• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA (Studi Kasus S1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA (Studi Kasus S1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

(Studi Kasus S1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

FACTORS - FACTORS AFFECTING THE LOW INTEREST IN

ENRTRENEURSHIP UNIVERSITY STUDENTS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

(S1 case study of University of Muhammadiyah Yogyakarta)

Disusun :

Iris Sri Vinasti

20130430007

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVEERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT

BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

(Studi Kasus S1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

FACTORS - FACTORS AFFECTING THE LOW INTEREST IN

ENRTRENEURSHIP UNIVERSITY STUDENTS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

(S1 case study of University of Muhammadiyah Yogyakarta)

Disusun :

Iris Sri Vinasti

20130430007

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVEERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

Dengan ini saya,

Nama : Iris Sri Vinasti Nomor Mahasiswa : 20130430007

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT BERWIRAUSAHA

MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(Studi Kasus S1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) “ tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuaan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tercantum diacuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta , Februari 2017

(4)

Motto

“Allah tidak membebani seseorang itu malaikan

sesuai dengan kesanggupannya.”

” ( Q.S. Al

-Baqarah : 267)

“ Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada

kemudahan. Sesungguhmya bersama kesulitan itu

ada kemudahan.”

(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

“ Terkadang sebuah

paksaan itu dibutuhkan agar

kita mempunyai motivasi.”

(MUARA HATI, Alyaaa)

“ Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha. Jika

kamu belum berhasil, mungkin usahamu belum

maksi

mal.”

(Diary Rammadhan caca, Alyaaa)

Ketiadaan sahabat berarti keterasingan

(5)

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’alla atas segala karunia, rahmat, nikmat, hidayah dan hikmah yang selalu

dilimpahkan kepada penulis sebagai hamba-Nya, sehingga penulis skripsi ini dapat terselsaikan.

Dangan segala kerendahan hati skripsi ini ku persembahkan untuk Otangtua yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat dan doa. Karya ini merupakan salah bentuk bakti Inas kepada Mama dan Bapak. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan melindungi Mama dan Bapak.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

PERSEMBAHAN ... iv

INTISARI ... iiv

ABSTRAK ... iiiv

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 ... 9

(7)

4. Manfaat Berwirausaha ... 16

5. Pengetahuan dalam Berwirausaha ... 18

6. Peran Wirausaha bagi Lingkungan ... 19

7. Pengertian Motivasi ... 19

8. Mengambil Risiko ... 23

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 27

C. Hipotesis ... 28

D. Model Penelitian ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 29

B. Jenis dan Sifat Penelitian ... 30

C. Jenis Data ... 31

D. Teknik Pengambilan Sampel ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Difinisi Oprasional Variabel Penelitian ... 32

1. Variable Independen ... 32

2. Variable Dependen ... 33

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 33

1. Uji Validitas ... 34

(8)

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 37

1. Analisis Data ... 37

2. Metode Analisis Data ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 44

A. Karakteristik Obyek Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .. 44

1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 44

2. Sejarah Ringkas Muhammadiyah ... 45

3. Misi Pendidikan Muhammadiyah ... 50

4. Selintas Perjalanan... 52

5. Visi, Misi dan Tujuan ... 56

6. Kewirausahaan ... 58

B. Karaktristik Responden ... 65

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Uji Kualitas Instrumen Data ... 66

1. Uji Validitas ... 66

2. Uji Reliabilitas ... 69

B. Hasil Penelitian ... 70

1. Uji Asumsi Klasik ... 70

a. Uji Normalitas ... 71

b. Uji Multikolinearitas ... 71

c. Uji Heteroskedastisitas ... 72

(9)

B. Saran ... 87 C. Keterbatasan Peneliti ... 88 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)
(12)
(13)

primary data which data are derived from questionnaires to all students at the University of Muhammadiyah Yogyakarta. This study method of multiple linear regression analysis. Before regression, data is first tested using the classical assumption test.

These results indicate that shows that entrepreneurial motivation positive and significant effect of the low interest in entrepreneurship students. Entrepreneurial environment and significant positive effect on student interest in entrepreneurship. Entrepreneurial knowledge and significant positive effect for the low interest in entrepreneurship students. Entrepreneurial risk and significant positive effect on student interest in entrepreneurship.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada abad ke 17, konsep kewirausahaan berkembang dengan menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18 berkembang pandangan bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki hasil inovasi dikembangkan bisnisnya dengan menggunakan modal dari pihak lain (Sumarsono, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kewiraswastaan berasal dari kata entreneur (bahasa Inggris) adalah “orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun oprasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengukur permodalan oprasinya” Sumarsono ( 2013).

(15)

atau tidak mampu bekerja di bawah tekanan, mereka dapat berwirausaha jika mempunyai atau memiliki keterampilan khusus.

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan mengakibatkan banyak pula orang menganggur. Pendidikan yang tinggi tidak menjamin mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga sarjana menjadi pengangguran. Dengan gelar sarjana yang dimilikinya banyak masyarakat yang ingin mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Persaingan yang sangat tingg dalam seleksi pekerjaan dan banyaknya orang yang mencari pekerjaan membuat banyak lulusan sarjana menjadi pengangguran atau mendapatkan pekerjaan yang seadanya asal predikat pengangguran tak melekat pada dirinya. Lulusan yang beruntung bisa langsung bekarja sesuai dengan ilmunya, namun ada juga yang tidak beruntung dan harus menganggur setelah lulus kuliah.

(16)

3

diberbagai kursus bisnis dan koperasi menjadi materi ajar utama, bahkan menjadi salah satu konsentrasi di program studi tertentu (Saiman, 2015). Jumlah penduduk yang makin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang makin besar pula. Ini berarti makin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau mengangggu. Agar dapat tercapai keadaan yang seimbang maka mereka semua dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta keterampilan mereka (Subri, 2014).

(17)

pengangguran yang memiliki pendidikan formal sampai ditingkat sarjana atau pengangguran intelektual) karena pertumbuhan ekonomi suatu negara yang rendah, ataupun karena krisis ekonomi yang berkepanjangan, sehingga tidak mampu menampung antara pertambahan tenaga kerja baru dengan ketersediaan lapangan kerja baru (Saiman, 2015).

(18)

5

terbatas. Hal ini pula yang membuat lulusan dari perguruan tinggi masih banyak menganggur karena belum mendapatkan pekerjaan.

Padahal, entrepreneursip itu seharusnya menjadi tulang punggung keterampilan bagi lulusan–lulusan Universitas di negara kepulauan yang indah ini, yaitu Indonesia. Sayangnya, rata–rata universitas yang ada di Indonesia lebih cenderung memilih jurusan yang menbentuk para lulusannya ke arah yang lebih spesialis dan tidak mengintergrasikan ilmu–ilmu lain serta fokus pada satu ilmu saja seperti marketing, produksi, SDM, dan keuangan untuk kemudian diarahkan menjadi pegawai dan pencari kerja (employee atau job seeker) (Hendro, 2011).

