PENGALAMAN IBU PRIMIPARA DALAM MELAKUKAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI KLINIK BERSALIN SURYANI
KECAMATAN MEDAN JOHOR
ISMIYATUL KHOIRIAH HASIBUAN 145102067
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengalaman Ibu Primipara Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor
Tahun 2015
Abstrak
Latar belakang: Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat 2500-4000 gram. Seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali disebut dengan primipara.
Tujuan penelitian: Untuk mengeksplorasi pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan 6 orang. Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2015.
Hasil: Diperoleh bahwa karakteristik pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir memiliki lima tema yaitu respon ibu dalam melakukan perawatan bayi merasa senang, terharu dan merasa sedih. Kedua perawatan bayi baru lahir yang dilakukan meliputi pemberian nutrisi yaitu ASI dan PASI, memandikan bayi, perawatan tali pusat dengan menggunakan betadin dan kasa steril, dan pemberian imunisasi HB0 dan BCG. Ketiga informasi tentang perawatan bayi baru
lahir yaitu dari orang tua, tetangga/teman, televisi/internet, koran/buku dan dari bidan. Keempat kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, yang kelima upaya yang dilakukan mengatasi kendala/kesulitan dalam perawatan bayi baru lahir adalah tetap menyusui bayinya, merubah tekhnik menyusui, menggunakan nipple dan syiringe, berobat dan memberi susu.
Kesimpulan: Pada penelitian ini bidan lebih banyak memberikan informasi tentang perawatan bayi baru lahir pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, sehingga ibu lebih terampil dalam merawat bayinya setelah lahir.
An Experience of Primipara Maternal in Caring Newborn on Suryani The Maternity Clinic Medan Johor District 2015
Abstract
Background: Newborn of a baby is defined a baby be delivered in present back of head via vagina without any aid devices in aged 37 weeks up to 42 weeks with weight of 2500-4000 grams. A maternal deliver a neonatal for the first delivery is named with primipara.
Objectives: This study is aimed at exploiting an experience of a maternal as primipara in caring newly baby.
Methodology: This study adopted pheno-menology qualitative research design. In taking the sample is with purposive sampling method with total participant of 6 patients. The research was done in Klinik Bersalin Suryani – Clinic Kecamatan Medan Johor 2015.
The Results: It is obtained a characteristic in experience of maternal as primipara in caring a newly baby, there noted at least five themes such as maternal respond in caring the baby feel so joyful, affected in emotional. Secondly, nursing the baby in newly born a maternal should provide baby nutrition with ASI and PASI – breasting, bathing the baby, umbilical cord caring using bethadine and sterile casa, provide HBO and BCG immunization. Thirdly, information about how to care a baby, still the maternal is kindly get from other maternal, neighboring, by internet, books and from midwife. Fourthly, the barriers or difficulties in caring newly baby is the condition of maternal it self and on baby. Still, the solution to some difficulties while caring the baby is persistently to breast the baby, change the method in breasting, recommended using nipple and syringes, with medicines and give milk.
Conclusion: on this research more midwives, provide information on the care of newborn babies at the time of the mother’s pregnancy checks, so that mother are more skilled in taking care of her baby after birth
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang
berjudul “Pengalaman Ibu Primipara Dalam Melakukan perawatan bayi baru lahir Di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2015”
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini, yaitu kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan fakultas keperawatan Universitas
Sumatera Utara
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan
serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini dari awal
hingga selesai.
4. dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc (CM-FM) selaku penguji I
5. Nurbaiti, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku penguji II
6. Seluruh Dosen pengajar D-IV Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara yang telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan staf
non akademik yang membantu memfasilitasi secara administrasi.
7. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga besar,
Sembah sujud yang tidak terhingga kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang
dukungan moril dan material serta nasehat sebagai penyemangat selama
mengikuti perkuliahan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Terutama
keluarga bapak Suyanto S.E yang telah memberikan kasih sayang, do’a, dukungan dan semangat selama proses perkuliahan dan penyusunan karya tulis
ilmiah ini
8. Kepada pimpinan klinik bersalin Suryani yang telah memberikan izin kepada
penulis dalam melaksanakan penelitian. Dan seluruh pegawai yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian
9. Teman – teman Program DIV Bidan Pendidik USU angkatan 2014, yang telah
memberikan dukungan dan semangat, terimakasih untuk semua kenangan dan
pengalaman, serta kekeluargaan yang kalian berikan
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis lmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
dan masih banyak kekurangan, namun demikian besar harapan penulis kiranya Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, 9 Juli 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
1. Bagi Klinik Bersalin ... 4
2. Bagi Institusi Pendidikan ... 4
3. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir... 5
B. Adaptasi BBL Terhadap Kehidupan diluar Uterus... 6
1. Periode Transisi... 6
2. Periode Pasca Transisional... 8
3. Sistem Pernapasan... 8
4. Suhu Tubuh ... 9
5. Sistem Kardiovaskular... 9
6. Metabolisme Glukosa... 11
7. Adaptasi Ginjal... 12
8. Adaptasi Gastrointestinal... 12
9. Adaptasi Hati... 13
C. Pencegahan Infeksi... 13
D. Perawatan Dasar Bayi Baru Lahir... 14
E. Study Fenomenologi... 16
F. Keabsahan Data... 17
2. Partisipan Penelitian... 18
3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 19
4. Etika Penelitian... 19
5. Alat Pengumpulan Data... 20
6. Pengumpulan Data ... 21
7. Analisa Data... 22
8. Keabsahan Data... 23
BAB IV HASIL PENELITITIAN DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Partisipan ... 24
B.Hasil Penelitian ... 25
1. Respon ibu dalam melakukan Perawatan Bayi baru Lahir ... 26
2. Perawatan Bayi Baru Lahir yang Dilakukan ... 27
3. Informasi Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir ... 32
4. Kendala atau Kesulitan Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir ... 33
5. Upaya yang dilakukan Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir ... 35
C. Pembahasan ... 36
1. Respon Ibu ... 37
2. Perawatan Bayi Baru Lahir yang Dilakukan ... 40
3. Informasi Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir ... 46
4. Kendala atau Kesulitan dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir ... 51
5. Upaya yang Dilakukan Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir ... 52
D. Keterbatasan Penelitian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 57
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan ... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan Penelitian
Lampiran 2 : lembar Instrumen Penelitian
Lampiran 3 : Lembar Panduan Wawancara Partisipan
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Balasan Penelitian
Pengalaman Ibu Primipara Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor
Tahun 2015
Abstrak
Latar belakang: Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat 2500-4000 gram. Seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali disebut dengan primipara.
Tujuan penelitian: Untuk mengeksplorasi pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan 6 orang. Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2015.
