………...55

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Kriteria Penegakan Diagnosa.. ………...13

Tabel II.2 Terapi Diabetes Melitus....………..17

Tabel II.3 Golongan Terapi OAD..………...17

Tabel II.4 Jenis Sediaan Insulin………...20

Table II.5 Nama Paten Sediaan Insulin………...22

Tabel V.1 Jenis Kelamin Pasien Diabetes Melitus tipe 2………34

Tabel V.2 Usia Pasien………..34

Tabel V.3 Diagnosis Penyerta Diabetes Melitus tipe 2………...35

Tabel V.4 Pola Penggunaan Terapi Insulin……….36

Tabel V.5 Pola Penggunaan Insulin Tunggal pada Pasien DM tipe 2……….36

Tabel V.6 Pola Penggunaan Terapi Insulin dua Kombinasi pada pasien DM tipe 2...37

Tabel V.7 Terapi Utama Pasien Diabetes Melitus tipe 2……….39

Tabel V.8 Terapi Penyerta Pasien Diabetes Melitus tipe 2……….40

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas………...6

Gambar 2.2 Patogenesis Diabetes Melitus tipe 2………12

Gambar 2.3 Alogaritme Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2………16

Gambar 2.4 Struktur Insulin..………...19

Gambar 2.5 Mekanisme Kerja Insulin……….20

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual..………...27

Gambar 3.2 Kerangka Operasional..………...28

Gambar 5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Penelitian Pasien Diabetes Melitus tipe 2..33

(11)

DAFTAR SINGKATAN

DM : Diabetes Melitus

WHO : World Health Organization

DKA : Diabetic Ketoasidosis

OAD : Oral Antidiabetik

GLUT : Glucose Transporter

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

RMK : Rekam Medik Kesehatan

HR : Heart rate

RR : Respiratory Rate

TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral

LPD : Lembar Pengumpulan Data

SC : Subcutan

GDA : Gula Darah Acak

GDP : Gula Darah Puasa

GDPP : Gula Darah Post Prandial

IV : Intravena

PO : Peroral

GCS : Glasgow Coma Scale

RCI : Regulasi Cepat Insulin

MRS : Masuk Rumah Sakit

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alatab, Sudabeh., Fakhrzadeh, Hossein., Sharifi, Farshad., Mostashfi, Ali., Badamchizadeh, Zohreh., Tagalizadehkhoob, Yaser., (2014) Impact of Hypertension on Various Marker Subclinical Atherosceloris in Early Type 2 Diabetes of Journal of Diabetes and Metabolic Disordes, hal 1.

Antonetti, D.A., Klein, R., Gardner, T.W., (2012) Mechanism of Disease Diabetic Retinopathy of New England Journal Medicine, hal 1520.

Boulton, A.J.M., (2010) The Diabetic Foot of Medicine International, hal 36-37.

Brasher, Valentina. L., 2008. Stroke, Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen, Edisi Kedua, EGC, Jakarta hal 273.

Corbett, Eugene. C., Brasher, Valentina. L., Paskus, Lucy. R., 2008. Diabetes Melitus Tipe 2, Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen, Edisi Kedua, EGC, Jakarta, hal 157-162.

Cryer, P.E., Davis., S.N., Shammon, H., (2014) Hypoglikemia in Dibetes of Diabetes Care, hal 1902.

Dardano, Angela., Bianchi, Cristina., Prato, Stefano Del., Miccoli, Roberto., (2014), Insulin Deglugec/ Insulin Aspartat Combination for The Treatment of Type 1 and Type 2 Diabetes of Dovepress, hal 465-472.

Davey, P., 2006. Diabetes Melitus, Komplikasi Diabetes dan Kegawatan Diabetik, At a Glance Medicine, Erlangga, Jakarta, hal.266-270.

Delaney, M.F., Zisman, A., Kettyle, W.M., (2010) Diabetic Ketoacidosis and Hyperglycemic Non Ketotic Syndrom of Elsevier Journal, hal 683.

Faiz, Omar., David, Moffat (2013), At a Glance Anatomi, Erlangga, Jakarta, hal 42-43.

Gallagher, Carla J., Carl D. Langefeld., Candace J. Gordon., (2007) Association of the Estrogen Receptor-α Gene with the Metabolic Syndrome and its Component Traits in African-American Families, of The Insulin Resistance Artherosclerosis Family Study, Diabetes, Vol 56 no.8, hal 2135-2141.

Hartwig, Mary. S., 2006. Penyakit Serebrovaskular, Patofisiologi Konsep-Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta, hal 1106.