Table 1.1

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Agustus 2013 – 2015 2. Belum/tidak tamat SD 489.152 389.550 371.542

3. SD 1.347.555 1.229.652 1.004.961

4. SLTP 1.689.643 1.566.838 1.373.919 5. SLTA Umum 1.925.660 1.962.786 2.280.029 6. SLTA Kejuruan 1.258.201 1.332.521 1.569.690 7. Diplomat

I/II/III/Akademik

185.103 193.517 251.541 8. Universitas 434.185 495.143 653.586

Jumlah 7.410.931 7.244.905 7.560.822

Sumber: Badan Pusat Statistik

(19)

rendahnya kompetensi dan minimnya soft skills yang dimiliki oleh calon tenaga kerja sehingga alokasi lapangan pekerjaan tidak sepenuhnya terpenuhi. Selain itu juga masih melekatnya mentalitas untuk mencari pekerjaan ketimbang menciptakan pekerjaan sendiri. Dalam menghadapi dunia kerja tersebut, lulusan perguruan tinggi memang tidak harus melamar menjadi tenaga kerja, melainkan juga bisa dengan menjadi pengusaha. Dengan menjadi pengusaha, selain akan berkontribusi dalam pembangunan bangsa juga memiliki nilai mulia serta mampu menciptakan lapangan kerja. Bagi sebagian orang yang tidak menyukai pekerjaan yang diatur orang lain, mereka yang mempunyai keterampilan khusus, dapat memperoleh penghasilan sebagai berwirausaha. Berwirausaha termasuk alternative pilihan yang sangat tepat, dengan berwirausaha berarti membantu mengatasi permasalahan ekonomi Indonesia, menyediakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang banyak yang membutuhkan, mengingat masih banyak sekali pengangguran di Indonesia. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penelitian ini berjudul : “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Berwirausaha Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”.

B. Batasan Masalah

(20)

7

data primer. Objek penelitian adalah sebagian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, pokok masalah yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap rendahnya minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Muhammadiyah?

2. Yogyakarta Bagimana pengaruh lingkungan terhadap rendahnya minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

3. Bagimana pengaruh pengetahuan terhadap rendahnya minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

4. Bagimana pengaruh risiko terhadap rendahnya minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat motivasi terhadap rendahnya minat berwirausaha mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui tingkat lingkungan terhadap rendahnya minat berwirausaha mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(21)

4. Untuk mengetahui risiko terhadap rendahnya minat berwirausaha mahasiswa Universitas Muhammadiyah.

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat di Bidang Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas tentang kewirausahaan dalam mempengaruhi rendahnya minat wirausaha, untuk mengembangkan kreativitas penulis dalam mengembangkan ilmu yang telah didapat.

2. Manfaat di Bidang Praktik

(22)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Minat

Menurut Slameto (2010), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang harus menyerah. Dalam buku yang ditulis Khairuni (2014), minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Minat merupakan suatu gejala psikologis.

b. Adanya perhatian, perasaan, dan pikiran dari subyek karena tertarik. c. Adanya perasaan senang dari obyek yang menjadi sasaran.

d. Adanya kamauan atau kecenderungan pada diri subjek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

(23)

2. Pengertian Kewirausahaan

Entrepreneurship itu berkembang berdasarkan naluri, personal, dan

alamiah karena pada zaman dahulu belum ada suatu konsep yang jelas tentang entrepreneurship. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, sehingga terjemahannya

sangat multiarti. Ada yang berpendapat entrepreneur bararti jiwa yang bebas atau berani memutuskan untuk dirinya sendiri. Entrepreneur adalah seseorang yang berusaha berpikir beda, seperti Marcopolo, Christopher Columbs, dan lain-lain. Columbus berpikir bahwa ada suatu keinginan untuk keluar dari keadaannya yang monoton sehingga ia mencari sesuatu yang berbeda dan baru. Entrepreneurship berupa makna dari sekedar mengambil resiko menjadi menjual maanfaat untuk menukar resiko yang akan jadi. Bila manfaat sebuah pekerjaan itu lebih besar dari resiko yang ia tawarkan kepada orang lain yang akan mendatanginya, maka itulah makna penting menjadi entrepreneur (Hendro, 2011).

Entrepreneurship yang dibahasa Indonesiakan berkewirausahaan sampai

(24)

11

a. Pendekatan ekonomi, entrepreneur adalah orang yang membawa sumber- sumber

daya, tenaga, marrial, dan aset–aset lain ke dalam kombinasi yang membuat nilainya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, dan juga seseorang yang memperkenalkan perubahan, inovasi atau pembaruan, dan suatu order atau tatana atau tata dunia baru;

b. Pendekatan ekomomi, entepreneur adalah betul-betul seseorang yang digerakkan

secara khas oleh kekuatan tertentu untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu, pada percobaan, pada penyempurnaan, atau mungkin pada wewenang mencari jalan keluar yang lain; dan

c. Pendakatan seorang pembisnis, entrepreneur adalah seorang pembisnis yang memacu sebagai ancaman, pesaing yang agresif, sebaliknya pada pembisnis lain sasama entrepreneur mungkin sebagai sekutu mitra, sebuah sumber penawaran, seorang lapangan, atau seorang yang menciptakan kekayaan bagi orang lain, juga menemukan jalan yang lebih baik untuk memanfaatkan sumber-sember daya, mengurangi pemborosan, menghasilkan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain yang dengan senang hati untuk menjalankannya.

Pengertian kewirausaan menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995:

“Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam

menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

(25)

secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada (Dewanti, 2008). Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah hal–hal atau upaya–upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha aktivitas bisnis atas dasar kemauan sendiri dan atau mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan atau kemampuan sendiri. Wirausaha atau wiraswasta adalah oranng–orang yang memiliki sifat–sifat kewiraswastaan atau kewirausahaan dan umumnya memiliki keberanian dalam mengambil resiko terutama dalam menangani usaha atau perusahaannya dengan berpikir pada kamampuan dan atau kemauan sendiri (Saiman, 2015). Davit E.eye (1996) dalam Saiman (2015).

Tabel 2. 1

Karakteristik Sukses Seorang Wirausahawan

Karakteristik Sukses Ciri Sukses yang Menonjol

Pengendalian diri Mereka ingin dapat mengendalikan semua usaha yang mereka lakukan

Mengusahakan terselesaikannya urusan

Mereka menyukai aktivitas yang menunjukan kemajuan yang berorientasi pada tujuan Mengarahkan diri sendiri Meteka momotivasi diri sendiri dengan

sesuatu hasrat yang tinggi untuk berhasil Mengelola dengan sasaran Mereka cepat memahami rincian tugas yang

harus diselesaikan untuk mencapai sasaran Penganalisis kesempatan Mereka akan menganalisis semua pilihan

untuk memastikan kesuksesannya dan meminimalkan risiko

Pengendali pribadi Mereka mengenali pentingnya kehidupan pribadi terhadap hidup bisnisnya

Pemikiran kreatif Mereka akan selalu mencari yang lebih baik dalam melakukan suatu usaha

Pemecahan masalah Mereka akan selalu melihat pilihan-pilihan untuk memecahkan setiap masalah yang menghadang

Pemikiran objektif Mereka tidak takut untuk mengakui jiks melakukan kekeliruan

(26)

13

Ahli lain, seperti (M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer dalam Suryana (2003), mengemukakan delapan karakteristik, yaitu meliputi:

a. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.

b. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun resiko yang terlalu tinggi.

c. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

d. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segar.

e. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

f. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke dapan.

g. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

(27)

3 Faktor-faktor yang Mendukung Seseorang Menjadi Seorang

Wirausahawan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneurship sebagai jalan hidup (Hendro, 2011).

a. Faktor Individual Atau Personal

Yang dimaksud dengan faktor individu/personal di sini ialah pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik oleh lingkungan ataupun keluarga. 1) Pengaruh masa kanak-kanaknya: Misalnya, saat masih kanak-kanak, ia sering

diajak oleh orang tua, paman, saudara, dan tetangga ke tempat yang berhubungan dengan bisnis. Pengalaman ini akan terus melekat dalam benaknya sehingga ia bercita-cita suatu saat ingin menjadi pengusaha.

