• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS) PADA PERPUSTAKAAN STIKES SENIOR MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS) PADA PERPUSTAKAAN STIKES SENIOR MEDAN"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA EVALUASI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN SENAYAN LIBRARY

MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS) PADA PERPUSTAKAAN STIKES SENIOR MEDAN

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk memperoleh gelar Sarjana (S.sos) dalam

Bidang Ilmu perpustakaan dan Informasi

TASYA NUR LAILLAH (140709018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN MEDAN

2018

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

Nurlaillah, Tasya. 2019. “Evaluasi Sistem Otomasi Perpustakaan SLiMS (Senayan Libray Management System) Pada Perpustakaan Stikes Senior Medan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sistem otomasi SLiMS pada perpustakaan Stikes Senior Medan dengan menggunakan karekteristik pada ISO 9126-1 yang ditinjau dari functionality, reliability, usability, efficiency, portability, maintanability. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kuantitatif. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh pustakawan Stikes Senior Medan sebanyak 3 (tiga) orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem otomasi Senayan Library Management System (SLiMS) pada Perpustakaan Stikes Senior Medan sudah dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna berdasarkan standar ISO 9126-1.

Dengan rincian hasil penelitian yaitu, berdasarkan indikator functionality, yaitu tingkat kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan fungsi sebesar 100%

yang mengindikasikan sudah sangat baik, berdasarkan indikator reliability, yaitu tingkat kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam kondisi tertentu sebesar 100% yang mengindikasikan sudah sangat baik, berdasarkan indikator usability, yaitu kemampuan perangkat lunak untuk di pahami, dipelajari, digunakan dan menarik bagi pengguna, bila digunakan dalam kondisi tertentu sebesar 100% yang mengindikasikan sudah sangat baik, berdasarkan indikator efficiency, yaitu kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang digunakan sebesar 100% yang mengindikasikan sudah sangat baik, berdasarkan indikator maintainability yaitu, kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi sebesar 87% yang mengindikasikan sudah sangat baik, dan berdasarkan indikator portability yaitu, kemampuan perangkat lunak untuk dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain sebesar 73% yang mengindikasikan sudah baik.

Kata Kunci: Senayan Library Management System (SLiMS, ISO 9126-1, sistem otomasi

(6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5

KATA PENGANTAR

Alhamdullillahi robbil alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Sistem Otomasi Perpustakaan Senayan Library Management System SLiMS Pada Perpustakaan Stikes Senior Medan”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda Nur Sunatrio dan ibunda tercinta Puji Astuti, yang telah banyak berkorban, membesarkan, mendidik, memotivasi dan memenuhi kebutuhan penulis serta selalu setia mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, S.S., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan juga dosen penguji II yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

(7)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Ibu Laila Hadri Nasution S.Sos ., M.P selaku sekretaris Program Studi

Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Eva Rabita, M..Hum Selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

5. Ibu Hotlan Siahaan S.sos, M.I. Kom selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar beserta staf administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah membimbing dan memberikan wawasan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Kepada kepala Perpustakaan dan Pegawai Perpustakaan Yang telah banyak membantu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Abangku tersayang Hasbi Nur Ashiddiq. S. Kel, dan adik-adik ku Aulia Abdul Aziz dan Tara Mardhatilah

9. Sahabat-sahabat terbaik dan tersayang penulis :Sahril Efendi Sitorus S.Sos, Indriani S.sos, Dian Ramadhani Harahap S.Sos, Nur Sa‟adah S.Sos, yang setia memahami segala kekuranganku, yang telah membantu

10. Semut Adventure Sumut, Apheresis Medan, Adik-adik pejuang Kanker, serta teman-teman dan kakak-kakak yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

11. Untuk seluruh teman-teman angkatan 2014.

(8)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Akhir kata, penulis mengucapkan mohon maaf dan terima kasih banyak. Dan Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat menerima kritik dan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat bagi orang lain.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulis dapat meningkatkan kemampuan menulis dimasa yang akan datang. Akhir penulis berharap dan berdoa semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta memberikan imbalan dan pahala yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dap7at bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, 14 Januari 2019 Penulis,

Tasya Nur Laillah 140709018

(9)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... iv

Lampiran… ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

2.1 Otomasi Perpustakaan ... 6

2.1.1 Sistem Otomasi Perpustakaan ... 7

2.1.2 Alasan Otomasi Perpustakaan ... 9

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Otomasi Perpustakaan... 10

2.1.4 Cakupan Otomasi Perpustakaan ... 12

2.1.5 Unsur-Unsur Otomasi Perpustakaan ... 12

2.2 Evaluasi Perangkat Lunak ... 13

2.2.1 Model Mc Call ... 14

2.2.2 Model Boehm ... 16

2.2.3 Model FURPS ... 16

2.2.4 Model Dromey ... 16

2.2.5 Model ISO 9126-1... 17

2.3 Senayan Library Management System (SLiMS) ... 21

2.3.1 Keunggulan dan kelemahan (SLiMS) ... 22

2.3.2 Fitur-Fitur Senayan Library Management System (SLiMS)... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Metode Penelitian... 27

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1 Populasi ... 27

3.3.2 Sampel ... 28

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.5 Instrumen Penelitian... 28

3.6 Kisi-kisi Angket ... 28

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.8 Teknik Analisis Data ... 29

(10)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Profil Perpustakaan Stikes Senior Medan ... 31

4.1.1 Visi dan Misi PerpustakaanStikes Senior Medan ... 31

4.1.2 Tujuan dan Perpustakaan Stikes Senior Medan ... 32

4.1.3 Fungsi dan Tugas Perpustakaan Stikes Senior Medan ... 32

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 32

4.2.1 Kemampuan Perangkat Lunak Untuk Menyediakan Fungsi (Functionality/ Fungsionalitas) ... 33

4.2.2 Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam kondisi tertentu (Reliability/ kehandalan) ... 37

4.2.3 Kemampuan Perangkat Lunak Untuk di pahami, dipelajari, digunakan dan menarik bagi pengguna, bila digunakan dalam kondisi tertentu (Usability/ Ketergunaan) ... 40

4.2.4 Kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut (Efficiency/ Efisiensi) ... 43

4.2.5 Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi (Maintanability/ Keterpeliharaan) ... 46

4.2.6 Kemampuan perangkat lunak untuk dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain (Portability/Portabilitas) ... 50

4.3 Rangkuman Hasil Pembahasan ... 54

4.3.1 Understandbility ... 54

4.3.2 Cara Menginstal SLiMS ... 54

BAB V Kesimpulan Dan Saran ... 80

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN ... 86

(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karekteristik dan Subkarekteristik dalam ISO 9126-1 ... 19 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket ... 29 Tabel 4.1 Suitability (Kemampuan perangkat lunak yang memberikan

keakuratan dan ketepatan dari setiap fungsi-fungsinya) ... 33 Tabel 4.2 Accuracy (Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi

dengan satu atau lebih sistem tertentu) ... 34 Tabel 4.3 Interoperability (Kemampuan perangkat lunak untuk

berinteraksi dengan satu atau sistem tertentu) ... 35 Tabel 4.4 Security (Kemampuan perangkat lunak untuk melindungi

informasi dan data sehingga orang atau sistem yang tidak sah tidak dapat membaca atau memodifikasi) ... 36 Tabel 4.5 Functionality Compliance (Kemampuan perangkat lunak

untuk mematuhi standar, konveksi atau peraturan yang

berhubungan dengan fungsionalitas) ... 37 Tabel 4.6 Maturity (Kemampuan perangkat lunak untuk

mempertahankan kinerjanya jika terjadi kesalahan dalam

perangkat lunak) Hasil Analisis Deskriptif... 38 Tabel 4.7 Recoverability (Kemampuan perangkat lunak

untuk membangun kembali tingkat kinerja dan memulihkan data yang terkena dampak langsung dalam kasus

kegagalan sistem) ... 39 Tabel 4.8 Reliability Complience (Kemampuan perangkat lunak

untuk memenuhi standar, konvensi atau peraturan yang

berkaitan dengan kehandalan) ... 40 Tabel 4.9 Understandbility (Kemampuan perangkat lunak untuk

