EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN
DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN
DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Disusun:
Desy Natalia Anggorowati 207025000564
JURUSAN NON REGULER ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFF HIDAYATULLAH
JAKARTA
EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN
DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN
DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh
Desy Natalia Anggorowati NIM: 207025000564
Di bawah bimbingan,
Ade Abdul Hak, M. Hum NIP: 19710301 200003 1 002
JURUSAN NON REGULER ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli Saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar starta I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya Saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka Saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 17 Jnuari 2010
ABSTRAK DESY NATALIA ANGGOROWATI
Evaluasi Perbandingan Sistem Otomasi Bapeten Dengan Sistem Otomasi Senayan Di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Sistem otomasi perpustakaan memegang peranan yang cukup penting, karena dengan sistem otomasi perpustakaan, suatu perpustakaan dapat mengerjakan kegiatan rutinnya dengan maksimal. Perangkat lunak merupakan salah satu komponen penting dalam sistem otomasi. Penggunaan perangkat lunak dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sendiri, mengontrakan keluar dan membeli perangkat lunak yang sudah jadi. Perpustakaan Bapeten telah menggunakan perangkat lunak buatan Tim IT Bapeten sendiri, sebut saja sistem otomasi bapeten, namun kemudian sistem otomasi bapeten ini diganti dengan sistem otomasi senayan. Sistem otomasi senayan adalah program otomasi yang dapat diperoleh secara gratis.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur senantiasa tercurah kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan kasih sayang, karunia, keberkahan dan rahmat-Nya sehingga hamba-Nya yang penuh kekurangan ini dapat menyelesaikan pendidikan hingga ke perguruan tinggi (program S1). Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga, serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Peprustakaan (S. IP) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi yang berjudul “Evaluasi Perbandingan Sistem Otomasi Bapeten Dengan Sistem Otomasi Senayan Di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir” ini mengevaluasi kualitas Sistem Otomasi Bapeten dengan sistem Otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak berjasa dalam penyelesaiaan pendidikan penulis, dan membantu selama penyelesaiaan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Abdul Chair, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.
2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan 3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan
4. Bapak Ade Abdul Hak, M. Hum selaku pembimbing skripsi yang telah banyak mencurahkan ilmu dan pikirannya untuk Penulis serta banyak membantu Penulis dalam penyusunan skripsi ini.
yang telah membantu proses kelancaran administrasi dalam pembuatan skripsi ini.
6. Kepala Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Staf Perpustakaa dan Staf pengelola data Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang memberikan ilmu dan kesempatan pada Penulis untuk menyusun skripsi.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Dies Santoso (Alm) dan Ibu Maryana yang dengan sabar mendidik, membina dan memelihara anak-anaknya serta doa-doa yang senantiasa mengalir dalam setiap ibadahnya sehingga penulis bisa melanjutkan pendidikan sampai dengan perguruan tinggi. 8. Adek tercinta yang telah memberikan semangat.
9. Suamiku Thoyyib Hadi Fansyuri atas motivasinya untuk cepat menyelesaikan kuliah ini.
10.Kepada seluruh teman-teman Non Regular Ilmu Perpustakaan angkatan 2007, teman teman kost griya kartini serta teman teman di Bapeten.
Tiada gading yang tak retak, selalu ungkapan itulah yang lebih pantas disampaikan, ketika penulis menyadari, mungkin penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun terhadap perbaikan skripsi ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ciputat, 17 Januari 2010
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR BAGAN... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 4
C. Pembatasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian………...….... 5
F. Metode Penelitian ………..……..….. 5
G. Sistematika Penulisan………...…... 6
BAB II: TINJAUAN TEORITIS A. Sistem Otomasi ………..………..…... 8
1. Definisi Sistem ……...……….…... 8
2. Definisi Otomasi……...………..….... 9
3. Sistem Otomasi Perpustakaan…...………..…... 9
4. Tujuan Sistem Otomasi Perpustakaan…...……..….... 10
5. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan... 10
a. Pengguna………...………... 11
b. Perangkat Keras………...…….…... 11
c. Perangkat Lunak………...……... 12
d. Perangkat Jaringan…………...……... 13
e. Perangkat Data………...….…... 13
f. Manual... 14
B. Perangkat Lunak………... 15
1. Definisi Perangkat Lunak... 15
2. Pengelompokan Perangkat Lunak... 16
3. Perangkat Lunak Menurut Biaya………... 17
C. Teori Kualitas Perangkat Lunak………... 19
1. Kebenaran…………...………... 20 A. Metode Penelitian……...……….……...….... 21
B. Variabel Penelitian……..…...……….……... 21
C. Jenis Data………....………....….…... 22
D. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data……...…..…... 23
E. Tehnik Analisa Data ………..…...………..….... 23
F. Pegujian Validitas Data………...…………...….... 24
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR A. Sejarah Singkat Perpustakaan BAPETEN………...…... 25
B. Struktur dan Organisasi Perpustakaan BAPETEN…... 25
C. Koleksi Perpustakaan BAPETEN…….…...…………... 26
D. Sistem dan Jenis Layanan Perpustakaan BAPETEN... 26
E. Fasilitas Perpustakaan BAPETEN………...…... 27
BAB V : HASIL PENELITIAN
A. Evaluasi sistem otomasi bapeten dengan sistem otomasi senayan di Perpustakaan BAPETEN…...………... 61 BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan………...………... 70 B. Saran…….………...………....…... 71 DAFTAR PUSTAKA... 72
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Parameter variabel kualitas perangkat lunak………... 22 Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir……….. 26 Tabel 3. Peralatan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir……… 27 Tabel 4. Gambaran perbedaan modul sistem otomasi Bapeten dengan
sistem otomasi
Senayan……….
