STUDI KOMPARASI SNI 01-4449-2006 DENGAN JIS A 5905 : 2003 PAPAN SERAT
SKRIPSI
Oleh:
Ulfah Hanum Nasution 071203014/ Teknologi Hasil Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Studi Komparasi SNI 01-4449-2006 dengan
JIS A 5905 : 2003 Papan Serat
Nama : Ulfah Hanum Nasution
NIM : 071203014
Program Studi : Kehutanan
Minat Studi : Teknologi Hasil Hutan
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Yunus Afifuddin, S.Hut., M.Si Luthfi Hakim, S.Hut., M.Si Ketua Anggota
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Studi Komparasi SNI 01-4449-2006 dengan JIS A 5905 : 2003 Papan
Serat” dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menjadi Sarjana Kehutanan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Bapak
Yunus Afifuddin, S.Hut., M.Si dan Luthfi Hakim S.Hut., M.Si yang telah
membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan yang mungkin terdapat dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
membangun berkenaan dengan penulisan laporan ini.
Medan, Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 2
Manfaat Penelitian ... 2
TINJAUAN PUSTAKA Japanese Industrial Standard ... 3
Standar Nasional Indonesia ... 5
METODE PENELITIAN Waktu Penelitian ... 8
Metode Penelitian ... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi permukaan ... 12
Ketebalan Papan Serat ... 14
Toleransi Tebal, Panjang, Lebar dan Kesikuan ... 14
Perekat ... 16
Emisi Formaldehida ... 17
Mutu Penampilan ... 17
Syarat Sifat Fisis dan Mekanis ... 18
Pengujian Papan Serat ... 27
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 33
Saran... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1.Komparasi parameter JIS A 5905-2003 dan SNI 01-2105-2006 ... 9
2.Acuan normatif standar JIS A 5905-2003 dan SNI 01-2105-2006 ... 11
3.Klasifikasi papan serat berdasarkan kondisi permukaan ... 12
4.Klasifikasi papan serat berdasarkan ketebalan ... 15
5.Klasifikasi toleransi papan serat berdasarkan ketebalan dan kesikuan ... 13
6.Klasifikasi papan serat berdasarkan perekat ... 16
7.Klasifikasi papan serat berdasarkan emisi formaldehida ... 17
8.Syarat umum papan serat biasa ... 18
9.Klasifikasi papan serat berdasarkan kerapatan ... 19
10.Klasifikasi papan serat berdasarkan keteguhan lentur ... 19
11.Syarat keteguhan lentur modulus patah berdasarkan ketebalan tertentu ... 20
12.Syarat keteguhan lentur basah dan kering papan serat kerapatan sedang ... 21
13.Syarat pengembangan tebal papan serat ... 22
14.Syarat daya serap air setelah perendaman dalam air selama 24 jam ... 23
15.Syarat keteguhan cabut sekrup dan keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan serat ... 23
16.Syarat pengujian papan serat kerapatan sedang (MDF) dekoratif ... 24
17.Syarat pengujian papan serat kerapatan tinggi (hardboard) dekoratif... 25
18.Ukuran contoh uji papan serat... 27
19.Jumlah Pengambilan contoh papan serat ... 31
20.Kelemahan dan kelebihan JIS dan SNI ... 31
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
ABSTRACT
Ulfah Hanum Nasution. Comparative Study of SNI 01-4449-2006 with JIS A 5905-2003Fiberboard. Supervised by Yunus Afifuddin and Luthfi Hakim.
Japan and Indonesia has own criteria in determinating the applicable standards for fiberboard in accordance with the development of industry in each country. JIS and SNI have differences and similarities that are only applicable in their respective countries so that the necessary information to evaluate these standards in order to be valid not only in each country.
The purpose of this research is to compare SNI 01-4449-2006 with JIS A 5905-2003. Data analysis was done by using descriptive comparative technic that is compare standards specified in SNI 01-4449-2006 with JIS A 5905-2003 so that known differences and similarities of each standard. Result of the comparition between the parameter of JIS A 5909-2003 and SNI 01-4449-2006 show that the overall standard is different. The difference between these two standardsis available on the parameters of normative parameters of mold thickness, length and width, provided that te testing and measurement of test samples. JIS A 5909-2003has testing standards for fire resistance test and resistance for weather and SNI 01-4449-2006 doesn’t have that testing standards. Based of the comparition of the parameters between JIS A 5909-2003 and SNI 01-4449-2006, it can be concluded that JIS A 5909-2003is more complete than SNI 01-4449-2006.
Keywords: Fiberboards, Indonesia National Standard, Japanese Industrial Standar, Compare.
Ulfah Hanum Nasution. Studi Komparasi SNI 01-4449-2006 dengan JIS A 5905-2003 Papan Serat. Dibimbing oleh Yunus Afifuddin dan Luthfi Hakim.
Indonesia dan Jepang memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan standar yang berlaku untuk papan serat sesuai dengan perkembangan industri di masing-masing negara. SNI dan JIS memiliki perbedaan dan persamaan yang hanya berlaku di negara masing-masing sehingga diperlukan informasi untuk mengevaluasi standar tersebut agar dapat berlaku tidak hanya di masing-masing negara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan standar papan serat SNI 01-4449-2006 dengan JIS A 5905-2003. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan standarisasi yang ditetapkan pada SNI 01-4449-2006 dengan JIS A 5905-2003sehingga diketahui perbedaan dan persamaan dari masing-masing standar. Hasil dari komparasi antara parameter-parameter JIS A 5909-2003 dan SNI 01-4449-2006 menunjukkan bahwa kedua standar ini secara keseluruhan berbeda. Perbedaan antara kedua standar ini terdapat pada parameter acuan normatif ketebalan, panjang dan lebar, syarat pengujian dan ukuran contoh uji. JIS A 5905-2003 memiliki standar pengujian untuk uji ketahanan terhadap api dan ketahanan terhadap cuaca, sedangkan SNI 01-4449-2006 tidak melakukan pengujian tersebut. Berdasarkan komparasi dari kedua parameter standar tersebut standar JIS A 5909-2003 lebih lengkap dari SNI 01-4449-2006.
Kata kunci: Papan Serat, Standar Nasional Indonesia, Standar Industri Jepang,
ABSTRACT
Ulfah Hanum Nasution. Comparative Study of SNI 01-4449-2006 with JIS A 5905-2003Fiberboard. Supervised by Yunus Afifuddin and Luthfi Hakim.
Japan and Indonesia has own criteria in determinating the applicable standards for fiberboard in accordance with the development of industry in each country. JIS and SNI have differences and similarities that are only applicable in their respective countries so that the necessary information to evaluate these standards in order to be valid not only in each country.
The purpose of this research is to compare SNI 01-4449-2006 with JIS A 5905-2003. Data analysis was done by using descriptive comparative technic that is compare standards specified in SNI 01-4449-2006 with JIS A 5905-2003 so that known differences and similarities of each standard. Result of the comparition between the parameter of JIS A 5909-2003 and SNI 01-4449-2006 show that the overall standard is different. The difference between these two standardsis available on the parameters of normative parameters of mold thickness, length and width, provided that te testing and measurement of test samples. JIS A 5909-2003has testing standards for fire resistance test and resistance for weather and SNI 01-4449-2006 doesn’t have that testing standards. Based of the comparition of the parameters between JIS A 5909-2003 and SNI 01-4449-2006, it can be concluded that JIS A 5909-2003is more complete than SNI 01-4449-2006.
Keywords: Fiberboards, Indonesia National Standard, Japanese Industrial Standar, Compare.