mudah dipelajari dan dikendalikan oleh pengguna) ... 40 Tabel 4.10 Operability (Kemampuan perangkat lunak untuk mudah

dioperasikan dan dikendalikan oleh pengguna) ... 42 Tabel 4.11 Attractiveness (Kemampuan Perangkat lunak untuk

mematuhi standar, konvensi atau peraturan yang berkaitan

dengan ketergunaan) ... 43 Tabel 4.12 Time Behavior (Kemampuan perangkat lunak

untuk memberikan respon yang tepat dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya) ... 44 Tabel 4.13 Resource Utilisation (Kemampuan perangkat

lunak untuk menggunakan jumlah dan jenis sumber daya yang tepat ketika perangkat lunak

melakukanfungsinya)... 45 Tabel 4.14 Efficiency Compliance (Kemampuan perangkat lunak

untuk mematuhi standar-standar atau konvensi yang

berkaitan dengan efisiensi) ... 46 Tabel 4.15 Analyzability (Kemampuan perangkat lunak untuk

dapat mendiagnosis kekurangan atau penyebab

(12)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kegagalan dalam perangkat lunak) ... 47 Tabel 4.16 Changeability (Kemampuan perangkat lunak untuk

dimodifikasi) ... 47 Tabel 4.17 Stability (Kemampuan perangkat lunsk untuk

menghindari efek yang tak terduga dari modifikasi

perangkat lunak divalidasi) ... 48 Tabel 4.18 Testability (Kemampuan perangkat lunak

yang memungkinkan modifikasi perangkat

lunak untuk divalidasi) ... 49 Tabel 4.19 Maintanability Complience (Kemampuan perangkat

lunak untuk mematuhi standar atau konvensi yang

berkaitan dengan keterpeliharaan) ... 49 Tabel 4.20 Adaptability (Kemampuan perangkat lunak untuk beradaptasi) .... 51 Tabel 4.21 Installability (Kemampuan perangkat lunak untuk

Diinstal dilingkungan tertentu) ... 51 Tabel 4.22 Co-existence (Kemampuan perangkat lunak untuk

berdampingan dengan perangkat lunak independen lainnya

dalam lingkungan yang sama) ... 52 Tabel 4.23 Replaceability (Kemampuan perangkat lunak untuk

digunakan di tempat perangkat lunak lain untuk tujuan yang sama dalam lingkungan yang sama) ... 53 Tabel 4.24 Portability Compliance (Kemampuan perangkat

lunak untuk mematuhi standar atau konvensi yang berkaitan) ... 54 Tabel 4.25 Hasil Cheklist Berdasarkan Subkarekteristik Understandbility ... 57

(13)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 Mozila Firefox ... 57

Gambar 1.3 Download http://www.apachefriends ... 58

Gambar 1.4 Download Notepad Plus Plus 4... 58

Gambar 1.5 XAMPP ... 59

Gambar 1.6 Pilih Bahasa Inggris ... 59

Gambar : 1.7 XAMPP 1.8.0 Win32... 60

Gambar : 1.8 Welcome to the XAMPP 1.8.0 ... 60

Gambar 1.9 Jangan menginstal XAMPP dalam folder ... 61

Gambar 1.10 Commant Prompt ... 62

Gambar 1.11 XAMPP telah berhasil ... 62

Gambar 1.12 Opsi pemilihan bahasa berupa bendera English ... 62

Gambar 1.13 Menjalankan Apache dan MySQL ... 63

Gambar 1.14 Control Panel v3.0.12 ... 64

Gambar 1.15 Kode sumber SLiMS ... 65

Gambar 1.16 Menginstal XAMPP jika di Drive ... 65

Gambar 1.17 Ubah nama folder SLiMS secara default ... 66

Gambar 1.18 Menjalankan Browser Mozila Firefox ... 67

Gambar 1.19 Mengubah bahasa ke bahasa Indonesia ... 67

Gambar 1.20 Membuat database ... 67

Gambar 1.21 Mengisi Forum pada Basis Data ... 68

Gambar 1.22 Membuat user database... 69

Gambar 1.22 Klik Hak Akses... 69

Gambar 1. 23 Tambahan pengguna ... 70

Gambar 1.24 Mengisi Form ... 70

Gambar 1.25 Hak akses global secara otomatis ... 71

Gambar 1.26 Hak akses global cek box ... 72

Gambar1.27 Tampilan tahap Instalasi ... 73

Gambar 1.28 Localhost ... 73

Gambar 1.29 Mengisi Username dan Password... 74

Gambar 1.30 Klik Continue ... 74

Gambar 1.31 Nama database ... 75

Gambar 1.32 Tampilan OPAC SLiMS ... 75

Gambar 1.33 Login SLiM ... 75

Gambar 1.34 Login menggunakan username dan password ... 76

Gambar 1.35 Peringatan SLiMS MySQL ... 76

Gambar 1.37 Mempermudah Penemuan MySQL ... 77

Gambar 1.38 Kunci MySQL ... 77

Gambar 1.39 Ganti User ... 79

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, Teknoogi (TI) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global.Terbukti dengan eksistensi TI yang berkembang semakin pesat dan hampir ke semua sektor kehidupan manusia. Banyak lembaga - lembaga yang menjadikan TI sebagai sarana untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dan menjadikan pekerjaan mereka lebih efektif dan efisien, termasuk salah satunya perpustakaan sebagai tempat penyedia informasi, pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan.

Hal ini juga berkaitan dengan ledakan informasi yang membuat pola pengelolaan perpustakaan secara konvensional (manual) dirasakan tidak memadai lagi untuk menghandel ledakan informasi tersebut dalam pemenuhan kebutuhan pengguna perpustakaan. Dengan demikian, perpustakaan dirasa perlu menggunakan TI dalam upaya mengelola serta memberikan pelayanan sebaik- baiknya kepada pengguna perpustakaan dan juga meningkatkan pengguna produktifitas dan efisiensi kerja.

Penerapan atau pemanfaatan TI pada perpustakaan sering disebut juga dengan otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan adalah solusi untuk membantu pelaksanaan kegiatan pengelolaan perpustakaan. Dalam perkembangannya, banyak perpustakaannya di Indonesia saat ini sudah banyak menggunakan perangkat lunak dalam kegiatan pengelolaan perpustakaan. Perangkat lunak yang digunakan pada perpustakaan dapat diperoleh berbagai cara yaitu mulai dari membeli, membangun perangkat lunak perpustakaan dengan menggunakan jasa programmer atau software developer (pembuat program), membangun sendiri perangkat lunak otomasi perpustakaan dengan sumber daya manusia perpustakaan, hingga menggunakan perangkat lunak berbasis open source (gratis).

Perpustakaan merupakan ruangan bagian dari gedung atau bangunan atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga

(15)

mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk dibaca. Di era globalisasi saat sekarang ini dan sejalan dengan informasi dan isu-isu yang berkembang menuntut perpustakaan untuk dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan pemustaka.

Dalam hal ini perpustakaan dituntut untuk terus mencari informasi yang dimiliki sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Pada umumnya terdapat berbagai jenisperpustakaan yang mana kesemuanya dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan menambah pengetahuan. Dari sekian jenis perpustakaan yang ada di kota Medan yang akan saya teliti salah satunya adalah Perpustakaan Stikes Senior Medan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini merupakan wujud nyata dari kebutuhan masyarakat untuk kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi. Perubahan ini membawa dampak yang besar terhadap pengelolaan pepustakaan, dimana perpustakaan sebagai penyedia layanan jasa informasi dengan tingkat kebutuhan pengguna yang beragam harus dapat memberikan layanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan oleh pengguna.

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna tersebut, pengolah perpustakaan mengharapkan memiliki kemampuan dalam hal menyediakan dan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan dalam berbagai bentuk dan medianya secara lebih professional. Hal tersebut dapat menerapkan teknologi informasi di perpustakaan (khususnya otomasi perpustakaan) terutama untuk kegiatan perpustakaan seperti pengadaan, pengolahan, dan pelayanan pada pengguna perpustakaan.