60
Tabel 5. Standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan………. 62
Tabel 6. Hasil evaluasi sub variabel kebenaran sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan……….. 64 Tabel 7. Rincian indikator sub variabel reliabilitas sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan……….. 65 Tabel 8. Hasil evaluasi sub variabel integritas sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan……….. 66 Tabel 9. Hasil evaluasi sub variabel usabilitas sistem otomasi Bapeten
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model dasar sistem informasi……….. 14
Gambar 2. Model pengembangan sistem informasi……….. 14
Gambar 4. Admin group... 29
Gambar 5. Add new group... 29
Gambar 6. Admin all kategori... 30
Gambar 7. Input kategori baru... 30
Gambar 8. Admin item pustaka... 31
Gambar 9. Input item pustaka... 31
Gambar 10. Entry data bibliografi baru………. 33
Gambar 11. Menambah item/ kopi………. 34
Gambar 12. Bibliographic list……… 35
Gambar 13. Edit bibliography………... 35
Gambar 14. Itemlist………... 36
Gambar 15. Edititem………. 37
Gambar 16. Checkout item………. 37
Gambar 17. Proses import bibliography……… 38
Gambar 18. Proses eksport bibliography………... 39
Gambar 19. OPAC detail sistem otomasi Bapeten………... 39
Gambar 20. Advanced search OPAC sistem otomasi Bapeten………. 40
Gambar 21. OPAC detail sistem otomasi Bapeten………... 40
Gambar 22. OPAC sistem otomasi Senayan……….. 41
Gambar 23. OPAC detail sistem otomasi Senayan……… 41
Gambar 24. XML OPAC sistem otomasi Senayan……… 42
Gambar 25. List data anggota……….... 42
Gambar 26. Form add new member……….. 43
Gambar 27. Member type………... 44
Gambar 28. Member import………... 44
Gambar 29. Member eksport……….. 45
Gambar 31. Quick return………... 46
Gambar 32. Loan rules………... 47
Gambar 33. Loan history………... 47
Gambar 34. Stock take history………... 48
Gambar 35. Current stock take……….. 48
Gambar 36. Stockt take report………... 49
Gambar 37. Finish stock take………. 49
Gambar 38. Current lost item……… 50
Gambar 39. Tampilan statistik koleksi………... 50
Gambar 40. Loan report menu………... 51
Gambar 41. Membership report………... 51
Gambar 42. Konfigurasi global senayan……… 52
Gambar 43. Modulelist………... 52
Gambar 44. Addnewmodule………. 53
Gambar 45. Menu user………... 53
Gambar 46. Tambah user………... 54
Gambar 47. User groups……… 54
Gambar 48. Setholiday……….. 55
Gambar 49. Addspecialholiday……… 55
DAFTAR BAGAN
Bagan1. Struktur organisasi internal Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah MelakukanPenelitian Skripsi Lampiran 4 Surat Keterangan Penguji Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ledakan informasi saat ini berdampak pada banyaknya pilihan informasi
sehingga memberi peluang kepada masyarakat dalam mencari dan memilih
informasi yang dibutuhkannya. Perpustakaan yang salah satu aktivitasnya adalah
sebagai pusat informasi1 harus lebih meningkatkan pelayanannya kepada para
pemakai. Karena seperti yang kita tahu informasi merupakan sumber pokok dalam
dunia ilmu pengetahuan dan semua kegiatan manusia. Definisi kata informasi
menurut McFadden, dkk (1999) adalah data yang telah diproses sedemikian rupa
sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.2
Disini perpustakaan berperan penting dalam dunia informasi yaitu memproses
atau mengolah informasi sedemikian baik agar mempunyai nilai lebih
dibandingkan sebelum diolah dan dapat dimanfaatkan oleh pemakai. Dimanapun
kalian berada informasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk
mendukung aktivitas manusia.
Demikian pula dalam suatu lembaga pemerintah informasi mempunyai
peran yang sangat penting. Para karyawan memanfaatkan informasi untuk
menunjang pekerjaannya. Dan disini perpustakaan merupakan salah satu dari
fasilitas tersebut, mereka datang ke perpustakaan untuk mencari informasi yang
sesuai dengan kebutuhan mereka, serta untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan. Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir merupakan
perpustakaan lembaga, dimana kebutuhan informasi untuk staf atau karyawan
berkisar pada kebutuhan untuk pengembangan organisasi dan kariernya serta
hal-hal yang tidak dikenalnya.3
Untuk melaksanakan layanan informasi tersebut secara efektif maka
perpustakaan harus mampu mengelola informasi dan tanggap dalam
1Sulaiman, Iskandar. Upaya Perpustakaan Dalam Menggentaskan Kesenjangan Informasi
Masyarakat. Jurnal Al-Maktabah Vol. 8 No. 2 Oktober 2006. Hal. 53
mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakainya. Dengan keadaan tersebut
perpustakaan hendaknya menerapkan teknologi informasi. Menurut Haag dan
Keen (1996) Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi.4 Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan
dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran
informasi ilmu pengetahuan, tempat rujukan bagi para pencari ilmu dan
pengembangan karya-karya ilmiah.5 Dan dengan perkembangan teknologi
informasi seperti saat ini telah mengubah paradigma pengelolaan perpustakaan
yang semula hanya berbasis pada pengelolaan secara manual atau tradisional
menjadi terotomasi. Otomatisasi pada perpustakaan makin berkembang setelah
tahun lima puluhan dengan makin berkembangnya sifat perpustakaan yang
mula-mula pasif menjadi pusat informasi yang aktif, dimana dibutuhkan informasi
literatur yang lebih cepat, tepat dan obyektif penilaiaannnya.6 Hal tersebut
ditandai dengan adanya penggunaan komputer di perpustakaan-perpustakaan.
Untuk itu komputer sangat berguna bagi perpustakaan, Seperti yang kita ketahui
bersama teknologi komputer pada dasarnya adalah teknologi pengolahan dan
pengelolaan informasi teknologi yang bekerja berdasarkan masukan informasi dan
menghasilkan luaran berupa informasi pula.7 Menurut Masuda (1990) Komputer
merupakan alat (tools) utama dalam masyarakat informasi.8
Alasan penggunaan komputer menurut Line (1972) yaitu penyediaan jasa
dengan biaya murah dan perolehan keuntungan dengan pengeluaran yang
minimal.9 Namun pada umumnya permasalahan potensial terhadap penerapan
4 Kadir, Abdul & Triwahyuni, Terra Ch. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi, 2003. Hal. 2.
5 Supriyanto, Wahyu dan Muhsin, Ahmad, Teknologi Informasi Perpustakaan, Yogyakarta: Kanisius, 2008. hal. 16-17.
6 Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasian dan Administrasi. Jakarta: Pusat Reproduksi PDIN, 1971. Hal. 101.
7 Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007. Hal. 5.
8 Romanus, Beni. Sekapur Sirih Pendidikan Perpustakaan di Indonesia 1952-2002:Kumpulan Artikel Alumni dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Program
Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok: Alumni dan
sistem perpustakaan berbasis komputer dapat digolongkan kedalam beberapa
tajuk antara lain: perangkat keras, perangkat lunak, manusia, dan keuangan.10
Keempat tajuk diatas sangat penting dalam proses penerapan sistem otomasi
dalam suatu perpustakaan, apalagi untuk perangkat lunak dan keuangannya yang
memegang peranan sangat besar dalam penerapan sistem perpustakaan berbasis
komputer.