(14)

IAI., 2011. Informasi Spesialite Obat (ISO). PT Ferron Par Pharmaceuticals, Jakarta, Vol. 45, hal 274.275.

Inzucci, SE., Bergenstal, RM., Buse, JB., (2012), Management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes of Diabetes Care, hal 1364-1379.

Jose, J., (2012) Promoting Drug Safety in Elderly of Indian Journal Medicine Res, hal 362-364.

Katzung, Betram.G., 2002. Hormon Pankreas dan Obat Antidiabetik, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi Kedelapan, Buku 2, Salemba Medika, Jakarta, hal 693-707.

Kenneth, Patrick L.L., Diabetes Melitus tipe 2. Update : 28 Oktober 2009.

Lauer, MS., (2005), Coronary Arthery Disease of Cleveland Clin J Med, hal 72.

Manaf, Asman., 2010. Insulin : Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi Kelima, InternaPublishing, Jakarta, hal 1897-1898.

McMahon, Graham. T., Arky, Ronald. A., (2007) Inhaled Insulin for Diabetes Melitus of New England Journal of Medicine, hal 497.

Meneghinni, Luigi., Atkin, Stephen L., Gough, Stephen C.L., Raz, Itamar., Blonde, Lawrence., Shestakova, Marona., Bain, Stephien., Johansen, Thue., Betgrup, Kamilla., Birkelland, Kare.I., (2013) The Efficacy and Safety of Insulin Deglugec Given in Variable Once-Daily Dosing Interval Compared with Insulin Glargine and Insulin Deglugec Dose at The Same Time Daily of

Diabetes Journal, hal 858-863.

Meredith A, Barry, I. Fredman., Carl D, Langefeld., Lingyi, Liu., Pamela, J.Hicks., Donald, W. Bolden., (2009), Association of Adinopectin Gene Polimerphisms with Type 2 Diabetes in African American Population Enrich for Nephropathy of Diabetes Care, hal 2337.

Muchid, Abdul., Umar, Fatimah., Ginting, M. Nur., dkk., 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alkes Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Ndraha, Suzanna., (2014) Diabetes Melitus Tipe 2 dan Tata Laksana Terkini, Volume 27, No 2 of Medici Nus, hal 14-15.

(15)

Nafrialdi., 2009. Antihipertensi, Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, FKUI, Jakarta, hal 354-358.

Priyanto. 2009. Diabetes Melitus Pada Lanjut Usia. Kepaniteraan Gerantologi Medik, FK Universitas Tarumanegara, Jakarta.

Purmanasari, Dyah., 2010. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus, Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi Kelima, InternaPublishing, Jakarta, hal 1880-1881.

Redmmon, B., Caccamo, D., Flavin, P., Michels, R., Myers, C., O’Connor, P.,

Roberts, J., Setterlund, L., Smith, S., Sperhillen, J., (2014) Diagnosis and Management of Type 2 Diabetes Melitus in Adult of Institute for Clinical System Improvement Health Care Guideline.

RISKESDAS., 2013. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Rochmah, Wasilah., 2010. Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi Kelima, InternaPublishing, Jakarta, hal 1970-1971.

Rubeinstein, David., Wayne, David., Bradley, John., 2007. Penyakit Metabolik,

LECTURE NOTES Kedokteran Klinik, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta, hal 177-188.

Schteingrart, David. E., 2006. Metabolisme Glukosa dan Diabetes Mleitus,

Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi Keenam, Vol. 2, EGC, Jakarta, hal 1259-1269.

Setji, T.L., Brown, A.J., Feinglos, M.N., (2010) Gestasional Diabetes Melitus of

Clinical Diabetes, hal 17.

Shahab, Alwi., 2010. Komplikasi Kronik DM Penyakit Jantung Koroner, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi Kelima, InternaPublishing, Jakarta, hal 1940.

Silbernagl, Stefan., Florian, Lang., 2007. Penyebab Diabetes Melitus, Ahli Bahasa de. Iwan Setiawan dan dr. Iqbal Mochtar, Atlas patofisiologi, EGC, Jakarta, hal 286.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., 2002. Buku Ajar Medikal Bedah, Edisi Ke delapan, Volume 2, EGC, Jakarta.

(16)

Soewondo, Pradana., 2010.Ketoasidosis Diabetik, Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, hal 89.

Suherman, Suharti. K., 2009. Insulin dan Antidiabetik Oral, Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, FKUI, Jakarta, hal 481-494.

Suyono, Slamet., 2010. Diabetes Melitus di Indonesia, Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi Kelima, InternaPublishing, Jakarta, hal 1873-1877.

