SKRIPSI
SUCI HERAWATI
EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA KACAPIRING
(Gardenia augusta
Merr) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
Lembar Pengesahan
EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA
KACAPIRING
(Gardenia augusta
Merr) PADA MENCIT PUTIH
JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2014
Oleh:
SUCI HERAWATI NIM: 09040123
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
iii
Lembar Pengujian
EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA
KACAPIRING
(Gardenia augusta
Merr) PADA MENCIT PUTIH
JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL
SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 3 Januari 2014
Oleh :
SUCI HERAWATI NIM : 09040123
Disetujui Oleh:
Penguji I Penguji II
Drs. Herra Studiawan, MS., Apt. Siti Rofida S.Si, M.Farm, Apt. NIDN : 195703101986011001 NIP UMM : 11408040453
Penguji III Penguji IV
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmannirohim,
Segala puja dan puji adalah hanya milik Allah ´azza wajalla yang memiliki
segala kesempurnaan atas Dzat dan Sifat – Nya, atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah – Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efek Sedasi Ekstrak Etanol Daun Dan Bunga Kacapiring (Gardenia augusta Merr) Pada Mencit Putih Jantan Dengan Metode Potensiasi Narkose Dengan Penginduksi Fenobarbital” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program
Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada hamba dan
utusan –Nya Muhammad Shollallahi ´Alaihi Wasallam yang telah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berjalan di atas ilmu dan keyakinan.
Penghargaan tiada terkira kepada semua pihak yang telah memberikan
andilnya dalam penyelesaian skripsi ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan
hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.Sp.Kom., selaku dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Uswatun Chasanah M.Kes. Apt., selaku ketua Prodi Jurusan Farmasi
FIKES Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Drs. Herra Studiawan M.S.Apt., sebagai dosen pembimbing yang tidak
pernah lelah membimbing, mendukung, dan selalu memberi semangat
dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Siti Rofida S.Si, M.Farm, Apt., sebagai dosen pembimbing yang tidak
pernah lelah membimbing, mendukung, dan selalu memberi semangat
dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Ahmad Shobrun Jamil S.Si, M.P., sebagai dosen penguji.
6. Nailis Syifa S.Farm, M.Sc, Apt., sebagai dosen penguji.
7. Sovia Aprina Basuki, M.Si., Apt., selaku Kepala Laboratorium Kimia
v
8. Orang Tuaku tercinta Bapak H. Sairin dan Ibu Hj. Kayatin yang telah
mengajarkan tentang arti kesabaran dan perjuangan, yang tak pernah lelah
memberi begitu banyak kasih syang dan cinta, kepercayaan, semangat,
dukungan, serta doa dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
9. Kakakku tercinta Muhammad Rohani, Nurhasanah, dan Budi Santoso,
serta keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan
semangat tiada henti dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Sahabat tercinta dan sekaligus teman sebimbingan Dwi Silfiana Debby CP
dan Sri Aryati DG.M, atas kerja sama dan pengertiannya selama
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman farmasi angkatan ’09 atas motivasi dan semangatnya yang tidak bisa penulis tulis satu per satu.
12. Laboran-laboran Laboratorium program studi farmasi Mbak Susi, Mas
Ferdi atas segala bentuk bantuan dan kerja samanya selama penelitian.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuannya, baik moril maupun material.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun bagi suksesnya penelitian berikutnya. Semoga tugas akhir penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi almamater dan masyarakat akademik umumnya.
Wassalamu´alaikum,
Malang, 3 Januari 2014
vi RINGKASAN
EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA KACAPIRING (Gardenia augusta Merr) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN
METODE POTENSIASI NARKOSE DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL
Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Salah satu pengobatan insomnia adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan yang memilki aktivitas efek sedasi. Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis tetentu diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Karena pengunaan obat sedatif-hipnotik dapat menyebabkan berbagai efek yang tidak diinginkan, maka banyak masyarakat di Indonesia yang sampai saat ini menggunakan obat tradisional untuk mengatasi insomnia. Pertimbangan penggunaan obat tradisional adalah harganya relatif murah, mudah mendapatkannya dan efek samping lebih kecil serta dapat diramu sendiri. Salah satu penggunaan obat tradisional adalah dalam mengatasi masalah gangguan tidur.