Saat ini telah banyak perangkat lunak atau software untuk perpustakaan
dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan maupun dengan biaya murah dan
bahkan gratis. Salah satunya adalah CDS/ ISIS dari UNESCO. Banyak kalangan
pustakawan dan staf perpustakaan memilih CDS/ ISIS karena tergolong murah
dan dapat men-cover sistem yang dikembangkan di perpustakaan selama ini.11
Selain itu juga ada WINISIS yang mudah didapat dan gratis dari Unesco. Dan
banyak perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia yang sudah membuat dan
mengembangkan sendiri perangkat lunak perpustakaannya, antara lain ada SIPUS
2000 dari UGM, SIPISIS dari IPB, Lontar dari UI, dan sebagainya. Model dan
kegunaan dari setiap perangkat lunak perpustakaan berbeda-beda antara satu
dengan yang lain. Kegunaan-kegunaan tersebut antara lain untuk pekerjaan
operasional perpustakaan, yaitu pengadaan, inventarisasi, keanggotaan, OPAC,
sirkulasi, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan penggunaan perangkat lunak, ada yang
mengembangkan sendiri, mengontrakan keluar dan membeli software yang sudah
jadi di pasaran.12 Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir dahulu
menggunakan sistem semi otomasi buatan Staf Pengelolaan Data data Badan
Pengawas Tenaga Nuklir, sebut saja sistem otomasi Bapeten, disebut semi
otomasi karena tidak semua pekerjaan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir dikerjakan secara otomatis, hanya untuk administrasi bibliografi dan
OPAC saja. Sedangkan untuk sirkulasi masih dilakukan secara manual. Namun
10 Ibid. Hal. 366-367. 11 Ibid. hal. 369
12 Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan
Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan “
sistem otomasi Bapeten ini pada akhir tahun 2008 diganti dengan sistem otomasi
Senayan. Senayan adalah program otomasi yang dapat diperoleh secara gratis
yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional RI. Senayan adalah
Open SourceSoftware (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi
perpustakaan (Library Automation) skala kecil hingga skala besar.13 Secara
bahasa jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia open source adalah keterbukaan
kode. Kode disini berarti kode program (source code). Open source ialah sebuah
ide dimana semua program yang dibuat disebarkan sekaligus dengan sourcecode
nya. Tentu saja dengan tujuan untuk dikembangkan, diubah, diuji atau apapun
dengan suatu kesimpulan bahwa open source ialah bebas. Perkembangan open
source tidak bisa lepas dari pesatnya perkembangan linux. Linux adalah open
source. Filosofi open source yang dipegang teguh pengguna linux ialah tidak
untuk komersial apapun.14 Untuk memperoleh perangkat lunak otomasi
Perpustakaan Senayan yaitu dengan mendownload perangkat lunak SENAYAN di
http://Senayan.diknas.go.id.
Dari uraian diatas penulis tertarik mencoba melakukan penelitian
mengenai evaluasi perbandingan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Dengan
demikian penulis memilih judul “EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR”
B. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana perbandingan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan sebagai perangkat lunak otomasi di Perpustakaan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir?
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari peninjauan yang terlalu luas terhadap
masalah-masalah yang akan diteliti, maka penulis melakukan pembatasan masalah-masalah pada:
1. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
13 ________, Manual SENAYAN versi 2 berdasar SENAYAN 3-stable 7. Jakarta:-, 2009. Hal. 13.
2. Masalah yang diteliti adalah evaluasi perbandingan kualitas perangkat lunak
sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan
Badan Pengawas Tenaga Nuklir dari aspek kebenaran, reliabilitas, integritas,
dan usabilitas.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbandingan kualitas perangkat lunak sistem otomasi dengan sistem
otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan informasi mengenai kondisi riil Perpustakaan Badan Pengawas
Tenaga Nuklir.
2. Menambah pengetahuan Penulis tentang bagaimana perbandingan kualitas
perangkat lunak sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di
Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
3. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dibidang perpustakaan khususnya yang
terkait dengan perangkat lunak otomasi perpustakaan.
F. METODE PENELITIAN
1. Bentuk penelitian
Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penyusunan penulisan skripsi
ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.15 Pendekatannya
menggunakan pendekatan evaluasi.
2. Jenis dan sumber data
a) Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari
literatur-literatur dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b) Data Primer yaitu data yang bersumber wawancara dengan Staf Pengelolaan
Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM
berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis.
3. Tehnik pengumpulan data
a) Studi pustaka (libraryresearch)
Studi pustaka adalah memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh
data penelitiannya, tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada
bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.16
Dalam studi pustaka penulis mempelajari dan mengumpulkan data tertulis
untuk menunjung penelitian. Data yang dikumpulkan berupa literatur yang
berhubungan dengan topik permasalahan penelitian baik dalam bentuk buku,
bahan rujukan, dan lain-lain.
b) Penelitian lapangan
Pendekatan ini untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek
penelitian yaitu dengan:
1) Observasi: mengamati secara langsung dan melakukan simulasi terhadap
sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini.
2) Wawancara: ini merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan tujuan
penelitian.17 Jadi pengumpulan data atau informasi dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada Staf Pengelolaan Data Badan
Pengawas Tenaga Nuklir dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM.
3) Dokumentasi: mempelajari dokumen-dokumen yang berisi informasi tentang
perangkat lunak dan sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan
di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
G. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari tujuh sub yaitu: latar
belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika
16 Zed, Mustika. Metode Penelitian Kepustakaan cet. 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008. Hal. 1-2.
penulisan.
BAB II TINJAUAAN TEORITIS
Merupakan bab tinjauaan teoritis yang terdiri dari 3 sub yaitu sub
sistem automasi yang terdiri dari definisi sistem, definisi otomasi,
sistem otomasi perpustakaan, tujuan sistem automasi perpustakaan,
unsur-unsur sistem automasi perpustakaan, dan cakupan sistem
automasi perpustakaan. Sub perangkat lunak terdiri dari definisi
perangkat lunak, pengelompokan perangkat lunak, pengelompokan
perangkat lunak menurut biaya. Serta sub teori kualitas perangkat lunak
yang terdiri dari kebenaran, reliabilitas, efisiensi, integritas, usabilitas,
maintanabilitas, fleksibilitas, testabilitas, portabilitas, reusabilitas,
interoperabilitas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang metode penelitian,
variabel penelitian, jenis data, sumber data dan tehnik pengumpulan
data, tehnik analisa data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN LEMBAGA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Dalam bab ini dijelaskan sejarah singkat perpustakaan Badan Pengawas
Tenaga Nuklir, struktur organisasi Perpustakaan Badan Pengawas
Tenaga Nuklir, koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
sistem dan jenis layanan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
fasilitas Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
BAB V HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis mengemukakan evaluasi perbandingan kualitas
sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di
Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Sistem otomasi
1. Definisi sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah
hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang
mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali.18
Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.19
Adapun sistem menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah perangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas. 20
Sistem menurut Syopiansyah didefinisikan dengan dua pendekatan yaitu
penekanan pada prosedur dan penekanan pada komponen. Prosedur adalah
urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang
harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya. Jadi definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur
adalah Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau meyelesaikan
suatu sasaran tertentu. Sedangkan definisi sistem berdasarkan penekanan
komponennya adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Suatu sistem juga mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah:
a) Komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem
b) Batas sistem (boundary)
c) Lingkungan luar (environment)
d) Penghubung (interface)
18Kadir, Abdul. Op. Cit. Hal. 54 -55.
