• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDAN ART GALLERY PAINTING AND SCULP TURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "MEDAN ART GALLERY PAINTING AND SCULP TURE"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

MEDAN ART GALLERY PAINTING AND SCULP TURE (EXPRESIONISME )

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009 / 2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh 

DEDI KHANDRA 

040406043 

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 

MEDAN ART GALLERY

PAINTING AND SCULP TURE 

( EXPRESIONISME )

Oleh :

DEDI KHANDRA

04 0406 043

Medan, 03 Juni 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 132 206 820

Ir. Nurlisa Ginting, MSc. Pembimbing I

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Dedi Khandra

NIM : 04 0406 043

Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Art Gallery : Painting And Sculpture

Tema : Expresionisme

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, 03 Juni 2010

A

B+

B

C+

C

D

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah swt., karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Proses yang penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa, semangat, dan perhatian tiada henti dari Ibu, Ayah, dan adik saya Lenny Khandra, Kinoy serta Keluarga saya.

Terimakasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :

Ibu Ir. Nurlisa Ginting, MSc. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

Ibu Ir. Dwira, MSc, Phd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

Bapak Ir. Novrial, M.Eng, Ibu Wahyuni Zahra, ST, M.Si dan Bapak Ir. N. Vinky Rahman,MT, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2009/2010.

 Teman terbaik, Willy Arvi beserta keluarga.  Teman-teman angkatan 2004.

 Genk Leboy ; Taufik Jakkirik dan Jose Jagurduk (sontol dan bongol), Alwi Keledai. Coordinate; Hanno, Joy, Friska, Galih dan Ratna, Ganje.Genk Y ; Fadil (atas laptopnya). Genk Underground; Opunk, Timbo, Ochak. Genk Warkop Adi; Lipgloss, Opung messi, Josep, Cuplis. Piranha; Bembenk, Bolang, Kudut, Aconk.

 Senior 2001, 2002, 2003; Adik-adik 2005; Andi Cuplis 2006; Ian, 2007; Guntur, Ucup, DLL..

Teman-teman seperjuangan apartemen 08; Joker, Ijonk, Alfi, Jalich, Alfa, Awan.

Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan visi, inspirasi, variasi imajinasi penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 10 Juni 2010

DAFTAR ISI 

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 6

1.3. Perumusan Masalah dan Batasan Proyek ... 7

1.4. Pendekatan ... 7

1.5. Asumsi - Asumsi ... 8

1.6. Kerangka Berpikir ... 9

1.7. Sistematika Laporan ... 10

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1. Deskripsi Umum Proyek ... 11

