STUDI KOMPARASI SNI 03-2105-2006 DENGANJIS A
5908-2003
HASIL PENELITIAN
Oleh
Jevlen Joel Simarmata 071203035/Teknologi Hasil Hutan
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
2012
ABSTRACT
JEVLEN SIMARMATA. Comparative Study of JIS A 5908-2003 with SNI 03-2105-2006. Supervised by YUNUS AFIFUDDIN dan LUTHFI HAKIM.
Japan and Indonesia has own criteria in determinating the applicable standards for particleboard in accordance with the development of industry in each country. JIS and SNI have weaknesses and strengths that are only applicable in their respective countries so that the necessary information to evaluate these standards in order to be valid not only in each country.
The purpose of this research is to compare JIS A 5908-2003 withSNI 03-2105-2006. Data analysis was done by using descriptive comparative technic that is compare standards specified in JIS A 5908-2003 andSNI 03-2105-2006 so that known weaknesses and strengths of each standard. Based on the quality of performance, quality particleboard JIS A 5908-2003 better than quality of particleboard SNI 03-2105-2006. Formaldehyde emissions of JIS A 5908-2003 is lower than SNI 03-2105-2006. Classification of particleboard based on surface condition, thickness, length and width, emissions of formaldehyde, the qualityof performances between JIS A 5908-2003 andSNI 03-2105-2006 are different. Classification of particleboard by an adhesive and Terms defined mechanical properties betweenJIS A 5908-2003 andSNI 2105-2006 are the same.SNI 03-2105-2006 not test the fire insulation and heat insulation power.JIS A 5908-2003 has more excellence compared toSNI 03-2105-2006. Based on parameters required, JIS A 5908-2003 and SNI 03-2105-2006 have more similarities.
ABSTRAK
JEVLEN SIMARMATA. Studi Komparasi SNI 03-2105-2006 dengan JIS A 5908-2003. Dibimbing oleh YUNUS AFIFUDDIN dan LUTHFI HAKIM.
Indonesia dan Jepang memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan standar yang berlaku untuk papan partikel sesuai dengan perkembangan industri di masing-masing negara. SNI dan JIS memiliki kelemahan dan kelebihan yang hanya berlaku di negara masing-masing sehingga diperlukan informasi untuk mengevaluasi standar tersebut agar dapat berlaku tidak hanya di masing-masing negara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan standar papan partikel SNI 03-2105-2006 dan JIS A 5908-2003. Analisa data dilakukan dengan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan standarisasi yang ditetapkan pada JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan dari masing-masing standar.Berdasarkan mutu penampilan, kualitas papan partikel JIS A 5908-2003 lebih baik dibandingkan dengan kualitas papan partikel SNI 03-2105-2006. Emisi formaldehida pada JIS A 5908-2003 lebih rendah dibandingkan dengan SNI 03-2105-2006. Klasifikasi papan partikel berdasarkan kondisi permukaan, ketebalan, panjang dan lebar, emisi formaldehida, mutu penampilan antara JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 berbeda. Klasifikasi papan partikel berdasarkan perekat dan syarat sifat mekanis yang ditetapkan antara JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 adalah sama. SNI 03-2105-2006 tidak melakukan uji ketahanan terhadap api dan uji daya sekat panas.JIS A 5908-2003 memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan SNI 2105-2006.Berdasarkan parameter yang dipersyaratkan JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 lebih banyak memiliki persamaan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Berastagi, Kabupaten Karo pada tanggal 3 Februari
1989 dari Ayah A. Simarmata dan IbuK. Naibaho. Penulis adalah anak keempat
dari empat bersaudara.
Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Letjen Djamin Ginting
Berastagi, Kabupaten Karo pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) di SLTP Negeri 1 Berastagi, Kabupaten Karo tahun 2003, dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di SMK Negeri 1 Berastagi, Kabupaten Karo tahun
2006. Tahun 2007 penulis kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU) melalui
jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Program
Studi Teknologi Hasil Hutan, Departemen Kehutanan.
Pada tahun 2009, penulis mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan dan
Pengelolaan Hutan (P3H) di Pulau Sembilan dan Aras Napal, Kabupaten Langkat
Provinsi Sumatera Utara. Pada Tahun 2011, penulis juga melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di Taman Nasional Baluran Surabaya, Provinsi Jawa
Timur selama 1 bulan. Penulis melaksanakan penelitiandengan judul ”Studi
Komparasi SNI 03-2105-2006 dengan JIS A 5908-2003”, di bawah bimbingan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas
kasih dan karunia-Nyapenulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Studi
Komparasi SNI 03-2105-2006 dengan JIS A 5908-2003”.
SkripsiinimerupakansalahsatusyaratuntukmenjadiSarjanaKehutanan.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, abang, dan
kakak penulis yang selalumendoakan, memberidukungan,
kasihsayangdanmaterisertamenginspirasipenulisuntuktetapsemangatdalammewuju
dkanskripsiinisertakepada teman-teman THH angkatan 2007 yang
selalumembantu sertamemberidorongandalammengerjakanskripsiini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing skripsiyaituBapak Yunus
Afifuddin S.Hut., M.Si.danBapak Luthfi Hakim S.Hut., M.Si. selakuketuadan
anggotakomisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai
masukan berharga serta saran dalam pembuatan skripsiini.
Penulis menyadari terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, oleh karena itu penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut. Penulis
mengharapkan agar skripsiinidapatmenjadipanduanbelajardanbacaan yang
bermanfaatbagimahasiswa/i kehutanansecarakhususdanmasyarakatsecaraumum.
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih.
Medan, Juli 2012
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 2
Manfaat Penelitian ... 2
TINJAUAN PUSTAKA Japanese Industrial Standard ... 3
Standar Nasional Indonesia ... 5
METODE PENELITIAN Waktu Penelitian ... 7
Bahan Penelitian ... 7
Metode Penelitian ... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi permukaan ... 11
Ketebalan, Panjang dan Lebar ... 12
Toleransi dan Kesikuan ... 13
Perekat ... 13
Emisi Formaldehida ... 15
Mutu Penampilan ... 15
Syarat Sifat Fisis dan Mekanis ... 16
Pengujian Papan Partikel ... 22
KESIMPULAN ... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 30
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Komparasi parameter JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 ... 8
2. Acuan normatif standar JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006... 10
3. Klasifikasi papan partikel berdasarkan kondisi permukaan... 11
4. Klasifikasi papan partikel berdasarkan ketebalan ... 12
5. Klasifikasi papan partikel berdasarkan panjang dan lebar ... 12
6. Toleransi tebal papan partikel ... 13
7. Klasifikasi papan partikel berdasarkan perekat ... 14
8. Klasifikasi papan partikel berdasarkan emisi formaldehida ... 15
9. Syarat umum papan partikel biasa ... 16
10. Syarat kerapatan papan partikel ... 16
11. Syarat kadar air papan partikel ... 17
12. Syarat pengembangan tebal papan partikel... 17
13. Syarat pengujian papan partikel ... 18
14. Syarat uji daya sekat api ... 18
15. Syarat uji ketahanan terhadap api ... 19
16. Syarat sifat mekanis papan partikel ... 19
17. Keteguhan lentur basah ... 20
18. Syarat minimum keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan partikel .... 21
19. Syarat minimum keteguhan cabut sekrup papan partikel ... 21
20. Syarat minimum modulus elastisitas papan partikel ... 22
21. Ukuran contoh uji papan partikel ... 23
22. Bentuk penandaan pada papan partikel ... 26
23. Jumlah Pengambilan contoh papan partikel ... 27
24. Kelemahan dan kelebihan JIS dan SNI ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1.JIS A 5908 : 2003 ... 31
2012
ABSTRACT
JEVLEN SIMARMATA. Comparative Study of JIS A 5908-2003 with SNI 03-2105-2006. Supervised by YUNUS AFIFUDDIN dan LUTHFI HAKIM.