19McLeod, Raymond Jr.et. al. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Indeks, 2004. Hal. 9
e) Tujuan (goal) 21
Berdasarkan penjabaran pengertian sistem diatas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan sistem merupakan bentuk jaringan kerja yang memiliki
komponen sebagai pendukungnya dalam mencapai suatu sasaran atau tujuan
tertentu.
2. Definisi otomasi
Istilah otomasi/ automasi/ otomatisasi adalah sama. Otomatisasi dalam
pengertiannya adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang
secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan
lagi pengawasan manusia.22
Sedangkan menurut Peter Salim automation adalah perkembangan dan
penggunaan peralatan secara mekanis yang dikombinasikan dengan sistem
pengawasan otomatis, otomatisasi.23
Automation is the technique, method; or system of operation or controling
a process by highly automatic means, as by electronic devices, reducing human
intervention to a minimum.24
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki pengertian otomasi adalah konsep
proses atau hasil membuat mesin swatindak dan/ atau swakendali dengan
menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.25
Dari beberapa pengertian diatas penulis memberikan suatu kesimpulan
bahwa otomasi adalah Suatu proses kegiatan penggantian tenaga manusia dengan
tenaga mesin untuk mengerjakan kegiatan rutin sehingga hanya membutuhkan
sedikit campur tangan manusia.
3. Sistem otomasi perpustakaan
Menurut Putu Laxman Pendit sistem otomatisasi perpustakaan (library
21Putra, Syopiansyah Jaya & Subiyakto, A’ang. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006. Hal. 25-27.
22Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Hal. 631.
23Salim, Peter. The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern English Press, 1986. Hal. 148.
24 _______,Random House webster’s college dictionary. New York: Random House, Inc, 2001. Hal. 85.
automation system) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di
perpustakaan terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar
dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan dan dengan fasilitas utama
dalam hal menyimpan, menemukan dan menyajikan informasi.26
Definisi otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi untuk
kepentingan perpustakaan, mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi bagi
pembaca.27
Automasi perpustakaan apada dasarnya adalah “human-machine system”,
yaitu sistem yang merupakan gabungan kemampuan manusia dengan mesin,
(komputer) namun manusia merupakan unsur utama dari keberhasilan penerapan
sistem perpustakaan terautomasi tersebut.(Corbin, 1985). 28
Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi
otomasi perpustakaan adalah pemanfaatan perangkat teknologi informasi yang
meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dalam rangka
melaksanakan tugas perpustakaan mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi.
4. Tujuan otomasi perpustakaan
Tujuan otomasi menurut Sukirno adalah:
a) Membangun database koleksi perpustakaan
b) Meningkatkan pelayanan perpustakaan, dengan cara mengurangi pelaksanaan
kerja sistem manual dengan mengganti berdasarkan sistem otomasi
c) Memudahkan akses, sedapat mungkin dengan memberikan layanan
onestop-shop.
d) Meningkatkan availibility dari informasi yang tersimpan sehingga loan ration
dari setiap informasi item ada di perpustakaan meningkat.
e) Memonitoring pemanfaatan sehingga usege trend dapat diketahui.29
5. Unsur-unsur otomasi perpustakaan
26Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Citakaryakarsa Mandiri, 2008. Hal. 222.
27Sulistyo-Basuki. Op. Cit. Hal. 96
28Corbin dalam Hariyadi, Utami. Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan di Indonesia. Hasil Kongres VI & Seminar . Jakarta: Pengurus Besar IPI, 1993. Hal. 256.
29Sukirno, Automasi Perpustakaan. Dalam
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau
syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau
syarat tersebut adalah:
a) Pengguna
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi
perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu
dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi
pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota
perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka?
Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka? Apakah
pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam
mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan
baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun
anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah
untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh
pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa
dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak
atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.
Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan
pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk
menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi
operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih
sesuai bidang yang akan dioperasikan.30
b) Perangkat keras
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data
menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa
komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang
memerlukan program untuk menjalankannya.
30
Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan
Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan “
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer
adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang
mengoperasikan dan software yang digunakan.
Kecenderungan perkembangan komputer :
1) Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
2) Harga terjangkau (murah)
3) Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
4) Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf
yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi
pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang
mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari
vendor penyedia komputer.31
c) Perangkat lunak
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk
mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.
Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam
berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam
waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal,
dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
Sistem informasi perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan
operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi,
keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain
dalam lingkup operasi perpustakaan.
Menentukan Software sendiri:
1) Membangun sendiri
2) Mengontrakan keluar
3) Membeli software jadi yang ada di pasaran
31
Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus:
1) Sesuai dengan keperluan
2) Memiliki ijin pemakaian
3) Ada dukungan teknis, pelatihan, dokumentasi yang relevan serta
pemeliharaan.
4) Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi
software. Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses
tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan
pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah
satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat
lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar
pengguna biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan sebagai
hal yang subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam
pemecahan masalah. Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi
kebutuhan-kebutuhan minimum operasi perangkat lunak.32
d) Perangkat jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan
karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta
adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.
Komponen perangkat keras jaringan antara lain: komputer sebagai server
dan klien, Network Interface Card (LAN Card terminal kabel (Hub)), jaringan
telepon atau radio, modem. Hal yang harus diperhatikan dalam membangun
jaringan komputer adalah :
1) Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)
2) Lokasi dari hardware: komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
3) Protokol komunikasi yang digunakan
4) Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.33
e) Perangkat data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai
32
Ibid. Hal. 6-7
33
Pengolahan
Data Informasi
Penyimpanan
Keluaran
kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda,
dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka,
maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes,
fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data
tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan
informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam
periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file
(data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan
pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan
disimpan sebelumnya.34
Gambar 1. Model dasar sistem informasi
Masukan Pengolahan
Gambar 2. Model pengembangan sistem informasi
f) Manual
Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana
memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat
lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti bilamana
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak peripheral perangkat
keras maupun sistem tidak berjalan dengan optimal karena dokumentasi yang
tidak memadai atau pengguna tidak mengerti manual yang disediakan. Manual
harus dibaca dan dimengerti walau serumit apapun. Manual adalah kunci bagi
kelancaran sistem.