Ulfah Hanum Nasution. Studi Komparasi SNI 01-4449-2006 dengan JIS A 5905-2003 Papan Serat. Dibimbing oleh Yunus Afifuddin dan Luthfi Hakim.
Indonesia dan Jepang memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan standar yang berlaku untuk papan serat sesuai dengan perkembangan industri di masing-masing negara. SNI dan JIS memiliki perbedaan dan persamaan yang hanya berlaku di negara masing-masing sehingga diperlukan informasi untuk mengevaluasi standar tersebut agar dapat berlaku tidak hanya di masing-masing negara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan standar papan serat SNI 01-4449-2006 dengan JIS A 5905-2003. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan standarisasi yang ditetapkan pada SNI 01-4449-2006 dengan JIS A 5905-2003sehingga diketahui perbedaan dan persamaan dari masing-masing standar. Hasil dari komparasi antara parameter-parameter JIS A 5909-2003 dan SNI 01-4449-2006 menunjukkan bahwa kedua standar ini secara keseluruhan berbeda. Perbedaan antara kedua standar ini terdapat pada parameter acuan normatif ketebalan, panjang dan lebar, syarat pengujian dan ukuran contoh uji. JIS A 5905-2003 memiliki standar pengujian untuk uji ketahanan terhadap api dan ketahanan terhadap cuaca, sedangkan SNI 01-4449-2006 tidak melakukan pengujian tersebut. Berdasarkan komparasi dari kedua parameter standar tersebut standar JIS A 5909-2003 lebih lengkap dari SNI 01-4449-2006.
Kata kunci: Papan Serat, Standar Nasional Indonesia, Standar Industri Jepang,
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan standar yang berlaku secara
nasional di Indonesia. Dalam hal perumusan, Standar Nasional Indonesia
dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional sendiri merupakan lembaga pemerintah non
kementerian Indonesia dengan tugas pokok mengembangkan dan membina
kegiatan standarisasi di negara Indonesia. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan
Standarisasi Nasional berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun
2000 tentang Standardisasi Nasional. Badan ini menetapkan Standar Nasional
Indonesia yang digunakan sebagai standar teknis di Indonesia. Japanese Industrial Standards (JIS) merupakan standar yang digunakan dalam kegiatan industri di negara Jepang. Japanese Industrial Standards dirumuskan oleh Badan Standar Jepang dan dipublikasikan oleh Asosiasi Standar Jepang.
Papan serat merupakan salah satu produk panel kayu yang dihasilkan dari
pengempaan panas serat kayu atau bahan berlignoselulosa lain dengan ikatan
utama berasal dari bahan baku yang bersangkutan (khususnya lignin) atau bahan
lain (khususnya perekat) untuk memperoleh sifat khusus. Indonesia memiliki
standar yang mengatur tentang pengolahan papan serat yaitu SNI 01-4449-2006,
sedangkan Badan Standar Jepang menetapakan JIS A 5905-2003 sebagai standar
yang mengatur tentang pengolahan papan serat di negara Jepang. Adapun kedua
standar ini memiliki kelemahan dan kelebihan serta perbedaan dan persamaan
Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan kegiatan ekspor
produk papan seratnya ke Jepang yang mempunyai standar tentang papan serat
yang berlaku di negara tersebut. Hal ini yang melatarbelakangi dilakukannya
penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi
komparasi terhadap kedua standar tersebut untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan serta persamaan dan perbedaan kedua standar tersebut. Penelitian ini
akan dijadikan bahan informasi untuk mengevaluasi standar tersebut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan standar papan serat SNI
01-4449-2006 dengan JIS A 5905-2003.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi meningkatkan
standar yang berlaku di Indonesia dan Jepang sehingga dapat berlaku di kedua
negara dan dapat mengembangkan hasil industri kedua negara tersebut, khususnya
TINJAUAN PUSTAKA
Standar adalah ketentuan atau karakteristik teknis tentang suatu kegiatan
atau hasil kegiatan yang dirumuskan dan disepakati bersama oleh pihak-pihak
yang berkepentingna sebagai acuan baku bagi kegiatan dan transaksi yang mereka
lakukan. Indonesia memiliki standar sendiri yang telah dirumuskan oleh Badan
Standardisasi Nasional yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar Nasional
Indonesia (SNI) disusun untuk mendefinisikan ketentuan yang berhubungan
dengan industri, perdagangan, kesehatan/keselamatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta komunikasi internasional. Penyusunannya sebagai bagian dari
proses perumusan SNI harus lengkap, berkesinambungan, tepat, jelas,
menggambarkan kerangka perkembangan teknologi masa depan, lugas, tegas,
tidak menimbulkan interpretasi lain dan mudah dipahami oleh pihal yang tidak
berpartisipasi dalam perumusan SNI (BSN, 2000).
Japan Industrial Standard
Jepang merupakan salah satu negara maju yang juga memiliki standar
nasional sendiri untuk produk yang dihasilkan di negaranya. Badan yang
mengatur tentang standardisasi di Jepang adalah Japanese Industrial Standards Committe (JISC). JISC terdiri dari banyak komite nasional dan memiliki peran utama dalam kegiatan standardisasi di Jepang. Tugas JISC adalah membentukan
dan menetapkan Japanese Industrial Standard (JIS), administrasi akreditasi dan sertifikasi, partisipasi dan kontribusi dalam kegiatan standardisasi internasional,
dan pengembangan standar pengukuran dan infrastrukstur teknis untuk
di Jepang Japanese Industrial Standar ditetapkan sebagai standar industri nasional. Hal ini dilakukan agar Jepang dapat memastikan kenyamanan dalam
kegiatan ekonomi dan sosial (mengamankan kompatibilitas), meningkatkan
efisiensi produksi, jaminan keuntungan konsumen dan penyederhanaan transaksi,
mempromosikan kemajuan teknologi (dukungan untuk menciptakan pengetahuan
baru dan pengembangan/penyebaran teknologi baru), menjada keselamatan dan
kesehatan dan pelestarian lingkungan (Japanese Industrial Standards Committe, 2005). Salah satu standar nasional di Jepang yang mengatur tentang kebijakan
dalam kegiatan pengolahan produk panel yaitu papan serat adalah JIS A
5905:2003 yang telah direvisi dari JIS 5905 : 1994.
Jumlah suatu Standar Industri Jepang (JIS) terdiri dari sebuah simbol
huruf Inggris dan empat (4) atau lima (5) digit angka. Angka tersebut mungkin
memiliki nomor bagian setelah 4-5 angka dan sebuah tanda hubung "-" Simbol
huruf menunjukkan 19 bidang teknis seperti A untuk "Teknik Sipil dan
Arsitektur", X untuk "Pengolahan Informasi." Dari angka tersebut, dua digit
pertama menunjukkan sebuah divisi yang ditentukan sub-teknis daerah dan dua
terakhir diberikan secara bebas. H 7501, misalnya, berarti area teknis "Bahan
non-besi dan Metal" dan sebuah divisi dari "bahan fungsional". JIS juga
dikategorikan ke dalam tiga domain yaitu produk, metode dan dasar. Ada
Symbol : JIS C 7501
Gambar 1. Klasifikasi bidang teknik standar JIS (JISC, 2005).
