• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nn"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pelaksanaan pendidikan jasmani merupakan investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu dan sumber daya manusia Indonesia.

(2)

didukung oleh berbagai hal, baik tenaga pendidik yang bermutu serta program-program pembelajaran yang baik. Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Tujuan Pendidikan Pasmani, akan tecapai jika ada proses pembelajaran yang berkulitas. Dalam proses pembelajaran banyak komponen yang terlibat antara lain : siswa, pendidik, materi pelajaran, keadaan rumah tangga, budaya, lingkungan, dan sebagainya. Semua komponen tersebut sangat penting dan saling berkaitan.

Di dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, tujuan Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial dan emosional. Serta mengembangkan keterampilan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan

kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.

(3)

meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien dan efektif sehingga menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

Sebagai mata pelajaran yang lebih banyak menitikberatkan pada bagian jasmani dan psikomotor, tetapi tidak mengabaikan bagian kognitif dan afektif, Pendidikan Jasmani mencakup materi (1) kesadaran akan tubuh dan gerakan, (2) kebugaran jasmani, aktivitas jasmani, seperti permainan, gerakan ritmik dan tari akuatik (bila memungkinkan), dan senam, (3) aktivitas pengkondisian tubuh, modifikasi permainan dan olahraga, (4) olahraga perorangan, berpasangan dan tim, (5) keterampilan mandiri di alam terbuka, dan (6) gaya hidup aktif dan sportif.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD, SMP, SMA, bahkan sampai pada Perguruan Tinggi, dalam pelaksanaannya materi Pendidikan Jasmani disampaikan berupa materi teori dan materi praktek. Materi yang dipelajari mencakup

(4)

Pada olahraga permainan materi yang diajarkan meliputi permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, dan bela diri. Permainan bola besar yang diajarkan meliputi permainan sepak bola, bola voli, dan bola basket yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan motorik dan mengembangkan sikap sportif dan kerjasama antar siswa. Bola basket merupakan permainan yang sangat menarik dan dapat dimainkan oleh semua golongan. Bola basket merupakan olahraga permainan yang

menggunakan bola besar dimainkan dengan berbagai teknik seperti dioper, dipantulkan ke lantai (di tempat atau sambil berjalan) dengan tujuan akhir adalah memasukkan bola ke basket atau keranjang lawan. Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Setiap regu berusaha memasukkan bola ke keranjang regu lawan dan berusaha mencegah lawan memasukkan bola atau membuat angka.

Gerakan-gerakan yang kompleks dalam permainan bola basket yaitu terdiri dari gabungan unsur-unsur gerakan yang terkoordinasi dengan baik memerlukan waktu yang cukup lama untuk menguasainya, agar lebih mudah mempelajari keterampilan gerakan bola basket perlu

memperhatikan beberapa aspek dalam belajar antara lain dengan cara menganalisis gerakan-gerakan tersebut.

(5)

tidak langsung akan berpengaruh terhadap pengembangan aspek

pengetahuan yang relevan dan sistem nilai seperti kerjasama, sportivitas, jujur, berfikir kritis, dan patuh pada peraturan yang berlaku.

Adapun beberapa gerak dasar yang perlu diketahui dalam permainan bola basket adalah sebagai berikut: (a) Passing (melempar dan menangkap bola), (b) Dribling (menggiring), (c) Shooting (menembak), (d) Ball handling (penguasaan bola), (d) Rebounding (merayah bola), (e) Intercept (memotong arah passing bola), (f) Steals (merebut bola), (g) Foot work (pergerakan kaki).

Salah satu gerak dasar yang penting untuk dipelajari dalam permainan bola basket adalah gerak dasar shooting. Shooting merupakan gerak dasar yang harus dimiliki seorang pemain basket yang digunakan untuk memasukkan bola ke keranjang lawan. Gerak dasar shooting dalam permainan bola basket merupakan suatu koordinasi yang meliputi gerak mengarahkan dan mengusahakan agar bola masuk ke keranjang. Namun tidak mudah bagi siswa untuk mempelajari keterampilan gerak dasar shooting bola basket dengan baik dan benar sehingga diperlukan pengulangan dan penggunaan metode yang efektif.

(6)

tergantung pada pelaksanaannya di lapangan, hal ini tidak luput dari bimbingan pendidikan dari guru. Guru dianggap sebagai narasumber yang memiliki kemampuan di dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi keberhasilan terhadap pembinaan aktivitas jasmani tersebut.

Dalam upaya mencapai hasil belajar yang baik dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya pembelajaran gerak dasar shooting bola basket, maka guru Pendidikan Jasmani perlu mengupayakan berbagai metode pembelajaran bola basket agar pembelajaran menjadi efektif. Ada banyak macam metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, seperti metode komando, metode bimbingan, metode latihan, metode bagian, metode keseluruhan, dan sebagainya.

Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dilakukan dengan cara menyajikan bentuk-bentuk pembelajaran keterampilan gerak yang baik dan benar, agar dapat mendorong siswa untuk memahami, mengerti, dan mampu melakukannya dengan baik.

(7)

Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA Negeri 1 Pringsewu, masih banyak siswa yang tidak dapat melakukan gerak dasar shooting dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dengan masih banyaknya siswa yang melakukan gerak dasar shooting tanpa menekuk lutut, tidak ada lecutan tangan, tidak ada followthrough, dan sebagainya. Dengan pemilihan metode yang tepat, diharapkan guru dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam melakukan gerakan shooting.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”perbandingan pengaruh antara metode bagian dan keseluruhan

terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Masih rendahnya kemampuan gerak dasar menekuk lutut dalam melakukan shooting bola basket.

2. Masih rendahnya kemampuan gerak dasar posisi tangan saat memegang bola dalam shooting bola basket.

3. Masih rendahnya kemampuan gerak dasar followtrhough (gerak lanjutan) dalam shooting bola basket.

(8)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah ingin

membandingkan antara metode bagian dan keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu.

D. Perumusan Masalah

Sesuai latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh metode bagian terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu ?

2. Adakah pengaruh metode keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu ?

3. Adakah perbedaan antara metode bagian dengan keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu ?

(9)

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh metode bagian terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu. 3. Untuk mengetahui perbedaan antara bagian dan keseluruhan terhadap

gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu. 4. Untuk mengetahui yang lebih baik pengaruhnya antara metode bagian

dengan keseluruhan dalam meningkatkan gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu.

F. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi : 1. Siswa

Sebagai bahan untuk belajar gerak dasar shooting bola basket. 2. Guru

Sebagai salah satu acuan untuk mengajarkan permainan bola basket dengan memilih metode yang paling baik.

3. Program Studi Penjaskes FKIP Unila

Sebagai sumbangan pemikiran untuk mengembangkan Pendidikan Jasmani terutama yang berkaitan dengan pemilihan metode

(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah , jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman belajar dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku, dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang, sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif (Depdiknas, 2003:2).

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. (Samsudin, 2008:2).

(11)

hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.

Selanjutnya Gafur (1983:6) mengatakan Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Jadi hakikat dari pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar melalui kegiatan jasmani yang intensif.

B. Pengertian Belajar Mengajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan pengulangan. Wina Sanjaya (2008:110) mengungkapkan bahwa belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

Banyak ahli yang telah merumuskan tentang pengertian belajar dalam bentuk definisi. Belajar adalah perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam jangka waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan (Robert N. Gagne, 1977 : 27).

(12)

Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer atau menyebarluaskan ilmu. Namun sekarang, mengajar tidak hanya diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peristiwa belajar mengajar terjadi apabila subyek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru.

C. Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang

memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa

dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks gerak yang harus

dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus

dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Menurut Rusli Lutan (1988:305) belajar gerak berlangsung melalui beberapa

tahap. Fitts & Posner dalam Lutan (1988:305) telah membahas tahap-tahap

belajar motorik yakni: (1) tahap kognitif, (2) tahap asosiatif, dan (3) tahap

(13)

1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan

motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas

gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu

diawali dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian,

termasuk bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang

diperoleh. Pada tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang

terkoordinasi, kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.

2. Tahap Asosiatif

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa

melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri

dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang

terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan

lambat laun semakin konsisten.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan

secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak

seberapa terganggu oleh kegiatan lainnya.

D. Metode

(14)

atau unit materi pelajaran dengan memusatkan pada keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan.

Pengertian metode menurut Rusli Lutan (1988:398) sebagai berikut : Suatu metode sebagai metode mengajar, cenderung diartikan sebagai suatu cara yang spesifik untuk menyuguhkan tugas-tugas belajar (learning fask) secara sistematis yang tediri dari seperangkat tindakan guru, penyediaan kondisi belajar yang efektif dan bimbingan yang difokuskan pada penguasaan isi dari pengalaman belajar yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasi rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Wina Sanjaya 2008:145).

E. Metode Bagian

Metode bagian disebut juga metode elementer. Yang dimaksud dengan elementer adalah cara tertentu dalam penyajian suatu program pengajaran dengan melalui bagian-bagian terkecil. Bagian-bagian gerakan yang disusun secara bertahap dari tingkat sederhana ke gerakan yang sukar.

Supandi dan Seba (1983:38) mengatakan bahwa “metode bagian adalah cara

mengajar yang dimulai dengan mengajarkan bagian urut terkecil dari suatu bentuk keterampilan”. Apabila bagian-bagian tersebut telah dikuasai dengan

(15)

Samsudin (2008:43) menjelaskan bahwa:

Metode bagian biasanya diterapkan oleh guru dengan membagi tugas gerak menjadi bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya), setiap bagian tersebut dilatih satu-persatu sesuai urutan teknik dasarnya, untuk kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar menjadi satu keterampilan yang utuh.

Metode Bagian adalah membagi suatu keterampilan gerak menjadi beberapa rangkaian gerak, dan tujuan dari metode bagian adalah untuk

mengintegrasikan unit-unit rangkaian gerak ke dalam keterampilan keseluruhan. (Amung Ma’mun dan Yudha M.Saputra, 2000 : 57)

Harsono (1988 : 141) menjelaskan kelebihan metode bagian adalah sebagai berikut :

Dalam belajar suatu gerak dengan metode bagian, atltet atau siswa pada setiap tahapan latihan akan dapat berkonsentrasi pada satu aspek dari teknik (keterampilan) keseluruhan. Berbagai riset menunjukkan bahwa bagian-bagian lebih mudah dan lebih cepat dapat dipelajari, dan atlet atau siswa akan merasa lebih puas dan lebih percaya diri bila nanti harus melakukan gerak keseluruhan.

Selanjutnya Harsono (1991 : 101) menjelaskan kelemahan metode bagian sebagai berikut :

Metode bagian sering kali mengundang masalah, yaitu membutuhkan waktu yang lama untuk menguasai suatu keterampilan. Persoalannya terletak pada kemampuan memadukan bagian demi bagian menjadi rangkaian gerak dengan koordinasi yang mulus. Karena itu,

keterampilan dalam suatu cabang olahraga gerakannya secara relatif sederhana dan mudah dipahami atau dikuasai, keterampilan seperti itu dapat dilatih sebagai satuan yang utuh, tak perlu dibagi lagi menjadi beberapa bagian dan dipelajari atau dilatih bagian demi bagian. Dalam memberikan materi pelajaran shooting bola basket dengan

(16)

dari belajar posisi kaki saat akan melakukan shooting, kemudian posisi tangan, cara melepaskan bola, dan lecutan pergelangan tangan.

F. Metode Keseluruhan

Metode keseluruhan disebut juga metode global. Metode keseluruhan merupakan suatu metode yang cara penyampaiannya diberikan secara keseluruhan.

Menurut Sugiyanto (1992:3) metode praktek keseluruhan adalah cara

pendekatan dalam mengajar dimana untuk menguasai suatu rangkaian gerak, kepada si atlit diajarkan semua unsur rangkaian gerakan secara keseluruhan sekaligus dan dipraktikan secara keseluruhan sekaligus. Metode keseluruhan menurut Supandi dan Seba (1983:38) adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari yang umum ke yang khusus.

Rusli Lutan (1988 : 411) mengatakan bahwa metode keseluruhan dipakai jika keseluruhan rangkaian gerak dari teknik olahraga tak dapat dipecah-pecah menjadi komponen-komponen gerak. Sedangkan menurut Amung Ma’mun dan Yudha M.Saputra (2000 : 57) metode keseluruhan digunakan jika keterampilan gerak yang dipelajari memiliki karakteristik yang sangat cepat dan apabila dibagi ke dalam bagian yang lebih kecil akan menjadi tidak

(17)

Kelemahan metode keseluruhan menurut Harsono (1988 : 141) adalah: atlet sukar untuk berkonsentrasi dan menyesuaikan diri dengan metode

keseluruhan, terutama dalam hal mempelajari suatu keterampilan yang

kompleks. Oleh karena itu atlet diharapkan untuk berkonsentrasi pada gerakan secara keseluruhan.