34
Manual atau prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan
khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data
membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu
sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan untuk menentukan
standar-standar dan prosedur-prosedur.35
6. Cakupan sistem otomasi perpustakaan
a) Pengadaan koleksi
b) Katalogisasi, inventarisasi
c) Sirkulasi, reserve, inter-library loan
d) Pengelolaan penerbitan berkala
e) Penyediaan katalog (OPAC)
f) Pengelolaan anggota. 36
B.Perangkat Lunak
1. Definisi perangkat lunak
Komputer tidak akan berguna tanpa keberadaan perangkat lunak
(software). Komputer bekerja atas dasar instruksi. Sekumpulan instruksi diberikan
untuk mengendalikan perangkat keras komputer. Sekumpulan instruksi inilah
yang dikenal dengan sebutan program atau program komputer. Secara lebih
umum, program komputer inilah yang disebut perangkat lunak.37
Menurut George M Scott software atau perangkat lunak adalah program
komputer yang fungsinya mengarahkan kegiatan pemrosesan dari komputer.38
2. Pengelompokan perangkat lunak
Perangkat lunak biasa dikelompokkan menjadi program aplikasi
(aplication program) dan program sistem (system program).
a) Program aplikasi (aplication program)
Program Aplikasi (seringkali hanya disebut aplikasi saja) adalah program
yang dibuat oleh pemakai yang ditujukan untuk melakukan suatu tugas khusus.
Program seperti ini biasa dikelompokkan menjadi dua, yaitu program aplikasi
35Ibid. Hal. 12 36 Ibid. Hal. 3
37Kadir, Abdul. Op. Cit. Hal. 202
serbaguna dan program aplikasi spesifik.
1) Program aplikasi serbaguna
Program aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai untuk melaksanakan
hal-hal yang bersifat umum (misalnya untuk membuat dokumen atau untuk
mengirim surat secara elektronis) serta mengotomasikan tugas-tugas individual
yang bersifat berulang (misalnya melakukan perhitungan-perhitungan yang
bersifat rutin). Termasuk untuk kategori ini antara lain adalah DBMS sederhana,
Web Browser, surat elektronis, pengolah kata (word processor), lembar kerja
(spreadsheet), dan program presentasi. Program aplikasi serbaguna seringkali
disebut perangkat lunak pemakai akhir (end-user software).
2) Program aplikasi spesifik
Program yang ditujukan untuk menangani hal-hal yang sangat spesifik.
Misalnya, program pada sistem POS (point-of-scale) dan ATM. Termasuk dalam
kategori ini adalah program yang disebut sebagai paket aplikasi atau perangkat
lunak paket. Contohnya Deac Easy Accounting (DEA) yang dipakai untuk
menangani masalah akuntansi.39
b) Program sistem (system program)
Program sistem (seringkali disebut perangkat lunak pendukung atau
support software) adalah program yang digunakan untuk mengontrol sumber daya
komputer, seperti CPU dan peranti masukan/ keluaran. Kedudukan program ini
adalah sebagai perantara antara program aplikasi dan perangkat keras komputer.
Itulah sebabnya, peran program sistem sering kali tidak terlihat secara langsung.
Program sistem dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu program
pengendali sistem, program pendukung sistem, dan program pengembangan
sistem.
1) Program pengendali sistem
Program yang mengendalikan pemakaiaan perangkat keras, perangkat
lunak, dan data pada komputer selama program ini dijalankan. Misalnya, sistem
operasi.
2) Program pendukung sistem
Program yang mendukung operasi, manajemen, dan pemakai sistem
komputer dengan menyediakan bermacam-macam layanan. Termasuk dalam
kelompok ini adalah program utilitas, pemantau kerja sistem, dan pemantau
keamanan.
3) Program pengembangan sistem
Program yang ditujukan untuk membantu pemakai dalam membuat/
mengembangkan program. Termasuk dalam kategori ini yaitu kompailer dan
interpreter.40
3. Perangkat lunak menurut biaya
Berkaitan dengan biaya untuk mendapatkan perangkat lunak, perangkat
lunak dapat dikelompokkan menjadi:
a) Perangkat lunak komersial
Perangkat lunak komersial adalah perangkat lunak yang harus dibeli kalau
pemakai bermaksud menggunakannya. Perangkat lunak seperti Microsoft Office
merupakan contoh perangkat lunak komersial.
Beberapa vendor menyediakan versi “trial”. Perangkat lunak seperti ini
diedarkan secara gratis dan memungkinkan pemakai dapat melakukan percobaan
terlebih dahulu. Namun, pemakaiannya hanya dalam jangka waktu tertentu,
misalnya 30 hari, dan setelah itu perangkat lunak tersebut tak dapat digunakan
lagi. Versi trial biasanya juga tidak selengkap versi komersialnya.41
b) Shareware
Shareware adalah perangkat lunak yang bisa digunakan oleh pemakai
dengan tujuan untuk evaluasi selama masa tertentu tanpa membayar sama sekalai
dan jika sesudah masa tersebut berlalu pemakai bermaksud tetap
menggunakannya maka ia perlu membayar ke pembuat perangkat lunak tersebut.
Berbeda dengan versi trial, shareware tidak memiliki masa kadaluwarsa. Artinya,
pemakai tetap dapat menggunakan perangkat lunak tersebut walaupun batas uji
coba telah berakhir.
Umumnya pembuat shareware menyediakan layanan untuk konsultasi,
manual tercetak, pemutakhiran ke versi yang lebih baru secara gratis, dan
terkadang memberikan bonus berupa peangkat lunak yang lain.42
c) Freeware
Freeware adalah perangkat lunak yang dapat dipakai oleh siapa pun tanpa
perlu membayar sama sekali.43
d) Open source
Sebelum istilah open source popular digunakan, perangkat lunak yang
tersedia dalam bentuk biner maupun kode sumber biasa disebut free software.
Menurut Stallman (1999), sebuah program dikatakan sebagai free software bagi
pemakai jika:
1) Pemakai memiliki kebebasan untuk menjalankan program tersebut untuk
tujuan apa saja.
2) Pemakai memiliki kebebasan untuk mengubah program sesuai dengan
kebutuhannya. (Untuk mewujudkan kebebasan ini secara efektif dalam
praktek, pemakai harus memiliki akses terhadap kode sumber, karena
membuat perubahan dalam tanpa memiliki kode sumber sangatlah sulit.)
3) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan kembali salinannya,
baik secara gratis atau dengan biaya.
4) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan versi hasil modifikasi
dari program sehingga komunitas dapat memperoleh manfaat dari
pengembangan pemakai.
Jadi, pengertian “free” pada free software cenderung kearah kebebasan
(freedom) dan bukannya free dalam arti gratis. Stallman bersama rekan-rekannya
mendirikan Free Software Foundation pada tahun 1985 dengan tujuan untuk
memperkuat pengembangan free software. Stallman (1999) juga menjelaskan
bahwa free software dan open source sebenarnya menyatakan keadaan yang sama
terhadap perangkat lunak, tetapi memiliki perbedaan pandangan. Dapat dikatakan
bahwa open source menekankan pada kebebasan dari pengontrolan oleh pihak
lain.
Istilah open source dicanangkan oleh Eric Raymond pada tahun 1998 dan
dimaksudkan untukmenghilangkan makna “free” dalam bahasa Inggris yang
sangat membingungkan karena memiliki arti yang bermacam-macam.
Open source timbul dari ide bahwa seandainya setiap orang dapat
berpartisipasi dalam mengembangkan suatu perangkat lunak tentu perangkat
lunak tersebut akan segera berevolusi menuju ketingkat kesempurnaan. Dengan
cara seperti ini, perangkat lunak dapat dikembangkan tanpa membutuhkan wadah
berupa perusahaan. Sebagaimana dikatakan oleh Momjian (2000), open source
memberikan keuntungan:
1) Tak perlu struktur perusahaan, sehingga tak ada biaya maupun batasan
ekonomis.
2) Pengembangan program tak di batasi oleh staf pemrogram yang digaji,
tetapimemanfaatkan kemampuan dan pengalaman kelompok pemrogram yang
berada di internet.
3) Umpan balik pemakai difasilitasi sehingga memungkinkan pengujian berupa
program oleh banyak pemakai dalam waktu yang singkat.
4) Pengembangan program dapat didistribusikan ke pemakaidengan cepat.
Definisi resmi open source tercantum pada situs
http://www.opensource.org/osd.html. Secara prinsip, open source
memperkenankan siapa saja untuk mendistribusikan perangkat lunak yang
tergolong sebagai open source secara gratis atau dengan bayaran dan tak ada
royalti atau kompensasi yang diberikan. Prinsip penting lainnya adalah bahwa
sekiranya terdapat orang yang mengubah kode sumber, referensi terhadap
pencipta asalnya tetap perlu dituliskan, sebagai bentuk penghargaan.44
C. Teori Kualitas Perangkat Lunak
Kualitas perangkat lunak adalah gabungan yang kompleks dari berbagai
faktor yang akan bervariasi dan pelanggan yang berbeda kebutuhannya.45
Gabungan antara kebutuhan pengguna perangkat lunak dan faktor-faktor lain akan
menghasilkan kualitas sebuah perangkat lunak. Dari pendapat Pressman ini maka
kualitas perangkat lunak diukur dari kemampuan perangkat lunak tersebut mampu
memenuhi kebutuhan pengguna.
Disini penulis menggunakan teori kualitas perangkat lunak yang
44 Ibid. Hal 242 – 245
dikemukakan oleh McCall dan kawan-kawan. Menurut McCall dan kawan-kawan
kualitas perangkat lunak diukur dari sebelas aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Kebenaran yaitu kemampuan perangkat lunak mampu memenuhi spesifikasi
dan misi kebutuhan pengguna
2. Reliabilitas yaitu kemampuan sebuah perangkat lunak dapat melaksanakan
fungsinya dengan tingkat ketelitian yang diperlukan.
3. Efisiensi yaitu sumber daya komputasi yang dibutuhkan oleh perangkat lunak
untuk melakukan fungsinya.
4. Integritas yaitu tingkat kemampuan kontrol akses ke perangkat lunak atau data
oleh orang yang tidak berhak.
5. Usabilitas yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan,
menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu perangkat lunak.
6. Maintanabilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk mencari dan
membetulkan kesalahan pada sebuah perangkat lunak.
7. Fleksibilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk memodifikasi perangkat
lunak operasional.
8. Testabilitas yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menguji perangkat lunak
dan untuk memastikan apakah perangkat lunak telah melakukan fungsi-fungsi
yang dimaksudkan.
9. Portabilitas yaitu kemampuan yang dimiliki perangkat lunak untuk migrasi
perangkat lunak dari suatu perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat
lunak ke perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat lunak yang lain.
10.Reusabilitas yaitu kemampuan suatu perangkat lunak untuk dipergunakan
ulang pada aplikasi lain.
11.Interoperabilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk dihubungkan
dengan perangkat lunak lain. 46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode merupakan upaya yang dapat dilakukan Penulis dalam
mengumpulkan data-data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti. Metode
yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan evaluasi. Pendekatan evaluasi digunakan karena
satu fungsi dari penelitian kualitatif adalah untuk melakukan evaluasi. Studi
evaluasi ini bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel diteliti sesuai dengan
tolak ukur yang ditetapkan.47
B. Variabel Penelitian
Kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan adalah
variabel penelitian ini. Selanjutnya untuk mengukur variabel penelitian maka
peneliti perlu menentukan terlebih dahulu sub variabel dan indikator variabel. Sub
variabel adalah aspek-aspek atau bagian-bagian dari variable.48 Variabel
penelitian akan dipecah-pecah ke dalam sub variabel. Untuk menentukan sub
variabel dalam sebuah variabel tergantung dari jenis variabel yang ada dalam
sebuah penelitian.
Kemudian sub variabel tersebut dijabarkan menjadi elemen yang lebih
kecil yang disebut indikator. Eksistensi indikator dalam sebuah penelitian
berfungsi sebagai penunjuk pada hal-hal atau sesuatu yang dapat menunjukkan
atau menjadi petunjuk bagi variabel atau sub variabel.49
Setelah variabel kualitas perangkat lunak diperinci menjadi sub variabel,
maka selanjutnya akan ditentukan indikator. Indikator inilah yang akan digunakan
sebagai parameter dalam penelitian kali ini. Untuk lebih memperjelas mengenai
indikator dari berbagai sub variabel kualitas program yang telah diungkapkan di
atas akan diilustrasikan dalam tabel di bawah ini.
47 Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Hal. 351. 48 Ibid. Hal 179.