2.1.1. Terminologi Judul ... 11

2.2. Tinjauan Umum ... 13

2.2.1. Tinjauan Terhadap Kesenian ... 13

2.2.1.1. Tinjauan Terhadap Kesenian ... 13

2.2.1.2. Tinjauan Terhadap Gallery ... 14

2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 20

2.3.2. Pemilihan Lokasi ... 22

2.3.3. Analisa dan Penetapan Lokasi Proyek ... 23

2.3.3.1. Analisa dan Penetapan Lokasi Proyek ... 23

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 29

2.4.1. Galeri Simpassri ... 29

2.4.2. Galeri Seni Payung Teduh ... 30

2.4.3. Galeri TO2 ... 30

2.4.4. Galeri Nasional Indonesia ... 31

2.4.3. Taman Budaya Sumatera Utara ... 38

BAB 3 ELABORASI TEMA

3.1. Alasan Pemilihan Tema ... 44

3.2. Tinjauan Umum... 44

3.2.1. Pengertian Ekspresionisme ... 44

3.2.2. Ekspresionisme Secara Umum ... 45

3.2.3. Karakteristik Ekspresionisme ... 45

3.3. Interpretasi Tema ... 46

3.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 47

3.4.1. Einstein Tower by Eric Mendelson ... 47

3.4.2. Eero Saarinen, Twa Building, New York ... 48

3.4.3. Guggenheim Museum Bilbao, Spain ... 48

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN  

4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 49

4.1.2. Kondisi Eksisting Lahan ... 50

4.1.3. Analisa Pencapaian ... 53

4.1.4. Analisa Sirkulasi ... 56

4.1.5. Analisa View ... 59

4.1.6. Analisa Iklim ... 62

4.1.7. Analisa Kebisingan dan Polusi ... 63

4.1.8. Analisa Drainase ... 66

4.1.9. Analisa Vegetasi ... 66

4.2. Bangunan ... 67

4.2.1. Bentuk ... 67

4.2.2. Orientasi dan View ... 69

4.2.3. Sirkulasi dan Penzoningan ... 69

4.2.4. Struktur ... 73

4.2.1. Utilitas ... 76

4.3. Analisa Aktifitas ... 86

4.4. Alur Kegiatan Pengguna Galeri ... 87

4.5. Analisa Ruang ... 88

4.6. Program Ruang ... 93

BAB 5 KONSEP

5.1. Konsep Ruang Luar ... 97

5.1.1. Entrance Tapak ... 97

5.1.2. Zoning Tapak... 98

5.1.3. Sirkulasi Kendaraan ... 98

5.2.1. Zoning & Sirkulasi... 99

5.2.2. Pencahayaan ... 101

5.3. Konsep Massa ... 102

5.3.1. Tema ... 102

5.3.2. Bentuk Dasar ... 103

5.3.5. Bahan Bangunan ... 103

5.4. Konsep Struktur... 104

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

6.1. Gambar Perancangan ... 105

D A F T A R T A B E L

Halaman

Tabel 1.1. Perkembangan Seni Lukis di Medan ... 3

Tabel 1.2. Galeri Seni di Medan ... 5

Tabel 2.1. Tinggi Rata-rata Manusia ... 15

Tabel 2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 21

Tabel 2.3. Wilayah Pengembangan Pembangunan ... 22

Tabel 4.3. Program & Besaran Ruang Pengelola ... 56

Tabel 4.4. Program & Besaran Ruang Service ... 57

D A F T A R G A M B A R 

Halaman

Gambar 2.1. Suasana Galeri ... 14

Gambar 2.2. Jarak Pandang Mata terhadap Ukuran ... 15

Gambar 2.3. Sudut Pandang Lukisan ... 15

Gambar 2.4. Kemampuan Gerak Anatomi Manusia ... 16

Gambar 2.5. Peta Indonesia ... 20

Gambar 2.6. Peta Sumatera... 20

Gambar 2.7. Peta Lokasi Medan ... 21

Gambar 2.8. Titik Sebaran Sanggar-sanggar Besar ... 25

Gambar 2.9. Peta Pengembangan Pembangunan Kota ... 26

Gambar 2.10. Alternatif 1 ... 26

Gambar 2.11. Alternatif II ... 27

Gambar 2.12. Alternatif III ... 27

Gambar 2.13. Galeri Simpassri ... 29

Gambar 2.14. Galeri Seni Payung Teduh ... 30

Gambar 2.15. Galeri TO2 ... 30

Gambar 2.16. Galeri Nasional Indonesia... 32

Gambar 2.17. Ruang Restorasi ... 33

Gambar 2.18. Ruang Penyimpanan Karya ... 33

Gambar 2.19. Ruang Pameran ... 34

Gambar 2.20. Ruang Pameran Tetap... 35

Gambar 2.21. Ruang Pameran ... 35

Gambar 2.22. Koleksi Galeri ... 36

Gambar 2.24. Entrance Taman Budaya ... 38

Gambar 2.25. Bangunan Utama Taman Budaya... 39

Gambar 2.26. Open Stage ... 42

Gambar 2.27. Gedung Pameran ... 43

Gambar 3.1. Eksterior Einstein Tower ... 47

Gambar 3.2. TWA Building ... 48

Gambar 3.3. Guggenheim Museum, Bilbao ... 48

Gambar 4.1. Lokasi Site ... 49

Gambar 4.2. Bangunan di Sekitar Lokasi ... 51

Gambar 4.3. Hubungan dengan Bangunan Sekitar ... 52

Gambar 4.4. Analisa Pencapaian ... 53

Gambar 4.5. Analisa Sirkulasi ... 56

Gambar 4.6. Potongan Jalan ... 57

Gambar 4.7. Sirkulasi Pejalan Kaki ... 58

Gambar 4.8. Analisa View ke Dalam ... 59

Gambar 4.9. Analisa View ke Luar ... 61

Gambar 4.10. Analisa Iklim ... 62

Gambar 4.11. Analisa Kebisingan dan Polusi ... 63

Gambar 4.12. Analisa Utilitas Tapak ... 65

Gambar 4.13. Analisa Drainase ... 66

Gambar 4.14. Analisa Vegetasi... 66

Gambar 4.15. Skyline ... 67

Gambar 4.16. Contoh Pencahayaan pada Museum dan Galeri ... 80

Gambar 5.1. Konsep Entrance ... 97

Gambar 5.3. Konsep Sirkulasi Kendaraan ... 98

Gambar 5.4. Konsep Zoning & Sirkulasi Ruang Lt. 1 ... 99

Gambar 5.5. Konsep Zoning & Sirkulasi Ruang Dalam Lt.2 ... 100

Gambar 5.6. Konsep Zoning & Sirkulasi Ruang Dalam Lt. 3 ... 100

Gambar 5.7. Konsep Pencahayaan ... 101

Gambar 5.8. Konsep Awal Massa ... 102

Gambar 5.9. Konsep Bentuk Dasar Bangunan ... 103

Gambar 5.10. Konsep Bahan Bangunan ... 103

Gambar 5.11. Konsep Struktur ... 104

Gambar 6.1. Site Plan ... 105

Gambar 6.2. Ground Plan ... 106

Gambar 6.3. Denah Lantai 1 ... 107

Gambar 6.4. Denah Lantai 2 dan 3... 108

Gambar 6.5. Tampak Depan dan Samping Kanan ... 109

Gambar 6.6. Tampak Belakang dan Samping Kiri ... 110

Gambar 6.7. Potongan ... 111

Gambar 6.8. Rencana Pembalokan Lantai 1 ... 112

Gambar 6.9. Rencana Pembalokan Lantai 2 ... 113

Gambar 6.10. Rencana Pembalokan Lantai 3 ... 114

Gambar 6.11. Rencana Atap ... 115

Gambar 6.12. Rencana Pengkondisian Udara Lantai 1 ... 116

Gambar 6.13. Rencana Pengkondisian Udara Lantai 2 ... 117

Gambar 6.14. Rencana Pengkondisian Udara Lantai 3 ... 118

Gambar 6.15. Rencana Mekanikal dan Elektrikal ... 119

D A F T A R D I A G R A M 

Halaman

Diagram 1.1. Kerangka Berpikir ... 9

Diagram 2.1. Alur Kegiatan Peserta ... 34

Diagram 2.2. Alur Kegiatan Pengunjung ... 34

Diagram 2.3. Alur Kegiatan pengelola ... 34

Diagram 3.1. Pengertian Ekspresionisme ... 42

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang.

Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi baru, mengikuti nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

Seni juga merupakan hal yang menjadikan dunia terasa indah, tanpa seni tidak ada yang dapat dirasakan begitu indah. Tuhan menciptakan dunia dan seluruh kekayaan yang ada di dalamnya dengan seni dan penuh dengan keindahan. Hal ini dapat terlihat dari beragamnya warna yang ada dalam dunia ini, air bewarna bening, tanah bewarna coklat, pepohonan yang berwarna hijau, langit bewarna biru. Semua diciptakan penuh dengan seni, sampai kepada ciptaanNya yang paling megah dan penuh dengan seni, yaitu manusia.

Setiap manusia adalah seniman, disadari ataupun tidak karena manusia adalah suatu karya seni Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga dapat dikatakan bahwa dimanapun manusia berada yang adalah makhluk Tuhan yang diciptakan penuh dengan seni akan selalu melakukan seni dengan cara-cara dan kebudayaannya masing-masing.

Berkesenian adalah salah satu ekpresi proses kebudayaan manusia. kesenian adalah salah satu ciri utama suatu kebudayaan. Bagi manusia kesenian memiliki dua dimensi, yaitu dimensi budaya (pemerdekaan diri) dan dimensi fungsional (kegunaan, efisiensi, teknis dan komersil). Manusia ingin menikmati dan membagikan pengalaman estetis dalam kehidupannya, sehingga berkesenian menjadi penting dalam hidup.

seni musik ini sangat banyak dan tidak terbatas untuk masalah umur, baik pelaku seninya maupaun penikmat seni tersebut.

Untuk itu perlu adanya sebuah wadah yang mampu menampung kreatifitas yang dimilikinya agar terarah ke hal-hal yang positif dan tidak terjerumus ke hal-hal negatif dari lingkungan sekitarnya. Kreatifitas yang dimiliki remaja pada umumnya tidak hanya terlihat pada segi kognitif seperti prestasi-prestasi dibidang ilmu pengetahuan alam dan terapan, tapi juga pada segi afektif yang sangat erat dengan optimalisasi penggunaan otak kanan, contohnya kegiatan-kegiatan seni. Karena itu dengan adanya suatu wadah yang memadai dengan fasilitas yang lengkap, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan bakat serta mendorong minat masyarakat terutama para remaja dalam bidang seni dan budaya.

Kota Medan merupakan kota terbesar ke tiga di Indonesia merupakan Ibu kota propinsi Sumatera Utara yang terletak antara 3฀30’ - 3฀4 3’ Lintang Utara , d an 98฀35’ - 98฀44’ Bujur Timur. Kota Medan memiliki jumlah penduduk 2.036.018 jiwa dan tingkat kepadatan 7.681(Jiwa/KM²), merupakan pintu gerbang utama

menuju Indonesia Barat . Hal ini dikarenakan letaknya yang cukup strategis , dimana memiliki letak yang cukup dekat dengan Negri Jiran Seperti Malaysia dan Singapura .

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perkembangan secara kasar seni lukis di Kota Medan, berikut dijelaskan pembagiannya seperti yang dijelaskan oleh Drs. Dermawan Sembiring, M. Hum.

Tabel 1.1. Perkembangan seni lukis di Medan

NO. PERIODE CIRI-CIRI PELUKIS

1. Sebelum 1945 • Hampir tidak ditemukan seni lukis corak baru (non-tradisional)

• Lukisan potret dan naturalisme

• Kegiatan umumnya terbatas untuk mencari nafkah saja

• Sutan Buyung Ketek

• Nawi Butun

• Arifin Zainun

• Munir Ismail Sulaiman

• dll 2. 1945 - 1966 • Mulai melukis gaya ekspresif

• Terdapat beberapa lukisan bergaya impresif dan dekoratif

• Ekpresionistis

• M. Saleh

• Rugun Sembiring

• Dr. zulham

• dll

3. 1967 – sampai sekarang

• Surealisme

• Mulai dikenal lukisan abstrak

• Kegiatan melukis mulai menjadi kegiatan sampingan dan hobi

• Ngajar bana Sembiring

• Syamsul Bahri

• Utoyo Hadi

• Oloan Situmorang

• Mangatas Pasaribu

• Jos Safrizal

• dll

peminat seni di kota Medan yang seringkali mendapatkan kesulitan untuk mencari tempat pendidikan seni yang baik dan memiliki fasilitas yang memadai. Sehingga banyak dari mereka yang berusaha berguru ke luar kota seperti Jakarta bahkan sampai ke Luar negri untuk mendapatkan wadah yang memiliki pengajar-pengajar yang berkualitas dan mempunyai fasilitas yang lengkap dengan lingkungan yang mendukung pengapresiasian karya seni yang bisa menampung kreatifitas dan mendalami bakat dan hobi yang dimilikinya.

Sumatera Utara, Medan sudah memiliki beberapa museum, galeri, dan suatu organisasi (Dewan Kesenian Medan) yang mengakomodir sektor keseniannya, tetapi dapat dinilai masih kurang berfungsi sebagai wadah pengembangan kesenian daerah ini. Untuk kasus galeri yang ada di Medan, belum ada sebuah galeri mempunyai kegiatan yang cukup banyak dan memiliki manajemen kegiatan yang membuat galeri itu selalu buka karena ada kegiatan yang berlangsung. Pada umumnya galeri-galeri di Medan buka pada saat-saat tertentu saja, misal jika ada pameran. Sehingga akan menutup kesempatan masyarakat dan pencinta seni untuk menikmati hasil karya seni dan mengapresiasi seni tersebut.