Hasil: Diperoleh bahwa karakteristik pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir memiliki lima tema yaitu respon ibu dalam melakukan perawatan bayi merasa senang, terharu dan merasa sedih. Kedua perawatan bayi baru lahir yang dilakukan meliputi pemberian nutrisi yaitu ASI dan PASI, memandikan bayi, perawatan tali pusat dengan menggunakan betadin dan kasa steril, dan pemberian imunisasi HB0 dan BCG. Ketiga informasi tentang perawatan bayi baru
lahir yaitu dari orang tua, tetangga/teman, televisi/internet, koran/buku dan dari bidan. Keempat kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, yang kelima upaya yang dilakukan mengatasi kendala/kesulitan dalam perawatan bayi baru lahir adalah tetap menyusui bayinya, merubah tekhnik menyusui, menggunakan nipple dan syiringe, berobat dan memberi susu.
Kesimpulan: Pada penelitian ini bidan lebih banyak memberikan informasi tentang perawatan bayi baru lahir pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, sehingga ibu lebih terampil dalam merawat bayinya setelah lahir.
An Experience of Primipara Maternal in Caring Newborn on Suryani The Maternity Clinic Medan Johor District 2015
Abstract
Background: Newborn of a baby is defined a baby be delivered in present back of head via vagina without any aid devices in aged 37 weeks up to 42 weeks with weight of 2500-4000 grams. A maternal deliver a neonatal for the first delivery is named with primipara.
Objectives: This study is aimed at exploiting an experience of a maternal as primipara in caring newly baby.
Methodology: This study adopted pheno-menology qualitative research design. In taking the sample is with purposive sampling method with total participant of 6 patients. The research was done in Klinik Bersalin Suryani – Clinic Kecamatan Medan Johor 2015.
The Results: It is obtained a characteristic in experience of maternal as primipara in caring a newly baby, there noted at least five themes such as maternal respond in caring the baby feel so joyful, affected in emotional. Secondly, nursing the baby in newly born a maternal should provide baby nutrition with ASI and PASI – breasting, bathing the baby, umbilical cord caring using bethadine and sterile casa, provide HBO and BCG immunization. Thirdly, information about how to care a baby, still the maternal is kindly get from other maternal, neighboring, by internet, books and from midwife. Fourthly, the barriers or difficulties in caring newly baby is the condition of maternal it self and on baby. Still, the solution to some difficulties while caring the baby is persistently to breast the baby, change the method in breasting, recommended using nipple and syringes, with medicines and give milk.
Conclusion: on this research more midwives, provide information on the care of newborn babies at the time of the mother’s pregnancy checks, so that mother are more skilled in taking care of her baby after birth
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia 37minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan
tanpa cacat bawaan. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke
kehidupan ekstra uterin (Rukiyah, 2010.hlm.2)
Pada periode pasca partum, bayi baru lahir mengalami perubahan
biofisiologis dan perilaku yang kompleks akibat transisi ke kehidupan ekstra
uteri. Beberapa jam pertama setelah lahir suatu periode penyesuaian kritis
bagi bayi baru lahir yaitu adaptasi pernafasan, kardiovaskuler, neurologis,
gastrointestinal, ginjal, hati, sistem imun, serta perubahan termoregulasi dan
metabolik (Stright, 2005.hlm.208)
Tumbuh kembang bayi pada bulan pertama, bayi akan memulai
adaptasinya dengan lingkungan baru dengan memiliki gerakan refleks alami,
memiliki kepekaan terhadap sentuhan, refleks kepalanya akan bergerak
kebagian yang disentuh, dan komunikasi yang digunakan adalah menangis.
Kemampuan dan ukuran tubuhnya mengalami perubahan yang cepat (Simkin,
2008.hlm.351)
Beberapa bayi lahir sangat dipengaruhi oleh kondisi masa prenatal,
kembang anak selanjutnya. Secara umum faktor utama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor genetik (stright, 2005).
Bayi baru lahir normal jika warna kulit seluruh tubuh
kemerah-merahan, frekuensi jantung >100x/menit, menangis kuat dan gerakan aktif.
Beberapa aspek asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu
menjaga dan memastikan bayi tetap kering dan hangat, membungkus atau
menyelimuti bayi, pengaturan suhu tubuh, mekanisme kehilangan panas dan
pencegahan infeksi (Rukiyah, 2010).
Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan
asfiksia, hipotermi dan infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat
dicegah bila asfiksia segera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat,
dibarengi dengan pencegahan hipotermi dan infeksi (Ambarwati,dkk.
2011.hlm.14).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 angka
kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran
hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007, 34 per 1.000
kelahiran hidup. Angka kematian neonatal (AKN) 19 per 1.000 kelahiran
hidup dan angka kematian balita (AKABA) adalah 40 per 1.000 kelahiran
hidup. Tanpa upaya yang keras dan fokus intervensi yang tepat dikhawatirkan
target MDGs 4 tidak tercapai (Hukormas. 2014.hlm.1)
Provinsi sumatera Utara melalui dinas kesehatan berhasil menekan
tingkat kematian ibu dan bayi pada tahun 2013, angka kematian bayi tahun
2013 menurun 1.043 dibanding tahun 2012 sebanyak 1.971 dan pada tahun
Seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali
disebut dengan primipara. Pada ibu primipara masih banyak merasa sedikit
bingung dan cemas untuk memandikan dan menghadapi bayi ketika menangis
(Sofian, 2012.hlm.69)
Dari pengamatan penulis fenomena yang terjadi di daerah bidan
praktek mandiri suryani pada ibu bersalin khususnya, ibu primipara mengeluh
dalam melakukan aktivitas barunya sebagi ibu tentang merawat bayinya.
Sehingga suaminya datang kembali ke Klinik untuk menanyakan bagaimana
cara merawat bayinya, walaupun bidannya sudah memberi pendidikian
kesehatan dan konseling sebelum ibu pulang kerumah. Ibu mengatakan masih
cemas dan bingung ketika banyinya menangis, dan cara mengganti popok
bayi apabila basah.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru
lahir.
B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengalaman
ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir di Klinik Bersalin
Suryani Kecamatan Medan Johor tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pengalaman ibu primipara
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Klinik Bersalin
Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi pelayanan kesehatan
khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu post
partum dengan melaksanakan perawatan bayi baru lahir
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi khususnya bagi mata kuliah asuhan
kebidanan neonatus bayi dan balita, untuk menambah pengetahuan bagi
mahasiswa dalam menerapkan asuhan kebidanan dan melakukan
perawatan bayi baru lahir
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Data bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bayi Baru Lahir
Menurut Rochmah,dkk (2012,hlm.1) Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan 2500-4000
gram.
Masa Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu atau
28 hari sesudah kelahiran. Neonatus yaitu bayi baru lahir atau berumur 0
sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Masa neonatus terdiri dari
neonatus dini yaitu bayi berusia 0-7 hari, dan neonatus lanjut yaitu bayi
berusia 7-28 hari (Muslihatun, 2010.hlm.2)
Menurut Maryunani (2008, hlm.15) pengertian neonatus atau bayi
baru lahir adalah dari lahir sampai usia 1 bulan. Sedangkan pengertian bayi
yaitu dari usia 1 bulan sampai berjalan sendiri. Periode nenoatal atau
neonatus adalah bulan pertama kehidupan.