Harsono (1988 : 142) menjelaskan bahwa metode keseluruhan juga mempunyai keuntungan, terutama dalam hal memberikan informasi dan konsep yang jelas, bermakna dan logis mengenai keseluruhan teknik atau keterampilan.

Dalam mengajarkan materi pelajaran shooting (menembak) bola basket dengan menggunakan metode keseluruhan, guru memberikan penjelasan tentang materi dan memberikan contoh gerakan shooting (menembak) secara keseluruhan. Kemudian siswa melaksanakan gerakan shooting (menembak) secara keseluruhan sesuai dengan penjelasan dan contoh yang diberikan.

G. Bola Basket

Bola basket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 5 orang pemain, tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah lawan memasukkan bola atau membuat angka.

(18)

mengenal dan memainkan olahraga bola basket, terutama di Amerika Utara, China dan juga di benua Eropa (Vic Amber, 2008:4)

Wakil Presiden Republik Indonesia HM Jusuf Kalla dalam pembukaan FIBA Asia Championship Cup 2009 di Arena Britama Kelapa Gading Sport Mall Jakarta, Sabtu (16/5), mengharapkan agar olahraga bola basket dijadikan lebih menarik sehingga akan lebih banyak lagi peminatnya. Menurut HM Jusuf Kalla, bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup digemari masyarakat, terutama generasi muda. Untuk itu, cabang ini harus terus

dikembangkan dan dibuat lebih menarik, sehingga generasi muda lebih bersemangat untuk menggalakkan olahraga. (www.mediaindonesia.com Sabtu, 16 Mei 2009 21.00).

Bola basket termasuk jenis permainan yang komplek, yang berarti gerakannya terdiri dari gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinasi

rapi, sehingga dapat bermain dengan baik. Untuk dapat bermain bola basket

dengan baik diperlukan penguasaan gerak dasar yang baik pula. seperti

mengoper dan menangkap bola, menggiring bola, dan menembak bola

(shooting).

H. Shooting (menembak)

Tembakan atau shooting merupakan teknik dasar terpenting yang harus

dikuasai dengan baik oleh para pemain bola basket. Keterampilan

memasukkan bola atau menembak harus dimiliki setiap pemain bola basket.

Hal ini sesuai dengan tujuan permainan bola basket yang mengharuskan setiap

(19)

mencegah terjadinya kemasukan di pihak sendiri. Untuk dapat melakukan

shooting, terlebih dahulu pemain harus menguasai gerak dasar shooting yang

baik dan benar. Dalam olahraga bola basket tidak mengenal pemain spesialis,

setiap pemain sekaligus berfungsi selaku penyerang dan juga bertahan. Ini

berarti bahwa setiap pemain juga menguasai teknik tembakan ke basket

(Gerhard Stocker, dkk 1982 : 59).

Vic Amber (2008:11) mengatakan bahwa keterampilan terpenting dalam

olahraga bola basket ialah kemampuan untuk shooting atau menembakkan

bola ke dalam jala/keranjang. Keterampilan ini merupakan suatu keterampilan

yang memberikan hasil nyata secara langsung. Selain itu, memasukkan bola

ke dalam jala juga merupakan inti dari strategi olahraga bola basket.

Selanjutnya Hall Wissel (2000:43) menerangkan bahwa shooting (menembak)

adalah keahlian yang sangat penting di dalam olahraga basket. Teknik dasar

seperti operan, dribling, bertahan, dan rebounding mungkin mengantar anda

memperoleh peluang besar membuat skor, tapi tetap saja anda harus mampu

melakukan tembakan. Sebetulnya menembak dapat menutupi kelemahan

teknik dasar lainnya.

Shooting dalam olahraga bola basket adalah salah satu teknik menembakkan

bola ke jaring lawan. Dalam bola basket teknik ini paling banyak digunakan

untuk mencetak angka. Semakin banyak bola yang masuk ke jaring lawan,

maka olahraga bola basket akan semakin menarik bagi pemain maupun

(20)

daya tarik bagi pemain untuk bermain bola basket, demikian juga daya tarik

untuk penonton menikmati olahraga bola basket.

Gerak dasar menembak dalam permainan bola basket merupakan suatu koordinasi yang meliputi gerakan mengarahkan dan mengusahakan agar bola masuk ke keranjang. Selain gerak dasar yang benar dalam melakukan

shooting, diperlukan juga keakuratan menembak. Penembak yang hebat sering disebut pure shooter karena kehalusannya, tembakan yang meluncur bebas tanpa menyentuh ring. Beberapa pemain beranggapan pure shooter adalah anugerah alam atau bakat sejak lahir. Namun hal itu salah, karena penembak yang handal itu sering melakukan pengulangan bukan dari lahir.Diperlukan rasa percaya diri dan konsentrasi untuk menembak dengan baik. Penembak yang percaya diri mengontrol pikiran, perasaan, dan teknik menembaknya.

Hampir semua pemain menembak dengan seluruh tenik dasar tembakan, seperti one hand set shot (tembakan satu tangan), free throw (tembakan bebas), jump shot (tembakan sambil melompat), three point shot (tembakan tiga angka), hook shot (tembakan mengait), dan lay-up. Semua tembakan tersebut memiliki mekanika dasar, termasuk pandangan, keseimbangan, posisi tangan, pengaturan siku, irama tembakan, dan pelaksanaannya (Hall Wissel 2000 : 46).

I. Shooting (menembak) dengan Satu Tangan

Tembakan satu tangan sering digunakan dalam permainan bola basket

sekarang ini, kerena gerakan tidak terlalu sulit dilakukan dan juga sebagai

(21)

tembakan satu tangan lebih banyak digunakan dalam permainan bola basket,

kerena keefektifan gerakannya dapat menjamin ketepatan dari tembakan yang

dilakukan bila dibandingkan dengan tembakan dengan dua tangan.

Adapun mekanika dasar tembakan dengan satu tangan adalah sebagai berikut:

1. Pandangan

Pandangan sangat penting untuk dapat menentukan sasaran tembakan dengan tepat. Pandangan mata terpusat pada ring, dan jagalah mata terfokus pada sasaran hingga bola mencapai sasaran.