Japan and Indonesia has own criteria in determinating the applicable standards for particleboard in accordance with the development of industry in each country. JIS and SNI have weaknesses and strengths that are only applicable in their respective countries so that the necessary information to evaluate these standards in order to be valid not only in each country.
The purpose of this research is to compare JIS A 5908-2003 withSNI 03-2105-2006. Data analysis was done by using descriptive comparative technic that is compare standards specified in JIS A 5908-2003 andSNI 03-2105-2006 so that known weaknesses and strengths of each standard. Based on the quality of performance, quality particleboard JIS A 5908-2003 better than quality of particleboard SNI 03-2105-2006. Formaldehyde emissions of JIS A 5908-2003 is lower than SNI 03-2105-2006. Classification of particleboard based on surface condition, thickness, length and width, emissions of formaldehyde, the qualityof performances between JIS A 5908-2003 andSNI 03-2105-2006 are different. Classification of particleboard by an adhesive and Terms defined mechanical properties betweenJIS A 5908-2003 andSNI 2105-2006 are the same.SNI 03-2105-2006 not test the fire insulation and heat insulation power.JIS A 5908-2003 has more excellence compared toSNI 03-2105-2006. Based on parameters required, JIS A 5908-2003 and SNI 03-2105-2006 have more similarities.
ABSTRAK
JEVLEN SIMARMATA. Studi Komparasi SNI 03-2105-2006 dengan JIS A 5908-2003. Dibimbing oleh YUNUS AFIFUDDIN dan LUTHFI HAKIM.
Indonesia dan Jepang memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan standar yang berlaku untuk papan partikel sesuai dengan perkembangan industri di masing-masing negara. SNI dan JIS memiliki kelemahan dan kelebihan yang hanya berlaku di negara masing-masing sehingga diperlukan informasi untuk mengevaluasi standar tersebut agar dapat berlaku tidak hanya di masing-masing negara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan standar papan partikel SNI 03-2105-2006 dan JIS A 5908-2003. Analisa data dilakukan dengan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan standarisasi yang ditetapkan pada JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan dari masing-masing standar.Berdasarkan mutu penampilan, kualitas papan partikel JIS A 5908-2003 lebih baik dibandingkan dengan kualitas papan partikel SNI 03-2105-2006. Emisi formaldehida pada JIS A 5908-2003 lebih rendah dibandingkan dengan SNI 03-2105-2006. Klasifikasi papan partikel berdasarkan kondisi permukaan, ketebalan, panjang dan lebar, emisi formaldehida, mutu penampilan antara JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 berbeda. Klasifikasi papan partikel berdasarkan perekat dan syarat sifat mekanis yang ditetapkan antara JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 adalah sama. SNI 03-2105-2006 tidak melakukan uji ketahanan terhadap api dan uji daya sekat panas.JIS A 5908-2003 memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan SNI 2105-2006.Berdasarkan parameter yang dipersyaratkan JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 lebih banyak memiliki persamaan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan standar yang berlaku secara
nasional di Indonesia. Standar Nasional Indonesia dirumuskan oleh panitia teknis
dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Japanese Industrial Standar
(JIS) merupakan standar yang berlaku secara nasional di negara Jepang. Japanese
Industrial Standar disusun oleh badan yang disebut Japanese Industrial Standars
Committee.
Papan partikel merupakan salah satu jenis produk atau panel kayu yang
terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat
dengan perekat sintetis atau bahan pengikat lain dan dikempa panas. Standar
papan partikel yang berlaku di Indonesia adalah SNI 03-2105-2006 dan JIS A
5908-2003 merupakan standar yang berlaku di Jepang.
Indonesia dan Jepang memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan
standar yang berlaku untuk papan partikel sesuai dengan perkembangan industri
di masing-masing negara. SNI dan JIS memiliki kelemahan dan kelebihan serta
persamaan dan perbedaan dalam menentukan kualitas papan partikel yang berlaku
di negara masing-masing. Pada penelitian ini dilakukan studi komparasi terhadap
kedua standar tersebut untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan serta
persamaan dan perbedaan kedua standar. Penelitian ini akan dijadikan bahan
infomasi untuk mengevaluasi kedua standar tersebut sehingga dapat berlaku tidak
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan standar papan partikel SNI
03-2105-2006 dan JIS A 5908-2003.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi meningkatkan standar
TINJAUAN PUSTAKA
Standar didefinisikan sebagai suatu dokumen tertulis, yang naskah
utamanya berisi ketentuan-ketentuan yang menunjukkan persyaratan yang perlu
ditaati, dan secara umum tidak bertentangan dengan standar atau kode lain, atau
bila diadopsi menjadi ketentuan hukum tidak bertentangan dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
JIS meliputi produk industri dan mineral dengan pengecualian obat,
bahankimia pertanian, pupuk kimia, benang sutra, dan bahan makanan,
produkpertanian dan hutan yang ditunjuk berdasarkan
Undang-Undangmengenai Standardisasi dan tepat Pelabelan Produk Pertanian
dan Kehutanan.Simbol huruf,menunjukkan area teknis (Divisi JIS), dan jumlah 4
digit atau 5digit ditambahkan untuk menemukan JIS di tempat yang tepat
alam divisi tersebut. Standardisasi item ditetapkan sebagai JIS memiliki
Simbolberikut : JIS
C7501: Mayoritas JIS memilikijenis simbol.JIS Q 1400: Lambang ini terutama
digunakandalam JIS kasus tersebut mengadopsi standar internasional identik.
JIS X 5056 : Simbol ini digunakan dalam kasus JISmengadopsi standar
internasionalmenetapkan hanya sebagian dari persyaratan yang diperlukan.