Standar Nasional Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki standar
nasional yang mengatur tentang kegiatan atau hasil kegiatan sebagai acuan baku
bagi kegiatan yang dilakukan. Perumusan standar nasional di Indonesia dilakukan
oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia yang menetapkan Standar Nasional
Indonesia (SNI) sebagai standar nasional yang berlaku di Indonesia. Standar
Nasional Indonesia (SNI) disusun untuk mendefinisikan ketentuan yang
berhubungan dengan industri, perdagangan, kesehatan/keselamatan, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta komunikasi internasional. Penyusunannya The latter “C” shows technical area
Letter
Civil Engineering and Architecture Mechanical Engineering
Electronic and Electrical Engineering
Automotive Engineering Railway Engineering Shipbuilding
Ferrous Materials and Metallurgy Nonferrous Materials and Metallurgy
Chemical Engineering Textile Engineering Mining
Pulp and paper Management System Ceramics
Domestic Wares
Medical Equipment and Safety Appliances
Aircraft and Aviation Information Processing Miscellaneous
The 4-digit number “7501” shows the lace in the JIS Division
Domain Aspects
Substance (produscts) some 4000 items
Shape Dimensions, Strusture Equipment Instalation
Components Physical characteristic Chemical characteristic Appearance Noise
Function performance Capability (power) Durability Reliability Maintainability Safety, others Action (Methods)
some 1600 items
Operation Procedure Methods Basic some 2800
items
Unit
Terminology of language used, Symbols, Codes Systems progression Numerical values Conditioning Classification
sebagai bagian dari proses perumusan SNI harus lengkap, berkesinambungan,
jelas, tepat, menggambarkan kerangka perkembangan teknologi masa depan,
lugas, tegas, tidak menimbulkan interpretasi lain dan mudah dipahami oleh pihak
yang tidak berpartisipasi dalam perumusan SNI (BSN, 2000).
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah dokumen berisi ketentuan teknis
(aturan, pedoman atau karakteristik) dari suatu kegiatan atau hasilnya yang
dirumuskan secara konsensus dan ditetapkan oleh Instansi terkait untuk
dipergunakan oleh stakeholder dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari konteks keperluan tertentu. RSNI adalah naskah standar
sebelum menjadi Standar Nasional Indonesia (BSN, 2000).
Struktur penomoran SNI terdiri atas serangkaian kode dengan arti tertentu
yaitu berupa kode SNI, nomor unik, nomor bagian dan nomor seksi serta tahun
penetapan. Kode SNI menyatakan bahwa dokumen tersebut adalah Standar
Nasional Indonesia. Nomor unik merupakan identifikasi dari suatu standar
tertentu yang jumlah digitnya sesuai dengan kebutuhan, minimal 4 digit dan dapat
diawali dengan angka 0, kecuali untuk SNI adopsi identik, kode nomor unik sama
dengan standar yang diadopsi. Nomor bagian merupakan identifikasi yang
menunjukan nomor urut bagian dari suatu standar yang mempunyai bagian.
Nomor seksi merupakan identifikasi yang menunjukkan nomor urut seksi dari
suatu standar bagian tertentu. Tahun penetapan sebanyak 4 digit menyatakan
tahun standar tersebut ditetapkan oleh BSN (BSN, 2000).
Salah satu standar yang mengatur kegiatan produksi salah satu jenis
produk panel kayu yaitu papan serat adalah SNI 01-4449-2006. Standar ini
Alasan revisi standar adalah beredarnya papan serat berkerapatan sedang,
kerapatan rendah dan kerapatan tinggi. Selain itu, telah ada pengolahan sekunder
papan serat kerapatan sedang, termasuk papan serat dekoratif. Standar ini disusun
oleh Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu yang telah disepakati dalam rapat
teknis dan rapat konsesus nasional yang diadakan pada tanggal 30 September
2005 di Bogor (SNI, 2006).
METODE PENELITIAN
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni- Desember 2013.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang
perbedaan SNI 01-4449-2006 dan JIS A5905-2003. Data yang digunakan pada
penelitian ini merupakan data parameter-parameter SNI 01-4449-2006 dan JIS
A5905-2003. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif yaitu
membandingkan parameter-parameter yang tertera pada SNI 01-4449-2006 dan
JIS A5905-2003 sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan masing-masing
standar.
Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data
parameter-parameter standar SNI 01-4449-2006 dan JIS A5905-2003, hasil perolehan data
diidentifikasi dan ditabulasikan, kemudian akan dilanjutkan dengan proses
screening yaitu menganalisa serta membandingkan data yang ada pada kedua standar. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang persamaan
dan perbedaan data serta keunggulan dan kelemahan dari masing-masing standar.
Hasil komparasi data yang telah diperoleh kemudian ditabulasikan seperti pada
Tahapan kegiatan tertera pada diagram alur berikut:
Gambar 2. Diagram Alur Metode Perancangan
Tabel 1. Komparasi Parameter JIS A5905-2003 dan SNI 03-2105-2006 SNI
JIS
Ketebalan Ukuran Kadar Air MOE ....
Ketebalan -
Ukuran -
Kadar Air √
MOE √
... ...
Keterangan : ✓ = parameter standar sama, “-“ = parameter standar berbeda
JIS A5905-2003 SNI 01-4449-2006
Komparasi Standar
Keunggulan/Kelemahan Persamaan/Perbedaan
Screening
Identifikasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
SNI 01-4449-2006 merupakan standar yang mengatur kegiatan produksi
produk panel kayu yaitu papan serat untuk wilayah Indonesia. SNI memilki
serangkaian kode berupa kode SNI, nomor unik, nomor bagian dan nomor seksi
serta tahun penetapan. Kode SNI menyatakan bahwa dokumen tersebut adalah
Standar Nasional Indonesia, nomor unik merupakan identifikasi dari suatu standar
tertentu, nomor bagian merupakan identifikasi yang menunjukan nomor urut
bagian dari suatu standar, nomor seksi merupakan identifikasi yang menunjukkan
nomor urut seksi dari suatu standar bagian tertentu, tahun penetapan sebanyak 4
digit menyatakan tahun standar tersebut ditetapkan.
JIS A 5905:2003 merupakan standar nasional di Jepang yang mengatur
tentang kebijakan dalam kegiatan pengolahan produk panel yaitu papan serat yang
sibuat oleh Japanesse Industrial Standards Committe (JISC). JIS terdiri dari sebuah simbol huruf Inggris dan empat (4) atau lima (5) digit angka. Simbol huruf
menunjukkan bidang teknis seperti simbol huruf X menunjukkan pengolahan
informasi untuk angka dua digit pertama yang menunjukkan divisi yang
ditentukan subteknis daerah dan dua digit terakhir secara bebas berarti area teknis
bahan non besi dan metal dan sebuah divisi dari bahan fungsional.