Konsentrasi pada target mengurangi gangguan seperti teriakan, lambaian handuk, tangan lawan, atau pelanggaran keras (Hall Wissel 2000 : 46). Richard H. Perry (1985 : 40) mengatakan bahwa:

” Mungkin unsur satu-satunya yang paling penting dalam soal menembak ialah bahwa si penembak harus memusatkan segala pikiran pada tugas yang hendak dilakukan. Penembak harus menghilangkan semua pikiran lain dari otaknya, dan mengadakan suatu penetapan penglihatan ke keranjang”.

2. Keseimbangan (Balance)

(22)

dengan tenaga kaki, mereka cenderung melempar bola dari belakang kepala atau pinggul sehingga melakukan kesalahan (Hall Wissel 2000 : 46).

3. Posisi Tangan

Untuk menembak adalah penting menempatkan tangan tepat di belakang bola. Letakkan tangan cukup rapat dengan rileks dan jari-jari terentang secukupnya. Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, bola berada pada jari, jadi tidak pada telapak tangan (Hall Wissel 2000 : 47). Lengan ditekuk hingga membentuk huruf ”L” atau siku membentuk sudut

90 derajat, tempatkan bola pada telapak jari tangan yang melakukan tembakan dan posisikan tangan yang tidak melakukan tembakan pada tepi bola untuk memandu dan menopang bola (Jon Oliver 2007 : 26).

4. Pensejajaran Siku Dalam

Penempatan siku yang tidak tepat dapat menimbulkan tembakan yang tidak konsisten. Usahakan supaya siku tetap di dalam, namun beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk menempatkan tangan yang menembak dibelakang bola saat siku di dalam (Hall Wissel 2000 : 47)

5. Irama menembak

(23)

naik-turun. Saat kaki terentang sepenuhnya, punggung dan bahu terentang ke arah atas. Dorongan dan kontrol terakhir tembakan berasal dari

pelenturan pergelangan tangan dan jari ke depan dan ke bawah. Lepaskan bola dari jari tengah dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus tembakan (Hall Wissel 2000 : 47).

6. Follow through (Gerak Lanjutan)

Follow through sangat penting untuk memperoleh spin bola yang baik. Jari-jari mengarah ke ring basket, dan pergelangan tangan ditekuk ke depan menyerupai leher angsa. Lakukan dan selesaikan tembakan dengan menggunakan lecutan pergelangan tangan dan gerak yang mengikuti laju bola yang tepat (Jon Oliver 2007 : 26).

Gambar 1: Tembakan dengan satu tangan diadaptasi dari FIBA (2000)

(24)

J. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan dapat diungkapkan tentang pentingnya beberapa faktor dalam mencapai tujuan pengajaran. Faktor itu adalah metode, materi atau bahan pelajaran, dan siswa itu sendiri.

Penggunaan metode yang tepat merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan guna mempermudah tujuan pembelajaran.

Seperti halnya dalam proses pembelajaran gerak dasar shooting bola basket, ada banyak macam metode pembelajaran yang bisa digunakan. Salah satunya yaitu metode bagian dan metode keseluruhan.

Dalam proses belajar menggunakan metode bagian yaitu mengajar secara bagian perbagian dengan cara materi diberikan secara bertahap sehingga memudahkan siswa untuk mempelajari dan melakukan gerak dengan baik dan benar.

Kelebihan dari metode bagian adalah :

1. Karena dilakukan bagian per bagian, maka bentuk dari shooting bola basket dapat dilakukan dengan benar.

2. Lebih mudah untuk mengontrol gerakan satu persatu yang dilakukan oleh siswa.

(25)

Kekurangan dari metode bagian adalah :

1. Karena dilakukan berulang-ulang sehingga siswa dapat menjadi jenuh atau bosan.

2. Memerlukan waktu yang agak lama.

Untuk metode yang kedua yaitu dengan menggunakan metode mengajar keseluruhan. Dengan metode keseluruhan ini gerakan shooting diberikan sekaligus dalam bentuk gerakan shooting secara keseluruhan, setelah siswa diberikan penjelasan secara keseluruhan gerak dasar shooting tersebut.

Kelebihan dari metode keseluruhan yaitu :

1. Siswa diberikan kebebasan untuk dapat menemukan sendiri pengetahuan yang diberikan.

2. Siswa dapat langsung melakukan gerakan shooting bola basket dengan penjelasan dan pengetahuan yang telah diberikan.

3. Efesiensi waktu.

Kekurangan metode keseluruhan yaiu :

1. Siswa kurang memperhatikan bentuk dasar dari gerak dasar shooting bola basket.

(26)

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena dapat menjadi penuntun ke arah proses penelitian untuk mejelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya.

Dalam penelitian ini hasil hipotesis adalah :

Ho :”Tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode bagian dan keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2009/2010”.

H1 :”Ada pengaruh yang signifikan metode bagian terhadap gerak dasar

shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2009/2010”.

H2 :”Ada pengaruh yang signifikan metode keseluruhan terhadap gerak

dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2009/2010”.

H3 :”Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode bagian

(27)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang

dihadapi. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen perbandingan yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat.

B. Variabel Penelitian, Data dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Arikunto (2006 :118) Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu : (1) variabel bebas dan (2) variabel terikat a. Variabel Bebas

(28)

menerangkan nilai variabel yang disimbolkan dengan (X). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode bagian dan metode keseluruhan.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainnya bergantung pada variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya dilambangkan dengan (Y). Variabel terikatnya adalah gerak dasar shooting bola basket (Y). hubungan antara kedua variabel yang terlibat dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

P S Pre test

Gambar 2. Rancangan penelitian metode bagian dan metode keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket

Keterangan :

P : Populasi

S : Sampel

Pretest : Tes awal gerak dasar shooting OP : Ordinal Pairing

X1 : Metode bagian X2 : Metode keseluruhan X3 : Kelas kontrol

Posttest : Tes akhir gerak dasar shooting X1

X2

Metode pembelajaran bagian

Post test OP

Metode pembelajaran keseluruhan

Post test

(29)

2. Data

Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya. data primer disebut juga data asli atau data baru. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. data sekunder disebut juga data tersedia.

3. Definisi Operasional Variabel

a. Metode bagian (elementer) adalah : cara tertentu dalam penyajian suatu program pengajaran dengan melalui bagian-bagian terkecil, yaitu bagian-bagian gerakan yang disusun secara bertahap dari tingkat yang sederhana kegerakan yang sempurna.