Bayi baru lahir normal yaitu tubuh bayi mengalami sejumlah adaptasi
psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa
transisi kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru
lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan
untuknya menajalani masa transisi dengan baik (Muslihatun, 2010.hlm.3).
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi selama jam
menjaga bayi tetap kering dan hangat, mengusahakan adanya kontak
antara kulit bayi dan kulit ibu sesegera mungkin, memberikan asuhan segera
setelah badan bayi lahir, mengklem dan memotong tali pusat, pemeriksaan
pernapasan pada bayi, dan melakukan perawatan pada mata dengan
pemberian salep antibiotik. Jika bayi tidak mengalami masalah dalam waktu
24 jam, maka bidan akan melanjutkan pengamatan pernafasan, warna kulit,
aktivitas bayi, mempertahankan suhu tubuh bayi, melakukan pemeriksaan
fisik, dan memberi vitamin K pada bayi (Rochmah, 2012.hlm.2)
B. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan diluar Uterus
Adaptasi neonatal atau bayi baru lahir adalah proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan didalam uterus kekehidupan diluar
uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostatis, bila
terdapat gangguan adaptasi maka bayi akan sakit (Muslihatun, 2010.hlm.10)
1. Periode Transisi
Periode transisi merupakan fase tidak stabil selama 6 sampai 8 jam
pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi. Periode transisi
dibagi mejadi tiga periode yaitu periode pertama reaktivitas atau segera
setelah lahir, karakeristik pada periode ini frekuensi pernapasan cepat dan
dapat mencapai 80 kali per menit, adanya retraksi, dan suara seperti
mendengkur. Denyut jantung dapat mencapai 180 kali permenit selama
beberapa menit pertama kehidupan (Stright, 2005.hlm.209)
Pada periode ini terjadi fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke
sianosis, tidak ada bising usus dan bayi tidak berkemih. Bayi memiliki
lebih lama dari hari-hari sesudahnya karena bayi dapat mempertahankan
kontak mata dalam waktu lama. Pada periode ini bayi membutuhkan
perawatan khusus, yaitu mengkaji dan memantau frekuensi jantung dan
pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah kelahiran, menjaga
bayi agar tetap hangat dengan suhu aksila 36,50C – 37,50C (Muslihatun 2010.hlm.4)
Periode kedua yaitu fase tidur atau tidur pertama, setelah respon awal
bayi baru lahir menjadi tenang, relaks dan jatuh tertidur, hal ini terjadi dalam
dua jam setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa
jam (Stright, 2005.hlm.209)
Menurut Muslihatun (2010, hlm.5) fase ini dimulai dari 30 menit
setelah periode pertama reaktivitas dan berakhir pada 2-4 jam. Pada fase ini
frekuensi pernafasan dan denyut jantug menurun kembali kenilai dasar,
warana kulit cenderung stabil dan bisa terdengar bising usus. Pada fase ini
bayi tidak banyak membutuhkan asuhan, karena bayi tidak memberikan
respon terhadap stimulus eksternal.
Periode ketiga transisi yaitu periode kedua reaktivitas, ini berakhir
sekitar 4-6 jam setelah kelahiran, periode ini bayi memiliki tingkat sensivitas
yang tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan. Frekuensi nadi sekitar
120-160 kali permenit, frekuensi pernafasan sekitar 30-60 kali per menit.
Terjadi fluktuasi warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai
bercak-bercak. Bayi sering berkemih dan mengeluarkan mekonium, terjadi
peningkatan sekresi mukus dan bayi bisa tersedak pada saat sekresi. Refleks
mengisap bayi sangat kuat dan bayi sangat aktif. Kebutuhan asuhan bayi pada
mengeluarkan mukus yang berlebihan, memantau setiap kejadian apnea dan
mulai melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung,
memiringkan bayi serta mengkaji keinginan dan kemampuan bayi untuk
mengisap dan menelan (Muslihatun, 2010.hlm.5)
2. Periode Pasca Transisional
Setelah bayi melewati periode transisi, bayi dipindahkan ke ruang
rawat gabung bersama ibunya. Asuhan bayi baru lahir normal umumnya
mencakup pengkajian tanda-tanda vital setiap 4 jam, pemeriksaan fisik setiap
8 jam, pemberian ASI on demand, menggganti popok serta menimbang berat
badan, selain asuhan transisional dan pasca transisional asuhan bayi baru lahir
juga diberikan pada bayi berusia 2-6 hari, serta bayi berusia 6 minggu
pertama (Muslihatun, 2010.hlm.5)
3. Sistem Pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi dengan normal dalam
waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan pada rongga dada bayi melalui
jalan lahir per vaginam mengakibatkan cairan paru yang jumlahnya 80-100
ml, berkurang sepertiganya sehingga volume yang hilang ini digantikan
dengan udara. Paru mengembang sehingga rongga dada kembali kebentuk
semula, pernapasan pada neonatus terutama pernapasan diapragmatik dan
abdominal biasanya frekuensi dan kedalaman pernapasan masih belum
teratur. Upaya pernapasan pertama berfugsi untuk mengeluarkan cairan dalam
alveolus dapat berfungsi harus terdapat surfaktan dalam jumlah yang cukup
dan aliran darah ke paru (Rochmah. 2012.hlm.5)
4. Suhu Tubuh
Mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir
kelingkungannya melalui cara pertama evaporasi yaitu kehilangan panas
melalui proses penguapan atau perpindahan panas dengan cara merubah
cairan menjadi uap. Pencegahannya, setelah bayi lahir segera mengeringkan
bayi secara seksama dan menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih
dan kering serta menutup bagian kepala bayi. Cara kedua konduksi yaitu
kehilangan panas dari tubuh bayi kebenda sekitarnya yang kontak langsung
dengan tubuh bayi, misalnya menimbang bayi tanpa mengalasi timbangan
bayi dan menggunakan stetoskop untuk pemeriksaan bayi baru lahir
(Muslihatun. 2010.hlm.12)
Cara ketiga konveksi yaitu kehilangan panas tubuh yang terjadi saat
bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, misalnya aliran udara dingin
dari kipas angin, dan hembusan udara dingin melalului ventilasi. Cara
keempat radiasi yaitu kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan
di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi, misalnya bayi terlalu dekat ke dinding tanpa memakai penutup kepala
atau topi (JNPK-KR, 2012).
5. Sistem Kardiovaskular
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan bersirkulasi keseluruh tubuh guna menghantarkan
kehidupan diluar rahim, terjadi dua perubahan beasar yaitu penutupan
foramen ovale pada atrium paru dan aorta, kemudian penutupan duktus
arteriosus antara arteri paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat
perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah tubuh. Jadi,
perubahan tekanan tersebut langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara
mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran
darah. Vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika pada tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah bayi lahir dan
setelah talipusat di klem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung
dalam 2-3 bulan (Rochmah, 2012.hlm.7)
Maryanti, dkk (2011, hlm.16) mengatakan perubahan sistem
kardiovaskuler yaitu oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah
tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga
mengubah aliran darah. Perubahan sistem kardiovaskuler yang terjadi tiga
tahap yaitu pertama penutupan foramen ovale, dengan proses pemotongan tali
pusat yang menyebabkan terjadinya penurunan sirkulasi darah. Hal ini
merangsan timbulnya pernapasan pertama kali dan menyebabkan paru
berkembang.
