• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur DI Ruang Perinatologi RSU Dr.Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur DI Ruang Perinatologi RSU Dr.Pirngadi Medan"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

NURUL INDAH SARI 095102012

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Nurul Indah Sari

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur DI Ruang Perinatologi RSU Dr.Pirngadi

Medan

viii + 38 hal + 5 tabel + 2 skema + 12 lampiran Abstrak

Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia yang paling populer. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir diseluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan diwariskan secara turun temurun. Salah satu manfaat pijat bayi adalah meningkatkan berat badan bayi prematur. Menurut penelitian T.Field dan Scafidi (1986 dan 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gr), yang dipijat selama 3 kali 15 menit selama 10 hari, terjadi kenaikan berat badan 20% - 47% per hari, lebih dari yang tidak dipijat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang pada kelompok intervensi dan 35 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan. Analisa data digunakan uji

t-dependent dan uji t-int-dependent. Hasil uji t-t-dependent disimpulkan ada perbedaan yang

signifikan pada berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi (nilai p= 0.000). Pada kelompok kontrol disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan (nilai p= 0.000). Berdasarkan dari hasil uji t-independent disimpulkan ada pengaruh pijat bayi yang signifikan terhadap peningkatan berat badan bayi prematur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.000). Dari hasil penelitian ini, diketahui pijat bayi sangat efektif dalam meningkatkan berat badan bayi prematur. Jadi, pijat bayi dapat digunakan juga sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada bayi prematur.

Daftar Pustaka : 23 (1998 – 2009)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. dr. Murniati Manik, MSc., SpKK. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah

4. Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan

5. Kepala Ruangan dan seluruh staf ruang perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan 6. Seluruh staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(4)

dukungan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

8. Kedua Orang Tua H. Mhd. Samir (Ayahanda tercinta) dan Hj. Halija (Ibunda tersayang) yang telah memberikan dukungan serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis hingga membuat semangat penulis terus terpacu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Kakakku tercinta Huswatun Hasanah, S.Farm dan Adikku Agus, Hera, Rina Astuti, S.Farm, serta Abangku tersayang M. Mustari, ST yang selalu mendo’akan keberhasilanku.

10.Rekan-rekan mahasiswa program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih memerlukan perbaikan untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis doakan segala bentuk bantuan yang telah di berikan mendapat imbalan dari Allah SWT.

Medan, 22 Mei 2010

(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur ... 6

1. Pengertian Bayi Prematur... 6

(6)

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ... 17

B. Hipotesis ... 18

C. Definisi Operasional ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 27

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/ Pendidikan Kebidanan ... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 37

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakterisik Data Demografi Bayi Prematur pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan ... 28

Tabel 5.2 Distribusi Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi RSU Dr.Pirngadi Medan ... 28

Tabel 5.3 Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Intervensi di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan ... 29

Tabel 5.4 Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan \Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan ... 30

(8)

DAFTAR SKEMA

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informed Concent Lampiran 2 : Lembar Observasi

Lampiran 3 : Lembar Prosedur pijat pada bayi prematur Lampiran 4 : Lembar Prosedur penimbangan bayi prematur Lampiran 5 : Lembar Protap Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 7 : Master Data Penelitian

Lampiran 8 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 9 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 10 : Surat izin Penelitin Dari Litbang

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VI/ 2002 tentang registrasi dan praktek bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan masyarakat adalah dengan pijat bayi (Prasetyono, 2009, hlm.8).

Menurut Roesli (2001, dalam Prasetyono, 2009, hlm. 8) pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia yang paling populer. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan diwariskan secara turun temurun.

(11)

Menurut Sari (2004, dalam Prasetyono, 2009, hlm 11) di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir.

Pijat bayi sebagai salah satu bentuk bahasa sentuhan ternyata memiliki efek yang positif untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sentuhan bagi bayi prematur merupakan sentuhan menyakitkan atau sentuhan negatif sehingga ia takut untuk disentuh. Padahal, sentuhan merupakan kebutuhan dasar manusia. Dengan demikian, sangat perlu memperkenalkan sentuhan yang positif, yaitu pijat bayi pada bayi prematur sedini mungkin (Roesli, 2001, hlm.7).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para pakar telah membuktikan bahwa terapi sentuh dan pijat menghasilkan perubahan psikologi yang menguntungkan berupa peningkatan pertumbuhan, peningkatan daya tahan tubuh, dan kecerdasan emosi yang lebih baik (Roesli, 2001 dalam Prasetyono, 2009, hlm .9)

Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi. Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44% (Dasuki, 2003, dalam Prasetyono, 2009, hlm.9)

(12)

per hari, lebih dari yang tidak dipijat dan terhadap bayi cukup bulan yang berusia 1 – 3 bulan yang dipijat selama 15 menit sebanyak 2 kali seminggu untuk masa enam minggu menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih dari bayi kontrol (Roesli, 2008, hlm.12).