(30)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pringsewu sebanyak 224 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah suatu objek yang akan menjadi bahan penelitian. Adapun besarnya sampel yang akan diteliti, Suharsimi Arikunto (2006 : 134) menjelaskan, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semua, sehingga penilitian ini di sebut penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat di ambil antara 10 – 15% atau 20 – 25%. Adapun sampel dari penelitian ini adalah 20% dari jumlah populasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pringsewu dengan jumlah 45 siswa. Teknik pengambilan sampel diambil secara acak random atau sampling (undian) dari 45 siswa SMA Negeri 1 Pringsewu melalui teknik ordinal pairing, kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama yaitu metode bagian, kelompok kedua yaitu metode keseluruhan, dan kelompok ketiga yaitu kelompok kontrol. Masing-masing kelompok berjumlah 15 siswa yang diambil

(31)

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah merupakan gambaran dari seluruh pemikiran dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian.

Dalam penelitian eksperimen ini, desain penelitian yang digunakan adalah “

pre-test dan post-test “ (Desain Tes Awal-Tes Akhir).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes gerak dasar shooting bola basket.

Alat dan Perlengkapan : 1). Lapangan bola basket, 2). Bola basket, 3). Alat tulis dan formulir, 4). Kamera

Pelaksanaan Tes :

(32)
[image:32.595.112.526.80.681.2]

Gambar 3. Instrumen gerak dasar shooting bola basket Setiap gerakan yang benar mendapat nilai 1 (satu) sedangkan yang salah mendapat nilai 0 (nol).

Fase Persiapan

1. Lihat target ____

2. Kaki sejajar atau kuda-kuda ____ 3. Lutut ditekuk ke dalam ____

4. Tangan yang tidak menembak berada di samping bola ____

5. Tangan untuk menembak di belakang bola ____

6. Siku masuk ke dalam ____

7. Bola diantara telinga dan bahu ____ 8. Badan menghadap ke arah

keranjang/ring__

Fase Pelaksanaan

1. Lihat target ____

2. Pertama-tama bola dipegang dengan 2 tangan di atas kepala sedikit di depan bahu ____

3. Lepaskan bola dengan tangan yang untuk menembak, telapak tangan diputar

menghadap keranjang/ring ____ 4. Tangan yang tidak untuk menembak

pada bola sampai terlepas ____ 5. Irama yang seimbang ____

Fase

Follow Through

1. Lihat target ____

2. Lengan untuk menembak diluruskan ke depan atas ____

3. Telapak tangan menghadap ke bawah __ 4. Lecutan pergelangan tangan___

(33)

F. Uji Prasyarat Instrumen

Uji coba instrumen di maksudkan untuk mengetahui apakah instrument yang disusun benar benar instrumen yang baik.

1. Uji Validitas

Validitas tes adalah suatu alat ukur yang dikatakan valid apabila dapat mengukur atau apa yang seharusnya diukur. Jadi alat yang digunakan untuk mengukur tersebut mengandung persesuaian dengan tujuan pengukuran. Validitas dalam penelitian ini adalah validitas faktor. Menurut Suharisimi Arikunto (2006 : 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, menggunakan rumus :

 

 

2 2

2

 

2

. . Y Y n X X n Y X XY n rxy            Keterangan :

r xy = Koefesien korelasi

n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

Selanjutnya harga r tersebut dikonsultasisikan ke harga r, thitung, dianggap

valid apabila harga rhitung > rtabel pada taraf α = 0,05. Dan berdasarkan

(34)

rhitung fase pelaksanaan sebesar 0,39, dan rhitung fase followthrough

sebesar 0,78, sedangkan rtabel sebesar 0,294. Karena rhitung > rtabel maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas tes adalah suatu tes yang dikatakan reliabel apabila tes itu berulang-ulang memberikan hasil yang sama/tetap. Pada penelitian ini alat ukur menggunakan metode teknik ulang. Menurut Suharsimi Arikunto (1997:171) teknik ulang hanya menyusun satu instrumen, kemudian diujicobakan kepada sekelompok responden dan dicatat hasilnya. Kemudian instrumen tersebut diberikan pada kelompok yang sama dan dicatat hasilnya, kedua hasil pengukuran tersebut dikoreksi dengan menggunakan korelasi product-moment atau korelasi pearson. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:72) rumus product-moment adalah sebagai berikut :

 

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 1

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

r

xy

Keterangan : 1 x y

r = Koefesien korelasi n = Jumlah sampel X1 = Skor variabel X1

Y = Skor variabel Y

∑X1 = Jumlah skor variabel X1

∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X1

(35)

Selanjutnya dari hasil perhitungan menggunakan rumus product-moment kemudian dimasukkan ke dalam rumus :

rb rb r

 

1 2

11

Keterangan :

r11 : reliabelitas yang dicari

rb : korelasi Product Moment antar belahan

Harga r yang diperoleh dari perhitungan uji coba instrument tes, dikonsultasikan dengan koefisien reabilitas dengan klasifikasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 75), sebagai berikut : 0,80 – 1,00 = sangat tinggi, 0,60- 0,80 = tinggi, 0,40 – 0,60 = cukup, 0,20 – 0,40 = rendah dan 0,00 – 0,20 = sangat rendah. Dan berdasarkan hasil tes uji coba

instrument diperoleh hasil reabilitas sebesar 0,92 = sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk

pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah

pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (1992 : 466) yaitu :

a. Pengamatan X1,X2,...,Xn dijadikan bilangan baku

n Z Z

Z1, 2,..., dengan menggunakan rumus

(36)

SD : Simpangan baku Z : Skor baku X : Row skor

X : Rata-rata

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku. Kemudian di hitung peluang F(Zi)P(ZZi)

c. Selanjutnya dihitung Z1,Z2,...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan

i

Z kalau proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi)maka

n

Z yang Z

Z Z banyaknya Z

S n i

i

 .. , ,..., ...

)

( 1 2

d. Hitung selisih F(Zi)S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0 , nilai hasil

perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L0 untuk uji

Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga L0 lebih kecil (<)

dari L tabel maka data yang akan di olah tersebut berdistribusi normal

sedangkan bila L0 lebih besar (>) dari L tabel maka data tersebut

tidak berdistribusi normal.