2) Perkembangan saat dewasa: Pergaulan, suasana kampus, dan teman-temannya yang sering berkecimpung dalam bisnis akan memacu dirinya untuk mengambil jalan hidup menjadi seorang entrepreneur.

3) Perspektif atau cita-citanya: Keinginan untuk menjadi pengusaha bisa muncul saat melihat saudara, teman, atau tetangga yang sukses menjadi entrepreneur.

b. Suasana Kerja

(28)

15

c. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin kecil pengaruhnya terhadap keinginan untuk memilih pengusaha sebagai jalan hidup. Rata-rata justru mereka yang tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi yang mempunyai hasrat yang kuat untuk memilih karier menjadi seorang pengusaha (karena itu jalan satu-satunya untuk kaya dan sukses).

d. Personality (Keperibadian)

Ada banyak tipe keperibadian, seperti controller, advocator, analytic, dan facilitator. Dari tipe-tipe, yang cenderung mempunyai hasrat yang tinggi untuk memelih karier menjadi seorang pengusaha adalah controller (dominan) dan advocator (pembicara), tetapi itu bukan sesuatu yang mutlak, karena semua bisa asalkan ada kemauan dan cara memulainya tentu berbeda.

e. Prestasi Pendidikan

(29)

f. Dorongan keluarga

Keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan serta mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan sebagai entreneur, karena orang tua berfingsi sebagai konsultan pribadi, coach, dan mentornya.

g. Lingkungan dan pergaulan

Orang berkata bahwa untuk sukses, seseorang harus bergaul dengan orang yang sukses agar tertural, karena bila Anda bergaul dengan orang yang malas, maka Anda lama-kelamaan juga menjadi malas, dan bila Anda bergaul dengan orang pandai, Anda akan bertambah pandai.

h. Ingin lebih dihargai atau self-esteem

Posisi tertentu yang dicapai seseorang akan memengaruhi arah kariernya. Sesuai dengan teori Maslow, setelah kebutuhan sandang, pangan, dan papan terpenuhi, maka kebutuhan yang ingin seseorang raih berikutnya adalah self-esteem, yaitu ingin lebih dihargai lagi.

i. Keterpaksaan dan keadaan

Kondisi yang diciptakan atau terjadi, missal PHK, pension (retired), dan menganggur atau belum bekerja, akan membuat seseorang memilih jalan hidupnya menjadi entrepreneur, karena memang sudah tidak ada pilihan lagi untuknya.

4. Manfaat Berwirausaha

(30)

17

a. Memberikan peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri

b. Memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pembisnis untuk mencapai tujuan hidupnya.

c. Memiliki peluang melakukan perubahan

Semakin banyak pembisnis yang memulai usaha karena mereka dapat menangkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting.

d. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya

Keberhasilan mereka adalah hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka.

e. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin

Kebanyakan pembisnis tidak ingin menjadi kaya, tetapi kebanyakan di antara yang memang menjadi bercukupan. Hampir 75 persen yang termasuk dalam daftar orang terkaya (majalah Ferbes) merupakan wirausahawan generasi pertama.

f. Memiliki peluang untuk berpiran aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usahanya. Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia bertahun-tahun.

(31)

5. Pengetahuan dalam Berwirausaha

Kewirausahan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba dilapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkannya sehingga kewirausahaan bisa dimasukkan ke dalam displin ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat empiris (hasil uji lapangan) (Hendro, 2011).

Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bertumbuh pesat di Eropa dan Amerika Serikat baik ditingkat kursus-kursus ataupun di Universitas. Mata kuliah entrepreneurship diberikan dalam bentuk kuliah umum, ataupun dalam bentuk konsentrasi program studi. Beberapa mata kuliah yang diberikan bertujuan antara lain (Alma, 2009).

a. Mengerti apa peranan perusahaan dalam system perekonomian b. Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan c. Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan

d. Mengerti perancanaan produk dan proses pengembangan produk

e. Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas serta membentuk organisasi kerjasama

f. Mampu mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber

(32)

19

6. Peran Wirausaha Bagi Lingkungannya

Berdasarkan pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perean wirausaha yang utama bagi lingkungannya adalah (Sumarsono, 2010).

a. Memperbaharui dengan “merusak secara kratif”

b. Dengan keberaniannya melihat dan mengubah apa yang sudah dianggap mapan, rutin, dan memuaskan.

c. Inovator

d. Menghindari hal yang baru di masyarakat e. Mengambil dan memperhitungkan resiko f. Mencari peluang dan memanfaatkannya. g. Menciptakan organisasi baru.

7. Pengertian Motivasi

(33)

a. Motivasi dan Mentalitas Kewirausahaan

Seseorang wirausaha dituntut untuk memiliki motivasi dan mentalitas yang lebih dibandingkan kebanyak orang. Lebih jauh ia haruas memiliki konsep dan pemikiran yang berbeda dengan banyak orang, sesuatu yang unit atau dalam istilah

bisnis adalah “think do something different, and don’t thing equal with many people”.

Dengan berfikir dan melakukan sesuatu yang berbeda dengan kebanyak orang maka memungkinkan orang tersebut memiliki produk yang siap bersaing di pasar termasuk ia siap mengambil resiko terhadap suatu suatu kejadian yang mungkin akan terjadi di kemudian hari terhadap keputusan yang akan diambil, seperti timbulnya kerugian (Fahmi, 2014).

b. Motivasi dan Utang dalam Perspektif Kewirausahaan

(34)

21

Beberapa pembisnis menganggap salah satu cara untuk menambahkan modal adalah dengan mencarri dari sumber luar (eksternal). Sumber eksternal tersebut meliputi (Fahmi, 2014).

1) Pinjaman dari perbankan 2) Penerbitan obligasi,

3) Pinjaman dari mitra para mitra bisnis, 4) dan sumber lainya.

c. Motifasi dan Kewirausahaan

Secara umum memang ada hubungan kuat antara motivasi dan kewirausahaan, karena sesuatu yang mendorong seseorang untuk menjadi wirausahawan kerena didorong oleh motivasi tinggi (Fahmi, 2014). Menurut Saiman (2015).

1) Laba 2) Kebebasan 3) Impian personal 4) Kemandirian

Dari empat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

(35)

Bagan 2. 2 Imbalan Berwirausaha

Sumber : kewirausahaan, teori, praktik, dan kasus-kasus, Leonardus Saiman, 2015.

Dari bagan 2. 2 dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan berwirausaha seseorang akan termotivasi untuk memperoleh imbalan minimal dalam bentuk laba, kebebasan, impian personal yang mungkin menjadi kenyataan, kemandirian, di

IMBALAN BERWIRAUSAHA

LABA KEBEBESAN IMPIAN

(36)

23

samping memiliki peluang-peluang pengembangan usaha, memiliki peluang untuk mengendalikan nasibnya sendiri.

8. Mengambil Resiko

Para wirausaha menyukai mengabil risiko realistic karena mereka ingin berhasil:

mereka mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas-tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan mereka. Jadi situasi risiko kecil dan situasi risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan ini tidak mungkin terdapat pada masing-masing situasi itu. Kebanyakan orang takut mengambil risiko karena mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan. Namun, semua tahap pekerjaan anda mengandung risiko, yang merupakan bagian hakiki dari seorang wirausaha.

Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasi potensi anda sendiri sebagai wirausaha. Pengambilan risiko dalam hidup anda melibatkan suatu kesadaran akan pristiwa-peristiwa kampau; suatu perhatian untuk masa depan; dan sebuah keinginan untuk hidup di masa sekarang. Beberapa risiko yang terpenting adalah risiko yang membawa anda belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri (Geoffrey & Meredith, 2000).

a. Mengambil Risiko Usaha

1. Risiko dan Ketidakpastian

(37)

a) Ketidakpastian (unexpected risk)

Ketidakpastian ( uncertainty)sering disebut unexpected risk atau risiko atas kejadian yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya:

1) Perubahan cuaca yang berkaitan pada masalah pengiriman barang yang sedang dikirim.

2) Risiko yang diakibatkan oleh bencana alam.

3) Risiko atas kerugian dari perubahan kurs mata uang dari negara lain terhadap nilai mata uang Rupiah yang mengakibatkan biaya dan harga baranng menjadi naik dan harus dievaluasi.

b) Risiko (expected risk)

Risiko adalah kejadian yang bersifat ketidakpastian dan bisa juga bersi bersifat kepastian yang dapat dihitung secara kuantitatif. Seberapa jauh Anda menemukan informasi. Semakin sempurna Anda mendapatkan informasi maka sempurna informasi yang dikumpulkan dan semakin akurat pula Anda mengetahui seberapa besar resikonya. Yang membedakan risiko dan ketidakpastian adalah seberapa sempurna informasi yang Anda peroleh dan kunci utamanya ada pada informasi yang Anda peroleh dan Anda miliki.

b. Klasifikasi Orang dalam Menghadapi Risiko

(38)

25

1) Risk avoider

Orang yang tidak senang menghadapi risiko dan cenderung menghindari

risiko atau disebut “risk free” atau otang yang bebas dari risiko.

2) Risk calculator

Orang yang berani mengambil keputusan bila risiko atau dampaknya bisa dikalkulasikan (dihiting berapa tingkat kerugiannya).

3) Risk taker

Orang yang berani dan spekulatif dalam mengambil keputusan dengan mengukur risiko yang akan ia tanggung secara intutif saja, sehingga sering disebut speculator atau gambler.

4) Risk manager

Orang yang berani dan mampu mengambil keputusan dengan menghitung terlebih dahulu tingkat risiko dan ketidakpastian dengan mengandalkan intuisinya untuk keuangan bisnis di masa mendatang.

Risiko yang akan terjadi bisa diklasifikasikan berdasarkan karakter dari risiko tersebut, yaitu berdasarkan sumber dan dampaknya. Untuk itu kita lihat klasifikasinya.

c. Klasifikasi Resiko

(39)

1. Risiko Murni

Risiko murni adalah risiko yang mengakibatkan dua atau lebih kemungkinan kerugian yang menguntungkan dan terjadinya risiko tersebut dapat dicegah.

Contoh: kerugian akibat kurusakan mesin, kerugian akibat mati listrik, kerugian risiko kebakaran gedung.

a. Risiko murni hanya bisa ditanggulangi tetapi tidak bisa mencegah kerugiannya. b. Risiko Spekulatif

Risiko spekulatif adalah risiko yang mengakibatkan dua atau lebih kemungkina kerugian terjadi. Kerugian yang bisa menguntungkan dan bisa merugikan. Contoh:

1) Mempunyai barang yang dijual dengan nilai Rupiah tetapi dibeli dengan mata uang asing (misalnnya, Dollar Amerika) sehingga bila nilai kurs Dollar terhadap Rupiah mengalami kenaikan dan dampaknya pada kerugian jika Anda membeli barang tersebut. Begitu pula sebaliknya.

(40)

27

B. Hasil Penelitian Terhahulu

Faktor pengetahuan kewirausahaan tidak berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa Keuangan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sehingga tinggi rendahnya tingkat pengetahuan kewirausahaan tidak mempengaruhi tingkat kurang minat berwirausaha mahasiswa Keuangan Islam UIN Sunan KalijagaYogyakarta karena mahasiswa Keuangan Islam yang mempunyai pilihan studi sebagai Perbankan dan Keuangan atau akuntan. Dengan demikian hipotesis

kedua (H2) yang menyatakan “ Terdapat pengaruh positif signifikan pengetahuaan

kewirausahaa terhadap minat berwirausaha Mahasiswa Keuangan Islam UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta” tidak terbukti.

Faktor motivasi yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha yang diteliti oleh Mega Yunina Sari (2012).

Faktor lingkungan Singgig Purnomo (2013), menyatakan bahwa variable ini mempunyai pengaruh yang signifikan dengan hasil penelitian nilai varoabel lingkungan 0,168 lebih besar dari nilai yang lainnya, oleh karena itu variable lingkungan mempunyai pengaruh domonan terhadap mianat wirausaha mahasiaswa STIMK Duta Bangsa Surakarta.

(41)

merupakan sesuatu yang membujuk untuk melakukan pekerjaan mandiri (entrepreneur). Toleransi akan resiko berpengaruh pisitif terhadap minat berwirausaha.

C. Hipotesis

1. Diduga pengerahuan berpengaruh secara negatife terhadap kurang minat berwirausaha

2. Diduga motivasi berpengaruh secara positif terhadap kurang minat berwirausaha. 3. Diduga lingkungan berpengaruh secara positif terhadap kurang minat

berwiraudaha,

4. Diduga risiko berpengaruh secara positif terhadap kurang minat berwirausaha.

D. Model Penelitian

Pengetahuan

Motivasi

Lingkungan

Risiko

(42)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek dan Subyek penelitian

Penelitian ini mengambil objek penelitian di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang beralamatkan Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Sedangkan subyek penelitiannnya merupakan mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dengan cara survey lapangan kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat berwirausaha Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh mahasiswa tentang minat berwirausaha. Data primer diperoleh dengan teknik kuesioner dengan pembatasan responden berupa sampel yang dapat mewakili dari seluruh populasi.

B. Jenis dan Sifat Penelitian

(43)

kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriah, 2006).

C. Jenis Data

Data dalam Umar (2000) yang dikutip dari Mc. Leod (1995), pengertian data dari sudut ilmu sistem informasi adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai. Data juga terdapat berbagai macam jenis salah satunya menurut sumbernya yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dipakai dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpulan data primer atau oleh pihak lain.

(44)

31

D. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah seluruh yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Zuriah, 2006), sedangkan menurut Tukiran & Sofian Effendi ( 2012), populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sampel sering didefinisikan sebagi dari populasi (Zuriah, 2006). Besar sampel dalam sebuah penelitian dapat dihiting dengan rumus Slovin:

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = presisi yang ditetapkan atau perentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di tolerir atau dinginkan, margins of error = 5%

n =

= 389,793 = 397

(45)

mengambil sampel secara acak dari seluruh populasi yang ada. Sedangkan sebagai bey person adalah responden yang berkaitan langsung dengan mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan:

1. Angket atau kuesioner adalah salah satu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan mengharapkan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. 2. Studi pustaka adalah pengumpulan data dan refrence melalui buku-buku yang

berkaitan dengan tema, jurnal, dan artikel.