Kedua penutupan duktus arteriosus botali, ini merupakan pembuluh
darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta, pulmonalis
menghubungkan ventrikel kanan ke paru untuk memberikan nutrisi dan
pemeliharaan organ paru (pada masa janin), bukan untuk proses pernapasan.
Pada proses pernapasan terjadi perubahan tekanan pada atriun kanan karena
menuju paru proses ini berfungsi setelah janin lahir. Dan yang ketiga yaitu
vena dan arteri umbilikalis, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari
talipusat menutup secara fungsional dalam beberpa menit setelah lahir dan
setelah tali pusat di klem.
6. Metabolisme Glukosa
Otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada saat kelahiran,
setelah talipusat diklem, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar
glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir kadar glukosa darah
akan turun dalam waktu 1-2 jam. Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna
makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen. Hal
ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.
Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama
dalam hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Bayi yang
mengalami hipotermi saat lahir, kemudian mengakibatkan hipoksia akan
menggunakan persediaan glikogen dalam satu jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama
pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan dalam
satu jam pertama, otak bayi akan mengalami risiko. Bayi baru lahir kurang
bulan, IUGR, dan gawat janin merupakan kelompok yang paling berisiko,
karena simpanan energi mereka berkuang atau digunakan sebelum lahir
7. Adaptasi Ginjal
Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama
setelah lahir, dan dua sampai enam kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah
itu mereka berkemih 5 sampai 20 kali dalam 24 jam. Urine dapat keruh
karena lendir dan garam asam urat, noda kemerahan dapat diamati pada
popok karena kristal asam urat (Stright, 2005.hlm.217)
Menurut Muslihatun (2010,hlm.18) fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidak
seimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus froksimal, serta
renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan orang dewasa.
8. Adaptasi Gastrointestinal
Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur
dibandingkan orang dewasa, membran mukosa pada mulut berwarna merah
jambu dan basah. Gigi tertanam didalam gusi dan sekresi ptialin sedikit.
Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai mengisap dan menelan.
Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml untuk bayi baru lahir
cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara perlahan, seiring
dengan pertumbuhan bayi. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri
sangat penting, contohnya memberikan makan sesuai keinginan bayi (ASI on
demand) (Rochmah, 2012.hlm.10)
Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik
pada saat lahir. Kemampuan neonatus cukup bulan untuk menelan dan
bawah dan lambung masih belum sempurna sehingga mengakibatkan gumoh
pada neonatus (Maryanti. 2011.hlm.20)
9. Adaptasi Hati
Selama kehidupan janin sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati
terus membantu pembentukan darah, dan selama periode neonatus hati
memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah. Penyimpanan zat
besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai lima bulan kehidupan ekstra uterin,
pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan terhadap defesiensi terhadap zat
besi (Stright. 2005.hlm.217)
Menurut Maryanti, dkk (2011,hlm.21) setelah lahir hati menunjukkan
perubahan biokimia dan morfolofis berupa kenaikan kadar protein dan
penurunan kadar lemak dan glikogen. Enzim hepar belum aktif benar, seperti
enzim dehidrogenas dan transferase glukoronil sering kurang sehingga
neonatus memperlihatkan gejala ikterus neonatorum fisiologis.
C. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi adalah suatu penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir, karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap
infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir pastikan melakukan
tindakan pencegahan infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum dan setelah
melakukan penanganan pada bayi baru lahir, kemudian memakai sarung
tangan bersih pada saat menangani bayi baru lahir yang belum dimandikan,
dan memastikan semua peralatan yang dipakai atau digunakan untuk
yang digunakan bayi baru lahir dalam keadaan bersih (Maryanti.dkk.
2011.hlm.25)
Menurut Muslihatun (2010,hlm.20) ada beberapa upaya lain yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir yaitu
dengan cara merawat tali pusat, agar luka bekas pemotongan tali pusat tetap
bersih dan tidak terkena air kencing atau kotoran bayi. Tali pusat dibungkus
dengan kassa tipis yang steril dan kering, kemudian dilarang membubuhkan
atau mengoleskan ramuan pada luka talipusat karena dapat menyebabkan
infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal.
Selanjutnya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir yaitu dengan cara
membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu
tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat, dalam
waktu satu jam setelah bayi lahir, kemudian berikan salep atau obat tetes mata
untuk mencegah oftalmia neonatorum (tetrasiklin 1%, Eritromision 0,5% atau
Nitras argensi 1 %) dan biarkan obat yang ada disekitar mata jangan dihapus.
D. Perawatan Dasar Bayi Baru Lahir
Dijelaskan dalam the American Academy of Pediatrics (2005,hlm.45)
Ketika bayi pertama kali lahir ibu mungkin merasa sedikit bingung
memikirkan cara merawatnya, khususnya pada ibu yang memiliki bayi
pertama. Bahkan tugas-tugas yang rutin seperti mengganti popok dapat
membuat cemas terutama jika tidak pernah menghabiskan waktu untuk
hal-hal yang berkaitan dengan perawatan bayi sebelumnya. Tetapi tidak
memakan waktu lama untuk mengembangkan rasa percaya diri dan rasa
dan dukungan keluarga dalam proses perawatan bayi baru lahir. Beberapa
kekhawatiran paling umum yang timbul selama bulan pertama kehidupan
yang berawal dari hari perhari yaitu bayi mempunyai cara untuk memanggil
bantuan ketika bayi merasa lapar atau dalam keadaan tidak nyaman dengan
cara berupa tangisan, bayi mempunyai periode rewel dalam satu hari
walaupun mungkin bayi tidak merasa lapar, merasa tidak enak atau lelah.
Dijelaskan dalam the American Academy of Pediatrics (2005,hlm.46)
bahkan dari cara menangis ibu dapat mengidentiifikasi kebutuhan bayi,
misalnya jika bayi kedinginan, lapar, dan popoknya basah, hanya dengan
menangis bayi bisa memberitahu orang tuanya dan segera menghangatkan,
dan mengganti popoknya, ketika bayi semakin besar tangisan juga akan mulai
bervariasi seolah-olah menyampaikan kebutuhan dan keinginan yang
berbeda. Cara terbaik menangani tangisan adalah merespon bayi dengan
segera, memberinya perhatian bukan berarti membuatnya menjadi manja, dan
jika segera merespon tangisan atau memenuhi kebutuhannya tangisannya
akan menjadi semakin sedikit.
Maryanti,dkk (2011,hlm.44) menguraikan dalam bukunya
perencanaan asuhan dalam perawatan dasar bayi meliputi pemberian nutrisi
yaitu dengan memberikan ASI sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi setiap
2-3 jam, sampai bayi berumur 6 bulan (ASI Eksklusif). Secara alamiah
menyusui bayi adalah cara yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan gizi
bayi, hal ini menimbulkan hubungan yang sangat penting untuk pertumbuhan
psikologis bayi yang sehat.
Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun,
pendamping ASI (MPASI). Kemudian memandikan bayi, untuk
meandikannya pakailah air yang cukup hangat karena suhu tubuh bayi
terpengaruh dan mudah berubah, saat melakukan persiapan untuk
memandikan bayi, siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan
bayi dan beberapa lembar kain atau selimut untuk menyelimuti bai setelah
dimandikan. Mandikan bayi secara cepat dengan air yang bersih dan hangat,
setelah itu segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan
kering. Kemudian pakaikan pakaian bayi dan segera selimuti atau bedong
bayi kembali, pastikan bagian kepala ditutupi dengan baik, dan tempatkan
bayi dengan ibunya di tempat tidur kemudian anjurkan ibu untuk menyusui
bayinya (Maryanti.dkk. 2011.hlm.44)
E. Study Fenomenologi
Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau
fenomenologikal. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan
umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan
tipe subjek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus istilah ini mengacu
pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama
seseorang. Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai persfektif
filosofi dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif.
Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada
pengalaman-pengalaman subjektif dan interpretasi dunia (Moleong.
2009.hlm.14).
Moleong (2007, dalam Husni. 2008.hlm.9) mengatakan metodologi
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati
Denzin dan Lincoln (1987 dalam Moleong, 2006. Husni.208)
mengemukakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada.
F. Keabsahan Data
Menurut Moleong (2010,hlm.324) untuk menetapkan keabsahan data
diperlukan tehnik pemeriksaan. Pelaksanaan tehnik pemeriksaan didasarkan
atas sejumlah kriteria tertentu. Ada dua kriteria yang digunakan yaitu sebagai
berikut:
1. Kepercayaan (kredibilitas)
Pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non
kualitatif. kriteria ini berfungsi untuk inkuiri sedemikian rupa sehingga
tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Kemudian dengan
menunjukkan derajat kepercayaan hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti .
2. Kepastian (Confirmability)
Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak, bergantung
pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan
penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu
sujektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi yaitu untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan
dengan cara deskripsi, dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Moleong. 2010.hlm.6). Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui
pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir di
klinik bersalin Suryani kecamatan Medan Johor Tahun 2014.
B. Partisipan Penelitian
Sampel dalam penelitian kualitatif dinamakan sebagai narasumber
atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Partisipan dalam
penelitian ini adalah ibu primipara yang melahirkan di klinik bersalin Suryani
Kecamatan Medan Johor Tahun 2014.
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu,
penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai kepada
taraf redundancy atau datanya telah jenuh, ditambah sampel tidak
memberikan informasi yang baru. Artinya bahwa dengan menggunakan
informasi baru yang berarti (Sugiyono. 2013.hlm.218). Adapun
jumlah partisipan yang dalam penelitian ini adalah 6 orang.
Adapun sampel yang diambil memenuhi kriteria inklusi berikut:
1. Partisipan adalah ibu primipara yang melahirkan di klinik bersalin
Suryani dalam tahun 2014
2. Ibu primipara yang melakukan perawatan bayi secara mandiri
3. Dalam kondisi sehat
4. Mampu berkomunikasi
5. Bersedia untuk menjadi partisipan dan diwawancarai.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di Klinik bersalin Suryani Jalan Luku I Kelurahan
Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor, karena adanya sampel yang
memenuhi kasus masalah dalam melakukan perawatan bayi baru lahir pada
ibu primipara syarat dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
selama tiga bulan mulai bulan Maret sampai Juni 2015
D. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
penelitian dari ketua pelaksana program studi D-IV bidan pendidik fakultas
Keperawatan Universita Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan
permohonan izin pada pimpinan klinik bersalin suryani Kecamatan Medan
Johor. Setelah mendapat persetujuan izin penelitian, peneliti melakukan
penelitian dengan pertimbangan etik yaitu: setelah peneliti mendapatkan
menyampaikan maksud dan tujuan peneliti. Peneliti menjelaskan formulir
persetujuan penelitian (informed consent) kepada calon partisipan. Jika calon
partisipan bersedia menjadi partisipan dalam penelitian, maka diharapkan
untuk menanda tangani informed consent. Partisipan dalam penelitian ini
sifatnya sukarela, jika calon partisipan menolak untuk menjadi partisipan
penelitian maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya
untuk mengundurkan diri dari partisipan penelitian. Peneliti menjaga
kerahasiaan identitas partisipan pada lembar pengumpulan data yang
digunakan, seluruh informasi yang didapat hanya digunakan pada waktu
penelitian saja.
E. Alat Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri
sebagai instrumen langsung. Peneliti berperan menggali informasi
sedalam-dalamnya terkait dengan kebutuhan dan tujuan dalam penelitian
ini. Untuk memperoleh data demografi peneliti menggunanakan
kuesioner data demografi yang berisi pertanyaan data umum partisipan
pada lembar pengumpulan data atau kuesioner, meliputi: inisial, umur,
pendidikan, pekerjaan, alamat, suku, dan agama. Setelah itu peneliti
menggunakan panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan
meliputi pengalaman dalam melakukan perawatan bayi baru lahir oleh ibu
primipara. Selanjutnya menggunakan Handphone sebagai alat perekam
suara partisipan dan pulpen serta kertas untuk mencatat hal-hal penting
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari
ketua program studi D-IV bidan pendidik Universitas Sumatera Utara dan
pimpinan klinik bersalin Suryani. Kemudian peneliti melakukan pendekatan
kepada calon partisipan untuk mendapat persetujuan sabagi sampel penelitian.
Peneliti melakukan pilot study, sebelum melakukan wawancara
terhadap partisipan pertama yang bertujuan sebagai latihan dalam melakukan
teknik wawancara. Pilot study dilakukan pada 1 orang partisipan dan
partisipan tersebut tidak ikut sebagai partisipan dalam penelitian ini. Peneliti
melanjutkan wawancara dengan partisipan lainnya setelah mendapatkan
penilaian pembimbing bahwa peneliti sudah layak untuk melakukan
wawancara mendalam pada penelitian ini.
Peneliti melakukan pendekatan (prolonged engagement) kepada
partisipan selama kurang lebih 30-40 menit dengan pertemuan 1-2 kali
sebelum wawancara penelitian dilakukan. Pendekatan yang dilakukan peneliti
bertujuan untuk meningkatkan hubungan saling percaya antara peneliti dan
partisipan.
Peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan wawancara
yang akan dilakukan, kemudian memberikan informed consent untuk ditanda
tangani apabila bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini. Wawancara
dilakukan selama 20-50 menit dengan mengacu pada panduan wawancara
yang telah dibuat dan pertanyaan lainnya yang tidak ada dalam panduan
dengan teknik Probing, serta diperkuat dengan teknik silent untuk
memberikan kesempatan kepada partisipan menceritakan pengalamannya.
mengungkapkan pengalamannya secara bebas terhadap pertanyaan yang
diajukan selama proses wawancara sehingga data yang diperoleh benar-benar
merupakan pengalaman partisipan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner data demografi
sebagai data dasar dan wawancara untuk mengetahui hal-hal yang mendalam
tentang pengalaman partisipan. Kemudian peneliti memulai wawancara dan
merekam hasil wawancara. Peneliti memindahkaan hasil wawancara dan
menyusunnya dalam bentuk transkip dan line kemudian peneliti menganalisa
data dan membuat tema. Selanjutanya diuraikan kedalam bentuk narasi dari
semua tema dan sub tema sebagai pernyataan partisipan. pengumpulan data
dihentikan setelah saturasi data diperoleh.Peneliti membahas hasil penelitian
sesuai dengan analisa data yang dilakukan.
G. Analisa Data
Analisa data dilakukan pada saat transkip data pertama dilakukan,
dengan menggunakan metode collaizi dengan 7 tahapan proses analisa Beck,
Hungler dalam Husni (2008,hlm.21). Dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Membaca semua deskripsi untuk mendapatkan perasaan partisipan
b. Meninjau kembali setiap prosedur dan menyaring pernyataan-pernyataan
penting
c. Mengemukakan makna setiap pernyataan penting
d. Mengorganisasi makna yang sudah dirumuskan kedalam kelompok tema,
dengan cara membandingkan kembali kelompok-kelopok ini pada
penyimpangan diantara berbagai kelompok dengan menghindari
pengabaian data atau tema yang tidak sesuai.
e. Mengintegrasikan hasil kedalam penjelasan luas tentang fenomena yang
sedang diselidiki.
f. Merumuskan penjelasan luas dari fenomena yang sedang diselidiki sebagai
pernyataan diidentifikasi sespesifik mungkin.
g. Menanyakan partisipan tentang temuan-temuan ini sejauh mugkin sebagai
langkah validasi akhir.
H. Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data peneliti menggunakan dua prinsip
kriteria yang digunaka yaitu credibility, dan confirmability (Moleong.
2010.hlm.324).
Penerapan derajat kepercayaan (Credibility) yaitu untuk melaksanakan
penelitian alamiah sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai,
maka peneliti mengadakan pertemuan dengan partisipan selama 1 minggu 1 -2
kali sebelum pengumpulan data untuk meningkatkan kepercayaan partisipan
terhadap peneliti. Setelah dilakukan pertemuan dengan partisipan maka
timbul rasa saling percaya antara partisipan dengan peneliti. Kemudian
dilanjutkan dengan triangulasi dengan wawancara mendaladam dan proses
pengecekan data yang diperoleh peneliti disebut juga dengan membercheck.
Confirmability yang dilakukan pada penelitian ini adalah audit trial.
selama proses penelitian ini berlangsung, peneliti berusaha mempertahankan
pendokumentasian dengan baik. Kemudian peneliti menyerahkan hasil
temuan selama proses penelitian kepada pembimbing untuk dikonfirmasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Partisipan
penelitian ini melibatkan enam orang partisipan. keenam partisipan
tersebut adalah wanita yang telah melahirkan anak pertama di klinik bersalin
suryani, yang telah melakukan perawatan bayi secara mandiri dan bersedia
diwawancarai. umur partisipan antara 20-32 tahun, partisipan berpendidikan dari
SMP-S1, partisipan berasal dari suku jawa, batak dan mandailing, semua
partisipan beragama Islam. Berikut adalah paparan masing-masing karakteristik
partisipan:
Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan
Karakteristik P1 P2 P3 P4 P5 P6
Umur
20-32 tahun Pendidikan Terakhir
SMP SMA D-III S1
31 25 20 26 32 28
D-III SMA SMP S1 SMA SMP
Suku
Jawa Batak Agama
Islam
Jawa Jawa Jawa Jawa Batak Mandailing
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang pengalaman ibu primipara dalam melakukan
perawatan bayi baru lahir memiliki lima tema yaitu: 1) Respon ibu dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir, 2) Perawatan bayi baru lahir yang
dilakukan, 3) Informasi tentang perawatan bayi baru lahir, 4) Kendala atau
kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, 5) Upaya yang dilakukan
mengatasi kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.
Tabel 4.2 Tema dan Sub Tema
No. Tema Sub Tema
kesulitan dalam perwatan bayi baru lahir
b. menggunakan nipple dansyringe c. berobat
d. memberi susu
Paparan dari masing-masing partisipan adalah sebagai berikut:
1. Respon ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir
Dari hasil wawancara diperoleh respon ibu dalam melakukan perawatan
bayi baru lahir yaitu: merasa senang, merasa terharu dan merasa sedih.
a. Merasa senang
keenam partisipan merasa senang saat melakukan perawatan bayi baru lahir,
sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“rasanya senang dapat ilmu, harus hati-hati dan telaten. Jadi seorang ibu, ternyata tidak mudah, susah sekali Susahnya mulai dari kita mengandung dia, sampai melahirkan dia dalam keadaan hidup atau tidak” (P1)
“saya merasa senang, ya senangnya sudah punya anak, sudah jadi orangtua bisa mengurus anak sendiri” (P2)
“rasanya senang dapat anak, pertama dek-dekan gak nyangka sudah punya anak, yang lain udah lama nikah belum punya anak” (P3 )
“rasanya senang sekali, saat ini saya sudah punya anak, saya sudah jadi ibu, senangnya gak bisa dikatakan lagi” (P4)
“saya merasa senang karna saya sudah punya anak dan ada
kesibukan baru” (P 5)
“Perasaanku sonang ulala, bahagia masempurna urasa jadi
adaboru namalahirkon i, abangmupe holong rohania diau rado ia
pature si butet”
b. Merasa terharu
Satu partisipan mengatakan terharu, saat melakukan perawatan bayi baru
lahir, pernyataan partisipan dibawah ini:
“saya terharu dengan kelahiran anak saya, saya tidak menyangka
saya sanggup melahirkan seorang anak apalagi mengingat proses
kelahirannya rasanya saat itu sudah putus asah” (P2)
c. Merasa sedih
“sedihnya kita kan baru melahirkan, capek, butuh istirahat tapi harus melek malam, merawatnya, nyusui, kadang pipis ganti popoknya,
jadi gak bisa tidur” (P2)
“sedihnya baru semalam sekolah sudah punya anak” (P3)
“awalnya saya merasa sedih karna dua jam sekali harus bangun
ngasikan asi, jadi saya kurang tidur” (P 5)
“pertamanai sedih ulala, harana inda modom, kadang pala waktu
jam 8 abangmu ma ngoppana baru au margatti mahami jam 12