Gardenia augusta Merr atau yang biasa dikenal dengan nama kacapiring merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi gangguan tidur (insomnia). Kacapiring mengandung crocetin dan crosin. Penelitian lain pada tanaman Crocus sativus L yang juga mengandung komponen crocin dan crocetin membuktikan bahwa crocin dan crocetin dapat meningkatkan total waktu tidur. Dalam penelitian ini untuk mengetahui efek crocin dan crocetin telah dilakukan uji aktivitas efek sedasi ekstrak etanol daun kacapiring (Gardenia augusta Merr) dan bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr). Ekstrak yang didapat dilakukan skrining fitokimia dan uji KLT untuk mendeteksi adanya kandungan senyawa crocin dan crocetin golongan triterpenoid, saponin pada ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring. Penelitian ini menggunakan metode potensiasi narkose dengan penginduksi fenobarbital. Prinsip metode ini adalah dosis hipnotik yang relatif kecil dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat depresan yang diberikan sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik yang dimanifestasikan dengan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap mencit kontrol.
vii
Hasil penelitian uji aktivitas efek sedasi ini diperoleh data induksi tidur mencit dan durasi waktu tidur mencit pada tiap kelompok perlakuan. Data yang didapat kemudian di uji menggunakan analisis statistik dengan uji ANAVA satu arah dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian uji Anava didapatkan nilai signifikannya (p=<0,05) yang berarti adanya perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan uji analisis post hoc tests Least Significant Difference (LSD) untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna pada masing-masing kelompok.
Dari hasil uji LSD data induksi waktu tidur mencit dapat diketahui bahwa perbandingan kontrol negatif dengan kontrol perlakuan memiliki nilai signifikansi antara lain (P1)=0,003, (P2)=0,002, (P3)=0,000, (P4)=0,002, (P4)=0,000, (P5)= 0,000, dan (P6)= 0,000. Dari hasil uji LSD data durasi waktu tidur mencit dapat diketahui bahwa perbandingan kontrol negatif dengan kontrol perlakuan memiliki nilai signifikansi antara lain (P1)=0,001, (P2)=0,000, (P3)=0,000, (P4)=0,000, (P4)=0,000, (P5)= 0,000, dan (P6)= 0,000. Dari data diatas terlihat adanya perbedaan yang bermakna pada aktivitas induksi tidur dan durasi waktu tidur antara perlakuan (P1), (P2), (P3), (P4), (P5), dan (P6) dibandingkan dengan kontrol negatif memiliki nilai signifikannya lebih kecil dari (p=0,05) berarti memiliki perbedaan yang bermakna dan artinya memiliki aktivitas efek sedasi.