Kurangnya wadah tersebut menyebabkan hasil karya para seniman local tidak terlalu mendapat perhatian masyarakat seni di Medan. Hal ini disebabkan masyarakat kesulitan dalam mencari temapat untuk menikmati hasil karya seni dari seorang seniman. Industri seni di Medan juga terkena imbasnya, hasil karya sulit dikomersilkan akibat sang seniman tidak dapat memamerkan hasil karyanya kepada masyarakat umum.

Seniman dan karyanya, bersamasama kurator, pengamat seni, dan publik seni -kolektor sebagai pelindung seni- membentuk lingkaran komunikatif.

Padahal hadirnya karya dari perupa lokal ini cukup berguna bagi kota Medan. Karena dengan hadirnya karya seni ini, kota Medan bisa berpotensi untuk lebih dikenal khalayak luas. Selain menggambarkan jati diri budaya, dengan berkesenian seperti seni rupa ini masyarakat Medan dapat lebih luas dalam memahami kotanya. Hal ini tentunya akan semakin membuat para perupa lokal semakin merasa dihargai, dan antusias dalam berkarya.

Berikut ini adalah beberapa galeri yang ada di Medan yang sering mengadakan pameran seni lukis di Medan.

Tabel 1.2. Galeri Seni di Medan

N O .

NAMA SANGGAR

ALAMAT BEBERAPA

SENIMAN YANG TERGABUNG CONTOH PAMERAN 1 .

Sanggar Rowo Komplek Mesjid PTPN 2 Tj. Morawa

1. Harisman Wisesa 2. Cecep Priyono 3. Didi Prihadi 4. Marwan

5. Bambang Priyogo 6. Eko Darma Bakti 7. Eko B. Harianto 8. M. Dian Hasibuan

Painting for Investment (Deli Plaza, 27 – 31 Agustus 2008)

2 .

Simpasri Jl. Sudirman 1. Rein Asmara 2. Oncot 3. Wan Saad 4. Rasinta Tarigan 5. Yos Afrizal 6. Bambad

• Pasar Seni Lukis (Setiap Bulan Ramadhan)

• Pameran Rutin (Galeri Simpasri)

• Urban Arts Festival 2008 (Galeri Simpasri, 29 Maret – 28 Juni 2008)

3 .

Taman Sri Binjai Jl. Danau Tempe Km 18 No. 109 A Binjai

1. Yosrizal 2. Basri, DS 3. Andreas Manik 4. Muryadi 5. Sunoto HS 6. Moesa Ginting 7. Sulastri Zahari

• Keragaman dalam Ekspresi (Dewan Kesenian Binjai, 21 – 26 Mei 2007)

• Kami Bicara Lewat Garis dan Warna (Dewan Kesenian Binjai, 12 – 17 Mei 2008)

22 Agustus 2009) 4 . Mahasiswa Seni Rupa UNIMED

Kampus UNIMED 1. Syahrudin Hrp. 2. Heru Maryono 3. Tetty Mirwa

Urban Arts Festival 2008 (Kampus UNIMED, 29 Maret – 28 Juni 2008)

5 .

TO2 Art Gallery Grand Palladium Mall Bagasaringin Art and

PhotographyExhibi tion (Atrium Grand Palladium Mall, 8 Januari 2009) 6

.

Rumah Seni Payung Teduh

1. Jhonson Pasaribu 2. Togu Sinambela 3. Arifin 4. Topan 7 . Rumah Seni Habitat LakLak 8 . Rumah Seni Rajawali 9 . Tondy Gallery

Galeri-galeri tersebut memamerkan karya-karya seni lukis. Merka juga mengadakan pameran ditempat lain seperti misalnya mall dan tempat berbelanja lainnya. Hal ini mengurangi nilai dari seni lukis itu sendiri. Hasil karya tersebut hendaknya dipamerkan di tempat yang mempunyai fasilitas dan memenuhi standart untuk menyeleggarakan pameran. Galeri yang ada sekarang juga belum memenuhi kebutuhan. Disamping jumlah pelaku seniman yang bertambah seirng waktu juga produk yang dihasilkan oleh seniman itu sendiri membutuhkan suatu wadah baru yang dapat memenuhi itu semua.

I.2 Maksud dan Tujuan Proyek .

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek Medan Art Gallery ini adalah:

Sebagai tempat pergelaran atau pameran seni lukis berskala nasional di Medan.

Sarana untuk mensosialisasikan seni lukis kepada masyarakat.

Memberikan wadah bagi seniman lukis di kota Medan khususnya untuk memamerkan karyanya.

 

Menjadi tempat untuk memamerkan dan memasarkan produk-produk para seniman seni rupa.

Menigkatkan penghasilan para seniman melalui pemasaran produk mereka.

Memberikan alternatif tempat rekreasi edukasi non-formal pada masyarakat Medan.

I.3 Perumusan Masalah dan Batasan Proyek .

Pada kasus proyek ini memiliki batasan dalam fungsi bangunan yaitu sebagai tempat memamerkan an memajang asil karya seniman Sumatera Utara dan Medan khususnya. Wadah ini juga brfungsi sebagai tempat bagi masyarakat untuk mengenal dan menikmati hasil karya lukis seniman.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi pada kasus ini diantaranya:

• Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek.

• Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur.

• Pemilihan lokasi proyek agar sesuai dengan peruntukan fungsi bangunan berdasarkan literatur dan tata ruang pada kawasan lokasi.

Lingkup batasan proyek yang menjadi batasan perancangan dalam proyek ini adalah :

• Menyangkut masalah pemilihan lokasi site , dan peraturan pemerintah yang berlaku disekitar site.

• Fokus perancangan dikaitkan dengan aspek fisik dan non fisik perancangan yang menyangkut pemakai, pemgunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam dan luar. Perancangan tapak, massa bangunan, serta potensi pada lokasi.

• Secara umum akan memadukan perancangan bangunan edukatif dan rekreatif .

I.4. Pendekatan. 

• Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan kelayakannya.

• Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalah dan fungsi bangunan yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak lainnya, dan sumber-sumber yang dianggap penting.

• Survey lapangan dalam pemilihan lokasi dengan menganalisa potensi-potensi yang ada pada lingkungan sekitar.

• Mendapatkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek, baik dengan instansi pemerintah maupun swasta.

I.5. Asumsi Asumsi.

Proyek pada judul ini bersifat fiktif, maka asumsi-asumsi yang diperlukan untuk mendukung proses perencanaan dan proses perancangan antara lain:

• Kepemilikan bangunan disumsikan sebagai milik pemerintah daerah yang diperuntukan sebagai lembaga pendidikan, dan hiburan yang berada dibawah naungan departemen kebudayaan.

• Kegiatan seni lukis semakin meningkat dengan kerjasama antara pemerintah dan instansi pendidikan seperti universitas maupun sekolah

• Lokasi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan memenuhi persyaratan fungsi bangunan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan.

• Kesadaran masyarakat terhadap seni lukis Indonesia semakin meningkat.

• Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sejarah seni lukis Indonesia semakin meningkat

I.6 Kerangka Berpikir

Medan Art Gallery

Tema:

Ekspresionisme LATAR BELAKANG

• Kebutuhan art gallery.

• Meningkatkan pemahaman dan peningkatan pengetahuan

KONSEP & DESAIN SKEMATIK

DESAIN AKHIR TUJUAN DAN MANFAAT

1. Menyediakan sarana yang mampu mewadahi seniman-seniman Medan.

2. Menyediakan fasilitas yang mampu berperan sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan pelajar dan mahasiswa.

3. Sebagai wadah hiburan edukatif bagai para pelajar/mahasiswa maupun masyarakat umum.

4. Meningkatkan minat masyarakat terhadap seni lukis.

PERMASALAHAN • Memadukan fungsi-fungsi yang berbeda.

• Merencanakan sistem sirkulasi.

• Menerapkan konsep arsitektur ekspresionis.

PENGUMPULAN DATA • Survey lokasi

• Studi literatur

ANALISA • Fisik:

-Lokasi tapak dan lingkungan -Potensi tapak

-Sirkulasi manusia & kendaraan -Utilitas

• Non Fisik:

I.7. Sistematika Laporan.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah dan batasan , pendekatan, asumsi-asumsi , kerangka berpikir , dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang deskripsi proyek, tinjauan lokasi proyek, serta studi banding proyek sejenis, tinjauan Umum, pengertian secara umum, secara khusus, serta faktor pendukung proyek secara umum.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis.