0

L < L tabel : normal

0

(37)
[image:37.595.163.509.113.343.2]

Tabel 1. Hasil Analisis Normalitas Data

Data L hitung L tabel Kesimpulan

Pre-test

kelompok bagian

0,1565 0,220 Normal

Post-test

kelompok bagian

0,2019 0,220 Normal Pre-test

kelompok keseluruhan

0,1295 0,220 Normal

Post-test

kelompok keseluruhan

0,0657 0,220 Normal

Pre-test

Kelompok kontrol

0,2082 0,220 Normal

Post-test

Kelompok kontrol

0,1841 0,220 Normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sampel memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (2002 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :

Terkecil Varians

Terbesar Varians

F

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)

(38)
[image:38.595.159.508.223.345.2]

Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

Tabel 2. Hasil Analisis Uji Homogenitas Data

Data F hitung F tabel Kesimpulan

Pre-test dan post-test kelompok bagian

1,29 3,22 Homogen

Pre-test dan post-test kelompok keseluruhan

1,23 3,22 Homogen

Pre-test dan post-test Kelompok kontrol

1,23 3,22 Homogen

H. Uji Hipotesis

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antar kedua kelompok sampel maka analisis yang digunakan dapat di kemukan beberapa alternatif :

a. Untuk menguji pengaruh metode pembelajaran dengan metode bagian dan metode keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket maka digunakan rumus uji pengaruh sebagai berikut :

t hitung =

n Sb

B

Keterangan :

B = selisih rata – rata pre tes dan posttest tes kelompok eksperimen A atau kelompok eksperimen B.

(39)

b. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang homogen maka uji t- tes yang dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1992) sebagai berikut :

t hitung =

2 1 1 1 _ 2 _ 1 n n x gab S X X       

2

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 2 1 1

n

n

S

x

n

S

x

n

S

gab Keterangan : _ 1

X : Rerata kelompok eksperimen A

_ 2

X : Rerata kelompok

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A

2

S : Simpangan baku kelompok

1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2

n : Jumlah sampel kelompok kelompok eksperimen B

(40)

t hitung =               2 2 2 1 2 1 2 1 ) ( n S n S X X Keterangan 1

X : Rerata kelompok eksperimen A

2

X : Rerata kelompok eksperimen B

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A

2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen B

1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2

n : Jumlah sampel kelompok kelompok eksperimen B

d. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan seperti yang di kemukakan Sanafiah Faisal (1982 hal 371) adalah :

2

)

1

(

2

2 1 2 1 2 1

n

n

N

N

N

N

U

Z

2 1 ) 1 ( 1 2 2

1N n n R

N

U   

2

2 ) 1 ( 1 2 2

1N n n R

N

U   

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B sebaliknya bila Z hitung > dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara

(41)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Ada pengaruh yang signifikan dari metode bagian terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2009/2010

2) Ada pengaruh yang signifikan dari metode keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2009/2010.

3) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode bagian dengan keseluruhan terhadap gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2009/2010.

4) Metode bagian lebih baik dibandingkan dengan metode keseluruhan dalam meningkatkan gerak dasar shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2009/2010

B.Saran

(42)

2). Untuk siswa diharapkan dapat lebih giat belajar gerak dasar shooting bola basket.

3). Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu untuk mengembangkan Pendidikan Jasmani terutama yang berkaitan dengan pemilihan

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham. Pembinaan Usia Dini Tingkatkan Prestasi Olahraga.

www.mediaindonesia.com. Mei. 2009. BlackBerry® smartphone 16 Mei 2009 http://www.mediaindonesia.com/read/2009/05/05/74989/29/3/ Pembinaan-Usia-Dini-Tingkatkan-Prestasi-Olahraga

Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta. Depdikbud

Danny Kosasih. 2008. Fundamental Basketball. Semarang. CV Elvas Offset

Depdiknas. 2003. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Balai Pustaka

Eddy Suparman dkk. 2000. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung. Angkasa

Gerhard Stocker dkk. 1982. Bola Basket Dari Permainan Sampai Pertandingan. Jakarta. PT Gramedia

Hall Wissel. 2000. Bola Basket : Dilengkapi dengan Program Pemahiran Teknik dan Taktik. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Jon Oliver. 2007. Dasar-dasar bola basket. Bandung. Pakar Raya

Nurhasan. 1986. Buku Materi Pokok Tes dan Pengukuran. Jakarta. Karunika Universitas Terbuka

Perbasi, 1999. Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta : PB PERBASI

Richard H Perry. 1985. Bimbingan Bermain Bola Basket Untuk Pria. Debdikbud. Proyek PELITA Mutiara Sumber Widya.

Robert N Gagne. 1977. Belajar dan pembelajaran. PT Raja Grafindo.Jakarta.

(44)

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs. Jakarta. Litera

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT Rineka Cipta

Supandi dan Laurens Seba. 1983. Teori Belajar Mengajar Motorik, Dikti. FPOK. IKIP Bandung.

Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

(45)

NO NS

Persiapan Skor Pelaksanaan Skor Followthrough Skor

A A A A A A A A Faktor A A A A A Faktor A A A A A Faktor

1 2 3 4 5 6 7 8 1 1 2 3 4 5 2 1 2 3 4 5 3

1 Bgs 1 1 1 1 1 0 0 1 6 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 1 3

2 Cnd 1 1 0 1 1 0 0 1 5 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

3 Ahd 1 1 0 1 1 1 0 1 6 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 0 3

4 Iwn 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 0 3 1 0 0 0 1 2

5 Adg 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

6 Bny 1 1 0 0 0 0 0 1 3 1 0 1 1 0 3 1 0 0 0 1 2

7 Aff 1 1 0 1 1 0 1 1 6 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5

8 Frn 1 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2

9 Alp 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 0 2 1 0 0 0 1 2

10 Erv 1 1 0 0 1 0 1 1 5 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 3

11 Aan 1 1 1 0 1 1 0 0 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5

12 Hrn 1 1 0 1 1 0 0 1 5 0 1 1 0 1 3 1 0 0 0 1 2

13 Hnd 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

14 Bmb 1 1 0 0 1 0 1 1 5 1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 0 3

15 Aln 1 1 0 1 1 0 0 1 5 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4

16 Lkm 1 1 0 1 1 1 0 1 6 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

17 Brm 1 0 0 1 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 1

18 Nur 1 1 1 0 1 1 1 1 7 1 0 0 1 1 3 1 1 0 0 0 2

19 Frm 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 0 2 1 0 0 0 1 2

20 Vky 1 1 1 0 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4

21 Nvd 1 1 0 0 1 0 0 1 4 1 0 1 1 1 4 0 0 0 0 1 1

22 Bdr 1 0 1 1 1 0 1 0 5 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5

23 Ygi 1 1 0 1 1 0 0 1 5 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2

[image:45.842.76.771.166.511.2]
(46)

