• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Orang tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Orang tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2010"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG METODE KANGURU PADA BAYI PREMATUR DI RSU DR PIRNGADI

KOTA MEDAN TAHUN 2010

OLEH :

YULI ANGGRAINI NIM : 095102029

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG METODE KANGURU PADA BAYI PREMATUR DI RSU Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang

lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2010

Yang Menyatakan

(3)

Judul : Pengetahuan Orang tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur

di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2010

Nama : Yuli Anggraini

NIM : 095102029

Program : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU

Pembimbing Penguji

... ...Penguji I (Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M. Kep) (dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG)

...Penguji II

(Farida. L.S.Siregar, S. Kep, Ns, M.Kep)

...Penguji III (Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M.Kep)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai

persyaratan kelulusan Sarjana Sains Terapan D-IV Bidan Pendidik.

... ... (Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M. Kep) (dr. Murniati Manik, MSC, SpKK)

NIP. 19740505 200212 2001 NIP. 19530719 198003 2001

Koordinator Karya Tulis Ilmiah Ketua Pelaksana Program D-IV

(4)

ABSTRAK

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Yuli Anggraini

Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2010

xi + 32 hal + 3 tabel + lampiran + 1 skema

Abstrak

Metode kanguru adalah suatu metode yang dilakukan untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi prematur yang pelaksanaannya dilakukan dengan kontak langsung antara kulit ibu dan bayi prematur yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik di rumah sakit maupun di rumah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Dr Pirngadi Kota Medan pada Maret – Juni 2010. Populasi sebanyak 30 orang tua yang mempunyai bayi prematur dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 30 orang. Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan responden dalam kategori baik adalah 18 orang (60%), pengetahhuan dalam kategori cukup adalah 12 orang (40%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua tentang metode kanguru baik. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat meningkatkan kegiatan pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan kepada orang tua tentang metode kanguru sehingga metode kanguru ini dapat diketahui dan dimengerti oleh orang tua secara keseluruhan

Kata kunci : Pengetahuan orang tua, Metode Kanguru

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang

berjudul “Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur

di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan”.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik

dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya

masukan dan sasaran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.K.K, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah membimbing hingga karya tulis

ilmiah ini selesai.

4. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep.Ns.M.Kep, selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. dr. Fidel Ganis Siregar, Sp.OG, selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik

(6)

7. Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang telah memberikan izin kepada

peneliti dalam melakukan penelitian.

8. Ayahanda dan Ibunda, serta kakak, dan adik yang telah memberikan dukungan,

semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman- teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga Karya

Tulis Ilmiah ini selesai.

10. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih atas semua bantuan yang

diberikan, semoga mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal

Alamin.

Medan, Juni 2009

Peneliti,

(Yuli Anggraini)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 5

A. Pengetahuan... 5

1. Defenisi Pengetahuan ... 5

2. Tingkatan Pengetahuan ... 5

B. Bayi Prematur ... 6

1. Pengertian Bayi Prematur ... 6

2. Tanda-tanda Bayi Prematur ... 7

3. Masalah Bayi Berat Lahir Rendah ... 8

4. Dasar Perawatan Bayi Prematur ... 8

C. Metode Kanguru dalam Perawatan Bayi Prematur ... 10

1. Komponen Metode Kanguru ... 11

2. Manfaat Metode Kanguru ... 12

(8)

4. Lamanya Metode Kanguru Dilakukan ... 13

5. Persiapan Untuk Melakukan Metode Kanguru ... 14

6. Petunjuk Pelaksanaan Metode Kanguru ... 14

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 16

D. Pertimbangan Etika Penelitian ... 20

E. Instrumen Penelitian ... 20

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 22

G. Analisis Data ... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25

1. Karakteristik Responden ... 25

2. Pengetahuan Responden ... 26

B. Pembahasan ... 28

1. Karakteristik Responden ... 28

2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur ... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel defenisi Operasional……… 17

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan Tahun 2010... 25

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan

Tentang Metode Kanguru di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan Tahun 2010... 26

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tentang Metode Kanguru di RSU Dr. Pirngadi

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed consent)

2. Kuesioner Penelitian

3. Uji Validitas : Content Validity Index

4. Surat Izin Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

5. Master Data

6. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik

7. Surat Balasan Penelitian dari RSU Dr. Pirngadi Kota Medan

8. Surat telah selesai melakukan penelitian

9. Daftar konsultasi

(12)

ABSTRAK

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Yuli Anggraini

Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2010

xi + 32 hal + 3 tabel + lampiran + 1 skema

Abstrak

Metode kanguru adalah suatu metode yang dilakukan untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi prematur yang pelaksanaannya dilakukan dengan kontak langsung antara kulit ibu dan bayi prematur yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik di rumah sakit maupun di rumah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Dr Pirngadi Kota Medan pada Maret – Juni 2010. Populasi sebanyak 30 orang tua yang mempunyai bayi prematur dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 30 orang. Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan responden dalam kategori baik adalah 18 orang (60%), pengetahhuan dalam kategori cukup adalah 12 orang (40%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua tentang metode kanguru baik. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat meningkatkan kegiatan pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan kepada orang tua tentang metode kanguru sehingga metode kanguru ini dapat diketahui dan dimengerti oleh orang tua secara keseluruhan

Kata kunci : Pengetahuan orang tua, Metode Kanguru

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatkan kualitas manusia seyogyanya harus dimulai sedini mungkin sejak

janin dalam kandungan dan sangat tergantung kepada kesejahteraan ibu termasuk

kesehatan gizi. Krisis ekonomi yang terjadi disuatu negara dapat berdampak pada

masalah kekurangan gizi terutama ibu hamil, pada keadaan ini diprediksikan kasus Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) makin tinggi. Bayi yang lahir dengan berat badan

< 2500 gr atau BBLR merupakn salah satu faktor penyebab kematian bayi khususnya

pada masa perinatal. Dimana bayi yang lahir dengan BBLR harus mendapatkan

perawatan khusus ( Utami, 2006, hlm. 12 ).