viii ABSTRACT
SEDATION EFFECTS OF KACAPIRING LEAF AND KACAPIRING FLOWER (Gardenia Augusta Merr) ETHANOL EXTRACT TO MALE
WHITE MICE USING NARKOSE POTENTIATION BY PHENOBARBITAL INDUCERS
ix ABSTRAK
EFEK SEDASI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BUNGA KACAPIRING (Gardenia augusta Merr) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN
METODE POTENSIASI NARKOSE DENGAN PENGINDUKSI FENOBARBITAL
Penggunaan tanaman obat semakin berkembang, contohnya adalah kacapiring (Gardenia augusta Merr). Tumbuhan ini diduga memiliki berbagai khasiat diantaranya sebagai bahan sedatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas efek sedasi ekstrak daun kacapiring (Gardenia augusta Merr) dan bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr) pada mencit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian with Post Test-Only Controled Group Design. Sampel penelitian menggunakan 40 mencit yang dibagi menjadi 8 kelompk yaitu kelompok kontrol negatif (K-) diberikan Aquadest, kontrol positif (K+) diberikan Diazepam 2 mg/KgBB, kelompok Perlakuan1 (P1), Perlakuan2 (P2), Perlakuan3 (P3) yang diberi 375 mg/KgBB, 750 mg/KgBB, 1125 mg/KgBB ekstrak daun kacapiring (Gardenia augusta Merr), dan kelompok Perlakuan4 (P4), Perlakuan5 (P5), Perlakuan6 (P6) yang diberi 375 mg/KgBB, 750 mg/KgBB, 1125 mg/KgBB ekstrak bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr). Kemudian setelah 45 menit 8 kelompok diberi Fenobarbital. Aktivitas yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai jatuh tidur dan durasi waktu tidur. Didapat perbedaan yang bermakna pada aktivitas induksi tidur dan durasi waktu tidur antara perlakuan (P3),(P4),(P5),(P6),(P7),dan (P8) dibandingkan dengan kontrol negatif memiliki nilai signifikannya lebih kecil dari (p=0,05), berarti memiliki perbedaan yang bermakna dan artinya memiliki aktivitas efek sedasi. Berdasarkan pada hasil analisis data menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dengan dosis 375 mg/KgBB,750 mg/KgBB, dan 1125 mg/KgBB dapat memperpendek waktu mencit untuk mulai jatuh tidur dan perpanjangan durasi waktu tidur. Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun dan bunga kacapiring dengan dosis 375 mg/KgBB,750 mg/KgBB, dan 1125 mg/KgBB dapat memiliki aktivitas efek sedasi.
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR SINGKATAN ...xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1. Tujuan umum ... 5
1.3.2.Tujuan khusus ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.5. Hipotesis...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2. 1. Kacapiring (Gardenia augusta Merr) ... 7
2.1.1 Klasifikasi ... 7
2.1.2 Nama Lain ... 8
2.1.3 Morfologi ... 8
2.1.4 Aktivitas ... 9
2. 2. Metode Ekstraksi ... 11
2.2.1 Metode Maserasi... 13
xi
2.3.1 Pemilihan Pelarut...16
2.3.2 Etanol...16
2. 4. Tidur...17
2.4.1 Fisiologi Tidur...17
2.4.2 Macam-macam Gangguan Tidur ... 21
2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tidur ... 22
2.4.4 Insomnia ... 23
2.4.5 Pengobatan Insomnia ... 25
2.4.6 Pengobatan Insomnia Secara Tradisional ... 25
2. 5. Hipnotik dan Sedatif ... 26
2.5.1 Pengertian Hipnotik dan sedatif ... 26
2.5.2 Penggunaan obat hipnotik-sedatif ... 27
2.6. Fenobarbital ... 28
2.7. Diazepam ... 29
2.8. Hewan Percobaan Mencit ... 30
2.8.1 Klasifikasi Mencit ... 30
2.8.2 Anatomi dan Fisiologi Mencit ... 31
2.8.2.1 Anatomi Mencit ... 31
2.8.2.2 Fisiologi Mencit ... 32
2.8.3 Perkembangan Hidup ... 33
2.8.4 Sifat-sifat ... 33
2.8.5 Lingkungan Hidup dan Makanan ... 33
2.8.6 Profile Sikap Mencit ... 34
2.9. Metode Uji Efek Hipnotik ... 37
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 38
3. 1. Uraian Kerangka Konseptual ... 38
3. 2. Skema Kerangka Konseptual ... 40
BAB IV METODE PENELITIAN ... 41