F. Difinisi Oprasional Variabel Penelitian

1. Variable independen

Variable independen adalah variable yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya valiabel dependen. Dalam penelitian ini memiliki 5 variabel bebas atau independen yaitu:

a. Pengetahuan adalah segala informasi, pengalaman yang dimiliki, dipahami atau mengerti, dan diketahui oleh masyarakat atau mahasiswa.

(46)

33

c. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar masyarakat serta mempengaruhi atau membawa kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung.

d. Resiko adalah bahaya, sebagai keadaan atau kejadian ketidak pastian yang akan datang.

2. Variable Dependen

Variable dependen adalah variable yang nilainya dipengaruhi oleh variable independen. Dalam penelitian ini, yang menjadi variable dependen adalah minat berwirausaha mahssiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

a. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang harus menyerah.

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data

(47)

Table 3. 1 Kisi – Kisi Kuesioner

No Variable Indikator

1. Pengetahuan Memahami kewirausahaan sebagai ilmu pengetahuan.

2. Lingkungan Memilih berwirausaha karena ketersediannya tempat untuk melakukan usaha.

3. Motivasi Memilih berwirausaha tidak bergantung dengan orang lain.

4 Resiko Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar dan suka tantangan.

Sumber: kewirausahaan (Suryana 2011)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likers. Skala Likers menurut Kinnear (1988) dalam Umar (2000), berhubungan dengan pertanyaan

tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan baik-baik sedang menurut Zuriah (2006) skla likest merupakan sejumlah pertanyaan positif dan negatif menenai suatu objek sikap. Dalam penelitian ini, pertanyaa sikap menggunakan skala dan nilai sebagai berikut:

Table 3. 2 Skala Nilai Kuesioner

Skala Nilai

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2

Kurang Setuju (KS) 3

Setuju (T) 4

Sangat Setuju (SS) 5

1. Uji Validitas

(48)

35

peneliti. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur. Dalam hal ini, akan diukur validitas kuesioner sebagai alat pengukur yang telah disusun dimana faktor yang mempengaruhi validitas yang akan diperhitungkan hanya yang menyangkut alat pengukur saja.

Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar (Arikunto, 2012).

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Dimana

N = banyak responden X = skor pertanyaan Y = skor total

rxy = koefision antara variable X dan variable Y

Hasil perhitungan validitas soal atau disebut rxy selanjutnya dibandingkan

dengan tabler dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy maka angket yang diuji coba dapat

dikatakan valid jika rxy ≤ rtabel maka item angket atau kuesioner yang diuji coba dapat

(49)

2. Uji Reliabilitas

Raliabilitas atau kendalan dalah keofisien yang menunjukkan tingkat keajrgan atau konsisten hasil pengukuran suatu tes. Setiap alat pengukuran seharusnya memiliki kemampuan untuk memnerikan hasil pengukuran yang koesisten. Adanya beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas, yakni: teknik pengukuran ulang, teknik belah dua, teknik paraler, dan rumus Alpha. Dalam hal ini, teknik yang akan dilakukan untuk menghitung reliabilitas dari kuesioner sebagai alat pengukur yang telah disusun adalah rumus Alpha (Mardapi, 2012). Menurut Arikunto (2012), rumus Alpha adalah sebagai berikut:

Dimana

r11 = raliabilitas yang dicari

∑αi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item, αt2 = variable total

Hasil perhitungan reliabilitas soal atau disebut rhitung selanjutnya

dibandingkan dengan table r product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung

> rtabel maka angket atau kuesioner yang diuji reliable. Jika rhitung ≤ rtabel maka angket

(50)

37

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Alat Analisis Dara

a. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat analisis program SPSS 16 dan dibantu dengan Program Microsoft Excel 2010.

2. Metode Analisis Data

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah teknik statistic untuk membuat model dan menyelidiki pengaruh antara satu atau beberapa variable bebas (independent variable) terhadap satu variable respon (dependent variable). Analisis regresi berganda adalah analisis regresi dengan dua atau lebih independent variable, dengan formulasi umum (Yuliadi & Agus Tri Basuki, 2014). Model Estimasi yang digunakan untuk persamaan linier berganda dibawah ini adalah metode ordinary least square (OLS):

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Y = Minat mahasiswa berwirausaha A = konstanta

X1 = pengetahuan

X2 = lingkungan

X3 = Motivasi

(51)

b1,b2, b3, b4 = Koefisien regresi

e = residual atau error

b. Goodness of Fit

Ketetapan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari goodness of fit. Secara statistic dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistic F dan nilai statistic t.

1) Koefisien Determinasi (R2)

Keofisien determiinasi (R2) disebut juga dengan koefisien determinasi majemuk ( multiple coefficient of determination) yang hampir sama dengan koefisien r2. R2 proporsi variasi dalam variable berikut (Y) yang dijelaskan oleh

variable bebas (lebih dari satu variable: Xi; i = 1, 2, 3, 4,…. , k) secara bersama

(52)

39

baik jika indikator pengukuran kebaikan model yaitu Adjusted R Square bernilai tinggi.

2) Uji t-statistik ( Uji Signifikan Parameter Individual)

Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jumlah pengaruh suatu variable independen terhadap vatiabel dependen dengan menganggap variable independen lainnya konstan (Ghozali, 2009). Secara individu, hipotesis dalam pengujian adalah sebagai berikut:

H0 = Variabel independen Xn tidak berpengaruh terhadap variable

dependen Y.

H1 = Variabel independen Xn berpengaruh terhadap variabbel dependen

Y. Dengan kkkriteria:

H0 diterima sekala H1 ditolsk jika t-hitung < t-tabel

H1 diterima sekaligus H0 ditolak jika t-hitung >t-tabel

3) Uji F (Uji Pengaruh Simultan)

(53)

H0 = Variabel pengetahuan, lingkungan, motivasi, dan risiko secara

bersama-sama tidak mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa Universitas Muhammadiah Yogyakarta.

H1 = Variabel pengetahuan, lingkungan, motivasi, dan risiko secara

bersama-sama mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa Universitas Mauhmmadiah Yogyakarta.

Dengan kriteria pengujian adalah:

a) Jika nilai signifikan < 0,05 maka keputusan adalah H0 ditolak dan H1 diterima

sehingga variable independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variable dependen.

b) Jika nilai signifikan > 0,05 maka keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak

sehiingga variable independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variable dependen.

c. Uji Asumsi Klasik

Regresi linear berganda harus memenuhi asumsi-asumsi yang ditetapkan agar mengahasilkan nilai-nilai kkeefiisien sebagai penduga yang tidak bias. Asumsi-asumsi yang dimaksud menurut (Sanusi, 2011), adalah sebagai berikut:

1) Variabl tak bebas dan variabell bebas memiliki hubungann linearr atau hubungan berupa garis lurus.

2) Variabel tak bebas haruslah bersifat kontinu atau setidaknya berskala interval. 3) Keragaman dari selisih nilai pengamatan dan pandangan harus sama untuk

(54)

41

Y’. Apabila kondisi ini tidak terpenuhi maka disebut heteroskedastisitas dan

residu yang dihitung dari (Y-Y’) harus menyebar normal dengan rata-rata nol. 4) Pengamatan-pengamatan variabel tak bebas berikutnya harus tidak berkorelasi.

Pelanggaran asumsi ini disebut autokorelasi yang biasanya terjadi pada data time series (runtun waktu).

5) Tidak adanya korelasi yang sempurna antara variabel bebas yang satu dengan vaariaabel bebas yang lain. Apabila asumsi ini dilanggar disebut multikolinearitas.

1) Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Moder regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi adanya normalitas dapat dilihat secara visual dan uji Koolmogorov Smirnov ataupun apphiro Wilk. Secara visual, normalitas dapat dilihat dari Norrmal Q-Q plot, yaitu jika titik-titik pengamatan berbeda di sekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data menyebar normal. Pada pengujian melalui uji Kollmogorov Smirnov Wilk test, kriteria pengujiannya adalah: a) Jika nilai signifikan pada Kolmogorov < 0,05, data tidak menyebar normal b) Jika nilai signifikan pada Kolmogorov Smirnnov > 0,05, maka data menyebar

(55)

2) Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas adalah digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang jika tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Gejalan heterokedastisitas diuji dengan metode Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residul dengan variable bebas. Apabila masing-masing variable bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut residual (α=0,05) maka dalam medel regresi tidak terjadi heterokedastisitas.

3)Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengkaji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (variable independen). Model regresi yang baik sebaiknya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflating Factor (VIF) dari hasil analisis regresi. Jika nilai VFI > 10 maka terjadi gejala

multikolineearitas yang tinggi. Untuk mendeteksi multikolinearitas, secara umum dapat berpedoman pada

1) Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance a) Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1

b) Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1

(56)

43

2) Besaran korelasi antara variable independen

(57)

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN

A. Karakteristik obyek Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

1. Deskripsi Obyek Penelitian

Nama Lembaga : Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

Alamat : Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55183 Telpon : +62 274 387656

Fax : +62 274 387646 Website : http://www.umy.ac.id E-mail : bph@umy.ac.id

Logo :

(58)

45

2. Sejarah ringkas Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah dengan 18 November 1912 Miladiyah. Perkataan “Muhammadiyah” dinisbahkan kepada nama Muhammad, Nabi, dan Rasul akhir

zaman. Penisbahan itu dimaksud guna mengikuti jejak perjuangan Rasulullah untuk kemudian melanjutkan risalah dakwahnya dalam kehidupan umat manusia, khususnya di Tanah Air Indonesia. Kerena Muhammadiyah sebagaimana jatidirinya sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar, beraqidah Islam bersumber AL-Quran dan Sunnah.

(59)

dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.”

K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah didorong oleh paham tentang Islam yang dipelajari, dihayati dan diamalkannya, yang oleh K.H. A.R. Fakhruddin dikatakan sebagai Islam yang bergerak dan menggerakan kehidupan. K.H. Ahmad Dahlan dikatakan oleh para ahli sebagai pencari kebenaran sejati, yang selalu gelisah menyaksikan keadaan disekitarnya yang dipandangnya tidak sesuai dengan jiwa ajaran Islam. Kondisi objektif untuk Islam saat itu berada dalam keterbelakanngan, kebodohan, dan kemiskinan, termasuk dalam kehidupan keagamaan. Sedangkan bangsa Indonesia berada dalam cengkeraman penjajah. Kondisi objektif itu semakin memberikan dorongan bagi K.H. Ahmad Dahlan untuk melakukan perubahan atas keadaan yang buruk itu. Dengan menengok pada khasanah gerakan pembaharuan di dunia Islam, K.H. Ahmad Dahlan kemudian mewujudkan dorongan itu ke dalam cita-cita membangun sebuah gerakan Islam yang mampu memperbaruhi kehidupan umat dan masyarakat. Dengan didorong oleh sementara koleganya, maka K.H. Ahmad Dahlan kemudian mendirikan Muhammadiyah.

(60)

47

Gerakan pembaharuan juga diwujudkan ke dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Dengan semangat keagamaan Muhammadiyah melakukan advokasi sosial dengan pengentasan keterbelakangan umat, sehingga para ahli menyatakan bahwa Muhammadiyah melalui gerakan membaharuannya telah berhasil membangun generasi terpelajar muslim yang mampu menghadapi zaman baru dengan kepribadian yang kokoh, sekaligus membangun masyarakat baru yang bercorak kekotaan. Pada titik ini Muhammadiyah dinilai sebagai suatu gerakan kebudayaan yang mampu melakukan perubahan di lingkungan umat maupun masyarakat yang berskala jangka panjang, untuk membedakannya dari gerakan politik seperti yang ditempuh oleh Syarikat Islam.

Dengan gerakan pembaharuan itu, maka amalan Muhammadiyah dapat dikatagorikan ke dalam empat kelompok, yakni (1) membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan bukan Islam; (2) Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern; (3) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan, (4) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan dari luar. Karenanya, Muhammadiyah kemudian dikenal sebagai gerakan tajdid atau gerakan pembaharuan. Dengan watak dasar dari kesejarahan yang dilaluinya, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam kemudian merumuskan atau mendefinisikan dirinya sebagai “gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma‟ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan

(61)

pendirian Muhammadiyah ini merupakan pernyataan diri dalam upaya mengembangkan gerakan di tengah tantangan jaman, gerakan Muhammadiyah sejak awal kelahiran sampai perkembangannya dikemudian hari tentu tidak sesederhana sebagai pernyataan jatidirinya Muhammadiyah secara verbal itu.

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya sejak Nabi Adam sampai Nabi terakhir Muhammad SAW., merupakan hidayah dan rakhmat bagi seluruh umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, duniawi, dan ukhrowi. Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW., dan tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah yang shahih sebagai mata rantai dari ajaran Islam yang diwahyukan kepada Rasul-Rasul Allah sebelumnya adalah agama Allah yang terakhir dan paripurna (Q.S. Al-Maidah : 3) serta diridhoi Allah (Q.S. Ali Imran : 19) yang berisi perintah-perintah, larangan-larangan dan petunjuk-petunjuk bagi umat manusia untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat, sebagai agama Allah yang haq (Q.S. Al-Araf : 158).

Islam yang haq dan paripurna itu adalah pedoman hidup umat manusia (Q.S. Al-Baqoroh : 2) yang wajib didakwahkan oleh para pemeluk-Nya disepanjang waktu dan tempat sebagai fungsi kerisalahan (Q.S. Al-Maidah : 67) dan kerahmatan (Q.S. Al-Anbiyat : 107) dengan cara menyeruh kepada iman dan Islam, menaruh pada yang ma‟ruf dan mencegahnya hal yang munkar (Q.S. Ali Imran : 104 dan 110),

(62)

49

dicita-citakan, yakni suatu kualitas umat yang terbaik atau khairan Ummah (Q.S. Ali Imran : 110) dan Ummatan Wasathan yang menjadi saksi bagi kehidupan umat manusia sejagat (Q.S. Al-Baqarah : 148) sebagaimana dicontohkan dalam zaman Rasulullah SAW.

Dengan demikian Islam sebagai agama yang haq dan paripurna menjadi petunjuk (handal), pemisah atau pembeda (furqan), penjelasan atas segala sesuatu (tibyan li-kulli as-syaiy), penyelup jati diri (shabghah), pemberi kabar gembira (tabsyir) dan peringatan (tandhir) bagi para pemeluknya yang harus diimani atau diyakini dalam seluruh lapangan kehidupan, baik yang mengangkut hubungan manusia dengan Allah (maupun dengan sesame manusia) jasmani dan rohani, material dan spiritual, intelektual dan moral, individu dan sosial atau kolektif, serta dunia dan akhirat sehinggga Islam benar-benar menjadi system kehidupan yang utuh dan kaffah.