Salah satu penyebab kematian BBLR adalah hipotermia. Hipotermi bisa terjadi

karena evaporasi yaitu menguapnya cairan ketuban dari kulit bayi, radiasi yaitu

kehilangan panas karena terpapar dengan benda yang lebih dingin dibanding tubuh bayi,

konduksi yaitu bayi ditempatkan dekat dengan benda yang mempunyai temperatur lebih

rendah dari temperatur tubuh bayi, dan konveksi yaitu kehilangan panas karena udara di

sekitar tubuh bayi lebih dingin ( Depkes RI, 2004 ).

Kematian bayi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh hipotermi sebesar

24,2 %, asfiksia 30,3%, infeksi 28,6%, dan selebihnya disebabkan oleh sebab yang

lainnya ( Pd.Persi, 2007 )

Pencegahan hipotermi di rumah sakit dilakukan dengan mengunakan inkubator.

Namun dalam penggunaannya dihadapkan pada masalah kekurangan tenaga terampil,

(14)

menghambat kontak dini antara ibu dan bayi dan menghambat dalam pemberian ASI.

Serta berakibat buruk juga bagi ibu karena dapat menurunkan rasa percaya diri ibu dan

tidak terampil dalam merawat anaknya, sehingga muncullah suatu metode yang mampu

menggantikan incubator sebagai salah satu metode dalam merawat bayi khususnya bayi

premature yang di kenal dengan nama metode kanguru ( Rosi, 2009 ).

Pada tahun 1978, kangaroo Mother Care (KMC) atau Metode Kanguru (MK)

pertama kali dikembangkan oleh Dr Edgar Rey di Bogota, Colombia. Saat itu cara ini

dilakukan untuk mengatasi penuhnya rumah sakit, kelangkaan fasilitas dan sumberdaya

untuk merawat BBLR. Istilah KMC atau MK dipakai karena cara perawatan ini

menyerupai perawatan bayi oleh binatang kanguru dimana bayi kurang bulannya ditaruh

pada kantong di perut induknya. Hal ini dimaksudkan agar bayi itu tetap hangat serta

dekat dengan putting susu sehingga dapat menetek setiap saat ( Perinasia, 2003, hal 2 ).

Negara-negara berkembang sangat dianjurkan mengadopsi metode ini mengingat

terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan. Tentu saja

pelaksanaannya disupervisi oleh tenaga kesehatan. Dengan bantuan UNICEF cara

perawatan ini dikenalkan ke berbagai negara berkembang bahkan negara maju termasuk

Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Swedia, dan Belanda menggunakan metode ini

sebagai alternatif penggunaan inkubator dan humanisasi proses persalinan dalam

konteks prematuritas (Nakita, 2007, hlm. 7).

Di Indonesia Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial juga telah

mengembangkan kebijakan pelayanan kesehatan neonatal esensial. Salah satu

komponennya adalah perawatan neonatal dasar, dimana hipotermi merupakan salah satu

bagiannya. Kebutuhan sosialisasi direspon dengan dikembangkannya program video

(15)

berjudul “ perawatan bayi lekat” dan diproduksi oleh Studio Pusat Yogjakarta dengan

bantuan teknis dari FKM UI bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia

(Nakita, 2007, hlm. 10).

Penelitian yang dilakukan pada tahun 1996-1997 oleh Perkumpulan Perinatologi

Indonesia ( PERINASIA ) bekerja sama dengan Unit Pelatihan Fakultas Kedokteran

Universitas Padjajaran serta Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial meneliti

penerimaan wanita pedesaan terhadap metode kanguru di tiga daerah yaitu Kabupaten

Deli Serdang Sumatera Utara, Kabupaten Ojan Komering Sulawesi Selatan dan

Kabupaten Maros. Untuk memperkenalkan mula-mula dilakukan pelatihan, hasilnya

secara umum wanita pedesaan menerima metode kanguru hampir semua ibu

melaksanakan, mendapat dukungan dari keluarga. Mereka berpendapat metode kanguru

membuat bayi lebih tenang, banyak tidur dan banyak menyusu (Nakita, 2007, hlm. 10).

Berdasarkan hasil survei awal pada tanggal 20 Oktober 2009 dengan

wawancara kepada 10 orang tua yang mempunyai bayi berat lahir rendah, 7 orang

mengatakan tidak tahu tentang metode kanguru dan manfaatnya untuk bayi prematur.

Alasannya mereka tidak pernah mendengar dan melihat bagaimana metode kanguru itu

dilakukan, dan 3 orang mengatakan mereka tidak mempunyai waktu yang cukup untuk

melakukannya karena alasan pekerjaan. Pada tanggal 21 Oktober 2009 berdasarkan

informasi yang diperoleh dari pegawai bidan di rumah sakit tersebut mengatakan bahwa

belum pernah metode kanguru ini dilakukan di rumah sakit ini.

Dari uraian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU

(16)

B. Rumusan Masalah

Suatu metode perawatan bayi prematur yang harus diketahui oleh orang tua yaitu

metode kanguru yang mampu menjamin bayi untuk mendapatkan kehangatan, ASI,

cinta, dan proteksi ibu yang selanjutnya akan menjamin tumbuh kembang bayi secara

optimal sehingga mampu menurunkan angka kematian neonatal. Berdasarkan hal

tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan orang

tua tentang manfaat metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota

Medan periode 2009/2010.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada

bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi

prematur.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Organisasi Ikatan Bidan Indonesia ( IBI)

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi organisasi IBI tentang penerapan

metode kanguru pada bayi prematur.

(17)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau menambah informasi dan data

dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai metode kanguru pada bayi prematur.

c. Bagi orang tua

Sebagai sumber informasi tentang metode kanguru pada bayi prematur.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan

seseorang (Heri, 2009, hlm. 194).

(18)

Menurut Heri (2009, halm.195-196) Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi.

a. Tahu (know)

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh, menyimpulkan, dan

meramalkan.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan

hokum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian

yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu

(19)

seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan

mengelompokkan.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi

baru dari formulasi yang sudah ada. Contohnya dapat menyusun, merencanakan,

meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap teori atau rumusan yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang

telah ada.

B. Bayi Prematur

1. Pengertian bayi prematur

Bayi kurang bulan (prematur) adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37

minggu. Sebagian bayi prematur belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan

kesulitan untuk mulai bernafas, minum, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar

tetap hangat. Prematur di bagi dalam tiga kategori : prematur ekstrim apabila kurang dari

28 minggu, sangat prematur antara 28-32 minggu, prematur antara 32-37 minggu (Buku

acuan manajemen BBLR, 2007, hlm. 3).

Bayi yang dilahirkan prematur biasa terjadi secara alamiah atau pun buatan Salah

satu penyebab bayi lahir prematur karena pecah ketuban, trauma, atau gizi sang ibu

buruk.Usia ibu yang sangat muda (kurang dari 16 tahun) dan konsumsi obat tertentu,

(20)

Dalam Perinasia (2003, hlm. 2) bayi prematur yang dilahirkan dalam usia gestasi

< 37 minggu mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan

dengan prematuritas, antara lain : sindrom ganguuan pernafasan idiopatik (penyakit

membran hialin), aspirasi pneumonia karena refleks menelan dan batuk belum

sempurna, pendarahan spontan dalam ventrikel otak lateral akibat anoksia otak (erat

kaitannya dengan gangguan pernafasan), hiperbilirubinia karena fungsi hati belum

matang, hipotermi.

2. Tanda-tanda bayi kurang bulan

Tanda-tanda bayi kurang bulan antara lain : Kulit tipis dan mengkilap, tulang

rawan telinga sangat lunak, lanugo banyak terutama pada punggung, jaringan payudara

belum terlihat, puting berupa titik, pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi

labia minora, pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum

turun, rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk (Manajemen

BBLR, 2007, hlm. 6).

3. Masalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Dalam manajemen BBLR (2007, hlm. 5) menyebutkan bahwa masalah bayi

berat lahir rendah antara lain yaitu : 1) asfiksia, bayi berat lahir rendah bisa kurang,

cukup, atau lebih bulan. Semuanya berdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu

lahir sehingga mengalami asfiksia lahir. 2) gangguan nafas, gangguan nafas yang sering

terjadi pada BBLR lebih bulan adalah aspirasi mekonium. BBLR mengalami gangguan

nafas harus segera dirujuk ke fasilitas yang lebih tinggi. 3) hipotermi, karena hanya

(21)

Metode kanguru dengan kontak kulit dengan kulit membantu BBLR tetap hangat.

4) hipoglikemia, karena hanya sedikitnya simpanan energi pada bayi baru lahir dengan

berat badan lahir rendah. 5) masalah pemberian ASI, karena ukuran tubuh BBLR kecil,

kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat menghisap. BBLR sering

mendapatkan ASI dengan bantuan, membutuhkan pemberian ASI dalam jumlah yang

lebih sedikit tapi sering. 6) infeksi, karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang.

Keluarga dan tenaga kesehatan yang merawat BBLR menjadi kuning lebih awal dan

lebih lama dari bayi yang cukup beratnya. 7) masalah perdarahan, berhubung dengan

belum matangnya sistem pembekuan darah saat lahir. Beri vitamin k, injeksi intra

muscular dengan dosis tunggal 1 mg di paha kiri setelah melakukan resusitasi.

4. Dasar Perawatan Bayi Prematur

4.1. Prenatal dan persalinan

Perawatan bayi prematur dilakukan layaknya bayi masih di dalam uterus

sebelum kelahiran bayi. Dengan tindakan-tindakan ini kita dapat mencegah

penyulit-penyulit, tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, misalnya : pemberian kartikosteroit

pada ibunya ( sebelum bayi lahir ) untuk mempercepat maturasi paru-paru sehingga

Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) dapat dicegah, nutrisi dan keseimbangan cairan

dan elektrolit ibu harus dijaga baik agar fungsi plasenta terjamin, obat-obatan pada ibu

harus diperhatikan betul sehingga dengan masuknya obat-obatan sedative dapat kita

awasi, mengingat rapuhnya tubuh bayi prematur, maka harus dihindari atau dibatasi

trauma waktu persalinan dengan episiotomi dan sebagainya “ minimal handing” juga

harus diterapkan pada bayi-bayi yang kecil ini setelah kelahirannya (Perinasia, 2003,

(22)

4.2. Pernafasan

Bayi premature sering dilahirkan dalam keadaan asfiksia. Menjadi perioritas

untuk segera melakukan resusitasi. Mengingat kemungkinan timbulnya penyulit pada

sistem pernafasan maka pengawasan ketat di perlukan untuk mendeteksi sedini mungkin

adanya serangan apnea serta timbulnya RDS (Respiratory Distress Syndrome)

(Perinasia, 2003, hlm.6).

4.3. Suhu tubuh

Bayi prematur secara fisiologis sulit mempertahankan suhu tubuhnya, mudah

terjadi hipotermia segera setelah lahir tetapi juga mudah mengalami hipertermia

(Perinasia, 2003, hlm.6).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ialah : luasnya permukaan tubuh

menyebabkan mudah kehilangan panas melalui kulit dikarenakan luasnya area

permukaan tubuh bayi, maka dibanding bayi normal bayi prematur mempunyai lebih

sedikit simpanan lemak subkutan, bayi prematur mempunyai sedikit atau tidak

mempunyai cadangan makanan yang berbentuk glikogen dalam hati, kemampuan bayi

prematur untuk berkeringat serta pusat termoregulasi bayi-bayi ini belum sempurna

maka bila suhu sekitarnya terlalu tinggi bayi akan mengalami hipotermia. Bayi kecil

kurang bulan dapat mengalami kehilangan panas tubuh melalui 4 jalan, yaitu : radiasi,

konduksi, konveksi dan evaporasi. Radiasi terjadi ketika bayi mengeluarkan panas

kelingkungan yang lebih dingin. Konveksi terjadi ketika bayi kehilangan panas karena

aliran udara dan evaporasi terjadi ketika panas hilang melalui penguapan air dalam

tubuh bayi. Kondisi bayi yang demikian disebut hipotermia ( Perinasia, 2003, hlm.7 ).

(23)

Air susu ibu atau ASI bayi prematur dipertimbangan sebagai pilihan terbaik

untuk nutrisi enternal dan disarankan karena mempunyai susunan yang paling sesuai

untuk pencernaan dan pertumbuhan bayi prematur. ASI memberikan pengaruh protektif

melawan infeksi, ASI mengandung zat-zat kekebalan, dan dengan memberikan ASI

akan memperbaiki hubungan psikologis antara bayi dan ibunya. Pada bayi prematur

sering terjadi gangguan hisap untuk itu ASI dapat diberikan dengan cara memerasnya

untuk diberikan ke bayi dan di lakukan sesering mungkin agar pasokan ASI terjaga

( Perinasia, 2003, hlm.9 ).

4.5. Infeksi

Karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang, keluarga dan tenaga kesehatan

yang merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan infeksi antara lain

dengan mencuci tangan dengan baik ( Perinasia, 2003, hlm.12 ).

C. Metode Kanguru dalam Perawatan Bayi Prematur

Teknik kanguru merupakan sebuah metode perawatan yang tersedia secara

universal dan baik secara biologi bagi semua bayi baru lahir, akan tetapi biasanya bagi

bayi-bayi prematur dengan 3 komponennya yang meliputi kontak kulit dengan kulit,

menyusui eksklusif dan dukungan terhadap ibu dan bayi ( Bregman, 2005 ).

Teknik kanguru adalah kontak langsung dengan kulit ibu dan bayi prematur yang

dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di

rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang

bayi ( Aldy, 2005 ).

1. Komponen Metode Kanguru

(24)

a. Posisi kanguru

Yaitu bayi prematur yang telah memenuhi kriteria untuk dirawat dengan metode

diletakkan dengan posisi vertikal di antara kedua payudara ibu. Bayi hanya mengenakan

popok dan penutup kepala, sehingga di harapkan sebanyak mungkin akan terjadi kontak

kulit langsung antara ibu dan bayi. Posisi ini dipertahankan baik ibu dalam keadaan

berdiri, duduk, ataupun berbaring sehingga di harapkan terjadi kontak langsung yang

terus menerus selama 24 jam atau beberapa jam dalam sehari.

b. Nutrisi kanguru

Makanan yang terbaik untuk bayi prematur adalah ASI. Pemberian ASI bisa

secara langsung kalau bayi sudah siap. Cara lain untuk ASI yang diperas bisa

diberikan dengan gelas, sendok, spuit bilamana bayi belum siap menghisap.

c. Dukungan kanguru

Dengan metode ini diharapkan rasa cemas ibu akan berkurang dan tumbuh rasa

percaya diri ibu. Untuk itu di perlukan dukungan dari keluarga, masyarakat sekitarnya,

dan yang sangat penting dari petugas kesehatan. Dukungan di sini bisa dalam bentuk

dukungan emosi, fisik, dan pendidikan.

d. Pemulangan

Selama masih dalam perawatan, ibu diperkenalkan dengan metode kanguru

dengan harapan dia paham dan mau melakukan perawatan bayi dengan metode ini. Bayi

yang di rawat dengan metode kanguru akan pulang lebih awal dan biaya yang di

keluarkan lebih rendah serta beban tugas kesehatan menjadi lebih ringan ( Perinasia,

2003, hlm. 2-3 ).

(25)

Adapun manfaat dalam metode kanguru, bagi bayi yaitu : suhu tubuh stabil

( 36,5-37 ˚ C ), detak jantung janin relatif stabil sekitar 140-160/menit, tidur lebih lelap,

kenaikan berat badan lebih cepat, jarang timbul infeksi yang serius, dan bayi di

perlakukan lebih manusiawi; bagi ibu : berkurangnya stres, merasa lebih percaya diri,

mampu merawat bayi kecil, merasa diberdayakan dalam perawatan bayinya, terjalinnya

ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi, meningkatkan pemberian ASI; bagi petugas

kesehatan : kebutuhan tenaga dan peralatan bisa lebih ditekankan, bayi bisa di pulangkan

lebih awal, biaya perawatan lebih murah, beban petugas dalam merawat bayi menjadi

lebih ringan.

3. Waktu untuk Memulai Metode Kanguru

Metode kanguru bisa dimulai apaabila ibu dan bayi sudah merasa cukup sehat.

Pada bayi normal metode ini bisa dimulai segera setelah pemotongan tali pusat dan

perawatan tali pusat. Untuk bayi prematur yang sering terjadi komplikasi maka

sebaiknya ditunda sampai kondisi bayi stabil. Jadi saat yang tepat untuk memulai

metode ini sangat individual tergantung umur kehamilan, berat lahir, umur postnatal,

beratnya penyakit yang diderita bayi dan kondisi ibu. WHO (2002) membuat pedoman

berdasarkan berat badan dan umur kehamilan yaitu : bayi dengan berat 1800 gram atau

lebih, dengan umur kehamilan > 30-34 minggu, perlu dilakukan perawatan khusus

terlebih dahulu setelah kondisi bayi membaik maka bisa dilakukan metode kanguru.

Berat badan 1200-1799 gram, dengan umur kehamilan 28-32 minggu harus dirujuk

sebelum lahir dan perlu waktu seminggu atau lebih untuk bisa memulai metode ini.

Berat badan < 1200 gram, umur kehamilan < 30 minggu membutuhkan waktu

(26)

4. Lamanya Metode Kanguru Dilakukan

Berdasarkan lamanya metode ini dilakukan metode kanguru dibagi menjadi

intermiten dan kontinyu. Intermiten maksudnya bayi yang masih memerlukan perawatan

konvensional (Inkubator) dikeluarkan dari inkubator untuk beberapa saat dirawat dengan

metode kanguru, setelah itu kembali lagi ke inkubator. Usahakan pada awalnya jangan

kurang dari 60 menit dengan posisi kanguru, kalau kurang akan menggangu waktu

istirahat bayi dan bayi akan stres. Kontinyu berarti dilakukan berangsur-angsur sampai

24 jam. Bayi dikeluarkan dari gendongan bila akan mengganti popok, perawatan tali

pusat atau perlu pemeriksaan dokter, dan jika ibu akan mandi. Selama lepas dari ibu,

bayi dibungkus rapat agar tidak kedinginan atau bisa diserahkan pada suami, nenek,

atau saudara yang lain. Metode kanguru ini dilakukan sampai bayi sudah tidak

menginginkannya lagi. Ini ditandai dengan bayi menjadi gelisah, rewel, selalu bergerak

saat berada dalam posisi kanguru. Biasanya ini terjadi setelah bayi mencapai berat badan

2500 gram atau umur kehamilan 40 minggu (Perinasia, 2003, hlm.5).

(27)

5. Persiapan yang Diperlukan untuk Melakukan Metode Kanguru

Persiapan yang dilakukan untuk melakukan metode kanguru menyangkut 3 hal,

yaitu : 1) ibu dan bayi : kondisi dan keberadaan ibu setelah melahirkan merupakan

persyaratan utama. Harus ada pengganti ibu yang secara fisik dan mental sehat, mampu

dan mau melakukan perawatan metode kanguru. Bayi setelah melewati masa krisis dan

dalam keadaan yang stabil sudah bisa dirawat oleh ibunya dengan metode kanguru.

Pakaian ibu dan bayi tidak memerlukan pakaian yang khusus, Hanya ibu harus

mengenakan baju yang terbuka didepan. Untuk bayinya hanya popok dan penutup

kepala. Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu, diiluar baju ibu bisa diikat dengan

kain panjang dan jangan terlalu menekan perut ibu agar bayi bisa bernafas. 2) tempat

atau instansi : metode kanguru bisa dilakukan pada tempat pelayanan persalinan di

tingkat paling bawah (rumah bersalin, Polindes, Puskesmas dengan perawatan) sampai

rumah sakit rujukan. Harus ada kebijakan tertulis di tingkat nasional, daerah, dan

institusi yang bersangkutan dari pimpinan yang menyatakan metode kanguru sebagai

salah satu metode alternatif bagi perawatan bayi prematur. Perlu dilakukan evaluasi

atas pelaksanaan metode ini. 3) dukungan lingkungan : untuk keberhasilan metode ini

diperlukan dukungan dari petugas selama masih berada di rumah sakit. Di rumah

dukungan pihak keluarga sangat diperlukan termasuk agar ibu diberi kesempatan untuk

banyak istirahat, tidur yang cukup, aktivitasnya hanya yang berkaitan dengan bayinya

( Perinasia, 2003, hlm.5 ).

6. Petunjuk Pelaksanaan Metode Kanguru

Petunjuk pelaksanaan metode kanguru ini yaitu : 1) setelah mencuci tangan ibu

(28)

tegak diantara kedua payudara ibu. 3) kepala bayi dipalingkan ke arah kiri atau kanan,

sehingga bayi mendengar detak jantung ibunya, leher bayi dalam posisi ekstensi. 4)

kenakan kancing baju ibu. 5) agar posisi ibu tidak berubah gunakan kain panjang yang

melilit tubuh ibu (usahakan tidak menekan perut bayi). Posisi ini dipertahankan terus

baik ibu dalam posisi duduk, berdiri maupun berbaring. Bila ibu berbaring hendaknya

tempat tidur di bagian hulu ditopang dengan bantal sehingga posisi kepala bayi lebih

(29)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikai bagaimana

pengetahuan orang tua terhadap metode kanguru pada bayi prematur. Adapun kerangka

konsep penelitian ini adalah :

Skema 1. Skema Kerangka Konsep Pengetahuan orang tua yang

mempunyai bayi prematur

(30)

B. Defenisi Opersional

1 Pengetahuan Kemampuan

orang tua di

2 Pendidikan Jenjang

pendidikan

3 Pekerjaan Kegiatan yang

(31)
(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskriptif dengan

pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan orang

tua tentang metode kanguru pada bayi prematur.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang mempunyai bayi

prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan priode Maret sampai Juni 2010 sebanyak 30

orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara total sampling

yaitu sampel yang diambil adalah dari seluruh populasi di RSU Dr. Pirngadi Kota

Medan sebanyak 30 orang dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu :

1. Orang tua yang mempunyai bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan

2. Bersedia menjadi responden

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSU DR Pirngadi Kota Medan di ruang nifas yaitu

(33)

melakukan survei pendahuluan dan ditemukan adanya populasi yang mencukupi untuk

dijadikan responden, belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dan merupakan

daerah yang mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam pengumpulan data.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Juni 2010.

D. Pertimbangan Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu Program Studi D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan

izin Direktur Utama RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dan Kepala Bagian Ruang Nifas

RSU DR Pirngadi Kota Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang

berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon

responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon

responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden

berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data

berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak

menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data- data

yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat oleh

(34)

mendapatkan tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian,

yaitu : bagian pertama adalah data demografi, sedangkan bagian kedua adalah kuesioner

untuk mengidentifikiasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi

prematur yang berisi 20 pertanyaan . Untuk menentukan kategori tingkat pengetahuan

orang tua tersebut maka digunakan rumus :

- Menentukan nilai rentang ( R )

Rentang = skor terbesar – skor terkecil

= 20 – 0

= 20

- Menentukan nilai panjang kelas ( i )

Panjang Kelas ( i ) = Rentang ( R ) / banyaknya kelas

= 20 / 3

= 6,6

- Menentukan skor kategori

Kurang = 1+ 6,6 = 7,6 ( bila responden benar menjawab pertanyaan 1-7 )

Cukup = 7,6 + 6,6 = 14,2 ( bila responden benar menjawab pertanyaan 7-14 )

Baik = 14,2 + 6,6 = 20,8 ( bila responden benar menjawab pertanyaan 15-20 )

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

2.1 Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila instrumen sebagai alat ukur, benar-benar

mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoadmojo, 2002). Uji validitas kuesioner ini

dilakukan dengan mengunakan metode uji validitas isi yaitu mensyaratkan bahwa

(35)

2003). Uji validitas ini dilakukan content validity oleh ibu Farida Linda Sari Siregar,

S.Kep, Ns, M.Kes. Didapatkan nilai 0,80.

2.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen menggambarkan stabilitas dan konsistensi jawaban

yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk

mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel

yang kita ukur jika koefisien realibilitasnya lebih dari 0,6 sudah memadai syarat

reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang responden yang mempunyai

karakteristik yang sama sesuai dengan sampel yang diteliti di RS Imelda Medan. Lalu

data diolah dengan mencari nilai koefisien reliabilitas, maka didapatkan nilai alpha

cronbach = 0,765 (Riyanto, 2009).

F. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada Institusi Pendidikan Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, dan mengajukan surat

permohonan izin melaksanakan penelitian di RSU Dr. Pirngadi kota Medan. Surat izin

tersebut pertama sekali diberikan ke bagian tata usaha RSU Dr. Pirngadi Kota Medan,

kemudian disampaikan kebagian Kopitekes, dan diserahkan kebagian SMF OBGIN

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, yang selanjutnya diberikan kepada Direktur RSU Dr.

Pirngadi Kota Medan. Selanjutnya peneliti melaksanakan pengumpulan data ke ruang

nifas RSU Dr. Pirngadi Kota Medan untuk memperoleh data ibu nifas yang mempunyai

bayi prematur. Setelah mendapatkan data yang cukup untuk dijadikan sampel dalam

(36)

untuk menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian.

Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan

menandatangani informed concent dan memberikan kuesioner kepada responden.

Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner dengan

cara melingkari jawaban yang dianggap benar oleh responden. Responden diberikan

waktu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan. Dalam

pengisian kuesioner tersebut peneliti mendampingi responden agar mempermudah

responden untuk menjawab pertanyaan yang kurang jelas. Setelah lembar kuesioner di

isi oleh orang tua, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan data tersebut. Dari

30 orang responden, ada 3 orang responden yang tidak mau menandatangani informed

concent dengan alasan takut kalau kuesioner yang mereka isi akan bermasalah di

kemudian hari . Dalam melakukan pengumpulan data ini dalam satu hari peneliti bisa

mendapatkan responden 1 sampai 2 orang responden.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap

ditandai dengan editing yaitu mengecek kelengkapan karakteristik responden serta

memastikan semua jawaban telah diisi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan

seluruh pertanyaan yang diajukan dijawab seluruhnya oleh responden sehingga

tidak perlu lagi pengambilan data ulang. coding yaitu pengkodean untuk

membedakan karakter dalam rangka pengolahan data. Pengkodean dalam

karakteristik responden yaitu pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi.

Sedangkan pengkodean pada pengetahuan yaitu jika jawaban benar diberi kode 1,

jika salah diberi kode 0. Pengetahuan baik diberi kode 3, cukup diberi kode 2,

dan kurang baik diberi kode 1. Processing yaitu setelah data di coding maka data

(37)

tehnik analisis. Tehnik analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif yaitu

analisis univariat, dimana data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan

(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari - Juli 2010 terhadap 30 responden dari

30 populasi orang tua yang mempunyai bayi prematur di RSU Dr Pirngadi Kota Medan

pada tahun 2010

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2010

Karakteristik Frekuensi Presentasi (%)

Pekerjaan

Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa sebagian besar pekerjaan

responden adalah karyawan sebanyak 17 orang (56,7%), berdasarkan pendidikan

(39)

berdasarkan sumber informasi sebagian besar didapat responden dari orang lain =

sebanyak 17 orang (56,6%).

2. Pengetahuan Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tertera pada tabel

berikut ini :

Tabel 5.2

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Responden Tentang Metode Kanguru di RSU Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2010

No Pertanyaan

2. Posisi bayi ketika metode kanguru

dilakukan

24 80.0 6 20.0 30 100

3. Metode kanguru adalah suatu metode

perawatan bayi prematur

18 60.0 12 40.0 30 100

4. Manfaat metode kanguru bagi ibu 22 73.3 8 26.7 30 100

5. Waktu untuk melakukan metode kanguru 22 73.3 8 26.7 30 100

6. Manfaat metode kanguru bagi bayi 19 63.3 11 36.7 30 100

7. Lamanya metode kanguru dilakukan untuk

pertama kalinya

21 70.0 9 30.0 30 100

8. Persiapan yang dilakukan orang tua untuk

melakukan metode kanguru

19 63.3 11 36.7 30 100

9. Di dalam pelaksanaan metode kanguru

bayi hanya menggunakan

20 66.7 10 33.3 30 100

10. Alat yang bisa digunakan dalam

melakukan metode kanguru

19 63.3 11 36.7 30 100

11 Sebelum melakukan metode kanguru apa

sebaiknya yang ibu atau bapak lakukan

21 70.0 9 30.0 30 100

12 Posisi bayi ketika melakukan metode

kanguru

19 63.3 11 36.7 30 100

13 Posisi kepala bayi sewaktu melakukan

metode kanguru

21 70.0 9 30.0 30 100

14 Mengapa kepala bayi diletakkan di dada

ibu atau bapak

19 63.3 11 36.7 30 100

15 Dapat menstabilkan suhu tubuh merupakan

manfaat metode kanguru bagi

19 63.3 11 36.7 30 100

16 Manfaat metode kanguru bagi petugas

kesehatan

21 70.0 9 30.0 30 100

17 Manfaat yang dapat diperoleh ibu dengan

memberikan dukungan untuk melakukan metode kanguru

19 63.3 11 36.7 30 100

18 Manfaat metode kanguru bagi orang tua 19 63.3 11 36.7 30 100

19 Persiapan bayi sebelum melakukan metode

kanguru

21 70.0 9 30.0 30 100

(40)

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi jawaban responden tentang pengetahuan

orang tua tentang metode kanguru mayoritas menjawab benar adalah pertanyaan no 2

tentang posisi bayi ketika metode kanguru di lakukan yaitu 24 orang (80,0%),

pertanyaan nomor 1 tentang pengertian metode kanguru, pertanyaan nomor 4 tentang

manfaat yang diperoleh dengan menggunakan metode kanguru bagi ibu, pertanyaan

nomor 5 tentang waktu untuk melakukan metode kanguru yaitu masing-masing 22 orang

(73,3%), sedangkan mayoritas responden yang menjawab salah adalah pernyataan no 3

tentang metode kanguru adalah suatu metode perawatan bayi yang khusus dilakukan

pada bayi yaitu 12 orang (40,0%), pertanyaan nomor 6,8,10,12,14,15,17,18,20 yaitu 11

orang (36,7%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di RSU Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2010

Kategori Frekuensi Presentasi

Cukup

Baik

12

18

40%

60%

Total 30 100%

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, pengetahuan

responden tentang metode kanguru pada bayi prematur dalam kategori baik yaitu

(41)

B. Pembahasan

Berikut ini dilakukan pembahasan karakteristik responden berdasarkan data yang

telah disajikan sebelumnya.

1. Karakteristik Demografi Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 30

responden sebagian besar pendidikan orang tua adalah pendidikan menengah

yaitu SMU sebanyak 16 orang (53,3%), dan pendidikan yang paling rendah

adalah pendidikan dasar yaitu SD, SMP sebanyak 7 orang (23,3%) dan

perguruan tinggi yaitu sebanyak 7 orang (23,3%).

Sesuai dengan yang dikatakan oleh Notoatmodjo (2003) dalam bukunya

bahwa pendidikan dapat membentuk dan meningkatkan kemampuan manusia.

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti bahwa didalam

pendidikan terjadi proses pertumbuhan atau perkembangan kearah yang lebih

baik ( lebih pandai, lebih mampu, dan lebih tahu).

Menurut peneliti bahwa bukan sepenuhnya faktor utama penentu tingkat

pengetahuan seseorang adalah pendidikan, karena kemampuan belajar dari diri

sendirilah sebagai faktor utama untuk megetahui pengetahuan seseorang. Jadi

pendidikan juga bisa didapat secara informal, yaitu berupa informasi-informasi

dari orang lain atau berupa pengalaman-pengalaman yang sudah memang dapat

dibuktikan kebenarannya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 30

responden sebagian besar mendapatkan informasi tentang metode kanguru pada

(42)

(56,7%), media elektronik 8 orang (26,7%), dan sumber informasi yang didapat

dari media cetak hanya 5 orang (16,7%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Widyastuti

(2009) dalam bukunya bahwa cara yang paling efektif untuk mendapatkan

pengetahuan adalah dari orang lain. Orang lain disini bisa petugas kesehatan,

teman, ataupun tetangga

2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan orang tua tentang metode

kanguru pada bayi prematur di RSU Dr Pirngadi Kota Medan menunjukan

bahwa sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60%),

paling sedikit dalam kategori cukup sebanyak 12 orang ( 40%).

Tingginya pengetahuan orang tua tentang metode kanguru dikaitkan

dengan tingkat pendidikan orang tua di mana menurut Hurlock (1998)

menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan banyak

mengetahui sesuatu dan mengerti manfaat dan kegunaan sesuatu hal karena akan

beralih ketingkat pengetahuan.

Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan orang

tua dalam penelitian ini dikategorikan baik dikarenakan pendidikan orang tua

yang mayoritas ada pada tingkat SMU. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikatakan oleh Hurlock bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Hanya saja pengetahuan orang tua dalam hal ini hanya pada tingkatan

memahami saja yaitu kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan contoh,

(43)

kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya, sehingga walaupun orang tua tahu tentang metode kanguru tetapi

tidak mengaplikasikannya dalam merawat bayi prematur.

Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh responden bahwa

mereka lebih mempercayai tindakan medis dalam merawat bayinya dari pada

menggunakan metode kanguru sebagai tindakan alternatif lain dalam merawat

bayi prematur. walaupun metode ini sangat membantu bagi orang tua yang

perekonomiannya rendah. Ini dikarenakan sedikitnya instansi kesehatan yang

menerapkan metode ini dalam merawat bayi prematur.

Selain itu hal lain yang mempengaruhi pengetahuan orang tua adalah

sumber informasi. Dalam hal ini orang tua banyak memperoleh sumber informasi

dari orang lain, dan diketahui bahwa cara yang paling baik untuk mendapatkan

pengetahuan adalah dari orang lain.

BAB VI

(44)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya

dapat disimpulkan bahwa berdasarkan karakteristik responden sebagian besar

pendidikan responden adalah SMU sebanyak 16 orang (53,3%), paling sedikit

berpendidikan SD dan perguruan tinggi, pekerjaan responden sebagian besar adalah

karyawan sebanyak 17 orang (56,7%), paling sedikit pekerjaan responden adalah IRT

sebanyak 6 orang (20%), dan sebagaian besar responden memperoleh informasi dari

orang lain sebanyak 17 orang (56,6%), paling sedikit responden memperoleh

informasi dari media cetak sebanyak 5 orang (16,7%), pengetahuan orang tua tentang

metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan menunjukan

sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60%), dan dalam

kategori cukup sebanyak 12 orang (40%).

B.Saran

1. Bagi Instansi Rumah Sakit

Agar menerapkan metode ini sebagai salah satu metode dalam merawat bayi,

khususnya bayi prematur.

2. Bagi orang tua

khususnya orang tua yang mempunyai bayi prematur yang sudah mengetahui

metode kanguru ini agar dapat mengaplikasikannya dalam merawat bayi

prematur.

3. Bagi Peneliti Lanjut

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian ini

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Rineka Cipta, Jakarta.

Depkes RI, 1996, Hipotermi dan Resusitasi Bayi, Jakarta.

Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta.

Dekkes RI, 2005, Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan dan Perawat di Rumah Sakit, Jakarta.

Hidayat, A. Aziz, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta. Salemba Medika.

Surviana, 2009, Metode Kanguru untuk Bayi Prematur. Diakses 14 September 2009 dari http : // orang – tua – anak. Infogue. Com / metode – kanguru – untuk – bayi – prematur.

Rosi, 2009. Metode Kanguru ( Tambahan ). Diakses 14 September 2009 dari http : // fandzel. Blogspot. Com / 2009/05/metode – kanguru – tambahan. Html.

Nursalam (2001). Metodologi Riset keperawatan Jakarta. CV. Infomedika

Perinasia, (2003). Metode Kanguru untuk Perawatan BBLR. Jakarta. Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Roesli, Utami (2000). Perawatan BBLR Seri I. Jakarta. Trubus Agriwidya.

(46)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur

di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2010

Saya mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode

Kanguru Pada Bayi Prematur. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

USU.

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan kepada orang tua yang

mempunyai bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebagai responden dalam

penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan jujur dan

apa adanya. Informasi yang saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini

hanya akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan serta pengembangan ilmu

pengetahuan.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas, saudara bebas untuk ikut

atau tidak tanpa adanya sanksi apapun.

Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan

menandatangani formulir ini.