sampe manyogot, pala arian modom ia, baru disima istirahat iba”
(Pertama saya juga merasa sedih karna saya tidak bisa tidur tengah malam, dari jam 8 malam sampai jam 12 suami yang jagain, gantian dari jam 12 sampai pagi saya yang jaga) (P6)
2. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan
Dari hasil wawancara diperoleh empat tindakan tentang perawatan bayi baru
lahir yang dilakukan ibu yaitu pemberian nutrisi, memandikan bayi, perawatan
tali pusat dan pemberian imunisasi
a. Pemberian Nutrisi
didapatkan hasil pemberian nutrisi yang dilakukan yaitu ibu
melakukan pemberian ASI dan Pendamping ASI (PASI) berupa susu formula,
berikut ini adalah pernyataan partisipan
karna sedikit, saya kasih lagi susu formula takut bayinya kurang puas”(P1)
“saya cuma kasi ASI aja sampai sekarang, karna saya rasa lebih
bagus ASI dari susu yang lain, lagian ASI saya dari hari pertama sudah ada dan bayinya sudah bisa netek” (P2)
“anak saya minumnya ASI saja, pernah saya coba kasih susu botol
karna puting susunya sudah lecet jadi saya tidak kuat lagi neteki, anak saya tidak mau di kasih susu botol, sampai sekarang dia masih
netek”(P3)
“minumnya dikasi ASI, tapi cuman sebelah kanan aja karna yang
sebelah kiri putingnya masuk kedalam, namun tetap saya berikan
ASI”(P4)
“saya kasih asi walaupun tiap malam dua jam sekali harus bangun untuk neteki dia” (P5)
“pasadarion sampe opat ari inda adong aek nisusuku jaditong namanyusu ia dilehen susu formula, dung opat ari baru manyusu ia,
sampe sannri”
(hari pertama sampai hari keempat dia tidak minum asi, karna belum keluar asi saya, selama empat hari pertama diberikan susu formula, setelah itu sampai sekarang baru dia asi terus) (P6)
b. Memandikan bayi
Dari hasil wawancara diperoleh dua proses dalam memandikan bayi
baru lahir yang dilakukan ibu yaitu proses memandikan bayi pertama
menyiapkan perlengkapan mandi, menyiapkan pakaian, bedak dan minyak
telon, kemudian tehnik memandikan bayi. semua partisipan pada minggu
pertama belum berani memandikan bayi baru lahir, namun setelah putus
tali pusat ada beberapa partisipan yang berani dan ada juga yang belum
berani, dari masing-masing partisipan proses memandikan yang dilakukan
adalah sama, berikut adalah pernyataan dari partisipan
“ yang disiapkan sebelum bayinya mandi yaitu air hangat dalam
dibuka kemudian diangkat ke dalam ember mandi disapu dengan air kemudian disabuni sampai selesai dan dibilas tetap dalam ember dengan satu gayung air yang disisakan untuk bilas terakhir”
Setelah mandi rutin saya buat daun jarak yang dibakar dengan olesan minyak makan diatas perut anak saya, kata orang tua agar tidak mudah masuk angin, ini saya lakukan rutin dari lahir sampai umur tiga bulan (P1)
“Yang disiapkan sabun, baby oil dituangkan dalam ember mandi, sampo, air hangat campur air dingin kemudian pakaian dan handuknya disiapkan, bedaknya, minyak telon, setelah itu bayinya langsung diangkat kedalam ember mandi kemudian disabuni sampai selesai dan disiram dengan bilasan terakhir yang sudah disisakan ditempat lain.” (P2)
“sebelum dimandikan disiapkan sampo, air hangat, dan sabun dan dikasi baby oil ke air mandinya “sebelum mandi disiapkan popoknya,
handuknya kemudian bedak dan minyak telonnya, diambil kian airnya satu gayung untuk bilasan terakhir, kemudian bayi dimandikan dalam ember mandi, disabuni badannya kecuali bagian wajah bayi, setelah
selesai kemudian disiram dengan air yang disisakan sebelumnya”
(P3)
“menyiapkan air mandi, sabun dan samponya terlebih dahulu
disiapkan sebelum bayinya dimandikan setelah semua perlengkapan mandi disiapkan kemudian handuk dan bedongnya, bajunya, celana ,dan guritanya dibentangkan kian, setelah siap semuanya barulah bayinya dimandikan, pertama dilap dulu pakai air kemudian disabuni diluar,setelah disabuni bayi diangkat kedalam ember mandi sampai dengan selesai, kemudian bayi diangkat keatas handuk yang
disediakan dan melap badan bayi sampai kering” (P 4)
“siapkan ember, air dingn, dan air hangat dikasih baby oil ke air
mandi sabun dan pakaiannya juga disiapkan, handuk serta minyak dan bedak, kemudian dibuat susunannya agar pemakaian bajunya lebih mudah barulah bayinya dimandikan dan disabuni dalam ember mandi, setelah selesai baru diangkat langsung ke atas handuk yang
disediakan untuk melap kering badan bayi” (P 5)
“di pasiap pajolo bajuna, cawatna, lappinna, aekna diember,
sabunna, miyakna, baru diparidi ia tu aek i, sonima uida dibaen ia. perasaank pajolo paridi ia mabiar au, harana inda podo hatop, dungi
inda podo ias baenna naparjoloi dope soni”
c. Perawatan tali pusat
dari hasil wawancara diperoleh perawatan tali pusat bayi yang
dilakukan oleh ibu yaitu dengan cara diberi betadin dan dibungkus kassa
steril. Dua partisipan mengatakan perawatan talipusat bayinya diberi
betadin setelah selesai mandi dan empat partisipan mengatakan perawatan
tali pusat yang dilakukan pada bayinya adalah dibungkus dengan kassa
steril. Sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“talipusatnya dilap kering dengan kassa steril, kemudian dibungkus dengan kassa kering yang baru, setelah tali pusat lepas, maka bekas pelepasan talipusat baru ditetesi betadin dan ditutup kembali dengan
kassa”(P1)
“setelah siap mandi talipusatnya dilap sampai kering, kemudian
pangkalnya ditetesi dengan betadin dan dibungkus dengan kain kassa steril, setelah tali pusat lepas, pangkal bekas pelesan tali pusat di
tetesi dengan betadin juga, baru ditutup dengan kassa steril” (P2)
“sebelum tali pusatnya putus siap mandi dilap kering pake kassa, kemudian baru dibungkus dengan kassa steril, setelah tali pusat lepas
baru ditetesi dengan betadin, lalu ditutup kembali dengan kassa”
(P3)
“Sebelum putus diberi betadin pada pangkal talipusatnya, kemudian
dibungkus dengan kain kassa kering, dan setelah putus talipusat
dikasi betadin juga kemudian ditutup dengan kassa lagi” (P 4)
“siap mandi tali pusat yang belum putus dilap kering dengan kassa,
kemudian di bungkus kembali dengan kassa, setelah talipusatnya lepas baru di berikan betadin pada pangkal pelepasan talipusat,
kemudian ditutup menggunakan kasa yang dari bidannya.” (P 5)
“inda adong perawatan nakhususda, harana paridi ia dung
matupekdo tali nipusotnai, doppak somatupek bidannai do paridina, inda adong uida dibaen ia sanga aha, abit nabottar sogi opatdo dibaen ia pambalutna, i sajo maia. dung matupek pe talipusotnai inda
nadong dibaen ia pala di lap ia sajo mia so ulang maraek”
d. Pemberian Imunisasi
Dari hasil wawancara diperoleh bayi sudah mendapatkan imunisasi
yaitu berdasarkan jenisnya. Semua partisipan mengatakan bayinya sudah
mendapat imunisasi setelah pulang dari klinik bersalin Suryani, sesuai
denga pernyataan partisipan berikut ini.