(63)

Dengan demikian, misi utama kelahiran perjuangan Muhammadiyah ialah mendakwahkan Islam yang paripurna berdasarkan sumbernya yang murni (Al-Quran dan As-Sunnah) dan dengan mengembangkan ijtihad dalam kehidupan umat manusia sehingga menjadi “rahmatan lil „alamin”. K.H. Ahmad Dahlan memimpin

Muhammadiyah dari tahun 1912 sampai dimana saat itu masih menggunakan system permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke-11, pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh K.H. Ibrahim yang kemudian memimpin Muhammadiyah hingga tahun 1934. Rapat tahunan itu sendiri kemidian berubah menjadi Konggres tahunan pada 1926 yang dikemudian hari berubah manjadi Muktamar tiga tahunan dan akhirnya seperti saat ini menjadi Muktamar 5 tahunan.

3. Misi Pendidikan Muhammadiyah

(64)

51

Pendidikan Muhammadiyah memiliki keterkaitan dengan keprihatinan pendiri Muhammadiyah yang berkaitan dengan (1) Ajaran Islam dilaksanakan tidak secara murni bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, melainkan tercampur dengan praktik-praktik syirik, bid‟ah dan khurafat; (2) lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak lagi dapat memenuhi tuntunan zaman akibat dari pengaruh luar; (3) keadaan umat Islam yang sangat menyedihkan dalam bidang sosial, ekonomi, politik, kultural, sebagai akibat dari penjajahan. Sehingga Muhammadiyah memiliki komitmen untuk (1) Mengembalikan amal dan perjuangan umat Islam pada sumber Al-Quran dan Hadits yang shahih, serta bersih dari syirik, bid‟ah dan khurafat; (2) Menafsirkan

ajaran-ajaran Islam dengan alam pikiran modern; (3) Mempengaruhi system pendididikan Islam secara modern sesuai dengan kehendak dan kemajuan zaman; dan (4) Membebaskan umat dari ikatan-ikatan tradisionalisme, konservatifisme, sikap taklid dan formalism yang membelenggu kehidupan umat (wahid, dalam Rais 1985:13).

(65)

Dalam pandangan K.H. Ahmad Dahlan Muhammadiyah perlu mengembangkan pendidikan Islam yang dapat melahirkan (1) Manusia yang alim dalam ilmu agama, (2) Berpandangan luas, dengan memiliki ilmu pengetahuan umum, dan (3) siap berjuang mengabdikan untuk kegiatan Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-nilai keutamaan pada masyarakat (rosyidi, 1984 : 49).

4. Selintas Perjalanan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) lahir ditengah-tengah Kota Yogyakarta kareana dorong kesadaran dan tanggung jawab yang mendalam bahwasanya pendidikan termasuk pendidikan tinggi pada hakekatnya mereupakan tanggungjawab seluruh masyarakat Indonesia. Diawali dengan diskusi-diskusi sekelompok kecil aktivis Muhammdiyah yang mengambil tempat di Madrasah Mu‟alimin Muhammadiyah, kemudian dikembangkan ditengah-tengah forum

(66)

53

Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada tahun berdirinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berkantor di Jl. KHA. Dahlan No. 107 Yogyakarta, sedangkan kegiatan kuliah masih menumpang di SPG Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang terletak di Jl. Kapten Tendean Yogyakarta.

Sehubungan dengan adanya petunjuk dari coordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah V pada waktu berdirinya maka Universitas Muhammadiyah Yogyakarta digabungkan dengan Institut Keguruan dan Ilmu Pendididikan (IKIP) Muhammadiyah Yogyakarta yang telah berdiri lebih dahulu. Baru pada tahun 1982 Kopertis Wilayah V memperkenalkan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdiri sendiri. Dan selanjutnya mulai tahun 1984 semua kegiatan kesekretariatan dan perkuliahan diselenggarakan di Jl. HOS. Cokrominoto No. 17 Yogyakarta. Pada awal berdirinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan akedemiknya pada tahun 1981 atau 1982 dengan membuka lima fakultas yaitu :

1) Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil 2) Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen

3) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional 4) Fakultas Hukum, Jurusan Hukum dan Tata Negara

5) Fakultas Dakwah, Jurusan Penyiaran Agama Islam

(67)

Selanjutnya Tahun Akademik 1991/1992 mengembangkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan membuka jurusan baru yaitu Ilmu Pemerintahan, diikuti Tahun Akademik 1992/1993 membuka jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Teknik Elektro dengan jurusan Kedokteran Umum dan Tahun Akademik 1995/1996 membuka jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknik.

Pada Tanggal 17 Agustus 1995 dimulailah pembangunan kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan peletakan batu pertama oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah (Bapak KH AR Fachrudin), yang sekarang diabadikan menjadi nama gedung kembar (AR Fakhrudin A dan B) dan mulai digunakan untuk kegiatan administrasi dan perkuliahan pada tanggal 19 Agustus 1997. Pada Tahun Akedemik 1996/1997 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kembali membuka jurusan baru yaitu jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Isipol. Untuk pembangunan fisik berikutnya, pada akhir tahun 1997 membangun gedung C (Plaza) dan pada Tahun Akedemik 1998/1999 membuka Program Studi Syari‟ah (Muamalah) pada

Fakultas Agama Islam serta Tahun Akedemik 1999/2000 membuka Program Studi Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonimi dan Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran. Pada tahun 2001 UMY mendapat ijin untuk menyelenggarakan Program Magister Studi Islam dengan Konsenterasi Psikologi Pendidikan Islam dan Pemikiran Hukum Islam dan Magister Manajemen Pemasaran Keuangan.

(68)

55

(Nyi Maesaroh Hilal), selanjutnya tahun 2004 membangun gedung Laboratrium (Kedokteran, Pertanian, dan Teknik) dan pembangunan Masjid Kampus (KHA Dahlan). Pada Tahun Akedemik 2004/2005 membuka Program studi Kedokteran Gigi pada fakultas Kedokteran, serta mulai tahun 2006 mambuka konsenterasi baru pada Program Magister Manajemen yaitu Manajemen Publik dan Manajemen Pendidikan, Jendral Pendidikan Agama Islam Dapartemen Agama untuk menyenggarakan Program Doktor (S3) dengan Program Studi Pendidikan Islam dan Politik Islam. Pembangunan grdung baru dilanjutkan dengan merehabilitas gedung 4 lantai di kampus 1 Jl. HOS Cokroaminito 17 menjadi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan yang selanjutnya diberi nama Asri Medical Center (AMC), dilanjutkan tahun 2008 membangun Sportorium dan tahun 2009 dengan membangun Student Center sebagai pusat kegiatan mahasiswa.

(69)

Migister Ilmu Hubungan Internasional. Perkembangan jumlah program studi baru di bidang pendidikan bahasa mengilhami dibukanya Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) dan sejak Tahun Akademik 2012/2013 ketiga program studi pendidikan bahasa yaitu Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Bahasa Jepang dikelola oleh Fakultas Bahasa. Selain yang telah disebutkan di atas, pada Tahun Akademik 2012/2013 pula, telah dibuka Program Vokasi (Diplomat 3) meliputi Program Studi Teknik Mesin Otomotif dan Manufaktur, Teknik Elekrtomedik dan Akuntansi Terapan sebagai tindak lanjut peleburan (Akuisisi) Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta (PMY) ke dalam manajemen UMY. Dan pada akademik 2013/2014 mendapatkan persetujuan dari Ditjen Dikti untuk Membuka Program Studi Ilmu Hukum jenjang S-2 atau Megister dan Program Studi Profisi Akuntansi.