Medan, Maret 2010

Peneliti Responden

(47)

KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk Pengisian

Saudara diharapkan :

1. Menjawab pertanyaan yang tersedia dengan melingkari jawaban yang benar

2. Semua pernyataan harus dijawab

3. Tiap pernyataan harus diisi dengan satu jawaban

4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat dinyatakan kepada peneliti

7. Kuesioner data demografi

Nama inisial :

Umur :

Pekerjaan : ฀ IRT ฀ PNS ฀ Karyawan

Pendidikan : ฀ TK ฀ SMA

฀ SD ฀ Perguruan Tinggi

฀ SMP ฀ Tidak Sekolah

Sumber informasi : ฀ Langsung (keluarga, teman, dan petugas kesehatan

฀ Tidak langsung (media cetak, media elektronik, media papan)

8. Pertanyaan Penelitian

1. Metode kanguru adalah…

a. Suatu metode yang di lakukan dengan kontak langsung sejak dini

b. Suatu metode yang di lakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan

c. Suatu metode yang di lakukan untuk mencegah terjadinya sakit pada bayi

d. Suatu metode yang di lakukan untuk meningkatkan pernafasan pada bayi

(48)

2. Posisi bayi ketika metode kanguru di lakukan adalah…

a. Bayi di letakkan di samping ibu

b. Bayi di letakkan dalam keadaan vertical di antara kedua payudara ibu

c. Bayi di letakkan di atas perut ibu

d. Bayi di letakkan di dalam inkubator

3. Metode kanguru adalah suatu metode perawatan bayi yang khusus dilakukan

pada bayi……..

a. Baru lahir c.Sehat

b. Prematur d. Cacat

4. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan metode kanguru bagi ibu

adalah….

a. Meningkatkan pemberian ASI

b. Ibu menjadi susah tidur

c. Suami dapat mendampingi ibu setiap saat

d. Merasa gelisah

5. Kapan metode kanguru dapat dilakukan………

a. Pagi hari

b. Sore hari

c. Setiap saat bila kondisi ibu dan bayi sehat

d. Malam hari

6. Manfaat metode kanguru bagi bayi adalah…..

a. Berat badan lahir rendah

b. Bayi menjadi gelisah

c. Meningkatkan berat badan bayi

d. Suhu tubuh bayi tidak stabil

7. Berapa lama metode kanguru dilakukan untuk pertama kalinya…..

a. 20 menit

b. 40 menit

c. 60 menit

(49)

8. Persiapan yang dilakukan orang tua untuk melakukan metode kanguru adalah….

a. Memakai sarung

b. Memakai topi/ikat kepala

c. Memakai handuk

d. Memakai baju yang terbuka dibagian depan

9. Di dalam pelaksanaan metode kanguru bayi hanya menggunakan…..

a. Topi saja

b. Popok dan penutup kepala

c. Sarung tangan dan kaos kaki

d. Bayi dibedung

10.Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu atau bapak, maka dapat

menggunakan….

a. Kursi untuk sandaran

b. Bantal

c. Selimut

d. Kain panjang untuk mengikat

11.Sebelum melakukan metode kanguru apa sebaiknya yang ibu atau bapak

lakukan………

a. Tidur

b. Makan

c. Jalan-jalan

d. Membersihkan diri

12.Di dalam pelaksanaannya bayi diletakkan pada bagian tubuh mana……

a. Di perut

b. Di dada

c. Di samping tubuh ibu atau bapak

d. Di belakang (seperti menggendong)

13.Di dalam melakukan metode kanguru sebaiknya arah kepala bayi dalam posisi

apa …

a. Dipalingkan ke arah kiri atau kanan

b. Posisi mengadah (melihat ke atas)

c. Ditekuk ke bawah

(50)

14.Mengapa kepala bayi diletakkan di dada ibu atau bapak ?

a. Agar bayi tidak terjatuh

b. Agar bayi bisa mendengar detak jantung ibu atau bapak

c. Agar bayi tidak ketakutan

d. Agar bayi tidak sendirian

15. Dapat menstabilkan suhu tubuh merupakan manfaat metode kanguru bagi……

a. Ibu c. Bayi

b. Petugas kesehatan d. Orang lain

16. Manfaat metode kanguru bagi petugas kesehatan yaitu...

a. Petugas kesehatan merasa nyaman

b. Beban petugas kesehatan dalam merawat bayi menjadi lebih ringan

c. Dapat mengurangi biaya perawatan bagi petugas kesehatan

d. Petugas kesehatan menjadi lebih terampil

17. Manfaat yang dapat diperoleh ibu dengan memberikan dukungan untuk

melakukan metode kanguru yaitu...

a. Membuat ibu menjadi bingung

b. Membuat rasa cemas ibu berkurang

c. Menambah beban pekerjaan untuk ibu

d. Membuat ibu menjadi lelah

18. Biaya perawatan lebih murah merupakan manfaat metode kanguru yang dapat

dirasa oleh...

a. Ibu

b. Petugas kesehatan

c. Bayi

d. Orang tua

19. Untuk memulai metode kanguru persiapan yang dibutuhkan oleh bayi yaitu...

a. Baju bayi

b. Popok dan penutup kepala

c. Selimut bayi

(51)

20. Metode kanguru dapat mencegah terjadinya...

a. Hipotermia pada bayi

b. Cacat pada bayi

c. Luka pada bayi

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2010
Tabel 5.2 Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Responden Tentang Metode Kanguru
Tabel 5.3  Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di RSU Dr Pirngadi Kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian dianalisis melalui beberapa tahapan, yaitu reduksi data (memilih dan memusatkan perhatian pada data), penyajian data (menyajikan data secara sistematik), dan

Di media sosial, kita (termasuk penulis) sering melihat adanya isu-isu yang mengandung hasutan, fitnah, berita bohong, hingga ujaran kebencian. Penulis disini sepertinya

Hasil ini hampir sama dengan penelitian Prayogo (2009) menggunakan cendawan Lecanicillium lecanii yang diaplikasikan pada berbagai umur telur Riptortus linearis bahwa telur

Sebelum menjelaskan penggunaan metode cost plus pricing pada perhitungan harga pokok penjualan yang dapat menurunkan laba biro perjalanan wisata, maka perlu tahu faktor

Selain itu Calcium Hydroxide juga dapat diperoleh dari karbit yang diperoleh dari bahan baku lime stone dengan reaksi sebagai berikut :.. CaC0 3 -&gt; CaO

Rute perusahaan Tidak diketahui dengan pasti Rp. tersebut terlihat bahwa rute usulan dengan menggunakan metode 2- OPT, 3-OPT menghasilkan biaya pengiriman yang lebih rendah

Adanya sinergitas antara Presiden, DPR, serta Jaksa Agung sejatinya merupakan satu-satunya solusi utama penegakkan keadilan terkait kasus pelanggaran HAM, terlebih

Dari hasil penelitian yang dilakukan dari empat informan terhadap pelaksanaan kebijakan KTR di SMPN 07 Pekanbaru diketahui dari ke empat informan ini seluruhnya