Dari hasil survei pendahuluan yang peneliti lakukan di ruang perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan pada tanggal 30 Oktober 2009 peneliti mendapatkan informasi dari kepala ruangan perinatologi bahwa pijat bayi sudah sering dilakukan pada bayi prematur dan pijat bayi ini dilakukan setiap pagi setelah bayi dimandikan

Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur di ruang perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan sebelumnya maka rumusan masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur di ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

(13)

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden

b. Mengidentifikasi berat badan bayi sebelum dilakukan pemijatan pada kelompok kontrol

c. Mengidenifikasi berat badan bayi sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok kontrol

d. Mengidentifikasi berat badan bayi sebelum dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi

e. Mengidentifikasi berat badan bayi sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi

f. Mengidentifikasi berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi

g. Mengidentifikasi berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok kontrol

h. Mengidentifikasi berat badan bayi sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi

(14)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktik Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi kebidanan yang efektif untuk meningkatkan berat badan bayi prematur. 2. Bagi Pendidikan D IV Kebidanan

Sebagai informasi bagi pendidikan kebidanan khususnya pada bayi prematur bahwa ada hasil “evidence based” tentang salah satu intervensi kebidanan yang dapat digunakan untuk meningkatkan berat badan bayi prematur melalui pemberian teknik pemijatan.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Prematur

1. Pengertian Bayi Prematur

Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2).

2. Etiologi

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur atau berat badan lahir rendah adalah :

a. Faktor ibu: (1) Gizi saat hamil yang kurang; (2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun; (3)Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat; (4) Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok); (5) Faktor pekerja yang terlalu berat. b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

(3) Perdarahan antepartum; (4) Komplikasi hamil: pre-eklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini.

c. Faktor janin: (1) Cacat bawaan; (2) Infeksi dalam rahim

(16)

3. Diagnosis dan Gejala Klinik

a. Sebelum bayi lahir: (1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir mati; (2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan; (3) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut; (4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya; (5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligihidramnion atau bisa pula dengan hidramnion; (6) hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum, atau perdarahan antepartum.

b. Setelah bayi lahir: (1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin; (2) Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu; (3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin; (4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi, dan sebagainya (Manuaba, 2007, hlm.438).

(17)

kurang; (10) Tumit mengilap, telapak kaki halus; (11) Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora; (12) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah; (13) Fungsi saraf kurang matang atau tidak efektif, dan tangisannya lemah; (14) Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang; (15) Varniks kaseosa tidak ada atau sedikit.

4. Perawatan Bayi Prematur

Menghadapi bayi prematur harus memperhatikan masalah sebagai berikut:

a. Suhu tubuh: (1) Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna; (2) Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah; (3) Otot bayi masih lemah; 4) Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehinnga cepat kehilangan panas badan; (5) Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36º sampai 37º C.

(18)

Dapat disertai penyakit: penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan.

c. Alat pencernaan makanan: (1) Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah/ kurang baik; (2) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung berkurang; (3) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.

d. Hepar yang belum matang (immatur)

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubinia, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinia (kuning) sampai ke ikterus.

e. Ginjal masih belum matang

Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema.

(19)

5. Prognosis Bayi Prematur

Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin mudah masa gestasi/ makin mudah berat bayi makin tinggi angka kematian), terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatus seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya (Wiknjosastro,2002, hlm.783).

B. Pijat bayi

1. Defenisi Pijat Bayi

Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi (Roesli, 2001, hlm.2)

Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping (Trans, 2001, dalam Hizkia, 2007 hlm. 8)

(20)

2. Manfaat Pijat Bayi

Menurut Roesli (2001, hlm.7) manfaat pijat bayi adalah: (a) Meningkatkan berat badan; (b) Meningkatkan pertumbuhan; (c) Meningkatkan daya tahan tubuh; (d) Meningkatkan konsentrasi bayi dan memuat bayi tidur lebih lelap; (e) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak; (f) Meningkatkan produksi ASI.

Menurut Gichara (2006, hlm. 55) mengatakan, Ada dua aspek dalam tubuh bayi yang dipengaruhi ketika pemijatan berlangsung, yaitu aspek emosional dan fisik.

a. Aspek emosional tersebut meliputi: (1) Menanamkan rasa percaya diri, bebas dan aman, dan seimbang; (2) Menanamkan kepercayaan antara orang tua dan anak; (3) Menguatkan hubungan antara orang tua dan anak serta memberikan percaya diri dalam mengurus anak-anaknya; (4) Mengurangi hormon kortisol (pemicu stres) dalam aliran darah atau menjaga kestabilannya selama pemijatan; (5) Merangsang produksi hormon endokrin (pereda rasa sakit) sehingga menimbulkan rasa nyaman pada bayi; (6) Menjaga kedekatan antara orang tua dan bayi lewat kontak fisik, seperti kontak mata, mencium, membelai lembut, mengusap dan mengajaknya berbicara. b. Aspek fisik meliputi: (1) Melancarkan pencernaan dan pembuangan

(21)

Melancarkan aliran darah dalam tubuh sehingga timbullah rasa hangat pada tangan dan kaki; (6) Merileksasikan otot-otot dan melenturkan persendian terutama saat bayi meregangkan tubuh untuk memulai lebih banyak gerakan fisiknya; (7) Membantu menghilangkan sel-sel mati dan membuang racun-racun tubuh melalui kulit; (8) Melancarkan pernafasan seperti : mengurangi lendir, mengatasi batuk, flu, infeksi pada telinga, dan gangguan pada hidung.

Sedangkan menurut prasetyono (2009, hlm. 35) selain manfaat utama di atas yang dapat dirasakan secara langsung oleh ibu dan bayi, pijat bayi juga dapat memberikan keuntungan tambahan seperti dalam beberapa keadaan tertentu, misalnya: (a) Pasangan menikah dini; (b) Orang yang kurang tertarik pada bayinya; (c) Orang tua angkat; (d) Bedah caesar; (e) Sakit perut; (f) Gangguan pernafasan; (g) Janin dari ibu pecandu narkoba; (h) Bayi dari ibu penderita HIV; (i) Bayi yang dirawat di Rumah Sakit; (j) Bayi lahir prematur

(22)

3. Kapan Bayi Dipijat

Bayi dapat dipijat setelah bayi lahir. Semakin cepat bayi dipijat akan semakin besar manfaatnya terlebih bila dilakukan setiap hari sampai bayi berumur 6-7 bulan (Gichara, 2006, hlm.57)

Sebaiknya pemijatan dilakukan pagi harisebelum mandi, bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan. Tindakan pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memadai (Prasetyono, 2009, hlm. 45)

Menurut Gichara (2006, hlm 57) pijat bayi dilakukan pada: (a) Saat tidur; (b) Saat menyusui; (c) Saat menangis

(23)

hangat dan tidak pengap untuk kegiatan ini. Lakukan secara menggebirakan bagi anda maupun dibayi.

4. Teknik Memijat Bayi Prematur

Menurut Roesli(2001, hlm.24) mengatakan, Setiap gerakan dikerjakan 2 x 5 detik dan diulang enam (6) kali pada setiap bagian.

Urutan pijat bayi prematur

a. Memberi rangsangan raba (tactile stimuli) selama lima (5) menit 1) Bayi dalam posisi ditengkurapkan

2) Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2 x 5 detik 3) Tiap gerakan diulang enam(6) kali

4) Dikerjakan selama lima (5) menit

a) Kepala : dengan menggunakan kedua telapak tangan, usap kepala dari puncak kepala sampai leher, kemudian kembali lagi ke puncak kepala

b) Bahu : dengan dua jari tangan kanan dan kiri usap kedua belah bahu bayi dari pertengahan punggung ke pangkal lengan, kemudian kembali ke pertangahan punggung

c) Punggung : dengan dua jari kedua tangan usaplah leher ke pantat, lalu ke leher

d) Kaki : dengan dua jari kedua tangan usaplah : 1) Kedua kaki secara bersamaan

2) Kedua pangkal paha ke pergelangan kaki, kemudian kembali lagi ke pangkal paha

(24)

1) Kedua lengan secara bersamaan

2) Dari pangkal bahu ke pergelangan tangan, kemudian kembali pangkal bahu.

b. Memberi rangsangan kenistetik (kenistetic stimuli) selama (5) menit 1) Bayi dalam keadaan ditelentangkan

2) Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2 x 5 detik 3) Tiap gerakan diulang enam (6) kali

4) Dikerjakan selama lima (5) menit

a) Lengan : enam (6) gerakan pada tiap lengan 1) Dikerjakan satu per satu

2) Pegang lengan pada pergelangan kaki, kemudian tekuk di daerah lutut dan pinggul

b) Kaki : enam (6) gerakan tiap kaki 1) Dikerjakan satu per satu

2) Pegang daerah pergelangan kaki, kemudian tekuk di daerah lutut dan pinggul

c) Kaki : enam (6) gerakan

1) Dikerjakan pada kedua kaki secara bersamaan

2) Pegang daerah pergelangan kaki, kemudian tekuk di daerah lutut

(25)

5. Efek Samping Pemijatan

(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realita agar terlihat keterkaitan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti (Nursalam, 2003, hlm. 55). Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektifitas pijat bayi prematur dan variabel dependen adalah peningkatan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang diidentifikasi berdasarkan peningkatan berat badan sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan. Hasil yang diharapkan adalah terjadi peningkatan berat badan pada bayi prematur setelah dilakukan pemijatan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1: Kerangka konsep penelitian Bayi prematur

Kelompok Intervensi Dilakukan pemijatan

Kelompok Kontrol Tidak dilakukan pemijatan

(27)

B. Hipotesis

(28)

pada waktu lahir di ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan

5 Anak ke Urutan bayi

prematur dalam keluarga

Lembar observasi

Anak ke ... dalam keluarga

(29)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen (Nursalam, 2003, hlm. 89) dengan rancangan pre test dan post test.

Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelompok Pre-test perlakuan Post-test

Intervensi Kontrol

Test 1 Test 1

Diberikan

Tidak diberikan

Test 2 Test 2 Skema 2 : Desain penelitian

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(30)

2. Sampel

Untuk menentukan besar sampel peneliti menggunakan rumus: jadi sampel yang diteliti n = 49

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44 bayi prematur pada kelompok kontrol dan 44 bayi prematur pada kelompok intervensi di ruang perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara

purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan

(31)

dikehendaki peneliti (tujuan, masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang sudah dikenal sebelumnya.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: Bayi prematur yang sehat dan tidak mengalami komplikasi, bayi prematur yang orang tuanya bersedia untuk dilakukan pemijatan, bayi prematur yang berat badannya 1500 sampai < 2500, bayi prematur yang suhu tubuhnya antara 36-37ºC, bayi prematur yang pernafasannya 40-60 x/menit, bayi prematur yang tanpa menggunakan infus, bayi prematur yang memiliki reflek mengisap kuat.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan, karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian dan di ruang perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan termasuk RSU yang melakukan pemijatan pada bayi prematur.

D. Waktu Penelitian

(32)

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Penelitian ini tidak menimbulkan tekanan bagi rsponden baik secara fisik maupun psikis. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

(33)

timbangan berat badan Baby Scale Sella yang sudah terstandarisasi dan sudah digunakan untuk menimbang berat badan bayi secara berulang yang sebelumnya sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang sama.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan, yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di ruang perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan, setelah mendapat izin, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada orang tua calon responden tentang manfaat dan prosedur pemijatan. Lebih lanjut meminta persetujuan orang tua calon responden untuk dijadikan responden dengan menandatangani informed

concent.

(34)

sebelum dilakukan pemijatan. Begitulah seterusnya sampai penelit i mendapatkan sampel 70 orang.

Pijat bayi dilakukan 1 kali sehari dalam 15 menit selama 10 hari dan peningkatan berat badan bayi prematur di observasi selama 10 hari. Dalam memberikan pemijatan peneliti bekerja sama dengan bidan dan mahasiswa DIII kebidanan yang sedang berpraktek di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi sebanyak 5 orang. Terlebih dahulu peneliti mengajarkan tata cara pijat bayi kepada bidan dan mahasiswa yang dilakukan pada sore hari. Pijat bayi dilakukan bidan dan mahasiswa pada pagi hari. Ada 10 orang bayi prematur yang diberikan pemijatan oleh bidan dan 7 bayi prematur yang diberikan pemijatan oleh mahasiswa serta 18 bayi prematur yang diberikan pemijatan oleh peneliti sendiri. Setelah 10 hari dilakukan penimbangan kembali terhadap kedua kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

H. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap ditandai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas responden apakah jawaban yang ada dilembar observasi sudah lengkap, jelas dan konsisten dengan apa yang akan kita teliti, kemudian memberikan

koding atau angka tertentu pada lembar observasi untuk memudahkan peneliti

(35)

1. Univariat

Data responden yang bersifat numerik yaitu data demografi dan berat badan responden dicari mean dan standar deviasinya dan disajikan dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

(36)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang efektfitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur yang dilakukan di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan dengan waktu pemijatan dilakukan pada pagi hari. Jumlah responden adalah 44 orang kelompok intervensi dan 44 orang kelompok kontrol. Namun, karena keterbatasan waktu dalam penelitian ini maka jumlah sampel dalam penelitian ini untuk masing-masing kelompok adalah 35 orang. Jadi total sampel untuk kedua kelompok yaitu 70 orang.

1. Analisa Univariat

(37)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Bayi Prematur pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi

RSU Dr. Pirngadi Medan (n= 70)

No Karakteristik Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

Mean SD Mean SD

1 Berat badan lahir 1745 gr 283.1 1830 gr 261

2 Anak ke 2 1.12 2 2.55

3 Usia 2 hari 1.4 2 hari 2.77

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh bahwa rata-rata berat badan lahir responden pada kelompok intervensi adalah 1745 gr dengan standar deviasi 283.1. Berdasarkan urutan anak dalam keluarga rata-rata responden adalah anak ke 2 dengan standar deviasi 1.12. Berdasarkan usia rata-rata usia responden adalah 2 hari dengan standar deviasi 1.4. sedangkan pada klompok kontrol rata-rata berat badan lahir responden adalah 1830 gr dengan standar deviasi 261. Berdasarkan anak ke rata-rata responden adalah anak ke 2 dengan standar deviasi 2.55. Berdasarkan usia, rata-rata usia responden adalah 2 hari dengan standar deviasi 2.77.

Tabel 5.2

Distribusi Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi

RSU Dr. Pirngadi Medan (n= 70)

No Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

Mean SD Mean SD

1 Berat badan responden

sebelum dipijat 1768 gr 256.12 1847 gr 254.93 2 Berat badan responden

(38)

Berdasarkan tabel 5.2 rata-rata berat badan bayi prematur sebelum dipijat pada kelompok intervensi adalah 1768 gr dengan standar deviasi 256.12 dan rata-rata berat badan bayi prematur setelah dipijat adalah 2128 gr dengan standar deviasi 251.55. sedangkan rata-rata berat badan bayi prematur sebelum dipijat pada kelompok kontrol adalah 1847 gr dengan standar deviasi 254.93 dan rata-rata berat badan bayi prematur setelah dipijat pada adalah 1849 gr dengan standar deviasi 244.27.

2. Analisa Bivariat

Analisa ini digunakan untuk menguji efektifitas pijat bayi dalam meningkatkan berat badan bayi prematur. Untuk uji dependent dan

t-independent dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3

Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Intervensi di Ruang Perinatologi

RSU Dr. Pirngadi Medan (n= 35)

No Variabel Mean SD Perbedaan P value

Mean SD

1 Berat badan responden sebelum dipijat

(39)

Terlihat perbedaan mean sebelum dipijat dan setelah dipijat adalah 360 gr dengan standar deviasi 112.328. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan berat badan bayi prematur sebelum dan setelah dipijat pada kelompok intervensi.

Tabel 5.4

Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi

RSU Dr. Pirngadi Medan (n= 35)

No Variabel Mean SD Perbedaan P value

Mean SD 1 Berat badan responden

sebelum dipijat

1847 gr 254.93

47 gr 38.239

0.000 2 Berat badan responden

Setelah dipijat

1894 gr 244.27 0.000

(40)

Tabel 5.5

Distribusi Berat Badan Bayi Prematur Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Ruang Perinatologi

RSU Dr. Pirngadi Medan (n= 70)

No Variabel Mean SD SE P value

1 Berat badan responden setelah dipijat pada kelompok intervensi

2128 gr 251.55

59.269 0.000 2 Berat badan responden

setelah dipijat pada kelompok kontrol

1894 gr 244.27

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat rata-rata berat badan bayi prematur pada kelompok intervensi setelah dipijat adalah 2128 gr dengan standar deviasi 251.55, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata berat badan bayi prematur setelah dipijat adalah 1894 gr dengan standar deviasi 244.27. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata berat badan bayi prematur yang dilakukan pemijatan dan yang tidak dilakukan pemijatan.

B. Pembahasan

Hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang membandingkan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan. Yakni efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur .

1. Interpretasi dan diskusi hasil

(41)

responden 2 hari dengan standar deviasi 1.4, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata berat badan responden adalah 1830 gr dengan standar deviasi 261, rata-rata anak ke 2 dengan standar deviasi 2.55, dan rata-rata usia responden 2 hari dengan setandar deviasi 2.77. Sementara dari hasil penelitian berat badan responden sebelum dan sesudah dipijat didapat rata-rata berat badan sebelum dipijat pada kelompok intervensi adalah 1768 gr dengan standar deviasi 256.12 dan menagalami peningkatan berat badan setelah dipijat dengan rata-rata 2128 gr dengan standar deviasi 251.55, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata berat badan sebelum dipijat adalah 1847 gr dengan standar deviasi 254.93 dan setelah dipijat mengalami peningkatan berat badan rata-rata 1894 gr dengan standar deviasi 244.27.

Selanjutnya hasil uji statistik t-dependent diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan taraf signifikan 0.000 (P<0.05).

Berdasarkan hasil uji statistik t-independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata berat badan bayi prematur yang dilakukan pemijatan dan yang tidak dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan taraf signifikan 0.000 (P<0.05).

(42)

Demikian juga, penelitian di Australia yang di ungkapkan oleh Lana Kristiane F.Flores membukt ikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai kecendrungan peningkatan berat badan, hubungan emosional, dan sosial yang lebih baik (Roesli, 2001, dalam Prasetyono, 2009, hlm 9).

Menurut Roesli (2001, hlm 2) Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi.

Roesli (2001, hlm 2) mengatakan, para pakar dewasa ini telah dapat membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh khususnya pijat bayi, ternyata bermanfaat. Pijat bayi terbukti dapat menhasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan, yang dapat diukur secara ilmiah. Pengukuran secara ilmiah ini antara lain dengan cara mengukur kadar

cortisol ludah, kadar cortisol plasma secara radioimmunoassay, kadar

hormon stres atau catecholamine air seni, dan pemeriksaan EEG (electro

encephalogram). Dampak biokimia yang positif yang terjadi pada bayi

(43)

meningkatkan hubungan orang tua dan bayi, meningkatkan volume air susu ibu.

Adapun manfaat pijat bayi secara umum adalah kekuatan dan kelenturan fikiran, tubuh dan emosi dapat ditingkatkan, tidur dapat berkualitas, restrukturisasi tulang, otot dan organ yang dapat dibantu, cedera lama dan baru dapat disembuhkan, konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan (Gichara, 2006, hlm 55)

Selain manfaat diatas, terdapat manfaat lain seperti adalah meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi dan mebuat bayi tidur lebih lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak, meningkatkan produksi ASI (Roesli, 2001, hlm 7).

Dari hasil penelitian ini terlihat perbedaan peningkatan berat badan bayi prematur yang dipijat dan yang tidak dipijat, yang mana diperoleh hasil bahwa pada kelompok intervensi kenaikan berat badan bayi prematur sebesar 8,52% sedangkan pada kelompok kontrol kenaikan berat badan bayi prematur sebesar 6,19%.

(44)

Hal ini sesuai dengan pernyataan, Dasuki (2003, dalam Prasetyono, 2009, hlm.9) yang menyatakan bahwa pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44%.

2. Keterbatasan penelitian

Responden pada penelitian ini diperoleh 70 orang yang mana 35 untuk kelompok intervensi dan 35 untuk kelompok kontrol dan analisis data dengan uji t-dependent dan uji t-independent. Jumlah responden seharusnya 88 orang, 44 orang kelompok intervensi dan 44 kelompok kontrol, namun responden yang ditemukan hanya 70 orang, karena tidak memenuhi kriteria. Serta pemijatan dilakukan terhadap kedua kelompok yang berada dalam satu ruangan dan pada waktu yang bersamaan, padahal kalau dilihat dari segi aspek etik seharusnya pemijatan dilakukan pada waktu yang berbeda untuk menghindari kecemburuan sosial yang terjadi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan/ pendidikan kebidanan

(45)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas pijat bayi untuk meningkatkan berat badan bayi prematur di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden pada kelompok intervensi dapat diperoleh rata-rata berat badan lahir responden adalah 1754 gr, rata-rata-rata-rata urutan anak dalam keluarga anak ke 2, dan berusia 2 hari dan pada kelompok kontrol dapat diperoleh rata-rata berat badan lahir responden adalah 1830 gr, rata-rata urutan anak dalam keluarga adalah anak ke 2 dan usia 2 hari.

2. Kelompok intervensi sebelum dilakukan pemijatan rata-rata berat badan bayi prematur adalah 1768 gr dengan standar deviasi 256.12. sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan pemijatan rata-rata berat badan bayi prematur adalah 1847 gr dengan standar deviasi 254.93.

(46)

diperoleh nilai P= 0.000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada berat badan sebelum dan setelah dilakukan pemijatan. 4. Kelompok kontrol setelah dilakukan pemijatan rata-rata berat badan

bayi prematur adalah 1894 gr dengan standar deviasi 244.27. nilai rata-rata perbedaan antara sebelum dan susudah dipijat adalah 47 gr dengan standar deviasi 38.239. Hasil uji statistik diperoleh nilai P= 0.000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada berat badan bayi prematur sebelum dan setelah dilakukan pemijatan.

5. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan peningkatan berat badan bayi prematur antara kelompok yang dilakukan pemijatan dan yang tidak dilakukan pemijatan (nilai P= 0.000).

B. Saran

1. Bagi Praktik Kebidanan

(47)

2. Bagi Pendidikan DIV Kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemijatan efektif dalam meningkatkan berat badan bayi prematur, maka penting mengintegrasikan materi ini dalam pendidikan DIV kebidanan terutama dalam materi pembelajaran asuhan kebidanan neonatus mengenai konsep dan cara meningkatkan berat badan pada bayi prematur dengan menggunakan teknik relaksasi pemijatan.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Chapman, V. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta: EGC

Field, T & Scafidi (1986 & 1990) dalam Roesli, U. (2008). Pedoman Pijat Bayi

Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Gichara, J. (2006). Manfaat Pijat Untuk Ibu Hamil, Pasca Melahirkan & Bayi. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Johnson, R & Taylor, W. (2005). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC Kartika. (2008). Sehat Setelah Melahirkan. Sidowayah-Klaten: Kawan Kita

Kurnia, S. Nova. (2009). Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan Lengkap

Mengurut Bay. Yogyakarta : Panji Pustaka

Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.

(2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC.

(2004). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

(2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Maryunani, A. (2009). Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit Pada Neonatus, Jakarta: Trans Info Media.

Mochtar, R. (1999). Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Meodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Prasetyono, D.S. (2009). Teknik-Teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Yogjakarta: Diva Press.

Riyanto, A. (2009). Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Roesli, U. (2008). Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Trubus Agriwidya.

(49)

Saifuddin, Abdul Bari. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

Dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI bekerjasama dengan YBP-SP.

Sarmin, A. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Medan : USU Press. Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta

: CV Sagung Seto.

Subakti, Y. (2008). Keajaiban Pijat Bayi & Balita. Jakarta: PT. Wahyu Media.

Surasmi, A. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Jakarta: EGC.

(50)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Nurul Indah Sari / 095102012 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu agar bayinya menjadi responden dalam penelitian. Selanjutnya Jika, ibu bersedia silahkan tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi bayi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2010 Peneliti Responden

(51)

Lampiran 2

BB bayi prematur sebelum pemijatan

(52)

Lampiran 3

PROSEDUR PELAKSANAAN PIJAT BAYI PADA BAYI PREMATUR

1. Definisi Pijat Bayi

Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktekkan sejak berabad-abad tahun secara turun temurun.

2. Syarat Bayi Untuk Dipijat

a. Bayi prematur yang sehat dan tidak mengalami komplikasi

b. Bayi prematur yang orang tuanya bersedia untuk dilakukan pemijatan

c. Bayi prematur yang berat badannya 1500 sampai < 2500

d. Bayi prematur yang suhu tubuhnya antara 36-37ºC

e. Bayi prematur yang pernafasannya 40-60 x/menit

f. Bayi prematur yang tanpa menggunakan infus

g. Bayi prematur yang memiliki reflek mengisap kuat.

3. Manfaat Pijat Bayi

(53)

d. Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap e. Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak

f. Meningkatkan produksi ASI 4. Persiapan Sebelum Pemijatan

a. Persiapan untuk bayi

1) Ruangan yang tenang dan nyaman

2) Ruangan yang hangat, untuk menghindari turunnya suhu tubuh bayi 3) Ruangan tidak terlalu terang

b. Persiapan untuk pemijat

1) Pakaian harus longgar untuk memudahkan anda memijat dan bergerak lebih leluasa

2) Selalu cepat tanggap terhadap mood bayi, bayi hanya senang dipijat jika waktunya tepat untuk dipijat

3) Baringkan bayi diatas permukaan lembut dan nyaman

4) Taruh wadah berisi baby oil di atas tempat yang mudah dijangkau c. Alat

1) Mangkuk untuk wadah baby oil 2) Musik lembut untuk relaksasi

(54)

5. Teknik Pijat Bayi a. Rangsangan raba

1) Bayi dalam posisi ditengkurapkan

2) Tiap gerakan dilakukan dalam 2x5 detik dan diulang 6 kali 3) Dikerjain selama 5 menit

a) Mengusap puncak kepala sampai leher b) Mengusap bahu sampai pangkal lengan c) Mengusap leher sampai pantat

d) Mengusap paha sampai pangkal kaki

e) Mengusap pangkal bahu sampai pergelangan tangan b. Rangsangan kinestetik

1) Bayi dalam keadaan telentang

2) Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2x5 detik dan diulang 6 kali 3) Dikerjakan selama 5 menit

a) Menekuk siku secara bergantian b) Menekuk lutut secara bergantian c) Menekan kedua kaki ke arah perut

6. Hal-hal yang Perlu Diingat Sebelum Melakukan Pemijatan a. Jangan memijat segera setelah bayi selesai makan

(55)

d. Jangan memaksa bayi untuk dipijat

e. Jangan menggunakan balsem atau minyak tawon, sebaiknya digunakan

baby oil.

7. Hal-hal yang Perlu Diingat Segera Setelah Melakukan Pemijatan

(56)

Lampiran 4

PROSEDUR PENIMBAGAN BAYI

1. Cuci tangan dan keringkan

2. Pakai sarung tangan

3. Pastikan bahwa pencahayaannya baik dan bayi dalam keadaan hangat

4. Letakkan handuk yang lembut untuk mengalasi timbangan dan sebelumnya handuk ditimbang dahulu

5. Set timbangan ke skala 0 sebelum penimbangan dilakukan

6. Lepaskan semua pakaian bayi

7. Lakukan penimbangan terhadap bayi prematur

(57)

Lampiran 5

PROTAP PENELITIAN TENTANG EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG

PERINATOLOGI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

1. Menjelaskan prosedur teknik pijat bayi pada bayi prematur kepada orang tua responden atau keluarga

2. Mempraktekkan prosedur teknik pijat pada bayi prematur kepada orang tua dan perawat yang bertugas di ruang Perinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan.

3. Melakukan informed consent pada pihak keluarga responden.

4. Melakukan penimbangan kepada responden sebelum dilakukan pemijatan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi

5. Melakukan pemijatan pada kelompok intervensi 1 x sehari dalam 15 menit selama 10 hari

6. Melakukan penimbangan setelah dilakukan pemijatan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi

(58)

Pa ired Sa mpl es S tati stics res ponden stlh dipij at kelompok i ntervens i Pair

1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-360.000 112.328 18.987 -398.586 -321.414 -18.960 34 .000 berat badan res ponden

-47.143 38.239 6.463 -60.278 -34.007 -7.294 34 .000

(59)

Group Statistics

.032 .858 3.953 68 .000 234.286 59.269 116.016 352.556

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.3 Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur  Sebelum dan
Tabel 5.4
Tabel 5.5

Referensi

Dokumen terkait

Metode kanguru adalah suatu metode yang dilakukan untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi prematur yang pelaksanaannya dilakukan dengan kontak langsung antara kulit ibu

Cipta Br Ginting : Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSU..., 2004.. Cipta Br Ginting : Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Berat Badan

Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna kejadian ikterus neonatorum antara bayi prematur lebih banyak dibandingkan bayi cukup bulan pada bayi dengan berat

Kesimpulan: Pada penelitian ini kesimpulannya yaitu Ada hubungan yang signifikan teknik menyusui dan pijat bayi dengan peningkatan berat badan pada bayi berarti

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan berat badan pada kelompok kontrol, sebelum dan sesudah perawatan tanpa terapi massage dengan nilai p value

Kesimpulannya adalah ada perbedaan peningkatan berat badan bayi yang diberi terapi pijat dengan bayi yang tidak diberi terapi pijat di Desa Candirejo Kecamatan

Mekanisme kehilangan energi pada bayi berat lahir rendah yang dikemukakan oleh Wilson dan Hockenberry (2007) bahwa bayi berat lahir rendah dengan prematur menghabiskan

Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna kejadian ikterus neonatorum antara bayi prematur lebih banyak dibandingkan bayi cukup bulan pada bayi dengan berat