4. 1. Rancangan Penelitian ... 41
4. 2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
4. 3. Populasi dan sampel ... 42
xii
4.3.2. Sampel penelitian ... 42
4. 4. Besar sampel ... 43
4. 5. Cara pengambilan sampel ... 43
4. 6. Variabel penelitian ... 43
4.6.1. Variabel bebas ... 43
4.6.2. Variabel tergantung ... 43
4. 7. Alat dan bahan ... 43
4.7.1. Alat ... 43
4.7.2. Bahan ... 44
4. 8. Teknik pengumpulan data ... 44
4.8.1. Pembuatan ekstrak etanol daun dan bunga Kacapiring (Gardenia augusta Merr) ... 44
4.8.2. Perhitungan dosis ... 44
4.8.3. Pembuatan larutan stock dan penetapan volume pemberian Ekstrak daun dan bunga kacapiring ... 45
4.8.4. Uji efek sedasi ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring (Gardenia augusta Merr) ... 46
4.8.5. Cara kerja ... 47
4.9. Identifikasi kandungan kimia ekstrak ... 48
4.8. Bagan alur penelitian ... 49
4.9. Definisi operasional... 55
4.10. Analisis data ... 55
BAB V HASIL PENELITIAN ... 56
5.1. Pembuatan dan Pemeriksaan Ekstrak Daun Kacapiring dan Bunga Kacapiring...56
5.1.1. Pembuatan Ekstrak Daun Kacapiring ... .56
5.1.2. Pembuatan Ekstrak Bunga Kacapiring...57
5.2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Kacapiring dan Bunga Kacapiring ... .58
5.2.1. Golongan Saponin ... .58
xiii
5.2.3. Uji KLT Golongan Terpenoid/Steroid bebas,
Triterpenoid/Sapogeninsteroid...59
5.3. Hasil Uji Aktivitas Efek Sedasi...60
5.4. Analisis Data...66
BAB VI PEMBAHASAN ... ..68
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... ..80
7.1. Kesimpulan... ..80
7.2. Saran...80
DAFTAR PUSTAKA ... ..81
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sifat-sifat Umum Pelarut ... ... 15
Tabel 2.2 Sifat-sifat Fisika Etanol ... 17
Tabel 2.3 Nilai-nilai Fisiologi Hewan Mencit ...32
Tabel 5.1 Induksi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Ekstrak Daun
Kacapiring ... ... 61
Tabel 5.2 Durasi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Ekstrak Daun
Kacapiring ... 62
Tabel 5.3 Induksi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Ekstrak Bunga
Kacapiring...63
Tabel 5.4 Durasi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Ekstrak Bunga
Kacapiring ... ... 65
Tabel 5.5 Hasil Uji Anava Waktu Mencit Mulai Jatuh Tidur ... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kacapiring (Gardenia augusta Merr) ... ... 7
Gambar 2.2. Stadium Tidur Normal ... 20
Gambar 2.3. Struktur Kimia Fenobarbital ... 28
Gambar 2.4. Struktur Kimia Diazepam... 29
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual ... 40
Gambar 4.1. Bagan Proses Pembuatan Ekstrak daun Kacapiring...49
Gambar 4.2. Bagan Proses Pembuatan Ekstrak bunga Kacapiring...50
Gambar 4.3. Bagan Proses Identifikasi Glikosida Saponin dengan Uji Buih ... 50
Gambar 4.4.Bagan Proses Identifikasi Triterpenoid dengan Uji Liebermann-Burchard...51
Gambar 4.5. Bagan Proses Pembuatan Larutan uji ekstrak daun dan bunga kacapiring...51
Gambar 4.6. Bagan Proses Pembuatan Larutan Kontrol Negatif...52
Gambar 4.7. Bagan Proses Pembuatan Larutan Kontrol Positif...52
Gambar 4.8. Bagan Proses Persiapan Hewan Uji...52
Gambar 4.9. Bagan Proses Pengujian Efek Sedatif dengan Metode Potensiasi Narkose...53
Gambar 4.10. Skema Penelitian...54
Gambar 5.1. Ekstrak daun Kacapiring... ....56
Gambar 5.2. Ekstrak bunga Kacapiring...57
Gambar 5.3. Gambar hasil uji KLT identifikasi terpenoid/ steroid bebas ekstrak daun dan bunga kacapiring...59
Gambar 5.4. Gambar hasil uji KLT identifikasi sapogenin steroid/ triterpenoid ekstrak daun dan bunga kacapiring... ...60
Gambar 5.5. Grafik Rata-rata Induksi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi Daun Kacapiring...61
xvi
Gambar 5.7. Grafik Rata-rata Induksi Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi
Bunga Kacapiring...64
Gambar 5.8. Grafik Rata-rata Durasi Waktu Tidur Mencit Pada Uji Efek Sedasi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ... 84
Lampiran 2. Surat Pernyataan ... 85
Lampiran 3. Tabel Konversi Perhitungan Dosis ... 86
Lampiran 4. Perhitungan Dosis ... 87
Lampiran 5. Surat Determinasi Tanaman ... 91
Lampiran 6. Gambar Hasil Uji Glikosida Saponin Ekstrak Daun Dan Bunga Kacapiring ... 92
Lampiran 7. Gambar Hasil Uji Triterpenoid Ekstrak Daun Dan Bunga Kacapiring ... 93
Lampiran 8. Gambar Mencit Dalam Keadaan Tidur ... 94
Lampiran 9. Hasil Uji Anava Induksi Tidur Mencit ... 95
xviii
DAFTAR SINGKATAN
ARAS = Ascebding Reticular Activating System
GABA = Gamma aminobutiyric
EEG = Elektroensefalogram
EOG = Elektrookulogram
EMG = Elektromiogram
NREM = Non- rapid eye movement
SWS = Slow wave sleep
REM = Rapid eye movement
SSP = Sistem saraf pusat
KD = Daun Kacapiring
xix
DAFTAR PUSTAKA
Alwiyati, A., 2007. Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Herba Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk ) Pada Mencit Putih Jantan Dengan Metode Depresan / Potensiasi Narkose, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo.
Amalia, R., 2009. Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/C, Universitas Diponegoro, Semarang.
Anggara, R., 2009, Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea Reptans Poir) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/C. Universitas Diponegoro, Semarang.
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV,607-608, diterjemahkah oleh Ibrahim, F., Nizar, A. dan Aisyah, I., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal 10-11.
Anonim, 1993. Penapisan Farmakologi, pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica , Jakarta, hal 57-58.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional. I, Dirjen POM, Dirjen POT, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Baroroh, F., 2011. Uji Efek Antihiperglikemi Ekstrak Etanol Daun Kacapiring (Gardenia augusta, Merr) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol I, No, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Jogyakarta, hal 43-53.
xx
Dalimartha, S., 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid III, Penerbit PT Niaga Swadaya, Jakarta, hal 29-34.
Fatmawati., 2003, Tanaman Kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis), Bogor Aticultural University, Bandung.
Ghosh, M.N., 1971. Fundamental of Experimental Pharmacology. Scientific Book Agency, Calcutta, p. 85.
Guenther, E., 1987. Minyak Atsiri, diterjemahkan oleh R.S kateren dan R. Mulyono. Jakarta, UI Press.
Japardi, I., 2002. Gangguan Tidur. Sumatera Utara University, Medan.
Kirk, R.E and R.F. Othmer, 1951. Encyclopedia of chemical Technology. vol 9.
Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8, diterjemahkan oleh Andrianto, P., Penerbit Kedokteran EGC, Jakarta, hal 287-300.
Mulyani, M., Arifin, B., Nurdin, H., 2013. Uji Antioksidan Dan Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Dari Daun Srikaya (Annona squamosa L), Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 2 Nomor 1, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas.
Misaki M., Aritake K., Tanaka H., 2011. Crocin promotes non-rapid eye
movement sleep in mice, Molecular Nutrition Food Journal,
304-308, Wiley-Blackwell.
Mutschler, E., 1986. Dinamika Obat. Edisi 5, 151-153, 164-168, 174-175, Diterjemahkan oleh Widianto, M. B., dan Ranti, A. S., Penerbit ITB : Bandung.
Permana, C., 2011. Insomnia dan Hubungannya Terhadap Faktor Psikososial Pda Pelayanan Kesehatan Primer. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.
Primanda, Y., 2009, Pengaruh Ekstrak Valerian Terhadap Waktu Tidur Mencit Balb/C, Universitas Diponegoro, Semarang.
Pribadi, A., 2008. Penggunaan Mencit dan Tikus Sebagai Hewan Model Penelitian Nikotin, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
xxi
Purwanto, S., 2008. Mengatasi Insomnia Dengan Terapi Relaksasi, Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621. Volume I dan II, 141-148, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo.
Sarker, S,D., 2006. Natural Product Isolation. Second Edition, Humana Press, Totowa, New Jersey.
Setijono, M., 1985. Mencit (Mus musculus) Sebagai Hewan Percobaan. Fakultas Kedokteran Hewan, Istitut Pertanian Bogor.
Suhando D.P., Santoni A., Efdi M., 2013. Isolasi Triterpenoid Dan Uji Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Sirsak (Annona muricata Linn.). Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 2 Nomor 1, Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas
Sukandar., Andrajati R., Sigit J., 2008. Iso Farmakoterapi. 257, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.
Sulistia G.G., 2000. Farmakologi dan Terapi FKUI. Edisi IV, UI-Press, Jakarta.
Sutomo., and Amida., 2008. Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Dari Fraksi Kayu Sanrego (Lunasia amara Blanco) Secara Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 2 No. 1, Program Studi Farmasi PMIPA Unlam, Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Thomas, A., 2007. Tanaman Obat Tradisional. Jilid 2, Jakarta.
Tjay, T.H., dan Raharja, K., 2002. Obat-obat Penting,Khasiat,Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Edisi V, 381-385, 387-394, Penerbit PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Tyrer, P., 1991. Mengatasi Insomnia (kesulitan tidur). Edisi V, 35-52, diterjemahkan oleh Rostiawati, Y., Penerbit Arcan, Jakarta.
Widiyati, E., 2006. Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid Dan Uji Aktivitas Biologis Pada Beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional Masyarakat Pedesaan Bengkulu
.
Jurnal Gradien Vol.2 No.1, 116-122, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu, IndonesiaWidyowati, R., dan Rahman, A., 2010. Kandungan Kimia dan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Garcinia Celebica l. terhadap Staphylococcus Aureus, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans. Departemen Farmakognosi dan Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.
xxii
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidur adalah proses aktif yang perlu untuk kehidupan, dan pada waktu tidur
terjadi proses regenerasi dan proses pembentukan dalam hampir semua organ
(Wong, 1993). Tidur yang baik, cukup dalam dan lama, adalah mutlak untuk
regenerasi sel-sel tubuh dan memungkinkan pelaksanaan aktivitas pada siang hari
dengan baik. Efek terpenting yang mempengaruhi kualitas tidur adalah
penyingkatan waktu menidurkan, perpanjangan masa tidur dan pengurangan
jumlah periode terbangun (Tjay dan Rahardja, 2007). Tidur yang nyenyak dapat
memulihkan, dapat memperbaiki, dan dapat menguatkan diri kembali, sehingga
pada keesokan harinya kita merasa segar dan nyaman (Wong, 1993).
Gangguan tidur yang sering muncul dapat digolongkan menjadi 4 yaitu :
insomnia adalah gangguan masuk tidur dan mempertahankan tidur, hypersomnia
adalah gangguan mengantuk atau tidur berlebihan, disfungsi kondisi tidur seperti
somnabolisme, serta gangguan irama tidur (Purwanto, 2008). Menurut data
internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur
adalah sebagai berikut: penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan
(40-50%), kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki
gelisah 15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur
(5-10%), depresi (65%), demensia (5%), gangguan perubahan jadwal kerja (25%),
gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (<1%),
narcolepsy (mendadak tidur) (0,03%-0,16%) (Japardi, 2002).
Gangguan tidur yang sering terjadi adalah insomnia. Dikatakan insomnia
ketika seseorang telah memejamkan mata dan ingin segera tidur, tetapi tidak dapat
segera tidur dan tidak dapat tidur dengan nyenyak. Jika tidak dapat tidur dengan
nyenyak, keesokan harinya tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan
2
2
Riset internasional yang telah dilakukan US Census Bureau, International
Data Base, tahun 2004 terhadap penduduk Indonesia menyatakan dari 238,452
juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28,035 juta jiwa (11,7%) terjangkit
insomnia. Angka ini membuat insomnia sebagai salah satu gangguan paling
banyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia (Permana, 2011).