Swinnen, Sanne. G., Hoekstra, Joost. B., DeVries, J.Hans., 2009. Insulin Therapy for Type 2 Diabetes of Diabetes Journal, hal 5257.

Tesfaye, S., Chaturvedi, N., Eaton, S.E.M., dkk (2010) Vscular Risk Factor and Diabetik Neuropathy of New England Journal of Medicine, hal 341.

Tjay, Hoan. Tan., Rahardja, Kirana., 2002. Insulin dan Antidiabetik Oral, Obat-Obat Penting, Edisi Kelima, Gramedia, Jakarta, hal 693-706.

Umpierrezz, Guillermo. E., Smilley, Dawn., Zisman, Ariel., Prieto, Luz. M., Palacio, Andrez., Ceron, Miguel., Puig, Alvaro., Mejia, Roberto., (2007) Randomized Study of Basal-Bolus Insulin Therapy in the Inpatient Management of Patient with Type 2 Diabetes of Diabetes Journal, hal 2181-2185.

Ward, W.D., (2010) Pathophysiologi of Insulin Secretion in Non Insulin Dependent Diabetes Melitus of Diabetes Care, hal 491.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh poliuri, polidipsi, polifagi. Sindroma klinik ini ditandai oleh kadar glukosa yang meningkat secara kronis. Menurut klasifikasi dan patofisiologinya, diabetes mellitus dibagi menjadi dua tipe, tipe 1 (Diabetes Melitus tergantung insulin) dan tipe 2 (Diabetes Melitus tidak tergantung insulin) (Purnamasari, 2010).

Prevalensi di Amerika Serikat 6% sampai 7% pada orang berusia 45 sampai 65 tahun dan 10% sampai 12% pada orang berusia lebih dari 65 tahun, sekitar 16 juta orang di Amerika Serikat terdiagnosis diabetes, 90% diantara mereka menderita diabetes tipe 2, sedangkan 1,5 juta sisanya menderita diabetes tipe 1. Terdapat peningakatan epidemi diabetes tipe 2 pada anak muda sesuai dengan peningkatan obesitas dan gaya hidup nyaman (kurang gerak) pada kelompok ini, sehingga merupakan penyebab kematian ke-7 di Amerika Serikat, 17% kematian pada orang berusia lebih dari 25 tahun (LaSalle, 2013).

Pada tahun 2006, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran di Universitas Indonesia melakukan kerja sama dengan Bidang Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan melakukan surveilans faktor resiko penyakit tidak menular di Jakarta yang melibatkan 1591 subyek, dari survey itu melaporkan prevalensi DM di lima wilayah DKI Jakarta sebesar 12,1%, dengan DM yang terdeteksi sebesar 3,8% dan DM yang tak terdeteksi sebesar 11,2%. Menurut WHO Indonesia akan menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2005 (Suyono, 2010).

(18)

2

Penyebab terjadinya diabetes melitus tipe 2 dikarenakan kegagalan relative sel beta pankreas dan resistensi insulin. Keadaan resistensi insulin merupakan penurunan kemampunan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Begitupula sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin sepenuhnya, sehingga teradi defisiensi relatif insulin. ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain, sehingga sel beta mengalami desinsitisasi insulin (Smeltzer dan Bare, 2002).

Seseorang yang terkena diabetes melitus tipe 2 biasanya mengalami peningkatan frekuensi buang air (poliuri), rasa lapar (polifagi), rasa haus (polidipsi), cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, kelelahan yang berkepanjangan, dan mudah sakit. Biasanya terjadi pada usia 30 tahun keatas, namun prevalensinya kini lebih tinggi dikalangan remaja (Smletzer dan Bare, 2002).

Diabetes melitus terjadi karena adanya beberapa faktor resiko yang tidak dapat diubah seperti ras, etnik, riwayat keluarga. Namun terdapat pula faktor resiko yang dapat diubah seperti, obesitas, kurangnya olah raga, pola makan kurang berserat, juga riwayat hipertensi dan disiplidemia (Redmon dkk, 2014).

Aadanya keadaan resistensi insulin, dimana insulin tidak dapat berkerja secara optimal pada sel-sel target seperti otot, lemak dan hepar. Keadaan ini mengakibatkan penurunan ambilan glukosa oleh insulin, dan hepar menjadi resisten terhadap insulin dimana hepar tidak dapat menurunkan produksi glukosa sehingga terjadi hiperglikemi. Selain terjadinya resistensi insulin juga terjadi disfungsi sel beta pankreas yang mengakibatkan ketidak mampuan sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin yang cukup untuk mengatasi keadaan resisten insulin, dan insulin yang telah digunakan. Karena terjadinya disfungsi sel beta dan tetap terjadi asupan glukosa sehingga terjadi hiperglikemia (Corbett dkk, 2008).