Menurut Saleh (2014:1) “Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan (khususnya otomasi perpustakaan) memberikan dampak dalam pengolahan perpustakaan. Perpustakaan sebagai pengelola informasi dan pengetahuan banyak memanfaatkan komputer untuk berbagai keperluannya, beberapa pertimbangan perpustakaan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi adalah: (1) tuntutan terhadap kuantitas dan pelayanan perpustakaan; (2) tuntutan terhadap penggunaaan koleksi secara bersama; (3)

(16)

kebutuhan untuk mengefektifkan sumber daya manusia; (4) tuntutan terhadap efisiesi waktu;(5) keragaman informasi yang dikelola”.

Dalam penerapan otomasi perpustakaan, diperlukan perencanaan strategis yang matang dan infrastruktur teknologi informasi diantaranya perangkat keras dan perangkat lunak komputer, perangkat teknologi komunikasi seperti saluran telepon, dan jaringan komputer.

Selanjutnya, dengan diterapkannya otomasi perpustakaan, maka diharapkan pekerjaan dalam perpustakaan menjadi lebih mudah dan efisien, layanan yang diberikan perpustakaan kepada pemustaka akan menjadi lebih baik seperti pada kegiatan layanan sirkulasi, sehingga memungkinkan untuk perpustakaan meningkatkan citra perpustakaan.

Sebaliknya, jika perpustakaan tidak melakukan otomasi, maka setiap pekerjaan dan pelayanan pada perpustakaan akan membutuhkan waktu yang lama. Pada layanan sirkulasi, kegiatan peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan membutuhkan waktu yang lama pertransaksinya, maka akan berdampak pada kurangnya kepuasan pengguna. Hal ini dapat mengakibatkan pencitraan perpustakaan menjadi buruk.

Penggunaan sistem otomasi perpustakaan merupakan suatu pilihan perpustakaan sesuai dengan spesifikasi dan fasilitas yang dibutuhkan oleh perpustakaan.Setiap perpustakaan memiliki kebutuhan yang berbeda dalam menggunakan sistem otomasi.Pelaksana otomasi perpustakaan dapat dilakukan secara bertahap oleh suatu perpustakaan, pengadaan koleksi, pengolahan, dan pelayanan perpustakaan. Tahap-tahap tersebut dapat berbeda dengan perpustakaan lainnya, tergantung pada prioritas pepustakaan yang bersangkutan.Perpustakaan Stikes Senior Medan diantaranya meliputi analisis dan desain sistem, rencana implementasi dan sistem pemeliharaannya.

Perpustakaan Stikes Senior Medan menerapkan sistem informasi perpustakaan dengan aplikasi yang dirancang oleh programmer dengan meminta sarana dari pustakawan penerapan sistem informasi perpustakaan ini untuk otomasi perpustakaan yang online, menggunakan barcode dan terintegrasi dengan internet yang memudahkan pengelola perpustakaan dalam menjalankan tugasnya serta memungkinkan mahasiswa memperoleh

(17)

informasi koleksi yang ada pada perpustakaan. Fitur-fitur yang tersedia dalam sistem ini adalah : penyediaan katalog (OPAC), katalogisasi (pengolahan), inventarisasi, sirkulasi, laporan dan input halaman depan.

Perpustakaan Stikes Senior Medan menggunakan perangkat lunak SLiMS digunakan pada tahun 2016.Perpustakaan Stikes menggunakan perangkat lunak tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka khususnya pegawai pustakawan dan mempermudah mencari informasi di dalam koleksi pekerjaan pustakawan.

Berdasarkan uraian yang diatas maka peneliti tertarik untuk melakuan penelitian terhadap kualitas pelayanan sirkulasi setelah perpustakaan Stikes Senior Medan menggunakan sistem otomasi perpustakaan, karena pelayanan sirkulasi merupakan bagian yang paling sering berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Sistem Otomasi Perpustakaan SLiMS (Senayan Libray Management System) Pada Perpustakaan Stikes Senior Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diambil suatu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kualitas sistem otomasi perpustakaan SLiMS pada perpustakaan Stikes Senior dengan menggunakan karekteristik yang ditinjau dari subkarekteristik functionality, reliability, usability, efficiency, maintanbility, portability ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kualitas sistem otomasi SLiMS pada perpustakaan Stikes Senior Medan dengan menggunakan karekteristik usability yang ditinjau dari functionality, reliability, usability, efficiency, portability, maintanability.

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perpustakaan di Stikes Senior Medan, sebagai bahan masukan dalam menerapkan kebijakan dalam pengelolaan perpustakaan dengan menerapkan sistem informasi perpustakaan.

2. Bagi pustakawan, sebagai tambahan pengetahuan dalam mengelola perpustakaan khususnya dalam penerapan sistem informasi.

3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perpustakaan khususnya tentang evaluasi sistem otomasi perpustakaan Senayan Library Management System (SLiMS)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka, peneliti memfokuskan penelitian ini adalah sistem Otomasi Perpustakaan (Senayan Libray Management System) SLiMS pada perpustakaan Stikes Senior Medan. Dengan menggunakan ISO 9126-1 Functionality, Reliability, Usability, efficiency, Maintanability, Portability.

(19)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Otomasi Perpustakaan

Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi dituntut untuk dapat memberikan layanan informasi yang cepat dan tepat, sehinnga sistem manual dirasa tidak memadai lagi seiring dengan dunia perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat.Oleh karena itu, perpustakaan perlu menerapkan komputerisasi dalam kegiatan pengelolaan perpustakaan.Hal ini dikenal dengan otomasi perpustakaan.

Menurut Neelakan dan.B (2010,149):

Library automation referes to mechanizationof library housekeeping operations predominantly by computerization. The most commonly known housekeeping operationsare acquisitions control, serials control, cataloguing, and classification and circulation control.

Pernyataan di atas dapat diartikan automasi perpustakaan mengacu pada mekanisasi operasi kerumahtanggan perpustakaan yang di dominasi oleh komputerisasi. Operasi kerumahtanggaan perpustakaan yang di dominasi oleh komputerisasi. Operasi kerumahtanggaan perpustakaan yang paling umum yang dikenal adalah pengadaan, serial kontrol, katalogisasi, klasifikasi, dan sirkulasi.

Menurut Jani (2011) bahwa“Library automationis where various library functions are operated by using electronic devices and system application”. Pernyataan di atas dapat diartikan automasi perpustakaan adalah dimana berbagai fungsi perpustakaan dioperasikan dengan menggunakan perangkat elektronik dan sistem aplikasi.

Sedangkan menurut Nwalo yang dikutip Adegbore (2010,1) bahwa “Library automation involves the full applications of computers in library routines hitherto manually performed”. Pernyataan di atas dapat diartikan automasi perpustakaan melibatkan aplikasi lengkap komputer dalam rutinitas perpustakaan.

Menurut Daniel yang dikutip Ameekuedee (2005, 443) mendefinisikan “Automasi perpustakaan sebagai penerapan mesin pengolahan data otomatis dan semi-otomatis untuk

(20)

melakukan fungsi perpustakaan seperti akuisisi, sirkulasi, katalogisasi, layanan referensi, dan pengawasan serial”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atasdapat diketahui bahwa otomasi perpustakaan adalah penggunaan komputer dan perangkat luank untuk melakukan seluruh kegiatan rutin kerumahtanggaan perpustakaan yang mencakup pengadaan, pengatalogan, katalog online, pengawasan sirkulasi dan pengawasan serial.

Menurut Jani (2011) Otomasi perpustakaan dibagi menjadi empat bagian yaitu : 1. Persiapan database bibliografi

2. Komputerisasi operasi kerumahtanggan perpustakaan

3. Jaringan dan pengadaan bahan pustaka dalam bentuk digital, dan 4. Digitalisasi dokumen perpustakaan

2.1.1 Sistem Otomasi Perpustakaan

Otomasi perpustakaan merupakan pengelolaan dengan bantuan teknologi informasi maka pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat ditelusur kembali. Maka dari itu para pustakawan dapat menggunakan waktu lebihnya untuk mengurusi perkembangan perpustakaan.

Menurut Peter (1999:62) “pengertian otomasi (automation) yaitu merupakan teknik atau sistem yang menjalankan atau mengendalikan proses alat- alat serba otomasi dengan alat elektronis untuk mengurangi pengguna tenaga manusia”.

Menurut Salim (2000:124). “Pengertian otomasi dalam kamusnya yang lain yaitu, otomasi (automation) merupakan perkembangan peralatan yang di kombinasikan dengan sistem pengawasan otomasi atau secara terotomasi”.

Menurut Sulistyo Basuki (1991:96) otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi untuk kepentingan perpustakaan serta konsep atau proses atau hasil membuat mesin swatindak atau swakendali dengan menghilangkan campuran tangan manusia dalam proses tersebut.

Penulis memberikan suatu kesimpulan tentang otomasi perpustakaan dengan merujuk pada definisi-definisi sebelumnya yaitu otomasi perpustakaan secara keseluruhan maupun

(21)

pada bidang-bidang tertentu saja yang dapat mengurangi partisipasi, dalam hal ini pustakawan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari perpustakaan.

Menurut Putra dan Subiyako (2006:25-26) definisi sistem terbagi menjadi dua pendekatan yaitu :

penekanan pada prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Definisi lain dari sistem berdasarkan dengan komponennya adalah kumpulan dari elemen- elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan teori di atas penulis menyimpulkan sistem otomasi perpustakaan (library automation system) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan fasilitas utama dalam hal menyimpan,menemukan, dan menyajikan informasi (Pendit, 2008:222).

Dalam kamus besar ilmu pengetahuan yang ditulis oleh Save M. dagun, sistem diuraikan sebagai bagian-bagian atau hal-hal yang bersifat konsisten, teratur, saling terkait, interaktif, dan saling tergantung, terbentuk atas dasar prinsip, rencana, skema metode dan rasional yang dapat di mengerti (Dagung 2000:1). Konsep sistem juga yang dijelaskan oleh simanggunsong yang mengungkapkan bahwa sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari komponen-komponen dan unsur-unsur yang saling berinteraksi menuju suatu tujuan tertentu yang terdiri dari beberapa subsistem yang merupakan induknya, semuanya terpadu membentuk totalitas (Simanggunsong,1996:5).

Menurut Ajie (2009) sistem otomasi perpustakaan yang baik adalah :

Terintegrasi, mulai dari sistem pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, Online Public Acsess Catalog (OPAC), sistem sirkulasi, keanggotaan (membership), pengaturan sanksi disiplin pengguna dan sistem reporting aktivitas perpustakaan dengan berbagi parameter pilihan. Lebih sempurna lagi apabila sistem otomasi perpustakaan dilengkapi dengan barcoding dan mekanisme pengaksesan data berbasis web/internet.

Maka dari uraian diatas dapat diketahui bahwa sistem automasi perpustakaan adalah perangkat lunak yang beroperasi untuk otomasi kegiatan perpustakaan dan saling terintegrasi mulai dari pengadaan bahan pustaka, OPAC, sirkulasi, keanggotaan, pengaturan sanksi disiplin pengguna sampai reporting (laporan).

(22)

Menurut Singh yang dikutip oleh Suku (2005,158)“All libraries should use standard software packages for automation and database creation to facilitate the exchange of bibliographic recordslibraries”. Pernyataan di atas dapat diartikan “Semua Perpustakaan harus menggunakan perangkat lunak standar untuk otomasi dan penciptaan database untuk memfasilitasi pertukaran catatan bibliografi antara perpustakaan”. Disamping itu, Suku (2005,158) juga menambahkan bahwa “Pustakawan harus siap untuk memenuhi tantangan.

Mereka harus memperoleh pengetahuan yang memadai tentang perangkat keras dan perangkat lunakpilihan yang tersedia”.

Salah satu perangkat lunak otomasi perpustakaan adalah Senayan Library Management System (SLiMS) yang berbasis open source. SLiMS menjadi pembahasan pada bab ini karena SLiMS merupakan sistem otomasi perpustakaan yang digunakan perpustakaan Stikes Senior Medan yang akan diteliti oleh peneliti.

Menurut Wicaksono (2010) “SLiMS adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan (Library automation )skala kecil hingga skala besar”.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa SLiMS adalah perangkat lunak open source berbasis web untuk memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan skala kecil hingga skala besar yang dilisensikan di bawah GPL v3 dan dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git.

2.1.2 Alasan Otomasi Perpustakaan

Setiap perpustakaan memiliki alasan-alasan tertentu untuk mengembangkan sistem kerumahtanggannya dari sistem manual menjadi suatu sistem berbasis komputer.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ameekuede (2005) “adanya otomasi perpustakaan meningkatkan operasi perpustakaan dan memberikan akses ke sumber-sumber informasi yang lebih internal dan eksternal”.

Menurut Salmon yang dikutip oleh Hasugian (2009, 170) :

(23)

Ada sejumlah alasan yang valid untuk mengaplikasikan komputer (otomasi) di perpustakaan, antara lain ialah untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, lebih cepatatau lebih murah dibanding dengan sistem manual; atau untuk memberikan suatu pelayanan baru.

Menurut Wijoyo (2009), penerapan otomasi perpustakaan lebih dilatarbelakangi oleh:

1. Jumlah terbitan/ koleksi meningkat.

2. Kebutuhaninformasi meningkat.

3. Jumlah jenis layanan meningkat.

4. Keterbatasan SDM.

5. Adanya “greged” dari pengelola perpustakaan untuk mengembangkan perpustakaannya.

Menurut Arif (2003) ada juga alasan lain otomasi perpustakaan sebagai berikut:

1. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan 2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan 3. Meningkatkan citra perpustakaan

4. Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa alasan yang menyebabkan otomasi perpustakaan adalah meningkatnya jumlah koleksi atau terbitan dan kebutuhan informasi, memberikan layanan yang lebih baik, untuk mengembangkan perpustakaan sehingga meningkatkan citra perpustakaan, mengefisiensikan dan mempercepat pekerjaan perpustakaan.

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Otomasi Perpustakaan

Otomasi perpustakaan merupakan perubahan suatu sistem perpustakaan untuk mempermudah seluruh pekerjaan yang ada di perpustakaan. Perpustakaan memilih menuju otomasi perpustakaan tentunya karena memiliki tujuan dan manfaat untuk memajukan perpustakaan itu sendiri.

Menurut Wijoyo (2009) adapun tujuan otomasi perpustakaan diuraikan dibawah ini, yaitu :

1. Untuk meningkatkan pelayanan, mempercepat, mengefisienkan dan mengakurasi pekerjaan.

2. Untuk memberi keluluasaan akses ke perpustakaan lain.

3. Untuk meningkatkan akses ke perpustakaan lain.

4. Mempercepat proses pengolahan, peminjaman dan pengembalian.

5. Meringankan pekerjaan.

6. Meningkatkan layanan.

7. Memudahkan dalam pembuatan laporan statistik.

(24)

8. Menghemat biaya

9. Menumbuhkan rasa bangga

10. Mempermudah dalam peelayananuntuk kepentingan akreditasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa dengan otomasi perpustakaan, kegiatan rutin perpustakaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan.

Menurut Hasugian (2009,173-175) untuk mencapai tujuandari otomasi perpustakaan tersebut, dapat menggunakan beberapa metode otomasi perpustakaan atas empat metode, yaitu:

1. Membeli sistem turnkey (turnkey system)

Sistem turnkey adalah suatu sistem komputer yang sudah dirancang,diprogram, diuji dan kemudian dijual oleh perusahaan (vendor atau supplier) juga menyiapkan dokumentasi yang perlu, seperti pedoman untuk parapengguna.Ada kalanya vendor mengikutkan kontrak untuk pemasangan dan pemeliharaan sistem, serta penyelenggaraan pelatihan pengoperasian sistem tersebut untuk para staf perpustakaan. Sedangkan vendorlain hanya menyiapkan atau menjual software aplikasinya saja, dan perpustakaan itu sendiri yang bertanggung jawab untuk menyiapkan hardware-nya.

2. Mengadaptasi Sistem (adapted system)

Perpustakaan juga dapat membangun dan mengembangkan otomasinya dengan cara mengadaptasi sistem melalui kerjasama jaringan. Sistem jaringan adalah suatu sistem yang dirancang, di program dan digunakan secara bersama oleh beberapa perpustakaan, karena itu sistem tersebut dinamakan juga sistem kooperatif.Perpustakaan yang menjadi anggota jaringan biasanya membayar sejumlah biaya kepada pengelola pusat jaringan sesuai kesepakatan bersama, menyangkut persyaratan anggota, hak dan kewajiban, serta jenis layanan yang digunakan secara bersama.

3. Mengembangkan sistem lokal (locally development systems)

Perpustakaan juga dapat membangun sistem otomasinya dengan mengembangkan sistem lokal, yang sering disebut “in-house developed system”sistem lokal adalah sistem komputer yang dirancang, diprogram dan diuji oleh perpustakaan pembuatnya.

4. Menggunakan bersama sistem dari perpustkaan lain (shared system)

Metode atau cara lain yang dapat dipilih oleh perpustakaan dalam rangka membangun dan mengembangkan sistem otomasinya, adalah menggunakan bersama sistem dari perpustakaan lain. Dengan metode ini, perpustakaan bisa menekankan biaya dan kegiatan merancang, memprogram dan menguji sitem yang biasa nya membutuhkan biaya dan waktu yang banyak, karena kegiatan-kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh perpustakaan asal sistem tersebut.

(25)

2.1.4 Cakupan Otomasi Perpustakaan

Perpustakaan yang menggunakan otomasi perpustakaan tentunya mempunyai cakupan otomasi perpustakaan untuk menyelesaikan pekerjaan atau kerumahtanggaan di perpustakaan.

Menurut Hasugian (2009,171) yang menjadi cakupan otomasi perpustakaan adalah kerumahtanggaan perpustakaan. Adapun gambaran umum rutinitas kerumahtanggaan perpustakaan, sebagai berikut:

1. Pengadaan (acquisitions)

Pengadaan yang mencakup seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan bahan pustaka, baik yang dilakukan melalui pembelian, pertukaran, maupun berupa hadiah.

2. Pengatalogan (cataloguing)

Pengatalogan yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan cantuman bibliografi, dengan tujuan untuk menghasilkan katalog yang digunakan sebagai sarana temu kembali koleksi perpustakaan.

3. Pengawasan sirkulasi (circulation control)

Pengawasan sirkulasi yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan transaksi peminjaman dan pengembalian bahan pustaka.

4. Pengawasan Serial (Serials Control)

Pengawasan serial yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan pesanan, penerimaan dokumen, akses terhadap koleksi serial, pengajuan tuntutan, peminjaman dan penjilidan terbitan berkala atau serial.

5. Katalog online (Online Public Access Catalogue) atau OPAC

Katalog Online yaitu penyediaan fasilitas temu kembali koleksi perpustakaan melalui terminal komputer untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan.

6. Statistik

Statistik yaitu pencatatan kuantitas pekerjaan yang mencakup jumlah perolehan bahan pustaka, jumlah pengolahan bahan pustaka, jumlah anggota perpustakaan, jumlah pengunjung, jumlah peminjam, jumlah bahan pustaka yang di pinjamkan kepada penguna, keterlambatan pengembalian dan sebagainya.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi cakupan otomasi perpustakaan adalah kerumahtanggaan perpustakaan yang meliputi pengadaan yaitu kegiatan dalam hal pengadaan bahan pustaka, baik melalui pembelian, pertukaran, maupun hadiah. Pengatalogan yaitu kegiatan untuk sebagai sarana temu kembali koleksi perpustakaan.

2.1.5 Unsur-Unsur Otomasi Perpustakaan

Menurut Arif (2003) dalam otomasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau syarat tersebut, adalah sebagai berikut:

(26)

1. Pengguna (users)

Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan.

2. Perangkat Keras (Hardware)

Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat.

3. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan computer agar sesuaidengan permintaan pemakai.

4. Jaringan / Network

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari otomasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.

5. Data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat di definisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas,fakta, tindakan, benda, dan sebagainya.

6. Manual

Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak.

2.2 Evaluasi Perangkat Lunak

Menurut Echols dan Shadily (2003,220) “evaluation merupakan kosa kata serapan dari Bahasa Inggris yang berarti penilaian atau penaksiran”. Beberapa pendapat ahli mengenai evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut :

Menurut Arikunto (2002,1) “evaluasi adalah untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan”.

Menurut Umar (2002, 36) evaluasi mempunyai pengertian sebagai berikut :

Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan- harapan yang ingin diperoleh.

Menurut Crawford (2000,13) “penilaian adalah sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan”.

(27)

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan dalam penilaian dan pengukuran terhadap suatu objek tertentu dengan menguji apakah objek tersebut telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.

Sedangkan yang dimaksud perangkat lunak oleh beberapa pendapat dibawah ini yang dikutip oleh Hakim (2008):

Menurut George M.Scoot perangkat lunak adalah sekumpulan perintah dalam komputer yang fungsinya mengarahkan kegiatan pemrosesan dari komputer, dimana dalam perangkat lunak berisi instruksi-instruksi atau pernyataan perangkat lunak (program statement) yang secara tepat dinyatakan dan diorganisasikan sesuai dengan syntax (perintah) dan konstruksi perangkat lunak.

Menurut Trevor J. Bentley perangkat lunak adalah konsep sederhana, yang berisi berbagai instruksi agar diterima komputer sebagai perintah yang harus dilaksanakan.Komputer bekerja berdasarkan instruksi yang dikirimkan perangkat lunak yang ada dalam komputer tersebut.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa perangkat lunak adalah sekumpulan perintah yang diterima komputer agar dapat menjalankan pekerjaanya. Tanpa adanya perangkat lunak, komputer hanyalah sebuah mesin kosong yang tidak berarti.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa evaluasi perangkat lunak adalah penilaian terhadap perangkat lunak untuk mengetahui tingkat nilainya atau kualitasnya. Evaluasi perangkat lunak yang dilakukan adalah evaluasi dengan melihat dari sudut pandang faktor- faktor penetu kualitas perangkat lunak. Faktor kualitas perangkat lunak adalah atribut-atribut didalam perangkat lunak, yang apabila tidak terpenuhi maka akan mengurangi kualitas dari perangkat lunak tersebut.

Menurut Brander dkk (2005.5) yang di kutip oleh Maryono (2008) menyebutkan

“terdapat beberapa model yang digunakan untuk evaluasi kualitas perangkat lunak, diantaranya Mc Call, Boehm, FURPS, Dromey, dan ISO 9126-1”.

2.2.1 Model Mc Call

Model Mc Call terdiri dari tiga hal penting yaitu operasi produk, revisi produk, dan transisi produk. Dari ketiga hal penting tersebut dapat sebelas kriteria, yaitu correctness, reliability, efficiency, integrity, usability, maintainability, flexibility, testability, portability,

(28)

reusability, dan interoperability. Adapun untuk penjelasannya diuraikan oleh Hidayati dan Bachtiar sebagai berikut :

Menurut Hidayati (2012) Terdapat tiga hal penting yang dibahas pada metode Mc Call yaitu:

1. Operasi produk yang berhubungan dengan kemampuan produk agarmudah dipahami dan pengoperasian yang efisien.

2. Revisi produk berhubungan dengan pemeriksaan kesalahan dan adaptasi sistem.

3. Transisi produk berhubungan dengan proses terdistribusi dan adaptasi hardware yang mudah.

Menurut Bachtiar (2012) ada sebelas kriteria model Mc Call, sebagai berikut:

1. Correctness

Sebuah perangkat lunak dapat dikatakan benar jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Menghasilkan leluaran yang benar untuk setiap kemungkinan masukan oleh pengguna.

2) Melakukan proses yang seharusnya (tidak kurang dan tidak berlebihan).

3) Secara formal harus bisa dibuktikan secara matematis.

2. Reliability

Sudut pandang reliabilitas pada poin ini lebih menekankan pada kemungkinan dari failure-free suatu operasi perangkat lunak terhadap waktu periode tertentu di dalam lingkungan tertentu.

3. Efficiency

Penggunaan sumber daya seperti waktu pemrosesan processor (eksekusi), pemakaian media penyimpanan (memori, space, bandwith).

4. Integrity

Integritas perangkat lunak pada Model Mc Call lebih menekankan kepada keamanan perangkat lunak.

5. Usability

Faktor ini melihat dari kemudahn perangkat lunak untuk digunakan dan dipelajari.

6. Maintainability

Maintainability adalah kemudahan dari perangkat lunak untuk dipelajari seperti:

1) Memperbaiki kerusakan 2) Menemukan kebutuhan baru

3) Membuat pemeliharaan selanjutnya lebih mudah.

4) Mengatasi lingkungan yang berubah. Sebuah perangkat lunak dikatakan dapat dipelihara jika koreksi dari minor bugs memerlukan usaha yang kecil.

7. Flexybility

Kemudahan yang didalam membuat perubahan yang dibutuhkan akibat perubahan lingkungan.

8. Testability

Testability adalah kemampuan perangkat lunak untuk diuji.

9. Portability

Perangkat lunak yang di katakana portabel jika biaya untuk memindahkannya (transport dan adaptasi) ke lingkungan yang baru lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya untuk membangun perangkat lunak tersebut dari awal.

10. Reusability

(29)

Reusability adalah properti dariperangkat lunak yang memungkinkan perangkat lunak yang memungkinkan perangkat lunak atau modul-modul nya digunakan kembali untuk sistem lain.

11. Interoperability

Interoperability adalah kemampuan suatu perangkat lunak untuk bekerja dengan perangkat lunak lainnya tanpa mengalami kesulitan.

2.2.2 Model Boehm

Menurut Hidayati (2012) model boehm mewakili tiga level tertinggi untuk kualitas sebuah perangkat lunak yaitu as-is utilty, maintainability, dan portability, sebagai berikut:

1. As-is utility: jangkauan/batasan penggunaan software.

2. Maintainability : kemudahan dilakukan perubahan ketika terdapat modifikasi dan iji coba uang.

3. Portability : kemudahan software beradaptasi dengan lingkungan baru.

2.2.3 Model FURPS

Menurut Parwita (2012) model FURPS menguraikan karakteristik dalam dua kategori yaitu functional requirement dan non - functional requirements. Dalam dua kategori initerdapat lima persyaratanyaitu function,usability, reliability, performance, dan supportability, sebagai berikut:

1. Functional requirments :Ditetapkan oleh input dan output yang diharapkan.

2. Non functional requirments (URPS) : Kegunaan (usability) kehandalan (reliability), kinerja (performance), daya dukung (suporttability)

Terdapat lima persyaratan yang mencakup dalam dua katgori karekteristik tersebut.

Function meliputi himpunan fitur yang diharapkan serta kemampuan dan keamanan.

Usability meliputi faktor manusianya, seperti estetika, konsistensi dalam user interface, bantuan yang sifatnya online dan “context-sensitive”. Wizards dan agen, dokumentasi untuk pengguna, dan materi pelatihan. Reliability mencakup frekuensi dan tingkat keparahan kegagalan (failure), pemulihan (recovery), akurasi, prediksi dan waktu rata-rata antar terjadinya kegagalan (Mean Time Between Failure). Performance menekankan pada kondisi persyaratan fungsional seperti kecepatan, efisiensi, ketersediaan, akurasi, throughput, waktu respon, waktu pemulihan dan pemanfaatan sumber daya.

2.2.4 Model Dromey

Menurut Parwita (2012) model dromey memiliki tiga unsur yaitu :

(30)

memiliki tiga unsur utama untuk kualitas prangkat lunak yaitu sifat produk yang mempengaruhi kualitas, atribut kualitas, dan sarana yang menghubungkan sifat produk dengan atribut kelas. Akan tetapi model ini tidak memberikan kriteria yang jelas untuk melakukan pengukuran kualitas perangkat lunak.

Model Dromey berusaha untuk meningkatkan pemahaman tentang hubungan atribut (karekteristik) dari kualitas. Lapisan-lapisan dari model ini didefinisikan sebagi atribut level atas dan atribut bawahan. Ide utama dalam pembuatan model baru ini adalah untuk mendapatkan model yang dapat bekerja dalam lingkup yang luas dalam sistem yang berbeda.

Dromey mengakui bahwa evaluasi tersebut.Kekurangan dari model ini adalah tidak diberikan kriteria yang jelas untuk melakukan kualitas perangkat lunak. Ada tiga unsur utama pada model kualitas generik Dromey ini yaitu:

1. Sifat produk yang mempengaruhi kualitas.

2. Atribut kualitas level atas.

3. Sarana yang menghubungkan sifat produk dengan atribut kualitas.

2.2.5 Model ISO 9126-1

ISO 9126-1 atau ISO 9126 bagian 1 adalah bagian ISO 9126 yang merupakan standar internasioanal untuk evaluasi perangkat lunak. ISO 9126 ini dibagi menjadi empat bagian yang membahas masing - masing bidang.

Menurut Arisa (2008) kualitas model, metrik internal dan kualitas dalam penggunaan metrik. ISO 9126-1 menjelaskan model kualitas perangkat lunak yang mengkategorikan kualitas perangkat lunak ke dalam enam karekteristik (faktor) yang dibagi menjadi subkarekteristik dari masing masing karekteristik, sebagai berikut :

1. Functionality (fungsionalitas)

Functionality (Fungsionalitas) adalah kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan fungsi yang dinyatakan memenuhi dan mengandung yang dibutuhkan ketika perangkat lunak digunakan untuk dalam kondisi tertentu. Adapun subkarekteristik dari functionality sebagai berikut:

1) Suitability : Kemampuan perangkat lunak yang memberikan keakuratan dan ketepatan dari setiap fungsi-fungsinya.

2) Accuracy : Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan satu atau lebih sistem tertentu.

3) Interoperability : Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan satu atau sistem tertentu.

4) Security : Kemampuan perangkat lunak untuk melindungi informasi dan data sehingga orang atau sistem yang tidak sah tidak dapat membaca atau

(31)

memodifikasi atau dengan kata lain subkarekteristik ini berhubungan dengan akses penggunaan sistem.

5) Functionality Compliance : Kemampuan perangkat linak untuk mematuhi standar, konveksi atau peraturan yang berhubungan dengan fungsionalitas (functionality)

2. Reliability (Kehandalan)

Reliability(kehandalan) adalah kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam kondisi tertentu. Adapun subkarekteristik dari reliability sebagai berikut:

1) Maturity :Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan kinerjanya jika terjadi kesalahan dalam perangkat lunak.

2) Recoverability :Kemampuan perangkat lunak untuk membangun kembali tingkat kinerja dan memulihkan data yang terkena dampak langsung dalam kasus kegagalan sistem.

3) Reliability Complience: Kemampuan perangkat lunak untuk memenuhi standar, konvensi atau peraturan yang berkaitan dengan kehandalan (reliability)

3. Usability (Ketergunaan)

Usability (Ketergunaan) adalah kemampuan perangkat lunak untuk di pahami, dipelajari, digunakan dan menarik bagi pengguna, bila digunakan dalam kondisi tertentu. Adapun subkarekteristik dari usability sebagai berikut:

1) Understandbility: Kemampuan perangkat lunak untuk mudah di pelajari dan dikendalikan oleh pengguna.

2) Operability: Kemampuan perangkat lunak untuk mudah dioperasikan dan dikendalikan oleh pengguna.

3) Attractiveness: Kemampuan Perangkat lunak untuk mematuhi standar, konvensi atau peraturan yang berkaitan dengan ketergunaan (usability).

4. Efficiency (Efisiensi)

Efficiency (Efisien) adalah kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut. Adapun subkarekteristik dari efficiency sebagai berikut:

1) Time Behavior: Kemampuan perangkat lunak untuk memberikan respon yang tepat dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya.

2) Resource Utilisation:Kemampuan perangkat lunak untuk menggunakan jumlah dan jenis sumber daya yang tepat ketika perangkat lunak melakukan fungsinya.

3) Efficiency Compliance:Kemampuan perangkat lunak untuk mematuhi standar- standar atau konvensi yang berkaitan dengan efisiensi (efficiency).