BAB IV ANALISIS

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, serta penzoningan baik luar maupun dalam.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja.

DAFTAR PUSTAKA 

BAB II DESKRIPSI PROYEK

2.1 Deskripsi Umum Proyek

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah: 1. Judul Proyek : Medan Art Gallery

2. Tema Proyek : Arsitektur Ekspresionisme 3. Lokasi Proyek : Jln. Perintis Kemerdekaan 4. Luas Site : ± 2,1 Ha

5. Status Proyek : Fiktif 6. Pemilik Proyek : Swasta

2.1.1 Terminologi Judul

Judul Proyek: Medan Art Gallery

a. Pengertian Medan

Medan merupakan nama sebuah kota.

b. Pengertian Art atau Seni

• Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”.

• Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan.

• Seni dapat juga diartikan sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa orang dan dilahirkan dengan perantaraan alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap indera pendengaran, pandang, atau dilahirkan dengan perantaraan gerak.

• Seni adalah hasil dari proses keahlian, imajinasi dan temuan manusia. Sumber :"http://id.Definition of art - Hutchinson encyclopedia article about 

Teori-teori tentang seni menurut beberapa pakar antara lain:

1. Seni sama halnya dengan mimesi (imitasi), perwakilan penampilan, dan memberikan kesenangan melalui ketelitian dan keahlian dengan mana ini mewakili dunia nyata. Aristotle (c. 384 BC)

2. Seni digambarkan sebagai keindahan yang timbul diinspirasi oleh (dewa, Tuhan, atau dorongan dari dalam diri, dari imajinasi) bersamaa dengan itu diwujudkan sesuai dengan keadaan perasaan dalam diri, kebeneran yang sesunguhnya, dan masa yang dijalani. Plato (c. 427 BC)

Sumber :

3. Seni adalah pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang membahagiakan jiwa spritual manusia. Brade(1956)

"http://id.Definition of art - Hutchinson encyclopedia article about

Definition of art.htm

4. Seni adalah kegiatan untuk menciptakan sesuatu yang dapat dipahami oleh perasaan manusia bentuknya berupa lukisan, patung, arsitektur, musik, drama, tari, film dll. Langer (1964)

5. Seni adalah kemahiran dalam menciptakan aneka bentuk untuk menggembirakan orang lain Read (1968)

6. Seni adalah eksprsi sebuah pengalaman nyata yang memiliki nilai yang berdiri sendiri yang dapat ditangkap oleh panca indera. Parker (1964) Sumber :

c. Pengertian Gallery atau galeri

"http://id.Yahoo! Answers - Sebutkan pengertian seni menurut para ahli

seni dan juga pengertian keindahan.htm

Gallery dalam bahasa Inggris yang berarti tempat untuk memajang atau memamerkan sebuah karya seni.

2.2 Tinjauan Umum

Tinjauan umum membahas tentang Medan Art Gallery secara keseluruhan dan secara umum.

2.2.1 Tinjauan Terhadap Kesenian

2.2.1.1 Tinjauan Terhadap Kesenian

Kesenian adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang diungkapkan secara sadar dan diwujudkan dalam bentuk nada, kata dan warna medium (media/alat) sehingga dapat menggugah rasa seseorang untuk melihat ataupun mendengar.

Kesenian adalah segala sesuatu mengenai seni yang merupakan ekspresi hasrat manusia akan rasa keindahan dan dilahirkan melalui perantara alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pengelihatan atau dilahirkan melalui perantara gerak.

2.2.1.2 Tinjauan Terhadap Gallery

Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolekto-kolektor-kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni.

Sedangkan fungsi galeri adalah sebagai wadah komunikasi antara konsumen dengan produsen. Pihak produsen yang dimaksud adalah para seniman sedangkan konsumen adalah kolektor dan masyarakat. Fungsi galeri adah sbb:

• Sebagai wadah promosi barang-barang seni.

• Sebagai wadah pembinaan dan pengarahan bagi para seniman dalam mengembangkan dan memasarkan hasil karyanya.

• Sebagai sarana komunikasi antara pengelola dan pengunjung dalam suasana yang rekreatif.

Galeri suatu fasilitas berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual art atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik. Berdasarkan studi banding hal tersebut dapat dicapai melalui perbedaan luasan ruang.

Faktor-faktor dalam mengkomunikasi karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan manusia harus memperhatikan:

Gambar 2.1. suasana galeri 

a. Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.

Tinggi rata-rata Pandangan mata

Pria 165 cm 160 cm

Wanita 155 cm 150 cm

Anak-anak 115 cm 100 cm

Kemampuan gerak anatomi leher pengujung manusia, yaitu sekitar 30º ke atas dan 40º ke bawah/ke samping sehingga dalam mengapresiasikan suatu karya selalu dalam posisi badan/leher yang nyaman.

Gambar 2.2. Jarak pandang mata terhadap ukisan Sumber : olah data primer

Tabel 2.1. tinggi rata-rata manusia

b. Pencahayaan yang dapat membangkitka emosi pengunjung dan meningkatkan kualitas presentasi suatu karya visual arts yang diterima oleh pengunjung.

Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environtment

control (kontrol terhadap lingkungan galeri) yaitu dengan kunci-kunci komponen

environment control sebagai berikut.

a. Climate Control

Adalah meliputi pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan kontrol terhadap temperatur dan kelembapan ruang, kualitas udara dan vibrasi ruang. Implementasi climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terhadap karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan

b. Temperature And Relative Humidity

Fluktuasi dalam temperatur dan kelembapan dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembapan. Perubahan kelembapan ruang/lingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi ligkungan sangat kering, sedangkan dalam

kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan menjamur.

Standart temperatur dan kelembapan pada daerah tropis adalah sebagai berikut:

Temperatur 21ºC ± 1ºC, kelembapan 55% ± 5%

c. Air Filtration

Udara yang tidak terfilter mengandung polusi, berupa gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adalah ketidaknyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara kotor ini dapat dikontrol melalui suatu sistem ducting dan standart efisiensi penyaringan tersebut 80 % sampai 98%.

d. Light

Pencahayaan adalah faktor paling penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam memapresiasikan karya-karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana/atmosfir ruang. Dengan kata lai melalui pencahayaan dapat mengakibatkan emosi pengunjung.

Cahaya buatan maupun alami dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut.

• Karya dengan bahan kertas : 50 lux

• Karya lukisan di atas kanvas 150-200 lux

• Metal, keramik, glass dan batu : 300 lux

Tingkat intensitas cahaya diatas adalah berdasarkan survei galeri-galeri seni profesional di australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah dengan penggunaan cahaya alami dari atas (lighting from above) dan penggunaan cahaya alamidari samping (lateral

lighting).

Dalam memamerkan karya-karya visual arts di Art Studio “Forum For usic, 

a) Pameran Khusus

Pameran khusus adalah pameran yang penyelenggaranya dibiyai sepenuhnya oleh pengelola. Tema pameran dipilih berdasarkan pertimbangan dewan kurator. Koleksi yang dipamerkan adalah koleksi milik pengelola atau koleksi milik seniman atau kurator. Dalam satu tahun diprogramkan 2-3 kali pameran khusus.

Pameran khusus ini akan ditempatkan pada galeri tetap.

b) Pameran Kerjasama

Pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara pengelola dengan pihak lain seperti lembaga/organisasi. Pihak lain menyewa ruang pamer kontemporer yang tersedia di Art Studio “Forum For Music, Dance

And Visual Art” sebagai sarana komesil.Biaya penyelengaraan ditanggung

bersama pihak Penyelenggara .Penyewaan gedung dilakukan dengan cara pemohon mengajukan proposal kepada pengelola dan selanjutnya akan diberikan pertimbangan oleh dewan kurator. Posisi pihak pengelola hanya membantu menyediakan fasilitas pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan keamanan. Dalam sutu tahun dapat dilaksanakan sekitar 15 kali pameran berlangsung antara 1 minggu sampai 3 minggu. Pameran ini akan dilaksanakan pada ruang pameran temporer. Alasannya ruang pamer ini dipisahkan adalah agar tidak mengganggu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa yang belajar yang merupakan kegiatan utama digedung ini. Hal ini juga membedakan antara ruang komersil dan bukan ruang komersil.

Semua pameran yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu disetujui oleh kurator.

Adapun tugas kuratorial adalah untuk:

Mengamati dan meneliti perkembangan visual art Indonesia dan dunia

• Memberikan pertimbangan dan menentukan arah, jenis dan kualitas pameran.

• Menentukan arah pengkajian, pendidikan pemahaman dan penyebaran apresiasi visual art.

Dengan tim pengelola harian galeri bertugas melaksanakan pengelolaan program dan kegiatan serta administrasi berupa:

• Pameran-pameran yang telah disetujui kurator.

• Inventarisasi dan dokumentasi karya-karya visual arts.

Perawatan kegiatan koleksi visual art berupa konservasi dan restorasi

• Kegiatan-kegiatan pengkajian, pendidikan dan pengembangan apresiasi.

• Perawatan gedung dan lingkungan

• Koordinasi keamanan

Dalam rangka memelihara dan merawat koleksi maka kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Penyimpanan

Koleksi disimpan di dalam sebuah fasilitas ruang penyimpanan disesuaikan semaksimal mungkin mengikuti persyaratan penyimpanan karya seni, anatara lain : AC, panel geser dan panel kayu, dan untuk pengamanan dibantu dengan alarm sistem.

b) Pendokumentasian

Disamping dicatat dan difoto, koleksi-koleksi tersebut juga didokumentasikan dalam bentuk katalog.

c) Konservasi dan Restorasi

Gambar.2.5. peta Indonesia Sumber: Google earth diakses pada 10 februari 2009

koleksi tersebut sudah tergolong tua maka diperlukan konservasi yang profesional oleh tenaga ahli konservator.

2.3 Pemilihan Lokasi

2 .3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Tinjauan Pemilihan Kota Medan

Pemilihan lokasi kota Medan untuk “Medan Art Gallery”:

• Medan merupakan kota menuju metropolitan, kota terbesar ke-3 di Indonesia, dan ibukota Propinsi Sumatera Utara, sehingga menjadikannya pusat kegiatan di Sumatera Utara.

• Adanya fasilitas bandara taraf internasional sehingga menyebabkan seiringnys dikunjungi wisatawan mancanegara.

• Adanya transportasi darat yang baik menuju kota Medan.

• Tingkat ekonomi dan sosial budaya yang cukup tinggi.

Kondisi Lingkungan 

Gambar.2.7. peta lokasi Medan

Sumber: Google earth diakses pada 10 februari 2009

Gambar 2.6. peta Sumatera Sumber: Google earth diakses pada 10 februari 2009

Kriteria-kriteria pemilihan lokasi ditetapkan dari hal-hal berikut ini

Tabel 2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi

No KKriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota Kawasan Medan Johor merupakan kawasan yang termasuk dalam WPP D yang diperuntukkan sebagai CBD, Pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan.

 ( sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 )

angkutan umum maupun pribadi ( karena itu harus berada pada jalan besar atau jalan arteri Kota ).

( sumber : NAD dan TSS )

3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi perkantoran pemerintahan, perumahan dan pendidikan.

( Sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 )

4. Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi.

Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersil dan pendidikan akan dikembangkan di WPP D. KDB bangunan 60 %

KLB bangunan 3-4 lantai

( Sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 )

2.3.2. Pemilihan lokasi

Untuk mencapai target yang diharapkan, maka acuan yang hendaknya dipakai dalam menentukan lokasi site adalah WPP yang terdapat dalam RUTRK pemerintah kota Medan. Berikut merupakan tabel Wilayah Pengembangan Pembangunan beserta peruntukan wilayahnya.

Tabel 2.3. Wilayah Pengembangan Pembangunan

Wilayah

Pembangunan

Cakupan Wilayah Adm

Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Kegiatan Utama

WPP A Kec. Medan Belawan,

WPP B Kec. Medan Deli Pusat Pengembangan : Tanjung Mulia Perumahan, Perdagangan, Perkebunan WPP C Kec. Medan timur, Medan

Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas Pusat Pengembangan : Aksara Perumahan, Industri, Terminal barang/pergudangan, Berorientasi ke konsumen

WPP D Kec. Medan Baru, Medan Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor

Pusat

Pengembangan : di Inti Kota

Pusat bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan, Perumahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Pusat Komersil

WPP E Kec. Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang Pusat Pengembangan : Sei Sikambing Perumahan, Perkantoran, Komersil Konservasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota

Berdasarkan kriteria yang mengacu pada RUTRK Kota Medan maka lokasi proyek “Medan Art Gallery” ini berada di wilayah WPP D yang peruntukan wilayahnya adalah sebagai pusat bisnis (CBD), pusa pemerintahan, perumahan, hutan kota, pusat pendidikan dan pusat komersil.

2.3.3. Analisa dan Penetapan Lokasi Proyek

2.3.3.1. Analisa dan Penetapan Lokasi Proyek

Pemilihan lokasi site didasarkan atas beberapa kriteria, seperti:

1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK) 2005. Lokasi site harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana peruntukan lahan.

2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis , lingkungan dengan imej yang bagus dan berbudaya dan sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.

3. Aksesibilitas lokasi tapak yang mudah dicapai, dan adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site.

Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi bagi ”Medan Art Gallery”:

”Medan Art Gallery” direncanakan sebagai fasilitas pelatihan yang lengkap dan bermutu yang mampu mengadakan pagelaran taraf nasional maupun internasional, sehingga ditempatkan di pusat kota.

 Seni musik, tari, lukis dan fotografi merupakan bagian dari seni yang diminati oleh semua kalangan usia terutama remaja, sehingga diutamakan terletak dengan fasilitas sekolah, pemukiman dan juga perkantoran.

 Pertimbangan lokasi yang memiliki lahan yang cukup luas yang dapat menampung seluruh kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.

”Medan Art Gallery” diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat akan seni sehingga diusahakan lokasi terletak di pusat kota.

 Mampu mewadahi kegiatan secara optimal, baik masa kini maupun masa datang.

 Muda h dicapai :

- tersedia sarana angkutan umum - merupakan jalan utama kota

 Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara.

 Kondisi lingkungan sehat dan segar.

 Tersedia sarana air bersih.

 Tersedianya jaringan lstrik.

 Terjangkau jaringan telepon.

 Berada di zona pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang mudah bagi kalangan pelajar untuk dapat mengakses fasilitas dan informasi.

 Area lokasi dapat memberikan ruang gerak yang leluasa.

 Lokasi tapak tidak rawan bencana, bebas banjir dan sebagainya.

 Tidak menyalahi peraturan pemerintah yang berlaku

Dari pemetaan beberapa sanggar seni yang telah dilakukan, maka di tetapkan beberapa alternatif lokasi perencanaan Art Studio ”Medan Art Gallery” yang berada jauh dari titik-titik letak sanggar yang ada pada saat ini. Seni merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh semua kalangan terutama remaja. Oleh sebab itu, tari direncanakan dekat dengan fasilitas pemukiman, fasilitas pendidikan, serta perkantoran. Sehingga mudah di jangkau dari mana saja. Serta harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, seperti ketentuan RUTRK kota Medan.

Gbr. 2.8. Titik Sebaran Sanggar-sanggar Besar di Kota Medan 

WPP D Pusat Bisnis(CBD), pusat WPP E Perumahan, perkantoran, konservasi, WPP A Merupakan Kawasan Pelabuhan, WPP B Merupakan kawasan

k t d

WPP C Merupakan kawasan

ki d

PETA WILAYAH PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN

Gambar 2.9. Peta pengembangan pembangunan kota Medan

Alternatif 1 berada pada daerah WPP C Kecamatan Alternatif 2 berada pada daerah WPP C Kecamatan Alternatif 3 berada pada daerah WPP D Kecamatan

A. Alternatif tersebut antara lain:

Alternatif Lokasi Proyek

Luas lahan : ± 2.1 Ha

Alternatif 1

Lokasi : Persimpangan jalan

• Perintis Kemerdekaan

• Sutomo Ujung (Depan Universitas Nomensen)

Kecamatan : Medan Timur Jl. Perintis Jl. Sutomo

[image:39.595.93.517.93.756.2]

•Luas lahan : ± 1.72 Ha

Alternatif II

Lokasi : Persimpangan jalan

• Perintis Kemerdekaan

• Gaharu

(Samping Universitas Nomensen) Kecamatan : Medan Timur

•Luas lahan : ± 3,00 Ha

Alternatif III

Lokasi : Persimpangan jalan

• Pangkalan Masyhur

• Karya Budi

(Samping asrama haji Medan) Kecamatan : Medan Johor

Penilaian Pemilihan Lokasi

Penilaian lokasi proyek dari beberapa alternatif disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2.4. Penilaian Pemilihan Lokasi

Kriteria Lokasi

Alternatif I Alternatif II Alternatif III

Luas lahan (5)

2.15 Ha

(4)

1.72 Ha

(5)

3,00 Ha

Tingkatan Jalan (5)

Jalan Arteri Primer (5)

Jalan Arteri

Primer

(5)

Jalan Arteri Primer

Pencapaian ke (5) (5) (5)

SITE

Jl. Perintis Kemerdekaan Jl. Gaharu

site

Jl. Pangkalan Mansyhur Jl. Karya Budi

[image:40.595.76.500.70.524.2]

SITE

Gambar. 2.11. Alternatif II 

Lokasi Mudah karena dapat

diakses dari segala

penjuru Medan baik

dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

Mudah karena dapat diakses dari

segala penjuru Medan baik

dengan kendaraan pribadi

maupun kendaraan umum

Jangkauan terhadap

Struktur kota

(4)

Berada dekat dengan

pusat kota dengan

tingkat kepadatan

penduduk tinggi dan

merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi (4) Berada dekat dengan pusat kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi (5)

Berada dekat dengan pusat kota

dengan kepadatan penduduk

sedang dan merupakan daerah

pengembangan perdagangan,

komersil dan rekreasi

Fungsi Pendukung sekitar lokasi (4) Perkantoran, hotel, dan sekolah (4) Perkantoran, hotel, dan sekolah (4)

Perumahan, asrama, dan

perkantoran RUTRK (Pengembangan Perdagangan dan Rekreasi) (5) Sesuai (5) Sesuai (5) Sesuai

Fungsi eksisting (4)

Restoran, ruko

(5)

Lahan kosong (5)

Lahan kosong

Kontur Realtif datar Realtif datar Relatif datar

Pengenalan

Entrance

(3)

 Mudah

 Dekat dengan persimpangan 2

jalan

 Berada di depan Universitas

(4)

 Cukupmudah  Dekat dengan

persimpangan

2 jalan

(4)

- Mudah

- Dekat dengan persimpangan 2

jalan

- Berada di sebelah kanan Asrama

Hotel Angkasa

Total Nilai 35 36 38

Perinngkat 3 2 1

Keterangan :

5 : Baik sekali 3 : Cukup 1 : Kurang sekali

4 : Baik 2 : Kurang

2.4.Studi Banding Proyek Sejenis 

2.4.1. Galeri Simprassri

Sumber: Data olah primer

[image:42.595.98.471.300.581.2]

Galeri ini merupakan galeri yang pertama dibangun di kota Medan. Galeri oini mewadahi para seniman kota Medan

2.4.2. Galeri Seni Payung Teduh

2.4.3. TO2 Galeri

Galeri ini dibangun pada tahun 2009. Galeri ini telah menyelenggarakan 6 kali pameran, dan juga pameran rutin.

Merupakan galeri yang sering mengadakan pameran seni.Galeri ini mempunyai banyak karya seni yang di pamerkan setiap harinya.

[image:43.595.84.490.106.385.2]

Gambar. 2.13. Galeri Seni Payung Teduh 

2.4.4. GALERI NASIONAL INDONESIA

Galeri Nasional Indonesia merupakan lembaga kebudayaan yang gagasannya sudah direncanakan sejak lama, diawali dengan pendirian Wisma

Seni Nasional yang berkembang pula sebagai gagasan Pusat Pengembangan

Kebudayaan.

Gagasan ini untuk sebagian diwujudkan dengan pembangunan Gedung

Pameran Seni Rupa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (23 Februari

1987) sebagai sarana kegiatan seni rupa. Akhirnya setelah diperjuangkan secara

intensif sejak tahun 1995, pendirian Galeri Nasional Indonesia terealisasi pada

tanggal 8 Mei 1998 di Jakarta dan setahun kemudian diresmikan secara formal

fungsionalisasinya.

Lembaga kebudayaan ini bertugas melaksanakan pengumpulan, pendokumentasian, pendaftaran, penelitian, pemeliharaan, perawatan, pengamanan, penyajian, penyebaran informansi, dan bimbingan edukatif tentang karya seni rupa.

Visi Galeri Nasional Indonesia

Menjadi pusat kegiatan pelestarian, pengembangan dan penyajian karya seni rupa yang berorientasi kedepan, dinamis, kreatif, inovatif, dan demokratis sebagai wahana mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudaya dan memiliki jati diri ditengah-tengah pergaulan antar bangsa dan tantangan global.

Misi Galeri Nasional Indonesia

• Menghimpun, melestarikan, dan mengembangkan karya seni rupa dalam lingkup nasional maupun internasional.

• Mengkaji dan menyebarluaskan data dan informasi tentang koleksi Galeri Nasional Indonesia.

• Memberdayakan kreatifitas dan apresiasi seni rupa melalui program pameran, pendidikan, penelitian, penukaran, workshop, kompetisi dan komitmen.

• Memberikan bimbingan (guiding) dan pembelajaran seni melalui publik program yang bersifat edukatif-kultural dan rekreatif.

Fasilitas Galeri Nasional

Galeri Nasional Indonesia memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai lembaga yang mengkoleksi karya seni rupa, pameran dan seminar maupun pelatihan seni rupa dalam kapasitasnya sebagai institusi resmi pemerintah Indonesia terhadap pelestarian nilai-nilai budaya, khususnya karya seni rupa.

Ruang Pameran

Galeri Nasional Indonesia memiliki empat (4) gedung pameran, yakni: 1.GedungA

2.GedungB 3.GedungC 4.GedungD

Hingga saat ini luas tanah Galeri Nasional Indonesia adalah 28.620 m.

Ruang Seminar

Galeri Nasional Indonesia memiliki fasilitas ruang seminar (serba guna) untuk mendukung kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni rupa. Ruang seminar ini dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC), agar suasana seminar atau diskusi terasa nyaman.

Gambar. 2.15. Galeri Nasional Indonesia 

Ruang Restorasi

Pekerjaan konservasi-restorasi dilakukan pada Laboratarium Konservasi dengan fasilitas penerangan lampu polikhromatis dan ultra-violet. Bersikulasi udara, ber- AC, dan dialiri air distilasi. Laboratarium ini juga dilengkapi tabung-tabung gelas yang berfungsi sebagai wadah atau alat ukur/ analisa, alat-alat ukur elektronik dan komputer pendukung untuk analisa dan simulasi pekerjaan teknis mekanis. Alat mikrokopis, alat kontrol klimotologi, ruang fumigasi serta alat pendingin untuk membasmi jamur atau serangga juga melengkapi laboratorium ini. Para tenaga terlatih kami siap melayani anda secara profesional.

Ruang Penyimpanan Karya

Karya-karya seni rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia sebagian besar di tempatkan di ruang penyimpanan (storage) yang sudah memenuhi persyaratan peyimpanan karya seni rupa karena ruang penyimpanan tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas mesin penyejuk ruangan, alat pengatur suhu udara, lemari kayu, panel geser, panel kawat dan panel kayu, serta dilengkapi juga dengan alarm system sebagai sarana pengamanannya.

[image:46.595.106.259.592.706.2]

Gambar. 2.17. Ruang restorasi 

Jenis-jenis Pameran

1. Pameran Tetap (Permanent Exhibition) 2. Pameran Temporer (Temporary Exhibition) 3. Pameran Keliling (Traveling Exhibition)

Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia umumnya menampilkan karya seni rupa modern dan kontemporer (lukisan, patung, grafis, kriya, desain, photografi, arsitektur, dll) dari Indonesia dan mancanegara. Pelaksanaan pameran meliputi:

PAMERAN TETAP

[image:47.595.156.456.214.427.2]

1. Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia.

2. Waktu penyelenggaraan Pameran Tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun

PAMERAN TEMPORER

1. Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.

2. Waktu penyelenggaraan Pameran Temporer berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.

[image:48.595.154.459.442.682.2]

Gambar. 2.20 Ruang pameran tetap 

PAMERAN KELILING

1. Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia maupun karya di luar koleksi Galeri Nasional Indonesia ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh Galeri

2. Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.

Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari.

Pola Pameran Temporer meliput i :

1. PAMERAN TUNGGAL / PAMERAN BERSAMA

1) Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan.

2) Peminjaman gedung dilakukan dengan cara mengajukan permohonan disertai porposal kepada Galeri Nasional Indonesia, selanjutnya permohonan tersebut akan dipertimbangkan oleh Tim Kurator. Fasilitas pokok yang disediakan gedung pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan fasilitas keamanan.

3) Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Selama satu tahun pameran yang diselenggarakan di gedung ini dapat mencapai 15 pameran.

[image:49.595.240.391.540.635.2]

 

2. PAMERAN KERJA SAMA

1. Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara Galeri Nasional Indonesia, dengan pihak lain. Pihak lain tersebut dapat merupakan lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan Pusat-Pusat Kebudayaan negara sahabat.

2. Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran Kerja sama ini dapat dilaksanakan selama 10 kali dalam 1 tahun, tiap-tiap pameran dapat dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan.

3. PAMERAN KHUSUS

1) Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung oleh Galeri Nasional Indonesia. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi Galeri Nasional Indonesia atau milik seniman atau kolektor lainnya.

2) Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun. Gambar. 2.23. 

2.4.5. TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA

Taman Budaya Sumatera Utara atau lebih dikenal dengan sebutan singkat TBSU, secara institusional merupakan instansi pemerintah yang bidang tugasnya berkenaan dengan pembangunan nasional Indonesia dibidang kebudayaan pada tingkat propinsi.

[image:51.595.89.513.271.551.2]

Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara berada di areal seluas 8.216 meter per segi di kawasan yang sangat strategis, yakni di jalan Perintis Kemerdekaan No.33 Medan, tidak jauh dari persimpangan jalan Sutomo, letaknya bersebelahan dengan SMKN 11 yang merupakan satu-satunya sekolah menengah kejuruan musik di Medan dan hanya sekitar 75 meter dari kampus IAIN Medan-Sumut dan Universitas HKBP Nommensen Medan. Selain itu Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara memiliki areal parkir yang cukup luas, posisinya berhadapan dengan hotel berbintang Grand Angkasa. juga tidak terlalu jauh dari

plaza yang ada di kawasan kota Medan. sarana transportasi ke Taman Budaya Sumatera Utara pun tidak sulit, karena jalan raya di depannya merupakan lintasan penumpang umum angkutan kota dari berbagai jurusan.

1. PERAN DAN FUNGSI UPT TAMAN BUDAYA DALAM PEMBERDAYAAN SENI BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI SUMATERA UTARA

[image:52.595.91.512.147.428.2]

Wilayah Sumatera Utara merupakan sebuah potensi yang sangat luar biasa dari sisi keragaman kultural. Setiap kelompok masyarakat dan etnis memiliki keunikan dan identitas budayanya tersendiri yang secara komunal mencerminkan konsep hidup dan tatanan nilai dalam kehidupan sosial dan budaya mereka. Kekayaan kultural ini lebih menarik lagi ditunjang oleh faktor kesuburan dan keindahan geografis yang secara tidak langsung turut berperan membentuk karekter masayarakat dan pola-pola tatanan adat dan tradisi sebagai sebuah pluralitas, baik dari sisi heterogenitas masyarakat maupun pengkayaan unsur-unsur kebudayaannya.

Gambar. 2.25. 

Khusus di bidang kesenian, pluralitas masyarakat tersebut memberikan ruang gerak bagi tumbuh dan berkembangnya aktivitas dan kreativitas seni dari berbagai etnis yang ada, seperti Melayu, Nias, Toba, Karo, Simalungun, Pakpak Dairi, Mandailing, Pesisir, bahkan keanekaragaman itu masih diperkaya oleh ekspresi-ekspresi komunal dari berbagai etnis “pendatang” seperti Jawa, Bali, Sunda, Aceh, Minang, Cina, India dan lain-lain.

Sejauh mana keterlibatan potensi-potensi tersebut bagi upaya-upaya pengembangan kepariwisataan di Sumatera Utara dan Sejauhmana peran dan fungsi UPT Taman Budaya pada khususnya berkaitan dengan upaya tersebut. Sudah barang tentu mengupas pertanyaan tersebut bukanlah hal sederhana, diperlukan pengkajian secara detail dan mendalam terahap kompleksitas berbagai aspek permasalahan yang melekat pada hal-hal yang dibutuhkan bagi pengembangan kepariwisataan. Di samping itu faktor lain yang tidak dapat dipungkiri adalah kemampuan dan sensitifitas menghadapi arus perubahan yang begitu cepat ketika memasuki era hidup global dengan ketergantungan tinggi terhadap hi-tek. Kecenderungan-kecenderungan yang menunjukkan indikasi bahwa secara perlahan tapi pasti masyarakat kita akan menuju pada masyarakat industri, mengajak kita untuk berpikir bahwa memandang ke masa depan menjdi prioritas karena mau tidak mau dunia seni kita akan terimbas. Belum lagi penjajagan pemahaman kita terhadap kedudukan seni dalam sebuah industri, mengingat mesti ada pemilahan yang jelas antara kedudukan seni dalam konteks murni sebagai industri atau kedudukan seni dalan kaitannya dengan industri pariwisata, karena keduanya adalah hal yang tidak sama.

daerah yang sedang berupaya mengembangkan kepariwisataan. Oleh karena itu alangkah baiknya bila sejak dini mulai mencoba mempersiapkan diri dengan memikirkan berbagai perencanaan untuk menggali, meneliti dan mencari berbagai kemungkinan untuk mewujudkan pemberdayaan seni tersebut baik dalam bentuk industri maupun peningkatan profesi.

Berpijak dari permasalahan di atas, UPT Taman Budaya yang didukung oleh para tenaga ahli di bidang seni dalam kapasitasnya sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, selain berperan utama sebagai fasilitator dan dinamisator yang mengemban upaya-upaya pembinaan dan pelestarian seni tradisi, diharapkan mampu mengembangkan program-program kegiatannya dalam meningkatkan terwujudnya produk-produk seni sebagai aset industri pariwisata.

Secara konkrit UPT Taman Budaya Sumatera Utara dalam program-program kegiatannya telah melaksanakan upaya-upaya pembinaan seni dengan melalui kegiatan-kegiatan pergelaran dan pameran baik dalam skala lokal, regional, nasional maupun internasional serta kegiatan-kegiatan lain semacamnya. Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu seni baik yang bersifat teknis seperti pelatihan, workshop, loka karya selalu dilaksanakan dalam setiap program rutin setiap tahunnya. Demikian pula dengan program-program kegiatan yang bersifat non teknis seperti ceramah, diskusi, sarasehan, penataran dan kegiatan semacamnya dilaksanankan guna meningkatkan apresiasi dan memperluas wacana berkesenian bagi masyarakat.

Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara yang menempati areal kecil (seluas 8.216 meter persegi) di Jl. Perintis Kemerdekaan 33 Medan, memang menyediakan ruang yang cukup bagi proses kreatif yang dilakukan, namun berbagai fasilitas pendukung seperti lighting, sound, media dokumentasi dan lain-lain untuk penyelenggaraan pertunjukan dan pameran memang dirasa jauh memadai untuk menampilkan produk-produk seni yang ada secara maksimal.

meningkatkan peran dan fungsi UPT Taman Budaya sebagai salah satu laboratorium seni bagi produk-produk seni wisata kiranya akan dapat mendukung terwujudnya visi Kementrian Negara Kebudayaan dan Pariwisata yang berupaya pada kondisi bahwa perkembangan seni budaya dan pariwisata akan dapat tumbuh dan berkembang bersama, saling mengisi, mendukung dan saling memperoleh manfaat, sehiengga pada saatnya mampu menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi, penghasil devisa, pembangun dan pengembang sumber daya manusia. Oleh karena itu kiranya perlu ditingkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam ikut berperan secara aktif melalui bentuk-bentuk program kegiatan yang telah dirumuskan.

Gedung dan Fasilitas Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU)

Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU), dilengkapi sejumlah bangunan untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan kesenian antara lain :

Pentas terbuka atau Open Stage.