5. Visi , Misi dan Tujuan Visi

Menjadi Universitas yang unggul dalam pengembangan ilmu agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni dengan berlandaskan nilai-nilai Islam untuk kemaslahatan umat (mohon disesuaikan dengan Statutan terbaru UMY).

Misi

1) Meningkatkan harkat manusia dalam upaya menenguhkan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban.

(70)

57

3) Mendukung pengembangan Yogyakarta sebagai wilayah yang menghargai keragaman budaya.

4) Menyelenggaran pendidakan, penelitian dan pengembangan masyarakat secara profisional.

5) Mengambangan peserta didik agak menjadi lulusan yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, berwawasan dan berkemampuan tinngi dalam ilmu agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni (mohon disesuaikan dengan Status terbaru UMY).

Tujuan Umum

Terwujudnya lulusan yang beriman, bertaqwa dan berakhlah mulia yang mampu mengamalkan dan mengembangan ilmu agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni sarta berguna bagi umat, bangsa dan kemanusiaan (mohon disesuaikan dengan Statutan terbaru UMY).

Tujuan khusus

1) Mengusai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu agama, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai oleh nilai kemanusiaan, akhlakul karimah dan etika yang bersumber pada ajaran Islam serta memupuk ke-Ikhlasan, melaksanakan amar ma‟ruf nahi mungkar yang relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa;

(71)

3) Mrnghasilkan penelitian, publikasi dan karya Ilmiah yang menjadi rujukan pada tingkat nasional dan internasional;

4) Mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang yang ditopang oleh nila-nilai Islam yang menjung tinggi nila-nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, kesungguhan dan tanggap terhadap perubahan;

5) Menciptakan iklim akademik yang dapat menembuhkan pemikiran-pemikiran terbuka, kritis-konstruktif dan inovatif;

6) Menyediakan system layanan yang memuasakan bagi pemangku kepentingan atau stakeholders;

7) Menyediakan sumberdaya dan potensi universitas yang dapat diakses oleh perguruan tinggi, lembaga-lembaga pemerintah, swasta, indistri dan masyarakat luas untuk mendukung upaya-upaya mengembangkan bidang agama Islam, sosial, ekomomi, politik, hukum, teknologi, kesehatan dan budaya di Indonesia;

8) Mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai institusi nasional maupun internasional untuk memajukan pendidikan, penelitian, publikasi, pengabdian masyarakat, manajemen dan pelayanan;

Menghasilkan lulusan yang memiliki integrites kepribadian dan moralitas yang islami dalam konteks kehidupan individual maupun sosial.

B. Kewirausahaan

1. Sejarah Kewirausahaan

(72)

59

John Law seorang banker dari Perancis yang membuka perjanjian waralaba

perdagangan di daerah (dunia) baru Amerika-perusahannya disebut denngan Mississippo Company. Perjanjian ini berakhir dengan kerugian, tujuan awal untuk

mendongkrak harga saham di perusahaan ini tidak tercapai, yang terjadi perusahaan utama di Prancis mengalami kolaps. Dengan melihat kegagalan Law, Richard Cantillon (ekonom abad 18) memperbaiki cara pandang tentang teori kewirausahaan

(Sumarsono , 2010).

Cantillon mendifinisikan wirausaha adalah seorang pengambil risiko,

dicontohkan pada petani, pedagang, pengerajin dan pemilik usaha yang “berani membeli produk baku pada harga tertentu dan menjualnya pada harga yang belum ditentukan sebelumnya, oleh karena itu orang-orang ini bekerja pada situasi dan kondisi berisiko”.

Kemudian pada abad 18 berkembang pandangan bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki hasil inovasi dikembangkan bisnisnya dengan menggunakan modal dari pihak lain. Contohnya pada penemuan bola baklam listrik oleh Thomas Edison, bisnis bidang kelistrikan oleh Edison dikembangkan dengan mendirikan

General Electric, kini GE merupakan salah satu perusahaan terbesar di Amerika dan

(73)

Carnegie dipertengahan abad 20 menekankan bahwa wirausahawan adalah seorang inovator. Oleh kerenanya wirausahawan akan mereformasi atau merevolusi kondisi yang tidak menguntungkan menjadi lebih menguntungkan, dengan mengeklotasi segala penemuan dan kemungkinan pemanfaat teknologi untuk mengendalikan cara lama dalam ngeperasikan bisnis (Sumarsono, Kewirausahaan , 2010). Kewirausahaan pada abad 21 pada abad ini, kewirausahaan sudah lebih dari sekedar mengorganisasi karena bisa terdiri dari pencipta (creator), pemodal (inventor), dan pelaku (innovator). Pada zaman ini, yang menjadi tulang punggung kesuksesan dari sebuah bisnis adalah kreativitas seorang wirausahawan itu sendiri (creativepreneur) (Hendro, 2011).

2. Minat Seseorang Berwirausaha

Minat berwirausaha adalah perasaan menyukai sesuatu yang kemudian ia inginkan lebih mengetahui dan akan membuktikannya dengan melakukan kegiatan untuk meningkatkan hasil karyanya (meningkatkan penghasilan) dan mendorong individu untuk memutuskan perhatiannya, serta mempunyai persaan senang dan mempunyai keinginan untuk terlibat dalam kegiatan pengambilan risiko untuk menjalankan bisnis atau usaha sendiri (Egga, 2010)

3. Pengetahuan Seseorang Berwirausaha

(74)

61

dimasukkan ke dalam displin ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat empiris (hasil uji lapangan) (Hendro, 2011).

4. Lingkungan Seseorang Berwirausaha

Berdasarkan pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran wirausaha yang utama bagi lingkungammya adalah sebagai berikut (Sumarsono 2013) :

a) Memperbaharui dengan “merusak secara kreatif”. b) Menghadirkan hal yang baru di masyarakat 5. Motivasi Seseorang Berwirausaha

Secara umum memang ada hubungan kuat antara motivasi dan kewirausahawan, karena sesuatu yang mendorong seseorang untuk menjadi wirausahawan karena didorong ileh motivasi yang kuat atau tinggi. Motivasi untuk melalui usaha dan siap menghadapi risiko dalam gambaran awal menuju wirausahawan. Bagi setiap individu sebenarnya memiliki motivasi yang mampu menjadi spirit dalam memacu dan menumbuhkan semangat kerja dalam bekarja (Fahmi, 2014).

Gambar

Table 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
Tabel 2. 1
Table 3. 1
TABEL 4. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Seluruh pihak yang telah membantu penulis sejak masa studi hingga proses pembuatan karya tugas akhir ini, yang tidak mungkin penulis cantumkan satu

Saat ini mahasiswa, yang notabene mengenyam bangku pendidikan dan dipersiapkan untuk menghadapi dunia pekerjaan justru semakin banyak yang menjalankan atau mendirikan sebuah

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Pereduksian dengan penerapan metode analisis komponen utama terhadap variabel-variabel yang melatarbelakangi tinggi rendahnya minat berwirausaha mahasiswa FMIPA USU,

Menurut Supranto (2010) analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel

Situmorang, Syafrizal., Dalimunthe, Doly., Muda, Iskandar., Luthfi, Muslich., Syahyunan.. Analisis

14 Keputusan saudara dalam memulai berwirausaha adalah modal saudara untuk menciptakan masa depan yang