Dari segi jenis insomnianya, hasil penelitian di Amerika Serikat yang
menggunakan DSM-IV menunjukkan 20% sampai 49% penduduk dewasa
mengidap insomnia intermiten dan 10% sampai 20% mengidap insomnia kronis,
dimana 25% dari pengidap insomnia kronis terdiagnosis sebagai insomnia primer.
Prevalensi insomnia lebih tinggi pada wanita dan lansia (65 tahun keatas). Wanita
lebih sering 1,5 kali mengidap insomnia dibandingkan pria, dan 20-40% lansia
mengeluhkan gejala-gejala pada insomnia beberapa hari dalam 1 bulan (Permana,
2011).
Penderita insomnia sulit untuk memulai tidur, mempertahankan waktu tidur
atau tidak merasa nyenyak dibandingkan dengan kesempatan yang dimiliki untuk
tidur. Insomnia sementara (2-3 malam) dan insomnia jangka pendek (kurang dari
3 minggu) umum terjadi dan biasanya berkaitan dengan faktor lain yang belum
terselesaikan. Insomnia kronis (lebih dari 1bulan), insomnia ini sulit untuk
disembuhkan dan tidak bisa hilang dengan sendirinya (Sukandar et al, 2008).
Insomnia atau sukar tidur juga dapat disebabkan oleh banyak gangguan
fisik. Insomnia juga dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol berlebihan dan
terutama kofein. Juga beberapa obat yang dapat menggangu fisiologi tidur
misalnya analgetika (Tjay dan Rahardja, 2007).
Penanganan insomnia dapat dilakukan pertama-tama dengan melakukan
pendekatan untuk mengetahui penyebab dasar terjadinya insomnia. Psikotherapi
sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi,
obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat
membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh
penderita tanpa penggunaan obat hipnotik. Sleep hygiene terdiri dari: tidur dan
bangun secara reguler/kebiasaan, tidak tidur pada siang hari/sambilan, tidak
3
3
seperti decongestan, latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur, dan membuat
suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak.
Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara
kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dasarnya semua
obat yang mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari
reticular activating system (ARAS) diotak. Obat hipnotik selain penekanan
aktivitas susunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses fisiologis, juga
mempunyai efek kelemahan yang dirasakan efeknya pada hari berikutnya (long
acting) sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Begitu pula bila pemakain obat
jangka panjang dapat menimbulkan over dosis dan ketergantungan obat.
Pemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang akan menyebabkan
terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa
penyelesaian yang memuaskan (Japardi, 2002).
Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam
yaitu, tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat seperti telah lama dilakukan nenek
moyang pada zaman lampau, semakin meluas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern dizaman sekarang ini, ternyata tidak mampu menggeser atau
mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan tradisional, tetapi justru hidup
berdampingan dan saling melengkapi (Thomas, 2007).
Pertimbangan penggunaan obat tradisional adalah harganya relatif murah,
mudah mendapatkannya dan efek samping lebih kecil serta dapat diramu sendiri.
Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI
pun mengatakan, bahwa pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional
merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk di
bidang kesehatan (Thomas, 2007).
Salah satu penggunaan obat tradisional adalah dalam mengatasi masalah
gangguan tidur. Gardenia augusta Merr atau yang biasa dikenal dengan nama
kacapiring merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi gangguan tidur, khususnya ketidakmampuan untuk
tidur (insomnia). Kacapiring mengandung minyak menguap, yaitu linalol, styrolyl
asetat, gardenin, gardenosida geniposida, genipin-1-glucoside, b-sitosterol,
4
4
Bunga kacapiring berkhasiat hemostatis, penenang (sedatif), dan peluruh
kencing (diuretik). Bunga berkhasiat peluruh haid. Bunga kacapiring mengandung
senyawa crocin (salah satu jenis karotenoid) yang memberikan warna kuning pada
bunga dan berkhasiat menenangkan (sedatif). Senyawa ini juga bersifat
antioksidan dan antikarsinogenik (Dalimartha, 2006).