“imunisasi pertama sebelum pulang dari klinik bersalin sudah diberikan kepada anak saya yang disuntik di paha sebelah kanan kata bidannya imunisasi HB0, dan kunjungan beriukutnya rutin saya bawa setiap jadwal yang ditentukan, yang terakhir dapat imunisasi campak,
sekarang imunisasinya sudah lengkap” (P1)
“sekarang tinggal menunggu jadwal imunisasi berikutnya, imunisasi
pertama sudah diberikan bidannya katanya HB0, dan ayahnya juga sering mengingatkan saya tentang jadwal imunisasi jangan sampai
ketinggalan, imunisasi berikutnya adalah DPT” (P2)
“imunisasinya sudah dapat semua, dan tidak ada yang
terlewatkan,setiap jadwal yang ditentukan bidannya saya bawa
imunisasi, yang terakhir adalah dapat imunisasi campak”
(P3)
“imunisasinya sudah dapat tinggal satu lagi yang belum dapat yaitu campak, sekarang tinggal menunggu umur sembilan bulan, imunisasi
pertama sudah dikasih HB 0” (P4)
“sudah lengkap imunisasinya dari yang pertama sampai campak,
rutin setiap bulan sesuai dengan jadwal yang diberikan bidannya” (P 5)
3. Informasi tentang perawatan bayi baru lahir
Dari hasil wawancara diperoleh lima sumber tentang informasi
perawatan bayi baru lahir yang didapatkan ibu yaitu dari orangtua, tetangga
atau teman, TV atau internet, koran atau buku dan dari bidan
a. Orang tua
Semua partisipan memperoleh informasi tentang perawatan bayi baru
lahir dari orangtua yaitu sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini:
“Mandiinya sekitar jam 4 sore, pagi jam 8, biar supaya segar, tidak boleh potong kuku, Kalo sebelum 40 hari jangan keluar rumah dulu ya,nanti magrib jangan dibiarin anaknya harus dipangku bayinya jangan dibiarin sendiri, kalo tidur harus dibangunin, jangan dibiarin tidur magrib kita gak tau itu mitos atau fakta, ya gitu kata orangtua
ya kita ikuti aja”(P1)
“dikasih tau cara ganti popok jika basah segera diganti jangan dibiarkan terlalu lama nanti anakny masuk angin, terus membedong
itu harus betul jangan asal tertutup saja ” (P2)
“saat meneteki diajari sama mamak harus seimbang, dipindah-pindah
agar kepala anaknya gak peang katanya.” (P3)
“diajarai cara mengganti popok dan cara memandikan bayi, kemudian jika anak nangis jangan dibiarkan gitu aja pasti ada yang
tidak nyaman ” (P 4)
“dikasih tau cara menggendong, memegang dan memangku bayi,
serta memperbaiki bedongnya, jika pipis cepat diganti” (P5)
“informasi sion nenek nia adong, pala pasusuon au leng nadiparateon ia idokon ia ulang naonok tu danaki manyusu geleng naron tembal
ulu nai”
(ada dari neneknya, saat saya menyusui diperhatikannya kalau neteki jangan terlalu lama posisi tidur nanti kepalanya peang kata neneknya) (P6)
b. Tetangga/ Teman
“diajari cara jemur bayi jika ada matahari di pagi hari jam tengah delapan, tidak boleh wajahnya langsung menghadap matahari” (P3)
“dapat mengeatuhi penyebab anak jadi rewel yaitu jangan dibiarkan
maunya digendong, popok yang basah terlalu lama diganti membuat
bayi tidak nyaman sehingga dia menangis ” (P4 )
c. TV/ Internet
“jangan memberi makan pada bayi sebelum umur enam bulan,
katanya jika terlalu cepat memberi makan sebelum waktunya dapat menyebabkan kerusakan pada usus bayi dan efeknya keliahatan setelah bayi sudah besar. Kemudian cara menangani anak jika sakit jangan dibiarkan terlalu lama dirumah, segera dibawa dokter” (P2)
“informasi yang saya liat di internet adalah cara memandikan bayi
dapat meyebabkan iritasi pada kulit bayi, kemudian cara merawat bayi yang baik, jika membersihkan telinga dan hidung harus hati-hati dan tidak boleh memakai pampers terlalu lama” (P2)
e. Bidan
“cara mandiin megangnya harus bagus, tali pusatnya jangan dibiarin basah, uda siap mandi dibersihin, perban pusatnya diganti,dibungkus kembali”(P1)
“dikasi tau cara menyusui yang baik yaitu kepala bayi lebih tinggi
dari badan agar bayi tidak tersedak saat menyusui, setelah siap menyusui bayi disendawakan, dikasi tau juga cara merawat tali pusat
sebelum dan setelah lepas ” (P2)
“saya ingat pernah diajari bidannya cara meyusui yang benar saat pertama kali menyusui di klinik, saat menyusui yang diisap bayinya tidak boleh putingnya saja, dan saya mencoba tetap menyusui anak saya dengan tehnik yang benar” (P3)
“bidannya mengajari jika siap minum susu harus disendawakan,
kemudian cara merawat tali pusat yang benar, jangan dikasi
4. Kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir dari hasil wawancara diperoleh kesulitan yang dihadapai ibu dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu dari kondisi ibu dan kondisi bayi.
dari kondisi ibu adalah ibu mengalami lecet pada puting susu dan ada ibu
yang mengalami puting susu masuk kedalam, sedangkan pada kondisi bayi
adalah bayi pernah sakit, rewel.
a. kondisi Ibu
Dari hasil wawancara diperoleh kendala saat menyusui yaitu ada ibu
yang mengalami lecet pada puting susu dan ada ibu yang mengalami
kesulitan saat menyusui karna puting susu masuk kedalam. Berikut ini
adalah pernyataan partisipan.
“Aku gak ada asi, tiga hari pertama kelahiran dia”(P1)
”tetek saya lecet, sudah gak kuat saya meneteki dia lagi sampe bengkak juga pernah,” (P3)
“saya neteki sebelah kanan saja, yang sebelah kiri putingnya tidak
keluar, tapi asinya tetap keluar, diberikan yang sebelah kiri anaknya
tidak puas untuk mengisapnya dan dia nangis” (P 4)
“pala pasusuon au matcit ulala susui maniak pala manyusu ia, pala tong nasobisa modom i ma tonga borngin sampe manyogot loja boto
nabegadang i”
(saat menyusui tetek saya sakit kali sampe lecet juga, jadi pas dia netek rasanya perih. kemudian itula yang gak bisa tidur dari tengah malam sampe pagi, rasanya saat itu capek begadang) (P6)
b. Kondisi Bayi
Dari hasil wawancara diperoleh kesulitan yang dihadapi ibu selama
melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu saat bayinya dalam keadaan
sakit, dan rewel sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini.