i SKRIPSI
RANCANG BANGUN SPASIAL WEB SERVICE ANCAMAN DAN RESIKO
BENCANA ALAM(STUDI KASUS : WILAYAH PEMANTAUAN BADAN
NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh : PUTRI UTAMI
109093000113
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ii HALAMAN JUDUL
RANCANG BANGUN SPASIAL WEB SERVICE ANCAMAN DAN RESIKO
BENCANA ALAM(STUDI KASUS : WILAYAH PEMANTAUAN BADAN
NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negri Syariaf Hidayatullah Jakarta
Oleh: PUTRI UTAMI
109093000113
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
v PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
JAKARTA, OKTOBER 2014
vi ABSTRAK
PUTRI UTAMI, Rancang Bangun Web Service Ancaman dan Resiko Bencana Alam (Studi KAsus: Daerah Pemantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana) di bawah bimbingan ZAINUL ARHAM dan EVA KHUDZAEVA.
Indonesia adalah negara yang rawan bencana dilihat dari aspek geografis, klimatologis dan demografis. Letak geografis Indonesia di antara dua benua dan dua samudera menyebabkan Indonesia mempunyai potensi yang cukup bagus dalam perekonomian sekaligus juga rawan dengan bencana.Kombinasi antara berbagai risiko ancaman, kondisi kerentanan, ketidakmampuan atau kelemahan dalam bertindak untuk mengurangi potensi konsekuensi negatif yang ada. Kompleksitas penyelenggaran penanggulangan bencana memerlukan suatu penataan dan perencanaan yang matang, terarah dan terpadu.Penyelarasan arah penyelenggaraan penanggulangan bencana pada suatu kawasan membutuhkan dasar yang kuat dalam pelaksanaannya dan kebutuhan ini terjawab dengan kajian risiko bencana. Kajian risiko bencana merupakan perangkat untuk menilai kemungkinan dan besaran kerugian akibat ancaman yang ada. Dengan mengetahui kemungkinan dan besaran kerugian. Oleh karena itu untuk membantu penyelenggaraan penanggulangan bencana dibutuhkan sebuah sistem informasi spasial yang mempunyai kemampuan memberikan informasi tentang daerah ancaman dan resiko bencana alam di Indonesia. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Object Oriented Analysis and Design dengan model Rapid Application Development (RAD). Perancangan system dilakukan dengan notasi Unified Modelling Language (UML). Tahap pengkodean sistem dilakukan dengan menggunakan Java, PHP, dan MYSQL.
Kata Kunci: Resiko Bencana,Ancaman Bencana, Object Oriented Analysis and Design, Rapid Application Development, Unified Modelling Language
Bab I-V+203 Halaman+ vi Halaman+93 Gambar+31 Tabel+Pustaka +5 Lampiran + 5 Daftar Simbol
vii KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Spasial Web Service Ancaman dan Resiko Bencana Alam (Studi Kasus : Badan Nasional Penanggulangan Bencana)”. Shalawat dan salam tak lupa tersirah untuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali pihak yang terlibat yang membantu penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Ketua Program Studi Jurusan Sistem Informasi. 3. Bapak Zainul Arham, M.Si, dan Ibu Eva Khudzaeva, M.Si, selaku dosen
pembimbing yang secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis.
4. Bapak Agus dan Mas Iwan selaku pihak dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Mas Satria Selaku pihak dari Badan Meteorologi dan Klimatologi. 5. Kedua Orangtuaku, Bapak Soenaryo SE yang telah berjuang untuk memberikan
viii dan harapan tak pernah lepas dari ucapanmu, untuk keberhasilan putera-puterimu. Ucapan terima kasih tidak akan cukup membalas semua jasamu. I Love You and I will never let you down Pa, ma.
6. Adik-adikku tersayang Imam Baharuddin dan Aziz Rizkyan yang selalu memotivasi saya dengan cara yang tidak terduga untuk menjadi kaka yang baik dan bijaksana.
7. Sahabat tersayang “Nona-nona” Pramitha Dwi Larasati, Firza yenti dan Rizka Hidayanti, My beloved groups “Gank Arisan” Abdu, Tantowi, Rizky, Deni, Diki, Mawan, Fahrul yang selalu memberikan semangat persahabatan yang tak terlupakan, terima kasih atas persahabatan kita ,grazie amici per il support che mi date, ti amo.
8. Teman seperjuangan SIC 2009 dan GIS 2009 terima kasih atas kebersamaannya dikelas maupun diluar kelas. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, maaf jika saya tidak bisa menyebutkan satu per satu.
Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, baik sebagai bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar untuk penelitian materi lebih lanjut.
Jakarta, Juli 2014
ix LEMBAR PERSEMBAHAN
Pada kesempatan ini, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril maupun materil, terutama kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Soenaryo S.E dan Sri Rahayu S.Pd yang selama ini telah bersabar menunggu kelulusan Peneliti, yang tanpa henti mendoakan kelancaran proses skripsi ini. Dan adikku Imam Baharuddin, Aziz Rizkyan yang selalu memberikan dorongan untuk Peneliti segera menyelesaikan skripsi ini. 2. Guru sekaligus motivatorku Bapak Zainul Arham, Ibu Eva Khudzaeva, Bapak Eri
Rustamaji, yang telah memberikan gagasan, arahan serta semangat selama penulisan skripsi ini. Dosen Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. Dan Keluarga Besar Sistem Informasi khususnya Sistem Informasi C angkatan 2009, Sistem Informasi Geografis angkatan 2009 dan keluarga besar HIMSI.
3. Sahabat-sahabatku Rizka Hidayanti, Pramitha Dwi Larasati, Firza Yenti, Rizky Adhi, Diky Wardani, Fahrul Rozi, Ahmad Tantowi, Denny Ramadhan, Harnanda Himawan, Abdu Rifai, Wara Gilang, Nuranita Permatasari, Hasan Kiana Aji, Endang Soenarya.
Desember 2014
x DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ...ii
LEMBAR PENGESAHAN ...iii
PENGESAHAN UJIAN...iv
LEMBAR PERNYATAAN... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN...ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR GAMBAR...xvii
DAFTAR TABEL...xxii
DAFTAR SIMBOL...xxiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…………...…………...1
1.2 Rumusan Masalah………..9
1.3 Batasan Masalah………..10
1.4 Tujuan………..11
1.4.1 Tujuan Umum………..11
xi
1.5 Manfaat………12
1.5.1 Bagi Penulis……….12
1.5.2 Bagi Universitas………..12
1.5.3 Bagi Pengguna Sistem……….12
1.6 Metode Penelitian………13
1.6.1 Metode pengumpulan data………...13
1.6.2 Metode Perancangan sistem………14
1.7 Sistematika Penulisan………..15
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun………..17
2.2 Konsep Sistem Informasi……...………..17
2.3 Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG)……….18
2.3.1 Pengertian SIG……….18
2.3.2 Komponen SIG………20
2.4 Konsep Spasial Web Service………...21
2.5 Konsep Ancaman dan Resiko Bencana Alam………….………22
2.5.1 Pengertian Bencana Alam………...22
xii
2.5.3 Resiko Bencana………..24
2.6 Konsep Mitigasi dan Spasial Web Service………….………25
2.6.1 Kesiapsiagaan………..………25
2.6.2 Web Geographic Information System……….26
2.6.3 Orientasi Mitigasi Bencana dan Islam….………32
2.7 Peta dan Pemetaan………...36
2.7.1 Skala Peta………36
2.8 Konsep Pengembangan Sistem Informasi………..…………37
2.8.1 Object Oriented………...37
2.8.2 Rapid Application Development (RAD)...38
2.8.2.1 Model RAD menurut Kendall & Kendall…………...38
2.8.2.2 Model RAD menurut Pressman………...39
2.8.3 UML (Unified Modelling Language)………..40
2.8.3.1 Tujuan UML………41
2.8.3.2 Diagram dalam UML………..41
2.9 Telepon Pintar (Smartphone)………..43
2.9.1 Android..………..…………45
2.10 KML/KMZ………..46
2.11 Tools Pembuat Aplikasi………...47
2.11.1 Bahasa Pemrograman………..47
xiii
2.11.1.2 PHP (Hypertext Preprocessor)………...48
2.11.2 Perangkat Pengembang Software………48
2.11.2.1 Android SDK (Software Development Kit)……….48
2.11.2.2 Eclipse………...49
2.11.2.3 ArcGIS ESRI……….50
2.11.3 Database………50
2.11.3.1MySQL………...52
2.11.3.2 Database Management System (DBMS)…………...52
2.11.3.3 XAMPP……….53
2.12 Metodologi Penelitian……….53
2.12.1 Metode Pengumpulan Data……….53
2.12.1.1Metodologi Pengembangan Sistem Menggunakan Rapid Application Development (RAD) ………53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………56
3.2 Data dan Perangkat Penelitian………56
3.2.1 Data Penelitian………56
3.2.2 Perangkat Penelitian………...57
xiv
3.3.1 Metode Pengumpulan Data………58
3.3.1.1Observasi……….58
3.3.1.2Wawancara………..59
3.3.1.3 Studi Pustaka………...59
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem………70
3.3.2.1 Perencanaan Syarat (Requirements Planning)……....70
3.3.2.2 Proses Desain (Workshop Design)………..…71
3.3.2.3 Fase Implementasi………...72
3.3 Kerangka Penelitian……….76
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Syarat (Requirement Planning)………..77
4.1.1 Gambaran Umum Institusi………..77
4.1.1.1 Badan Nasional Penanggulangam Bencana…………77
4.1.1.2 Tugas BNPB dalam Penanggulangan Bencana…….81
4.1.1.3 Struktur Organisasi BNPB………82
4.1.1.4 Sturktur Organisasi BNPB bagian Data Informasi dan Humas………83
4.1.1.5 Struktur Organisasi BMG Balai Besar II………….83
4.1.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi BMG………...83
xv
4.1.2 Tujuan Perancangan Sistem………85
4.1.3 Analisis Proses Bisnis dan Sistem yang Berjalan…………....86
4.1.3.1 Kelebihan Sistem Berjalan………..88
4.1.3.2 Kelemahan Sistem Berjalan………88
4.1.4 Identifikasi Masalah………...89
4.1.4.1 Tujuan Pengembangan Sistem………...90
4.1.5 Analisis Sistem Usulan………91
4.1.5.1Ruang Lingkup Sistem………93
4.1.6 Kebutuhan Perancangan Sistem………..………...94
4.2 Proses Design………..98
4.2.1 Perancangan Sistem……….99
4.2.1.1 Use Case Diagram………..99
4.2.1.1.1 Narasi Use Case………..104
4.2.1.2 Activity Diagram……….………..131
4.2.1.3 Sequence Diagram………...150
4.2.1.5 Perancangan Class Diagram………..…………160
4.2.1.5.1 Tabel Daftar Objek Potensial…….160
4.2.1.5.2 Class Diagram………....162
4.2.1.5.2.1 Mapping Diagram ….………...163
xvi
4.2.2.1 Struktur Database………..164
4.2.3 Perancangan Layout………...169
4.3 Fase Implementasi……….181
4.3.1 Coding Program……….181
4.3.1.1 Kajian Ancaman dan Risiko Bencana………...181
4.3.1.2 Penentuan Tingkat Ancaman dan Resiko…………..186
4.3.1.3 Pemrograman (Coding)………188
4.3.2 Pengujian Sistem………...189
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………194
5.2 Saran………..195
xvii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data Kejadian Bencana……..………..…………..………...1
Gambar 1.2 daftar korban bencana………..………..2
Gambar 1.3 Peta Pacific Ring of Fire………3
Gambar 2.1 Komponen SIG……….…………...20
Gambar 2.2 Kesiapsiagaan dalam Model Siklus Pengelolaan Bencana………...…...26
Gambar 2.3 Sistem Federated Web GIS…………...………31
Gambar 2.4 Siklus Penanggulangan Bencana dalam prespektif Islam…………...35
Gambar 2.5 Use case Diagram………41
Gambar 2.6 Class Diagram………...42
Gambar 2.7 Activity Diagram……….………...42
Gambar 2.8 Sequence Diagram………...43
Gambar 2.9 Arsitektur Android.………..46
Gambar 3.1 Tahapan RAD………..70
Gambar 3.2 Contoh Peta Resiko bencana………...74
Gambar 3.3 Kerangka Berfikir Penelitian………...75
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BNPB………...82
Gambar 4.2 Struktur organisasi BNPB bagian Data,informasi dan Humas…………83
xviii
Gambar 4.4 Rich Picture Analisis Sistem Berjalan……….86
Gambar 4.5 Sistem usulan………...92
Gambar 4.6 Use case diagram………..…...99
Gambar 4.7 Activity Diagram Lihat Home………..….131
Gambar 4.8 Activity lihat ancaman bencana………...132
Gambar 4.9 Activity lihat resiko bencana………..……133
Gambar 4.10 Activity lihat pantauan bencana………..…….134
Gambar 4.11 Activity lihat data kejadian bencana………..…..135
Gambar 4.12 Activity lihat prakiraan cuaca………..……….136
Gambar 4.13 Activity lihat kerentanan bencana………...….137
Gambar 4.14 Activity lihat pengetahuan bencana……….……138
Gambar 4.15 Activity lihat tentang………..…..139
Gambar 4.16 Activity lihat berita………...140
Gambar 4.17 Activity mengunduh data .………...141
Gambar 4.18 Activity Diagram lihat buku dan poster………...142
Gambar 4.19 Activity login……….…...143
Gambar 4.20 Activity Diagram Logout……….……....144
Gambar 4.21 Activity Diagram manjemen peta………145
Gambar 4.22 Activity Diagram Manajemen Berita...146
Gambar 4.23 Activity Diagram manajemen data bencana……….…………...147
xix
Gambar 4.25 Activity Diagram validasi peta.………..….149
Gambar 4.26 Squence diagram peta………..150
Gambar 4.27 Squence diagram data kejadian bencana..………...151
Gambar 4.28 Squence diagram pengetahuan bencana………..152
Gambar 4.29 Squence diagram buku dan poster……….……..153
Gambar 4.30 Squence diagram login……….………....154
Gambar 4.30 Sequence Diagram Logout………..155
Gambar 4.31 Sequence berita……….………...156
Gambar 4.32 Sequence Diagram Manajemen peta………..157
Gambar 4.33 Sequence Diagram Mengunduh Data………..158
Gambar 4.34 Sequence Diagram validasi peta………..…………...159
Gambar 4.35 Class diagram………..………....162
Gambar 4.36 Mapping Class ……..………..………....163
Gambar 4.37 Halaman Awal……….169
Gambar 4.38 Halaman Home Mobile Version………...170
Gambar 4.39 Halaman Ancaman dan Resiko Bencana………...……...170
Gambar 4.40 Halaman Pantauan Bencana………....171
Gambar 4.41 Halaman Data Kejadian Bencana………171
Gambar 4.42 Halaman Prakiraan Cuaca………...172
Gambar 4.43 Halaman Kerentanan Bencana………...172
xx
Gambar 4.44 Halaman awal pengunjung………..173
Gambar 4.45 Halaman profil pengunjung……….174
Gambar 4.46 Halaman buku………...………...174
Gambar 4.47 Halaman poster………175
Gambar 4.48 Halaman gallery………...175
Gambar 4.49 Halaman pengetahuan bencana………...176
Gambar 4.50 Halaman kerjasama………..176
Gambar 4.51 Halaman geospasial……….177
Gambar 4.52 Halaman data dan informasi………177
Gambar 4.53 Halaman pantauan bencana……….178
Gambar 4.54 Halaman login admin………..…….178
Gambar 4.55 Halaman awal admin………...………179
Gambar 4.56 Halaman manage buku………179
Gambar 4.57 Halaman manage peta……….180
Gambar 4.58 Halaman manage berita………...…180
Gambar 4.59 Halaman berita………..………...181
Gambar 4.60 Konversi raster di ArcToolBox………...182
Gambar 4.61 Query Builder………..…183
Gambar 4.62 Identity Overlay………...183
Gambar 4.63 contoh syntac SRTM………...184
xxii DAFTAR TABEL
xxiii Tabel 4.20 Narasi Use Case Manajemen buku dan poster ………...127 Tabel 4.21 Narasi Use Case lihat buku dan poster ………...129 Tabel 4.22 Narasi Use Case Validasi peta………....130 Tabel 4.23 Daftar Objek Potensial ………...160 Tabel 4.24 Tabel Berita ………....162 Tabel 4.25 Tabel Admin ………...165 Tabel 4.26 Tabel Kep_Pusdatin………165 Tabel 4.27 Tabel Buku ……….166 Tabel 4.28 Tabel Poster……….166 Tabel 4.29 Tabel data kejadian bencana ………...167 Tabel 4.30 Tabel bencana ……….167
xxiv DAFTAR SIMBOL
Simbol Use Case Model Diagram (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)
Simbol Keterangan
Aktor
Use Case
Association
Includes
Extends
System boundary aktor
Use Case
<<include>>
<<extend>>
xxv Simbol Activity Diagram
(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)
Simbol Keterangan
State
Control Flow Initial State
Final State
Transition
Decision
Swimlane Activity1
(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)
Simbol
Object1
: aktor
: Form Login
Simbol Sequence Diagram (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)
Simbol Keterangan
Object lifeline
Aktor
Non object lifeline
Stimulus Self Stimulus
Activation Object1
: aktor
: Form Login
xxvii Simbol Clas Diagram
(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)
Simbol Keterangan
Class: 1. Class name
2. Attribute 3. Operation
Association
Generalization
Agregation class name
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan wilayah yang mempunyai keunikan dan keistimewaan yang khas di dunia. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.000 buah dan panjang garis pantai lebih dari 80.000 km merupakan jumlah pulau terbesar dan garis pantai terpanjang di dunia. Di pulau Jawa, 120 juta orang tinggal di dalam bayang-bayang lebih dari 30 gunung berapi.
Gambar 1.1 Data Kejadian Bencana (sumber : BNPB)
2 dengan porsi kejadian terbanyak adalah banjir sebanyak 3.450 kejadian disusul oleh tanah longsor sebanyak 1.282 kejadian. Sedangkan bencana geologi yang meliputi gempa bumi, tsunami dan erupsi gunung berapi hanya menyumbang sekitar 4 % dari seluruh kejadian bencana di Indonesia. Akan tetapi walaupun kecil, bencana geologi ini telah menimbulkan korban fatalitas mencapai ±265.431 jiwa, serta nilai kerugian yang sangat besar.
Dalam sepuluh tahun terakhir bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh (2004), Yogyakarta (2006), Tasikmalaya (2009), Sumatra Barat (2010), gempa dan tsunami Mentawai (2010), tanah longsor Wassior di Papua Barat (2010) dan letusan Gunung Merapi Yogyakarta (2010) menyebabkan korban ratusan jiwa dan ratusan triliun rupiah dalam nilai ekonomi.
Gambar 1.2 daftar korban bencana (Sumber : BNPB)
yang juga ditandai oleh ratusan gunung berapi, yang secara bergiliran akan meletus dari waktu ke waktu yang berarti
Indonesia akibat kondisinya tersebut
sekejap bisa terjadi sejumlah besar manusia kehilangan tempat tinggal, sebagian di antaranya mengalami luka
kerugian fisik (material), bencana juga mendatangkan kerugian sosial seperti kehilangan mata pencaharian, trauma, penyebaran wabah penyakit, serta berbagai konflik sosial pasca-bencana.
(
Dengan melihat besarnya akibat bencana sebagaimana terlihat pada contoh contoh peristiwa di atas, pengetahuan dan informasi tentang kebencanaan ataupun antisipasi terhadap datangnya bencana mutlak diperlukan. Waktu pers
bencana alam tidak dapat diprediksikan, namun kawasan atau wilayah yang yang juga ditandai oleh ratusan gunung berapi, yang secara bergiliran akan meletus dari waktu ke waktu yang berarti ancaman bencana akan senantiasa mengintai akibat kondisinya tersebut. Bisa dibayangkan bila terjadi bencana. dalam sekejap bisa terjadi sejumlah besar manusia kehilangan tempat tinggal, sebagian di antaranya mengalami luka-luka atau bahkan meninggal dunia. Selain membawa kerugian fisik (material), bencana juga mendatangkan kerugian sosial seperti kehilangan mata pencaharian, trauma, penyebaran wabah penyakit, serta berbagai
[image:30.612.105.539.144.548.2]bencana.
Gambar 1.3 Peta Pacific Ring of Fire (Sumber : National geographic, 2011)
Dengan melihat besarnya akibat bencana sebagaimana terlihat pada contoh contoh peristiwa di atas, pengetahuan dan informasi tentang kebencanaan ataupun antisipasi terhadap datangnya bencana mutlak diperlukan. Waktu pers
bencana alam tidak dapat diprediksikan, namun kawasan atau wilayah yang
3 yang juga ditandai oleh ratusan gunung berapi, yang secara bergiliran akan meletus ancaman bencana akan senantiasa mengintai Bisa dibayangkan bila terjadi bencana. dalam sekejap bisa terjadi sejumlah besar manusia kehilangan tempat tinggal, sebagian di gal dunia. Selain membawa kerugian fisik (material), bencana juga mendatangkan kerugian sosial seperti kehilangan mata pencaharian, trauma, penyebaran wabah penyakit, serta berbagai
4 berpotensi dilanda bencana (khususnya gempa, letusan gunung api, dan banjir musiman) dapat dikenali berdasarkan kondisi geografis dan geologis, serta catatan empirik peristiwa-peristiwa sebelumnya.
Pengurangan resiko bencana sangat prioritas bagi Negara-negara rawan bencan dan Indonesia menduduki peringkat pertama untuk bencana tsunami dan longsor dengan jumlah orang terdampaknya (Kompas, 2011)
5 penanggulangan bencana.
Dalam National progress report on the implementation of the Hyogo Framework for action (2009-2011), Indonesia telah melakukan beberapa pencapaian terhadap parameter strategic goals yang telah ditentukan. Pada tahapan pencapaian strategis yang menyangkut kebijakan pembangunan berkelanjutan, perencanaan, dan program dengan penekanan pada pencegahan bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan, Indonesia telah melakukan kemajuan dalam pengurangan resiko bencana ke dalam proses pembanguna nasional.
Meskipun upaya penanggulangan bencana telah dilakukan, baik oleh Pemerintah melalui departemen/lembaga/instansi terkait serta lembaga/organisasi non pemerintah serta masyarakat, namun kejadian bencana tetap menunjukkan peningkatan baik intensitasnya maupun dampak kerugiannya. Untuk itu upaya-upaya pengurangan resiko bencana harus tetap dilakukan dan selalu ditingkatkan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memberikan pengetahuan praktis tentang karakteristik bencana dan upaya-upaya mitigasinya kepada seluruh pemangku kepentingan (stake holder).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana disingkat BNPB adalah sebuah
Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu Presiden
Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
6 yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan. BNPB dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 (BNPB).
Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.sebagai salah satu badan pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masalah penanggulangan bencana baik pencegahan atapun pasca bencana adalah tugas pokok dari BNPB (indonesia.go.id).
7 adanya informasi spasial ancaman dan resiko bencana, informasi spasial sudah dapat diakses melalui mobile/smartphone.
Menurut Argo Mulyanto (2011); Pengembangan model SIG untuk menentukan rute evakuasi yang menyajikan menyusun model sistem informasi geografis (SIG) untuk menentukan rute evakuasi bencana. Di dalam penelitian Argo Mulyanto masih sangat terbatas dan belum berbasis web dan mobile. sedangkan penelitian yang saya kembangkan sudah berbasikan Web dan Mobile .
8 Menurut Pramadhi Dharma, Arna Fariza, Rizki Yuniar Haqqun (2012) Sistem informasi geografis daerah bencana lumpur lapindo Sidoarjo menggunakan j2me. Pada Aplikasi ini dapat menampilkan Peta Daerah Bencana Lumpur Lapindo beserta Informasinya, Informasi pusat evakuasi terdekat dengan pusat lumpur yang meliputi rumah sakit, daerah penyebaran lumpur dan informasi-informasi pendukung lainnya. Peneliatian ini sebatas mengetahui daerah bencana lumpur lapindo, sistem informasi ini berbasis mobile J2ME sebagai pembangun sistem. Sedangkan penelitian yang saya kembangkan meliputi keseluruhan bencana dan berbasis mobile berplatform android.
Dari penelitian mengenai bencana yang terjadi di Indonesia maupun upaya mitigasi penanganan bencana yang telah dilakukan sebelumnya, dijelaskan bahwa upaya penyampaian informasi tentang kebencanaan yang merupakan upaya pencegahan dan penanggulangan adalah hal pasti yang harus dilakukan dan dikembangan dengan benar. BNPB yang merupakan lembaga resmi Indonesia yang menangani kebencanaan ataupun upaya mitigasi secara tidak langsung membutuhkan sistem informasi yang bisa bersinergi dalam upaya penanggulagan bencana, guna memberikan informasi tentang ancaman dan resiko bencana kepada masyarakat Indonesia secara terpadu, efektif dan interaktif .
9 dapat memberikan kemudahan dalam mengakses informasi. Jadi sistem informasi berbasis mobile bisa menjawab akan kebutuhan dari BNPB akan faktor-faktor bencana diatas.
Pada masa saat ini vendor-vendor dari telepon genggam pintar atau smartphone kebanyakan memproduksi smartphone berbasis android. Hal ini karena android itu adalah sistem operasi yang open source sehingga bebas didistribusikan dan dipakai oleh vendor manapun. (Safaat: 2011) Android juga mampu teintegrasi dengan berbagai layanan Google seperti Googlemaps, dalam menampilkan sebuah informasi lokasi secara peta visual.
Dilihat dari latar belakang diatas, ada ketertarikan untuk melakukan penelitian dalam rangka merancang bangun spasial web service ancaman dan resiko bencana alam yang interaktif agar BNPB dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat terhadap ancaman bencana. Peneliti mengusulkan sebuah sistem yang mampu memberikan informasi spasial ancaman dan resiko bencana kepada pengguna dan masyarakat. Refleksi atas bencana alam boleh jadi anakronis tapi jelas bukan anathema, karena ancaman bencana akan terus ada, seperti kata orang bijak, gempa tak menimbulkan bencana, tapi bangunan yang robohlah yang menimbulkan bencana. Gunung berapi juga tidak menimbulkan bencana, tapi kelambanan kita menjauhinya saat ia murkalah yang mendatangkan bencana.
10 memberikan layanan untuk masyarakat tentang informasi terbaru bencana yang terjadi. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti mengajukan judul skripsi “RANCANG BANGUN SPASIAL WEB SERVICE ANCAMAN DAN RESIKO BENCANA (Studi kasus: Daerah Pantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapati perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menganalisis dan merancang bangun sistem informasi spasial yang dapat menyajikan informasi ancaman dan resiko bencana alam di Indonesia?
2. Bagaimana membangun aplikasi broadcast service yang mampu menampilkan informasi spasial ancaman dan resiko bencana alam berbasis smartphone ?
1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka dalam pembuatan aplikasi ini penulis mencoba untuk mengidentifikasikan masalah yang hanya dibatasi pada:
11 2. Informasi yang ditampilkan merupakan informasi pendukung dalam pantauan bencana Indonesia Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yaitu : Sistem Informasi Spasial (SIS) pantauan bencana, ancaman Bencana alam di Indonesia, dan resiko bencana alam di Indonesia, Sistem Informasi pendukung mitigasi kebencanaan.
3. Metode yang digunakan adalah object oriented - RAD (Rapid Application Development) hingga pada tahapan testing aplikasi prototype.
4. Spasial broadcast service dengan platform android.
5. Platform smartphone pada sistem ini adalah android. Tools yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah ArcView versi 3.3, ArcGIS 9.0, bahasa pemrogramman PHP, XAMPP untuk web server, MySQL untuk penyimpanan database non spasial, Java, program aplikasi Google Android untuk menampilkan data spasial, Sistem Operasi mobile minimal froyo 2.2 sebagai interface berbasis mobile .
6. Data spasial yang digunakan memiliki format Shapefile (.Shp) , Keyhole Markup Language (.kml/ .kmz) .
7. Data yang dibutuhkan di dalam system ini adalah data kondisi fisik alam pada daerah bencana rawan gempa, daerah rawan bencana, ancaman dan resiko bencana, data Pengguna Android di kalangan masyarakat
1.4 Tujuan
12 Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menyediakan sebuah sistem informasi spasial web service yang terintegrasi mobile mengenai daerah ancaman dan resiko bencana alam di Indonesia sehingga dapat memberikan broadcast informasi tentang daerah ancaman dan resiko bencana alam kepada pengguna sistem.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisa dan membuat sistem informasi spasial ancaman bencana alam di Indonesia, yang menjadi salah satu parameter untuk membuat peta resiko bencana alam di Indonesia.
2. menganalisis dan membuat peta resiko bencana alam di Indonesia dari perhitungan antara peta ancaman dan peta kerentanan bencana ditambah peta kapasitas (kesiapsiagaan).
3. Membangun aplikasi berbasis mobile android. 4. Mengkonversi data spasial ke dalam mobile base.
5. Membangun implementasi sistem informasi spasial berbasis mobile. 6. Membangun spasial broadcast service dengan platform android.
1.5 Manfaat
Penelitian ini memiliki manfaat yaitu: 1.5.1 Bagi Penulis
13 b. Mengetahui lebih dalam tentang system operasi android
c. Mengetahui lebih dalam mengenai pengembangan aplikasi pada android dan menerapkan langsung dengan mengembangkan aplikasi tersebut. d. Menambah wawasan system informasi spasial.
1.5.2 Bagi Universitas
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang diperoleh selama kuliah
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi
1.5.3 BagiPengguna Sistem
a. Tim Penanggulangan Bencana : mengetahui tentang kebencanaan di Indonesia sehingga mudah dalam upaya mitigasi ketika ada bencana b. Masyarakat dan wisatawan : bisa melihat peringatan dini sebelum
terjadinya bencana alam,dan dapat mengetahui data bencana apa saja yang ada pada suatu daerah. Dan juga untuk meningktkan pengetahuan tentang kebencanaan, upaa penyegahan dan resiko yang terjadi agar tidak ada kepanikan berlen\bihan ketika terjadi bencana alam.
14 perangkat mobile bahkan smartphone.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut.
1.6.1 Metode pengumpulan data
a. Metode kepustakaan
Pengumpuan data yang dilakukan untuk memperoleh keterangan dan data dari literature berupa buku, skripsi, thesis, jurnal, ebook, artikel-artikel dan situs-situs internet yang berkaitan dengan pembahasan skripsi. Dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan informasi, melakukan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait. Mengajukan daftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap dan juga mempelajari buku-buku literatur yang mendukung dan berkaitan dengan topik penelitian ini.
b. Metode wawancara
15 memberikan beberapa pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan disusun sebelumnya.
c. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan langsung melihat kegiatan yang dilakukan oleh user (Sutabri, 2012).
1.6.2 Metode Perancangan sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah metode object oriented dengan menggunakan pemodelan RAD Rapid Application Development, merupakan salah satu metode prototyping yang memiliki tahapan-tahapan berikut (Kendall and Kendall, 2008) :
1. Requirements Planning (PerencanaanSyarat)
Dalam fase ini akan diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan system yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhuan informasi dan masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternative pemecahan masalah. Analisis digunakan untuk mengetahui perilaku system dan juga untuk mengetahui aktifitas apas aja yang ada dalam system tersebut.
2. Workshop Design (Proses Desain)
16 pengguna merespon working prototype yang ada dan menganalisis, memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan tanggapan pengguna.
3. Implementation (penerapan)
Analis bekerja secara intens dengan pengguna selama proses desain untuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan system dibangun, sub-sub system diuji coba dan diperkenalkan kepada perusahaan
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, pembahasan yang disajikan dibagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode pengumpulan data, metode perencanaan strategis sistem informasi, waktu penelitian, tempat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
17 penulis buat, dimana berisi teori-teori dari konsep, software, dan aplikasi dari penelitian ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang objek yang diteliti dan metode-metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan mengembangkan sistem dalam penelitian tersebut.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil yang didapatkan dari pengembangan sistem yang dilakukan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menguraikan simpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya dan juga berisi saran-saran untuk perbaikan.
18 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun
Rancang atau merancang dapat diartikan sebagai mengatur atau merencanakan segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan, atau melakukan sesuatu), yang akan menghasilkan sebuah rancangan dalam bentuk aplikasi. Bangun dapat diartikan sebagai cara dalam menyusun atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur, dan sebagainya (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
Jadi rancang bangun merupakan pengaturan dan perencanaan segala sesuatu untuk membangun dan menyusun suatu struktur yang ada yang bertujuan menghasilkan rancangan yang baru.
2.2 Konsep Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu entity ( kesatuan ) formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logika ( Prahasta, 2005 ).
19 untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian ( Prahasta, 2009 ).
Menurut Barus (1996), sistem informasi adalah suatu jaringan perangkat keras dan lunak yang dapat menjalankan operasioperasi dimulai dari perencanaan, pengamatan dan pengumpulan data, kemudian untuk penyimpanan dan analisi data, termasuk penggunaan informasi yang diturunkan ke beberapa proses pembuatan keputusan.
Dari berbagai definisi/pengertian mengenai sistem informasi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem gabungan yang berbasis komputer yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan informasi dari data-data yang telah diolah sebelumnya.
2.3 Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG)
2.3.1 Pengertian SIG
20 geografis di representasikan kedalam dua bentuk yaitu model data raster dan model data vektor.
a. Model Data Raster
Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini tergantung pada resolusi atau ukuran piksel (sel grid) di permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan dalam layer yang secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur – unsur peta. Koordinat – koordinat yang ada dalam sekumpulan data raster diperlukan untuk mengikatkan ( me – register ) sistem grid ini terhadap suatu sistem koordinat yang dikehendaki.(Prahasta, 2005 ).
b. Model Data Vektor
21 2.3.2 Komponen SIG
Menurut Gistus dalam Prahasta (2005), komponen SIG dibagi menjadi empat komponen, diantaranya perangkat keras, manajemen, data dan informasi, serta perangkat lunak.
[image:48.612.101.533.106.605.2]Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan adalah CPU, RAM, storage, input device, output device, dan peripheral lainnya. Sedangkan komponen perangkat lunak, merupakan suatu sistem untuk mengolah data dan informasi geografis, seperti ERDAS, ArcView, MapInfo, dan lain-lain. Data dan Informasi, merupakan data atribut dari tabel-tabel dan laporan yang digunakan, dan manajemen merupakan komponen yang berkaitan dengan perkembangan dan penguasaan teknologi. Kombinasi yang benar antara ke empat (4) komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.
22 2.4 Konsep Spasial Web Service
Terdapat sebuah definisi layanan web yang bagus yaitu sebuah web service adalah berbagai layanan yang tersedia di internet menggunakan standar sistem pemesanan xml dan tidak terikat oleh sistem operasi dan bahasa pengembang.
Layanan web mengacu pasa satu protocol komunikasi internet yaitu http yang digunakan untuk menghubungkan antara aplikasi aplikasi yang ada. Layanan web bersifat penting karena dapat memainkan bagian integral dari interoperability antara aplikasi-aplikasi sehingga aplikasi-aplikasi ini dapat saling berhubungan. Layanan web ini menyediakan suatu metode komunikasi antara aplikasi-aplikasi dapat dengan mudah digunakan. (Lukfi Halim, 2008)
23 2.5 Konsep Ancaman dan Resiko Bencana Alam
2.5.1 Pengertian Bencana Alam
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggagu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan , baik oleh factor alam dan/atau factor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dampak psikologis. (PerKa BNPB no.8 tahun 2011)
Bencana tidak dapat di elakkan tetapi tidak demikian halnya dengan kematian yang disebabkan adanya bencana. Adalah suatu tantangan untuk kita bagaimana mengupayakan untuk meminimalkan dampak dari bencana itu sendiri, dengan memperkirakan datangnya bencana bahkan mencegah terjadinya suatu bencana. Kita mengenal ada dua macam bencana yaitu bencana alam dan bencana yang disebabkan oleh manusia.
24 oleh faktor alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional”. Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bencana alam merupakan suatu getaran-getaran yang merambat melalui permukaan bumi serta menembus bumi sehingga menimbulkan goncangan besar yang kadang kala disusul dengan terjadinya tsunami yang menyebabkan kerusakan rumah masyarakat dan fasiltas umum serta hilangnya harta benda bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.
2.5.2 Ancaman Bencana
Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bias menimbulkan bencana. (Handa S. Habidin, 2012)
Indonesia secara garis besar memiliki 13 Ancaman Bencana. Ancaman tersebut adalah :
1. Gempabumi 2. Tsunami 3. Banjir
4. Tanah Longsor 5. Letusan Gunung Api 6. Abrasi
25 9. Kebakaran Hutan dan Lahan
10. Kebakaran Gedung dan Pemukiman 11. Epidemi dan Wabah Penyakit 12. Gagal Teknologi
13. Konflik Sosial
2.5.3 Resiko Bencana
26 2.6 Konsep Mitigasi dan spasial web service
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta. Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda. Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah menimbulkan korban dan kerugian.(Badan Nasional Penanggulangan Bencana,2007)
2.6.1 Kesiapsiagaan
27 Gambar 2.2 Kesiapsiagaan dalam Model Siklus Pengelolaan Bencana
(sumber : ikatan geografi Indonesia)
2.6.2 Web Geographic Information System
28 data, which is a key requirement before, during and after any disaster” (Raheja, Ojha dan Mallik, Cinque, Crowe dan Davies, Saydi, Zoej dan Mansourian, 2004).
Johnson (2000) mengungkapkan bahwa SIG dapat digunakan dalam emergency management untuk menunjukkan data yang spatial nature dalam bentuk satu buah peta. Pada masa sebelum terjadinya disaster, SIG dapat digunakan untuk pembuatan peta resiko dengan analisa senario (Raheja, Ojha, Mallik, 2000). Sedangkan pada masa setelah terjadinya disaster, GIS itu dapat : “Membuat ketersediaan informasi terkini yang berhubungan dengan koordinat spasial orang-orang yang terkena dampak dan ketersediaan sumber pertolongan dan penyelamatan, daerah terluas dari bencana dan geoposisikan lfelines supply air dn jaringan transportasi ”
29 Tabel 1.1 : Kemampuan GIS dalam disaster management
(Sumber : Levine dan Landis , 1989)
FUNCTION POTENTIAL
APPLICATIONS
EXAMPLES
Data display - Aid in the analysis of spatial distribution of socio-economic infrastructure and natural hazard phenomena
- What lifeline elements lie in high-risk areas?
- Use of thematic maps to enhance reports and/or presentations
- What population could be affected?
- Link with other databases for more specific information
- Where are the closest hospitals or relief centers in case of an event?
Land Information Storage and Retrieval
- Filing, maintaining, and updating land-related data (land ownership, previous records of
- Display all parcels that have had flood problems in the past
[image:56.612.110.536.113.680.2]30 natural events,
permissible uses, etc.)
Zone and District Management
- Maintain and update district maps, such as zoning maps or floodplain maps
- List the names of all parcel owners of areas within 30 m of a river or fault line
- Determine and enforce adequate land-use regulation and building codes
- What parcels lie in high and extreme landslide hazard areas?
Site Selection - Identification of potential sites for particular uses
- Where are the hazard-free vacant parcels of at least x ha lying at least y in from a major road, which have at least z bed-hospitals within 10 km radius?
Hazard Impact Assessment
- Identification of geographically
20-31 determined hazard
impacts
year flood?
32 Gambar 2.3 Sistem Federated web GIS (Jack, 2008)
33 kemampuan visualisasi yang sangat bagus, pemetaan dan menyediakan akses ke pengetahuan geografis secara sempurna untuk semua orang. Seiring waktu, web GIS akan menjadi bagian penting dari infrastruktur masyarakat.( Nasaruddin dan Khairul Munadi.2011)
2.6.3 Orientasi Mitigasi Bencana dan Islam
34 memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, jadi perencanaan menjadi hal yang sangat penting karena akan menjadi penentu dalam ketercapaian sebuah tujuan.
Ayat-ayat yang menjadi dasar adalah al-Hijr (15):28-29; al-Balad (90):10 dan al-Syams (91):7-10. Teori pendidikan Islam yang tepat untuk menghadapi bencana ialah konvergensi antara fatalis dan positif atau teori good-active menurut pemikiran pendidikan Barat. Artinya ketika bencana datang, manusia memperoleh pendidikan aspek kognitif, emosi dan psimotor seperti sabar, berserah diri, pengokohan iman tauhid, dan meminimalisir sifat sombong, berpikir, dan berbuat untuk bangkit. Setelah pasca bencana manusia tidak boleh pasif fetapi harus aktif membuat rencana strategis dari berbagai elemen yang dianggap dapat mengurangi kerentenan dan resiko bencana dalam suatu komunitas, untuk merespon, mencegah (preventif) dan mengurangi (mitigasi) dampak yang tidak diinginkan dari ancaman, dalam konteks yang luas dari pembangunan berkelenjutan.
35 akibat alam bukan ulah manusia. Bencana yang menerpa umat manusia bukanlah murka dan hukuman Tuhan, tetapi rahmat-Nya. Allah tidak pernah menghukum dan menyiksa hambanya di dunia karena kelaliman dan usahanya, tetapi hukuman dan siksaan itu ditangguhkan (al-Nahl [16]:61 dan Fatir[35]:45). Bencana terjadi adalah sebagai konsekuensi-konsekuensi tindakan-tindakan lalim. Hidup adalah ujian.
Kedua: Dimensi pendidikan kecerdasan intelektual dan psikomor. Menurut Ibnu Qayyim pendidikan intelektual ialah mengerahkan daya dan kemampuan untuk mengembangkan akal, mendidik dan meluaskan wawasan dan cakrawala berpikir. [Manusia harus bangkit dari derita bencana dan aktif melakukan kajian-kajian, berkreasi mengatasi masalah dan melakukan aksi konkrit. Hal itulah inti dari al-Ra’ad(13) :11. Menurut Ja’far S. Idris, ayat ini mengandung ada empat hal yaitu (1) Tuhanlah yang memiliki kebebasan berkehendak mutlak; (2) Manusia hanya memiliki kebebasan berkehendak yang terbatas; (3) Suatu perubahan dapat diupayakan oleh manusia dalam dirinya; dan (4) Perubahan nasib pada manusia akan dilakukan oleh Allah sesuai dengna hasil kerja keras dan usaha serius yang dilakukan oleh manusia.
36 maksudnya menuntut dan memberi pencerahan kepada para korban bencana. Sebagai hasil olah akal budi terhadap bencana, maka Kelompok Kerja Mitigasi dan Penanggulangan Bencana membuat Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana (RANPRB) membuat lima prioritas pengurangan resiko bencana (PRB) yaitu (1) meletakkan PRB sebagai prioritas nasional maupun daerah dan implementasinya harus dilaksanakan oleh suatu institusi yang kuat, (2) mengidentifikasi, mengkaji dan memantau resiko bencana serta menerapkan system peringatan diri, (3) memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun budaya keselamatan dan ketahanan pada seluruh tingkatan, (4) mengurangi cakupan resiko bencana dan (5) meningkatkan kesiapan menghadapi bencana pada semua tingkatan masyarakat, agar tanggapan yang dilakukan lebih efektif.
37 2.7 Peta dan Pemetaan
Peta merupakan suatu representasi konvensional dari unsur-unsur fisik dari sebagian atau bahkan keseluruhan permukaan bumi diatas media bidang datar dengan skala tertentu.( Prahasta, 2009 ). Ditinjau dari peranannya, peta adalah bentuk penyajian informasi spasial tentang permukaan bumi untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vector maupun raster. ( PTISDA – BPPT , 2003)
2.7.1 Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarangan di peta dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama).( Arham, 2008 )
38 2. Skala dengan kalimat, biasanya digunakan untuk peta – peta buatan Inggris atau negara – negara bekas jajahan. Bentuknya adalah 1 inch to 1 mile ( 1 : 63.660 ).
3. Skala grafis, skala yang menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak tertentu.
2.8 Konsep Pengembangan Sistem Informasi
Metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam penelitian iniadalah menggunakan metode Object Oriented dengan model pengembangan RAD. 2.8.1 Object Oriented
Object Oriented Analysis (OOA) adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam konstruksi yang disebut object. Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari objek yang sudah ada untuk mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian baru dan untuk menentukan satu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga. (Whitten et al, 2004)
39 persyaratan objek yang telah diidentifikasi lebih awal selama analisis dan untuk mengenali objek dengan desain spesifik.
2.8.2 Rapid Application Development (RAD) 2.8.2.1 Model RAD menurut Kendall & Kendall
Menurut Kendall & Kendall (2008) RAD merupakan salah satu metode prototyping yang memiliki tahapan-tahapan berikut:
(1) Perencanaan Syarat (Requirements Planning)
Dalam fase ini akan diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternatif pemecahan masalah. Analisis digunakan untuk mengetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktivitas apa saja yang ada dalam sistem tersebut.
(2) Proses Desain (Workshop Design)
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selama workshop design RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan menganalisis, memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna.
(3) Penerapan (Implementation)
40 Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem dibangun, sub-sub sistem di ujicoba dan diperkenalkan kepada Instansi.
2.8.2.2 Model RAD menurut Pressman
Menurut Martin (Dalam Pressman, 2002), Rapid Application Development (RAD) adalah sebuah model proses pengembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus pengembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “Kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana pengembangan cepat dicapai dengan menggunakan model pendekatan konstruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembang menciptakan “Sistem Fungsional yang Utuh” dalam waktu periode yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Menurut Kerr (Dalam Pressman, 2002), karena dipakai terutama pada aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase-fase sebagai berikut :
1. Bussiness Modeling
Aliran Informasi diantara fungsi-fungsi bisnis di modelkan dengan suatu cara untuk menjawab apa, siapa dan kemana?
41 Aliran informasi dedefinisikan sebagai bagian dari fase business modeling disaring kedalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut
3. Proses Modeling
Aliran informasi didefinisikan di dalam face data modeling di transformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.
4. Application Generation
RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat 5. Testing dan Turnover
Proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus di tes secara penuh
2.8.3 UML (Unified Modelling Language)
UML adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini disebabkan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
42 2.8.3.1 Tujuan UML
Tujuan utama UML (Suhendar dan Gunadi, 2002) di antaranya adalah untuk: 1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang
ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemogramann dan proses rekayasa.
3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan. 2.8.3.2 Diagram dalam UML
Ada beberapa jenis diagram resmi yang digunakan dalam UML untuk menggambarkan sebuah sistem berdasarkan objeknya (Soliq, 2006), yaitu: 1. Use case Diagram, menggambarkan sekumpulan use case dan actor dan
[image:69.612.102.539.128.608.2]hubungan antara mereka. Use case diagram mempunyai peranan penting dalam pengorganisasian dan pemodelan behavior dari sistem.
43 2. Class Diagram terdiri atas sekumpulan class dan interface lengkap dengan kolaborasi dan hubungan antara mereka. Class diagram memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas didalam model desain (dalam logical view) dari suatu sistem.
Gambar 2.6 Class Diagram
3. Activity Diagram, menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang.
44 4. Sequence Diagram, diagram interaksi yang menekankan pada urutan
[image:71.612.108.540.120.529.2]waktu dari pertukaran message.
Gambar 2.8 Sequence Diagram
2.9 Telepon Pintar (Smartphone)
45 sebuah smartphone pada dasarnya seperti komputer jaringan yang berukuran kecil dalam bentuk ponsel. dengan kemajuan luar biasa dalam teknologi semikonduktor, ponsel dilengkapi dengan prosesor yang jauh lebih kuat, media penyimpanan yang lebih besar, dan LCD, layar yang memungkinkan untuk melakukan beberapa tugas komputasi lokal. Aplikasi umum telepon selular, secara kolektif disebut sebagai aplikasi PIM, meliputi kalender, contact person, agenda, dan fungsi kalkulator.
on-46 board. Contoh – contoh smartphone diantaranya adalah : smart-phone berbasis operating system Android, Blackberry, iPhone, Smartphone berbasis Symbian, Smartphone berbasis BREW dan Smartphone berbasis Windows Mobile.
2.9.1 Android
Platform Android adalah sebuah software stack produksi Google untuk perangkat mobile yang terdiri atas sistem operasi, middleware, dan key applications [OHA07]. Aplikasi Android dapat dikembangkan melalui Android Standard Development Kit (Android SDK) menggunakan sintaks bahasa pemrograman Java. Aplikasi Android nantinya tidak akan berjalan langsung di atas kernel sistem operasi namun berjalan diatas Dalvik, sebuah virtual machine yang khusus dirancang untuk digunakan pada sistem embedded.
47 Gambar 2.9 Arsitektur Android
2.10 KML/KMZ
KML singkatan dari keyhole markup language yang secara sederhana bisa diartikan sebagai format file untuk menampilkan data geografis dengan program penjelajah kebumian (earth browser) seperti Google Earth dan Google Maps. Sederhananya, KML bisa menyimpan obyek utama seperti titik, garis dan luasan dalam format tertentu sehingga bisa ditampilkan dengan Google Earth dan Google Maps. File KML ini, seperti namanya, memiliki ekstensi *.kml.
48 tampil sebuah titik tepat pada posisi rumah Anda yang bisa dizoom in atau out. Dan KMZ adalah versi kompresi file dari KML.
2.11 Tools Pembuat Aplikasi 2.11.1 Bahasa Pemrograman
2.11.1.1 Java
Java merupakan perangkat lunak produksi Sun Microsystem Inc. Untuk pemrograman beberapa tujuan (multi purpose), dapat berjalan dibeberapa sistem operasi (multi platform), mudah dipelajari, dan powerful (Supardi, 2011).
49 2.11.1.2 PHP (Hypertext Preprocessor)
PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya adalah yang dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser (Kadir, 2005). Menurut Paranginangin (2006), PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa script server side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML.
2.11.2 Perangkat Pengembang Software
2.11.2.1 Android SDK (Software Development Kit)
Android SDK (Software Development Kit) merupakan alat yang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis platform Android, dengan menggunakan bahasa pemrograman berbasis Java (Supardi, 2011).
50 SDK Android mencakup proyek sampel dengan source code, alat-alat pembangunan, sebuah emulator, dan perpustakaan yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi Android. Aplikasi yang ditulis menggunakan bahasa Java dan berjalan di Dalvik, mesin virtual yang dirancang khusus untuk penggunaan embedded yang berjalan di atas kernel Linux. Android SDK dapat di download di situs http://www.developer.Android.com (Safaat, 2011).
2.11.2.2 Eclipse
Pada bulan November tahun 2010, IBM (International Business Machine), membentuk konsorsium penyedia IDE (Integrated Development Environment), dimana IDE merupakan kakas terpadu untuk menulis, menyunting, mengompilasi serta menjalankan program komputer berbasis bahasa pemrograman Java. Konsorsium tersebut akhirnya dinamakan sebagai Eclipse Foundation Inc. Dalam hal ini Eclipse merupakan kakas yang bersifat universal untuk semua platform dimana sifat universal Eclipse didapat dari kemampuan untuk menerima berbagai modal tambahan (plug-in) (Nugroho, 2007).
51 Java Development Tools, dan sub proyek Plug-in Development (Nugroho, 2007).
2.11.2.3 ArcGIS ESRI
ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh Esri. Perangkat lunak ini memiliki banyak fungsional, exstension yg sudah terintegrasi, dan juga mengimplementasikan konsep basis data spasial. ArcGIS dibuat untuk performance GIS yang tinggi contoh untuk Web GIS, Server GIS, Database GIS yang besar. (Amalia Rahmah, 2010)
ArcGIS Server adalah salah satu platform untuk pembangunan aplikasi GIS berbasis web. Beberapa contoh platform lain sebagai pembanding adalah ArcIMS (teknologi sebelum ArcGIS Server) dan Mapserver. ArcGIS Server merupakan solusi platform berbayar (lisensi) untuk pembangunan aplikasi GIS berbasis web yang dikeluarkan oleh ESRI. (Amalia Rahmah, 2010)
2.11.3 Database
52 Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data adalah agar dapat mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut (Simarmata dan Prayudi, 2006):
a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah.
b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk mengurangi jumlah pengulangan data, baik dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.
c. Ketersediaan (Availability)
53 d. Keamanan (Security)
Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan.
2.11.3.1 MySQL
MySQL adalah software yang tergolong sebagai database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai dasar untuk mengakses database-nya. Hal menarik lainnya adalah MySQL juga bersifat multiplatform (dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi). MySQL juga termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Itulah sebabnya istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan pada MySQL (Kadir, 2005).
2.11.3.2 Database Management System (DBMS)
54 2.11.3.3 XAMPP
XAMPP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam meng-instal modul PHP, Apache, dan MYSQL. Selain itu XAMPP dilengkapi oleh berbagai fasilitas lain yang akan memberikan kemudahan dalam mengembangkan situs web berbasis PHP. XAMPP merupakan aplikasi gratis dan tersedia untuk platform Linux, Windows, MacOS, dan Solaris. (Wibowo, 2007).
2.12Metodologi Penelitian
2.12.1 Metode Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan, dilakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara mendalam literatur-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku, diktat, catatan, makalah, dan artikel baik cetak maupun elektronik dan hasil penulisan karya ilmiah lainnya (Nazir, 2005).
2. Observasi/pengamatan
55 3. Interview/wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, bertatap muka antara pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (Nazir, 2005).
2.12.2 Metodologi Pengembangan Sistem dengan Menggunakan Rapid Application Development (RAD)
Metodologi pengembangan sistem adalah suatu aktivitas, metode, praktek terbaik, dan peralatan terotomatisasi yang digunakan para stekholder untuk mengembangkan dan secara berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004). Pengembangan sistem informasi merupakan penyusunan suatu sistem untuk menggantikan yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
56 Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Model ini melingkupi aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1. Fase perencanaan syarat (requirement planning), yaitu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut dan membuat analisa serta memahami sistem informasi yang sedang berjalan. Selain itu, juga dilakukan identifikasi terhadap solusi yang diharapkan.
2. Fase workshop design, yaitu dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur sistem yang akan dibuat.
57 BAB III
METODOLOGI PENELETIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : 2013 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Alamat : Jl. Ir.H.Juanda No. 36 Jakarta Pusat