No. Sub Variabel Indikator
1 Kebenaran (kemampuan
perangkat lunak memenuhi
spesifikasi dan misi kebutuhan
perpustakaan)
1. Menu katalogisasi
2. Menu sirkulasi
3. Menu OPAC
2 Reliabilitas (kemampuan
perangkat lunak dapat
melaksanakan fungsinya
dengan tingkat ketelitian yang
diperlukan)
Semua menu yang terdapat pada
masing-masing sistem otomasi
3 Integritas (tingkat kemampuan
kontrol akses ke perangkat
lunak atau data oleh orang
yang tidak berhak)
1. Halaman depan (index) program
2. Menu administrasi
4 Usabilitas (usaha yang
dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan
input, dan menginterpretasikan
output suatu perangkat lunak)
1. Panduan instalasi
2. Fasilitas help
3. Modul
Tabel 1. Parameter variabel kualitas perangkat lunak
C. Jenis Data
Data-data yang dibutuhkan didapatkan melalui:.
1. Observasi
Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai tehnik atau
pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung
objek datanya.50 Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung dan
melakukan simulasi keseluruh fasilitas yang disediakan sistem otomasi
Bapeten dan sistem otomasi Senayan.
2. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari
responden.51 Metode wawancara dilakukan dengan mewawancarai Staf
Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir sebagai pelengkap data
sistem otomasi Bapeten serta pustakawan Perpustakaan Geologi UGM
sebagai pengguna sistem otomasi Senayan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film.52 Studi dokumentasi
dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang berisi informasi
tentang sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan.
D. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data
1. Melakukan observasi secara langsung terhadap sistem otomasi Bapeten dan
sistem otomasi Senayan, mengamati proses kerja pengoperasian sistem
otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan, dan mengoperasikan
sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan secara langsung. Ini
dilakukan guna mendapatkan data mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan.
2. Melakukan wawancara ke Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga
Nuklir dan Pustakawan Perpustakaan Geologi UGM. Hal ini dilakukan guna
mendapatkan informasi dan data mengenai sistem otomasi Bapeten dan
sistem otomasi Senayan.
3. Melihat dokumentasi hasil kerja (out put sistem otomasi Bapeten dan sistem
otomasi Senayan). Hal ini dilakukan guna melengkapi data-data yang telah
didapatkan dari observasi dan wawancara.
E. Tehnik Analisa Data
Tehnik analisa data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisa data
kualitatif mengikuti konsep Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono
dalam bukunya “Memahami Penelitian Kualitatif”. Aktivitas dalam analisa data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada
setiap tahapan penelitian.53
Aktivitas analisa data yang dilakukan yaitu:
51 Ibid. Hal. 110.
1. Reduksi data (data reduction)
Data yang diperoleh penulis dari lapangan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi yang jumlahnya cukup banyak. Penulis catat dengan rinci,
kemudian dilakukan perangkuman, memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dengan demikian data yang telah
direduksi dapat memberikan gambar yang lebih jelas.
2. Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi, langkah yang selanjutnya dilakukan adalah
mendisplaykan data. Dalam penyajian data penulis melakukan dalam bentuk
teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan (verification)
Data-data yang telah diterangkan dan dijabarkan dalam bentuk narasi
kemudian penulis gunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan sejak awal.
F. Pengujian Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan
dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. 54 Dalam penelitian
ini triangulasi dilakukan dengan cara triangulsi tehnik dan triangulasi waktu.
Triangulasi tehnik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan
tehnik yang berbeda, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara lalu dicek
dengan observasi langsung ke kedua sistem otomasi dan dokumentasinya.
Wawancara dilakukan dengan Saudara Heru Eka Sanjaya selaku Staf Pengelolaan
Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Saudara Purwoko selaku Pengguna
sistem otomasi Senayan.
54
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
A. Sejarah Singkat Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Pada awalnya Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir bukan
merupakan suatu Perpustakaan, tetapi hanya berupa koleksi buku dengan jumlah
yang sangat terbatas. Akan tetapi karena koleksi tersebut semakin hari semakin
bertambah, maka dirasa perlu penanganan khusus sesuai dengan sistem
perpustakaan. Oleh karena itu berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas
Tenaga Nuklir nomor : 01 rev.2/k-otk/v – 04 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Perpustakaan dijadikan Subbagian yang berada
di bawah Biro Perencanaan dengan nama Subbagian Dokumentasi Ilmiah yang
mempunyai tugas melakukan pengelolaan dokumentasi ilmiah dan perpustakaan.
B. Struktur Organisasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Kedudukan perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir berada dibawah
Biro perencanaan, Bagian Data Informasi, Subbagian Dokumentasi Ilmiah dan
dalam Struktur Organisasi berada dibawah Kasubag Dokumentasi Ilmiah Badan
Pengawas Tenaga Nuklir. Struktur organisasi induk (lihat lampiran), sedangkan
struktur organisasi internal perpustakaan terdiri dari 5 orang, yaitu terdiri dari
Kepala Perpustakaan 1 orang, Staf Pengelola Layanan Teknis 2 orang dan Staf
Pengelola Layanan Pengguna 2 orang. Sebagaimana bagan dibawah ini:
Bagan1. Struktur organisasi internal Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Sub Bag. Pengelolaan Data Sub Bag. Dok. Ilmiah
Pengelola Layanan
Bag. Progam Bag. Kerjasama Bag. Data dan Informasi
C. Koleksi Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir sampai dengan
akhir oktober 2009 saat ini berjumlah 4570 judul dan 6228 eks yang berasal dari
pembelian maupun sumbangan baik dari lembaga maupun perorangan. Sistem
klasifikasi yang dipakai adalah dengan sistem klasifikasi Dewey Decimal
Classification (DDC). Berikut detail koleksi yang ada di perpustakaan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir:
Jenis Koleksi Judul Eksemplar
Buku teks 2984 4361
Koleksi digital 117 139
Skripsi, tesis, karya ilmiah 205 206
Terbitan berkala 1264 1522
Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
D. Sistem dan Layanan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Sistem pelayanan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
menganut sistem pelayanan terbuka (open access), yaitu pengguna boleh
mengambil sendiri bahan pustaka yang diperlukannya.
Jenis layanan:
Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir menyediakan layanan/jasa
perpustakaan, antara lain:
1. Jasa peminjaman: Pelayanan yang diberikan kepada pengguna yang akan
meminjam bahan pustaka yang ada
2. Bimbingan pembaca: Pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk
membantu pengguna agar dapat menggunakan sarana perpustakaan secara
efektif dan efisien
3. Jasa informasi kilat/ kesiagaan informasi: Merupakan jasa yang diberikan
perpustakaan untuk menyebarluaskan informasi terbaru seputar
ketenaganukliran yang ada beberapa media massa (koran dan majalah)
langganan yaitu dengan cara mengirimkan fotokopi artikel tersebut ke setiap
4. Jasa penelusuran informasi: Pelayanan yang diberikan untuk membantu
pemakai dalam mencari informasi yang dibutuhkan, baik secara manual
melalui katalog atau melalui pangkalan data komputer
E. Fasilitas Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
1. Gedung
Gedung perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir, menempati ruangan
seluas ± 88,8 m2 (22,2 m x 4 m) dan menempati gedung B lantai 8.