Jumlah suatu Standar Industri Jepang (JIS) terdiri dari sebuahsimbol huruf
Inggris dan empat (4) atau lima (5) digit angka. Angka tersebut mungkin
memiliki nomor bagian setelah 4-5 angka dan sebuah tanda hubung
"-" Simbol hurufmenunjukkan 19 bidang teknis seperti A untuk "Teknik
dua digit pertama menunjukkan sebuah divisi yang ditentukan sub-teknis
daerah dan dua terakhir diberikan secara
bebas. H 7501,misalnya, berarti area teknis "Bahan non-besi dan Metal"
dan sebuah divisi dari "bahan fungsional". JIS jugadikategorikan ke dalam tiga
domain yaitu produk, metode dan dasar. Ada sekitar 4000, 1600 dan
2800 masing-masing standar.
(JISC, 2005).
Standardisasi dapat didefinisikan sebagai "pengurangan,
penyederhanaan, dan mengatur hal-hal
yang cenderung menjadi beragam, rumit, dan kacau jikadibiarkan tidak
terkendali." Standar dapat didefinisikan sebagai "aturan" yang ditetapkan oleh
standardisasi. Standardisasi industri merupakan standarisasi di sektor industri, dan
di Jepang, Standar Industri Jepang diadopsi sebagai standar industri nasional.
Berkenaan dengan "barang" dan "masalah",
terkendali, standardisasi industri bertujuan untuk menetapkan tingkat "standar"
suatu wilayah dalam bentuk dokumen teknis dan untuk "menyatukan" atau
"menyederhanakan"sehingga sama diseluruh Jepang, dari berbagai sudut
pandang untukmemastikan kenyamanan dalam kegiatan ekonomi dan sosial
(menjagakesesuaian), meningkatkan efisiensi produksi (produksi
massaldenganmengurangikeragaman), menjaga keadilan (jaminan keuntungan
konsumen dan penyederhanaan transaksi), mempromosikan kemajuan teknologi
(dukungan untuk penciptaan pengetahuan baru dan pengembangan/penyebaran
teknologi baru), menjaga keselamatan dan kesehatan,
dan melestarikan lingkungan.(JISC, 2005).
Standar Nasional Indonesia (SNI) disusun untuk mendefinisikan ketentuan
yang berhubungan dengan industri, perdagangan, kesehatan/keselamatan, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta komunikasi internasional. Penyusunannya
sebagai bagian dari proses perumusan SNI harus lengkap, berkesinambungan,
jelas, tepat, menggambarkan kerangka perkembangan teknologi masa depan,
lugas, tegas, tidak menimbulkan interpretasi lain dan mudah dipahami oleh pihak
yang tidak berpartisipasi dalam perumusan SNI (BSN, 2000).
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memprhatikan
syarat-syarat kesehatan, keamanan, keselamatan, prkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta berdasarkan pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang
akan datang untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya.
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalahdokumen berisi ketentuan teknis
dirumuskan secara konsensus dan ditetapkan oleh Instansi terkait untuk
dipergunakan oleh stakeholder dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum
ditinjau dari konteks keperluan tertentu. RSNI adalah naskah standar sebelum
menjadi Standar Nasional Indonesia (BSN, 2000).
Tujuan SNI adalah untuk menjabarkan ketentuan secara jelas dan tidak
bermakna ganda dalam hal memfasilitasi perdagangan dan komunikasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, SNI harus :
- Cukup lengkap dalam batas lingkup yang telah ditentukan,
- Konsisten, jelas dan akurat,
- Memperhatikan kerangka untuk pengembangan teknologi mendatang,
dan
- Dapat dipahami oleh tenaga yang berkualifikasi dan tidak ikut dalam
mempersiapkan standar tersebut (BSN, 2000).
Struktur penomoran SNI terdiri atas serangkaian kode dengan arti tertentu
yaitu berupa kode SNI, nomor unik, nomor bagian dan nomor seksi serta tahun
penetapan. Kode SNI menyatakan bahwa dokumen tersebut adalah Standar
Nasional Indonesia. Nomor unik merupakan identifikasi dari suatu standar
tertentu yang jumlah digitnya sesuai dengan kebutuhan, minimal 4 digit dan dapat
diawali dengan angka nol (0), kecuali untuk SNI adopsi identik, kode nomor unik
sama dengan standar yang diadopsi. Nomor bagian merupakan identifikasi yang
menunjukkan nomor urut bagian dari suatu standar yang mempunyai bagian.
Nomor seksi merupakan identifikasi yang menunjukkan nomor urut seksi dari
suatu standar bagian tertentu. Tahun penetapan sebanyak 4 digit menyatakan
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2012.
Bahan penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah standar JIS A 5908-2003
dan SNI 03-2105-2006.
Metode penelitian
Penelitian ini bersifatdeskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang JIS
A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006. Data yang digunakan pada penelitian ini
merupakan data parameter-parameter JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006.
Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif komparatif yaitu
membandingkan parameter-parameter yang tertera pada JIS A 5908-2003 dan SNI
03-2105-2006 sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan dari masing-masing
standar. Tahapan kegiatan tertera pada diagram alur pada Gambar 1. Tahapan
kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data parameter-parameter standar
JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006, hasil perolehan data diidentifikasi dan
ditabulasikan, selanjutnya dilakukan proses screening yaitu menganalisa serta
membandingkan data yang ada pada kedua standar. Proses screening dilakukan
untuk mendapatkan informasi tentang persamaan dan perbedaan data serta
keunggulan dan kelemahan dari masing-masing standar. Hasil dari proses
screening atau komparasi standar yang telah diperoleh ditabulasikan seperti yang
Gambar 1. Skema Metode Perancangan
Tabel 1. Komparasi parameter JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006
SNI JIS
Ketebalan Ukuran Kadar air MOE ….
Ketebalan -
Ukuran -
Kadar air ✓
MOE ✓
….. ….
JIS A 5908-2003 SNI 03-2105-2006
Identifikasi
Screening
Keunggulan / Kelemahan Persamaan / Perbedaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan
JIS A 5908-2003 merupakan standar papan partikel untuk wilayah Jepang
yang secara umum dibentuk oleh partikel-partikel kayu dengan penambahan
bahan perekat dan dikempa dengan kempa panas. Standar tersebut memiliki
simbol berupa huruf inggris dan angka. Simbol huruf A menunjukkan bidang
teknis untuk teknik sipil dan arsitektur, untuk angka 5908 menunjukkan divisi dari
standar tersebut dan 2003 menunjukkan tahun penetapan standar tersebut. SNI
03-2105-2006 merupakan standar yang menetapkan klasifikasi mutu dan cara uji
papan partikel yang diperdagangkan di Indonesia. Standar tersebut juga memiliki
symbol berupa huruf inggris dan angka. Angka 03-2105 merupakan nomor unik
SNI yang di revisi sedangkan 2006 merupakan tahun penetapan SNI revisi.