(19)

3

yang optimal dari pemberian insulin perlu adanya pendekatan antara dokter dengan pasien dan keluarganya agar ada koordinasi antara diet, latihan fisik, dan pemberian insulin (Suherman, 2009). Pemberian terapi insulin pada diabetes melitus tipe 2 ini diberikan ketika dengan penggunaan oral antidiabetik kurang efektif dalam menurunkan glukosa darah, sehingga pemberian oral dihentikan dan beralih ke terapi insulin (Ndraha, 2014).

Insulin masih merupakan terapi utama untuk DM tipe 1, dan beberapa jenis DM tipe 2, tetapi memang banyak pasien DM yang enggan disuntik kecuali dalam keadaan terpaksa. Suntikan insulin dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya, intravena, intramuskuler, dan subkutan yang lebih disukai pada penggunaan jangka panjang. Sediaan insulin dapat dibedakan berdasarkan lama kerjanya yaitu, kerja cepat, sedang, dan panjang (InZucci dkk, 2012).

Diabetes Journal menyebutkan bahwa penggunaan insulin pada pasien diabetes melitus tipe 2 bisa mengurangi komplikasi pada kardiovaskular, walau insulin tidak memiliki batasan dosis maksimal tetapi diharapkan dengan pemberian insulin dengan dosis cukup dapat mencapai angka normal pada kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Efek samping seperti hipoglikemi biasanya sering terjadi pada pasien dengan terapi insulin. Tetapi pada pasien DM tipe 2 frekuensi hipoglikemia lebih rendah dibandingkan dengan pasien DM tipe 1. Keburukan dari terapi insulin juga menyebabkan naiknya berat badan bagi sebagian penderita diabetes melitus tipe 2 (Swinnen dkk, 2009).

Berdasarkan Diabetes Journal dilakukan perlakuan terhadap pasien diabetes melitus tipe 2 dengan pemberian insulin glargine dan gluisine yang dapat mengontrol gula dalam darah. Penggunaan insulin ini merupakan terapi dasar diberikan pada awal terapi insulin pada pasien yang sudah resisten terhadap OAD dan diberikan secara iv bolus. Penggunaan terapi ini menghasilkan hasil yang efektif dalam mengontrol glukosa dalam darah pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2. Namun pada penelitian ini ditemukan kejadian hipoglikemi pada 3% dari pasien yang diberikan terapi insulin (Umpierrez dkk, 2007).

(20)

4

karena rumah sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit umum daerah di Sidoarjo. Diharapkan prevalensi terjadinya Diabetes Melitus tipe 2 pada rawat inap di RSUD Sidoarjo dapat memenuhi jumlah sampel untuk dilakukannya penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan Insulin sebagai obat antidiabetik meliputi jenis, dosis, rute pemberian, pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Sidoarjo?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan Insulin pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Sidoarjo.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengkaji kesesuaian pemilihan obat, dosis obat, rute penggunaan, bentuk sediaan, frekuensi dan interval, serta lama penggunaan Insulin dikaitkan dengan kondisi pasien.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui penatalaksanaan terapi pengobatan terhadap pasien Diabetes Melitus tipe 2 sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasihan dengan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainya. 2. Memberikan informasi tentang pola penggunaan insulin pada terapi

Diabetes Melitus tipe 2 dalam upaya pengingkatan mutu pelayanan kefarmasian kepada pasien.

3. Sebagai bahan masukan bagi klinisi maupun farmasi yang berkaitan dengan pelayanan kefarmasian.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sirup ekstrak daun Sidaguri dengan konsentrasi 10% dan 20% memenuhi persyaratan sirup yaitu untuk

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah memeriksa, membaca, mempelajari dan meneliti dengan seksama berkas perkara yang bersangkutan yang terdiri

Client yang diberikan hak akses dapat mengamati data gempa dari pusat bencana serta mengatur sampling rate dari sensor melalui website yang terhubung dengan jaringan

media tanam yang digunakan tidak menunjukkan pengaruh nyata pada setiap variabel yang dianalisis yaitu persentase hidup, jumlah daun, tinggi tanaman, diameter tanaman,

Atas segala pertolonganMu dan RidhloMu , sehingga penulis dapat menye lesaikan penelitian skripsi dengan judul” EFEK IMUNOMODULATOR EKSUDAT IKAN GABUS ( Channa

Salah satu penyebab dari rendahnya nilai siswa karena kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif sehingga cenderung monoton, serta

Hasil laporan studi kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus pada pasien dengan penyakit

[r]