5. Maintanability (Keterpeliharaan)

Maintainability (keterpeliharaan)adalah kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi.Modifikasi dapat mencakup koreksi, perbaikan atau adaptasi dari perangkat lunak terhadap perubahan lingkungan, persyaratan dan spesifikasi fungsional. Adapun subkarekteristik dari maintainability sebagai berikut:

1) Analyzability: Kemampuan perangkat lunak untuk dapat di diagnosis kekurangan atau penyebab kegagalan dalam perangkat lunak.

2) Changeability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi.

3) Stability : Kemampuan persngkst lunsk untuk menghindari efek yang tak terduga dari modifikasi perangkat lunak divalidasi.

4) Testability : Kemampuan perangkat lunak yang memungkinkan modifikasi perangkat lunak untuk divalidasi.

5) Maintanability Complience: Kemampuan perangkat lunak untuk mematuhi standar atau konvensi yang berkaitan dengan keterpeliharaan.

6) (maintainability) 6. Portability (Portabilitas)

(32)

Portability (Portabilitas) adalah kemampuan perangkat lunak untuk dapat di transfer atau dipindahkan dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain. Adapun subkarekteristik dari portability sebagai berikut:

1) Adaptability:Kemampuan perangkat lunak untuk beradaptasi.

2) Installability: Kemampuan perangkat lunak untuk di-instal di lingkungan tertentu.

3) Co-existence: Kemampuan perangkat lunak untuk berdampingan dengan perangkat lunak independen lainnya dalam lingkungan yang sama.

4) Replaceability: Kemampuan perangkat lunak untuk digunakan di tempat perangkat lunak lain untuk tujuan yang sama dalam lingkungan yang sama.

5) Portability Compliance: Kemampuan perangkat lunak untuk mematuhi standar atau konvensi yang berkaitan dengan (portability)

Tabel 2.1 Karekteristik dan Sub – karekteristik model ISO 9126-1 dari masing- masing karekteristik tersebut yakni sebagai berikut:

No Karakteristik Subkarakteristik

1 Functionality (Fungsionalitas) Suitability Accuracy Interoperability Security

Funtionality Compliance

2 Realibility (Kehandalan) Maturity

Fault Tolerance Recoverability

Realibilty Compliance

3 Usability (Ketergunaan) Learnability

Operability Attractivenness Usability Compliance

4 Efficiency (Efisiensi) Time Behavior

Resource Utilitation Efficiency Compliance 5 Maintainability (Keterpeliharaan) Analysability

Changeability Stability Testability Maintanability Compliance 6. Portability (Portabilitas) Adaptability Installability Co-existance Repleaceability

Portability Compliance

Kelebihan ISO 9126

(33)

Salah satu stardard yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kualitas sohrale yaitu Standard ISO 9126. Standart merupakan salah satu frame work umum mengenai karakteristik dari kualitas perangkat lunak. yang dipercaya mempunyai kekuatan yang lebih adalabre yang dapat digunakan untuk seluruh sistem, terutama untuk menetapkan kerangka umum dalam mengevaluasi sebuah rolrare (Bee Bee Chu4 2004 : pl85), sehingga dapat meagevaluasi keefektifan dan kualitas perangkat lunak, dan mendeteksi kesalahan potensial, sehingga visibilitas pemngkat lunak satu elemen sistem dan biaya yang muncul akibat kegagalan perangkat lunak dapat ditekan.

Faktor-faktor ISO 9126-1 tidak serta merta memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran kualitas secara langsung.Meskipun demikian, standar tersebut menyediakan basis yang sangat penting untuk melakukan pengukuran-pengukuran kualitas secara tidak langsung dan pada dasarnya menyediakan daftar yang sempurna untuk menilai kualitas suatu sistem/perangkat lunak.

Kelemahan ISO 9126

Berdasarkan penelitian Fitrisia (2017) menyatakan bahwa evaluasi yang telah dilakukan menggunakan metrik ISO 9126-2 diperoleh hasil bahwa aspek functionality subfaktor suitability memberikan hasil yang baik dari sisi kesesuaian system dengan kebutuhan pengguna, namun memiliki hasil yang kurang baik dari sisi kestabilan fungsi.

Manfaat ISO 9126

Pada pembahasan ini, model iso 9126-1 di tujukan pada kualitas atribut sebagai struktur yang hirarki dari karakteristik dan sub karakteristik.Level tertinggi menyusun enam karakteristik yang di bagi lagi menjadi dua puluh satu sub-karakteristik di tingkat terendah.

Keuntungan utama dari model ini adalah model dapat diterapkan pada kualitas produk perangkat lunak (Fahmy et al.2012).

2.3 Senayan Library Management System (SLiMS)

(34)

Menurut Azwar (2013,24) dalam Zainal (2015,33), Senayan Library Management System atau biasa disingkat SLiMS merupakan salah satu aplikasi software berbasis web yang digunakan untuk membangun sistem otomasi perpustakaan. SLiMS mampu berjalan sempurna di dalam sistem jaringan lokal (intranet). Sekarang ini SLiMS banyak diminati dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya bagi pustakawan karena fasilitas-fasilitas yang dimiliki software ini dapat memenuhi kebutuhan sistem otomasi di perpustakaan.Dengan menggunakan SLiMS, pemustaka dapat mengakses layanan informasi perpustakaan jauh lebih cepat dibandingkan dengan manual.software ini bisa diakses melalui internet, sehingga pemustaka dapat menelusuri katalog perpustakaan dari mana saja dan kapan saja melalui portal atau website yang dapat disediakan pepustakaan. Dalam sejarahnya, senayan pertama kali dikembangkan atas dukungan pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan di produksi oleh pusat informasi dan Humas Kemendikbud.

Secara umum, senayan atau SLiMS memiliki lisensi terbuka dari GNU berupa General Public License Version 3 (GPL v3) dan software ini menurut Senayan Developers Community juga menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung untuk membangun dan mengembangkan berupa PHP dan MYSQL Database.

Senayan Developers Community pada Wicaksono (2009) juga berpendapat bahwa SLiMS adalah open source software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan skala kecil hingga skala besar. Oleh karena itu pengguna SLiMSmenjamin dalam kebebasan dalam mendapatkan, memodifikasi, dan mendistribusikan kembali.

2.3.1 Keunggulan dan Kelemahan Senayan Libarary Management System (SLiMS) Zainal 2015 mengatakan bahwa kemudahan yang ditawarkan oleh senayan (SLiMS) tidak hanya terbatas pada kemudahan untuk menggunakannya yang mudah diterima oleh pengguna dan berlaku sebaliknya tetapi kemudahan untuk :

a. Mempelajari

Banyak cara dapat dilakukan untuk mempelajari SLiMS baik itu melalui pelatihan yang banyak diadakan oleh komunitas SLiMS aktif membuat acara untuk lebih

(35)

memasyarakatkan SLiMS dengan memberikan kemudahan untuk belajar SLiMS kepada mereka yang berminat.

b. Kemudahan pengontrolan

Pengguna yang telah biasa menggunakan perangkat lunak yang sejenis merasa lebih mudah untuk mengontrol penggunaan sebuah software. Hal ini karena interface SLiMS sangat jelas dan mengelompokkan menu-menu SLiMS kedalam beberapa menu utama sesuai bidang kerja di perpustakaan.

c. Jelas dan Mudah Dipahami

Kejelasan disini dapat berupa kejelasan dari tampilan dari tata letak menu dalam perangkat lunak yang digunakan termasuk SLiMS.

d. Fleksibel Dalam Penggunaan dan Pemodifikasian e. Dapat Dikuasai dengan Cepat

SLiMS merupakan program yang fleksibel, jelas dan dapat dipahami karena pengguna senayan dapat menjadi mahir dalam waktu yang relative singkat.

f. Secara Umum Senayan Mudah Digunakan

Sedangkan menurut Hakim (2011), software Senayan atau SLiMS memiliki banyak keunggulan yang dimiliki software ini yaitu:

1. Senayan dapat diperoleh dan digunakan secara gratis

SLiMS sebagai salah satu perangkat lunak otomasi berbasis free open source software menjadi solusi terkait sulitnya dengan pengadaan perangkat lunak otomasi karena perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis.

2. Mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan

Tidak hanya menyediakan layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC, Senayan juga menyediakan fasilitas lain seperti manajemen keanggotaan,fasilitas untuk pengaturan perangkat lunak, cetak barcode (baik barcode anggota maupun barcode buku), penyiangan serta fasilitas laporan dan unggah koleksi digital.

3. Senayan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman interpreter.

Senayan dibangun dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemprograman PHP merupakan bahasa pemrograman interpreter yang memungkinkan ntuk dimodifikasi.

4. Senayan dikembangan oleh sumber daya manusia lokal

Senayan dikembangkan oleh dumber daya manusia lokal atau dikembangkan oleh SDM bangsa Indonesia.

5. Instalasi mudah dilakukan.

Sebagai perangkat lunak yang tergolong dalam jenis perangkat lunak berbasis web instalasi senayan mudah dilakukan, baik itu untuk sistem operasi windows atau pun Linux.

6. Mampu berjalan di sistem operasi Linux maupun Windows

Senayan mampu berjalan stabil di dua sistem operasi tersebut, baik dari windows ataupun Linux yang merupakan dua sistem operasi yang familiar digunakan oleh perpustakaan di Indonesia.

7. Memiliki dokumentasi yang lengkap

Eksistensi dokumentasi akan memudahkan pengguna atau calon pengguna dalam mempelajari sebuah peragkat lunak. Dengan dokumentasi yang lengkap pengguna atau calon pengguna senayan dapat dengan mudah mempelajari senayan.

8. Memiliki prospek pengembangan yang jelas

Perkembangan senayan terjadi sangat cepat dalam kurun waktu 2 tahun perangkat lunak it uterus memperbaiki diri dikarenakan terlihat dari banyaknya versi yang telah dirilis ke publik.Kondisi ini mencerminkan bahwa perangkat lunak ini memiliki prospek pengembangan.

9. Memiliki forum komunikasi antara pengguna dan pengembang

(36)

Senayan menggunakan icsisis@yahoogroups.com sebagai forum komunikasi antar sesama pengguna senayan atau penegmbang senayan.

Sedangan kekurangan dari Senayan atau SLiMS sebagai software otomasi perpustakaan berbasis free open source yaitu:

1. Kompatibilitas web browser

Untuk mengakses senayan perlu diperlukan web browser.sayangnya tidak semua web browser selain Mozila Firefox mampu tampilan senayan tidak perlu ditampilkan senayan tidak akan muncul secara sempurna. Namun jika hanya digunakan untuk mengakses OPAC (Online Public Accsess Catalog) semua web browser dapat digunakan.

2.3.2 Fitur Fitur Senayan Library Management System (SLiMS)

Beberapa fitur yang tersedia di dalam aplikasi senayanyang sebagaimana termuat dalam dokumentasi SLiMS berdasarkan SLiMS 7 Cendana yaitu:

1. Online Public Access Catalog (OPAC)

OPAC yang berfungsi sebagai perangkat penelusuran koleksi perpustakaan, Thumbnail berguna untuk menampilkan sampul buku. Mode penelusuran tersedia yang seerhana (simple search) dan tingkat lanjut (Advanced Search). Selain itu, juga terdapat pada menu navigasi pada OPAC seperti info, perpustakaan, area anggota, info pustakawan, bantuan pencarian, dan login pustakawan dan fitur RSS. Pencarian sederhana (simple search) dapat dilakukan dengan mengetikkan kata kunci pada kolom yang tersedia, dan pencarian lanjutan (Advanced Search) terdapat pada 3 kolom khusus (judul, pengarang, dan subjek) dan 3 kolom pilihan untuk memperoleh ketetapan pencarian (GMD, tipe koleksi, dan lokasi). Fitur OPAC ini juga tersedia dalam fasilitas mengubah bahasa pengantar dan mempunyai bahasa pengantar, yaitu bahasa Arab, Inggris, Indonesia, Spanyol jepang Jerman, Melayu, dan Sebagainya dan mendukung Boolean Logic. RSS (Realy Simple Syndication)merupakan failitas yang dapat menunjukkan informasi koleksi yang ada di aplikasi SLiMS dan di temple pada aplikasi lain.

2. Manajemen Masterfile

(37)

Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General Material Designation), tipe koleksi, penerbit, pengarang, lokasi, suppier dan lain-lain.

Manajemen masterfile terdapat fasilitas-fasilitas yang digunakan yaitu daftar terkendali (GMD, penerbit, agen pengarang, subjek, dan lokasi, daftar referensi ( tempat, koleksi, status, eksemplar, tipe koleksi,bahasa dokumen,label dan kala terbit), dan peralatan (data pengarang mubazir,data subjek mubazir, data penerbit mubazir, dan data tempat terbit mubazir).

3. Sirkulasi

Sirkulasi dengan fitur transaksi peminjaman dan pengembalian, reservasi koleksi, aturan peminjaman yang fleksibel, dan informasi keterlamabatan dan denda.Sirkulasi ini terdapat beberapa menu yang ada di dalamnya yaitu mulai transaksi, pengambilan kilat, aturan peminjaman, daftar keterlambatan, dan reservasi.

4. Manajemen Keanggotaan

Manajemen keanggotaan, termasuk capture foto anggota langsung di sistem 5. Inventarisasi Koleksi (Stocktacing/ stock take)

Inventarisasi stoke take berfungsi untuk membantu para pustakawan melakukan kegiatan stock opname dan semua koleksi kecuali (sedang dipinjam/ atau status on loan) dianggap hilang jika proses tersebut dimulai lalu masuk kedalam menu current lost item sampai koleksi yang bersangkutan di cek pada proses stock take yaitu stock take history (rekaman inventarisasi) dan initialize (inisialisasi).

6. Laporan dan Statistik

Menu pelaporan yang berisikan informasi laporan kegiatan perpustakaan. Fasilitas ini terdapat dari beberapa fitur, yaitu statistic (collection statistic), laporan peminjaman (loan report), laporan anggota (member report), rekapitulasi, daftar judul, daftar judul eksemplar, statistik penggunaan koleksi, laporan peminjaman berdasarkan klasifikasi daftar anggota, daftar peminjaman anggota, sejarah

Gambar

Tabel 2.1 Karekteristik dan Sub – karekteristik model ISO 9126-1 dari masing-  masing karekteristik tersebut yakni sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi angket
Tabel 4.4 Security (Kemampuan perangkat lunak untuk melindungi informasi dan data  sehingga orang atau sistem yang tidak sah tidak dapat membaca atau memodifikasi)  No
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 3 (tiga) responden menyatakan „ya‟ sistem  otomasi  Perpustakaan  Senayan  Libray  Management  System  (SLiMS)  Pada  Perpustakaan  Stikes Senior Medan sudah sesuai sistem SLiMS dengan peraturan yang berlaku, sedangkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Tugas Akhir ini dapat disimpulkan bahwa; digitalisasi skripsi menggunakan senayan library management system (SLIMS) di UPT perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perbandingan kualitas sistem otomasi bapeten dengan sistem otomasi senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.. Empat sub variabel

Dalam Tugas Akhir ini dapat disimpulkan bahwa; digitalisasi skripsi menggunakan senayan library management system (SLIMS) di UPT perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pemanfaatan SLiMS sebagai sarana otomasi di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga berdasarkan teori TAM

Dari berbagai tanggapan responden diatas tentang jumlah OPAC-SLiMS di perpustakaan Universitas Bosowa 45 saat ini, maka penulis dapat memberika

 Kesebelas, para developer dan pengelola perpustakaan Depdiknas berkomitmen untuk terus mengembangkan Senayan dan menjadikannya salah satu contoh

Dalam proses membuat kartu anggota perpustakaan melalui aplikasi Senayan Library Management System (SLiMS), 10 orang mahasiswa yang peneliti uji dapat melakukan

Dari keseluruhan hasil di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa pemanfaatan aplikasi Senayan Libarary Management System SLiMS pada perpustakaan perguruan tinggi yaitu Universitas