Standar SNI 03-2105-2006 mengacu pada standar nasional indonesia lain
terkait dengan persyaratan yang berlaku maupun prosedur yang digunakan dalam
pengujian, sedangkan JIS A 5908-2003 mengacu pada standar jepang (JIS)
lainnya terkait dengan persyaratan yang berlaku maupun prosedur yang digunakan
dalam pengujian. SNI 03-2105-2006 mengacu pada Standar Nasional Indonesia
tentang kayu lapis dan produk panel kayu, sedangkan JIS A 5908-2003 mengacu
pada standar yang lebih spesifik untuk pengujian serta standarisasi produk papan
partikel. Standar-standar yang menjadi acuan normatif SNI 03-2105-2006 dan JIS
Tabel 2. Acuan normatif standar JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006
Acuan Normatif
JIS SNI
(JIS A 1321)
testing method for incombustibility of internal finish material and procedure of buildings
(SNI 01-7201-2006)
standar kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah
(JIS A 1460)
buildings boards determination of formaldehyde emission-desiccator method
(SNI 01-6050-1999)
cara uji emisi formaldehida pada panel kayu
(JIS A 1420)
determination of steady-state thermal transmission properties-hot box method
(SNI 01-5008.2-2000)
standar kayu lapis penggunaan umum
(JIS A 1408)
test methods of bending and impact for buildings boards
(SNI 01-20250-1996)
standar kayu lapis indah dan papan blok indah
(JIS B 1112) cross-recessed head wood screws
(JIS B 7526) squares
(JIS K 7120)
testing method for colour fastness of plastics upon exposure to light of the carbon arc
(JIS K 8355) acetic acid
(JIS K 8594) petroleum benzene
(JIS K 8264)sodium carbonate decahydrate
(JIS L 0804)grey scale for assessing change in colour
(JIS L 0805)grey scale for assessing staining
(JIS S 6026)crayons and oil pastels
(JIS Z 8401)guide to the rounding of numbers
(JIS Z 8730)
colour specification-colour differences of object colours
Sumber : JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006
Papan partikel dibagi menjadi 3 macam papan yaitu papan partikel biasa
(base particle board), papan partikel berlapis venir (veenered particleboard) dan
papan partikel dekoratif (decorative particleboard).Berdasarkan JIS A 5908-2003,
papan partikel diklasifikasikan berdasarkan kondisi bagian atas (face) dan bagian
bawah (core), kekuatan lentur, perekat, jumlah emisi formaldehida, dan ketahanan
terhadap api. Pada SNI 03-5908-2006 papan partikel diklasifikasikan berdasarkan
mutu penampilan, perekat, tingkat pengolahan permukaan, keteguhan lentur,
emisi formaldehida, tetapi untuk klasifikasi ketahanan api tidak ditetapkan pada
Kondisi Permukaan
Standar untuk klasifikasi kondisi permukaan papan partikel berdasarkan
standar JIS dan SNI tidak jauh berbeda, hanya pada standar JIS klasifikasi kondisi
permukaan dibagi juga berdasarkan papan yang diamplas dan tidak diamplas
seperti yang tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi papan partikel berdasarkan kondisi permukaan
Klasifikasi Simbol Standar Kondisi permukaan (Face dan Back) Komparasi
Papan partikel biasa
RN
JIS Kedua sisi tidak dilapisi dan tidak diamplas
Beda RS Kedua sisi tanpa lapisan tetapi diamplas
- SNI Permukaan papan partikel tidak diberi bahan lain
Papan partikel berlapis venir
VN
JIS
Papan partikel biasa yang dilapisi venir di kedua sisinya dan tidak diamplas
Beda VS Papan partikel biasa yang dilapisi venir di
kedua sisinya dan diamplas
- SNI Permukaan papan partikel diberi lapisan dikedua sisinya
Papan partikel dekoratif
DV
JIS
Venir dekoratif dilapisi di kedua sisi atau salah satu sisi papan partikel biasa
Beda DO
Film atau lembaran resin sintetis, kertas yang telah diberi resin sintetis, lapisan kertas atau sejenisnya dilapisi di kedua sisi atau salah satu sisi papan partikel biasa termasuk produk yang tidak berpola yang permukaan dekoratifnya telah diberi warna dan produk-produk yang mengalami pengembangan atau pola-pola abstrak
DC
Lapisan resin sintetis yang ditekan dan telah mengering atau dicetak di kedua sisi atau salah satu sisi papan partikel biasa, termasuk produk tidak berpola yang permukaannya telah yang permukaan dekoratifnya telah diberi warna dan produk-produk yang mengalami pengembangan atau pola-pola abstrak
- SNI
Permukaan papan partikel diberi lapisan venir indah atau kertas indah atau resin sintetis atau cat pada kedua sisi atau di salah satu sisinya
Produk-produk papan partikel untuk pemasaran areal jepang berdasarkan
sedangkan produk untuk pemasaran tidak diberi tanda untuk menunjukkan tipe
permukaannya.
Ketebalan, Panjang dan Lebar
Ukuran papan partikel berdasarkan JIS dibagi menjadi klasifikasi
ketebalan seperti yang tertera pada Tabel 4. Untuk ukuran papan partikel pada
SNI tidak ditetapkan klasifikasi besarnya ukuran ketebalan yang digunakan pada
pembuatan papan partikel.
Tabel 4. Klasifikasi papan partikel berdasarkan ketebalan
Tipe papan partikel Ketebalan (mm) Komparasi
JIS SNI
Tipe 24-10,
Tipe17,5-10,5 9,5; 11; 12,7;16;19; 28,5 - Beda
Tipe 30-15
Tipe 18
Tipe 8
9, 10, 12, 15, 18, 20, 25, 30,
35, 40 - Beda
Tabel 5. Klasifikasi papan partikel berdasarkan panjang dan lebar
Tipe papan partikel Ukuran (mm) Komparasi
JIS SNI
Tipe 24-10,
Tipe17,5-10,5 2440 x 1220 - Beda
Tipe 30-15
Tipe 18
Tipe 8
1820x900, 1820x910, 1820x1210,
2420x900, 2420x910, 2420x1210,
2730x900, 2730x910, 2730x1210
- Beda
Ukuran panjang dan lebar papan partikel yang umum digunakan adalah
ukuran pada tipe 8, 18, dan 30-15. Akan tetapi ukuran produk papan partikel
tersebut dapat dibuat berdasarkan ukuran pesanan sesuai dengan perjanjian antara
Toleransi dan Kesikuan
Toleransi yang diperbolehkan pada JIS A 5908-2003 dan SNI
03-5908-2006 untuk panjang dan lebar ± 3 mm, toleransi kesikuan (perbedaan dari garis
siku) yang diperbolehkan maksimal 2 mm. Toleransi tebal yang diperbolehkan
antara kedua standar ini tidak memiliki perbedaan, seperti yang terlampir pada
Tabel 6.