Daun kacapiring mengandung saponin, flavonoid, polifenol, crosin, dan
minyak atsiri (Dalimartha, 2006). Komponen kimia pada daun kacapiring
mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, asam galat, dan steroid/terpenoid
yang merupakan kelompok senyawa fenolik (Fatmawati, 2003). Daun kacapiring
digunakan untuk mengatasi demam, sesak napas, tekanan darah tinggi, sariawan
(obat kumur), dan penenang (Dalimartha, 2006).
Dua pigmen karotenoid, crocin dan crocetin, merupakan komponen utama
yang bertanggung jawab secara tradisional untuk pengobatan insomnia dan
penyakit lain dari sistem saraf. Penelitian lain pada tanaman Crocus sativus L yang juga mengandung komponen crocin dan crocetin membuktikan bahwa crocin dan crocetin dapat meningkatkan total waktu tidur non-REM. Dalam penelitian ini untuk mengetahui efek crocin dan crocetin pada aktivitas tidur dengan memantau aktivitas lokomotor dan electroencephalogram (EEG) pada hewan coba (Masaki et al, 2011).
Crocin (30, 100, 250, 500 mg / kg) meningkatkan total waktu gerakan mata non-rapid (nonREM). Crocin diberikan pada 30 dan 100 mg/kg statistik meningkat secara signifikan total jumlah tidur non-REM. tidur dengan 60% (dari 69±20 sampai 110±21 min) dan 170% (dari 56±7 sampai
153±14 min), masing-masing selama periode 4 jam dari pukul 20:00 sampai 24:00
setelah mencapai administrasi yang diberikan secara intraperitoneal pada jam
20:00. Crocetin (100 mg/kg ) juga meningkatkan total waktu tidur non-REM sebesar 50% (dari 178±9 sampai 82±14 min) setelah administrasi. Senyawa ini tidak mengubah jumlah tidur REM atau menunjukkan efek samping, seperti rebound insomnia setelah induksi tidur (Masaki et al, 2011).
Berdasarkan penggunaan di masyarakat maka perlu dibuktikan dengan
penelitian yang diharapkan bisa memperluas penggunaan dan perkembangan
5
5
diperoleh di sekitar masyarakat. Penelitian ini dilakukan sebagai skrining awal
untuk mengetahui efek sedasi dari ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring yang
nantinya dapat digunakan pada antiinsomnia.
Penelitian ini dilakukan secara in vivo, menggunakan hewan coba mencit
dengan dosis bertingkat. Pengamatan meliputi durasi waktu induksi tidur dan
lama tidur. Penelitian ini menggunakan potensiasi narkose. Prinsip metodenya
adalah dosis hipnotik yang relatif kecil dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat
depresan yang diberikan sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik yang
dimanifestasikan dengan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap
mencit kontrol (Anonim, 1993).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana aktivitas sedatif ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring
terhadap mencit putih jantan dengan metode potensiasi narkose yang diinduksi
Fenobarbital?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya aktivitas efek sedasi
ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring pada mencit putih jantan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Membuktikan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat
memperpendek waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai tidur dengan
penginduksi Fenobarbital.
2. Membuktikan bahwa ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat
memperpanjang durasi waktu tidur mencit dengan penginduksi
Fenobarbital.
1.4 Manfaat penelitian
1. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang efek
sedatif-hipnotik yang dimiliki kacapiring.
2. Menambah ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional menggunakan
6
6
3. Sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam hal
penelitian tentang obat tradisional.
1.5 Hipotesis
1. Ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpendek waktu yang
dibutuhkan mencit untuk tidur dengan penginduksi Fenobarbital.
2. Ekstrak etanol daun dan bunga kacapiring dapat memperpanjang durasi