2. Ruangan
Perpustakan Badan Pengawas Tenaga Nuklir hanya memiliki dua ruangan.
Ruangan tersebut ditata sedemikian rupa sesuai dengan masing-masing tempat
kegunaannya.
a) Lokasi Kepala Perpustakaan dan Staf terletak diruang I. Di dalamnya terdapat
meja kursi Kepala Perpustakaan dan meja kursi staff, serta komputer.
b) Lokasi lemari koleksi buku teks dan referensi terletak di ruang II
c) Lokasi ruang baca juga terletak di ruang II
Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir juga dilengkapi dengan AC
centarl dari gedung tersebut, tujuan adalah agar kelembaban udara dalam ruangan
perpustakaan terjaga dengan stabil. Selain itu, agar sinar ultra violet dari sinar
matahari lansung tidak menembus kedalam ruangan maka ruangan perpustakaan
memakai kaca yang dilengkapi dengan gorden.
Peralatan yang dimiliki :
1. 3 Filling Cabinet
11.1 lemari katalog
12.3 rak buku double face
13.5 lemari kaca
14.1 lemari cd
15.1 set meja sirkulasi
16.1 rak majalah
Tabel 3. Peralatan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
F. Sejarah Sistem Otomasi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Pengawas Tenaga Nuklir sebenarnya sudah dilakukan yaitu dengan digunakannya
sistem otomasi Bapeten yang dibuat dan dikembangkan oleh Staf Pengelolaan
Data yang berada di bawah Subbag Pengelolaan Data, Bagian Data dan Informasi,
Biro Perencanaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Sistem otomasi Bapeten
menyediakan fasilitas pengolahan atau katalogisasi dan OPAC. Namun seiring
dengan kebutuhan perpustakaan yang semakain banyak dan untuk mempermudah
proses sirkulasi maka pada tahun 2008 Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir mengganti sistem otomasinya dengan sistem otomasi Senayan.
Alasan penggantian sistem otomasi ini menurut Staf Pengelolaan Data
Badan Pengawas Tenaga Nuklir karena sistem otomasi Bapeten kurang memenuhi
standar kebutuhan perpustakaan seperti tidak adanya fasilitas sirkulasi, report,
barcode dll.55 Walaupun mungkin ke depan sistem otomasi Bapeten akan
dikembangkan lagi, karena menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas
Tenaga Nuklir pada saat pembuatan dan pengembangan sistem otomasi Bapeten
belum diketahui secara rinci fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan perpustakaan.56
Berikut ini adalah gambaran tentang perbandingan modul antara sistem
otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan.
1. Pengolahan
a. Sistem otomasi Bapeten
Proses pengolahan dilakukan pada modul administrasi. Modul ini terdiri
dari menu admin group, admin all kategori, admin item pustaka. Fungsi
pengolahan pada modul ini hanya untuk input data penelusuran OPAC (On-Line
Public Acces Catalog) saja. Sebelum input data harus login dahulu. user name dan
pasword untuk pengelola perpustakaan dibuatkan oleh Staf Pengelolaan Data
Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
55
Sanjaya, Heru Eka. Wawancara taggal 24 November 2009 pukul 17.00
56
1) Admin group
Menu ini digunakan untuk mengelola jenis koleksi apa saja yang ada di
perpustakaan. Misalnya: buku teks, referensi, CD ROM, dll. Berikut adalah
gambar tampilan menu admin group:
Gambar 4. Admin group
Untuk menambah group baru dilakukan dengan cara menekan new book
group dan akan muncul layar seperti gambar dibawah ini:
2) Admin all kategori
Menu ini digunakan untuk mengelola kategori apa saja yang termasuk
pada group atau jenis koleksi yang ada di perpustakaan. Misalnya untuk group
buku teks berisi buku-buku karya umum, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu murni, dll.
Berikut adalah gambar tampilan menu admin all kategori:
Gambar 6. Admin all kategori
Untuk menambah kategori baru dilakukan dengan cara menekan input
kategori yang ada pada kanan bawah layar dan akan muncul layar seperti gambar
dibawah ini:
3) Admin item pustaka
Menu ini digunakan untuk mengelola item pustaka. Sebagaimana gambar
dibawah ini:
Gambar 8. Admin item pustaka
Untuk menambah item baru dilakukan dengan cara menekan input item
baru yang ada pada kanan atas layar dan akan muncul layar seperti gambar
dibawah ini:
Data bibliografi baru yang dimasukkan adalah:
a) Kategori pustaka: kategori koleksi
b) No. Katalog: nomor panggil koleksi
c) No. Seri: nomor seri koleksi
d) Judul pustaka: judul koleksi
e) ISBN: nomor ISBN atau ISSN
f) Pengarang: kepengarangan
g) Penerbit/kota: nama penerbit dan kota terbit
h) Tahun terbit: tahun terbit publikasi
i) Jumlah : jumlah yang ada di perpustakaan
j) Lokasi : lokasi koleksi
k) Ringkasan isi abstract : catatan penting berkaitan dengan koleksi
Untuk menyimpan dilakukan dengan cara menekan enter dan data bibliografi
telah berhasil disimpan.
b. Sistem otomasi Senayan
Proses pengolahan dilakukan pada modul bibliografi. Terdapat fasilitas
add new item untuk mengolah koleksi dengan judul yang sama. Menu yang
terdapat pada modul bibliography adalah:
1) Add new bibliography
Menu ini digunakan untuk menambah bibliografi baru dilakukan dengan
cara menekan add new bibliography dan akan muncul layar seperti gambar
Gambar 10. Entry data bibliografi baru
Data bibliografi yang harus dimasukkan adalah :
a) Title: judul koleksi
b) Edition: edisi
c) Author: pengarang
d) GMD: General Material Designation
e) ISBN/ISSN: nomor ISBN atau ISSN
f) Class: nomor klasifikasi koleksi (DDC, UDC atau lainnya)
g) Publisher : penerbit, sesuai dengan data pada master file
h) Publish year : tahun terbit
i) Place: tempat terbit
j) Collation : deskripsi fisik
k) Series title: judul seri (jika ada)
l) Call number: nomor panggil koleksi
m) Topics: topik atau subyek sesuai dengan data pada master file
n) Language: bahasa
o) Abstract/notes: catatan yang berkaitan dengan bibliografi koleksi
p) Image: gambar (biasanya sampul) yang akan dimunculkan di OPAC
q) Attachment : file yang berkaitan dengan koleksi, contoh: scan halaman daftar
isi koleksi.