SNI 01-4449-2006 merupakan revisi dari SNI 01-4449-1998 yang
mengacu pada Standar Nasional Indonesia tentang kayu lapis dan produk panel
kayu, sedangkan JIS A 5905:2003 mengacu pada standar yang lebih spesifik
untuk pengujian serta standarisasi produk papan serat. Standar SNI 01-4449-2006
persyaratan yang berlaku maupun prosedur yang digunakan dalam pengujian,
sedangkan JIS A 5905:2003 mengacu pada Japanese Industrial Standard (JIS) yang lain terkait dengan persyaratan yang berlaku maupun prosedur yang
digunakan dalam pengujian. Standar-standar yang menjadi acuan normatif SNI
03-2105-2006 dan JIS A 5908-2003 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Acuan normatif standar JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006
Acuan Normatif
JIS SNI
(JIS A 1321)
testing method for incombustibility of internal finish material and procedure of buildings
(SNI 01-6050-1999)
cara uji emisi formaldehida pada panel kayu (JIS A 1408)
test methods of bending and impact for buildings boards
(SNI 01-2025-1996)
standar kayu lapis indah dan papan blok indah (JIS A 1415)
methods of exposure to laboratory light sources for polymeric material of buildings
(SNI 01-7201-2006)
standar kayu lapis dan papan blok bermuka indah
(JIS A 1420)
determination of steady-state thermal transmission properties-hot box method
(JIS A 1460)
buildings boards determination of formaldehyde emission-desiccator method
(JIS A 5508) nails
(JIS B 1112) cross-recessed head wood screws (JIS B 7526) squares
(JIS K 3302) Laundry bar soaps (JIS K 7120)
testing method for colour fastness of plastics upon exposure to light of the carbon arc
(JIS K 8001)
general rule for test methods of reagents (JIS K 8355) acetic acid
(JIS K 8594) petroleum benzine
(JIS K 8624) sodium carbonate decahydrate (JIS K 8625) sodium carbonate
(JIS K 8886) acetic anhydride (JIS L 0804)
grey scale for assessing change in colour (JIS L 0805) grey scale for assessing staining (JIS S 6026) crayons and oil pastels
(JIS Z 8401) guide to the rounding of numbers
(JIS Z 8730)
colour specification-colour differences of object colours
Sumber : JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006
Berdasarkan SNI 01-4449-2006, papan serat diklasifikasikan berdasarkan
kerapatan, keteguhan lentur, proses produksi, kondisi permukaan, perekat, emisi
berdasarkan kerapatan, kegunaan dan ketahanan terhadap api, perlakuan, kondisi
permukaan, keteguhan lentur, perekat, emisi formaldehida. Terdapat 3 jenis papan
serat pada SNI 01-4449-2006 dan JIS A 5905:2003 berdasarkan kerapatan yaitu
papan serat kerapatan rendah (insulation fibreboard), papan serat kerapatan sedang (medium density fibreboard), papan serat kerapatan tinggi (hard fibreboard), dan untuk klasifikasi kegunaan dan ketahanan terhadap api tidak ditetapkan pada SNI 01-4449-2006 serta pada JIS A 5905:2003 tidak ditetapkan
klasifikasi proses pembuatan.
Kondisi Permukaan
Standar untuk klasifikasi kondisi permukaan papan serat berdasarkan
standar JIS dan SNI tidak berbeda. Pada standar JIS klasifikasi kondisi permukaan
dibagi berdasarkan papan yang diamplas dan tidak diamplas seperti dapat dilihat
pada klasifikasi kondisi permukaan seperti yang tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi papan serat berdasarkan kondisi permukaan Klasifikasi Type Simbol Standar Kondisi permukaan
(Face dan Back) Komparasi
Papan serat kerapatan sedang (medium density fibreboard)
B
Digosok hingga mengkilap
SNI
Kedua permukaan digosok hingga mengkilap
Sama
RS JIS
Kedua permukaan berada pada posisi dasar dan dipoles
Satu atau dua permukaan dilapisi lapisan venir indah
Sama
DV JIS
Kedua atau satu permukaan diberi dekoratif venir
D2
Diberi lapisan plastik
SNI
Satu atau dua permukaan dilapisi lembaran resin sintetis, film
Sama
DO JIS
Lanjutan Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi papan serat berdasarkan kondisi permukaan
Ket : RN = Base non-polished board ; RS = Base polished board ; VN = Veneer non-polished board ; VS = Veneer polished board ; DV = Decorative veneer overlay ; DV = Decorative plastic overlay ; DO = Decorative plastic overlay ; DC = Decorative coated
Standar untuk klasifikasi kondisi permukaan papan serat berdasarkan SNI
01-4449-2006 dan JIS A 5905:2003 tidak ada perbedaan. Produk-produk papan
partikel untuk pemasaran areal Jepang berdasarkan tipe permukaannya diberi
tanda sesuai dengan standar JIS A 5905-2003, sedangkan produk untuk
pemasaran tidak diberi tanda untuk menunjukkan tipe permukaannya. Klasifikasi Type Simbol Standar Kondisi permukaan
(Face dan Back) Komparasi
Papan serat kerapatan sedang (medium density fibreboard)
D3
Diberi cat
SNI
Satu atau dua permukaan dilaburi dengan cat resin sintetis atau cat dengan corak polos atau berpola
Sama
DC JIS
Kedua atau satu permukaan diperkeras dengan thermosetting dengan cat resin sintetik atau cat dengan corak polos atau berpola
T1B1 Biasa tanpa perlakuan
SNI Permukaan tidak
diamplas Sama
RN JIS Papan tidak diamplas
T1B2 Biasa tanpa perlakuan
SNI Satu atau dua permukaan
di amplas Sama
Satu atau dua permukaan direkat/ dilapisi dengan bahan resin sintetis
Sama
DI JIS
Papan direkat dengan resin sintetis, film, kain/kertas dan sejenisnya
Papan serat kerapatan tinggi (hard fibreboard)
T2D
Dekoratif eksterior
dengan perlakuan
SNI
Satu atau dua permukaan direkat/ dilapisi dengan bahan resin sintetis
Sama
DE JIS
Pembuatan permukaan dengan perlakuan resin sintetis tahan air, cuaca panas dan sejenisnya
T2B1
Biasa dengan perlakuan
SNI Permukaan tidak
diamplas Sama
RN JIS Papan tidak diamplas
T2B2
Biasa dengan perlakuan
SNI Permukaan tidak
diamplas Sama
RS JIS Papan tidak diamplas
Ketebalan Papan Serat
Ukuran papan serat berdasarkan JIS dibagi menjadi klasifikasi ketebalan
seperti yang tertera pada Tabel 4. Untuk ukuran papan serat pada SNI tidak
ditetapkan klasifikasi besarnya ukuran ketebalan yang digunakan pada pembuatan
papan serat.
Tabel 4. Klasifikasi papan serat berdasarkan ketebalan Klasifikas Tipe Papan
Serat
Ketebalan (mm) Komparasi Keterangan
JIS SNI
Papan Insulasi
Papan Tatami Papan
Insulasi Kelas A Papan Bahan
Pelapis
10, 15, 20
9, 12, 15, 18
-
-
Beda
JIS lebih baik
MDF MDF Dasar
MDF Dekoratif
2.5 ; 3, 7, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30
- Beda
JIS lebih baik
Hard Board Hard board
Dasar
Harboard
Dekoratif Interior
Harboard
Dekoratif Eksterior
2.5 ; 3.5 ; 5, 7
5, 7
- Beda JIS lebih baik
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa dalam klasifikasi papan serat
berdasarkan ketebalan SNI dan JIS berbeda. SNI tidak memiliki ukuran standar
untuk ketebalan papan yang akan diproduksi. Berdasarkan komparasi didapati
Toleransi Tebal, Panjang, Lebar dan Kesikuan
Toleransi yang diperbolehkan pada JIS A 5905-2003 dan SNI
01-4449-2006 untuk panjang dan lebar ± 0,3 cm dan ± 0,3 cm, toleransi kesikuan
(perbedaan dari garis siku) yang diperbolehkan maksimal 0,2 cm pada jarak 10
cm. Toleransi tebal yang diperbolehkan antara kedua standar ini tidak memiliki
perbedaan, seperti yang terlampir pada Tabel 5.
Tabel 5. Klasifikasi toleransi ketebalan dan kesikuan papan serat
Klasifikasi Tipe Simbol Tebal
(mm)
Standar
Toleransi Tebal (mm)
Diampelas Dekoratif
Papan dari tebal
nominal
1. Toleransi tebal papan serat kerapatan tinggi (Hard board) dekoratif yang tebalnya lebih kecil dari 3.5 mm dengan
toleransi tebal papan serat kerapatan tinggi (Hard board) semacam yang diampelas
2. Toleransi papan serat kerapatan tinggi (Hard board) dekoratif eksterior sama dengan toleransi tebal papan serat
kerapatan tinggi (Hard board) yang tidak diampelas.
Perekat
Pada JIS dan SNI, jenis perekat yang digunakan berbahan dasar
formaldehida yaitu urea formaldehida, urea-melamin formaldehida, phenol
formaldehida, seperti yang tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Klasifikasi papan serat berdasarkan perekat
Klasifikasi Standar Simbol Perekat Komparasi
Type U
JIS U Memakai urea resin atau yang setara mutunya
Sama SNI U Memakai urea formaldehida atau yang
setara mutunya
Type M
JIS M Memakai urea-melamin resin atau yang setara mutunya
Sama SNI M Memakai urea-melamin formaldehida
atau yang setara mutunya
Type P
JIS P Memakai phenol resin atau yang setara mutunya
Sama SNI P Memakai phenol resin atau yang
setara mutunya
Penulisan simbol perekat umumnya dilakukan pada setiap lembaran papan
maupun pada lembaran papan yang telah dikemas. Klasifikasi bahan perekat pada
JIS A 5905-2003 dan pada SNI 01-4449-2006 dibagi menjadi 3 yaitu tipe U, M,
P. Simbol U, M, P menunjukkan perekat yang digunakan pada papan serat.
Simbol U menunjukkan papan serat tersebut menggunakan perekat jenis
urea formaldehida atau yang setara. Simbol M menunjukkan papan serat tersebut
menggunakan perekat jenis urea-melamin formaldehida atau yang setara, dan
simbol P menunjukkan perekat tersebut menggunakan perekat jenis phenol
formaldehida atau yang setara. Untuk perekat Tipe U baik digunakan pada lemari
dan perabotan, sedangkan tipe M dan P umumnya digunakan pada lantai, atap,
Emisi Formaldehida
Produk papan serat yang menggunakan perekat dengan komposisi
formaldehida akan menghasilkan emisi. Kadar maksimum emisi yang
diperbolehkan pada produk papan serat sesuai dengan standar JIS A 5905-2003
dan pada SNI 01-4449-2006 tertera pada Tabel 7.
Tabel 7. Klasifikasi papan serat berdasarkan emisi formaldehida
Klasifikasi Simbol
Jumlah Emisi formaldehida (mg/L)
Komparasi Keterangan Rata-rata maksimum
JIS SNI JIS SNI
F**** F**** ≤ 0,3 ≤ 0,3 ≤ 0,4 0,4 Beda JIS lebih baik
F*** F*** ≤ 0,5 ≤ 0,5 ≤ 0,7 0,7 Beda JIS lebih baik
F** F** ≤ 1,5 ≤ 1,5 ≤ 2,1 2,1 Beda JIS lebih baik
Berdasarkan hasil komparasi, diketahui bahwa dalam penentuan kadar
maksimum emisi formaldehida pada standar JIS JIS A 5905-2003 untuk produk
papan serat lebih kecil dibanding kadar maksimum emisi formaldehida pada SNI
01-4449-2006. Hal ini menunjukkan standarisasi yang diterapkan oleh Jepang
untuk produk papan serat terhadap emisi formaldehida sangat ketat. Emisi yang
dihasillkan oleh formaldehida sebagai komposisi dari perekat yang digunakan
dapat mengganggu kesehatan manusia. Hal ini yang mengakibatkan pihak Jepang,
membatasi emisi formaldehida yang ada pada produk papan serat mereka.
Mutu Penampilan
Untuk syarat umum, papan serat tidak diperkenankan adanya lengkung,
melintir, keropos, retak yang merugikan. Pada permukaan tidak diperkenankan
ada cacat goresan, ketidak rataan warna, cacat pengampelasan dan serat terlepas.
C, D sedangkan mutu kualitas berdasarkan standar JIS ditetapkan hanya 1 tipe
mutu sesuai dengan standar yang tertera pada Tabel 8.
Tabel 8. Syarat umum papan serat biasa
Standar JIS SNI Komparasi Ket
- A B C D
Partikel kasar di permukaan (debu, sisa pengampelasan, serat lepas, pasir,
Tidak diperkenankan
Maksimum 3 buah, tidak berkelompok
Maksimum 10 buah, tidak berkelompok
Noda perekat Tidak
diperkenankan Tidak diperkenankan
Maksimum diameter 1cm, 2 buah
Noda minyak diperkenankanTidak Tidak diperkenankan Tidak diperkenankan
Maksimum
Mutu kualitas berdasarkan standar JIS yang hanya 1 tipe mutu tersebut,
menunjukkan standar kualitas papan serat Jepang lebih tinggi dibandingkan
dengan standar kualitas papan serat Indonesia, karena JIS sangat ketat dalam
permasalahan cacat yang dipersyaratkan pada produk papan serat dibanding
dengan SNI.
Syarat Fisis dan Mekanis
Pengujian sifat fisis, untuk nilai kadar air pada JIS ditetapkan 5 sampai
maksimum 13 % untuk semua tipe papan serat, sedangkan nilai kadar air yang
ditetapkan untuk papan serat pada SNI adalah maksimum 13 % untuk semua tipe
Kerapatan
Standar untuk klasifikasi kerapatan papan serat berdasarkan JIS A
5905:2003 dan SNI 01-4449-2006 terdapat perbedaan kerapatan papan serat
seperti pada Tabel 9.
Tabel 9. Klasifikasi papan serat berdasarkan kerapatan
Klasifikasi berdasarkan kerapatan Kerapatan (g/cm
3
)
Komparasi Keterangan JIS SNI
Papan serat kerapatan rendah (insulation
fibreboard) < 0.35 < 0.40 Beda SNI lebih baik Papan serat kerapatan sedang (medium
density fibreboard) 0.35-0.79 0.40 – 0.85 Beda SNI lebih baik Papan serat kerapatan tinggi (hard
fibreboard) > 0.80 > 0.84
Beda SNI lebih baik
Papan serat kerapatan sedang pada JIS A 5905:2003 yang dibuat dengan
aspal atau sejenisnya memiliki kerapatan dibawah 0.40 g/cm3.
Keteguhan Lentur
Klasifikasi keteguhan lentur papan serat berdasarkan SNI 01-4449-2006
dibagi menjadi papan serat kerapatan rendah (insulation fibreboard), papan serat kerapatan sedang (medium density fibreboard), papan serat kerapatan tinggi (hard fibreboard), sedangkan pada JIS A 5905:2003 diklasifikasikan menjadi papan serat kerapatan sedang (medium density fibreboard) dan papan serat kerapatan tinggi (hard fibreboard) klasifikasi kerapatan tertera pada Tabel 10 Tabel 10. Klasifikasi papan serat berdasarkan keteguhan lentur
Klasifikasi Type
Symbol
Keteguhan lentur modulus patah
Komparasi
SNI (kgf/cm2) JIS (N/mm2)
Papan serat kerapatan rendah (insulation fibreboard)
Lanjutan Tabel 10.
Tabel 10. Klasifikasi papan serat berdasarkan keteguhan lentur
Klasifikasi Type Symbol Keteguhan lentur modulus patah Komparasi
SNI (kgf/cm2) JIS (N/mm2)
Papan serat kerapatan
tinggi (hard fibreboard)
T1 35
T1 = Tanpa perlakuan T2= Dengan perlakuan
Perbedaan yang antara JIS dan SNI untuk klasifikasi papan serat
berdasarkan keteguhan lentur hanya terdapat pada papan serat kerapatan rendah.
JIS tidak memiliki nilai untuk papan serat berkerapatan rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa SNI lebih baik untuk pengklasifikasian papan serat
berdasarkan keteguhan lentur.
Adapun persyaratan dalam keteguhan lentur modulus patah berdasarkan
ketebalan tertentu baik untuk keteguhan lentur basah dan kering udara antara SNI
dan JIS dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.
Tabel 11. Syarat Keteguhan Lentur Modulus Patah berdasarkan Ketebalan Tertentu
Klasifikasi Tipe Tebal (cm)
Keteguhan lentur modulus patah Komparasi SNI (kgf/cm2) JIS (N/mm2)
Papan serat kerapan
rendah (insulation
Lanjutan Tabel 11.
Tabel 11. Syarat Keteguhan Lentur Modulus Patah berdasarkan Ketebalan Tertentu
Klasifikasi Tipe Tebal (cm)
Keteguhan lentur modulus patah Komparasi SNI (kgf/cm2) JIS (N/mm2)
Hasil dari komparasi persyaratan dalam keteguhan lentur modulus patah
berdasarkan ketebalan tertentu pada JIS A 5905-2003 dan SNI 01-4449-2006
tidak ada perbedaan, tetapi perbedaan dalam penamaan type.
Tabel 12. Syarat keteguhan lentur basah dan kering papan serat kerapatan sedang (MDF)
Klasifikasi Tipe Keteguhan Lentur Modulus Patah
Modulus Elastisitas Komparasi JIS (N/mm2) SNI (kgf/cm2) JIS
(N/mm2)
SN (kgf/cm2) Basah Kering Basah Kering
Papan Serat Kerapatan
Klasifikasi keteguhan lentur pada JIS A 5905-2003 dan SNI 01-4449-2006
dibagi menjadi tipe 30, 25, 15 dan 5. Pemberian nama tipe-tipe didasarkan pada
pembagian keteguhan lentur kering masing-masing tipe. Pemberian tipe 30
dikarenakan keteguhan lentur keringnya sebesar 30,0 N/mm2, tipe 25 dikarenakan
keteguhan lentur keringnya sebesar 25,0 N/mm2, tipe 15 dikarenakan keteguhan
lentur keringnya sebesar 15,0 N/mm2. Berdasarkan hasil komparasi, antara JIS
dan SNI dalam syarat keteguhan lentur basah dan kering papan serat kerapatan
sedang tidak ada perbedaaan.
Pengembangan Tebal
Perbedaan dalam persyaratan pengembangan tebal papan serat antara JIS
dan SNI dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Syarat pengembangan tebal papan serat
Klasifikasi Tipe Pengembangan Tebal Komparasi Keterangan
JIS SNI
Papan Serat Kerapatan
Rendah (insulation
board)
Papan Tatami ketebalan 10, 15, 20 Papan Insulasi Kelas A, ketebalan 9, 12,
15, 18 Papan Bahan Pelapis,
ketebalan 9, 12, 15, 18
≤ 10 % Maks 10% Sama -
Papan Serat Kerapatan Sedang (MDF)
Tipe 30
Tipe 25
Tipe 15
Tipe 5
≤ 17 % untuk
papan ketebalan
≤ 7 mm
≤ 12 % untuk
papan ketebalan 7-15 mm
≤ 10 % untuk
papan ketebalan >15 mm
-
Beda JIS lebih baik
Tipe 30 Tipe 25 Tipe 15
< 17% < 12% < 10%
Pengujian pengembangan tebal pada JIS dan SNI ditetapkan maksimal 10
% untuk papan serat kerapatan rendah. Pada papan serat kerapatan sedang
pengembangan maksimal pengembangan tebal yang ditetapkan JIS dan SNI sama
yaitu <17%,<12% dan <10%. Namun pada JIS dicantumkan maksimal
pengembangan tebal tersebut untuk papan dengan ketebalan tertentu. Dalam hal
Daya Serap Air
Daya serap air adalah kemampuan papan serat dalam menyerap air,dalam
hal ini penyerapan dilihat setelah perendaman selama 24 jam. Perbedaan
persyaratan daya serap air dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Syarat Daya Serap Air Setelah Perendaman dalam Air Selama 24 jam
Klasifikasi Tipe Simbol Daya Serap Air Komparasi Keterangan
JIS SNI
Papan Serat Kerapatan
Tinggi (hard
board)
Papan Standar
Papan dengan Perlakuan
JIS lebih baik
-
Pada persayaratan daya serap air setelah perendaman dalam air selama 24
jam, pada papan standar dan papan dengan perlakuan JIS memiliki persyaratan
nilai sedangkan SNI tidak. Dalam hal ini JIS lebih baik dibandingkan SNI. Untuk
papan serat kerapatan tinggi SNI dan JIS memiliki persyaratan yang sama.
Keteguhan Cabut Sekrup dan Keteguhan Tarik Tegak Lurus Permukaan
Perbedaan dalam persyaratan keteguhan cabut sekrup dan keteguhan tarik
tegak lurus permukaan antara JIS dan SNI dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Syarat Keteguhan Cabut Sekrup dan Keteguhan Tarik Tegak Lurus Permukaan
Klasifikasi Tipe Keteguhan Cabut Sekrup Keteguhan Tarik Tegak Lurus Permukaan
Komparasi
JIS SNI JIS SNI
Persyaratan keteguhan cabut sekrup dan keteguhan tarik tegak lurus
permukaan kayu antara JIS dan SNI dilakukan pada papan serat kerapatan sedang.
Berdasarkan komparasi yang dilakukan antara JIS dan SNI tidak ada perbedaan
antara kedua standar.
Pengujian keteguhan tarik lapisan dekoratif, ketahanan pukul, ketahanan
terhadap asam, ketahanan terhadap basa, standar yang ditetapkan antara JIS dan
SNI adalah sama, seperti yang tertera pada Tabel 16 dan Tabel 17.
Tabel 16. Syarat pengujian papan serat kerapatan sedang (MDF) dekoratif
Macam pengujian JIS SNI Komparasi Keterangan Keteguhan tarik
lapisan dekoratif Minimal 0,4 N/mm
2
Minimal 4,0kgf/cm2 Sama -
Ketahanan pukul
Bebas dari retak radial, fraktur dan pemisahan serta diameter lekukan maksimum ≤20 mm
Tidak diperkenankan adanya retak dan terkelupas pada lapisan dekoratif dan diameter lekukan atau cekungan
maksimum 20 mm
Sama -
Ketahanan terhadap asam
Tidak terjadi perubahan warna akibat larutan asam
Tidak terjadi perubahan warna akibat larutan asam
Sama -
Ketahanan terhadap basa
Tidak terjadi perubahan warna alibat larutan basa
Tidak terjadi perubahan warna akibat larutan basa
Sama -
Ketahanan terhadap noda
Tingkat 3 dalam skala abu-abu untuk penodaan
Tidak ada bekas warna atau noda yang tertinggal
Beda SNI lebih baik
Ketahanan terhadap perubahan warna
Penampilan bebas cacat seperti retak di permukaan, tingkat 4 dalam skala abu-abu untuk perubahan warna atau tidak lebih dari tingkat 3 untuk warna yang berbeda
Tidak terjadi perubahan warna dan pemudaran kilap
Beda SNI lebih baik
Ketahanan terhadap goresan
Bebas dari goresan yang jelas Tidak terlihat secara nyata adanya goresan
Berdasarkan syarat pengujian papan serat kerapatan sedang (MDF)
dekoratif, perbedaan ditemukan pada pengujian ketahanan terhadap noda,
ketahanan terhadap perubahan warna dan ketahanan terhadap goresan.
Berdasarkan komparasi yang dilakukan pada pengujian ketahanan terhadap noda
dan ketahanan terhadap perubahan warna, SNI lebih baik dibandingkan dengan
JIS. Pada JIS masih ada toleransi dalam ketahanan terhadap noda dan perubahan
warna. Namun, pada pengujian ketahanan terhadap goresan, JIS lebih baik
dibandingkan SNI. Pada JIS untuk ketahanan terhadap goresan, syarat yang
ditetapkan adalah bebas dari goresan yang jelas sedangkan pada SNI masih tidak
terlihat secara nyata adanya goresan.
Tabel 17. Syarat pengujian papan serat kerapatan tinggi (hard board) dekoratif Macam
Pengujian
JIS SNI Komparasi Keterangan
Interior Eksterior Keteguhan
tarik lapisan dekoratif
Minimal 0,4 N/mm2 Minimal 4,0
kgf/cm2 Sama -
Ketahanan pukul
Bebas dari retak radial, fraktur dan pemisahan serta diameter lekukan adanya retak dan terkelupas pada lapisan dekoratif serta diamenter maksimum 15 mm
Sama -
Keteguhan cabut paku
- ≥ 450 N
Untuk tipe T2D, besarnya keteguhan paku
minimum 45.9 kgf
Tidak terjadi perubahan warna akibat larutan asam
Sama
Ketahanan terhadap basa
Tidak ada perubahan warna
-
Tidak terjadi perubahan warna akibat larutan basa
Sama
Lanjutan Tabel 17.
Tabel 17. Syarat pengujian papan serat kerapatan tinggi (hard board) dekoratif Macam
Pengujian
JIS SNI Komparasi Keterangan
Interior Eksterior Ketahanan
terhadap noda
Tingkat 3 dalam skala abu-abu untuk penodaan
-
Tidak ada bekas warna atau noda bebas cacat seperti retak di
permukaan, tingkat 4 dalam skala abu-abu untuk perubahan warna atau tidak lebih dari tingkat 3 untuk warna yang berbeda
-
Bebas dari goresan yang jelas
-
Tidak terlihat secara nyata adanya cacat pada permukaan dekoratif
Tidak ada cacat ditemukan di permukaan
Sama -
Daya rekat lapisan film
-
Tidak ada pemisahan lapisan film dengan permukaan papan
Tidak terjadi pemisahaan lapisan film dengan cacat seperti retak, dan perubahan warna tidak terlalu besar dibandingkan bagian yang tidak terpapar
- Beda JIS lebih baik
Berdasarkan syarat pengujian papan serat kerapatan tinggi (hardboard) dekoratif, perbedaan yang ditemukan terdapat pada pengujian ketahanan terhadap
pengujian terhadap noda, ketahanan terhadap perubahan warna SNI lebih baik
dibandingkan dengan JIS. Namun untuk pengujian ketahanan terhadap cuaca JIS
lebih baik dibandingkan SNI.
Pengujian Papan Serat
Ukuran contoh uji papan serat yang ditetapkan JIS dan SNI tidak berbeda
untuk semua pengujian kecuali pada pengujian emisi formaldehida yang diuji
berdasarkan standar emisi formaldehida masing-masing negara, dan ketahanan
terhadap pencucian yang berbeda pada ukuran sampel pada SNI. Perbedaan
persyaratan ukuran contoh uji papan serat tertera pada Tabel 18.
Tabel 18. Ukuran contoh uji papan serat
No Macam pengujian
JIS SNI
Komparasi Ukuran
contoh uji (mm)
Banyaknya contoh uji
Ukuran contoh uji
(cm)
Banyaknya contoh uji
1 Uji Kerapatan 100 x 100 1 10 x 10 1 Sama 2 Uji Kadar air 100 x 100 1 10 x 10 1 Sama 3
Uji keteguhan lentur modulus patah dan modulus elastisitas kering
Uji keteguhan lentur modulus patah dan modulus elastisitas basah
Arah panjang
1, arah lebar 1 Sama
Arah panjang
1, arah lebar 1 Sama 6 Penyerapan Air 100×100 1 10×10 1 Sama 7 Pengembangan tebal
setelah perendaman air 50×50 1 5×5 1 Sama
8 Perubahan panjang setelah perendaman air
MDF=
Arah panjang 1, arah lebar 1 Arah panjang
1
Sama
9 Keteguhan tarik tegak
lurus permukaan 50×50 1 5×5 1 Sama 10 Keteguhan cabut
sekrup 50×100 1 5×10 1 Sama 11 Keteguhan cabut paku 50×100 3 5×10 3 Sama
Lanjutan Tabel 18.
Tabel 18. Ukuran contoh uji papan serat
No Macam pengujian
JIS SNI
Komparasi Ukuran
contoh uji (mm)
Banyaknya contoh uji
Ukuran contoh uji
(cm)
Banyaknya contoh uji
12 Emisi Formaldehida 50×150
Mengacu pada JIS A
1460
5×15
Mengacu pada SNI
07-6050-1999, Emisi Formaldehida
pada panel kayu
Beda
13 Ketahanan (daya
hantar) panas 900×900 1 90×90 1 Sama 14 Keteguhan tarik lapisan
dekoratif 50×50 1 5×5 1 Sama
15 Keteguhan pukul
Dekoratif interior
16 Ketahanan terhadap asam
100×100
1 10×10 1 Sama 17 Ketahanan terhadap
basa
100×100
1 10×10 1 Sama 18 Ketahanan terhadap
noda
100×100
1 10×10 1 Sama 19 Ketahanan terhadap
perubahan warna
100×100
1 10×10 1 Sama 20 Ketahanan terhadap
goresan
50×50
1 5×5 1 Sama
21 Daya rekat lapisan film 50×50 5 5×5 1 Beda 22 Ketahanan terhadap
pencucian
170×430 2 17×43 1 Beda
23 Ketahanan terhadap cuaca
70×150 3 - - Beda
24 Kemampuan untuk tidak terbakar
220×220 1 - - Beda
Pengambilan contoh uji sebaiknya diambil pada kondisi contoh uji yang
dibawah kondisi kering udara atau mencapai kondisi berat yang konstan pada
suhu 20±20 C dan kelembaban sekitar 65±5 %. Dalam hal ini kondisi kering udara
adalah kondisi contoh uji telah dikeringkan selama 7 hari atau lebih pada ruangan
dengan ventilasi dan berat konstan adalah perubahan berat yang di ukur sebesar
Pengujian kerapatan, antara JIS dan SNI tidak memiliki perbedaan yaitu
pengujian dilakukan dengan pengukuran panjang dan lebar contoh uji di kedua
sisinya, 25 mm dari tepi dengan ketelitian 0,05 mm, pengukuran tebal contoh uji
pada keempat sudutnya, 25 mm dari keempat sudutnya (pada titik persilangan
pengukuran panjang dan lebar) dengan ketelitian 0,05 mm, yang kemudian
diambil nilai rata-ratanya. Pengukuran berat dilakukan dengan ketelitian 0,1 g dan
penghitungan kerapatan dilakukan dengan rumus yang berlaku dengan ketelitian
0,01 g/cm3. Untuk pengujian kadar air, antara JIS dn SNI tidak memiliki
perbedaan yaitu contoh uji ditimbang beratnya untuk mengetahui berat awal
dengan ketelitian 0,1gram, contoh uji dikeringkan kedalam oven pada suhu
103±20C lalu ditimbang hingga perbedaan berat maksimum 0,1 %.
Pengujian pengembangan tebal, antara JIS dan SNI tidak memiliki
perbedaan. Contoh uji diukur tebalnya pada bagian tengah menggunakan
mikrometer dengan keteliatian 0,05 mm. Contoh uji direndam 3 cm di bawah
permukaan air secara horizontal pada suhu 20±10C (lama perendaman untuk
contoh uji papan serat kerapatan rendah (papan insulasi pada JIS) adalah 2 jam
dan untuk papan serat kerapatan sedang dan tinggi (MDF dan Hardboard pada JIS) direndam selama 24 jam.
Pengujian keteguhan lentur modulus patah dan modulus elatisitas baik
dalam kondisi kering maupun basah, pada JIS dan SNI tidak berbeda. Pada
keteguhan lentur modulus patah dan modulus elastisitas kering contoh uji
diletakkan mendatar pada penyangga lalu diberikan beban pada bagian pusat
contoh uji dengan kecepatan 50 mm/menit yang kemudian dicatat defleksi dan
patah dan modulus elastisitas basah dilakukan dua prosedur. Pada prosedur A
(untuk papan serat tipe M, setelah contoh uji diukur jarak sangga lebar dan
tebalnya, contoh uji direndam dalam air panas bersuhu 70±30C selama 2 jam, lalu
direndam pada suhu kamar selam 1 jam kemudian pengujian keteguhan lentur
modulus patah dan modulus elastisitas basahnya dilakukan sama dengan
pengujian contoh uji yang kering. Pada prosedur B, contoh uji direndam selama 2
jam di dalam air mendidih lalu dilakukan prosedur yang sama dengan prosedur A.
Pengujian keteguhan tarik tegak lurus permukaan, antara JIS dan SNI tidak
memiliki perbedan. Setelah contoh uji terlebih dahulu direkatkan pada balok yang
terbuat dari baja atau aluminium, beban tarik ditekan secara vertikal terhadap
permukaan contoh uji. Kecepatan tarik yang digunakan adalah 2 mm/menit.
Untuk prosedur pengujian keteguhan cabut sekrup, antara JIS dan SNI tidak
memiliki perbedaan.
Syarat lulus uji berdasarkan SNI contoh uji harus memenuhi persyaratan
seperti yang tercantum sebelumnya. Papan serat dinyatakan lulus uji apabila 90 %
atau lebih dari contoh lulus uji, apabila 70 – 90 % dari jumlah contoh uji, maka
dilakukan uji ulang dengan jumlah contoh 2 kali contoh pertama. Apabila 90 %
atau lebih dari hasil uji ulang lulus uji, maka partai tersebut dinyatakan lulus uji
tetapi apabila kurang dari 70 % dari jumlah contoh uji maka partai tersebut
dinyatakan tolak uji. Berdasarkan JIS, papan serat dikatakan lulus uji jika
memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan
penentuan kualitas yang ditetapkan pada produk papan serat Jepang lebih tinggi
Penandaan merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mempermudah produsen dan konsumen untuk mengetahui kualitas suatu papan
serat dan mempermudah penyusunan papan serat sesuai dengan ukuran tipe dan
mutu yang sama. Pada JIS, hal-hal yang dicantumkan pada papan serat adalah
klasifikasi permukaan papan serat, dimensi papan serat, tahun dan bulan
pembuatan atau singkatannya, nama pembuat atau singkatannya,klasifikasi
kekuatan lentur, klasifikasi perekat, emisi formaldehida, dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perawatan ataupun penggunaan papan serat harus ditandai
untuk setiap produk papan serat. Pada SNI hal-hal yang dicetak pada setiap
lembar papan partikel untuk penandaan adalah nama/kode/merek perusahaan, tipe,
ukuran, mutu dan untuk penandaan pada bagian luar kemasan hal-hal yang dicetak
adalah buatan Indonesia, nama dan alamat perusahaan, merek, nama barang,
ukuran, tipe, mutu.
Pengambilan contoh papan serat, pada JIS tidak ditetapkan jumlah papan
serat yang akan diambil untuk pengujian visual maupun pengujian laboratoris
seperti yang tertera pada Tabel 19.
Tabel 19. Jumlah pengambilan contoh papan serat Jumlah
lembar/partai
Jumlah lembar contoh
Keterangan
JIS SNI
Uji visual Uji laboratoris
≤500 - 35 2 SNI lebih baik
501-1000 - 60 3 SNI lebih baik
1001-2000 - 80 4 SNI lebih baik
≥2001 - 100 5 SNI lebih baik
Pada SNI tidak ditetapkan standar untuk ketebalan serta ukuran panjang
dan lebar papan serat yang umum digunakan. Pada SNI tidak dilakukan
pengujian ketahanan terhadap cuaca dan pengujian ketahanan papan serat
kekurangan dibandingkan dengan JIS, sehingga dapat disimpulkan bahwa JIS
lebih baik dibandingkan SNI berdasarkan klasifikasi yang tertera pada Tabel 20.
Tabel 20. Kelemahan dan kelebihan JIS dan SNI
Klasifikasi JIS SNI Keterangan
Ketebalan
+ - Tidak diterapkan
pada SNI Ukuran (panjang dan Lebar)
+ - Tidak diterapkan
pada SNI Uji ketahanan terhadap
cuaca + -
Tidak diujikan pada SNI Uji ketahanan terhadap api
+ - Tidak di ujikan pada
SNI Jumlah Contoh uji
- + Tidak di terapkan
pada JIS Keterangan : + = kelebihan pada standar; “-“ = kelemahan pada standar
Hasil dari komparasi parameter JIS A 5905-2003 dan SNI 01-4449-2006
disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Komparasi parameter JIS A 5905-2003 dan SNI 01-4449-2006
panjang dan lebar
Syarat fisis ✓
Syarat mekanis ✓
Syarat pengujian
-
Ukuran contoh uji
-
Hasil dari komparasi antara parameter- parameter JIS A 5905-2003 dan
SNI 4449-2006 menunjukkan bahwa standar JIS A 5905-2003 dan SNI
01-4449-2006 secara keseluruhan berbeda.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil dari komparasi antara parameter-parameter JIS A 5909-2003 dan
SNI 01-4449-2006 menunjukkan bahwa kedua standar ini secara keseluruhan
berbeda. Perbedaan antara kedua standar ini terdapat pada parameter acuan
normatif ketebalan, panjang dan lebar, syarat pengujian dan ukuran contoh uji. JIS
A 5905-2003 memiliki standar pengujian untuk uji ketahanan terhadap api dan
ketahanan terhadap cuaca, sedangkan SNI 01-4449-2006 tidak melakukan
pengujian tersebut. Berdasarkan komparasi dari kedua parameter standar tersebut
standar JIS A 5909-2003 lebih lengkap dari SNI 01-4449-2006.
Saran
Sebaiknya untuk Standar Nasional Indonesia 01-4449-2006 lebih
dilengkapi dalam pengujian untuk uji ketahanan terhadap api dan ketahanan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2000. Penulisan Standar Nasional Indonesia. Pedoman No.8. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Papan Serat. SNI 01-4449-2006. Jakarta.
Japanese Industrial Standards Committe. 2005. Industrial Science and Technology Policy and Environment Bureau Technical Regulation, Standards and Conformity Assessment Policy Unit Ministry of Economy, Trade and Industry. Tokyo
Japanese Industrial Standard. 2003. Fibreboards. Japan.
Japanese Standards Association. 2005. JIS Symbol and Classification. Tokyo