Tabel 6. Toleransi tebal papan partikel
Macam papan partikel Tebal (mm)
Toleransi tebal JIS dan SNI (mm)
Tidak diamplas Diamplas Dekoratif
Papan partikel biasa < 15 ± 1,0 ± 0,3 - ≥ 15 ± 1,0 ± 0,3 -
Papan partikel berlapis venir < 20 ± 1,2 ± 0,3 -
≥ 20 ± 1,5 ± 0,3 -
Papan partikel dekoratif <18 - - ± 0,5
≥ 18 - - ± 0,6
Perekat
Pada JIS dan SNI, jenis perekat yang digunakan berbahan dasar
formaldehida yaitu urea formaldehida, urea-melamin formaldehida, phenol
Tabel 7. Klasifikasi papan partikel berdasarkan perekat
Klasifikasi Standar Simbol Perekat Komparasi
Type U
JIS U Memakai urea resin atau yang setara mutunya
Sama
SNI U Memakai urea formaldehida atau yang setara mutunya
Type M
JIS M Memakai urea-melamin resin atau yang setara mutunya
Sama
SNI M Memakai urea-melamin formaldehida atau yang setara mutunya
Type P
JIS P Memakai phenol resin atau yang setara mutunya
Sama
SNI P Memakai phenol resin atau yang setara mutunya
Klasifikasi bahan perekat pada JIS A 5908-2003 dan pada SNI
03-5908-2006 dibagi menjadi 3 yaitu tipe U, M, P. Simbol U, M, P menunjukkan perekat
yang digunakan pada papan partikel, untuk simbol U menunjukkan papan partikel
tersebut menggunakan perekat jenis jenis urea formaldehida atau yang setara,
simbol M menunjukkan papan partikel tersebut menggunakan perekat jenis
urea-melamin formaldehida atau yang setara, dan simbol P menunjukkan perekat
tersebut menggunakan perekat jenis phenol formaldehida atau yang setara.
Penulisan simbol perekat umumnya dilakukan pada setiap lembaran papan
maupun pada lembaran papan yang telah dikemas. Untuk perekat Tipe U baik
digunakan pada lemari dan perabotan, sedangkan tipe M dan P umumnya
Emisi Formaldehida
Papan partikel yang menggunakan perekat dengan komposisi formaldehida
akan menimbulkan emisi. Kadar maksimum emisi yang diperbolehkan pada
produk papan partikel tertera pada tabel 8.
Tabel 8. Klasifikasi papan partikel berdasarkan emisi formaldehida
Klasifikasi Simbol
Jumlah Emisi formaldehida (mg/L)
Komparasi Rata-rata maksimum
JIS SNI JIS SNI
F**** F**** ≤ 0,3 - ≤ 0,4 ≤ 0,5 Beda F*** F*** ≤ 0,5 - ≤ 0,7 ≤ 1,5 Beda
F** F** ≤ 1,5 - ≤ 2,1 ≤ 5,0 Beda
Kadar maksimum emisi formaldehida pada standar JIS untuk produk
papan partikel lebih kecil dibanding kadar maksimum emisi formaldehida pada
SNI. Selisih kadar maksimum untuk tipe F**** antara JIS dan SNI sebesar 0,1
mg/L, selisih kadar maksimum untuk klasifikasi F*** sebesar 0,8 mg/L dan
selisih kadar maksimum untuk klasifikasi F** sebesar 2,9 mg/L. Hal ini
menunjukkan standarisasi yang diterapkan oleh Jepang untuk produk papan
partikel terhadap emisi formaldehida sangat ketat. Hal ini dikarenakan emisi
formaldehida dapat mengganggu kesehatan manusia, sehingga jepang menekan
sekecil mungkin emisi formaldehida yang ada pada produk papan partikel.
Mutu penampilan
Untuk syarat umum, papan partikel harus bebas dari permukaan yang tidak
rata, noda, lekang, dan bagian melenting, distorsi yang merugikan. Mutu papan
partikel berdasarkan standar SNI dibagi menjadi 4 tipe mutu yaitu A, B, C, D
sesuai dengan standar yang tertera pada tabel 9. Hal ini menunjukkan standar
kualitas papan partikel Jepang lebih tinggi dibandingkan dengan standar kualitas
papan partikel Indonesia, karena cacat yang dipersyaratkan pada JIS sangat
minimal dibandingkan dengan yang standar yang dipersyaratkan SNI.
Tabel 9. Syarat umum papan partikel biasa
Standar JIS SNI Komparasi
Noda serbuk Tidak diperkenankan
diperkenankan Tidak ada Tidak ada
Maksimum
diperkenankan Tidak ada Tidak ada
Maksimum
Syarat Fisis dan Mekanis
Pengujian sifat fisis, syarat yang ditetapkan untuk pengujian kerapatan
antara JIS dan SNI sama (Tabel 10, Tabel 11, Tabel 12). Pengujian
pengembangan tebal pada JIS ditetapkan maksimal 13 % sedangkan pada SNI
maksimal 14%. Untuk kadar air pada JIS ditetapkan maksimum 12 % untuk
semua tipe papan partikel, sedangkan papan partikel yang dipersyaratkan SNI
untuk tipe 13; 18; 30-15; 17,5-10,5 sebesar 12 %, untuk tipe 8 tidak
maksimum 20 % untuk tebal> 12,7 mm sesuai dengan ketentuan yang tertera pada
Tabel 9. Hal ini menunjukkan toleransi kadar air yang dipersyaratkan pada JIS
untuk tipe 8 dan 24-10 lebih rendah dibandingkan dengan standar yang ditetapkan
SNI.
Tabel 10. Syarat kerapatan papan partikel
Klasifikasi Kerapatan g/cm 3
Komparasi JIS SNI
Papan partikel biasa Tipe 24-10 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama Tipe 17,5-10,5 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama
Papan partikel berlapis venir Tipe 30-15 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama
Papan partikel dekoratif
Tipe 18 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama
Tipe 13 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama
Tipe 8 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama
Tabel 11. Syarat kadar air papan partikel
Klasifikasi Kadar air (%) Komparasi JIS SNI
Papan partikel biasa
Tipe 24-10 Maks 12 % Papan partikel berlapis
Tabel 12. Syarat pengembangan tebal papan partikel
Klasifikasi Pengembangan tebal (%) Komparasi JIS SNI
Papan partikel biasa Tipe 24-10 5 – 13 ≤ 14 Beda Tipe 17,5-10,5 5 – 13 ≤ 14 Beda Papan partikel berlapis
venir Tipe 30-15 5 – 13 ≤ 14 Beda
Papan partikel dekoratif
Tipe 18 5 – 13 ≤ 14 Beda Tipe 13 5 – 13 ≤ 14 Beda Tipe 8 5 – 13 ≤ 14 Beda
Pengujian keteguhan tarik lapisan dekoratif, ketahanan pukul, ketahanan
terhadap asam, ketahanan terhadap basa , standar yang ditetapkan antara JIS dan
SNI adalah sama, sedangkan untuk ketahanan papan partikel terhadap goresan
pada SNI tidak ditentukan kriterianya seperti yang tertera pada Tabel 13.