Bangunan pentas terbuka sesuai dengan namanya berada di alam terbuka, terletak pada bagian barat kompleks Taman Budaya Sumatera Utara, tepat di depan Sanggar Teater dengan posisi menghadap jalan Perintis Kemerdekaan. Pentas terbuka merupakan bangunan pentas yang berbentuk setengah lingkaran, yang di depannya terdapat tempat duduk untuk penuntun berupa susun anak tangga yang dibentuk diatas tanah.

Gedung Utama atau Teater Tertutup

Gedung Utama atau Teater Tertutup merupakan Gedung pertunjukan Utama dengan kapasitas 600 orang. Terletak pada jalur tengah areal dan memanjang ke belahan barat. Gedung ini dilengkapi dengan sebuah pentas, perangkat tata lampu dan soundsystem, umumnya menjadi pilihan utama tempat mempergelarkan berbagai cabang seni, seperti teater, tari, musik dan sastra.

Gedung Pameran

 

Gedung Pameran biasanya digunakan untuk menggelar kegiatan seni rupa, termasuk seni pahat, keramik dan kerajinan.Terletak di bagian tengah areal Taman Budaya Sumatera Utara, selain selalu digelar pameran karya-karya para seniman Sumatera Utara juga pernah dipamerkan karya sniman-seniman dari Jakarta.

Selain gedung-gedung diatas, terdapat juga gedung yang lainnya yaitu : Gedung Sanggar Musik

Sanggar Tari

Gedung Sanggar Teater Perpustakaan

[image:56.595.108.474.245.512.2]

Musholla

Bab III ELABORASI TEMA 

3. 1. ALASAN PEMILIHAN TEMA

Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan Pendidikan dan komersial bentuk dan estetika bangunan lebih berperan untuk kemudahan dalam memberi kesan dan daya tarik, disamping tetap memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut.

“Medan Art Gallery” adalah tempat pameran seni. “Art is an expression of

human feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia1

 maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek

.Pengambilan tema Arsitektur Ekspresionisme pada “Medan Art Gallery” ini berdasarkan dari pengertian sebelumnya adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang mengkomunikasikan perasaan dan emosi yang tercipta pada fungsi tersebut sehingga bentukan bangunan dapat merangsang kreativitas pengguna dan bentuk bangunan lebih bervariasi dan memiliki daya tarik yang kuat.

3. 2. TINJAUAN UMUM

3. 2. 1. Pengertian Ekspresionisme

Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. bebrapa pengertian ekspresi :

2

 hasil perpaduan/kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan wana dari bentuk-bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan secara menyeluruh.

 Pernyataan/pengungkapan perasaan3

Beberapa pengertian Ekspresionisme : .

A. Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih, marah, takut, dsb.

1

2

B. Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau dan berlanjut setelah perang dunia kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan sensasi dari bentuk-bentuk abstrak4

C. Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang menekankan pada ekspresi subjektif dari pembuatannya.

.

D. Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cita5

3.2.2. Ekspresionisme Secara Umum

Ekspresionis merupakan gambaran ungkapan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah, gembira, dan sebagianya. Ekspresionis merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat. Analogi ini juga merupakan suatu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan tersebut dapat dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan keinginan.

Ekspresionis memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi dan pertanyaan-pertanyaan secara psikologis daripada memandang dunia sebagai refleksi dari warna. Ekspresionis dapat terlihat pada bangunan-bangunan yang dapat memberi ulasan-ulasan tentang keadaan, tentang lokasi, tentang masalah bagaimana menjaga agar yang berada di luar dan yang berada di dalam dapat berjalam secara seimbang, yang seluruhnya tidak lepas dari ungkapan emosi jiwa yang paling dalam.

3.2.3. Karakteristik Ekspresionisme

Ciri-ciri ekspresionisme berdasarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius Van De Yen adalah sebagai berikut

.

4

John, Fleming, Penguin Dictionary of Architecture and Landscape Architecture

5

A. Irasional

Ini merupakan pembelokan dari filsafat objektif dan konsep-konsep statis mengenai ruang yang lebih mengarah ke subjektifitas.

B. Emosional

Dalam pemikirannya, lebih mengutamakan emosi dari pada nalar. C. Antopomorfik

Proyeksi simbol-simbol organisme kedalam masa arsitektural dimana bangunan dianggap makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk organik dengan garis melengkung dan kurva-kurva.

D. Kristalin

Perwujudan terhadap artistik kristal yang angular dan multi faset. Wujud-wujud angular mereka merupakan pambagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus, kerucut piramida dan sebagainya.

E. Utopian

Ini diakibatkan oleh tendensi pada saat itu yang merupakan keputusasaan akibat perang. Banyak bangunan yang tidak dapat tercipta direalita sehingga para arsitek membangun dalam alam khayal.

F. Monumental

Bagian utama dari komposisi arsitektural biasanya terdiri dari sebuah masa yang sentral, dominan dan menjulang.

3.3. INTERPRETASI TEMA

“Medan Art Gallery”merupakan tempat kita mengapresiasikan diri kita  terhadap seni dan juga sebagai tempat dimana kita mengapresiasikan makna-makna yang terkandung dalam jenis seni tersebut. Seperti yang telah dikatakan diatas ekspresionisme terdapat pada semua aliran seni, tema ekspresionisme diharapkan mampu mengekspresikan setiap nilai yang terkandung pada setiap jenis seni yang dipelajari.

Berdasarkan uraian diatas, Interpretasi tema ini akan diungkapkan dalam ekspresi seniman itu sendiri. Dalam dunia seni itu sendiri expresi dapat diartikan sebagai kreativitas. Kreatif itu sendiri adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu (menuntut kecerdasan dan imajinasi)6

3.4. Studi Banding Tema Sejenis

. Pendekatan tema juga di kaitkan dengan bentuk “Medan Art Gallery” yang identik dengan bentuk kurva-kurva yang menjadi ciri dari tema Ekspresionis dalam arsitektur itu sendiri.

3.4.1. Einstein Tower by Eric Mendelson

Bangunan ini dirangcang oleh

Eric Medelson, sebagai

Arsiteknya. Sang Arsitek mengekspresikan bangunan rancangannya dari raut muka manusia.

Erich Mendelsohn. Yang

menyimpulkan dari penelitiannya

bahwa expressionism dibina

oleh 3 macam arsitek, adalah:

1. Adalah mereka yang memegang prinsip crystalline symbolists yang

mengagungkan simbolik, mengagungkan pengalaman ideal di atas

keadaan yang realistis;

2. Adalah arsitek yang selalu menggunakan analisis ruang

(dikelompokkan dalam arsitek intelektual); dan

3. Adalah kelompok arsitek yang mencari bentuk dari bahan dan

konstruksi (bahwasannya ada teori elastis, bahannya elastis).

6

KBBI edisi ketiga, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2005

3.4.2. Eero Saarinen, Twa Building, New York

3.4.3. Guggenheim Museum Bilbao, Bilbao, Spain By Frank O. Gehry

Sang arsitek mengekspresikan bangunan ini yaitu

burung yang siap terbang, mengekspresikan

 

Gambar 3.3.

Guggenheim Museum, Bilbao.

Sumber : Hasil Data Olah Primer

[image:61.595.121.507.376.639.2]

Eksteriornya mengekspresikan awan yang berombak dan bentukan yang organik.

Gambar 3.2. Twa Building

Sumber : Hasil Data Olah Primer 

BAB IV ANALISA PERANCANGAN 

Di dalam proses merancang bangunan, harus memperhatikan tapak, lingkungan, dan manusia. Analisis yang baik memberikan solusi yang tepat dalam menghasilkan konsep desain awal perancangan arsitektur. Medan Art Gallery adalah sebuah bangunan yang dirancang bagi masyarakat seni dan pelaku seni sebagai pengguna utama yang harus memperhatikan kegiatan dan perilaku dari paengguna galeri tersebut.

4.1 ANALISIS TAPAK DAN LINGKUNGAN

4.1.1 LOKASI TAPAK DAN LINGKUNGAN

Gambar

Gambar. 2.10. Alternatif I
Gambar. 2.11. Alternatif II
Gambar. 2.13. Galeri Simpassri
Gambar. 2.14. Galeri TO2
+7

Referensi

Dokumen terkait