27 Frd 1 1 1 0 1 1 0 1 6 1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 1 2

28 Est 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

29 Hrs 1 1 0 0 1 0 1 1 5 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 3

30 Osc 1 1 0 1 1 0 0 1 5 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2

31 Jfr 1 1 0 0 1 0 0 1 4 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2

32 Idr 1 1 0 1 1 0 0 1 5 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

33 Ism 1 1 0 1 1 0 0 1 5 0 1 1 0 1 3 1 0 0 0 1 2

34 Jsd 1 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2

35 Wsn 1 1 0 0 1 0 1 1 5 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 3

36 Ltf 1 1 0 1 1 0 0 1 5 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

37 Arm 1 0 1 1 1 0 1 0 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4

38 Rvn 1 1 0 1 1 0 0 1 5 0 1 1 0 1 3 1 0 0 0 1 2

39 Ald 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

40 Adr 1 1 1 0 0 0 0 1 4 1 1 1 0 0 3 1 0 0 0 1 2

41 Ryo 1 0 0 1 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 1 2

42 Sto 1 1 0 0 1 0 0 1 4 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0 1 3

43 Yki 1 1 0 1 1 1 0 1 6 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 0 3

44 Rny 1 1 0 0 1 0 0 1 4 1 1 1 0 1 4 1 1 0 0 1 3

45 Rdo 1 1 0 1 1 1 0 1 6 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 2

Jumlah 235 176 116

(47)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Mega Rolista

NPM : 0513051055

Tempat tanggal lahir : Bandarsari, 25 September 1987

Alamat : Bandarsari RT 03 RW 01 Kecamatan Padangratu Kabupaten Lampung Tengah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandingan Pengaruh Antara Metode Bagian Dengan Keseluruhan Terhadap Gerak Dasar Shooting Bola Basket Pada Siswa SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2009/2010” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus s.d Oktober 2009. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 21 Mei 2010

(48)

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA METODE BAGIAN DENGAN KESELURUHAN TERHADAP GERAK DASAR SHOOTING

BOLA BASKET PADA SISWA SMA NEGERI 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2009/2010

(Skripsi)

Oleh

MEGA ROLISTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(49)

(ABSTRAK)

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA METODE BAGIAN DENGAN KESELURUHAN TERHADAP GERAK DASAR SHOOTING

BOLA BASKET PADA SISWA SMA NEGERI 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2009/2010

Oleh:

MEGA ROLISTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap gerak dasar

shooting bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2009/2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pre tes (tes awal) dan post tes (tes akhir), sampel diambil sebanyak 45 siswa yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok melalui “Matched Ordinal Pairing” dan masing-masing kelompok berjumlah 15 orang. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar shooting bola basket.

Distribusi sampel di uji dengan menggunakan uji normalitas Liliefors dan keragaman sampel diuji dengan Uji Homogenitas. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan Uji t pada taraf signifikan 0,05.

(50)

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA METODE BAGIAN DENGAN KESELURUHAN TERHADAP GERAK DASAR SHOOTING

BOLA BASKET PADA SISWA SMA NEGERI 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2009/2010

Oleh

MEGA ROLISTA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(51)

Judul Skripsi : PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA METODE BAGIAN DENGAN

KESELURUHAN TERHADAP GERAK DASAR SHOOTING BOLA BASKET PADA SISWA SMA NEGERI 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Nama Mahasiswa : Mega Rolista

Nomor Pokok Mahasiswa : 0513051055

Program Studi : Pendidikan Jasmani Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Akor Sitepu, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd.

NIP. 19590117 198703 1 002 NIP. 19570111 198303 1 002

2. Ketua Jurusan Imu Pendidikan

(52)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor Sitepu, M.Pd. ...

Sekretaris : Drs. Wiyono, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Usman Adam, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Hi. Sudjarwo, M.S. NIP. 19530528 198103 1 002

(53)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarsari, pada tanggal 25 September 1987, sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Achmadi dan Ibu Sukinah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis antara lain : Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiah Buhtanul Athfal Poncowarno Kec. Kalirejo, Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Bandarsari Kec. Padangratu yang diselesaikan tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP N 1 Kalirejo diselesaikan pada tahun 2002 dan dilanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pringsewu diselesaikan pada tahun 2005.

(54)

PERSEMBAHAN

Puji syukur ku ucapakan ke hadirat Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku. Karya ini ku persembahkan kepada ayah dan ibu ku yang

telah memberikan kasih sayang dan juga dukungan yang begitu besar sampai sepanjang masa…

Untuk kakak ku Rahman dan ayuk ku Mala yang juga telah memberikan motivasi dan dukungan yang begitu besar

Adik-adikku Novi, Ica, Ernest, terima kasih atas segala kasih sayang, kesabaran dan perhatian kalian sehingga membuat aku

semakin dewasa dan lebih bertanggung jawab

(55)

MOTTO

Terus melaju ke depan dan pantang menyerah ( Mega Rolista )

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah ( Lessing )

Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri.

(56)

SANWACANA

Alhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul Perbandingan Pengaruh antara Metode Bagian dan Keseluruhan terhadap Gerak Dasar Shooting Bola Basket pada Siswa SMA Negeri 1

Pringsewu Tahun Pelajara 2009/2010 dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis. 2. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd., selaku Pembimbing kedua sekaligus

Pembimbing Akademik yang juga telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung sekaligus penguji utama. 4. Bapak Prof. Dr. Hi. Sudjarwo, M.S., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Danial Achmad, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

(57)

9. Teman-teman kost, Harun, Yogya, Nur, Bangun, Vicky, Coky, Agus, Ryo, Fajrin, Ferdinan dan yang lainnya terima kasih atas bantuannya.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005, terima kasih atas bantuan, semangat dan kebersamaannya selama ini.

11. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Bandar Lampung, 21 Mei 2010 Penulis

(58)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

1. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 10

B. Pengertian Belajar Mengajar ... 11

C. Gerak Dasar ... 12

D. Metode... 13

E. Metode Bagian ... 14

F. Metode Keseluruhan ... 16

G. Bola Basket ... 17

H. Shooting (menembak) ... 18

I. Shooting (menembak) dengan satu tangan ... 20

J. Kerangka Berpikir ... 24

K. Hipotesis ... 26

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A.Metode Penelitian ... 27

B. Variabel Penelitian, Data dan Defenisi Operasional Variabel ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 30

D. Rancangan Penelitian ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Uji Prasayarat Instrumen ... 33

G. Teknik Analisis Data ... 35

(59)

A. Hasil Penelitian ... 41

1. Uji Normalitas ... 41

2. Uji homogenitas ... 42

3. Uji t ... 42

B. Deskripsi Data ... 44

1. Kelompok Metode Bagian ... 45

2. Kelompok Metode Keseluruhan ... 45

3. Kelompok Kontrol ... 45

C. Analisis Data ... 45

D. Pengujian hipotesis ... 47

E. Pembahasan ... 49

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(60)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Program Penelitian ... 57

2. Pengolahan Data Hasil Uji Coba ... 63

3. Hasil Tes 1 Gerak Dasar Shooting Bola Basket... 65

4. Hasil Tes 2 Gerak Dasar Shooting Bola Basket... 67

5. Tes Uji Gerak Dasar Shooting Bola Basket ... 70

6. Tabel Analisis untuk Menghitung Validitas Faktor ... 71

7. Tabel Gerak Dasar untuk Menghitung Validitas Faktor Fase Persiapan ... 73

8. Tabel Gerak Dasar untuk Menghitung Validitas Faktor Fase Pelaksanaan ... 75

9. Tabel Gerak Dasar untuk Menghitung Validitas Faktor Fase Follow Through ... 77

10.Tabel Gerak Dasar Shooting Bola Basket ... 79

11.Daftar Hasil Pre Tes (Tes Awal) Gerak Dasar Shooting Bola Basket ... 81

12.Daftar Kelompok Metode Bagian Berdasarkan Pre Tes (Tes Awal) ... 83

13.Daftar Kelompok Metode Keseluruhan Berdasarkan Pre Tes (Tes Awal) ... 84

14.Daftar Kelompok Kontrol Berdasarkan Pre Tes (Tes Awal) ... 85

15.Data Hasil Post Tes (Tes Akhir) Kelompok Metode Bagian ... 86

16.Data Hasil Post Tes (Tes Akhir) Kelompok Metode Keseluruhan ... 87

17.Data Hasil Post Tes (Tes Akhir) Kelompok Kontrol ... 88

18.Rekapitulasi Data Hasil Pre Tes (Tes Awal) dan Post Tes ( Tes Akhir) Kelompok Metode Bagian ... 89

19.Rekapitulasi Data Hasil Pre Tes (Tes Awal) dan Post Tes ( Tes Akhir) Kelompok Metode Keseluruhan ... 90

20.Rekapitulasi Data Hasil Pre Tes (Tes Awal) dan Post Tes ( Tes Akhir) Kelompok Kontrol ... 91

21.Uji Normalitas Pre Tes (Tes Awal) Kelompok Metode Bagian ... 92

22.Uji Normalitas Pre Tes ( Tes Awal ) Kelompok Metode Keseluruhan... 93

23.Uji Normalitas Pre Tes (Tes Awal) Kelompok Kontrol ... 94

24.Uji Normalitas Post Tes (Tes Akhir) Kelompok Metode Bagian ... 95

(61)

28.Uji Homogenitas Pre Tes (Tes Awal) dan Pos Tes (Tes Akhir)

Kelompok Metode Keseluruhan ... 99

29.Uji Homogenitas Pre Tes (Tes Awal) dan Pos Tes (Tes Akhir) Kelompok Kontrol ... 100

30.Anlasisis Perbedaan Data Pre Tes (Tes Awal) dan Pos Tes (Tes Akhir) Kelompok Metode Bagian ... 101

31.Analisis Perbedaan Data Pre Tes (Tes Awal) dan Pos Tes (Tes Akhir) Kelompok Metode Keseluruhan ... 102

32.Analisis Perbedaan Data Pre Tes (Tes Awal) dan Pos Tes (Tes Akhir) Kelompok Kontrol ... 103

33.Hasil Uji t untuk Melihat Perbedaan Pre Tes (Tes Awal) antara Kelompok Metode bagian Dan Kelompok Metode Keseluruhan ... 104

34.Hasil Uji t untuk Melihat Perbedaan Pre Tes (Tes Awal) antara Kelompok Metode Bagian dan Kelompok Kontrol ... 105

35.Hasil Uji t untuk Melihat Perbedaan Pre Tes (Tes Awal) antara Kelompok Metode keseluruhan dan Kelompok Kontrol ... 106

36.Hasil Uji t untuk Melihat Perbedaan Post Tes (Tes Akhir) antara Kelompok Metode bagian Dan Kelompok Metode Keseluruhan ... 107

37.Hasil Uji t untuk Melihat Perbedaan Post Tes (Tes Akhir) antara Kelompok Metode Bagian dan Kelompok Kontrol ... 108

38.Hasil Uji t untuk Melihat Perbedaan Post Tes (Tes Akhir) antara Kelompok Metode keseluruhan dan Kelompok Kontrol ... 109

39.Tabel Z ... 110

40.Nilai Kritis untuk Uji Liliefors ... 111

41.Distribusi student ... 112

42.Distribusi Presentil ... 113

43.Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment ... 114

44.Nilai presentil untuk distribusi F tabel ... 115

(62)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Analisis Uji Normalitas ... 41 2. Hasil Analisis Uji Homogenitas ... 42 3. Hasil Analisis Uji t ... 43 4. Deskripsi data hasil pembelajaran perbandingan pengaruh metode bagian

(63)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar

Gambar 1: Tembakan dengan satu tangan      diadaptasi dari FIBA (2000)
Gambar 2. Rancangan penelitian metode bagian dan
Gambar 3. Instrumen gerak dasar shooting bola basket
Tabel 1. Hasil Analisis Normalitas Data
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Interaksi jumlah ikan dan konsentrasi zat pengembang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap kadar air, kadar protein, dan kadar serat, dan

adalah hak bagi pasien dalam pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang.. diberikan perawat tidak hanya kepada pasien tetapi

trace dari hal-hal yang tidak diinginkan yang diperoleh dari perekaman data di lapangan. Proses editing yang dilakukan pada penelitian ini adalah top mute yang ditunjukkan

Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 2 Selalu Berhemat Energi Selalu Berhemat Energi. Buku Guru SD/MI

Variasi nilai migration aperture pada migrasi kirchoff dalam pengolahan data seismik refleksi 2D di Perairan Alor.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi rendahnya cakupan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara1. Penelitian

Limbah cair yang dihasilkan PT Pura Barutama PM V, VI, dan IX akan diolah pada 3 tempat, yaitu internal produksi, krofta, dan unit pengolahan limbah (UPL). Pengendalian kualitas di

1) Pengetahuan tentang RPP, khususnya RPP untuk mata pelajaran keahlian. 2) Menyusun RPP dan perangkatnya sesuai dengan kurikulum K-13. Target Luaran. Luaran yang ditargetkan