Tabel 13. Syarat pengujian papan partikel
Macam pengujian JIS SNI Komparasi Keteguhan tarik
lapisan dekoratif Minimal 0,4 N/mm 2
Minimal 4,0 kgf/cm2 Sama
Ketahanan pukul
Bebas dari retak pada bidang radial, patah dan mengelupas pada bagian permukaan
Tidak ada retak dan terkelupas pada lapisan dekoratif
Sama
Ketahanan terhadap
asam Tidak ada perubahan warna
Tidak ada perubahan
warna Sama
Ketahanan terhadap
basa Tidak ada perubahan warna
Tidak ada perubahan
warna Sama
Ketahanan terhadap noda
Skala 3 atau lebih dalam skala gray
Tidak ada bekas warna atau noda yang tertinggal
Beda
Ketahanan terhadap perubahan warna
Penampilan bebas dari cacat seperti pembengkakan pada permukaan dan dalam skala Gray nilainya 4 atau lebih
Tidak terjadi
perubahan warna dan pemudaran kilap
Beda
Ketahananterhadap goresan
Tidak ada goresan yang jelas Tidak ditentukan
kriteria Beda
Pengujian daya sekat api, pada SNI tidak dilakukan sedangkan pada JIS di
partikel hanya ditetapkan untuk papan dengan tipe 8, 18, 30-15 seperti yang
tertera pada tabel 14.
Tabel 14. Syarat uji daya sekat api
Ketebalan Daya tahan panas Komparasi JIS SNI
10 0,060 - Beda
12 0,077 - Beda
15 0,095 - Beda
18 0,112 - Beda
20 0,120 - Beda
25 0,155 - Beda
30 0,181 - Beda
35 0,215 - Beda
40 0,241 - Beda
Untuk pengujian ketahanan terhadap api, pada SNI tidak ada ditetapkan
pengujian sedangkan untuk JIS, grade ketahanan terhadap api ditetapkan menjadi
dua yaitu grade 2 dan grade 3 seperti yang tertera pada Tabel 15. Hal ini
menunjukkan produk yang di produksi berdasarkan JIS lebih baik untuk kualitas
ketahanan terhadap api.
Tabel 15. Syarat uji ketahanan terhadap api
Klasifikasi Ketahanan terhadap api Komparasi
JIS SNI
Ketahanan terhadap api
grade 2 Grade 2 - Beda
Ketahanan terhadap api
grade 3 Grade 3 - Beda
Satuan yang digunakan di indonesia untuk pengujian sifat mekanis adalah
kgf/cm2 sedangkan satuan yang digunakan untuk JIS adalah N/mm2 seperti yang
sekrup satuan yang digunakan pada JIS adalah Newton, sedangkan pada SNI
satuan yang digunakan adalah kgf (kilogram force).
Tabel 16. Syarat sifat mekanis papan partikel
Klasifikasi
Keteguhan lentur kering minimum
Komparasi
Papan partikel biasa
struktural
Tipe 24-10 24,0 10,0 245 102 Sama
Tipe 17,5-10,5 17,5 10,5 178 107 Sama
Papan partikel berlapis
venir Tipe 30-15 30,0 15,0 306 153 Sama
Papan partikel biasa dan
papan partikel dekoratif
Tipe 18 18,0 18,0 184 184 Sama
Tipe 13 13,0 13,0 133 133 Sama
Tipe 8 8,0 8,0 82 82 Sama
Tabel 17. Keteguhan lentur basah
Klasifikasi
Keteguhan lentur basah minimum
Komparasi
Papan partikel berlapis
venir Tipe 30-15 15,0 7,5 153 77 Sama
Papan partikel dekoratif
Tipe 18 9,0 9,0 92 92 Sama
Tipe 13 6,5 9,0 66 66 Sama
Tipe 8 - - - - Sama
Klasifikasi keteguhan lentur pada JIS A 5908-2003 dan SNI 03-5908-2006
dibagi menjadi tipe 8,18, 13 untuk penggunaan papan partikel biasa dan dekoratif,
tipe 24-10, 17.5-10,5 untuk papan partikel biasa struktural, tipe 30-15untuk
Pemberian nama tipe-tipe didasarkan pada pembagian keteguhan lentur kering
masing-masing tipe. Pemberian tipe 18 dikarenakan keteguhan lentur
minimumnya sebesar 18,0 N/mm2 arah panjang dan arah lebarnya, tipe 13
dikarenakan keteguhan lentur minimumnya sebesar 13,0 N/mm2 pada arah
panjang dan arah lebar, tipe 8 dikarenakan keteguhan lentur minimumnya sebesar
8,0 N/mm2 pada arah panjang panjang dan arah lebarnya. Tipe 24-10 dikarenakan
keteguhan lentur minimumya sebesar 24,0 N/mm2 pada arah panjang dan sebesar
10,0 N/mm2 pada arah lebar, tipe 17,5-10,5 dikarenakan keteguhan lentur
minimumnya sebesar 17,5 N/mm2 pada arah panjang dan sebesar 10,5 N/mm2
pada arah lebar, Tipe 30-15 keteguhan lentur minimumnya sebesar 30,0 N/mm2
pada arah panjang dan sebesar 15,0 N/mm2 atau pada arah lebar. Tipe 24-10
berarti tipe OSB, dan tipe 17,5-10-5 berarti papan untuk tipe wafer.
Table 18. Syarat minimum keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan partikel
Klasifikasi
Keteguhan tarik tegak
lurus permukaan
minimum Komparasi
JIS
(N/mm2)
SNI
(kgf/cm2)
Papan partikel biasa Tipe 24-10 0,3 3,1 Sama Tipe 17,5-10,5 0,3 3,1 Sama
Papan partikel berlapis venir Tipe 30-15 0,3 3,1 Sama
Papan partikel dekoratif
Tipe 18 0.3 3,1 Sama
Tipe 13 0,2 2,0 Sama
Tabel 19. Syarat minimum keteguhan cabut sekrup papan partikel
Klasifikasi
Keteguhan cabut
sekrup minimum
Komparasi JIS
(N)
SNI
(kgf)
Papan partikel biasa Tipe 24-10 500 51 Sama Tipe 17,5-10,5 500 51 Sama
Papan partikel berlapis venir Tipe 30-15 500 51 Sama
Papan partikel dekoratif
Tipe 18 500 51 Sama
Tipe 13 400 41 Sama
Tipe 8 300 31 Sama
Standar keteguhan tarik tegak lurus permukaan dan keteguhan cabut
sekrup papan partikel yang ditetapkan JIS dan SNI adalah sama seperti yang
tertera pada Tabel 18 dan Tabel 19. Untuk pengujian keteguhan cabut sekrup,
berdasarkan SNI pengujian keteguhan cabut sekrup hanya dilakukan untuk papan
partikel dengan ketebalan minimal 15 mm, sedangkan pada JIS tidak ditentukan
tebal minimum papan partikel yang akan di uji.
Modulus elastisitas merupakan ukuran kemampuan kayu untuk
menahanperubahan bentuk atau lentur yang terjadi sampai dengan batas
proporsi.Nilai Modulus elastisitas yang ditetapkan oleh JIS dan SNI adalah sama,
akan tetapi satuan yang digunakan untuk nilai berbeda, JIS menggunakan satuan
Tabel 20. Syarat minimum modulus elastisitas papan partikel
Klasifikasi
Modulus elastisitas minimum
Komparasi JIS
(N/mm2)
SNI
(kgf/cm2)
Papan partikel biasa
Tipe 24-10 4000 arah panjang, 1300 arah lebar
4,08 arah panjang;
1,33 arah lebar Sama
Tipe
17,5-10,5
3000 arah panjang;
2000 arah lebar
3,06 arah panjang;
2,04 arah lebar Sama
Papan partikel berlapis venir Tipe 30-15 4000 arah panjang; 2800 arah lebar
4,59 arah panjang;
2,86 arah lebar Sama
Papan partikel dekoratif
Tipe 18 3000 arah lebar 3,06 arah lebar Sama
Tipe 13 2500 arah lebar 2,55 arah lebar Sama
Tipe 8 2000 arah lebar 2,04 arah lebar Sama
Pengujian Papan Partikel
Ukuran contoh uji papan partikel yang ditetapkan JIS dan SNI tidak
berbeda untuk semua pengujian kecuali pada pengujian emisi formaldehida yang
diuji berdasarkan standar emisi formaldehida masing-masing negara, serta
pengujian daya sekat api dan ketahan terhadap api yang tidak diujikan pada SNI.
Pada JIS pengujian emisi formaldehida mengacu pada JIS A 1460, sedangkan
Tabel 21. Ukuran contoh uji papan partikel
No Macam pengujian
JIS SNI
3 Pengembangan tebal
setelah direndam air 50 x 50 1 50 x 50 1 Sama
4 Keteguhan lentur (kering)
5 Keteguhan lentur (basah)
6 Keteguhan tarik tegak
lurus permukaan 50 x 50 1 50 x 50 1 Sama
7 Keteguhan cabut sekrup
50 x 100
1 50 x 100 1 Sama
8 Emisi formaldehida
50 x 150 Mengacu
9 Keteguhan tarik lapisan
dekoratif 50 x 50 1 50 x 50 1 Sama 10 Keteguhan pukul 300 x 300 1 300 x 300 1 Sama
11 Ketahanan terhadap
asam 100 x 100 1 100 x 100 1 Sama
12 Ketahanan terhadap
basa 100 x 100 1
100 x 100
1 Sama
13 Ketahanan terhadap
noda 100 x 100 1 100 x 100 1 Sama
14 Ketahanan terhadap
perubahan warna 150 x 150 1 150 x 150 1 Sama
15 Ketahanan terhadap
goresan 50 x 50 yang lebih dari
1 warna) Sama
16 Uji daya sekat panas 900 x 900 1 - - Beda 17 Ketahanan terhadap api 220 x 220 1 - - Beda
Untuk pengambilan contoh uji sebaiknya diambil pada sekitar bagian
tengah dan untuk papan dekoratif dengan alur pada permukaan dekoratif, contoh
uji yang diambil harus sampel dengan bagian alur. Kondisi contoh uji yang
dibawah kondisi kering udara atau mencapai kondisi berat yang konstan pada
suhu 20±20 C dan kelembaban sekitar 65±5 %. Dalam hal ini kondisi kering udara
dengan ventilasi dan berat konstan adalah perubahan berat yang di ukur sebesar
0,1% setiap 24 jam.
Untuk pengujian kerapatan, antara JIS dan SNI tidak memiliki perbedaan
yaitu pengujian dilakukan dengan pengukuran panjang dan lebar contoh uji di
kedua sisinya, 25 mm dari tepi dengan ketelitian 0,1 mm, pengukuran tebal
contoh uji pada keempat sudutnya, 25 mm dari keempat sudutnya (pada titik
persilangan pengukuran panjang dan lebar) dengan ketelitian 0,05 mm,
pengukuran berat dilakukan dengan ketelitian 0,1 g dan penghitungan kerapatan
dilakukan dengan rumus yang berlaku dengan ketelitian 0,01 g/cm3. Untuk
pengujian kadar air, antara JIS dn SNI tidak memiliki perbedaan yaitu contoh uji
ditimbang beratnya untuk mengetahui berat awal dengan ketelitian 0,1gram,
contoh uji dikeringkan kedalam oven pada suhu 103±20C lalu ditimbang hingga
perbedaan berat maksimum 0,1 %.
Untuk pengujian pengembangan tebal, terdapat perbedaan terhadap suhu
air yang dipakai untuk pengujian rendaman contoh uji. Pada JIS suhu air yang
dipakai adalah 20±10C sedangkan pada SNI suhu air yang dipakai adalah 25±10C.
Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan daerah tropis sedangkan jepang
merupakan daerah subtropis sehingga suhu di Indonesia lebih tinggi daripada suhu
di Jepang.
Untuk pengujian keteguhan lentur kering dan keteguhan lentur basah, pada
JIS dan SNI tidak berbeda, akan tetapi untuk pengujian modulus elastisitas lentur
kering pada JIS tidak dihitung sedangkan pada SNI dihitung dengan satuan
kgf/cm2 dan rumus yang digunakan adalah 4�3
�� X ∆�
sangga (cm), L merupakan lebar (cm), T merupakan tebal (cm), ∆B merupakan
selisih beban (B1-B2)yang diambil dari kurva (kgf), ∆D merupakan defleksi (cm)
yang terjadi pada selisih beban (B1-B2). Untuk pengujian keteguhan tarik tegak
lurus permukaan, pada JIS tidak ditentukan lamanya waktu yang diberikan untuk
proses pengeringan contoh uji yang telah direkatkan pada dua buah blok besi pada
alat uji sedangkan pada SNI lama waktu yang dibutuhkan untuk proses perekatan
contoh uji terhadap blok besi pada alat uji adalah 24 jam. Dan untuk prosedur
pengujian keteguhan cabut sekrup, antara JIS dan SNI tidak memiliki perbedaan.
Untuk syarat lulus uji, berdasarkan SNI contoh uji harus memenuhi
persyaratan seperti yang tercamtum sebelumnya. Untuk partai papan partikel
dinyatakan lulus uji apabila 90 % atau lebih dari contoh lulus uji, apabila 70 – 90
% dari jumlah contoh uji, maka dilakukan uji ulang dengan jumlah contoh 2 kali
contoh pertama. Apabila 90 % atau lebih dari hasil uji ulang lulus uji, maka partai
tersebut dinyatakan lulus uji tetapi apabila kurang dari 70 % dari jumlah contoh
uji maka partai tersebut dinyatakan tolak uji. Berdasarkan JIS, papan partikel
dikatakan lulus uji jika memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan. Hal
ini menunjukkan penentuan kualitas yang ditetapkan pada produk papan partikel
Jepang lebih tinggi dibandingkan penentuan kualitas produk papan partikel
Indonesia.
Penandaan merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mempermudah produsen dan konsumen untuk mengetahui kualitas suatu papan
partikel dan mempermudah penyusunan papan partikel sesuai dengan ukuran tipe
dan mutu yang sama. Pada SNI hal-hal yang dicetak pada setiap lembar papan
mutudan untuk penandaan pada bagian luar kemasan hal-hal yang dicetak adalah
buatan Indonesia, nama dan alamat perusahaan, merek, nama barang, ukuran, tipe,
mutu. Sedangkan pada JIS, hal-hal yang dicantumkan pada papan partikel adalah
klasifikasi permukaan papan partikel, klasifikasi kekuatan lentur, klasifikasi
perekat, emisi formaldehida, klasifikasi ketahanan terhadap api. Klasifikasi
ketahanan terhadap api dapat diabaikan atau tidak dicantumkan untuk penandaan
seperti yang tertera pada Tabel 22.
Tabel 22. Bentuk penandaan pada papan partikel
No JIS SNI Komparasi
1
Base-unpolished 13UF****Regular particleboard - Beda
2
RN-13UF****Regular-P - Beda
3
13UF****-PB - Beda
4 Base-polished 18PF***incombustibility grade 2 particleboard
- Beda
5
RS18PF***incombustibility grade 2-PB - Beda
6
18PF*** incombustibility grade 2-PB - Beda
7 Veneered-unpolished 35-15F**Regular particleboard
- Beda
8
VNMF***-PB - Beda
9 Plastic overlay 13MF*** Decorative particleboard
- Beda
10
DO13MF****-PB - Beda
Pada SNI tidak ditetapkan bentuk penandaan yang harus dicantumkan
pada setiap lembaran papan partikel maupun bagian luar kemasan. Akan tetapi,
pada SNI hanya mencantumkan hal-hal yang harus dicantumkan pada setiap
Untuk pengambilan contoh papan partikel, pada JIS tidak ditetapkan
jumlah papan partikel yang akan diambil untuk pengujian visual maupun
pengujian laboratoris.
Tabel 23. Jumlah pengambilan contoh papan partikel
Jumlah lembar/partai
Jumlah lembar contoh
JIS
SNI
Uji visual Uji laboratoris
≤500 - 35 2
501-1000 - 60 3
1001-2000 - 80 4
≥2001 - 125 5
Pada SNI tidak ditetapkan standar untuk ketebalan serta ukuran panjang
dan lebar papan yang umum digunakan. Pada SNI tidak ditetapkan rata-rata emisi
formaldehida yang terkandung pada papan partikel. Pada SNI tidak dilakukan
pengujian daya sekat api dan pengujian ketahanan papan partikel terhadap api.
Pada JIS tidak ditetapkan jumlah contoh uji yang diambil untuk pengujian
berdasarkan jumlah lembar papan per partai. Berdasarkan keterangan diatas SNI
lebih banyak memiliki kekurangan dibandingkan dengan JIS, sehingga dapat
disimpulkan bahwa JIS lebih baik dibandingkan SNI berdasarkan klasifikasi yang
Tabel 24. Kelemahan dan kelebihan JIS dan SNI
Klasifikasi JIS SNI Keterangan Ketebalan
+ - Tidak diterakan pada SNI
Ukuran (panjang dan Lebar)
+ - Tidak diterakan pada SNI
Emisi formaldehida
( rata-rata emisi) + -
Tidak diterakan pada SNI
Uji daya sekat api
+ - Tidak diujikan pada SNI
Uji ketahanan terhadap api
+ - Tidak di ujikan pada SNI
Jumlah Contoh uji
- + Tidak di terakan pada JIS
Tabel 25. Komparasi parameter JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006
SNI panjang dan lebar
-
Ukuran contoh uji ✓
Hasil dari komparasi antara parameter- parameter JIS A 5908-2003 dan
SNI 2105-2006 menunjukkan bahwa standar JIS A 5908-2003 dan SNI
antara kedua standar tersebut terdapat pada parameter acuan normatif, kondisi
permukaan, ketebalan, panjang dan lebar, emisi formaldehida, mutu penampilan.
Persamaan yang sangat signifikan antara kedua standar adalah parameter toleransi
dan kesikuan, perekat dan syarat mekanis sedangkan untuk parameter syarat fisis,
yang berbeda hanya pada syarat kadar air yaitu tipe 24-10 dan tipe 8.untuk
parameter syarat pengujian, syarat pengujian ketahanan terhadap noda, ketahanan
perubahan terhadap warna, ketahanan terhadap goresan, daya sekat api, ketahanan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan mutu penampilan papan partikel, kualitas papan partikel JIS A
5908-2003 lebih baik dibandingkan dengan SNI 03-2105-2006.
2. Emisi formaldehida pada JIS A 5908-2003 lebih rendah dibandingkan dengan
SNI 03-2105-2006.
3. Klasifikasi papan partikel berdasarkan kondisi permukaan, ketebalan, panjang
dan lebar, emisi formaldehida, mutu penampilan antara JIS A 5908-2003 dan
SNI 03-2105-2006 berbeda.
4. Klasifikasi papan partikel berdasarkan perekat dan syarat sifat mekanis yang
ditetapkan antara JIS A 5908-2003 dan SNI 03-2105-2006 adalah sama.
5. SNI 03-2105-2006 tidak melakukan uji ketahanan terhadap api dan uji daya
sekat panas.
6. JIS A 5908-2003memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan SNI
03-2105-2006.
7. Berdasarkan parameter yang dipersyaratkan, JIS A 5908-2003 dan SNI
03-2105-2006 lebih banyak memiliki persamaan.
Saran
Dalam membandingkan parameter- parameter standar sebaiknya dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2000. Penulisan Standar Nasional Indonesia.
Pedoman no 8.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 03-2105-2006.
Badan Standarisasi Nasional. 2007. Tata Cara Penomoran Standar Nasional
Indonesia dan Dokumen Teknis. PSN 06:2007.
Japanese Industrial Standard Committee. 2005. Industrial Standardization.
Japanese Industrial Standard Committee. 2005. JIS Symbol and Classification.